Upload
aidatul-fitri
View
184
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan manusia dewasa ini terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini
tidak terlepas dari pengaruh globalisasi dan modernisasi yang mengharuskan
manusia memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
tidak hanya kebutuhan pangan, tetapi juga rasa aman, tenang, dan damai.
Kebutuhan tersebut mendorong manusia untuk menciptakan sebuah gebrakan atau
inovasi baru sesuai dengan kebutuhan tersebut, kehadiran konselor, ahli psikolog
sebagai wadah untuk menampung jeritan kehidupan yang berliku manusia. Tidak
hanya itu sekolah-sekolah kini telah memiliki ahli masing-masing untuk menangani
masalah seperti ini baik itu berupa guru BK maupun yang lainnya. Namun untuk
menjaga dan mengawasi tingkah laku murid tidak hanya tugas seorang guru BK
tetapi juga kepala Sekolah, guru maupun wali kelas memiliki peran penting dalam
hal mendidik siswa siswinya di Sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah ?
1. Apakah peranan kepala Sekolah dalam BK ?
2. Apakah peranan guru dan wali kelas dalam BK ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisannya adalah :
1. Agar kita mengetahui fungsi dan peranan kepala sekolah dalam BK
2. Agar kita mengetahui fungsidan peranan guru dan wali kelas dalam BK,
sehingga jika kita menjadi guru nanti kita bisa menerapkannya dalam
proses belajar mengajar di Sekolah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bimbingan di sekolah dasar bukan merupakan suatu pelayanan sepesial, melainkan
merupakan bagian integral dari program pendidikan. Menurut Lioyd-Jones, dan Wolf
dalam Stone (1983) titik berat dan kepedulian bimbingan di sekolah dasar adalah pada
masalah perkembangan siswa.
Program bimbingan di sekolah dasar diarahkan pada pencapaian kecakapan siswa
dalam melaksanakan seluruh tugas perkembangannya secara efektif. Bimbingan yng
diberikan di kelas (rombongan belajar siswa) bukan kegiatan incidental melainkan
merupakan suatu tanggung jawab pokok anda sebagai guru. Biasa saja anda sebagi seorang
guru tidak melakukan diagonis atau terapi terhadap siswa tertentu, tetapi dalam
kesehariannya di sekolah, dia harus mengidentifikasi kebutuhan siswa terhadap bimbingan
dan member bantuan agar siswa dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya secara
efektif. Implikasinya, program bimbingan di sekolah dasar tidak bias hanya dilakukan oleh
guru sendiri, melainkan harus merupakan kerja sama antara guru, orang tua, konselelorvdan
personel sekolah lainnya.
Menurut Farwell dan peter dalam Stone (1983). Titik berat bimbingan di sekolah
dasar adalah pada pengembangan pemahaman diri dan member kemudahan belajar kepada
siswa. Bimbingan biasa saja dilaksanakan dalam situasi informasi, namun alangkah lebih
baiknya jika pelayanan yang diberikan tetap direncanakan. Setiap guru kelas memiliki
peranan kunci dalam bimbingan dan dia harus memiliki program bimbingan yang
mencakup tujuan, aktivitas, metode, dan penilaian keberhasilan pelaksanaan program.
Guru adalah penentu program bimbingan, di mana dia harus mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan siswa akan bimbingan serta menciptakan iklim sekolah yang
kondusif sehingga memfasilitasi sikap dan perilaku siswa kea rah yang lebih baik. Oleh
sebab itu, guru harus memelihara hubungan yang baik dengan para siswa dan bekerja
sama dengan pihak lain untuk membantu tercapainya tugas perkembangan siswa. Inilah
2
iklim yang harus diciptakan untuk pelaksanaan bimbingan disekolah. Inilah iklim yang
harus diciptakan untuk pelaksanaan bimbingan disekolah dasar. Tanpa tercipta iklim ini
maka sulit sekali program bimbingan diimplementasikan.
Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang
terkait di dalam organisasi pelayanan bimbingan dan konseling, dengan koordinator dan
guru pembimbing sebagai pelaksana utamanya. Uraian tugas masing-masing personil
tersebut, khususnya dalam kaitannya dengan pelayanan bimbingan dan konseling, adalah
sebagai berikut :
A. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh,
khususnya pelayanan bimbingan dan konseling, tugas Kepala Sekolah adalah :
1. Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di
sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan
konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
2. Menyediakan prasarana, tenaga, sarana, dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan
efisien.
3. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan
bimbingan dan konseling.
4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayan bimbingan dan
konseling di sekolah kepada Kanwil/Kandep yang menjadi atasannya.
B. Wali Kelas
Wali Kelas Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan
bimbingan dan konseling wali kelas berperan :
1. Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya,
khususnya di kelas yang menjadi tangung jawabnya.
2
2. Membantu guru pembimbing melaksanakan peranannya dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
3. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk
mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan
konseling.
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan
konseling, seperti konferensi khusus.
5. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling kepada guru pembimbing.
C. Guru Mata pelajaran atau praktik
Sebagai tenaga ahli pengajaran dan/atau praktik dalam bidang studi atau
program latihan tertentu, dan sebagai personil yang sehari-hari langsung
berhubungan dengan siswa, peran guru mata pelajaran dan guru praktik dalam
pelayanan bimbingan dan konseling adalah:
1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada siswa.
2. Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan pelayanan, serta pengumpulkan data tentang siswa-
siswa tersebut.
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan
dan konseling kepada guru pembimbing.
4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing yaitu siswa yang
menurut guru pembimbing memerlukan pelayanan,
pengajaran/latihan khusus (seperti pengajaran/latihan perbaikan,
program pengayaan).
2
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanayn
bimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa memerlukan
layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa,
seperti konferensi kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayaan bimbingan dan konseling upaya tindak lanjutnya.
Secara umum, Rochman Natawidjaja (1984), salah seorang pakar terkemukaka di
indinesia dalam bidang bimbingan dan konseling mengemukakan peran yang harus
dilaksanakan oleh guru dalam keseluruhan program bimbingan dan keseimbangan
disekolah dasar yang dirumuskan ke-alam 10 butir pernyataan berikut.
1. Mengidentifikasi Kebutuhan, Potensi, Minat, Bakat dan Masalah Tiap
Anak, Terutama dalam Kegiatan di Kelas
Guru harus berupaya untuk mengenal anak secara individual yang meliputi
kecerdasan (inteligensia), bakat-bakat yang dimiliki; baik yang menonjol
maupun yang lemah, sifat-sifat peribadi yang khas, minat-minat, kegemaran
positif dan sebagainya. Implikasinya adalah para guru kelas harus
mengumpulkan data anak mengenai hal-hal tersebut. Cara yang bias dilakukan,
antara lain bekerja sama dengan pihak yang kompten untuk mengadakan
pemeriksaan atau pengukuran psikologis (lazim disebut psychotest), masalah
prestasi siswa dari waktu ke-waktu beserta latar belakang kehidupan keluarga
dan lingkungan tempat tinggal. Data tersebut semua dicatat dalam buku
peribadi siswa.
2. Mengidentifikasi Gejala-gejala Salah suai pada Diri Anak Dalam Kegiatan
di Sekolah
2
Guru harus berupaya memperhatikan kegiatan sehri-hari anak di sekolah,
baik dalam proses belajar mengajar di kelas maupun dalam hubungan social
dengan teman sebayanya. Anak SD sering kali menunjukan gejala salah sesuai
dalam kedua arena tersebut, seperti mengantuk, loyo, tidak bias menangkap
pelajaran, membolos, tidak mengerjakan tugas, tidak bias membaca menulis,
padahal sudah kelas 3, mudah marah atau menangis, mengganggu orang lain,
menarik diri dari pergaulan dan sebagainya. Gejala-gejala seperti ini, sangat
berkaitan dengan latar belakang kehidupan keluarga dan perlakuan guru di
sekolah.
3. Memberi Kemudahan Bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak di
Lingkungan Sekolah.
Membimbing berarti member kemudahan kepada anak untuk tumbuh dan
berkembang secara wajar, sesuai dengan potensi yang dimiliki serta
kesempatan dan peluang lingkungannya. Member tugas belajar secara terarah,
memeriksa, memberi nilai secara fair dan member balikan kepada siswa tentang
hasil pekerjaannya, mengembangkan sikap-sikap sosial dan kebiasaan belajar
yang baik melalui berbagi kegiatan latihan dan permainan tertentu atau melalui
kegiatan ekstrakurikuler, mengadakan kontak dan kebiasaan secara individual
dengan siswa.
4. Melaksanakan Bimbingan Kelompok, Baik di Dalam Maupun di Luar
Kelas
Cara yang paling strategis membimbing siswa di SD adalah melalui
bimbingan kelompok. Kelebihan strategi kelompok dibandingkan dengan
strategi individual (perorangan) antara lain adalah lebih efesien dan lebih sesui
dengan karaktristik perkembangan anak SD. Hal-hal yang perlu diingat,
sekalipun guru berhadapan dengan sejumlah siswa, maupun fokus perhatian
guru adalah tetap kepada siswa secara individual , sebab kelompok hanya
merupakan wahana atau situasi sosial yang diciptakan oleh guru untuk
membantu individu-individu yang menjadi anggota kelompok. Sekali-kali
bimbingan kelompok dilaksanakan di luar kelas atau di luar sekolah sekalipun.
2
5. Melengkapi Rencana-rencana yang Telah Dirumuskan Oleh Anak
Bersama Guru
Guru kelas sebaiknya bekerja sama dengan anak membuat rencana-rencana
tertentu yang positif baki perkembangan bakat, minat dan kemajuan anak,
misalnya bagaimana menciptakan kondisi kelas yang bersih dan sehat,
mengadakan pertunjukan kesenian, mengadakan perlombaan-perlombaan
keratif atau menghasilkan sesuatu yang berguna dan produktif, mengadakan
aksi dan amal social , dan keagamaan.
6. Melaksanakan Pengajaran Sesuai dengan Kebutuhan Anak
Untuk memenuhi kebutuhan siswa SD, di dalam menyelenggarakan
pengajaran, guru jangan sampai terbelenggu oleh struktur materi pelajaran
yang kaku dan cara-cara atau metode-metode yang komvensional. Guru harus
berupaya mengompersionalkan kurikulum dalam konteks lingkungan riil siswa.
Guru memiliki otonomi untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak. Penjabaran kurikulum ke dalam kegiatan pembelajaran siswa
SD tidak perlu seragam, mengingat tiap daerah memiliki karaktristik solo-
budaya yang tersendiri.
7. Mengumpulkan Pengajaran dan Informasi Tentang Anak, Terutama
Dalam Kegiatan Belajarnya.
Guru harus berupaya agar setiap siswa memiliki catatan kumulatif yang
berisi berbagai data dan informasi penting tentang pertumbuhan dan
perkembangan kegiatan dan hasil belajar siswa dari waktu ke waktu. Di dalam
kumpulan catatan tersebut tersimpan berbagai data yang mencerminkan
bagaimana aktivitas dan hasil belajar yang dicapainya, tidak saja hasil belajar
akademis, melainkan belajar social.
8. Melaksanakan Kontak Dengan Masyarakat , Terutama Dengan Orang
Tua/ Wali Anak, Antara Lain Mengadakan Kunjungan Rumah (home
visit)
Setiap siswa memiliki orang tua atau wali. Merekalah yang mengurus dan
memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
2
belajar siswa. Sangat ironis jika antara guru dan orang tua atau wali siswa
saling bertentangan dalam hal mendidik atau membelajarkan siswa. Hal ini
dapat di cegah bila mana antara kedua berupaya saling berkomunikasi, saling
memberikan informasi dan balikan tentang kegiatan kegiatan serta karaktristik
siswa. Oleh sebab itu perlu diciptakan media, seluruh atau wahana komunikasi
antara kedua pihak secara periodic.
9. Melaksanakan Konseling Terbatas, Mengingat Hubungan yang Baik
Dapat Terjalin dengan Mudah Antara Anak Dengan Guru.
Sekalipun anda tidak dibekali dengan kemampuan dan keterampilan
profesional untuk melaksanakn konseling, namun anda bias saja memberikan
nasehat, petunjuk, contoh dan memberikan motivasi supaya siswa melakukan
tindakan yang peting bagi diriknya sekarang dan masa depannya. Hal ini
dimungkinkan mengingat anda telah mengenal dan memiliki jalinan hubungan
social yang baik dengan siswa.
10. Memberikan Pelayanan Rujukan, yaitu Melimpahkan Anak Tentu Kepada
Orang yang Lebih Kompten Untuk Mendapatkan Bantuan yang Tepat.
Bila mana anda telah berupaya membantu siswa tertentu sedemikian rupa,
namun ternyata belum ada perubahan-perubahan yang diharapkan pada pihak
yang dibantu maka sebaiknya anda melimpahkan siswa tersebut kepada pihak
yang kompeten untuk mendapatkan layanan bantuan sebagaimana misalnya,
misalnya anda menemukan siswa yang menunjukan gejala-gejala abnormalitas,
seperti anak usia 9-10 tahun belum bias membaca dan menulis sederhana,
hyperactive, bergantung pada orang tua dan sebagainya. Bagaimana pun hal
tersebut di luar kemampuan anda sebagai guru SD umum.
Penjelasan di atas menggambarkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah merupakan tanggungjawab bersama seluruh personil di sekolah, dalam arti bukan
semata-mata tanggung jawab guru pembimbing. Peranan kepala sekolah sebagai pimpinan
tertinggi di sekolah akan sangat menentukan keberhasilan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah yang dipimpinnya.
2
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Satori, Djaman, dkk. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka
Rahi, Maryam. Manajemen bimbingan dan konseling dalam konteks manajemen
pendidikan di Sekolah. (Sebuah artikel)