32
BAB III METODE STUDI 3.1 METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA Pada bagian ini akan dijelaskan metode pengumpulan dan analisis data baik primer dan/atau sekunder yang digunakan dalam prakiraan dampak. Metode pengumpulan dan analisis data ini akan digunakan untuk: a. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana usaha dan/ atau kegiatan yang diperkirakan mendapat dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitarnya; b. Menelaah, mengamati dan mengukur komponen lingkungan hidup yang diperkirakan terkena dampak besar dan penting. Data primer yang diambil meliputi data-data yang menjadi isu penting yang akan diperoleh dengan cara survei dan pengukuran langsung di lapangan serta pengambilan contoh untuk dianalisis di laboratorium, selain itu juga akan dilakukan wawancara langsung dengan masyarakat maupun aparat pemerintah setempat. Data sekunder akan dikumpulkan melalui cara studi literatur serta informasi dari instansi terkait. 3.1.1 PENURUNAN KUALITAS UDARA a. Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan untuk aspek kualitas udara dan tingkat kebisingan terdiri dari data primer dan data sekunder yang berupa: Data klimatologi (paling tidak satu tahun terakhir) meliputi arah angin, kecepatan angin, suhu, tekanan udara, dan curah hujan yang diperoleh dari stasiun pengamat klimatologi yang terdekat dengan lokasi proyek. PT. Vivakarya Wisatajaya III - 1

Bab iii metode studi edit rev

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab iii metode studi edit   rev

BAB IIIMETODE STUDI

3.1 METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Pada bagian ini akan dijelaskan metode pengumpulan dan analisis data baik primer dan/atau sekunder yang digunakan dalam prakiraan dampak. Metode pengumpulan dan analisis data ini akan digunakan untuk:

a. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana usaha dan/ atau kegiatan yang diperkirakan mendapat dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitarnya;

b. Menelaah, mengamati dan mengukur komponen lingkungan hidup yang diperkirakan terkena dampak besar dan penting.

Data primer yang diambil meliputi data-data yang menjadi isu penting yang akan diperoleh dengan cara survei dan pengukuran langsung di lapangan serta pengambilan contoh untuk dianalisis di laboratorium, selain itu juga akan dilakukan wawancara langsung dengan masyarakat maupun aparat pemerintah setempat. Data sekunder akan dikumpulkan melalui cara studi literatur serta informasi dari instansi terkait.

3.1.1 PENURUNAN KUALITAS UDARA

a. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan untuk aspek kualitas udara dan tingkat kebisingan terdiri dari data primer dan data sekunder yang berupa: Data klimatologi (paling tidak satu tahun terakhir) meliputi arah angin, kecepatan angin,

suhu, tekanan udara, dan curah hujan yang diperoleh dari stasiun pengamat klimatologi yang terdekat dengan lokasi proyek.

Data hasil pengukuran kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan yang pernah dilakukan disekitar lokasi.

Data perkiraan jumlah kendaraan berat dan alat berat yang akan digunakan selama masa konstruksi dan perkiraan konsumsi bahan bakar.

Data perkiraan jumlah kendaraan bermotor yang digunakan selama masa operasi dan perkiraan konsumsi bahan bakar.

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 1

Page 2: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

b. Metode Analisis Data

Pengukuran kualitas udara dan tingkat kebauan akan dilakukan dengan metode yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan KepMEn 50 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan seperti disajikan pada Tabel 3.1. Metode analisis tingkat kebisingan mengacu pada Kep.Men.LH No. 48/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, seperti disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Parameter, Baku Mutu dan Metode Analisis Kualitas Udara dan Kebisingan

c.

Lokasi Pengumpulan Data

Lokasi pengambilan contoh kualitas udara dan kebisingan akan dilakukan pada lokasi yang dipandang representatif, yaitu di : Satu (1) titik lokasi proyek, untuk mengetahui rona awal sebelum konstruksi dan

operasional. Satu (1) titik Up Wind, untuk mengetahui kondisi udara ambient sebelum memasuki lokasi

proyek. Satu (1) titik di Down Wind, untuk mengetahui kondisi udara ambient sesudah memasuki

lokasi proyek. Satu (1) titik di Pemukiman Penduduk, untuk mengetahui rona awal pada pemukiman

penduduk di sekitar proyek.Pengukuran kebisingan akan dilakukan di beberapa lokasi yang tempatnya sama dengan pengukuran kualitas udara (4 titik) dengan menggunakan Sound Level Meter.

3.1.2 LALU LINTAS

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 2

No Parameter Simbol Metoda Alat1 Sulfur Dioksida SO2 Spektrofotometri

Pararosanilin Midget Impinger Spektrofotometer

2Nitrogen Oksida NOx

Spektrofotometri Saltzman

Midget Impinger Spektrofotometer

3 Karbon Monoksida CO Non Dipersive Infra

Red (NDIR) NDIR Analyzer

4 Debu Gravimetri High Volume Sampler Tingkat kebauan

5 Amoniak NH3 Nessler Spektrofotometriq

Impinger Spektrofotometer

6 Hidrogen Sulfida H2S Merkuri Tiosianat Absobsi gas

Spektrofotometer Gas Kromatografi

Tingkat kebisingan7 Kebisingan Bising Pengukuran in situ Sound Level Meter

Page 3: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Kajian aspek lalu-lintas pada studi ANDAL VBLS ditujukan untuk mengetahui bangkitan dan tarikan lalu-lintas yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan pengembangan bandara pada jaringan jalan yang terpengaruh, sehingga dapat diketahui kemampuan (daya tampung) jaringan jalan tersebut dalam menampung bangkitan dan tarikan kegiatan baru tersebut.

Metodologi pengkajian aspek transportasi, terutama terhadap pengembangan wilayah sekitar dalam hubungannya dengan rencana pembangunan VBLS dilakukan dengan cara menyelaraskan dengan sistem transportasi dengan rujukan sistem transportasi secara regional (makro) dan lokal (mikro).

1. Pengumpulan DataUntuk mengkaji bangkitan dan tarikan yang timbul akibat kegiatan VBLS maka diperlukan data-data berikut ini:- Rencana jenis dan fungsi bangunan yang ada di lokasi VBLS yang berpotensi

menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu lintas - Analogi bangkitan dan tarikan lalu lintas akibat kegiatan VBLS- Volume lalu lintas di jalan eksisting yang terpengaruh- Kondisi jalan, kapasitas jalan eksisting

Metodologi pengumpulan data seperti diuraikan berikut ini: Penetapan Jaringan jalan yang terpengaruh langsung

Penetapan jaringan jalan yang terpengaruh didasarkan atas pengaruh langsung dari bangkitan dan tarikan pengembangan VBLS dan sarana penunjangnya. Dalam hal ini ditetapkan ruas jalan yang terpengaruh langsung adalah ruas jalan Raya Senggigi. Hal ini dilakukan terutama untuk menilai kinerja jalan eksisting yang akan digunakan sementara pada kegiatan konstruksi, seperti pengangkutan peralatan konstruksi, material bangunan dan lainnya. Pengumpulan Data Primer

Untuk mengetahui volume lalu lintas maka dilakukan pengumpulan data primer melalui pencacahan kendaraan (traffic counting) terklasifikasi pada titik pengamatan yang telah ditetapkan, baik pada ruas jalan maupun simpang yang diidentifikasi terkena dampak langsung pada tahap konstruksi. Pengumpulan Data Sekunder

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data instansi maupun studi literatur untuk mencari beberapa analogi bangkitan dan tarikan yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Jenis-jenis data yang dikumpulkan antara lain adalah :

o Survey instansional untuk mendapatkan data sekunder tentang tingkat pertumbuhan lalu-lintas, program pengembangan prasarana jalan, rencana tata ruang dan sistem transportasi, baik yang berkaitan langsung dengan pengembangan VBLS maupun sistem transportasi yang mendukung pengembangan VBLS.

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 3

Page 4: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

o Studi literatur untuk mendapatkan referensi tentang jenis-jenis bangkitan dan tarikan yang sesuai dengan penggunaan bangunan di VBLS dalam rangka mendapatkan analogi bangkitan dan tarikan lalu-lintas yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut.

2. Metode SurveyPemilihan metoda survey dilakukan berdasarkan kondisi (kendala dan potensi) wilayah studi, serta mempertimbangkan tingkat kedalaman dan ketelitian data yang dibutuhkan pada proses selanjutnya. Pada studi ini survey primer yang dilakukan terdiri dari survey lalu lintas dan survey bangkitan lalu lintas.

Survey di Ruas

o Survey volume lalu lintas terklasifikasi Metoda survey yang digunakan adalah dengan cara manual. Waktu survey yang dipilih adalah hari kerja (weekdays) dan hari libur (weekend) untuk ruas jalan dan untuk simpang dilakukan hanya pada hari kerja.Pencacahan kendaraan (traffic counting) terklasifikasi pada titik pengamatan yang telah ditetapkan dilakukan pada periode waktu puncak, yakni pagi antara jam 06.00-09.00, siang antara jam 11.00 - 14.00 dan sore antara jam 16.00-19.00. Waktu puncak ditetapkan berdasarkan data pra survey yang mengindikaskan pola lalu-lintas harian pada jalan tersebut, yakni terdapat jam-jam puncak pagi, siang dan sore seperti tersebut di atas.

o Survey geometrik Survey geometrik dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran (diameter) fisik jalan yang sebenarnya, seperti lebar ROW, lebar perkerasan, trotoar dan bahu jalan. Metoda survey yang dilakukan adalah dengan cara manual (menggunakan meteran). Geometrik ruas-ruas yang diukur adalah ruas jalan dan juga jembatan (bila ada) di sekitar lokasi studi. Dalam survey geometrik ini juga dilakukan pengamatan penggunaan lahan di kanan-kiri jalan dan penggunaan bahu jalan untuk mengetahui klasifikasi hambatan samping. Survey geometrik ini tidak dipengaruhi oleh waktu survey.

3. Lokasi Studi

Lokasi pengamatan volume kendaraan adalah di dua lokasi, yaitu:o Jalan Raya Senggigi.

Titik pengambilan sampel volume kendaraan tersaji pada Gambar 3.2, yang ditentukan berdasarkan perkiraan lokasi yang akan terkena dampak langsung dari tarikan lalu lintas kegiatan VBLS.

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 4

Page 5: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

4. Analisis Sistem Transportasi

Tujuan dari analisis sistem transportasi untuk mengkaji pola perkembangan sistem transportasi darat dan keterkaitan antara pusat kegiatan yang ada dengan yang akan direncanakan untuk mengarahkan perkembangan penggunaan lahan di sekitar VBLS.

Dalam buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI,1997) istilah volume lalulintas diubah menjadi arus lalulintas, karena adanya pergerakan yang memiliki dimensi besaran volume dan unsur waktu. Namun selanjutnya untuk menyesuaikan dengan rumus, maka istilah Volume lalu lintas tetap digunakan.

Tingkat kinerja lalu lintas pada suatu ruas jalan yang akan terpengaruh oleh kegiatan proyek akan dinilai menggunakan metoda MKJI, 1997. Besaran lalu lintas di suatu ruas jalan dikenal dengan nama Volume lalu lintas (Traffic Volume) dengan parameter lalu lintas yang dikaji (akan disesuaikan dengan kondisi jaringan jalan) terutama untuk ruas jalan di perkotaan/di luar kota adalah dengan parameter sebagai berikut :

Derajat kejenuhan lalulintas (Degree of Saturation, DS).Derajat Kejenuhan (DS) adalah rasio volume arus lalulintas (Q) terhadap kapasitas jalan (C).

DS = Q/C

Dimana :Q : arus lalulintasC : kapasitas jalan

Kapasitas (Capacity/C)

C = Co x FCw x FSsp x FCsf x FCcs (smp/jam)

Dimana:Co : Kapasitas dasar (smp/jam)FCw : Faktor penyesuaian lebar jalur lalulintas.FSsp : Faktor penyesuaian pemisahan arah.FCsf : Faktor penyesuaian hambatan sampingFCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota.

Berdasarkan hasil perhitungan LOS ini dicari hubungan dengan kecepatan operasi kendaraan.

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 5

Page 6: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Tabel 3.2 Tingkat Pelayanan Jalan

LOS Deskripsi ArusKecepatan (km/jam)

V/C (volume per kapasitas)

A Arus bebas bergarak (aliran lalu lintas bebas, tanpa hambatan)

> 50 0,4

B Arus stabil, tidak bebas (aliran lalu lintas, kemungkinan terjadi kasus perlambatan)

40 – 50 0,5

C Arus stabil, kecepatan terbatas (aliran lalu lintas masih baik dan stabil, dengan perlambatan yang masih diterima)

32 – 40 0,8

D Arus mulai tidak stabil (mulai dirasakan adanya gangguan dalam aliran, aliran mulai terganggu)

27 – 32 0,9

E Aliran tidak stabil, kadang macet (volume pelayanan berada pada kapasitas, aliran tidak stabil)

24 – 27 1

F Macet antrian panjang (volume pelayanan melebihi kapasitas)

< 24 < 1

3.1.3 PENINGKATAN AIR LARIAN

a. Metode Pengumpulan Data

Penelitian aspek hidrologi dilakukan melalui pendekatan survei data sekunder dan data primer (lapangan) yang selanjutnya dilanjutkan dengan analisis dan evaluasi data.

Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang berkaitan erat dengan aspek hidrologi diantaranya adalah : Data - data mengenai sistem pengairan seperti, data banjir, dan debit sungai yang

diperoleh dari Dinas PU Pengairan Kabupaten Lombok Barat. Data - data mengenai iklim yaitu data curah hujan yang diperoleh dari Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan sebagian dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) pada beberapa staiun hujan di Kabupaten Lombok Barat.

Data - data mengenai perencanaan sistem drainase di lokasi kegiatan yang dioperoleh dari pemrakarsa.

Data primer diperoleh melalui pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan meliputi kondisi badan air dan debit aliran yang melewati saluran drainase tersebut.

b. Metode Analisis Data

Analisis FrekuensiAnalisis frekuensi data hujan dilakukan untuk mengetahui data tebal hujan harian maksimum

rancangan pada berbagai kala ulang. Data yang digunakan adalah data hujan harian

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 6

Page 7: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

maksimum. Hujan harian maksimum rancangan dimaksudkan untuk menentukan besarnya

hujan harian maksimum yang mungkin dicapai dalam suatu periode ulang, dasar perhitungan

yang digunakan untuk peramalan hujan harian maksimum adalah dengan menggunakan data

seri hujan harian maksimum di masa lampau minimal 10 tahun. Ada dua jenis distribusi

frekuensi yang paling banyak digunakan dalam analisa hidrologi, yaitu distribusi Gumbel dan

distribusi Log-Pearson Tipe III. Dari jenis-jenis distribusi frekuensi tersebut dipilih setelah diuji

kesesuaiannya dengan ciri statistik masing-masing distribusi frekuensi. Karakteristik distribusi

frekuensi tersaji pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Karakteristik Distribusi FrekuensiJenis Distribusi Frekuensi Syarat Distribusi

1. Distribusi Gumbel

2. Distribusi Log-Pearson Tipe III

Cs = 1,139Ck = 5,402Sc dan Ck bebas

Sumber: Wilsom, 1993

Metode Distribusi Gumbel

Menurut Chow (1964), rumus umum yang digunakan dalam metode Gumbel adalah sebagai berikut:

Xt = μ + (1/α).Yt

dimana :Xt = Curah hujan maksimum (mm)μ = R – (Sx/Sn).Yn

1/α = Sx/Sn

Yt = Reduced period (tergandung dari periode ulang yang diperhitungkan)Sn = Reduced deviation standard (tergantung dari jumlah n tahun

pengamatan)

Standar deviasi:

Xi = Curah hujan maksimum (mm)n = lamanya pengamatanYn = Reduced mean (tergandung dari jumlah n tahun pengamatan)

Metode Distribusi Log-Pearson Tipe IIIDistribusi Log Pearson Tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi terutama dalam analisis data maksimum (banjir) nilai-nilai ektrem. Prosedur untuk menentukan curah hujan maksimum dengan menggunakan metode Log-Perason Tipe III yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan logaritma dari semua nilai variat X

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 7

Page 8: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

2. Menghitung nilai rata-ratanya Log X =3. Menghitung nilai deviasi standart dari Log X

Sd =

4. Menghitung nilai koefisien kemencengan

Cs =(Soewarno, 1995)

5. Menentukan anti log dari nilai log X untuk mendapatkan nilai X yang diharapkan terjadi pada tingkat peluang atau periode tertentu sesuai dengan nilai Cs nya yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Nilai K untuk Distribusi Log Pearson Tipe III

Sumber: Soewarno, 1995

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 8

Page 9: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Intensitas Hujan

Selanjutnya, berdasarkan curah hujan maksimum tersebut (Xt) dihitung intensitas hujan maksimum dengan rumus Mononobe:

dimana :I = Intensitas curah hujan (mm/jam)R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)t = Durasi hujan (jam)

Menghitung Debit Puncak dengan Metode Rasional

Metode rasional adalam metode lama yang masih digunakan hingga sekarang untuk memperkirakan debit puncak (peak discharge). Rumus yang digunakan yaitu:

Q = 0,278.C.I.Adimana :Q = Debit banjir maksimum (m3/detik)C = Koefisien pengaliran atau limpasan runoffI = Intensitas hujan rata-rata (mm/jam)A = Luas catchment area (km2)

Arti rumus tersebut yaitu jika terjadi curah hujan selama 1 jam dengan intensitas 1 mm/jam dalam daerah seluas 1 km2, maka debit banjir sebesar 0,278 m3/detik dan melimpas selama 1 jam (Sosrodarsono dan Takeda, 2003). Setiap daerah memiliki nilai koefisien limpasan yang berbeda (Soewarno, 2000). Nilai koefisien limpasan berdasarkan penggunaan lahannya disajikan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Nilai Koefisien Aliran untuk Berbagai Penggunaan Lahan

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 9

Page 10: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Sumber: Majalah Geografi Indonesia No. 14-15 (Soewarno, 2000)

Menghitung Debit Maksimum Saluran

Perhitungan debit saluran suatu penampang sungai ataupun saluran drainase dihitung melalui pendekatan sebagai berikut :

Q = A x vdimana : A = Luas penampang basah saluran (m2)

v = Kecepatan aliran dalam saluran (m/s)

Sedangkan, perhitungan kecepatan aliran dalam saluran terbuka dilakukan melalui pendekatan rumus Manning sebagai berikut :

V = (1.486/n) . R2/3 . S1/2

dimana :v = Kecepatan aliran di dalam saluran terbuka (m/s)n = Koefesien kekasaran ManningR = Radius hidrolik; R = A/PA = Luas penampang basah, P = Keliling penampang basah.S = Gradien hidrolik saluran

c. Lokasi Pengumpulan Data

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 10

Penggunaan lahan Nilai C (%)Hutan tropis < 3Hutan produksi 5Semak belukar 7Sawah 15Daerah pertanian, perkebunan 40Jalan aspal 95Daerah permukiman 50 - 70Bangunan padat 70 - 90Bangunan terpencar 30 - 70Atap rumah 70 - 90Jalan tanah 13 - 50Lapis keras kerikil batu pecah 35 - 70Lapis keras beton 70 - 90Taman, halaman 5 - 25Tanah lapang, tegalan 10 - 30

Kebun, ladang 0 - 20

Page 11: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Lokasi pengukuran air larian (hidrologi) ini adalah di drainase sekitar proyek sebagai badan air penerima run off dari kegiatan.

3.1.4 PENURUNAN KUALITAS BADAN AIR PENERIMA

a. Metode Pengumpulan Data

Kualitas air merupakan komponen lingkungan yang diperkirakan akan menerima dampak penting dari kegiatan. Parameter lingkungan yang akan ditelaah dari komponen kualitas air adalah kualitas airtanah dan badan air penerima limbah. Data kualitas air yang digunakan adalah data primer (pengamatan langsung) dan data sekunder.

Sebagai langkah awal dari pengumpulan data kualitas air adalah pengambilan contoh uji air. Metode pengambilan contoh uji air yang digunakan dalam studi ini mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SK SNI M – 02 – 1989 – F) mengenai Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air untuk Bidang Pekerjaan Umum (Departemen Pekerjaan Umum, 1990). Pengambilan contoh uji air yang akan dilakukan adalah pengambilan contoh uji sesaat (grab sampling) dengan frekuensi pengambilan contoh uji untuk masing-masing titik sebanyak dua kali untuk badan air penerima dan satu kali untuk dan air tanah dangkal. Contoh uji air yang terambil mewakili satu kolom vertikal (campuran dari air permukaan sampai ke dasar perairan) sebagai perwakilan contoh uji air untuk lokasi yang diamati.Bahan dan alat yang digunakan antara lain adalah : Vertical Water Sampler. Jerigen plastik volume 5 L berwarna putih. Botol winkler volume 300 ml. Botol kaca steril volume 500 ml untuk parameter mikrobiologi. Asam pekat untuk preservasi. Kotak pendingin (Ice Box).

Terhadap beberapa parameter, pengukuran langsung dilakukan di lokasi pengambilan contoh uji, seperti : Penentuan pH, temperatur dan oksigen terlarut dengan menggunakan Water Quality

Checker. Pengamatan benda terapung dan lapisan minyak secara visual.

