View
94
Download
8
Category
Preview:
DESCRIPTION
asdadaddad
Citation preview
MAKALAH
BENTUK DAN KEPEMILIKAN BISNIS
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH KEPERAWATAN
BUSSINES HOME CARE
OLEH :
ABDUL SOMAD
PUJI LESTARI
ZIA DHATUL KHUSNIA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik,
dan hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menyusun makalah ini. Tugas ini
disusun untuk diajukan sebagai tugas kelompok mata kuliah Bussiness Home Care dengan judul
Bentuk dan Kepemilikan Bisnis di Universitas Esa Unggul.
Terima kasih disampaikan kepada Bu. Pastina dosen mata kuliah Bussiness Home Care , yang
telah membimbing dan memberikan mata kuliah demi kelancaran Perkuliahan semester 7 ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepanya
dapat lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 6 Oktober 2015
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika seorang wirausahawan sudah memutuskan untuk meluncurkan usahanya, salah satu dari
beberapa masalah awal yang dihadapinya adalah memilih bentuk kepemilikan. Sering kali para
wirausahawan tidak cukup banyak meluangkan waktu untuk usaha dan mengevaluasi dampak
dari berbagai jenis bentuk kepemilikan atas diri mereka dan usahanya. Mereka hanya memilih
begitu saja salah satu bentuk kepemilikan berdasarkan kebiasaan atau memiliki bentuk bentuk
yang paling banyak digunakan dalam waktu tersebut. Memilih suatu bentuk kepemilikan adalah
hal yang penting karena ini keputusan yang memilki pengaruh jangka panjang bagi seorang
wirausahawan maupun usahanya. Walaupun keputusan tersebut dapat diubah, mengubah suatu
bentuk kepemilikan menjadi bentuk kepemilkan yang lain dapat dapat menjadi hal yang
meyulitkan, memakan waktu, rumit, serta mahal.
Dalam banyak kejadian, mengubah suatu usaha dari salah satu bentuk kepemilikan ke bentuk
yang lain akan memicu berbagai konsekuensi pajak yang memberatkan bagi para pemilik. Oleh
karenanya, para wirausahawan harus bertindak dengan benar sejak awal. Tidak ada bentuk
kepemilikan yang “terbaik”. Bentuk kepemilikan yang terbaik untuk seorang wirausahawan
mungkin sama sekali tidak sesuai untuk wirausahawan lainnya. Memilih bentuk kepemilikan
yang “benar” berarti para wirausahawan harus memahami berbagai karakteristik dari tiap bentuk
tersebut dan seberapa jauh karakteristik tersebut sesuai untuk usaha mereka dan kondisi personal
mereka. Hanya dengan cara itu seorang wirausahawan dapat membuat keputusan yang bijak
mengenai suatu kepemilikan.
Berdasarkan hal di atas kelompok tartarik untuk menyusun makalah tentang “Bentuk dan
kepemilikan bisnis “
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui Bentuk Dan Kepemilikan Bisnis secara umum didalam bidang home care ?
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Mampu Menjelaskan pengertian Bentuk Kepemilikan Bisnis ?
2) Mampu menjelaskan Bentuk-bentuk kepemilikan Bisnis
3) Mampu menjelaskan Kelebihan dan kelemahan bentuk kepemilikan ?
4) Mampu menjelaskan bentuk usaha dalam bidang kesehatan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Badan Usaha, Perusahaan dan Kepemilikan Bisnis
2.1.1 Usaha
Usaha adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan penghasilan, baik berupa
uang ataupun barang yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dan mencapai kemakmuran
yang diinginkan. Oleh karena itu sasaran dari usaha yang kita lakukan adalah hasil atau
keuntungan, baik diperoleh secara langsung maupun tak langsung.
