View
235
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Uji Efek Analgesik, Toksisitas Akut dan Tertunda Ekstrak
Etanol Tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) pada
Mencit (Mus musculus) Jantan
Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian
Disusun oleh :
Naila Wahyu Istanti (M0414052) 2014
Klara Rizky Amilia (M0412044) 2012
Ayu Rahmawati (M0414014) 2014
Hani Wulandari Pratiwi (M0414029) 2014
Siti Megawati (M0414066) 2014
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
i
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Uji Efek Analgesik, Toksisitas Akut dan Tertunda Ekstrak
Etanol Tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) pada
Mencit (Mus musculus) Jantan
Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian
Disusun oleh :
Naila Wahyu Istanti (M0414052) 2014
Klara Rizky Amilia (M0412044) 2012
Ayu Rahmawati (M0414014) 2014
Hani Wulandari Pratiwi (M0414029) 2014
Siti Megawati (M0414066) 2014
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
iii
AFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL …………………..…………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………….………………………..ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………..……..iii
RINGKASAN …………………………………………………………………v
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ………………………………………..………………….1
2. Rumusan Masalah ……………………………………..…………………2
3. Tujuan Penelitian …………………………………………...…………2
4. Luaran Yang Diharapkan …………………………….………………..2
5. Kegunaan …………………………………………………...…………2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) ……………………………...3
1.1 Klasifikasi dan Diskripsi Tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) ..3
1.2 Habitat Tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) ………………3
1.3 Kandungan Kimia Tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) …….4
2. Analgesik ……………………………………………………………...4
2.1 Pengertian ……………………………………………………………4
2.2 Pembagian Analgesik ……………………………………………......4
3. Toksisitas ………………………………………………………………...4
3.1 Pengertian ……………………………………………………………4
3.2 Toksisitas Akut dan Tertunda ……………………………………..5
BAB III METODE PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat ………………………………………………….........6
2. Alat dan Bahan …………………………………………….……….6
3. Cara Kerja ………………………………………………………......6
3.1 Pengambilan Sampel ………………………………………………....6
3.2 Preparasi dan Ekstraksi ………………………………………..……..6
3.3 Penyiapan Hewan Uji ………………………………………………..6
3.4 Penyiapan Larutan Ekstrak ……………………………………..……7
3.5 Penyiapan Larutan Pembanding ………………………………..……7
3.6 Pengujian Efek Analgesik ………………………………………..…..7
3.7 Pengujian Efek Toksisitas Akut dan Tertunda ……………….……....7
4. Rancangan Penelitian ……………………………………….………....…8
5. Analisis Data ………………………………………………………….….8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1. Anggaran Biaya ………………………………………………………….9
2. Jadwal Kegiatan ………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………......10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
1. Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Biodata Dosen Pembimbing ..11
2. Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ……………………………21
3. Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas …25
4. Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti …………………………..26
v
RINGKASAN
Indonesia merupakan Negara kaya dengan dengan sumber daya alam yang
melimpah, salah satunya adalah melimpahnya tumbuhan obat. Secara turun-
menurun masyarakat di Indonesia telah menggunakan tumbuhan sebagai obat,
salah satunya adalah sebagai obat analgesik. Salah satu tumbuhan obat yang
memiliki efek analgesik adalah tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) namun
di masyarakat Indonesia belum begitu mengetahui dan memanfaatkan tumbuhan
Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) sebagai obat. Penelitian mengenai tumbuhan ini
juga masih jarang dilakukan di Indonesia. Program Kreativitas Mahasiswa ini
bertujuan untuk mengetahui Efek analgesik, Toksisitas Akut dan Tertunda dari
tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) pada mencit (Mus musculus) Jantan.
Penelitian ini menggunakan metode Hot Plate dengan 6 perlakuan untuk uji efek
analgesik dengan pemberian dosis 0 mg/kgBB, 100mg/kgBB, 200mg/kgBB,
400mg/kgBB, 800mg/kgBB Mencit untuk ekstrak Jaka Tuwa (Scoparia dulcis
L.), dan 1000mg/50kgBB, Parasetamol. Data yang diukur adalah perpanjangan
waktu reaksi antara pemberian stimulus sampai terjadinya nyeri . Uji toksisitas
akut, dilakukan pada dosis 1000mg/kgBB, 2000mg/kgBB, 4000mg/kgBB,
8000mg/kgBB, dan 16000mg/kgBB, kemudian dihitung nilai nya dengan
mengamati jumlah hewan yang mati dalam 24 jam hingga hari ke 14. Rasio yang
diukur untuk uji toksisitas akut dan tertunda adalah berat organ hati, ginjal, dan
jantung. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode statistika Analysis of Variance (ANOVA) dua arah dilanjutkan dengan uji
LSD (Least Square Difference) pada taraf signifikasi 1%, sedangkan untuk rasio
berat organ hati, ginjal, dan jantung diolah menggunakan metode stastika Analysis
of Variance (ANOVA) satu arah.
Kata Kunci : Scoparia dulcis L., Analgesik, Toksisitas Akut dan Tertunda
1
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kaya dengan dengan sumber daya alam
yang melimpah, salah satunya adalah tumbuhan obat. Masyarakat Indonesia
secara turun-temurun diketahui telah menggunakan berbagai tumbuhan yang
digunakan sebagai obat tradisional. Hampir setiap orang di Indonesia pernah
menggunakan tumbuhan obat untuk mengatasi penyakit tertentu dan diakui
serta dirasakan manfaat dari tumbuhan obat dalam menyembuhkan penyakit
tersebut. Keuntungan obat tradisional yang menggunakan tumbuhan antara
lain kemudahan masyarakat dalam memperolehnya karena dapat ditanam di
pekarangan rumah sendiri. Namun, sebelum menggunakan tumbuhan
berkhasiat obat butuh dilakukannya sebuah penelitian ilmiah untuk
mengetahui adanya aktivitas tertentu dalam tumbuhan tersebut yang dapat
digunakan sebagai obat.
Salah satu aktivitas yang dapat di ukur dalam penelitian tumbuhan
berkhasiat obat adalah aktivitas analgesik yang dimiliki oleh tumbuhan
tersebut untuk mengatasi rasa nyeri. Efek analgesik merupakan reaksi yang
ditimbulkan oleh suatu zat untuk mengurangi rasa nyeri. Nyeri merupakan
mekanisme untuk melindungi tubuh dari suatu gangguan atau kerusakan di
jaringan tubuh seperti peradangan, infeksi jasad renik dan kejang otot. Nyeri
dapat bersifat mengganggu karena dapat menurunkan produktifitas individu,
oleh karena itu penelitian mengenai tumbuhan obat yang dapat berfungsi
sebagai analgetik akan dapat membantu dalam mengatasi masalah kesehatan
dan dapat meningkatkan produktifitas.
Beberapa tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat analgesik
adalah tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.), di Indonesia tumbuhan ini
kurang dikenal oleh masyarakat dan masih di anggap sebagai gulma yang
biasa tumbuh di pekarangan. Kurangnya perhatian dan penelitian di Indonesia
mengenai khasiat obat dari tumbuhan ini menyebabkan masyarakat belum
begitu memanfaatkan tumbuhan ini sebagai obat. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan di luar negeri pada setiap bagian dari tumbuhan ini telah
diketahui memiliki berbagai macam senyawa metabolit sekunder yang
berpotensi menjadi tumbuhan obat yang salah satunya dapat digunakan
sebagai obat analgesik, pada bagian akar dari tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia
dulcis L.) ini telah diketahui mengandung banyak metabolit sekunder berupa
senyawa alkaloid yang memiliki efek seperti morfin. Oleh kerena itu, pada
penelitian ini dilakukan uji untuk membuktikan dan mengetahui aktivitas
analgesik dan toksisitas akut dari tumbuhan obat Jaka Tuwa (Scoparia dulcis
L.) yang tumbuh di Indonesia pada mencit (Mus musculus) Jantan.
2.
1
2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dari program kreativitas ini antara lain.
a. Bagaimana pengaruh ekstrak tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.)
sebagai analgesik pada mencit (Mus musculus) Jantan?
b. Bagaimana perbedaan waktu reaksi nyeri pada mencit (Mus musculus)
Jantan yang diberi perlakuan dengan ekstrak tumbuhan Jaka Tuwa
(Scoparia dulcis L.)?
c. Berapa toksisitas akut dari ekstrak tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis
L.) yang dapat diberikan kepada mencit (Mus musculus) Jantan?
3 Tujuan Program
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
tujuan dari program kreativitas ini antara lain:
a. Mengetahui dan membuktikan pengaruh ekstrak tumbuhan Jaka Tuwa
(Scoparia dulcis L.) sebagai analgesik pada mencit (Mus musculus)
Jantan.
b. Mengetahui perbedaan waktu reaksi nyeri pada mencit (Mus musculus)
Jantan yang diberi perlakuan dengan ekstrak tumbuhan Jaka Tuwa
(Scoparia dulcis L.)
c. Mengetahui toksisitas akut dari ekstrak tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia
dulcis L.)yang dapat diberikan kepada mencit (Mus musculus) Jantan.
4 Luaran Yang Diharapkan
Adapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah suatu
publikasi jurnal ilmiah yang memberikan informasi terkait aktivitas analgesik
pada tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) yang tumbuh di Indonesia
dan tingkat toksisitas akut dan tertunda yang dapat diberikan pada mencit
(Mus musculus) Jantan.
5 Kegunaan
Kegunaan yang dapat diberikan pada program kreativitas ini yaitu:
a. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenaipemanfaatan
tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) karena selama ini masih belum
dikenal di masyarakat dan hanya di anggap sebagai gulma oleh
masyarakat.
b. Memberikan informasi mengenai tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis
L.) dalam penggunaannya sebagai obat analgesik.
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.)
1.1 Klasifikasi dan Diskripsi Tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.)
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divsio : Angiospermae
Kelas : Dikotiledonae
Sub kelas : Asterids
Ordo : Lamiales
Famili : Plantaginaceae
Genus : Scoparia
Spesies : Scoparia dulcis
Nama Umum : Jaka Tuwa
Nama Lokal : Jaka Tuwa (Sunda), Grinje Menir, Grinje Jepun (Jawa)
(Plantamor, 2008)
Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) merupakan herba tegak dengan
tinggi 20 – 80 cm, hidup liar , dan bermanfaat sebagai obat. Bunga Jaka
Tuwa (Scoparia dulcis L.) berupa bunga tunggal yang tumbuh di ketiak
daun dan berukuran sangat kecil. Mahkota bunga berwarna putih
berjumlah 4 buah dengan kelopak bunga berwarna hijau yang berjumlah 4
buah. Kepala putik berwarna agak kehijauan berjumlah 1 buah dan tangkai
putik panjangnya ± 1,3 mm. Kepala sari berwarna putih berjumlah 4 buah
yang dikelilingi rambut seperti sikat yang jumlahnya banyak. DaunJaka
Tuwa (Scoparia dulcis L.) berkarang 3, bertangkai pendek dengan tepi
daun bergigi, panjang daun ± 1-3 cm dengan lebar daun ± 0,3 – 1,2 cm.
Buah Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) berbentuk bulat dengan diameter ± 2
mm dan panjang ± 3mm yang terdiri dari 4 daun buah, ketika buah masih
muda berwarna hijau, dan ketika buah sudah tua berwarna coklat. Buah
yang sudah tua dan kering akan pecah dan daun buahnya terbelah menjadi
4 sehingga biji tersebar keluar. BijiJaka Tuwa (Scoparia dulcis L.)
berwarna coklat muda yang berukuran sangat kecil dengan panjang ± 0,8
mm, lebar ± 0,5 mm, dan tebal ± 0,2 mm (Backer and Brink, 1965)
1.2 Habitat Tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.)
Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) dapat beradaptasi pada berbagai
kondisi lingkungan, misalnya; pada daerah yang selalu basah, daerah yang
kering, dan pada daerah dengan musim kemarau yang berkepanjangan.
Ketinggian tempat untuk tumbuh Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) dapat
tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0 – 1600 m dpl. Umumnya
ditemukan di pematang sawah, pinggir jalan, tepi-tepi sungai atau di
semak-semak, dari ketinggian 10 m sampai 800 m di atas permukaan laut
(Hardjosuarno, 1988)
4
1.3 Kandungan Kimia Tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.)
Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) mengandung senyawa
aktif Scopadulin, Scopadulcol, asam scopadulcic, asam scoparic,
scoparinol. Dengan adanya kandungan senyawa-senyawa tersebut maka
menjadikan tanaman ini bersifat antimikroba, antioksidan, analgesik,
diuretik, antiinflamasi, antihiperglikemik, dan sedatif (Lans, 2006;
Zulfiker., et.al, 2010; Valsalakumari., et.al, 2014; Jedage, 2014).
2. Analgesik
2.1 Pengertian
Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa
nyaman pada orang yang menderita. Nyeri adalah perasaan
sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan ancaman kerusakan
jaringan. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang
berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya gangguan di jaringan seperti
peradangan, rematik, encok atau kejang otot (Tjay 2007).
2.2 Pembagian Analgesik
Berdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan yaitu
1. Analgesik Nonopioid/Perifer (Non-Opioid Analgesics)
Secara farmakologis praktis dibedakan atas kelompok salisilat
(asetosal, diflunisal) dan non salisilat. Sebagian besar sediaan–sediaan
golongan non salisilat termasuk derivat asam arylalkanoat (Gilang
2010).
2. Analgesik Opioid/Analgesik Narkotika
Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat
seperti opium atau morfin. Golongan obat ini terutama digunakan
untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri. Tetap semua
analgesik opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan.
Ada 3 golongan obat ini yaitu:
1) Obat yang berasal dari opium-morfin
2) Senyawa semisintetik morfin
3) Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.
(Medicastore 2006)
3. Toksisitas
3.1 Pengertian
Toksisitas adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efek
toksik/racun yang terdapat pada bahan sebagai sediaan single dose atau
campuran. Toksisitas akut ini diteliti pada hewan percobaan yang
menunjukkan evaluasi keamanan dari kandungan kimia untuk
penggunaan produk rumah tangga, bahan tambahan makanan, kosmetik,
5
obat-obatan, dan sediaan biologi. Uji toksisitas dilakukan untuk
mendapatkan informasi atau data tentang toksisitas suatu bahan (kimia)
pada hewan uji. Secara umum uji toksisitas dapat dikelompokkan
menjadi uji toksisitas jangka pendek/akut, dan uji toksisitas jangka
panjang. Uji toksisitas akut dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
tentang gejala keracunan, penyebab kematian, urutan proses kematian
dan rentang dosis yang mematikan hewan uji (Lethal dose atau disingkat
) suatu bahan. Uji toksisitas akut merupakan efek yang merugikan
yang timbul segera sesudah pemberian suatu bahan sebagai dosis
tunggal, atau berulang yang diberikan dalam 24 jam. (Donatus IO, 2001)
3.2 Toksisitas Akut dan Tertunda
Uji toksisitas akut dirancang untuk menentukan atau
menunjukkan secara kasar median lethal dose ( ) dari toksikan.
ditetapkan sebagai tanda statistik pada pemberian suatu bahan sebagai
dosis tunggal yang dapat menyebabkan kematian 50% hewan uji. Jumlah
kematian hewan uji dipakai sebagai ukuran untuk efek toksik suatu bahan
(kimia) pada sekelompok hewan uji. Jika dalam hal ini hewan uji
dipandang sebagai subjek, respon berupa kematian tersebut merupakan
suatu respon diskretik. Ini berarti hanya ada dua macam respon yaitu ada
atau tidak ada kematian. Dalam uji toksisitas akut, penentuan LD50
dilakukan dengan cara menghitung jumlah kematian hewan uji yang
terjadi dalam 24 jam pertama sesudah pemberian dosis tunggal bahan
yang diteliti menurut cara yang ditunjukkan oleh para ahli. Namun
demikian, kematian dapat terjadi sesudah 24 jam pertama karena proses
keracunan dapat berjalan lambat. Gejala keracunan yang muncul sesudah
24 jam menunjukkan bahwa bahan obat atau bahan itu mempunyai titik
tangkap kerja pada tingkat yang lebih bawah sehingga gejala keracunan
dan kematian seolah-olah tertunda (delayed toxicity). Oleh karena itu
banyak ahli berpendapat bahwa gejala keracunan perlu diamati sampai 7
hari, bahkan juga sampai 2 minggu. (Donatus IO, 2001)
6
BAB III METODE PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga (3) bulan di sub
Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah.
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi neraca analitik,
pisau bedah, corong Bunchner, inkubator, ayakan, blender, Rotary
evaporator, kertas saring, kandang pengamatan, stopwatch, canule, oven,
spuit, hot plate, yang dilengkapi dengan beker gelas dan water bath serta
termometer, semprit injeksi 1 ml, NGT no. 3,5 dan alat-alat gelas.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tumbuhan Jaka Tuwa
(Scoparia dulcis L.), akuades, etanol 95%, parasetamol 500mg, pelet, dan
mencit umur 2-3 Bulan dan berat badan 20-40 gram.
3. Cara Kerja
3.1 Pengambilan Sampel
Tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) diambil di lingkungan
sekitar kecamatan Jebres, Surakarta. Selanjutnya tumbuhan tersebut yang
telah diidentifikasi dibawa ke laboratorium untuk diteliti.
3.2 Preparasi dan Ekstraksi
Sampel tumbuhan Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) dibersihkan
dengan air. Kemudian di keringkan dengan menggunakan sinar matahari
selama tujuh hari. Setelah kering kemudian sampel tersebut di blender
untuk mendapatkan bubuk kasar. Sebanyak 2kg bubuk kasar kering
tanaman Jaka Tuwa direndam kedalam 5 L etanol 95% selama 7 hari
dalam keadaan dingin dengan pengadukan secara berkala. Kemudian
campuran keseluruhan di saring dengan menggunakan kertas saring
Whatmann No. 1. Ekstrak etanol yang di dapatkan kemudian di uapkan
dengan menggunakan Rotary Evaporator. Dan akan di dapatkan ekstrak
berwarna merah kehitaman yang konsetrat (Zulfiker.,et al, 2010)
3.3 Penyiapan Hewan Uji
Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit jantan sebagai hewan
uji, yang dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok dan masing-masing
kelompok terdiri atas 5 ekor mencit.
Kelompok I : dosis 0 mg/kgBB, ekstrak Jaka Tuwa (Kontrol)
Kelompok II : dosis 100mg/kgBB, ekstrak Jaka Tuwa
Kelompok III : dosis 200mg/kgBB, ekstrak Jaka Tuwa
Kelompok IV : dosis 400mg/kgBB, ekstrak Jaka Tuwa
Kelompok V : dosis 800mg/kgBB, ekstrak Jaka Tuwa
7
Kelompok VI : dosis 1000mg/50kgBB, Parasetamol
Sebelum perlakuan, mencit diadaptasikan terhadap lingkungan
dan makanan selama 1 minggu dan sebelum pemberian bahan uji secara
oral, mencit dipuasakan selama 11 jam dengan tetap diberi minum.
3.4 Penyiapan Larutan Ekstrak
Bila berat badan rata-rata mencit 20 gr, maka jumlah ekstrak yang
diberikan pada kelompok mencit yang diberi dosis 100mg/kgBB yaitu 2
mg, untuk kelompok mencit yang diberi dosis 200mg/kgBB yaitu 4 mg,
untuk kelompok mencit yang diberi dosis 400mg/kgBB yaitu 8 mg, untuk
kelompok mencit yang diberi dosis 800mg/kgBB yaitu 16 mg.
3.5 Penyiapan Larutan Pembanding
Dosis parasetamol yang digunakan adalah 1000mg/50kgBB per
kali pemberian, maka perhitungan dosis untuk mencit dengan berat rata-
rata 20 gr adalah (20/50000) x 1000 = 0,4 mg. penyiapan larutan
pembanding dilakukan dengan cara menggerus tablet parasetamol 500
mg, lalu dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi 50 ml aquades,
campur hingga homogeny. Ambil 0,04 ml larutan lalu tambahkan dengan
0,26 ml aquades sehingga diperoleh 0,3 ml larutan untuk diberikan
kepada kelompok kontrol positif.
3.6 Pengujian Efek Analgesik
Pengujian dilakukan dengan cara menempatkan mencit di atas
pelat panas dengan suhu tetap yaitu 55°C sebagai stimulus nyeri dan
mencit akan memberikan respon dalam bentuk menjilat kaki belakang
atau meloncat. Selang waktu antara pemberian stimulus nyeri dan
terjadinya respon disebut waktu reaksi. Waktu reaksi ini dapat
diperpanjang oleh obat-obat analgetik. Perpanjangan waktu reaksi ini
selanjutnya dapat dijadikan ukuran dalam mengevaluasi aktivitas
analgesik. Setelah pemberian bahan uji secara oral, mebcit dibiarkan
selama 15 menit untuk memberi kesempatan agar bahan uji dapat
terdistribusi secara merata di dalam tubuh, selanjutnya tiap mencit
diletakkan di atas pelat panas dengan suhu 55°C dan tepat waktu di atas
pelat panas, stopwatch dihidupkan dan sebagai patokan, bahwa mencit
mulai merasakan nyeri pada waktu menjilat kaki belakang, karena
menjilat kaki depan adalah hal normal untuk mencit dan pada saat
stopwatch dimatikan, kemudian mencit diangkat dari pelat panas. Waktu
reaksi mencit terhadap bahan uji dicatat dan dibandingkan dengan
parasetamol.
3.7 Pengujian Efek Toksisitas Akut dan Tertunda
Uji toksisitas akut, dilakukan pada dosis 1000mg/kgBB,
2000mg/kgBB, 4000mg/kgBB, 8000mg/kgBB, dan 16000mg/kgBB,
kemudian dihitung nilai nya dengan mengamati jumlah hewan yang
mati dalam 24 jam. Pada mencit yang masih hidup mulai dari 24 jam
8
sampai dengan hari ke 14 setelah penyuntikan setelah penyuntikan
dilanjutkan dengan pengamatan toksisitas tertunda. Parameter yang
diamati setiap hari untuk toksisitas tertunda adalah : pengukuran
konsumsi makanan, pengukuran berat feses, pengukuran konsumsi air
minum, pengukuran volume urine dan pada hari ke 14 hewan di
korbankan untuk menentukan rasio berat organ hati, ginjal, dan jantung.
4. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan enam macam perlakuan untuk uji analgesik dan
lima macam perlakuan untuk uji toksisitas akut dan tertunda, dengan masing-
masing dilakukan sebanyak lima perlakuan ulangan.
5. Analisis Data
Data yang diperoleh selama perlakuan diolah menggunakan metode
statistika Analysis of Variance (ANOVA) dua arah dilanjutkan dengan uji
LSD (Least Square Difference) pada taraf signifikasi 1%, sedangkan untuk
rasio berat organ hati, ginjal, dan jantung diolah menggunakan metode
stastika Analysis of Variance (ANOVA) satu arah.
9
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1. Anggaran Biaya
Adapun anggaran yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan penunjang 5.955.000
2. Bahan habis pakai 3.161.000
3. Perjalanan 400.000
4. Administrasi dan laporan 1.555.000
5. Lain-lain 1.000.000
Jumlah 12.071.000
(untuk rincian dana lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 2)
2. Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan
Jangka Waktu
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 persiapan
a. Studi Pustaka
b. Perizinan Tempat
c. Persiapan Alat dan Bahan
2 pelaksanaan
a. Pembuatan Ekstrak
b. Uji Efek Analgesik
c. Uji Toksisitas Akut
d. Uji toksisitas Tertunda
3 Analisis Data
4 Laporan
a. Pembuatan Laporan
b. Perbaikan Laporan
C. Pengiriman Laporan
10
DAFTAR PUSTAKA
Backer, C. A. and R.C.B. Van Den Brink. 1965. Flora Of Java. Volume :
I,II,III.Noordhof, Groningen, The Netherlands
Donatus IO. 2001.Toksikologi dasar. Yogyakarta: Laboratorium Farmakologi dan
Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
Gilang. 2010. Analgesik non-opioid atau NSAID/OAINS
Hardjosuarno, S. 1988. Ekologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Jedage, H. D. 2014. Pharmacognostic, Phytochemical Investigation and
Pharmacological Evaluation of Scoparia dulcis Linn. Plant Extracts for
Nephroprotective Activity. International Journal of Pharmaceutical
Sciences and Research. 5(8) : 3342-3346
Lans, C. A. 2006. Ethnomedicines Used in Trinidad and Tobago for Urinary
Problems and Diabetes Mellitus. Journal of Ethnobiology and
Ethnomedicine. 2(45) :1-11
Medicastore. 2006. Obat Analgesik Antipiretik . Dalam : Informasi Obat-obat
Dasar
Plantamor, 2008. Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.) Dalam : Informasi Dunia
Tumbuhan
Puspitasari, H., Listyawati, S., dan Widiyani T. 2003. Aktivitas Analgesik Ekstrak
Umbi Teki (Cyperus rotundus L.) pada Mencit Putih (Mus Musculus L.)
Jantan. Jurnal Biofarmasi. 1(2) : 50-57
Tjay, T. H. dan Rahardja, K. 1991. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan
Efek-efek Sampingnya. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Valsalakumari, P. K., Narayanan, N., Devi, B. P., Mohandas, C.K., and William,
H. 2014. Studies on Anti-microbial Activity of Scoparia dulcis. World
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 3(10) : 600-613
Zulfiker, A. H. M., Rahman, M. M., Hossain, M. K., Hamid, K., Mazumder, M.
E. H., and Rana, M. S. 2010. In Vivo Analgesic Activity of Ethanolic
Extracts of Two Medician Plants –Scoparia dulcis L. And Ficus racemora
Linn. Biology and Medicine. 2(2) : 42-48
Zulfiker, A. H. M., Ripa, F. A., Rahman, M. M., Ullah, M. O., Hamid, K., Khan,
M. M. R., and Rana, M. S. 2010. Antidiabetic and Antioxiant Effect of
Scopariadulcis in Alloxan Induced Albino Mice. International Journal of
Pharm-Tech Research. 2(4) : 2527-2534
13
Biodata Anggota Pelaksana II
A. Identitas Diri
Nama Lengkap Klara Rizky Amilia
Jenis Kelamin Perempuan
Program Studi MIPA-Biologi
NIM M0412044
Tempat, Tanggal Lahir Kalianda, 16 Maret 1994
E-mail klara.ra@student.uns.ac.id
No. Telepon / HP 089678037196
B. Riwayat Pendidikan
Keterangan SD SMP SMA
Nama Institusi SD N Ketapang
3
SMP N 10
Probolinggo
SMA N 2
Probolinggo
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2000 - 2006 2006 - 2009 2009 – 2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah
/ Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir ( dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1. Juara III Lomba Karya Tulis
Ilmiah Tingkat SMA/SMK/MA
Sederajat Memperingati Hari Anti
Narkotika International (HANI)
Kota Probolinggo
Badan Narkotika Kota
Probolinggo
2011
2. Peraih Penghargaan Peminjam
Buku Perpustakaan Teraktif SMA
N 2 Probolinggo Tahun Pelajaran
2011/2012
SMA N 2 Probolinggo 2012
3. Salah satu Penulis Buku Antalogi
Cerita Inspiratif Berguru pada
Tikoh Muslim Diva Press
Diva Press 2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat di pertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
17
LAMPIRAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING
A. Identitasdiri
1 NamaLengkap Dr. Tetri Widiyani, S.Si., M.Si.
2 JenisKelamin Perempuan
3 Jabatan Lektor
4 NIDN 0024127102
5 Tempat danTanggal Lahir Surakarta, 24 Desember 1971
6 Email tetriwidiyani@staff.uns.ac.id,
tetri_mipa_uns@yahoo.com,
tetriwidiyani@gmail.com
7 NomorTelepon/HP 08122842260
B. Riwayatpendidikan
Tahun
Lulus
Program
Pendidikan
Perguruan Tinggi Jurusan/Program
Studi
1998 Sarjana UGM Biologi/Zoologi
2001 Magister UGM PPs/Biologi
2012 Doktor IPB SPs/Biosain Hewan
C. PengalamanPenelitian Dalam 10 (Sepuluh) TahunTerakhir
No. Tahun Judul Penelitian Sumber
1. 2005 Efek toksik buah mahkota
dewa (Phaleria
macrocarpa): efek
teratogenik dan
antifertilitas
Research
Grant
Program Semi
QUE Jurusan
Biologi
FMIPA UNS
2. 2007 Struktur dan potensi
reproduksi populasi ikan
wader (Rasbora
argyrotaenia) di kawasan
Mata Air Ponggok Klaten
Jawa Tengah
Penelitian
Dosen Muda,
Dikti
Depdiknas
3 2008 Efek toksik asap pelelehan
lilin batik (malam) pada
organ hepar dan testis
mencit (Mus musculus L.).
Penelitian
Dosen Muda,
Dikti
Depdiknas
4 2007-2012 Growth study in body
size, body fat and
somatotype of Javanese
children
Beasiswa
Pendidikan
Pascasarjana
(BPPS), Dikti
18
Kemendiknas
5 2008-2009 Growth and aging in the
metacarpal bone
dimension and mineral
content of chimpanzee
Program
Sandwich-
Like Dikti
Kemendiknas
dan Primate
Research
Institute,
Kyoto
University
Jepang
6 2012 Study of the metacarpal
growth and aging in
Macaca fuscata using
microdensitometry
The
Cooperative
Research
Program of
Primate
Research
Institute,
Kyoto
University
Jepang
7. 2013 Keragaman genetik ikan
wader di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
Hibah
Penelitian
Madya
BOPTN UNS
8. 2014-2015 Pengembangan
Nanoteknologi Sediaan
Herbal Daun Salam
(Eugenia polyantha
Wight) 9sebagai Terapi
Alternatif Antidiabetes
Tipe II Resisten Insulin
Bantuan
Seminar Luar
Negeri Dikti
Kemendikbud
9. 2015 Age-related changes of the
second metacarpal length
in chimpanzee age 0 to
43.6 years
Program
Penelitian
Desentralisasi
Unggulan
Perguruan
Tinggi
(PUPT)
19
D. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 10 (Sepuluh) TahunTerakhir
No JudulArtikelIlmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/
Tahun
1. Efek teratogenik
ekstrak buah
mahkota dewa
(Phaleria
macrocarpa) pada
tikus putih (Rattus
norvegicus L.) galur
wistar
Bioteknologi
3/2/2006
2. Peningkatan
Kuantitas dan
Kualitas Kista
Artemia franciscana
setelah Pemberian
Silase Ikan
Bioteknologi 4/2/2007
3. The Growth of Body
Size and Somatotype
of Javanese Children
Age 4 to 20 Years
Hayati The Journal of
Biosciences
18/4/2011
4. Physical Growth of
Sasak Children at
Different Altitudes
in Lombok Island
Hayati The Journal of
Biosciences
21/3/2014
E. Pemakalah Seminar NasionalDalam 10 (Sepuluh) TahunTerakhir
No. Nama
PertemuanIlmiah/
Seminar
JudulArtikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1 Seminar Nasional
dan Kongres
Biologi XIII
Toksisitas Limbah Cair
Primer Pabrik Tekstil PT.
Tyfountex Surakarta dan
Pengaruhnya terhadap
Struktur Mikroanatomi
Branchia dan Squama
Ikan Tombro (Cyprinus
carpio L.)
2005
2 Kyoto University
and Bogor
Agricultural
Somatotypic progression
of Sasak girls and boys in
Lombok Island, Indonesia
2014
21
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan penunjang
Material Justifikasi
pemakaian
Kuantitas Harga
satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
Blender
(sewa)
Menghaluskan
Bahan
2 Buah 75.000 150.000
Hot Plate
(sewa)
Alat Uji
Analgesik
3 Buah 50.000 150.000
Rotary
Evaporator
(sewa)
Alat Ekstraksi 2 Buah 75.000 150.000
Incubator
(sewa)
Alat
Penyimpanan
Ekstrak
1 Buah 100.000 100.000
Stopwatch Menghitung
Waktu
3 Buah 400.000 1.200.000
Oven (sewa) Mengeringkan
Bahan
1 Buah 50.000 50.000
Neraca
Analitik
(sewa)
Menimbang
Bahan
2 Buah 50.000 100.000
Termometer Mengukur
Suhu
6 Buah 75.000 450.000
Kamera
Digital
(sewa)
Dokumentasi
Kerja
2 Buah 75.000 150.000
Pisau Bedah Membedah
Probandus
5 Buah 135.000 675.000
Kandang
mencit
Pemeliharaan
Probandus
10 Buah 60.000 600.000
Gelas Beker
1000 mL
Alat Ekstraksi
dan Uji
Analgesik
10 Buah 55.000 550.000
Gelas Ukur
100 mL
Alat Ekstraksi 5 Buah 50.000 250.000
Pipet Tetes Pengambilan
Bahan Uji
1 Gross 120.000 120.000
Ball Filter Alat Ekstraksi 3 Buah 155.000 465.000
Canule Memasukkan
Ekstrak ke
Probandus
11 Buah 20.000 220.000
22
Corong
Bunchner
Alat Ekstraksi 3 Buah 45.000 135.000
Mortar dan
Penggerus
Penggerus
Bahan
2 Buah 45.000 90.000
Vortex Mixer
(sewa)
Penghomogen
Bahan
2 Buah 50.000 100.000
Pengaduk
30cm
Pengaduk
Bahan
2 Buah 10.000 20.000
Ayakan Menyaringan
Serbuk Kasar
Bahan
3 Buah 15.000 45.000
Modem Koneksi
Internet
2 buah 250.000 500.000
Koneksi
internet
Penghubung
Ke Jaringan
3 Bulan 50.000 150.000
Sub Total (Rp) 5.955.000
2. Bahan habis pakai
Material Justifikasi
pemakaian
Kuantitas Harga
satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Masker Pelindung
Peneliti
2 Box 50.000 100.000
Hand gloves Pelindung
Peneliti
2 Box 50.000 100.000
Etanol Ekstraksi 10 Liter 20.000 200.000
Akuades Ekstraksi dan
Air Minum
Probandus
20 Liter 15.000 300.000
Kertas saring
Whatman
no.1
Ekstraksi 1 Box 250.000 250.000
Mencit jantan Objek
Penelitian
55 Ekor 15.000 825.000
Parasetamol Kaplet 10 Buah 15.000 150.000
NGT Injeksi
Ekstrak
20 Buah 10.000 200.000
Spuit injeksi Injeksi
Ekstrak
12 Buah 20.000 240.000
Pakan Mencit Pakan
Probandus
3 Box 150.000 450.000
23
Serbuk Kayu Alas
Kandang
1 Karung 75.000 75.000
Alkohol 70% Sterilisasi 2 Liter 48.000 96.000
Tissu Pembersih 5 Box 19.000 95.000
Serbet Pembersih 8 Buah 10.000 80.000
Sub Total (Rp) 3.161.000
3. Biaya perjalanan
Material Justifikasi
pemakaian
Kuantitas Harga
satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
Pembelian
Alat dan
Bahan
Pembelian
Alat dan
Bahan
5 Orang 30.000 150.000
Pencarian
tumbuhan
Pencarian
tumbuhan
5 Orang 50.000 250.000
Sub Total (Rp) 400.000
4. Penyusunan Laporan dan Publikasi
Material Justifikasi
pemakaian
Kuantitas Harga
satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Kertas HVS Menulis Laporan 3 Rim 35.000 105.000
Tinta Printer Mencetak Laporan 2 Buah 70.000 140.000
Penggandaan
Laporan
Akhir
Menyimpan
Laporan
3
Ekslempar
75.000 225.000
CD-Burning Menyimpan
Laporan
2 Buah 10.000 20.000
Publikasi
Jurnal
Menyimpan
Laporan
1 Jurnal 1.000.000 1.000.000
Baterai
Kamera
Mendokumentasikan
Kerja
5 Buah 13.000 65.000
Sub Total (Rp) 1.555.000
5. Lain-lain
Material Justifikasi
pemakaian
Kuantitas Harga
satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
Akses
Laboratorium
Izin
Penggunaan
Lboratorium
5 Orang 200.000 1.000.000
Sub Total (Rp) 1.000.000
24
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas
No. Nama/NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(Jam/Minggu)
Uraian
Tugas
1. Naila Wahyu
Istanti
Biologi Biologi 10 Telaah
Metode
2. Hani Wulandari
Pratiwi
Biologi Biologi 10 Telaah
Metode
3. Klara Rizky Amilia Biologi Biologi 10 Perancang
Anggaran
4. Siti Megawati Biologi Biologi 10 Telaah
Pustaka
5. Ayu Rahmawati Biologi Biologi 10 Telaah
Pustaka
Recommended