Upload
julia-dewi-puspita
View
597
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
eliminasi fekal, asuhan keperawatan
Citation preview
ELIMINASI FEKALPRODI S1 STIKES KEPANJEN
2014
By: Ns. YULIA, RN
Sistem gastrointestinal (sistem pencernaan)
adalah sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk :
• menerima makanan,
• mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
• menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
• membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut
dari tubuh.
• Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa
metabolisme tubuh berupa bowel (feses).
• Pola defekasi sangat bersifat individual, bervariasi
• Jumlah feses yang dikelurkan juga bervariasi pada
setiap orang.
• Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus
penting untuk fungsi tubuh yang normal.
• Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan
masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh
yang lain.
Anatomi dan fisiologi a. Saluran gastrointestinal bagian atas
MULUT LAMBUNG
Makanan yang masuk akan dicerna secara
mekanik dan kimiawi di mulut dan di
lambung dengan bantuan enzim, asam
lambung.
Selanjutnya makanan yang sudah dalam
bentuk chyme di dorong ke usus halus
Saluran gastrointestinal bag. bawah
meliputi usus halus dan usus besar.
Usus halus terdiri atas
duodenum,
jejunum dan
ileum
panjangnya kira-kira 6 meter
diameter 2,5 cm.
Cont..
Usus besar terdiri atas
cecum,
colon dan
rektum
bermuara pada anus.
Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dan
diameternya kira-kira 6 cm
Usus menerima zat makanan yang sudah berbentuk chyme (setengahpadat) dari lambung
mengabsorpsi air, nutrien danelektrolit.
Usus mensekresi mucus, potassium, bikarbonat dan enzim.
Chyme bergerak karena adanyaperistaltik usus dan akan berkumpulmenjadi feses di usus besar.
Dari makan sampai mencapai rektumnormalnya diperlukan waktu 12 jam.
Gerakan kolon terbagi menjadi 3
KontraksiHaustral
GerakanPeristaltik
HaustralShuffing
Haustral Shuffing
adalah gerakan mencampur chyme untuk
membantu absorpsi air,
Kontraksi Haustral
adalah gerakan untuk mendorong materi cair
dan semipadat sepanjang kolon,
Gerakan Peristaltik
adalah berupa gelombang, gerakan maju ke
anus.
Defekasi
Defekasi adalah proses pembuangan atau
pengeluaran sisa metabolisme berupa feses
dan flatus yang berasal dari saluran
pencernaan melalui anus.
Ketika gelombang peristaltik mendorong
feses ke dalam kolon sigmoid dan rektum,
saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan
individu menjadi sadar terhadap kebutuhan
untuk defekasi.
2 macam refleks yang membantu
proses defekasi
1. Refleks defekasi instrinsik
2. Reflek defekasi parasimpatis
Refleks defekasi instrinsik
Ketika feses masuk ke dalam rektum,
pengembangan dinding rektum memberi suatu signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus untuk memulai gelombang peristaltik pada kolon desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum.
Gelombang ini menekan feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati anus, spingter anal internal tidak menutup dan bila spingter eksternal tenang maka feses keluar
reflek defekasi parasimpatis
adanya feses dalam rektum yang merangsang
saraf rektum, ke spinal cord.
merangsang ke kolon desenden,kemudian ke
sigmoid ,lalu ke rektum dengan gerakan
peristaltik
akhirnya terjadi relaksasi sfingter interna,
maka terjadilah proses defekasi saat sfingter
interna berelaksasi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI FEKAL
ü Usia dan perkembangan: mempengaruhi karakter feses, control
ü Diet
ü Pemasukan cairan. Normalnya: 2000-3000 ml/hari
ü Aktifitas fisik: merangsang peristaltik usus, sehingga peristaltik usus meningkat
ü Faktor psikologik
ü Kebiasaan
ü Posisi
ü Nyeri
ü Kehamilan: menekan rektum
ü Operasi dan anestesi
ü Obat-obatan
ü Test diagnostik: barium enema dapat menyebabkan konstipasi
ü Kondisi patologis
Faktor yg meningkatkan:
1. Lingkungan yang bebas stress
2. Kemampuan untuk mengikuti pola defekasi
pribadi, privasi
3. Diet tinggi serat
4. Asupan cairan normal
5. Olah raga
6. Kemampuan untuk mengambil posisi jongkok
7. Diberikan laksatif dan katartik secara tepat
Faktor yg menurunkan : 1. Stress emosional (cemas atau depresi)
2. Gagal mencetuskan reflek defekasi, kurangwaktu atau kurang privasi
3. Diet tinggi lemak, tinggi karbohidrat
4. Asupan cairan kurang
5. Imobilitas atau tidak aktif
6. Tidak mampu jongkok akibat imobilitas, usialanjut, deformasi musculoskeletal, nyeri dannyeri selama defekasi
7. Penggunaan analgesic narkotik, antibiotic dananestesi umum serta penggunaan katartik yang berlebihan.
Faktor Psikologis
mengalami kecemasan,
ketakutan,
marah,
muncul respons stres
→ memungkinkan tubuh membuat pertahanan.
Flatus & Feces
Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan
normalnya 7-10 liter / 24 jam.
Jenis gas yang terbanyak adalah CO2,
metana, H2S, O2, dan nitrogen.
Feses terdiri atas 75 % air dan 25 % materi
padat. Feses normal berwarna khas karena
pengaruh dari mikroorganisme. Konsistensi
lembek namun berbentuk.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik saluran
gastrointestinal meliputi:
teknik visualisasi struktur
gastrointestinal yang dapat dilakukan
melalui pendekatan langsung maupun
tidak langsung.
MetodeMempertahankan Eliminasi Normal
Perhatikan makanan yang kita makan
Cukupi pemenuhan cairan tubuh
Jaga aktivitas, jangan beraktivitas terlalu keras,
dan jangan pula banyak berdiam diri serta
berolah raga dengan teratur
Perhatikan psikologi diri, hindari hal-hal yang
akan mungkin menyebabkan stres dan
kecemasan
Tindakan untuk MempertahankanEliminasi Normal
Untuk mempertahankan eliminasi normal, kita
harus mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi proses eliminasi fekal.
Sehingga kita bisa melakukan
tindakan antisipasi yang
diperlukan untuk
mempertahakankan pola
eliminasi normal.
Konstipasi
Fecal infaction
Diare
Inkontinensia fekal
Flatulens
Hemorroid
A.Konstipasi
Merupakan gejala bukan penyakit.
Yaitu menurunnya frekuensi BAB disertai
dengan pengeluaran feses yang sulit, keras
dan mengejan.
BAB yang keras dapat menyebabkan nyeri
rektum. Kondisi ini
Terjadi karena feses berada di intestinal
lebih lama, sehingga banyak air diserap.
Manifestasi Klinis Konstipasi
1. Menurunnya frekuensi BAB
2. Pengeluaran feses yang sulit, keras dan
mengejan
3. Nyeri rektum
B.Fecal Impaction
Merupakan akibat konstipasi yang tidak
teratur,
sehingga tumpukan feses sampai pada kolon
sigmoid.
Tanda & Gejala Fecal Impaction
1. Tidak BAB
2. Anoreksia
3. Kembung/kram
4. Nyeri rektum
C. Diare
Peningkatan frekuensi BAB
Cairan dan feses yang tidak terbentuk.
Isi intestinal melewati usus halus dan kolon
sangat cepat.
Iritasi di dalam kolon merupakan faktor
tambahan yang menyebabkan meningkatkan
sekresi mukosa.
Feses menjadi encer sehingga pasien tidak
dapat mengontrol dan menahan BAB.
D. Inkotinensia fekal
yaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol
BAB dan udara dari anus,
BAB encer dan jumlahnya banyak.
Umumnya disertai dengan gangguan fungsi
spingter anal eksternal.
Pada situasi tertentu secara mental pasien sadar
akan kebutuhan BAB tapi tidak sadar secara
fisik. Kebutuhan dasar pasien sangat tergantung
pada perawat
Flatulens (Kembung) yaitu menumpuknya gas pada
lumen intestinal,
dinding usus meregang dan distended,
merasa penuh, nyeri dan kram.
Biasanya gas keluar dari mulut (sendawa)
atau anus (flatus).
Hal-hal yang menyebabkan peningkatan gas
di usus adalah pemecahan makanan oleh
bakteri yang menghasilkan gas metan,
mengalami pembusukan.
Hemoroid Yaitu dilatasi pembengkakan vena pada dinding
rektum (bisa internal atau eksternal).
Terjadi pada defekasi yang keras, kehamilan,
gagal jantung dan penyakit hati menahun.
Perdarahan dapat terjadi dengan mudah jika
dinding pembuluh darah teregang.
Jika terjadi inflamasi dan pengerasan, maka
pasien merasa panas dan gatal. Kadang-kadang
BAB dilupakan oleh pasien, karena saat BAB
menimbulkan nyeri. Akibatnya pasien mengalami
konstipasi.
ThanksKeep Studying