37
PROPOSAL PENELITIAN PENCEMARAN UDARA DI KOTA BATU Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Anorganik yang Dibina Oleh Ibu Dr. RR. Eko Susetyarini, M.Si Disusun Oleh : 1. Eko Prasetyo Utomo (201410070311006) 2. Facischa Ayu Irviandari (201410070311008) 3. Ulfah Hidayati (201410070311019) 4. Evi Saputri (201410070311036) 5. Lina Kumalasari (201410070311043) 6. Hendryani Adinda Putri (201410070311047) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Proposal kimia pencemaran udara print

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal kimia pencemaran udara print

PROPOSAL PENELITIAN

PENCEMARAN UDARA DI KOTA BATU

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Anorganik yang Dibina Oleh

Ibu Dr. RR. Eko Susetyarini, M.Si

Disusun Oleh :

1. Eko Prasetyo Utomo (201410070311006)

2. Facischa Ayu Irviandari (201410070311008)

3. Ulfah Hidayati (201410070311019)

4. Evi Saputri (201410070311036)

5. Lina Kumalasari (201410070311043)

6. Hendryani Adinda Putri (201410070311047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

DESEMBER 2014

Page 2: Proposal kimia pencemaran udara print

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

didunia yaitu berada di peringkat ke-4 dengan jumlah penduduk sebanyak

253.609.643 jiwa. Dengan jumlah penduduk yang begitu banyak secara otomatis

masyarakat Indonesia pasti memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi. Karena

tingginya tingkat kebutuhan itulah seluruh masyarakat Indonesia pasti

membutuhkan lapangan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi

Pemerintah Indonesia sampai saat ini masih belum mampu sepenuhnya untuk

memenuhi semua kebutuhan lapangan pekerjaan yaitu dapat dilihat dari jumlah

pengangguran yang ada di Indonesia yaitu sebanyak 5.70% dan hal tersebut

mendorong pemerintah untuk membuka peluang perusahaan asing mendirikan

perusahaannya di Indonesia. Karena dengan banyaknya perusahaan yang berdiri

baik itu milik negara maupun milik asing akan sedikit membantu tingkat

pengangguran di Indonesia yakni mampu menyerap tenaga kerja. Selain dapat

menyerap tenaga kerja di Indonesia yang artinya dalam hal ini perusahaan-

perusahaan berperan positif untuk Indonesia yakni dapat membuka lowongan

pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Akan tetapi ternyata perusahaan-perusahaan

yang berdiri ini juga memberi dampak yang lain bagi Indonesia yakni berdampak

negatif khususnya bagi lingkungan. Mengingat semakin banyaknya perusahaan –

perusahaan yang berdiri di seluruh penjuru nusantara Indonesia tidak terkecuali di

kota Batu Jawa Timur.

Kota batu adalah salah satu kota yang padat penduduk yakni mencapai

202.366 jiwa pada tahun 2011 dan kota Batu jugSea merupakan salah satu kota

yang sibuk yang mana mengingat kota Batu merupakan salah satu kota wisata di

Jawa Timur sehingga banyak sekali wisatawan yang datang ke kota Batu setiap

tahunnya yaitu mencapai 2.584.777 pengunjung di tahun 2011 . Oleh sebab itulah

banyak sekali kendaraan yang lalu lalang di kota Batu setiap harinya yakni

mencapai 39 unit kendaraan per menit. Dari banyaknya jumlah kendaraan yang

Page 3: Proposal kimia pencemaran udara print

lalu lalang tersebut dapat menyebabkan pencemaran, khususnya pencemaran

udara.

Pencemaran adalah masuknya atau dimasKoKosaukkannya makhluk hidup,

zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan

lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas

lingkungan turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan

menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

(Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4 Tahun 1982)

Pencemaran Udara adalah masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau

zat-zat asing ke udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara

dari keadaan normalnya. Zat-zat asing tersebut mengubah komposisi udara dari

keadaan normalnya dan jika berlangsung lama akan mengganggu kehidupan

manusia dan makhluk hidup lainnya. Bahan pencemar udara dapat berupa gas CO,

NO, dan sebagainya. Gas CO merupakan gas yang bersumber dari aktivitas

manusia yakni pembakaran bahan bahar fosil (minyak, oli, solar, batubara).

Aktivitas manusia yang banyak menghasilkan CO diantaranya aktivitas

transportasi dan industri. Gas CO yang terhirup dalam waktu yang lama akan

mengakibatkan gejala pusing, sakit kepala, pandangan kabur, kehilangan daya

pikir sesaat, kesulitan bernafas, bahkan bisa menimbulkan kematian. Adapun gas

NO adalah gas buangan hasil pembakaran dari generator pembangkit listrik,

pembakaran bahan bakar kendaraan (mobil, pesawat terbang, kereta api, kapal

laut, sepeda motor, dan lain-lain). Gas NO jika dihirup dalam jangka lama dapat

menimbulkan gangguan kesehatan berupa penyakit emphsyema, penyakit

pernafasan, penyakit pembuluh darah jantung dan lain-lain.

Oleh karena itulah perlu adanya penanganan serius dari pemerintah kota

Batu maupun masyarakat setempat kota Batu untuk bersama-sama mengurangi

tingkat pencemaran udara di kota Batu.

Page 4: Proposal kimia pencemaran udara print

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat pencemaran udara di kota Batu ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pencemaran udara

yang ada di kota Batu.

Page 5: Proposal kimia pencemaran udara print

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Pengertian

Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat

energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan

lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas

lingkungan turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan

menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

(Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4 Tahun 1982)

Pencemaran lingkungan merupakan peristiwa penyebaran bahan kimia

dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur

materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya, sehingga mengganggu

kesejehteraan manusia salah satu pencemaran lingkungan yang sedang bergejolak

pada massa sekarang ini adalah pencemaran udara.

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing

didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing didalam udara dalam jumlah

tertentu serta berada diudara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat

mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Bila keadaan itu terjadi

maka diudara dikatakan telah tercemar.

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya

tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan lingkungan

sekitarnya. Udara adalah juga atmosfer yang berada disekeliling bumi yang

berfungsi sangat penting bagi kehidupan didunia ini. Dalam udara terdapat

oksigen (O2) untuk bernapas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh

khlorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet.

Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen

oksida, hidrogen, methana, belerang dioksida, amonia dan lain-lain. Apabila

susunan udara mengalami perubahan dari susunan keadaan normal seperti tersebut

Page 6: Proposal kimia pencemaran udara print

diatas dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang, maka

udara telah tercemar.

2. Jenis – Jenis Pencemaran Udara

Menurut asalnya, pencemaran udara dapat dibagi menjadi dua macam,

yakni:

a. Pencemaran Udara Alami adalah masuknya zat pencemar ke dalam

udara/atmosfer, akibat proses proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu

gunung berapi, pancaran garam dari laut, debu meteroid dan sebagainya.

b. Pencemaran Udara Non- Alami adalah masuknya zat pencemar oleh

aktivitas manusia, yang pada umumnya tanpa disadari dan merupakan produk

sampingan, berupa gas-gas beracun, asap, partikel-partikel halus, senyawa

belerang, senyawa kimia, buangan panas dan buangan nuklir.

3. Penyebab Pencemaran Udara

Perkembangan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam

industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang

Page 7: Proposal kimia pencemaran udara print

menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup

disekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yakni:

a. Faktor internal (secara alamiah), contoh :

1. Debu yang berterbangan akibat tiupan angin.

2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-

gas vulkanik.

3. Proses pembusukan sampah organik, dll.

b. Faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh :

1. hasil pembakaran bahan bakar fosil.

2. debu / serbuk dari kegiatan industri.

3. pembakaran zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Pencemaran pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan suatu campuran

dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau zat yang

masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.

Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan

geografi dan meteorology setempat. Udara bersih yang kita hirup merupakan gas

yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi

udara yang benar-banar bersih sudah sulit diperoleh, terutama dikota-kota besar

yang banyak industrinya dan padat lalu lintasnya. Udara yang tercemar dapat

merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Terjadinya kerusakan lingkingan

berarti berkurangnya (rusaknya) daya dukung alam yang selanjutnya akan

mengurangi kualitas hidup manusia. Sebenarnya secara alamiah, udara /atmosfer

mempunyai kemampuan mengatur dan mengendalikan diri terhadap masuknya

setiap zat pencemar ke dalamnya. Karena secara alami udara / atmosfer

mempunyai keterbatasan dalam menerima pencemaran udara, maka kelebihan zat

pencemar memungkinkan terjadinya dampak negatif terhadap kualitas dan

karekteristik udara / atmosfer.Selanjutnya akan merubah tingkat laku udara /

atmosfer yang memungkinkan terjadinya perubahan iklim local maupun global.

Page 8: Proposal kimia pencemaran udara print

4. Komponen Pencemaran Udara

Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan

teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi.

Udara di daerah industri kotor terkena bermacam-macam pencemar. Drai

beberapa macam komponen pencemar udara, maka yang paling banyak

berpengaruh dalam pencemaran udara adalah komponen-komponen berikut ini :

1. Karbon monoksida (CO)

2. Nitrogen oksida (NOx)

3. Belerang oksida (SOx)

4. Partikulat

Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna,

tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada

suhu dibawah -129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran

bahan fosil dengan udara,berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu

lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam

udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu dari

gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO

juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil

kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain. Secara umum

terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini :

1. Pembakaran bahan bakar fosil.

2. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2)

dengan karbon Cyang menghasilkan gas CO.

3. Pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan

oksigen.

Penyebaran gas CO diudara tergantung pada keadaan lingkungan.

Untuk daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu

lintasnya padat,udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan

daerah pinggiran kota atau desa, pencemaran CO diudara relatif sedikit.

Page 9: Proposal kimia pencemaran udara print

Ternyata tanah yang masih terbuka dimana belum ada bangunan

diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal ini disebabkan

mikroorganisme yang ada didalam tanah mampu menyerap gas CO yang

terdapat di udara.Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu

tempat karena perpindahan ke tempat lain.

Nitrogen Oksida (NO2)

Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen

mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx.

Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas No tidak

berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan

berbau tajam menyengat hidung.

Kadar NOx diudara daearh perkotaan yang berpenduduk padat

akan lebih tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini

disebabkan karena berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan

manusia akan menambah kadar NOx diudara, seperti transportasi,

generator pembangkit listrik, pembuangan sampah dan lain-lain.

Pencemaran gas NOx diudara terutama berasal dari gas buangan

hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listri stasioner

atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami.

Belerang Oksida (SOx)

Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas

SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2

berbau tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat

sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada diudara

untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif,

mudah bereaksi (memakan) bneda-benda lain yang mengakibatkan

kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.

Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera

manusia (tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 –

1 ppm. Gas daripada gas SO3. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah

Page 10: Proposal kimia pencemaran udara print

gas SO2. Namun demikian gastersebut akan bertemu dengan oksigen

yang ada diudara dan kemudian membentukgas SO3 melalui reaksi

berikut :

2SO2 + O2 (udara) 2SO3

Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan

industri seperti yang terjadi di negara Eropa Barat dan Amerika,

menyebabkan kadar gas Sox di udara meningkat. Reaksi antara gas Sox

denagn uap air yang terdapat diudara akan membentuk asam sulfat

maupun asam sulfit. Apabila asam sulfat dan asam sulfit turun ke bumi

bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah apa yang dikenal dengan

Acid Rain atau hujan asam . Hujan asam sangat merugikan karena dapat

merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa negara

industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat serius

karean sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan

asam akan mengakibatkan lingkungan semakin parah.

Partikulat

Partikel adalah pencemar udara yang berada bersama-sama dengan

bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara

murni atau sempit sebagai bahan pencemar udara yang berbentuk

padatan. Namun dalam pengertian yang lebih luas, dalam kaitan dengan

masalah pencemaran lingkungan, pencemar partikel dapat meliputi

berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang sederhana sampai

dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang kesemuanya merupakan

bentuk pencemaran udara.

Sumber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan

jugadapat berasal dari ulah manusia dalam rangka mendapatkan kualitas

hidup yanglebih baik. Pencemaran partikel yang bersaal dari alam

contohnya adalah :

Page 11: Proposal kimia pencemaran udara print

1. Debu tanah / pasir halus yang terbang terbawa oleh angin

kencang.

2. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara akibat

letusan gunung berapi.

3. Semburan uap iar panas disekitar daerah sumber panas bumi

didaerah pegunungan.

Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup adalah

pada saat partikel masih melayang-layang sebagai pemcemar diudara

sebelum jatuh ke bumi.Waktu hidup partikel berkisar anatra beberapa

detik sampai beberapa bulan.Sedangkan kecepatan pengendapannya

tergantung pada ukuran partikel, massajenis partikel serta arah dan

kecepatan angin yang bertiup. Partikel yang sudah“mati” karena jatuh

mengendap dibumi, dapat ”hidup” kembali apabila tertiup olehangin

kencang dan melayang-layang lagi diudara.Sumber pencemaran partikel

akibat ulah manusia sebagian besar berasal dari pembakaran batu bara,

proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat transportasi.

5. DAMPAK PENCEMARAN UDARA

1. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam

tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke

dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran

besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan

partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-

paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke

seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA

(infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan

gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan

sebagai toksik dan karsinogenik.

Page 12: Proposal kimia pencemaran udara print

2. Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara

tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain

klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di

permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

3. Hujan asam

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer.

Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan

membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.

Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan

Merusak tanaman

Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah

sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan

Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.

  4. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana,

ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari

yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap

dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.

Page 13: Proposal kimia pencemaran udara print

Dampak dari pemanasan global adalah :

Peningkatan suhu rata-rata bumi

Pencairan es di kutub

Perubahan iklim regional dan global

Perubahan siklus hidup flora dan fauna

5. Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)

merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter

radiasiultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-

molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang

mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju

penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya,

sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

6. Usaha Penanggulangan Dampak Pencemaran Udara

Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2

macam cara utama , yakni :

- Penanggulangan Secara Non-teknis

- Penanggulangan Secara Teknik

Page 14: Proposal kimia pencemaran udara print

Penanggulangan Secara Non-teknis

Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran

lingkungan dikenal istilah penanggulangan secara non-teknis adalah

suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran

lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat

merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan

industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi

pencemaran lingkungan.

Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat

memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan

teknologi yang akan dilaksanakan disuatu tempat yang antara lain

meliputi :

- Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)

- Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

- Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi

- Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan

- Menanamkan Perilaku Disiplin

Penanggulangan Secara Teknis

Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul

pencemaran lingkungan, maka langkah berikutnya adalah memikirkan

penanggulangan secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat

ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapun kriteria yang

digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor

berikut :

- Mengutamakan keselamatan lingkungan

- Teknologinya telah dikuasai dengan baik

- Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan

Berdasarkan criteria tersebut diatas diperoleh beberapa cara dalam

hal penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut :

Page 15: Proposal kimia pencemaran udara print

- Mengubah proses

- Menggantikan sumber energi

- Mengelola limbah

- Menambah alat bantu

Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat

berdiri sendiri-sendiri, atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan

secara bersam-sama,tergantung kepada kajian dan kenyataan yang

sebenarnya.

7. Solusi Pencemaran Udara

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada

pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini

kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil

menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang

diakibatkan karenanya.

Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi,

sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api,

diperbanyak.

Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu

dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua

kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk

memberi kontribusi polutan udara.

Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu

lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan

tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu

mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.

Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang

yang sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang

polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju

Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun

pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan

dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas

Page 16: Proposal kimia pencemaran udara print

untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan

kelengkapan kendaraan yang lain.

Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan,

terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga

mengurangi polusi udara.

8. Tingkat Pencemaran di Kota Batu

Tingkat pencemaran udara dapat dilihat dari tingkat keasaman (pH)

air hujan yang mana nilai ambang batas air hujan berdasarkan Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah sebesar 5.6,

yang mana artinya yaitu jika berada dibawah Nilai Ambang Batas (NAB)

pH air hujan normal sebesar 5,6 tersebut maka kondisi air hujan yang

turun di daerah tersebut di identifikasi bersifat asam.

Pengambilan sampel air hujan menggunakan metode Wet & Dry

Deposition dengan alat Automatic Rain Water Sampler (ARWS).

Analisis sampel air hujan dilakukan di laboratorium kualitas udara

BMKG dengan menggunakan alat ion chromatograph. Adapun diagram

data tingkat pencemaran udara yang diperoleh dari hasil uji

menggunakan metode Wet & Dry Deposition dengan alat Automatic Rain

Water Sampler (ARWS) yaitu sebagai berikut :

Page 17: Proposal kimia pencemaran udara print

Dari diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa tingkat keasaman air

hujan tertinggi yaitu terletak di kota Kenten Palembang yakni mencapai

angka 6, yang mana melebihi nilai ambang batas yang sudah ditetapkan

oleh BMKG yakni 5,6.

