175
i PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA DENGAN METODE FISHBOWL PADA SISWA KELAS VII G SMPN 3 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Drajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Oleh: NADHIF DWI SAPUTRA S441302010 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

digilib.uns.ac.id · i PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA DENGAN METODE FISHBOWL PADA SISWA KELAS VII G SMPN 3 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian

  • Upload
    letuong

  • View
    254

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA

DENGAN METODE FISHBOWL PADA SISWA KELAS VII G

SMPN 3 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Drajat Magister

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Oleh:

NADHIF DWI SAPUTRA

S441302010

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2015

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA

DENGAN METODE FISHBOWL PADA SISWA KELAS VII G

SMPN 3 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

TESIS

Oleh

NADHIF DWI SAPUTRA

S441302010

Komisi

Pembimbing

Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Andayani, M. Pd.

NIP 1960103011986012001 .......................

Pembimbing II Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd.

NIP 195601211982032003 .......................

Telah dinyatakan memenuhi syarat

pada tanggal .....................2015

Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

FKIP UNS

Prof. Dr. Sarwiji Suwandi., M. Pd.

NIP 196204071987031003

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA

DENGAN METODE FISHBOWL PADA SISWA KELAS VII G

SMPN 3 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

TESIS

Oleh:NADHIF DWI SAPUTRA

S441302010

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd.NIP 196204071987031003 ………….…………. ………

Sekertaris Prof. Dr. St. Y. Slamet, M. Pd.NIP 194612081982031001 ………….…………. ………

AnggotaPenguji

1.Prof. Dr. Andayani, M. Pd.NIP 196010301986012001 ………….…………. ………

2.Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd.NIP 195601211982032003 ………….…………. ………

Telah dipertahankan di depan penguji pada Ujian TesisDinyatakan telah memenuhi syarat

pada tanggal................................. 2015

Mengetahui:

Dekan Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan

Ketua Program StudiMagister Pendidikan Bahasa Indonesia

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd.NIP 196007271987021001

Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd.NIP 196204071987031003

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TEKS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:1. Tesis yang berjudul “PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

KRAMA DENGAN METODE FISHBOWL PADA SISWA KELAS VII GSMPN 3 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN” ini adalah karya penelitian sayasendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan olehorang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya ataupendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulisdigunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan sertadaftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiahini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No. 17, tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi teks Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lainharus seizin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs KependidikanFKIP UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya dalamsatu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasidari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Bahasa IndonesiaMinat Utama Pendidikan Bahasa Jawa PPs Kependidikan FKIP UNS berhakmempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi PendidikanBahasa dan Sastra Jawa PPs Kependidikan FKIP UNS. Apabila saya melakukanpelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksiakademik yang berlaku.

Surakarta, 18 Februari 2015

Mahasiswa

Nadhif Dwi SaputraNIM S441302010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Goleka teken, nggonen teteken sing tekun, supaya ketekan sedyamu.

Ketika apa yang kita jalani terasa berat, percayalah kita sedang naik level.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karya ini kepada Bapak, Ibu, Istri, dan sumber semangatku:

Lintang Fazila Navisastra

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis mengucapkan ke hadirat Allah SWT, yang

telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan Berbicara Krama dengan Metode Fishbowl Pada Siswa Kelas VII G

SMPN 3 Mejayan Kabupaten Madiun”, dapat tersusun dengan baik dan lancar.

Penelitian ini dapat terlaksana dan laporan hasil dapat diwujudkan dalam bentuk tesis

karena melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sepantasnya pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar S-2 di Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.;

2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin penyusunan tesis;

3. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin

penyusunan tesis;

4. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa

dan Sastra Jawa, Prof. Dr. H. Sarwiji Suwandi, M.Pd. yang telah memberi saran dan

motivasi untuk segera menyelesaikan tesis ini;

5. Prof. Dr. Andayani, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dengan penuh kesabaran dan

ketekunan telah memberi saran dan arahan demi kesempurnaan tesis ini;

6. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. selaku dosen pembimbing II dengan penuh

kesabaran dan ketelatenan telah memberi bimbingan demi kesempurnaan tesis ini;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

7. Pang Sugiharto, M.Pd. selaku Kepala SMPN 3 Mejayan yang telah memberi izin

untuk melakukan penelitian di sekolah yang menjadi tanggung jawab pengelolaan

dan pengawasannya;

8. Vivin Novalina Herawati, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Bahasa Jawa SMPN 3

Mejayan yang telah berkenan menjadi kolaborator dan melaksanakan penelitian

tindakan kelas;

9. Teman-teman Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa angkatan Februari

2013 yang selalu berjuang bersama dan saling memberi motivasi;

Akhir kata, penulis hanya dapat berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa

melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada semua pihak tersebut di atas dan mudah-

mudahan tesis ini dapat bermanfaat untuk kita semua, khususnya bagi pendidik dan

umumnya bagi pembaca untuk menambah pengetahuannya.

Surakarta, 18 Februari 2015

Penulis

Nadhif Dwi Saputra

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRAK

Nadhif Dwi Saputra. S441302010. 2014. Peningkatan Keterampilan Berbicara KramaDengan Metode Fishbowl Pada Siswa Kelas VII G SMP Negeri 3 Mejayan KabupatenMadiun. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama PendidikanBahasa dan Sastra Jawa. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing I: Prof. Dr.Andayani, M.Pd., Pembimbing II: Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berbicara krama siswa.Peserta didik cenderung kurang tertarik terhadap pembelajaran, sedangkan guru masihmenggunakan metode konvensional. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kualitasproses pembelajaran berbicara krama dan meningkatkan keterampilan berbicara kramasiswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan melalui penerapan metode fishbowl.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakandalam empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Metodepenelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan subyek penelitiansiswa dan guru kelas VII G SMPN 3 Mejayan. Teknik pengumpulan data menggunakanobservasi, wawancara, kajian dokumen dan tes. Uji validitas data menggunakantrianggulasi sumber data. Teknik analisis data dengan teknik analisis kritis dan teknikdeskriptif komparatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode fishbowl dapatmeningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara krama siswa ditandaimeningkatnya kinerja siswa. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan metodefishbowl dapat meningkatkan kemampuan berbicara krama siswa kelas VII G SMPN 3Mejayan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tindakan yang dilakukan selama dua siklus.Pada siklus I siswa tuntas memperoleh nilai di atas KKM (75) meningkat menjadi 19siswa atau sebesar (68%) dengan nilai rata-rata 74, 5. Pada siklus II ada 26 siswa (89%)yang sudah tuntas, dengan nilai rata-rata 84,6.Pada siklus II ini pencapaian nilai baiksecara kualitas proses (kinerja siswa) maupun hasil telah mencapai ketuntasan yanglebih dari 80%. Selanjutnya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbicara kramadengan menggunakan metode fishbowl dapat meningkatkan kualitas prosespembelajaran berbicara krama dan dapat meningkatkan keterampilan berbicara kramasiswa.

