4
PENETAPAN KADAR TEMBAGA (Cu) DALAM TERUSI (CuSO 4 .5H 2 O) A. DASAR Larutan tembaga (II) panas diendapkan dengan basa kuat yaitu NaOH menjadi endapan Cu(OH) 2 yang berwarna biru. Karena diendapkan dalam suasana panas, Cu(OH) 2 memecah menjadi CuO yang berwarna hitam coklat. B. REAKSI CuSO 4 + NaOH Cu(OH) 2 + Na 2 SO 4 Biru CuO H 2 O Hitam CuO CuO Hitam Hitam C. ALAT dan BAHAN Alat-alat yang digunakan: 1. Neraca Analitik. 2. Kaca Arloji. 3. Tabung Reaksi. 4. Piala Gelas. 5. Pengaduk. 6. Tutup Kaca. 7. Kasa Asbes. 8. Kaki Tiga. 9. Teklu. 10. Labu Semprot. 11. Kertas saring whatman no.40. 12. Corong. 13. Penyangga corong. 14. Kertas Lakmus. 15. Policemen. 16. Oven. 17. Cawan porselin. 18. Segitiga Porselin. 19. Meker. 20. Desikator. 21. Neraca Digital. Bahan-bahan yang digunakan: 1. Sampel Terusi. 2. Air suling. 3. H 2 SO 4 4N. 4. NaOH 4N 5. HCl 4N 6. BaCl 2 0,5N D. CARA KERJA 1. Sampel terusi ditimbang sebanyak 0,5 gram menggunakan neraca analitik.

Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O

PENETAPAN KADAR TEMBAGA (Cu) DALAM TERUSI (CuSO4.5H2O)

A. DASARLarutan tembaga (II) panas diendapkan dengan basa kuat yaitu NaOH menjadi endapan

Cu(OH)2 yang berwarna biru. Karena diendapkan dalam suasana panas, Cu(OH)2 memecah menjadi CuO yang berwarna hitam coklat.

B. REAKSICuSO4 + NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4

Biru

CuO H2O Hitam

CuO CuO Hitam Hitam

C. ALAT dan BAHANAlat-alat yang digunakan:

1. Neraca Analitik.2. Kaca Arloji.3. Tabung Reaksi.4. Piala Gelas.5. Pengaduk.6. Tutup Kaca.7. Kasa Asbes.8. Kaki Tiga.9. Teklu.10. Labu Semprot.11. Kertas saring whatman no.40.

12. Corong.13. Penyangga corong.14. Kertas Lakmus.15. Policemen.16. Oven.17. Cawan porselin.18. Segitiga Porselin.19. Meker.20. Desikator.21. Neraca Digital.

Bahan-bahan yang digunakan:1. Sampel Terusi.2. Air suling.3. H2SO4 4N.4. NaOH 4N5. HCl 4N6. BaCl2 0,5N

D. CARA KERJA1. Sampel terusi ditimbang sebanyak 0,5 gram menggunakan neraca analitik.2. Sampel yang telah ditimbang dimasukan ke dalam piala gelas dan dilarutkan dengan 100 ml air

suling.3. Diasamkan dengan beberapa tetes H2SO4 4N sampai larutan berwarna biru jernih.

Cat: Penambahan pengasaman pada sampel terusi berfungsi untuk mencegah hidrolisis CuSO4

oleh air. Sebenarnya boleh menggunakan pengasam selain H2SO4 4N, seperti HCl 4N. Namun untuk mengurangi banyaknya jenis pengotor, maka digunakan asam yang semarga dengan CuSO4.

4. Larutan dididihkan.5. Larutan diendapkan dengan NaOH 4N sedikit demi sedikit.

Cat: Larutan diendapkan dengan basa kuat karena jika dengan basa lemah seperti NH4OH, endapan akan larut sebagai garam komplek [Cu(NH3)4]2+. Dengan basa kuat seperti NaOH, ion Cu akan mengendap membentuk hidroksidanya. Namun endapan ini tidak setabil, karena

Page 2: Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O

mudah terurai menjadi oksidanya namun tidak semuanya (Sebagian Cu(OH)2 Dan sebagian CuO). Oleh karena itu, pengendapan perlu dalam suasana panas agar semua endapan Cu(OH)2

terurai seluruhnya menjadi endapan CuO. Karena salah satu syarat dalam analisis Gravimetri adalah tunggal dan murni.Perubahan saat proses pengendaapan, yaitu:Biru Muda Hijau Muda Coklat Muda Coklat Kehitaman Hitam

6. Uji Pengendapan sempurna.a. Larutan jernih ditetesi pereaksi pengendap 1-2 tetes, jika tidak terbentuk endapan lagi

maka larutan telah mengendap sempurna.b. Cairan jernih diteteskan ke kertas lakmus merah, jika endapan berubah menjadi biru maka

larutan telah mengendap sempurna.7. Endapan disaring dengan kertas saring whatman no.40.

Cat: Pemilihan kertas saring harus disesuaikan dengan kualitan endapan yaitu Kasar, berat dan mudah mengenap. Maka penyaringan digunakan kertas saring whatman no.41. Namun terkadang diperoleh kualitas endapan yang kurang sesuai, sehingga jika disaring dengan kertas saring whatman no.40 dikhawatirkan akan mengalami kebocoran. Oleh karena itu, jika endapan yang diperoleh kurang baik dianjurkan menggunakan kertas saring no.40 yang lebih halus dan pori-porinya lebih kecil dari kertas saring no.41.

8. Endapan dicuci dengan air suling biasa (Tanpa dipanaskan) sampai bebas pengotor sulfat dan kelebihan basa.a. Uji basa: Air filtrat dari batang corong yang telah dicuci beberapa kali di ambil dengan

pengaduk, lalu diteteskan ke kertas lakmus merah. Jika kertas lakmus tetap merah, maka endapan telah bebas dari kelebihan basa.

9. Kertas saring yang berisi endapan dikeringkan di dalam oven.10. Diperarang, Dipijarkan dan didinginkan di dalam desikator. Kemudian ditimbang.11. Dilakukan beberapa kali sampai mendapat bobot tetap.

E. PEMBAHASANKetika dilarutkan, sampel Terusi akan mengalami hidrolisis membentuk endapan Cu(OH)2

yang berwarna biru. Namun endapan ini tidak stabil dan ion Cu2+ belum mengendap sempurna serta memang endapannya belum diinginkan. Oleh karena itu, endapan tersebut harus dilarutkan kembali dengan menambahkan beberapa tetes asam. Asam yang digunakan haruslah asam yang semarga dengan sampelnya, hal ini dilakukan untuk mengurangi banyaknya jenis pengotor. Dan asam yang digunakan adalah H2SO4 yang memiliki sisa asam yang sama dengan terusi.

Ion Cu2+ hanya dapat diendapkan dengan basa kuat seperti NaOH. Karena, apabila diendapkan dengan basa lemah seperti NH4OH akan terbentuk senyawa kompleks [Cu(NH3)4](OH)2

(Tetraamin Tembaga(II) Hidroksida).Dengan basa kuat, ion Cu2+ akan mengendap sempurna membentuk hidroksidanya, yaitu

Cu(OH)2 yang berwarna biru. Namun endapan tersebut tidak stabil, yaitu mudah mengurai membentuk oksidanya CuO yang berwarna hitamcoklat. Namun tidak semuanya mengurai, sebagian ada yang masih membentuk Cu(OH)2. Hal ini akan menyebabkan endapan menjadi ganda, dan hal ini tidak boleh terjadi dalam analisis gravimetri. Untuk mengatasi hal ini, larutan tembaga (II) harus diendapkan dalam suasana mendidih. Dengan demikian, semua endapan akan langsung terurai membentuk endapan CuO yang berwarna hitamcoklat.

Setelah proses pengendapan, dilakukan uji pengendapan sempurna untuk memastikan apakah ion Cu2+ telah terendap sempurna atau belum. Dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Pertama adalah dengan meneteskan pereaksi pengendap 1-2 tetes ke bagian larutan induk. Jika tidak terbentuk endapan baru, artinya ion Cu2+ telah mengendap sempurna.

b. Kedua adalah dengan meneteskan larutan induk ke kertas lakmus merah. Apabila kertas lakmus merah berubah menjadi biru, itu artinya pengendapan telah berlebih yang menendakan bahwa ion Cu2+ telah mengendap sempurna.

Page 3: Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O

Endapan CaO yang baik adalah berat dan kasar yang ditandai dengan cepatnya mengenap. Usaha yang dapat dilakukan untuk mendapatkan endapan tersebut adalah suhu larutan pada saat diendapkan harus mendidih dan konsentrasi larutan pengendap yang encer serta ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk secara merata dan kuat.

Pemilihan kertas saring yang digunakan harus disesuaikan dengan kualitas endapan. Untuk endapan CaO yang kasar dan berat serta mudah mengenap, digunakan kertas saring whatman no.41. Namun sering kali endapan yang diperoleh tidak sesuai dan kurang baik, maka untuk mencegah kebocoran digunakan kertas saring whatman no.40 yang memiliki pori-pori lebih kecil dan halus. Endapan CaO dicuci dengan air suling biasa hingga bebas dari pengotor ion sulfat.

Pemijaran dilakukan untuk mendapatkan endapan yang stabil. Setelah pemijaran abu tetap ditimbang sebagai CaO yang berwarna hitamcokelat.

F. FAKTOR KIMIACuCuO

G. KADAR Cu PRAKTEKFK x Bobot abuBobot Sampel

x100 %