62
LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT HIRSCPRUNG I. PENGERTIAN Penyakit Hirscprung, pertama kali ditemukan oleh “Harold Hirscprung” tahun 1887. Yaitu keadaan kongenital dimana tidak adanya sel-sel saraf ganglion parasimpatik pada suatu segmen usus bagian distal, terbanyak di rectosigmoid. Dibedakan dua tipe, yaitu : 1. Segmen pendek Segmen aganglionisis mulai dari anus sampai sigmoid 2. Segmen panjang Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon atau usus halus Nama lain penyakit Hirscprung : Morbus Hirscprung/aganglionosis kongenital II. ETIOLOGI - Herediter/ketentuan atau penyebab tidak diketahui - Sering terjadi pada anak dengan down syndrome - Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi kraniokaudal pada myenterik dan submukosa dinding plexus III. INSIDEN Penyebab obstruksi usus yang banyak pada neonatus, sering tidak terdiagnosa Kematian Terjadi 1 : 5000 kelahiran. Insiden laki-laki : wanita 4 : 1

Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT HIRSCPRUNG

I. PENGERTIAN

Penyakit Hirscprung, pertama kali ditemukan oleh “Harold Hirscprung” tahun

1887. Yaitu keadaan kongenital dimana tidak adanya sel-sel saraf ganglion

parasimpatik pada suatu segmen usus bagian distal, terbanyak di rectosigmoid.

Dibedakan dua tipe, yaitu :

1. Segmen pendek

Segmen aganglionisis mulai dari anus sampai sigmoid

2. Segmen panjang

Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon atau

usus halus

Nama lain penyakit Hirscprung : Morbus Hirscprung/aganglionosis

kongenital

II. ETIOLOGI

- Herediter/ketentuan atau penyebab tidak diketahui

- Sering terjadi pada anak dengan down syndrome

- Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi

kraniokaudal pada myenterik dan submukosa dinding plexus

III. INSIDEN

Penyebab obstruksi usus yang banyak pada neonatus, sering tidak terdiagnosa

Kematian

Terjadi 1 : 5000 kelahiran.

Insiden laki-laki : wanita 4 : 1

Page 2: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

IV. PATOFISIOLOGI

Persyarafan parasimpatik colon didukung oleh ganglion. Persyarafan

parasimpatik yang tidak sempurna pada bagian usus yang aganglionik

mengakibatkan peristaltik abnormal, sehingga terjadi konstipasi dan obstruksi

Tidak adanya ganglion disebabkan kegagalan dalam migrasi sel ganglion

selama perkembangan embriologi. Karena sel ganglion tersebut bermigrasi

pada bagian kaudal saluran gastrointestinal (rectum). Kondisi ini akan

memperluas hingga proksimal dari anus.

Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk kontrol

kontraksi dan relaksasi peristaltic secara normal

Penyempitan pada lumen usus, tinja dan gas akan terkumpul di bagian

proksimal dan terjadi obstruksi dan menyebabkan di bagian colon tersebut

melebar (megacolon)

Usus besar

Megacolon

Tinja dan gas tertahan;

dilatasi sel ganglion ada

(fx normal)

Region aganlionic

Kontraksi yang tonus dan tidak

adekuatnya peristaltik

Abstruksiparsial

Konstipasikronik

Pelebaran segmen proximal

Abstruksi komplit pada usus

Page 3: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

IV. MANIFESTASI KLINIK

Masa Neonatal

1. Gagal mengeluarkan mekonium dalam (24-48 jam) pertama setelah lahir

2. Muntah berwarna empedu

3. Distensi abdomen

4. Menolak untuk minum air

Masa Bayi

1. Konstipasi

2. Muntah

3. Distensi abdomen

4. Diare

5. Ketidakadekuatan penambahan berat badan

6. Tanda-tanda vomitus (sering menandakan adanya enterokolitis) (diare

berdarah, demam, letargi berat)

Masa kanak-kanak-dewasa

1. Konstipasi

2. Feses berbau menyengat, bentuknya seperti pita

3. Distensi abdomen

4. Masa fekal dapat teraba

5. Anak biasanya mempunyai nafsu makan dan pertumbuhan yang buruk.

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

- Pemeriksaan rectum (RT)

- Pemeriksaan barium enema :

• adanya penyempitan segmen usus proximal-anus

• dilatasi usus bagian proximal-segmen penyempit

- Pemeriksaan rectal biopsy

- Anorektal manometry untuk mencatat respon, refluks spinkter eksterna dan

interna

Page 4: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Dengan pemeriksaan diatas dapat ditemukan

1. Daerah transisi

2. Gambaran kontraksi usus yang tidak teratur di bagian yang menyempit

3. Enterokolitis pada segmen yang melebar

4. Terdapat retensi barium setelah 24 - 48 jam

- Foto abdomen

VI. KOMPLIKASI

1. Gawat pernapasan (akut)

2. Enterokolitis (akut)

3. Striktura ani (pasca bedah)

4. Inkontinensia (jangka panjang)

VII.PENATALAKSANAAN MEDIK

Penggunaan pelembek tinja dan irigasi rectal dengan garam fisiologi/washout

Cara ini efektif pada segmen aganglionik yang pendek, untuk mengobati

gejala abstipasi dan mencegah enterokolitis

Dengan pembedakan colostomy

Terdiri atas 2 tahap yaitu :

1. Mula-mula dilakukan kolostomi loop atau double barrel sehingga tonus dan

ukuran usus yang dilatasi dan hipertrofi dapat kembali normal (memerlukan

waktu 3 sampai 4 bulan)

2. Bila umur bayi antara 6 dan 12 bulan (bila beratnya antara 9 dan 10 kg) maka

dilakukan repair colostomy. Repair colostomy dilakukan dengan cara

memotong usus aganglionik dan menganostomosiskan usus yang berganglior

ke rectum dengan jarak 1 cm dari anus.

Repair colostomy terdiri dari 3 macam prosedur yaitu :

a. Prosedur Duhamel (pada bayi yang berusia kurang dari 1 tahun)

Page 5: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Prosedur ini terdiri atas penarikan kolom normal ke arah bawah dan

menganostomosiskannya di belakang usus aganglionik, menciptakan dinding

ganda yang terdiri dari selubung aganglionik dan bagian posterior kolon

normal yang ditarik tersebut.

b. Prosedur swensor

Bagian kolon yang aganglionik itu dibuang. Kemudian dilakukan anastomosis

end-to-end pada kolon berganglion dengan saluran anal yang dilatasi.

Sfingterotomi dilakukan pada bagian posterior

c. Prosedur soave (dilakukan pada bagian posterior

Dinding otot dari segmen rectum dibiarkan tetap utuh. Kolom yang bersaraf

normal ditarik sampai ke anus, tempat dilakukannya anastomosis antara

kolon normal dan jaringan otot recktosigmoid yang tersisa.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Data Demografi

Hiscprung dapat terjadi pada 1 orang dalam 500 kelahiran hidup dengan

perbandingan laki-laki dan perempuan yaitu 4 : 1 . Biasanya karena faktor genetic

dan insedennya tinggi pada anak dengan down syndrome

Tanyakan pada pasien usia dan jenis kelamin

2. Keluhan utama

- Keluhan utama yaitu konstipasi

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Kaji riwayat klien tentang konstipasi klien sama sekali tidak bisa BAB :

Konstipasi kronik

b. Riwayat Kesehatan Lalu

Dikumpulkan sebagai informasi tanyakan terapi yang diberikan pada

pasien yaitu intervensi beda (colostomy). 4-6 bulan setelah colostomy maka

dilakukan repair colostomy

Page 6: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Bayi / Anak

- Riwayat Prenatal, riwayat kelahiran

- Riwayat neonatus

• Eliminasi : urine <ada tidaknya gangguan frekuensi, warna

Fece konsistensi)

• Gangguan respirasi sewaktu diberi minum / makan

(sesak, sianosis, bersih, muntah)

• Pemberian minum pertama

• Pemberian makanan tambahan

• Jaundice

• Kesakitan / rewel

- Nutrisi

- Tumbuh kembang (rambut, lingkar kepala, lingkar lengan atas, berat

badan, tinggi badan)

- Alergi

- Social ekonomi keluarga

- Pola makan ibu

Dewasa

- Nutrisi

- Alergi

- Berat badan

4. Pemeriksaan Fisik

KV : Kesadaran Baik

TTV : Suhu : Peningkatan suhu

Nadi : Takikardia

RR : Takipnea

TD : Tetap stabil

Page 7: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

PEMERIKSAAN PERSISTEM

1. Gastrointestinal

- Mata : Kunjungtiva pucat

- Mulut : Memoran mukasa kering

- Bibir pecah

- Abdomen

• Ketegangan abdomen secara progresif

• Dinding abdomen tipis, vena-vena terlihat

• Aktivitas peristaltic menurun dan dapat tidak ada sama sekali

• Konstipasi

• Mual atau muntah (pada neonatus 24 jam pertama)

- Tidak ada mekonium

- Muntah

- Perut membuncit

- Feces

• Karakteristik seperti pita

• Warna gelap

• Frekuensi menurun

• Tenesmus positik

• Terdapat bising usus

2. Kardiovaskular dan pernapasan

a. Bibir pucat

b. Capillary refiil time (5 detik)

c. Warna kulit muka pucat

d. Kelembaban kulit dapat terjadi

- Dingin

- Panas

- Diaforesis

Page 8: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

e. Tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit jelek

f. Bentuk dada : Barrel chest

g. Pernapasan : takipnea

h. Bunyi jantung S1, S2 murni

3. Genital dan rectal

- Inspeksi terhadap pembengkaran, radang, iritasi dan fistula

- Periksa anus dari varices dan hemorrnoid

Page 9: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

PATOFISIOLOGI PENYAKIT HIRSCHPRUNG(Penyimpangan Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia)

PATOFISIOLOGI POST OP RESEKSI MEGACOLON

HIRSCHPRUNG

Tidak adanya neuran meissner dan aurbach di segmen

Rectosgmoid colon

Serabut saraf dan otot polos menebal

Tidak adanya peristaltic serta spingter rectumTidak mempunyai daya dorong

Daya propulsit tak ada, proses evakuasi feces dan udara terganggu

Passase usus terganggu ⇒ TRIASMuntah hijauDistensi AtdomenKeterlambatan evakuasiMeconium feces

Obstruksi dan dilatasi bagian proksimal

Refleks inhibisi Rektospingter terganggu

Spinkter ani interna tidak relaksasi

Feces lama dalam colon Rektrum

Penekanan pada usus,Lambung elntra abdomen

DistensiAbdomen

Kontraksi Anulerpylorus

KONSTIDASIEkspalasi isiLambung ke escfagus

Gerakan isi lambung ke mulut

Mual/muntah

Intake kurang

Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

KontraksiOtot-otot dindingAbdomen ke- Diafragma

Nyeri

Relaksasi otot-ototDiafragma terganggu

Clystre pernafasan

Ekspansi paru

Pola nafas tidakefektif

Risiko Tinggi kekuranganVolume cairan tubuh

Colon menjadi melebar/Feces tertahan bagian proksimal

Dilakukan tindakan Colostomy untuk mengeluarkan feces

Risiko Tinggi Infeksi

Risiko tinggi GangguanInkgntas kulit = disekitar colostomy dan anus

Peregangan secara kronik saat defekasi

Peregangan sarafkronik pupendus secara maksimal

Spinkter Ani inkompten/inkontineusia fekal

Pelepasan isi rectumTanpa tanpa disadari

Pengeluaran feces terusMenerus tanpa disadari

Diar

Tekanan intra lamenusus

Aliran usus

Kontraksi usus

Statis Bakteri dalamMembran mokosaProliferasi bakteriDalam jumlah banyak

ENTEROKOLITIS

Pe flora usus

Rekasi inflamasi

Peningkatan sekresiCairan dan elektrolit ke rongga usus, disertai absorbsi

Terbentuk feces yang encerKlien rawat inapDalam waktu lain

Timbul rekasi Hospitalisasi

Cemas /takut

HIRSCHPRUNG

Page 10: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Dioagosa Keperawatan

1. Distres pernafasan b/d. distensi abdomen

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d. intake tidak adekuat

3. Nyeri b/d. distensi abdomen

4. Konstipasi b/d. obstruksi usus

5. Gangguan integritas kulit b/d. colostomy dan repair colostomy

Tidak adanya neuton meissnet &Aurbach di segmen nectocigmoid colon

Tidak ada peristaltic & evakuasi ususSpontan spinkter rectum # dapat berelaksasi

Isi usus terdorong kesegmen aganglion

Feces & gas terkumpul di daerah tersebut

Usus bagian proksimal dilatasi

Megacolon distensi abdomen operasi colostomy

Efek anestesi Tindakan pembedahan(Reseksi megacolon

Kerusakan kontinuitasjaringan

Peristaltik usus me

Konstipasi

Peregangan secaraKronik saat defekasi

Spinkter ani inkompeten

Pelepasan isi rektum tanpadisadari

Diare Frekuensi BAB me (encer)

Resiko tinggi kekuranganVolume cairan tubuh

Resiko terjadinyaGangguan integritas kulit

Pembatasan intakeMakanan peroral

Asupan makananTidak terpenuhi

Terpajang lingkunganLuar (Mikroorganisme)

Pemenuhan nutrisiKurang dari kebutuhan tubuh

Resiko tinggiTerjadi infeksi

Page 11: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

6. Gangguan citra tubuh b/d. adanya kolostomi

7. Kurangnya pengetahuan b/d kurang sumber informasi

Rencana Perawatan

ad. 1

Tujuan : Pola nafas efektif

Tidak ada gangguan pernafasan

Intervensi :

1. Observasi frekuensi / kedalaman pernafasan

R. / Nafas dangkal, distress pernafasan, menahan nafas, dapat menyebabkan

hipoventilasi

2. Auskultasi bunyi nafas

R. /

3. Berikan oksigen tambahan

R. / memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukarand pe / kerja nafas

4. Tinggalkan kepala tempat tidur 30o

R. / Mendorong pengembangan diafragma / ekspansi paru optimal dan

meminimalkan isi abdomen pada rongga thorax

ad. 2

Tujuan : * Mempertahankan BB stabil / menunjukkan kemajuan

peningkatan BB mencapai tujuan dengan nilai laboratorium

normal

InteRvensi :

1. Pertahankan potensi selang Naso-gastrik. Jangan mengembalikan posisi

selang bila terjadi perubahan posisi.

R. / Memberikan istirahat pada traktus GJ. Selama fase pasca operasi akut

sampai kembali berfungsi normal

2. Berikan perawatan oral secara teratur

R. / Mencegah ketidaknyamanan karena mulut kering dan bibir pecah

Page 12: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

3. Kolaborasi pemberian cairan IV,

R. / Memenuhi kebutuhan nutrisi sampai masukan oral dapat dimulai

4. Awasi pemeriksaan laboratorium. Misalnya Hb / Ht dan elektrolit.

R. / Indikator kebutuhan cairan / nutrisi dan keaktifan terapi dan terjadinya

konstipasi

ad. 3

Tujuan : * Menyatakan nyeri hilang

* Menunjukkan rileks, mampu tidur, dan istirahat dengan tepat

InteRvensi :

1. Catat keluhan nyeri, durasi, dan intensitasn nyeRi

R. / Membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi

2. Catat petunjuk nonverbal. Mis. gelisah, menolak untuk beRgerak,

R. / Bahasa tubuh / petunjuk non verbal dapat secara prikologis dan fisiologis

dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengidentifikasi masalah

3. Kaji faktor-faktor yang dapat meningkatkan / menghilangkan nyeri

R. / Menunjukkan faktor pencetus dan pemberat dan mengidentifikasi

terjadinya komplikasi

4. Berikan tindakan nyaman, seperti pijat penggung, ubah posisi dan

R. / Meningkatkan relaksasi, memfokuskan perhatian, dan meningkatkan

koping

5. Kolaborasi pemberian analgetik

R. / Memudahkan istirahat dan menurunkan rasa sakit

ad. 4

Tujuan : * MenoRmalkan fungsi usus

* Mengeluarkan fese

InteRvensi :

1. Kaji fungsi usus dan karakteristik tinja

R. / Memperoleh informasi tentang kondisi usus

Page 13: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

2. Catat adanya distensi abdomen dan auskultasi peristaltik usus

R. / Distensi dan hilangnya peristaltic usus menunjukkan fungsi defekasi

hilang

3. Berikan enema jika diperlukan

R. / Mungkin perlu untuk menghilangkan distensi

ad. 5

Tujuan : Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda

infeksi

InteRvensi :

1. Observasi luka, catat karakteristik drainase

R. / Perdarahan pasca operasi paling sering terjadi selama 48 jam pertama,

dimana infeksi dapat terjadi kapan saja

2. Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan teknik aseptik

R. / Sejumlah besar drainase serosa menuntut pergantian dengan sering untuk

menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi

3. Irgasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam faali

R. / Diperlukan untuk mengobati inflamasi infeksi praap / post op

ad. 6

Tujuan : * Menyatakan penerimaan diri sesuai situasi

* Menerima perubahan kedalam konsep diri

InteRvensi :

1. Dorong pasien / orang terdekat untuk mengungkapkan perasaannya

R. / Membantu pasien untuk menyadari perasaannya yang tidak biasa

2. Catat perilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan

R. / Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut

dan terapi lebih kuat

3. Gunakan kesempatan pada pasien untuk menerima stoma dan berpartisipasi

dan perawatan

Page 14: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

R. / Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki

kepercayaan diri

4. Berikan kesempatan pada anak dan orang terdekat untuk memandang stoma

R. / Membantu dalam menerima kenyataan

5. Jadwalkan aktivitas perawatan pada pasien

R. / Meningkatkan kontrol dan harga diri

6. Pertahankan pendekatan positif selama tindakan perawatan

R. / Membantu pasien menerima kondisinya dan perubahan pada tubuhnya

ad. 7

Tujuan : * Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi / proses

penyakit, tindakan dan prognosis

InteRvensi :

1. Tentukan persepsi anak tentang penyakit

R. / Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan

belajar individu

2. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis

R. / Meningkatkan pemahaman dan kerjasama

3. Tekankan pentingnya perawatan kulit pada orang tua

R. / Menurunkan penyebaran bakteri

DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah, 1997,”Perawatan Anak Sakit”, EGC. Jakarta

Barbara Engram, 1999” RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH” Vol 3. EGC. Jakarta

Page 15: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Star Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK VI, ILMU KESEHATAN ANAK Vol 3,

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK, FK, VI, 1985

Cecily L. Betz, Linda A Sowden, 2002, KEPERAWATAN PEDIATRIK edisi 3,

EGC, Jakarta

Suradi Skp dan Rita Yuliani Skp, 2001, ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK, CV Agung, Seto, Jakarta

FORMAT PENGKAJIANRUANG PERAWATAN ANAK

I. Biodata

D. Identitas Klien

1. Nama/Nama panggilan : An. Hayyub.

Page 16: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

2. Tempat tanggal lahir/Usia : Jeneponto, 21 – 4 2003/1 tahun 2 bulan

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : -

6. Alamat : Borongkaluku, Bontomarannu

7. Tanggal Masuk : 23 – 06 – 2004

8. Tanggal Pengkajian : 29 – 06 – 2004

9. Diagnosa Medik : Hisprung

10. Rencana Therapi :

E. Identitas Orang Tua

1. Ayah

a. Nama : Hasyim

b. Usia : 36 thn

c. Pendidikan :

d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Pedagang

e. Agama : Islam

f. Alamat : Borongkaluku, Bontomarannu

2. Ibu

a. Nama : Ramlah

b. Usia : 25 thn

c. Pendidikan : SMU

d. Pekerjaan/sumber penghasilan : IRT

e. Agama : Islam

f. Borongkulu, Bontomarannu :

F. Identitas Saudara Kandung

No Nama Usia Hubungan Statis Kesehatan1. Ririn Nurfadilah 7 th Kakak

Kandung

Sehat

Page 17: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

II. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit

Perut kembung / distensi abdomen

III. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien masuk RS dengan keluhan detak-detak pada tanggal 17 Juli 2003 klien

didiagnosa Megacolon/Hirscprung Kongenital, 1 bulan kemudian yaitu

tanggal 7-8-03 terapi yang diberikan pada klien yaitu operasi colostomy dan

dirawat selama 7 hari, keadaan umum baik lalu diizinkan pulang kontrol di

poli. Lalu pada tanggal 15-6-2004 setelah colostomy dilakukan repair

colostomy. 1 hari kemudian kilen mengalami perut kembung lalu pindah

rawat picu tanggal 26 Juni 2004 dilakukan Reseksi Mengacolon.

B. Riwayat Kesehatan Lalu

(Khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)

1. Pre natal Care

a. Pemeriksaan kehamilan 2 Kali

b. Keluhan selama hamil : perdarahan - PHS - Infeksi - ngidam

(mangga) muntah-muntah deman - Perawatan selama hamil

c. Riwayat : - Terkena sinar - Therapi obat

d. Kenaikan Berat Badan selama hamil 15 Kg

e. Immunisasi TT 2 Kali

f. Golongan darah ibu O Golongan darah Ayah A

2. Natal

a. Tempat melahirkan : RS Klik Rumah

b. Lama dan jenis persalinan : Spontan - Forcep - Operasi - lain-lain

induksi

c. Penolong persalinan : Dokter - Bidan Dukun -

Page 18: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

d. Cara untuk memudahkan persalinan : Drip - Obat perangsang

e. Komplikasi waktu lahir : Robek perineum Infeksi nifas -

3. Post natal

a. Kondisi Bayi : BB lahir 3400 Gram PB 30 Cm

b. Apakah anak mengalami : penyakit Kuning - Kebiruan - Kemerahan

- Problem menyusui - BB tidak stabil -

(Untuk Semua Usia)

- Penyakit yang pernah dialami : Bentuk Deman Diare Kejang Lain-

lain

- Kecelakaan yang dialami : latuh - tenggelam - lalu lintas -

keracunan -

- Pernah : dioperasi - dirawat di Rumah Sakit

- Allergi : Makanan - obat-obatan - zat/substansi kimia - texil -

- Konsumsi obat-obatan bebas -

- Perkembangan anak disbanding saudara-saudaranya : Lambat Sama

- Cepat -

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

- Penyakit anggota keluarga : alergi - asma - TBC - hypertensi -

penyakit jantung - stroke - anemia - hemopilia - arthritis - migrain -

DM - kanker - jiwa –

- Genogram

? ?Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

25 thn36 thn

Page 19: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

IV. Riwayat Immunisasi

No Jenis Immunisasi Waktu Pemberian Rekasi setelah pemberian1. BCG Usia 1 bulan -2. DPT (I, II, III) Usia 2, 3, 4 bulan Panas3. Polio (I, II, III, IV) Usia 2, 3, 4 bulan -4. Campak Usia 9 bulan -5. Hepatitis Usia 1 tahun -

Pertumbuhan Fisik

V. Riwayat Tumbuh Kembang

A. Pertumbuhan Fisik BBL 4 bulan 1 tahun BB anak sekarang = 8,9 Kg

1. Berat Badan : 3,4 6,8 10,2

2. Tinggi Badan : Ibu klien lupa TB Lahir

4. Waktu tumbuh gigi 9 bulan, Tanggal gigi - Tahun

B. Perkembangan tiap tahap

Usia anak saat :

1. Berguling :

2. Duduk :

3. Merangkai : ≠ diingat

4. Berdiri :

5. Berjalan :

6. Senyum kepada orang lain pertama kali : -

7. Bicara pertama kali : ± 12 bulan

8. Berpakaian tanpa Bantuan - :

VI. Riwayat Nutrisi

A. Pemberian ASI

1,2 thn7 thn

Page 20: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

1. Pertama kali disusui 1 hari post partum

2. Cara pemberian : Setiap kali menangis terjadwal

3. Lama pemberian 3 bulan

B. Pemberian Susu Formula

1. Alasan pemberian : ASI ≠ diproduksi

2. Jumlah pemberian : 3 botol / hari

3. Cara memberikan : Dengan dot + sendok -

C. Pemberian makanan tambahan

a. Pertama kali diberikan usia 4 bulan

b. Jenis : Bubur susu pisang - lain-lain -

D. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian1. 0 – 4 bulan

2. 4 – 12 bulan

3. Saat ini

ASI

Milna, Susu Formula

Bubur, Susu formula

3 bulan

-

Spi saat ini

VII. Riwayat Psichososial

- Apakah anak tinggal di : apartemen - rumah sendiri kontrak (bersama

nenek)

- Lingkungan berada di : kota setengah kota - desa -

- Apakah rumah dekat : sekolah ada tempat bermain - Punya kamar tidur

sendiri -

- Apakah ada tangga yang bisa berbahaya - Apakah anak punya ruang

bermain -

- Hubungan antar anggota keluarga : Harmonis Berjauhan -

- Pengasuh anak : Orang tua Baby sitter - pembantu -

nenek/kakek

VIII. Riwayat Spiritual

- Support system dalam keluarga

Page 21: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

- Kegiatan keagamaan

IX. Riwayat Hospitalisasi

A. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

- Mengapa ibu membawa anaknya ke RS berobat (keluhan distensi

abdomen)

- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak Ya Tidak -

- Bagaimana perasaan orang tua saat ini : Cemas - Takut - Khawatir -

Biasa

- Apakah orang tua akan selalu berkunjung : Ya Kadang-kadang -

Tidak -

- Siapa yang akan tinggal dengan anak : ayah ibu Kakak Lain-lain

nenek

B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap belum bisa dikaji

- Mengapa Keluarga/Orang tua membawa kamu ke Rumah sakit ? –

- Menurutmu apa penyebab kamu sakit -

- Apakah dokter menceritakan keadaanmu : ya - Tidak -

- Bagaimana rasanya dirawat di RS : Bosan Takut Senang Lain-

lain –

- Rasa cemas

- Kehilangan kontrol

- Takut akan nyeri & perlukaan

Reaksi Hospitalisasi

1. Rasa Cemas

Klien belum mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang memadai,

dan pengertian terhadap situasi masih terbatas. Klien kadang menangis,

memanggil ibunya atau menggunakan tingkat laku agresif, misalnya menendang,

memukul, mencoba untuk membuat orangtua (Ibu) tetap tinggal dan menolak

Page 22: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

perhatian orang lain. dan kadang juga klien tidak aktif kurang minat untuk

bermain

2. Kehilangan Kontrol

Akibat sakit dan dirawat di RS, anak merasa kehilangan kontrol kebebasan dalam

segala hal dan menimbulkan regresi sehingga terjadi rasa ketergantungan

sehingga suatu saat anak akan menjadi cepat marah dan agresif

3. Takut akan nyeri dan perlukaan

Klien memberikan reaksi dengan emosi yang kuat dan pertahanan fisik terhadap

pengalaman yang menyakitkan, trauma dengan orang yang berpakaian putih-

putih, indikasi perilaku terhadap rasa nyeri seperti : berteriak, menolak untuk

disentuh, menendang/menangis

X. Aktivitas Sehari-hari

A. Nutrisi

Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit1. Selera maka

2. Menu makan

3. Frekuensi makan

4. Makanan yang disukai

5. Makanan pantangan

6. Pembatasan pola makan

7. Cara makan

8. Ritual saat makan

Baik

Bubur

4 x

-

-

-

disuap

bermain

Menurun

Air susu Nestle

42 cc / jam

-

-

-

≠ boleh melalui otal, NGT

-

B. Cairan

Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit1. Jenis minum

2. Frekuensi minum

3. Kebutuhan cairan

4. Cara pemenuhan

Air putih, susu formula

Sebanyak anak minta

890 ≈ 900 cc/hari

minum

Susu formula, air putih

Sesuai kebutuhan

42 cc/jam

otal, IV

Page 23: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

C. Eliminasi (BAB & BAK)

Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit1. Tempat pembuangan

2. Frekuensi (Waktu)

3. Konsistensi

4. Kesulitan

5. Obat pencahar

WC

1 x / hari

Keras

Sulit

-

Ditempat tidur

4 x / hari

lembek, encer

tidak ada

-

D. Istirahat Tidur

Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit1. Jam Tidur

- Siang

- Malam

2. Pola tidur

3. Kebiasaan sebelum tidur

4. Kesulitan tidur

13.00 – 14.00

19.00 – 07.00

bermain

-

± 4 jam

± 8 jam

Bermain

-

E. Olah Raga

Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit1. Program Olah Raga

2. Jenis dan Frekwensi

3. Kondisi setelah olah raga

-

-

-

-

-

-

F. Personal Hygiene

Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit1. Mandi

a.

Cara

b.

Frekwensi

c. Alat mandi

2. Cuci rambut

a.

Frekwensi

Dimandikan

2 x sehari

sabun

3 x seminggu

memakai sampo

1 x seminggu

Dimandikan memakai waslap

1 x shari

Sabun

Tidak pernah

-

belum pernah

Page 24: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

b.

Cara

3. Gunting kuku

a. Frekw

ensi

b. Cara

4. Gosok gigi

a. Frekw

ensi

b. Cara

memakai gunting kuku

-

-

-

-

-

G. Aktivitas/Mobilitas Fisik

Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit1. Kegiatan sehari-hari

2. Pengaturan jadual harian

4. Penggunaan alat Bantu

aktivitas

4. Kesulitan pergerakan

tubuh

Bermain

-

-

-

Tidur ditempat tidur

-

-

Aktif bergerak

H. Rekreasi

Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit1. Perasaan saat sekolah

2. Waktu luang

3. Perasaan setelah

rekreasi/bermain

4. Waktu senggang keluarga

-

-

Senang

-

-

-

-

-

XI. Pemeriksaan Fisik

A. Keadaan Umum Klien

Baik Lemah - Sakit Berat

B. Tanda-tanda Vital

- Suhu : 37,5oC

Page 25: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

- Nadi : 100x/mnt

- Respirasi : 24x/mnt

- Tekanan Darah : 100/60 mmHg

C. Antropometri

- Tinggi Badan : Lupa

- Berat badan : 8,9 Kg

- Lingkar lengan atas : 14 cm

- Lingkar kepala : 46 cm

- Lingkar dada : 50 cm

- Lingkar perut : 51 cm

- Skin fold : -

D. Sistem Pernafasan

- Hidung : simetrisan pernafasan Cuping hidung - secret - polio - Ep

staxis -

- Leher : pembesaran kelenjar – tumor – (tampak luka pemasangan

CVP)

- Dada

• Bentuk dada Normal barrel - pigen chest -

• Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan tranversal 1 ? 1

• Gerakan dada : simetris terdapat retraksi - Otot Bantu pernafasan -

• Surat nafas : Vocal tremitus – Ronchi –Wheezing – Steridor – Rales –

- Apakah ada clubling finger : -

E. Sistem Cardio Vaskuler

- Conjunctiva : tidak, bibir pucat/cyanosis - Arteri carotis : Kuat/lemah

Tekanan vena jugularis : meninggi/tidak

- Ukuran jantung : Normal + membesar - Ictus cordis/apex -

Page 26: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

- Suara jantung : S1, S2, bising aorta – mur-mur – gallop -

- Capillary refilling Time ± 3 detik

F. System Pencernaan

- Sklera : tidak, bibir : lembab - kering pecah-pecah labio skiziz –

- Mulut : stomatitis – palato skizis – jumlah gigi 6 kemampuan menelan :

Baik / Sulit -

- Gaster : Kembung – Nyeri – gerakan peristaltis

- Abdomen : Hati : teraba – Lien – ginjal – Faeses –

- Anus : Lecet hemorroid

G. System Indra

1. Mata

- Kelopak mata – bulu mata alis

- Visus (Gunakan snellen chard) t.d.k (sulit ditentukan)

- Lapang Pandang Sulit ditentukan

2. Hidung

- Penciuman IV perih di hidung – trauma – mimisan –

- Sekret yang menghalangi penciuman –

3. Telinga

- Keadaan daun telinga baik, kenal auditoris : Besih Serumen –

- Fungsi pendegaran baik

H. System Syarat

1. Fungsi Cerebral

a. Status Mental : Orientasi – Daya Ingat – Perhatian dan perhitungan –

Bahasa –

b. Kesabaran (Eyes 4 Motorik 6 verbal 5) dengan 665

c. Bicara Ekspresive – Resiptive –

2. Fungsi

Nervus : Sulit ditentukan lapang pandang, sulit ditentukan

Page 27: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Nervus : Gerak Bola Mata IV kesegala arah pupil isokor anisokor

Nervus : Sensorik – Motorik –

Nervus : Sensorik – Otonomi – Motor –

Nervus VIII : Pendegaran - Kesimbangan -

Nervus IX :

Nervus X : Gerakan uvula IV rangsangan muntah/menelan -

Nervus XI : Sternocledomastoideus - Trapexius -

Nervus XII : Gerakan Lidah -

3. Motorik : Massa otot N Tonus otot kekuatan otot : 4

4. Fungsi Sensorik : Suhu nyeri getaran posisi diskriminasi –

5. Fungsi cerebellum : Koordinasi - kesimbangan -

6. Reflex : Bisep + Trisep + Patela + Babinski -

7. Iritansi Meningen : Kaku duduk – lasaque sign - kering sign –

brudzinkim sign - /II -

I. System Muskulo Skeletal

1. Kepala : Bentuk Kepala normal gerakan ke segala arah

2. Vertebrae : scoliosis - Lordosis - Kiposis - Gerakan + ROM Aktif

Fungsi gerak baik

3. Pelvis : Gaya jalan tidak gerakan + ROM Aktif Trendelberg Test -

Ortolani/Borlow -

4. Lutut : Bengkak - kaku - gerakan + Mc Murray test -

Ballotement test -

5. Kaki : Bengkak - gerakan + kemampuan jalan tidak, Tanda

tarikan +

6. Tangan : Bengkak - gerakan + ROM Aktif

J. System Integumen

- Rambut : Warna pirang, mudah dicabut tidak

Page 28: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

- Kulit : Warna kuning, temperatur hangat, kelembaban - bulu kulit –

erupsi - tahi lalat - ruam - texture baik

- Kuku : Warna pink permukaan kuku cembung, mudah patah -

kebersihan bersih

K. System Endokrin

- Kelenjar Thyroid : ≠ ada pembesaran

- Ekskresi urine berlebihan - polydipsi - polyphagi -

- Suhu tubuh yang tidak seimbang - keringat berlebihan -

- Riwayat bekas air seni dikelilingi semut -

L. System Perkemihan

- Odema palpebra - Moo face - Odema anasarka -

- Keadaan kandung kemih terpasang kateter

- Nocturia - dysuria - kencing batu -

M. System Reproduksi

1. Wanita

- Payudara : Putting, areola mamae, besar

- Labia mayora dan minora : bersih secret, bau

2. Laki-laki

- Keadaan gland penis : Urethra - kebersihan bersih

- Testis : Sudah turun belum -

- Pertumbuhan rambut : Kumis - hanggut - ketiak -

- Pertumbuhan jakun - Perubahan suara -

N. System Imrnun

- Allergi (Cuaca - dubu - bulu binatang - zat kimia - )

- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Flu - Urticaria -

lain-lain ≈

XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan Sulit untuk ditentukan klien

mengalami kesakitan

A. 0 – 6 Tahun

Page 29: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Dengan Menggunakan DDST

1. Motorik Kasar

2. Motorik Halus

3. Bahasa

4. Personal Sosial

B. 6 Tahun keatas

1. Perkembangan Kognitif

2. Perkembangan psikosexual

3. Perkembangan psikososial

XI. Test Diagnostik

- 21 Juni 2004 Na : 148

K : 3,5

CI : 110

Hb : 8,5 91 %

Leukosit : 9,2

- 23 Juni 2004 Leukosit : 15,7

Hb : 9,6 91 %

- 24 Juni 2004 Hb : 6,5 91 % (12 – 16)

HCT : 14,7 (37 – 48)

Leukosit : 93,9 (4,0 – 10,0)

- 25 Juni 2004 Albumin : 2,0 (3,5 – 5,0)

Eektrolit Darah :

Na : 134 (136 – 145)

K : 2,0 (3,5 – 5,1)

CI : 103 (97 – 111)

Hb : 10,7

DATA FOKUS

(CP. 1A)

Page 30: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF- Ibu klien mengatakan anaknya belum

boleh makan lewat mulut

- Ibu klien mengatakan btk BAB

anaknya encer, warna kuning

- Ibu klien mengatakan anaknya berak-

berak sudah 3 x

- Bibir pecah dan kering

- Klien makan lewat NGT

- BB = 819 Kg

- Hb = 10,7 gr/dl

- Albumin = 2,0

- Tampak adanya luka bekas operasi

- Leukosit = 9300

- Klien sudah BAB 3 x

- Konsistensi BAB encer, warna kuning,

bau busuk

- Tampak adanya eritema pada anus

- TTU

S = 37,5oC

N = 100y/mnt

TD = 100/60 mmHg

P = 24y/mnt

ANALISA DATA

( C P I B )

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

Page 31: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

1. DS :

Ibu klien mengatakan

anaknya belum boleh

makan lewat mulut

DO :

- Bibir pecah dan kering

- Klien makan lewat NGT

- BB = 8,9 Kg

- Hb = 10,7 gr/dl

N 11,5 – 15,5 gr/dl

- Aldunin = 2,0 (315 –

5,0)

Tindakan pembedahan :

Post op neseksi mengacolon

Pembatasan intake makanan

peroral

asupan makanan tidak

terpenuhi

Pemenuhan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

Pemenuhan nutrisi

Kurang dari

kebutuhan

2. DS :

-

DO :

- Tampak adanya luka

bekas operasi

- Teukosit 9300

<N = 4000 – 10.000

Tindakan pembedahan(Reseksi mengacolon)

Kerusakan kontinuitas jaringan

Terpajang lingkungan luar(Mikroorganisme)

Resiko tinggi terjadi infeksi

Resiko tinggi

Terjadi infeksi

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

3. DS :

- Ibu klien mengatakan

Btk BAB anaknya

Tindakan operasi

Efek anestesi

Resiko tinggi

kekurangan volume

cairan tubuh

Page 32: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

encer, warna kuning

- Ibu klien mengatakan

anaknya berak-berak

sudah 3 x

DO :

- Klien sudah BAB 3 x

- Konsistensi BAB encer,

warna kuning, bau

busuk

- TTU

S = 37,5oC

N = 100 x/mnt

P = 24 x / mnt

TD = 100/60 mmHg

Peristaltik usus me

Konstipasi

Peregangan secara kronik saat defekasi

Peregangan saraf pupendus secara maksimal

Spinkterani isi rectum tanpa disadari

Diare

Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh

4. DS :

DO :

Tampak adanya eritema

pada anus

Diare

Frekuensi BAB meningkat (encer)

Resiko terjadinya gangguan ntegritas kulit

Resiko terjadinya

gangguan integritas

kulit

DIAGNOSA KEPERAWATAN

( CP 2 )

NO DIAGNOSA KEPERAWATANTANGGAL

DITEMUKAN TERATASI1. Pemenuhan nutrisi kurang dari 28 Juni 2004

Page 33: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

2.

3.

4.

kebutuhan tubuh b.d pembatasan intake makanan paroral

Resiko tinggi terjadi infeksi b.d terputusnya kontinuitas jaringan (luka post operasi reseksi)

Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh b.d intake yang kurang/frekuenai BAB meningkat (encer)

Resiko terjadinya gangguan integritas kulit (disekitar anus)

28 Juni 2004

28 Juni 2004

28 Juni 2004

30 Juni 2004

30 Juni 2004

-

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI

Aktivitas Rasional1. Kaji pengetahuan anak dan keluarga

mengenai pengobatan kemoterapi,

kemungkinan efek samping dan tindakan

1. Memberikan informasi yang dibutuhkan

untuk menformulasikan perencanaan

pendidikan

Page 34: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

perawatan diri sendiri

2. Berikan klien brosur mis “kemoterapi dan

Anda” yang berasal dari Yayasan Kanker

(bila ada) dan yang berasal dari pelayanan

sendiri

3. Beritahu pasien mengenai nana dan jenis

kemoterapi, kegunaan, cara pemberian, rute

dan jadwal pemberian

4. Instruksikan kemungkinan efek samping

tindakan untuk setiap pengobatan

5. Berikan informasi tertulis mengenai masing-

masing obat meliputi kerja, tujuan dan efek

samping

6. Instruksikan pasien untuk tidak memakan

obat lain kecuali kalau diberikan oleh dokter

termasuk obat antagonis yang berlebihan

7. Beritahu pasien untuk tidak menelan obat

aspirin atau obat anti inflamasi nonsteroid,

cek label obat secara hati-hati untuk obat ini

8. Instruksikan pasien atas pengobatan yang

diresepkan untuk membantu pasien yang

mengalami efek samping antiemetik

2. Brosur dapat memberikan penguatan

secara verbal dan memberikan satu

sumber bagi pasien ketika staf kesehatan

tidak ada

3. Meningkatkan pengetahuan pasien

4. Meningkatkan manajemen perawatan diri

dan menurunkan insiden serta

komplikasi yang berat

5. Bahan tulisan merupakan penguatan

instruksi verbal

6. Mencegah interaksi yang

Membahayakan

7. Aspirin dan obat antiinflamasi

nonsteroid dapat menghambat

aktivitas trombosit; aspirin mungkin

terdapat dalam beberapa jenis obat

yang dijual bebas

8.Mencegah atau mengurangi efek

samping yang lebih berat

Aktivitas Rasional9. Beritahu pasien dan keluarga terhadap

perubahan yang harus dilaporkan pada tim

kesehatan sesegera mungkin : tanda infeksi,

mual dan muntah yang menetap, perdarahan

9. Pencegahan komplikasi yang serius

dengan meningkatkan pelaporan dini

pada tenaga kesehatan

Page 35: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

yang tidak biasa dan adanya laserasi diare

atau perubahan mental atau status emosional

akut

Intervensi keperawatan berhubungan dengan Kemoterapi dan Radioterapi yang

dijalani anak

Respon Intervensi KeperawatanDiare - Berikan cairan per oral

- Lakukan perawatan kulit pada bokong dan daerah perineum - Pantau efektifitas obat antidiare- Hindari makanan dan buah-buahan tinggi selulose- Berikan makan sedikit tapi sering, jika mungkin beri makanan

Page 36: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Anoreksia

Mual dan muntah

Retensi Cairan

Hiperutemia

Demam dan menggigil

Stomatitis dan ulkus mulut

yang disukai anak- Kurangi atau jangan berikan daging- Observasi adanya tanda-tanda dehidrasi- Pantau infus IU

Pantau asupan dan keluaran

- Beri makan sedikit tapi sering- Pertahankan asupan cairan yang adekuat dengan esloli, eskrin- Timbang BB anak setiap hari- Observasi adanya dehidrasi

Pantau asupan dan keluaranTimbang BB harianEvaluasi adanya gawat pernapasan dan edeman paru Ubah posisi anak dengan seringPantau adanya efek samping dr diutetik

Pantau asupan dan keluaranAjarkan anak untuk banyak minumLakukan perawatan kulit anakPantau kreatinin dan asam uratPantau adanya efek samping dr aloputinol

Pantau tanda-tanda dan vital dan frekuensi gejala Evaluasi sumber gejalaPantau efek samping dr obat antipiretik

Berikan rasa nyaman dengan sering berkumurHindari sikat gigi yang berbulu kerasHindari swab gliserinHindari makanan keras dan panas

Respon Intervensi KeperawatanAlopesia - Persiapkan anak dan keluarga untuk menghadapi kerontokan

rambut- Yakinkan hati anak dan keluarga bahwa kerontokan rambut

hanya untuk sementara- Siapkan anak dan keluarga tentang tumbuhnya rambut baru

yang berbeda warna dan tekstur dr rambut sebelumnya- Anjurkan memakai topi, syal, wig- Sering keramas untuk mencegah Cradle cap

Page 37: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Nyeri

Evakopenia

Ambositopenia

Nemia dan letihan

Resiko faktur

Perkembangan fisik dan seksual tertunda

- Evaluasi perilaku verbal dan ploverbal anak- Perhatikan aspek cultural yang mempengaruhi perilaku nyeri- Pantau tanda-tanda vital- Evaluasi pola tidur anak- Sarabkan mengatasi nyeri seperti hypnosis, teknik relaksasi,

imajinasi, distraksi, stimulasi kutaneus

- Observasi adanya tanda dan gejala infeksi dan inflamasi- Pantau TTV- Pantau jumlah lekosit- Pastikan tindakan higienik yang baik- Cegah kerusakan integritas kulit

- Observasi adanya tanda dan gejala perdarahan- Pantau TTV- Pantau jumlah trombosit- Hindari pem. Suhu rectal- Hindari injeksi- Pantau transfusi trombosit

- Evaluasi adanya tanda dan gejala anemia- Pantau hitung darah lengkap dan hitung jenis- Berikan cukup istirahat dan tidur- Anjurkan aktivitas bermain yang tenang

- Hindari penumpukan beban pada alat gerak yang sakit- Hindari kecelakaan dan cedera- Anjurkan aktivitas bermain non ambulasi

- Berikan petunjuk antisipasi pada orang tua tentang retardasi pertumbuhan deformatis skeletal, perkembangan seksual yang tertunda

- Diskusikan kemandulan dengan anak dan keluarga

Respon Intervensi KeperawatanPersensitivitas pada obat

sehingga terjadi syok anafilaktik

Rebilitis dan jaringan nekrosis karena

infiltrasi infus IV

- Sediakan obat-obatan berikut, hidrokortisor, epinefrin- Observasi adanya dispnea, gelisah, urtikaria

- Hindari pemberian agens vesikan didekat persendian- Hentikan aliran IV jika diduga infiltrasi- Berikan kompres dingin pada tempat terkait

Page 38: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

- Lanjutkan observasi terhadap tempat terkait atau adanya tanda-tanda inflamasi dan nekrosis

Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison, vinkristin,

paraginase, metotreksat, merkaptoputin, sitarabin, alopurinol, silklofosfamid dan

aunotubisin

NAMA OBAT KEGUNAAN EFEK SAMPINGPrednisor Dipakai untuk efek antinflamasi

yang kuat pada penyakit yang melibatkan sistem organ

1. Gangguan cairan dan elektrolit-retensi natrium, retensi cairan, gagal jantung kongestif kalium,

Page 39: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Vinkristin (oncovin) Obat antineoplastik yang menghambat pembelahan sel selama metastase.Dipakai bersama siklokosfamid (cytoxan)

hipertensi2. Efek muskoloskeletal - kele

mahan otot, osteoporosis, faktur patologik pada tulang panjang

3. Efek gastrointestinal - ulkus peptikum dengan kemungkinan perdarahan, pankreatitis, distensi abdomen, peningkatan nafsu makan, BB naik

4. Efek dermatologik gangguan penyembuhan luka, peteki, ekimosis, eritema fasial,

5. Efek neutologik-edema papil, konuuisi vertigo

6. Efek endokrin : berkembang status cushingoid, manifestasi lanjut dari DM

7. Efek oftalmik-katarak subkapsuler8. Efek metabolic. Kesimbangan

nitrogen θ karena katabolisme protein

1. Efek neutomuskular : neuropati perifer, nyeri saraf, parastesi tangan dan kaki, hilangnya refleks tendon profunda, nyeri rahang, foot drop

2. Efek hematologik trombositopenia anemia leukopenia

3. Efek gastrointenstinal, stomatitis, anoreksia mual muntah, diare, konstipasi, ileus paratitik

4. Lain-lain kenuuisi, hiperkalemia, hipervrisemia

NAMA OBAT KEGUNAAN EFEK SAMPINGAsparaginase Menurunkan kadar asparagin

(asam amino untuk pertumbuhan tumor)

1. Manifestasi alergik : Demam dan menggigil dalam 1 menit setelah pemberian, reaksi kulit gawat pernapasan, hipotensi, nyeri substernal mual, muntah, Anafilaksis

2. Toksisitas hati disertai ikterus,

Page 40: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

Merkaptopurin/purinetol

Sitarabin

Alopurinol/yloprin

Iklofosfamid/Ytoxan

Menghalangi sintesis asam nukleat, yang terutama diperlukan bila sel-sel bertumbuh dan memperbanyak dirinya dengan cepat

Untuk menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik akut supresan sum-sum tulang yang kuat

Menghambat produksi asam urat dengan menghambat reaksi biokimia yang mendahului pembentukan asam urat

Sebuah agens antitumor kuat dari kelompok nustatnitrogen dan agens pengkelat

hipoalbuminemia3. Pankreatitis4. DM5. Gangguan metabolisme kalsium

Anoreksia, mual dan muntah, leukopenia, trombositopenia, supresi sum-sum tulang, anemi, ruam, anoreksia, perdarahan, diare, inflamasi, anafilaksis, sakit kepala, disfungsi hati

- Mual dan muntah- Leukopenia, trombositopenia- Anemia- Ruam- Anoreksia- Perdarahan- Diare- Sakit kepala- Anafilaksis

1. Terkandung toksisitas hati 2. Peningkatan SGOT dan SGPT

yang asimptomatik

1. Mual dan muntah2. Anoreksia3. Alopesia4. Leukipenia5. Sistigi hemoragi stril6. Disfungsi hati7. Kardiotoksisitas

NAMA OBAT KEGUNAAN EFEK SAMPING

Aunotubisin

aunomyan

Menghambat pembelahan sel

selama pengobatan leukemia

akut

1. Skletosis vena

2. Mual dan muntah (segera setelah

penyuntikan)

3. Depresi sum-sum tulang

Page 41: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA

4. Disritmia jantung dan kematian

5. Peningkatan enzim hati (SGPT

, SGOT )

6. Mengubah warna urin menjadi

merah

Page 42: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 43: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 44: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 45: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 46: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 47: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 48: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 49: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 50: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 51: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 52: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 53: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 54: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 55: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 56: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 57: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 58: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 59: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 60: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 61: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Page 62: Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA