65
Buletin inspektora t jenderal Turut Mendorong Peningkatan Akuntabilitas Pengawasan ITJEN-KEMHUB l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 Berantas Demi Perbaikan Kinerja Satgas OPP, Mencegah 4 Kebocoran Uang Negara Pungutan Liar Bukanlah 22 Kegiatan Sepihak

Buletin itjen vol 2 2017

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buletin itjen vol 2 2017

Buletin inspektorat jenderal

Turut Mendorong Peningkatan Akuntabilitas Pengawasan ITJEN-KEMHUB l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Berantas

Demi Perbaikan Kinerja Satgas OPP, Mencegah 4

Kebocoran Uang Negara Pungutan Liar Bukanlah 22

Kegiatan Sepihak

Page 2: Buletin itjen vol 2 2017

.1.. INSPEKTORAT JENDERAL .•

'\S!!@i7 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

AYO BERSAMA KITA BEBASKAN INDONESIA TERCINTA DARI BB.ENGGU

GRATIFIKASI

TOLAK GRATIFIKASI

SALURAN PELAPORAN GRATIFIKASI

Telp I Fax: (021)3506669,3857085 Emoil : [email protected] UPG : Kontor Pusot Kementerion Perhubungan Gedung Koryo Lontoi 19 Drop Box : Kantor Pusot Kementerion Perhubungon Gedung Korsa, Gedung Cipto

don Gedung Korya Lonto! 1

Page 3: Buletin itjen vol 2 2017

ang

Daftar Isi

kolom irjen 4 satgas opp, mencegah kebocoran uang negara

value 6 Berantas pungli demi perbaikan kinerja

saatnya lembaga diklat kemenhub terapkan pendidikan integritas

susunan redaksi

pemberantasan pungli harus diiringi peningkatan kesejahteraan

pelindung:

Inspektur Jenderal

penasihat:

Sekretaris Inspekrotat Jenderal

pemimpin umum:

Kepala Baigan Kepegawaian,

Hukum dan Tata Usaha

pemimpin redaksi:

Kabag. Perencanaan

Wakil pemimpin redaksi:

Kasubbag. Hukum dan Tata Usaha

redaktur pelaksana:

Rangga Prasetya Dewanto

sekretaris redaksi:

Aulissa Sabrina

editor:

Maksimilian Vincentius Nangai

Helma Agnes Dianantia

koresponden & kontributor:

Maizar Radjin

Febby Aurora Nurnitasari

Wahyu Sunyoto Hari Adi

Nuniek Setyorini

Rizky Andy Kresna

Mira Rahayu Sinuhaji

Yulianto Setiawan

M. Sofiuddin

Wijayanto Aris

produksi dan distribusi:

Tito Gabrapin Helmaris

Hono Hermantoro

Ahmad Saifulloh

auditor 20 inspektur ii: pungli merusak sendi kehidupan Bermasyarakat

pungutan liar Bukanlah kegiatan sepihak

radar 24 pimpin itjen kemenhub tommy akan kembangkan pendekatan dialogis & preventif

itjen Genjot pengawasan dan pencegahan kepada kpa dan ppk

kemenhub melakukan input penilaian mandiri

hukum & konsultasi 48 mengetahui lebih jauh tent operasi tangkap tangan

profil 50 Wahju satrio utomo pimpin inspektorat jenderal

resensi 52 opini 56 lensa 60

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 1

Page 4: Buletin itjen vol 2 2017

seharusnya biaya dikenakan atau dipungut. sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

Kebanyak an praktik pungli dipungut oleh dan ber negar a sehingga per lu upa y a

oknum.

K itab Undang Undang Huk um Pidana

(KUHP) sebenarnya telah mengatur

tentang pungli, sebagaimana

i s i P a s a l 4 2 3 K U H P,

“S eorang pejabat dengan

P

Editorial

Tim Operasi Pemberantasan Pungli

ada edisi kali ini, tema yang diangkat

mengenai “Pungutan Liar” atau biasa

yang disebut Pungli. Bisa dikatakan

praktik Pungli ini sudah terjadi sejak

pada zaman Belanda, zaman Orde Baru, zaman

Reformasi, dan mulai ngetrend kembali sejak

terjadi Operasi Tangk ap Tangan (OT T ) di

lingkungan Kementerian Perhubungan bulan

Oktober 2016 silam. Hampir semua media

massa nasional baik cetak, elektronik maupun

online menjadikan kasus tangkap tangan terkait

pungli yang terjadi di Kementerian Perhubungan

sebagai berita utama.

Pungli sendiri menurut Wikipedia adalah

pengenaan bia y a di t empa t y ang tidak

maksud menguntungk an diri sendiri atau

orang lain secara melawan hukum, dengan

menyalahgunakan kekuasaannya, memaksa

seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk

membayar atau menerima pembayaran dengan

potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi

dirinya sendiri, diancam dengan pidana penjara

paling lama enam tahun. Pasal tersebutlah yang

sering digunakan untuk menjerat pelaku pungli.

Praktik Pungli tersebut ternyata buk an

hanya mengganggu masyarakat, namun juga

mengganggu kinerja Pemerintah.

P r esiden Joko W idodo menganggap

bahwa praktik pungutan liar telah merusak

2 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 5: Buletin itjen vol 2 2017

padu, efektif, resmi diundangkan pada tanggal 21 Okober

efek jera. 2016.

pemberantasan secara tegas, ter

efisien, dan mampu menimbulkan

Dengan pertimbangan tersebut, dibentuklah

tim untuk memberantas Pungli dengan Dasar

Hukum Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 87 Tahun 2016 Tentang Satuan Tugas

Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) yang

Pungli adalah jawaban

yang paling rasional

ketika muncul segala

macam regulasi bertele-

tele dan menyulitkan

pengguna jasa. Jadi

akar masalah pungli itu

karena terlalu banyak

aturan yang bertele-tele

dan aparat yang “lapar”

karena pengguna jasa

menawarkan “tanda

terimakasih”

Tim Saber pungli adalah salah satu bagian

kebijakan pemerintah dalam melaksanakan

refor masi di bidang huk um. M aksud dan

Tujuan dari program ini agar menjadik an

pemerintah yang bersih, jujur, dan adil dari

kegiatan pungutan liar guna meningkatkan

kemajuan bangsa dan negara bidang hukum.

Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar

atau Satgas Saber Pungli bertanggungjawab

langsung kepada Presiden. Sebagai Pengendali/

Penanggung S atgas S aber Pungli adalah

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan

Keamanan dengan Ketua Pelaksana: Inspektur

Pengawasan Umum Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

Mengapa pungli susah diberantas? Ada

sudut pandangan lain mengatakan, Pungli

adalah pilihan terbaik diantara yang buruk,

pungli adalah jawaban yang paling rasional

ketika muncul segala macam regulasi bertele-

tele dan menyulitkan pengguna jasa. Jadi skar

masalah pungli itu karena terlalu banyak aturan

yang bertele-teledan aparat yang “lapar” karena

pengguna jasa menawarkan “tanda terimakasih”.

Diatas semua itu, selaku anak bangsa, kita

tentu harus ikut mendukung agar Tim Operasi

Pemberantasan Pungli (OPP) bisa bekerja secara

maksimal.

Salam hangat,

Tim Buletin

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 3

Page 6: Buletin itjen vol 2 2017

Kolom Irjen

Satgas OPP, Mencegah Kebocoran Uang Negara

oleh: dr. Wahju satrio utomo, sh, m.si.

inspektur jenderal kementerian perhubungan

Inspektorat Jenderal (Itjen)

Kementerian Perhubungan

(Kemenhub) akan memantau

dan mengawasi seluruh

proyek-proyek pemeritah

terutama yang nilai

proyeksinya cukup besar.

Seperti diketahui, sampai

2019 mendatang banyak

proyek transportasi yang

nilainya cukup besar dan

rawan penyimpangan.

Kita ak an menerapa konsep B edah Proyek. Nanti proyek-proyek besar akan diawasi dan diperiksa sejak awal atau

dilakukan bedah proyek. Bagaimana

proses proyek fisik di lapangan, bagaimana

tahapannya dan apa saja kendalanya. Selain itu,

rasionalitas proyek juga harus baik dan masuk

akal, sehingga tidak akan terjadi kebocoran

anggaran yang akhirnya merugikan keuangan

negara itu.

Sampai tahun 2019 mendatang, banyak

proyek-proyek transprotasi di lingkungan

Kemenhub yang harus diawasi ketat. Sebut saja

proyek Pelabuhan Patimban di Subang, Bandara

Kertajati di Majalengka Jawa Barat serta lainnya.

Melalui konsep bedah proyek, semua bisa

dipantau dan diawasi secara lebih efektif. Proyek

pemerintah yang jauh dsari pusat kekuasaan

sekalipun akan tetap bisa diawasi agar tiodak

menyalahi konsep dan merugikan keuangan

Negara.

Pelanggar an y ang ser ing t erjadi dan

merugikan keuangan negara, biasanya terjadi

karena minim pengawasan. Selain itu juga

kurangnya informasi dan komunikasi antara SDM

di lapangan dengan aparat pemerintah sebagai

pemilik proyek.

Kendala-kendala seper ti itu ak an terus

ditek an dan diperbaik i ke depan. Dengan

komunikasi yang baik serta laporan proyek yang

intensfi dan efektif, maka potensi penyimpangan

bisa dik urangi. Pada ak hir nnya, kerugian

keuangan negara bisa dicegah.

Seluruh uang negara yang dialokasikan

untuk proyek-proyek transportasi di berbagai

matra di Indonesia harus diawasi dengan efektif.

Potensi kebocoran uang negara terus dikurangi

bahkan dihilangkan sama sekali.

Perang terhadap korupsi dan segala bentuk

penyimpangan aturan harus dilakukan sejak

awal dan harus didukung seluruh komponen

bangsa. Korupsi atau kerugian keuangan negara

4 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 7: Buletin itjen vol 2 2017

Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas

Sapu Bersih Pungutan Liar.

Melalui Satgas OPP inilah kita berusaha

mencegah berbagai penyimpangan keuangan

dalam proyek-proyek yang dilakuk an oleh

Kementerian Perhubungan, sehingga kebocoran

uang Negara pun dapat dicegah sedini mungkin.

biasanya diawali dengan penyimpangan aturan

betapapun kecilnya. Semua harus dikembalikan

ke jalur yang benar dan uang rakyat dipastikan

tetap aman dan sampai kepada mereka yang

berhak.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo

memperingatkan kepada seluruh kementerian

dan instansi pemerintah untuk menghentikan

segala bentuk pungutan liar terutama yang

berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat.

Atas dasar itulah Kementerian Perhubungan

Membentuk Satuan Tugas (Satgas) Operasi

korupsi atau kerugian

keuangan negara biasanya

diawali dengan penyimpangan

aturan betapapun kecilnya.

semua harus dikembalikan

ke jalur yang benar dan uang

rakyat dipastikan tetap aman

dan sampai kepada mereka

yang berhak.

Pemberantasan Pungli (OPP) yang dipimpin oleh

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan.

Pembentukan Satgas OPP ini sebagai tindak

lanjut dari Peraturan Presiden Republik Indonesia

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 5

Page 8: Buletin itjen vol 2 2017

Value

S

Value

Berantas PungliDemi Perbaikan Kinerja

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi)

memperingatkan kepada seluruh kementerian dan

instansi pemerintah untuk menghentikan segala

bentuk pungutan liar terutama yang berkaitan dengan

pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah akan terus

melakukan penertiban dan penangkapan kepada semua

pihak yang melakukan pungli kepada masyarakat. Untuk

itu telah dikeluarkan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas

Sapu Bersih Pungutan Liar.

ebagai tindak lanjut arahan Presiden

J o k o w i t e r s e b u t K e m e n t e r i a n

Perhubungan telah membentuk Satgas

O p e r a s i Pe m b e r a n t a s a n Pu n g l i d i

lingkungan Kementerian Perhubungan melalui

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP

265 tahun 2016 yang ditetapkan pada tanggal

14 Oktober 2016. Kemudian diperbaharui

dengan Keputusan M enteri Perhubungan

Nomor KP. 868 Tahun 2016 tentang Satgas

Operasi Pemberantasan Pungli di lingkungan

Kementer ian Per hubungan dengan tugas

6 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 9: Buletin itjen vol 2 2017

utama membantu Menteri Perhubungan untuk

melakukan pengawasan dalam pemberantasan

pungli di lingkungan Kementerian Perhubungan.

Pembentukan Satgas Operasi Pemberantasan

Pungli (Satgas OPP) ini juga merupakan komitmen

Menteri Perhubungan beserta jajarannya untuk

melakukan perbaikan kinerja pelayanan publik

antara lain melalui pemberantasan pungli di

sektor transportasi guna mewujudkan good

governance, independen, dan netralitas.

“Setop pungli di pelayanan jasa perhubungan

atau aparat penegak hukum,”demikian dikatakan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam

beberapa kesempatan.

Berkenaan dengan itu Sekretaris Jenderal

Kementerian Perhubungan Sugihardjo selaku

Ketua Pelaksana S atgas OPP menyatak an

bahwa pemberantasan pungli di lingkungan

Kementerian Perhubungan ini dalam rangka

peningkatan pelayanan publik. Oleh karena itu

ukuran keberhasilan Satgas OPP ada dua hal yaitu

meningkatnya kinerja pelayanan publik dan tidak

terjadi pungli.

Lingkup kerja Satgas OPP Kemenhub pada

kegiatan pelayanan perijinan meliputi pelayanan

perijinan angkutan darat, perijinan angkutan

laut, perijinan angkutan udara, dan perijinan

angkutan perkeretaapian. Sedangk an non

perijinan fokus pada penerimanan pegawai di

lingkungan Kementerian Perhubungan dan

penerimanan calon taruna baru.

Satgas OPP Kemenhub akan terus bekerja

dan mendalami seluruh laporan pengaduan

yang masuk, mendalami dan mencari bukti-bukti

lebih lanjut baik melalui kunjungan langsung ke

unit kerja terkait ataupun melalui operasi senyap

(penyamaran) untuk mamastikan benar tidaknya

terjadi penyimpangan/pelanggaran.

Jika penyimpangan/pelanggaran terjadi

pada personel pember i l a y anan dapa t

direkomendasikan untuk diberikan hukuman

administrative seperti pemecatan, penurunan

pangkat/jabatan, dan dipindah tugas ke tempat

tugas yang tidak memberikan layanan langsung

kepada masyarak at. Bahk an temuan yang

mempunyai bukti cukup terjadi pungli, dapat

disampaikan kepada aparat penegak hukum

untuk diproses lebih lanjut.

Terkait dengan pelaksanaan tugas Satgas

OPP Pungli, Sekretaris Jenderal Kementerian

Perhubungan Sugihardjo melaporkan dugaan

pemalsuan ser tifik at keterampilan pelaut

palsu ke Bareskrim Polri melalui surat nomor:

HK.402/2/2 Phb 2016 tanggal 30 November

2016 tentang dugaan tindak pidana penerbitan

sertifikat keterampilan pelaut palsu. Laporan

diterima langsung oleh Sespri Kabareskrim.

Laporan tersebut sebagai bukti kesungguhan

S a t gas OPP di lingk ungan Kemen t er ian

Perhubungan untuk memberantas semua

bentuk kecurangan dan penyimpangan dalam

setiap pelayanan jasa perhubungan. Harapannya

Bareskrim Polri dapat mengungkap jaringan

pemalsuan sertifikat keterampilan pelaut sampai

tuntas, sehingga keselamatan transportasi laut

dapat lebih terjamin.

“Selain itu pemalsuan sertifikat keterampilan

pelaut merupakan tindak kriminal yang dalam

hal ini bukan merupakan tugas dari Satgas OPP

Kementerian Perhubungan,” ujar Sugihardjo.

Da r i se ju mlah lapor an pengaduan

masyarakat, juga telah ditindaklanjuti dengan

pengecekan langsung di lapangan baik melalui

kunjungan langsung ke unit kerja terkait ataupun

melalui operasi senyap (penyamaran).

Laporan yang disepakati untuk ditindak

lanjuti adalah laporan yang dinilai mempunyai

unsur kebenaran, mencantumkan nama pelapor,

tempat kejadian, besaran pungli, instansi/pejabat

yang terlibat, dan kapan kejadian pungli terjadi.

Hal lain yang telah dihasilkan oleh Tim

Satgas OPP Kementerian Perhubungan adalah

menghilangkan sentralistik penandatanganan

ser tifik at kecak apan pelaut yang semula

ditangani oleh Direktorat Jenderal Perhubungan

Laut, kini telah didelegasikan kepada sekolah-

sekolah keahlian yang ditunjuk pemerintah atau

admistrator pelabuhan. Diantara sekolah yang

ditunjuk itu adalah sekolah-sekolah pelaut yang

berada di bawah Badan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Perhubungan.

Keberhasilan lainnya adalah penyelesaian

urusan Tenaga Kerja Bongkar Muat ( TKBM),

dimana Kementerian Perhubungan sudah tidak

lagi terlibat dalam pengaturan TKBM.

“Namun konsentrasi pada tugas pokok dan

fungsinya yaitu memperlancar penanganan

transportasi serta menciptakan transportasi yang

aman dan lancar,” tutur Sugihardjo.

(Nuris Rochmadi)

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 7

Page 10: Buletin itjen vol 2 2017

P

Value

Saatnya Lembaga Diklat Kemenhub Terapkan Pendidikan Integritas

Inspektur Jenderal Kementerian

Perhubungan menyatakan

bahwa pendidikan integritas,

diharapkan dapat diterapkan

di seluruh penyelenggara

pendidikan dan pelatihan

di lingkungan Kementerian

Perhubungan pada tahun ajaran

2017/2018.

enerapan ini sebagai kelanjutan dari

peluncuran pedoman penyelenggaraan

pendidikan integritas pada 22 Desember

2016 oleh Menteri Perhubungan Budi

Karya Sumadi. Ditandai dengan penyerahan

buku dari Inspektur Jenderal kepada Menhub

dan selanjutnya diserahkan kepada Kepala

Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia

Perhubungan.

Peluncuran pedoman Pendidikan Integritas

dilaksanak an bersamaan dengan kegiatan

Deklarasi Anti Pungli bagi Pejabat Eselon I dan

8 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 11: Buletin itjen vol 2 2017

II di lingkungan Kantor Pusat Kemenhub dan

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT ) di wilayah

Jabotabek dan dilanjutkan dalam Focus Group

Discussion (FGD) bertema “ Tanpa Pungutan

Liar Kita Wujudkan Kementerian Perhubungan

Bebas Dari Korupsi Menuju Pelayanan Prima Jasa

Transportasi”.

Bahan pengajarannya saat ini sedang dalam

proses penyelesaian oleh Kelompok kerja

penyusunan kurikulum/ modul/bahan ajar

pendidikan integritas pada lembaga pendidikan

dan pelatihan di lingkungan Kementerian

Perhubungan.

Koordinasi intensif dengan unit kerja terkait,

seperti dengan Badan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Perhubungan dan Direktorat

Pendidik an Tinggi terus dilak uk an untuk

penyelesaian kurikulun, modul, dan bahan ajar.

S ebagaimana diketahui tindak pidana

korupsi digolongkan sebagai kejahatan yang luar

biasa, sehingga pemberantasannya juga harus

dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa.

Korupsi dapat dicegah bila masing-masing

kita mampu membersihkan diri dari niat untuk

tidak melakukan korupsi, menahan godaan

ketika ada kesempatan, jujur dalam berkata dan

berbuat, berani menolak pemberian yang terkait

dengan jabatan, berani melaporkan adanya

tindakan yang mengarah pada perilaku koruptif

dan sebagainya. Semua itu merupakan ciri-ciri

perilaku atau sikap yang berintegritas.

Sesuai dengan peran dan fungsi pendidikan,

yaitu pencegahan, maka dunia pendidikan

disebutkan Cris, harus mampu membekali setiap

peserta didik agar memiliki jati diri yang kuat,

sehingga mampu menjadi pejuang dan pelaku

antikorupsi di masa datang. Tantangan terberat

yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini

adalah mendidik dan mengasuh peserta didik

agar memiliki kompetensi dan berkepribadian

atau berakhlak mulia di tengah-tengah perilaku

masyarakat yang kurang mendukung.

Misalnya saja, lemahnya pengendalian diri

dan emosi, melakukan kecurangan tanpa merasa

bersalah, kurangnya contoh keteladanan, cara-

cara instan untuk mencapai sesuatu (mental

menerabas), serta godaan untuk berperilaku

konsumtif.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya

adalah, kebiasaan memberikan hadiah sebagai

ucapan terima kasih. Semua ini dapat menjadi

penyebab terjadinya kontraproduktif dalam

pencegahan tindakan korupsi. Untuk itu, dunia

pendidikan perlu melakukan aksi-aksi nyata

secara terus menerus dan berkelanjutan yang

dimulai sejak dini.

Aksi-aksi nyata tersebut antara lain dilakukan

dengan melatih penguatan kontrol diri agar setiap

anak siap menjadikan dirinya sebagai teladan

bagi yang lain. Setiap peserta didik diharapkan

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 9

Page 12: Buletin itjen vol 2 2017

mampu menunjukkan perilaku, mengawasi, dan

mengajak orang lain untuk peduli dan terlibat

dengan aksi pencegahan tindakan korupsi atau

perbuatan lain yang mengarah pada tindakan

korupsi. Diaencontohkan, misalnya, mereka

mampu menolak ketika diajak untuk berbuat

curang, menyontek, menjiplak, membolos dan

sebagainya.

S esu a i d eng an fu n gs i pen did i k an

sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 1

ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan demikian, pendidikan harus mampu

memainkan perannya memenuhi kebutuhan

individu peserta didik yang dilakukan melalui

pola asah, asih dan asuh yang berlaku di

lingkungan BPSDM Perhubungan.

Penguatan integritas merupakan upaya yang

dianggap ampuh untuk memerangi perilaku

tindak korupsi. Dengan kata lain, perilaku dan

sikap Integritas mencakup semua tindakan

melawan, memberantas, me nentan g dan

mencegah korupsi. Agar memiliki integritas,

setiap orang perlu dibekali dengan informasi,

peningkatan kontrol diri untuk mencegah niat

dan membangun sistem yang memperkecil

kesempatan orang melakukan tindak korupsi,

termasuk penindakan terhadap pelaku melalui

penegakan hukum yang adil.

Pendidikan Integritas merupakan bagian

dari pendidikan karakter yang memberikan

penek anan pada sembilan nilai integritas,

10 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 13: Buletin itjen vol 2 2017

11 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

diantaranya ujur, disiplin, tanggung jawab,

kerja keras, sederhana, mandiri, adil, berani, dan

peduli. Sebagaimana halnya dengan pendidikan

karakter, Pendidikan Integritas bukan sekadar

mengajark an mana yang benar dan mana

yang salah. Lebih dari itu, Pendidikan Integritas

merupakan usaha menanamkan kebiasaan-

kebiasaan yang baik (habituation), sehingga

peserta didik mampu bersikap dan bertindak

berdasark an nilai-nilai yang telah menjadi

kepribadiannya.

Untuk itu, Pendidik an I ntegritas harus

melibatkan pengetahuan yang baik (moral

knowing), perasaan yang baik (loving good)

atau moral feeling dan perilaku yang baik

(moral action), sehingga terbentuk perwujudan

kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.

Sasaran utama dari Pendidikan Integritas

adalah lembaga pendidikan dan pelatihan yang

memiliki budaya integritas. Sasaran pendidikan

lembaga pendidik an dan pelatihan yang

dimaksud adalah sekolah tinggi, politeknik,

akademi, balai dan bentuk lain yang sederajat.

Budaya integritas dimaksud diperlukan dalam

rangka membangun generasi mendatang yang

memiliki integritas sehingga mampu menolak

korupsi mesk ipun ada kesempatan untuk

melakukannya.

Wujudkan Budaya Integritas

Pendidik an I ntegritas ber tujuan untuk

mempersiapkan peserta didik agar berbudaya

i n t e g r i t a s , m e l a l u i b e r b a g a i k e g i a t a n d i

lembaga pendidikan dan pelatihan termasuk

pen y elenggar aan manajemen , keg ia tan

pembelajaran dan pembiasaan agar setiap

ind ividu memil ik i kemamp u an un tuk

menghindar, menolak, melawan, atau mencegah

segala bentuk tindakan kecurangan dan tindakan

lain yang mengarah pada tindakan korupsi.

Pencegahannya yakni melalui membangun

kehidupan lembaga pendidikan dan pelatihan

sebagai bag ian dar i masy ar ak a t melalui

penciptaan lingkungan belajar yang berbudaya

integritas, yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab,

bekerja keras, sederhana, mandiri, adil, berani,

peduli dan bermartabat (dignity).

Selain itu, mengembangkan potensi kalbu/

nurani peserta didik melalui ranah afektif sebagai

manusia yang memiliki kepekaan hati dan selalu

menjunjung tinggi nilai-nilai budaya sebagai

wujud rasa cinta tanah air, serta didukung oleh

wawasan kebangsaan yang kuat.

P oin lainn y a, adalah menumbuhk an

sikap, perilaku, kebiasaan yang terpuji sejalan

dengan nilai -ni lai univ ersal dan tr adisi

budaya bangsa yang religius. Menanamkan

jiwa kepemimpinan yang profesional dan

bertanggung jawab sebagai generasi penerus

bangsa. S elanjutny a, meny elenggar ak an

manajemen lembaga pendidikan dan pelatihan

secara terbuka, transparan, profesional, dan

bertanggungjawab.

Kriteria yang dapat dijadikan panduan untuk

mengukur keberhasilan pelaksanaan Pendidikan

Integritas di Lembaga pendidikan dan pelatihan

juga ada, baik secara kuantitas maupun kualitas.

S ecar a k uan t itas , t er dapa t lembaga

pendidikan dan pelatihan dalam jumlah yang

terus bertambah secara signifikan dari waktu

ke waktu yang melaksanak an Pendidik an

I n t eg r itas . Pendidik an I n t eg r itas adalah

sebuah gerakan yang diharapkan menjangkau

seluruh lembaga pendidikan dan pelatihan di

lingkungan Kementerian Perhubungan. Hal ini

tentu memerlukan partisipasi yang semakin

meluas secara kuantitas.

S edangk an dar i sisi k ualitas, terdapat

pengembangan pola pelaksanaan Pendidikan

Integritas di Lembaga pendidikan dan pelatihan

baik dalam hal pelibatan unsur dan komponen

lembaga pendidikan dan pelatihan. Begitu juga,

perluasan integrasi menuju ke semua mata

pelajaran yang ada serta pengembangan strategi

melalui kegiatan kesiswaan dan pembiasaan

perilaku sesuai dengan potensi dan kondisi

lembaga pendidikan dan pelatihan, sehingga

dapat ditemukan pola pelaksanaan Pendidikan

Integritas di Lembaga pendidikan dan pelatihan

yang bervariasi.

Dapat juga ada keterlibatan dari pihak-

pihak lain di luar lembaga pendidikan dalam

pelaksanaan Pendidikan Integritas, seper ti

asosiasi bidang usaha, dunia usaha, organisasi

profesi, dan instansi terkait. Keterlibatan tersebut

dapat berupa pemberian sponsor, penyediaan

nara sumber, dukungan fasilitas, ataupun

gagasan dan pemikiran. (Nuris Rochmadi)

Page 14: Buletin itjen vol 2 2017

M

Value

Mengetahui Lebih Jauh Tugas dan Sasaran

Satgas Saber Pungli

Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli)

dikukuhkan pemerintah melalui Kementerian

Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan

(Kemenkopolhukam) pada 28 Oktober 2016.

Hal itu mengacu pada Peraturan Presiden

(Perpres) 87 Tahun 2016 tentang

Pembentukan Satgas Saber

Pungli karena Pungli dinilai

sudah merusak kehidupan

bermasyarakat,

berbangsa, dan

bernegara.

enurut Ketua Satgas Saber Pungli

Nasional Asep Kurnia, Satgas Saber

Pungli berfungsi sebagai intelijen,

pencegahan, penindak an, dan

yustisi. Bertugas melaksanakan pemberantasan

pungli secara efektif dan efisien dengan

mengoptimalkan pemanfaatan personel, Satuan

12 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 15: Buletin itjen vol 2 2017

13 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

kerja dan sarana prasarana, baik yang berada

di Kementerian/Lembaga maupun pemerintah

daerah.

“Sasarannya adalah sentra pelayanan publik

di Kementerian/Lembaga dan Pemda,”jelas Asep

saat menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi

Teknis Ditjen Perhubungan Darat Kementerian

Perhubungan di Jakarta, belum lama ini.

Dalam pelayanan publik, sasaran Saber

pungli kata Asep diantaranya pada pelayanan

publik di ekspor dan impor. Penegakan hukum,

perizinan, kepegawaian, pendidikan, pengadaan

barang dan jasa, serta kegiatan pungli lainnya

yang meresahkan masyarakat.

A da enam w ew enang S a t gas S aber

P ungli dian tar an y a membangun sist em

pencegahan dan pemberan tasan pungli,

melakukan pengumpulan data dan informasi

dari Kementerian/Lembaga dan pihak lain yan

terkait, menggunakan teknologi informasi.

“ S e l an ju t n y a me n g ko o r d in a s i k an ,

merencanak an, dan melaksanak an operasi

pemberantasan pungli,” ujar Asep.

Wewenang lainnya adalah memberikan

rekomendasi kepada pimpinan Kementerian/

Lembaga serta Kepala Pemda untuk memberikan

sanksi kepada pelaku pungli sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

S a t gas juga member ik an r ekomendas i

pembentukan dan pelaksanaan tugas unit Saber

Pungli di setiap instansi penyelengara pelayanan

publik kepada pimpinan Kementerian/Lembaga

dan Kepala Pemda.

“Terakhir, melaksanakan evaluasi kegiatan

pemberantasan pungli,” imbuh Asep.

tugas k/l, pemda, dan peran masyarakat

Lalu apa tugas K/L dan Pemda? Menurut

Asep sudah termaktub bahwa ada beberapa

yang harus dilakukan, diantaranya melaksanakan

pemberantasan pungli di lingkungan kerja

masing-masing.

Membentuk Unit Pemberantas Pungli (UPP),

UPP berada pada Satuan pengawas internal atau

unit kerja lain di lingkungan kerja masing-masing.

Pembentukan UPP berdasarkan rekomendasi

Satgas Saber Pungli dan melaksanakan tugasnya

dengan berkoordinasi kepada Satgas Saber

Pungli.

Saat ini, terdapat UPP K/L sebanyak 29,

UPP Provinsi 34 unit, dan UPP Kabupaten/Kota

sebanyak 480 unit dengan satu Satgas Saber

Pungli untuk tingkat Nasional.

“Masyarakat juga dapat berperan serta dalam

pemberantasan pungli,’ kata Asep.

Caranya baik secara langsung maupun tidak

langsung. Melalui media elektronik atau non

elektronik. Peran serta masyarakat itu, dilakukan

dalam bentuk pemberian informasi, pengaduan,

pelaporan, dan atau bentuk lain, sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

H ingga 10 April 2017 terdapat 27.787

aduan. 90,79 diantaranya pengaduan beradar

pengawasan. Daerah yang paling banyak

laporan aduan adalah Provinsi Jawa Barat, DKI

Jakarta, Sumatera Utara, Jawa Timur, Banten,

dan Lampung.

D a l a m p e l a p o r a n , p e n g e n d a l i /

penangungjawab Satgas Saber Pungli menurut

Asep, melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada

Presiden paling sedikit satu kali setiap tiga bulan

sekali atau sewaktu-waktu jika diperlukan.

A dapun sanksi huk um pada pungli ,

ditegaskan Asep, ada bermacam-macam, sesuai

kategori yang dilakukannya. Misalnya untuk

pemberi suap maka ancaman pidana 5 tahun,

denda Rp15 juta. Penerima suap pidana 3 tahun,

denda Rp15 juta.

Selanjutnya memberi suap atau menjanjikan

hadiah kepada PNS atau penyelenggara negara,

pidana 1 tahun max 5 tahun, denda min Rp50

juta max Rp250 juta. Pegawai negeri atau

penyelenggara negara melakukan pemerasan

pidana min 4 tahun max 20 tahun, denda max

Rp1 miliar.

Pegawai negeri atau penyelenggara negara

menerima gratifikasi pidana min1 tahun max 5

tahun, denda min Rp200 juta max Rp1 miliar,

dan pegawai negeri atau penyelenggara negara

menerima atau janji berbuat sesuatu, pidana

min 4 tahun max 2 tahun, denda Rp200 juta-

Rp1 miliar.

“ B a g i y a n g a k a n m e l a p o r k a n , b i s a

j u g a m e n g i r i m k a n s u r a t e l e k t r o n i k k e

[email protected],” pungkas

Asep. (tim)

Page 16: Buletin itjen vol 2 2017

K

Value

Pemberantasan Pungli Harus Diiringi Peningkatan Kesejahteraan

Perang melawan pungutan

liar (pungli) yang digaungkan

Pemerintahan Presiden Joko

Widodo (Jokowi) terjadi dimana-

mana. Pungli dan korupsi harus

menjadi musuh kita bersama.

Pungli bukan hanya membuat

ekonomi biaya tinggi, tapi juga

merugikan negara dan rakyat

dan konsumen.

ini Tim Saber Pungli sudah dibentuk

di hampir semua instansi pemerintah,

k em e ne r ia n da n le m ba g a n e ga ra,

termasuk Kementerian Perhubungan

(Kemenhub) RI. Tujuannya jelas, membuat

birokrasi makin transparan sekaligus menecah

dan menghilangkan pungli sampai ke akar-

akarnya.

“Jadi kita (pungli-red) harus dua sisi. Kita

memberantas punglinya itu sendiri, karena itu

anggaran tersebut akan menjadi beban pada

pengguna jasa kan? Kita harus berantas itu,” kata

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan

Ir. Sugihardjo, MM., yang sek aligus Ketua

Saber Pungli Kemenhub kepada Tim Buletin

Transparansi di Jakarta, belum lama ini.

Tapi di sisi lain, lanjut Sugihardjo, negara juga

harus memperhatikan apa kebutuhan petugas.

Harus imbang.

“Kalau cuma bicara berantas pungli, berantas

pungli, tapi kebutuhan dasar pegawai tidak

dipenuhi ak an repot. Dari dulu kita bicara

pemberantasan pungli, tapi nggak selesai,”

katanya.

Untuk memberantas pungli mak an hal

pertama yang harus dipenuhi adaah kjebutuhan

dasarnya dulu. Jika secara ekonomi orang sudah

cukup, maka peluang melakukan pungli makin

berkurang. Jika sudah cukup bahkan kaya masih

melakukan pungli itu keterlaluan.

P ak Jo jo , beg i tu sapaan ak r abn y a ,

memberikan contoh. Ibu Sri Mulyani Indrawati

saat menjadi Menteri Keuangan yang pertama

dilakukan adalah menaikan tunjangan dan

kesejahteraan karyawan. Jadi, kebutuhan dasar

pegawai harus dipenuhi dahulu. Baru digenjot

kinerjanya.

“Bu Sri Mulyani, waktu menjabat Menteri

Keuangan yang pertama, me-reform organsiasi

(Kemenkeu) dulu. Sekarang tunjangan kinerja

(tunkin)-nya sampai seratus persen, dan memang

bagus. Jadi, realistis. Kebutuhan dasar itu

dipenuhi dulu, ya baru macem-macem disikat,”

kata Jojo menambahkan.

Tapi, kalau kita bilang orang jangan pungli,

14 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 17: Buletin itjen vol 2 2017

15 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

tak boleh pungli tapi kebutuhan kerja dasarnya

tak terpenuhi, apalagi kebutuhan pribadi,

bagaimana mau kerja optimal? Semua harus

sink ron. Seper ti di Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK). Mereka bisa konsisten bekerja,

karena auditornya paling kecil gajinya Rp20 juta

per bulan.

“Ya memang harus begitu. Makanya, kalau

pegawai negeri dilarang pungli dan korupsi,

memang normatifnya begitu. Tapi, bagaimana

sistem penggajian, bagaimana kesejahteraan

karyawan harus kita fikirkan,” kilah Jojo.

Selain memikirkan kesejahteraan karyawan,

pemberantasan pungli juga harus ditunjang

dengan sistem penganggaran yang jelas dan

realitis. Dengan begitu, mereka bisa menjalankan

tugas dengan baik, karena semua sudah ada pos-

pos anggarannya yang jelas.

Kini komitmen pemerintah memberantas

pungli sudah sangat jelas. Komitmen pemerintah

yang kuat itu kan ditunjukkan salah satunya

dengan Per pres No.87 2016. M asalahnya

sekarang kita mau serius tidak memberantas

pungli itu?

K alau mau serius, menurut Jojo, mak a

seharusnya beriringan antara peningkatan

k inerja, penegak an huk umn y a maupun

peningkatan kesejahteraannya. Semua itu harus

sejalan, karena kalau satu sisi, penegakan hukum,

sanksi dan tindakan, tapi tidak memperhatikan

apa yang menjadi kesejahteraan, apa yang

menjadi kebutuhan kerja, itu tak bisa jalan.

“Ini yang harus seiring dan sejalan. Kalau

sudah begitu, komitmen Presiden Jokowi

memberantas pungli akan berjalan. Terkadang

or ang bilang pungli itu kecil, tapi k alau

dik umulatifk an itu besar. Dan yang lebih

berbahaya, bukan hanya rupiah-nya, namun

juga menjadikan budaya kerjanya rusak,” papar

alumni FE UI Jakarta itu.

pungli merusak Budaya kerja

Yang perlu menjadi fokus kinerja Saber

Pungli ke depan, adalaha membereantas pungli

sampai ke akar-akarnya. Yang perlu disoroti dan

paling bahaya karena pungli itu justru merusak

budaya kerja.

Jadi orang tidak bekerja secara profesional,

tidak bekerja lagi mengikut aturan. Tapi mereka

bekerja karena ada yang bayar. Kondisi tersebut

jelek sekali. Apakah dibayarnya oleh orang

yang di lapangan, di pinggir jalan atau yang di

belakang-belakang meja.

“Punglinya dibayar di belak ang meja.

Misalnya dalam hal perizinan atau segala macam.

Inilah yang merusak mental dan menjatuhkan

wibawa aparat di mata rakyat,” urai Jojo.

Kini modus dan cara-cara pungli sudah

demikian beragam. Banyak orang bilang, Pungli

bisa terjadi di pinggir jalan atau di tempat-

tempat tertentu. Untuk mendapatkan uang

dia menjual apa yang diberikan Tuhan, dengan

membuka bajunya. Bahkan terkadang untuk

mendapatkan sesuatu, dengan pakai atribut

jabatan. Itu lebih parah lagi. Budaya kerja jadi

rusak oleh Pungli.

Oleh karena itu, program kerja Pemerintah

memberantas pungli harus didukung. Kebijakan

Presiden Jokowi dalam memberantas pungli

dengan tujuan dua hal. Pertama, pelayanan

publik meningk at dan tidak ada high cost

economy. Kemudian yang kedua, budaya kerja

menjadi benar.

“Pungli itu, merusak mental dan budaya kita.

Segala sesuatu kita kerjakan karena ada iming-

iming uang, akan rusak semua. Nggak ada lagi

wibawanya birokrasi itu,” sebut Jojo.

Menurutnya, sejak Satgas Saber Pungli

dibentuk di Kementerian Perhubungan, respon

masyarakat cukup bagus. Data Saber pungli

menyebutkan saat ini sudah ada 87 pengaduan

yang masuk ke channel yang ada. Selain itu juga

terdapat 230 pengaduan yang masuk ke kanal

Kementerian Perhubungan melalui Saber Pungli

Nasional dan ada juga e-pengaduan lainnya.

Meski harus diakui, tak semua pengaduan

itu terkait masalah Kementerian Perhubungan.

Namun masyarak at banyak yang lapor ke

Kementerian Perhubungan. Padahal, setelah

dilakukan klarifikasi, laporan-laporan tersebut

ada y ang t er k ait dengan Pemda, Dinas

Perhubungan, dan lainnya.

Sejauh ini, tambah Jojo, ada beberapa

pengaduan pungli terkait dengan banyak hal

seperti di ada pelabuhan, ada di moda jalan, ada

juga di udara. “Semua akan diklarifikan dan asas

praduga tak bersalah tetap dijunjung tinggi oleh

Tm Saber Pungli,” tegas Jojo.

(Tim Transparansi)

Page 18: Buletin itjen vol 2 2017

Value

Sugihardjo: Siapkan Dulu Dapur Cadangan

Kementerian Perhubungan dan

jajarannnya berkomitmen memulai

hihup baru dan meninggalkan

praktik illegal seperti pungutan liar

(pungli), korupsi, dan sejenisnya.

Dalam berbagai kesempatan

diimbau pada seluruh jajaran

di lingkungan Kementerian

Perhubungan, baik di pusat

maupun di daerah,

tutuplah lembaran lama.

16 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 19: Buletin itjen vol 2 2017

17 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

“Jangan melakuk an pr

yang melanggar hu pungli, korupsi dan se

mulai dengan lembar

harus berubah. Kata kuncinya, ka

berubah, maka kita yang akan

perubahan. Mari kita sejahtera de

yang professional,” Kata Ketua Ti Ir.

Sugohardjo, MM., di Jakarta, be

Cara tersebut diantaranya

memperluas pembentukan Ba

Umum (BLU). Tujuannya adala

bekerja dengan profesional, kerj

dan mendapatkan penghargaan

“Sekarang bukan zamannya

kan? Memangnya anak sekolah bi

semangat? Mau membeli susu u

memakai semangat? Namun beg

dengan alasan gaji tak cukup, teru

tambahan dengan cara yang mela

jelas Jojo, sapaan akrab Sekjen

Perhubungan itu.

S e b a g a i p i m p i n a n K e

Perhubungan harus memperhati

kesejahteraan, termasuk denga

BLU. Tapi, kalau itu juga tak

solusinya ada dua.

“Pertama, kita harus m

pola hidupnya. Kalau yang

pegawai negeri itu, jan

kaya. Tak bisa, me

neger i k ay

cuk up,

Bisa m

ana

w

uj

J m

p

Uan

dan

sama. Pad

u a ng R p 1 0 0

satu minggu

pengeluarann

cukup. Tapi, be

aktik-praktik

k um, seper ti

bagainya. Kita

an baru. Kita

lau tidak mau

dilindas oleh

ngan cara-cara

m Saber Pungli

lum lama ini.

adalah upaya

dan Layanan

h supaya kita

a dengan baik

yang pantas.

semangat ’45

sa cukup pakai

ntuk anak bias

itu, tak boleh

s kita mencari

nggar hokum,”

Kementerian

m e n t e r i a n

kan tambahan

n membentuk

cukup, maka

enyesuaikan

namanya jadi

gan berharap

njadi pegawai

a, tapi k alau

pan tas, bisa.

enyekolahkan

k, bisa hidup

a j a r , o k , ”

arnya.

Itu pertama.

a d i , h a r u s

enyesuaik an

o l a h i d u p .

g Rp100 ribu

R p1 juta i tu

a saat punya

r ib u d a l am

, pasti diatur

ya itu supaya

gitu ada uang

Rp1 juta dalam seminggu, pasti yang dibeli

beda lagi.

Kedua, kalau semua itu belum cukup juga,

harus mencari tambahan dengan cara-cara yang

sah. Apakah dengan mengajar, apakah istrinya

berjualan kue atau lainnya. Harus begitu, harus

usaha.

Jojo menyontohkan, pada zaman awal-awal

kerja sebagai PNS Kementerian Perhubungan ia

mengelola Bimbingan Belajar (Bimbel) BT SMA 8

sampai sekarang justru makin besar. Sekarang,

setiap Sabtu masih bekerja dengan membuka

Warung Property. Tapi yang tak boleh ada conflict

of interest.

“Misalnya, saya mengurusi property, tapi tak

pernah mencari pekerjaan di dalam Kementerian

Perhubungan. Itu tidak boleh, karena nanti ada

conflict of interest. Sepanjang tidak menganggu

waktu kantor, tak ada conflict of interest, maka

harus usaha,” kata Jojo.

Makanya, Jojo menyarankan, sebelum masuk

pegawai negeri sipil (PNS), siapkan dulu “dapur

cadangan. Kalau penghasilan (sebagai PNS-red)

tak cukup, sangat mudah tergoda mengambil

yang bukan haknya. Misalnya mengambil jatah

anak buah, jatah teman, jatah pimpinan, bahkan

sampai mengambil jatah Tuhan.

“Kasus-kasu seperti ini tidak boleh terjadi di

Kementerian Perhubungan,” tegas Jojo.

Menurutnya, kasus-kasus pungli di peme-

rintahan termasuk Kementerian Perhubungan

harus menjadi pelajaran berharga. Memang ada

keinginan dari pimpinan untuk melakukan self

correction. Pungli itu ada di mana-mana. Sebagai

anggota masyarakat, mengurus dokumen apa

saja sering ada pungli.

“Kasaus-kasus pungli di pelabuhan, bandara,

terminal, stasiun, dan lainnya perlahan harus

dihilangkan. Sebab pungli di unit-unit pelayanan

seperti di atas sangat memengaruhi daya saing

kita sebagai bangsa,” tuturnya.

Fokus k ita ke depan, bagaimana mem-

berantas pungli dan korupsi di semua tempat

Ini yang harus kita lakukan secara bersama-sama

perbaikan dan kepada masyarakat tidak berarti

menurun. Kasus OTT yang terjadi di beberapa

tempat itu harus dijadikan self koreksi untuk

meningkatkan kualitas layanan.(tim transparansi)

Page 20: Buletin itjen vol 2 2017

G

Value

Gubernur Sumbar:

Pemprov Berkomitmen

Pungli

Praktik pungutan liar (pungli)

telah merusak sendi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Pemerintah

memandang perlu upaya tegas,

terpadu dan efektif dan mampu

memberikan efek jera.

ubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengemukakan, hingga saat ini hampir seluruh tatanan pelayanan publik dan pada semua tingk atan

pelayanan baik secara terstruktur maupun oleh oknum perorangan dari petugas pelayanan, praktik pungli terjadi.

“Bahkan sudah menjadi suatu hal yang dianggap biasa, baik bagi petugas pelayanan maupun dari masyarakat yang dilayani, yang secara tidak sadar telah menjadi penyebab salah satunya keterlambatan pelayanan, pelayanan biaya tinggi dan lain sebagainya yang akhirnya mempunyai dampak luar bisa dalam kehidupan

sosial dan ekonomi masyarakat,” ujar Irwan saat berbincang khusus dengan Buletin Transparansi, beberapa waktu lalu.

Praktik tersebut juga berpengaruh kepada perbedaan (diferensiasi) pelayanan kepada masyarakat. Secara tidak sadar terjadi pengkotak- kotakan, pelayaan terjadi berdasarkan strata sosial berujung kepada terjadinya ketidakadilan dan kecemburuan sosial yang dapat merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.

Banyak faktor menjadi penyebabnya, antara lain penyalahgunaan wewenang, kelemahan dalam pengawasan, kebiasaan organisasi atau pribadi , faktor mental, ekonomi, upaya jalan pintas dan lain sebagainya.

“Sudah menjad i kenisca y aaan bag i pemerintah untuk menata kehidupan bernegara dengan mempersiapkan skenario tindakan yang tegas, terpadu dan efektif dari unsur fungsi pelayanan, pengawasan dan low enforcement yang dapat membuat efek jera bagi petugas dan masyarakat yang dilayani. Kami komit memberantas pungli,” tegas Irwan.

Untuk itu, Pemprov Sumbar, kata dia,sangat menduk ung kebijak an Presiden ter hadap pembentukan Tim Saber Pungli. itu merupakan manifetasi gerakan moral seluruh lembaga dan institusi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah terhadap pemberantasan pungli dalam rangka menciptakan pemerintahan yang bersih

18 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 21: Buletin itjen vol 2 2017

19 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

dan melayani. Ditambah lagi, ada langkah tak biasa dan

istimewa dari Perpres tersebut. Pemberian ruang kepada masyarakat sebagai objek atau y a ng m en da pa t p el ay an an , da pa t b eb a s menyampaik an k ritik dan saran terhadap proses pelayanan pemerintahan melalui media elektronik dan non elektronik yang dijamin kerahasiaannya.

Diak ui I r w an, pungli memang sudah dirasakan tapi karena gerakan yang dilakukan secara parsial dan tebang pilih bahkan saling melindungi, dan bahkan sudah menjadi budaya, maka penanganannya saat itu masih tidak mengemuka.

“Sebelum adanya kebijakan pembentukan Saber Pungli oleh Presiden, Gubernur telah mangeluar k an himbauan t er hadap OPD Provinsi yang melakukan pelayanan publik, untuk memperbaiki SOP (standart operational procedur) yang ber muatan SPM (standar pelayanan minimum) dan transparansi, sebagai tindak lanjut arahan Presiden pada R apat Kabinet beserta Para Gubernur sebelumnya,” urai Irwan.

Misalnya saja, melakukan sterilisasi pelayanan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang tidak memenuhi standar regulasi dalam pemungutan surcharge pada pelayanan angkutan taksi yang menjadi temuan onbusdmand.

Terkait sangsi, Pemprov Sumbar berpedoman kepada regulasi yang ada, seper ti sangsi teguran sampai pemberhentian sebagai Aparat Sipil Negara (ASN). Bicara kelayakan sangsi, dikembalikan kepada yang membuat regulasi dan aparat penegak hukum.

Secara internal, pihaknya juga menyem- purnakan regulasi yang menjadi acuan bagi ASN yang melakukan pelayanan publik mencakup SOP dan transparansi serta mempersiapakan ASN yang profesional.

“Kami juga mengimbau terhadap stakeholder (mitra pemerintah) terkait pelayanan, untuk menjalankan fungsinya sesuai dengan prinsip- prinsip pelayanan publik yang baik. Kami juga memberikan sangsi kepada ASN yang melanggar, secara proporsional dan profesional sesuai regulasi yang ada,” kata Irwan.

pelayanan transportasi publik

Terkait pelayanan publik bidang transportasi, saat ini diakuinya sudah cukup baik. Ditandai dengan keberhasilan Sektor Transportasi Darat yang memeroleh penghargaan Piala Wiratama yang ke- 3 kali, dari 15 kabupaten/kota yang

diusulk an untuk dinilai oleh Kementerian Perhubungan. 14 kota/kabupaten mendapatkan Piala W TN dan 1 sertifikat. Dua dari peraih Piala WTN merupakan peraih Piala WTN penuh (Kategori Angkutan dan Lalu Lintas) yakni kota Bukittinggi dan Kota Padang, dan 12 kabupaten/ kota lainnya memperoleh penghargaan WTN kategori lalu lintas.

“Pada sektor udara juga menunjuk k an per tumbuhan yang signifikan, terlihat dari pertumbuhan penumpang angkutan udara mencapai 11 s.d. 15 % pertahun dalam tiga tahun terakhir,” ungkap dia.

Di sektor laut juga terjadi peningkatan pelayanan dengan bertambahnya dua kapal cepat Padang – Mentawai oleh pihak swasta, sehingga terjadi peningkatan mobilisasi orang dan barang dari Padang ke Mentawai dan semak in lancar nya roda pemer intahan di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

D i s e k t o r p e r k e r e t a a p i a n d i s a m p i n g pelayanan terhadap angkutan semen dari Indarung ke Teluk Bayur, juga terdapat pelayanan angkutan kereta api wisata Padang – Pariaman dengan pertumbuhan 26 % pertahun. Sepanjang tahun 2016, sudah mengangkut penumpang hingga 1 juta penumpang lebih. Terdapat juga pelayanan kereta api perintis Kayu Tanam – Lubuk Alung.

“Untuk peningkatan layanan transportasi, kami mengusulkan diklat-diklat terkait pelayanan publik sektor transportasi kepada Kementerian Per hubungan dalam rangk a peningk atan kapasitas SDM,” imbuh Irwan.

S edangk an pada sektor Per hubungan Darat dan per keretaapian, Sumbar masih membutuhkan realisasi pembangunan terminal Type A di Kota Padang, pembangunan pelabuhan penyeberangan di Sik abaluan K abupaten Kepulauan Mentawai, dan pembangunan Kapal Penyeberangan Ro-ro untuk antar pulau di Kabupaten Kepulauan Mentawai serta lanjutan revitalisasi dan reaktivasi jalur kereta api di Sumatera Barat. Begitu juga dengan perkuatan dan peningkatan pelabuhan laut di Kabupaten Kepulauan Mentawa.

S elain itu juga diperluk an percepatan pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Rokot di Kabupaten Kepulauan Mentawai, agar dapat melayani dengan pesawat jenis ATR guna memicu pertumbuhan wisata Kabupaten Kepulauan Mentawai dan peningkatan prasarana Bandara Internasional Minangkabau, seiring dengan makin meningkatnya pertumbuhan penumpang. (tim)

Page 22: Buletin itjen vol 2 2017

U

Auditor

Inspektur II:

Pungli Merusak Sendi Kehidupan Bermasyarakat

Namanya saja Pungli (Pungutan

Liar) atau pungutan yang

tidak sepatutnya dipungut.

Pungli merupakan perbuatan

yang mengganggu pelayanan

kepada masyarakat. Pungli

juga dapat mengandung arti

menyalahgunakan kewenangan

sebagai Aparatur Sipil Negara

(ASN). Tidak melayani masyarakat

dan malah mencederai

kepercayaan masyarakat. Sebagai

ASN seharusnya memberikan

pelayanan prima, professional,

dan berintegritas, serta

menjunjung tinggi amanah, bukan

sebaliknya.

20 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

ntuk menggali lebih jauh tentang

bahaya Pungli, tim Buletin Transparansi

m el a k uk a n t any a jaw a b de n g an I

nspektur II I nspektorat Jenderal

Kementerian Perhubungan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai

praktik pungutan liar?

Praktik pungutan liar telah merusak sendi

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Pemerintah memandang perlu upaya

pemberantasan secara tegas, terpadu, efektif dan

efisien, serta mampu menimbulkan efek jera.

Dalam upaya pemberantasan pungutan liar

itu, pemerintah memandang perlu dibentuk

satuan tugas sapu bersih pungutan liar. Presiden

Joko Widodo pada 20 Oktober 2016 telah

menandatangani peraturan presiden (perpres)

nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu

Bersih Pungutan Liar, yang selanjutnya disebut

Satgas Saber Pungli.

apa saja langkah yang anda lakukan

untuk diterapkan di unit kerja anda?

P ada l ingk ungan kerja k ami set iap

k ali pelaksanaan tugas, sebelumnya wajib

terlebih dahulu melakukan Sosialisasi tentang

Pengendalian dan Pencegahan Gratifik asi

(UPG) serta mensosialisasikan adanya instru-

ment pelaporan atas pengaduan berupa

Sistem Manajemen Pangaduan (Simadu) dan

Whistleblowing System (WBS).

Selain itu untuk pembiayaan penugasan

Page 23: Buletin itjen vol 2 2017

perjalanan dinas berupa, penginapan (hotel),

sewa mobil dan fasilitas ticketing kami telah

melaksanakan kerjasama dengan pihak ke-3

(travel atau agen perjalanan).

Agar setiap APIP lebih profesional dan

berintegritas semua urusan kegiatan perjalanan

telah dibiayai oleh kantor yang telah bekerjasama

dengan pihak ke tiga.

Sebagai APIP selain melaksanakan sosialisasi

UPG dan Simadu/WBS serta merekomendasikan

agar setiap audit yang bersinggungan dengan

pelayanan masyarakat wajib menyusun Stan-

dar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar

Pelayanan M inimal (SPM). APIP juga ber-

peran untuk melakukan pembinaan berupa

pengendalian dan berperan sebagai consulting

juga memberikan jaminan bagi masyarakat yang

mengadukan permasalahan pada Simadu/WBS

dijamin kerahasiaannya dan keamanan datanya.

perpres menegaskan, masyarakat dapat

b erp er an ser ta dalam p emb er an tasan

pungutan liar. apakah ruang tersebut sudah

dimanfaatkan oleh masyarakat?

Saya rasa sarana Simadu dan WBS pasti

dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna

apabila tersosialisasi dan dijelaskan secara

kontinyu dan konsisten.

apa langkah yang dilakukan bila ada

pengaduan masyarakat?

A pabila ada pengaduan t en tu tidak

disikapi langsung secara sporadic. Pengaduan

harus ditelaah terlebih dahulu melalui survey

pendahuluan dan telaah awal, apakah dalam

susbstansi pengaduan telah terdapat bukti

materiil yang cukup dan telah memenuhi unsur

5W dan 2 H.

Selanjutnya, dari penelaahan awal dan

sur vey pendahuluan tersebut ditingkatkan

pemeriksaannya dan dilanjutkan ke proses

pendalaman melalui ADTT atau Audit Khusus

dan dilanjutkan dengan Audit Investigasi.

menurut anda apakah sanksi yang layak

diberikan kepada asn yang terlibat pungli?

S anksi y ang dikenak an t en tu secar a

administratif dan kepegawaian dikenakan sesuai

ketentuan PP 53 tahun 2010. Apabila terdapat

kekhususan terdapat unsur tindak pidana maka

APIP juga berperan untuk

melakukan pembinaan berupa

pengendalian dan berperan

sebagai consulting juga

memberikan jaminan bagi

masyarakat yang mengadukan

permasalahan pada Simadu/

WBS dijamin kerahasiaannya dan

keamanan datanya. pelimpahan dilaksanakan setelah memperoleh

persetujuan dari Menteri Perhubungan dan yang

bersangkutan dibebastugaskan untuk diproses

secara hukum sesuai ketentuan yang berlaku.

apa saran dan masukan anda terhadap

pelayanan bidang transportasi?

Agar setiap UPT memiliki, memahami dan

melaksanakan standar operational prosedur

(SOP) dan standar pelayanan minimal (SPM).

Dalam implementasinya pelaksanaan pelayanan

bidang transportasi secara efektif dan efisien

serta mengedepankan aspek keamanan dalam

setiap pelaksanaannya.

Setiap Unit Pelaksana Teknis (UPT) juga harus

mampu berperan aktif guna menyosialisikan

aspek keamanan, keselamatan, ketertiban, dan

kenyamanan bertransportasi secara berkala

kepada masyarak at, sehingga masyarak at

pengguna jasa transportasi mengerti dan faham

hak dan kewajibannya. Masyarakat juga faham

melalui instrument apa ketika mereka hendak

memberikan masukan, kritik, dan saran.

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 21

Page 24: Buletin itjen vol 2 2017

S

Auditor

Pungutan Liar Bukanlah Kegiatan Sepihak

Oleh: Drs. Imam Hambali, M.Si.

(Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan)

elanjutnya yang perlu menjadi perhatian

kita bersama adalah bahwa celah untuk

melakukan pungli itu terbuka lebar dan

hidup di dalam masyarakat. Pimpinan

instansi terkait pun mustahil tidak mengetahui.

Pada hak ik atnya, pungutan liar buk anlah

kegiatan sepihak, melainkan terjadi karena

adanya hubungan, misalnya antara aparat

pemerintah dengan pengusaha/ masyarakat.

S ecar a defin isi, pungutan l iar adalah

perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau

pegawai negeri atau pejabat negara atau BUMN

dengan cara meminta sejumlah uang yang

tidak sesuai atau tidak berdasarkan peraturan.

Pungutan liar sendiri tidak terdapat secara pasti

dalam KUHP, tetapi sering disamakan dengan

perbuatan pemerasan, penipuan atau korupsi

Tertangkapnya oknum PNS

Kementerian Perhubungan pada

Direktorat Jenderal Perhubungan

Laut dalam Operasi Tangkap

Tangan (OTT) Mabes Polri dan

Polda Metro Jaya terkait pungutan

liar yang juga dihadiri Presiden

Jokowi patut diberi apresiasi.

Hal ini menunjukan keseriusan

pemerintah dalam memerangi

penyakit-penyakit oknum aparat

yang dapat merugikan masyarakat.

22 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

yang diatur dalam KUHP sebagai berikut:

Pasal 368 KUHP: “Barang siapa dengan

maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau

orang lain secara melawan hukum, memaksa

orang lain dengan kekerasan atau ancaman

kekerasan, untuk memberikan sesuatu barang,

yang seluruhnya atau sebagian adalah milik

orang lain, atau supaya memberikan hutang

maupun menghapus piutang, diancam, karena

pemerasan, dengan pidana penjara paling lama

sembilan tahun”.

Pasal 415 KUHP: “Seorang pegawai negeri

atau orang lain yang ditugaskan menjalankan

suatu jabatan umum terus-menerus atau

untuk sementara waktu, yang dengan sengaja

menggelapkan uang atau surat-surat berharga

y ang disimpan k ar ena jaba tann y a, a tau

membiark an uang atau surat berharga itu

diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau

Page 25: Buletin itjen vol 2 2017

menolong sebagai pembantu dalam melakukan

perbuatan tersebut, diancam dengan pidana

penjara paling lama tujuh tahun”.

Pasal 418 KUHP: “Seorang pegawai negeri

yang menerima hadiah atau janji padahal

diketahui atau sepatutnya harus diduganya,

bahwa hadiah atau janji itu diberikan karena

kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan

dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran

orang yang memberi hadiah atau janji itu ada

hubungan dengan jabatannya, diancam dengan

pidana penjara paling lama enam bulan atau

pidana denda paling banyak empat ribu lima

ratus rupiah”.

Pasal 423 KUHP: “Pegawai negeri yang

dengan maksud menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum, dengan

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa orang

lain untuk menyerahkan sesuatu, melakukan

suatu pembayaran, melakukan pemotongan

terhadap suatu pembayaran atau melakukan suatu

pekerjaan untuk pribadi sendiri, dipidana dengan

pidana penjara selama-lamanya enam tahun”.

Prosedur pelayanan yang panjang dan

melelahkan menjadi penyebab dari semakin

banyaknya masyarakat yang menyerah ketika

berhadapan dengan pelayanan publik. Hal ini

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

masyarakat cenderung semakin toleran terhadap

praktik pungutan liar dalam penyelenggaraan

pelayanan publik.

Selain itu, masyarakat sangat rentan menjadi

korban pungutan liar karena daya tawar yang

rendah dan ketiadaan lembaga pengawasan

yang efektif untuk mencegah birokrat yang kerap

melakukan pungutan liar.

Kerugian akibat pungli pun tidak melulu

diukur dengan jumlah uang yang terlibat di

dalamnya. Sekecil apapun uang pungli yang

diambil dari rakyat dan dinikmati segelintir

orang, akan melemahkan kepercayaan warga

negara kepada pemerintah dan secara ekonomi

melemahkan daya saing. Karenanya upaya

pemberantasan pungli sangat penting untuk

dilakukan.

Pemberantasan tersebut harus diik uti

dengan pembenahan yang sistemik, tidak hanya

berjalan ke hilir melainkan juga ke hulu. Artinya

pemberantasan pungli seharusnya beriringan

dengan perbaikan layanan publik yang lebih

baik, transparan, cepat dan berkualitas dengan

memperbaiki sistem agar tidak rentan pungli.

Disamping itu, diharapkan masyarakat juga

berperan serta dalam upaya pemberantasan

pungutan liar, baik secara langsung maupun

tidak langsung melalui media elektronik atau non

elektronik, dalam bentuk pemberian informasi,

pengaduan, pelaporan, dan/atau bentuk lain sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Terkait dengan adanya Satgas Saber Pungli

Kementerian Perhubungan, pada saat ini jumlah

kasus yang ditangani masih kecil. Hal tersebut

terkait dengan cara yang dipilih oleh Satgas,

yaitu lebih cenderung memilih upaya OTT dalam

menjalankan tugasnya. Pilihan tersebut tentu

memiliki konsekuensi harus mencari momentum

yang tepat terkait adanya barbuk (barang bukti).

Terkait dengan pengaduan masyarakat,

sejak diterbitk annya Perpres Satgas Saber

Pungli sampai dengan bulan Januari 2017 telah

terdapat 22.000 aduan masyarakat dan telah

dilakukan langkah-langkah tindak lanjut, seperti

mencari sumber informasi yang lengkap, siapa

yang mengadu, kemudian mencari fakta atau

bukti-bukti otentik, dan dilaporkan kepada Tim

Saber Pungli Kementerian Perhubungan untuk

diproses lanjut.

Dengan beberapa k asus yang berhasil

ditangani, walaupun baru kecil jumlahnya, saya

berharap agar pemberantasan pungli tidak

mengendur, tetap terus berjalan.

Sebagai I nspektur IV pada I nspektorat

Jenderal Kementerian Perhubungan, saya

akan mengusulkan perbaikan pelayanan, baik

di subsektor maupun di internal Inspektorat

IV. Untuk di Inspektorat IV sendiri dilakukan

pemberian pelayanan dalam bentuk konsultansi

secara transparan dan tuntas kepada para auditi.

Selain itu, perlu dipasang CCTV ditempat-

tempat yang rentan, salah satunya pada ruang

kerja agar dapat memonitor ruang gerak para

auditor dan dilakuk an koordinasi dengan

security Kementerian Perhubungan agar setiap

tamu bisa diseleksi dan ditanya keperluannya.

Selain itu, sosialisasi terus menerus kepada para

auditor maupun auditi tentang gratifikasi, suap

atau pemerasan sehingga diharapkan kinerja

Kementerian Perhubungan ke depan lebih

meningkat dalam pemberian pelayanan kepada

masyarakat.

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 23

Page 26: Buletin itjen vol 2 2017

Radar

Pimpin Itjen Kemenhub

Tommy Akan Kembangkan Pendekatan Dialogis & Preventif

Membangun kinerja

Inspektorat Jenderal (Itjen)

Kementerian Perhubungan

(Kemenhub) memang bukan

perkara mudah. Namun

dengan kerja keras, integritas

serta soliditas tim diyakini

pekerjaan berat sekalipun

akan bisa dilaksanakan

dengan baik.

24 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 27: Buletin itjen vol 2 2017

“I

t jen Kemenhub ke depan ak an

terus diperkuat dan diberdayakan.

Bagaimana membangun soliditas

tim, profesionalsime personal serta

dukungan semua pemangku kepentingan.

Dengan begitu, kita optimis mampu menjalankan

tugas berat sekalipun,” kata Irjen Kemenhub Dr.

Wahju Satrio Utomo, SH, M.Si., dalam perbingan

dengan Tim Buletin Transparansi di Jakarta,

Selasa (25/4/2017).

Pria yang ak rab disapa Pak Tommy itu

mengakui bukan orang karier di Itjen Kemenhub.

Tapi, dengan pengalaman kerja yang cukup

lama serta riwayat penugasan yang panjang

dan beragam, ia meyakini tidak akan terlalu

lama menyesuaikan diri. Selanjutnya ia terus

menggenjot kinerja Itjen Kemenhub menjadi

lebih baik lagi.

Tommy mengakui, kinerja Itjen Kemenhub

dibawah kepemimpinan Cris Kuntadi cukup

bagus. Itjen mampu menyelematkan kebocoran

uang negara serta menghemat anggaran di

lingkungan Kemenhub RI.

“ Tugas saya ke depan sebagai pimpinan

I tjen Kemenhub, bagaimana melanjutk an

prestasi yang sudah baik itu. Itu tidak mudah

tapi harus dilakukan. Paling tidak, bagaimana

mempertahankan prestasi yang sudah ada di

masa mendatang,” kata Tommy.

Untuk menjalankan tugas sebagai Irjen

Kemenhub yang baru, Tommy mengaku akan

segera bertemu dan berdialog dengan seluruh

inspektur di lingkungan kerjanya. Dari pertemuan

itu, nanti akan ada laporan bagaimana kinerja

dan capaiannya. Selanjutnya apa kendala yang

dihadapi dan bagaimana mencari solusinya

yang terbaik.

Sebagai pejabat baru (Irjen Kemenhub) tentu

saya akan melakukan mapping permasalahan

di lingkungan Itjen khususnya serta Kemenhub

pada umumnya baik di pusat atau daerah.

Selanjutnya, menetapkan prioritas kerja yang

harus segera diselesaikan dengan baik ke depan.

“I tjen Kemenhub harus mampu meng-

amank an uang negara ser ta memastik an

bagaimana pengelolaan aset dan kekayaan

negara di lingkungan Kemenhub berjalan dengan

baik, lancar, aman, dan selamat,” papar Tommy.

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 25

Page 28: Buletin itjen vol 2 2017

26 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 26 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

pendekatan humanis

Menyadari tugas dan tanggung jawab

yang sebagai sebagai Irjen Kemenhub, Tommy

mengaku telah menyiapkan strategi penyelesaian

tugas yang baik dan aman. “Irjen ke depan akan

mengembangkan pendekatan yang humanis.

Yang dihadapi inspektor Kemenhub itu manusia

yang nota bene mempunyai sikap, perilaku dan

gaya yang berbeda-beda. Di tambah lagi kondisi

lingkungan serta tantangan tugas yang tidak

semua sama tentu membutuhkan pendekatan

yang berbeda-beda,” kilah Tommy.

Sebagai pimpinan, Itjen Kemehub akan

mengembangkan pendekatan yang humanis dan

dialogis. Masalah itu selalu ada bagi setiap orang

dan dimanapun bertugas. Dengan pendekatan

dialogis, diharapkan bisa mendeteksi segala

pentuk dan potensi penyimpangan keuangan di

lingkungan Kemehub RI. “Dari sana, diharapkan

bisa mencari solusi yang terbaik untuk mencegah

dan menghindari terjadinya penyimpangan

atau potensi terjadinya kerugian negara,” sebut

mantan kepala BPSDM Perhubungan itu.

itjen kemenhub perlu

membangun komunikasi dan

koordinasi dengan semua

pemangku kepentingan.

Bagaimana menegakkan aturan

yang ada dan menjalankan

program kerja kemenhub dengan

baik serta mencegah terjadinya

kebocoran keuangan negara itu

I tjen Kemenhub ke depan harus bisa

mencegah terjadinya pelanggaran bahk an

kerugian keuangan negara. Oleh karena itu,

sebelum semuanya terjadi kita cegah duluan.

“Melalui proses dialog menjaring saran dan

masukan dari semua pihak. Kita akan berupaya

sekuat tenaga mencegah terjadinya pelanggaran

itu,” sebut alumni S-III Universitas Negeri Jakarta

(UNJ) itu.

S elama bisa dic egah, i tu lebih baik

dibandingkan harus mengobati karena semua

sudah terjadi. Tindakan preventif itu akan lebih

baik dibandingkan kuratif apalagi memberikan

sanksi dan hukuman. “Alangkah banyaknya

orang yang melanggar dan uang negara yang

hilang sia-sia. Tapi kalau semua itu bisa dicegah,

akan jauh lebih baik dan itu menjadi tugas dan

tanggung jawab Itjen Kemenhub,”terang Tommy.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban

melak uk an pengawasan dan pembinaan,

menurut Tommy, pihaknya akan mendepankan

pendekatan humanis dan dialogis. Sejauh ini,

upaya mencegah terjadinya pelanggaran akan

lebih mudah dilakukan dibandingkan mengobati

atau cara-cara kuratif lainnya.

“S ebagai anak manusia, j ik a mer ek a

diberdayakan atau ‘dimanusiakan’ maka potensi

pelanggaran itu akan berkurang. Paling tidak,

jika mereka melakukan pelanggaran langsung

diingatkan dan dikembalikan ke jalur yang

benar, tentu akan lebih mudah dibandingkan

pendekatan hukum misalnya,” terang Tommy.

Dia menambahkan, kualitas SDM di Itjen

Kemenhub sek arang jauh lebih baik dan

berkualitas. Meski diakui, jumlahnya belum ideal

jika dibandingkan dengan beban tugas dan

kewajiban yang harus ditangani. Oleh karena

itu, SDM yang ada sekarang harus diberdayakan

secara baik dan optimal.

“ I t jen Kemenhub per lu membangun

komunik asi dan koordinasi dengan semua

p e m a n g k u k e p e n t i n g a n . B a g a i m a n a

menegakkan aturan yang ada dan menjalankan

program kerja Kemenhub dengan baik serta

mencegah terjadinya kebocoran keuangan

negara itu,”urai mantan Staf Ahli Menhub Bidang

Hukum dan Reformasi Birokrasi tersebut.

Objek pemeriksaan Itjen Kemenhub, tambah

dia, bukan hanya aparatur Kemenhub. Bukan

tidak mungkin juga harus memeriksa rekanan

Kemenhub terutama yang menjadi kontraktor

di proyek-proyek transportasi di lingkungan

Kemenhub RI.

“Semua harus diperiksa termasuk proyek-

proyek yang dikerjakan rekanan. Jika ada potensi

melanggar atau tidak relatif harus direvisi.

Dengan cara-cara tersebut, diharapkan kasus

mark up proyek atau manipulasi anggaran

lainnya bisa dideteksi secara dini dan uang

negara yang diselamatkan lebih besar lagi,”tegas

Tommy. (tim transparansi)

Page 29: Buletin itjen vol 2 2017

27 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 27 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

g Negara

angkan dah Proyek

I

Cegah Kebocoran Uan

Itjen Kemb Konsep Be

nspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian

Perhubungan (Kemenhub) akan memantau

dan mengawasi seluruh proyek-proyek

pemeritah terutama yang nilai proyeksinya

cukup besar. Seperti diketahui, sampai 2019

mendatang banyak proyek transportasi yang

nilainya cukup besar dan rawan penyimpangan.

“Kita akan menerapa konsep Bedah Proyek.

Nanti proyek-proyek besar akan diawasi dan

diperiksa sejak awal atau dilakukan bedah

proyek . Bagaimana proses proyek fisik di

lapangan, bagaimana tahapannya dan apa

saja kendalanya. Selain itu, rasionalitas proyek

juga harus baik dan masuk ak al, sehingga

tidak akan terjadi kebocoran anggaran yang

ak hirnya merugik an keuangan negara itu,”

kata Irjen Kemenhub Dr. Wahju Satrio Utomo

kepada Buletin Transparansi di Jakarta, Selasa

(25/4/2017).

Sampai tahun 2019 mendatang, lanjut

dia, banyak proyek-proyek transprotasi di

lingkungan Kemenhub yang harus diawasi

ketat. Sebut saja proyek Pelabuhan Patimban di

Subang, Bandara Kertajati di Majalengka Jawa

Barat serta lainnya.

“Melalui konsep bedah proyek , semua

bisa dipantau dan diawasi secara lebih efektif.

Proyek pemerintah yang jauh dsari pusat

kekuasaan sekalipun akan tetap bisa diawasi

agar tiodak menyalahi konsep dan merugikan

keuangan negara,” jelas Tommy, sapaan akrab

Irjen Kemenhub itu.

Pelanggar an y ang ser ing t erjadi dan

merugikan keuangan negara, biasanya terjadi

karena minim pengawasan. Selain itu juga

kurangnya informasi dan komunikasi antara SDM

di lapangan dengan aparat pemerintah sebagai

pemilik proyek.

“Kendala-kendala seperti itu akan terus

ditek an dan diperbaik i ke depan. Dengan

komunikasi yang baik serta laporan proyek yang

intensfi dan efektif, maka potensi penyimpangan

bisa dik urangi. Pada ak hir nnya, kerugian

keuangan negara bisa dicegah,” sebut Tommy.

Seluruh uang negara yang dialokasikan

untuk proyek-proyek transportasi di berbagai

matra di Indonesia harus diawasi dengan efektif.

Potensi kebocoran uang negara terus dikurangi

bahkan dihilangkan sama sekali.

Perang terhadap korupsi dan segala bentuk

penyimpangan aturan, menurut Tommy harus

dilakukan sejak awal dan harus didukung seluruh

komponen bangsa. “Korupsi atau kerugian

keuangan negara biasanya diawali dengan

penyimpangan aturan betapapun kecilnya.

Semua harus dikembalikan ke jalur yang benar

dan uang rakyat dipastikan tetap aman dan

sampai kepada mereka yang berhak,” tegas

Tommy.

(tim transparansi)

Page 30: Buletin itjen vol 2 2017

28 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 28 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

Radar

S

Itjen Kemenhub Selamatkan Uang Negara Sebesar Rp 175,62 Miliar Selama Tahun 2016

Inspektorat Jenderal

Kementerian Perhubungan

(Itjen Kemenhub) terus

melakukan upaya dalam

menyelesaikan kerugian

negara terhadap pelaksanaan

anggaran di lingkungan

Kementerian Perhubungan.

Hal ini dilakukan dengan terus

mendorong penyelesaian

rekomendasi penyetoran

ke kas negara atas temuan

dan rekomendasi dari

hasil pemeriksaan/audit

oleh Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP)

Kementerian Perhubungan

dan BPK RI.

elama Tahun A nggar an ( TA ) 2016

I t jen Kemenhub t elah menca ta t

penyelamatan kerugian negara dengan

nilai total sebesar R p175,62 miliar,

dengan rincian Rp90,10 miliar merupak an

penyelesaian kerugian negara dari hasil audit

Itjen Kemenhub dan Rp85,52 miliar merupakan

penyelesaian kerugian negara hasil pemeriksaan

BPK RI. Nilai penyelamatan ini lebih kecil dari TA

2015 yaitu sebesar Rp1,12 triliun, dengan rincian

Rp756,48 miliar dari hasil audit Itjen Kemenhub

dan Rp360,63 miliar dari hasil pemeriksaan BPK

RI. Hal ini terjadi karena jumlah kerugian negara

telah banyak diselesaikan pada periode tahun

2015.

Dari R p90,10 miliar nilai penyelesaian

kerugian negara dari audit Itjen Kemenhub,

Rp44,40 miliar merupakan hasil audit sampai

dengan TA 2015 dan Rp45,71 miliar merupakan

hasil audit pada TA 2016. D engan nilai

penyelesaian tersebut, saat ini masih tersisa

Rp149,42 miliar hasil audit sampai dengan TA

2015 dan Rp584,49 miliar untuk hasil audit

terbaru pada TA 2016. Dari hasil audit Itjen

Kemenhub pada TA 2016, salah satunya terdapat

temuan yang sangat material dan signifikan pada

Direktorat Sarana Ditjen Perhubungan Darat

terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Pada Direktorat Sarana Ditjen Perhubungan

Darat terdapat PNBP terkait penerbitan Sertifikasi

Registrasi Uji Tipe (SRUT) yang tidak dibayarkan

oleh Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan

bermotor selama tahun 2015 dan 2016 (sampai

dengan Agustus) senilai Rp473,57 miliar.

Sementara itu nilai penyelesaian kerugian

negara dari hasil pemeriksaan BPK RI selama

Page 31: Buletin itjen vol 2 2017

29 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 29 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

komitmen yang kuat agar seluruh jajaran

kementerian perhubungan menindaklanjuti secara

tuntas seluruh rekomendasi, baik hasil pemeriksaan

Bpk maupun hasil audit itjen kemenhub

tahun 2016 sebesar Rp85,52 miliar dan yang

belum diselesaikan sebesar Rp37,66 miliar. Dari

hasil pemantauan sampai dengan semester II

2016 atas 367 temuan dan 768 rekomendasi,

Kementerian Perhubungan telah menindaklanjuti

seluruh rekomendasi BPK RI (100%), dengan

tindak lanjut tuntas sebanyak 622 (80,99%) dan

yang belum tuntas 144 (18,75%). Capaian ini

lebih tinggi jika dibandingkan rata-rata nasional.

Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester

(IHPS) I Tahun 2016, secara nasional rekomendasi

hasil pemeriksaan BPK 2010-2016 yang telah

ditindaklanjuti tuntas sebesar 61%, belum tuntas

26,5%, dan yang belum ditindaklanjuti 12,2%.

Seluruh jajaran Kementerian Perhubungan

memiliki komitmen kuat untuk menindaklanjuti

secara tuntas seluruh rekomendasi, baik hasil

pemeriksaan BPK maupun hasil audit Itjen

Kemenhub. Selain sebagai bentuk akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara, hal itu juga

merupakan amanat pasal 20 Undang-Undang

Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara.

Terk ait dengan penyelesaian kerugian

negara, para Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

diharapkan agar terus melakukan penagihan

kepada para pihak terkait dan jika diperlukan

dapat menempuh beberapa upaya sebagai

berikut:

a. Mengenakan sanksi blacklist bagi perusahaan

yang belum menyelesaikan kerugian negara;

b. M eninjau ulang kon tr ak y ang sedang

dikerjakan oleh perusahaan yang dikenakan

blacklist;

c. Melakukan penagihan dengan memotong

pembayaran atas realisasi pekerjaan pada

tahun berjalan;

d. Menghentikan pemberian fasilitas kepada

perusahaaan yang belum menyelesaikan

kerugian negara;

e. Mencabut perijinan perusahaan.

Apabila dengan upaya-upaya tersebut

para pihak terkait belum juga menyelesaiakan

kewajiban mereka, maka pihak Kementerian

Pe r h ub u ng a n t i da k ak a n s eg a n m e mi nta

bantuan kepada instansi lain, dalam hal ini

aparat penegak hukum, untuk menyelesaikan

permasalahan kerugian negara. (Tim)

Page 32: Buletin itjen vol 2 2017

Radar

P

Itjen Genjot Pengawasan dan Pencegahan Kepada

KPA dan PPK

Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub)

terus menggenjot upaya penanaman pencegahan kepada seluruh

pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK) untuk menghindari terjadinya temuan saat

pemeriksaan keuangan di tiap-tiap sub sektor dan Badan di

lingkungan Kemenhub.

en gawasa n k onteks nya leb ih lua s

dari audit. Dalam pengawasan ada

konsultasi, k atalis, dan sosialisasi.

Katalis merupakan pencegahan untuk

melakukan kesalahan. Pada pengawasan bisa

melalui pendekatan dengan objek, sosialisasi

apakah dalam melaksanakan tugas-tugasnya

sudah sesuai atau belum.

D a l a m p e n g e l o l a a n a n g g a r a n d i l i h a t

dari empat hal yakni kemanfaatan, prioritas,

kewajaran harga, dan kesesuaian dengan

ketentuan.

Dari sisi kemanfaatan, agar jangan pernah

menganggarkan yang tidak akan membawa

manfaat. Misalnya melakukan kegiatan yan tidak

berfampak dan akan menjadi mubazir.

Sedangk an dari sk ala prioritas, dilihat

dengan detil, bisa jadi itu memang bermanfaat,

tetapi tidak prioritas. Misalnya saja pemagaran

rumah Dinas di area pelabuhan, itu memberi

manfaat namun tidak prioritas, apalagi bila

anggarannya terbatas.

Selanjutnya terkait kewajaran harga, sebelum

memutuskan, harus benar- benar survei pasar.

Hal itu dikarenakan, rekanan pasti akan menawar

hargaalnya yang tidak jauh.

I ntinya jangan susun anggaran secara

ngawur. Reviu HPS (harga perkiraan sendiri).

Ketika menyusun, harus sesuai faedah, harga

setempat, dan kesesuaian harga.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi

juga telah mengeluarkan Surat Edaran bahwa

bila anggaran di atas Rp10 miliar, maka akan

dilakukan audit. Berbagi dan sharing knowladge.

Keempa t adalah kesesuaian dengan

peraturan perundang-undangan. Dimana

ditekankan agar jangan pernah menganggarkan

yang tidak sesuai dengan ketentuan. Misalnya

dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional

(Ripnas) tidak ada. Atau misalnya usai dilakukan

feasibility study tidak layak , namun tetap

dibangun, maka itu sama saja melanggar.

sosialisasi, konsultasi, dan audit

Untuk member ik an pengetahuan dan

wawasan ter k ait pengekolalan anggaran,

30 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 33: Buletin itjen vol 2 2017

dilakukan sosialisasi. Bisa dengan memanfaatkan

waktu saat ada kegiatan Sekjen, Ditjen, atau

Badan.

Selain itu, Itjen juga mendedikasikan diri

menjadi Konsultan Audit. Saat para KPA dan PPK

bingung, bisa menanyakan melalui telpon, whats

up (WA), email, atau mengundang pihak Itjen.

Misalnya saja saat mereka bingung memutuskan

untuk pekerjaan yang mendekati akhir tahun

belum selesai. Apakah bisa diperpanjang atau

tidak, yang penting harus sesuai dengan KPA.

Bila ragu diperpanjang maka khawatir akan

menjadi persoalan. Perlu diperpanjang atau

tidak, karena batas dari Kementerian Keuangan,

maksimal 90 hari melewati akhir tahun. Kalau

tidak memungkinkan, agar tidak dipaksakan dan

masukan saja pada anggaran tahun berikutnya.

Pada saat melakukan pembayaran suatu

pekerjaan, Itjen juga dapat menemani untuk

meyakinkan apakah biaya yang harus dibayar

dalam pelaksanaan audit,

dilakukan dengan

menerapkan model

berbasis risiko. risiko

terbagi sangat tinggi,

tinggi, sedang, dan rendah

sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang

termaktub pada kontrak atau tidak.

Terkait harga, jangan sampai lebih mahal PPK

harus bisa tegas dan detil. Apa perlu dilakukan,

contract change order (COC) atau tidak. Maka

bisa dilakukan untuk tambah kurang, melalui

adendum kontrak. Harga dan kerja masa eskalasi

baru boleh, karena sudah dikontrak.

Ket epa tan w aktu juga harus menjadi

pertimbangan. Misalnya saja ada variasi target,

realisasi berapa persen, 5-10 persen. Bila

mendekati batas waktu kontrak, apakah dengan

cara menambah orang atau material dipercepat,

sehingga akhir kontrak bisa diselesaikan.

Ketiga adalah pelaksanaan audit, dimana

hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa

mereka telah menjalankan sesuai aturan. Apakah

kondisinya sesuai dengan aturan-aturan atau

tidak.

Dalam pelaksanaan audit, dilakukan dengan

menerapkan model berbasis risiko. Risiko terbagi

sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah.

Misalnya saja daerah yang dijangkaunya sulit,

maka bisa saja berisiko rendah namun bisa juga

justru sebaliknya, karena minimnya pengawasan.

Untuk risiko sangat tinggi, maka audit bisa

dilaksanakan satu tahun sekali atau bahkan

enam bulan sekali. Sedangkan risiko tinggi, audit

antara satu tahun hingga satu tahun setengah,

sedang satu-dua tahun sekali, dan ringan bisa

saja dua-tiga tahun sekali.

Namun begitu, auditnya tetap dilakukan

keseluruhan buk an tahun berjalan saa t

pemeriksaan. Misalnya terakhir diperiksa 2016,

maka saat audit pada 2017, pemeriksaan

dimulai sejak 2016-2017, intinya seluruh

audit diperiksa.

Dia juga mengaku bersyukur bahwa

jumlah auditor dapat ditingkatkan.

Pada tajun 2015, jumlah personel

Auditor sebanyak. Pihaknya terus

mengejar pembentukan Auditonya,

hingga kini jumlahnyaencapai

197 orang, atau lebih dari 70

persen dari total sumber daya

manusia (SDM) I tjen dan

sisanya merupakan tenaga

pendukung. (tim)

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 31

Page 34: Buletin itjen vol 2 2017

32 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 32 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

L

Radar

Itjen Kemenhub Menjadi Contoh Bagi Departemen Audit Internal OJK

Dalam rangka pelaksanaan external assessment pada Departemen

Audit Internal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tahun 2017 dan untuk

mendapatkan informasi atas pelaksanaan external assessment yang

telah dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan

(Itjen Kemenhub), pada tanggal 25 Januari 2017 Departemen Audit

Internal OJK melakukan Studi Banding ke Itjen Kemenhub. Peserta

Studi Banding Departemen Audit Internal OJK terdiri dari Direktur

Audit Internal (Ahmad Fuad), Deputi Direktur (Paradon Napitupulu) dan

beberapa Auditor.

angkah-langkah yang telah dilakukan

I nspekt or a t Jender al Kemen t er ian

Perhubungan dalam meningk atk an

kapabilitas pengawasan intern, yaitu

melakukan Reviu Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

terhadap anggaran tahun 2016 atas belanja

modal/barang yang nilainya per paket kegiatan

di atas Rp10 miliar sesuai Surat Edaran Menteri

Perhubungan No. 50 Tahun 2015. HPS yang telah

ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK) wajib direviu terlebih dahulu oleh Itjen.

Reviu HPS ini dilakukan untuk memastikan

bah w a pen yusunan HPS oleh PPK t elah

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar,

rencana atau norma yang telah ditetapkan

sehingga diperoleh kewajaran harga. Dari hasil

Page 35: Buletin itjen vol 2 2017

33 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 33 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

Reviu HPS tersebut, sumbangsih Itjen terhadap

total penghematan yaitu sebesar Rp1,08 triliun

atau sekitar 7.75% dari total anggaran Rp14

triliun yang di Reviu HPSnya (Penghematan

tersebut diperoleh dari seluruh unit kerja eselon I

Kementerian Perhubungan, yaitu dari Sekretariat

Jenderal Rp16,50 miliar, Ditjen Perhubungan

Darat Rp10,16 miliar, Ditjen Perhubungan

Udara Rp107,24 miliar, Ditjen Perhubungan Laut

Rp.313,95 miliar, Ditjen Perkeretaapian Rp 552,73

miliar, Badan Pengembangan SDM Perhubungan

Rp72,96 miliar, Badan litbang Perhubungan

Rp11,70 miliar). Reviu HPS tersebut tetap akan

dilakukan pada tahun 2017.

Langk ah lainnya yang dilak uk an I tjen

Kemenhub dengan terus melakukan upaya

dalam menyelesaikan kerugian negara terhadap

pelaksanaan anggaran. Hal ini dilakukan dengan

terus mendorong penyelesaian rekomendasi

penyetoran ke kas negara atas temuan dan

rekomendasi dari hasil pemeriksaan/audit oleh

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

Kementerian Perhubungan dan BPK RI. Selama

Tahun Anggaran ( TA) 2016 Itjen Kemenhub

telah mencatat penyelamatan kerugian negara

dengan nilai total sebesar Rp175,62 miliar,

dengan rincian Rp90,10 miliar merupak an

penyelesaian kerugian negara dari hasil audit

Itjen Kemenhub dan Rp85,52 miliar merupakan

penyelesaian kerugian negara hasil pemeriksaan

BPK RI. Nilai penyelamatan ini lebih kecil dari TA.

2015 yaitu sebesar Rp1,12 triliun, dengan rincian

Rp756,48 miliar dari hasil audit Itjen Kemenhub

dan Rp360,63 miliar dari hasil pemeriksaan BPK

RI. Hal ini terjadi karena jumlah kerugian negara

telah banyak diselesaikan pada periode tahun

2015.

Langk ah lainnya yang telah dilakuk an

oleh Itjen Kemenhub yaitu dengan melakukan

telaahan sejawat atau Peer Reviubaik Internal

maupunEksternal, Sertifikasi ISO 9001 : 2008,

Menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan

N o m or 6 1 Ta h u n 2 0 1 6 t e n t a n g Pe t u n ju k

Pelaksanaan Penanganan Benturan Kepentingan

di Lingkungan Kementerian Perhubungan,

Pengelolaan Whistleblowing system “SIMADU

KEMENHUB”, MOU Itjen Kemenhub dengan

PPATK berupa Pertukaran informasi, Sosialisasi,

diklat, penelitian dan riset, Pembentukan Unit

Pengendalian Gratifikasi (UPG) dimana Itjen

Page 36: Buletin itjen vol 2 2017

34 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 34 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

Kemenhub merupakan UPG Utama dengan

29

UPG Wilayah yang terdiri dari Unit

Pelaksana Teknis (UPT ) di tiap provinsi,

serta kegiatan “ I nspekt or a t Jender al M

endengar ” y ang bertujuan memberikan

kesempatan yang seluas- luasnya kepada

seluruh eselon I Kementerian Perhubungan

untuk menyampaikan masukan kepada

Inspekorat Jenderal. Diharapkan dengan

masukan masing-masing eselon I akan

lebih membuka mata hati dan telinga

terhadap apa yang sudah dan belum

dilaksanakan dengan baik oleh Inspektorat

Jenderal.

Kuantitas Sumber Daya Manusia

(SDM) pengawasan menjadi faktor yang

amat penting dalam menunjang langkah

yang telah dicapai oleh I tjen Kemenhub.

Komposisi Jabatan Fungsional Auditor

pada tahun 2015 sebanyak

133 A udit or sehingga ji k a digambar k

an berbentuk piramida yang tidak

beraturan dengan komposisi yang kurang

ideal yaitu tidak adanya Auditor Utama, 36

Auditor Madya, 18

Auditor Muda dan 79 Auditor

Pertama/Terampil. Peningkatan SDM

pengawasan melalui sertifikasi merupakan

langkah yang telah dilakukan Itjen

Kemenhub. Melaui peningkatan sertifikasi

yang telah dilakukan, komposisi Jabatan

Fungsional Auditor Itjen Kemenhub per 25

Januari 2017 telah mendekati komposisi

yang ideal, yaitu berbentuk piramida

dengan jumlah sebanyak

133 Auditor yang terdiri dari 9 Auditor

Utama,

27 Auditor Madya, 44 Auditor Muda, 53 Auditor

Pertama/Terampil. Yang paling membanggakan

adalah jumlah Auditor Utama di Itjen Kemenhub

merupakan yang paling banyak dibandingkan

Inspektorat Kementerian/Lembaga lainnya, tegas

Cris Kuntadi. (Tim)

Page 37: Buletin itjen vol 2 2017

34 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 34 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

S

Radar

Kemenhub Melakukan Input Penilaian Mandiri

ek r e tar i s Jend er a l Kemen t er ian

Perhubungan Sugihardjo dan Inspektur

Jenderal Kementerian Perhubungan

Wahju Satrio Utomo memimpin rapat

terkait penginputan jawaban Lembar Kerja

Evaluasi (LKE) dan rumusan rencana aksi seluruh

Area Perubahan ke dalam aplikasi PMPRB secara

online melalui aplikasi http://pmprb.menpanrb.

go.id pada Kamis 27 April 2017 lalu.

Forum r apa t t ersebut menghasilk an

sejumlah kesepak a tan y ang dian tar any a

penilaian mandiri (self assessment) dilakukan

melalui pembahasan perumusan jawaban atas

seluruh komponen pertanyaan masing-masing

Area Perubahan dalam LKE dan menghasilkan

nilai sebagai berikut:

Page 38: Buletin itjen vol 2 2017

35 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 35 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

No

Komponen Penilaian

Bobot

Nilai Assesment

2016 2017

A Komponen Pengungkit

1 Manajemen Perubahan 5,00 5,00 5,00

2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5,00 5,00 5,00

3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 6,00 6,00

4 Penataan Tata Laksana 5,00 4,75 5,00

5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 14,89 14,95

6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 6,00 6,00

7 Penguatan Pengawasan 12,00 11,75 11,75

8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 6,00 5,90

Sub Total A 60,00 59,39 59,60

B Komponen Hasil

1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 10,05 10,5

2 Survei Internal Integritas Organisasi 6,00 4,50 4,80

3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7,00 6,56 6,56

4 Opini BPK 3,00 3,00 3,00

5 Survei Eksternal Pelayanan Publik 10,00 8,75 8,75

Sub Total B 40,00 32,86 33,61

TOTAL A + B 100,00 92,26 93,21

Kemudian jawaban yang belum dilengkapi

dengan dokumen pendukung berupa soft

copy ak an dilengk api oleh masing-masing

Leading Sector dan unit kerja terkait sebelum

pelaksanaan ev aluasi oleh Tim Ev alua t or

Kementerian PAN dan RB dan diserahkan kepada

Biro Kepegawaian dan Organiasasi. Sedangkan

data dukung dalam bentuk hard copy disimpan

oleh masing-masing leading sector.

Adapun Rencana Aksi Tahun 2017 dalam

r a ngk a p en ing k a ta n R e fo r ma si B ir ok r asi

Kemen t er ian P er hubungan y ang t e lah

disepakati agar menjadi prioritas kegiatan

yang harus dilaksanakan oleh masing-masing

Leading S ec tor/unit kerja ter k ait sebagai

berikut:

no

renCana aksi

1 Manajemen Perubahan

1. Melaksanaan kegiatan pelatihan untuk para agen perubahan di lingkungan Kemenhub;

2. Melakukan revisi Kepmenhub No KP 532 Th 2016, karena terdapat agen perubahan yang

ditunjuk dalam KP tersebut yang telah mutasi atau memasuki masa pensiun;

3. Melakukan revisi Kepmenhub No KP 724 Th 2015 terhadap Roadmap Reformasi Birokrasi

Kemenhub tahun 2015-2019;

4. Menyelenggarakan rapat rutin bulanan setiap tgl 10 dengan mengundang masing-masing

leading sector Area perubahan, agar setiap leading sector dapat melaporkan perkembangan

dari setiap kegiatan yang dilakukan berkaitan dg Reformasi Birokrasi

5. Upaya perubahan pola pikir dan budaya kinerja, melalui kegiatan sebagai berikut:

a. Sosialisasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perhubungan

melalui berbagai media

b. Pelatihan dan pendidikan bidang pembangunan karakter aparatur Kemenhub

Page 39: Buletin itjen vol 2 2017

no renCana aksi

2 Penataan Peraturan Perundang-undangan

1. Revisi 29 Peraturan Menteri Perhubungan;

2. Penetapan 37 Permenhub dan 1 PP;

3. Penetapan RPP ttg Keselamatan LLA J, dengan melibatk an Polri, KemenPUPERA,

Kemenkumham, dan Kemenkes;

4. Uji publik dan uji petik;

5. Menyelenggarakan Rakornis bidang hukum;

6. Sosialiasasi Peraturan Perundang-undangan bidang transportasi dan peraturan Menteri lainnya

3 Penataan dan Penguatan Organisasi

Penyempurnaan Permenhub PM 60 th 2011 ttg Pedoman Penataan Organisasi di Lingk Kemenhub

untuk mengakomodir pedoman bagi penataan organisasi Badan Layanan Umum

4 Penataan Tata Laksana

1. Menetapkan Permenhub tentang Proses Bisnis di lingkungan Kemenenterian Perhubungan;

2. Menyempurnakan SOP dengan menyusun SOP yang berdasarkan Proses Bisnis;

E-GOVERNMENT

3. Penyusunan Road Map Pencapaian Standar Sistem Keamanan Informasi;

4. Pengembangan Aplikasi Perijinan Online berbasis Cloud Computing;

5. Implementasi Inapornet di 4 pelabuhan kelas utama dan 12 pelabuhan kelas I;

6. Optimalisasi Pelayanan 151 melalui:

a. Peningkatan kualitas jawaban agen tier 1 dan 2 dengan memperkaya knowledgebase

b. Integrasi dengan Aplikasi LAPOR

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

7. Melakukan monitoring terhadap petugas PPID;

8. Workshop Forum PPID di lingkungan Kemenhub

5 Penataan Sistem Manajemen SDM

1. Pengembangan kompetensi seluruh pegawai sesuai hasil assessment dan analisa kebutuhan

diklat;

2. Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SDM di bidang transportasi

6 Penguatan Akuntabilitas

1. Melakukan evaluasi dan monitoring SAKIP per triwulan;

2. Penerapan dan pemantauan e-performance

a. Bimtek pengembangan e-performance selesai pada Mei 2017

b. Penerapan e-performance sampai ke level satker mandiri UPT (eselon) IV, direncanakan

selesai Desember 2017

3. Penyelesaian Reviu Renstra Kemenhub pada Mei 2017 dilanjutkan dengan merevisi KP 430

2012 ttg Penempatan IKU di lingkungan Kemenhub

7 Penguatan Pengawasan

GRATIFIKASI

1. Pelaksanaan Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi pada saat pelaksanaan Audit/PKPT yang

dilaksanakan setiap bulan pada tahun 2017

Th 2015 ttg Renstra Kemenhub 2015-2019, dan selanjutnya merevisi Permenhub PM 68 Th

36 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 40: Buletin itjen vol 2 2017

no renCana aksi

2. Penerbitan Buku Saku Gratifikasi

PENERAPAN SPIP

1. Peningkatan implementasi unsur-unsur SPIP di seluruh unit kerja Eselon I di lingkungan Kemenhub

2. Pelaksanaan evaluasi SPIP di lingkungan Kemenhub secara berkala

PENGADUAN MASYARAKAT

1. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Pengaduan Masyarakat setiap bulan

2. Pelaksanaan tindak lanjut penanganan Pengaduan Masyarakat setiap bulan

WHISTLE BLOWING SYSTEM

1. Pelaksanaan Sosialisasi ttg WBS pada saat pelaksanaan Audit/PKPT yang dilaksanakan setiap bulan

pada tahun 2017

2. Penerbitan Buku Saku ttg WBS

3. Koordinasi Pelaksanaan WBS di lingkungan Kemenhub dengan KPK dalam rangka upaya integrasi

sistem WBS Nasional

PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

1. Pelaksanaan Sosialisasi ttg Penanganan Benturan Kepentingan pada saat pelaksanaan Audit/PKPT

yang dilaksanakan setiap bulan pada tahun 2017

2. Penerbitan Buku Saku Penanganan Benturan Kepentingan

3. Evaluasi pelaksanaan penanganan Benturan Kepentingan per Semester

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

1. Pemantauan secara intensif terhadap nominasi WBK

2. Penilaian unit kerja dengan kinerja terbaik dengan menggunakan LKE PermenPAN RB No 52 Th

2014 sebagai embrio pengusulan WBK tahun 2018

APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH

1. Pengembangan dan Peningkatan kompetensi SDM APIP melalui pendidikan dan pelatihan/

workshop/PKS (Pelatihan di Kantor Sendiri)

2. Mengikutsertakan APIP dalam organisasi pengawasan

3. Melakukan studi banding antar APIP K/L lain

4. Menyusun rencana audit berbasis risiko

5. Pelaksanaan telaahan sejawat internal dan eksternal

6. Melakukan pemantauan terhadap tindak lanjut rekomendasi hasil temuan Itjen dan BPK

8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

1. Evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan publik;

2. Survey Kepuasan Pelayanan Masyarakat;

3. Evaluasi Pelaksanaan terpadu satu atap;

4. Menyususn Rancangan Permenhub ttg Perubahan PM 76 Th 2014 ttg Pedoman Penilaian Pelayanan

Prima di lingkungan Kemenhub;

5. Menyusun Rancangan Permenhub ttg Perubahan KP 71 th 1999 ttg Aksesibilitas orang-orang

penyandang cacat dan orang sakit pada sarpras perhubungan

(tim)

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 37

Page 41: Buletin itjen vol 2 2017

dengan tanggal 11 April 2017.

Radar

Pelatihan Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan

kembali mengadakan Pelatihan Implementasi Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Pelatihan

yang diselenggarakan di Ruang Rapat Brawijaya

(10/4/2017) ini adalah dalam rangka peningkatan

capaian nilai area penguatan pengawasan dalam

Penilaian Mandiri Reformasi Birok rasi (PMPRB)

Kementerian Perhubungan Tahun 2017 dan upaya

akselerasi pencapaian target kinerja level 3 tingkat

maturitas implementasi SPIP.

Narasumber berasal dari Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPK) dan peserta

adalah para I nspektur, Kepala Bagian, Kepala

Sub Bagian, Tim Satgas SPIP I tjen Kemenhub

ser ta per w ak ilan dar i Sub S ekt or Unit Kerja

Eselon I Kementerian Perhubungan. Pelatihan ini

direncanakan berlangsung selama 2 hari sampai

38 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 42: Buletin itjen vol 2 2017

Bimtek Rencana Bisnis Anggaran dan Laporan Keuangan BLU

I n sp ek t o r a t J end e r a l Kemen t e r ian

Per hubungan melaksanak an Bimbingan

Teknis (Bimtek) Rencana Bisnis Anggaran dan

Laporan Keuangan Badan Layanan Umum

di Ruang Brawijaya (21/02/2017). Bimtek

yang direncanak an berlangsung selama 4

hari ini dibuka secara resmi oleh Inspektur

Jenderal Cris Kuntadi didampingi Kasubdit

Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU II

Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan

Muhammad Rusna, dan Kepala Biro Keuangan

dan Perlengkapan Kementerian Perhubungan

Marta Hardisarwono.

Tujuan Bimtek ini adalah untuk meningkatkan

kompetensi teknis audit aparat pengawasan di

Kementerian Perhubungan dalam melakukan

pemeriksaan Badan Layanan Umum (BLU) di

lingkungan Kementerian Perhubungan serta

mewujudkan Auditor yg profesional pada sektor

keuangan BLU.

Bimtek ini berlangsung selama 40 jam yang

terbagi atas 2 kegiatan yaitu Kagiatan Belajar

Mengajar di Ruang Rapat Brawijaya dan Kegiatan

Studi Banding di Politeknik Keuangan Negara

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Bintaro.

Jumlah Peserta Bimtek sebanyak 37 peserta

yang terdiri atas Pejabat Fungsional Auditor,

Pejabat Administrator dan Pejabat Fungsional.

Narasumber Bimtek ini berasal dari Direktorat

Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan BLU

Kementerian Keuangan serta Biro Keuangan

dan Perlengkapan Kementerian Perhubungan.

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 39

Page 43: Buletin itjen vol 2 2017

40 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 40 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

ektorat

a l Kemen t er ian

Radar

Launching Elektronik Persuratan

Insp

Jender

Perhubungan mengadak an launching

elektronik persuratan bekerjasama dengan Pusat

Informasi dan Komunikasi (Pustikom). Acara

yang diselenggarakan di Ruang Rapat Sekretariat

Inspektorat Jenderal (Kamis, 2/3/2017), dihadiri

oleh para Inspektur, Koordinator Wilayah (Korwil),

Pejabat Eselon III dan IV dilingkungan Inspektorat

Jenderal Kemenhub beserta perwakilan pejabat

fungsional umum dan auditor.

A car a ini dihar apk an mampu mewu -

judkan E-Pesuratan dalam kegiatan Tata Usaha

di lingkungan Kementerian Perhubungan.

Sebelumnya Itjen Kemenhub telah melakukan

Pelatihan E-Surat pada tanggal 23 Januari 2017.

Diharapkan dengan adanya penggunaan

e-surat maka menghemat kertas (less paper),

Inspektur Jenderal mengapresiasi atas kesiapan

aplikasi e-surat oleh Pustikom. Aplikasi ini sudah

lama saya tunggu dan saya sangat berharap

agar segera diterapkan di semua bagian dan

Inspektorat.

Page 44: Buletin itjen vol 2 2017

41 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 41 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

Studi Banding ke Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

Inspektorat Jenderal Kementerian Perhu-

bungan (I tjen Kemenhub ) melaksanak an

kunjungan ke Inspektorat Jenderal Kementerian

Keuangan (Itjen Kemenkeu) untuk studi banding

penggunaan aplikasi Audit Management System

yang dipergunakan di lingkungan Kementerian

Keuangan pada Kamis 30 Maret 2017 di Gedung

Djuanda II lantai 7 Kementerian Keuangan.

Delegasi Itjen Kemenhub dipimpin oleh

Sek retaris I nspektorat Jenderal, Bambang

Sudaryono, beserta perwakilan Kepala Bagian,

Kepala Sub Bagian, dan Auditor di lingkungan

Itjen Kemenhub. Acara dibuka oleh Sekretaris

Itjen Kemenkeu, Drs. Sofandi Arifin, Ak., MPA.,

CFE. Turut hadir dalam acara studi banding

adalah Inspektur VII, Roberth Gonijaya, Ak.,

MSF., CIA, CISA dan pegawai di lingkungan Itjen

Kemenkeu.

Sekretaris Itjen Kemenhub menyampaikan

bahwa untuk menunjang dan meningkatkan

pengawasan internal di lingkungan Kementerian

Perhubungan perlu diimbangi dengan perkem-

bangan teknologi informasi dan komunikasi.

I t jen Kemenhub ber keing inan un tuk

mengimplementasik an Sistem Manajemen

Audit yang dikenal dengan “TeamMate” yang

telah digunakan oleh Itjen Kemenkeu sejak

tahun 2010. TeamMate merupakan aplikasi

program kerja audit yang terintegrasi sehingga

memudahkan auditor dalam mengelola tugas

dan fungsinya. Aplikasi TeamMate dinilai sebagai

aplikasi yang fleksibel karena menggunakan

database yang ter buk a (tidak dienk r ipsi)

sehingga dapat diintegrasikan dengan aplikasi-

aplikasi audit yang lainnya.

S a a t i n i I t j e n K e m e n k e u t e l a h

mengembangkan aplikasi TeamMate hingga

menjadi “ TeamMate Suite”. TeamMate Suite

merupakan aplikasi sistem manajemen audit,

yang mengelola kegiatan audit mulai dari

pembuatan Surat Tugas, pelaksanaan kertas

kerja, temuan dan rekomendasi, serta diakhiri

dengan tindak lanjut hasil rekomendasi. Proses

pembua tan TeamMate Suite ber dasar k an

penjenjangan (Maturity Curve), dimulai dari

TeamMate EWP kemudian Team Schedule dan

dilanjutkan Team Store, sampai akhirnya menjadi

TeamMate Suite. Proses pembangunan TeamMate

Suite yang terlihat rumit sebenarnya adalah hal

yang mudah karena tantangan terbesar dari

pembangunan ini terletak pada sumber daya

manusianya.

Menurut perwakilan Auditor Itjen Kemenkeu,

Ari Sufianto dan Yudhi Haryanto, tantangan

pembangunan ini adalah pada implementasinya,

yaitu apakah auditor mau beralih menggunakan

teknologi.

B es ar ha ra p an I t je n K e me nh u b da p at

mengimplementasik an aplik asi TeamMate

ini agar dapat meningkatkan kualitas kinerja

pengawasan internal di lingkungan Kementerian

Perhubungan. Rangkaian studi banding ini

diakhiri dengan penyerahan cindera mata Itjen

Kemenkeu ke Itjen Kemenhub serta harapan

untuk melanjutkan diskusi mengenai TeamMate

pada kesempatan yang akan datang.

Page 45: Buletin itjen vol 2 2017

Radar

42 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 42 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

Studi Banding ke BPK-RI

Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan (Itjen

Kemenhub) melakukan Studi Banding kepada Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) yang

bertempat di menara 7 lantai 2 pada hari Kamis, 16 Maret

2017. Adapun Studi Banding kali ini adalah tentang Aplikasi

Audit Manajemen Sistem.

Hadir pada Studi Banding tersebut adalah Kepala

Biro Tekhnologi Informasi Ria Anugriani Kepala Bagian

Manajemen Kinerja TI dan Dukungan Pemeriksaan Rudi

Hermawan, Kepala Bagian Pengembangan Sistem Informasi

Novis Pramantya Budi dan Kepala Bagian Operasional TI

Iwan AW beserta Eselon IV dan staff di lingkungan BPK-RI.

Sedangkan dari Itjen Kemenhub yang hadir adalah

Sekretaris Inspektorat Jenderal Bambang Sudar yono

beserta Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian, Perwakilan

Auditor di lingkungan Itjen Kemenhub. Disampaikan Kabiro

bahwa Biro TI bertugas melakukan dan menjalank konsep

Tata Kelola SDM Tekhnologi Informasi di BPK-RI. Biro TI

juga telah memiliki tata kelola secara organisasi, Grand

Design dan Road Map IT yang dijalankan oleh 60 pegawai

di lingkungan Biro TI.

Aplikasi dalam proses Bisnis Pemeriksaan itu dimulai

dari Perencanaan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP)

yang dilanjutkan pelaksanaannya melalui E-Audit kemudian

Pelaporan, Pemantauan Tindak Lanjut dan diakhiri oleh

Evaluasi. SMP adalah Sistem yang mengelola seluruh data

informasi manajemen pemeriksaan dari awal hingga akhir

siklus sesuai dengan dasar hukum SK BPK No. 1/K/I-XII.

2/2/2008 tenyang Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP).

Diharapkan dengan Studi Banding ini Itjen Kemenhub

dapat melakukan Audit berbasis Elektronik (E-Audit).

Page 46: Buletin itjen vol 2 2017

43 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 43 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

Pelatihan Implementasi dan Evaluasi SAKIP

Inspektorat Jenderal mengadakan Pelatihan

Implementasi dan Evaluasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) selama

2 hari yaitu tanggal 12 s/d 13 April 2017.

Pelatihan tersebut diikuti oleh para Auditor

dan Tim Pokja Evaluasi atas Implementasi

SAKIP serta Tim Pokja Reviu Laporan Kinerja

Unit Kerja Eselon I Kementerian Perhubungan

berdasarkan SK.20/KP.801/ITJEN-2017 tentang

Pemben tuk an Kelompok Kerja E v aluas i

atas Implementasi SAKIP Unit Kerja Eselon

I Kemenhub dan Tim Pokja Reviu Laporan

Kinerja Kemenhub berdasarkan SK.13/KU.002/

ITJEN-2017 tentang Pembentukan Kelompok

Kerja Reviu atas Laporan Kinerja Kemenhub

Tahun 2016. Adapun Narasumber adalah dari

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas

Aparatur dan Pengawasan Kementerian PAN dan

RB. Adapun Pelatihan tersebut diagendakan

untuk presentasi Overview Implementasi dan

Capaian SAKIP pada Kementerian Kelautan

dan Perikanan, Kementerian Keuangan dan

Kementer ian Per hubungan dalam bentuk

Diskusi Panel dengan alokasi waktu 30 menit

presentasi dan 30 menit sesi tanya jawab.

Tujuan diadakannya pelatihan tersebut adalah

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan melalui media pertanggungjawaban

dan berupa laporan akuntabilitas yang disusun

secara periodik.

Page 47: Buletin itjen vol 2 2017

Radar

44 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 44 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

Rapat Koordinasi Penyusunan Pagu Rencana Kerja & Anggaran

Inspektur Jenderal menjadi Narasumber

pada R apat Koordinasi Penyusunan Pagu

R encana Kerja dan A nggar an (RK A -K/L)

Kemen t er ian Per hubungan Tahun 2018

Kementerian Perhubungan pagi ini menggelar

Rapat Koordinasi Penyusunan Pagu Kebutuhan

Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 2018.

Da la m r ap a t t e r seb u t , K emen hu b

mengusulk an anggar an R p 50 t r i l iun .

“Merencanakan di atas Rp 50 triliun. Tapi melihat

banyaknya masukan-masukan kita lihat berapa

yang disetujui,” ungkap Menteri Perhubungan,

Budi Kar ya Sumadi, di kantor Kementerian

Perhubungan, Jakarta, Kamis (16/2/2017).

Pada Kesempa tan t ersebut I nspektur

Jenderal Kementerian Perhubungan Cris Kuntadi

menjadi Narasumber tentang bagaimana

fungsi pengawasan dalam penyusunan Pagu

RKA di lingkungan Kementerian Perhubungan.

Disampaikan Cris bahwa penyusunan Pagu RKA

di lingkungan Kemenhub harus efektif, ekonomis

dan efisien.

Dapat dibuktikan bahwa Anggaran Itjen

Kemenhub yang terus menurun yaitu pada

tahun 2015 sebesar 100 M, tahun 2016 sebesar

92 M dan tahun 2017 sebesar 90 M yang dapat

dijadikan contoh kepada Unit Kerja lain dalam

menyiapkan anggaran sebaik mungkin.

Disampaik an pula bahwa hasil review

Itjen telah berhasil menghemat sebesar Rp.

1,08 triliun dan hasil penghematan tersebut

dapat digunakan untuk menutupi kekurangan

anggaran akibat adanya pemotongan. Jadi kalau

ada kegiatan yang kiranya perlu dilakukan namun

anggaran terpotong, silahkan menggunakan

hasil penghematan tersebut, tutupnya.

Page 48: Buletin itjen vol 2 2017

45 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 45 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

Ny. Tommy dan Ny Cris Kuntadi

Pimpin Gerakan Tanam Seribu Pohon di Kampus STPI

Gerakan Menanam Seribu Pohon

dilak sa nak an di k ampus S ekolah

Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI),

Curug, Tangerang, Banten, K amis

(16/3/2017). Aksi menanam seribu

pohon ini dipimpin langsung pimpinan

puncak Dharma Wanita Persatuan,

Kementerian Perhubungan (Kemhub).

Gerakan penghijauan di kampus

penerbangan Curug itu dipelopori

oleh Dharma Wanita Persatuan BPSDM

Perhubungan. Gerak an menamam

seribu pohon itu dihadiri dan dipim-

pin langsung oleh Ny. Wahju Satrio

Utomo (Kepala BPSDM Perhubungan)

dan Ny.Cris Kuntadi (Irjen Kementerian

Per hubungan) dan N y. Nov yanto

Widadi (Ketua STPI).

Ikut hadir berpartisipasi dalam aksi

ini anggota Dharma Wanita Persatuan

BPSDM Perhubungan, terutama dari

Unit Pelaksana Teknis (UPT ) moda

tr anspor tasi udar a di I ndonesia.

Selain itu juga hadir Kepala Pusbang

SDM Perhubungan Udara M.Basuki

Mardiyanto,S.SiT, Ketua STPI Capt.

Novyanto Widadi, SIP, serta dosen dan

instruktur di kampus STPI Curug.

Dalam aksi peduli lingkungan

tersebut, juga melibatk an taruna-

taruni STPI dari berbagai program

studi (prodi) yang ada. Kebetulan, saat

ini belum ada kegiatan akademik di

kampus, sehingga para taruna bisa

dikerahkan untuk aksi penanaman

seribu pohon tersebut.

Page 49: Buletin itjen vol 2 2017

46 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 46 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

D

Radar

Dharma Wanita Inspektorat Jenderal Raih Juara 1 Lomba Hias Tumpeng Hari Kartini

harma Wanita Inspektorat Jenderal

Kementerian Perhubungan berhasil

meraih Juara 1 lomba menghias

tumpeng dalam peringatan Hari

Kartini yang digelar pada 27 April 2017 lalu.

Hadiah diserahkan langsung oleh Ibu Endang

Budi Karya Sumadi.

Dalam rangk a per ingatan Har i K ar tini

itu, Dharma Wanita Persatuan Kementerian

Perhubungan menyelenggarakan kegiatan Pasar

Murah, lomba mengias tumpeng serta kreasi

makanan (kue) non beras dan terigu.

Kegiatan yang mengusung tema ”Dengan

S emanga tK ar tini K ita S elama tk an Bumi

Untuk Kemajuan Generasi” ini dilaksanakan

di ruang Mataram Kantor Pusat Kementerian

Perhubungan dan dibuka oleh Ibu Endang Budi

Karya Sumadi.

Kegiatan lomba diikuti oleh per wakilan

masing-masing unit kerja, Dharma Wanita

P ersa tuan d i l ingk ungan Kemen t er ian

Perhubungan dan perwakilan Dharma Wanita

Persatuan BUMN di lingkungan Kementerian

Perhubungan.

Page 50: Buletin itjen vol 2 2017

47 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 47 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

Kriteria penilaian lomba menghias

tumpeng adalah meliputi: Kebersihan,

kerapian selama proses perlombaan;

Cita R asa; Kesesuaian/kecocok an

menu; Keragaman penggunaan bahan

pangan yang digunakan; Penyajian;

Tampilan; Kesesuaian menu dengan

bugget; dan Kesesuaian menu dengan

tema.

Sebagai peraih Juara 1, Dharma

Wanita Persatuan Itjen berhak meraih

hadiah uang tunai sebesar Rp1,5 juta.

Sedangkan hadiah untuk Juara 2 yang

diraih oleh Ditjen Perhubungan Laut

Rp1 juta. Ditjen Perkeretaapian yang

meraih Juara 3 mendapat hadian

Rp750 ribu.

Selain kegiatan lomba tersebut

Ibu Endang Budi Karya Sumadi juga

meresmikan ruang penitipan anak (day

care room) di lantai dasar Gedung Cipta

Kementerian Perhubungan. (tim)

Page 51: Buletin itjen vol 2 2017

48 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 48 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

O

Hukum & Konsultasi

Mengetahui Lebih Jauh Tentang

Operasi Tangkap Tangan

oleh: Gilang hasya hanugama, sh, mh

Apa yang terbayang bila

mendengar kalimat Operasi

Tangkap Tangan (OTT)? Ngeri

atau menakutkankah? Istilah ini

sempat membahana saat terjadi

di lingkungan Kementerian

Perhubungan (Kemhub) Oktober

2016 lalu. Lalu apakah yang

dimaksud OTT?

TT terdapat pada Pengaturan tentang

tangkap tangan. Bisa kita lihat pada

Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP).

Dalam Pasal 1 butir 19 KUHAP, tertangkap

tangan adalah tertangkapnya seorang pada

waktu tertentu diantaranya, sedang melakukan

tindak pidana; dengan segera sesudah beberapa

saat tindak pidana itu dilakukan; sesaat kemudian

diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang

yang melakukannya; atau

apabila sesaat kemudian padanya ditemukan

benda yang diduga keras telah dipergunakan

untuk melakukan tindak pidana itu.

Hal itu yang menunjukkan bahwa ia adalah

pelakunya atau turut melakukan atau membantu

melakukan tindak pidana tersebut.

Jika dilihat dari kronologis OTT di Kemhub,

semua unsur pada Pasal 1 angka 19 KUHAP sudah

memenuhi definisi sebagai tertangkap tangan.

S elanjutn y a ancaman huk uman dar i

perbuatan pungli tersebut, yaitu Ketiga tersangka

dijerat dengan Pasal berlapis yaitu Pasal 55 ayat

(1) ke-1 KUHP dan/atau UU Nomor 20 Tahun

2001 tentang perubahan atas UU Nomor 31

Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak

pidana korupsi

Pasal-pasal dimaksud adalah Pasal 5 ayat (1)

huruf a dan b, Pasal 5 ayat (2) dan/atau

Pasal 11 dan/atau Pasal 12 huruf a dan b dan/

atau Pasal 13.

S e te l a h m e n g e t a h u i Pa s a l - Pa s a l y a n g

dituduhkan kepada para tersangka, mari kita

lihat masing-masing ancaman pidana dalam

Pasal-Pasal tersebut.

Pasal 5 ayat (1) huruf a dan b UU Nomor

20 Tahun 2001 menyatakan setiap orang yang

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara

dengan maksud supaya pegawai negeri atau

penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

ber tentangan dengan kewajibannya atau

memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau

penyelenggara negara karena atau berhubungan

dengan sesuatu yang bertentangan dengan

kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam

jabatannya Dipidana dengan pidana penjara

paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama

5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling

sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

dan paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus

lima puluh juta rupiah)

Dalam Pasal 5 ayat (2) UU Nomor 20 Tahun

2001 menyebutk an Bagi pegaw ai neger i

atau penyelenggara negara yang menerima

pemberian atau janji sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) huruf a atau huruf b, dipidana

dengan pidana y ang sama sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1).

P a s a l 1 1 U U No m o r 2 0 Tah u n 20 0 1

menyatakan Setiap orang yang melakukan

tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 418 Kitab Undang-undang Hukum Pidana,

Page 52: Buletin itjen vol 2 2017

49 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 49 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

dipidana dengan pidana penjara paling singkat

1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun

dan denda paling sedikit Rp 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak

250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

Pasal 418 Kitab Undang-undang Hukum

Pidana menyebutkan Seorang pejabat yang

menerima hadiah atau janji padahal diketahui

atau sepatutnya harus diduganya, bahwa

hadiah atau janji itu diberikan karena kekuasaan

atau kewenangan yang berhubungan dengan

jabatannya, atau yang menurut pikiran orang

yang memberi hadiah atau janji itu ada hubungan

dengan jabatannya.

Pasal 12 UU Nomor 20Tahun 2001 Setiap orang

yang melakukan tindak pidana sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 419, Pasal 420, Pasal 423,

Pasal 425, atau Pasal 435 Kitab Undang-undang

Hukum Pidana, dipidana dengan pidana penjara

seumur hidup atau pidana penjara paling singkat

4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)

tahun dan denda paling sedikit Rp200.000.000,00

(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak

1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

Pasal 419 KUHP menyatakan seorang pejabat

yang menerima hadiah atau janji, padahal

diketahuinya bahwa hadiah atau janji itu diberikan

untuk menggerakkannya supaya melakukan

atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya,

yang bertentangan dengan kewajibannya dan

seorang yang menerima hadiah mengetahui

bahwa hadiah itu diberikan sebagai akibat atau

oleh karena si penerima telah melakukan atau

tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya.

pasal 423 S e o r a n g p e j ab a t d e n g a n m ak s u d

menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara

melawan hukum, dengan menyalahgunakan

kekuasaannya, memaksa seseorang untuk

memberikan sesuatu, untuk membayar atau

menerima pembayaran dengan potongan, atau

untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,

diancam dengan pidana penjara paling lama

enam tahun.

Pasal 425, Diancam k arena melakuk an

pemerasan dengan pidana penjara, seorang

pejabat:

yang pada waktu menjalankan tugas, meminta,

menerima, atau memotong pembayaran; seolah-

olah berhutang kepadanya, kepada pejabat lainnya

atau kepada kas umum, padahal diketahuinya

bahwa tidak demikian adanya;

yang pada waktu menjalank an tugas,

meminta atau menerima pekerjaan orang atau

penyerahan barang seolah-olah merupakan

hutang kepada dirinya, padahal diketahuinya

bahwa tidak demikian halnya;

yang pada waktu menjalank an tugas,

seolah-olah sesuai dengan aturan-aturan yang

bersangkutan telah menggunakan tanah negara

yang di atasnya ada hak-hak pakai Indonesia,

dengan merugik an yang ber hak padahal

diketahuinya bahwa itu bertentangan dengan

peraturan tersebut.

Pasal 435 Seorang pejabat yang dengan

langsung maupun tidak langsung sengaja turut

serta dalam pemborongan, penyerahan atau

persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan,

untuk seluruh atau sebagian, dia ditugaskan

mengurus atau mengawasinya, diancam dengan

pidana.

Pasal 13 UU Nomor 20 Tahun 2001 Setiap

orang yang memberi hadiah atau janji kepada

pegawai negeri dengan mengingat kekuasaan

atau wewenang yang melekat pada jabatan

atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah

atau janji dianggap melekat pada jabatan atau

kedudukan tersebut, dipidana dengan pidana

penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau

denda paling banyak 150.000.000,00 (seratus

lima puluh juta rupiah).

S esuai dengan per n y a taan M en t er i

Pe r h u bu ng an b ahwa m om en i n i se ba ga i

pengingat kepada seluruh jajaran Kementerian

Perhubungan untuk segera menghentik an

praktik KKN di semua tingkatan dan menjadikan

ini momentum introspeksi agar institusi ini

benar-benar menjalankan tugas sebagai pelayan

publik yang berintegritras.

Sumber: www.dephub.go.id, www.detik.com

www.hukumonline.com,

Page 53: Buletin itjen vol 2 2017

S

Profil

Wahju Satrio Utomo

Pimpin Inspektorat Jenderal

Menteri Perhubungan Budi Karya

Sumadi melantik sejumlah pejabat

eselon I hingga IV Kementerian

Perhubungan di Jakarta, Kamis pagi

ini, 20 April 2017.

alah satu pejabat eselon I yang dilantik

adalah Wahju Satrio Utomo. Ia dilantik

menjadi Inspektur Jenderal Kementerian

Per hubungan menggan t ik an C r is

Kuntadi.

Sebelumnya Wahju Satrio Utomo menjabat

sebagai Kepala Badan Sumber Daya Manusia

(BPSDM) Perhubungan. Sedangkan Cris Kuntadi

menempati posisi baru sebagai Staf Ahli Menteri

Perhubungan Bidang Logistik, Multimoda, dan

Keselamatan Perhubungan.

Wahju Satrio Utomo merupakan pejabat

Kementerian Perhubungan yang meniti karirnya

dari level paling bawah. Priaw yang lahir di

Magelang pada 6 September tahun 1959 ini

pernah menjabat di beberapa bidang seperti, PJS

Kasubag tahun 1986 dan Kasubag tahun 1988.

Kemudian alumni dari SMA Katolik, Ujung

Pandang pada tahun 1977 dan S1 di Universitas

Trisakti, Jakarata ini karirnya meningkat menjadi

Kabag Rancangan Perundang-Undangan tahun

1993, Kabag Hubungan Antar Lembaga tahun

1998, Kabag TU Pimpinan tahun 1999, dan Kabag

TU Departemen tahun 2002.

50 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Page 54: Buletin itjen vol 2 2017

Karir Tommy, panggilan akrabnya, terus

meroket. Pria jebolan S2 Universitas Indonesia

(UI) tahun 2000 ini diangkat menjadi Kepala Biro

Umum dan Humas tahun 2002 dan Kepala Biro

Kepegawaian dan Organisasi tahun 2004.

Kemudian pada tahun 2007, ia berpindah

tugas menjadi Sekretaris Badan Diklat dan

berpindah lagi menjadi Sekretaris Badan

PSDM Perhubungan pada tahun 2010.

Sebelum menjadi Kepala Badan

PSDM P er hubungan , Tomm y

semp a t b e r tu gas men jad i

Staf Ahli Bidang Hukum dan

R e f or masi P er hubungan

pada tahun 2014. Jabatan

Kepala Badan PSDM ia jalani

hingga ditunjuk oleh Menteri

Perhubungan Budi Kar ya

Sumadi menjadi Inspektur

Jenderal menggantikan Cris

Kuntadi yang pelantikannya

dilakukan pada 20 April 2017 lalu.

S e b a g a i p e j a b at k a r i r d i K e m e nte r i a n

Perhubungan, sederet penghargaan pernah

diraihnya. Ia pernah menerima Satya Lancana

Pembangunan pada tahun 2007, Satya Lancana

Wirakarya pada tahun 2004, Satya Lancana Karya

Satya 20 Tahun pada 2004, dan Satya Lancana

Karya Satya 10 Tahun pada tahun 1998.

Adapun posisi yang ditinggalkan

oleh Wahju Satrio Utomo di Badan

PSDM Perhubungan diisi oleh

Djoko Sasono. Djoko sendiri

sebelumnya pernah menjabat

sebagai Direktur Jenderal

P e r h u b u n g a n D a r a t

dan Staf Ahli M enter i

Pe r hu b un g an B id an g

Log istik , M ultimoda,

dan Keselamatan Per-

hubungan yang kini diisi

oleh Cris Kuntadi. (tim)

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 51

Page 55: Buletin itjen vol 2 2017

52 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

U

Resensi

Pakai Email Berarti Selamatkan Bumi

seiring dengan

perubahan iklim

dunia serta

pemanasan global,

penyampaian

informasi kini bisa

dilakukan dengan

beragam cara.

selain melalui

media massa,

setiap orang dapat

berkomunikasi

melalui media

sosialnya, seperti

facebook,

Whatsapp, twitter,

line, dan email.

n tuk lembaga or ganisasi seper ti k alangan

pemerintahan dan perusahaan swasta, komunikasi

yang bersifat resmi serta rahasia yang berupa

dok umen atau surat-surat kerja sama dapat

dilakukan melalui elektronik mail (email).

Dalam 10 tahun belakangan sampai dengan saat ini,

penggunaan email merupakan media yang paling sering

digunakan. Pasalnya, setiap orang atau organisasi dapat

langsung menerima dokumen dari segala penjuru dunia meski

harus berpergian dan di tengah kesibukan yang padat.

Penggunaan email sebagai alat komunik asi antara

departemen atau instansi baik untuk eksternal maupun

Page 56: Buletin itjen vol 2 2017

internal dapat membuat sitem kinerja lebih

efisien dan efektif, sebab bisa dilakukan di

mana saja, kapan saja, serta tidak terbatas pada

jam kerja.

Tak hanya itu saja, penggunaan email

juga sangat penting bagi kelangsungan

hidup manusia. Selain membantu kelancaran

komunik asi , menggunak an email ik ut

membantu melestarikan lingkungan sehingga

bisa menyelamatkan bumi.

Dokumen atau surat-surat erat kaitannya

dengan ker tas , namun tanpa disadar i

penggunaan ker tas ber lebihan dapa t

mengurangi area hutan (deforestasi). Sebagai

contoh, untuk 15 rim kertas menghabiskan satu

pohon. Maka bisa dibayangkan jika dalam satu

hari ada jutaan lembar kertas yang terbuang

percuma, artinya ada ribuan pohon hutan yang

ditebang.

S aa t ini lay anan email buk an hany a

berbentuk komunikasi teks saja, namun juga

sanggup mengirimkan konten multimedia

berupa puluhan ribu foto dan video sampai

dengan mengirim software.

Untuk surat menyurat yang tidak terlalu

penting dan tidak perlu bukti fisik termasuk

undangan diskusi atau seminar akan lebih

efektif jika menggunakan email. Bahkan, untuk

dokumen atau laporan bulanan juga tidak mesti

harus selalu diprint, cukup dibuatkan dalam

bentuk digital atau soft copy yang selanjutnya

dikirimkan via email.

Ter hadap per kembangan email dan

teknologi informasi ini, pemerintah melalui

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010

tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

2010-2025, telah menindaklanjuti dengan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-

2014 sebagai salah satu program percepatan

reformasi birokrasi di bidang tata laksana

adalah pengembangan sistem elektronik

pemerintah (e-Government).

Hingga saat ini seluruh instansi pemerintah

sudah memanfaatkan layanan email sebagai

pendukung dalam melaksanakan tugas dan

fungsi. Tapi masih banyak ditemukan pegawai

yang menggunakan email non pemerintah

sebagai alat komunikasi persuratan elektronik

dalam kegiatan kedinasan.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) telah

mengeluarkan Surat Edaran Menteri PAN-RB

Nomor 06 Tahun 2013 tertanggal 27 Mei 2013

tentang Penggunaan Alamat Email Resmi

Pemerintah Pada Instansi Pemerintah, yang

intinya seluruh PNS dalam melakukan urusan

kedinasan harus menggunakan alamat email

resmi pemerintah dan diharapkan seluruh

instansi pemerintah telah menggunak an

alamat email resmi sebagai alat komunikasi

dalam kegiatan kedinasan dengan alamat .go.

id. (tim)

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 53

Page 57: Buletin itjen vol 2 2017

54 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

B

Resensi

Blackberry Passport: Bukan Sekedar Gadget Biasa

lack ber r y hadir kembali dengan

salah satu gadget unik dan eksklusif:

Blackberry Passport.

Memilik i desain seukuran buku

paspor, Blackberry Passport hadir sebagai salah

satu produk unggulan Blackberry yang oleh

banyak pihak diklaim telah kalah bersaing pasca

era Android dan iOS. Namun faktanya, produsen

asal Kanada ini tak berhenti berinovasi demi

menembus pasar.

Blackberry Passport hadir dengan beragam

pilihan warna, yakni hitam, putih, dan merah.

Dimensi 128 x 90,3 x 9,3 mm dan berat 196

gram ini memang terlihat cukup tebal dan berat

untuk ukuran sebuah ponsel pintar. Namun di

balik sosoknya itu, rupanya Blackberry Passport

menyimpan performa dan kualitas yang tak

boleh dipandang sebelah mata.

Mulai dari segi tampilan. Gadget yang

satu ini dilapisi gorilla glass 3 agar layat full

HD yang dimilik inya tak mudah tergores.

Desain eksklusif terlihat lewat tombol qwerty

sekaligus layar touch screen yang memudahkan

pengguna untuk menggunakan dua opsi saat

mengoperasikan gadget tersebut.

Spesifikasi istimewa yang dimiliki Blackberry

Passport lainnya adalah Blackberry OS 10.3

yang saat ini sudah bisa diup grade ke v10.3.1

sehingga memungk ink an para pengguna

menginstal beragam jenis aplikasi android.

Blackberry Passport juga memiliki dapur pacu

berkualitas tinggi, yaitu Qualcomm MSM8974AA

Snapdragon 801 yang bersanding dengan

CPUQuad-core yang memiliki clock speed 2.26

GHz Krait 400. Selain itu, Blackberry Passport

memiliki RAM 3 GB dan GPU Adreno 330 y20p.

ang mampu menunjang kerja grafis dari ponsel

ini.

Tak kalah menarik, Blackberr y Passpor t

memiliki baterai non-removable Li-ion 3450 mAh

yang diklaim mampu bertahan 14 jam waktu

bicara dan 14, 5 hari waktu siaga penggunaan

GSM. Ponsel ini juga dilengkapi kamera 13 MP

dengan lensa f 2.0, 5x digital zoom, LED flash

dan mampu merekam video full HD 1080p.

Sementara kamera depan berukuran 2 MP yang

dilengkapi 3x digital zoom dan mampu merekam

video HD 720p.

Soal akses internet, Blackberry Passport

didukung dengan akses internet berkecepatan

4G LTE dan 3G HSPA+ berkecepatan 42 Mbps.

Ponsel ini juga dibekali dengan NFC media

transfer selain bluetooth v4.0 dan Wi-Fi direct.

Blackberry Passport dibanderol dengan harga

kisaran Rp8 jutaan. (tim)

Page 58: Buletin itjen vol 2 2017

M

Kembalinya Para Pelindung Ruang Angkasa

asih berlatar lagu-lagu hits

era 1970an, Guardians of

the Galaxy 2 menuturk an

sepak terjang para pelindung

ruang angkasa menyusuri garis keluarga

Peter Quill.

Star Lord alias Peter Quill (Chris Pratt)

telah kembali! Bersama teman-teman

seperjuangannya; Gamora (Zoe Saldana),

Drax (Dave Bautista), Rocket R acoon

(Bradley Cooper), dan tak ketinggalan,

Groot (Vin Diesel), si makhluk pohon yang

telah menyusut, mereka siap menghadapi

petualangan baru.

Ketika pertama kali diumumkan akan

rilis tahun 2017, Guardians of the Galaxy

2 langsung menuai berbagai respon. Tak

sedikit media atau situs hiburan memprediksi

alur cerita, tokoh-tokoh baru yang akan hadir

sebagai bintang tamu atau cameo, hingga

lagu-lagu retro mana lagi yang akan dipilih

sang sturadara, James Gunn, untuk mewarnai

perjalanan Peter Quill kali ini.

Sekedar menyegarkan ingatan, Guardians

of the Galaxy (2014) memang menghadirkan

lagu-lagu hits era 1960an-1970an yang

dirangkum dalam walkman milik Peter Quill

Judul Film : Guardians of the Galaxy 2

Jenis Film : Action/Fantasi

Sutradara : James Gunn

Penulis : James Gunn

Pemain : Chris Pratt, Zoe Saldana,

Dave Bautista, Bradley Cooper,

Vin Diesel

Produser : Kevin Feige

Produksi : Walt Disney Pictures

Durasi : 137 menit

yang tak pernah lepas darinya. Lagu-lagu itu

kerap ia putar agar senantiasa mendekatkan

dirinya kepada kehidupan bumi, tempat sang

ibu berasal. Walt Disney Pictures kemudian

merilis album berisi lagu-lagu tersebut bertajuk

Awesome Mix Vol. 1 ke pasaran dan berhasil

masuk ke tangga lagu Billboard. Beberapa

lagu yang populer kala itu antara lain; Hooked

on Feeling (Blue Swede), Cherry Bomb ( The

Runaways), I Want You Back (The Jackson 5), Ooh

Child (The Five Stairsteps), dan Come and Get

Your Love (Redbone). Dalam Guardians of the

Galaxy 2, plot akan berkutat pada perjalanan

Peter Quill menyingkap rahasia mengenai ayah

k andungnya. Sosok sang ayah yang nyaris

menyerupai mitos tersebut membawanya dan 4

guardian lainnya menuju sisi terjauh dari kosmos.

Berbagai rahasia akan terungkap, bahkan musuh

lama akan berubah menjadi kawan baru.

Guardians of the G alax y 2 juga ak an

menghadirkan sederetan karakter komik yang

tak asing lagi bagi pecinta jagad Marvel, serta

aktor papan atas, seperti Sylvester Stallone dan

Kurt Russell. Penasaran bagaimana sepak terjang

para pelindung ruang angkasa kali ini? Guardians

of the Galaxy 2 rilis di Indonesia tanggal 26 April

2017 dan Amerika Serikat 5 Mei 2017. (tim)

transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l 55

Page 59: Buletin itjen vol 2 2017

56 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 56 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

Opini

LIKUIDASI

Dalam TinjauanEntitas Akuntansi (bagian I) oleh: masrori, se, m.si, Ca

Sebelum membahas hal di bawah

ini, beberapa pengertian yang

perlu diketahui:

“Entitas akuntansi adalah

unit pemerintahan pengguna

anggaran/pengguna barang

dan oleh karenanya wajib

menyelenggarakan akuntansi

dan menyusun laporan keuangan

untuk digabungkan pada entitas

pelaporan”.

Contoh entitas akuntansi di pemerintah

pusat adalah satuan kerja/satker.

Sedangkan “entitas pelaporan merupakan

unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau

lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan

per a tu r an perundang-undangan w aj ib

menyampaikan laporan pertanggungjawaban

berupa laporan keuangan”.

Di pemerintah pusat, kementerian/lembaga

termasuk contoh entitas pelaporan.

Sejak pemberlakuan Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Perhubungan, terjadi perubahan organisasi

(restrukturisasi) di lingkungan Kementerian

Perhubungan. Restrukturisasi tersebut untuk

menyelaraskan program pada satuan kerja/

Unit Pelaksana Teknis (UPT ) di lingkungan

Kementerian Perhubungan dengan program

yang diemban oleh unit eselon I terkait.

Perubahan organisasi ini berdampak pada

perubahan entitas akuntansi baik yang bersifat

penggabungan maupun pemecahan ataupun

lainnya yang berpengaruh pada pelaporan

keuangan pada masing-masing entitas akuntansi

yang mengalami perubahan. Hal ini perlu

penyelesaian baik pada tataran administratif

kelembagaan maupun operasional penyajian

laporan keuangan.

“Lik uidasi ”.. . . .. . , begitulah istilah yang

dipakai terhadap penyelesaian seluruh aset

dan kewajiban sebagai akibat berakhirnya

kementerian negara/lembaga/satuan kerja,

sebagaimana tertuang dalam PP 45 Tahun 2013

tentang Tata Cara Pelaksanaan APBN.

Berdasarkan PMK Nomor 272/PMK.05/2014

tentang Pelaksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi

dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/

Lembaga, likuidasi diartikan sebagai “tindakan

penyelesaian seluruh aset dan kewajiban

sebagai akibat pengakhiran/pembubaran entitas

akuntansi dan/atau entitas pelaporan pada

kementerian negara/lembaga”.

Selanjutnya dalam PP Nomor 71 Tahun

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,

likuidasi diatur dalam Pernyataan Standar

Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan

Kebijak an Ak untansi, Perubahan Estimasi

Akuntansi, dan Operasi Yang Tidak Dilanjutkan.

Dalam PP tersebut, dijelaskan bahwa jika suatu

misi atau tupoksi suatu entitas pemerintah

dihapuskan oleh peraturan, maka suatu operasi,

kegiatan, program, proyek, atau kantor terkait

tugas pokok tersebut dihentikan.

Definisi operasi yang tidak dilanjutkan adalah

penghentian suatu misi atau tupoksi tertentu

yang berakibat pelepasan atau penghentian

suatu fungsi, program, atau kegiatan, sehingga

aset, kewajiban, dan operasi dapat dihentikan

tanpa mengganggu fungsi, program, atau

kegiatan yang lain.

syarat dilakukannya likuidasi 1)

Lik uidasi dilak uk an t er hadap en titas

akuntansi dan entitas pelaporan yang mengalami

Page 60: Buletin itjen vol 2 2017

57 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 57 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

kondisi-kondisi berikut ini:

1. Tidak lagi beroperasi disebabkan misi, fungsi,

program, kegiatan, dan/atau tugas telah

berakhir.

2. Perubahan identitas entitas akuntansi atau

entitas pelaporan yang disebabkan karena:

a. Penggabungan entitas akuntansi atau

entitas pelaporan.

b. Pemecahan entitas akuntansi atau entitas

pelaporan.

3. Tidak mendapat alokasi anggaran pada

tahun anggaran berikutnya.

4. Tidak lagi beroperasi karena sebab-sebab

lain, contohnya perubahan menjadi Badan

Layanan Umum atau Badan Usaha Milik

Negara dan sebaliknya.

5. Perubahan status Unit Badan Lainnya (UBL)

satker menjadi UBL bagian satker atau UBL

bukan satker.

Yang dimaksud identitas entitas akuntansi

adalah atribut yang menjadi tanda suatu entitas

akuntansi dan dapat menjadi pembeda antara

entitas akuntansi yang satu dengan yang lainnya

berupa serangkaian kode bagian anggaran, kode

eselon I, dan kode satuan kerja.

Sedangk an identitas entitas pelaporan

merupakan kode bagian anggaran yang menjadi

pembeda antara entitas pelaporan yang satu

dengan yang lainnya.

tahapan likuidasi

Tahapan dalam likuidasi baik pada entitas

akuntansi maupun entitas pelaporan pada

kementer ian/lembaga meliputi kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

i. penetapan penanggung jawab proses

likuidasi

Penanggung jawab proses likuidasi entitas

akuntansi adalah pemimpin ekuitas akuntansi

yang secara struktural membawahi entitas

akuntansi yang dilikuidasi.

Penanggung jawab proses likuidasi memiliki

tugas sebagai berikut:

1. Memastikan pemimpin entitas akuntansi yang

dilikuidasi menyusun dan menyampaikan

laporan keuangan penutup tepat waktu;

2. Memastikan pemimpin ekuitas akuntansi

yang dilikuidasi melakukan koreksi atas

laporan keuangan penutup sesuai dengan

rekomendasi BPK;

3. Menetapkan ekuitas akuntansi yang ditunjuk

untuk menerima sisa pagu DIPA, aset, dan

kewajiban dari entitas akuntansi yang

dilikuidasi;

4. Memproses dan menerima sisa pagu DIPA

entitas akuntansi yang dilikuidasi dalam hal

entitas akuntansi penanggung jawab proses

likuidasi juga ditetapkan sebagai entitas

akuntansi yang ditunjuk;

5. Menyelesaik an saldo k as, piutang, dan

kewajiban pada laporan keuangan penutup

bersama-sama dengan pemimpin ekuitas

akuntansi yang dilikuidasi;

6. M enyelesaik an saldo BMN pada LBKP

Penutup, bersama-sama dengan KPB entitas

akuntansi yang dilikuidasi;

7. Menerima dan mencatat saldo aset dan

kewajiban entitas akuntansi yang dilikuidasi

dalam laporan keuangannya dalam hal

entitas penanggung jawab proses likuidasi

juga ditetapkan sebagai entitas akuntansi

yang ditunjuk;

8. M e n yu s u n , me n a n d a t a n g a n i , d a n

menyampaikan laporan keuangan likuidasi;

9. Melakukan koreksi atas laporan keuangan

likuidasi sesuai dengan rekomendasi BPK.

Penanggung jawab proses likuidasi juga

dapat menunjuk pejabat penanggung jawab

likuidasi atau membentuk Tim Likuidasi untuk

melaksanakan tugas di atas yang ditetapkan

dalam Surat Penetapan Pejabat Penanggung

Jawab Likuidasi, disampaikan kepada:

l Pejabat Penanggung Jawab Likuidasi; l Pemimpin Entitas Akuntansi yang dilikuidasi; l Pemimpin Entitas Akuntansi yang Ditunjuk; l Kepala KPPN mitra kerja Entitas Akuntansi

yang dilikuidasi;

l Kepala KPPN mitra kerja Entitas Akuntansi yang ditunjuk;

l Kepala KPKNL mitra kerja Entitas Akuntansi yang dilikuidasi; dan

l Kepala KPKNL mitra kerja Entitas Akuntansi yang ditunjuk.

P enanggung ja w ab pr oses l ik uidasi

berkoordinasi dengan APIP untuk memastikan

bahwa tahapan likuidasi dilaksanakan sesuai

dengan keyentuan yang berlaku.

ii. penyelesaian hak dan kewajiban sebelum

laporan keuangan penutup2) Penyelesaian hak dan kewajiban sebelum

laporan keuangan penutup adalah penyelesaian

atas transaksi-transaksi terakhir oleh entitas

Page 61: Buletin itjen vol 2 2017

58 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 58 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

Tanggal Uraian Debet Kredit

Utang kepada KUN xx Pendapatan LRA xx

Tanggal Uraian Debet Kredit

Uang Muka dari KUN xx Kas di Bendahara

Pengeluaran xx

akuntansi yang dilikuidasi entitas akuntansi di

bawah entitas pelaporan yang dilikuidasi yang

meliputi:

1. Saldo Uang Persediaan dan/atau Tambahan

Uang Persediaan;

2. Saldo kas pada Bendahara Penerimaan dan/

atau Bendahara Pengeluaran selain saldo

Uang Persediaan dan/atau Tambahan Uang

Persediaan dan saldo kas yang berasal dari

pendapatan hibah;

3. Pembayaran gaji induk bulan berikutnya.

Penyelesaian atas transaksi-transaksi di atas

antara lain:

1. K as di B endahara Pengeluaran adalah

kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah

tanggung jawab Bendahara Pengeluaran

yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum

dipertanggungjawabkan atau disetorkan

kembali ke Kas Negara per tanggal neraca.

Kas di Bendahara Pengeluaran mencakup

seluruh sa ldo r ekening bendahar a

pengeluaran, uang logam, uang kertas, dan

lain-¬lain kas (termasuk bukti pengeluaran

yang belum dipertanggungjawabkan) yang

sumbernya berasal dari UP/TUP) yang belum

dipertanggungjawabkan atau belum disetor

kembali ke Kas Negara per tanggal neraca;

2. Pen y elesaian saldo uang persediaan

dan/a tau tambahan uang persediaan

dilaksanakan dengan berpedoman pada

peraturan perundang-undangan mengenai

tata cara pelaksanaan APBN, yaitu disetorkan

ke kas negara menggunakan formulir Surat

Setoran Bukan Pajak (SSBP) dengan kode

akun 815111 (Pengembalian UP);

3. Atas penyelesaian saldo uang persediaan

dan/atau tambahan uang persediaan,

entitas akuntansi yang dilikuidasi selanjutnya

menghapus saldo uang persediaan dan/

atau tambahan uang persediaan dari Neraca

dengan cara menjurnal balik penerimaan

uang persediaan hanya di jurnal akrual. Jika

mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 270 tahun 2014 tentang Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis

Akrual pada Pemerintah Pusat, maka dijurnal:

Jurnal Akrual:

4. K as di B endahar a P ener imaan y ang

mencak up seluruh k as, baik itu saldo

rekening di bank maupun saldo uang tunai,

yang berada dibawah tanggung jawab

bendahara penerimaan yang sumbernya

berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan

(Penerimaan Negara Bukan Pajak). Saldo

kas inimencerminkan saldo yang berasal

dari pungutan yang sudah diterima oleh

bendahara penerimaan selaku wajib pungut

yang belum disetorkan ke kas negara;

5. Penyelesaian saldo kas pada bendahara

p e n e r i ma a n d a n / a t a u b e n d a h a r a

pengeluar an selain uang persediaan

dan/a tau tambahan uang persediaan

dilaksanakan berpedoman pada peraturan

perundang-undangan mengenai tata cara

pelaksanaan APBN, yaitu disetork an ke

kas negara menggunakan formulir SSBP

untuk pendapatan PNBP, dan formulir Surat

Setoran Pajak (SSP) untuk penyetoran pajak

yang dipungut bendahara pengeluaran.

Jika kas di bendahara pengeluaran selain

uang persediaan adalah hak pegawai yang

belum dibayarkan yang berasal dari SP2D

LS B e nda hara, m ak a pe nyel esai anny a

dibayarkan kepada yang berhak;

6. Atas penyelesaian saldo kas pada bendahara

penerimaan entitas akuntansi yang dilikuidasi

selanjutnya menghapus saldo kas pada

bendahara penerimaan.

Jik a mengacu pada Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 270 tahun 2014, saldo kas

tersebut belum dicatat di Neraca, sehingga ketika

disetorkan ke kas negara maka dijurnal dengan

mendebet akun antar entitas dan mengkredit

pendapatan.

Jurnal Akrual:

Tanggal Uraian Debet Kredit

D iterima dari Entitas Lain xx Pendapatan-LO xx

Jurnal Kas:

S edangk an pembay aran hak pegaw ai

yang bersumber dari SP2D LS Bendahara tidak

dilakukan jurnal.

Page 62: Buletin itjen vol 2 2017

59 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 59 transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017 l

1. Penyelesaian pembayaran gaji induk bulan

berikutnya dilaksanakan dengan menyusun

dan mengajukan SPM Gaji Induk ke KPPN

mitra kerjanya.

2. Penyelesaian seluruh transaksi di atas

dilaksanakan paling lambat pada tanggal

penerbitan SP2D Gaji Induk bulan berikutnya.

iii. penyusunan laporan keuangan penutup

1. Entitas Akuntansi yang dilikuidasi harus

menyusun Laporan Keuangan Penutup

setelah terselesaikannya seluruh transaksi

terakhir;

2. Entitas Akuntansi yang dilikuidasi melakukan

rekonsiliasi dengan KPPN dalam rangka

penyusunan Laporan Keuangan Penutup;

3. Apabila Likuidasi Entitas Akuntansi dilakukan

pada ak hir tahun anggar an, Lapor an

Keuangan Penutup disusun sama dengan

Laporan Keuangan Tahunan;

4. Laporan Keuangan Penutup terdiri atas:

a. LRA; Tidak boleh mengalami perubahan

setelah dilakukan penutupan namun

dapat diubah dalam hal perubahan

tersebut terjadi sebagai ak ibat dari

pemindahan sisa pagu anggaran yang

belum terealisasi;

b. LO; Tidak boleh mengalami perubahan

setelah dilakukan penutupan;

c. LPE;

d. Ner aca P enutup; M enjadi dasar

penyelesaian aset dan kewajiban serta

penyusunan Neraca Likuidasi;

e. CaLK; Menyajikan informasi penting

terk ait Likuidasi Entitas Akuntansi,

yang antara lain meliputi dasar hukum

pelaksanaan likuidasi dan rencana tindak

lanjut penyelesaian aset dan kewajiban.

5. Laporan Keuangan Penutup yang disusun

oleh Entitas Akuntansi yang dilikuidasi

dilampiri dengan:

a. LBKP Penutup yang telah direkonsiliasi

dengan KPKNL;

LBKP/LBP Penutup disusun dengan

menggunakan Identitas Entitas Akuntansi

yang dilikuidasi dan ditandatangani

oleh KPB/PB Entitas Akuntansi yang

dilikuidasi;

b. Catatan Ringkas Barang.

6. Setelah Laporan Keuangan Penutup disusun,

seluruh transaksi yang berdampak pada

perubahan saldo dalam LRA dan/atau LO

selain akibat pemindahan sisa pagu anggaran

yang belum terealisasi, diselesaikan dengan

menggunakan Identitas Entitas Akuntansi

Yang Ditunjuk dan dibukukan oleh Entitas

Akuntansi Yang Ditunjuk;

7. Laporan Keuangan Penutup sebagaimana

disusun dengan menggunakan Identitas

Entitas Akuntansi yang dilikuidasi dan

ditandatangani oleh pemimpin Entitas

Akuntansi yang dilikuidasi;

8. Entitas Akuntansi yang dilikuidasi menyam-

paikan Laporan Keuangan Penutup setelah

dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN kepada:

a. Penanggung Jawab Proses Likuidasi dan/

atau Pejabat;

b. Penanggung Jawab Likuidasi;

c. Pemimpin En titas A k un tansi Yang

Ditunjuk;

d. Kepala KPPN mitra kerja;

e. Kepala KPKNL mitra kerja;dan

f. Badan Pemeriksa Keuangan.

9. Penyampaian Laporan Keuangan Penutup

dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh) hari

kerja sejak penyelesaian transaksi terakhir ;

10. Selain menyusun laporan keuangan dan

laporan barang, Entitas Akuntansi yang

dilikuidasi harus menyusun Laporan Kinerja.

kesimpulan

Likuidasi adalah tindakan penyelesaian

seluruh aset dan kewajiban sebagai akibat

pengakhiran/pembubaran entitas akuntansi

dan/atau entitas pelaporan pada kementerian/

lembaga. Tahapan-tahapan dalam likuidasi

en titas ak un tansi dan en titas pelapor an

pada kementerian/lembaga dimulai dengan

penetapan penanggung jawab proses likuidasi.

Setelah ditetapkan, penanggung jawab proses

likuidasi ber tugas menyelesaik an hak dan

kewajiban sebelum laporan keuangan penutup.

Hak dan kewajiban dimaksud adalah transaksi-

transaksi terakhir yang meliputi saldo uang

persediaan dan/atau tambahan uang persediaan,

saldo kas pada bendahara penerimaan dan/

atau bendahara pengeluaran selain saldo

uang persediaan dan/atau tambahan uang

persediaan dan saldo kas yang berasal dari hibah,

dan pembayaran gaji induk bulan berikutnya.

Selanjutnya disusun laporan keuangan penutup

setelah terselesaik annya seluruh transaksi

terakhir.

Page 63: Buletin itjen vol 2 2017

60 l transparansi l Vol. 12 No. 4 Tahun 2017

Lensa

Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan

melaksanakan Serah Terima Jabatan Pejabat Eselon III

dan IV sekaligus mengadakan Silaturohim Keluarga

Besar Itjen Kemenhub. Irjen menyampaikan selamat

bergabung di Inspektorat Jenderal kepada pejabat

yang baru disematkan pin PIA sebagai mahkota

Itjen Kemenhub, diharapkan agar dapat membawa

warna perubahan di Itjen Kemenhub. Disampaikan

juga ucapan selamat kepada 9 Auditor Utama, selain

itu ada 29 Auditor sudah diikutkan Diklat Ketua Tim

dan 26 diantaranya sudah dinyatakan lulus.

Page 64: Buletin itjen vol 2 2017

STOP

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

tradisi amplop

harus mulai

JJAANNGGAANN GGUUNNAAKKAANN WWEEWWEENNAANNGG

UUNNTTUUKK BBEERRSSEENNAANNGG--SSEENNAANNGG!!

saluran pelaporan Gratifikasi Telp/fax : (021) 350 6669 , 385 7085

email : [email protected]

UPG : Kantor Pusat Kementerian Perhubungan Gedung Karya Lantai 19

Drop Box : Kantor Pusat Kementerian Perhubungan Gedung Karsa,

Gedung Cipta dan Gedung Karya Lantai I

Page 65: Buletin itjen vol 2 2017

tri matra Profesional - Integritas - Amanah

Inspektorat Jenderal harus bertindak secara profesional,

menjaga inteGritas dan mengemban amanah dalam menjamin

kualitas (quality assurance) dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan

yang baik (good governance) di lingkungan Kementerian Perhubungan

Peraturan Inspektur Jenderal Nomor SK.83/HK.206/ITJEN-2014