Kata kunci: berbicara, krama, metode fishbowl.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRACT

Nadhif Dwi Saputra. S441302010. 2014. The Improvement of Speaking Kramawith Fishbowl Method in the VII G Graders of SMP Negeri 3 Mejayan. Thesis.Indonesian Language Education Study Program of Javanese Language and LettersMain Concentration. Surakarta Sebelas Maret University. First Counselor: Prof.Dr. Andayani, M.Pd., Second Counselor: Prof. Dr. Prof. Dr. Retno Winarni,M.Pd.

Background of this research was low skill on speaking Javanese languagekrama. Student educated less interested to study, while teacher still use theconventional method. This research aimed to improve the quality of Javaneselanguage krama speaking learning process and to improve Javanese languagekrama speaking skill method in the VII G Graders of SMP Negeri 3 Mejayanusing fishbowl method.

This study was a Classroom Action Research (CAR) conducted in fourstages: planning, acting, observing, and reflecting. The research method employedwas descriptive qualitative one with the students and the teachers of the VII GGrade of SMP Negeri 3 Mejayan as the subjects of research. Techniques ofcollecting data used were observation, interview, document study and test. Thedata validation was conducted using data source triangulation. Techniques ofanalyzing data used were critical and descriptive comparative analysis ones.

The result of research showed that the fishbowl method could improve thequality of student’s speaking Javanese language krama learning process. Thisstudy also showed that using fishbowl method could improve the speakingJavanese language krama ability of the VII G Graders of SMP Negeri 3 Mejayan.It could be seen from the result of action conducted in two cycles. In cycle I,students obtained the score above KKM (Minimum Passing Criteria) (75)increased to 19 (68%) students with the mean score of 74.5. In cycle II, itincreased to 26 (89%) students with the mean score of 84,6. In cycle II, theachievement of score had achieved the passing criteria higher than 80%, in eitherthe process (student performance) or the result (outcome). Subsequently, it couldbe concluded that the speaking Javanese language krama learning using fishbowlmethod could improve the quality of speaking Javanese language krama learningprocess and the student’s speaking Javanese language krama skill.

Keywords: speaking, Javanese language krama, fishbowl method.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

SARIPATHI

Nadhif Dwi Saputra. S441302010. 2014. Mundhakake Kaprigelan WicaraKrama Kanthi Metode Fishbowl Tumrap Siswa Kelas VII G SMP Negeri 3Mejayan Kabupaten Madiun. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaMinat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Universitas Sebelas MaretSurakarta. Panuntun I: Prof. Dr. Andayani, M.Pd., Panuntun II: Prof. Dr. RetnoWinarni, M.Pd.

Panaliten punika dipunpawadani dening andhapipun pasinaon wicantenkrama. Siswa katingal kirang remen kaliyan pasinaon, ewadene dwija taksihngginakaken metodhe konvensional. Panaliten punika nggadhahi ancasmindhakaken kualitas proses pasinaon wicanten krama lan mindhakakenkaprigelan wicanten krama siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan lumantarpangetraping metodhe fishbowl.

Panaliten punika minangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ingkangdipunlampahi kanthi sekawan tataran inggih punika perencanaan, tindakan,observasi lan refleksi. Metodhe panaliten ingkang dipunginakaken inggih punikametodhe deskriptif kualitatif kanthi subjek panaliten siswa lan dwija kelas VII GSMPN 3 Mejayan. Teknik pangempalan dhata migunakaken observasi,wawancara, kajian dokumen lan tes. Uji validitas dhata ngginakaken triangulasisumber dhata. Teknik analisis dhata kanthi teknik analisis kritis lan teknikdeskriptif komparatif.

Asil panaliten nedahaken menawi metodhe fishbowl saged mindhakakenkualitas proses pasinaon wicanten krama siswa, tinengeran kanthi mindhakipunkinerja siswa. Panaliten punika ugi nedahaken menawi kanthi metodhe fishbowlsaged mindhakaken kaprigelan wicanten krama siswa kelas VII G SMPN 3Mejayan. Bab punika tiningalan saking asil tindakan ingkang dipunlampahidangunipun kalih siklus. Wonten ing siklus I siswa tuntas pikantuk bijisanginggilipun KKM (75) mindhak dados 19 siswa utawi (68%) kanthi biji rata-rata 74, 5. Wonten ing siklus II 26 siswa (89%) sampun tuntas, kanthi biji rata-rata 84,6. Wonten ing siklus II punika wekasanipun biji kualitas proses kinerjasiswa lan kinerja guru sarta asil sampun tuntas utawi langkung saking 80%.Sabibaripun, saged dipundudut menawi pasinaon wicanten krama kanthipangetraping metodhe fishbowl saged mindhakaken kualitas proses pembelajaranwicanten krama lan saged mindhakaken kaprigelan wicanten krama siswa.

Tembung wos: wicara, krama, metodhe fishbowl.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HalamanJUDUL ............................................................................................................ i

PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS......................................................... ii

PENGESAHAN PENGUJI TESIS ................................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ................ iv

MOTTO ......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

ABSTRACT ...................................................................................................... x

SARIPATHI ..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 10

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 10

B. Kajian Teori................................................................................................. 11

1. Hakikat Ketrampilan Berbicara.................................................................... 11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. Pengertian Berbicara .................................................................................... 11

b. Tujuan Berbicara.......................................................................................... 13

c. Metode Pembelajaran Berbicara .................................................................. 14

c. Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara ..................................................... 15

d. Penilaian Keterampilan Berbicara................................................................ 16

e. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbicara....................................................... 17

2. Hakikat Tingkat Tutur Bahasa Jawa ............................................................ 18

a. Pengertian Tingkat Tutur.............................................................................. 18

b. Bahasa Jawa Ragam Krama ......................................................................... 20

1) Krama Lugu ................................................................................................. 21

2) Krama Alus .................................................................................................. 22

c. Pembagian Tingkat Tutur Bahasa Jawa ....................................................... 23

1) Ngoko Lugu ................................................................................................. 24

2) Ngoko Alus .................................................................................................. 25

3) Krama Lugu ................................................................................................. 26

4) Krama Alus .................................................................................................. 26

3. Hakikat Metode Pembelajaran Fishbowl ..................................................... 27

a. Pengertian Pembelajaran .............................................................................. 27

b. Metode Pembelajaran................................................................................... 27

c. Metode Fishbowl .......................................................................................... 28

d. Prosedur Metode Fishbowl .......................................................................... 29

e. Kelebihan dan Kelemahan Metode Fishbowl ............................................. 29

4. Hakikat Kualitas Proses Pembelajaran......................................................... 30

a. Indikator Kualitas Proses Pembelajaran....................................................... 31

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

1) Kinerja Guru ................................................................................................ 31

2) Kinerja Siswa .............................................................................................. 34

