Askep hepatitis akper

Preview:

Citation preview

ASKEP HEPATITIS

N. Yulianingsih Kodim

nasehat Luqmanul Hakim:"wahai putraku, bila kamu penuhi lambungmu maka akan tidur pikiranmu, membisukan hikmah, mendudukan anggota badan dari beribadah, dan perut kosong itu banyak faedahnya yaitu menjernihkan hati, mencerdaskan manusia, dan menajamkan bashiroh (hati nurani), kenyang itu menyebabkan kedunguan, membutakan hati, dan memperbanyak uap dan cairan lambung"

Pengertian

• Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J. Corwin, 2001)

• infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Brunner & Suddarth, 2001).

Etiologi

• Virus.

• Bakteri (salmonella typhi).

• Obat-obatan.

• Racun (hepatotoxic).

• Alcohol.

Paling sedikit ada 6 jenis virus penyebab hepatitis (masing-masing menyebabkan tipe hepatitis yangberbeda), yaitu :• Virus hepatitis A (HAV).• Virus hepatitis B (HBV).• Virus hepatitis C (HCV).• Virus hepatitis D (HDV).• Virus hepatitis E (HEV).• Virus hepatitis G (HGV).

Hepatitis A

• Penyebab : Virus hepatitis A (HAV).• Cara penularan :

- Jalur fekal-oral.- Sanitasi yang jelek.- Kontak antar manusia.- Dibawa oleh air & makanan.

• Inkubasi (hari) : 15-49 hari, rata-rata 30 hari.• Imunitas : Homologus.• Tanda dan gejala : - Dapat terjadi dengan atau tanpa

gejala : sakit mirip flu.• Fase pra-ikterik : sakit kepala, malaise, patique,

anoreksia, febris.• Fase ikterik : Urine yang berwarna gelap, gejala ikterus

pada sclera & kulit, nyeri tekan pada hati.

Hepatitis B

• Penyebab : Virus Hepatitis B (HBV).• Cara penularan : - Parenteral atau lewat koncak dengan

karier atau penderita infeksi akut, koncak seksual, & oral-oral.

• Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.

• Inkubasi : 28-160 hari. Rata-rata 70-80 hari.

• Imunitas : Homologus.• Tanda & gejala : Dapat terjadi tanpa gejala, dapat timbul

antralgia ruam.• Hasil akhir : Dapat berat. Status karier mungkin terjadi.

Meningkatnya resiko hepatitis kronis, sirosis, & kanker hati.

MANIFESTASI KLINIS

• gejala prodromal: anoreksia, nausea, vomiting, fatigue, malaise, artralgia, mialgia, nyeri kepala, fotopobia, faringitis, batuk dan koriza 9hidung berlendir) dapat mendahului timbulnya ikterus selama 1-2 minggu. Apabila hepar sudah membesar pasien dapat mengeluh nyeri perut kanan atas.

• Demam, dengan suhu sekitar 38-39 °C lebih sering ditemukan pada hepatitis A. Urine berwarna gelap (seperti air teh) dan feses berwarna tanah (clay-colored). Dengan timbulnya gejala kuning/ikterus maka biasanya gejala prodromal menghilang. Hepatomegali dapat disertai nyeri tekan. Splenomegali (pembesaran limpa) dapat ditemukan pada 10-20% pasien.

KOMPLIKASI

• komplikasi ringan, misalnya kolestasis berkepanjangan, relapsing hepatitis, atau hepatitis kronis persisten

• Komplikasi berat : hepatitis kronis aktif, sirosis hati, hepatitis fulminan, atau karsinoma hepatoseluler. Selain itu, dapat pula terjadi anemia aplastik, glomerulonefritis

PROGNOSIS

• Hepatitis A biasanya mempunyai prognosis baik, sedangkan hepatitis B prognosisnya semakin buruk bila infeksi terjadi semakin dini

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Terdapat 2 pemeriksaan penting untuk mendiagnosis hepatitis, yaitu tes awal untuk mengkonfirmasi adanya peradangan akut pada hati dan tes yang bertujuan untuk mengetahui etiologi dari peradangan akut tersebut.

• Pemeriksaan tes fungsi hati, khususnya Alanin Amino Transferase (ALT = SGPT), Aspartat Amino Transferase (AST = SGOT). Bila perlu ditambah dengan pemeriksaan billirubin.

• Kadar transaminase (SGOT/SGPT) mencapai puncak pada saat timbulnya ikterus. Peningkatan kadar SGOT & SGPT yang menunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati adalah 50-2.000 IU/mL. Terjadi peningkatan billirubin total serum (berkisar antara 5-20 mg/dL).

PENGOBATAN

• Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase akut penting dilakukan, diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat. Pemberian makanan secara intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.

• Pengobatan terpilih untuk hepatitis B atau C kronis simtomatik adalah terapi antivirus dengan interferon - α.

PENCEGAHAN

• imunisasi

• Vaksin diberikan dengan rekomendasi untuk jadwal pemberian 2 dosis bagi orang dewasa berumur 18 tahun & yang lebih tua. Dan dosis ke-2 diberikan 6 hingga 12 bulan setelah dosis pertama. Cara pemberian adalah suntikan intramuskular dalam otot deltoideus.

PENGKAJIAN

• Aktivitas/IstirahatGejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum

• SirkulasiTanda : Bradikardia (hiperbillirubinemia berat), ikterik pada sklera, kulit & membran mukosa.

• EliminasiGejala : Urine gelap, diare/konstipasi, feses warna tanah liat, adanya/berulangnya hemodialisa.

• Makanan/CairanGejala : Hilang nafsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau meningkat (edema), mual/muntah.Tanda : Asites.

• NeurosensoriTanda : Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.

• Nyeri/KenyamananGejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal (pruitus).Tanda : Otot tegang, gelisah.

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahanumum; penurunan kekuatan/ ketahanan; nyeri.Intervensi:• Tingkatkan tirah baring/duduk, berikan lingkungan

tenang• Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang

baik• Lakukan tugas dengan cepat & sesuai toleransi• Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi. Bantu melakukan

latihan rentang gerak sendi pasif/aktif• Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan

pembesaran hat

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan gangguan absorpsi & metabolisme pencernaan makanan ; penurunan peristaltik (refleksviseral), empedu tahananIntervensi :• Awasi pemasukan diet. Berikan makanan sedikit dalam

frekuensi sering dan tawarkan makanan pagi• Berikan perawatan mulut sebelum makan.• Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.• Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk

memberikan diet sesuai kebutuhan pasien dengan masukan lemak & protein sesuai toleransi.

• Awasi glukosa darah.• Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila

dibutuhkan.

Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungandengan kehilangan cairan melalui muntah dan diareIntervensi :• Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat

badan harian, catat kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare

• observasi tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa

• Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur lingkar abdomen sesuai indikasi

• Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.

• Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu pembekuan.

• Berikan cairan IV, elektrolit.• Protein hidrolisat : vitamin K

Harga diri rendah berhubungan dengan gejala jengkel/marah, terkurung/ isolasi, sakit lama/periode

penyembuhan.Intervensi:• Kontak dengna pasien mengenai waktu untuk

mendengar• Dorong diskusi perasaan marah.• Hindari membuat penilaian neoral tentang pola hidup.• Diskusikan harapan penyembuhan.• Kaji efek penyakit pada faktor ekonomi pasien/orang

terdekat.• Tawarkan aktivitas senggang berdasarkan tingkat

energi.• Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai

kebutuhan, contoh perencanaan pulang, pelayanan masyarakat dan atau lembaga komunitas lain

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahankan tubuh sekunder tak adekuat dan malnutrisiIntervensi:• Terapkan teknik isolasi dengan cara yang tepat

- Gunakan celemek dan sarung tangan bila mengadakan kontak dengan klien (berhati-hati terhadap kontaminasi dengan alat-alat suntik klien seperti darah dan sekretnya).- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

• Jelaskan prosedur isolasi kepada klien dan keluarga• Membahas pentingnya imunisasi kepada klien, keluarga

dan tenaga kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

• Brunner & Suddart. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. EGC. Jakarta.

• Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.

• Hudak & Gallo. (1996). Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. EGC. Jakarta.

• Mansjoer, Arif, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta.

• Noer, Sjaifoellah, dkk. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta