View
97
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
This is report of Semen Padang Port Plan on South Lampung District
Citation preview
1 -1
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
BAB I
GAMBARAN UMUM
1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan yang mengharuskan pembangunan Terminal Khusus / Tersus harus
mempunyai izin penetapan lokasi dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
1.1.2 Maksud dan Tujuan
a. Maksud dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah melakukan validasi data dan lokasi
rencana pembangunan Packing Plant dan Dermaga di Wilayah Kabupaten
Lampung Selatan dengan lokasi lahan seluas ± 32.620 m2 (Lebih kurang Tiga
Puluh Dua Ribu Enam Ratus Dua Puluh Meter Persegi).
b. Tujuan survey ini untuk mendapatkan izin penetapan lokasi Terminal
Khusus/Tersus atas pembangunan Packing Plant dan Dermaga di Wilayah
Kabupaten Lampung Selatan dengan lokasi lahan seluas ± 32.620 m2 (Lebih
kurang Tiga Puluh Dua Ribu Enam Ratus Dua Puluh Meter Persegi).
1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH LAMPUNG SELATAN
1.2.1 Letak Geografis
Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105° 14’ sampai dengan 105° 45’
Bujur Timur dan 5° 15’ sampai dengan 6° Lintang Selatan. Mengingat letak yang demikian
ini, daerah Kabupaten Lampung selatan seperti halnya daerah – daerah lain di Indonesia
merupakan daerah tropis. Kabupaten Lampung Selatan bagian selatan meruncing dan
mempunyai sebuah teluk besar yaitu Teluk Lampung. Di Teluk Lampung terletak sebuah
pelabuhan yaitu Pelabuhan Panjang, dimana kapal – kapal dalam luar negeri dapat
merapat. Secara umum , pelabuhan ini merupakan faktor yang sangat penting bagi
1 -2
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
kegiatan ekonomi penduduk Lampung. Sejak tahun 1982, Pelabuhan Panjang termasuk
dalam wilayah Kota Bandar Lampung.
Daerah Kabupaten Lampung selatan mempunyai daerah daratan kurang lebih adalah
210.974 Km2, dengan kantor Pusat Pemerintahan di Kota Kalianda, yang diresmikan
menjadi Ibukota Kabupaten Lampung Selatan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 11
Februari 1982. Berdasarkan undang-undang Nomor 2 tahun 1997 tentang pembentukan
Kabupaten Tanggamus, yaitu pemekaran dari wilayah Kabupaten Lampung Selatan.
Pada tahun 2006, terjadi pemekaran Kabupaten Pesawaran dari wilayah Kabupaten
Lampung Selatan. Kemudian pada tahun 2008, terjadi pemekaran di Kabupaten Lampung
Selatan yaitu, Kecamatan Tanjung Sari, Way Sulan, Way Panji, dan Kecamatan
Bakauheni, dengan demikian jumlah Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan secara
eksisting berjumlah 17 kecamatan dan selanjutnya terdiri dari desa-desa dan kelurahan
sebanyak 248 desa dan 3 kelurahan. Diprediksikan dalam waktu dekat akan terjadi
pemekaran kecamatan pada wilayah Kabupaten Lampung Selatan, khususnya
pemekaran Kecamatan Kalianda, Palas, dan Natar. Secara administrasi Kabupaten
Lampung Selatan mempunyai batas – batas sebagai berikut :
• Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah Kab. Lampung Tengah dan
Lampung Timur
• Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selat Sunda;
• Sebelah Barat : berbatasan dengan Kota Bandar Lampung dan Kabupaten
Pesawaran
• Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Jawa.
Pulau – pulau yang terdapat di Kabupaten Lampung Selatan antara lain pulau Krakatau,
pulau Sebesi, pulau Sebuku, pulau Legundi, pulau Siuncal, pulau Rimau dan pulau
Kandang. Bila ditinjau dari segi luas dan keadaan alamnya, maka Kabupaten Lampung
Selatan mempunyai masa depan cerah untuk lebih berkembang. Untuk lebih jelas
mengenai wilayah Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan
Gambar 1.2.
1 -3
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
Gambar 1. 1. Peta Administrasi Kabupaten Lampung Selatan
Secara eksisting, Kabupaten Lampung Selatan terdiri atas 17 Kecamatan sebagaimana
yang terlihat pada Tabel 1.1 di bawah ini. Secara topografis wilayah ini dapat dibedakan
menjadi 2 kategori, yaitu wilayah dengan relatif datar yang sebagain besar berada di
sepanjang pesisir, wilayah berbukit dan gunung yang merupakan wilayah pegunungan
Rajabasa.
Tabel 1. 1. Luas Kabupaten Lampung Selatan Dirinci Per Kecamatan
No Kecamatan Nama Ibukota Luas (Ha)
1. Natar Merak Batin 25.088
2. Jati Agung Marga Agung 16.447
1 -4
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
3. Tanjung Bintang Jati Baru 12.972
4. Tanjung Sari Kerto Sari 10.332
5. Katibung Tanjung Ratu 18.862
6. Merbau Mataram Merbau Mataram 11.394
7. Way Sulan Karang Pucung 4.654
8. Sidomulyo Sidorejo 15.899
9. Candipuro Titiwangi 8.490
10. Way Panji Sidoharjo 3.845
11. Kalianda Kalianda 17.982
12. Rajabasa Banding 10.039
13. Palas Bangunan 16.557
14. Sragi Kuala Sekampung 9.344
15. Penengahan Pasuruan 12.496
16. Ketapang Bangun Rejo 10.860
17. Bakauheni Hatta 5.713
Jumlah 210.974
Sumber : Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka
1.2.2 Kondisi Guna Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari penggunaan lahan sawah
dan penggunaan bukan lahan sawah. Penggunaan lahan paling besar adalah
penggunaan lahan bukan lahan sawah yaitu sebesar 156.430 Ha, yang sebagaian besar
didominasi oleh penggunaan lahan Tegal/Kebun yaitu sebesar 49.237 Ha. Perkembangan
penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Selatan setiap tahunnya di dominasi oleh
penggunaaan lahan bukan lahan sawah, yang mengalami penurunan luas lahan.
Beberapa penggunaan lahan bukan lahan sawah yang mengalami penurunan luas lahan
adalah penggunaan lahan ladang, perkebunan serta tambak.
Perubahan guna lahan yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan, hampir semua
terjadi pada penggunaan lahan bukan lahan sawah, kecuali hutan Negara yang tidak
1 -5
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
mengalami perubahan guna lahan. Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan pengunaan
lahan di Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. 2. Perkembangan dan Kecenderungan Perubahan Penggunaan Lahan di
Kabupaten Lampung Selatan
No Jenis Penggunaan Lahan Luas Penggunaan (Ha)
2007 2008 2009
A Lahan Sawah 43.747 44.271 44.847
1 irigasi Teknis 3.364 3.364 4.125
2 Irigasi Setengah teknis 3.755 3.755 2.994
3 Irigasi Sederhana 706 706 979
4 Irigasi Desa/Non PU 2.899 2.899 2.636
5 Tadah Hujan 31.630 32.154 32.710
6 Pasang Surut
7 Lebak 1.174 1.174 1.259
8 Polder dan Lainnya 219 219 144
B Bukan Lahan Sawah 156.954 156.430 155.854
1 Pekarangan 18.489 34.226 122.685
2 Tegal/Kebun 34.922 49.237 40.973
3 Ladang/Huma 49.861 30.617 41.838
4 Padang Rumput 44 1.552 1.547
5 Hutan Rakyat 1.552 4.496 4.479
6 Hutan Negara 6.463 6.463 477
7 Perkebunan 30.765 44 44
8 Lain-lain 8.573 480 480
9 Sementara tidak diusahakan 480 2.316 2532
1 -6
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
10 Rumah, Bangunan dan Halaman 17.773 17.169
11 Rawa-rawa 767 764 6.463
12 Tambak 4.569 472 764
13 Kolam/Tebat/Empang 469 7.99 8.038
Jumlah 200.701 200.701 200.701
Sumber : Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka
Kondisi guna lahan secara garis besar dapat dilihat dari kondisi tutupan lahan seperti
yang termuat pada gambar berikut ini.
1 -7
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
Gambar 1. 2. Peta Tutupan Lahan Kabupaten Lampung Selatan
1 -8
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
1.2.3 Topografi
Secara topografi Daerah Lampung dapat dibagi dalam 5 (lima) unit topografi :
• Daerah topografis berbukit sampai bergunung
• Daerah topografis berombak sampai bergelombang
• Daerah dataran alluvial
• Daerah dataran rawa pasang surut
• Daerah River Basin
A. Daerah topografis berbukit sampai bergunung
Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25%, dan ketinggian rata-rata
300 M di atas permukaan laut. Daerah ini meliputi Bukit Barisan dengan puncak tonjolan-
tonjolannya berada pada Gunung Tanggamus, Gunung Pasawaran, dan Gunung Rajabasa.
Yang terakhir ini berlokasi di Kalianda dengan ketinggian, rata-rata 1.500 M. Puncak-puncak
lainnya adalah Bukit Pugung, Bukit Pesagi, Sekincau yang terdapat di bagian utara. Daerah
tersebut umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder.
B. Daerah topografis berombak sampai bergelombang
Ciri-ciri khusus daerah ini adalah terdapatnya bukit-bukit sempit, kemiringannya antara 8 %
sampai 15 % dan ketinggian antara 300 M sampai 500 M dari permukaan laut. Daerah ini
membatasi daerah pegunungan dengan dataran alluvial, vegetasi yang terdapat di daerah ini
adalah tanaman-tanaman perkebunan seperti : kopi, cengkeh, lada dan tanaman pertanian
peladangan seperti : padi, jagung, dan sayur-sayuran. Daerah tersebut meliputi daerah-daerah;
Kedaton di wilayah Kota Bandar Lampung, Gedong Tataan di Kabupaten Lampung Selatan,
Sukoharjo dan Pulau Panggung di Kabupaten Tanggamus serta Kalirejo dan Bangunrejo di
Wilayah Kabupaten Lampung Tengah.
C. Daerah dataran Alluvial
Daerah ini sangat luas meliputi Lampung Tengah sampai mendekati pantai sebelah Timur, yang
merupakan bagian hilir (downstream) dari sungai-sungai yang besar seperti Way Sekampung,
Way Tulang Bawang, dan Way Mesuji. Ketinggian di daerah ini berkisar antara 25 m sampai 75
m, dengan kemiringan 0% sampai 3%. Pada bagian pantai sebelah Barat dataran Alluvial
1 -9
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
menyempit dan memanjang menurut arah Bukit Barisan.
D. Daerah dataran Rawa Pasang Surut
Di sepanjang pantai timur adalah merupakan daerah rawa pasang surut dengan ketinggian 1/2
m sampai 1 m, pengendapan air menurut naiknya pasang air laut.
E. Daerah River Basin
Daerah Lampung terdapat 5 (lima) River Basin yang utama :
• River Basin Tulang Bawang
• River Basin Seputih
• River Basin Sekampung
• River Basin Semangka
• River Basin Way Mesuji
1.2.4 Iklim
Iklim di Kabupaten Lampung Selatan sama halnya dengan daerah lain di Indonesia. Iklimnya
dipengaruhi oleh adanya pusat tekanan rendah dan tekanan tinggi yang berganti di daratan
sentra Asia dan Australia pada bulan Januari dan Juli. Akibat pengaruh angin Muson, maka
daerah Lampung Selatan tidak terasa adanya musim peralihan (pancaroba) antara musim
kemarau dan musim hujan.
1.2.5 Kondisi Geologi
Dari segi geologi daerah Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut:
• Sebagian besar berbatuan endesit, ditutupi turfazam. Batuan endapan meluas ke timur
sampai sekitar jalan kereta api arah menuju Kotabumi, keadaan tanah bergelombang
sampai berbukit.
• Pegunungan vulkanis muda.
• Daratan bagian timur yang termasuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan tidak begitu luas,
berbatuan endesit ditutupi turfazam.
1 -10
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
• Dataran alluvial berawa-rawa dengan pohon Bakau.
Di wilayah Kabupaten Lampung Selatan terdapat beberapa sungai yang penting antara lain,
Way Sekampung, Way Jelai, Way Ketibung, Way Pisang dan Way Gatal. Pada umumnya,
sungai-sungai ini dimanfaatkan untuk mengairi (irigasi) sawah dengan pembuatan dam-dam.
Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, antara lain:
1. Tanah Latosol
Jenis tanah ini paling banyak terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, hampir
menutupi seluruh wilayah barat dan sebagian besar dari bagian tengah. Tanah latosol
berwarna coklat tua sampai kemerah-merahan adalah hasil pelapukan bahan induk
komplek turfinmedier. Penyebaran pada daerah bertopografi bergelombang sampai
bergunung.
2. Tanah Podsolik
Jenis tanah ini adalah hasil pelapukan dari bahan induk turfazam sedimen batuan plotonik
yang bersifat asam, tersebar pada wilayah yang bertopografis berbukit sampai bergunung.
Tanah podsolid berwarna merah kuning, juga terdapat di daerah yang luas, tersebar pada
wilayah bagian utara Kabupaten Lampung Selatan.
3. Tanah Andosol
Jenis tanah ini adalah pelapukan dari bahan induk komplek turfinmedier dan basah,
berwarna coklat sampai coklat kuning. Penyebarannya terdapat pada daerah bertopografis
bergelombang sampai bergunung. Jenis tanah ini tidak begitu banyak di wilayah Kabupaten
Lampung Selatan.
4. Tanah Hidromorf
Tanah Hidromorf adalah hasil pelapukan dari bahan induk sedimen turfazam sampai
entermedier, berwarna kelabu, terdapat pada daerah datar sampai berombak. Tersebar di
wilayah Kabupaten Lampung Selatan bagian timur.
5. Tanah Alluvial
Jenis tanah ini adalah hasil pelapukan dari bahan induk endapan marine atau endapan
sungai-sungai, terdapat pada daerah dengan bentuk wilayah datar. Tersebar di daerah
pantai bagian timur.
1 -11
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
Dari segi geologi daerah Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut:
• Sebagian besar berbatuan endesit, ditutupi turfazam. Batuan endapan meluas ke timur
sampai sekitar jalan kereta api arah menuju Kotabumi, keadaan tanah bergelombang
sampai berbukit.
• Pegunungan vulkanis muda.
• Daratan bagian timur yang termasuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan tidak begitu luas,
berbatuan endesit ditutupi turfazam.
• Dataran alluvial berawa-rawa dengan pohon Bakau.
1.2.6 Kondisi Hidrogeologi
Kondisi Hidrogeologi Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat dari kondisi Cekungan Air
Tanah. Kondisi cekungan air tanah (CAT) Kabupaten Lampung Selatan, termasuk ke dalam
dua cekungan yaitu CAT Metro – Kotabumi dan CAT Kalianda. CAT Metro – Kotabumi memiliki
rata – rata imbuhan air tanah bebas mencapai ± 11.807.000.000 m3 per tahunnya, dan imbuhan
air tanah yang tertekan pada lapisan aquifernya mencapai ± 524.000.000 m3 per tahunnya.
CAT Metro – Kotabumi merupakan CAT yang dominan di Provinsi Lampung. Sedangkan CAT
Kalianda memiliki rata – rata imbuhan air tanah bebas mencapai ± 128.000.000 m3 per
tahunnya, dan imbuhan air tanah yang tertekan pada lapisan aquifernya hanya ± 11.000.000 m3
per tahunnya. CAT Kalianda hanya merupakan CAT yang jauh lebih kecil jika dibandingkan
dengan CAT Metro – Kotabumi.
1.2.7 Kawasan Hutan
Kawasan hutan yang terdapat di Kabupaten Lampung Selatan baik kawasan hutan lindung dan
hutan produksi seluas 46.278,70 Ha, yang tersebar di beberapa kawasan, yaitu Way Ketibung
dan gedong wani serta way Pisang dan Pematang Taman. Adapun tabel luas hutan lindung di
Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada tabel 1.3.
1 -12
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
Tabel 1. 3. Luas Kawasan Hutan Di Kabupaten Lampung Selatan
No Nama Kawasan Register Luas (Ha)
Lindung Produksi
1 Way Ketibung dan Gedong Wani 5, 35, dan 40 31.285,90
2 Batu Serampok 17 7.230,00
3 Pematang Taman 2 11.061,00
4 Way Buatan 6 950,40
5 Gunung Rajabasa 3 5.200,50
6 Way Pisang (Pantai timur) 1 505,80
Total 56233.6
Sumber : SK.Menhutbun No.SK 68/Menhut - II/2010 Tanggal 28 Januari 2010
1.2.8 Kajian Lingkungan Pesisir, Perairan Dan Kepulauan
A. Perairan dan Kepulauan
Kedalaman perairan akan sangat berpengaruh terhadap karakteristik gelombang. Energi
gelombang yang terbangkitkan dengan fletch yang panjangnya dapat mencapai ribuan
kilometer akan habis terendam pada daerah di dekat pantai. Pengubahan energi ini sangat
dipengaruhi oleh gesekan dari dasar laut (bottom friction). Dasar perairan, terutama pada
perairan dangkal, juga dapat memperlambat perambatan gerakan pasang, sehingga suatu
tempat dapat memiliki lunitidal interval yang besar.
Pasang surut didefinisikan sebagai proses naik turunnya muka laut yang hampir teratur,
dibangkitkan terutama oleh gaya tarik bulan dan matahari. Karena posisi bulan dan matahari
terhadap bumi selalu berubah seara hampir teratur, maka besarnya kisaran pasut juga berubah
mengikuti perubaan posisi-posisi tersebut. Pengelompokan pasut berdasarkan komponennya
dapat dibedakan atas: komponen pasut harian (diurnal), pasut tengah harian (semi diurnal), dan
perempat harian (quarternal).
Teluk lampung merupakan perairan dangkal dengan kedalaman sekitar 25 m. di mulut teluk
kedalaman rata-rata berkisar pada 35 m dengan kedalaman maksimum 75 m di sekitar Selat
Legundi yang terletak di sebelah barat laut mulut teluk. Menuju ke arah utara (Teluk Betung)
1 -13
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
kedalaman perairan mendangkal hingga isobath 5 m pada jarak yang relatif dekat dengan garis
pantai.
Kecamatan yang memiliki kawasan pesisir adalah Kecamatan Ketibung, Sidomulyo, Kalianda,
Rajabasa, Bakauheni, Ketapang dan Kecamatan Sragi, sedangkan panjang garis pantai
Kabupaten Lampung Selatan mencapai ± 247,76 Km. Kisaran muka laut rata-rata di Teluk
Lampung mencapai sekitar 88,02 cm. Kisaran pasut yang besar terjadi pada waktu pasut
purnama (116,25 cm). Pasut purnama adalah pasang yang tertinggi dan surut terendah yang
dialami oleh suatu perairan yang terjadi pada waktu bulan purnama ataupun bulan mati. Pada
saat pasang purnama tinggi muka laut di Teluk Lampung dapat mencapai 150 cm dengan rata-
rata 141,25 cm. Pasut perbani terjadi pada saat bulan separuh (bulan tegak lurus terhadap
posisi matahari dan bumi), dimana kisaran pasutnya paling rendah (rata-rata 0 cm). Terdapat
beberapa pulau kecil yang berada di Teluk Lampung yang termasuk ke dalam Kabupaten
Lampung Selatan. Beberapa pulau kecil tersebut dapat di Lihat pada Tabel 2.4.
Tabel 1. 4. Nama Pulau di Kabupaten Lampung Selatan
No Nama Pulau Lokasi / Kecamatan Luas (Ha)
1 Sebuku Rajabasa 1.771
2 Sebuku Lunik Rajabasa 18
3 Sebesi Rajabasa 4.643
4 Sertung Rajabasa 1.057
5 Panjang Rajabasa 423
6 Rakata Kecil Rajabasa 287
7 Rakata Tua Rajabasa 1.343
8 Keramat Ketapang 3
9 Kelapa Penengahan 6
10 Dua Penengahan 4
11 Kandang Lunik Penengahan 2
12 Kandang Balak Penengahan 186
1 -14
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
13 Condong Sulah Katibung 8
14 Condong Barat Katibung 22
15 Condong Laut Katibung 24
16 Mudu Penengahan 16
17 Seram A Ketapang 14
18 Seram B Ketapang 5
19 Seram C Ketapang 2
20 Candu Kuat Katibung 55
21 Batu Sulah Katibung 1
22 Kopiah Ketapang 2
23 Sompel Ketapang 3
24 Rimau Balak Ketapang 315
25 Rimau Lunik Ketapang 4
26 Prajurit Penengahan 81
27 Panjukut Penengahan 2
28 Sindu Penengahan 81
29 Sekepol Penengahan 7
30 Mengkudu Rajabasa 7
31 Cukuh Panda Katibung 3
32 Setiga Rajabasa 2
Jumlah 10.397
Sumber :
- Atlas Pesisir Lampung 1998,
- Dinas kelautan dan perikanan Kab. Lampung Selatan, 2010
- Lampung selatan dalam angka, 2010
1 -15
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
B. Kondisi Pesisir Teluk Lampung di Kabupaten Lampung Selatan
Teluk Lampung terletak di bagian selatan/tenggara Wilayah Lampung dan ke arah tenggara
wilayah teluk ini berbatasan dengan Selat Sunda yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau
Sumatera. Pada wilayah teluk ini banyak dijumpai gugusan-gugusan pulau yang relatif
menyebar di wilayah teluk dengan luas pulau berkisar antara 2.620 Ha - <1 Ha, diantaranya
adalah Pulau Sebesi, Pulau Sebuku, dll.
