38
1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karna berkat rahmatnyalah kami bisa menyelesaikan tugas ini, untuk pemenuhan penugasan Hematologi dan imunisasi mengenai Idiopathic Trombositopenia Purpura (ITP). Kelompok kami berterima kasih kepada Dosen mata kuliah ini, yang memberikan penjelasan mengenai mata kuliah ini, sehingga kami dapat memenuhi tugas ini tanpa ada suatu masalah. Dan kelompok kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Harapan kami kelompok, semoga makalah Idiopathic Trombositopenia Purpura yang kami susun ini dapat bermanfaat dan juga dapat menambah pengetahuan serta wawasan dari semua orang yang membacanya. Penyusun Kelompok 12

Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karna berkat

rahmatnyalah kami bisa menyelesaikan tugas ini, untuk pemenuhan penugasan

Hematologi dan imunisasi mengenai Idiopathic Trombositopenia Purpura (ITP).

Kelompok kami berterima kasih kepada Dosen mata kuliah ini, yang

memberikan penjelasan mengenai mata kuliah ini, sehingga kami dapat memenuhi

tugas ini tanpa ada suatu masalah. Dan kelompok kami juga berterima kasih kepada

teman-teman yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Harapan kami kelompok, semoga makalah Idiopathic Trombositopenia

Purpura yang kami susun ini dapat bermanfaat dan juga dapat menambah

pengetahuan serta wawasan dari semua orang yang membacanya.

Penyusun

Kelompok 12

Page 2: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang merupakan dari

pembekuan darah pada orang normal jumlah trombosit didalam sirkulasi berkisar

antara 150.00-450.00/ul, rata – rata berumur 7-10 hari kira – kira 1/3 dari jumlah

trombosit didalam sirkulasi darah mengalami penghancuran didalam limpa oleh

karena itu untuk mempertahankan jumlah trombosit supaya tetap normal di

produksi150.000-450000 sel trombosit perhari. Jika jumlah trombosit kurang dari

30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanyagangguan baru

timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari10.000/mL. (Sudoyo, dkk

,2006). Trombositopenia dapat bersifat kongenital atau di dapat, danterjadi akibat

penurunan reproduksi trombosit, seperti pada anemiaaplastik, mielofibrosis,

terapi radiasi atau leukimia, peningkatan penghancuran trombosit, seperti pada

infeksi tertentu ; toksisitas obat, atau koagulasi intravaskuler, diseminasi (DIC);

distribusi abnormal atau sekuestrasi pada limpa ; atau trombositopenia dilusional

setelah hemoragi atau tranfusi sel darah merah. (Sandara, 2003).

Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi anti bodi yangdiinduksi

oleh obat seperti yang ditemukan pada quidinin dan emas. Atauoleh

autoantibodi(anti bodi yang bekerja melawan jaringannya sendiri).Antibodi-antibodi

ini ditemukan pada penyakit seperti lupus eritematosus,leukimia limfositik kronis,

limfoma tertentu, dan purpura trombositopenik idiopatik (ITP). ITP terutama

ditemukan pada perempuan muda, bermanifestasisebagai trombositopenia yang

mengancam jiwa dengan jumlah trombosityang sering kurang dari 10.000/mm3.

antibodi Ig G yang ditemukan pada membran trombosit dan meningkatnya

pembuangan dan penghancuran trombosit oleh sistem makrofag. (Sylvia & Wilson,

2006).

Page 3: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

3

Trombositopenia berat dapat mengakibatkan kmatian akibatkehilangan

darah atau perdarahan dalam organ-organ vital. Insiden untuk ITP adalah 50-100

juta kasus baru setiap tahun. Dengan anak melingkupiseparuh daripada bilangan

tersebut. Kejadian atau insiden immuneTrombositopenia Purpura diperkirakan 5

kasus per 100.000 anak-ana dan2 kasus per 100.000 orang dewasa (Emedicine,

2008).

1.2 Tujuan

Mengetahui cara memberikan dan membuat asuhan keperawatan pada pasien ITP

dengan baik dan benar.

Page 4: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

4

BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

2.1 Definisi

ITP merupakan singkatan dari Idiopatik Trombositopenia Purpura. Idiopatik

artinya penyebabnya tidak diketahui. Trombositopenia artinya berkurangnya jumlah

trombosit dalam darah atau darah tidak mempunyai platelet yang cukup. Purpura

artinya perdarahan kecil yang ada di dalam kulit, membrane mukosa atau

permukaan serosa (Dorland, 1998).

