View
14
Download
7
Category
Preview:
DESCRIPTION
Cerebral Palsi
Citation preview
CEREBRAL PALSI
IMAN SYAH HAZIL NARRA09869
SEREBRAL PALSI Cerebral palsi adalah kerusakan jaringan
otak yang kekal dan tidak progresif, terjadi pada waktu masih muda ( sejak dilahirkan ) serta merintangi perkembangan otak normal dengan gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menujukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan disertai kelainan neorologis berupa kelumpuhan spastis, gangguan genitalia basal dan kelainan mental
CEREBRAL PALSI
Etiologi Cerebral Palsi
1. Pranatal
infeksi terjadi dalam masa kandungan, penyebabnya kelainan pada janin misalnya pada lues,toksoplasmosis, rubella dan penyakit infekssi sitomegalik
Lanjutan . . . . . . ( ^_^ )2. Perinatal
3. Pascanatal
setiap kerusakan pada jaringan otak yang mengganggu perkembangan dapat menyebabkan serebral palsi misalnya trauma kepitis
Anoksia / hipoksia Perdarahan otak Prematuritas ikterus meningitis purulenta
Patofisiologi Adanya malformasi hambatan pada vaskuler, atrofi,
hilangnya neuron dan degenarasi laminar akan menimbulkan narrowergyiri, suluran sulci dan berat otak rendah. Serebral palsi digambarkan sebagai kekacauan pergerakan dan postur tubuh yang disebabkan oleh cacat nonprogressive atau luka otak pada saat anak-anak. Suatu presentasi serebral palsi dapat diakibatkan oleh suatu dasar kelainan (structural otak : awal sebelum dilahirkan , perinatal, atau luka-luka /kerugian setelah kelahiran dalam kaitan dengan ketidakcukupan vaskuler, toksin atau infeksi).
Manifestasi klinik
Spastisitar Atetosis Antaksia Rigiditas
Klasifikasi Serebral Palsi
2. Tipe ekstrapiramidal
berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan involunter, seperti atetosis distonia, antaksia. Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan raterdasi mental
Berdasarkan gejala klinis maka serebral palsi terbagi :
1. Tipe spastis atau pyramidal
Hiprtoni ( fenomena pisau lipat ) Hiperfleksi yang disertai klonus Kecenderungan timbul kontraktur Refleks patologis
Lanjutan . . . ( ^_^ )
3. Tipe Campuran
Gejalah – gejala merupakan campuran kedua gejalah misalnya hiperrefleksi dan hipertoni disertai gerakan khorea.
Tes Diagnostik
Pemeriksaan mata dan pendengaran Fungsi lumbal Pemeriksaan EKG Foto Penilaian psikologis Pemeriksaan metabolik
Komplikasi
Ataksi Katarak Hidrosepalus Raterdasi Mental Strain
Kehilangan stabilitas Hilangnya
pendengaran Gangguan visual Kesukaran berbicara
Penatalaksanaan
Tidak ada terapi spesifik terhadap cerebral palsi, terapi bersifat simtomatik yang diharapkan akan memperbaiki kondisi paisen. Terapi pasien adalah membantu pasien dan keluarganya memperbaiki fungsi motorik dan mencegah deformitas serta penyusunan dan emosional dan pendidikan
Medik Fisiotrapi Tindakan Bedah Obat – Obatan Tindakan Keperawatan
Pencegahan
Cerebral Palsi dapat dicegah dengan jalan menghilangkan faktor etiologik kerusakan jaringan otak pada masa prenatal, natal dan post natal
Prenatal care yang baik dapat menurunkan insidens Cerebral Palsi
Pencegahan yang lain dapat dilakukan ialah tindakan yang segera pada keadaan hipoglikemia meningitis, status epilepsi dan lain - lain
ASUHAN KEPERAWATAN Resiko terhadap perubahan nutrisi, kurang
dari kebutuhan tubuh b / d diasfagia terhadap gangguan motorik mulut
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d imobilitas
Resiko terhadap cedera b / d tidak mampu mengontrol gerakan sekunder terhadap spastitas
Kerusakan komunikasi verbal b/d kerusakan kemampuan mengucapkan
Resiko terhadap perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b / d diasfagia terhadap gangguan motorik mulutTujuan : anak berpartisipasi dalam aktivitas
makan sesuai kemampuannya, anak mengkonsumsi jumlah yang cukup
Berikan nutrisi dgn cara yang sesuai dengan kondisi anak
Berikan makanan semi padat dan cairan melalui sedotan untuk anak yang berbaring pada posis telungkup
Berikan makanan yang disukai anak Perkaya makanan dengan suplemen nutrisi
misalnya susu bubuk
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d imobilitas
Tujuan : Anak mampu mempertahankan integritas kulit
Kaji kulit dan peran terhadap area tertekan, kemerahan dan pucat
Tempat kan anak pada permukaan yang mengurangi tekanan
Ubah posisi dengan sering, kecuali di kontra indikasikan
Pertahankan kebersihan kulit
Tujuan : Klien tidak mengalami cedera fisik
Intervensi Berikan bantal pada perabotan rumah’ Pasang pagar pd tempat tidur Kuatan perabot yang tidak licin Hindari lantai yang licin Dorong istirahat yang cukup
Resiko terhadap cedera b / d tidak mampu mengontrol gerakan sekunder terhadap spastitas
Kerusakan komunikasi verbal b/d kerusakan kemampuan mengucapkan Tujuan : Anak melakukan proses
komunikasi dalam batas kerusakan
Intervensi : Bicara pada anak secara perlahan Gunakan artikel atau gambar Gunakan teknik makan
Thank You
Recommended