Rata-rata kondisi iklim di teluk Lampung terletak di bawah 5° Lintang Selatan beriklim tropis
dengan tiupan angin yang berasal dari Samudera Indonesia, dengan kecepatan rata-rata 5,83
Km/jam. Sedangkan temperatur udara di wilayah ini berkisar 26°-30° C dengan kelembaban
udara 80%-88% sedangkan curah hujan antara 1.750-2.250 mm/tahun. Jenis litolgi secara
berurutan dari tua ke muda beserta kandungannya yang bernilai ekonomis, adalah sebagai
berikut:
1. Batuan Intrusi (Tm)
Tersusun oleh batuan beku intrusi dari granit dan dasit.
2. Komplek Gunung Kasih (Pzg)
Terdiri dari sekis, geneis, kuarsit dan lensa-lensa marmer yang banyak dijumpai di sekitar
panjang dan gebang membentuk morfolgi perbukitan/gelombang yang mengandung mineral
logam bernilai ekonomis.
3. Formasi Menanga (Km)
Teridiri dari perselingan antara serpih gampingan, batulempung, dan batupasir dengan
sisipan rijang dan batu gamping.
4. Formasi Hulusimpang (Timoh)
Terdiri dari breksi gunungapi, lava, tuf bersusun andesit-basal, terubah, berurat kuarsa dan
mineral sulfida.
5. Formasi Tarahan
Pelamparan formasi ini cukup luas,
6. Endapan Gunung muda (Qhv)
Endapan gunung api muda ini tersusun leh lava, breksi dan tuha
7. Endapan Aluvial
Endapan aluvial ini menempati daerah datar sepanjang pantai, terdiri dari kerakal, pasir,
lempung dan gambut.
1 -16
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
Arus musim yang terjadi di sekitar mulut teluk, baik Teluk Lampung sangat dipengaruhi oleh
arus yang terjadi di Selat Sunda, menurut Wyrti (1961) arus yang disebabkan oleh musim di
Selat Sunda mengalir dengan tetap ke arah barat daya (225°) sepanjang tahun dengan
kecepatan antara 0-75cm/s. Kecepatan arus yang terkuat (75 cm/s) terjadi pada bulan juni dan
agustus. Sedangkan yang paling lemah terjadi pada bulan desember.
Penyebaran hutan mangrove di wilayah pesisir Teluk Lampung serta kawasan pesisir pantai
timur yang terdapat pada kawasan pulau-pulau kecil dan sepanjang pantai yang umumnya
digunakan untuk permukiman dan pertambakan. Hasil penelitian pusat penelitian dan
pengembangan Oseanografi (2000) dan CRMP (1998) menunjukan bahwa mangrove yang
terletak di pesisir Teluk Lampung tersebar mulai dari wilayah pantai sampai pulau kecil dengan
jumlah dan keragaman yang tinggi.
C. Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau
1. Letak dan Luas
Kawasan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda dan secara
administrasi pemerintahan berada dalam Kabupaten Lampung Selatan. Penetapan
kawasan cagar alam laut ini merupakan perluasan Cagar Alam Krakatau melalui SK Menteri
Kehutanan No. 85/Kpts-II/1990, tanggal 26 Februari 1990. Perairan cagar alam laut meliputi
areal seluas 12.000 ha sedangkan luas daratannya adalah 2.535 ha, terdiri dari Krakatau
Besar (Rakata), Krakatau Kecil (Panjang), Anak Krakatau dan pulau Sertung. Gugus
Krakatau ini juga telah ditetapkan sebagai kawasan cagar alam sejak tahun 1919.
2. Keadaan Fisik Kawasan
Gugus Kepulauan Krakatau terbentuk setelah terjadi letusan purba yang tidak tercatat
dalam sejarah. Anak Krakatau merupakan pulau gunung api yang aktif dan letusan tahun
1883 telah menjadikan Krakatau terkenal secara internasional baik sebagai bahan kajian
ilmiah dalam bidang geologi, vulkanologi dan proses suksesi alami flora dan fauna. Puncak
tertinggi gugus kepulauan ini adalah Krakatau Besar (813 m) dan Anak Krakatau yang
berupa kawah aktif ketinggiannya selalu bertambah sejalan dengan kegiatan letusan yang
terjadi.Keadaan topografi gugus kepulauan ini pada umumnya curam kecuali sebagian
wilayah Pulau Sertung dan Panjang. Kepulauan ini tidak berpenghuni tetapi sering dijadikan
tempat berlindung bagi nelayan.
3. Potensi Flora dan Fauna
1 -17
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
Vegetasi yang umum terdapat di Gugus Kepulauan Krakatau terdiri dari hutan pantai yang
didominasi oleh Waru Laut (Hibiscus tiliaceus), Cemara Sumatera (Casuarina equisetifolia),
dan Ketapang (Terminalia catappa). Semakin ke darat didominasi Hampelas (Ficus sp.) dan
Kedondong hutan (Artocarpus sp.). Sedangkan pada pantai berpasir terdapat formasi
Ipomoea pescaprae baik di Pulau Anak Krakatau maupun Pulau Sertung. Jenis fauna yang
ada pada umumnya dari jenis Biawak (Varanus salvatorius), Ular (Phyton sp.), Burung
Elang (Heliastur sp.), dan burung pantai serta Tikus (Rattus sp.). Kehadiran flora dan fauna
di Anak Krakatau merupakan proses suksesi alami yang relatif masih baru yaitu
berlangsung sekitar 100 tahun.
4. Potensi Biota Laut
Terumbu karang di perairan sekitar Gugus Kepulauan Krakatau umumnya dalam kondisi
rusak akibat pengeboman ikan. Hamparan terumbu karang berada di sisi bagian luar,
sedangkan sisi bagian dalam keadaan perairan pantainya curam dan labil akibat pengaruh
aktivitas Anak Krakatau yang makin meluas. Pada pantai berpasir (khususnya Pulau
Sertung) diketahui sebagai lokasi penyu bertelur, seperti Penyu Sisik (Eretmochelys
imbricata) dan Penyu Hijau (Chelonia midas) yang belum dikelola sebagai aset wisata
maupun upaya perlindungannya.
1 -18
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
BAB II
PENINJAUAN LOKASI
2.1 SURVEY VERIFIKASI
2.1.1 Gambaran Lokasi
Lokasi rencana pembangunan Packing Plant dan Dermaga PT. SEMEN PADANG terletak di
Jalan Soekarno Hatta Km. 18 (Jalan Lintas Bandar Lampung-Bakauheni) Desa Rangai
Tritunggal Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan.
2.1.2 Survey Topografi-Hidro Bathimetri
i. Pekerjaan Awal
Sebelum seluruh pekerjaan survey hydro-oceanography dilaksanakan, dibuat 2 buah Bench
Mark dari beton 40 X 40 X 150 cm3 ditanam sedalam 100 cm dari permukaan. BM ini dipasang
pada tempat yang aman dan diikat posisinya (triangulasi atau lokal). BM di cat dengan warna
Biru Muda dan ditulis BM. 1 dan tanggal pembuatan.
ii. Pekerjaan Sounding/Pemeruman
Maksud dan tujuan dari pekerjaan sounding/pemeruman adalah untuk memperoleh gambaran
tentang konfigurasi dasar laut di lokasi perairan pelabuhan yang bersangkutan, potongan
melintang pantainya dan bangunan lain, yang termasuk di dalam kategori rintangan navigasi
(kapal tenggelam, letak karang dan lain-lain).
1) Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
• 1 unit Echo Sounder merk Raytheon atau sejenisnya.
• 2 unit Theodolith T-0 maya.
• 3 unit Handy Talky.
• Seperangkat alat untuk Bar-Check.
1 -19
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
• 1 unit Sounding Load.
• 1 unit Compass kapal.
• 1 unit Theodolit Wild T-2.
• 1 unit Pita ukur baja.
• 2 unit Station Pointer.
• 2 unit kalkulator merk casio.
• 1 Kapal motor/jukung (sewa di lapangan).
• 4 helai jaket pelampung.
• 1 unit peil schaal Neda.
2) Personil Pelaksana
Team pelaksana terdiri dari :
• 1 Ahli Geodesi
• 2 orang surveyor
• 1 orang draftman
• 1 pengemudi motor boat
• 4 orang buruh lokal
3) Metoda Pelaksanaan
• Persiapan
Dalam pekerjaan persiapan ini dilakukan pengukuran polygon dan waterpass untuk
pengukuran garis pantai, pemasangan patok-patok untuk jalur sounding 10 m dan 25 m.
Sebelum pemeruman dilakukan dengan teliti, terlebih dahulu dilakukan pemeruman
global secara visual dan dibantu dengan tali. Hal ini dimaksudkan supaya dapat
menentukan distribusi pemeruman dengan teliti dan efisien.
Pada posisi dimana pola dasar laut landai, pemeruman dilakukan dengan lintasan-
lintasan yang relatif jarang, sedang pada pola dasar laut relatif dalam dilakukan
pemeruman dengan lintasan-lintasan yang relatif rapat.
• Pengukuran titik-titik ikat posisi kedalaman.
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mendapatkan titik-titik ikat bagi posisi kedalaman.
Pada pelaksanaannya di lapangan apabila terdapat titik jaringan nasional, misalnya titik
triangulasi atau titik Satelit Doppler, maka posisi titik-titik ikat akan dihubungkan dengan
1 -20
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
titik jaringan nasional tersebut, sehingga sistem proyeksi Mercator dapat dipergunakan.
Bila tidak di dapat titik tersebut di atas, maka untuk titik ikat posisi kedalaman cukup
memakai sistem koordinat lokal. Sistem pengukuran untuk pengikatan digunakan
Pengukuran Polygon atau Triangulasi, tergantung keadaan medan.
• Haluan Pemeruman
Haluan Pemeruman akan diusahakan semaksimal mungkin tegak lurus pantai. Untuk
pengontrolan kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara sounding silang
minimum 5 (lima) jalur.
• Cara penentuan Fix Point (posisi kedalaman)
Setiap Fix Point akan dibuat tidak melebihi 2,5 cm pada lebar sekoci. Hal ini dibuat agar
tidak menyulitkan saat pembagian kedalaman pada echo paper.
Penentuan Fix Point akan dilakukan dengan cara Snellius. Untuk cara ini diperlukan
sebuah station pointer dan dua buah sextant di kapal, dibantu dengan minimal tiga buah
titik reference.
• Pelaksanaannya
Hydrografi Engineer sebagai pimpinan terlebih dahulu membuat busur-busur lingkaran
pada peta situasi pantai berdasarkan tiga titik yang telah ditentukan. Berikutnya
pekerjaan sounding dilaksanakan dari motor boat sebagai berikut :
- 2 Surveyor di motor boat mencatat posisi motor boat dengan sextant terhadap tiga
titik referensi di darat. Apabila letak garis pantai tempat titik referensi diletakkan tidak
tampak dari lokasi sounding/pemeruman, maka suatu beacon berupa titik referensi
bantuan perlu dibuat di daerah perairan di laut.
- 1 Surveyor memberi tanda pada kertas rekaman sounding (contoh : II - 7, pukul
10.45 ; artinya jalur II posisi no. 7 pukul 10.45).
- 2 orang buruh lokal yang memegang bendera di darat pindah ke jalur selanjutnya
sesudah satu jalur selesai.
- Hydrografi Engineer memplot posisi motor boat pada busur lingkaran peta situasi
pantai berdasarkan hasil yang didapat dari pembacaan sextant (misal sextant I : 70°
12' dan sextant II : 58° 43' ) dan memberi nomor sesuai nomor pada kertas rekaman.
- Untuk pengecekan kedalaman pada jalur sounding, dibuat jalur cross sounding atau
sounding silang, minimum 5 jalur.
1 -21
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
- Jarak antara Ray (jalur) sounding dekat darat sampai perairan di depan dermaga 10
m dan di laut 25 m.
- Sounding dilakukan pulang pergi, pergi dengan jalur-jalur ganjil dan pulang dengan
jalur-jalur genap.
- Alat apung (Kapal perum atau Sekoci perum)
Kapal perum yang digunakan diusahakan supaya :
- Ruangan cukup untuk peralatan (Echo Sounder, Tempat memplot Fix Point dan
Personil).
- Draft kapalnya sesuai dengan daerah yang diperum.
- Kecepatannya dapat dipertahankan konstan selama pemeruman berlangsung.
- Laik Laut.
4) Evaluasi hasil sounding
Elevasi Dasar laut, dihitung berdasarkan pembacaan pada kertas rekaman sounding
dengan koreksi-koreksi sebagai berikut :
• Koreksi Echo didapat dari Bar-Check yang dilakukan sebelum dan sesudah pemeruman
• berlangsung setiap hari pelaksanaan.
• Koreksi pasang surut, didapat dari bacaan pasut selama sounding berlangsung
terhadap bidang muka surutan.
• Angka kedalaman ditulis dalam metrik, untuk kedalaman di bawah 32 m ditulis dalam
meter dan decimeter, untuk kedalaman di atas 32 m ditulis dalam meter penuh. Interval
Interval penulisan kedalaman pada tiap jalur adalah 10 m.
• Garis pantai, bangunan-bangunan, jalan di sekitar daerah sounding yang berjarak ± 50
m dari garis pantai paling surut digambar dalam peta situasi sounding. Sebagai dasar
penggambaran adalah jalur polygon dan patok-patok yang diukur elevasinya.
• Peta yang akan disajikan memperhatikan/menggambarkan keadaan-keadaan penting
sebagai berikut :
1. Daerah dangkal
2. Karang tenggelam maupun muncul
3. Kerangka kapal tenggelam
4. Rintangan-rintangan yang masuk dalam kategori rintangan navigasi
5. Garis pantai
1 -22
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
6. Ketinggian antara 0,0 m LWS dan garis pantai akan diberikan angka-angka
ketinggian.
7. Dalam peta akan dicantumkan harga LWS (bidang surutan) terhadap MSL, (duduk
tengah) dan air tinggi serta hubungan antara pasang surut dan BM.
8. Garis kedalaman/ketinggian (kontur)
� untuk hidrografi, kontur yang ditarik adalah : 0,1,2,3,4,5,6,7,8, 10,15,20 dst.
� untuk topografi, kontur yang ditarik adalah : 1,2,3,dst (interval 1 meter)
5) Metode Pemetaan
• Perhitungan dalam pembuatan peta perum disajikan dalam lintang/bujur bila
memungkinkan (bila didapat BM dengan koordinat geografis) :
- Ellipsoide : Bessel 1841
- Proyeksi : Mercator
- Skala peta : 1 : 1000
- Meridian utama yang dipakai : Jakarta Baru
• Dalam hal tidak didapatkan titik tetap berkoordinat geografis bisa menggunakan sistem
lokal (X,Y) atau UTM.