2.1.2 Perusahaan
Dalam melakukan usaha, manusia harus menggunakan faktor faktor produksi, yaitu faktor
produksi alam, faktor produksi tenaga kerja, faktor produksi modal, dan faktor produksi
pengusaha. Bila faktor faktor produksi itu digabungkan dan dikendalikan sehingga menghasilkan
barang atau jasa, maka dinamakan perusahaan dengan kata lain perusahaan adalah bagian teknis
dari kesatuan organisasi modal dan tenaga kerja yang bertujuan menghasilkan barang-barang
atau jasa. Jadi, perusahaan adalah tempat berlangsungnya proses produksi.
2.1.3 Badan Usaha
Badan usaha merupakan kesatuan yuridis dan ekonomis atau kesatuan organisasi yang terdiri
dari faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari keuntungan. Badan usaha adalah rumah
tangga ekonomi yang bertujuan mencari laba dengan faktor-faktor produksi.
Dengan demikian kita dapat melihat adanya perbedaan yang jelas antara perusahaan dengan
badan usaha, yaitu:
a. Perusahaan menghasilkan barang atau jasa, sedangkan Badan Usaha menghasilkan
keuntungan atau sebaliknya mendatangkan kerugian
b. Perusahaan adalah alat badan usaha yang dapat berupa bengkel, pabrik, kedai, toko, kantor,
dan sebagainya, sedangkan Badan Usaha merupakan kesatuan organisasi yang dapat berupa
Firma (Fa), Perseroan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT) dan lain-lain.
c. Perusahaan merupakan alat badan usaha untuk mencari keuntungan, sedangkan badan usaha
itu sebagai kesatuan yuridis dan ekonomi yang bertujuan mencari keuntungan.
Perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang melakukan aktivitas pengelolaan faktor produksi
untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat, mendistribusikannya, serta melakukan
usaha lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
Ciri-ciri badan usaha sebagai berikut:
a. Merupakan kesatuan organisasi yuridis.
b. Memiliki modal, baik dana maupun tenaga.
c. Bertujuan mencari keuntungan.
2.2 Bentuk Kepemilikan
Bentuk Kepemilikan adalah bentuk kegiatan bisnis dilihat dari siapa pemilik atau pendirinya,
sumber modalnya, apa tujuan pendiriannya, sehingga terdapat bermacam-macam bentuk
kepemilikan bisnis. Dengan demikian setiap bentuk kepemilikan bisnis, sesuai dengan misi yang
dibawa oleh masing-masing bisnis tersebut. Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan dalam
memilih bentuk perusahaan antara lain, jenis usaha yang dijalankan, ruang lingkup usaha, pihak-
pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha, besarnya resiko pemilikan, batas-batas
pertanggungjawaban terhadap utang-utang perusahaan, besarnya investasi yang ditanamkan, cara
pembagian keuntungan, jangka waktu berdirinya perusahaan, serta peraturan-peraturan
pemerintahan (Ilham, 2010).
Entrepreneur yang hendak memulai bisnis perlu menentukan bentuk kepemilikan bisnis.
Tujuannya adalah untuk memberi kemudahan dalam memperoleh perijinan, biaya-biaya yang
mesti di tanggung, dan keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang. Aspek yang harus
dipertimbangkan ketika entrepreneur memilih bentuk kepemilikan bisnis, yaitu pertimbangan
pajak, kemampuan menyelesaikan kuwajiban, kebutuhan modal awal dan masa depan,
pengendalian, kemampuan manajerial, tujuan bisnis, rencana suksesi manajemen, dan biaya
pembentukan (Wijatno, 2009).
Bentuk kepemilikan bisnis yang paling umum, perusahaan perseorangan juga merupakan bentuk
yang paling tua dan paling sederhana karena tidak ada perbedaan hukum yang memisahkan
status pemilik tunggal sebagai individu dengan statusnya sebagai pemilik bisnis. Meskipun
perusahaan perseorangan umum dalam beragam industri, namun bentuk usaha ini lebih
terkonsentrasi pada usaha kecil seperti bengkel, gerai kecil, dan penyedia jasa (Boone, 2007).
Dalam kepemilikan tunggal, semua keuntungan bisnis menjadi milik pemilik, tapi pemilik juga
secara pribadi bertanggung jawab untuk semua utang bisnis. kepemilikan tunggal sukses bisa
menjadi sumber kebanggaan bagi pemiliknya. ketika membandingkan berbagai jenis bisnis untuk
masuk, mengontrol, dan meninggalkan, itu juga tidak membayar pajak khusus. mungkin untuk
alasan ini, 71% dari semua perusahaan bisnis Amerika adalah kepemilikan tunggal (Kapoor,
2010).
Dalam banyak kesempatan, entrepreneur sering memilih bentuk kepemilikan berdasarkan pilihan
terbanyak pada saat itu atau kemudahan yang ditawarkan tanpa memperhitungkan beberapa
aspek penting lainnya. Scarborough, Wilson dan zimmerer 2009 mengemukakan 8 aspek yang
harus dipertimbangkan ketika entrepreneur memilih bentuk kepemilikan bisnis yaitu
1. Pertimbangan Pajak
2. Kemampuan menyelesaikan kewajiban
3. Kebutuhan modal awal dan masa depan
4. Pengendalian
5. Kemampuan manajerial
6. Tujuan bisnis
7. Rencana suksesi manajemen dan,
8. Biaya pembentukan
2.3 Bentuk Dasar Kepemilikan Bisnis
2.3.1 Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan bentuk yang paling benyak menjadi pilihan bagi
entrepreneur. Di Amerika serikat 73% dari semua bisnis merupakan usaha perseorangan dan
hanya menghasilkan 5% dari pendapatan bisnis total ( Griffin & Eberrt ,2006 ).
Perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk usaha yang dimiliki, dikelola oleh satu orang yang
mengendalikan semua keputusan dan menerima seluruh profit serta bertanggung jawab penuh
terhadap semua kekayaan dan kewajiban perusahaan (Griffin dan Ebert, 2006 ; Scarborough et
al.,2009; Hisrich,Petters, Shepherd, 2005).
Tanggung jawab seorang pengusaha dalam perusahaan perseorangan bersifat tidak terbatas.
Dengan demikian, tidak ada pemisahan kekayaan pribadi. Dalam hal izin usaha persyaratannya
lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan bentuk perusahaaan yang lain.
Ciri-ciri perusahaan perorangan adalah sebagai berikut:
1. Pemilik bertangggung jawab atas semua kewajiban (utang) dengan jaminan seluruh harta
kekayaan pribadinya.
2. Organisasinya sederhana dan pendiriannya relative mudah serta tidak ada peraturan khusus
atau undang-undang yang mengaturnya.
3. Cocok untuk kegiatan usaha yang modal relatif kecil.
Kelebihan Perusahaan Perseorangan menurut Griffin dan Ebert, 2006 ; Scarborough et al.,2009 :
1) Kebebasan yang tidak terdapat pada bentuk kepemilikan lain. Entrepreneur akan merasakan
kebebasan karena memeiliki bisnis sendiri dan tidak bertanggung jawab kepeda siapapun
selain diri sendiri.
2) Mudah dibentuk, usaha perseorangan mudah dibentuk karena begitu sederhananya bentu
kepemilikan ini.
3) Insentif laba, setelah entrepreneur membayar seluruh beban perusahaan, ia dapat mengambil
sisanya berupa laba setelah dipotong pajak.
4) Paling murah, bentuk kepemilikan ini biaya yang dikeluarkan untuk usaha paling murah
karena tidak ada dokumen resmi yang perlu dibuat seperti halnya bentuk kemitraan atau
perseroan.
5) Tidak ada pembatasan hukum, perusahaan perseorangan merupakan bentuk kepemilikan
yang paling sedikit diatur
6) Mudah dihentikan , bila enterprenur hedak menutup usaha perseorangan, dia kan dengan
mudah melakukannya meskipun dia masih bertanggung jawab atas seluruh utang dan
kewajiban.
Kekurangan Perusahaan Perseorangan menurut Zimmerer et al, 2009 :
1) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas.
2) Keahlian dan kemampuan yang terbatas
3) Perasaan terisolasi
4) Keterbatasan akses modal
5) Kurangnya kesinambungan bisnis
2.3.2 Firma (Fa)
Firma merupakan suatu persekutuan untu menjalani usaha antara dua orang atau lebih dengan
nama yang sama , dimana tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak terbatas ,
sedangkan laba yang diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi bersama-sama ( Zimmereret al,
2009, Griffin dan Ebert, 2006 ). Demikian pula jika menderita kerugian, semua ikut
menanggung.
Ketentuan-ketentuan umum mengenai firma antara lain sebagai berikut:
1) Setiap anggota berhak menjadi pemimpin.
2) Anggota firma tidak boleh memasukkan orang lain untuk menjadi anggota tanpa persetujuan
anggota lainnya.
3) Keanggotaan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain selama anggota tersebut masih
hidup.
4) Jika kekayaan perusahaan tidak cukup untuk menutup utang atau kewajiban perusahaan,
maka kekayaan pribadi para sekutu firma menjadi jaminan.
5) Sekutu yang tidak memasukkan modal, terapi memberikan summbangan berupa pikiran dan
tenaga secara langsung maka bagian laba atau rugi sama dengan sekutu yang modalnya kecil.
Kelebihan firma (Fa) menurut Griffin & Ebert 2006
1) Jumlah modal relative lebih besar daripada perusahaan perseorangan sehingga lebih mudah
untuk memperluas usaha.
2) Firma lebih mudah memperoleh pinjaman modal karena memiliki kemampuan finansial yang
lebih besar
3) Kemampuan manajemen lebih baik daripada perusahaan perseorangan karena memiliki
pembagian tugas.
Kekurangan Persekutuan Firma :
1) Tanggung jawab yang tidak terbatas daripada setiap sekutu.
2) Pimpinan dipegang oleh lebih dari dari satu orang.
3) Penanaman modal beku.
4) Keberlangsungan perusahaan tidak terjamin karena bila salah satu anggota firma
membatalkan perjanjian menjalankan usaha, maka persekutuan ini menjadi bubar.
5) Kerugian yang disebabkan salah satu anggota harus bertanggung jawab oleh semua anggota
firma lainnya.
2.3.3 Perseroan Komanditer (commanditaire vernootschaap).
Perseroan Komanditer (CV) adalah suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama
atara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaandan bertangguang jawab penuh
dengan kekayaan pribadianya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak
bersedia memimpin perusahan serta bertangguang jawab terbatas pada kekayaan yang
diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.
Keanggotaan dalam CV secara umum terbagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
a. Anggota aktif, yaitu anggota yang mengelola perusahaan secara aktif. Jika perusahaan rugi,
maka untuk melunasi kewajiban digunakan seluruh kekayaan pribadinya.
b. Anggota pasif, yaitu anggota yang hanya mengikut sertakan modal. Anggota ini hanya
bertanggung jawab hanya sebatas modal yang disertakan saja.
Terdapat empat macam bentuk keanggotaan CV, antara lain:
a. Sekutu Umum (general partner)
b. Sekutu Terbatas (limited partner)
c. Sekuru Diam (silent partner)
d. Sekutu Rahasia (secret partner)
e. Sekutu Senior dan Junior (senior and junior partner)
f. Doman (sleeping partner)
Kelebihan CV:
a. Modal yang dikumpulkan lebih besar
b. Struktur modal yang dimilikilebih kuat , sehingga relative lebih mudah memperoleh kredit.
c. Memiliki kemampuan manajemen yang lebih besar.
d. Syarat –syarat pendiriannya relative lebih mudah
Kekurangan CV :
a. Sebagian anggota / sekutu mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas karena
bergantung pada beberapa anggota yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas , maka
keberlanjutan usaha CV menjadi tidak menentu.
b. Bagi sekutu pimpinan, sulit untuk menarik kembali modalnya.
2.3 Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas (PT) merupakan bentuk usaha yang relatif lebih rumit dibandingkan bentuk
kepemilikan lainnya. Perseroan terbatas adalah bentuk usaha yang secara umum dianggap
sebagai entitas yang terpisah dari pemilik-pemiliknya, modalnya terdiri atas saham-saham,
pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimiliki dan bertangguang jawab atas utang-
hutangnya sendiri, tangguang jawab pemilik terbatas hanya pada investasi mereka ( Griffin &
Ebert, 2006 ; Zimmerer, et al 2009).
Menurut ketentuan pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007, Perseroan Terbatas
adalah badan hokum yang merupakan persekuatan modal , didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yangbseluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanannya.
Untuk mendirikan PT, entrepreneur harus memenuhi beberapa syarat yaitu syarat formal dan
syarat material. Syarat formal adalah bahwa suatu PT yang hendak didirikan harus dibuat
dengan akta notaris. Hal tersebut ditegaskan dalam UU PT.
1. Perseroan disirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa
Indonesia.
2. Dalam hal setelah perseroan disahkan pemegang saham menjadi kurang dari dua orang, maka
dalam waktu paling lama enam bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang
bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain
3. Dalam hal setelah lampau jangka waktu, pemegang saham tetap kurang dari dua orang maka
pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan atau kerugian
perseroan dan atas permohonan pihak yang berkepentingan , Pengadilan Negeri dapat
membubarkan perseroan.
Yang dimaksud dengan syarat materiil adalah dalam pendirian PT harus ada modal. Modal
dalam PT terdiri dari tiga jenis yaitu :
1. Modal Dasar adalah jumlah modal yang disebutkan dalam anggaran dasar (AD).
2. Modal ditempatkan atau modal modal yang telah diambil
Modal yang ditempatkan atau modal yang telah diambil sebagian dari modal perseroan tealah
diambil oleh para pendiri, dalam bentuk saham. Dalam UU PT disebutkan pada saat
pendiriian perseroan, paling sedikit 25% dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam
pasal 25 harus ditempatkan.
3. Modal Disetor adalah modal yang benar-benar telah atas ada dalam kas perseroan. Modal ini
disetor oleh para pemegang saham. Dalam UU PT disebutkan setiap penempatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus telah disetor paling sedikit 50% dari nilai nominal
setiap sahamyang dikeluarkan. Seluruh sajam yang telah dikeluarkan harus disetor penuh
pada saat pengesahan perseroan dengan bukti penyetoran yang sah.
Kelebihan PT
1. Kewajiban terbatas dari pemegang saham
2. Kemampuan mengumpulkan modal
3. Kemampuan untuk berlangsung selamanya
4. Kepemilikan yang dapat dipindahkan
5. Efisiensi Manajemen
Kekurangan PT
1. Biaya dan waktu yang diperlukan dalam proses pendirian perseroan
2. Kemungkinan merosotnya insentif manajerial
3. Persyaratan hokum dan peraturan pemerintah
4. Kemungkinan pendiri kehilangan kendali perusahaan
2.5 Beberapa Bentuk Kepemilikan Bisnis
Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan
dengan cara yang berbeda-beda. Satu dari banyak cara yang dapat digunakan adalah dengan
mengelompokkan bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan
keuntungan.
1) Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah atau
komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contoh manufaktur
adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.
2) Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan mendapatkan keuntungan
dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contoh bisnis jasa adalah
konsultan dan psikolog.
3) Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen
dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah
distributor atau pengecer. lihat pula: Waralaba
4) Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah,
seperti tanaman atau mineral tambang.
5) Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan
modal.
6) Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari pejualan-kembali
properti intelektual (intelellectual property).
7) Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air, dan
biasanya didanai oleh pemerintah.
8) Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual,
menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan.
9) Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan
barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
2.5 Bentuk Kepemilikan Lain
2.5.1 Koperasi
Bentuk kepemilikan bisnis koperasi tidaklah merupakan usaha perorangan, tetapi dilakukan
bersama-sama orang lain utnuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian koperasi menjadi
alat bagi banyak orang yang ingin meningkatkan kesejahteraannya dengan bekerjasama, karena
mereka menyadari bahwa bila mereka bekerja sendiri-sendiri, kesejahteraan tersebut tidak
kunjung terwujud.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum yang
melaksanakan kegiatan berdasarkan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan. Jadi yang bias
menjadi anggota koperasi adalah perseorangan dan badan hokum koperasi adalah suatu koperasi
yang memiliki ruang lingkup yang lebih luas.
Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang
membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda.
Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa
koperasi.
Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992 pasal 4, Fungsi dan peran koperasi adalah sebagai
berikut :
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan kelemahan ketahanan
perekonomian nasional.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan
usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Jenis – jenis Koperasi
1. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dibidang simpanan dan pinjaman.
2. Koperasi konsumen adalah koperasi yang beranggoatakan para konsumen dengan
menjalankan kegiatan dalam jual beli barang konsumen.
3. Koperasi produsen adalah koperasi yang beranggotakan para pengusaha kecil dan menengah
dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.
4. Koperasi pemasaran adalah koperasi yang manjalankan kegiatan penjualan produk/jasa
koperasi atau anggotanya.
5. Koperasi jasa adalah koperasi yang bergerak dibidang usaha jasa lainnya.
Sebagaimana bentuk kepemilikan usaha lainnya, koperasi tetap memerlukan modal dalam
menjalankan kegiatannya. Modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri terdiri atas :
1. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi
pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama menjadi
anggota. Besarnya simpanan pokok adalah sama untuk setiap anggota.
2. Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, tiap bulan dengan jumlah yang sama
untuk setiap bulannya. Sama seperti simpanan pokok, simpanan ini tidak dapat diambil
selama menjadi anggota.
3. Simpanan khusus atau lain lain
4. Dana cadangan
5. Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang , yang
ditrima dari pihak lain, yang bersifat hibah atau pemberian dan tidak mengikat.
Modal pinjaman berasal dari :
1. Anggota dan calon anggota
2. Koperasi lainnya atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama antar koperasi
3. Bank dan lembaga keuangan bukan bank atau lembaga keuangan lainnya, yang
dilakukannya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
4. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang undangan yang berlaku
5. Sumber lain yang sah
2.6 Bentuk bentuk Usaha Bagi Tenaga Keperawatan
Pemasaran adalah suatu proses yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau
jasa mulai dari produsen sampai konsumen.
Dalam bidang ini perawat dapat berperan sebagai penggagas ide, pengelola, pemilik modal,
pemilik saham ataupun sebagai owner .
1. Home Care
Definisi Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu
dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit. Selain itu, home care merupakan pelayanan yang dikelola oleh suatu unit atau
sarana ataupun institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir
berbagai kategori tenaga professional dibantu tenaga non professional dibidang kesehatan
maupun non kesehatan.
Menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan Home Health Care adalah system dimana
pelayanan kesehatan dan pelayanan social diberikan dirumah kepada orang-orang yang cacat
atau orang-orang yang harus tinggal dirumah karena kondisi kesehatannya
Menurut American of Nurses Association (ANA) 1992 pelayanan kesehatan di rumah adalah
perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat
spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat
maternitas dan perawat medikal bedah
Tujuan Perawatan Kesehatan Home Care
Perawatan kesehatan di rumah bertujuan :
1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya,
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan
masalah kesehatan dan kecacatan,
3. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,
4. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang
diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,
5. Biaya kesehatan akan lebih terkendali
Manfaat Home Care
Menurut Ferry Efendi – Makhfudli, 2009. Perawatan kesehatan di rumah juga memiliki manfaat
baik untuk keluarga maupun perawat. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Untuk Keluarga.
a. Biaya kesehatan akan lebih terkendali
b. Mempererat ikatan keluarga karena dapat berdekatan dengan anggota keluarga yang lain
saat sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada di rumah sendiri
2. Manfaat Untuk Perawat
a. Memberikan variasi lingkungan kerja sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang
sama.
b. Dapat mengenal lingkungan dan klien dengan baik sehingga pendidikan kesehatan yang
diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien
2. Konsultan Keperawatan
Definisi Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa nasihat ahli dalam
bidang keahliannya. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah konsultan
bukan merupakan karyawan diperusahaan, melainkan seseorang yang menjalankan usaha hanya
sendiri serta berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu. Tidak hanya menyediakan jasa,
konsultan juga bisa memberikan layanan konsultasi atau konseling secara langsung pada klien.
