11
Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and Carey Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Desain Instruksional Tahun Akademik 2017 Dosen: Dr. Kustiono, M. Pd DISUSUN OLEH: JURUSAN KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and Carey

Embed Size (px)

Citation preview

Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and

Carey

Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Desain Instruksional

Tahun Akademik 2017

Dosen: Dr. Kustiono, M. Pd

DISUSUN OLEH:

JURUSAN KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Desain Instruksional

dengan dosen pengampu Dr. Kustiono, M. Pd. Makalah ini telah kami susun dengan

maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar

pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua

pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan

baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan

tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami

dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

maupun inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, 10 April 2017

Penulis

ii

DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................1

C. Tujuan ....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Model Desain Instruksional Dick and Carey ..............................2

B. Langkah-langkah Desain Instruksional Dick and Carey ..............................3

C. Kelebihan Model Pengembangan Dick and Carey ..............................6

D. Kelemahan Model Pengembangan Dick and carey ..............................7

BAB III Kesimpulan ..........................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Model pembelajaran Dick dan Carey adalah model pembelajaran yang

dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Pendekatan yang

mempertimbangkan tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap langkah di

pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatif dan solusi yang di pilih dapat di

terapkan. Model sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dkk yang terdiri

atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas

pembelajaran yang lebih besar. Terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem

pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi.

Dick dan Carey memasukan unsure kognitif dan behavioristik yang menekankan pada

respon siswa terhadap stimulus yang dihadirkan. Unsur kognitif yang mengutamakan

daya kognitif atau daya pemikiran dari peserta didik dan unsur behavioristik yang

mengedepankan tingkah laku peserta didik dalam pembelajaran.

Implementasi model desain sistem pembelajaran ini memerlukan proses yang

sistematis yang menyeluruh. Karena model pembelajaran ini merupakan model yang

dikembangkan pada pendekatan sistem. Hal ini dipelukan untuk dapat menciptakan

desain sistem pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam mengatasi

masalah-masalah pembelajaran. Dengan model Dick and Carey yang teratur, efektif dan

efisien dalam pelaksanaannya yang mampu mendorong motivasi dan prestasi belajar

peserta didik.

Model desain yang dikembangkan oleh Dick dkk ini sangat memperhatikan

proses yang sistematis karena model desain ini dikembangkan melalui pendekatan

sistem, jadi dalam peneraparan sangat harus diperhatikan mengenai sistem dari model

desain ini dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dipaparkan adalah sebagai berikut.

1. Apakah pengertian dari model desain Dick and Carey ?

2. Bagaimana penerapan model desain Dick and Carey ?

3. Apakah kelebihan dan kekurangan dari model desain Dick and Carey ?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut.

1. Mampu mengetahui dan memahami model desain Dick and Carey.

2. Mengetahui penerapan model desain Dick and Carey.

3. Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model desain Dick and Carey.

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Desain Instruksional Dick and Carey

Dick and Carey memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan

menganggap pembelajaran adalah proses yang sistematis. Menurut Dick and Carey

bahwa pendekatan sistem selalu mengacu kepada tahapan umum sistem

pengembangan pembelajaran (Instructional Systems Development/ISD).

Komponen model pembelajaran dick and carey meliputi; pembelajar, pengajar,

materi, dan lingkungan. Demikian pula dilingkungan pendidikan non formal meliputi;

warga belajar (pembelajar), tutor (pengajar), materi, dan lingkungan pembelajaran.

Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Komponen dan tahapan model pembelajaran dick and carey lebih kompleks

jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain seperti Morrison, Ross, dan

Kemp. Walaupun model Morrison, Ross, dan Kemp juga memandang desain

pembelajaran sebagai sebuah sistem, tetapi sedikit berbeda. Mereka menyebutkan

desain pembelajaran sebagai metode yang sistematis tetapi bukan pendekatan sitematis.

Tahapan yang digunakan yaitu perencanaan, pengembangan, evaluasi, dan

management proses.

3

B. Langkah-Langkah Desain Instruksional Dick and Carey

Model Dick & Carey banyak di jumpai di banyak buku teks yang beredar di

Indonesia. Model penelitian dan pengembangan yang dirancang oleh Dick & Carey saat

ini merupakan salah satu model yang sering dipakai dalam penelitian dan

pengembangan secara luas. Dalam model tersebut terdiri atas sepuluh langkah.

