Upload
wafa-itmam
View
31
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KONSEP MEDIA DAN ICT DALAM PEMBELAJARAN PAI DI
MADRASAH
Mata Kuliah Teknologi dan Media Pembelajaran PAI
Dosen Mata Kuliah: Dr. Deden Makbulloh, M.Ag
Disusun oleh:
Masduki
PROGRAM PASCA SARJANA PRODI PAI IAIN
RADEN INTAN LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Dzat yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga mampu menggerakkan tangan untuk mengurai kata demi kata
menjadi sebuah kalimat, mengalir menjadi paragraf demi paragraf sehingga
terbentuk sebuah karya tulis. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
junjungan agung nabi besar muhammad SAW yang cahaya kenabiannya mampu
menyinari seluruh alam dan syafaatnya selalu kita harapkan dihari kiamat nanti.
Sehubungan dengan adanya tugas pembuatan makalah tentang media dan
model pembelajaran PAI dimadrasah , sengaja kami mengambil tema yang
berjudul “ konsep media dan ICT dalam pembelajaran PAI di Madrasah ”.
Tema ini berisikan tentang pengertian media, jenis-jenis media, manfaat media,
pengertian ict/tik, manfaat tik/ict, peranan media dan ict/tik dan hal-hal lain yang
masih terkait dengan masalah tersebut yang manfaatnya dapat digunakan dalam
proses pembelajaran.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan,
karenanya saya membuka seluas-luasnya bagi siapapun yang berkenan
memberikan masukan sekaligus saran bagi saya, apapun ragamnya. Dan saya
berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi semua orang. Amin .
Penulis,
BAB I
PENDAHUlUAN
A. Latar Belakang
Media meupakan alat atau sarana yang sangat penting yang digunakan dalam
pencapaian suatu tujuan dalam pembelajaran pendidikan agama islam.
Penguasaan media dan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) atau secara
internasional dikenal dengan istilah ICT ( Information and Communication
Technology ) juga merupakan hal yang sangat penting di era globalisasi saat ini.
Penggunaan komputer untuk mengakses, mengolah, dan menyajikan informasi,
baik secara individu maupun kelompok, intra network ( intranet ) maupun
internasional network ( internet ), merupakan kebutuhan primer di era digital.
Media yang canggih dan ssesuai dengan trend saat ini sangatlah mungkin
untuk menunjang keberhasilan dan kesuksesan dalam pembelajaran , khususnya
dalam pembelajaran pendidikan agama islam di madrasah/sekolah
Menariknya media dan pesatnya perkembangan TI, khususnya internet,
memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu
institusi pendidikan madrasah. Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan
melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah secara online dan
materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.
Penerapan TIK / ICT memiliki keunggulan tersedianya informasi secara luas,
cepat, dan tepat, adanya kemudahan dalam proses pembelajaran dan dukungan
teknologi untuk memudahkan proses belajar mengajar. Penerapan TIK / ICT juga
memiliki keunggulan khas yaitu tidak terbatasi oleh tempat dan waktu.
Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional juga telah merespon
keadaan di atas dan adanya era informasi ini dengan merumuskan kebijakan
peningkatan akses, efisiensi, efektivitas dan kualitas pendidikan serta manajemen
pendidikan dengan implementasi ICT.
Hal ini merupakan salah satu faktor yang mengharuskan pengembangan
media dan ICT dalam dunia pendidikan di Indonesia. Agar kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang merupakan produk dari pendidikan itu semakin baik dan
dapat bersaing dalam dunia yang berbasiskan teknologi. Oleh sebab itu
Depertemen Pendidikan Nasional melalui PUSTEKKOM melakukan
pengembangan terus menerus terhadap ICT untuk dunia pendidikan di Negara kita
ini. Untuk melihat hal ini lebih luas lagi, maka dalam makalah ini akan dibahas
tentang konsep media dan ICT dalam pembelajaran PAI dimadrasah.
B. Rumusan maslah
1. Apakah pengertian media pembelajaran?
2. Bagaimana penerapan media dalam pembelajaran PAI?
3. Apakah pengertian ICT/TIK?
4. Bagaimana peranan ICT?TIK dalam pembelajaran PAI?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat penulisan dari makalah ini:
1. Mengetahui pengertian media pembelajaran
2. Mengetahui penerapan media dalam pembelajaran PAI dimadrasah
3. Mengetahui pengertian ICT/ TIK
4. Mengetahui peranan ICT/TIK dalam pembelajaran PAI dimadrasah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media pembelajaran
Media dalam dimensi pembelajaran merupakan segala sesuatu yang
digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta
didik sehingga mendorong terjadinya proses belajar. Rasionalnya media
pembelajaran merupakan komunikasi antara pendidik atau sumber belajar
dengan pesertadidik dengan menggunakan media pembelajaran dalam materi
pendidikan agama islam.
Media dalam pembelajaran pendidikan agama islam antara lain manusia yang
sering di sebut SDM, lingkungan yang sering disebut SDA, al Quran dan As
Sunnah yang sering disebut dasar hukum islam, kitab-kitab terdahulu baik kitab
kuning, terjemah al quran dan as sunnah, buku karangan cendikia, buku pegangan
belajar di madrasah, lks,mediamasa , ict/tik dan masih banyak lainya.
B. Nilai-nilai media dan manfaat media
Media mempunyai nilai-nilai yang sangat baik dan menunjang dalam
pembelajaran, antara lain :
1. Memperbesar perhatian peserta didik
2. Meletakkan dasar-dasar konkret untuk berfikir
3. Memberikan manfaat bagi guru dan peserta didik
4. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran
5. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar
6. Memberikan pengalaman yang nyata
7. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinew ,dll
Media mempunyai nilai praktis antaralain :Mengatasi berbagai permasalahan
yang dialami oleh peserta didik. mengatasi permasalahan yang ada di ruang kelas
adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, menghasilkan
keragaman pengamatan, menanamkan konsep dasar yang benar, realistis, dan
konkret, membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar,
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, menyajikan pengalaman yang
integral dari sesuatu yang konkret sampai pada sesuatu yang abstrak.
Ciri-ciri media antaralain : Kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan,
dan merekonstruksi peristiwa/objek , Kejadian dalam waktu berhari-hari dapat
disajikan dalam waktu dua atau tiga menit , Suatu objek/ peristiwa dapat
ditransportasikan melalui ruang dan disajikan kepada peserta didik dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama.
Menurut Briggs, ciri umum media pembelajaran diidentifikasi dengan objek ,
model, suara langsung, rekaman, media cetak, pembelajaran terprogram, papan
tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, televisi, gambar. Sedangkan
secara umum ciri media dapat dikelompokan menjadi tiga bentuk, yaitu visual,
suara dan gambar.
Media dilihat dari perkembangan teknologi dikelompokan menjadi dua jenis,
yaitu media tradisional dan media mutahir.
Media tradisional antaralain :
- Visual diam yang diproyeksikan antaralain Proyeksi opaque, proyeksi overhead, slides, film strip
- Visual yang tidak diproyeksikan antaralain Gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan bulu
- Audio antaralain Rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge
- Penyajian multimedia antaralain Tape, multi-image
- Visual dinamis yang diproyeksikan antaralain Film, televisi, video
- Cetak antaralain Buku teks, modul, teks terprogram, work book, majalah ilmiah, berkala, hand out
- Permainan antaeralain Teka teki, simulasi, permainan papan
- Realia antaralain Model, specimen/contoh, manipulatif/peta, boneka
Media teknologi mutakhir antara lain ,
•Media berbasis telekomunikasi (tele konferen, kuliah jarak jauh )
•Media berbasis mikroprosesor (CAI, permainan komputer, sistem tutor
intelijen, tutorial interaktif, hypermedia, video compact disk ).
media sangat bermanfaat untuk menunjang kesuksesan dan keberhasilan
dalam pencapaian tujuan pendidikan dimadrasah karena dengan media
pesertradidik akan lebih tertarik pada bahasan atau materi.
C. Teknologi, informasi dan komunikasi (TIK} atau ICT (Information and Communication Technologies)
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT),
adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk
memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses
dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu,
teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak
terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian
luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik
perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada
pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat
melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus
mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.
TIK menjadi simbol kemajuan bagi sebuah bangsa, maka tak heran kalau TIK
menjadi mata pelajaran yang harus dikuasai oleh pelajar saat ini. TIK menjadi
sesuatu yang mutlak untuk dikuasai untuk mengejar ketertinggalan teknologi
bangsa Indonesia. Bahkan di berbagai lembaga pendidikan saat ini pasti akan
memprioritaskan dan menambah pelajaran TIK dalam jadwal pelajarannya serta
memperbanyak media-media yang membantu pengembangan pembelajaran.
Perkembangannya yang sangat cepat dan pesat menuntut semua komponen
lembaga pendidikan harus mampu mengejarnya, tak terkecuali tenaga pendidik.
Kehadiran TIK akan memperkuat model pembelajaran yang berpusat pada
pelajar di samping yang sudah berkembang secara konvensional. Ini sebagaimana
diramalkan oleh Wrigley bahwa pada saatnya ketika datang era informasi, peran
tenaga pendidik akan berkurang seiring makin pesatnya penggunaan komputer
berbasis jaringan sebagai sumber ilmu pengetahuan. Kehadiran TIK bagi sebagian
kalangan akan memberi jawaban terhadap persoalan pendidikan, misalnya
menambah kekayaan media pembelajaran dari yang sudah ada. sementara
menurut penelitian dari PBB, Indonesia menempati urutan ke 106 dari 180 negara
yang disurvay dalam hal penggunaan IT. Namun penelitian di Amerika sendiri
menyatakan bahwa di negara pusat teknologi ini juga tidak merata dalam
penggunaan IT dalam pendidikan.
Dalam menghadirkan fungsi teknologi asas praktis, efektif dan efisien menjadi
acuan acuan utama. Artinya kalau kehadirannya justru menyulitkan dan
menambah beban materi dan waktu maka kehadiran TIK justru tidak ada gunanya.
Namun rasanya hal ini tidak akan terjadi di era informasi ini. Di mana perangkat
komunikasi nirkabel sudah merambah sampai ke pelosok pedesaan. Kehadiran
teknologi ini harus digunakan sebaik-baiknya dengan pengelolaan yang tepat. TIK
yang sudah menyatu kehadirannya dengan masyarakat menjadi sesuatu yang harus
dimuati nilai baik. Maka tugas tenaga pendidik untuk menangkap kehadiran TIK
ini menjadi sesuatu yang positif dan berdaya guna bahkan menjadi bernilai
ekonomis (ergonomis).
Sedangkan UNESCO mengklasifikasikan penggunaan ICT untuk
pembelajaran dalam empat tahap yaitu: emerging, applying, integrating,
transforming. Tahap emerging yaitu, tahap ketika baru menyadari akan
pentingnya kehadiran ICT dalam pembelajaran dan belum menerapkannya. Ini
yang nampaknya banyak terjadi di Indonesia (mungkin juga di kelas ini).
Kemudian yang kedua adalah tahap applying, yaitu tahap yang lebih maju di mana
ICT telah dijadikan sebagai objek kajian dan pelajaran di berbagai lembaga
pendidikan. Tahap ini juga sudah dilalui oleh lembaga pendidikan saat ini
sebagaimana dipaparkan dalam pendahuluan. Yang ketiga yaitu tahap integrating,
di mana ICT sudah diintegrasikan dalam pembelajaran atau dalam kurikulum.
Tahap ini nampaknya baru banyak berjalan untuk pertenaga pendidikan tinggi
saja. Sedangkan tahap transforming yaitu tahap paling ideal di mana ICT telah
benar-benar menjadi perangkat yang digunakan dalam pembelajaran sehingga
menjadi basis perubahan lembaga pendidikan. Ini meliputi pengaplikasian ICT,
baik dalam pembelajaran maupun dalam administrasinya.
UNESCO juga merumuskan tentang tujuan dari pengintegrasian ICT dalam
kelas untuk; pertama, membangun “Knowledge-Based Society Habits”, seperti
kemampuan dalam problem solving, mengkomunikasikan dan mengolah
informasi itu sendiri menjadi pengetahuan baru. Kedua, untuk mengembangkan
ketrampilan menggunakan ICT dan ketiga, untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi proses pembelajaran.
D. Peranan dan prinsip penggunaan ICT dalam Kelas
Secara umum dengan terintegrasikannya kelas dengan ICT maka sangat
dimungkinkan bahwa kelas bisa dibawa ke kancah global. Kelas bisa terhubung
tanpa sekat dengan kelas yang lain, bahkan “dunia lain”. Dengan demikian
pembatasan dan konsepnya harus jelas. Untuk apakah penggunaan ICT dalam
kelas? Apakah akan belajar menggunakan ICT ataukan Menggunakan ICT untuk
belajar? Idealnya tentu adalah bagaimana memanfaatkan ICT untuk belajar.
Prinsip umum penggunaan teknologi, dalam hal ini ICT, adalah sebagai
berikut:
1. Efektif dan efisien. Penggunaan ICT harus memperhatikan manfaat dari
teknologi ini dalam hal mengefektifkan belajar, meliputi pemerolehan
ilmu, kemudahan dan keterjangkauan, baik waktu maupun biaya. Dengan
demikian, penggunaan ICT yang justru membebani akan berakibat tidak
berjalannya pembelajaran secara efektif dan efisien.
2. Optimal. Dengan menggunakan ICT, paling tidak pembelajaran menjadi
bernilai “lebih” daripada tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang
diberikan ICT adalah keluasan cakupan, kekinian (up to date), kemodernan
dan keterbukaan.
3. Menarik. Artinya dalam prinsip ini, pembelajaran di kelas akan lebih
menarik dan memancing keingintahuan yang lebih. Pembelajaran yang
tidak menarik dan memancing keingintahuan yang lebih akan berjalan
membosankan dan kontra produktif untuk pembelajaran.
4. Merangsang daya kreatifitas berpikir pelajar.
Dengan menggunakan ICT tentu saja diharapkan pelajar mampu
menumbuhkan kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat di dalam diri
mereka. Seorang anak yang mempunyai kretaivitas tinggi tentunya berbeda
dengan pelajar yang mempunyai kreativitas rendah. Pelajar yang mempunyai
kreativitas tinggi tentunya akan mampu menyelesaikan permasalahan dengan
cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul. Sedangkan pelajar yang
berkreativitas rendah terlihat kurang menanggapi permasalahan dalam
pembelajaran. Pelajar yang kurang kreativitas tidak akan bisa dengan cepat
menyelesaikan tugas, dan apabila kesulitan dalam membuat tugas pelajar tersebut
terlambat reaksinya untuk bertanya kepada orang lain.
Dengan demikian tujuan ICT akan sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri
ketika digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan ICT tidak justru menjadi
penghambat dalam pembelajaran namun akan memberikan manfaat yang lebih
dalam pembelajaran.
E. Penggunaan ICT dalam Pengajaran dam Pembelajaran
a) Tutorial
ICT digunakan untuk pembelajaran tutorial apabila digunakan untuk
menyampaikan informasi/pelajaran berdasarkan urutan urutan yang telah
ditetapkan.
Pembelajaran tutorial meliputi :
Pembelajaran ekspositori yaitu penjelasan terperinci.
Demonstrasi dan latihan.
b) Eksplorasi
Penggunaan ICT untuk pembelajaran berlaku apabila ICT digunakan sebagai
media untuk :
Mencari dan mengakses informasi dari internet.
Melihat demonstrasi sesuatu kejadian sesuai urutan dengan soft ware dan
hard ware.
c) Alat aplikasi.
ICT dikatakan sebagai alat aplikasi apabila membantu murid melaksanakan
tugas Contoh : – membuat dan menganalisa diagram dalam pelajaran matematika.
d) Komunikasi.
ICT dikatakan sebagai alat untuk memudahkan komunikasi antara tenaga
pendidik dengan murid dalam mengirim,dan menerima informasi.
F. Penerapan ICT dalam Pembelajaran PAI
1) Buku Elektronik
Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan
komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas
dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik,
gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya
dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana adalah
yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang
ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan
dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau
digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB) maupun flashdisk (saat ini
kapasitas yang tersedia sampai 16 GB).
Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat
misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan
ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan e-book
menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan
unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik misalnya, dapat
disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat
dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.
2) E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio,
misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua
tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer
(intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau
fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan
bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang
lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning
adalah pembelajaran melalui jasa elektronik.
Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning
adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana
penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio
maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio
dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya
disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi
dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based learning dalam
bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan
materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses
sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun
dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs
pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning
yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat
lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system).
LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari
manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi
pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran,
pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran
serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya.
Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka
langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta
didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-
mail, kanal chatting, atau melalui video conference.
Penerapan TIK / ICT memiliki keunggulan tersedianya informasi secara luas,
cepat, dan tepat, adanya kemudahan dalam proses pembelajaran dan dukungan
teknologi untuk memudahkan proses belajar mengajar. Penerapan TIK / ICT juga
memiliki keunggulan khas yaitu tidak terbatasi oleh tempat dan waktu.
Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional juga telah merespon
keadaan di atas dan adanya era informasi ini dengan merumuskan kebijakan
peningkatan akses, efisiensi, efektivitas dan kualitas pendidikan serta manajemen
pendidikan dengan implementasi ICT.
Hal ini merupakan salah satu faktor yang mengharuskan pengembangan
ICT dalam dunia pendidikan di Indonesia. Agar kualitas sumber daya manusia
Indonesia yang merupakan produk dari pendidikan itu semakin baik dan dapat
bersaing dalam dunia yang berbasiskan teknologi. Oleh sebab itu Depertemen
Pendidikan Nasional melalui PUSTEKKOM melakukan pengembangan terus
menerus terhadap ICT untuk dunia pendidikan di Negara kita ini. Untuk melihat
hal ini lebih luas lagi, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang penggunaan
ICT dalam dunia pembelajaran di Indonesia.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT)
merupakan media atau bantu untuk melakukan kegiatan seperti pemrosesan,
manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi. ICT mencakup dua
aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. ICT sangat diperlukan
dalam pembelajaran di era sekarang ini. Dengan prinsip penggunaan ICT yang
efektif dan efisien, optimal, menarik, dan merangsang daya kreativitas, ICT
menjadi salah satu media pembelajaran yang banyak digunakan di berbagai
bidang pendidikan karena meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses
pembelajaran. .Penggunaan ICT dalam pembelajaran antara lain sebagai tutorial,
eksplorasi, alat aplikasi, dan komunikasi. Sedangkan penerapan ICT dalam dunia
pendidikan adalah berupa buku elektronik dan e-learning.
B. Saran
Bagi sekolah-sekolah yang belum dapat melaksanakan pembelajaran TIK
secara maksimal diharapkan kedepan dapat berupaya lebih giat lagi dengan cara
meningkatkan kerjasama khususnya dengan komite sekolah agar tercapainya
suatu tujuan pendidikan yang di inginkan.