36
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “A” DENGAN BRONGKHOPNEUMONIA DIRUANG RAWAT LONTARA IV BAWAH RS PERJAN DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR I. Biodata A. Identitas Klien 1. Nama/Nama panggilan : Anak “ A “ 2. Tempat Tgl lahir / Usia : Makassar, 13 Mei 2005 3. Jenis kelamin : Laki-laki 4. A g a m a : Islam 5. Pendidikan : ----- 6. Alamat : Kampung Nipa-Nipa RT 1 / RW 4 7. Tgl masuk : 27 Juli 2005 8. Tgl pengkajian : 27 Juli 2005 jam 10.15 9. Diagnosa medik : Brongkhopneumonia B. Identitas Orang tua 1. Ayah a. N a m a : Tn. B b. U s i a : 24 Tahun c. Pendidikan : SMA d. Pekerjaan : Swasta e. A g a m a : Islam f. Alamat : Kamp. Nipa-Nipa 2. Ibu a. N a m a : Ny. A b. U s i a : 18 Tahun c. Pendidikan : SMA d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga e. A g a m a : Islam 13

Askep brongkhopneumonia AKPER PEMDA MUNA

Embed Size (px)

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “A” DENGAN BRONGKHOPNEUMONIA DIRUANG RAWAT LONTARA IV BAWAH

RS PERJAN DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

I. Biodata

A. Identitas Klien

1. Nama/Nama panggilan : Anak “ A “

2. Tempat Tgl lahir / Usia : Makassar, 13 Mei 2005

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. A g a m a : Islam

5. Pendidikan : -----

6. Alamat : Kampung Nipa-Nipa RT 1 / RW 4

7. Tgl masuk : 27 Juli 2005

8. Tgl pengkajian : 27 Juli 2005 jam 10.15

9. Diagnosa medik : Brongkhopneumonia

B. Identitas Orang tua

1. Ayah

a. N a m a : Tn. B

b. U s i a : 24 Tahun

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan : Swasta

e. A g a m a : Islam

f. Alamat : Kamp. Nipa-Nipa

2. Ibu

a. N a m a : Ny. A

b. U s i a : 18 Tahun

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

e. A g a m a : Islam

f. Alamat : Kamp. Nipa-Nipa

13

C. Identitas Saudara Kandung

No N a m a U s i a Hubungan Status Kesehatan

1 Anisa 2,5 Tahun Anak sulung Sakit

II. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit

Sesak, batuk lendir dan demam

III. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Sekarang :

Sesak dialami sejak 5 hari setelah lahir. Gejala ini hilang timbul. Klien sebelumnya

pernah dirawat dirumah sakit dengan kasus yang sama (26 Juni 2005)

Saat pengkajian : Anak tampak sakit sedang, suhu tubuh 36 oC, nadi 134 x

permenit, pernapasan 68 x permenit, terpasang infuse dextrose 5

% 36 tetes / menit, Pemberian oksigen ½ liter permenit.

B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)

1. Prenatal care

a. Pemeriksan kehamilan sebanyak : 3 kali

b. Keluhan ibu selama hamil : Perdarahan (-), Penyakit hubungan seksual (-)

ngidam dan muntah-muntah,

c. Riwayat terkena sinar-X tidak ada

d. Kenaikan BB selama hamil : Ibu lupa

e. Imunisasi tetanus toxoid 2 kali di puskesmas saat bulan ke 3 dan ke 5 kehamilan

f. Golongan darah ibu tidak tahu, golongan darah ayah ( A )

2. Natal

a. Tempat melahirkan : Rumah sakit

b. Jenis persalinan : Spontan

c. Penolong persalinan : Dokter

d. Cara uintukmemudahkan persalinan : Drips

e. Komplikasi waktu lahir : Robekan perineum

3. Post natal

a. Kondisi anak : BB lahir 2970 gram, PB 48 cm

b. Anak tidak mengalami kebiruan dan icterus saat anak lahir

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

Penyakit anggota keluarga : Alergi (-), asma (), TBC (-), Hipertensi (-), Penyakit

jantung (-), stroke (-), anemia (-), hemofilia (-), artritis (-), Migrein (-), DM (-), Kanker

(-), Jiwa (-),

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Perempuan : Hubungan perkawinan

: Klien : Tinggal serumah

IV. Riwayat Immunisasi

No Jenis immunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian

2418

28 Bl

2 bl

1.

