21
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Materi bidang studi tidak mungkin dapat kita kuasai tanpa dipelajari terlebih dahulu, baik dipelajari sendiri maupun diajarkan oleh guru. Proses atau kegiatan mempelajari materi ini terjadi dalam saat terjadinya situasi belajar-mengajar atau pengajaran (instruksional). System instruksional yaitu menunjukkan suatu proses belajar-mengajar atau proses pengajaran. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam proses belajar-mengajar tersebut maka kita perlu mamahami system instruksional itu. Apa tujuan instruksional itu dan bagaimana pengembangan serta aplikasi sisten instruksional tersebut. Maka dari itu untuk lebih jelasnya kami akan 1

Sistem Instruksional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem Instruksional

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Materi bidang studi tidak mungkin dapat kita kuasai tanpa dipelajari

terlebih dahulu, baik dipelajari sendiri maupun diajarkan oleh guru.

Proses atau kegiatan mempelajari materi ini terjadi dalam saat

terjadinya situasi belajar-mengajar atau pengajaran (instruksional). System

instruksional yaitu menunjukkan suatu proses belajar-mengajar atau proses

pengajaran.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam proses belajar-

mengajar tersebut maka kita perlu mamahami system instruksional itu.

Apa tujuan instruksional itu dan bagaimana pengembangan serta

aplikasi sisten instruksional tersebut. Maka dari itu untuk lebih jelasnya kami

akan menguraikan tentang sisten instruksional yang kami tuangkan dalam

makalah ini.

1

Page 2: Sistem Instruksional

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Sistem Instruksional

Sistem instruksional menunjukkan pengertian pengajaran

sebagai suatu system, yaitu suatu kesatuan yang terorganisasi yang

tersiri atas sejumlah komponan yang saling berhubungan satu sama

lain dalam rangka mencapai yang diinginkan. Komponen tersebut

antara lain, materi pelajaran, metode, alat dan evaluasi yang semuanya

ini berinteraksi satu sama lain.

Untuk pengembangan suatu sistem pengajaran atau sistem

instruksional maka semua komponan tersebut harus diorganisasi

dengan baik sebagaimana pengajaran harus kita lihat sebagai

keseluruhan atau sebagai suatu sistem. Hal ini disebabkan bagaimana

pun beiknya tujuan pengajaran yang dapat kita rumuskan, bila tidak

disertai materi pelajaran yang sesuai metode dan alat yang tepat maka

tujuan tersebut akan sulit dicapai.

2

Page 3: Sistem Instruksional

II.2. Tujuan Instruksional

Tujuan itu sangat bermacam-macam. Biasanya tujuan yang

lingkupnya luas rumusannya umum dan yang lebih sempit rumusannya

khusus. Jadi tujuan selalu dari yang umum ke yang khusus.

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Tujuan instruksional umum yaitu menggariskan hasil-hasil

aneka bidang studi yang seharusnya dicapai oleh siswa dan

berpedoman pada perubahan tingkah laku dalam kelas.

Untuk menentukan tujuan umum instruksional perlu

memperhatikan hal-hal berikut :

1. Mencakup tujuan yang diharapkan secara umum tentang apa

yang dapat dicapai dalam proses pengajaran.

2. Tidak terlepas dari tujuan-tujuan kurikuler ataupun tujuan yang

diatasnya.

3. Selaras dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar.

4. Cukup realistis yaitu sesuai dengan keadaan, kemampuan

peserta didik, waktu yang tersedia dan fasilitas yang ada.

5. Mempunyai indikasi yang kuat, yaitu bahwa hasil belajar adalah

perubahan ringkah-laku peserta didik.

3

Page 4: Sistem Instruksional

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Tujuan istruksional khusus yaitu penjabaran dari tujuan

umum. Tujuan khusus adalah perubahan tingkah laku peserta didik

setelah mengikuti program pengajaran. Perubahan ini terjadi pada

seorang yang belajar tentang apa yang ia inginkan setelah

menyelesaikan suatu pelajaran.

Merumuskan tujuan instruksional khusus :

1. Menggunakan kata kerja operasional yaitu rumusan perilaku

yang diharapkan dirumuskan dalam kata kerja yang dapat

diamati.

2. Berorientasi kepada peserta didik.

3. Berbentuk tingkah laku.

4. Hanya memuat satu perubahan tingkah laku.

II.3. Pengembangan Sisten Instruksional

A. Dasar-dasar pengembangan sistem instruksional

Pengembangan sistem instruksional senantiasa didasarkan

pada pegalaman empiris dan yang telah teruji kebenarannya, dalam

arti telah ditentukan berdasarkan prosedur yang sistematis,

pengalaman yang tepat dan percobaan yang terkontrol.

4

Page 5: Sistem Instruksional

Dasar-dasar (kegiatan pokok) pengembangan sistem

instruksional adalah sebagai berikut :

1. Menentukan hasil belajar dalam arti prestasi siswa yang dapat

diukur.

2. Identifikasi karakteristik siswa yang akan belajar.

3. Memilih dan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar bagi

para siswa.

4. Menentukan media untuk kegiatan tersebut.

5. Menentukan situasi dan kondisi.

6. Menentukan kriteria, seberapa prestasi siswa telah dianggap

cukup.

7. Memilih metode yang tepat untuk menilai kemampuan siswa.

8. Menentukan metode untuk memonitor responsi siswa sewaktu

berada dalam proses pengajaran dalam sewaktu dievaluasi.

9. Mengadakan perbaikan yang diperlukan dalam kegiatan

belajar-mengajar.

B. Langkah-langkah pengembangan sistem instruksional

Gagne dan Briggs mengemukakan adanya 12 langkah dalam

pengembangan sistem instruksional yaitu sebagai berikut :

1. Analisis dan identifikasi kebutuhan.

2. Penetapan tujuan umum dan khusus.

3. Identifikasi alternatif cara memenuhi kebutuhan.

5

Page 6: Sistem Instruksional

4. Merancang komponen dari sistem.

5. Analisis (menguraikan) :

a. Sumber-sumber yang diperlukan.

b. Sumber-sumber yang tersedia.

c. Kendala-kendala.

6. Kegiatan untuk mengatasi kendala.

7. Memilih atau mengembangkan materi pelajaran.

8. Merancang prosedur penelitian murid.

9. Uji coba lapangan: evaluas formatif dan pendidikan guru.

10. Penyesuaian, revisi (perbaikan) dan evaluasi lanjut.

11. Evaluasi formatif.

12. Pelaksanaan operasional

II.4. Berbagai Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk

mewujudkan suatu proses seperti penilaian kebutuhan, pemilihan

media dan evaluasi.

Sesuai dengan pengertian diatas maka yang dimaksud dengan

model pengembangan instruksional adalah seperangkat prosedur yang

berurutan untuk melaksanakan pengembangan instruksional.

6

Page 7: Sistem Instruksional

Ada beberapa model pengembangan instruksional, misalnya

model Brigss, model Banathy, model PSSI, model Kemp, model

Garlach dan Ely, dan model IDI.

1. Model pengembangan instruksioan Brigss

Model yang dikembengkan Brigss ini berorientasi pada

rancangan sistem dengan sasaran dosen atau guru. Model Brigss ini

bersandar pada prinsip keselarasan (tiang pancang) antara lain :

a. Tujuan yang akan dicapai.

b. Strategi untuk mencapainya.

c. Evaluasi keberhasilan yang dalam bentuk sehari-hari dinyatakan

dalam bentuk mau kemana, dengan apa, dan bila mana sampai

tujuan?

Sesuai dengan kerangka (tiang pancang) tersebut. Urutan

langkah kegiatan dalam model Brigss adalah sebagai berikut :

Mau kemana?

1. Identifikasi masalah/tujuan

2. Rumusan masalah dalam perilaku belajar

3. Penyusunan materi/silabus

4. Analisis tujuan

7

Page 8: Sistem Instruksional

Dengan apa?

5. Analisis tujuan

6. Jenjang belajar dan strategi instruksional

7. Rancangan instruksional (dosen)

8. Strategi instruksional

Bila mana sampai?

9. Penyusunan tes (evaluasi belajar)

10.Evaluasi formatif

11.Evaluasi sumatif

2. Model Bela H. Banathy

Pengembangan sistem instruksional Banathy meliputi enam

langkah pokok yaitu :

1. Merumuskan tujuan

2. Mengembangkan tes

3. Menganalisis kegiatan belajar

4. Mendesain sistem instruksional

5. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil

6. Mengadakan perbaikan

8

Page 9: Sistem Instruksional

3. Model PPSI

Proses pengembanga sistem instruksional PPSI ini

menggunakan pendekatan sistem yang mengutamakan adanya

tujuan yang jelas (berorientasi pada tujuan).

Model pengembangan PPSI ini memiliki lima langkah pokok

yaitu :

1. Perumusan tujuan

2. Pengembangan alat

3. Menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran

4. Merencanakan program kegiatan

5. Melaksanakan program. Langkah-langkah melaksanakan

program :

a. mengadakan tes awal

b. menyampaikan materi pelajaran

c. mengadakan evaluasi akhir

4. Model Kemp

Model Kemp terdiri dari delapan langkah yaitu :

1. Menentukan tujuan umum

2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa

9

Page 10: Sistem Instruksional

3. Menentukan tujuan instruksional seperti spesifik, operasional

dan terukur

4. Menetukan materi ayau bahan pelajaran

5. Menetapkan pengajaran awal

6. Menentukan strategi belajar-mengajar yang sesuai dengan

TIK

7. Mengkoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan

meliputi biaya, fasilitas, peralatan, waktu dan tenaga

8. Mengadakan evaluasi

5. Model pengembangan Garlach dan Ely

Model yang dikembangkan oleh Garlach dan Ely

dimaksudkan sebagai pedoman perencanaan mengajar. Model

ini melibatkan sepuluh unsure yaitu :

1. Merumuskan tujuan

2. Menentukan isi materi

3. Menuntut kemampuan awal (tes awal)

4. Menentukan teknik dan strategi

5. Pengelompokan belajar

6. Mnentukan pembegian waktu

7. Menentukan ruang

8. Memilih media instruksional yang sesuai

10

Page 11: Sistem Instruksional

9. Mngevaluasi hasil belajar

10.Menganalisis umpan balik

6. Model IDI (Instruksional Development Institute)

Model IDI adalah lembaga pengembangan belajar.

Pengembangan model IDI ini memiliki Sembilan fungsi atau

langkah yaitu :

1. Tahap I Penentuan (define)

a. Identifikasi masalah

Analisis kebutuhan

Tentukan prioritas

Rumusan masalah

b. Analisis seting

Audience

Kondisi

Sumber

c. Pengelolaan

Tugas

Tnggung jawab

Jadwal

11

Page 12: Sistem Instruksional

2. Tahap II Pengembangan

a. Identifikasi objectif (TIK)

Tujuan akhir dan tujuan antara

b. Tentukan metode

Belajar

Mengajar

Media

Materi

c. Buat prototype

Paket pelajaran

Instrumen

Evaluasi

3. Tahap III Penilaian

a. Testing prototype

Uji coba

Kumpulan data

b. Analisis hasil

Tujuan

Metode

Teknik evaluasi

12

Page 13: Sistem Instruksional

c. Implementasi

Review

Revisi

Tentukan selanjutnya

II.5. Tujuan Pengembangan Sistem Instruksional

Pada umumnya setiap kegiatan memiliki tujuan dan fungsi,

demikian pula pengembangan sistem instruksional ini. Tujuan utama

oengembangan sistem instruksional adalah untuk menghasilkan sistem

instruksional yang efektif dalam rangka perbaikan pengejaran dan

pendidikan.

Sedangkan lebih khusus tujuan pengembangan instruksional

adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah instruksional dan

mengorganisasialat pemecahan masalah tersebut.

b. Untuk menghasilkan strategi belajar mengajar yang efektif dalam

rangka perbaikan pengajaran dan pendidikan.

c. Untuk menghasilkan perencanaan instruksional yang efektif.

d. Untuk menghasilkan evaluasi belajar mengajar yang efektif.

e. Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

13

Page 14: Sistem Instruksional

f. Untuk mengidentifikasi alat dan media yang cocok untuk tujuan

instruksional dalam proses belajar mengajar.

g. Untuk menetukan dan mengidentifikasi materi pengajaran yang

cocok agar belajar mengajar dapat efektif.

Fungsi pengembangan sistem instruksional :

1. Sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar-

mengajar.

2. Sebagai pedoman bagi guru dalam mengambil keputusan

instruksional.

3. Sebagai alat pengontrol atau evaluasi, kesesuaian antara

perencanaan instruksional, pelaksanaan belajar mangajar.

4. Sebagai balikan (feed back) bagi guru tentang keberhasilan

pelaksanaan belajar mengajar.

14

Page 15: Sistem Instruksional

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Proses belajar mengajar tidak akan berhasil tanpa ada tujuan

pembelajaran.

2. Makin maju ilmu pengetahuan mengakibatkan tiap generasi penerus

harus belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik.

3. Pengembangan suatu sistem pengajaran harus diorganisasi secara

harmonis sebagaimana pengajaran harus kita lihat sebagai

keseluruhan atau sebagai suatu sistem.

4. Tujuan instruksional dirumuskan dalam bentuk tingkah laku atau

kemampuan khusus dan operasional dan sehingga dapat diukur.

B. Saran

Untuk menjadi guru yang professional hendaknya kita para calon

guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan,

materi dan alat-alat yang dibutuhkan guna untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

15

Page 16: Sistem Instruksional

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Harjanto, 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Suryosubroto, 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta:

PT.Rineka Cipta.

Winkel, 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta. Media Abadi.

16