20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga dapat beradaptasi dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri yang bersifat mandiri. Setelah tali pusat dipotong tidak ada lagi aliran darah yang mengandung oksigen dan nutrien dari ibu ke bayinya. Pada janin yang normal dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak menimbulkan masalah. Selama proses persalinan dan segera setelah lahir bayi menerima berbagai rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi.dengan kehidupan di luar uterus. Dan perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus digestivus. Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim . Pada saat ini terjadi pematangan hampir pada semua sistem. Dalam 1 bulan setelah fertilisasi ovum, karakteristik umum dari semua organ- organ yang berbeda dari fetus telah mulai berkembang dan selama 2 sampai bulan berikutnya sebagian besar bagian-baguan dai organ yang berbeda telah selesai dibentuk lebih dari 4 bulan, organ-organ pada fetus khususnya sama dengan yang terdapat pada neonatus. Akan tetapi, perkembangan selular dari sebagian organ biasanya jauh dari sempurna, dan masih membutuhkan waktu 5 bulan kehamilan untuk menyempurnakan perkembangan tersebut. Bahkan pada saat lahir, struktur struktur tertentu, terutama sistem saraf, ginjal, dan hati, masih kurang berkembang dengan baik Pematangan janin dan kelangsungan hidup neonatus diatur oleh berbagai jenis hormon. Tujuan dari pengaturan hormon ini adalah agar seorang bayi dapat bertahan hidup baik di dalam rahim maupun di luar rahim. Salah satu hormon yang berperan adalah hormon-hormon yang dihasilkan dari kelenjar endokrin.

Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga

dapat beradaptasi dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri

yang bersifat mandiri. Setelah tali pusat dipotong tidak ada lagi aliran darah yang

mengandung oksigen dan nutrien dari ibu ke bayinya. Pada janin yang normal

dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak menimbulkan masalah.

Selama proses persalinan dan segera setelah lahir bayi menerima berbagai

rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi.dengan kehidupan di luar uterus. Dan

perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus

digestivus.

Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan

usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam

rahim . Pada saat ini terjadi pematangan hampir pada semua sistem.

Dalam 1 bulan setelah fertilisasi ovum, karakteristik umum dari semua organ-

organ yang berbeda dari fetus telah mulai berkembang dan selama 2 sampai bulan

berikutnya sebagian besar bagian-baguan dai organ yang berbeda telah selesai

dibentuk lebih dari 4 bulan, organ-organ pada fetus khususnya sama

dengan yang terdapat pada neonatus. Akan tetapi, perkembangan selular dari

sebagian organ biasanya jauh dari sempurna, dan masih membutuhkan waktu 5

bulan kehamilan untuk menyempurnakan perkembangan tersebut. Bahkan pada

saat lahir, struktur – struktur tertentu, terutama sistem saraf, ginjal, dan hati, masih

kurang berkembang dengan baik

Pematangan janin dan kelangsungan hidup neonatus diatur oleh berbagai

jenis hormon. Tujuan dari pengaturan hormon ini adalah agar seorang bayi dapat

bertahan hidup baik di dalam rahim maupun di luar rahim. Salah satu hormon

yang berperan adalah hormon-hormon yang dihasilkan dari kelenjar endokrin.

Page 2: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

2

Kelenjar –kelenjar endokrin pada intra uterin belum bisa berfungsi secara

maksimal karena pembentukan belum sempurna dan masih mendapatkan bantuan

dari plasenta dan kelenjar endokrin ibunya.

Janin dalam kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, yang

dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk ke

dalam alveoli paru-paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi

oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen

meningkat hingga melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak tergantung pada

konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat

pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat itu

menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai

25%. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah

antara uterus dan plasenta).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra

uterus dan ekstra uterus?

2. Bagaimana perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus

dan ekstra uterus?

3. Bagaimana perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari

intra uterus dan ekstra uterus?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra

uterus dan ekstra uterus

2. Mengetahui perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus

dan ekstra uterus

3. Mengetahui perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari

intra uterus dan ekstra uterus

D. Manfaat Penulisan

Untuk mengetahui perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari

segi sistem respirasi, sirkulasi dan traktus digestivus.

Page 3: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

3

BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan Dan Persiapan Kehidupan Neonatus Dari Intra Ke Ekstra

Uterus

A. Sistem Pernapasan

Skema permulaan pernapasan

Page 4: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

4

Sistem pernapasan merupakan sistem yang paling besar mengalami

perubahan dari fase intra uterus menuju ekstra uterus karena bayi baru lahir harus

segera melakukan respirasi. Organ yang berperan dalam respirasi janin sebelum

lahir adalah plasenta. Alveoli kemudian berkembang sepanjang proses gestasi,

demikian pula kemampuan janin untuk memproduksi surfaktan, fosfolipid yang

menurunkan tegangan permukan bidang temu alveoli udara, bayi baru lahir harus

mengatur dengan baik kemampuan-kemampuan ini menjadi sebuah pola napas

yang serasi.

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik

setelah kelahirann. Pernapasan ini timbul akibat aktivitas normal susunan saraf

pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya seperti

kemoreseptor carotid yang peka terhadap kekurangan O2, rangsangan hipoksemia,

sentuhan dan perubahan suhu dalam uterus dan di luar uterus.

1. Intra Uterus

Pertukaran O2 dan CO2 dilakukan oleh plasenta, karena oksigen diberikan

kepada janin melalui plasenta maka paru-paru tidak berisi udara. Alveoli berisi

cairan yang dibentuk di dalam paru-paru itu sendiri, maka paru-paru yang berisi

cairan tidak dipakai.

Janin dalam kandungan memang telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan,

yang dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk

ke dalam alveoli paru-paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi

Page 5: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

5

oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen

meningkat hingga melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak tergantung pada

konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat

pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat itu

menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai

25%. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah

antara uterus dan plasenta). Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi utero

plasenter sehingga saturasi oksigen lebih menurun, misalnya pada kontraksi uterus

yang tidak sempurna, eklampsia,dan sebagainya maka terdapatlah gangguan-

gangguan dalam keseimbangan asam dan basa pada janin tersebut, dengan akibat

dapat melumpuhkan pusat pernapasan janin. Pada permukaan paru-paru yang

telah matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi tahanan pada

permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas

pertama oleh janin. Pengembangan paru-paru disebabkan oleh adanya tekanan

negatif di dalam dada.

2. Ekstra uterus

Saat bayi menarik nafas pertama, paru-paru berkembang sambil terisi

udara, cairan paru-paru janin keluar dari alveoli. Pada saat bersamaan arterioli di

paru-paru mulai membuka, terjadilah peningkatan aliran darah yang masuk ke

dalam jaringan paru-paru sehingga duktus arteriosus menciut bersama-sama

Page 6: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

6

dengan terjadinya peningkatan oksigen di dalam darah sehingga aliran darah yang

sebelumnya melalui duktus arteriosus sekarang dialirkan melalui paru-paru

dimana oksigen akan diambil untuk dibawa ke jaringan di seluruh tubuh.

Meskipun selama masa janin sudah ada masa pernapasan, tarikan napas

pertama dan selanjutnya mendorong cairan dalam alveolur keluar dan diserap oleh

sistem limfatik. Selanjutnya terjadi pertukaran gas di alveolus. Oksigen yang

masuk ke pembuluh darah paru menyebabkan pembuluh darah paru dari

vasokonstriksi menjadi vasodilatasi. Vasodilatasi menurunkan tahanan pembuluh

darah paru, sehingga aliran darah ke paru meningkat. Pernapasan timbul sebagai

akibat normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa

rangsang seperti kemoreseptor karotid yang sangat peka terhadap kekurangan

oksigen, rangsang hipoksemia, taktil dan perubahan suhu di dalam uterus dan di

luar uterus. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak

yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot –

otot pernapasan lainnya.

3. Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Pernafasan Pertama

Pada menit-menit terakhir kelahirannya, janin semakin menjadi hipoksik

karena kekurangan oksigen, sebagai akibat kurangnya sirkulasi darah melalui

plasenta karena kontraksi uterus yang kuat. Derajat hipoksia yang ringan ini

merangsang usaha bernapas pertama kali pada neonatus setelah dilahirkan.

Dengan usaha bernapas pertama ini, cairan yang menempati jalan napas didorong

kedalam alveoli yang mengembang, sehingga cairan ini dapat diabsorpsi dengan

cepat ke dalam pembuluh dan sirkulasi limfe paru. Dalam 15 menit setelah lahir,

cairan ini telah hilang dan alveoli mengembang karena udara. Jika keadaan ini

tidak terjadi, akan timbul masalah. Sekali terjadi pernapasan, irama pernapasan

akan dipertahankan oleh kemoreseptor-kemoreseptor yang bertanggung jawab

atas respon ventilasi terhadap karbon dioksida dan hipoksia.

Page 7: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

7

Secara rinci sebab-sebab yang menimbulkan pernafasan pertama

dijelaskan sbb:

a. Telah terjadi adanya pernapasan intrauterine

Janin sudah mengadakan pergerakan pernafasan di dalam rahim,

pernafasan di luar rahim merupakan kelanjutan dari gerakan pernapasan di dalam

rahim.

b.Adanya tekanan di dalam dada (thorax) sebelum bayi lahir

Kompresi dinding dada selama persalinan pervaginam yang diikuti oleh

penekunan elastic dari thorax saat tubuh dilahirkan akan merangsang reseptor

pengembangn di dalam paru-paru. Tekanan intra thoracic negative sangat besar

akan timbul pada waktu nafas ditarik. Keberhasilan nafas pertama ini akan

diperkuat oleh reflex pulmoner yang merangsang upaya inspiratori tambahan

sebelum penghembusan keluar. Tekanan ini akan menghilangngkan 1/3 dari 80-

100 ml cairan yang ada di paru-paru hingga 5 cm tekanan air saja yang diperlukan

untuk mengempeskan paru-paru. Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti

dengan udara, paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk

semula.

c. Adanya kompresi dan dekompresi pada kepala bayi

Kompresi dan dekompresi pada kepala bayi selama persalinan akan

merangsang pusat pernapasan di dalam otak yang pada gilirannya

mempertahankan rangsangan tersebut pada upaya bernafas.

d. Adanya penimbunan CO2 dan pengurangan O2

Setelah anak lahir, kadar CO2 dalam darah naik dan O2 turun, hal ini

merangsang terjadinya pernapasan.

e. Adanya rangsangan taktil pada tubuh bayi

Rangsangan taktil seperti perabaan punggung bayi baru lahir dengan

lembut, mengetuk atau mengelus telapak kaki dan mengeringkan bayi yang basah

cukup merangsang timbulnya respon awal pernafasan.

Pernapasan yang teratur dan terus bertahan normal akan menjadi mantap dalam 60

detik setelah kelahiran bayi.

Page 8: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

8

B. Sistem Sirkulasi

Saat paru-paru berkembang, tekanan O2 dalam vebtrikel kiri meningkat,

sebaliknya Co2 menurun. Hal tersebut menimbulkan resistansi pembuluh-

pembuluh darah paru, sehingga aliran darah kea lat tersebut meningkat, ini

menyebabkan darah dari arteri polmunalis mengalir ke paru-paru dan duktus

arteriosus menutup, dengan menutup dan menciutnya vena umbilikalis dan

kemudian di potong ali pusatnya, aliran darah dari plasenta melalui vena cava

inferior dan foramen oval eke atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya darah oleh

atrium kiri dari paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi daripada di

atrium kanan, ini menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin berubah

menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar tubuh ibu.

Pengalihan arah aliran darah setelah terhentinya aliran darah yang tinggi

melalui arteri umbilikalis untuk memberikan perfusi ke villi plasenta, dan volume

darah yang besar yang kembali melalui vena umbulikalis dan vena kava. Tekanan

vena di vena kava menurun sehingga duktus venosus menutup. Paru mengembang

pada saat pernapasan pertama dan tekanan vaskular paru turun secara tiba-tiba.

Dalam waktu yang sama, tekanan darah sistemik bayi sedikit meningkat. Ini

mengakibatkan pembangkitan arah aliran sementara melalui duktus arteriosus.

Ketika bayi bernapas, tegangan oksigen ini di dalam darah meningkat dan dinding

muskular duktus ini berkontraksi, sehingga aliran darah yang melaluinya berhenti.

Pada saat yang sama, tekanan di dalam atrium kanan menurun. Terjadi

peningkatan serentak aliran darah di seluruh paru. Darah masuk ke dalam atrium

dan mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam atrium kiri.

Dengan kata lain, menciutnya arteria dan vena umbilikalis dan kemudian

dipotongnya tali pusat, maka aliran darah dari plasenta terhenti. Tekanan di

ventrikel kanan dan atrium kanan menurun sebagai akibat meningkatnya aliran

darah dari ventrikel kanan ke paru melewati arteria pulmonalis. Sementara itu

aliran balik ke atrium kiri meningkat yang menyebabkan tekanan di atrium kiri

meningkat. Peningkatan tekanan atrium kiri dan penurunan tekanan atrium kanan

menyebabkan menutupnya foramen ovale. Sementara itu, oksigen menyebabkan

Page 9: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

9

menutupnya duktus arteriosus. Ini merupakan perubahan sirkulasi fetal ke

sirkulasi dewasa.

1. Intra Uteri

Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta,

melalui vena umbikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah

tersebut melalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula.

Di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik

ke atrium sinistra, melalui foramen yang terletak diantara atrium dekstra dan

atrium sinista. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri

yang kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil dari darah atrium

kanan mengatur ke ventrikel kanan bersama-sama dan darah yang berasal dari

paru-paru yang belum berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini,

yang seyogyanya megnalir melalui arteria pulmoralis darah di aorta akan mengalir

ke seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh darah

dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran

dan sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteria umbilikalis.

Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di koteledon dan jonjot-jonjot dan

kembali melalui vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya sirkulasi janin ini

berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.

Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan menangis kuat.

Dengan dengan demikian, paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam paru-

paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan

demikian, duktus botalli tidak berfungsi lagi. Demikian pula, karena tekanan

dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup, sehingga foramen

tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. Dengan dipotong dan diikatnya tali

pusat, arteri umbilikalis dan duktus vengsus arantii akan mengalami obiliterasi

dengan demikian, setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara

yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang

dicerna sistem pencernaan sendiri.

Page 10: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

10

Dewasa ini, dapat dipantau peredaran darah janin dan denyutan-denyutan

di tali pusat.

a. Karakteristik sirkulasi janin secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pirau (shunt) intra kardial (foramen ovale) maupun ekstra kardial

(duktus arteriosus dan venosus).

2. Ventrikel kanan dan ventrikel kiri bergerak secara serentak.

3. Vebtrikel kanan memompa darah ke tempat tahanan yang lebih tinggi dari

ventrikel kiri.

4. Darah yang dipompa ventrikel kanan sebagian besar menuju aorta melalui

duktus arteriosus dan hanya sebagian kecil menuju paru-paru.

5. Paru-paru mengambil O2 dari darah , bukan sebaliknya dan darah

memperoleh O2 dari plasenta.

6. Paru-paru secara terus menerus mensekresi cairan ke dalam saluran nafas.

7. Hati sebagai organ pertama yang menerima bahan makanan (O2, glukosa,

asam amino).

8. Plasenta sebaga tempat utama pertukaran gas. Makanan/ bahan esensial

janin dan ekskresi.

9. Plasenta mnejamin berjalannya sirkulasi pertahanan rendah.

b. Perjalan sirkulasi darah janin

Sirkulasi janin dimulai dari plasenta, menukar hasil metabolism (O2,

glukosa, asam amino, asam lemak, cairan dan elektrolit) bahkan makan di ambil

dari vena umbilikalis ke janin. 50% aliran darah masuk ke parenkim hati.,

Page 11: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

11

kemudian melalui vena hepatica ke vena cava inferior, sebagian lainnya melalui

duktus venosus langsung ke vena cava inferior. Pemantauan darah ke hati diatur

oleh vasokontriksi dan dilatasi duktus venosus. Darah dari vena cava inferior

masuk ke atrium kanan, 2/3 meunju ke artim kiri melalui foramen ovale,

selanjutnya dari ventrikel kiri menuju ke aorta dan sisa 1/3 darah mengalir ke

ventrikel kanan dan dipompakan ke arteri pulmonalis.

Sebagian berasal darah dari bagian atas tubuh masuk ke atrium kanan

melalui vena cava suferior dan sebagian besar terus ke ventrikel kanan dan arteri

pulmonalis, dari vebtrikel kanan sebagian darah menuju paru dan sebagian besar

menyebrang melalui duktus arteriosus menuju aorta.

2. Eksta uteri

a. Dua kejadian besar segra setelah bayi lahir:

a. Terjadi pernafasan pertama kali

b. Terputus hubuungan dengan plasenta

b. Segera setelah lahir terjadi perubahan sebagai berikut:

a. Tahanan vaskuler paru menurun sehingga aliran paru meningkat

b. Tahanan sistematik meningkat

c. Duktus arteriosus menutup

d. Foramen ovale menutup

e. Duktus venosus menutup

Page 12: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

12

Kejadian ini merupakan perubahan sirkulasi neonatus secara drastic yang

berbeda dengan dewasa sehingga disebut “Sirkulasi Neonatus” atau “Sirkulasi

Transisi”.

C. Sistem Traktus Digestivus

Sebelum lahir janin cukup bulan mulai menghisap dan menelan.

Kemampuan menelan dan mencerna ASI pada bayi baru lahir cukup bulan masih

terbatas. Hubungan antara esophagus dan lambung masih belum sempurna yang

menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung

sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Walau

pengosongan lambung 2,5-3 jam, itulah sebabnya bayi memerlukan ASi sesering

mungkin. Pada saat makanan masuk ke lambung, terjadilah gerakan peristaltik

cepat. Ini berarti pemberian makanan diikuti dengan reflex pengosongan lambung.

Bayi yang diberi ASI dapat bertinja 8-10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali

sehari. Bayi yang diberi minum Pasi bertinja 4-6 kali sehari, tetapi kecendrungan

dapat mengalami konstipasi. Untuk membantu bayi dalam mengatasi

gastrointestinal adalah dengan memberika ASI segra setelah bayi lahir.

Page 13: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

13

Beberapa organ saluran pencernaan mengalami perubahan dimasa kecil,

yaitu:

1. Mulut

Ada beberapa ciri yang normal pada bayi abru lahir yaitu pada daerah

mulut ; bibir bayi kemerahan, lidah rata dan simetris, tidak memanjag atau

menjulur di antara bibir. Frenulum (jaringan di bawah lidah) tidak membatasi

gerakan ujung lidah. Gusi sebagian besar memperlihatkan bakal gigi dan langit-

langit tertutup.

2. Lambung

Pada saat lahir kapasitas lambung bayi adalah sekitar 1-2 ounces (30-60

ml) dan meningkat dengan cepat. Karena bayi menghisap putting, udara juga

mungkin akan terhisap, hal ini akan menimbulkan rasa kenyang yang palsu karena

lambung penuh, bila udara tidak dapat keluar, hal ini akan menyebabkan bayi

mengalami regurgitasi. Reflex gumoh dan reflex batuk yang matang sudah

terbentuk dengan baik saat bayi lahir. Hubungan antara esophagus dan lambung

masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada BBL dan neonatus.

3. Pankreas

Pankreas telah mulai berfungsi meskipun amat terbatas. Insulin telah dapat

ditemukan pada kehamilan 13 minggu dan produksinya meningkat dengan tuanya

kehamilan. Pada ibu dengan diabetes mellitus tampak adanya hipertrofi sel-sel

longerhons. Akan tetapi, bukti bahwa insulin janin membantu ibunya dalam hal

diabetes melitus belum ada. Ketakutan terhadap rendahnya kadar gula darah pada

bayi baru lahir menjadi alasan baru “yang lumrah” untuk memisahkan ibu dengan

bayinya, dan memberikan bayi tambahan susu formula pada masa awal setelah

bayi lahir. Alasan kekhawatiran para dokter anak dan ahli neonatal tersebut adalah

karena kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan kerusakan pada otak,

sehingga hal ini menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan.

Page 14: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

14

4. Usus

Pada usia kehamilan 4 bulan alat pencernaan ini telah cukup terbentuk,

janin dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga

dengan demikian, janin membantu pula perputaran air ketuban. Absorbsi air

ketuban terjadi melalui mukosa seluruh traktus digestivus. Janin menelan air

ketuban, dapat dibuktikan dengan feses pertamanya setelah dilahirkan. Feses

pertama bayi adalah kehijauan, tidak berbau dan kental, dikenal dengan

mekonium. Feses ini mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi

saluran pencernaan, empedu, lanugo dan sisa zat jaringan tubuh lainnya.

Warna hijau tua mekonium disebabkan oleh pemecahan bilirubin.

Marconium dapat keluar per anum bila timbul hipoksia berat, sehingga usus-usus

mengadakan peristaltik, sedangkan muskulus sfingter ani dalam keadaan lumpuh.

Dengan demikian mekonium mencampuri likuor amnii, yang kemudian berwarna

kehijau-hijauan. Juga bila ada tekanan di dalam uterus yang meningkat hingga

menekan isi abdomen janin, umpamanya pada janin dalam letak sungsang,

mekonilum secara mekanik keluar dari anus. Juga obat yang meningkatkan

mekanisme peristaltik pada ibu, dapat pula melalui plasenta dan memberi akibat

yang sama pada janin. Pada umumnya janin menelan rata-rata 450 ml air ketuban

setiap harinya. Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan

dalam hemopoesis. Pula dalam metabolisme hidrat arang mulai berperan.

Glikogen mulai disimpan dalam hati, yang pada akhir triwulan makin meningkat.

Sesudah bayi dilahirkan, simpanan glikogen ini cepat terpakai. Vitamin A dan D

disimpan juga dalam hati. Bahwa hepar janin masih imatur dalam fungsinya

selama dalam kandungan dan pula sesudah dilahirkan, dinyatakan oleh

ketidakmampuannya untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran

darah, plasenta dan hati ibu menyelesaikan ini. Akan tetapi, sebagian kecil

bilirubin diolah oleh hepar janin dan disalurkan ke usus melalui saluran empedu

dimana dialami oksidasi dijadikan biliverdin. Pigmen inilah yang membuat warna

mekonium kehijau-hijauan. Pada umumnya plasenta dapat meniadakan dengan

cepat bekas-bekas metabolisme bilirubin. Akan tetapi pada keadaan dimana

hemadisit darah terlalu cepat, umpamanya dalam hal eritroblastosis fetalis,

Page 15: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

15

mekanisme di plasenta tidak dapat mengetahuinya. Akan timbul

hiperbilirubinemia dengan pigmen yang akibatnya dapat ditemukan di dalam air

ketuban. Adanya pigmen tersebut dalam likuor amnii dipakai untuk membuat

diagnosis dan mengadakan penilaian mengenai kehamilan demikian itu imaturitas

hepar yang menyangkut fungsinya dalam sistem enzim ialah mengenai

kekurangan enzim glukorunil transferase, yang terjadi hingga dalam masa

neonatus dan dalam waktu yang berbeda-beda. Terutama ini terjadi pada bayi

prematur yang tidak mudah meniadakan hasil pengolahan hemoglobin melalui

heparnya. Timbulnya ikterus neonatorum dalam hal ini agaknya disebabkan oleh

hal tersebut di atas.