Konseling adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis
atau masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk
meningkatkan perkembangan seseorang dimana didalamnya diberikan dukungan emosional dan
intelektual (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009).
3. Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung
pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis
yang konvensional. Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan
konvensional, yaitu sebagai berikut :
a) Akupunktur Medik.
Akupuntur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode yang
berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi
kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan
mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu
pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphine yang banyak berperan pada sistem
tubuh.
b) Terapi Hiperbarik.
Terapi hiperbarik merupakan suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah
ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar dari pada tekanan udara atmosfer
normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh
membaca, minum,atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan
udara.
c) Terapi herbal medik.
Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar
yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih
lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi seorang praktisi komplementer, yaitu sebagai berikut :
a. Sumber daya manusia harus tenaga dokter, perawat dan atau dokter gigi yang sudah memiliki
kompetensi.
b. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
c. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus– menerus.
4. Klinik Kesehatan Swasta Dalam Bidang Penelitian
Banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama yang dihadapi oleh lembaga
penyelenggara pelayanan kesehatan juga membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat.
Dengan membentuk tim riset profesional seperti:
a. Teknik perawatan luka.
b. Terapi modalitas.
c. Terapi perawatan stroke
5. Dalam Bidang Pendidikan
Semakin meningkatnya permintaan masyarakat tentang layanan kesehatan dirumah dapat
membuka peluang perawat untuk mendirikan lembaga pelatihan ataupun konsultan yang
bergerak dibidang pendidikan seperti: Lembaga Pelatihan Baby Sister dan Pelatihan Perawatan
Lansia atau Anak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Badan usaha adalah kesatuan organisasi yuridis, terdiri dari modal dan tenaga yang bertujuan
mencari keuntungan. Sedangkan perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang melakukan
aktivitas pengelolaan faktor produksi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat,
mendistribusikannya, serta melakukan usaha lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan
memuaskan kebutuhan masyarakat. Bentuk-bentuk yuridis perusahaan, yaitu perusahaan
perorangan, firma, dan perusahaan komanditer, Mereka mempunyai kelemahan dan
kelebihannya masing-masing. Dan Seperti diketahui bersama bahwa modal merupakan salah satu
faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu perushaan atau badan usaha.
Dalam bidang usaha keperawatan terdapat beberapa usaha seperti Home care, Konsultan
Keperawatan, Terapi Komplementer, Klinik Kesehatan Swasta dalam Bidang Penelitian dan
dalam bidang pendidikan.
3.2 Saran
Sebelum membuat badan usaha atau perusahaan sebaiknya kita terlebih dahulu benar-benar
mengerti kelebihan dan kekurangannya. Dan juga kita harus melakukan kerja sama yang baik
antar perusahaan agar perusahaan yang dibuat berkembang menjadi maju.
DAFTAR PUSTAKA
Andrias Harefa. (2008). Berwirausaha dari Nol 10 Kiat Sukses dengan Modal Seadanya. Jakarta: Gramedia.
Sembiring, Sentosa.2011.Hukum Dagang. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Sharif La Ode, 2012. Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta : Nuha medika
Boone, Louis E. 2007. Pengantar Bisnis Kontemporer. Salemba Empat. Jakarta
Kapoor, Jack R. 2010. Business Eleventh Edition. Cengage Learning. USA
Wijatno, Serian. 2009. Pengantar Entrepreneurship. Grasindo. Jakarta
Recommended