Untuk parameter lainnya yang uji contoh airnya dilakukan di laboratorium, dilakukan pengawetan dan penyimpanan contoh uji seperti yang disajikan pada Tabel 3.6.

b. Metode Analisis Data

Metode uji air dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian air secara fisika, kimia dan mikrobiologi dengan tujuan untuk memperoleh hasil uji sifat fisika, kimia dan mikrobiologi dari

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 11

Page 12: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

air. Metode uji parameter kualitas air dilakukan dengan mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Bidang Pekerjaan Umum mengenai Kualitas Air (Departemen Pekerjaan Umum, 1990) dan Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater (APHA, 1985). Hasil uji kualitas badan air penerima akan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan, yaitu PP No. 82 Tahun 2001. Secara lengkap metoda analisis secara fisika, kimia dan mikrobiologi contoh uji badan air penerima di laboratorium disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Persyaratan untuk Pengambilan dan Pengawetan Contoh Uji Air

No. ParameterJenis Botol

Volume Contoh (ml)

PengawetanBatas

Penyimpanan1. Temperatur P,G - Pengukuran insitu -2. Padatan terlarut P,G - Didinginkan 7 h / 7 h3. pH P,G - Pengukuran insitu -4. Oksigen terlarut P,G 300 ml Pengukuran insitu -5. Deterjen P,G 200 ml - -6. Logam terlarut P,G 250 ml Disaring segera, ditambahkan HNO3

sampai pH < 26 b / 6 b

7. Logam total P,G 250 ml Ditambahkan HNO3 sampai pH < 2 6 b / 6 b8. Ammonia-N P,G 500 ml ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2,

didinginkan7 h / 28 h

9. Fluorida P 300 ml Tanpa diawetkan 28 h / 28 h10. Klorida P,G 100 ml Tanpa diawetkan Tdk terbatas11. Nitrat-N P,G 100 ml Ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2,

didinginkan48 j / 48 j

12. Nitrit-N P,G 100 ml Didinginkan 48 j / 48 j13. Sianida P,G 500 ml Ditambahkan NaOH sampai pH >

12 dan didinginkan14 h / 14 h

14. Sulfat P,G 100 ml Didinginkan 28 h / 28 h15. Sulfida P,G 100 ml Ditambahkan seng sulfat 2 N/100

ml dan didinginkan28 h / 28 h

16. Pestisida G (S) 1000 ml Ditambahkan 100 mg Na2S2O3 bila ada sisa klorin, didinginkan

7 h / 7 h

17. Minyak & Lemak G 1000 ml Ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2, didinginkan

28 h / 28 h

18. Fenol G 500 ml Ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2, didinginkan

28 h / 28 h

Keterangan : (P) Plastik, (G) Gelas, G (S) gelas dicuci dengan pelarut organik, j (jam), h (hari), b (bulan)Sumber : SNI bidang Pekerjaan Umum.

Tabel 3.7 Parameter, Metode dan Peralatan Analisis Kualitas AirNo. Parameter Metode Analisis Peralatan

Sifat Fisika

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 12

Page 13: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

No. Parameter Metode Analisis Peralatan1. Kecerahan Visual Keping Secci2. Kekeruhan Turbidimetri Turbidimeter3. Padatan Tersuspensi Gravimetri Neraca Analitik4. Padatan Terlarut Gravimetri Neraca Analitik5. Temperatur Elektrometri Horiba Water Quality Checker6. Bau **) Organoleptik7. Warna **) Kolorimetri Spektrofotometer

Sifat Kimia1. Amoniak bebas Nessler Spektrofotometer 2. Arsen Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom3. Barium Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom4. Besi Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom5. Fluorida Spektrofotometri Spektrofotometer 6. Kadmium Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom7. Klorida Titrimetri Buret8. Kromium Val. 6 Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom9. Krom total Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom10. Mangan Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom11. Nitrat Brusin Spektrofotometer 12. Nitrit Sulfanilik Spektrofotometer 13. Oksigen Terlarut Potensiometri DO-meter14. PH Potensiometri pH-meter15. Selenium Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom16. Seng Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom17. Sianida Spektrofotometri Spektrofotometer 18. Sulfat Turbidimetri Turbidimeter19. Sulfida – H2S Iodometri Buret20. Tembaga Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom21. Timbal Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom22. BOD Winkler Buret23. COD Titrasi – K2CrO7 Buret24. Timah putih *) Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom25. Kobalt *) Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom26. Raksa Spektrofotometri Spektrofotometer Serapan Atom27. Kesadahan (Ca CO3) **) Titrimetri Buret

Mikrobiologi1. Koliform tinja **) Rapa atau filtrasi Tabel rapa, filter holder dan corong

counter2. Total Koliform **) Rapa atau filtrasi Tabel rapa, filter holder dan corong

counterOrganik

1. Fenol Spektrofotometri Spektrofotometer 2. Minyak dan lemak Ekstraksi Freon Separating Funnels 3. Senyawa aktif biru metilen Spektrofotometri Spektrofotometer

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 13

Page 14: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

No. Parameter Metode Analisis Peralatan4. Pestisida Chromatografi GC

ket. : *) = Tidak dilakukan untuk pengambilan contoh uji kualitas air sungai.**) = Tambahan untuk kualitas air tanah , Sumber dari SNI : Standar Nasional Indonesia

C. Lokasi Pengambilan Contoh

Penentuan lokasi pengambilan contoh uji badan air penerima berdasarkan atas jenis kegiatan, aktivitas masyarakat di sekitar badan air penerima, karakteristik badan air penerima serta memperhatikan ruang dampak.

3.1.5 TERCIPTANYA KESEMPATAN KERJA, PENINGKATAN PEREKONOMIAN LOKAL, DAN TERJADINYA PERSEPSI NEGATIF MASYARAKAT

a. Metode Pengumpulan data

Untuk memperoleh informasi yang memadai dalam mendukung analisis aspek sosial ekonomi dan budaya dilakukan beberapa metode seperti dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 3.8 Metode Pengumpulan Data Sosial Ekonomi BudayaParameter/Komponen

LingkunganJenis Data Metode

PengumpulanMetode Analisis

A. KEPENDUDUKAN1. Jumlah penduduk dan tingkat penduduk

Sekunder Dokumentasi Analisis presentase dan tabulasi silang

2. Ratio jenis kelamin Sekunder Dokumentasi Analisis ratio3.Tingkat pertumbuhan penduduk

Sekunder Dokumentasi Analisis presentase dan tabulasi silang

4. Tingkat pendidikan penduduk

Sekunder Dokumentasi Analisis presentase dan tabulasi silang

B. SOSIAL EKONOMI1. Struktur Jenis Pekerjaan Primer/Sekunder Dokumentasi/

WawancaraAnalisis Presentase & tabulasi silang

2. Tingkat pendapatan penduduk

Primer Dokumentasi Analisis Presentase & tabulasi silang

3. Sentra kegiatan ekonomi & sektor perekonomian yang potensial

Sekunder Wawancara Analisis Presentase & tabulasi silang

C. SOSEKBUD1. Perubahan struktur social Primer Wawancara Analisis Presentase &

tabulasi silang2. Persepsi Masyarakat Primer Wawancara Analisis kuantitatif3. Kehidupan budaya &

beragamaPrimer/Sekunder Dokumentasi/

WawancaraAnalisis Presentase

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 14

Page 15: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Parameter/Komponen Lingkungan

Jenis Data Metode Pengumpulan

Metode Analisis

4. Keamanan dan Ketertiban

Primer/Sekunder Dokumentasi/Wawancara

Analisis Presentase & tabulasi silang

Data Primer diperoleh dari hasil wawancara dengan aparat desa, tokoh masyarakat dan penduduk sekitar. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan sistem Purposive Random Sampling yaitu sampel bertujuan. Penarikan sampel yang didasarkan atas penilaian tujuan tertentu dimana diasumsikan tim peneliti ANDAL sudah mengidentifikasi kondisi populasi masyarakat yang akan ditarik sampelnya. Penentuan jumlah sampel dihitung dengan menggunakan metode cluster sampling dimana metode ini dapat digunakan dengan mengingat bahwa populasi dapat dikelompokkan dengan mudah ke dalam satu satuan yang disebut cluster. Berdasarkan perhitungan dan penyesuaian dari besaran standard deviation dari masing-masing cluster, dari jumlah populasi yang terkena dampak langsung adalah 100 responden yang diambil dari masyarakat setempat. Jumlah sampel dapat berubah tergantung dari perubahan-perubahan mendasar yang terjadi pada struktur masyarakat yang akan disurvey.

Dasar Penentuan Jumlah Sampel yang akan di survey menggunakan pendekatan Slovin dengan rumus sebagai berikut :

n =N

1 + N e²Dimana :

n : jumlah sampelN : adalah jumlah populasie :adalah tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat di toleransi

Dengan menggunakan asumsi dasar bahwa: Jumlah tenaga kerja operasi adalah 250 orang, dimana diasumsikan 20 % merupakan

tenaga kerja lokal yang terkena dampak yaitu sekitar 50 rumah tangga. Jumlah sampel yang diambil berdasarkan metode sampling adalah dengan N = 50, e =

10%, maka n = 33,33. Sehingga pada studi ini jumlah responden yang akan diwawancarai adalah sekitar 34 orang/KK.

Data sekunder diperoleh dari dokumentasi instansi-instansi terkait meliputi: Laporan monografi dan potensi Kelurahan Senggigi Kecamatan Batu Layar dan Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka. Profil kesehatan Puskesmas di Kecamatan Batu Layar. Data statistik lainnya.

b. Metode Analisis data

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 15

Page 16: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

1. Kepadatan Penduduk (Population Density) dihitung berdasarkan rumus :

D =Po (1 + r) t

L

Dimana : r = Laju pertumbuhan penduduk (%)P0 = Jumlah penduduk pada tahun ke 0 (jiwa)t = Periode waktu perhitunganD = Kepadatan penduduk (jiwa / km2)L = Luas Wilayah (km2)

2. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) dihitung dengan formula sebagai berikut :

SR = L/P x K *)

Dimana : SR = Rasio Jenis kelamin (Sex ratio)L = Jumlah penduduk laki-laki (jiwa)P = Jumlah penduduk perempuan (jiwa)K = konstanta (100)

3. Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) dihitung dengan formula:

DR =P0-14 + P60+ x K

P15-60

Dimana :DR = Dependency RatioP0-14 = Jumlah Penduduk Usia 0 – 14 tahun (jiwa)P60+ = Jumlah Penduduk Usia > 60 tahun (jiwa)P15-60 = Jumlah Penduduk Usia 15 – 60 tahun (jiwa)K = Konstanta (100)

c. Lokasi pengamatan

Lokasi pengamatan aspek sosial ekonomi budaya dilakukan di desa di sekitar tapak proyek yaitu di Kelurahan Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat.

3.1.6 GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT

a. Metode Pengumpulan Data

Parameter yang diamati

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 16

Page 17: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Parameter lingkungan yang diamati untuk aspek kesehatan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak yakni insiden penyakit yang berbasis lingkungan dan data yang diperlukan yaitu :

Bahan cemaran : penyebaran bahan pencemar pada media air, udara, dan gas serta pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat.

Yang berhubungan dengan vektor penyakit yaitu munculnya genangan-genangan air dan timbulan sampah padat yang berpotensi sebagai tempat perindukan beberapa vector penyakit diantaranya nyamuk yang dapat menularkan penyakit demam berdarah (DB), lalat, tikus dan kecoa.

Pola penyakit berbasis lingkungan. Fasilitas pelayanan kesehatan. Perilaku masyarakat:

kebiasaan pemanfaatan air kebiasaan yang berhubungan dengan sanitasi (buang air besar, buang sampah,

buang air limbah) kebiasaan yang berhubungan dengan perilaku kesehatan (berobat)

Cara pengumpulan dataData yang dikumpulkan pada aspek kesehatan masyarakat terdiri dari data primer dan sekunder, dapat bersifat kuantitatif dan juga kualitatif. Pengambilan data primer dilakukan melalui pengamatan lapangan dan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner dimana jumlah sampel sebanyak 50 orang. Sasaran respondennya adalah kepala keluarga. Penentuan jumlah sampel ini diambil dengan metode purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan penulis/peneliti. Pertimbangan tersebut diantaranya adalah keterbatasan biaya, tenaga, waktu serta keterwakilan / kecukupan data yang diperlukan serta luasnya persebaran dampak.

Pengambilan data sekunder dilakukan melalui telaahan terhadap literatur dan hasil penelitian lain serta laporan dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, Kesehatan dalam angka dari instansi terkait, baik pusat maupun daerah. Data sekunder yang diperlukan diantaranya adalah 10 besar penyakit di wilayah studi, ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, serta sumber daya manusia dibidang kesehatan.

b. Metode Analisis data

Data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan melakukan tabulasi dan analisis baik secara perhitungan maupun secara analogi. Analisis data yang diperoleh dengan menghitung distribusi dan frekuensi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

c. Lokasi pengamatan

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 17

Page 18: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Lokasi pengamatan untuk aspek kesehatan masyarakat adalah di Kelurahan Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat terkait dengan proyek dan masyarakat tersebut terpajan faktor bahaya yang dapat berdampak pada kesehatannya.

3.2 METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Untuk melakukan prakiraan besaran dampak dan sifat penting untuk masing-masing dampak penting hipotetik dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut :

3.2.1 PENURUNAN KUALITAS UDARA

Metoda perkiraan dampak yang akan digunakan untuk aspek kualitas udara dan kebisingan meliputi metoda formal dan non formal.

a. Metoda formal

Metode yang digunakan adalah model matematik baik untuk pendugaan dampak gas polutan, debu maupun kebisingan.

- Metode Prakiraan Dampak Untuk Kualitas Udara

Metode prakiraan dampak untuk kualitas udara menggunakan metode matematis guna memperkirakan konsentrasi pencemar di udara ambien yang diakibatkan oleh operasional kendaraan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :- C = konsentrasi ambien (g/m3) - Q = laju emisi (g/detik/m2) - s = panjang daerah tinjauan searah dengan arah angin (m) - u = kecepatan angin rata-rata (m/dtk) - z = tinggi pencampuran (m).

Untuk faktor emisi gas buang Buang Kendaraan Bermotor di Indonesia digunakan pedoman estimasi beban pencemar dari kendaraan bermotor, KLH, 2007. Faktor emisi gas buang kendaraan bermotor dapat dilihat pada berikut ini :

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 18

C=Q su z

Page 19: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Tabel 3.9. Faktor Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor di Indonesia

No. KategoriCO

(g/km)HC

(g/km)NOx

(g/km)PM10 (g/km)

SO2 (g/km)

1 Sepeda Motor 14 5.9 0.29 0.24 0.0082 Mobil Penumpang (Bensin) 40 4 2 0.01 0.0263 Mobil Penumpang (Solar) 2.8 0.2 3.5 0.53 0.444 Mobil Penumpang (mix) 32.4 3.2 2.3 0.12 0.115 Bis 11 1.3 11.9 1.4 0.936 Truk 8.4 1.8 17.7 1.4 0.82

Sumber : pedoman estimasi beban pencemar dari kendaraan bermotor, KLH, 2007

- Metode Perkiraan Dampak Untuk Kebisingan

Metode yang akan digunakan untuk perkiraan dampak kebisingan adalah metode matematis dengan menggunakan Model Inverse Square Law, yaitu :

Dimana : Lp1 = Tingkat kebisingan untuk sumber 1 dengan jarak r1 dari sumber 1. Lp2 = Tingkat kebisingan untuk sumber 2 dengan jarak r2 dari sumber 2.

b. Metode non formal

Adapun metoda non formalnya adalah dengan cara analogi dengan kegiatan lain yang memiliki tipe proses yang sama dengan kegiatan yang dikaji, serta dengan pembandingan baku mutu atau peraturan yang berlaku, seperti :a. Kualitas udara, akan dibandingkan dengan Baku Mutu Udara Ambien yang tercantum

dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999.b. Kebisingan, akan dibandingkan dengan : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No . 48

/MENKLH/II/1996 tentang Baku Tingkat kebisingan.

3.2.2 GANGGUAN LALU LINTAS

Untuk memprakirakan berapa besar dampak gangguan lalu lintas akibat villa batu layar adalah dengan menghitung jumlah bangkitan yang akan ditimbulkan karena kegiatan tersebut. Bangkitan lalu lintas adalah banyaknya lalu lintas yang ditimbulkan oleh suatu zone atau daerah per satuan waktu. Tambahan jumlah lalu lintas ini dapat dipilah – pilah atas 3 bagian (Suwarjoko Warpani : 108) :

PT. Vivakarya Wisatajaya

Sumber titik :

III - 19

Lp1−Lp2=20 logr 2r1

Page 20: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

a. Tambahan wajar lalu lintas, yaitu tambahan akibat bertambahnya penduduk dan kendaraan.

b. Lalu lintas bangkitan yaitu tambahan akibat berkurangnya kepentingan sebagai akibat bertambahnya kesempatan melakukan perjalanan.

c. Perkembangan lalu lintas yaitu tambahan akibat adanya jalan baru.

Metode prakiraan dampak adalah dengan menghitung jumlah kendaraan pada mobilisasi alat berat dan materialkonstruksi, mobilisasi tenaga kerja baik tahap konstruksi maupun operasi dan tamu yang memberikan konstribusi terhadap bangkitan yang terjadi. Prakiraan dampak lalu lintas ini didasarkan pada suatu kondisi jam puncak yang menunjukkan dampak lalu lintas terbesar. Kondisi puncak ini diwakili oleh suatu bangkitan lalu lintas per jam yang menimbulkan dampak terbesar.

3.2.3 PENINGKATAN AIR LARIAN

Prakiraan dampak untuk aspek hidrologi, terutama yang berkaitan dengan kemungkinan muncul banjir (floodstorm discharge) untuk setiap periode ulang hujan tahunan tertentu, adalah dengan menghitung kapasitas saluran berdasarkan rencana sistem drainase yang akan dibuat di lokasi tapak proyek serta menghitung air larian yang terjadi dengan ataupun tanpa proyek.

3.3.4 PENURUNAN KUALITAS BADAN AIR PENERIMA

Perkiraan dampak untuk aspek kualitas badan air penerima akan dilakukan dengan metode formal maupun non formal. Metode formal digunakan untuk menentukan konsentrasi pertemuan antara outlet limbah dengan badan air sungai yaitu dengan metode matematik :

Dimana :

C3 = konsentrasi air sungai setelah bercampur dengan air limbahQ3 = debit air sungai setelah bercampur dengan air limbah (data sekunder)C2 = konsentrasi air sungai sebelum bercampur dengan air limbah (pengukuran)Q2 = debit air sungai sebelum bercampur dengan air limbah (pengukuran dan data sekunder)C1 = konsentrasi air limbah sebelum bercampur dengan air sungai (data sekunder)Q1 = debit air limbah sebelum bercampur dengan air sungai (data sekunder)

Metode non formal yang akan dilakukan untuk memperhitungkan dampak yaitu dengan membandingkan terhadap baku mutu lingkungan yang berlaku sesuai Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001.

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 20

C3=Q2C2+Q1C1

Q3

Page 21: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

3.3.5 TERCIPTANYA KESEMPATAN KERJA, PENINGKATAN PEREKONOMIAN LOKAL, DAN TERJADINYA PERSEPSI NEGATIF MASYARAKAT

Dalam melakukan prakiraan dampak terhadap kompenen sosial, ekonomi dan budaya untuk terjadinya peningkatan perekonomian lokal, terciptanya kesempatan kerja, dan terjadinya persepsi negatif masyarakat, maka kegiatan villa batu layar sebagai satu kesatuan kegiatan proyek yang secara langsung ataupun tidak langsung akan memberikan kontribusi terhadap perubahan komponen sosial, ekonomi, dan budaya di sekitar areal pembangunan ini.

a. Terjadinya Peningkatan Perekonomian LokalMetode prakiraan dampak adalah dengan interpretasi dari hasil penghitungan jumlah rupiah yang akan diterima dari tenaga kerja yang terlibat baik tahap konstruksi maupun operasi.

b. Terciptanya kesempatan kerja Metode prakiraan dampak adalah dengan cara interpretasi dari hasil penghitungan jumlah tenaga kerja yang dapat diserap pada saat kegiatan dan membandingkan dengan jika tidak ada kegiatan.

c. Terjadinya persepsi negatif masyarakatMetode prakiraan dampak adalah dengan cara interpretasi dari hasil menghitung dan menginventarisir jumlah protes atau komplain dari masyarakat yang terjadi karena adanya kegiatan baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasi.

3.3.6 GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT

Metode studi yang digunakan dalam aspek kesehatan masyarakat adalah pendekatan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) yaitu suatu metode untuk melihat gambaran keterkaitan antara paramater lingkungan yang diamati dengan masyarakat yang terpajan.

Berdasarkan metode Analisis Kesehatan Lingkungan (ADKL), pengukuran aspek kesehatan masyarakat dilakukan pada Simpul 1 – Simpul 4 dengan maksud dan tujuan penggunaan sebagai berikut : Simpul 1 (sumber dampak) untuk mengetahui jenis sumber dampak yang dapat

mencemari lingkungan. Simpul 2 (kualitas mbient/media lingkungan), untuk mengetahui keterkaitannya media

lingkungan dengan resiko kesehatan sebelum kontak dengan manusia.

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 21

Page 22: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Simpul 3 (manusia), untuk mengetahui pemajanan pencemar terhadap manusia, dalam hal ini mengenai mekanisme masuknya pencemar dalam tubuh manusia.

Simpul 4 (manusia), untuk mengetahui dampak kesehatan terhadap manusia, antara lain tentang penyakit yang timbul di masyarakat.

3.3 METODE EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

Setelah dilakukan pendugaan prakiraan dampak maka akan diketahui besarnya dampak atau perubahan yang akan terjadi akibat kegiatan rencana pembangunan Villa Batu Layar tersebut secara kuantitatif. Komponen lingkungan yang akan mengalami perubahan mendasar akan ditelaah lebih lanjut dan dievaluasi.

Metode evaluasi yang akan dipergunakan adalah Bagan Alir Dampak dilengkapi uraian deskriptif. Metode bagan alir dampak digunakan untuk merunut/menelusuri terjadinya dampak dan menggambarkan dampak lanjutan (sekunder dan tersier) serta keterkaitan suatu proses atau dampak dengan proses atau dampak dengan proses atau dampak lainnya secara akumulatif dan holistik.

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 22

Page 23: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Tabel 3.10 Ringkasan Metode Studi

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 23

Page 24: Bab iii metode studi edit   rev

KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi Metode Studi

Gambar 3.1 Peta Lokasi Titik Sampling

PT. Vivakarya Wisatajaya III - 24

Page 25: Bab iii metode studi edit   rev