View
18
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, PROFITABILITAS, LEVERAGE,
DAN SIZETERHADAP NILAI PERUSAHAAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Vivi Fatia Utami
NIM: 1113082000087
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ii
iii
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Vivi Fatia Utami
Nomor Induk Mahasiswa : 1113082000087
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa menyebut pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 27 Oktober 2017
Yang menyatakan,
(Vivi Fatia Utami)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Vivi Fatia Utami
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 20 Agustus 1995
3. Alamat : Ciomas Bojong Menteng RT. 02 RW. 02
No.03 Kel. Pasir Mulya Kec. Bogor Barat
Kota Bogor, 16118.
4. Telepon : 081212306484
5. Email : utamifatiavivi@gmail.com
6. Ayah : Misdin
7. Ibu : Erma Gusnita
8. Anak ke-, dari : 1 dari 4 bersaudara
II. PENDIDIKAN
1. Tahun 2000 – 2001 : TK Miftahussalam
2. Tahun 2001 – 2007 : SD Rimba Putra
3. Tahun 2007 – 2010 : MTs.Ummul Quro Al-Islami
4. Tahun 2010 – 2013 : MAN 1 Kota Bogor
5. Tahun 2013 – Sekarang : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta 2013-2014
2. Anggota IKAPMI Jakarta 2014-2015
3. Anggota Palang Merah Remaja (PMR) MAN 1 Bogor 2010-2011
vii
ABSTRACT
The Influence of Dividend Policy, Profitability, Leverage, and Size on Firm
Value
This study aimed to examine the influence of dividend policy, profitability,
leverage, and size on firm value. This research was a quantitative study. The type
of data was secondary data obtained from www.idx.co.id and company website.
The populations of research were banking companies which is listed in Indonesia
Stock Exchange during 2014-2016 period. While the samples of this study
determined by purposive sampling method. The total of data were 111. The
analysis method was multiple linear regression analysis.
The result of this study indicated that dividend policy and size had no
influenced the firm value. While profitability and leverage influenced the firm
value.
Keywords: Dividend Policy, Profitability, Leverage, Size, Firm Value.
viii
ABSTRAK
Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Leverage, dan Size terhadap
Nilai Perusahaan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kebijakan dividen,
profitabilitas, leverage, dan size terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan website perusahaan. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2014-2016. Sedangkan sampel penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan metode purposive sampling. Total data adalah sebanyak
111. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen dan size tidak
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan profitabilitas dan
leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Leverage, Size,Nilai Perusahaan.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam tak
lupa tercurahkan kepada Baginda Alam, Habibina Muhammad SAW, yang telah
menuntun ummatnya kepada jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih atas do’a, bantuan,
bimbingan, dukungan, dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, Ayahanda Misdin dan Ibunda Erma
Gusnita yang telah memberikan do’a, motivasi, semangat, pengorbanan,
dukungan, serta limpahan kasih sayang yang selalu diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Adik-adik yang sangat saya sayangi, Dandi Hartono, Alya Rasyidin, dan
Muhammad Nabiel Rasyidin yang selalu memberikan semangat dan do’a
kepada penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
4. Ibu Yulianti, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
senantiasa meluangkan waktu, memcurahkan perhatian, membimbing dan
memberi masukan serta arahan kepada penulis. Terimakasih atas semua saran
yang telah Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sehingga skripsi ini
dapat selesai dengan baik.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan ilmu-ilmu kepada penulis.
7. Seluruh staf Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
8. Saudara-saudara saya, Bang Yan, Bang Rizal, Kak Ayu, Bang Hasby, Bang
Rayhan, Iin, dan Dedek Zati yang selalu memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis.
9. Sahabat seperjuangan semasa sekolah, Rinda, Mela, Annisa, Yoan, Tien, Mia,
Dasep, Naufal, Lukman, dan Lutfi yang selalu memberikan semangat,
motivasi, senyuman, dan hiburan kepada penulis.
10. Sahabat seperjuangan semasa kuliah, Chika, Fitriyani, Citra, Zahra, Eillenia,
yang selalu membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah.
11. Teman-teman jurusan Akuntansi 2013, khususnya Akuntansi B.
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11
A. Tinjauan Literatur .............................................................................. 11
1. Teori Agensi (Agency Theory) ....................................................... 11
2. Signalling Theory ........................................................................... 14
3. Nilai Perusahaan ............................................................................ 16
xii
4. Kebijakan Dividen ......................................................................... 20
5. Profitabilitas ................................................................................... 23
6. Leverage ......................................................................................... 25
7. Size ................................................................................................. 28
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 29
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 40
D. Hipotesis ............................................................................................ 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 46
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 46
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 46
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 47
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 47
1. Statistik Deskriptif ......................................................................... 47
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 48
a. Uji Normalitas ........................................................................... 48
b. Uji Multikolineritas ................................................................... 49
c. Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 50
d. Uji Autokorelasi ........................................................................ 51
3. Uji Regresi Linear Berganda ......................................................... 52
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) .............................. 53
b. Uji t ............................................................................................ 53
E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 54
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 60
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 60
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ..................................................... 62
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 62
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 64
a. Uji Normalitas Data ................................................................... 64
b. Uji Multikolonearitas ................................................................ 69
c. Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 71
d. Uji Autokorelasi ........................................................................ 73
3. Koefisien Determinasi ................................................................... 74
4. Uji Hipotesis .................................................................................. 75
a. Uji t ............................................................................................ 75
C. Pembahasan ........................................................................................ 77
1. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan .............. 77
2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan ........................ 79
3. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan .............................. 81
4. Pengaruh Size terhadap Nilai Perusahaan ...................................... 82
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 85
A. Kesimpulan ........................................................................................ 85
B. Saran ................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 91
xiv
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 30
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran Penelitian ............................ 59
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian .............................................. 61
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan ............................................................... 61
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 63
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) ............................... 66
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) Setelah di Ln ......... 69
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................... 70
Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser ............................................................................ 72
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi (Durbin-Watson) ...................................... 73
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted ) ............................ 74
Tabel 4.10 Hasil Uji t ...................................................................................... 75
xv
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
Gambar 2.1 Model Penelitian ...................................................................... 45
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (Histogram) ............................................ 65
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal plot) .............................. 65
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas (Histogram) Setelah di Ln ...................... 67
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Plot) Setelah di Ln ....... 68
Gambar 4.5 Hasil Uji Grafik Scatterplot ..................................................... 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang
ketat antar perusahaan dalam industri. Persaingan membuat setiap perusahaan
semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai. Tujuan
utama perusahaan yang telah go public yaitu meningkatkan kemakmuran
pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan
yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai
perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah
nilai pasar hutang. Dengan demikan, penambahan dari jumlah ekuitas
perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dapat menggambarkan keadaan perusahaan. Dengan
baiknya nilai perusahaan maka perusahaan akan dipandang baik oleh para
calon investor, demikian pula sebaliknya, nilai pemegang saham akan
meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham (Hermuningsih,
2012).
Setiap perusahaan memiliki tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang, tujuan jangka pendeknya adalah perusahaan dapat memperoleh
keuntungan yang semaksimal mungkin dengan pemanfaatan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan tujuan jangka panjang adalah
2
memaksimalkan nilai perusahaan (Novari dan Putu, 2016). Dengan adanya
tujuan perusahaan untuk memaksimumkan nilai perusahaan, berarti menuntut
perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk juga selalu
memperhitungkan akibatnya terhadap nilai atau harga sahamnya. Bagi
manajemen, nilai suatu perusahaan dapat memberikan petunjuk mengenai apa
yang dipikirkan oleh investor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta
prospek perusahaan di masa yang akan datang (Febrianti, 2012).
Fama dan French (1998) dalam Putra dan Putu (2016) menyatakan
optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat
dicapai dengan melaksanakan fungsi manajemen keuangan yaitu keputusan
pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen. Semua perusahaan
yang terdaftar di BEI tentunya ingin agar harga saham perusahaannya yang
dijual memiliki potensi harga tinggi dan menarik minat para investor untuk
membeli saham perusahaan tersebut. Setiap perusahaan yang sudah go public
tentunya ingin memperlihatkan kepada para investor bahwa perusahaan
mereka salah satu alternatif investasi yang tepat. Maka dari itu, manajemen
keuangan yang efektif sangat penting untuk kelangsungan dan pertumbuhan
perusahaan (Putra dan Putu, 2016).
Pada tahun 2013, kasus mengenai krisis moneter yang menyebabkan
turunnya harga saham menimpa Indonesia. Nilai tukar rupiah setiap hari terus
terpuruk terhadap mata uang US Dollar. Harga kebutuhan pokok dan segala
macam barang yang kandungan impornya tinggi, melonjak harganya tak
terbendung. Pengusaha langsung menghentikan sementara langkah investasi
3
di Indonesia sambil melihat waktu yang tepat sekiranya ada perubahan
ekonomi dan politik. Pengusaha melihat krisis moneter seperti tahun 1998
membayang di depan mata, sebab setahun yang lalu (tahun 2012) nilai rupiah
masih di kisaran Rp. 9.700 per 1 US Dollar, sekarang sudah mencapai p.
11.000 lebih. Artinya, rupiah sudah terpuruk di atas 13% lebih. Kenapa
menghubungkan krisis moneter 2013 dengan 1998? Sebab krisis moneter
1997-1998, Indonesia paling parah diantara negara-negara lain yang terkena
krisis seperti Korea Selatan, Thailand, dan Philipina. Selain itu ada beberapa
alasan yang menjadi kemiripan krisis 2013 dengan krisis 1998, diantaranya :
1. Utang Indonesia yang terus membengkak (+/- 2000 triliun)
2. Kepastian hukum tidak ada, pejabat abdi hukum negara berlaku koruptif
3. Krisis 1998 diawali dengan usainya Pemilu 1997, krisis 2013 mengawali
Pemilu 2014
4. Investasi sangat sulit karena perijinan sangat lambat (pejabat perijinan
mempersulit untuk tujuan koruptif)
5. Petugas pajak mencari-cari kesalahan pengusaha untuk tujuan koruptif
6. Keamanan sangat rawan, kejahatan meningkat taja
7. Para petinggi Militer dan Polri sangat kaya raya, tidak sesuai dengan
pendapatan yang diterimanya
8. Lingkungan keluarga Presiden penuh dengan isu korupsi yang membelit
mereka
9. Kekuasaan bukan untuk kesejahteraan rakyat, tetapi untuk bisa korup
10. Ada “pergolakan” ketidak-puasan terhadap pemerintah yang ada
4
11. Adanya “capital outflow” yang dilakukan investor asing dan pengusaha
dalam negri
12. Para menteri di Kabinet sudah tidak fokus terhadap pekerjaannya, lebih
fokus pada Pemilu 2014
13. Tuntutan kenaikan upah yang tinggi di 2014, apalagi ditimpa krisis
moneter dengan harga-harga yang melambung menjadi alasan buruh
menuntut kebutuhan hidup layak harus terpenuhi. Ini akan menjadi
pemicu, sebab tekanan rupiah berpengaruh terhadap upah buruh dan
kebutuhan hidup mereka.
Tiga belas alasan diatas akan menjadi batu karang yang keras bagi
penyelesaian krisis moneter menjelang berakhirnya tahun 2013. Diperkirakan
krisis ini akan memakan waktu berbulan-bulan hingga akhir tahun ini, bahkan
ada yang memprediksi sampai tahun depan, krisis ini akan mencapai
puncaknya. Apakah pemerintah SBY akan bertahan terhadap krisis moneter
ini atau gelombang demonstrasi mahasiswa yang didukung oleh tokoh-tokoh
nasional akan terjadi seperti tahun 1998 sangat tergantung kepada cepat atau
lambatnya krisis ini berlalu (dilansir dari m.kompasiana.com).
Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya;
kebijakan dividen, profitabilitas, leverage, dan size. Penelitian-penelitian
sebelumnya terkait dengan nilai perusahaan telah banyak dilakukan
diantaranya dilakukan oleh Febrianti (2012), Hermuningsih (2012), Novari
dan Putu (2016), Putra dan Putu (2016), dan Sembiring dan Rosma (2010)
5
yang memperoleh hasil yang cukup beragam. Penelitian ini dilakukan karena
nilai perusahaan berhubungan dengan karakteristik objektif perusahaan.
Sampai saat ini, kebijakan dividen adalah salah satu persoalan yang
masih diperdebatkan apakah dividen dibayar dari pendapatan (laba bersih)
atau ditahan untuk investasi ke depan. Beberapa studi empiris menyatakan
pembayaran dividen tidak relevan terhadap kinerja perusahaan karena nilai
perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya rasio pembayaran dividen,
tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak dan risiko perusahaan namun
beberapa studi empiris yang lain menyatakan pembayaran dividen relevan
terhadap kinerja keuangan perusahaan (Sembiring dan Rosma, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring dan rosma (2010) membuktikan
bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Namun, peneleitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Giriati
(2016) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Hal lain yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah profitabilitas dan
leverage. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh
laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen. Profitabilitas dapat
diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh selama periode
tertentu dengan jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut yang
dinyatakan dalam persentase (Sartono, 2010 dalam Novari dan Putu, 2016),
sedangkan leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
6
atau mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang (Wiagustini,
2010 dalam Novari dan Putu, 2016). Leverage dapat di ukur dengan Debt to
Equity Ratio (DER). Karena rasio ini mengukur proporsi dana yang
bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan (Novari dan Putu,
2016). Penelitian mengenai nilai perusahaan yang dilakukan oleh Novari dan
Putu (2016) membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan, sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Hal lain yang juga mempengaruhi nilai perusahaan adalah size. Size
dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan, karena semakin besar
ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan
memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal
(Novari dan Putu, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Novari dan Putu
(2016) didukung oleh hasil Putra dan Putu (2016) yang membuktikan bahwa
size dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan menguji kembali
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan karena masih terdapat
perbedaan hasil pada penelitian-penelitian sebelumnya. Faktor yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu kebijakan dividen, profitabilitas,
leverage, dan size. Berdasarkan hal itu, maka penelitian ini berjudul
“Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Leverage, dan Size
terhadap Nilai Perusahaan”.
7
Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian-penelitian sebelumnya
mengenai nilai perusahaan. Adapun perbedaannya dengan penelitian-
penelitian sebelumnya adalah:
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang dilakukan oleh Prasetyorini (2013) adalah
ukuran perusahaan, leverage, price earning ratio, profitabilitas, dan nilai
perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Penelitian Jariah (2016)
menggunakan variabel likuiditas, leverage, profitabilitas, kebijakan
dividen, dan nilai perusahaan yang diproksikan dengan price earning
ratio (PER). Sedangkan penelitian ini menggunakan variabel kebijakan
dividen, profitabilitas, leverage, size, dan nilai perusahaan yang
diproksikan dengan return on equity (ROE).
2. Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian Prasetyorini (2013) adalah perusahaan
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI. Penelitian yang dilakukan
Jariah (2016) menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI. Sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI.
Penelitian dilakukan pada perusahaan perbankan karena perbankan
merupakan peran strategis dalam menyelaraskan, menyerasikan, serta
menyeimbangkan berbagai unsure pembangunan. Peran strategis tersebut
terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai suatu lembaga yang
8
dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan
efisien.
Selain itu, bank sebagai salah satu lembaga keuangan di dalam
perekonomian suatu negara, berfungsi sebagai penunjang kelancaran
sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter, dan sarana untuk
mencapai stabilitas sistem keuangan yang menjalankan usahanya
berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi
bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat. Semakin
baik kinerja keuangan suatu bank, semakin tinggi laba usahanya dan
semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham
juga semakin besar, sehingga kemungkinan harga saham akan naik.
3. Periode Penelitian
Perbedaan selanjutnya dengan peneliti terdahulu yaitu periode
penelitian. Penelitian Prasetyorini (2013) menggunakan periode 2008-
2011. Penelitian Jariah (2016) menggunakan periode 2011-2014.
Sedangkan penelitian ini menggunakan periode 2014-2016, karena
terdapat kasus mengenai krisis moneter yang menyebabkan turunnya
harga saham melanda Indonesia pada tahun 2013. Penelitian ini ingin
melihat apakah terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
terutama pada sektor perbankan pasca terjadinya krisis moneter. Selain
itu, sampai periode 2016 karena merupakan data terbaru yang dapat lebih
mencerminkan keadaan perusahaan perbankan saat ini. Sehingga
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi shareholder, manajer,
9
masyarakat, dan para pemakai laporan lainnya dalam pengambilan
keputusan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah size berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
3. Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.
4. Pengaruh size terhadap nilai perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penulis berharap bahwa
penelitian ini akan memiliki manfaat bagi:
1. Manfaat Untuk Pengembangan Akademik
Agar dapat melakukan penelitian yang lebih spesifik dan dengan
variabel-variabel yang berbeda, sehingga diperoleh pemahaman baru
yang lebih baik bagi pengetahuan mahasiswa.
10
2. ManfaatPraktis
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam pengaplikasian variabel-variabel penelitian ini untuk
membantu meningkatkan nilai perusahaan serta sebagai bahan
pertimbangan emiten untuk mengevaluasi, memperbaiki, dan
meningkatkan kinerja manajemen di masa yang akan datang.
b. Bagi Calon Investor
Membantu memberikan informasi nilai perusahaan agar para
investor dan pemegang saham dapat mempertimbangkan bagaimana
seharusnya keadaan perusahaan yang baik untuk ditanamkan modal.
c. Bagi Pembaca dan Publik
Sebagai referensi kepustakaan, dan untuk penelitian berikutnya
kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini diharapkan
memberikan kesempurnaan dalam penelitian yang berkaitan dengan
nilai perusahaan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di
dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan
kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya
ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan
dan pengendalian sumber daya tersebut.Teori agensi memiliki asumsi
bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan
dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara
principal dan agent.
Perbedaan kepentingan antara principal dengan agent dapat
menimbulkan permasalahan yang dikenal dengan asimetri informasi.
Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk
memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan
adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan
beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Akibat adanya
informasi yang tidak seimbang (asimetri informasi) ini, dapat
menimbulkan dua permasalahan yang disebabkan karena adanya
kesulitan principal memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan-
tindakan agent. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan
tersebut adalah :
12
a. Moral Hazard
Yaitu permasalahan yang muncul jika agent tidak melaksanakan
hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
b. Adverse Selection
Yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui
apakah suatu keputusan yang diambil oleh agent benar-benar
didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi
sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
Jensen dan Meckling (1976) membagi biaya keagenan ini menjadi
monitoring cost, bonding cost, dan residual loss. Monitoring cost adalah
biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor
perilaku agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol
perilaku agent. Bonding cost merupakan biaya yang ditanggung oleh
agent untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin
bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal. Selanjutnya
residual loss merupakan pengorbanan yang berupa berkurangnya
kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan keputusan agent
dan keputusan principal. Residual loss merupakan nilai uang yang
ekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang dialami oleh principal
sebagai akibat dari perbedaan kepentingan atau nilai kerugian yang
dialami principal akibat keputusan yang diambil oleh agent.
Teori agensi menunjukkan bahwa perusahaan dapat dilihat sebagai
suatu hubungan konflik antara pemegang sumber daya. Suatu hubungan
13
agensi muncul ketika satu atau lebih individu, yang disebut pelaku
mempekerjakan satu atau lebih individu lain yang disebut agen, untuk
melakukan layanan tertentu dan kemudian mendelegasikan otoritas
pengambilan keputusan kepada agen. Hubungan utama agensi dalam
bisnis adalah antara pemegang saham dengan manajer dan pemegang
saham dengan debtholders. Hubungan ini tidak selalu harmonis
walaupun memang teori keagenan berkaitan dengan konflik agensi atau
konflik kepentingan antara agen dan pelaku. Hal ini memiliki implikasi,
untuk tata kelola perusahaan dan etika bisnis. Ketika agensi terjadi,
cenderung menimbulkan biaya agensi (biaya yang dikeluarkan dalam
rangka untuk mempertahankan hubungan agensi yang efektif), misalnya
menawarkan bonus kinerja manajemen untuk mendorong manajer
bertindak untuk kepentingan pemegang saham (Giriati, 2016). Oleh
karena itu, teori keagenan telah muncul sebagai model yang dominan
dalam literatur ekonomi keuangan, dan secara luas dibahasdalam konteks
etika bisnis.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) penunjukan manajer oleh
pemegang saham untuk mengelola perusahaan akan memunculkan
perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Perbedaan
sangat mungkin terjadi karena para pengambil keputusan tidak perlu
menanggung resiko sebagai akibat adanya kesalahan dalam pengambilan
keputusan bisnis, begitu pula jika mereka tidak dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Resiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh para pemilik.
14
Karena tidak menanggung resiko dan tidak mendapat tekanan dari pihak
lain dalam mengamankan investasi para pemegang saham, maka pihak
manajemen cenderung membuat keputusan yang tidak optimal. Kondisi
ini akan menimbulkan masalah keagenan.
Salah satu cara untuk mengurangi konflik keagenan adalah dengan
meningkatkan kepentingan manajerial. Menurut Crutchley dan Hansen
(1989) dalam Ahmad dan Yossi (2008), perusahaan meningkatkan
kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajerial
dengan pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan
pemegang saham. Dengan peningkatan persentase kepemilikan, manajer
termotivasi meningkatkan kinerja dan bertanggungjawab meningkatkan
kemakmuran pemegang saham, sehingga akan mempengaruhi tingkat
nilai perusahaan.
2. Signaling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2010) isyarat atau signal adalah
suau tindakan yang diambil perusahaan untuk member petunjuk bagi
investtor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.
Signaling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek
15
yang akan datang dari pada pihak luar (investor dan kreditor). Kurangnya
informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka
melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah kepada
perusahaan. Perusahaan dapat mengurangi asimetri informasi dengan
memberikan sinyal kepada pihak luar.
Hubungan teori sinyal dengan penelitian ini menunjukkan bahwa
kebijakan dividen sering dianggap sebagai sinyal bagi investor dalam
menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan
dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Kenaikan jumlah dividen tunai dianggap sebagai sinyal bahwa
perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa depan. Kenaikan
dividen tunai seringkali menyebabkan kenaikan harga saham yang berarti
bahwa nilai perusahaan meningkat, sementara pemotongan dividen
umumnya menyebabkan penurunan harga saham yang berarti penurunan
nilai perusahaan (Hardiningsih, 2009).
Peningkatan utang juga dapat diartikan pihak luar tentang
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa yang
akan datang, sehingga penambahan utang akan memberikan sinyal
positif. Ini karena perusahaan yang meningkatkan utang dapat dipandang
sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan baik,
sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai
perusahaan akan meningkat (Mai, 2013). Hal tersebut dapat dipahami
karena perusahaan yang berhasil membukukan laba yang meningkat,
16
mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik,
sehingga dapat menciptakan sentiment positif para investor dan dapat
membuat harga saham perusahaan meningkat. Meningkatkan harga
dipasar, maka akan meningkatkan nilai perusahaan (Mazrad, 2014).
3. Nilai Perusahaan
a. Pengertian Nilai Perusahaan
Nilai menurut Suharli (2006) adalah perspektif pasar, pasar
mendikte tingkat nilai pengembalian. Nilai bervariasi tergantung dari
kemampuan perusahaan didalam menggeneralisasi arus kas
prospektif, kecuali didalam keadaan yang tidak lazim dimana aktiva
bersih yang dilikuidasi mempunyai nilai yang lebih besar. Maka
dapat membantu investor dalam menentukan nilai perusahaan. Untuk
mengerti nilai yang sesungguhnya, seorang penilai harus mempunyai
pandangan jangka panjang.
Nilai perusahaan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh
investor. Kemakmuran pemegang saham atau investor tersebut
tercemin dari nilai perusahaan. Dengan kata lain, nilai perusahaan
merupakan ukuran kinerja manajer keuangan. Kweon (2008)
mengatakan bahwa nilai perusahaan adalah nilai pasar atas surat
berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Dengan
memaksimumkan nilai perusahaan maka pemilik perusahaan akan
menjadi lebih makmur. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
nilai perusahaan adalah nilai pasar seluruh komponen keuangan
17
perusahaan yang bersedia dibayar oleh calon pembeli jika
perusahaan dijual yang tercermin dari harga sahamnya. Dengan kata
lain, nilai perusahaan juga bisa disebut sebagai persepsi investor atau
masyarakat umumnya terhadap perusahaan yang sering dikaitkan
dengan harga saham.
Nilai perusahaan dapat menunjukkan keadaan pasar saham
terhadap perusahaan. Semakin besar nilai perusahaan maka dapat
menunjukkan ke publik dalam menilai harga pasar saham
perusahaan diatas nilai bukunya, sehingga ketika nilai perusahaan
meningkat berarti publik menilai kinerja dan performa perusahaan
tersebut memiliki prospek yang baik, serta tujuan utama perusahaan
dapat tercapai melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para
pemegang saham.
Menurut Suharli (2006), penilaian perusahaan mengandung
unsur proyeksi, asuransi, perkiraan, dan judgement. Ada beberapa
konsep dasar penilaian yaitu sebagai berikut :
1) Nilai ditentukan oleh suatu waktu atau periode tertentu.
2) Nilai harus ditentukan pada harga yang wajar.
3) Penilaian tidak dipengaruhi oleh sekelompok pembeli tertentu.
Secara umum, banyak metode dan teknik yang telah
dikembangkan dalam penelitian perusahaan. Menurut Suharli
(2006), beberapa teknik dan metode penilaian perusahaan
diantaranya adalah :
18
1) Pendekatan laba antara metode rasio tingkat laba dan metode
kapitalisasi proyek laba.
2) Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas.
3) Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen.
4) Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva
5) Pendekatan harga saham
6) Pendekatan economic value added.
Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Harga
pasar merupakan cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya.
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), terdapat beberapa konsep
nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain :
1) Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam
anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam
neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham
kolektif.
2) Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari
proses tawar-menawar di pasar saham, nilai saham berdasarkan
informasi yang diperkirakan, nilai ini hanya bisa ditentukan jika
saham perusahaan dijual di pasar saham.
3) Nilai intrinsik, merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan
nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai
intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset,
melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki
19
kemampuan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan
datang.
4) Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan
konsep dasar akuntansi.
5) Nilai likuidasi, adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu
merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa
dihitung berdasarkan performa yang disiapkan ketika suatu
perusahaan akan likuidasi.
b. Rasio Nilai Pasar
Menurut Brigham (2010), rasio ini menghubungkan harga
saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku
perusahaannya. Rasio ini memberi indikasi kepada manajemen
tentang bagaimana pandangan investot terhadap resiko dan prospek
perusahaan dimasa depan. Berikut ini adalah rasio-rasio nilai pasar :
1) Nilai Buku (Book Value/BV) adalah rasio harga yang dihitung
dengan membagi total aset bersih dengan total saham yang
beredar.
2) Nilai perusahaan diukur dengan Price Book Value (PBV)
merupaka rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya.
Nilai perusahaan diukur dengan PBV. PBV menggambarkan
seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu
perusahaan.Semakin tinggi rasio ini mencerminkan kepercayaan
20
pasar terhadap prospek perusahaan tersebut. Rasio ini dianggap
menguntungkan atau meningkat apabila proksi PBV diatas nilai
satu.
4. Kebijakan Dividen
Menurut Kamaludin (2012), kebijakan dividen adalah mencakup
keputusan mengenai apakah laba akan dibagikan kepada pemegang
saham atau akan ditahan untuk reinvestasi dalam perusahaan. Apabila
perusahaan memilih membagi laba sebagai dividen, tentunya akan
mengurangi laba yang akan ditahan. Dampak selanjutnya akan
mengurangi kemampuan sumber dana internal, demikian sebaliknya
apabila perusahaan memilih menahan laba, maka akan memperkuat atau
memperbesar sumber dana internal. Dengan demikian kebijakan dividen
akan berkaitan dengan modal dan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan akan ditentukan oleh nilai ekuitas dan hutang.
Apabila nilai hutang dianggap tetap, maka nilai perusahaan akan
ditentukan oleh harga saham itu sendiri. Meningkatnya harga saham
tentunya akan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Tetapi
yang perlu diingat pembayaran dividen dalam jumlah yang besar akan
mengurangi kemampuan perusahaan melakukan investasi, dampak
selanjutnya akan menurunkan harga saham. Kebijakan dividen
menimbulkan dua efek yang bertentangan, yaitu : menyeimbangkan
dividen kini dengan tingkat pertumbuhan yang akan datang agar harga
21
saham dimaksimalkan, kebijakan ini dikenal dengan “kebijakan dividen
optimal” (Kamaludin, 2012).
Beberapa teori berikut ini akan menjelaskan fenomena tersebut,
mulai dari teori dividen yang relevan hingga yang tidak relevan. Teori
tersebut memliki dasar pemikiran yang berbeda-beda.
a. Kebijakan Dividen Relevan
1) Kebijakan dividen pendekatan Walter
Menurut Walter, pembayaran dividen akan optimal
ditentukan dengan mengubah dividen hingga harga saham per
lembar menjadi maksimum. Walter memberikan rumusan,
dividen akan optimal jika rasio pembayaran dividen sebesar nol
dan return on investment lebih besar dari tingkat kapitalisasi
pasar (Kamaludin, 2012).
2) Bird in the Hand Theory
Teori ini menginspirasi bahwa investor merasa lebih aman
untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen
dibandingkan menunggu capital gains yang belum pasti.
Menurut Myrton Gordon dan John Linter (dalam Kamaludin,
2012) bahwa biaya ekuitas akan turun apabila rasio pembayaran
dividen dinaikkan, karena para investor kurang yakin terhadap
capital gains dibandingkan seandainya menerima dividen yang
lebih pasti. Myrton Gordon dan John Linter juga berpendapat
22
bahwa investor lebih menghargai pendapatan yang diharapkan
dari dividen dibandingkan capital gains(Kamaludin, 2012).
3) Tax Preference Theory
Dasar berpijak teori ini bahwa bagi investor pendapatan
yang relevan baginya adalah pendapatan bersih setelah pajak.
Sehingga tingkat keuntungan yang diharapkan juga adalah
pendapatan setelah pajak. Karena dividen dikenakan pajak,
maka tentunya keuntungan akan lebih rendah sehingga investor
lebih suka menahan laba mereka ke dalam perusahaan, dapat
berupa stock dividen. Ada beberapa alasan investor lebih
menyukai pembayaran dividen yang rendah; pertama, di
beberapa negara seperti di AS, capital gains tidak dikenakan
pajak atau hanya 40% dari capital gains yang dikenakan pajak,
jika surat berharga ditahan lebih 6 bulan. Sementara itu dividen
dikenakan pajak saat ini. Jadi, investor lebih senang rasio
pembayaran dividen yang rendah, karena dividen dikenakan
pajak. Kedua, pajak atas capital gains tidak mesti dibayar
sebelum saham benar terjual (Kamaludin, 2012).
b. Kebijakan Dividen Tidak Relevan
Menurut Modigliani dan Miller dalam Kamaludin (2012), rasio
pembayaran dividen tidak akan mempengaruhi kekayaan pemegang
saham. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh daya laba (earning
power), atau kebijakan investasi. MM mengasumsikan pasar modal
23
sempurna. Dalam pasar sempurna, dilusi dan ketidakseimbangan di
pasar termasuk harga saham hanya bersifat jangka pendek, dalam
jangka panjang mekanisme pasar membuat sahan yang over value
atau under value akan kembali ke harga keseimbangan.
Miller mengemukakan bahwa pengaruh pembayaran dividen
terhadap kemakmuran pemegang sahamakan diimbangi dengan
jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana
yang lain. Dalam situasi keputusan investasi, maka apabila
perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham, maka
perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti
sejumlah pembayaran dividen tersebut. Dengan demikian kenaikan
pendapatan dari pembayaran dividen akandiimbangi dengan
penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Oleh
sebab itu, jika dividen dibagi atau ditahan tidak mempengaruhi
kemakmuran pemegang saham (Kamaludin, 2012).
5. Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan adalah memperoleh laba
atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal lainnya. Dengan
memperoleh laba yang maksimal perusahaan dapat berbuat banyak bagi
kesejahteraan pemilik, karyawan, serta mampu meningkatkan mutu dan
melakukan investasi (Sartono, 2001 dalam Hermuningsih, 2012). Untuk
itu manajemen di targetkan untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
24
Dalam Kasmir (2012), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, sedangkan
dalam Jusuf (2014), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur
laba atau keberhasilan operasi suatu perusahaan pada suatu periode
waktu tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Hasil pengukuran tersebut sebagai bahan
evaluasi kinerja manajemen. Rasio profitabilitas juga memiliki tujuan
dan manfaat, tidak hanya bagi pemilik usaha atau manajemen yang
memerlukannya, tapi juga pihak diluar perusahaan terutama pihak-pihak
yang memiliki hubungan dan kepentingan dengan perusahaan.
a. ROA (Return on Asset)
Rasio ini menggambarkan perputaran aset diukur dari laba
bersih. Semakin besar rasio ini semakin baik karena aktiva akan
lebih cepat berputar dan memperoleh laba. Rasio ini dapat dihitung
dari rasio laba bersih terhadap total aset (Brigham, 2010).
b. ROE (Return on Equity)
ROE merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik
perusahaan. Rentabilitas modal sendiri, rasio ini merupakan rasio
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Artinya, posisi pemilik
perusahaan semakin kuat (Brigham, 2010).
25
6. Leverage
Menurut Jusuf (2014), rasio solvabilitas atau leverage adalah rasio
untuk mengukur perusahaan untuk bertahan dalam jangka panjang,
sedangkan menurut Kamaludin (2012), rasio leverage adalah untuk
menjawab pertanyaan tentang bagaimana perusahaan mendanai
aktivitasnya. Rasio ini memberikan ukuran atas dana yang disediakan
pemilik dibandingkan dengan keuangan yang diberikan oleh kreditor.
Terdapat dua tipe leverage (Kasmir, 2012), yaitu :
1) Operating Leverage
Hal ini terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang
menimbulkan beban tetap yang harus ditutup dengan hasil
operasinya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sebarapa peka
laba operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa
penjualan minimal yang harus diperoleh agar perusahaan tidak rugi.
Meningkatnya jumlah penjualan yang melampaui titik impas, laba
akan meningkat karena biaya tetap penjualan per unit yang
ditanggung oleh perusahaan akan lebih kecil. Jadi operating leverage
dapat meningkatkan profitability yang tidak pasti.
2) Financial Leverage
Pembiayaan dengan utang mempunyai tiga implementasi
penting, yang pertama adalahmemperoleh dana melalui utang
membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian
terhadap perusahaan dengan implementasi terbatas. Yang kedua
26
adalah kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk
memberikan safety margin. Sehingga pemegang saham hanya
memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka resiko
perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. Dan yang terakhir
adalah jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar
atas investasi yang dibayarkan dengan dana pinjaman dibanding
pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan
lebih besar.
Sedangkan menurut Brigham (2010), leverage memberikan tiga
dampak penting, yaitu :
1) Menghimpun dana melalui utang, pemegang saham dapat
mengendalikan perusahaan dengan jumlah investasi ekuitas dengan
jumlah yang terbatas.
2) Kreditor melihat ekuitas atau dana yang diberikan oleh pemilik
sebagai batas pengaman, jadi makin tinggi proporsi total modal yang
diberikan oleh pemegang saham, semakin kecil resiko yang dihadapi
oleh kreditor.
3) Jika hasil yang diperoleh dari aset perusahaan lebih tinggi daripada
tingkat bunga yang dibayarkan, maka penggunaan utang akan
memperbesar pengembalian atas ekuitas atau ROE.
Pembiayaan dengan hutang mempunyai pengaruh bagi perusahaan
karena hutang mempunyai beban yang bersifat tetap. Kegagalan
perusahaan dalam membayar bunga atas hutang dapat menyebabkan
27
kesulitan keuangan yang berakhir dengan kebangkrutan perusahaan.
Sebaliknya, penggunaan hutang juga memberikan deduksi pajak atas
bunga yang dapat menguntungkan bagi pemegang saham, karena
penggunaan hutang harus diseimbangkan antara keuntungan dan
kerugian. Rasio leverage yang lazim digunakan adalah sebagai berikut :
a. Debt to Asset Rasio (Debt Rasio)
Dalam Kasmir (2012), debt rasio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan
total aktiva dengan kata laon besarnya aktiva perusahaan dibiayai
oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaa aktiva. Semakin tinggi rasio ini, artinya
pendanaan dengan hutang semakin banyak, maka akan semakin sulit
perusahaan memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan
perusahaan tidak mampu menutupi hutang dengan aktiva yang
dimilikinya.
b. Debt to Equity Rasio (DER)
Dalam Kasmir (2012), DER merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh hutang dengan seluruh ekuitas. Rasio
ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam kepada pemilik perusahaan. Rasio ini berfungsi untuk
mengetahui modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Bagi
kreditor, semakin tinggi rasio ini semakin tidak mengutungkan
28
karena akan semakin besar resiko yang akan ditanggung atas
kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan. Namun semakin
tinggi rasio ini semakin baik bagi perusahaan, karena pendanaan
yang disediakan pemilik semakin besar.
7. Size
Menurut Sobirin (2007), ukuran perusahaan dapat dilihat
berdasarkan jumlah karyawan, jumlah penjualan dan jumlah aset yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Size merupakan salah satu atribut yang
telah sering dihubungkan dengan pelaporan keuangan. Semakin banyak
jumlah karyawan, jumlah penjualan, dan jumlah aset maka semakin besar
pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini digunakan untuk
menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besarnya
perusahaan tersebut. Semakin banyak jumlah kayawan maka semakin
besar perusahaan tersebut, semakin banyak penjualan maka semakin
banyak perputaran uang, dan semakin besar jumlah aset maka semakin
banyak modal yang ditanam.
Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
nilai perusahaan suatu perusahaan. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat
dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan
untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset
yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset
yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini
sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemiliki atas
29
asetnya. Jumlah aset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan jika
dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Akan tetapi jika dilihat dari sisi
manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan
perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Investor dalam
penyertaan modalnya juga perlu untuk melihat ukuran perusahaan
(Sobirin, 2007).
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Berikut adalah rincian
dari penelitian tersebut :
30
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
1 Richard
Hauser, John
H Thornton Jr
(2017)
Dividend Policy and
Corporate Valuation Variabel Kebijakan
Dividen dan Nilai
Perusahaan
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Kebijakan dividen berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
2 Adesoji
Adetunji
Adenugba,
Abayomi
Akinyemi Ige,
dan Olalekan
Rasheed
Kesinro (2016)
Financial Leverage
and Firms Value: A
Study of Selected
Firms in Nigeria
Variebal Leverage
dan Nilai Perusahaan
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Leverage berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
3 Maggee Senata
(2016)
Pengaruh Kebijakan
Dividen terhadap
Nilai Perusahaan
yang Tercatat pada
Indeks LQ-45 Bursa
Efek Indonesia
Variabel Kebijakan
Dividen dan Nilai
Perusahaan
Alat Uji Regresi
Linear
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Kebijakan dividen berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
4 Putu Mikhy
Novari dan
Putu Vivi
Lestari (2016)
Pengaruh Ukuran
Perusahaan,
Leverage, dan
Profitabilitas
Variabel Ukuran
Perusahaan,
Leverage,
Profitabilitas, dan
Periode Penelitian
Objek Penelitian
Metode Pengumpulan
Data
Ukuran perusahaan dan
profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Sedangkan
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
terhadap Nilai
Perusahaan pada
Sektor Properti dan
Real Estate
Nilai Perusahaan
Alat Uji Regresi
Linear
leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
5 Dien Gusti
Mayogi dan
Fidiana (2016)
Pengaruh
Profitabilitas,
Kebijakan Dividen,
dan Kebijakan Utang
terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel
Profitabilitas,
Kebijakan Dividen,
dan Nilai Perusahaan
Alat Uji Regresi
Linear
Variabel Kebijakan
Utang
Periode Penelitian
Objek Penelitian
Profitabilitas dan kebijakan
dividen berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan kebijakan utang
tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
6 Giriati (2016) Free Cash Flow,
Dividend Policy,
Investment
Opportunity Set,
Opportunistic
Behavior, and
Firm’s Value (A
Study About Agency
Theory)
Variabel Kebijakan
Dividen dan Nilai
Perusahaan
Variabel Arus Kas
Bebas, Investment
Opportunity Set, dan
Opportunistic Behavior
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Arus kas bebas tidak
berpengaruh terhadap
opportunistic behavior of
manager, arus kas bebas dan
investment opportunity set
tidak berpengaruh terhadap
rasio pembayaran dividen, arus
kas bebas tidak berpengaruh
terhadap investment
opportunity set. Sementara
investment opportunity set,
opportunistic
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
rasio pembayaran dividen
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
7 Samuel Fosu,
Albert Danso,
Wasim
Ahmad, dan
William Coffie
(2016)
Information
Asymmetry, Leverage
and Firm Value: Do
Crisis and Growth
Matter?
Variabel Leverage
dan Nilai
Perusahaan
Variabel Asimetri
Informasi
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Asimetri informasi memiliki
dampak negatif terhadap nilai
perusahaan dan memberikan
efek menurun pada leverage
perusahaan. Leverage memiliki
dampak negatif terhadap nilai
perusahaan dan memberikan
efek marginal leverage lebih
rendah untuk asimetri
informasi perusahaan.
8 AA Ngurah
Dharma Adi
Putra dan Putu
Vivi Lestari
(2016)
Pengaruh Kebijakan
Dividen, Likuiditas,
Profitabilitas, dan
Ukuran Perusahaan
terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel Kebijakan
Dividen,
Profitabilitas, dan
Ukuran Perusahaan
Alat Uji Regresi
Linear
Variabel Likuiditas
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Kebijakan dividen, likuiditas,
profitabilitas, dan ukuran
perusahaan secara parsial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
9 Ainun Jariah
(2016)
Likuiditas, Leverage, Variabel Leverage,
Profitabilitas,
Variabel Likuiditas
PeriodePenelitian
Likuiditas dan leverage
memiliki pengaruh terhadap
33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
Profitabilitas
Pengaruhnya terhadap
Nilai Perusahaan
Manufaktur di
Indonesia Melalui
Kebijakan Dividen
Kebijakan Dividen,
dan Nilai
Perusahaan
Objek Penelitian
Path Analysis
nilai perusahaan, sedangkan
profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Terdapat pengaruh likuiditas,
leverage, dan profitabilitas
yang signifikan secara simultan
terhadap nilai perusahaan
melalui kebijakan dividen.
10 Rifqi Faisal
Hargiansyah
(2015)
PengaruhUkuran
Perusahaan, Leverage,
dan Profitabilitas
terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel Ukuran
Perusahaan,
Leverage,
Profitabilitas, dan
Nilai Perusahaan
AlatUji Regresi
Linear
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Ukuran perusahaan dan
leverage tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan profitabilitas
berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
11 Muhammad
Nasrum (2013)
The Influence Of
Ownership Structure,
Corporate
Governance,
Investment Decision,
Variabel Kebijakan
Dividen dan Nilai
Perusahaan
Variabel Struktur
Kepemilikan,
Corporate Governance,
Keputusan Investasi,
Struktur kepemilikan,
corporate governance,
keputusan investasi, keputusan
pendanaan, dan kebijakan
dividen berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
Financial Decision
And Dividend Policy
On The Value Of The
Firm Manufacturing
Companies Listed On
Indonesian Stock
Exchange
Keputusan Pendanaan
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Alat Uji Path Analysis
12 Ayu Sri
Mahatma
Dewi dan Ary
Wirajaya
(2013)
Pengaruh Struktur
Modal, Profitabilitas,
dan Ukuran
Perusahaan pada Nilai
Perusahaan
Variabel
Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan,
dan Nilai
Perusahaan
Alat Uji Regresi
Berganda
Variabel Struktur
Modal
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Struktur modal berpengaruh
negatif dan signifikan pada
nilai perusahaan, profitabilitas
berpengaruh positif dan
signifikan pada nilai
perusahaan, dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
pada nilai perusahaan.
13 Corry Winda
Anzlina dan
Rustam (2013)
Pengaruh Tingkat
Likuiditas,
Solvabilitas,
Aktivitas, dan
Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Real
Variabel
Profitabilitas dan
Nilai Perusahaan
Alat Uji Regresi
Berganda
Variabel Likuiditas,
Solvabilitas, dan
Aktivitas Periode Penelitian Objek Penelitian
Likuiditas memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan,
sedangkan solvabilitas,
aktivitas, dan profitabilitas
memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan.
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
Estate dan Properti di
BEI Tahun 2006-2008
14 Mafizatun
Nurhayati
(2013)
Profitabilitas,
Likuiditas, danUkuran
Perusahaan
Pengaruhnya terhadap
Kebijakan Dividen
dan Nilai Perusahaan
Sektor Non Jasa
Variabel
Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan,
Kebijakan Dividen,
dan Nilai
Perusahaan
Variablel Likuiditas
Periode Penelitian
Objek Penelitian
Alat Uji Path Analysis
Profitabilitas dan ukuran
perusahaan memiliki pengaruh
positif terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan
kebijakan dividen tidak
memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan.
15 Sri
Hermuningsih
(2012)
Pengaruh
Profitabilitas, Size
terhadap Nilai
Perusahaan dengan
Struktur Modal
sebagai Variabel
Intervening
Variabel
Profitabilitas, Size,
dan Nilai
Perusahaan
Variabel Struktur
Modal
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Alat Uji Structural
Equation Model
Profitabilitas berpengaruh
positif terhadap struktur modal.
Ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap
struktur modal. Struktur modal
berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. Profitabilitas,
ukuran perusahaan memiliki
pengaruh tidak langsung
terhadap nilai perusahaan
dengan struktur modal sebagai
variabel intervening.
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
16 Meiriska
Febrianti
(2012)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Nilai
Perusahaan pada
Industri Pertambangan
di Bursa Efek
Indonesia
Variabel Ukuran
Perusahaan,
Leverage,
Profitabilitas, dan
Nilai Perusahaan
Alat Uji Regresi
Linear
Variabel Kesempatan
Pertumbuhan dan
Struktur Modal
Periode Penelitian
Objek Penelitian
Kesempatan pertumbuhan,
profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan rasio hutang
pada ekuitas memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan faktor-faktor
struktur aset, likuiditas, dan
rasio hutang pada total aset
berpengaruh tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
17 Umi
Mardiyati,
Gatot Nazir
Ahmad, dan
Ria Putri
(2012)
Pengaruh Kebijakan
Dividen, Kebijakan
Hutang, dan
Profitabilitas
terhadapNilai
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Periode 2005-2010
Variabel Kebijakan
Dividen,
Profitabilitas, dan
Nilai Perusahaan
Alat Uji Regresi
Berganda
Variabel Kebijakan
Hutang
Periode Penelitian
Objek Penelitian
Kebijakan dividen dan
kebjakan hutang tidak
memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan. Sedangkan
profitabilitas memiliki
pengaruh terhadap nilai
perusahaan.
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
18 Ming-Chang
Cheng dan
Zuwei-Ching
Tzeng (2011)
The Effect of Leverage
on Firm Value and
How The Firm
Financial Quality
Influence on This
Effect
Variabel Leverage
dan Nilai
Perusahaan
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Leverage memiliki hubungan yang
positif signifikan terhadap nilai
perusahaan sebelum mencapai
struktur modal yang optimal.
Pengaruh positif leverage terhadap
nilai perusahaan cenderung lebih
kuat ketika kualitas keuangan
perusahaan lebih baik.
19 Melanie
Sugiarto
(2011)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan dan
Kebijakan Dividen
terhadap Nilai
Perusahaan dengan
Kebijakan Hutang
Sebagai Intervening
Variabel Kebijakan
Dividen dan Nilai
Perusahaan
Alat Uji Regresi
Berganda
Variabel Struktur
Kepemilikan dan
Kebijakan Hutang
Periode Penelitian
Objek Penelitian
Kebijakan dividen dan kepemilikan
manajerial memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan kepemilikan
institusional tidak memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan.
20 Leli Amnah
Rakhimsyah
dan Barbara
Gunawan
(2011)
Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan
Pendanaan, Kebijakan
Dividen, dan Tingkat
Suku Bunga terhadap
Nilai Perusahaan
Variabel Kebijakan
Dividen dan Nilai
Perusahaan
Alat Uji Regresi
Berganda
Variabel
Keputusan
Investasi,
Keputusan
Pendanaan, dan
Tingkat Suku
Bunga
Kebijakan dividen dan keputusan
pendanaan memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan keputusan investasi dan
tingkat suku bunga tidak memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan.
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
21 Sri
Sofyaningsih
dan Pancawati
Hardiningsih
(2011)
Struktur Kepemilikan,
Kebijakan Dividen,
Kebijakan Utang dan
Nilai Perusahaan
Variabel Kebijakan
Dividen dan Nilai
Perusahaan
Alat Uji Regresi
Berganda
Variabel Struktur
Kepemilikan dan
Kebijakan Utang
Periode Penelitian
Objek Penelitian
Kepemilikan manajerial, ukuran
perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, dan kinerja perusahaan
memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan
kepemilikan institusional,
kebijakan dividen, dan kebijakan
utang tidak memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan.
22 Lihan Rini
Puspo Wijaya
dan Anas
Wibawa
(2010)
Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan
Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel Kebijakan
Dividen dan Nilai
Perusahaan
Alat Uji Regresi
Linear
Variabel
Keputusan
Investasi dan
Keputusan
Pendanaan
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Keputusan investasi, keputusan
pendanaan, dan kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
23 Etti Ernita
Sembiring dan
Rosma
Pakpahan
(2010)
Pengaruh Kebijakan
Dividen terhadap
Nilai Perusahaan pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Variabel Kebijakan
Dividen dan Nilai
Perusahaan
Alat Uji Regresi
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Kebijakan dividen tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai perusahaan.
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Linear
24 Saurabh Ghosh
dan Arijit
Ghosh (2008)
Do Leverage,
Dividend Policy and
Profitability influence
the Future Value of
Firm? Evidence from
India
Variabel Leverage,
Kebijakan Dividen,
Profitabilitas, dan
Nilai Perusahaan
Objek Penelitian
Periode Penelitian
Leverage, kebijakan dividen, dan
profitabilitas berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Sumber: data sekunder diolah
40
C. Kerangka Pemikiran
Dalam subbab ini akan dijelaskan beberapa alasan yang mendasari
perumusan kerangka pemikiran penilitian dan visualisasi kerangka pemikiran
penelitian dalam bentuk gambar. Kerangka pemikiran teoritis hubungan
antara kebijakan dividen, profitabilitas, leverage, size, dan nilai perusahaan
adalah sebagai berikut.
1. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Kebijakan dividen merupakan sinyal positif bagi investor. Selain
meningkatnya kemakmuran investor, dividen yang tinggi juga
mencerminkan baiknya kinerja manajer perusahaan. Pembayaran dividen
seiring diikuti oleh kenaikan harga saham. Kenaikan pembayaran dividen
dilihat sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik.
Sebaliknya, penurunan dividen akan dilihat sebagai prospek perusahaan
yang buruk (Wijaya dan Anas, 2010) .
Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Putu (2016) membuktikan
bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan.Para investor lebih menyukai perusahaan yang membagikan
dividenkarena adanya kepastian tentang return atas investasinya.
Semakin besar dividen yangdibagikan oleh perusahaan kepada pemegang
saham, maka kinerja perusahaan akandianggap baik dan perusahaan yang
dianggap memiliki kinerja yang baik akandianggap menguntungkan,
sehingga penilaian terhadap perusahaan tersebut akan membaik yang
dapat tercermin dari tingkat harga saham perusahaan.Wijaya dan Anas
41
(2010) menyatakan bahwa investor akan menginvestasikan dananya pada
perusahaan yang membagikan labanya dalam bentuk dividen secara
konsisten. Investor juga akan menginvestasikan dananya pada
perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah yang besar dengan
konsekuensi investor harus membayar pajak yang tinggi atas dividen
yang diperoleh tersebut.
Berbeda dengan penelitian Putra dan Putu (2016), studi yang dilakukan
oleh Sembiring dan Pakpakan (2014) dan Giriati (2016) menyatakan
bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh
Miller dan Modigliani dengan teori dividend irrelevance theory yang
berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak relevan karena tidak
mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Profitabilitas berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan
dimasa yang akan datang. Profitabilitas yang rendah akan menurunkan
kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dan sebaliknya,
profitabilitas yang tinggi akan memacu perusahaan tumbuh dan
berkembang (Hermuningsih, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Novari dan Putu (2016) menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh postif signifikan terhadap nilai
perusahaan.Hal ini berarti profitabilitas yang tinggi menunjukkan
prospek perusahaan yang bagus sehinggga memicu permintaan saham
42
oleh investor. Respon positif dari investor tersebut akan meningkatkan
harga saham dan selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan
Ary (2013), Munawaroh dan Maswar (2014), dan Hermuningsih (2012).
Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Febrianti (2012),
profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
3. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Modigliani dan Miller dalam Kamaludin (2012), untuk
mempertimbangkan antara besarnya risiko yang timbul akibat
penggunaan hutang dengan tingkat return yang didapatkan karena
manfaat dari hutang tersebut, maka manajer harus melakukan penilaian
trade-offantara risiko dan return.
Penentuan kebijakan hutang berkaitan dengan struktur modal karena
hutang merupakan salah satu komposisi dalam struktur modal. Dimana
struktur modal dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan.
Penelitian mengenai leverage pernah dilakukan Febrianti (2012),
Fosu (2016), dan Cheng (2011) menyatakan bahwa leverage berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, pendapat
Modigliani dan Miller yang menyatakan bahwa bila ada pajak
penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan
nilai perusahaan berlaku.
43
Namun, penelitian ini bertentangan dengan penelitian Novari dan
Putu (2016) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Artinya, perusahaan dalam mendanai
aktivanya cenderung menggunakan modal sendiri (internal financing)
yang berasal dari laba ditahan dan modal saham daripada menggunakan
hutang. Kecukupan dana yang dimiliki perusahaan untuk membiayai
aktivanya yang diperoleh dari modal sendiri membuat perusahaan
mengurangi proporsi hutangnya. Penggunaan hutang yang berlebihan
akan mengurangi manfaat yang diterima atas penggunaan hutang karena
manfaat yang diterima tidak sebanding dengan biaya yang ditimbulkan,
sehingga proporsi hutang yang rendah dapat meningkatkan nilai
perusahaan dan sebaliknya peningkatan hutang dapat menurunkan nilai
perusahaan.
4. Pengaruh Size terhadap Nilai Perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai ukuran yang berbeda-beda.
Perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses pasar modal.
Kemudahan untuk mengakses ke pasar modal berarti perusahaan
memiliki fleksibilitas dan kemampuannya untuk memunculkan dana
yang lebih besar. Dengan kemudahan tersebut ditangkap oleh investor
sebagai sinyal positif dan prospek yang baik sehingga size bisa
memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan (Sobirin,
2007).
44
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novari dan Putu (2016)
menyatakan bahwa size memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil positif memperlihatkan bahwa ukuran perusahaan yang tinggi
menyebabkan nilai perusahaan semakin tinggi pula. Hal ini disebabkan
karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang lebih
stabil. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga saham
perusahaan di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar
terhadap perusahaan besar. Ekspektasi insvestor berupa perolehan
dividen dari perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan saham
perusahaan akan dapat memacu pada peningkatan harga saham di pasar
modal. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dianggap
memiliki “nilai” yang lebih besar. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Hermuningsih (2012), dan Febrianti
(2012). Namun, penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dewi dan Ary (2013) yang menyatakan bahwasize tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat model penelitian
antara kebijakan dividen, profitabilitas, leverage, size, dan nilai
perusahaan sebagai berikut :
45
Gambar 2.1
Model Penelitian
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut :
H1 : Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H3 : Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H4 : Size berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kebijakan Dividen
Profitabilitas
Leverage
Size
Nilai Perusahaan
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua variabel atau lebih (Indriantoro dan
Supomo, 2002). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur
statistik.
Penelitian ini meliputi nilai perusahaan, profitabilitas, leverage, dan size
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2014 sampai dengan 2016.Metodologi yang digunakan dalampenelitian
ini adalah uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen,
profitabilitas, leverage, dan size terhadap nilai perusahaan.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada peneltian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 - 2016.Perusahaan perbankan
digunakan sebagai sampel karena bank memegang peran penting dalam
pembanguna karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit
investasi kecil, menengah, dan besar, tetapi juga mampu memepengaruhi
siklus usaha dalam perekonomian secara keseluruhan.Sektor perbankan
merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi perekonomian
Indonesia. Tingkat pertumbuhan yang tinggi pada sektor perbankan Indonesia
47
menunjukkan pertumbuhan ekonomi negara yang tinggi juga sebaliknya,
apabila tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun maka hal tersebut
akan sangat berpengaruh pada sektor perbankan Indonesia.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling, yaitu metode pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu dengan tujuan agar diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan. Kriteria yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tanggal
31 Desember 2014 hingga 31 Desember 2016.
2. Perusahaan perbankan yang menerbitkan laporan tahunan (annual report)
selama periode 2014-2016 secara berturut-berturut.
3. Perusahaan perbankan yang menggunakan mata uang rupiah.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
Data mengenai seluruh variabel yang digunakan diperoleh dari annual report
yang bisa diakses melalu www.idx.co.id. Periode dalam penelitian ini adalah
2014 hingga 2016 dengan tujuan agar hasil penelitian mencerminkan situasi
terbaru.
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar
48
demografi responden.Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtois, dan skewness (kemencengan
distribus) (Ghozali, 2016).
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala aurokorelasi.
Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika
telah memenuhi persyaratan BLUE (best linear unbiased estimator)
yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolinearitas,
dan tidak terdapat autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas, maka
varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error.
Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi
pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi
koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi,
mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan masih tetap konsisten
hanya saja menjadi tidak efisien (Priyatno, 2013). Oleh karena itu, uji
asumsi klasik juga dilakukan dalam penelitian ini.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Salah satu cara termudah untuk melihat
49
normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data obervasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat tabel normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dan distribusi normal.Untuk mendeketeksi
normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.Sebaliknya, jika data menyebar
jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,
2016).
Namun demikian hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.Oleh
karena itu, uji grafik dilengkapo dengan uji statisktik uji statistik
yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uju
statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S).jika signifikansi
<0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan dengan
data normal baku, berarti data tersebut tidak normal (Ghozali, 2016).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Untuk mengetahui ada
50
tidaknya suatu masalah multikolinearitas dalam model regresi,
peneliti dapat menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor)
dan Tolerance, seperti berikut ini:
1) Jika nilai Tolerance di bawah 0,1 dan nilai VIF di atas 10, maka
model regresi mengalami masalah multikolinearitas.
2) Jika nilai Tolerancedi atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, maka
model regresi tidak mengalam multikolinearitas (Ghozali,
2016).
c. Uji Heteroskedasisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau jika tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
Pada saat mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
ditentukan dengan melihat grafik Plot (scatterplot) antara nilai
prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika
grafik plot menunjukkan suatu pola titik yang bergelombang atau
melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah
terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas,
51
serat titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
Analisis dengan menggunakan grafik plot memiliki kelemahan
yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan
mempengaruhi hasil ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik
yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Uji statistik yang
digunakan adalah dengan uji glejser.Uji glejser mengusulkan untuk
meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen
(Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2016).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (periode sebelumnya).
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena obesrvasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtun waktu
(time series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok
cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok lain
yang sama pada periode berikutnya (Ghozali, 2016). Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
52
Menurut Ghozali (2016), untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (DW test), di
mana secara umum dapat di ambil kesimpulan:
1) Jika 0 < d < dl berarti tidak ada autokorelasi positif
2) Jika dl ≤ d ≤ du berarti tidak ada autokorelasi positif
3) Jika 4 – dl < d < 4 berarti tidak ada korelasi negatif
4) Jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl berarti tidak ada autokorelasi negatif
5) Jika du < d < 4 – du berarti tidak ada autokorelasi
3. Uji Regresi Linear Berganda
Uji regresi linier berganda berguna untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabe terikat dan memprediksi
variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas. Kurniawan (2016)
mendefinisikan tujuan menggunakan analisis regresi ini adalah untuk
membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan
didasarkan pada nilai variabel bebas dan menguji hipotesis karakteristik
dependensi. Pengujian uji ini sangat membantu terutama dalam
melakukan pemaparan atas hasil uji statistika data.
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Uji ini dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen dalam persamaan
atau model yang akan diteliti. Semakin besar R-square (R²), maka
semakin besar pula pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependennya. Nilai R² berada dalam range 0 hingga 1. Apabila R² =
53
0, artinya bahwa variasi dari variabel terikatnya (Y) tidak dapat
diterangkan sama sekali oleh variabel bebasnya (X). Sementara bila
R² = 1, maka seluruh variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependen. Semakin tinggi nilai R² menunjukkan
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen (Priyatno, 2013).
b. Uji t
Uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan
atau tidak.Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficient pada kolom
sig (significance). Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, jika probabilitas
nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat (Priyatno, 2013).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Menurut Indriantoro (2002) variabel adalah construct yang diukur
dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata
mengenai fenomena-fenomena. Pengukuran construct merupakan masalah
yang kompleks, karena berkaitan dengan fungsi variabel untuk memberi
gambaran yang lebih kongkret mengenai abstraksi construct yang
diwakilinya.
54
Operasionalisasi variabel penelitian adalah penentuan construct sehingga
menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasionalisasi menjelaskan
cara tertentu yang digunakan dalam suatu penelitian dalam
mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan penelitian lain
untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik (Indriantoro,
2002). Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
a. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai
perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat (Hasnawati, 2005
dalam Rakhimsyah, 2011). Nilai perusahaan adalah sangat penting
karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya
kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham, semakin
tinggi nilai perusahaan.
Nilai perusahaan diukur dengan Price Book Value (PBV).Proksi ini
dipilih karena menurut Nurhayati (2013), nilai perusahaan dapat
didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan
persepsi investor terhadap emiten yang bersangkutan.Nilai wajar
perusahaan dapat tercermin dari rasio Price to Book Value (PBV) yang
diperoleh dengan membandingkan harga saham di pasar dan nilai
bukunya.Semakin besar rasio ini semakin baik kinerja perusahaan. Selain
55
itu, menurut Brigham dan Houston (2011) dalam Wijaya dan Anas
(2010), PBV mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada
manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang
terus tumbuh. Penelitian ini menggunakan rumus yang digunakan oleh
Nurhayati (2013) sebagai berikut :
b. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan variabel terikat dalam penelitian ini.
Dalam Sugiarto (2011), kebijakan dividen merupakan variabel dummy
dimana jika perusahaan membagikan dividen, maka diberi skor satu (1).
Namun jika perusahaan tidak membagikan dividen, maka diberi skor nol
(0).
c. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
mendapatkan laba dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama
disampaikan oleh Husnan (2001) dalam Hermuningsih (2012) bahwa
profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham
tertentu. Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki.
Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para
investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan
56
dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas
yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya.
Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan
sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut
(Hermuningsih, 2012).
Menurut Mayogi dan Fidiana (2016), salah satu ukuran rasio
profitabilitas yang sering juga digunakan adalah Return on Equity (ROE)
yang merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan total modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menunjukkan
tingkat efisiensi investasi yang nampak pada efektivitas pengelolaan
modal sendiri. Cara menilai profitabilitas perusahaan adalah bermacam-
macam tergantung dari total aktiva atau modal mana yang akan
diperbandingkan satu dengan yang lainnya.
Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat profitabilitas
diproksikan dengan menggunakan Return on Equity (ROE), karena ROE
mengukur kemampuan perusahaan dalam bentuk penyertaan modal
sendiri yang ditanamkan oleh pemegang saham.Semakin tinggi rasio ini
berarti semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan.tingginya
laba yang dihasilkan perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan
mempunyai prospek yang baik kedepannya. Penelitian ini menggunakan
rumus yang digunakan oleh Mayogi dan Fidiana (2016) sebagai berikut :
57
d. Leverage
Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya
leverage yang dihasilkan oleh perusahaan. Leverage dapat dipahami
sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu perusahaan. Hal ini
berarti leverage yang semakin besar menunjukkan resiko investasi yang
semakin besar pula (Novari dan Putu, 2016). Menurut Febrianti (2012),
semakin rendah rasio leverage makan semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk membayar sekuruh kewajibannya. Semakin besar
proporsi hutang yang digunakan dalam struktur modal, semakin besar
pula kewajiban perusahaan untuk membayar pinjaman dan bunganya.
Akibatnya, peningkatan hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan
bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan
diterima oleh investor, karena perusahaan akan memprioritaskan untuk
membayar bunga pinjaman daripada membayar dividen. Dengan
kemampuan membayar dividen yang rendah, tentu tidak menarik bagi
investor untuk membeli saham perusahaan, akibatnya nilai perusahaan
akan menurun.
Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk mengukur leverage
adalah Debt to Equity Ratio (DER), karena DER mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh kewajibannya yang
ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk
membayar hutang. Semakin renda DER, maka akan semakin tinggi
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.
58
Perusahaan akan lebih berhati-hati dalam menentukan tingkat DER
karena akan menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya untuk membayar bunga, sedangkan penggunaan hutang
yang tinggi juga menimbulkan risiko financial distress, sehingga nilai
perusahaan akan menurun. Penelitian ini menggunakan rumus yang
digunakan oleh Febrianti (2012) sebagai berikut :
e. Size
Ukuran perusahaan merupakan indikasi mengukur kinerja suatu
perusahaan.ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan jika
perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki
kinerjanya, sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk
mendapatkan sahamnya karena percaya akan mendapatkan pengembalian
yang menguntungkan dari perusahaan tersebut (Dewi dan Ary, 2013).
Menurut Febrianti (2012), ukuran perusahaan merupakan cerminan
besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva
perusahaan pada neraca akhir tahun yang diukur dengan logaritma
natural dari total aset. Semakin besar perusahaan semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk dapat memperoleh utang.Penelitian ini
menggunakan rumus yang digunakan oleh Febrianti (2012) :
59
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Pengukuran Penelitian
Variabel yang
diukur
Indikator Skala
Nilai Perusahaan
Nurhayati (2013)
Rasio
Kebijakan Dividen
Sugiarto (2011)
Jika perusahaan membagikan dividen, maka
diberi skor satu (1). Namun jika perusahaan
tidak membagikan dividen, maka diberi skor
nol (0)
Nominal
Profitabilitas
Mayogi dan Fidiana
(2016)
Rasio
Leverage
Febrianti (2012)
Rasio
Size
Febrianti (2012)
Rasio
60
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang bergerak
di bidang Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2014 hingga 2016. Perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sebelum 1 Januari 2014 dan selama periode penelitian tidak keluar
dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Fokus penelitian ini
adalah ingin melihat pengaruh kebijakan dividen, profitabilitas, leverage, dan
size terhadap nilai perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan
sampelnya adalah metode purposive sampling. Penelitian secara purposive
sampling mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dari tujuan
penelitian. Data yang digunakan yaitu diambil dari laporan tahunan dan
laporan keuangan auditan pada tahun 2014, 2015, dan 2016 yang diperoleh
melalui website www.idx.co.id.
Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
tampak pada tabel 4.1 sebagai berikut:
61
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama
periode 2014-2016
44
Perusahaan perbankan yang tidak menerbitkan
laporan keuangan selama periode 2014-2016
(8)
Jumlah perusahaan yang memenuhi criteria 36
Total sampel yang digunakan selama 3 periode 108
Sampel terkena outlier -
Sumber: data sekunder diolah
Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2014-2016 berjumlah 44 perusahaan. Dari 44
perusahaan perbankan tersebut terdapat 8 perusahaan yang tidak menerbitkan
laporan keuangan selama periode 2014-2016. Sehingga jumlah perusahaan
perbankan yang dapat dijadikan sampel adalah sebanyak 36 perusahaan.
Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 108 perusahaan. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan
perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.
2 AGRS Bank Agris Tbk.
3 BABP Bank MNC Internasional Tbk.
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk.
5 BBCA Bank Central Asia Tbk.
6 BBKP Bank Bukopin Tbk.
7 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk.
8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
9 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
12 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk.
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
14 BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk.
62
Tabel 4.2 (lanjutan)
Daftar Nama Perusahaan
15 BINA Bank Ina Perdana Tbk.
16 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jabar Tbk.
17 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jatim Tbk.
18 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk.
19 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk.
20 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
21 BNBA Bank Bumi Artha Tbk.
22 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.
23 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk.
24 BNLI Bank Permata Tbk.
25 BSIM Bank Sinarmas Tbk.
26 BSWD Bank of India Indonesia Tbk.
27 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
28 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk.
29 MCOR Bank China Construction Bank Tbk.
30 MEGA Bank Mega Tbk.
31 NAGA Bank Mitra Niaga Tbk.
32 NISP Bank OCBC NISP Tbk.
33 NOBU Bank National Nobu Tbk.
34 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk.
35 PNBS Bank Banin Dubai Syari’ah Tbk.
36 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk.
Sumber: data sekunder diolah
Sampel tersebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang
disesuaikan dengan kebutuhan analisis penelitian.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai pengaruh variable independen (kebijakan dividen, profitabilitas,
leverage, dan size) terhadap variable dependen (nilai perusahaan).
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variable yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variable
dependen (Y) yaitu nilai perusahaan serta variable independen (X) yaitu
63
kebijakan dividen, profitabilitas, leverage, dan size. Hasil pengujian
variable-variabel tersebut secara deskriptif seperti yang terlihat dalam
tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
LNPBV .1931 .54886 97
SIZE 13.5770 .76807 97
LNROE -2.7554 .88733 97
LNDER 1.7684 .48006 97
Sumber: data sekunder diolah
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
variabel profitabilitas menunjukkan nilai rata-rata sebesar -2,7554 dan
standar deviasi sebesar 0,88733.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
variabel leverage menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,7684 dan standar
deviasi sebesar 0,48006.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
variabel size menunjukkan nilai rata-rata sebesar 13,5770 dan standar
deviasi sebesar 0,76807.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
variabel nilai perusahaan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,1931 dan
standar deviasi sebesar 0,54886.
64
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji
apakah data memenuhi asumsi klasik. Adapun dalam penelitian ini
variabel independen yang digunakan adalah Kebijakan Dividen (DIV),
Profitabilitas (ROE), Leverage (DER), dan Size (SIZE), sedangkan
variabel dependen yang digunakan adalah Nilai Perusahaan (PBV). Hasil
dari uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 2016). Jika terdapat normalitas, maka residual akan
terdistribusi secara normal dan independen. Dalam penelitian ini, uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik normal plot dan
metode uji non-parametic Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar
pengambilan keputusan pada grafik normal plot dapat dilihat dari
titik penyebaran data pada sumbu diagonal pada grafik. Jika
penyebaran disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas (Ghozali, 2016).
Berikut ini hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik
histogram dan grafik normal plot.
65
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas (Histogram)
Sumber: Data sekunder diolah
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Plot)
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, menunjukkan bahwa pola
distribusi yang menceng (skewness) ke kiri dan tidak normal,
66
sedangkan berdasarkan gambar 4.2, hasil uji grafik normal plot
menunjukkan bahwa data menyebar jauh dari sekitar garis diagonal.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya (Ghozali, 2016). Oleh karena itu, dalam penelitian ini
juga menggunakan metode uji non-Parametic Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas
signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05,
maka variabel ini tidak terdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila
angka probabilitas di atas 0,05, maka Ha ditolak yang berarti data
terdistribusi secara normal (Ghozali, 2016). Adapun hasil uji
normalitas menggunakan uji K-S dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 108
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .79086527
Most Extreme Differences Absolute .114
Positive .114
Negative -.100
Test Statistic .114
Asymp. Sig. (2-tailed) .001c
Sumber: Data sekunder diolah
67
Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Hal ini
dapat terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,01 dan nilainya di
bawah 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan data terdistribusi tidak
normal.
Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi
agar menjadi normal. Data yang dianggap penyebab tidak normal
dapat dilakukan transformasi dengan melakukan pengubahan data ke
dalam bentuk logaritma atau ke bentuk natural (LN), kemudian
dilakukan pengujian ulang (Santoso,2017). Berikut hasil uji
normalitas setelah dilakukan transformasi ke dalam bentuk logaritma
natural (LN).
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas (Histogram) Setelah di Ln
Sumber: Data sekunder diolah
68
Berdasarkan gambar 4.3, menunjukkan bahwa pola distribusi
tidak menceng (skewness) atau berada di tengah, maka model regresi
sudah memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Plot) Setelah di Ln
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan gambar 4.4, hasil uji grafik normal plot
menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Untuk lebih meyakinkan bahwa data terdistribusi secara normal,
maka dalam penelitian ini juga menggunakan metode uji non-
Parametic Kolmogorov-Smirnov (K-S). Adapun hasil uji normalitas
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut.
69
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov) Setelah di Ln
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 97
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .50089136
Most Extreme Differences Absolute .041
Positive .032
Negative -.041
Test Statistic .041
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.5, hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat
terlihat dari tingkat signifikansi PBV sebesar 0,200 dan nilainya di
atas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal atau konsisten dengan uji grafik histogram dan
grafik normal P-Plot, maka model regresi dapat digunakan untuk
pengujian berikutnya.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah adanya
korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Untuk
mendeteksi adanya masalah multikolinearitas dalam penelitian ini
70
dengan menggunakan nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation
Factor). Regresi yang terbebas dari masalah multikolinearitas
apabila nilai VIF <10 dan nilai Tolerance>0,10, maka data tersebut
tidak ada multikolinearitas. Berikut ini disajikan hasil uji
multikolinearitas pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.255 1.230
DIV .051 .118 .047 .773 1.294
SIZE -.069 .084 -.096 .659 1.517
LNROE .228 .075 .369 .621 1.611
LNDER -.296 .111 -.258 .955 1.047
a. Dependent Variable: LNPBV
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa data dalam
penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas atau tidak terdapat
hubungan antara variabel independen dalam penelitian ini. Hal ini
dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) semua
variabel berada dikisaran 1 hingga 10 yaitu variabel kebijakan
dividen sebesar 1,294, variabel profitabilitas sebesar 1,611, variabel
leverage sebesar 1,047, dan variabel size sebesar 1,517. Selain itu,
nilai Tolerance setiap variabel kurang dari 1 yaitu variabel kebijakan
dividen sebesar 0,773, variabel profitabilitas sebesar 0,621, variabel
leverage sebesar 0,955, dan variabel size sebesar 0,659. Dengan
71
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
multikolinearitas dalam penelitian ini.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini dilakukan bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pada gambar 4.5 di
bawah ini merupakan uji heteroskedastisitas menggunakan grafik
scatterplots:
Gambar 4.5
Hasil Uji Grafik Scatterplot
Sumber: Data sekunder diolah
Grafik scatterplots di atas menunjukkan bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada
72
penyebaran data tersebut. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi
layak digunakan untuk memprediksi Nilai Perusahaan (PBV)
berdasarkan variabel yang mempengaruhinya (independent) yaitu
Kebijakan Dividen (DIV), Profitabilitas (ROE), Leverage (DER),
dan Size (SIZE).
Analisis dengan grafik memiliki kelemahan yang cukup
signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting.
Oleh karena itu diperlukan uji statistik yang lebih menjamin
keakuratan hasil. Salah satu ujistatistik yaitu uji Glejser. Berikut ini
disajikan hasil uji Glejser pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .880 .756 1.165 .247
DIV .061 .073 .099 .842 .402
SIZE -.032 .051 -.080 -.631 .530
LNROE .019 .046 .053 .405 .687
LNDER -.016 .068 -.025 -.233 .816
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa kebijakan dividen memiliki
nilai signifikansi 0,402. Profitabilitas memiliki nilai signifikansi
73
0,687. Leverage memiliki nilai signifikansi 0,816. Size memiliki
nilai signifikansi 0,530.
Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa semua variabel
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang artinya tidak ada
satupun variabel independen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen nilai absolut residual. Jadi dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi maka dapat dilakukan dengan melihat
nilai Durbin-Watson. Dari hasil pengujian autokorelasi
menggunakan Durbin-Watson statistic, maka didapatkan hasil seperti
yang tertera dalam tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi (Durbin-Watson)
Model Summaryb
Model R R Square Durbin-Watson
1 .409a .167 2.178
a. Predictors: (Constant), LNDER, DIV, SIZE,
LNROE
b. Dependent Variable: LNPBV
Sumber: Data sekunder diolah
Dari tabel 4.8 Di atas menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar
2,178. dengan jumlah predictors sebanyak 4 buah (k=4) dan sampel
74
sebanyak 97 data perusahaan (n=97), berdasarkan tabel D-W dengan
tingkat signifikansi 5%, maka dapat ditentukan nilai (du) adalah
1.7560dan (4-du) adalah sebesar 2.2440 dengan demikian nilai du <
DW < 4-du yaitu 1.7560< 2.178< 2.2440 yang menunjukkan bahwa
tidak terdapat autokorelasi positif dan negatif dalam model regresi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini bebas dari
adanya autokorelasi.
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model
regresi dalam menerangkan pengaruh variabel independen terhadap
varibel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan variabel
independen kebijakan dividen, profitabilitas, leverage, dan size dengan
variabel dependen nilai perusahaan. Adapun hasil uji koefisien adjusted
R square disajikan dalam tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted )
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
1 .409a .167 .131
a. Predictors: (Constant), LNDER, DIV, SIZE,
LNROE
b. Dependent Variable: LNPBV
Sumber: Data sekunder diolah
Pada tabel 4.9 memperlihatkan Adjusted R Square adalah sebesar
0,131 atau 13,1%. Jadi dapat dikatakan bahwa sebesar 13,1% nilai
75
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2016 disebabkan oleh kebijakan dividen, profitabilitas, leverage,
dan size. Sedangkan sisanya sebesar 86,9% nilai perusahaan
disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian seperti good corporate governance, struktur modal, dan
corporate social responsibility.
4. Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen. Tabel 4.10 berikut ini menyajikan
hasil uji statistik t dalam penelitian ini, yaitu:
Tabel 4.10
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.255 1.230 1.833 .070
DIV .051 .118 .047 .430 .668
SIZE -.069 .084 -.096 -.823 .412
LNROE .228 .075 .369 3.057 .003
LNDER -.296 .111 -.258 -2.655 .009
a. Dependent Variable: LNPBV
Sumber: Data sekunder diolah
76
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat hasil uji
statistik antara variabel independen dengan variabel dependen
sebagai berikut:
Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan
Tabel 4.10 menunjukkan hasil kebijakan dividen (DIV)
memiliki tingkat signifikan sebesar 0,668. Tingkat signifikan
tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H1 ditolak sehingga
dapat dikatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Adapun nilai beta yang dihasilkan
adalah positif sebesar 0,051.
Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Tabel 4.10 menunjukkan hasil profitabilitas (ROE)
memiliki tingkat signifikan sebesar 0,003. Tingkat signifikan
tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H2 diterima sehingga
dapat dikatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif
sebesar 0,228.
Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Tabel 4.10 menunjukkan hasil leverage (DER) memiliki
tingkat signifikan sebesar 0,009. Tingkat signifikan tersebut
lebih kecil dari 0,05 yang berarti H3 diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa leverageberpengaruh terhadap nilai
77
perusahaan. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah negatif
sebesar 0,296.
Size tidakberpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Tabel 4.10 menunjukkan hasil size (SIZE) memiliki tingkat
signifikan sebesar 0,412. Tingkat signifikan tersebut lebih besar
dari 0,05 yang berarti H4 ditolak sehingga dapat dikatakan
bahwa size tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah negatif sebesar 0,069.
Berdasarkan tabel 4.10, maka diperoleh persamaan regresi
berganda yaitu sebagai berikut:
PBV= 2,255 + 0,051 DIV + 0,228 ROE – 0,296 DER
– 0,0069 SIZE
C. Pembahasan
1. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan hasil hipotesis H1 menunjukkan
bahwa variabel kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Dapat dilihat dari tabel 4.10 menunjukkan nilai koefisien
beta sebesar 0,051 dengan tingkat signifikansi 0,668. Tingkat signifikan
tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H1 ditolak sehingga dapat
dikatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
78
Hasil tersebut mendukung teori yang dikemukakan oleh Miller dan
Modigliani dengan irrelevance theory yang berpendapat bahwa kebijakan
dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan (Sembiring dan Rosma,
2010). Meningkatnya nilai dividen tidak selalu diikuti dengan
meningkatnya nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan ditentukan
hanya oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset-aset
perusahaan atau kebijakan investasinya (Mardiyati dan Gatot, 2012).
Perusahaan bisa saja membagikan dividen yang besar ataupun kecil
asalkan dimungkinkan pendapatan yang diperoleh bisa menutup
kekurangan sumber dana eksternal (Nurhayati, 2013).
Tinggi rendahnya kebijakan dividen ternyata tidak dipergunakan
investor dalam mempertimbangkan keputusannya dalam berinvestasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mampu
dijadikan sinyal oleh perusahaan ketika menarik minat investor untuk
menanamkan dana pada saham perusahaan. investor tidak bereaksi ketika
hanya melihat perusahaan dalam pengambilan kebijakan dividen.
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Sembiring dan
Rosma (2010), Nurhayati (2013), Mardiyati dan Gatot (2012), dan
Sofyaningsih (2011) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
antara variabel kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Namun hasil
penelitian ini tidak mendukung penelitian Hauser (2017) dan Nasrum
(2013). Wijaya dan Anas (2010) menyatakan bahwa perusahaan akan
membayar dividen yang besar kepada pemegang saham karena dapat
79
meningkatkan nilai perusahaan. Menurut teori bird in the hand,
pemegang saham lebih menyukai dividen tinggi dibandingkan dividen
yang akan dibagikan di masa yang akan datang dan capital gain (Mayogi
dan Fidiana, 2016). Menurut Putra dan Putu (2016), para investor lebih
menyukai perusahaan yang membagikan dividen karena adanya
kepastian tentang return atas investasinya. Semakin besar dividen yang
dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham, maka kinerja
perusahaan akan dianggap baik dan perusahaan yang dianggap memiliki
kinerja yang baik akan dianggap menguntungkan, sehingga penilaian
terhadap perusahaan tersebut akan membaik yang dapat tercermin dari
tingkat saham perusahaan. Hal ini berarti dengan membagikan dividen
akan meningkatkan nilai perusahaan.
2. Pengaruh Profitablitas terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan hasil hipotesis H2 menunjukkan
bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dapat dilihat dari tabel 4.10 menunjukkan nilai koefisien beta sebesar
0,228 dengan tingkat signifikansi 0,003. Tingkat signifikan tersebut
lebih kecil dari 0,05 yang berarti H2 diterima sehingga dapat dikatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitiandidukung penelitian yang dilakukan oleh Febrianti
(2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
keuntungan bersih yang mampu diperoleh perusahaan pada saat
80
menjalankan operasinya, maka akan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham.
Semakin besar dividen yang dibagikan, akan semakin tinggi nilai
perusahaan (Febrianti, 2012). Perusahaan yang memiliki profitabilitas
yang tinggi dikaitkan dengan kemampuan perusahaan tersebut dalam
memanfaatkan sumber daya atau aset yang dimiliki perusahaan untuk
menghasilkan laba, yang nantinya mampu menciptakan nilai perusahaan
yang tinggi dan memaksimumkan kekayaan pemegang sahamnya dan
akan mendapatkan sinyal positif dari pihak luar atau investor (Mayogi
dan Fidiana, 2016). Hal ini berarti semakin tinggi nilai profit yang
didapat maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Karena profit yang
tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga
dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham
(Mardiyati dan Gatot, 2012). Respon positif dari investor tersebut akan
meningkatkan harga saham dan selanjutnya akan meningkatkan nilai
perusahaan (Novari dan Putu, 2016).
Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Jariah (2016), Hagiansyah (2015), Anzlina dan Rustam
(2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang
ditunjukkan ROE tidak diikuti oleh peningkatan atau penurunan nilai
perusahaan.
81
3. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan hasil hipotesis H3menunjukkan
bahwa variabel leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dapat
dilihat dari tabel 4.10 menunjukkan nilai koefisien beta sebesar –0,296
dengan tingkat signifikansi0,009. Tingkat signifikan tersebut lebih kecil
dari 0,05 yang berarti H3diterimasehingga dapat dikatakan bahwa
leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini juga
menunjukkan arah negatif, artinya semakin besar tingkat leverage maka
semakin rendah nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Adenugba dan Ige (2016)
yang menyatakan bahwa leverage merupakan sumber keuangan yang
baik bagi perusahaan, karena memungkinkan perusahaan untuk
melaksanakan proyek jangka panjang dan juga mengurangi pajak yang
harus dibayar oleh perusahaan. Penelitian ini membuktikan bahwa ada
hubungan antara leverage dan nilai perusahaan. Menurut Ghosh dan
Arijit (2008), leverage memiliki dampak terhadap nilai perusahaan
karena jika mengandalkan utang, maka akan meningkatkan konflik
kepentingan antara pemegang saham dan kreditor yang akan berpengaruh
negatif terhadap penilaian masa depan.
Namun, hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Novari dan Putu (2016) yang menunjukkan bahwa perusahaan dalam
mendanai aktivanya cenderung menggunakan modal sendiri yang berasal
dari laba ditahan dan modal saham dari pada menggunakan hutang.
82
Kecukupan dana yang dimiliki perusahaan untuk membiayai aktivanya
yang diperoleh dari modal sendiri membuat perusahaan mengurangi
proporsi hutangnya. Penggunaan hutang yang berlebihan akan
mengurangi manfaat yang diterima atas penggunaan hutang karena
manfaat yang diterima tidak sebanding dengan biaya yang ditimbulkan,
sehingga proporsi hutang yang rendah dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Peningkatan nilai ini dikaitkan dengan harga saham, dimana
penurunan hutang akan dianggap menurunkan harga saham. Pada
dasarnya, tidak terdapat tingkat leverage yang ditargetkan oleh
perusahaan. Masing-masing perusahaan menentukan tingkat leverage-
nya berdasarkan kebutuhan finansialnya. Jika perusahaan menggunakan
hutang dalam jumlah sedikit berarti kebutuhan dana eksternalnya rendah
dikarenakan sumber dana internal yang dimilikinya sudah cukup tinggi
(Febrianti, 2012).
4. Pengaruh Size terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan hasil hipotesis H4 menunjukkan
bahwa variabel size tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dapat
dilihat dari tabel 4.10 menunjukkan nilai koefisien beta sebesar -0,069
dengan tingkat signifikansi 0,412. Tingkat signifikan tersebut lebih besar
dari 0,05 yang berarti H4 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa
sizetidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Firdausya dan Fifi (2013), Hagiansyah (2015), Dewi dan Ary (2013)
83
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan dengan skala yang besar akan lebih mudah memperoleh
hutang terkait dengan tingkat kepercayaan kreditor kepada perusahaan-
perusahaan besar. Menurut Safitri dan Suwitho (2015), pada perusahaan
yang berukuran besar, manajer akan berusaha memaksimalkan
kemampuannya dalam mengelola perusahaan untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Namun pada perusahaan kecil meskipun investasinya kurang
besar juga dapat memberikan keuntungan yang optimal. Ukuran
perusahaan dapat dilihat dari total aktivanya, perusahaan dengan total
aktiva yang besar dengan komponen dominan pada piutang dan
persediaan belum tentu dapat membayar dividen (laba ditahan), karena
aset yang menumpuk pada piutang dan persediaan. Hal ini menunjukkan
bahwa investor menganggap informasi ukuran perusahaan tidak cukup
informative sebagai alat ukur kinerja perusahaan. Selain itu, size
perusahaan tidak terlalu diperhatikan karena investor lebih tertarik untuk
melihat variabel-variabel lain yang langsung berkaitan dengan laba atau
keuntungan suatu perusahaan.
Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Novari dan Putu (2016)
tidak mendukung hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil
positif memperlihatkan bahwa ukuran perusahaan yang tinggi
menyebabkan nilai perusahaan yang tinggi pula. Hal ini disebabkan
84
karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang lebih
stabil. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga saham
perusahaan di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar
terhadap perusahaan besar. Ekspektasi investor berupa perolehan dividen
dari perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan saham perusahaan
akan dapat memacu pada peningkatan harga saham di pasar modal.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dianggap memiliki
“nilai” yang lebih besar. Menurut Putra dan Putu (2016), perusahaan
yang tergolong memiliki ukuran perusahaan yang besar memiliki
kemudahan untuk memasuki pasar modal, sehingga memudahkan
perusahaan untuk mendapat tambahan dana untuk melakukan operasi
perusahaan. Investor akan mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam
menanamkan modal, karena perusahaan yang besar dianggap telah
berkembang dan memiliki kinerja yang baik.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kebijakan Dividen,
Profitabilitas, Leverage, dan Size terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016.
Sampel penelitian ini berjumlah 108 data perusahaan dan analisis dilakukan
menggunakan uji regresi berganda.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah
dilakukan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hasil ini
didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh, Nurhayati (2013),
Mardiyati dan Gatot (2012), Sembiring dan Rosma (2010).
2. Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hasil ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Febrianti (2012), Mayogi dan Fidiana
(2016), Mardiyati dan Gatot (2012).
3. Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hasil ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Ghosh dan Arijit (2008), Adenugba dan Ige
(2016).
4. Sizei tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hasil ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Hargiansyah (2015), Dewi dan Ary (2013).
86
B. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Pada penelitian ini, masing-masing variabel hanya diukur menggunakan
satu proksi. Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya sebaiknya
menggunakan lebih banyak proksi yang dapat digunakan.
2. Penelitian ini dilakukan dalam periode 2014-2016 dengan ukuran sampel
111 data perusahaan. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya perlu
memperbesar ukuran sampel misalnya dengan menambah periodisasi
penelitian sehingga diperoleh sampel yang lebih besar dan memberikan
kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh kondisi yang
sebenarnya.
3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan objek lain, tidak hanya pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, tetapi juga industry dari
sector lainnya atau berasal dari semua jenis perusahaan publik atau dapat
juga membandingkan antar jenis perusahaan publik mengenai kebijakan
perusahaan tersebut dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
87
DAFTAR PUSTAKA
Adenugba, Adesoji Adetunji, Abayomi Akinyemi Ige, dan Olalekan Rasheed
Kesinro, “Financial Leverage and Firms Value: A Study of Selected Firms in
Nigeria”, European Journal of Research and Reflection in Management
Sciences, Vo. 3, No. 1, 2016.
Ahmad, Afridian Wirahadi dan Yossi Septriani, “Konflik Keagenan: Tinjauan
Teoritis dan Cara Menguranginya”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol.
3, No. 2, 2008.
Anonim, “2013, Krisis Moneter: Kenapa Indonesia (selalu) Lebih Parah?”,
http://m.kompasiana.com/telomania/krisis-moneter-kenapa-indonesia-selalu-
lebih-parah_55203dfd8133110d739de1b1 (diakses pada 22 Februari 2017).
Anzlina, Corry Winda dan Rustam, “Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas,
Aktifitas, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Real
Estate dan Property di BEI Tahun 2006-2008”, Jurnal Ekonom, Vol. 16,
No.1, 2013.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Housen, “Dasar-Dasar Manejemen Keuangan”,
Buku 1 Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta, 2010.
Cheng, Ming-Chang Cheng and Zuwei-Ching Tzeng, “The Effect of Leverage on
Firm Value and How The Firm Financial Quality Influence on This Effect”,
World Journal of Management, Vol. 3, No. 2, p. 30-53, 2011.
Christiawan, Yulius Jogi dan Josua Tarigan, “Kepemilikan Manajerial : Kebijakan
Hutang, Kinerja, dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol. 9, No. 1, hal. 1-8, 2007.
Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Ary Wirajaya, “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas,
dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan”, E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, Vol. 4, No. 2, hal. 358-372, 2013.
Febrianti, Meiriska, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada
Industri Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 14, No. 2, STIE Trisakti, 2012.
Firdausya, Zanera Saroh, Fiffi Swandari, dan Widyar Effendi, “Pengaruh Mekanisme
Good Corporate Governance (GCG) Pada Nilai Perusahaan”, Jurnal
Wawasan Manajemen, Vol. 1, No. 3, 2013.
Fosu, Samuel, Albert Danso, dkk , “Information Asymmetry, Leverage and Firm
Value: Do Crisis and Growth Matter?”, International Review of Financial
Analysis, 2016.
88
Ghosh, Saurabh dan Arijit Ghosh, “Do Leverage, Dividend Policy, and Profitability
Influence Future Value of Firm?”, 2008, www.ssrn.com.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23”
Edisi Delapan, Semarang, 2016.
Giriati, “Free Cash Flow, Dividend Policy, Investment Opportunity Set,
Opportunistic Behavior, and Firm’s Value (A Study About Agency Theory)”,
Procedia Social and Behavioral Science 219, p.248-254, 2016.
Hardiningsih, Pancawati, “Determinan Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007”, JAI, Vol. 5, No. 2,
2009.
Hargiansyah, Rifqi Faisal, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan”, Artikel Ilmiah Mahasiswa, 2015.
Hauser, Richard dan John H Thornton Jr, “Dividend Policy and Corporate
Valuation”, Managerial Finance, Vol. 43, Issue 6, 2017.
Hermuningsih, Sri, “Pengaruh Profitabilitas, Size terhadap Nilai Perusahaan dengan
Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 16,
No. 2, hal. 232-242, 2012.
Husnan, Suad. “Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka
Panjang)”, BPFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2000.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis” Edisi
Pertama, BPFE , Yogyakarta, 2002.
Jariah, Ainun, “Likuiditas, Leverage, Profitabilitas Pengaruhnya terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur di Indonesia Melalui Kebijakan Dividend”, Riset
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2, 2016.
Jensen, Michael and William Meckling, “Theory of The Firm:Managerial Behavior,
Agency Cost, and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics 3,
p. 305-360, 1976.
Jusuf, Alh-Haryono, “Dasar-Dasar Akuntansi”, Jilid 2 Edisi 7, STIE YKPN,
Yogyakarta, 2014.
Kamaludin dan Rini Indriani, “Manajemen Keuangan: Konsep Dasar dan
Penerapannya”, CV. Mandar Maju, Bandung, 2012.
Kasmir, “Analisa Laporan Keuangan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012.
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, Rajawali Pers, Jakarta, 2009.
89
Kurniawan, Robert dan Budi Yuniarto, “Analisis Regresi: Dasar dan
Penerapannya”, PT. Kencana, Jakarta, 2016.
Kweon, J. Arthur. “Manajemen Keuangan”, Edisi 10, PT. Macanan Jaya Cemerlang,
Jakarta, 2008.
Mai, Muhammad Umar, “Keputusan Struktur Modal, Tingkat Produktivitas, dan
Profitabilitas Serta Nilai Perusahaan (Kajian Atas Perspektif Teori Dasar
Struktur Modal) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2012” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 12, No. 1, 2013.
Mardiyati, Umi, Gatot Nazir Ahmad, dkk, “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan
Hutang dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010”, Jurnal Riset
Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), Vol. 3, No. 1, 2012.
Mayogi, Dien Gusti dan Fidiana, “Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan
Kebijakan Utang terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, Vol. 5, No. 1, 2016.
Munawaroh, Aisyatul dan Maswar Patuh Priyadi, “Pengaruh Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel
Moderating”, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 3, No. 4, 2014.
Nasrum, Muhammad, “The Influence of Ownership Structure, Corporate
Governance, Investment Decision, Financial Decision, and Dividend Policy
on the Firm Manufacturing Companies Listed on The Indonesian Stock
Exchange”, Journal Managerial, Vol. 1, No. 1, 2013.
Nurhayati, Mafizatun, “Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan Pengaruhnya
terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Sektor Non Jasa”, Jurnal
Keuangan dan Bisnis, Vol. 5, No. 2, 2013.
Novari, Putu Mikhy dan Putu Vivi Lestari, ”Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Properti dan Real
Estate”, E-Jurnal Manajemen, Vol. 5, No. 9, Universitas Udayana, Bali,
2016.
Prasetyorini, Bhekti Fitri, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning
Ratio, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Ilmu Manajemen,
Vol. 1, No. 1, 2013.
Priyatno, Duwi dan Dharna A., “Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan
SPSS”, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2013.
Putra, AA Ngurah Dharma Adi dan Putu Vivi Lestari, “Pengaruh Kebijakan Dividen,
Likuiditas, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan”,
90
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 7, Hal. 4044-4070, Universitas
Udayana, 2016.
Rakhimsyah, Leli Amnah dan Barbara Gunawan, “Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Tingkat Suku Bunga terhadap
Nilai Perusahaan”, Jurnal Investasi, Vol. 7 No. 1, 2011.
Rumandor, Regina, Maryam Mangantar, dan Jacky S.B Sumarauw, “Pengaruh
Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Resiko Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan pada Sub Sektor Plastik dan Pengemasan di BEI”, Jurnal EMBA,
Vol. 3, No. 3, 2015.
Safitri, Hazlina dan Suwitho, “Pengaruh Size, Growth dengan Kebijakan Dividen
sebagai Variabel Moderating terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen, Vol. 4, No. 6, 2015.
Sembiring, Etti Emita dan Rosma Pakpahan, “Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”, Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi, Vol. 2,
No. 1, Hal. 47-56, Politeknik Negeri Bandung, 2010.
Senata, Maggee, “Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan yang
Tercatat pada Indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil, Vol. 06, No.1, STIE Mikroskil Medan, 2016.
Sugiarto, Melanie, “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Hutang sebagai Variabel Intervening”,
Jurnal Akuntansi Kontemporer, Vol. 3, No. 1, 2011.
Suharli, Michell, “Studi Empiris terhadap Faktor yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan terhadap Perusahaan Go Public di Indonesia”, Jurnal MAKSI,
Vol. 6, No. 1, Hal. 23-41, 2006.
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan-Teori dan Aplikasi dengan SPSS”, CV. Andi
Offset. Yogyakarta, 2011.
Sobirin, Ahmad, “Budaya Organisasi”, UUP STIM YKPN, Yogyakarta, 2007.
Sofyaningsih, Sri dan Pancawati Hardiningsih, “Struktur Kepemilikan, Kebijakan
Dividen, Kebijakan Utang, dan Nilai Perusahaan”, Dinamika Keuangan dan
Perbankan, Vol. 3, No. 1, 2011.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, “Manajemen Keuangan”, Edisi 9 Jilid 1,
Binarupa Aksara, Jakarta, 1995.
Wijaya, Lihan Rini Puspo dan Anas Wibawa, “Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan”,
Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.
91
LAMPIRAN- LAMPIRAN
92
LAMPIRAN 1
DATA SAMPEL
93
Daftar Nama Perusahaan
No. Kode Nama Perusahaan
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.
2 AGRS Bank Agris Tbk.
3 BABP Bank MNC Internasional Tbk.
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk.
5 BBCA Bank Central Asia Tbk.
6 BBKP Bank Bukopin Tbk.
7 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk.
8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
9 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
12 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk.
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
14 BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk.
15 BINA Bank Ina Perdana Tbk.
16 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jabar Tbk.
17 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jatim Tbk.
18 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk.
19 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk.
20 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
21 BNBA Bank Bumi Artha Tbk.
22 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.
23 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk.
24 BNLI Bank Permata Tbk.
25 BSIM Bank Sinarmas Tbk.
26 BSWD Bank of India Indonesia Tbk.
27 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
28 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk.
29 MCOR Bank China Construction Bank Tbk.
30 MEGA Bank Mega Tbk.
31 NAGA Bank Mitra Niaga Tbk.
32 NISP Bank OCBC NISP Tbk.
33 NOBU Bank National Nobu Tbk.
34 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk.
35 PNBS Bank Banin Dubai Syari’ah Tbk.
36 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk.
94
Kebijakan Dividen 2014
NO. KODE TAHUN KEBIJAKAN DIVIDEN
1 AGRO 2014 1
2 AGRS 2014 0
3 BABP 2014 0
4 BACA 2014 0
5 BBCA 2014 1
6 BBKP 2014 1
7 BBMD 2014 1
8 BBNI 2014 1
9 BBNP 2014 1
10 BBRI 2014 1
11 BBTN 2014 1
12 BCIC 2014 0
13 BDMN 2014 1
14 BEKS 2014 0
15 BINA 2014 0
16 BJBR 2014 1
17 BJTM 2014 1
18 BKSW 2014 0
19 BMAS 2014 1
20 BMRI 2014 1
21 BNBA 2014 1
22 BNGA 2014 0
23 BNII 2014 0
24 BNLI 2014 1
25 BSIM 2014 0
26 BSWD 2014 0
27 BTPN 2014 0
28 BVIC 2014 1
29 MCOR 2014 0
30 MEGA 2014 0
31 NAGA 2014 0
32 NISP 2014 0
33 NOBU 2014 0
34 PNBN 2014 1
35 PNBS 2014 0
36 SDRA 2014 0
95
Kebijakan Dividen 2015
NO. KODE TAHUN KEBIJAKAN DIVIDEN
1 AGRO 2015 1
2 AGRS 2015 0
3 BABP 2015 0
4 BACA 2015 0
5 BBCA 2015 1
6 BBKP 2015 1
7 BBMD 2015 1
8 BBNI 2015 1
9 BBNP 2015 1
10 BBRI 2015 1
11 BBTN 2015 1
12 BCIC 2015 0
13 BDMN 2015 1
14 BEKS 2015 0
15 BINA 2015 0
16 BJBR 2015 1
17 BJTM 2015 1
18 BKSW 2015 0
19 BMAS 2015 1
20 BMRI 2015 1
21 BNBA 2015 1
22 BNGA 2015 0
23 BNII 2015 0
24 BNLI 2015 1
25 BSIM 2015 0
26 BSWD 2015 0
27 BTPN 2015 0
28 BVIC 2015 0
29 MCOR 2015 0
30 MEGA 2015 1
31 NAGA 2015 0
32 NISP 2015 0
33 NOBU 2015 0
34 PNBN 2015 0
35 PNBS 2015 0
36 SDRA 2015 1
96
Kebijakan Dividen 2016
NO. KODE TAHUN KEBIJAKAN DIVIDEN
1 AGRO 2016 1
2 AGRS 2016 0
3 BABP 2016 0
4 BACA 2016 0
5 BBCA 2016 1
6 BBKP 2016 1
7 BBMD 2016 1
8 BBNI 2016 1
9 BBNP 2016 1
10 BBRI 2016 1
11 BBTN 2016 1
12 BCIC 2016 0
13 BDMN 2016 1
14 BEKS 2016 0
15 BINA 2016 0
16 BJBR 2016 1
17 BJTM 2016 1
18 BKSW 2016 0
19 BMAS 2016 0
20 BMRI 2016 1
21 BNBA 2016 1
22 BNGA 2016 0
23 BNII 2016 0
24 BNLI 2016 0
25 BSIM 2016 0
26 BSWD 2016 0
27 BTPN 2016 0
28 BVIC 2016 0
29 MCOR 2016 0
30 MEGA 2016 1
31 NAGA 2016 0
32 NISP 2016 0
33 NOBU 2016 0
34 PNBN 2016 0
35 PNBS 2016 0
36 SDRA 2016 1
97
Profitabilitas 2014
NO. KODE TAHUN EAT TOTAL EKUITAS ROE
1 AGRO 2014 Rp 62,001,106.00 Rp 904,021,593.00 0.068584
2 AGRS 2014 Rp 4,591.00 Rp 472,677.00 0.009713
3 BABP 2014 Rp (54,550.00) Rp 1,234,569.00 -0.04419
4 BACA 2014 Rp 74,530.00 Rp 974,193.00 0.076504
5 BBCA 2014 Rp 16,511,670.00 Rp 77,920,617.00 0.211904
6 BBKP 2014 Rp 726,808.00 Rp 6,821,480.00 0.106547
7 BBMD 2014 Rp 237,030,507,000.00 Rp 2,130,820,959,344.00 0.111239
8 BBNI 2014 Rp 10,829,379.00 Rp 61,021,308.00 0.177469
9 BBNP 2014 Rp 96,532,495.00 Rp 1,138,101,488.00 0.084819
10 BBRI 2014 Rp 24,253,845.00 Rp 97,737,429.00 0.248153
11 BBTN 2014 Rp 1,115,592.00 Rp 12,206,406.00 0.091394
12 BCIC 2014 Rp (662,006.00) Rp 1,019,618.00 -0.64927
13 BDMN 2014 Rp 2,682,662.00 Rp 33,017,524.00 0.08125
14 BEKS 2014 Rp (119,173.00) Rp 636,146.00 -0.18734
15 BINA 2014 Rp 15,342.00 Rp 302,831.00 0.050662
16 BJBR 2014 Rp 1,120,035.00 Rp 7,083,607.00 0.158116
17 BJTM 2014 Rp 939,084.00 Rp 6,043,635.00 0.155384
18 BKSW 2014 Rp 120,837.00 Rp 2,280,924.00 0.052977
19 BMAS 2014 Rp 24,790,989.00 Rp 646,125,960.00 0.038369
20 BMRI 2014 Rp 20,654,783.00 Rp 104,844,562.00 0.197004
21 BNBA 2014 Rp 51,827,836,329.00 Rp 602,139,607,690.00 0.086073
22 BNGA 2014 Rp 2,343,840.00 Rp 28,447,694.00 0.082391
23 BNII 2014 Rp 712,328.00 Rp 14,650,051.00 0.048623
24 BNLI 2014 Rp 1,586,971.00 Rp 17,094,536.00 0.092835
25 BSIM 2014 Rp 154,932.00 Rp 3,160,482.00 0.049022
26 BSWD 2014 Rp 106,167,729,998.00 Rp 560,587,547,047.00 0.189387
27 BTPN 2014 Rp 1,869,031.00 Rp 12,060,534.00 0.154971
28 BVIC 2014 Rp 105,699,344.00 Rp 1,759,828,875.00 0.060062
29 MCOR 2014 Rp 52,876.00 Rp 1,220,139.00 0.043336
30 MEGA 2014 Rp 599,238.00 Rp 6,956,675.00 0.086139
31 NAGA 2014 Rp 6,207,647,642.00 Rp 183,950,271,246.00 0.033746
32 NISP 2014 Rp 1,332,182.00 Rp 14,907,176.00 0.089365
33 NOBU 2014 Rp 15,562.00 Rp 1,169,424.00 0.013307
34 PNBN 2014 Rp 2,582,627.00 Rp 23,228,703.00 0.111183
35 PNBS 2014 Rp 70,938,895.00 Rp 1,072,794,674.00 0.066125
36 SDRA 2014 Rp 138,073.00 Rp 3,904,265.00 0.035365
98
Profitabilitas 2015
NO. KODE TAHUN EAT TOTAL EKUITAS ROE
1 AGRO 2015 Rp 80,491,880.00 Rp 1,352,412,425.00 0.059517
2 AGRS 2015 Rp 3,905.00 Rp 567,097.00 0.006886
3 BABP 2015 Rp 8,178.00 Rp 1,708,204.00 0.004787
4 BACA 2015 Rp 90,823.00 Rp 1,053,416.00 0.086218
5 BBCA 2015 Rp 18,035,768.00 Rp 89,624,940.00 0.201236
6 BBKP 2015 Rp 964,307.00 Rp 7,535,179.00 0.127974
7 BBMD 2015 Rp 240,771,963,945.00 Rp 2,263,834,427,402.00 0.106356
8 BBNI 2015 Rp 9,140,532.00 Rp 78,438,222.00 0.116532
9 BBNP 2015 Rp 66,866,856.00 Rp 1,195,492,670.00 0.055932
10 BBRI 2015 Rp 25,410,788.00 Rp 113,127,179.00 0.224621
11 BBTN 2015 Rp 1,850,907.00 Rp 13,860,107.00 0.133542
12 BCIC 2015 Rp (676,010.00) Rp 998,153.00 -0.67726
13 BDMN 2015 Rp 2,469,157.00 Rp 34,214,849.00 0.072166
14 BEKS 2015 Rp (331,159.00) Rp 310,670.00 -1.06595
15 BINA 2015 Rp 16,877.00 Rp 319,432.00 0.052834
16 BJBR 2015 Rp 1,380,964.00 Rp 7,757,218.00 0.178023
17 BJTM 2015 Rp 88,503.00 Rp 6,295,461.00 0.140499
18 BKSW 2015 Rp 156,046.00 Rp 2,424,184.00 0.064371
19 BMAS 2015 Rp 40,189,822.00 Rp 848,006,715.00 0.047393
20 BMRI 2015 Rp 21,152,398.00 Rp 119,491,841.00 0.17702
21 BNBA 2015 Rp 56,950,417,920.00 Rp 1,233,868,290,690.00 0.046156
22 BNGA 2015 Rp 427,885.00 Rp 28,679,387.00 0.01492
23 BNII 2015 Rp 1,143,562.00 Rp 15,743,268.00 0.072638
24 BNLI 2015 Rp 247,112.00 Rp 18,812,844.00 0.013135
25 BSIM 2015 Rp 185,153.00 Rp 3,669,611.00 0.050456
26 BSWD 2015 Rp (44,668,043,495.00) Rp 1,114,888,052,692.00 -0.04007
27 BTPN 2015 Rp 1,752,609.00 Rp 13,923,859.00 0.125871
28 BVIC 2015 Rp 94,073,216.00 Rp 2,113,690,246.00 0.044507
29 MCOR 2015 Rp 67,378.00 Rp 1,413,732.00 0.04766
30 MEGA 2015 Rp 1,052,771.00 Rp 11,517,195.00 0.091409
31 NAGA 2015 Rp 11,099,275,250.00 Rp 214,112,396,095.00 0.051839
32 NISP 2015 Rp 1,500,835.00 Rp 16,411,347.00 0.091451
33 NOBU 2015 Rp 18,206.00 Rp 1,189,658.00 0.015304
34 PNBN 2015 Rp 1,567,845.00 Rp 30,806,209.00 0.050894
35 PNBS 2015 Rp 53,578,381.00 Rp 1,155,490,602.00 0.046369
36 SDRA 2015 Rp 265,230.00 Rp 4,135,931.00 0.064128
99
Profitabilitas 2016
NO. KODE TAHUN EAT TOTAL EKUITAS ROE
1 AGRO 2016 Rp 103,003,152.00 Rp 1,936,251,540.00 0.053197
2 AGRS 2016 Rp 3,389.00 Rp 572,506.00 0.00592
3 BABP 2016 Rp 9,349.00 Rp 1,860,405.00 0.005025
4 BACA 2016 Rp 93,457.00 Rp 1,315,040.00 0.071068
5 BBCA 2016 Rp 20,632,281.00 Rp 112,715,059.00 0.183048
6 BBKP 2016 Rp 1,090,635.00 Rp 9,537,932.00 0.114347
7 BBMD 2016 Rp 179,261,192,508.00 Rp 2,681,773,809,235.00 0.066844
8 BBNI 2016 Rp 11,410,196.00 Rp 89,254,000.00 0.12784
9 BBNP 2016 Rp 8,108,625.00 Rp 1,197,509,790.00 0.006771
10 BBRI 2016 Rp 26,227,991.00 Rp 146,812,590.00 0.178649
11 BBTN 2016 Rp 2,618,905.00 Rp 19,130,536.00 0.136897
12 BCIC 2016 Rp (718,722.00) Rp 1,353,263.00 -0.5311
13 BDMN 2016 Rp 2,792,722.00 Rp 36,377,972.00 0.07677
14 BEKS 2016 Rp (405,123.00) Rp 864,578.00 -0.46858
15 BINA 2016 Rp 18,236.00 Rp 482,705.00 0.037779
16 BJBR 2016 Rp 1,153,225.00 Rp 9,674,228.00 0.119206
17 BJTM 2016 Rp 1,028,216.00 Rp 7,209,572.00 0.142618
18 BKSW 2016 Rp (650,333.00) Rp 3,477,929.00 -0.18699
19 BMAS 2016 Rp 68,157,510.00 Rp 1,111,612,136.00 0.061314
20 BMRI 2016 Rp 14,650,163.00 Rp 153,369,723.00 0.095522
21 BNBA 2016 Rp 78,759,737,169.00 Rp 1,296,667,409,954.00 0.06074
22 BNGA 2016 Rp 2,081,717.00 Rp 34,207,622.00 0.060855
23 BNII 2016 Rp 1,967,276.00 Rp 19,272,606.00 0.102076
24 BNLI 2016 Rp (6,483,084.00) Rp 19,289,606.00 -0.33609
25 BSIM 2016 Rp 370,651.00 Rp 4,475,322.00 0.082821
26 BSWD 2016 Rp (505,002,023,048.00) Rp 1,108,216,006,380.00 -0.45569
27 BTPN 2016 Rp 1,875,846.00 Rp 16,312,428.00 0.114995
28 BVIC 2016 Rp 100,360,474.00 Rp 2,626,270,697.00 0.038214
29 MCOR 2016 Rp 22,178.00 Rp 2,396,184.00 0.009256
30 MEGA 2016 Rp 1,158,000.00 Rp 12,265,681.00 0.09441
31 NAGA 2016 Rp 12,142.00 Rp 233,759.00 0.051942
32 NISP 2016 Rp 1,789,900.00 Rp 19,506,576.00 0.091759
33 NOBU 2016 Rp 30,312.00 Rp 1,331,757.00 0.022761
34 PNBN 2016 Rp 2,518,048.00 Rp 34,200,800.00 0.073625
35 PNBS 2016 Rp 19,540,914.00 Rp 1,187,940,719.00 0.016449
36 SDRA 2016 Rp 309,816.00 Rp 4,411,890.00 0.070223
100
Leverage 2014
NO. KODE TAHUN TOTAL LIABILITAS TOTAL EKUITAS DER
1 AGRO 2014 Rp 5,481,169,891.00 Rp 904,021,593.00 6.063096
2 AGRS 2014 Rp 3,638,359.00 Rp 472,677.00 7.697347
3 BABP 2014 Rp 8,195,695.00 Rp 1,234,569.00 6.638507
4 BACA 2014 Rp 8,277,583.00 Rp 974,193.00 8.496862
5 BBCA 2014 Rp 472,550,777.00 Rp 77,920,617.00 6.064515
6 BBKP 2014 Rp 72,229,788.00 Rp 6,821,480.00 10.58858
7 BBMD 2014 Rp6,541,262,749,838.00 Rp 2,130,820,959,344.00 3.069832
8 BBNI 2014 Rp 341,148,654.00 Rp 61,021,308.00 5.590648
9 BBNP 2014 Rp 8,330,772,000.00 Rp 1,138,101,488.00 7.319885
10 BBRI 2014 Rp 704,217,592.00 Rp 97,737,429.00 7.205199
11 BBTN 2014 Rp 132,369,555.00 Rp 12,206,406.00 10.84427
12 BCIC 2014 Rp 11,662,403.00 Rp 1,019,618.00 11.43801
13 BDMN 2014 Rp 162,691,069.00 Rp 33,017,524.00 4.927416
14 BEKS 2014 Rp 8,407,900.00 Rp 636,146.00 13.21693
15 BINA 2014 Rp 1,648,756.00 Rp 302,831.00 5.444476
16 BJBR 2014 Rp 63,884,725.00 Rp 7,083,607.00 9.018672
17 BJTM 2014 Rp 31,954,411.00 Rp 6,043,635.00 5.287283
18 BKSW 2014 Rp 18,558,094.00 Rp 2,280,924.00 8.136218
19 BMAS 2014 Rp 4,182,449,471.00 Rp 646,125,960.00 6.473118
20 BMRI 2014 Rp 697,019,624.00 Rp 104,844,562.00 6.648124
21 BNBA 2014 Rp4,553,283,036,909.00 Rp 602,139,607,690.00 7.561839
22 BNGA 2014 Rp 204,714,729.00 Rp 28,447,694.00 7.19618
23 BNII 2014 Rp 128,668,415.00 Rp 14,650,051.00 8.782796
24 BNLI 2014 Rp 168,255,325.00 Rp 17,094,536.00 9.842638
25 BSIM 2014 Rp 18,099,067.00 Rp 3,160,482.00 5.726679
26 BSWD 2014 Rp4,638,597,071,582.00 Rp 560,587,547,047.00 8.274527
27 BTPN 2014 Rp 60,749,900.00 Rp 12,060,534.00 5.037082
28 BVIC 2014 Rp 18,434,623,095.00 Rp 1,759,828,875.00 10.47524
29 MCOR 2014 Rp 8,549,452.00 Rp 1,220,139.00 7.006949
30 MEGA 2014 Rp 59,691,216.00 Rp 6,956,675.00 8.580423
31 NAGA 2014 Rp1,708,411,877,891.00 Rp 183,950,271,246.00 9.287357
32 NISP 2014 Rp 88,216,003.00 Rp 14,907,176.00 5.917687
33 NOBU 2014 Rp 4,598,166.00 Rp 1,169,424.00 3.931992
34 PNBN 2014 Rp 149,352,964.00 Rp 23,228,703.00 6.429673
35 PNBS 2014 Rp 891,746,374.00 Rp 1,072,794,674.00 0.831237
36 SDRA 2014 Rp 12,528,511.00 Rp 3,904,265.00 3.208929
101
Leverage 2015
NO. KODE TAHUN TOTAL LIABILITAS TOTAL EKUITAS DER
1 AGRO 2015 Rp 7,012,090,138.00 Rp 1,352,412,425.00 5.184876
2 AGRS 2015 Rp 3,650,271.00 Rp 567,097.00 6.436767
3 BABP 2015 Rp 10,428,800.00 Rp 1,708,204.00 6.105126
4 BACA 2015 Rp 11,105,781.00 Rp 1,053,416.00 10.54264
5 BBCA 2015 Rp 501,945,424.00 Rp 89,624,940.00 5.600511
6 BBKP 2015 Rp 86,831,323.00 Rp 7,535,179.00 11.52346
7 BBMD 2015 Rp7,145,762,532,130.00 Rp 2,263,834,427,402.00 3.156486
8 BBNI 2015 Rp 412,727,677.00 Rp 78,438,222.00 5.261818
9 BBNP 2015 Rp 7,417,621,089.00 Rp 1,195,492,670.00 6.204656
10 BBRI 2015 Rp 765,299,133.00 Rp 113,127,179.00 6.764945
11 BBTN 2015 Rp 157,947,845.00 Rp 13,860,107.00 11.39586
12 BCIC 2015 Rp 12,185,350.00 Rp 998,153.00 12.2079
13 BDMN 2015 Rp 153,842,563.00 Rp 34,214,849.00 4.496368
14 BEKS 2015 Rp 5,656,516.00 Rp 310,670.00 18.20747
15 BINA 2015 Rp 1,762,091.00 Rp 319,432.00 5.516326
16 BJBR 2015 Rp 76,068,471.00 Rp 7,757,218.00 9.806154
17 BJTM 2015 Rp 36,508,170.00 Rp 6,295,461.00 5.799126
18 BKSW 2015 Rp 23,333,465.00 Rp 2,424,184.00 9.625286
19 BMAS 2015 Rp 4,495,929,673.00 Rp 848,006,715.00 5.301762
20 BMRI 2015 Rp 736,198,705.00 Rp 119,491,841.00 6.161079
21 BNBA 2015 Rp5,333,398,527,251.00 Rp 1,233,868,290,690.00 4.322502
22 BNGA 2015 Rp 210,169,865.00 Rp 28,679,387.00 7.328255
23 BNII 2015 Rp 141,875,745.00 Rp 15,743,268.00 9.011836
24 BNLI 2015 Rp 163,876,507.00 Rp 18,812,844.00 8.710884
25 BSIM 2015 Rp 24,199,077.00 Rp 3,669,611.00 6.594453
26 BSWD 2015 Rp4,972,594,728,047.00 Rp 1,114,888,052,692.00 4.460174
27 BTPN 2015 Rp 64,053,233.00 Rp 13,923,859.00 4.60025
28 BVIC 2015 Rp 20,031,589,825.00 Rp 2,113,690,246.00 9.47707
29 MCOR 2015 Rp 8,675,389.00 Rp 1,413,732.00 6.136516
30 MEGA 2015 Rp 56,707,975.00 Rp 11,517,195.00 4.923766
31 NAGA 2015 Rp1,824,092,842,715.00 Rp 214,112,396,095.00 8.519324
32 NISP 2015 Rp 104,069,055.00 Rp 16,411,347.00 6.341287
33 NOBU 2015 Rp 5,513,719.00 Rp 1,189,658.00 4.634709
34 PNBN 2015 Rp 152,314,331.00 Rp 30,806,209.00 4.944274
35 PNBS 2015 Rp 841,347,824.00 Rp 1,155,490,602.00 0.72813
36 SDRA 2015 Rp 15,883,592.00 Rp 4,135,931.00 3.840391
102
Leverage 2016
NO. KODE TAHUN TOTAL LIABILITAS TOTAL EKUITAS DER
1 AGRO 2016 Rp 9,441,709,181.00 Rp 1,936,251,540.00 4.876282
2 AGRS 2016 Rp 3,487,444.00 Rp 572,506.00 6.091541
3 BABP 2016 Rp 11,197,144.00 Rp 1,860,405.00 6.018659
4 BACA 2016 Rp 12,892,374.00 Rp 1,315,040.00 9.803788
5 BBCA 2016 Rp 560,556,687.00 Rp 112,715,059.00 4.973219
6 BBKP 2016 Rp 95,868,070.00 Rp 9,537,932.00 10.05124
7 BBMD 2016 Rp7,906,177,017,706.00 Rp 2,681,773,809,235.00 2.948115
8 BBNI 2016 Rp 492,701,125.00 Rp 89,254,000.00 5.520213
9 BBNP 2016 Rp 6,508,272,623.00 Rp 1,197,509,790.00 5.434839
10 BBRI 2016 Rp 856,831,836.00 Rp 146,812,590.00 5.836229
11 BBTN 2016 Rp 195,037,943.00 Rp 19,130,536.00 10.19511
12 BCIC 2016 Rp 14,712,040.00 Rp 1,353,263.00 10.87153
13 BDMN 2016 Rp 137,708,758.00 Rp 36,377,972.00 3.785498
14 BEKS 2016 Rp 4,386,820.00 Rp 864,578.00 5.073944
15 BINA 2016 Rp 1,876,384.00 Rp 482,705.00 3.887227
16 BJBR 2016 Rp 87,019,826.00 Rp 9,674,228.00 8.995015
17 BJTM 2016 Rp 35,823,378.00 Rp 7,209,572.00 4.968863
18 BKSW 2016 Rp 20,894,773.00 Rp 3,477,929.00 6.00782
19 BMAS 2016 Rp 4,369,906,804.00 Rp 1,111,612,136.00 3.931143
20 BMRI 2016 Rp 824,559,898.00 Rp 153,369,723.00 5.376289
21 BNBA 2016 Rp5,824,505,922,990.00 Rp 1,296,667,409,954.00 4.491904
22 BNGA 2016 Rp 207,364,106.00 Rp 34,207,622.00 6.061927
23 BNII 2016 Rp 147,406,296.00 Rp 19,272,606.00 7.648488
24 BNLI 2016 Rp 146,237,906.00 Rp 19,289,606.00 7.581176
25 BSIM 2016 Rp 26,717,304.00 Rp 4,475,322.00 5.969918
26 BSWD 2016 Rp3,197,857,543,519.00 Rp 1,108,216,006,380.00 2.88559
27 BTPN 2016 Rp 70,651,925.00 Rp 16,312,428.00 4.331172
28 BVIC 2016 Rp 22,174,911,584.00 Rp 2,626,270,697.00 8.443498
29 MCOR 2016 Rp 9,861,207.00 Rp 2,396,184.00 4.11538
30 MEGA 2016 Rp 58,266,001.00 Rp 12,265,681.00 4.750327
31 NAGA 2016 Rp 2,008,883.00 Rp 233,759.00 8.593821
32 NISP 2016 Rp 118,689,765.00 Rp 19,506,576.00 6.084603
33 NOBU 2016 Rp 7,660,487.00 Rp 1,331,757.00 5.752166
34 PNBN 2016 Rp 164,974,253.00 Rp 34,200,800.00 4.823696
35 PNBS 2016 Rp 1,019,132,249.00 Rp 1,187,940,719.00 0.857898
36 SDRA 2016 Rp 18,218,744.00 Rp 4,411,890.00 4.129465
103
Size 2014
NO. KODE TAHUN TOTAL ASSET SIZE
1 AGRO 2014 Rp 6,385,191,484,000.00 29.485
2 AGRS 2014 Rp 4,111,036,000,000.00 29.0447
3 BABP 2014 Rp 9,430,264,000,000.00 29.87495
4 BACA 2014 Rp 9,251,776,000,000.00 29.85584
5 BBCA 2014 Rp 552,423,892,000,000.00 33.94534
6 BBKP 2014 Rp 79,051,268,000,000.00 32.00112
7 BBMD 2014 Rp 8,672,083,709,182.00 29.79113
8 BBNI 2014 Rp 416,573,708,000,000.00 33.66308
9 BBNP 2014 Rp 9,468,873,488,000.00 29.87903
10 BBRI 2014 Rp 801,955,021,000,000.00 34.31807
11 BBTN 2014 Rp 144,575,961,000,000.00 32.60483
12 BCIC 2014 Rp 12,682,021,000,000.00 30.17121
13 BDMN 2014 Rp 195,708,593,000,000.00 32.90765
14 BEKS 2014 Rp 9,044,046,000,000.00 29.83313
15 BINA 2014 Rp 1,951,587,000,000.00 28.29966
16 BJBR 2014 Rp 75,836,537,000,000.00 31.9596
17 BJTM 2014 Rp 37,998,046,000,000.00 31.26856
18 BKSW 2014 Rp 20,839,018,000,000.00 30.66785
19 BMAS 2014 Rp 4,828,575,431,000.00 29.20557
20 BMRI 2014 Rp 855,039,673,000,000.00 34.38217
21 BNBA 2014 Rp 5,155,422,644,599.00 29.27107
22 BNGA 2014 Rp 233,162,423,000,000.00 33.08276
23 BNII 2014 Rp 143,318,466,000,000.00 32.59609
24 BNLI 2014 Rp 185,349,861,000,000.00 32.85327
25 BSIM 2014 Rp 21,259,549,000,000.00 30.68783
26 BSWD 2014 Rp 5,199,184,618,629.00 29.27952
27 BTPN 2014 Rp 75,014,737,000,000.00 31.94871
28 BVIC 2014 Rp 21,364,882,284,000.00 30.69277
29 MCOR 2014 Rp 9,769,591,000,000.00 29.9103
30 MEGA 2014 Rp 66,647,891,000,000.00 31.83044
31 NAGA 2014 Rp 1,892,362,149,138.00 28.26885
32 NISP 2014 Rp 103,123,179,000,000.00 32.26695
33 NOBU 2014 Rp 5,767,590,000,000.00 29.38328
34 PNBN 2014 Rp 172,581,667,000,000.00 32.78189
35 PNBS 2014 Rp 6,207,678,452,000.00 29.45681
36 SDRA 2014 Rp 16,432,776,000,000.00 30.4303
104
Size 2015
NO. KODE TAHUN TOTAL ASSET SIZE
1 AGRO 2015 Rp 8,364,502,563,000.00 29.75502
2 AGRS 2015 Rp 4,217,368,000,000.00 29.07023
3 BABP 2015 Rp 12,137,004,000,000.00 30.12728
4 BACA 2015 Rp 12,159,197,000,000.00 30.12911
5 BBCA 2015 Rp 594,372,770,000,000.00 34.01853
6 BBKP 2015 Rp 94,366,502,000,000.00 32.17821
7 BBMD 2015 Rp 9,409,596,959,532.00 29.87275
8 BBNI 2015 Rp 508,595,288,000,000.00 33.86267
9 BBNP 2015 Rp 8,613,113,759,000.00 29.78431
10 BBRI 2015 Rp 878,426,312,000,000.00 34.40915
11 BBTN 2015 Rp 171,807,592,000,000.00 32.7774
12 BCIC 2015 Rp 13,183,503,000,000.00 30.20999
13 BDMN 2015 Rp 188,057,412,000,000.00 32.86777
14 BEKS 2015 Rp 5,967,186,000,000.00 29.4173
15 BINA 2015 Rp 2,081,523,000,000.00 28.36412
16 BJBR 2015 Rp 88,697,430,000,000.00 32.11625
17 BJTM 2015 Rp 42,803,631,000,000.00 31.38764
18 BKSW 2015 Rp 25,757,649,000,000.00 30.87975
19 BMAS 2015 Rp 5,343,936,388,000.00 29.30698
20 BMRI 2015 Rp 910,063,409,000,000.00 34.44454
21 BNBA 2015 Rp 6,567,266,817,941.00 29.51312
22 BNGA 2015 Rp 238,849,252,000,000.00 33.10685
23 BNII 2015 Rp 157,619,013,000,000.00 32.6912
24 BNLI 2015 Rp 182,689,351,000,000.00 32.83881
25 BSIM 2015 Rp 27,868,688,000,000.00 30.95852
26 BSWD 2015 Rp 6,087,482,780,739.00 29.43726
27 BTPN 2015 Rp 81,039,663,000,000.00 32.02596
28 BVIC 2015 Rp 23,250,685,651,000.00 30.77736
29 MCOR 2015 Rp 10,089,121,000,000.00 29.94248
30 MEGA 2015 Rp 68,225,170,000,000.00 31.85383
31 NAGA 2015 Rp 2,038,205,238,810.00 28.34309
32 NISP 2015 Rp 120,480,402,000,000.00 32.42251
33 NOBU 2015 Rp 6,703,377,000,000.00 29.53363
34 PNBN 2015 Rp 183,120,540,000,000.00 32.84117
35 PNBS 2015 Rp 7,134,234,975,000.00 29.59593
36 SDRA 2015 Rp 20,019,523,000,000.00 30.62773
105
Size 2016
NO. KODE TAHUN TOTAL ASSET SIZE
1 AGRO 2016 Rp 11,377,960,721,000.00 30.0627
2 AGRS 2016 Rp 4,059,950,000,000.00 29.03219
3 BABP 2016 Rp 13,057,549,000,000.00 30.20039
4 BACA 2016 Rp 14,207,414,000,000.00 30.28479
5 BBCA 2016 Rp 676,738,753,000,000.00 34.14831
6 BBKP 2016 Rp 105,406,002,000,000.00 32.28884
7 BBMD 2016 Rp 10,587,950,826,941.00 29.99074
8 BBNI 2016 Rp 603,031,880,000,000.00 34.03299
9 BBNP 2016 Rp 7,705,782,413,000.00 29.67299
10 BBRI 2016 Rp 1,003,644,426,000,000.00 34.54241
11 BBTN 2016 Rp 214,168,479,000,000.00 32.99778
12 BCIC 2016 Rp 16,065,303,000,000.00 30.40768
13 BDMN 2016 Rp 174,086,730,000,000.00 32.79057
14 BEKS 2016 Rp 5,251,398,000,000.00 29.28952
15 BINA 2016 Rp 2,359,089,000,000.00 28.4893
16 BJBR 2016 Rp 102,318,457,000,000.00 32.25911
17 BJTM 2016 Rp 43,032,950,000,000.00 31.39299
18 BKSW 2016 Rp 243,727,020,000,000.00 33.12707
19 BMAS 2016 Rp 5,481,518,940,000.00 29.3324
20 BMRI 2016 Rp 1,038,706,009,000,000.00 34.57675
21 BNBA 2016 Rp 7,121,173,332,944.00 29.59409
22 BNGA 2016 Rp 241,571,728,000,000.00 33.11819
23 BNII 2016 Rp 166,678,902,000,000.00 32.74709
24 BNLI 2016 Rp 165,527,512,000,000.00 32.74016
25 BSIM 2016 Rp 31,192,626,000,000.00 31.0712
26 BSWD 2016 Rp 4,306,073,549,899.00 29.09105
27 BTPN 2016 Rp 91,371,387,000,000.00 32.14595
28 BVIC 2016 Rp 25,999,981,283,000.00 30.88912
29 MCOR 2016 Rp 12,257,391,000,000.00 30.13715
30 MEGA 2016 Rp 70,531,682,000,000.00 31.88708
31 NAGA 2016 Rp 2,242,642,000,000.00 28.43868
32 NISP 2016 Rp 138,196,341,000,000.00 32.5597
33 NOBU 2016 Rp 8,992,244,000,000.00 29.82738
34 PNBN 2016 Rp 199,175,053,000,000.00 32.92521
35 PNBS 2016 Rp 8,757,963,603,000.00 29.80098
36 SDRA 2016 Rp 22,630,634,000,000.00 30.75033
106
LAMPIRAN 2
HASIL OUTPUT SPSS
107
Hasil Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
LNPBV .1931 .54886 97
SIZE 13.5770 .76807 97
LNROE -2.7554 .88733 97
LNDER 1.7684 .48006 97
Hasil Uji Normalitas (Histogram)
Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Plot)
108
Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 97
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .50089136
Most Extreme Differences Absolute .041
Positive .032
Negative -.041
Test Statistic .041
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.255 1.230
DIV .051 .118 .047 .773 1.294
SIZE -.069 .084 -.096 .659 1.517
LNROE .228 .075 .369 .621 1.611
LNDER -.296 .111 -.258 .955 1.047
a. Dependent Variable: LNPBV
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafif Scatterplot)
109
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .880 .756 1.165 .247
DIV .061 .073 .099 .842 .402
SIZE -.032 .051 -.080 -.631 .530
LNROE .019 .046 .053 .405 .687
LNDER -.016 .068 -.025 -.233 .816
a. Dependent Variable: AbsUt
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Durbin-Watson
1 .409a .167 2.178
a. Predictors: (Constant), LNDER, DIV, SIZE, LNROE
b. Dependent Variable: LNPBV
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
1 .409a .167 .131
a. Predictors: (Constant), LNDER, DIV, SIZE, LNROE
b. Dependent Variable: LNPBV
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.255 1.230 1.833 .070
DIV .051 .118 .047 .430 .668
SIZE -.069 .084 -.096 -.823 .412
LNROE .228 .075 .369 3.057 .003
LNDER -.296 .111 -.258 -2.655 .009
a. Dependent Variable: LNPBV
Recommended