C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 37

D. Hipotesis Tindakan...................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 41

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................................... 41

C. Subjek Penelitian ......................................................................................... 41

D. Data dan Sumber Data ................................................................................ 42

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 42

F. Validasi Data................................................................................................ 44

G. Teknik Analisis Data................................................................................... 44

H. Indikator Kinerja ......................................................................................... 45

I. Prosedur Penelitian ....................................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 49

A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................... 49

1. Kondisi Pratindakan ..................................................................................... 49

2. Deskripsi Siklus 1 ........................................................................................ 52

a. Perencanaan Tindakan Siklus I .................................................................... 52

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I..................................................................... 55

c. Observasi Siklus I......................................................................................... 57

d. Refleksi Siklus I ........................................................................................... 62

3. Deskripsi Siklus 2 ........................................................................................ 63

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ................................................................... 65

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................................................... 65

c. Observasi Siklus II ....................................................................................... 67

d. Refleksi Siklus II.......................................................................................... 73

B. Pembahasan ................................................................................................. 74

1. Kondisi Awal Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Siswa danKualitas Proses Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Krama ................... 74

2. Pembelajaran Berbicara Jawa Krama dengan Menggunakan MetodeFishbowl ..................................................................................................... 75

3. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Kramadengan Menggunakan Metode Fishbowl .................................................... 76

4. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama denganMenggunakan Metode Fishbowl ................................................................. 76

5. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Kramadengan Menggunakan Metode Fishbowl .................................................... 77

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................... 79

A. Simpulan ..................................................................................................... 79

B. Implikasi ...................................................................................................... 80

C. Saran ............................................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Contoh Kosa Kata Madya ............................................................. 22

Tabel 2.2 Contoh Kosa Kata Krama Andhap-Krama Inggil ......................... 23

Tabel 2.2 Instrumen Penilaian Kinerja Guru ................................................ 33

Tabel 2.4 Instrumen Penilaian Kinerja Siswa ................................................ 36

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................... 40

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I...................................... 58

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I ...................................... 59

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I........................................................... 61

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II ................................... 69

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II ..................................... 70

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II ......................................................... 71

Tabel 4.8 Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I dan

Siklus II ......................................................................................... 72

Tabel 4.8 Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa krama Siswa . 73

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 38

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................. 41

Gambar 4.1 Siswa tidak memperhatikan dan berbicara dengan temannya .. 49

Gambar 4.2 Siswa Ketika Berdiskusi Fishbowl Siklus 1 ............................. 46

Gambar 4.3 Siswa yang Aktif Mendapatkan Penghargaan .......................... 57

Gambar 4.4 Suasana Diskusi Kelompok Siklus I. ........................................ 58

Gambar 4.5 Suasana Pembelajaran Siklus I ................................................. 60

Gambar 4.6 Histogram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I .......................... 62

Gambar 4.7 Suasana Pembelajaran Siklus II ............................................... 66

Gambar 4.8 Suasana Ketika Siswa Berdiskusi Fishbowl ............................. 67

Gambar 4.9 Siswa Mendapat Penghargaan karena Aktif.............................. 68

Gambar 4.10 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II . ......................................... 72

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 01 Silabus ..................................................................................... 87

Lampiran 02 RPP Prasiklus .......................................................................... 95

Lampiran 03 Lembar Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Prasiklus ................................................................................. 103

Lampiran 04 Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Prasiklus ............... 109

Lampiran 05 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Prasiklus ............ 105

Lampiran 06 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru Prasiklus ............. 107

Lampiran 06a Daftar Hasil Penilaian Kinerja Siswa Prasiklus....................... 109

Lampiran 06b Daftar Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Krama Prasiklus

.................................................................................................. 110

Lampiran 07 RPP Siklus I ............................................................................. 112

Lampiran 08 Lembar Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Siklus I...................................................................................... 118

Lampiran 09 Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Siklus I ................ 122

Lampiran 10 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Siklus I ............... 126

Lampiran 11 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru Siklus I ................. 128

Lampiran 12 Daftar Hasil Penilaian Kinerja Siswa Siklus I ......................... 130

Lampiran 13 Daftar Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Krama Siklus I 132

Lampiran 14 RPP Siklus II ........................................................................... 134

Lampiran 15 Lembar Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Siklus II .................................................................................... 140

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Lampiran 16 Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Siklus II ............. 144

Lampiran 17 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Siklus II .............. 148

Lampiran 18 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru Siklus II................ 150

Lampiran 19 Daftar Hasil Penilaian Kinerja Siswa Siklus II ....................... 152

Lampiran 20 Daftar Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Krama

Siklus II .................................................................................... 154

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran sebagai

penyampai informasi. Kebenaran seseorang dalam berbahasa akan berpengaruh

terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbahasa Jawa yang baik dan

benar mempunyai beberapa konsekuensi terkait dengan pemakaiannya sesuai

dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu yaitu ketika berbicara kepada

orang yang lebih tua atau orang yang dihormati, bahasa Jawa krama menjadi

prioritas utama. Sementara penggunaan bahasa Jawa ngoko diprioritaskan ketika

berbicara dalam situasi mitra tutur merupakan teman sebaya atau orang yang

memiliki hubungan yang sudah dekat atau akrab.

Berdasarkan aspek-aspek keterampilan berbahasa, berbicara merupakan

salah satu dari empat aspek keterampilan yang sangat penting dimiliki dan

dikuasai oleh sesorang. Semua aktivitas manusia terencana didasarkan pada

bahasa. Bahasa sendiri mempunyai bentuk dasar berupa ucapan dan lisan. Jadi

belajar bahasa pada hakekatnya adalah belajar berkomunikasi, dan berkomunikasi

adalah berbicara.

Dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat Jawa memiliki sistem atau

adat istiadat yang berbeda dengan masyarakat yang lain. Masyarakat Jawa

mengenal adanya sistem tingkat tutur. Sistem tingkat tutur masyarakat Jawa

dibagi dalam tingkatan-tingkatan yang memiliki fungsi masing-masing di dalam

kehidupan bermasyarakat. Ragam ngoko digunakan untuk berkomunikasi dengan

teman sebaya. Sementara ragam krama digunakan untuk berkomunikasi kepada

orang yang lebih tua atau orang yang dihormati.

Masyarakat menganggap anak yang salah dalam menggunakan bahasa

Jawa krama kepada orang tua dianggap tidak memiliki sopan santun. Oleh sebab

itu, kemampuan berbahasa Jawa siswa sebagai generasi muda Jawa sangat

diperlukan. Mereka sebagai generasi muda Jawa memiliki tanggung jawab untuk

menjaga dan melestarikan budaya Jawa, termasuk bahasa Jawa. Apalagi bahasa

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Jawa memiliki nilai budi pekerti yang dapat membentuk karakter bangsa menjadi

lebih baik. Ragam krama pada umumnya dianggap sebagai ragam bahasa Jawa

yang paling sulit untuk dipelajari. Diduga penyebabnya antara lain rendahnya

perbendaharaan kata siswa, kekurangpahaman siswa terhadap kaidah tingkat tutur

bahasa Jawa, dan lingkungan.

Berbicara merupakan suatu keterampilan, dan keterampilan tidak akan

berkembang apabila tidak dilatih secara terus menerus. Dalam lingkungan

pendidikan, para siswa dituntut terampil berbicara dalam proses pembelajaran.

Para siswa harus mampu mengutarakan gagasannya. Mereka juga harus menjawab

pertanyaan atau mengajukan pendapat, mempertahankan pendapat, menyanggah

pendapat siswa lain, atau mempengaruhi alur pemikiran siswa lain. Oleh sebab

itu, keterampilan berbicara harus dimiliki oleh semua orang. Seseorang yang

memiliki keterampilan berbicara yang baik akan memiliki kemudahan dalam

pergaulan dan segala pesan yang disampaikan akan mudah diterima oleh orang

lain.

Dalam kurikulum muatan lokal (2005:3), tujuan pembelajaran mata

pelajaran bahasa Jawa disebutkan sebagai berikut: (1) Siswa menghargai dan

membanggakan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah dan berkewajiban

mengembangkan serta melestarikan, (2) Siswa memahami bahasa jawa dari segi

bentuk, makna dan fungsi serta menggunakan dengan tepat untuk bermacam-

macam tujuan, keperluan dan keadaan misalnya: di sekolah, di rumah, di

masyarakat dengan baik dan benar, (3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan

bahasa jawa dengan baik dan benar untuk meningkatkan keterampilan,

kemampuan intelektual (berpikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan

kemampuan yang berguna, menggeluti konsep abstrak, dan memcahkan masalah),

kematangan emosional dan sosial, (4) Siswa dapat bersikap lebih positif dalam

tata kehidupan sehari-hari dalam lingkungannya.

Keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa adalah keterampilan menulis,

membaca, berbicara, dan menyimak. Keempat keterampilan berbahasa tersebut

dikategorikan menjadi dua jenis yaitu keterampilan yang bersifat reseptif, yaitu

keterampilan menyimak dan membaca. Keterampilan yang bersifat produktif,

yaitu keterampilan berbicara dan menulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Keterampilan menulis dan berbicara merupakan aspek penting dalam

pembalajaran bahasa Jawa. Lewat kemampuan menulis dan berbicara, ide dan

gagasan yang telah dimiliki oleh siswa dapat dituangkan. Keberadaan tulisan yang

sistematis, kohesif dan koherensif dan kemantapan dalam wicara, kefasihan dalam

pelafalan, dan ketepatan intonasi sangat dibutuhkan siswa. Dan, apabila dua

kemampuan bahasa tersebut tidak dimiliki oleh secara komperehensif, maka

hubungan kemampuan dan menulis bahasa Jawa menjadi tidak seimbang.

Keadaan seperti ini akan menghambat ketuntasan belajar siswa.

Siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan memiliki kebiasan menulis dan

berbicara. Kemampuan produktif ini diperoleh sejak duduk di bangku Sekolah

Dasar. Akan tetapi hasil observasi prapenelitian menunjukkan, bahwa

keterampilan siswa utamanya dalam berbicara krama masih rendah. Hal ini

tampak pada: (1) siswa kurang memberi respon pada pelajaran bahasa Jawa,

karena metode yang diterapkan masih dominan konvensional seperti ceramah,

tanya jawab, dan penugasan. Guru masih belum maksimal memanfaatkan model

pembelajaran inovatif, (2) pada saat diberi pertanyaan siswa menjawab

sekadarnya karena kurang pemahaman terhadap materi yang disampaikan guru.

Jawaban yang diberikan masih belum sesuai yang diharapkan, (3) siswa kurang

aktif, minat rendah dan kerja sama antarsiswa kurang sehingga dalam mengikuti

pelajaran mereka kurang percaya diri baik dalam menjawab pertanyaan mauun

berinteraksi dalam kelompok diskusi, (4) siswa takut dan malu bila jawaban yang

diberikan salah dan ditertawakan oleh teman-temannya.

Berdasarkan prapenelitian yang dilakukan, penyebab masih rendahnya

keterampilan berbicara terdapat beberapa permasalahan yang mendasar. Adapun

permasalahan yang terdapat bukan saja datang dari faktor kurang profesionalnya

seorang guru, akan tetapi juga berasal dari kurang berminatnya siswa akan

hadirnya mata pelajaran Bahasa Daerah. Pelajaran Bahasa Daerah dianggap kuno

dan sulit untuk dipelajari. Hal ini diperparah oleh keseharian siswa di rumah yang

tidak menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.

Penguasaan materi oleh seorang guru sangat berpengaruh terhadap

pengajaran di dalam kelas. Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa daerah

SMPN 3 Mejayan, diketahui bahwa: (1) pembelajaran bahasa Jawa masih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dominan menggunakan metode ceramah. (2) guru belum maksimal dalam

merencanakan dan menerapkan langkah-langkah pembelajaran karena tidak ada

rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) guru kurang memotivasi siswa untuk aktif

dalam pembelajaran, (4) guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran,

sehingga membuat siswa pasif, (5) guru tidak memberikan reward kepada siswa,

(6) guru hanya bergantung pada LKS, buku materi atau literatur tertentu tanpa

adanya percobaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kejiwaan

siswa.

Terbukti dari hasil evaluasi mata pelajaran bahasa Jawa yang diberikan guru

kelas SMPN 3 Mejayan khususnya mengenai berbicara Jawa krama hasilnya

masih mengecewakan. Belum semua peserta didik mendapatkan nilai yang

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh

sekolah. Dari 28 peserta didik, hanya peserta didik berjumlah 9 yang nilainya

mencapai KKM. Nilai KKM yang ditentukan yaitu 75. Peserta didik yang nilainya

masih dibawah 75 atau belum mencapai KKM ada 19 siswa.

Siswa-siswa SMPN 3 Mejayan merupakan siswa-siswa yang berasal dari

berbagai kalangan masyarakat. Baik dari kalangan menengah ke bawah dan

menengah ke atas. Akan tetapi hasil observasi menyebutkan, bahwa mereka

kurang berminat terhadap materi bahasa daerah. Adapun nilai bahasa daerah

mereka bisa dikatakan kurang memenuhi persyaratan kategori nilai siswa yang

berminat, atau masih di bawah KKM.

Sebagai solusi dari permasahan yang mendasar tersebut, maka perlu adanya

Penelitian Tindak Kelas (selanjutnya disingkat PTK). PTK memberikan solusi dan

alternatif-alternatif pengobatan masalah yang sedang dialami dalam proses belajar

mengajar. Tentunya dengan menerapkan metode tertentu yang sekiranya sesuai

apabila diterapkan pada siswanya sekaligus mampu membawa kejiwaan siswa

menuju tingkat kesenangan yang sesungguhnya terhadap materi pelajaran yang

diajarkan.

