31
| 1 CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY : SEBUAH PRAKTEK COMMUNITY DEVELOPMENT ( Studi Kasus di PT. Badak NGL Bontang ) 1 Samiaji Pusat Inovasi Pelayanan Publik Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara Jl. Veteran 10, Jakarta 10110, Indonesia Phone. (021 3868201 ext 119 , E-mail: [email protected] Pendahuluan Setelah sekian tahun perjalanan implementasi kebijakan desentralisasi, persoalan-persoalan yang menyangkut isu-isu pembangunan masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah yang mendesak untuk segera diselesaikan. Kendati Indonesia ikut serta dalam kesepakatan global melaksanakan Millenium Development Goals (MDGs) untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dicanangkan PBB sejak 2000, namun dalam Human Development Report 2007 yang dikeluarkan oleh UNDP, menunjukkan bahwa kualitas manusia Indonesia belum menggembirakan. Dalam laporan tersebut, ternyata di kawasan Asia Tenggara peringkat Indonesia masih berada di bawah. Sementara secara global peringkat Indonesia berada pada ranking ke 110 (UNDP, 2007). 1 Tulisan ini merupakan bagian dari hasil kajian tentang Model Community Development di Daerah yang dilakukan oleh Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah Tahun 2010 dengan Tim Kajian : Adi Suryanto, Elly Fatimah, Suryanto, Abdul Muis, Kartika Retno Pertiwi, Muhammad Arjul, Meita Ahadiyati K, Samiaji, Sukamto, Endang Purwati, Zainuna dan Revianeza Aziz

Samiaji corporate social responsibility

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pendahuluan Setelah sekian tahun perjalanan implementasi kebijakan desentralisasi, persoalan-persoalan yang menyangkut isu-isu pembangunan masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah yang mendesak untuk segera diselesaikan. Kendati Indonesia ikut serta dalam kesepakatan global melaksanakan Millenium Development Goals (MDGs) untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dicanangkan PBB sejak 2000, namun dalam Human Development Report 2007 yang dikeluarkan oleh UNDP, menunjukkan bahwa kualitas manusia Indonesia belum menggembirakan. Dalam laporan tersebut, ternyata di kawasan Asia Tenggara peringkat Indonesia masih berada di bawah. Sementara secara global peringkat Indonesia berada pada ranking ke 110 (UNDP, 2007

Citation preview

Page 1: Samiaji corporate social responsibility

| 1

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY : SEBUAH PRAKTEK COMMUNITY DEVELOPMENT

( Studi Kasus di PT. Badak NGL Bontang )1

Samiaji Pusat Inovasi Pelayanan Publik

Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara

Jl. Veteran 10, Jakarta 10110, Indonesia Phone. (021 3868201 ext 119 , E-mail: [email protected]

Pendahuluan

Setelah sekian tahun perjalanan implementasi kebijakan

desentralisasi, persoalan-persoalan yang menyangkut isu-isu pembangunan

masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah yang mendesak untuk segera

diselesaikan. Kendati Indonesia ikut serta dalam kesepakatan global

melaksanakan Millenium Development Goals (MDGs) untuk mengurangi

kemiskinan dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang

dicanangkan PBB sejak 2000, namun dalam Human Development Report

2007 yang dikeluarkan oleh UNDP, menunjukkan bahwa kualitas manusia

Indonesia belum menggembirakan. Dalam laporan tersebut, ternyata di

kawasan Asia Tenggara peringkat Indonesia masih berada di bawah.

Sementara secara global peringkat Indonesia berada pada ranking ke 110

(UNDP, 2007).

1 Tulisan ini merupakan bagian dari hasil kajian tentang Model Community Development di Daerah

yang dilakukan oleh Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah Tahun 2010 dengan Tim Kajian : Adi

Suryanto, Elly Fatimah, Suryanto, Abdul Muis, Kartika Retno Pertiwi, Muhammad Arjul, Meita Ahadiyati

K, Samiaji, Sukamto, Endang Purwati, Zainuna dan Revianeza Aziz

Page 2: Samiaji corporate social responsibility

2 |

Sejumlah data yang diterbitkan oleh berbagai instansi

mengindikasikan adanya persoalan serius dalam pembangunan masyarakat.

Di tahun 2007 Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal mencatat 11

kabupaten berada pada kategori sangat parah, 50 kabupaten sangat

tertinggal, 53 kabupaten tertinggal, 57 kabupaten agak tertinggal. Tahun

2009 Bappenas mencatat sebanyak 183 daerah tertinggal. Di samping itu

berdasarkan publikasi BPS tentang angka kemiskinan, dari tahun ke tahun

dapat dilihat bahwa jumlah daerah yang memiliki angka kemiskinan di atas

rata-rata nasional masih cukup banyak. Dari data BPS tersebut juga

diindikasikan bahwa kantong-kantong kemiskinan sebagian besar diisi oleh

masyarakat pedesaan. Namun menarik untuk digarisbawahi bahwa kondisi

kemiskinan juga dijumpai pada masyarakat perkotaan. Oleh karena itu

persoalannya bukan lagi hanya terletak pada lokasi, namun apakah

pembangunan telah benar-benar menyentuh upaya memperkuat kapasitas

kelompok-kelompok masyarakat, sampai pada level yang terkecil.

Kondisi tersebut terkait dengan persoalan-persoalan yang tidak

hanya berakar pada persoalan ekonomi, namun juga terkait kelemahan

pengembangan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur,

aksesibilitas, keuangan, lingkungan, dan sebagainya. Persoalan-persoalan

pembangunan tersebut tidak sedikit pula yang diakibatkan oleh ekses

negatif pembangunan yang tidak diharapkan. Karakteristik permasalahan

lokal yang bervariasi turut menambah kompleksitas permasalahan

pembangunan di Indonesia. Kondisi ini menyiratkan bahwa pembangunan

selama ini belum mampu menciptakan pembangunan yang berkelanjutan

dan inklusif, dalam artian menyentuh setiap elemen masyarakat dengan

berbagai problematika yang dihadapinya.

Page 3: Samiaji corporate social responsibility

| 3

Sejalan dengan semakin diterimanya strategi pembangunan melalui

konsep pembangunan yang berkelanjutan, upaya untuk memperkuat

kapasitas masyarakat baik secara individu maupun kelompok perlu

mendapat perhatian. Hal ini mendorong berbagai kalangan untuk

membangun kesadaran kritis masyarakat untuk menuju kemandirian

dengan memposisikan masyarakat sebagai subyek pembangunan. Untuk itu

konsep-konsep pembangunan atau yang sering diidentikkan sebagai

pembangunan berbasis masyarakat menjadi salah satu pilihan konsep

pembangunan masyarakat sampai pada level terkecil.

Community development (Comdev) banyak mendapat perhatian

sebagai konsep pembangunan utamanya karena ide partisipasi bersama

yang melekat di dalamnya. Community development dianggap sebagai proses

di mana upaya-upaya masyarakat disinergikan dengan upaya pemerintah

untuk meningkatkan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat,

mengintegrasikan kelompok-kelompok masyarakat tersebut dalam

kehidupan berbangsa dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk

berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Adapun sasarannya dapat menjangkau kelompok-kelompok terkecil.

Hal ini merupakan daya tarik lain dari penerapan konsep community

development dalam pembangunan. Secara umum dapat dikatakan bahwa

sasaran dari comdev adalah pembangunan kapasitas dan pengembangan

masyarakat guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam segenap

aspek pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat. Dengan

dukungan dari pemerintah daerah dan lembaga lain, program community

development dapat pula diarahkan untuk memberdayakan masyarakat

Page 4: Samiaji corporate social responsibility

4 |

dalam upaya mengatasi permasalahan-permasalahan lokal. Frank and Smith

(1999) menyebutkan bahwa community development dapat menjadi proses

pada tataran “akar rumput” sehingga masyarakat menjadi lebih memiliki

rasa tanggung jawab, memiliki perencanaan dan terorganisir dengan lebih

baik, mampu mengembangkan pilihan-pilihan bagi masyarakat,

memberdayakan diri, meningkatkan kesadaran, menurunkan kemiskinan,

mengembangkan kesempatan kerja dan usaha, serta mencapai tujuan-

tujuan pembangunan antara lain dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, dan

lingkungan. Terlihat bahwa secara konsep ada argumen bahwa dengan

upaya bersama tersebut, persoalan-persoalan yang secara spesifik oleh

kelompok-kelompok masyarakat tersebut bisa teratasi. Konsep tersebut

juga membawa harapan bahwa kelompok-kelompok yang selama ini kurang

mendapat manfaat pembangunan dapat lebih memperbaiki kondisi mereka.

Pembangunan daerah melalui community development idealnya

merupakan salah satu elemen dari paradigma pembangunan secara inklusif

dan berkelanjutan sejalan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Searah dengan proses pembangunan daerah melalui prinsip otonomi daerah

dimana prakarsa dan aspirasi masyarakat sangat dihargai, community

development menjadi salah satu upaya yang penting dilakukan dalam

rangka mewujudkan tujuan-tujuan pembangunan daerah secara inklusif

tersebut. Misi otonomi daerah sendiri adalah memperkuat posisi

masyarakat atau rakyat di daerah (baik secara politik, ekonomi, maupun

budaya) dengan menjadikan pemerintah sebagai fasilitator dan pelindung

masyarakat, bukan sebaliknya memperkuat kembali posisi Negara (aparat

pemerintah). Community development diperlukan untuk memperkuat

masyarakat dengan mengoptimalkan potensi masyarakat setempat.

Page 5: Samiaji corporate social responsibility

| 5

Pembangunan komunitas memang membutuhkan perhatian dari

banyak pihak dan strategi yang tepat. Dengan adanya pergeseran paradigma

pembangunan daerah melalui proses desentralisasi, pemerintah daerah

menjadi salah satu tumpuan harapan untuk berperan aktif dalam

mengembangkan potensi masyarakat, di antaranya melalui pembangunan

masyarakat. Persoalannya apakah pemerintah daerah telah cukup menaruh

perhatian dalam hal ini. Di samping itu adanya keterlibatan masyarakat dan

sejumlah elemen lainnya, dapat menguntungkan bahkan bisa menjadi

tantangan tersendiri.

Praktek pembangunan komunitas tidak saja dilakukan/difasilitasi

oleh pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah, namun juga

terdapat praktek-praktek yang merupakan wujud tanggung jawab sosial

perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Menurut Rahman

terdapat tiga alasan penting mengapa perusahaan melakukan program

comdev, yaitu 1). Izin lokal yang dalam konteks ini adalah usaha untuk

melibatkan komunitas lokal dalam cakupan usaha dan perusahaan sebagai

bagian dari komunitas; 2) Kemampuan perusahaan dalam beradaptasi

dengan komunitas lokal akan memberi kesempatan kepada perusahaan

untuk meningkatkan reputasi yang berimplikasi pada adanya peluang usaha

baru; dan 3). Sebagai cara mencapai tujuan bersama.

Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh perusahaan sejalan dengan amanat Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 25 butir e dari

Undang-Undang tersebut yang menyebutkan bahwa “Setiap penanam modal

Page 6: Samiaji corporate social responsibility

6 |

berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Pada

pasal 17 Undang-undang tersebut secara tegas juga menyebutkan agar

penanam modal yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak

terbarukan wajib mengalokasikan dana secara bertahan untuk pemulihan

lokasi yang memenuhi standar kelayakan lingkungan. Adapun Badan Usaha

atau usaha perseorangan yang tidak memenuhi kewajiban melaksanakan

tanggungjawab sosial tersebut akan dikenai sanksi administratif.

Pelaksanaan CSR khususnya pada perusahaan yang bergerak pada

bidang sumber daya alam tidak terbaharukan kembali mendapat penekanan

sebagaimana dijumpai dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang tersebut

menggariskan bahwa “ Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di

bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanaan

tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Konsepsi Corporate Social Responsibility

Di tahun 1970-an, topik Corporate Social Responsibility mengemuka

melalui tulisan Milton Friedman tentang bentuk tunggal tanggungjawab

sosial dari kegiatan bisnis. Bahkan Estes menilai bahwa roh atau

semangatnya telah ada sejak mula berdirinya perusahaan-perusahaan (di

Inggris), yang tugas utamanya adalah untuk membantu pemerintah dalam

memberikan pelayanan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sikap dan

pendapat pro-kontra selalu merupakan bagian dari sejarah kehidupan

perusahaan dan perkembangan konsep Corporate Social Responsibility itu

sendiri.

Page 7: Samiaji corporate social responsibility

| 7

Pro dan kontra terhadap perkembangan Corporate Social

Responsibility terus bergulir. Salah satunya, apakah tanggungjawab sosial

tersebut sifatnya wajib atau sukarela, dimana ketika kegiatan Corporate

Social Responsibility (untuk selanjutnya disebut CSR) diwajibkan dalam

Undang-Undang. Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(UU.PT), Sontak menuai protes. Pasalnya aktivitas CSR diasumsikan sebagai

aktivitas berdasarkan kerelaan dan bukanya ”paksaan”. Memang bibit-bibit

CSR berawal dari semangat filantropis perusahaan.

Namun, tekanan dari komunitas yang keras, terutama ditengah

masyarakat yang kritis semacam masyarakat Eropa, yang menjadikan CSR

menjadi semacam social license to operation, dan ini dilakukan oleh

komunitas, bukan oleh Negara. Kritik lainnya, dalam pelaksanannya CSR

masih memiliki kekurangan. Program-program CSR yang banyak dijalankan

oleh perusahaan banyak yang hanya memiliki pengaruh jangka pendek

dengan skala yang terbatas.

Program-program CSR yang dilaksanakan seringkali kurang

menyentuh akar permasalahan komunitas yang sesungguhnya. Seringkali

pihak perusahan masih mengangap dirinya sebagai pihak yang paling

memahami kebutuhan komunitas, sementara komunitas dianggap sebagai

kelompok pinggiran yang menderita sehingga memerlukan bantuan

perusahaan. Di samping itu, aktivitas CSR dianggap hanya semata-mata

dilakukan demi terciptanya reputasi perusahaan yang pasif bukan demi

perbaikan kualitas hidup komunitas dalam jangka panjang . Kritik lain dari

pelaksanaan CSR adalah karena seringkali diselenggarakan dengan jumlah

biaya yang tidak sedikit, maka CSR identik dengan perusahan besar yang

Page 8: Samiaji corporate social responsibility

8 |

ternama. Yang menjadi permasalahan adalah dengan kekuatan sumberdaya

yang ada dengan kekuatan sumber daya yang dimilikinya, perusahan-

perusahan besar dan ternama ini mampu membentuk opini publik yang

mengesankan seolah-olah mereka telah melaksanakan CSR, padahal yang

dilakukanya hanya semata-mata hanya aktivitas filantropis, bahkan boleh

jadi dilakukan untuk menutupi perilaku-perilaku yang tidak etis serta

perbuatan melanggar hukum.

Diidentikkannya CSR dengan perusahaan besar dan ternama

membawa implikasi lain. Bila perusahaan besar dan ternama tersebut

melakukan perbuatan yang tidak etis bahkan melanggar hukum , maka

sorotan tajam publik akan mengarah kepada mereka. Namun bila yang

melakukanya perusahaan kecil atau menengah yang kurang ternama, maka

publik cenderung untuk kurang peduli, perhatian yang diberikan tidak

sebesar bila yang melakukannya adalah perusahaan besar yang ternama.

Padahal perilaku-perilaku yang tidak etis serta perbuatan melanggar hukum

yang dilakukan oleh siapapun tidak dapat diterima . Seberapa penting CSR

bagi perusahaan tetap menjadi wacana dalam praktis bisnis, pro dan kontra

ini tidak bisa dilepaskan dari fenomena perbenturan kepentingan antara

pencapaian profit dengan pencapaian tujuan sosial. Jika diperhatikan,

masyarakat sekarang hidup dalam kondisi yang dipenuhi beragam informasi

dari berbagai bidang, serta dibekali kecanggihan ilmu pengetahuan dan

tehnologi. Pola seperti ini mendorong terbentuknya cara pikir, gaya hidup,

dan tuntutan masyarakat yang lebih tajam. Seiring dengan perkembangan

ini, tumbuh suatu gerakan konsumen yang dikenal sebagai vigilante

consumerism yang kemudian berkembang menjadi ethonical consumerism .

Page 9: Samiaji corporate social responsibility

| 9

Riset yang dilakukan oleh Roper Search Worldwide menujukan 75%

responden memberi nilai lebih kepada produk dan jasa yang dipasarkan

oleh perusahaan yang memberi kontribusi nyata kepada komunitas melalui

program pembangunan. Sekitar 66% responden juga menunjukan mereka

siap berganti merk kepada merek perusahaan yang memiliki citra sosial

yang positif. Hal ini membuktikan terjadinya perluasan ”minat” konsumen

dari produk menuju korporat. Konsumen menaruh perhatianya terhadap

tanggungjawab sosial perusahaan yang lebih luas, yang menyangkut etika

bisnis dan tanggungjawab sosialnya. Kepedulian konsumen telah meluas

dari sekedar kepada korporetnya .

Konsumen semacam ini tidak hanya peduli pada faktor pemenuhan

kebutuhan pribadi sesaat saja. Tetapi juga peduli pada penciptaan

kesejahteraan jangka panjang. Meningkatnya tingkat kepedulian kualitas

kehidupan, harmonisasi sosial dan lingkungan ini juga mempengaruhi

aktivitas dunia bisnis, maka, lahirlah gugatan terhadap peran perusahaan

agar mempunyai tanggungjawab sosial. Disinilah salah satu manfaat yang

dapat dipetik perusahaan dari kegiatan CSR. Dalam konteks inilah aktifitas

Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi menu wajib bagi perusahaan,

di luar kewajiban yang digariskan undang-undang. Hubungan antara

komunitas dan perusahaan telah mengalami pergeseran.

Awalnya perusahaan meluncurkan program Community Development

(CD) dalam upayanya membina hubungan dengan komunitas. Kemudian

dengan aktivitas CSR sebagai lisensi social untuk beroperasi. Terakhir,

perusahaan dituntut untuk mempunyai peranan kepemimpinan dalam

komunitasnya. Namun, ternyata hanya sekedar menjalankan aktivitas CSR

Page 10: Samiaji corporate social responsibility

10 |

tidaklah lagi mencukupi. Sekali lagi, ini bukan berarti CSR kehilangan

relevansinya. CSR tetap penting dan harus dijalankan. Namun disamping

CSR, perusahaan perlu mengambil insentif kepemimpinan sosial. Inilah

yang diistilahkan oleh Hills dan Gibbon dengan Corporate Social Leadership

(CSL) .

Konteks CSL menegaskan bahwa perusahaan bukan hanya dituntut

untuk menjalankan tanggungjawab sosialnya, namun juga harus menjadi

sebuah institusi yang memimpin, memberikan inspirasi bagi terjadinya

perubahan sosial dalam masyarakat, sehingga kualitas hidup masyarakat

secara umum meningkat dalam jangka panjang. Perusahaan harus

menyadari bahwa dirinya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari

masyarakat yang lebih luas, sehingga hal buruk yang menimpa dan

merugikan masyarakat pada giliranya akan berdampak pada mereka juga.

Oleh karena perusahaan harus memerlukan komunitasnya sebagai mitra,

program-program yang dilaksanakan harus mampu benar-benar

memberdayakan masyarakat, artinya masyarakat yang memiliki daya tahan

yang tinggi serta mampu memecahakan setiap persoalan yang dihadapi

dengan kekuatan sendiri dalam jangka panjang.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan dalam menguasai

industry menjadi parameter kualitas kehidupan manusia. Masalahnya

adalah bagaimana mengolah jalan simpang diantara dua kepentingan.

Kepentingan industry dan kelestarian lingkungan. Tekanan dari

stakeholders yang tumbuh dari kesadaran terhadap kelestarian lingkungan

telah merasuk kedalam dunia korporasi dan praktek-praktek manajemen,

misalnya institusionalisasi yang dituangkan dalam ISO 14000.

Page 11: Samiaji corporate social responsibility

| 11

Demikian juga konsep produksi telah mengalami kemajuan dari

konsep cradle to grave menjadi daur ulang. Cradle to cradle seperti yang

diterapkan oleh Xerox. Berarti industri tidak hanya mengamankan agar

sampah atau limbah tidak mencemari lingkungan, tetapi juga berusaha agar

sampah atau limbahnya dapat didaur ulang. Menjadi “hijau” bukan hanya

mengubah proses dan produk, yang hanya berkuat diproses internal pabrik

belaka. Tetapi juga memperdulikan ke “hijauan”nya mulai dari bahan baku

yang digunakan dan kualitas perusahaan pemasok dipandang dari kacamata

sadar lingkungan, seperti yang tertuang dalam standarisasi ISO 14000.

Perusahaan juga harus bertanggungjawab terhadap aktivitas-

aktivitas untuk meminimalkan dampak negative dari sisa produk yang

dihasilkan, penanganan limbah maupun “sampah” dari produk yang sudah

terpakai seperti kemasan, namun kesemuanya hanya dapat terlaksana

secara efektif dan efisien bila didukung dengan system manajemen yang

baik, serta dilandasi oleh budaya perusahaan yang peduli terhadap

lingkungan, dimana hal ini dapat dilakukan terutama pada perusahaan-

perusahaan besar.

Karena itu salah satu cara untuk menyebarkan ide-ide “hijau” adalah

dengan mendorong perusahan-perusahaan besar agar memaksa para

pemasoknya atau sub kontraknya untuk lebih ramah terhadap lingkungan.

Tekanan masyarakat agar perusahan lebih peduli kepada lingkungan

merupakan kesempatan untuk memperkuat antara perusahaan dengan

konsumen, bahkan dapat dijadikan keunggulan kompetitif. Konsumen yang

semakin sadar terhadap isu lingkungan akan mencari produk yang

bersahabat dengan lingkungan.

Page 12: Samiaji corporate social responsibility

12 |

Sebagai dampak ikutannya perusahaan akan mencari pemasok yang

bisa memecahkan persoalan-persoalan lingkungan Hubungan antar

perusahaan pun akan berubak, karena sama-sama ditekan untuk menjadi

hijau. Maka banyak perusahaan, terutama perusahaan besar, mulai cerewet

terhadap perusahaan-perusahaan pemasoknya. Bagi perusahaan-

perusahaan besar reputasi adalah aset terpenting perusahaan. Walaupun

hanya belakangan ini istilah CSR dikenal, sesungguhnya aktivitas community

outreach atau penjangkauan masyarakat sudah dilakukan oleh perusahaan

sejak dahulu kala. Bentuk community outreach yang paling primitif adalah

corporate philanthropy.

Yang terakhir ini merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh

perusahaan, atau seseorang, untuk memberikan dana kepada individu atau

kelompok masyarakat, misalnya dalam bentuk beasiswa. Waktu berlalu,

Corporate philanthropy (CP) kemudian berkembang menjadi Corporate

Social Responsibility (CSR). CSR berbeda dengan philantropy dari dimensi

keterlibatan si pemberi dana dalam aktivitas yang dilakukannya. Kegiatan

CSR seringkali dilakukan sendiri oleh perusahaan, atau dengan melibatkan

pihak ketiga (misalnya yayasan atau lembaga swadaya masyarakat) sebagai

penyelenggara kegiatan tersebut.

Corporate social responsibility adalah sebuah konsep yang tidak hadir

secara instan. CSR merupakan hasil dari proses panjang dimana konsep dan

aplikasi dari konsep CSR pada saat sekarang ini telah mengalami banyak

perkembangan dan perubahan dari konsep-konsep terdahulunya.

Meskipun belum ada definisi CSR yang dapat diterima secara

universal, pada umumnya definisi yang beranekaragam tersebut memiliki

cirri-ciri yang sama mengenai cara pandang terhadap inti dari definisi CSR

Page 13: Samiaji corporate social responsibility

| 13

itu sendiri. Adapun definisi-definisi CSR menurut pandangan para ahli dan

berbagai organisasi dunia antara lain:

1. World Business Council for Sustainable Development : komitmen

berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan

member konstribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan

kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas local

dan masyarakat luas pada umumnya;

2. Commission of the European Communities : tanggungjawab social

perusahaan pada dasarnya adalah sebuah konsep dimana perusahaan

memutuskan secara sukarela untuk memberikan kontribusi demi

mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih

bersih;

3. CSR Asia : komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan

berdasarkan prinsip ekonomi, social dan lingkungan, seraya

menyeimbangkan beragam kepentingan para pihak yang

berkepentingan;

4. Business for Social Responsibility : CSR adalah pencapaian kesuksesan

komersil dalam artian penghargaan terhadap nilai kesusilaan dan

penghormatan terhadap manusia, masyarakat dan lingkungan;

5. Ethic in Action Awards : CSR adalah istilah yang menjelaskan tentang

kewajiban perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada para

pihak yang berkepentingan disetiap operasi dan aktivitasnya;

6. Khurey : CSR adalah keseluruhan hubungan antara perusahaan dengan

pihak yang berkepentingan (stakeholders);

Page 14: Samiaji corporate social responsibility

14 |

Pengertian CSR di Indonesia sendiri telah diangkat dalam peraturan

normatif yakni dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). Didalam

Pasal 74 UUPT disebutkan, CSR memiliki definisi sebagai komitmen

perseroan untuk berperan serta dalam pembanguan ekonomi berkelanjutan

guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,

baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat

umumnya. Selain UUPT, terdapat peraturan lain yang menyingggung

tentang CSR, yaitu penjelasan Pasal 15 Undang-Undang Penanaman Modal

yang mana dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan tanggungjawab social

perusahaan adalah tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan

penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,

seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya

masyarakat setempat.

Berbagai pengertian CSR sebagaimana diatas sebagian besar hanya

terletak pada tata bahasanya saja dan bukannya terletak pada prinsip dasar

CSR itu sendiri. Jika diperhatikan, pengertian-pengertian CSR pada akhirnya

bertemu pada suatu pemahaman tentang kesuksesan aktivitas bisnis yang

harus dibarengi dan didukung dengan peningkatan kehidupan masyarakat

dan lingkungan.

Berbagai Model Corporate Social Responsibility

Setidaknya terdapat sedikitnya empat model atau pola CSR yang

umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu :

1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara

langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan social atau

menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk

Page 15: Samiaji corporate social responsibility

| 15

menjalankan tugas ini, perusahaan biasanya menugaskan salah satu

pejabat seniornya seperti corporate secretary atau public affair manager

atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation;

2. Melalui yayasan atau organisasi social perusahaan. Perusahaan

mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model

ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan oleh

perusahaan-perusahaan di Negara maju. Biasanya perusahaan

menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat

digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.

3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui

kerjasama dengan lembaga social/organisasi non pemerintah

(NGO/LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik

dalam mengelola dana maupun melaksanakan kegiatan sosialnya;

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut

mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga social

yang didirikan untuk tujuan social tertentu. Dibandingkan dengan model

lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan

yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga

semacam ini yang dipercaya oleh perusahaan yang mendukungnya

secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga

operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati.

Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility

Penerapan CSR hendaknya memiliki landasan yang kuat sehingga

dengan demikian tidak ada suatu alasan apapun yang dapat membiaskan

Page 16: Samiaji corporate social responsibility

16 |

pemahaman terhadap CSR sebagai suatu tuntutan untuk menciptakan

kehidupan yang lebih baik bagi dunia. CSR sebagai suatu konsep pada

aplikasinya telah didasarkan pada berbagai prinsip yang telah di

standarisasikan oleh perkembangan dunia usaha. Hal ini tentu saja

memberikan pembatasan terhadap prinsip CSR baik itu yang

melatarbelakangi lahirnya CSR maupun prinsip dalam penerapan CSR itu

sendiri.

Beberapa prinsip CSR diantaranya :

1. Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance memiliki kaitan yang erat dengan CSR. GCG

menekankan pada tindakan perusahaan bertanggungjawab terhadap

dampak eksternal yang pada akhirnya mengarahkan kepada

pertanggungjawaban social. Secara garis besar, GCG terdiri dari 5 prinsip,

yaitu :

a. Keterbukaan informasi. Secara sederhana, bisa diartikan sebagai

keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini, perusahaan

dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat dan tepat

waktu kepada stakeholdersnya;

b. Akuntabilitas. Merupakan kejelasan fungsi, struktur, system dan

pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini

diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak

dan kewajiban dan wewenang serta tanggungjawab pemegang

saham, dewan komisaris dan dewan direksi;

c. Pertanggungjawaban. Bentuk pertanggungjawaban perusahaan

adalah kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, kebiasaan dan

etika bisnis. Dengan demikian, prinsip ini diharapkan menyadarkan

Page 17: Samiaji corporate social responsibility

| 17

perusahaan bahwa kegiatan usahanya harus dipertanggungawabkan

kepada shareholders maupun kepada stakeholders;

d. Kemandirian. Intinya adalah agar perusahaan dikelola secara

professional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa adanya

tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai

dengan peraturan yang berlaku;

e. Kesetaraan dan kewajaran. Adanya perlakuan yang adil dalam

pemenuhan hak stakeholder sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Diharapkan fairness dapat menjadi

pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan

perlakuan adil diantara beragam kepentingan dalam perusahaan;

2. Caux Principles for Business

Caux Princples merupakan sekumpulan rekomendasi yang mencakup

banyak wilayah dari corporate behavior. Rekomendasi-rekomendasi

tersebut berupaya untuk mengekspresikan standar umum corporate

behavior yang etis dan bertanggungjawab dan ditawarkan sebagai dasar

untuk dibicarakan dan di implementasikan oleh kalangan bisnis dan

pemimpin diseluruh dunia. Dikeluarkan pada tahun 1994, principles

disponsori oleh caux roundtable (yang terdiri dari pemimpin bisnis

senior dari Eropa, Jepang dan Amerika). Tidak ada mekanisme formal

bagi perusahaan untuk berkomitmen terhadap prinsip ini. Adapun

prinsip dalam caux ini, yakni :

a. Penghormatan terhadap pemegang kepentingan diatas pemegang

saham

Page 18: Samiaji corporate social responsibility

18 |

b. Berpartisipasi dalam kemajuan ekonomi, sosial dan lingkungan

c. Mentaati hukum tersurat dan tersirat

d. Mentaati peraturan dan konvensi

e. Mendukung globalisasi

f. Penghormatan terhadap lingkungan

g. Penghindaran perbuatan illegal

Metodologi Kajian

1. Jenis Kajian

Jenis kajian ini merupakan kajian deskriptif eksploratif, yaitu suatu

model kajian yang berusaha untuk memberikan gambaran/paparan dan

menggali secara cermat serta mendalam tentang fenomena sosial

tertentu. Obyek kajian disini meliputi upaya pemerintah, swasta, LSM

dan perguruan tinggi serta masyarakat dalam pengembangan comdev,

kendala-kendala yang dihadapi serta strategi yang ditawarkan untuk

mengembangkan community development di daerah. Di samping itu

kajian ini juga bersifat asosiatif, di mana terdapat upaya untuk mencari

hubungan-hubungan tertentu dari fenomena yang dikaji.

2. Data Kajian

Berdasarkan karakteristik data yang digunakan, data kajian bersifat

kualitatif sehingga kajian ini lebih dikategorikan sebagai penelitian

kualitatif. Penelitian dengan metode kualitatif ini didefinisikan sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Kajian ini menggunakan data dari banyak kasus kualitatif (qualitative

multiple case study) untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Page 19: Samiaji corporate social responsibility

| 19

Data kajian dikumpulkan dengan melalui beberapa kegiatan, yaitu

pengumpulan data primer dilakukan dengan in-depth interview, diskusi

dengan narasumber dan data sekunder berupa progress report, laporan

studi yang pernah dilakukan ditempat yang sama, kliping berita dan

sebagainya.

3. Daerah Kajian

Kajian ini dilakukan pada 7 (tujuh) daerah provinsi, dimana dari

masing-masing provinsi, diambil 2 (dua) kabupaten/kota. Dimana setiap

provinsi yang dipilih secara purposive ini diasumsikan memiliki fokus

commmunity development beragam yang dapat ditelaah. Selain hal

tersebut juga memperkaya pengetahuan akan aspek-aspek yang penting

dalam pelaksanaan community development, juga membantu kajian ini

untuk membangun strategi pengembangan community development di

daerah ke depan. Ada pun daerah kajian ini sebagaimana dalam tabel

berikut ini :

No. Provinsi Kabupaten

1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Kota Banda Aceh Kabupaten Aceh Besar

2. Provinsi Kepulauan Riau Kota Tanjung Pinang Kabupaten Bintan

3. Provinsi D.I. Yogyakarta Kabupaten Sleman Kabupaten Bantul

4. Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Banyumas Kabupaten Purbalingga

5. Provinsi Jawa Timur Kota Batu Kabupaten Malang

6. Provinsi Kalimantan Timur Kota Bontang

Page 20: Samiaji corporate social responsibility

20 |

No. Provinsi Kabupaten

Kabupaten Kutai Timur

7. Provinsi Bali Kabupaten Gianyar Kabupaten Bangli

Sumber : PKKOD-LAN, kajian model community development di daerah, LAN, 2010

Implementasi Corporate Social Responsibility : studi kasus di PT. Badak

NGL, Bontang Kalimantan Timur

PT Badak NGL dibentuk pada 26 Nopember 1974 oleh Pertamina,

Huffco Inc., dan JILCO (Japan Indonesia LNG Company) dengan komposisi

kepemilikan saham Pertamina (55%), Huffco Inc.(30%) dan JILCO (15%).

Dalam perjanjian kerjasama disebutkan bahwa PT Badak NGL tidak akan

memperoleh keuntungan dari usaha ini. PT Badak NGL hanya menjadi salah

satu jaringan di tengah rantai bisnis LNG. Dengan demikian PT Badak NGL

lebih merupakan operating organization yang bersifat non profit. Pada

tahun 1980, konstruksi train C and D dimulai dikarenakan meningkatnya

permintaan LNG dari Jepang. Pada tahun 1988 fasilitas LPG diproduksi dan

diekspor ke nagara Jepang.

Sehubungan dengan terus meningkatnya permintaan LNG di Jepang,

Taiwan, dan Korea, kemudian TrainE dibangun pada tahun 1987-1989,

sedangkan Train F dibangun pada 1991-1993. Sejak tahun 1992 beberapa

produksi LNG dari Pabrik LNG ini juga telah diekspor ke Korea Selatan.

Perkembangan Pabrik LNG Badak telah dilanjutkan dengan pembangunan

Train G yang selesai pada tahun 1997 dan Train H yang selesai pada akhir

Page 21: Samiaji corporate social responsibility

| 21

1999. Dengan operasi 8 Train, kapasitas produksi mampu mencapai ke ± 22

juta ton LNG / tahun.

Memasuki milleniums ketiga, pabrik LNG Badak telah berkembang

dan mampu menghasilkan produksi LNG terbesar di dunia. Sampai dengan

tanggal 13 Desember 2001, pabrik LNG Badak telah mengekspor LNG 4500

dan proyeksi 5000 pengapalan di kuartal kedua tahun 2003. Pabrik LNG

juga memiliki kemampuan untuk menangani 3 pengapalanpada saat yang

sama, dengan melengkapi dermaga loading 3 pada akhir tahun 1999, yang

dibangun untuk mengantisipasi peningkatan frekuensi pengapalan di masa

mendatang, seperti yang diharapkan untuk dapat mempertahankan tingkat

pelayanan kepada pembeli LNG.

Cadangan gas alam untuk menghasilkan LNG masih cukup untuk

melayani pembeli dalam jangka panjang di bawah kontrak dan kepastian

pengiriman.Untuk menjaga kepercayaan pembeli untuk jumlah cadangan

gas, 42 "pipa ditambahkan. Empat paralel pipa yang mampu mengirim 3600

juta kaki kubik (MMFSD) gas alam ke pabrik untuk proses lebih lanjut.

Akhirnya, pabrik LNG Badak LNG menjadi salah satu pabrik dengan

pengalaman besar dalam industri LNG dunia, dan menjadi aset vital untuk

rantai bisnis LNG Indonesia. Dengan semua kemampuan dan pengalaman

lebih dari 33 tahun dalam memproduksi LNG, PT Badak NGL siap

menghadapi tantangan di abad ke-21, dan berkesinambungan dengan

dukungan yang kuat dari semua pihak yang terlibat dalam bisnis LNG.

Beberapa perusahaan menerapkan community development sebagai

bagian dari Corporate Social Responsibility. Dimensi yang disentuh dalam

berbagai program tersebut bervariasi, namun terdapat kecenderungan

Page 22: Samiaji corporate social responsibility

22 |

program yang ditawarkan berfokus pada dimensi sosial. Sejak awal berdiri,

PT Badak NGL menyadari sepenuhnya bahwa partisipasi aktif dalam

pembangunan masyarakat dan Kota Bontang juga merupakan sebuah peran

penting yang perlu diprioritaskan oleh perusahaan. Untuk tujuan itu,

perusahaan, baik secara langsung tidak langsung, merancang program-

program yang mampu mendorong kemandirian masyarakat. Menyadari

pentingnya peran perusahaan dalam mendorong kemajuan masyarakat

Botang, PT Badak NGL meskipun berstatus sebagai perusahaan non profit,

namun dengan kemampuan terbaik berperan aktif mendukung Pemerintah

Kota Bontang dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Khususnya

mereka yang tinggal di sekitar perusahaan melalui program-program

tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility).

Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial PT Badak NGL

dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Program

tanggung jawab sosial perusahaan yang bersifat tidak langsung

dilaksanakan oleh berbagai elemen perusahaan antara lain berupa :

a. Peran serta organisasi internal perusahaan yang dilakukan oleh

perusahaan Eks KORPRI, organisasi keagamaan (YAUMIL/laz yaumil,

GOPKB, Katholik, Hindu), PWP, YPVDP, yayasan LNG Badak, yayasan

HOP, yayasan LNGTV, klub-klub olah raga, perkumpulan sosial dan lain-

lain.

b. Peran serta langsung pekerja dan keluarga, misalnya dalam program

Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA), bantuan bencana alam.

c. Memfasilitasi peran serta pihak ketiga, bekerjasama dengan PT Badak

dalam menyalurkan kegiatan-kegiatan bersifat sosial ke masyarakat,

Page 23: Samiaji corporate social responsibility

| 23

misalnya yayasan OGFICE yang memberikan beasiswa kepada

siswa/siswi/mahasiswa Kota Bontang.

Sedangkan program tanggung jawab sosial perusahaan yang bersifat

langsung diwujudkan dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pengembangan

masyarakat yang diwadahi dalam program comdev. Program comdev PT.

Badak dilaksanakan oleh fungsi Public Relations (HUPMAS= Hubungan

Pemerintahan dan Masyarakat).

Program tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk program

Community Development PT Badak secara formal telah dilaksanakan oleh PT

Badak NGL sejak tahun 1984. Salah satu tujuannya adalah agar peran sosial

perusahaan terhadap masyarakat sekitar semakin terorganisir dengan lebih

baik. Oleh karena itu perusahaan melalui public relations section

bertanggung jawab melaksanakan program-program comdev. Meski hal ini

tidak bisa menghilangkan fakta bahwa kiprah perusahaan dalam

pengembangannya masyarakat Bontang pada dasarnya telah dilaksanakan

sejak berdirinya PT Badak NGL tahun 1974, dan bahkan sejak dimulainya

masa konstruksi atau pembangunan.

Dengan adanya program comdev, diharapkan juga akan timbul

hubungan timbal balik yang saling bermanfaat di antara berbagai pihak

yang saling berkepentingan. Yang tidak kalah penting dari adanya program

comdev adalah adanya keinginan perusahaan untuk hidup dan maju

bersama masyarakat. Program comdev pada dasarnya difokuskan pada

usaha-usaha mendesain program-program yang bisa mendorong

kemandirian masayarakat sekitar. Berbagai bantuan telah diberikan baik

berupa bantuan fisik semisal bantuan infrastruktur, material, dan lain-lain.

Page 24: Samiaji corporate social responsibility

24 |

Juga bantuan lain yang bersifat ”intangible” misalnya peningkatan kualitas

sumber daya manusia, pendidikan, capacity building dan sejenisnya.

Dalam mendesain program community development, perusahaan

melaksanakan kegiatannya didasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat

di sekitar perusahaan. Kajian tentang kebutuhan masyarakat ini dilakukan

dengan pendekatan PRA (Parcipatory Rural Appraisal), yakni sebuah

pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam

menentukan masalah cara memecahkan masalah dan menentukan

kebutuhan mereka sendiri dengan maksud untuk menggali bersama,

mengembangkan alternatif-alternatif bersama, menyepakati bersama,

mencari pemecahan masalah bersama. Pendekatan ini menempatkan

masyarakat sebagai perencana dan pelaksana program bukan sekedar

obyek pembangunan, (studi pengembangan masyarakat di sekitar kompleks

industri gas PT Badak NGL Bontang, UGM –ITB, 1997).

Pelaksanaan program comdev PT Badak NGL dilandasi dengan

prinsip stewardship dan charity. Dalam hal tertentu, pelaksanaan CSR

memang masih dilakukan dengan pola-pola tradisional, seperti pemberian

sumbangan langsung berbentuk dana, akomodasi, konsumsi, infrastruktur

dan lain-lain. Namun PT. Badak NGL juga menerapkan prinsip pembinaan

(stewardship) dalam melaksanakan program comdev, dengan fokus pada

peningkatan SDM , sehingga diharapkan masyarakat mampu secara mandiri

meningkatkan kualitas hidup. Dilihat dari perkembangan Kota Bontang dan

masyarakatnya, khususnya wilayah di sekitar perusahaan yang sangat pesat,

bisa disimpulkan bahwa sebenarnya sasaran-sasaran pokok program

comdev yang dilakukan oleh PT badak NGL telah tercapai.

Page 25: Samiaji corporate social responsibility

| 25

Community Development PT Badak NGL berfokus pada 7 bidang

sasaran, yaitu bidang pemberdayaan masyarakat, pendidikan, infrastruktur,

keagamaan, kesehatan, olahraga/kesenian/kebudayaan/kepemudaan serta

bidang Government & Community Relations. Fokus utama program ini adalah

peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pendidikan. Dengan focus

utama ini diharapkan akan terwujud masyarakat yang mendiri dan juga

untuk mendorong kesiapan masyarakat sekitar terhadap kemungkinan

kondisi Bontang pasca migas.

1. Bidang Pemberdayaan Masyarkat :

Program pemberdayaan masyarakat merupakan program yang

memberikan dukungan terhadap peningkatan SDM, ketrampilan

hidup/dasar masyarakat dan peningkatan kemampuan ekonomi

masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tahun 2009 antara

lain:

Praktek Kerja di PT Badak NGL. Program ini dilaksanakan oleh

perusahaan dengan memberikan kesempatan kepada lulusan SLTA,

universitas, mahasiswa atau siswa untuk mengenal dunia kerja di

lingkungan PT Badak NGL. Program berupa :

- Magang Cooperative Education (CO-OP). Bekerja sama dengan

jajaran humas MIGAS Kaltim, perusahaan memberi kesempatan

kepada mahasiswa S1 semester akhir di wilayah Kalimantan

Timur untuk magang selama 6 bulan di PT Badak NGL. Untuk

tahun ini terdapat 2 angkatan, masing-masing angkatan

melakukan program selama 6 bulan.

Page 26: Samiaji corporate social responsibility

26 |

- Program Magang Lab. Program ini diberikan kepada siswa yang

telah lulus dari SMK Kimia untuk mengenal dunia pekerjaan di

laboratorium technical dept PT Badak NGL. Waktu magang

selama 1 tahun. Program ini merupakan cikal bakal bakal

program magang di PT Badak NGL, dan mantan peserta magang

telah banyak diserap di perusahaan-perusahaan besar di Kaltim

maupun luar Kaltim.

- Selain program magang yang ditangani oleh HUPMAS, PT Badak

juga melaksanakan program praktik kerja lapangan bagi

mahasiswa yang memenuhi syarat. Juga telah dilaksanakan

Program Magang Operations (sejenis program magang lab) yang

ditangani langsung oleh HRD Dept. PT Badak selain itu juga

memfasilitasi peserta magang Pemkot yang dialokasikan ke PT

Badak untuk dimagangkan di departemen terkait misalnya IT,

mekanikal dan teknik.

Peningkatan Keterampilan Melalui Pelatihan dan Sertifikasi

Pada tahun 2009, PT Badak NGL bekerja sama dengan beberapa

pihak melakukan pelatihan dan sertifikasi guna mendukung

peningkatan kualitas SDM masyarakat Bontang, antara lain :

- Sertifikasi Juru las Bontang bekerja sama dengan DITJEN ESDM

- Pelatihan mekanik alat berat, bekerja sama dengan BPPKM dan

BLKI Samarinda

- Pelatihan Instalasi Listrik

- Training ESQ (emotional spiritual quotient) baik in house maupun

mengirimkan peserta ke tempat lain.

- Pelatihan pemeliharaan kilang bidang mekanikal bagi mitra kerja.

Page 27: Samiaji corporate social responsibility

| 27

Program Dana Bergulir. Sebagai wujud dukungan PT Badak NGL

terhadap usaha kecil, perusahaan mulai tahun 2007 telah memproses

dana bergulir. Beberapa perbaikan telah dilakukan antara lain

bekerja sama dengan pihak ketiga yang kompeten untuk

berdampingan. Dana ini diperuntukkan untuk usaha kecil dan

menengah, dan pelaksanaannya bekerja sama dengan lembaga

keuangan profesional.

Infrastruktur Penunjang Usaha Rakyat. Bontang paska migas akan

bersandar salah satunya pada sektor pesisir dan kelautan. PT Badak

NGL melalui comdev master plan-nya, telah memberikan sumbangan

pemikiran kepada pemerintah tentang bidang-bidang yang telah

mulai dikerjakan secara intensif. Selain peningkatan kapasitas

nelayan, juga disediakan oleh perusahaan, 2 unit jemuran rumput

laut di wilayah Selangan dan Tihi-Tihi. Infrastruktur penunjang ini

merupakan proyek hasil masukan dari masyarakat dan pemerintah

kota, yang memang sangat diperlukan oleh masyarakat.

2. Bidang Pendidikan

Kepedulian PT. Badak NGL terhadap pendidikan telah diakui oleh

masyarakat dan pemerintah Kalimantan Timur dengan diterimanya

Awang Farouk Education Award pada tahun 2009. Program community

development di bidang pendidikan tahun 2009 secara umum meliputi

penyediaan sarana/prasarana pendidikan, pemberian beasiswa,

pemberian dana insentif guru, pemberian buku ajar, dukungan

Page 28: Samiaji corporate social responsibility

28 |

kunjungan industri, Gerakan Orang Tua Asuh (GN-OTA) dan penyaluran

bantuan pihak ketiga.

3. Bidang Infrastuktur

Program community development bidang insfrastruktur diutamakan

pada hal-hal yang belum tersentuh program pemerintah, bersifat

pioneer yang mendorong pihak lain untuk melanjutkan pembangunan

tersebut, mempunyai fungsi mendukung peningkatan ekonomi

masyarakat serat mempunyai multiplier effect. Beberapa infrastruktur

yang dibangun pada tahun 2009 adalah jalan perintis di Baltim dan

Gapura Berbas Tengah. Infrastruktur pendukung air bersih juga

dibangun khususnya bagi pekerja N3 yang selama ini harus mengambil

air bersih dari dalam kompleks untuk kebutuhan keluarga. Fasilitas ini

juga dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar yang memerlukan.

4. Bidang Keagamaan

Program comdev di bidang keagamaan secara umum bertujuan untuk

mendukung pembentukan sumber daya manusia yang religius dan

berkarakter paripurna. Bantuan keagamaan mencakupbantuan

infrastruktur, yaitu pembangunan atau renovasi tempat ibdaha seperti

masjid, gereja yang dapat berupa sumbangan material ataupun dana

partisipasi.

5. Bidang Kesehatan

Program comdev di bidang kesehatan pada tahun 2009 meliputi

kegiatan bantuan pengobatan di rumah sakit PT. Badak NGL bagi

Page 29: Samiaji corporate social responsibility

| 29

masyarakat dan instansi militer di wilayah Kota Bontang, pengurus

organisasi keagamaan (Yaumil, GOPKB, Katolik) yang mengajukan

permohonan dan secara ekonomi kurang mampu. Pengobatan hanya

untuk menyakit ringan. Sedangkan pengobatan rawat inap tidak di

prioritaskan. Selain itu perusahaan juga berpartisipasi dan mendukung

kegiatan-kegiatan untuk peningkatan kesehatan masyarakat seperti hari

kesehatan nasional, kegiatan PMI, fogging massal, kampanye anti

narkoba, khitanan massal dan sebagainya.

6. Bidang Olahraga, Kesenian, Kebudayaan dan Kepemudaan

Perusahaan mendukung pengembangan kreativitas masyarakat di

bidang olahraga, seni dan budaya melalui pemberian dana partisipasi,

peralatan atau sarana lainnya. Kegiatan yang termasuk bidang ini antara

lain Erau Pelas Benua di Guntung, Pesta Laut di Bontang Kuala,

dukungan pada kegiatan etnis lokal Kalimantan Timur, kegiatan KNPI,

Karang Taruna dan sebagainya.

7. Bidang Goverment & Community Relations

Government relations adalah dukungan bagi pemerintah sipil dan militer.

Seiring dengan semakin mandirinya pemerintah Kota Bontang, bantuan

terhadap instansi sipil di lingkungan Kota Bontang semakin lama

semakin mengecil dan dapat dialokasikan ke bidang lain. Pada tahun

2009 perusahaan memberi dukungan pada Polri berupa dua unit rumah

Perwira dan satu bis transportasi untuk POLDA Kalimantan Timur.

Page 30: Samiaji corporate social responsibility

30 |

Community relations adalah dukungan terhadap elemen masyarakat

misalnya LSM, Ormas, organisasi kepemudaan, organisasi profesi,

kelompok minat dan kelompok-kelompok lainnya. Pada tahun 2009,

perusahaan melanjutkan upaya menjaring pendapat masyarakat dan

mensosialisasikan rencana program cpmdev dengan cara komunikasi

langsung dengan tokoh masyarakat. Usaha ini juga dimaksudkan untuk

mempererat hubungan sosial antara perusahaan dan masyarakat. PT.

Badak NGL juga berperan aktif dalam menanggulangi bencana nasional

gempa bumi di jawa barat dan sumatera barat dengan mengumpulkan

dana, menyalurkan dana serta memfasilitasi pembangunan infrastruktur

di daerah bencana.

Kesimpulan : Catatan Penutup

Corporate Social Responsibility merupakan salah satu bentuk

community development dalam rangka memberdayakan masyarakat

diwilayah usaha suatu perusahaan. Dengan adanya program community

development tersebut diharapkan peran serta perursahaan dalam

meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar dapat dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya. Sebagai sebuah program, CSR tentunya harus dapat

menyentuh langsung kehidupan masyarakat disekitar, dan dengan demikian,

masyarakat akan merasakan dampak langsung dari adanya perusahaan

yang beroperasi di wilayah mereka.

Apa yang sudah dilakukan oleh PT. Badak NGL melalui corporate social

responsibility dengan 7 (tujuh) bidang sasaran tentunya sangat bermanfaat

Page 31: Samiaji corporate social responsibility

| 31

bagi kehidupan masyarakat di wilayah Bontang pada khususnya dan

Kalimantan Timur pada umumnya.

Daftar Pustaka

Frank, Flo and Anne Smith, The Community Development Handbook: A Tool to Build Community Capacity, Minister of Public Works and Government Services Canada,1999.

Laporan Berkelanjutan Tahun 2009 PT. Badak NGL

Lembaga Administrasi Negara, Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah, 2010, Kajian Model Community Development di Daerah, Jakarta.

Margiono, Menuju Corporate Social Leadership, Harian Suara Pembaruan, 11 Mei 2006

Rahman, Reza. Corporate Social Responsibility. 2009. PT Buku Kita: Jakarta

Saidi, Zaim dan Hamid Abidin, 2004, menjadi bangsa pemurah, wacana dan praktek kedermawanan social di Indonesia, Jakarta, Piramedia, hal. 64-65

Susanto, AB, 2007, Corporate Social Responsibility, The Jakarta Consulting Group

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

United National Development Programme, Human Developemt Report, 2007

www.interscience.wiley.com, Corporate Social Responsibility and Enviromental Management (in press), Published online in Wileh InterScience, (diakses pada tanggal 12 Januari 2012