2.

3.

4.

5.

BCG

DPT (I,II,III)

Polio (I,II,III,IV)

Campak

Hepatitis

Belum pernah mendapatkan imunisasi

V. Riwayat Tumbuh Kembang

A. Pertumbuhan Fisik

1. Berat badan : 2900 gram

2. Tinggi badan : 48 cm

3. Waktu tumbuh gigi (belum ada)

B. Perkembangan Tiap tahap

Usia anak saat pengkajian 6 hari

1. Berguling

2. Duduk

3. Merangkap

4. Berdiri

5. Berjalan

6. Senyum kepada orang lain pertama kali :

7. Bicara pertama kali

8. Berpakaian tanpa bantuan

VI. Riwayat Nutrisi

A. Pemberian ASI

1. Pertama kali disusui setelah anak dilahirkan

2. Cara pemberian : Setiap kali menangis

3. Lama pemberian tidak teratur

B. Pemberian susu formula

1. Alasan pemberian : ASI kurang

2. Jumlah pemberian : 4 x 100 cc

3. Cara pemberian : Dengan dot

C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Usia anak baru 2 bulan

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

0 – 4 Bulan

4 – 12 Bulan

Saat ini

ASI + Susu formula Asi sampai hari kedua kelahiran lalu diganti dengan susu formula sampai sekarang

VII. Riwayat Psikososial

Keluarga tinggal dirumah sendiri

Lingkungan berada ditengah kota

Hubungan antar anggota keluarga harmonis

Pengasuh anak : orang tua dan nenek

VIII. Riwayat Spiritual

Support sistem dalam keluarga baik

Kegiatan keagamaan : Shalat dan pengajian namun tidak teratur

IX. Reaksi Hospitalisasi

1. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

Ibu membawa anaknya ke rumah sakit karena batuk berlendir dan sesak. Saat ini

orang tua sangat khawatir dan memikirkan keadaan yang terjadi pada anaknya. Orang

tua mempersepsikan bahwa anaknya sakit karena penyakit keturunan dari keluarga

ayahnya.