Penelitian PTK bersifat reflektif-kolaboratif. Artinya, apa dan mengapa

permasalahan yang timbul hanya terjadi di dalam kelas dan diteliti oleh guru dan

peneliti. Menurut Hopkins (dalam Sarwiji, 2011:15) PTK memiliki karakteristik

sebagai berikut: (1) perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

practice from within); (2) usaha kolaboratif antara guru dan dosen (an

collaborative effort between school teachers and teacher educators); (3) bersifat

fleksibel (a reflective practice made public).

Pembelajaran berbicara akan efektif apabila siswa mau mencoba berbicara

langsung. Salah satu jenis kegiatan berbicara adalah melalui diskusi. Banyak guru

yang kurang menghargai potensi diskusi dalam proses pembelajaran. Mereka

berpendapat waktu mengajar dan menyampaikan materi akan tersita untuk

berdiskusi. Mereka tidak menyadari bahwa diskusi adalah metode yang ampuh

yang dapat digunakan tidak hanya untuk membantu siswa dalam memecahkan

masalah, namun juga untuk pemahaman sebuah materi (Gall dan Maxwell, 2001).

Berangkat dari hal tersebut, metode yang akan dipilih dalam PTK ini adalah

metode diskusi Fishbowl. Metode Fishbowl adalah metode diskusi yang

menekankan pada prinsip belajar berpusat pada pengalaman siswa (the center of

students experience). Metode ini bertujuan supaya seluruh anggota kelompok

diskusi mendpatkan kesemptan untuk memberikan kontribusi dan mendengarkan

pandangan serta pemikiran anggota lain. Metode ini memiliki struktur pengajaran

yang sangat sesuai digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, karena

menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali.

Semua siswa mendapat kesempatan yang adil dan sama dalam menyumbangkan

pemikirannya. Metode ini sangat cocok untuk pelajaran bahasa Jawa pada

keterampilan berbicara krama, karena pembelajaran berbicara Jawa dari hari ke

hari semakin menunjukkan penurunan minat generasi muda, jadi perlu didukung

dengan metode yang efektif dan menarik.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diperlukan perbaikan dan

peningkatan terhadap kualitas proses dan keterampilan berbicara krama siswa.

Peneliti merumuskan judul penelitian tindakan kelas ini adalah “Peningkatan

Keterampilan Berbicara Krama dengan Metode Fishbowl Pada Siswa Kelas VII

G SMPN 3 Mejayan Kabupaten Madiun”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan metode Fishbowl dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran berbicara krama pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan

Kabupaten Madiun?

2. Apakah penerapan metode Fishbowl dapat meningkatkan keterampilan

berbicara krama pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan Kabupaten

Madiun?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara krama pada siswa

kelas VII G SMPN 3 Mejayan Kabupaten Madiun.

2. Meningkatkan keterampilan berbicara krama pada siswa kelas VII G SMPN

3 Mejayan Kabupaten Madiun.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat baik

secara teoretis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan pembelajaran bahasa

Jawa khususnya sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara krama

siswa SMP/Mts.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa:

1) Keterampilan berbicara krama siswa meningkat melalui metode Fishbowl.

2) Pembelajaran akan lebih menarik karena berlangsung dalam situasi yang

nyaman dan menyenangkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3) Menumbuhkan motivasi siswa untuk berpern aktif sebaai pelaku utama

pembelajaran dengan dasar suka rela, riang, dan gembira.

b. Bagi Guru:

1) Meningkatkan kualitas guru yang inovatif dan kreatif saat kegiatan belajar

mengajar dalam pembelajaran berbicara krama.

2) Sebagai upaya untuk menawarkan inovasi baru cara pembelajaran melalui

metode Fishbowl dalam meningkatkan keterampilan siswa berbicara

krama.

c. Bagi Sekolah:

1) Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya menciptakan inovasi-

inovasi pembelajaran bagi guru-guru yang lain.

2) Memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum sekolah

berdasarkan indikator-indikator pembelajaran berbicara krama yang telah

ditentukan.

3) Memberikan pengalaman bagi sekolah berkaitan dengan penelitian

tindakan kelas.

4) Dapat menumbuhkan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga tercipta

kualitas pembelajaran yang baik, aktif, efektif, dan inovatif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bagian bab dua ini isinya meliputi deskripsi tentang tinjauan pustaka,

landasan teori, dan kerangka berpikir. Tinjauan pustaka menampilkan beberapa

penelitian yang memiliki relevansi dengan kompetensi yang ingin diraih dalam

penelitian ini, yakni kemampuan berbicara berbahasa Jawa ragam krama.

Sementara penelitian sejenis dengan model pembelajaran fishbowl, khususnya

dalam konteks pembelajaran bahasa Jawa belum ditemukan. Secara lengkap

tinjauan pustaka uraiannya meliputi, pustaka yang menyangkut deskripsi

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), keterampilan berbicara ragam krama,dan

metode fishbowl.

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini merupakan penelitian yang mengacu pada penelitian-

penelitian sebelumnya tang sudah pernah dilakukan peneliti sebelumnya. Flor

(2013) dalam Use Of Fishbowl Method for A Discussion with A Large Group

menyimpulkan bahwa metode Fishbowl cocok untuk digunakan pada diskusi

dengan jumlah anggota yang besar, bahkan sampai 50 siswa. Peserta diskusi dapat

membuat aturan seperti kontrak belajar sebelum memulai diskusi. Guru sebagai

fasilitator harus memandu jalannya diskusi agar ketertarikan siswa tentang materi

yang sedang didiskusikan terjaga dan fokus. Relevansi dengan penelitian ini

adalah, hasil penelitian tersebut sesuai dengan keadaan kelas VII G SMPN 3

Mejayan yang siswanya berjumlah 28 anak. Biasanya semakin besar jumlah

rombongan belajar, apabila diadakan diskusi akan rawan terjadi

ketidakkondusifan keadaan. Aturan yang dibuat sebelum melakukan diskusi

ditujukan untuk menghindari hal tersebut. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu

jenis penelitian yang digunakan. Penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif yang meneliti tingkat efektivitas metode fishbowl untuk kelompok besar,

sedangkan penelitian ini merupakan penelitian tindakan.

Pentingnya melestarikan bahasa Jawa terutama bahasa Jawa Krama juga

diteliti oleh Sukoyo (2013) dalam Hubungan Antara Penguasaan Tingkat Tutur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dan Sikap Ekstrovert dengan Keterampilan Berbicara Krama Alus Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri

Semarang. Hasil penelitian tersebut menyatakan sikap ekstrovert cukup

mempengaruhi keterampilan berbicara krama alus. Penelitian tersebut relevan

karena meneliti keterampilan berbicara Krama siswa, hanya bedanya pada jenis

penelitian yang digunaan dan juga subjeknya. Penelitian di atas bukan merupakan

PTK, dan subjek yang diteliti adalah mahasiswa.

Goh (2013) dalam Globalization and Teacher Development for Spoken

English Instruction (Globalisasi dan Pengembangan Guru untuk Pembelajaran

Berbicara Bahasa Inggris) menyatakan guru tidak boleh melupakan pentingnya

mengasah keterampilan mengajar bahasa sehingga dapat meningkatkan modal

profesional mereka untuk memediasi dampak globalisasi bagi siswanya. Ide-ide

yang terkait mengajar keterampilan berbicara dan menyimak (oracy) dalam

bahasa kedua karena pentingnya dua keterampilan berbahasa itu dalam

mengembangkan keterampilan penting abad ke-21 dalam dunia global. Relevansi

dengan penelitian di atas adalah keterampilan berbicara sangat penting dalam

menyongsong era global. Karena semakin global pengetahuan siswa harus segera

diimbangi dengan kebudayaan lokal.

Syahri (2013) menyatakan dalam jurnalnya yang berjudul Resemblance of

Indirectness In Politeness of EFL Learners’ Request Realizations (Kesamaan

Ketidaklangsungan Dalam Realisasi Kesantunan Berbahasa Permohonan) bahwa

prinsip-prinsip kesantunan secara umum digunakan oleh penutur bahasa manapun

saat melakukan beragam tindak tutur. Akan tetapi, penutur bahasa tertentu

menerapkan kesantunan sesuai dengan norma-norma budaya yang berlaku. Dalam

hal ini bahasa Jawa, ragam krama alus pada zaman sekarang sangat menunjukkan

identitas orang Jawa. Semakin sedikit generasi muda Jawa yang menguasai dan

menggunakan ragam bahasa ini. Hal ini karena mereka menganggap bahasa Jawa

krama alus sulit dan tidak praktis, padahal nilai moral yang terkandung dalam

krama alus sangat tinggi.

Taylor (2007) dalam Fostering Engaging and Active Discussion in Middle

School Classroom mengatakan bahwa metode diskusi Fishbowl dapat menolong

guru sekolah menengah untuk memotivasi siswa dalam mengikuti diskusi yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

komprehensif di berbagai bidang ilmu. Motivasi dan komitmen adalah dua kunci

dalam keberhasilan melakukan diskusi yang komprehensif. Penelitian yang

dilakukan Taylor relevan karena sama-sama membahas bagaimana membuat

sebuah diskusi yang aktif pada tingkat SMP (Middle School). Salah satu metode

diskusi yang disarankan adalah metode fishbowl yang digunakan dalam penelitian

ini.

Indriyani (2014) dengan judul penelitian Improving Effective Study

Groups in Speaking Class through Inside-Outside Circle juga relevan dengan

penelitian ini. Peneltitian tersebut menyatakan bahwa metode inside-outside circle

adalah metode yang menarik untuk pembelajaran berbicara. Dengan metode ini

siswa menjadi lebih aktif. Semua siswa akan mendapatkan kesempatan untuk

berbicara, jadi tidak ada siswa yang bersembunyi di belakang punggung temannya

seperti pada kelas konvensional. Perlu diketahui, metode inside-outside circle

merupakan nama lain dari metode fishbowl seperti yang digunakan pada

penelitian ini.

Pinandhita (2014) dalam penelitiannya Implementing 3D Animation Film

as a Device to Enhance Students‟ Speaking Skill for 1A Grade Students of IKIP

PGRI Madiun menyatakan bahwa keterampilan berbicara sangat penting untung

menunjang komunikasi yang efektif. Pembelajaran berbicara memerlukan metode

yang efektif agar peserta didik aktif dalam pembelajaran. Hal ini menjadi

kesamaan dengan penelitian ini, yaitu tentang pembelajaran berbicara., namun

metode yang digunakan berbeda.

Penelitian yang menggunakan metode yang sama ditulis oleh Yabarmase

(2014) Fishbowl Strategy: An Effective Way to Improve Students‟ Speaking

Ability. Penelitiannya yang juga berjenis PTK mengungkapkan bahwa sebelum

penggunaan metode fishbowl, tingkat ketuntasan siswa hanya mencapai 26,6%.

Setelah penerapan metode fishbowl, tingkat ketuntasan naik secara signifikan

menjadi 100%. Senada dengan penelitian ini, metode fishbowl sama-sama

digunakan untuk meningkatan keterampilan berbicara siswa. Hanya perbedaannya

selain setting penelitian, juga bidang bahasa yang diteliti.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

B. Kajian Teori

1. Hakikat Keterampilan Berbicara

a. Pengertian Berbicara

Kemampuan berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan

bahasa, selain menyimak, membaca dan menulis. Dalam konteks pengajaran

bahasa, empat keterampilan ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu

dengan yang lain. Karenanya setiap siswa yang belajar tentang bahasa harus

menguasai empat kompetensi tersebut.

Andayani (2010:3) mengemukakan bahwa pada hakikatnya berbicara

merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi

bahasa. Lebih jauh Andayani menjelaskan bahwa kemampuan berbicara adalah

kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan,

dan perasaan. Pendengar menerima pesan atau informasi melalui rangkaian nada,

tekanan, dan penempatan persendian. Jika komuniksi berlangsung secara tatap

muka, berbicara itu dapat dibantu dengan mimik dan pantomimik pembicara.

Harmer (2001:155) menyatakan bahwa sebagian besar kegiatan berbicara

melibatkan interaksi dengan satu atau lebih peserta, dimana kegiatan berbicara

yang efektif melibatkan banyak mendengarkan, dan memahami tentang

bagaimana yang dirasakan peserta lain. Jadi, dapat dikatakan bahwa berbicara

melibatkan pembicara dan pendengar.

Slamet (2008: 33) menjelaskan, berbicara tidak sekadar pengucapan bunyi-

bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah sarana untuk mengkomunikasikan gagasan-

gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan

pendengar atau penyimak. Sementara Tarigan (2008: 16) mendefinisikan,

berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata

untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan. Dalam pandangan Tarigan berbicara merupakan suatu sistem tanda-

tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang

memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot manusia demi maksud dan tujuan

gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbeda dengan Zuhri (2010:

10) memberikan batasan berbicara lebih praktis, yakni mengucapkan kata-kata

atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, baik kecil maupun besar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Beberapa keterangan di atas dapat

disimpulkan, berbicara yaitu kemampuan untuk menguasai (mengucapkan) bunyi

artikulasi atau berupa kata atau kalimat sebagai sarana untuk mengkomunikasikan

perasaan dan gagasan kepada orang lain sesuai dengan kebutuhan.

Masih menurut Slamet (2008: 37) bahwa berbicara dapat ditinjau sebagai

seni dan sebagai ilmu. Berbicara sebagai seni menekankan penerapannya sebagai

alat komunikasi dalam masyarakat, dan yang menjadi perhatiannya antara lain (1)

berbicara di muka umum, (2) diskusi kelompok, dan (3) debat. Sedangkan

berbicara sebagai ilmu menelaah hal-hal yang berkaitan dengan (1) mekanisme

berbicara dan mendengar, (2) latihan dasar tentang ujaran dan suara, (3) bunyi-

bunyi bahasa, dan (4) patologi ujaran (gangguan yang menghambat komunikasi

verbal). Tarigan (2008: 17) menandaskan bahwa berbicara memiliki tiga tujuan

umum, yakni (1) memberitahukan atau melaporkan (to inform), (2) menjamu dan

menghibur (to intertain), dan (3) membujuk, mengajak, mendesak dan

meyakinkan (to persude).

Keberhasilan berkomunikasi atau berbicara seseorang di masyarakat

sangat tergantung terhadap kedewasaan atau kematangan pribadinya. Syarat

utamanya meliputi empat hal. Meliputi (1) keterampilan sosial (social skill), yakni

kemampuan berpartisipasi secara efektif dalam hubungan-hubungan masyarakat

(apa yang harus dikatakan, bagaimana cara mengatakannya, bagaimana apabila

mengatakannya, dan kapan tidak mengatakannya?), (2) keterampilan semantik

(semantic skill), yaitu kemampuan untuk mempergunakan kata-kata dengan tepat

dan penuh pengertian, (3) keterampilan fonetik (phonetic skill), yaitu kemampuan

membentuk unsur-unsur fonemik bahasa kita secara tepat, dan (4) kemampuan

vokal (vocal skill), adalah kemampuan untuk menciptakan efek emosional yang

diinginkan dengan suara kita (Tarigan, 2008: 20-22).

Dari beberapa pendapat di atas akhirnya dapat disimpulkan, makna

berbicara sebagai salah satu keterampilan berbahasa, tentunya tidak saja

mengeluarkan bunyi-bunyi bahasa saja, melainkan lebih itu berbicara dalam

konteks yang teratur, sistematis dan logis. Dalam berbicara seorang telah

mengumpulkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya kepada orang lain secara

lisan agar mampu diterima pesannya dengan baik. Berbicara adalah kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menyampaikan pikiran melalui sarana bahasa lisan. Kemampuan berbicara

merupakan tuntutan utama yang harus dikuasai seorang guru. Seorang guru yang

menuntut siswanya dapat berbicara dengan baik, terlebih dahulu guru tersebut

harus mampu memberi contoh berbicara dengan baik. Melalui berbicara, guru

dapat mengekspresikan pengetahuan yang dikuasainya secara lisan.

Berdasarkan kepentingannya berbicara digunakan di muka umum, dalam

diskusi kelompok, dan debat. Tujuan bicara mencakup memberitahukan atau

melaporkan, menghibur, dan membujuk atau mengajak. Kunci keberhasilan bicara

sangat tergantung pada keterampilan sosial, keterampilan semantik, keterampilan

fonetik, dan keterampilan vokal. Hakikat kemampuan berbicara berbahasa Jawa

ragam krama dalam penelitian ini adalah bagaimana peserta didik mampu

melakukan ujaran atau percakapan dengan orang lain menggunakan ragam krama

sesuai dengan unggah-ungguh basa.

b. Tujuan Berbicara

Seseorang melakukan kegiatan berbicara secara umum adalah untuk

melakukan komunikasi. Komunikasi yang baik tentunya komunikasi yang terarah

sesuai dengan maksud dan tujuannya, serta dapat dipahami oleh lawan tutur.

Untuk itu seseorang tidak hanya bisa berbicara tetapi diharapkan untuk terampil

berbicara. Pengajaran keterampilan berbicara harus mampu memberikan

kesempatan kepada setiap individu mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Adapun untuk mencapai tujuan tersebut perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut: (1) kemudahan berbicara, (2) kejelasan, (3) bertanggung jawab,

(4) membentuk pendengaran yang kritis, dan (5) membentuk kebiasaan. Pada

akhirnya harapan seseorang dalam menyampaikan pesan kepada orang lain

adalah untuk mendapatkan responsi atau reaksi.

Andayani (2010:4) menyatakan secara umum tujuan berbicara adalah

sebagai berikut: (1) mendorong atau menstimulasi; (2) meyakinkan; (3)

menggerakkan; (4) menginformasikan; dan (5) menghibur.

Sebuah pembicaraaan dikatakan mendorong apabila pembicara berusaha

mendorong pendengar untuk tidak mudah putus asa. Pembicara selaku motivator

memberikan semangat yang diharapkan kemudian memberikan inspirasi kepada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pendengarnya.

Pembicara yang berusaha meyakinkan dan mempengaruhi pendengarnya

adalah pembicara yang bertujuan untuk meyakinkan pendengarnya. Guna

memperkuat pernyataannya, pembicara butuh contoh konkret agar meyakinkan

pendengar. Ketika pembicara menghendaki adanya tindakan atau perbuatan dari

para pendengar, maka ia bertujuan untuk menggerakkan. Misalnya, aksi

penggalangan dana korban bencana alam, dan penandatanganan resolusi.

Tujuan suatu pembicaraan dikatakan menginformasikan apabila

pembicara ingin memberi tahu pendengar tentang suatu hal yang ia anggap

penting untuk dimengerti dan dan dipahami oleh pendengar. Hal ini seperti yang

dilakukan seorang guru di depan anak didiknya ketika menjelaskan pokok

bahasan.

Tujuan terakhir dari seseorang berbicara adalah menghibur. Pembicara

dikatakn bertujuan menghibur apabila ia bermaksud menyenangkan atau

menggembirakan pendengarnya. Melalui humor yang tepat, pendengar yang

tertawa senang merupakan indikasi bahwa merasa terhibur.

c. Metode Pembelajaran Berbicara

Pembelajaran berbicara mempunyai sejumlah komponen yang

pembahasanya diarahkan pada segi metode pengajaran. Guru harus dapat

mengajarkan keterampilan berbicara dengan menarik dan bervariasi. Menurut

Tarigan (2008: 106) ada 4 metode pengajaran berbicara antara lain: (1)

Pecakapan; percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu

topik tertentu antara dua atau lebih pembaca. Greene dan Petty dalam Tarigan

(2008: 106). Percakapan selalu terjadi dua proses yakni proses menyimak dan

berbicara secara simultan. Percakapan biasanya dalam suasana akrab dan

peserta merasa dekat satu sama lain dan spontanlitas. Percakapan merupakan

dasar keterampilan berbicara baik bagi anak-anak maupun orang dewasa.