Selain dengan metode Wet & Dry Deposition dengan alat Automatic

Rain Water Sampler (ARWS) yang menggunakan air hujan sebagai

indikator. Tingkat Pencemaran udara dapat diamati dengan menggunakan

alat Air Pollution Monitoring Equipment yang mana cara kerja alat ini

yaitu dengan menangkap debu yang berada di udara. Didalam alat

tersebut terdapat kertas saring yang berguna untuk menyaring debu yang

ada di udara. Kertas saring yang digunakan adalah kertas saring khusus

yang sudah di standarisasi, sebelum kertas saring digunakan, kertas

saring dimasukkan kedalam suatu alat yang mana alat ini berfungsi untuk

mengatur tingkat kelembapan kertas saring yaitu diatur dengan nilai

kelembapan 60. Kelembapan kertas saring dapat mempengaruhi jumlah

berat kertas saring, yang mana baik sebelum dan sesudah peletakan

kertas saring didalam alat Air Pollution Monitoring Equipment kertas

saring akan ditimbang untuk mengetahui selisih berat kertas saring antara

yang sebelum terdapat debu maupun yang sudah terdapat debu. Dari

berat debu yang telah tersaring di kertas saring tersebutlah yang dapat

digunakan sebagai indikator pencemaran udara.

Page 18: Proposal kimia pencemaran udara print

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dan

hanya berupa gagasan tertulis. Peneliti hanya menggambarkan objek yang

sesungguhnya tanpa direkayasa dan dimanipulasi. Peneliti juga berusaha

memahami dan menjelaskan fokus-fokus masalah yang ditulis melalui komunikasi

intensif dengan data dan sumber data yang tersedia.

           

3.2 Sampel

Terdapat 3 macam sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Sampel air hujan yang diperoleh dari daerah Perumahan Sekar Asri dan

Jalan Diponegoro kota Batu;

2. Hasil wawancara dengan pihak BMKG kota Malang;

3. Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat sekitar; dan

4. Penghitungan jumlah kendaraan yang lalu-lalang di Jalan Diponegoro

Kota Batu.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas

lakmus biru dan merah, wadah penampung air hujan, gelas kimia,

stopwatch dan air hujan.

3.3.2 Langkah Kerja

Pengujian 2 sampel air hujan

1. Mengambil sampel air hujan yang ada di daerah Perum

Sekar Asri dan jalan Diponegoro kota Batu.

2. Melakukan pengujian 2 sampel air hujan dengan

menggunakan kertas lakmus biru dan merah

3. Menentukan sifat dari masing-masing sampel air hujan

Page 19: Proposal kimia pencemaran udara print

Melakukan observasi/wawancara ke BMKG kota Malang

Melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat sekitar

Menghitung jumlah kendaraan yang lalu-lalang di Jalan

Diponegoro kota Batu per menitnya dengan menggunakan

stopwatch.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi pertama yang dilakukan yaitu dengan cara menguji

sifat keasaman air hujan dari 2 sampel yang telah didapat

dengan menggunakan kertas lakmus biru dan merah.

Observasi kedua yang dilakukan yaitu dengan menghitung

jumlah kendaraan per menit di jalan Diponegoro kota Batu.

2. Wawancara

Wawancara ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

yang terletak di daerah Karang Ploso Malang mengenai tingkat

pencemaran udara di kota Batu.

Daftar pertanyaan yang diajukan:

1. Alat apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi

tingkat pencemaran udara?

2. Bagaimana cara kerja alat Air pollution Monitoring

Equipment dan alat Automatic Rain Water Sampler?

3. Berapakah nilai ambang batas maksimal keasaman air hujan?

4. Berdasarkan penilitian yang telah dilakukan, bagaimanakah

kualitas air hujan yang ada di daerah Batu?

5. Bagaimanakah kualitas dan tingkat pencemaran udara yang

ada di kota Batu?

Wawancara ke masyarakat mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan pencemaran udara di daerah kota Batu.

Daftar pertanyaan yang diajukan :

1. Perbedaan keadaan udara antara dulu dan sekarang?

Page 20: Proposal kimia pencemaran udara print

2. Dampak apa saja yang dirasakan dengan adanya perubahan

keadaan udara sebagai akibat dari menurunnya kualitas udara

karena pencemaran udara?

3. Harapan apa yang di ingginkan kedepannya untuk

mengurangi tingkat pencemaran udara?

3.5 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Teknik analisis deskriptif ini digunakan untuk menganalisis gambaran

objek penulis secara umum, namun relatif utuh tentang objek penelitian

tersebut yaitu tentang Tingkat Pencemaran Udara di kota Batu.

Page 21: Proposal kimia pencemaran udara print

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil pengujian sampel air hujan dengan menggunakan kertas

lakmus

Dari pengujian 2 sampel air hujan yang diambil, baik dari

Perumahan Sekar Asri maupun dari Jalan Diponegoro kota Batu

didapati hasil bahwa keduanya tidak mengubah warna kertas lakmus.

Jumlah kendaraan per menit yang ada di jalan Diponegoro kota

Batu

Menit

ke-n

Jenis

Sepeda Motor Mobil

Ke -1 45/menit 12/menit

Ke -2 39/menit 16/menit

Ke -3 40/menit 12/menit

Ke -4 39/menit 19/menit

Ke -5 36/menit 12/menit

Ke - 6 34/menit 13/menit

Rata-rata 39/menit 14/menit

Hasil Wawancara ke Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika (BMKG)

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat

dijelaskan bahwa alat-alat yang dapat digunakan untuk mengetahui

tingkat pencemaran udara adalah alat Automatic Rain Water Sampler

(ARWS) dan Air Pollution Monitoring Equipment. Alat ARWS ini

digunakan untuk mengambil (menampung) air hujan secara

otomatis. Sistem kerja alat ini yaitu akan membuka dan menutup

secara otomatis, yang mana ketika hujan turun akan otomatis

membuka dan begitu sebaliknya. Setelah air hujan terkumpul, lalu

Page 22: Proposal kimia pencemaran udara print

selanjutnya air hujan diambil dan dibawa ke Laboratorium untuk

dianalisa pH dan konduktivitasnya.

Adapun Cara Kerja alat Air Pollution Monitoring Equipment ini

adalah seperti alat penyedot debu, kecepatan penyedot debu ini

dilihat dari alat yang ada di dalamnya yang bernama Vlouret.

Didalam alat Air Pollution Monitoring Equipment ini terdapat

tempata yang digunkan untuk meletakkan kertas saring. Sebelum dan

sesudah dipasang, kertas saring akan selalu di timbang terlebih

dahulu dengan menggunakan neraca analitik. Adapun tujuan dari

penimbangannya yaitu untuk mengetahui SPM (Standart Particullat

Meter). Pemasangan kertas saring dilakukan selama 6 hari sekali dan

alat dihidupkan selama 24 jam.

Hasil wawancara ke masyarakat

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan

masyarakat Kota Batu dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan

keadaan udara dulu dengan sekarang jauh berbeda, jika dulu setiap

harinya masyarakat Kota Batu harus memakai jaket saat keluar

rumah karena udara yang sangat dingin, sekarang sudah tidak lagi

karena udara di Kota Batu panas. Perubahan cuaca dari tahun

ketahun di kota Batu meningkat. Perubahan suhu dan cuaca di ini

dipengaruhi oleh bertambah banyaknya volume kendaraan, apalagi

ketika musim liburan volume kendaraan meningkat karena

banyaknya kendaraan baik kendaraan masyarakat Kota Batu maupun

masyarakat luar yang hendak berwisata ke Kota Batu. Asap-asap

dari kendaraan ini menimbulkan polusi udara.

Selain asap kendaraan, banyaknya penenbangan pohon pada

lahan untuk dijadikan jalan atau bangunan dan taman juga

menimbulkan meningkatnya polusi udara. Pohon merupakan

pengikat CO2 dan zat beracun diudara, jika banyak pohon yang

ditebang, maka sedikit pengikat zat beracun yang ada diudara. Asap

dari pembakaran sampah juga mempengaruhi polusi udara di Kota

Batu.

Page 23: Proposal kimia pencemaran udara print

Beberapa warga yang berada disekitar TPA (Tempat

Pembuangan Akhir) sering merasakan dampak dari asap hasil

pembakaran sampah tersebut. Keluhan yang sering dirasakan yaitu

batuk-batuk dan dada terasa sesak. Sedangkan warga yang berjualan

jajanan khas Kota Batu yang berjualan di pinggir jalan, mengaku

tidak pernah merasa ada gangguan pernafasan, hanya saja sesekali

merasakan iritasi pada mata akibat dari asap kendaraan yang lewat.

Harapan masyarakat Kota Batu kedepan adalah mengurangi

penebangan pohon yang berada di Kota Batu khususnya dipenggir-

pinggir jalan agar polusi udara dapat sedikit berkurang.

4.2 PEMBAHASAN

Hasil pengujian 2 sampel air hujan yang diperoleh dari daerah Perumahan

Sekar Asri dan dari Jalan Diponegoro kota Batu yaitu menunjukkan hasil netral,

yang mana warna kertas lakmus biru tetap berwarna biru dan kertas lakmus merah

tetap berwarna merah. Yang artinya jika disimpulkan yaitu nilai tingkat keasaman

air hujan di dua daerah tersebut yaitu dikatakan normal, karena tidak terlalu asam

maupun tidak terlalu basa.

Dari tabel banyaknya kendaraan yang lalu lalang di salah satu kawasan kota

Batu tersebut, dapat disimpulkan bahwa kota Batu memiliki potensi untuk

udaranya dapat tercemar, yang mana mengingat bahwa salah satu indikator

penyebab pencemaran yaitu adalah berasal dari asap kendaraan. Asap kendaaran

mengeluarkan zat karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), dan Nitrogen

oksida (NO2). Yang mana jika hal tersebut dibiarkan secara terus menerus tanpa

adanya pemecahan masalah untuk menggurangi pencemaran udara maka dapat

dipastikan pencemaran udara akan benar-benar terjadi dikawasan kota Batu. Akan

tetapi banyaknya jumlah kendaraan di atas tidak dapat di jadikan titik acuan

terjadinya pencemaran udara, hal tersebut dikarenakan peneliti telah melakukan

uji keasaman air hujan di daerah ini sebelumnya, dan hasilnya menunjukkan air

hujan masih bersifat normal. Selain dari uji keasaman yang sudah dilakukan

penulis, penulis juga melakukan wawancara di BMKG mengenai tingkat

pencemaran udara yang ada di kota Batu dan dari hasil wawancara tersebut yaitu

Page 24: Proposal kimia pencemaran udara print

berupa kulaitas air hujan yang turun di kota Batu masih bersifat normal yaitu tidak

melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan oleh BMKG yaitu sebesar 5.6.

Page 25: Proposal kimia pencemaran udara print

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan atau pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing

didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

keadaan normalnya. Pencemaran udara ini disebabkan oleh 2 faktor yakni faktor

alami dan faktor buatan (non alami). Contoh dari faktor alami adalah pencemaran

yang disebabkan oleh bencana alam, seperti gunung meletus, kebakaran hutan dan

sebagainya. Sedangkan contoh dari faktor buatan (non alami) yaitu berasal dari

asp kendaraan, asap yang dikeluarkan sebagai akibat dari aktivitas industri dan

sebagainya.

Adapun yang dapat dijadikan sebagai indikator terjadi apa tidaknya

pencemaran disuatu daerah yaitu adalah salah satunya dengan menggunakan

indikator air hujan, yang mana air hujan tersebut dapat di ambil dengan

menggunakan alat Automatic Rain Water Sampler yang kemudian sampel air

hujan tersebut akan dianalisa pH dan konduktivitasnya. Selain dengan alat

tersebut dapat juga dengan menggunakan alat Air Pollution Monitoring

Equipment yang mana cara kerjanya yaitu menangkap debu yang ada di udara.

Dari serangkaian observasi dan wawancara yang telah di lakukan oleh

penulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pencemaran udara di kota Batu

masih berada di batas normal.

5.2 SARAN

Bagi pemerintah dan pihak-pihak terkait agar bekerjasama dengan

masyarakat untuk bisa mengurangi pencemaran udara yang ditimbulkan oleh asap

kendaraan maupun asap pabrik.

Page 26: Proposal kimia pencemaran udara print

DAFTAR PUSTAKA

Iwan,Setiawan.2014.Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. http://file.upi.edu, diakses

pada tanggal 17 Desember 2014

http://digilib.uinsby.ac.id/10957/6/bab%203.pdf, diakses pada tanggal 17

Desember 2014

http://bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Kualitas_Udara/Informasi_SPM.bmkg, diakses

pada tanggal 17 Desember 2014

http://bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Kualitas_Udara/

Informasi_Kimia_Air_Hujan.bmkg, diakses pada tanggal 17 Desember

2014

http://finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/2517461/4/negara-dengan-

penduduk-terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar, diakses pada tanggal 17

Desember 2014

http://www.bps.go.id/brs_file/naker_05mei14.pdf KEADAAN

KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014:TINGKAT

PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,70 PERSEN, diakses pada

tanggal 17 Desember 2014

http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/7-pengantar-pencemaran-

udara.pdf, diakses pada tanggal 18 Desember 2014

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=57793&val=4338, diakses pada

tanggal 18 Desember 2014