2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

Pemahaman anak tidak dapat dikaji

X. Aktivitas sehari-hari

A. Nutrisi

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Selera makan

2. Menu makan

3. Frekuensi makan

4. Makanan pantangan

5. Pembatasan pola makan

6. Cara makan

7. Ritual saat makan

Malas Minum Susu

PASI

Setiap anak menangis

---

---

Diberikan mll dot

---

Malas menyusui

Susu formula

4 x 100 cc

---

---

Diberikan mll dot

---

B. Cairan

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jenis minuman

2. Frekuensi minum

3. Kebutuhan cairan

4. Cara pemenuhan

PASI

Sesuai keinginan

Tidak diketahui

Diberikan mll dot

PASI

4 x 100 cc

Tidak diketahui

Diberikan mll dot

C. Eliminasi (BAB&BAK)

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Tempat pembuangan

2. Frekuensi (waktu)

3. Konsistensi

4. Kesulitan

5. Obat pencahar

Tempat cucian

BAB 2 x dan BAK 3-4 x/hari

Lunak

-----

-----

WC

BAB 2 x BAK mll kateter

BAB lunak

-----

-----

D. Istirahat tidur

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jam tidur

- Siang

- Malam

2. Pola tidur

3. Kebiasaan sebelum tidur

4. Kesulitan tidur

Tidak tentu

20.00 – 07.00

tidak teratur

Diberikan PASI

------

Tidak tentu

Tidak tentu

Tidak teratur

----

----

E. Personal Hygiene

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Mandi

Cara

Frekuensi

Alat mandi

Dimandikan

1 x sehari

Pakai sabun

Dilap basah

1 x sehari

Dengan air hangat

XI. Pemeriksaan Fisik

A. Keadaan umum klien : Sakit sedang

B. Tanda-tanda vital

S u h u : 36,5OC

N a d i : 164 x/menit

Respirasi : 68 x/menit

Tekanan darah : Tidak diketahui

C. Antropometri

Tinggi Badan : 48 cm

Berat Badan : 2900 gram

Lingkar lengan atas : 12 cm

Lingkar kepala : 42 cm

Lingkar dada : 36 cm

Lingkar perut : 32 cm

Skin fold : ----

D. Sistem pernapasan

Hidung : Simetris, pernapasan cuping hidung (+), sekret (+)

Leher : pembesaran kelenjar tidak teraba

Dada :

o Bentuk dada normal

o Perbedaan ukuran AP dengan transversal 1 : 1

o Gerakan dada simetris, penggunaan otot bantu ada

o Suara napas ronghi (+), Stridor (-), whezing (-), rales (-), cyanosis

o Anak sulit bernapas

Clubbing finger (-)

E. Sistem Cardiovaskuler

Conjunctiva icterus, bibir pucat dan kering, arteri karotis teraba lemah

Suara jantung I dan II murni, gallop (-), murmur (-)

Capillary refilling time < 2 detik

F. Sistem Pencernaan

Sklera : tidak icterus

Mulut : bibir kering, labio skizis (-)

Gaster : kembung (+), gerakan peristaltic (+)

Anus: tidak terdapat tanda iritasi

G. Sistem indra

1. Mata

Kelopak mata ; udema (-), Bulu mata tidak mudah rontok, alis ada,

Visus (tidak dapat dikaji)

Lapangan pandang : Tidak dapat dikaji

2. Hidung

Penciuman : Tidak dapat dikaji, trauma (-), Sekret (+)

3. Telinga

Keadaan daun telinga : simetris kiri dan kanan, kanal auditoris bersih

H. Sistem saraf

1.Fungsi cerebral

Status mental : GCS E4M6V5

Kesadaran : Composmentis

2.Fungsi cranial

N. I : Tidak dikaji

N. II : Visus tidak dapat dikaji, lapangan pandang tidak dapat

dikaji

N. III, IV, VI : Gerakan bola mata : Nistagmus (-) pupil isokor

N. V : Sensorik : tidak dapat dikaji, motorik : tidak dapat dikaji

N. VII : Sensorik : mampu membuka dan menutup mata

N. VIII : Dapat mendengar, keseimbangan sulit dinilai

N. IX : Tidak dapat dinilai

N. X : Gerakan ovula tidak bisa dinilai

N. XI : Sternocleomastoiditis tidak ada, trapesius sulit dinilai

N. XII : Gerakan lidah sulit dinilai

3.Fungsi motorik : Massa otot : massa otot menurun, tonus otot normal

4.Fungsi sensorik : Bereaksi terhadap sentuhan dan suhu

5.Fungsi cerebellum : tidak dikaji

6.Refleks : Bisep & trisep (tidak dilakukan), babinski (+)

7.Iritasi meningen : tidak dinilai

I. Sistem Muskulo Skeletal

Kepala : Bentuk kepala normochepal

Vertebrae : Scoliosis (-), lordosis (-)

Pelvis : tidak dapat dinilai

Lutut : Simetris kiri dan kanan, udema (-), gerakan lemah

Kaki : Terpasang infuse pada tangan kiri, bengkak (-)

Tangan : udema (-), gerakan lemah, jari tangan lengkap

J. Sistem Integumen

1. Rambut : warna hitam tidak mudah tercabut

2. Kulit : warna sawo matang, hangat, kelembaban (+), erupsi (-), ruam (-)

3. Kuku : tidak mudah patah, kebersihan baik

K. Sistem Endokrin

o Kelenjar tyroid : tidak dapat dinilai

o Eksresi urin berlebihan (-), polidipsi (-), polipagi (-)

o Diaforesis (-)

L. Sistem Perkemihan

o Udema palpebra (-), moon face (-), udema anasarka (-)

o Keadaan kandung kemih ; massa (-)

o Nocturia (-), disuria (-), kencing batu (-)

M. Sistem Reproduksi

Labia mayora dan labia minora bersih, secret (-)

N. Sistem Imun

Tidak ada riwayat allergi terhadap cuaca, debu dan bulu binatang

XII. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

A. 0 – 6 Tahun (Dengan menggunakan DDST)

1. Motorik kasar :

2. Motorik halus : Mengangkat tangan

3. Bahasa : Mampu mengatakan “oo” dan tertawa

4. Personal social : Mampu memegang tangan, tersenyum dengan spontan,

berespon terhadap senyuman

B. 6 tahun keatas

1.Perkembangan kognitif :

2.Perkembangan Psikoseksual :

3.Perkembangan Psikososial :

XIII. Test Diagnostik

A. Laboratorium

1. Darah Rutin (27-07-2005)

WBC : 7,4 m/m3 ( 5 – 10 m/m3 )

RBC : 4,16, m/mm3 ( 4.5 – 5,5

M/mm3 )

MCV : 75,3 fl ( 82,0 – 92,0 fl )

HCT : 30,9 % ( 40.0 – 48.0 % )

MCH : 20,4 pg ( 27,0 – 31,0 pg )

MCHC : 27,5 g/dl ( 8,0 – 12,0 g/dl )

Hb : 8,5 g/dl ( 12,0 – 16,0 )

PLT : 0,23 % ( 6,0 – 10 % )

B. Foto Rotgen

Beluam ada

C. CT Scan : Tidak dilakukan

XIV. Terapi saat ini

Pemberian oksigen ½ L/menit

IVFD Dextrose 5 % 36 tetes/ menit

Dexamethasone 2 x 1 mg

Gentamisin 2 x 12,5 mg

Ampicillin 4 x 125 mg

PASI 4 x 100 cc / hari

DATA FOCUS

DATA SUBJEK :

- Ibu klien mengatakan anaknya sesak napas

- Ibu klien mengatakan anaknya batuk berlendir

- Ibu klien mengatakan apakah anaknya bisa sembuh

- Ibu klien mengatakan anaknya menderita sakit akibat penyakit keturunan

- Ibu klien cemas memikirkan keadaan anaknya

DATA OBJEK :

Keadaan umum lemah

TTV : TD : Tidak dikaji, P : 68 x/menit, N : 164 x/menit, S : 36 oC

Rongkhi (+)

Terpasang oksigen nasal canule ½ L/menit

Terpasang infuse Dext 5 % 36 tetes/menit

Pemberian makanan PASI 4 x 100 cc/hari

Mukosa bibir kering

Klien tampak sesak

Bernapas dengan menggunakan otot bantu/retraksi dinding dada (+)

Pernapasan cuping hidung

PENYIMPANGAN KDM

Bakteri, virus dan jamur

Invasi ke traktus urinarius

Reaksi inflamasi pada alveolus dan parenkin

Iritasi brongkhus Fibrosis dan penyebaran Mediator radang teraktivasi

Peningkatan sekresi neutrofil & monosit

AtelektasisMerangsang glandula brongkhus dan sel

goblet u/ mensekresi mukus

Kerja silia menurun

Akumulasi secret dalam jalan napas

Suplai O2 ke jaringan me

Kelemahan

Peningkatan sekresi mukus

Produksi ATP me

KERUSAKAN PERTUKARAN GAS

Peruibahan status kesehatan

Gangguan difusi O2 dan CO2

BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF

Keterbatasan kognitif dan krangnya informasi tentang penyakit dan cara perawatan

anaknya

KURANG PENGETAHUAN

AKTIFITAS INTOLERAN

Brongkhokonstriksi Pe interleukin I

Pengeluaran hormone prostaglandin

Stimulasi set point kemoreseptor

Perubahan termoregulator

Suhu tubuh tidak stabil

HIPERTERMI

Anak malas makan dan minum

Intake tidak adekuat

RISIKO NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN

Prosedur invasif RISIKO INFEKSI

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Ditemukan Teratasi

1Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan organ brongkhus dan alveoli akibat dari invasi kuman pathogen

27 – 07 – 05 Belum teratasi

2Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme

27 – 07 – 05 Belum teratasi

3 Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan factor risiko pemasangan infuse

27 – 07 – 05 Belum teratasi

4Kurang pengetahuan mengenai penyebab infeksi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan informasi

27 – 07 – 05 Belum teratasi

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : Anak “A” Ruang Rawat : Lontara IV Bawah

Umur : 2 bulan Diagnosa : Brongkhopneumonia

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI1 Rabu, 27 Juli 2005

Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan organ brongkhus dan alveoli akibat dari invasi kuman pathogen:DS:Ibu klien mengatakan anaknya sulit bernapasDO :- Kli

en tampak sesak- Ber

napas dengan menggunakan otot bantu- Kli

en tampak pucat - Per

napasan 68 x permenit- Ro

ngkhi (+)- Ter

pasang oksigen ½ Liter permenit

Klien akan menunjukkan frekuensi napas dalam batas normal dan tidak mengalami cyanosis dengan kriteria :--

dada (-)--

1. Kaji frekuensi, kedalaman dan gerakan otot dada

2. Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan warna kuku sera observasi cafillary refilling

3. Pertahankan jalan napas paten, tempatkan pasien pada posisi yang nyaman dengan kepala ditinggikan

4. Auskultasi bunyi napas

5. Pantau dengan ketat TTV

6. Penatalaksanaan pemberian oksigen ½ L/menit

Takipnu, pernapasan dangkal, dan gerakan tak simetris sering terjadi karena kerusakan organ paru atau karena adanya cairan

Sinosis pada kuku menunjukkan vasokonstriksi atau respon tubuh terhadap demam dan menggigil sedangkan cianosis pada membrane mukosa menunjukkan hipoksia sistemik

Meningkatkan ekspansi paru dan upaya pernapasan

Kesulitan pernapasan dan munculnya bunyi adventius merupakan indicator dari kongesti/udema interstitial, atelektasis

Indikator kemajuan terapi yang telah diberikan

Mengoreksi hypoxia dengan menggagalkan upaya/progresi asidosis respiratorik dan untuk menjamin oksigenasi jaringan yang adekuat

IMPLEMENTASI & EVALUASI

No Dx Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi

1 28 – 07 -05

07.45

08.00

08.15

09.00

12 .00

14..30

16.00

18.30

20.00

23.00

04.00

(6) Memberikan oksigen ½ L/menit

(1 )Mngkaji frekuensi, kedalaman dan gerakan otot dada. - Anak saat bernapas masih menggunakan otot bantu pernapasan- Pernapasan 62 x permenit

(2) Mngobservasi warna kulit, membrane mukosa, dan warna kuku sera observasi cafillary refilling

- Capillari refilling 2 detik, kebiruan pada mukosa dan ekstremitas tidak ditemukan

(3) Mengatur posisi pasien pada posisi yang nyaman dengan kepala ditinggikan

(4) Mengobservasi bunyi napas : Rongkhi (+), krepitasi (-)

(5) Mengukur TTV : nadi : 130 x permenit, pernapasan 58 kali permenit

(5) Mengukur TTV : nadi : 124 x permenit, pernapasan 58 kali permenit

(3) Mengatur posisi pasien miring kekanan

(5) Mengukur TTV : nadi : 120 x permenit, pernapasan 60 kali permenit

(5) Mengukur TTV : nadi : 120 x permenit, pernapasan 56 kali permenit

(4) Mengobservasi bunyi napas : Rongkhi (+), krepitasi (-)

Jumat, 29 Juli 2005 jam 06.00

S : “ ibu klien mengatakan anaknya terkadang sulit bernapas “

O : Nadi : 120x/menit dan Pernapasan : 62x/menitTerpasang O2 ½ L/menit

A : Frekuensi napas belum dlam batas normal

P : Lanjutkan intervensi,2 3 , 4, 5 dan 6

06.00 (5) Mengukur TTV : nadi : 120 x permenit, pernapasan 62 kali permenit

No Dx Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi

1 29 – 07 -05

07.45

08.00

08.15

09.00

12 .00

14..30

16.00

18.30

20.00

23.00

04.00

06.00

(6) Memberikan oksigen ½ L/menit

(1 ) Mngkaji frekuensi, kedalaman dan gerakan otot dada. - Anak saat bernapas masih menggunakan otot bantu pernapasan- Pernapasan 56 x permenit

(2) Mengobservasi warna kulit, membrane mukosa, dan warna kuku sera observasi cafillary refilling

- Capillari refilling 2 detik, kebiruan pada mukosa dan ekstremitas tidak ditemukan

(3) Mengatur posisi pasien pada posisi miring kekiri dan kepala ditinggikan

(4) Mengobservasi bunyi napas : Rongkhi (+), krepitasi (-)

(5) Mengukur TTV : nadi : 132 x permenit, pernapasan 64 kali permenit

(5) Mengukur TTV : nadi : 120 x permenit, pernapasan 62 kali permenit

(3) Mengatur posisi pasien miring kekanan

(5) Mengukur TTV : nadi : 116 x permenit, pernapasan 56 kali permenit

(5) Mengukur TTV : nadi : 110 x permenit, pernapasan 50 kali permenit

(4) Mengobservasi bunyi napas : Rongkhi (+), krepitasi (-)

(5) Mengukur TTV : nadi : 110 x permenit, pernapasan 48 kali permenit

Jumat, 29 Juli 2005 jam 21.00

S : “ ibu klien mengatakan anaknya tidak sesak lagi

O : Nadi : 120x/menit dan Pernapasan : 62x/menitTerpasang O2 ½ L/menit

A : Frekuensi napas belum dlam batas normal

P : Lanjutkan intervensi 2 3 , 4, 5 dan 6

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI2 Rabu, 27 Juli 2005

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme akibat proses infeksiDS:Ibu klien mengatakan anaknya malas makan dan minumDO :o Mukosa bibir keringo S u h u : 36OCo Diet PASI 4 x 100 cc perhari

Anak menunjukkan perbaikan status nutrisi dengan kriteria :-

meningkat-

tumbuh kembang

1. Identifikasi factor yang menimbulkan mual dan muntah

2. Auskultasi bunyi napas, observasi/palpasi distensi abdomen

3. Beri makanan pengganti ASI 4 x 100 cc

4. Timbang berat badan tiap minggu

Pilihan intervensi tergantung penyebab masalah

Bunyi usus mungkin menurun/tidak ada bila proses penyakit berat. Distensi abdomen terjadi sebagaian akibat menelan udara atau menunjukkan pengaruh toksin dari bakteri pada traktus gastro intestinal

Menjamin intake nutsi yang adekuat akibat anak malas menyusui

Alat ukur untuk mengetahui perkembangan/kemajuan terapi yang diberikan

No Dx Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi

2 28 – 07 -05

08.00

08.15

09.00

14.00

18 .00

21..30

06.00

07.30

(1) Mengidentifikasi factor yang menimbulkan mual dan muntah. Sekret pada jalan napas (+)

(2) Mengauskultasi bunyi napas, observasi/palpasi distensi abdomen. Ronghi (+), retraksi dinding dada (+)

(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan 70 cc

(4) Menimbang berat badan : 2940 gram

(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan 100 cc

(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan 80 cc

(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan 100 cc

(2) Mengauskultasi bunyi napas, observasi/palpasi distensi abdomen. Ronghi (+), retraksi dinding dada (+)

(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan 50 cc

Jumat, 29 Juli 2005 jam 07.30

S : “ ibu klien mengatakan anaknya dapt minum susu namun biasa tidak dihabiskan “

O : BB : 2940 gramPASI 400 cc

A : Dapat mempertahnkan supan nutrisi yang adekuat

P : Lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4

No Dx Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi

2 29 – 07 -05

08.00

08.15

09.00

14.00

18 .00

21..00

21.00

(1) Mengidentifikasi factor yang menimbulkan mual dan muntah. Sekret pada jalan napas (+)

(2) Mengauskultasi bunyi napas, observasi/palpasi distensi abdomen. Ronghi (+), retraksi dinding dada (+)

(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan 100cc

(4) Menimbang berat badan : 2950 gram

(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan 100 cc

(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan 70 cc

(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan 100 cc

(2) Mengauskultasi bunyi napas, observasi/palpasi distensi abdomen. Ronghi (+), retraksi dinding dada (+)

Jumat, 29 Juli 2005 jam 21.00

S : “ ibu klien mengatakan anaknya dapt minum susu namun biasa tidak dihabiskan “

O : BB : 2940 gramPASI 450 cc

A : Dapat mempertahnkan supan nutrisi yang adekuat

P : Lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI3 Rabu, 27 Juli 2005

Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan factor risiko pemasangan infuse dan penurunan imunitas tubuh

Tidak terjadi infeksi sekunder dengan kriteria :o

normalo

adanya tanda-tanda radang

1.cuci tangan yang tepat bagi pasien,

2.munculnya tanda klinis dari proses infeksi

3.kecepatan pernapasan. Auskultasi adanya disritmia

4. Dexamethasone 2 x 1 mg

jam 18.00 dan 06.00

Gentamisin 2 x 12,5 mg

jam 18.00 dan 06.00

Ampicillin 4 x 125 mg jam

16.00 – 21.00 – 03.00 –

09.00

Menurunkan risiko infeksi sekunder

Timbulnya tanda klinis yang terus menerus merupakan indikasi perkembangan dari meningokosem, ia akut; atau terjadi penyebaran patogen secara hematogen/sepsis

Adanya roghi, mengi men cerminkan adanya akumu lasi sekret Disritmia ada nya infeksi endogen seperti miokarditis

Obat yang dipilih sesuai tipe infeksi

No Dx Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi

3 28 – 07 -05

08.00

08.15

09.00

12.00

18.00

20.15

24 .00

06.00

(1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan tindakan

(2) Mengukur suhu tubuh anak 36,4 oC

(3) Mengauskultasi bunyi napas rongkhi (+), disritmia (-)

(4) Memberikan obat ampicillin 125 mg / IV

(4) Memberikan obat ampicillin 125 mg/ IV, gentamisin 12,5 mg/IV dan Dexamethasone 0,5 mg/IV

(1) Mencuci tangan sebelum dan sesuadah memberikan tindakan keperawatan

(4) Memberikan obat ampicillin 125 mg/ IV

(4) Memberikan obat ampicillin 125 mg/ IV, gentamisin 12,5 mg/IV dan Dexamethasone 0,5 mg/IV

(2) Mengukur suhu tubuh anak 36 oC

Jumat, 29 Juli 2005 jam 07.30

S : ------------O : ------------A : Tidak terjadi infeksiP : Lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4

No Dx Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi

3 28 – 07 -05

07.40

08.00

08.30

12.00

18.00

20.15

24 .00

06.00

(1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan tindakan

(2) Mengukur suhu tubuh anak 36,7 oC

(3) Mengauskultasi bunyi napas rongkhi (+), disritmia (-)

(4) Memberikan obat ampicillin 125 mg / IV

(4) Memberikan obat ampicillin 125 mg/ IV, gentamisin 12,5 mg/IV dan Dexamethasone 0,5 mg/IV

(1) Mencuci tangan sebelum dan sesuadah memberikan tindakan keperawatan

(4) Memberikan obat ampicillin 125 mg/ IV

(4) Memberikan obat ampicillin 125 mg/ IV, gentamisin 12,5 mg/IV dan Dexamethasone 0,5 mg/IV

(2) Mengukur suhu tubuh anak 36,2 oC

Jumat, 29 Juli 2005 jam 21.30

S : ------------O : ------------A : Tidak terjadi infeksiP : Lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI

4 Rabu, 27 Juli 2005Kurang pengetahuan mengenai penyebab infeksi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan informasi ditandai dengan : DS : Ibu klien mengatakan belum

mengerti tentang penyakit anaknya

DO : Motivasi ibu untuk bertanya ada

Orang tua dapat mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/proses penyakit dan pengobatan dengan kriteria : Mengerti

dan tahu cara merawat anaknya

1. Identifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita oleh anaknya

2. Beri informasi dalam bentuk segmen yang singkat dan sederhana

3. Diskusikan pencegahan proses penyakit sesuai dengan kebutuhan; ganti linen yang basah dan kotor

4. Berikan penjelasan ulang mengenai timbulnya tanda/gejala yang membutuhkan penangan medis dengan segera.

5. Tekankan pentingnya evaluasi ulang dan terapi rawat jalan secara rutin

Mengetahui sejauh mana persepsi dan pengetahuan keluarga sehingga mem-bantu dalam penentuan materi penyuluhan yang akan diberikan kepada keluarga

Mempermudah proses mengingat

Sepsis neonatorum berhubungan dengan mikrorganisme yang dapat dicegah dengan memperhatikan sanitasi dan bertindak dengan teknik septic dan antiseptic

Evaluasi dan intervensi awal dapat mencegah kambuhnya penyakit/berkembangnya komplikasi

Penting sekali untuk mengetahui perkembangan penyembuhan

No Dx

Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi

4 Kamis, 28/07/0511.00

11.30

14.15

14.30

(1) Menanyakan kepada keluarga tentang pemahaman dan persepsi keluarga terhadap penyakit yang iderita oleh anaknya. “ Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sakit karena infeksi, tapi tidak tahu cara perawatan dan tindakan pengobatan yang diberikan pada anaknya “

(2) Memberikan informasi dalam bentuk penyuluhan tentang penyakit, penyebab dan cara pengobatan serta perawatannya. “ Ibu klien sudah tahu cara perawatan anaknya dan bersedia turut berpartisipasi dalam pemberian tindakan keperawatan pada anaknya “

(3) Berdiskusi dengan ibu tentang tata cara perawatan dan pemberian makan melalui sonde dan pentingnya segera mengganti linen yang basah atau kotor

(4) Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang perlu dilaporkan segera bila anak mengalami : Kebiruan, demam tinggi

Kamis, 28 Juli 2005

S : “ Ibu klien sudah tahu cara perawatan anaknya dan bersedia turut berpartisipasi dalam pemberian tindakan keperawatan pada anaknya “

O : Ibu tampak tenangA : Orang tua dapat mengungkapkan

pemahaman tentang kondisi/proses penyakit dan pengobatan

P :

(1) Berikan informasi yang dibutuhkan oleh keluarga(5) Jelaskan tujuan dan prosedur setiap tindakan yang baru pertama kali diberikan kepada pasien