Terdapat perbedaan istilah yang digunakan antara Model Dick & Carey 1978

dengan model yang terdapat dalam bukunya terbitan tahun 2009. Meskipun demikian

banyaknya langkah atau komponen Model Dick & Carey 1978 sama dengan Model Dick

& Carey 2009 hanya terdapat beberapa perbedaan istilah saja. Berikut merupakan

bentuk alur prosedural dan pengelompokan tahapan prosedural pengembangan

berdasarkan Instructional Design Dick, Carey, dan Carey.

a. Analisis Kebutuhan dan Tujuan (Identity Instructional Goal’s)

Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk

yang akan dikembangkan. Kegiatan analis kebutuhan ini peneliti mengidentifikasi

kebutuhan prioritas yang segera perlu dipenuhi.

Dengan mengkaji kebutuhan, pengembang akan mengetahui adanya suatu

keadaan yang seharusnya ada (what should be) dan keadaan nyata atau riil di lapangan

yang sebenarnya (what is). Dengan cara “melihat” kesenjangan atau gap yang terjadi,

pengembangan mencoba menawarkan suatu alternatif pemecahan dengan cara

mengembangkan suatu produk atau desain tertentu.

Tentu saja, rencana yang akan dilakukan itu dilandasi dari segi teori dan kajian

empiris yang sudah ada sebelumnya, bahwa hal tersebut memang patut atau layak

dilakukan atau diadakan pengkajian lebih luas lagi. Dengan kata lain, bahwa

berdasarkan analisis ini pula, pengembangan mengetengahkan suatu persoalan atau

kesenjangan dan sekaligus menawarkan solusinya.

4

b. Melakukan Analisis Instruksional (Conduct Instructional Analysis)

Apabila yang dipilih adalah latar pembelajaran, maka langkah berikutnya

pengembangan melakukan analisis pembelajaran, yang mencakup ketrampilan, proses,

prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal apa

saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan “felt need”, perlu diidentifikasi dan

selanjutnya diungkapkan dalam rancangan produk atau desain yang ingin dikembangkan.

Ini menjadi spesifikasi suatu produk atau desain yang akan dikembangkan lebih lanjut

dan memiliki kekhasan tersendiri.

c. Analisis Pembelajar dan Konteks (Anallyze Learners and Contexts)

Analisis ini bisa dilakukan secara simultan bersamaan dengan analisis

pembelajaran di atas, atau dilakukan setelah analisis pembelajaran. Menganalis

pembelajar dan konteks, yang mencakup kemampuan, sikap, karakteristik awal

pembelajar dalam latar pembelajaran.

Dan juga termasuk karakteristik latar pembelajaran tersebut di mana

pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan untuk merancang strategi

instrusional.

d. Merumuskan Tujuan Performasi

Merumuskan tujaun performasi atau untuk kerja dilakukan setelah analisis-

analisis pembelajar dan konteks. Merumuskan tujuan untuk kerja, atau operasional.

Gambaran rumusan oprasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk,

prosedur yang dikembangkan. Tujuan ini secara spesifik memberikan informasi untuk

mengembangkan butir-butir tes. Pengembang melakukan penerjemahan tujuan umum

atau dari standar kompetensi yang telah ada ke dalam tujuan khusus yang lebih

operasional dengan indikator-indikator tertentu.

e. Mengembangkan Instrumen (Develope Assesment Instrument)

Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrumen assessment, yang secara

langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional. Tugas mengembangkan

instrumen ini menjadi sangat penting. Karena instrumen dalam hal ini bisa berkaitan

langsung dengan tujuan operasional yang ingin dicapai berdasarkan indikator-indikator

tertentu, dan juga instrumen untuk mengukur perangkat produk atau desain yang

dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar,

sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang

dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek.

5

f. Mengembangkan Strategi Instruksional (Develope Instructional

Strategy)

Mengembangkan strategi instruksional, yang secara spesifik untuk membantu

pembelajar untuk mencapai tujuan khusus. Strategi instruksional tertentu yang

dirancang khusus untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh pengembang.

Strategi pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain

yang ingin dikembangkan. Sebagai contoh, apabila pengembang ingin membuat produk

media gambar, maka strategi apa yang dipakai untuk membuat mempresentasikan

media gambar tersebut.

Apabila pengembang ingin mengembangkan suatu desain pembelajaran tertentu,

maka strategi apa yang cocok dan dipilih untuk menunjang desain tersebut. Jadi dengan

pendek kata, peranan strategi tetap sangat penting dalam kaitannya dengan proses

pengembangan yang ingin dilakukan.

g. Mengembangkan dan Memilih Material Instruksional (Develope and

Select Instructional materials)

Langkah ini merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh pengembang.

Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat berupa :

bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajarn, dan media lain yang

dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain yang

dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu perlu diberikan argumen atau

alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe atau model tersebut.

Alasan memilih tipe atau model tersebut biasanya dikemukakan dalam subbagian model

pengembangan.

h. Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif (Design and Conduct

Formative Evaluation of Instruction)

Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan

oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk dikembangkan. Atau,

evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan

maksud untuk mendukung proses peningkatan efektiv itas. Dalam kondisi tertentu,

pengembang cukup sampai pada langkah ini Dick & Carey merekomendasikan suatu

proses evaluasi formatif yang terdiri dari tiga langkah :

Uji coba prototipe bahan secara perorangan (one-to-one trying out) ; uji coba

perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang produk atau

rancangan tertentu. Uji coba perorangan dilakukan kepada subjek 1-3 orang. Setelah itu

dilakukan uji coba perorangan, produk, atau rancangan revisi.

Uji coba kelompok kecil (small group tryout). Uji coba ini melibatkan subjek yang

terdiri atas 6-8 subjek. Hasil uji coba kelompok kecil ini dipakai untuk melakukan revisi

produk atau rancangan. Uji coba lapangan (field tryout). Uji coba ini melibatkan subjek

dalam kelas yang lebih besar yakni sekitar 15-30 subjek (a whole class of learners).

Selama uji coba ini, pengembang melakukan observasi dan wawancara.

6

Dengan demikian, pengembang melakukan pendekatan kualitatif disamping data

kuantitatif (hasil tes, skala sikap, rubrik dan sebagainya). Hasil validasi dari langkah 8

inilah yang kemudian dipakai untuk melakukan revisi di langkah selanjutnya.

i. Melakukan revisi Instruksional (Revise Instruction)

Revisi dilakuakn terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program, atau

produk yang dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap

tujuh langkah pertama yaitu mulai dari : tujuan umum pembelajaran, analisis

pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi

pembelajaran dan/atau bahan-bahan pembelajaran. Strategi instruksional ditinjau

kembali dan akhirnya semua pertimbangan ini dimasukkan ke dalam revisi instruksional

untuk membuatnya menjadi alat instruksional yang lebih efektif.

j. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design and Conduct

Summative Evaluation)

Hasil-hasil pada tahap revisi instruksional dijadikan dasar untuk menulis

perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat tersebut selanjutnya divalidasi dan

diujicobakan atau diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif. Setelah suatu

produk, program atau proses pengembangan selesai dikembangkan, langkah berikutnya

melakukan evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

menentukan tingkat efektiv itas produk, program, atau proses secara keseluruhan

dibandingkan dengan program lain. Untuk keperluan pengembangan ini biasanya

peneliti hanya menggunakan sampai langkah kesembilan, yakni evaluasi formatif di

mana rancangan, proses, atau program sudah dianggap selesai. Akan tetapi, untuk

keperluan uji efektivitas rancangan, proses, dan program secara menyeluruh diperlukan

uji atau evaluasi secara eksternal. Dengan demikian, diperoleh tingkat efisiensi,

efektiviras dan daya tarik rancangan, proses dan program secara menyeluruh.

C. Kelebihan Model Pengembangan Dick and Carey

Semua model desain mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Kelebihan dari model ini sebagai berikut.

1. Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti

2. Teratur, efektif dan Efisien dalam pelaksanaa

3. Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga

mudah diikuti.

4. Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal

yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan

perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya

ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya

5. Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua

yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

7

D. Kelemahan Model Pengembangan Dick and Carey

Kelemahan yang dimiliki oleh desain Dick-Carey adalah sebagai berikut.

a. Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan

b. Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai dengan

langkah-langkah tersebut

c. Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar

d. Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi

baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif

e. Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran

maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak

secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi).

f. Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran.

8

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Desain instruksional Dick-Carey merupakan model pendekatan sistem. Dimana

semua komponen. Langkah-langkah meliputi mengidentifikasi tujuan, melaksanakan

analisis pembelajaran, menganalisis pembelajar dan context, merumuskan sasaran

performansi, mengembangkan instrumen penilaian, mengembangkan strategi

pembelajaran, mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, merancang dan

melaksanakan evaluasi formatif, mervisi pembelajaran, dan merancang dan

melaksanakan evaluasi sumatif.

DAFTAR PUSTAKA

Benny, A, P., (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Dick, W., Carey L. (1996). The Systematic Design of Instruction. Ed 4. New York: Haper

Collins College Publisher.

Sanjaya, W. (2013). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup.