21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negarah tahun 1945 adalah mencerdaskan bangsa. Pada tujuan ini sudah sangat jelas, bahwa tameng dan tonggal utama Negara haruslah pendidikan. Demi tercapai dan terlaksananya tujuan Negara tersebut maka penyelenggaraan pedidikan di Indonesia seluruhnya harus mengacau pada tujuan Negara dan tujuan pendidikan nasional Indonesia. Untuk itu penyelenggaraan pendidikan Indonesia harus terlaksana sebaik mungkin baik dari segi pemerataan pendidikan baik jumlah, kelayakan dan dari segi mutu pendidikan itu sendiri. Mutu pendidikan yang berkualitas data dinilai dari sejauhmana tingkat keefektifan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Pendidikan dapat berlangsung ketika adanya unsur peserta didik serta adanya tenaga pendidikan sebagai penyedia jasa pendidikan atau sumber ilmu agi peserta didik Peran tenaga pendidikan, dalam hal ini guru sangat besar pengaruhnya dalam ketercapaian mutu pendidikan. Kualitas guru yang tinggi pun sangat mendukung mutu pendidikan. Untuk itu perlu adanya upaya peningkatan kualitas guru. 1

Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar Negarah tahun 1945 adalah mencerdaskan bangsa. Pada tujuan ini sudah sangat jelas,

bahwa tameng dan tonggal utama Negara haruslah pendidikan. Demi tercapai dan terlaksananya

tujuan Negara tersebut maka penyelenggaraan pedidikan di Indonesia seluruhnya harus

mengacau pada tujuan Negara dan tujuan pendidikan nasional Indonesia.

Untuk itu penyelenggaraan pendidikan Indonesia harus terlaksana sebaik mungkin baik

dari segi pemerataan pendidikan baik jumlah, kelayakan dan dari segi mutu pendidikan itu

sendiri. Mutu pendidikan yang berkualitas data dinilai dari sejauhmana tingkat keefektifan

sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan.

Pendidikan dapat berlangsung ketika adanya unsur peserta didik serta adanya tenaga

pendidikan sebagai penyedia jasa pendidikan atau sumber ilmu agi peserta didik Peran tenaga

pendidikan, dalam hal ini guru sangat besar pengaruhnya dalam ketercapaian mutu pendidikan.

Kualitas guru yang tinggi pun sangat mendukung mutu pendidikan. Untuk itu perlu adanya

upaya peningkatan kualitas guru.

Melihat hal tersebut, maka penulis menyusun makalah Peningkatan Efektifitas Sekolah

Melalui Uapaya Peningkatan Kualitas Guru ini. Semoga makalah ini menjadi manfaat bagi

dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas sekolah dalam perspektif mutu pendidikan?

2. Apa saja standar atau parameter pendidikan yang bermutu tinggi?

3. Apa upaya peningkatan efektifitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1

Page 2: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

1. Mengetahui efektifitas sekolah dipandang dalam perspektif mutu pendidikan

2. Mengetahui standar dari pendidikan bermutu tinggi

3. Mengetahui upaya a[a saja yang dapat dilakukan demi peningkatan efektifitas

sekolah melalui peningkatan kaulitas guru.

D. Manfaat Penulisan

Dengan adanya penulsan makalah ini diharapkan kita dapat mengambil

manfaatnya yakni memberikan referensi serta masukan bagi pihak-pihak yang

membutuhkan. Memancing pendapat dari berbagai kalangan serta informasi bagi para

guru dan pihak-pihak pendidikan lainnya.

2

Page 3: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Efektifitas Sekolah

Efektivitas Sekolah dikemukakan oleh Cheng, yakni Efektivitas Sekolah menunjukkan

pada kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal, baik fungsi ekonomis,

fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya maupun fungsi pendidikan. Fungsi

ekonomis sekolah adalah memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi

sehingga dapat hidup sejahtera. Fungsi sosial kemanusiaan sekolah adalah sebagai media bagi

siswa untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat. Fungsi politis sekolah adalah sebagai

wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Fungsi budaya adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya. Adapun fungsi

pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untk proses pendewasaan dan pembentukan

kepribadian siswa (http://pintania.wordpress.com/efektivitas-sekolah/ diakses pada tanggal 16

Maret 2013).

B. Mutu pendidikan

Mutu, secara umum dapat didefinisikan sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh

dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang

diharapkan. Arcaro (2007:75) memaknai mutu sebagai sebuah proses struktur untuk

memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Adapun menurut Edward Sallis (2008:33), mutu,

khususnya dalam kontek Total Quality Management (TQM) adalah merupakan sebuah filosofi

yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam

menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. 

Lebih lanjut Edward menyatakan bahwa mutu dapat dipandang sebagai sebuah konsep

yang absolut sekaligus relatif. Mutu dalam percakapan sehari-hari sebagaian besar dipahami

sebagai sesuatu yang absolut, misalnya restoran yang mahal dan mobil-mobil yang mewah yang

mahal. Sebagai suatu konsep yang ”absolut”, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan

benar, ini merupakan suatu idealisme yang tidak dapat dikompromikan. Dalam definisi yang

absolut, sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yang sangat tinggi dan tidak dapat

3

Page 4: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

diungguli. Sedangkan mutu yang ”relatif” dipandang sebagai sesuatu yang melekat pada sebuah

produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Untuk itu dalam definisi relatif ini produk atau

layanan akan dianggap bermutu, bukan karena ia mahal dan eksklusif, tetapi ia memiliki nilai

misalnya keaslian produk, wajar, dan familiar. 

Sedangkan Mutu dalam konteks pendidikan, pengertiannya meliputi input, proses, dan

output pendidikan. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan

untuk berlangsungnya proses. Misalnya, sumber daya, perangkat lunak serta harapan-harapan

sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Proses Pendidikan merupakan berubahnya sesuatu

menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut

input, sedangkan sesuatu dari proses disebut output.

Dalam konteks pendidikan mikro (tingkat sekolah) yang dimaksud dengan proses

adalah pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program,

proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi. Sedangkan output pendidikan,

adalah merupakan kenerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari

proses/prilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektifitasnya,

produktifitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya serta moral kerjanya

Untuk meningkatkan mutu sekolah diperlukan dukungan kepemimpinan kepala sekolah

dan manajemen sekolah yang efektif untuk mendukung kegiatan utama sekolah, yaitu proses

belajar mengajar di kelas.  Kepala sekolah yang efektif ialah kepala sekolah yang menjalankan

kepemimpinan secara efektif.  Oleh karena itu efektivitas kepemimpinan kepala sekolah adalah

mereka yang membuka diri untuk adanya pengaruh guru dan pegawai terhadap persoalan penting

sehingga produktivitas dan mutu kinerja sekolah akan bertambah baik jika semua unsur personil

bekerja di bawah payung seorang pemimpin yang memenuhi harapan mereka. 

Guru yang efektif adalah guru yang berkinerja tinggi, terutama kinerja mengajarnya,

yang bisa menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik untuk belajar

dengan baik dan hasil, dan terampil dalam mengajar dengan berbagai metode, tampil dalam

memberikan penguatan dan terampil pula dalam mengakhiri pelajaran, serta guru menjadi

teladan atau model dalam pandangan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan.

(http://jodenmot.wordpress.com/2012/12/26/konsep-mutu-pendidikan/)

4

Page 5: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

BAB III

PEMBAHASAN

A. Efektivitas Sekolah Dalam Perspektif Mutu Pendidikan

Dukutip dari http://pintania.wordpress.com/efektivitas-sekolah/ diakses pada tanggal 16

Maret 2013, efektivitas Sekolah dalam Perspektif Mutu Pendidikan merupakan penyelenggaraan

layanan belajar bagi peserta didik biasanya dikaji dalam konteks mutu pendidikan yang erat

hubungannya dengan kajian kualitas manajemen dan Efektivitas Sekolah. Di lingkungan system

persekolahan, konsep mutu pendidikan dipersepsi berbeda-beda oleh berbagai pihak. Menurut

persepsi kebanyakan orang (orang tua dan masyarakat pada umumnya), mutu pendidikan di

sekolah secara sederhana dilihat dari perolehan nilai atau angka yang dicapai seperti ditunjukkan

dalam hasil-hasil ulangan dan ujian. Sekolah dianggap bermutu apabila para siswanya sebagian

besar atau seluruhnya, memperoleh nilai atau angka yang tinggi, sehingga berpeluang

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Persepsi tersebut tidak keliru apabila nilai

atau angka tersebut diakui sebagai representasi dari totalitas hasil belajar, yang dapat dipercaya

menggambarkan derajat perubahan tingkah laku atau penguasaan kemampuan yang menyangkut

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian, hasil pendidikan yang bermutu

memiliki nuansa kuantitatif dan kualitatif. Artinya, disamping ditunjukkan oleh indikator

seberapa banyak siswa yang berprestasi sebagai mana dilihat dalam perolehan nilai yang tinggi,

juga ditunjukkan oleh seberapa baik kepemilikian kualitas pribadi para siswanya, seperti tampak

dalam kepercayaan diri, kemandirian, disiplin, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi pekerti,

beriman dan bertaqwa, bertanggung jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi, dan lain sebagainya.

Analisis di atas memberikan pemahaman yang jelas bahwa konsep Efektivitas Sekolah berkaitan

langsung dengan mutu kinerja sekolah.

Efektivitas Sekolah dalam perspektif mutu pendidikan dapat dikatakan bahwa sekolah

yang efektif adalah sekolah seperti berikut:

1. Memiliki masukan siswa dengan potensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum,

2. Dapat menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu,

5

Page 6: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

3. Memiliki fasilitas sekolah yang menunjang efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar

mengajar

4. Memiliki kemampuan menciptakan budaya sekolah yang kondusif sebagai refleksi

dari kinerja kepemimpinan professional kepala sekolah.

Penyeleggaraan layanan belajar bagibpeserta didik biasanya dikaji dalam konteks mutu

pendidikan yang erat hubungannya dengan kajian kualitas manajemen dan sekolah efektif. Di

lingkungan system sekolah, konsep mutu pendidikan dipersepsi berbeda-beda oleh berbagai

pihak. Menurut persepsi masyarakat umum, mutu pendidikan di sekolah secara sederhana

diihatdari perolehan nilai yang dicapai dalam hasil ulangan dan ujian. Sekoah dianggap bermutu

ila peserta didik sebagian besar memperoleh ilai yang tinggi sehingga berpeluang melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pandangan tersebut tidak keliru bila nilai diakui sebagai representative dari totalitas hasil

berlajar mencakupi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan denikian, hasil

pendidikan yang bermutu dapat dilihat dengan kuantitatif dan kualitatif. Artinya, selain sebagai

indikatr seberapa banyak peserta didik berprestasi tetapi juga seberapa baik kualitas dari pribadi

peserta didik, seperti yang terlihat dalam kesehariaan peserta didik yakni kepercayaan diri,

kemandirian, kedisiplinan, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi pekerti, beriman dan bertaqwa,

tanggung jawab social dan kebangsaan, apresiasi dan lain sebagainya. Analisis tersebut member

pemahaman jelas bahwa konsep sekolaheektif berkaitan langsung dengan mutu kinerja sekolah.

B. Standar atau Parameter Pendidikan Yang Berkualitas

Standar atau parameter adalah ukuran atau barometer yang digunakan untuk menilai atau

mengukur sesuatu hal. Ini menjadi penting untuk kita ketahui, apalagi dalam rangka mewujudkan

suatu pendidikan yang berkualitas. Kalau kita mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP.) No. 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, ada delapan Standar nasional pendidikan

yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, yaitu:

1. Standar kompetensi kelulusan

2. Standar isi, adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan

dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi

6

Page 7: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada

jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

3. Standar proses, adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar

kompetensi lulusan.

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan, adalah kriteria pendidikan prajabatan dan

kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

5. Standar sarana dan prasarana, adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,

perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan

berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

6. Standar pengelolaan, adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan

pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional, agar tercapai efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

7. Standar pembiayaan, adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya

operasi satuan pendidikan yang berlaku selam satu tahun.

8. Standar penilaian pendidikan, adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Standar nasional pendidikan ini berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan, pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Juga

bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Salah satu standar

diatas yang paling penting untuk diperhatikan yaitu standar pendidik dan kependidikan. Dimana

seorang pendidik harus memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini, yaitu: kompetensi peadagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Ada empat standar kualitas pendidikan dalam urutan prioritasnya adalah seperti yang

diuarikan berikut ini.

7

Page 8: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

1. Guru

Mutu pendidikan amat ditentukan kualitas dan komitmen seorang guru. Profesi guru

menjadi tidak menarik di banyak daerah karena tidak menjanjikan kesejahteraan finansial

dan penghargaan profesional. Oleh karena itu, dengan dirumuskannya jenjang

profesionalitas yang jelas, maka kualitas guru-guru dapat dijaga dengan baik. Tentunya

hal ini juga berkaitan dengan penghargaan profesionalitas yang didapat dalam setiap

jenjang tersebut.

Guru juga harus bertanggung jawab dalam membangun atmosfer akademik di dalam

kelas. Atmosfer ini sebenarnya bertujuan untuk membentuk karakter siswa terutama

berkaitan dengan nilai-nilai akademik utama yaitu sikap ilmiah dan kreatif. Guru perlu

menekankan nilai-nilai inti yang berhubungan dengan pengembangan sikap ilmiah dan

kreatif dalam setiap tugas yang diberikan kepada siswanya, dalam membimbing siswa

memecahkan suatu persoalan atau juga dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari

siswa. Untuk dapat mengajar secara efektif, maka guru-guru akan ditraining secara

kontinyu (bukan hanya sekali saja) dan terutama akan dibekali pengetahuan tentang cara

mengajar yang baik dan bagaimana cara menilai yang efektif. Sehingga diharapkan guru

tersebut dapat mengembangkan cara mengajarnya sendiri, dapat meningkatkan

pengetahuan mereka sendiri dan juga dapat berkolaborasi dengan guru yang lain.

2. Kurikulum

Kurikulum di sini bukan sekedar kumpulan aktivitas saja, ia harus koheren antara

aktivitas yang satu dengan yang lain. Dalam kurikulum, juga harus diperhatikan

bagaimana menjaga agar materi-materi yang diberikan dapat menantang siswa sehingga

tidak membuat mereka merasa bosan dengan pengulangan-pengulangan materi saja.

Tentu saja hal ini bukan berarti mengubah-ubah topik yang ada tetapi lebih kepada

penggunaan berbagai alternatif cara pembelajaran untuk memperdalam suatu topik atau

mengaplikasikan suatu topik pada berbagai masalah riil yang relevan.

Kurikulum juga harus memuat secara jelas mengenai cara pembelajaran (learning)

dan cara penilaian (assesment) yang digunakan di dalam kelas. Cara pembelajaran yang

dijalankan harus membuat siswa memahami dengan benar mengenai hal-hal yang

mendasar. Pemahaman ini bukan hanya berdasarkan hasil dari pengajaran satu arah dari

guru ke siswa, tetapi lebih merupakan pemahaman yang muncul dari keaktifan siswa

8

Page 9: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

dalam membangun pengetahuannya sendiri dengan merangkai pengalaman pembelajaran

di kelas dan pengetahuan yang telah dimilikinya sebelumnya.

3. Atmosfer Akademik

Atmosfer akademik bertujuan untuk membentuk karakter siswa terutama berkaitan

dengan nilai-nilai akademik utama yaitu sikap ilmiah dan kreatif. Atmosfer ini dibangun

dari interaksi antar siswa, dari interaksi antara siswa dengan guru, interaksi dengan

orang tua siswa dan juga suasana lingkungan fisik yang diciptakan. Guru memegang

peran sentral dalam membangun atmosfer akademik ini dalam kegiatan pengajarannya

di kelas dan berlaku untuk semua yang terlibat dalam sistem pendidikan.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana membangun sikap ilmiah dan kreatif ini

dalam kegiatan operasional pendidikan sehari-harinya? Untuk ini kita perlu menyadari

nilai-nilai inti yang harus ditanamkan ke semua komponen yang terlibat dalam kegiatan

pendidikan yang diselenggarakan. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang

menghargai hasil-hasil intelektual baik yang berasal dari dirinya sendiri maupun orang

lain, disamping kritis dalam menerima hasil-hasil intelektual tersebut. Sedangkan sikap

kreatif disini mempunyai maksud sikap untuk terus-menerus mengembangkan

kemampuan memecahkan soal dan mengembangkan pengetahuan secara mandiri.

4. Sumber Keilmuan

Sumber Keilmuan disini adalah berupa prasarana dalam kegiatan pengajaran, yaitu

buku, alat peraga dan teknologi. Semua hal ini harus dapat dieksploitasi dengan baik untuk

mendukung setiap proses pengajaran dan juga dalam membangun atmosfer akademik yang

hendak diciptakan. Apalagi pengajaran menganut pendekatan yang kongkrit, maka guru

harus dapat menggunakan hal-hal yang umum disekitar kita seperti: mata uang dan jam,

sebagai alat peraga.

C. Upaya Peningkatan Kualitas Guru Untuk Pencapaian Mutu Pendidikan

Kemampuan umum yang dimiliki seorang anak biasanya dipergunakan sebagai prediktor

untuk menjelaskan tingkat kemampuan menyelesaikan program belajar, sehingga kemampuan ini

sering disebut sebagai scholastic aptitude atau potensi akademik. Seorang siswa yang memiliki

potensi akademik yang tinggi diduga memiliki kemampuan yang tinggi pula untuk

9

Page 10: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

menyelesaikan program-program belajar atau tugas-tugas belajar pada umumnya di sekolah, dan

karenanya diperhitungkan akan memperoleh prestasi yang diharapkan.

Sementara itu, kemampuan khusus atau bakat dijadikan prediktor untuk berprestasi

dengan baik dalam bidang kajian khusus seperti dalam bidang karya seni, musik, akting dan

sejenisnya. Atas dasar pemahaman ini, maka untuk memperoleh mutu pendidikan sekolah yang

baik, para siswa yang dilayaninya harus memiliki potensi yang memadai untuk menyelesaikan

program-program belajar yang dituntut oleh kurikulum sekolah. Kemampuan profesional guru

direfleksikan pada mutu pengalaman pembelajaran siswa yang berinteraksi dalam kondisi proses

belajar mengajar. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh:

1. Tingkat penguasaan guru terhadap bahan pelajaran dan penguasaan struktur konsep-

konsep keilmuannya.

2. Metode, pendekatan, gaya atau seni dan prosedur mengajar, pemanfaatan, fasilitas

belajar secara efektif dan efisien.

3. Pemahaman guru terhadap karateristik kelompok dan perorangan siswa.

4. Kemampuan guru menciptakan dialog kreatif dan menciptakan lingkungan belajar

yang menyenangkan

5. Kepribadian guru.

Atas dasar analisis tersebut, maka upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

harus disertai dengan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional dan

memperbaiki kualitas kepribadian gurunya. Pada tingkat sekolah, upaya tersebut ditunjukkan

dalam kegiatan-kegiatan berikut, yaitu:

1. Interaksi kolegialitas di antar guru antar sekolah

Suatu hal yang sangat penting seorang guru mengadakan kunjungan antar sekolah

sehingga akan menambah wawasan pengetahuan, bertukar pikiran dan informasi

tentang kemajuan sekolah. Ini akan menambah dan melengkapi pengetahuan yang

dimilikinya serta mengatai permasalahan-permasalahan dan kekurangan yang terjadi

sehingga peningkatan pendidikan akan bisa tercapai dengan cepat.

2. Pemahaman proses-proses kognitif dalam penyelenggaraan pengajaran

3. Penguasaan struktur pengetahuan mata pelajaran.

Menjadi guru professional tidak hanya menguasai atau membaca dan hanya

berpedoman pada satu atau beberapa buku saja, guru yang berprofesional haruslah

10

Page 11: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

banyak membaca berbagai macam buku untuk menambah bahan materi yang akan

disampaikan sehingga sebagai pendidik tidak akan kekurangan pengetahuan-

pengetahuan dan informasi-informasi yang muncul dan berkembang di dalam

mayarakat. Selain itu guru dapat mengikuti pelatihan atau kursus seperti bahasa asing

dan computer.

4. Pemilikan pemahaman dan penghayatan terhadap nilai, keyakinan, dan standar.

5. Keterampilan mengajar.

Menurut para ahli bahwa penataran adalah semua usaha pendidikan dan pengalaman

untuk meningkatkan keahlian guru menyelarasikan pengetahuan dan keterampilan

mereka sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang-

bidang masing-masing. Sedangkan kegiatan penataran itu sendiri di tujukan:

a. Mempertinggi mutu petugas sebagai profesinya masing-masing.

b. Meningkatkan efesiensi kerja menuju arah tercapainya hasil yang optimal.

c. Perkembangan kegairahan kerja dan peningkatan kesejahteraan.

Jadi penataran itu dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja, keahlian dan

peningkatan terutama pendidikan untuk menghadapi arus globaliasi.

6. Pengetahuan bagaimana siswa belajar.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan hubungan dengan wali siswa.

Mengadakan pertemuan dengan wali siswa sangatlah penting sekali, karena dengan

ini guru dan orang tua akan dapat saling berkomunikasi, mengetahui dan menjaga

peserta didik serta bisa mengarahkan pada perbuatan yang positif. Karena jam

pendidikan yang diberikan di sekolah lebih sedikit apabila dibandingkan jam

pendidikan di dalam keluarga.

11

Page 12: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

BAB III

KESIMPULAN

Efektifitas Sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi oleh

prioritas utama standar pendidikan yakni guru. Untuk itu perlu adanya upaya

peningkatan ualitas guru, adapun upaya tersebut adalah sebagai berikut:

1. Interaksi kolegialitas di antar guru antar sekolah

2. Pemahaman proses-proses kognitif dalam penyelenggaraan pengajaran

3. Penguasaan struktur pengetahuan mata pelajaran.

4. Pemilikan pemahaman dan penghayatan terhadap nilai, keyakinan, dan standar.

5. Keterampilan mengajar.

6. Pengetahuan bagaimana siswa belajar.

12

Page 13: Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. _________. Efektifitas Sekolah diunduh melalui

http://pintania.wordpress.com/efektivitas-sekolah/ pada 16 Maret 2013).

Anonim. 2012. Konsep Mutu Pedidikan. Diunduh melaui

http://jodenmot.wordpress.com/2012/12/26/konsep-mutu-pendidikan/ pada 15 Juni

2013

Edward Sallis. 2008. Total Quality Management In Education (Manajemen Mutu Pendidikan

Cet; VII). Alis Bahasa Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurrozi. Yogyakarta.

Jerome S. Arcaro. 2007. Quality in Education: an Implementation Handbook (Pendidikan

Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsip dan Tata Langkah Penerapan). Diterjemahkan oleh

Yosal Iriantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar:

Nur Fatimah, dkk. 2010. Makalah Dasar-dasar Pendidikan. Yogyakarta: Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa

Yatna Supriatna. 2012. Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan. Diunduh melalui

http://orangmajalengka.blogspot.com/2012/06/upaya-peningkatan-kualitas-

pendidikan.html pada 15 Juni 2013

13