14
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia dewasa ini terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh globalisasi dan modernisasi yang mengharuskan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut. Kebutuhan- kebutuhan tersebut tidak hanya kebutuhan pangan, tetapi juga rasa aman, tenang, dan damai. Kebutuhan tersebut mendorong manusia untuk menciptakan sebuah gebrakan atau inovasi baru sesuai dengan kebutuhan tersebut, kehadiran konselor, ahli psikolog sebagai wadah untuk menampung jeritan kehidupan yang berliku manusia. Tidak hanya itu sekolah-sekolah kini telah memiliki ahli masing-masing untuk menangani masalah seperti ini baik itu berupa guru BK maupun yang lainnya. Namun untuk menjaga dan mengawasi tingkah laku murid tidak hanya tugas seorang guru BK tetapi juga kepala Sekolah, guru maupun wali kelas memiliki peran penting dalam hal mendidik siswa siswinya di Sekolah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah ?

Bimbingan Konsling

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bimbingan Konsling

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan manusia dewasa ini terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini

tidak terlepas dari pengaruh globalisasi dan modernisasi yang mengharuskan

manusia memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut. Kebutuhan-kebutuhan tersebut

tidak hanya kebutuhan pangan, tetapi juga rasa aman, tenang, dan damai.

Kebutuhan tersebut mendorong manusia untuk menciptakan sebuah gebrakan atau

inovasi baru sesuai dengan kebutuhan tersebut, kehadiran konselor, ahli psikolog

sebagai wadah untuk menampung jeritan kehidupan yang berliku manusia. Tidak

hanya itu sekolah-sekolah kini telah memiliki ahli masing-masing untuk menangani

masalah seperti ini baik itu berupa guru BK maupun yang lainnya. Namun untuk

menjaga dan mengawasi tingkah laku murid tidak hanya tugas seorang guru BK

tetapi juga kepala Sekolah, guru maupun wali kelas memiliki peran penting dalam

hal mendidik siswa siswinya di Sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah ?

1. Apakah peranan kepala Sekolah dalam BK ?

2. Apakah peranan guru dan wali kelas dalam BK ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisannya adalah :

1. Agar kita mengetahui fungsi dan peranan kepala sekolah dalam BK

2. Agar kita mengetahui fungsidan peranan guru dan wali kelas dalam BK,

sehingga jika kita menjadi guru nanti kita bisa menerapkannya dalam

proses belajar mengajar di Sekolah

Page 2: Bimbingan Konsling

2

BAB II

PEMBAHASAN

Bimbingan di sekolah dasar bukan merupakan suatu pelayanan sepesial, melainkan

merupakan bagian integral dari program pendidikan. Menurut Lioyd-Jones, dan Wolf

dalam Stone (1983) titik berat dan kepedulian bimbingan di sekolah dasar adalah pada

masalah perkembangan siswa.

Program bimbingan di sekolah dasar diarahkan pada pencapaian kecakapan siswa

dalam melaksanakan seluruh tugas perkembangannya secara efektif. Bimbingan yng

diberikan di kelas (rombongan belajar siswa) bukan kegiatan incidental melainkan

merupakan suatu tanggung jawab pokok anda sebagai guru. Biasa saja anda sebagi seorang

guru tidak melakukan diagonis atau terapi terhadap siswa tertentu, tetapi dalam

kesehariannya di sekolah, dia harus mengidentifikasi kebutuhan siswa terhadap bimbingan

dan member bantuan agar siswa dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya secara

efektif. Implikasinya, program bimbingan di sekolah dasar tidak bias hanya dilakukan oleh

guru sendiri, melainkan harus merupakan kerja sama antara guru, orang tua, konselelorvdan

personel sekolah lainnya.

Menurut Farwell dan peter dalam Stone (1983). Titik berat bimbingan di sekolah

dasar adalah pada pengembangan pemahaman diri dan member kemudahan belajar kepada

siswa. Bimbingan biasa saja dilaksanakan dalam situasi informasi, namun alangkah lebih

baiknya jika pelayanan yang diberikan tetap direncanakan. Setiap guru kelas memiliki

peranan kunci dalam bimbingan dan dia harus memiliki program bimbingan yang

mencakup tujuan, aktivitas, metode, dan penilaian keberhasilan pelaksanaan program.

Guru adalah penentu program bimbingan, di mana dia harus mengidentifikasi

kebutuhan-kebutuhan siswa akan bimbingan serta menciptakan iklim sekolah yang

kondusif sehingga memfasilitasi sikap dan perilaku siswa kea rah yang lebih baik. Oleh

sebab itu, guru harus memelihara hubungan yang baik dengan para siswa dan bekerja

sama dengan pihak lain untuk membantu tercapainya tugas perkembangan siswa. Inilah

Page 3: Bimbingan Konsling

2

iklim yang harus diciptakan untuk pelaksanaan bimbingan disekolah. Inilah iklim yang

harus diciptakan untuk pelaksanaan bimbingan disekolah dasar. Tanpa tercipta iklim ini

maka sulit sekali program bimbingan diimplementasikan.

Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang

terkait di dalam organisasi pelayanan bimbingan dan konseling, dengan koordinator dan

guru pembimbing sebagai pelaksana utamanya. Uraian tugas masing-masing personil

tersebut, khususnya dalam kaitannya dengan pelayanan bimbingan dan konseling, adalah

sebagai berikut :

A. Kepala Sekolah

Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh,

khususnya pelayanan bimbingan dan konseling, tugas Kepala Sekolah adalah :

1. Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di

sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan

konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.

2. Menyediakan prasarana, tenaga, sarana, dan berbagai kemudahan bagi

terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan

efisien.

3. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan

bimbingan dan konseling.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayan bimbingan dan

konseling di sekolah kepada Kanwil/Kandep yang menjadi atasannya.

B. Wali Kelas

Wali Kelas Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan

bimbingan dan konseling wali kelas berperan :

1. Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya,

khususnya di kelas yang menjadi tangung jawabnya.

Page 4: Bimbingan Konsling

2

2. Membantu guru pembimbing melaksanakan peranannya dalam

pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang

menjadi tanggung jawabnya.

3. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,

khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk

mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan

konseling.

4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan

konseling, seperti konferensi khusus.

5. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan

dan konseling kepada guru pembimbing.

C. Guru Mata pelajaran atau praktik

Sebagai tenaga ahli pengajaran dan/atau praktik dalam bidang studi atau

program latihan tertentu, dan sebagai personil yang sehari-hari langsung

berhubungan dengan siswa, peran guru mata pelajaran dan guru praktik dalam

pelayanan bimbingan dan konseling adalah:

1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling

kepada siswa.

2. Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang

memerlukan pelayanan, serta pengumpulkan data tentang siswa-

siswa tersebut.

3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan

dan konseling kepada guru pembimbing.

4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing yaitu siswa yang

menurut guru pembimbing memerlukan pelayanan,

pengajaran/latihan khusus (seperti pengajaran/latihan perbaikan,

program pengayaan).

Page 5: Bimbingan Konsling

2

5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan

hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanayn

bimbingan dan konseling.

6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa memerlukan

layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.

7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa,

seperti konferensi kasus.

8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka

penilaian pelayaan bimbingan dan konseling upaya tindak lanjutnya.

Secara umum, Rochman Natawidjaja (1984), salah seorang pakar terkemukaka di

indinesia dalam bidang bimbingan dan konseling mengemukakan peran yang harus

dilaksanakan oleh guru dalam keseluruhan program bimbingan dan keseimbangan

disekolah dasar yang dirumuskan ke-alam 10 butir pernyataan berikut.

1. Mengidentifikasi Kebutuhan, Potensi, Minat, Bakat dan Masalah Tiap

Anak, Terutama dalam Kegiatan di Kelas

Guru harus berupaya untuk mengenal anak secara individual yang meliputi

kecerdasan (inteligensia), bakat-bakat yang dimiliki; baik yang menonjol

maupun yang lemah, sifat-sifat peribadi yang khas, minat-minat, kegemaran

positif dan sebagainya. Implikasinya adalah para guru kelas harus

mengumpulkan data anak mengenai hal-hal tersebut. Cara yang bias dilakukan,

antara lain bekerja sama dengan pihak yang kompten untuk mengadakan

pemeriksaan atau pengukuran psikologis (lazim disebut psychotest), masalah

prestasi siswa dari waktu ke-waktu beserta latar belakang kehidupan keluarga

dan lingkungan tempat tinggal. Data tersebut semua dicatat dalam buku

peribadi siswa.

2. Mengidentifikasi Gejala-gejala Salah suai pada Diri Anak Dalam Kegiatan

di Sekolah

Page 6: Bimbingan Konsling

2

Guru harus berupaya memperhatikan kegiatan sehri-hari anak di sekolah,

baik dalam proses belajar mengajar di kelas maupun dalam hubungan social

dengan teman sebayanya. Anak SD sering kali menunjukan gejala salah sesuai

dalam kedua arena tersebut, seperti mengantuk, loyo, tidak bias menangkap

pelajaran, membolos, tidak mengerjakan tugas, tidak bias membaca menulis,

padahal sudah kelas 3, mudah marah atau menangis, mengganggu orang lain,

menarik diri dari pergaulan dan sebagainya. Gejala-gejala seperti ini, sangat

berkaitan dengan latar belakang kehidupan keluarga dan perlakuan guru di

sekolah.

3. Memberi Kemudahan Bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak di

Lingkungan Sekolah.

Membimbing berarti member kemudahan kepada anak untuk tumbuh dan

berkembang secara wajar, sesuai dengan potensi yang dimiliki serta

kesempatan dan peluang lingkungannya. Member tugas belajar secara terarah,

memeriksa, memberi nilai secara fair dan member balikan kepada siswa tentang

hasil pekerjaannya, mengembangkan sikap-sikap sosial dan kebiasaan belajar

yang baik melalui berbagi kegiatan latihan dan permainan tertentu atau melalui

kegiatan ekstrakurikuler, mengadakan kontak dan kebiasaan secara individual

dengan siswa.

4. Melaksanakan Bimbingan Kelompok, Baik di Dalam Maupun di Luar

Kelas

Cara yang paling strategis membimbing siswa di SD adalah melalui

bimbingan kelompok. Kelebihan strategi kelompok dibandingkan dengan

strategi individual (perorangan) antara lain adalah lebih efesien dan lebih sesui

dengan karaktristik perkembangan anak SD. Hal-hal yang perlu diingat,

sekalipun guru berhadapan dengan sejumlah siswa, maupun fokus perhatian

guru adalah tetap kepada siswa secara individual , sebab kelompok hanya

merupakan wahana atau situasi sosial yang diciptakan oleh guru untuk

membantu individu-individu yang menjadi anggota kelompok. Sekali-kali

bimbingan kelompok dilaksanakan di luar kelas atau di luar sekolah sekalipun.

Page 7: Bimbingan Konsling

2

5. Melengkapi Rencana-rencana yang Telah Dirumuskan Oleh Anak

Bersama Guru

Guru kelas sebaiknya bekerja sama dengan anak membuat rencana-rencana

tertentu yang positif baki perkembangan bakat, minat dan kemajuan anak,

misalnya bagaimana menciptakan kondisi kelas yang bersih dan sehat,

mengadakan pertunjukan kesenian, mengadakan perlombaan-perlombaan

keratif atau menghasilkan sesuatu yang berguna dan produktif, mengadakan

aksi dan amal social , dan keagamaan.

6. Melaksanakan Pengajaran Sesuai dengan Kebutuhan Anak

Untuk memenuhi kebutuhan siswa SD, di dalam menyelenggarakan

pengajaran, guru jangan sampai terbelenggu oleh struktur materi pelajaran

yang kaku dan cara-cara atau metode-metode yang komvensional. Guru harus

berupaya mengompersionalkan kurikulum dalam konteks lingkungan riil siswa.

Guru memiliki otonomi untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan

kebutuhan anak. Penjabaran kurikulum ke dalam kegiatan pembelajaran siswa

SD tidak perlu seragam, mengingat tiap daerah memiliki karaktristik solo-

budaya yang tersendiri.

7. Mengumpulkan Pengajaran dan Informasi Tentang Anak, Terutama

Dalam Kegiatan Belajarnya.

Guru harus berupaya agar setiap siswa memiliki catatan kumulatif yang

berisi berbagai data dan informasi penting tentang pertumbuhan dan

perkembangan kegiatan dan hasil belajar siswa dari waktu ke waktu. Di dalam

kumpulan catatan tersebut tersimpan berbagai data yang mencerminkan

bagaimana aktivitas dan hasil belajar yang dicapainya, tidak saja hasil belajar

akademis, melainkan belajar social.

8. Melaksanakan Kontak Dengan Masyarakat , Terutama Dengan Orang

Tua/ Wali Anak, Antara Lain Mengadakan Kunjungan Rumah (home

visit)

Setiap siswa memiliki orang tua atau wali. Merekalah yang mengurus dan

memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan

Page 8: Bimbingan Konsling

2

belajar siswa. Sangat ironis jika antara guru dan orang tua atau wali siswa

saling bertentangan dalam hal mendidik atau membelajarkan siswa. Hal ini

dapat di cegah bila mana antara kedua berupaya saling berkomunikasi, saling

memberikan informasi dan balikan tentang kegiatan kegiatan serta karaktristik

siswa. Oleh sebab itu perlu diciptakan media, seluruh atau wahana komunikasi

antara kedua pihak secara periodic.

9. Melaksanakan Konseling Terbatas, Mengingat Hubungan yang Baik

Dapat Terjalin dengan Mudah Antara Anak Dengan Guru.

Sekalipun anda tidak dibekali dengan kemampuan dan keterampilan

profesional untuk melaksanakn konseling, namun anda bias saja memberikan

nasehat, petunjuk, contoh dan memberikan motivasi supaya siswa melakukan

tindakan yang peting bagi diriknya sekarang dan masa depannya. Hal ini

dimungkinkan mengingat anda telah mengenal dan memiliki jalinan hubungan

social yang baik dengan siswa.

10. Memberikan Pelayanan Rujukan, yaitu Melimpahkan Anak Tentu Kepada

Orang yang Lebih Kompten Untuk Mendapatkan Bantuan yang Tepat.

Bila mana anda telah berupaya membantu siswa tertentu sedemikian rupa,

namun ternyata belum ada perubahan-perubahan yang diharapkan pada pihak

yang dibantu maka sebaiknya anda melimpahkan siswa tersebut kepada pihak

yang kompeten untuk mendapatkan layanan bantuan sebagaimana misalnya,

misalnya anda menemukan siswa yang menunjukan gejala-gejala abnormalitas,

seperti anak usia 9-10 tahun belum bias membaca dan menulis sederhana,

hyperactive, bergantung pada orang tua dan sebagainya. Bagaimana pun hal

tersebut di luar kemampuan anda sebagai guru SD umum.

Penjelasan di atas menggambarkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah merupakan tanggungjawab bersama seluruh personil di sekolah, dalam arti bukan

semata-mata tanggung jawab guru pembimbing. Peranan kepala sekolah sebagai pimpinan

tertinggi di sekolah akan sangat menentukan keberhasilan pelayanan bimbingan dan

konseling di sekolah yang dipimpinnya.

Page 9: Bimbingan Konsling

2

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Satori, Djaman, dkk. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka

Rahi, Maryam. Manajemen bimbingan dan konseling dalam konteks manajemen

pendidikan di Sekolah. (Sebuah artikel)