Upload
lukman-az
View
27
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEABSAHAN PERJANJIAN
LUKMAN SANTOSO, MH
DASAR SAHNYA PERJANJIAN BERSIFAT TERBUKA/KEBEBASAN
BERKONTRAK, ARTINYA BEBAS MEMBUAT PERJANJIAN YANG BERISI APA SAJA ASALKAN TIDAK MELANGGAR HUKUM, KETERTIBAN UMUM DAN KESUSILAAN.
BERLAKU ASAS KONSENSUALISME ARTINYA “PERJANJIAN TIMBUL SEJAK ADANYA KESEPAKATAN”
Syarat-syarat sahnya perjanjian
Ps. 1320 KUHPer
Kesepakatan (Consensus)
Kecakapan (Capacity)
Hal tertentu (Certainty of Terms)
Sebab yang halal (Legality)
Subjektif
Objektif
Syarat sahnya perjanjian
• Causa, secara letterlijk sebab, tetapi menurut riwayatnya adl. tujuan, yaitu yg dikehendaki oleh kedua belah pihak yg mengadakan perj.
• 1337
• Yang diperjanjikan dalam perjanjian haruslah suatu hal atau suatu barang yang cukup jelas atau tertentu
• 1332, 1333, 1334
•Ps. 1330 jo 330.•Belum dewasa•Dibawah pengampuan•Badan hukum•PT•Yayasan•Koperasi
• Paksaan (dwang) takut akan ancaman (dilarang oleh UU) 13
• Khilaf (dwaling) orang, barang, negosiasi, konsep
• Penipuan (bedrog) serangkaian kebohongan yg diatur.
Sepakat kecakapan
Suatu sebab
(oorzaak) yang halal
Suatu hal tertentu
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya Kedua belah pihak harus mempunyai
kemauan yg bebas untuk mengikatkan diri dan kemauan itu harus dinyatakan
Kemauan yang bebas dianggap tidak terjadi ketika perjanjian itu terjadi karena paksaan (Dwang), kekhilafan/kekeliruan (dwaling) atau penipuan (bedrof)
Adanya kesepakatan para pihak ini diklasifikasikan sebagai persyaratan subyektif, yang bila tidak memenuhi persyaratan mempunyai sifat voidable atau dapat dimintakan pembatalan ke pengadilan.
Kesepakatan ini merupakan dokumen tersendiri yaitu masuk dalam Agreement Document, yang merupakan bagian dari keseluruhan Dokumen perjanjian.
Batas waktu rnengajukan tuntutan pembatalan suatu perjanjian adalah lima tahun, kecuali UU menentukan waktu yang lebih pendek (pasal 1454 KUHPer)
Pernyataan Sepakat
PERNYATAAN SEPAKAT
SECARA TEGAS
SECARA DIAM-DIAM
TERTULIS
TANDA
AKTA DIBAWAH TANGAN
AKTA OTENTIK
LISAN
Teori Kesepakatan Ada 4 teori yang terjadinya kesepakatan (Mariam Darus Badrulzaman):a. Teori Kehendak (wilstheorie) Mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada saat
dinyatakannya kehendak pihak penerima.
b. Teori Pengiriman (verzendtheorie) Mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada saat
kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang menerima tawaran. Kritik terhadap teori ini, bagaimana hal itu bisa diketahui. Bisa saja, walau sudah dikirim tetapi tidak diketahui oleh pihak yang menawarkan. Teori ini juga sangat teoretis, dianggap terjadinya kesepakatan secara otomatis.
Lanjutan...c. Teori Pengetahuan (vernemingstheorie) Kesepakatan terjadi apabila pihak yang
menawarkan itu mengetahui adanya acceptatie (penerimaan).
d. Teori Penerimaan (ontvangstheorie) Kesepakatan terjadi pada saat pihak yang
menawarkan menerima langsung jawaban dari pihak lawan.
a. Kekhilafan Periksa ps 1321 dan ps 1322 Dibedakan menjadi 2 yaitu kekhilafan
mengenai orangnya (error in persona) dan kekhilafan mengenai hakikat barangnya (error in subtansia)
b. Paksaan Lihat Pasal 1323, ps 1324 Yang dimaksud dengan paksaan adalah
kekerasan jasmani atau ancaman dgn sesuatu yg diperbolehkan hukum yang menimbulkan ketakutan kpd seseorang sehingga ia membuat perjanjian
Bandingkan dgn ps 1326 dan ps 1327
c. Penipuan Lihat ps 1328 Penipuan mensyaratkan adanya tipu
muslihat Penipuan tidak dipersangkakan, tetapi
harus dibuktikan
2. Kecakapan untuk membuat perjanjian Kedua belah pihak harus cakap menurut
hukum untuk bertindak sendiri UU telah menetapkan “tidak cakap”
untuk melakukan perbuatan hukum
14
Kecakapan (Capacity)
Orang
Subjek Hukum
Badan Hukum
Ps. 1330 KUHPer:• Orang belum dewasa• Dibawah pengampuan• Orang perempuan
DEFINISI ORANG CAKAP (bekwaamheid) :
TIDAK CAKAP 1. BELUM DEWASA
(BELUM BERUMUR 21 TAHUN)
2. BERADA DIBAWAH PENGAMPUAN/CURATELE
CAKAP1. SUDAH BERUMUR
21 TAHUN ATAU BELUM BERUMUR 21 TAHUN TETAPI SUDAH MENIKAH
Lanjutan... Mengenai ketentuan ini diatur dalam
Surat Edaran Mahkamah Agung No 3/1963, tidak berlaku lagi sehingga hanya:1.Orang2 yang belum dewasa2.Mereka yang berada dibawah
pengampuan
Dewasa menurut Hukum Indonesia Ps 1330 KHUPer : 21 th/ sdh menikah Ps 47 UU Perkawinan: 18 th Ps 63 UU Adm. Kependudukan: 17 th Ps 7 UU Pemilu: 17 th Ps 1 UU Perlindungan Anak: 18 th Ps 39-40 UU Notaris: 18 th Ps 1 UU HAM: 18 th Ps 4 UU Kewarganegaraan: 18 th Dll Berlaku asas lex specialis derogat legi generaly
Lanjutan... ADANYA KECAKAPAN (& KEWENANGAN) UNTUK MEMBUAT Perjanjian
Para pihak yang membuat perjanjian dapat pula berbentuk badan usaha seperti:1. Perseroan Terbatas 2. Perusahaan Komanditer3. Perusahaan Firma4. Usaha Perorangan (UP)5. Partnership6. dll
3. Suatu Hal tertentu Yang diperjanjikan dlm suatu
perjanjian haruslah suatu hal atau suatu barang yang cukup jelas atau tertentu
Kejelasan mengenai objek perjanjian ialah untuk memungkinkan pelaksanaan hak dan kewajiban
20
3. Hal Tertentu (Certainty of Terms)
Ps. 1333 KUHPer
Prestasi
Ps. 1234 KUHPerdata1. Memberikan sesuatu2. Berbuat sesuatu3. Tidak berbuat sesuatu
Objek PerjanjianPokok
Lanjutan... “Suatu Hal Tertentu” yaitu obyek yang
disepakati dalam perjanjian harus jelas, tegas dan berlandaskan sesuatu yang sah
4. Suatu Sebab (Causa) Yang Halal
“Causa” diartikan bahwa isi perjanjian itu yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai para pihak
23
Jadi isi dari perjanjian itu harus memuat suatu kausa/akibat yang diperbolehkan atau legal (geoorloofde oorzaak) yaitu:1.Undang-undang2.Ketertiban umum (openbare orde/public policy)
3.Kesusilaan (zenden/morality)4.Kepatutan, Ketelitian, dan Kehati-hatian
. Bila syarat obyektif “kausa yang halal” ini tidak dipenuhi, maka kontrak disebut "null and void" (batal demi hukum).
SYARAT SUBYEKTIF (1331 KUHPer)
SYARAT 1 DAN 2 ADALAH SYARAT SUBYEKTIF, APABILA TIDAK DIPENUHI SYARAT TERSEBUT MAKA PERJANJIAN YANG DIBUAT DAPAT DIBATALKAN OLEH SALAH SATU PIHAK (Voidable/ vernietigbaarheid).
Pembatalannya dapat dimintakan kepada hakim, dalam tenggang waktu 5 tahun (ps.1454)
SYARAT OBYEKTIF (Pasal 1335 KUH Per) SYARAT 3 DAN 4 MERUPAKAN
SYARAT OBYEKTIF, APABILA SYARAT TERSEBUT TIDAK DIPENUHI MAKA PERJANJIAN YANG DIBUAT ADALAH BATAL DEMI HUKUM (Void/ nietig).
Artinya perjanjian dianggap tidak pernah ada, tanpa harus dibatalkan di pengadilan.
BAGAN KEABSAHAN PERJANJIAN
SYAAT SAHNYA
PERJANJIAN
SYARAT SUBYEKTIF
SYARAT OBYEKTIF
ADANYA KESEPAKATAN
KECAKAPAN
HAL TERTENTU
SEBAB YANG HALAL
NULL & VOID
VOIDABLE
KEABSAHAN KONTRAK
Menurut hukum kontrak Common Law a. Adanya offter (penawaran) dan acceptance
(penerimaan)b. Metting of minds (persesuaian kehendak).c. Consideration (prestasi)d. Competent parties and legal subject matter (kemampuan hukum para pihak dan pokok persoalan yang sah)
AKIBAT HUKUM SUATU PERJANJIAN PASAL 1338 AYAT 1 “ SEMUA PERJANJIAN
YANG DIBUAT SECARA SAH BERLAKU SEBAGAI UNDANG-UNDANG BAGI MEREKA YANG MEMBUATNYA”
PASAL 1338 AYAT 2 ”PERJANJIAN HARUS DILAKSANAKAN DENGAN ITIKAD BAIK”
29
HAL-HAL YANG MERUSAK KONTRAK
Keterpaksaan (Al-Ikrah)
Kekeliruan (ghalath)
Penyamaran Cacat Obyek
(Tadlis dan Taghrir)
Tidah adanya KeseimbanganObyek dan harga (Ghaban + Taghrir)
HAL-HAL MERUSAK KONTRAK SYARIAH
Lanjutan... Pasal 1339 KUH Perdata menyebut: “
Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang.”
SAAT DAN TEMPAT LAHIRNYA PERJANJIAN PERJANJIAN LAHIR SEJAK ADANYA
KESEPAKATAN, ARTINYA ADA PERSESUAIAN KEHENDAK ANTARA PARA PIHAK
MAKA PERJANJIAN ITU LAHIR PADA DETIK DITERIMANYA PENAWARAN (OFFERTE) OLEH PIHAK LAINNYA
TEMPAT LAHIRNYA PERJANJIAN ADALAH TEMPAT DIMANA PENAWARAN ITU DILAKUKAN
32
Pelaksanaan Perjanjian Asas itikad baik (Ps. 1338 (3)) → dalam
pelaksanaan prestasi harus bersifat objektif → mengacu pada keadilan, kepatuhan, dan kesusilaan
Harus memuat elemen dari perjanjian sesuai dengan Ps. 1339 dan 1347, yaitu:o Isi perjanjian itu sendirio Kepatutano Kebiasaano UUDalam praktek di peradilan, urutannya menjadio Isi perjanjiano UUo Kebiasaano Kepatutan
33
Penafsirano Penafsiran → maksudnya untuk mengetahui maksud
para pihak yang membuat perjanjiano UU memberikan pedoman:
Ps. 1342 → Penafsiran UU Ps. 1347 → kebiasaan Ps. 1348 → tentang kedudukan janji Ps. 1349 → penafsiran jika ada keraguan Ps. 1350 → kata perjanjian bersifat umum Ps. 1351 → tentang pengurangan & pembatasan
kekuatan perjanjian
Lanjutan... PASAL 1342 KUH Perdata“ Jika kata-kata suatu perjanjian jelas tidaklah
diperkenankan untuk menyimpang daripadanya dengan jalan penafsiran
PASAL 1346 KUH Perdata“ Apa yang meragu-ragukan harus ditafsirkan
menurut apa yang menjadi kebiasaan dalam masyarakat atau ditempat dimana perjanjian telah dibuat”
Eksekusi riil
o Harfiah → pelaksanaan pemenuhan kewajiban debitur
o Yuridis → kreditur dapat mewujudkan sendiri prestasi yang dijanjikan dengan biaya debitur berdasarkan kuasa yang diberikan hakim, apabila debitur tidak melaksanakan prestasi
o Ps. 1234 hanya mengatur mengenai eksekusi riil berupaBerbuat sesuatuTidak berbuat sesuatu
36
Tidak terlaksananya perjanjianTerdapat dua alasan tidak terlaksananya suatu perjanjian, yaitu:1. Wanprestasi2. Overmacht atau keadaan memaksa
1. Wanprestasi Pengertian → debitur tidak memenuhi apa yang diperjanjikan
atau lalai Bentuknya
1. Tidak melaksanakan perjanjian2. Tidak sempurna melaksanakan3. Terlambat melaksanakan4. Melakukan hal yang tidak boleh
Ps. 1238 KUHPerdata debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah/akta sejenis yang menyatakan lalai
Hukuman (akibat) bagi debitur lalai, yaitu:1. Ganti rugi2. Pembatalan perjanjian/pelaksanaan perjanjian3. Peralihan resiko4. Membayar biaya perkara
Terima kasih...