Feses dari bayi yang menyusu ASI adalah hijau kekuningan, berair dan

bereaksi terhadap asam . sedangkan feses bayi yang minum susu formula biasanya

berwarna kekuningan terang, bebentuk, kurang frekuensinya, netral sampai sedikit

alkali (asam).

Page 16: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga

dapat beradaptasi dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri

yang bersifat mandiri. Setelah tali pusat dipotong tidak ada lagi aliran darah yang

mengandung oksigen dan nutrien dari ibu ke bayinya. Pada janin yang normal

dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak menimbulkan masalah.

Selama proses persalinan dan segera setelah lahir bayi menerima berbagai

rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi.dengan kehidupan di luar uterus. Dan

perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus

digestivus.

B. Saran

Dalam pelayanan kebidanan, sangat penting bagi seorang bidan untuk

mengetahui perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari segi

sistem respirasi, sirkulasi dan traktus digestivus. Hal ini berguna agar bidan dapat

membedakan normal atau tidaknya keadaan pada neonatus baik intra maupun

ekstra uterus.

Page 17: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

17

DAFTAR PUSTAKA

Liewellyn, D dan Jones.2002.Dasar-Dasar OBstetri dan Ginekologi

(terjemahan) .Jakarta: Penerbit Hipokates

Diunduh tanggal 21 Februari 2014 jam 15.00 wita

Siswosudarmo, R dan Ova Emilia.2008.Obstetri

Fisiologi.Yogyakarta:Pustaka Cendikia

Diunduh tanggal 21 Februari 2014 jam 15.00 wita

http://tiyalestarisaid.blogspot.com/2012/10/perkembangan-dan-persiapan

kehidupan_26.html.

Diunduh tanggal 21 Februari 2014 jam 15.00 wita

(http://ilmu-pasti-pengungkap-

kebenaran.blogspot.com/2011/12/makalahperkembangan-dan-

persiapan.html)

Diunduh tanggal 21 Februari 2014 jam 15.00 wita

http://www.slideshare.net/septianraha/perkembangan-dan-persiapan-

kehidupan-neonatus-intra-ke-ekstra-uterus-dari-sistem

Diunduh tanggal 21 Februari 2014 jam 15.00 wita

Page 18: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

18

TUGAS : BIOLOGI REPRODUKSI DOSEN : SITTI DHIA UL HAQ, S.ST

MAKALAH

PERKEMBANGAN DAN PERSIAPAN KEHIDUPAN NEONATUS

DARI INTRA KE EKSTRA UTERUS

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK III

1. RATMA NINGSIH

2. RARI FATIMAH

3. RASNI

4. RIJA

5. SAFIA

6. SALMIA WATI

7. SINAR HASRI

8. SITI AISAH

9. SITI CHOIROTIN

10. SITTI ALMA FINDRA

11. SITI FATIMAH

12. SITI SARIANDI

13. SITTI MAYAN SARI

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE

KABUPATEN MUNA

2014

Page 19: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

19

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun makalah

tentang “Perkembangan Dan Persiapan Kehidupan Neonatus Dari Intra Ke

Ekstra Uterus”.

Makalah ini merupakan tugas mata kuliah BIOLOGI REPRODUKSI

Penulis memaklumi dengan penuh kesadaran akan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang

sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini pada masa yang akan datang.

Dalam penulisan makalah ini penulis, mengucapkan terima kasih karena

tidak terlepas dari kerja sama yang baik dari berbagai pihak yang telah membantu

selesainya makalah ini, sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Akhir kata

penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

khususnya bagi mahasiswa Akbid Paramata Raha Kab. Muna

Raha, 21 Februari 2014

Penulis

Page 20: Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem

20

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. ............ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 1

1.3 Tujuan penulisan........................................................................... 1

1.4 Manfaat penulisan.............................................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 2

A. Sistem Pernapasan........................................................................ 2

B. Sistem sirkulasi..................................................................... 7

C. Sistem Traktus Digestivus........................................................ 11

BAB III : PENUTUP......................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan........................................................................................ 15

3.2 Saran.................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16