• Ukuran peta A0, bila luas daerah yang disurvai melebihi ukuran diatas,, peta dibagi
dalam sheet-sheet.Konsultan akan membuat satu peta dengan skala besar yang
memperlihatkan area survey secara keseluruhan.
• Peta Hidrografi dan Topografi dibuat diatas kertas kalkir tahan air (drafting film) dan
selalu menghadap Utara.
• Penulisan angka-angka kedalaman pada masing-masing jalur max. 10 m.
6) Profil Potongan Melintang
Untuk lokasi tertentu yang diperlukan, misalnya ; perairan dimuka dermaga, pada rencana
trestle, perairan sekitar dermaga akan dibuat gambar potongan melintang setiap jarak 25 m
atau minimum 3 potongan dengan skala vertikal 1 : 100 dan skala horizontal 1 : 500.
1 -23
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
Gambar 2. 1. Sketsa Jalur Pengukuran Hydrografi
2.2 HASIL SURVEY
Hasil verikasi lokasi dan survey topografi terhadap lokasi Pembangunan Packing Plant dan
Dermaga PT. SEMEN PADANG di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung seperti
terlihat pada Gambar 1.4 berikut ini.
10 10 10 10 10 10 10 meterBM
meter25 25 25 25 25 25
B U S U R B - C
70
55 60
65
75
80
85
70
75
80
85
90
TITIK TETAP C
TITIK TETAP B
TITIK TETAP A
BAMBU DAN BENDERA
DERMAGA
MOTOR BOAT
ARAH JALUR
Gambar 2.2 Peta Rencana Lokasi Terminal Khusus/Tersus PT. SEMEN PADANG
Posisi lokasi dengan koordinat sebagai berikut:
1. Sisi Darat
NO
TITIK
KOORDINAT UTM
X
SP 7 539.953
SP 6 539.886
SP 2 539.668
SP 3 539.736
AB 539.702
Batas lahan PT. SEMEN PADANG di Desa Rangai
Kabupaten Lampung Selatan adalah:
LAPORAN HA S IL P EN INJAUA N LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADA NG
Peta Rencana Lokasi Terminal Khusus/Tersus PT. SEMEN PADANG
Posisi lokasi dengan koordinat sebagai berikut:
KOORDINAT UTM KOORDINAT LON LAT
Y LS
9.388.240 50 32’ 04.2”
9.388.348 50 32’ 00.7”
9.388.151 50 32’ 07.1”
9.388.074 50 32’ 09.6”
9.388.114 50 32’ 08.3”
Batas lahan PT. SEMEN PADANG di Desa Rangai Tri Tunggal Kecamatan Ketibung
Kabupaten Lampung Selatan adalah:
1 -24
LAPORAN HA S IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
Peta Rencana Lokasi Terminal Khusus/Tersus PT. SEMEN PADANG
KOORDINAT LON LAT
BT
1050 21’ 38.6”
1050 21’ 36.4”
1050 21’ 29.3”
1050 21’ 31.6”
1050 21’ 30.4”
Tri Tunggal Kecamatan Ketibung
1 -25
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan lahan milik Bpk Inkun dengan Titik Koordinat SP 6
(50 32’ 00.7”\, 1050 21’ 36.4”) sampai dengan Titik Koordinat SP 2 (50 32’ 07.1”, 1050 21’
29.3”);
b. Sebelah Barat : Berbatasan dengan perairan Teluk Lampung dengan Titik Koordinat SP
2 (50 32’ 07.1”, 1050 21’ 29.3”) sampai dengan Titik Koordinat SP 3 (50 32’ 09.6”, 1050 21’
31.6”);
c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jalan Lintas Bandar Lampung – Bakauheni dengan
Titik Koordinat SP 6 (50 32’ 00.7”\, 1050 21’ 36.4”) sampai dengan Tembok Hotel Amarta
(Lahan Milik PT. Holcim) dengan Titik Koordinat SP 7 (50 32’ 04.2”, 1050 21’ 38.6”);
d. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Tembok Hotel Amarta (Lahan Milik PT. Holcim)
dengan dengan Titik Koordinat SP 7 (50 32’ 04.2”, 1050 21’ 38.6”) sampai dengan Titik
Koordinat SP 3 (50 32’ 09.6”, 1050 21’ 31.6”).
2. Sisi Laut
NO
TITIK
KOORDINAT UTM KOORDINAT LON LAT
X Y LS BT
ABA 539.577 9.388.033 50 32’ 11.0” 1050 21’ 26.4”
L1 539.559 9.387.909 50 32’ 15.0” 1050 21’ 25.8”
L2 539.492 9.387.993 50 32’ 12.3” 1050 21’ 23.6”
1 -26
LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I
PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG
BAB III
PENUTUP
Hasil peninjauan lokasi rencana pembangunan Packing Plant dan Dermaga PT. SEMEN
PADANG oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika telah selesai dilaksanakan.
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika memberikan rekomendasi untuk melanjutkan
ke tahap selanjutnya.
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan memberikan
saran kepada Management PT. SEMEN PADANG untuk melakukan Analisis Dampak
Lingkungan (ANDAL) atau UKL dan UPL sesuai peraturan perundang-ungangan yang berlaku
pada kondisi sebelum konstruksi, konstruksi, dan sesudah konstruksi.
Recommended