ITP adalah suatu penyakit perdarahan yang didapat sebagai akibat dari

penghancuran trombosit yang berlebihan (Suraatmaja, 2000).

ITP adalah suatu keadaan perdarahan yang disifatkan oleh timbulnya petekia

atau ekimosis di kulit ataupun pada selaput lendir dan adakalanya terjadi pada

berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak

diketahui (FK UI, 1985).

Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang merupakan

bagian dari pembekuan darah. ITP adalah jenis trombositopenia berat yang dapat

mengancam kehidupan dengan jumlah trombosit < 10.000 mm3 yang ditandai

dengan mudahnya timbul memar serta perdarahan subkutaneus yang multiple.

Biasanya penderita menampakkan bercak-bercak kecil berwarnan ungu. Karena

jumlah trombosit sangat rendah, maka pembentukan bekuan tidak memadai dan

konstriksi pembuluh yang terlukan tidak adekuat.

ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie/ekimosis di kulit

maupun selaput lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit

karena sebab yang tidak diketahui. Purpura Trombositopenia Idiopatika adalah

suatu kelainan yang didapat, yang ditandai oleh trombositopenia, purpura, dan

etiologi yang tidak jelas. ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic

Purpura. Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti

darah yang tidak cukup memiliki keping darah (trombosit). Purpura berarti

Page 5: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

5

seseorang memiliki lukamemar yang banyak (berlebihan). Istilah ITP ini juga

merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura. (Family Doctor,

2006).

ITP adalah syndrome yang di dalamnya terdapat ppenurunan jumlah

trombosit yang bersirkulasi dalam keadaan sum-sum normal. ITP adalah suatu

keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis di kulit / selaput lendir dan

berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak

diketahui. (ITP pada anak tersering terjadi pada umur 2 – 8 tahun), lebih sering

terjadi pada wanita. (Kapita selekta kedokteran jilid 2). ITP adalah salah satu

gangguan perdarahan didapat yang paling umum terjadi.(Perawatan Pediatri Edisi

3). ITP adalah syndrome yang di dalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit

yang bersirkulasi dalam keadaan sum-sum normal.

Idiopatik trombositopenia purpura (ITP) merupakan suatu kelainan yang

berupa gangguan autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena

adanya penghancuran trombosit secara dini dalam sistem retikuloendotel akibat

adanya autoantibody terhadap trombosit yang biasanya berasal dari

Immunoglobulin G. Adanya trombositopenia pada ITP ini akan megakibatkan

gangguan pada sistem hemostasis karena trombosit bersama dengan sistem vaskular

faktor koagulasi darah terlibat secara bersamaan dalam mempertahankan hemostasis

normal.

2.2 Anatomi Fisiologi

2.2.1 Sel darah merah (eritrosit).

Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya,

dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah.

Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah

merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan

tubuh.

Page 6: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

6

Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah

berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan

kembali ke paru-paru.

2.2.2 Sel darah putih (leukosit).

Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk

setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja

sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk

menghasilkan antibody.

Neutrofil, juga disebut granulosit karena berisi enzim yang mengandung granul-

granul, jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan

infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan. Ada 2

jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur, belum matang) dan neutrofil

bersegmen (matur, matang).

Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan perlindungan

terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan

limfosit B (membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma).

Monosit mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan

imunologis terhadap berbagai organisme penyebab infeksi.

Eosinofil membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon

alergi.

Basofil juga berperan dalam respon alergi.

2.2.3 Platelet (trombosit).

Merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil

daripada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme

perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul dapa

daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktivan. Setelah

mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal

untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan

menghentikan perdarahan.

Page 7: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

7

Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu

mempermudah pembekuan. Sel darah merah cenderung untuk mengalir dengan

lancar dalam pembuluh darah, tetapi tidak demikian halnya dengan sel darah putih.

Banyak sel darah putih yang menempel pada dinding pembuluh darah atau bahkan

menembus dinding untuk masuk ke jaringan yang lain.

Jika sel darah putih sampai ke daerah yang mengalami infeksi atau masalah

lainnya, mereka melepaskan bahan-bahan yang akan lebih banyak menarik sel darah

putih. Fungsi sel darah putih adalah seperti tentara, menyebar di seluruh tubuh,

tetapi siap untuk dikumpulkan dan melawan berbagai organisme yang masuk ke

dalam tubuh.

Di dalam sumsum tulang, semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang

disebut sel stem. Jika sebuah sel stem membelah, yang pertama kali terbentuk

adalah sel darah merah yang belum matang (imatur), sel darah putih atau sel yang

membentuk trombosit (megakariosit). Kemudian jika sel imatur membelah, akan

menjadi matang dan pada akhirnya menjadi sel darah merah, sel darah putih atau

trombosit. Fungsinya adalah mencegah ke bocoran darah spontan pada pembuluh

darah kecil,membant proses pembekuan darah.

2.3 Etiologi

Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang terjadi

melalui pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit, sehingga sel

trombosit mati.(Imran, 2008). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun,

dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam

kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau

virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan

menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri. (Family Doctor, 2006).

Meskipun pembentukan trombosit sumsum tulang meningkat, persediaan trombosit

Page 8: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

8

yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Pada sebagian besar kasus,

diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem imun tubuh.

Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing

yang masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh

sendiri. Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih belum diketahui.

(ana information center,2008). ITP kemungkinan juga disebabkan oleh

hipersplenisme, infeksi virus, intoksikasi makanan atau obat atau bahan kimia,

pengaruh fisis (radiasi, panas), kekurangan factor pematangan (misalnya

malnutrisi), koagulasi intravascular diseminata (KID), autoimun. Berdasarkan

etiologi, ITP dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan sekunder. Berdasarkan

penyakit dibedakan tipe akut bila kejadiannya kurang atau sama dengan 6 bulan

(umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronik bila lebih dari 6 bulan (umunnya

terjadi pada orang dewasa). (ana information center, 2008) Selain itu, ITP juga

terjadi pada pengidap HIV. Sedangkan obat-obatan seperti heparin, minuman keras,

quinidine, sulfonamides juga boleh menyebabkan Rombositopenia. Biasanya tanda-

tanda penyakit dan faktor-faktor yang berkatan dengan penyakit ini adalah seperti

yang berikut : purpura, pendarahan haid darah yang banyak dan tempo lama,

pendarahan dalam lubang hidung, pendarahan rahang gigi, immunisasi virus yang

terkini, penyakit virus yang terkini dan calar atau lebam.

ITP penyebab pasti belum diketahui (idiopatik) tetapi kemungkinan akibat

dari:

Hipersplenisme,

Infeksi virus,

Intoksikasi makanan/obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil butazon,

diamokkina, sedormid).

Page 9: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

9

2.4 Jenis ITP

2.4.1 Akut.

ü Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.

ü Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi spontan).

ü Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.

2.4.2 Kronik

v Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis.

v Awitan tersembunyi dan berbahaya.

v Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.

v Bentuk ini terutama pada orang dewasa.

2.4.3 Kambuhan

Ø Mula-mula terjadi trombositopenia.

Ø Relaps berulang.

Ø Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.

2.5 Patofisiologi

Diatas telah di singgung bahwa trombosit dapat dihancurkan oleh

pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada

kinidin dan senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibodi yang bekerja melawan

jaringnnya sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup

trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan –gangguan autoimun

yang bergantung pada antibodi manusia, palling sering menyerang unsur-unsur

darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit ITP,

yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit

hospes.

Meskipun terikat pada permuakaan trombosit, antibodi ini tidak

menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi

bebas. Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah

dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membran

Page 10: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

10

untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi utama dari ITP dengan trombosit

kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petechiae. Petechiae ini dapat muncul

karena adanya antibodi IgG yang ditemukan pada membran trombosit yang akan

mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan pembuangan serta

penghancuran trombosit oleh sistem makrofag. Agregaasi trombosit yang terganggu

ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada proses

ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul perdarahan dalam jaringan.

Bukti yang mendukung mekanisme trombositopenia ini disimpulkan

berdasarkan pemeriksaan pada penderita ITP dan orang-orang percobaan yang

menunjukkan kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum

ITP. Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh

ibu dengan ITP, juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena

masuknya antibodi melalui plasenta. ITP dapat juga timbul setelah infeksi,

khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi sering timbul tanpa peristiwa

pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau beberapa minggu.

Page 11: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

11

Idiopatic, infeksi virus, hipersplenisme (Trauma)

Antigen (Makrofag) menyerang trombosit

Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen (dipicu oleh antibody)

Pembentukan neoantigen

Trombositopenia

Perdarahan

Splenomegali

Anemia

Nafsu makan menurun mudah lelah kadar hb menurun

Pathway ITP

Ketidakseimbangan

Nutrisi:Kurang dari kebutuhan

Intoleransi aktivitas

Ketidakefektifan perfusi

jaringan perifer

Nyeri akut

Page 12: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

12

2.6 Manifestasi Klinik

1. ITP akut :

Hanya 16% yang betul-betul idiopatik.

Perdarahan dapat didahului oleh infeksi, pemberian obat-obatan atau

menarche.

Pada permulaan perdarahan sangat hebat selain terjadi trombositopenia

rusaknya megakariosit, juga terjadi perubahan pembuluh darah.

Sering terjadi perdarahan GIT, tuba falopi dan peritoneum.

Kelenjar lymphe, lien dan hepar jarang membesar

2. ITP menahun :

Biasanya pada dewasa, terjadi beberapa bulan sampai beberapa tahun,

kadang menetap.

Permulaan tidak dapat ditentukan, ada riwayat perdarahan menahun,

menstruasi yang lama.

Perdarahan relatif lebih ringan.

Jumlah trombosit 30.000-80.000/mm3.

Biasanya tanpa anemi, lekopeni dan splenomegali.

Penghancuran trombosit lebih dari normal.

Sering terjadi relaps dan remisi yang berulang-ulang

3. ITP recurrent

Diantaranya episode perdarahan, trombosit normal dan tak ada

purpura/petechiae dan masa hidup trombosit norma.

Hasil pengobatan dengn kortikosteroid baik.

Page 13: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

13

Kadang tanpa pengobatan, dapat sembuh sendiri.

Remisi berkisar bebrapa minggu sam pai 6 bulan

4. ITP siklik

Menstruasi hebat pada wanita. Secara umum, gambaran klinis ITP adalah :

Adanya petechiae, echymose atau perdarahan .

Trombositopenia.

Megakariosit dalam sumsum tulang normal / bertambah dengan morfologi

abnormal.

Splenomegali atau tidak

2.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah :

1. Pada pemeriksaan darah lengkap. Pada pemeriksaan ini ditemukan bahwa:

· Hb sedikit berkurang, eritrosit normositer, bila anemi berat hypochrome

mycrosyter.

· Leukosit meninggi pada fase perdarahan dengan dominasi PMN.

· Pada fase perdarahan, jumlah trombosit rendah dan bentuknya abnormal.

· Lymphositosis dan eosinofilia terutama pada anak

2. Pemeriksaan darah tepi.

Hematokrit normal atau sedikit berkurang

3. Aspirasi sumsum tulang

Jumlah megakaryosit normal atau bertambah, kadang mudah sekali

morfologi megakaryosit abnormal (ukuran sangat besar, inti nonboluted, sitoplasma

berfakuola dan sedikit atau tanpa granula).

Hitung (perkiraan jumlah) trombosit dan evaluasi hapusan darah tepi

merupakan pemeriksaan laboratorium pertama yang terpentong. Karena dengan cara

Page 14: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

14

ini dapat ditentukan dengan cepat adanya trombositopenia dan kadang-kadang dapat

ditentukan penyebabnya.

2.8 Penatalaksaan Klinis

a. ITP Akut

Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.

Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka

berikan kortikosteroid.

Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin per

IV.

Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit.

b. ITP Menahun

· Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.

Misal: prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap

kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV).

· Imunosupressan: 6 – merkaptopurin 2,5 – 5 mg/kgBB/hari peroral.

Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.

Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral.

· Splenektomi.

Indikasi:

Resisten terhadap pemberian kortikosteroid dan imunosupresif selama 2 – 3

bulan.

Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan pemberian kortikosteroid saja

dengan gambaran klinis sedang sampai berat.

Penderita yang menunjukkan respon terhadap kortikosteroid namun perlu dosis

tinggi untuk mempertahankan klinis yang baik tanpa perdarahan.

Kontra indikasi:

Page 15: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

15

Anak usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat diambil

alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan thymus)

2.9 Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain :

Hemorrhages

Penurunan kesadaran

Splenomegali

Page 16: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

16

BAB III

KONSE DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan

asuhan keperawatan yang mempunyai empat tahapan yaitu pengkajian,

perencanaan, palaksanaan dan evaluasi.

1) Pengkajian

• Data subyektif

• Informasi kesehatan yang penting

• Kaji tanda-tanda vital (TD, pernapasan, suhu, nadi,nyeri)

• Riwayat kesehatan yang lalu: paparan terhadap obat-obatan, bahan-bahan

kimia, infeksi virus; stres fisik atau psikologis; adanya pernyataan

peningkatan aktifitas estrogen, meliputi lebih awalnya periode menstruasi,

kehamilan dan periode post partum.

FOKUS PENGKAJIAN:

1.Kulit dan Membran Mukosa : Purpura,Hemoraghi subkutan,Hematoma dan

Sianosis akral.

2.Sistem GI : Mual,muntah,nyeri pada abdomen, dan peningkatan lingkar

abdomen.

3.Sistem Urinaria : Hematuria.

4.Sistem Pernapasan : Dispnea.Takipnea,sputum mengandung darah.

5.Sistem Kardiovaskular : Hipertensi,Frekuensi Jantung meningkat dan nadi

perifer tak teraba.

6.Sistem Saraf : perubahan tingkat kesadaran,gelisah dan ketidakstabilan

vasomotor.

7.Sistem Muskuloskeletal : Nyeri otot sendi dan punggung..

Page 17: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

17

PENGKAJIAN POLA KESEHATAN GORDON

I. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN-PEMELIHARAAN KESEHATAN

Riwayat Penyakit Yang Pernah Dialami :

Sakit berat, dirawat, kecelakaan, operasi, gangguan kehamilan/persalinan, abortus,

transfuse, reaksi alergi.

Kapan Catatan

…………………………….

…………………………….

…………………………….

…………………………….

…………………………….

Kapan Catatan

…………………………….

…………………………….

…………………………….

…………………………….

…………………………….

a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

………………………………………………………………………………

Page 18: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

18

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Keadaan sejak sakit :

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

b. Data Obyektif

Observasi

Kebersihan rambut : ………………………………………………

Kulit kepala : ………………………………………………

Kebersihan kulit : ………………………………………………

Higiene rongga mulut : ………………………………………………

Kebersihan genetilia : ………………………………………………

Kebersihan anus : ………………………………………………

Tanda / Scar Vaksinasi : BCG Cacar

II. KAJIAN NUTRISI METABOLIK

a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

Keadaan sejak sakit :

Page 19: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

19

Mual Muntah

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

2. Data Obyektif

Observasi

Pemeriksaan Fisik

Keadaan rambut ………………………………………………………..

Hidrasi kulit ……………………………………………………………

Palpebrae ………………………..………………………......................

Sclera …………………………………………………………………..

Hidung …………………………………………………………………

Rongga mulut ………………………..........…………………………..

Gigi geligi …………………………..................... ……………………

Kemampuan Mengunya keras …………………………………………

Lidah …………………………….............…………………………...

Kelenjar getah bening leher ……………………………………………

Kelenjar parotis ………………….......................... …………………...

Abdomen

Inspeksi : Bentuk ……………………………………………

Bayangan vena …………………………………...

Auskultasi : Peristaltik ………x / menit

Palpasi : Tanda nyeri umum ……………………………………

Massa …………………………………………………

Hidrasi kulit …………………………………………..

Nyeri tekan : R. Epigastrica Titik Mc. Burney

R. Suprapubica R. llliaca

Page 20: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

20

Perkusi : .................................................

Ascites Negatif

Positif

Kelenjar limfe inguinal ………………………………………………...

Kulit :

Spider naevi Negatif Positif

Uremik frost Negatif Positif

Edema Negatif Positif

Icteric Negatif Positif

Tanda-tanda : ………………………………………………

Lesi : ………………………………………………………………….

Pemeriksaan Diagnostik

Laboratorium :

Terapi :

III. KAJIAN POLA ELIMINASI

Page 21: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

21

a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

Keadaan sejak sakit :

penurunan output urine; diare atau konstipasi.

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

b. Data Obyektif

Observasi

Pemeriksaan Fisik

Peristaltik usus : … x / menit

Palpasi Suprapubika : kandung kemih Penuh Kosong

Nyeri ketuk ginjal :

Mulut Urethra

Kiri negatif positif

Kanan negatif positif

Anus : Peradangan : Negatif Positif

Fisura : Negatif Positif

Hemoroid : Negatif Positif

Prolapsus recti: Negatif Positif

Pemeriksaan Diagnostik

Laboratorium :

Page 22: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

22

Terapi :

II. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN

a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………….............

Keadaan sejak sakit :

kekakuan di pagi hari; pembengkakan sendi dan deformitas; nafas

pendek, dyspnea; kelelahan yang berlebihan.

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

b. Data Obyektif

Observasi : ...............................................................................................

Page 23: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

23

...............................................................................................

Aktifitas Harian :

o Makan

o Mandi

o Berpakaian

o Kerapian

o Buang air besar

o Buang air kecil

o Mobilisasi di tempat tidur

o Abulasi : mandiri / tongkat / kursi roda / tempat tidur

o Postur tubuh :……………………………………………………….

o Gaya jalan :…………………………………………………………

o Anggota gerak yang cacat : ………………………………………...

Pemeriksaan Fisik

Perfusi pembuluh perifer kuku : ………………………………….

Thorox dan pernapasan

o Inspeksi : Bentuk thorax : …………………………

Stridor : Negatif Positif

Dyspnea d’Effort : Negatif Positif

Sianosis : Negatif Positif

o Palpasi : Vocal Fremitus …………………………………

o Perkusi : Sonor Redup Pekak

Batas paru hepar : …………………………….

Kesimpulan : ……………………….........

o Auskultasi : Suara Napas : …………………………….

0 : mandiri

1 : bantuan dengan alat

2 : bantuan orang

3 : bantuan orang dan alat

4 : bantuan penuh

Page 24: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

24

Jantung

o Inspeksi : Ictus Cordis : ………………………………

Klien menggunakan alat pacu jantung Negatif

Positif

o Palpasi : Ictus Cordis : ………………………………

Thrill : Negatif Positif

o Perkusi : Batas atas jantung : …………………………..

Batas kanan jantung : …………………………..

Batas kiri jantung : …………………………..

o Auskultrasi : Bunyi jantung II A : …………………………..

Bunyi jantung II P : …………………………..

Bunyi jantung I T : …………………………..

Bunyi jantung I M : …………………………..

Bunyi jantung III Irama Gallop : Negatif Positif

Murmur : Negatif

Positif : Tempat : …….......

Grade : ………...

Page 25: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

25

HR : ……… x / menit

Lengan dan Tungkai

o Atrofi otot : Negatif Positif, tempat ……………………….

Rentang gerak : ………………………………………………………

Mati sendi : ………………………………………………..

Kaku sendi : ………………………………………………..

o Uji Kekuatan otot : Kiri :

Kanan :

o Reflex Fisiologik : ………………………………………………

o Reflex Patologik : Babinski, Kiri Negatif Positif

Kanan Negatif Positif

o Clubing jari-jari : Negatif Postitif

o Varices tungkai : Negatif Positif

Columna Vertebralis

o Inspeksi : Kelainan bentuk : ....................................................................

o Palpasi : Nyeri tekan : Negatif Positif

N. III - IV – VI : ................................................................................................

N. VIII Romberg Test : Negatif Postif

1 2

3 2

3 4 5

1 4 5

Page 26: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

26

N. XI : ……………………………………………………………

Kaku kuduk : ……………………………………………………………..

Pemeriksaan Diagnostik

Laboratorium :

Terapi :

V. KAJIAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT

a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

Keadaan sejak sakit :

Insomnia

...........................................................................................................................

b. Data Objektif

Observasi :

Expresi wajah mengantuk : Negatif Positif

Page 27: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

27

Banyak menguap : Negatif Positif

Palpebrae Inferior berwarna gelap : Negatif Positif

Terapi :

....................................................................................................................................

......

VI. KAJIAN POLA PERSEPSI KOGNITIF

a. Data Subjektif

Keadaan sebelum sakit :

Gangguan penglihatan; vertigo; sakit kepala; nyeri ; berdebar, rasa dingin

pada jari-jari disertai dengan mati rasa . Kurang pengetahuan terkait

penyakit.

..............................................................................................................................

Keadaan sejak sakit :

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

b. Data Obyektif

Observasi

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Page 28: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

28

Pemeriksaan Fisik

Penglihatan

o Cornea : …………………………………………

o Visus : …………………………………………

o Pupil : …………………………………………

o Lensa Mata : …………………………………………

o Tekanan Intra Ocular : …………………………………………

Pendengaran

o Pina : …………………………………………

o Canalis : ................................................................

o Membran Tympani : ................................................................

o Tes Pendengaran : ................................................................

N I : ................................................................

N II : ................................................................

N V sensorik : ................................................................

N VII sensorik : ................................................................

N VIII pendengaran : ................................................................

Tes romberg : ................................................................

Pemeriksaan Diagnostik

Laboratorium

Terapi :

VII. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI

a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

tidak percaya diri, cemas berkaitan dengan penyakit yang diderita. ...........................................................................................................................

Page 29: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

29

Keadaan sejak sakit :

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

b. Data Obyektif

Observasi

Kontak mata : …………………………………………………

Rentang Penglihatan : …………………………………………………

Suara dan Cara Bicara : …………………………………………………

Postur Tubuh : …………………………………………………

Pemeriksaan Fisik

Kelainan bawaan yang nyata : …………………………………………

Abdomen : Bentuk : …………………………………………

Bayangan vena : …………………………………………

Benjolan massa : …………………………………………

Kulit : Lesi : …………………………………………

VIII. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SEKSAMA (KOPING)

a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

...........................................................................................................................

Page 30: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

30

..........................................................................................................................

Keadaan sejak sakit :

...........................................................................................................................

b. Data Obyektif

Observasi

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

IX. KAJIAN POLA REPRODUKSI – SEKSUALITAS

a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

Keadaan sejak sakit :

Amenorhea,Periode menstruasi tidak teratur.

...........................................................................................................................

b. Data Obyektif

Observasi

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Pemeriksaan Diagnostik

Laboratorium

Page 31: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

31

c). Terapi :

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

X. KAJIAN MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES

a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

..........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

Keadaan sejak sakit :

Depresi, Menarik diri.

.............................................................................................................................

b. Data Obyektif

Observasi

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Pemeriksaan Fisik

Tekanan Darah : Berbaring : ………mmHg

Page 32: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

32

Duduk : ………mmHg

Berdiri : ………mmHg

Kesimpulan : Hipotensi Ortostatik : Negatif Positif

HR : .......................... x / menit

Kulit : Keringat dingin : .........................................................................

Basah : .........................................................................

Terapi :

…………………………………………………………………………….......

…………………………………………………………………………….......

…………………………………………………………………………….......

XI. KAJIAN POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN

a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

b. Keadaan sejak sakit :

Adanya pengaruh penyakit terhadap pelaksanaan aktivitas ibadah.

...........................................................................................................................

b. Data Obyektif

Observasi

...………………………………………………………………………………

Page 33: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

33

2) Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual/ muntah.

Tujuan :

1. Memperlihatkan status gizi pasien yang membaik, dengan kriteria hasil :

intake cairan dan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan.

2. Mempertahankan massa tubuh, dengan kriteria hasil : berat badan dalam

batas normal

Intervensi :

1. Kaji kemampuan untuk mengunyah, merasakan dan menelan.

Rasional: lesi mulut, tenggorok dan esophagus dapat menyebabkan disfagia,

penurunan kemampuan pasien mengolah makanan dan mengurangi keinginan untuk

makan.

2. Berikan perawatan mulut yang terus menerus, awasi tindakan pencegahan

sekresi. Hindari obat kumur yang mengandung alcohol.

Rasional: Mengurangi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan

mual/muntah, lesi oral, pengeringan mukosa dan halitosis. Mulut yang bersih

meningkatkan nafsu makan.

3. Jadwalkan obat-obatan di antara makan (jika memungkinkan) dan batasi

pemasukan cairan dengan makanan, kecuali jika cairan memiliki nilai gizi.

Rasional : lambung yang penuh akan akan mengurangi napsu makan dan

pemasukan makanan.

4. Berikan fase istirahat sebelum makan. Hindari prosedur yang melelahkan saat

mendekati waktu makan.

Rasional: mengurangi rasa lelah; meningkatkan ketersediaan energi untuk

aktivitas makan.

5. Dorong pasien untuk duduk pada waktu makan.

Page 34: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

34

Rasional: mempermudah proses menelan dan mengurangi resiko aspirasi.

6. Catat pemasukan kalori

Rasional: mengidentifikasi kebutuhan terhadap suplemen atau alternative

metode pemberian makanan.

7. Kolaborasi Konsultasikan dengan tim pendukung ahli diet/gizi.

Rasional: Menyediakan diet berdasarkan kebutuhan individu dengan rute

yang tepat.

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan komponen seluler

yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrientkesel.

Tujuan:

Menunjukkan keseimbangan cairan, dengan kriteria hasil : tekanan darah

membaik, nadi perifer membaik dan turgor kulit membaik.

Intervensi:

1. Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada,

napas pendek, kelemahanataupusingterjadi.

Rasional: regangan/stress kardiopulmonal berlebihan/ stress dapat

menimbulkan dekompensasi/ kegagalan.

2. Berikan cairan yang adekuat.

Rasional : meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi

akibat kadar cairan abnormal atau tidak diinginkan.

3. Awasi turgor kulit, TD, nadi, pernapasan selama dan sesudah aktivitas. Catat

respons terhadap tingkat aktivitas (misalnya, peningkatan denyut jantung/TD,

disritmia, pusing, dispnea, takipnea,dansebagainya).

Rasional :manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk

membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

Page 35: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

35

4. Kajikehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.

Rasional : menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12

mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera

3. Intoleransi Aktifitas b/d Kelemahan umum

Tujuan :

Menunjukkan toleransi aktivitas dengan kriteria hasil menyeimbangkan

aktivitas dan istirahat.

Intervensi:

1. Tingkatkan tirah baring/duduk pada pasien. Berikan lingkungan tenang; batasi

pengunjung sesuai keperluan.

Rasional : meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi yang

digunakan untuk penyembuhan. Aktivitas dan posisi duduk tegak diyakini

menurunkan aliran darah ke kaki.

2. Ajarkan pasien melakukan aktivitas dengan tepat dan sesuai toleransi.

Rasional : Meningkatkan atau memulihkan gerakan tubuh yang terkontrol.

3. Bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.

Rasional : mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi.

4. Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV, radio, membaca.

Rasional: meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan

kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.

4. Nyeri Akut b/d agens cedera biologis(splenomegali)

Tujuan :

Menunjukkan nyeri berkurang,terkontrol atau hilang.

Intervensi:

Page 36: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

36

1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-

faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal

Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan

keefektifan program.

2. Berikan matras / kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai

kebutuhan

Rasional : Matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah

pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi

yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada daerah

yang terinflamasi/nyeri

3. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur,

sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak.

Rasional: Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.

Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi.

4. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)

Rasional : Sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam

mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

Page 37: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

37

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Trombositopenia menggambarkan individu yang mengalami atau pada

resiko tinggi untuk mengalami insufisiensi trombosit sirkulasi. Penurunan ini

dapat disebabkan oleh produksi trombosit yang menurun,distribusi trombosit yang

berubah, pengrusakan trombosit, atau dilusivaskuler. Gejala dan tanda pada pasien

yang menderita penyakit ITP adalah Hidung mengeluarkan darah atau pendarahan

pada gusi Ada darahpada urin dan feses Beberapa macam pendarahan yang sukar

dihentikandapat menjadi tanda ITP. Termasuk menstruasi yang berkepanjangan

padawanita. Pendarahan pada otak jarang terjadi, dan gejala pendarahan padaotak

dapat menunjukkan tingkat keparahan penyakit. Jumlah platelet yangrendah akan

menyebabkan nyeri, fatigue (kelelahan), sulit berkonsentrasi,atau gejala yang lain.

Tindakan keperawatan yang utama adalah dengan mencegah atau mengatasi

perdarahan yang terjadi.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan

Untuk tenaga kesehatan terutama perawat diharapkan bisa mengerti dan

memahami tentang pengertian, penyebab, pencegahan dan pegobatan dari ITP agar

saat menerapkan pada pasien tidak terjadi suatu kesalahan yang menyebabkan

pasien tambah parah atau bahkan bisa mengalami kematian karena kesalahan dalam

melakukan asuhan keperawatan.

4.2.2 Bagi Pasien dan Keluarga

Bagi pasien diharapkan mengerti tentang penyebab, pengobatan dan

pencegahan dari ITP, agar pada saat terjadi ITP dapat melakukan pencegah dini

sebelum dilakukan asuhan keperawatan.

Page 38: Asuhan Keperawatan Idiopatik Trombositopenia Purpura

38

Daftar Pustaka

Staf Pengajar FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI: Jakarta

——–. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. FKUI: Media Aesculapius.

D o r l a n d , W . A N e w m a . 2 0 0 6 . Kamus Kedokteran Dorland , E d i s i 2 9 .

Jakarta: EGC.

Guyton. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9. EGC: Jakarta

Behrman. 2006. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. EGC: Jakarta