(2) Bertelepon; Telepon adalah alat komunikasi yang sudah meluas sekali

pemakaianya. Keterampilan menggunakan telepon bisnis, menyampaikan berita

atau pesan. Penggunaan telepon menuntut syarat-syarat tertentu antara lain:

berbicara dengan bahasa yang jelas, singkat dan lugas. Metode bertelepon dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

digunakan sebagai metode pengajaran berbicara. Melalui metode bertelepon

diharapkan siswa didik berbicara jelas, singkat dan lugas. Siswa harus dapat

menggunakan waktu seefisien mungkin.

(3) Wawancara; Andayani (2010:7) megemukakan bahwa wawancara

merupakan bentuk komunikasi yang khas karena jarang terjadi perubahan pelaku

komunikasi. Menurut Tarigan (2008: 126) wawancara atau interview sering

digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya wartawan mewawancara

para menteri, pejabat atau tokoh-tokoh masyarakat mengenai isu penting.

Wawancara dapat digunakan sebagai metode pengajaran berbicara, pada

hakekatnya wawancara adalah bentuk kelanjutan dari percakapan atau tanya

jawab. Percakapan dan tanya jawab sudah biasa digunakan sebagai metode

pengajaran berbicara.

(4) Diskusi; diskusi sering digunakan sebagai kegiatan dalam kelas.

Metode diskusi sangat berguna bagi siswa dalam melatih dan mengembangkan

keterampilan berbicara dan siswa juga turut memikirkan masalah yang

didiskusikan. Guru sekarang masuh sering meremehkan diskusi sebagai salah satu

proses pembelajaran, padahal dengan metode yang baik diskusi sangat efektif

membanu pemahaman siswa tentang materi yang sedang dipelajari.

Diskusi ialah proses pelibatan dua atau lebih individu yang

berinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu

melalui cara tukar menukar informasi untuk memecahkan masalah (Kim Hoa

Nio dalam Tarigan, 2008:128). Diskusi dapat juga berarti pembicaraan antar

dua atau lebih orang dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian,

kesepakatan, atau keputusan bersama mengenai suatu masalah (Andayani,

2010:7). Jadi, dapat disimpulkan diskusi adalah pertemuan antara dua orang atau

lebih untuk membahas penyelesaian dari suatu masalah.

c. Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara

Berbicara adalah suatu kegiatan komunikasi antara 2 orang atau lebih

menggunakan bahasa lisan. Maidar dan Mukti (1993: 18) menyatakan dalam

berbicara ada beberapa faktor yang menunjang keefektifan berbicara. Faktor-

faktor tersebut antara lain : (1) Faktor kebahasaan yang meliputi (a) Ketepatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

ucapan, pengucapan bunyi-bunyian harus tepat, begitu juga dengan penempatan

tekanan, durasi, dan nada yang sesuai; (b) Pemilihan kata atau diksi, harus jelas,

tepat dan bervariasi sehingga dapat memancing kepahaman dari pendengar; (c)

Ketepatan sasaran pembicara, pemakaian kalimat atau keefektivan kalimat

memudahkan pendengar untuk menangkap isi pembicaraan. (2) Faktor non

kebahasaan yang meliputi (a) Sikap yang tidak kaku; (b) Kesediaan menghargai

pendapat; (c) Pandangan ke pendengar; (d) Gerak-gerik atau mimik tepat; (e)

Kenyaringan suara; (f) Kelancaran berbicara; (g) Penguasaan topik.

d. Penilaian Keterampilan Berbicara

Setiap kegiatan belajar perlu diadakan penilaian, setelah proses belajar

mengajar itu selesai. Penilaian ini dapat diperoleh melalui tes. Tes merupakan alat

yang dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui sejauh mana siswa

mampu mengikuti proses belajar mengajar yang telah berlangsung. Cara yang

dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu berbicara adalah

tes kemampuan keterampilan berbicara. Pada prinsipnya ujian keterampilan

berbicara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara yang difokuskan

pada praktik berbicara.

Penilaian di dalam keterampilan berbicara ditentukan dari 2 hal, yaitu

faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan (Nurgiyantoro, 1995: 152).

Penilaian dari faktor kebahasaan meliputi: (1) ucapan, (2) tata bahasa, (3) kosa

kata, sedangkan penilaian dari faktor nonkebahasaan meliputi: (1) ketenangan, (2)

volume suara, (3) kelancaran, (4) pemahaman.

Yuwana (2012:124) memberikan contoh penilaian kinerja untuk berbicara

yaitu: (1) tekanan dan ucapan sudah standar, (2) tata bahasa digunakan dengan

benar tidak lebih dari dua kesalahan, (3) kosakata teknis dan umum digunakan

dengan tepat, (4) pembicaraan dalam segala hal lancar, dan (5) pemahaman

terhadap segala sesuatu dalam percakapan normal dan koloqi. Selanjutnya aspek-

aspek yang dinilai dalam berbicara secara lebih singkat meliputi: (1) tekanan, (2)

tata bahasa, (3) kosakata, (4) kelancaran, dan (5) pemahaman.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

e. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbicara

Pembelajaran berbicara perlu memahami beberapa prinsip-prinsip yang

mendasari kegiatan berbicara. Bahasa Jawa itu tidak sulit, tetapi juga tidak

semudah membalik telapak tangan, yang penting adalah kemauan dan ketekunan.

H. Douglas Brown mengemukakan lima prinsip belajar berbicara yang efektif

meliputi: (1) gaya hidup (lifestyle); (2) kemauan (total comittment); (3)mencoba

/ berlatih (trying); (4)pelajaran dalam kelas (beyond class); (5)strategi (strategy).

Masing-masing prinsip tersebut apabila dikaitkan dengan pembelajaran

berbicara bahasa Jawa secara ringkas akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Gaya hidup (Lifestyle)

Praktek dalam kehidupan sehari-hari, jika siswa ingin belajar berbicara

bahasa Jawa dengan efektif, siswa harus menjadikan bahasa Jawa sebagai bagian

dari kehidupan. Artinya, setiap hari siswa berbicara dengan menggunakan bahasa

Jawa, pada setiap ada kesempatan yang ditemui baik dalam lingkungan sekolah

maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa juga disebut sebagai bahasa

ibu karena bahasa Jawa telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan sehari-hari.

2) Kemauan (Total Comittment)

Kemauan untuk menjadikan bahasa Jawa sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Siswa harus memiliki komitmen untuk

melibatkan bahasa Jawa dalam hidup secara fisik, secara mental, dan secara

emosional. Secara fisik, siswa harus bisa mencoba mendengar, membaca dan

menulis. Penggunan berbicara bahasa Jawa terus-menerus dan berulang-ulang,

misalnya dalam memahami bahasa Jawa, jangan kata per- kata, tetapi arti secara

keseluruhan. Paling penting adalah keterlibatan secara emosional dengan bahasa

Jawa, yaitu perlu memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar berbicara bahasa

Jawa.

3) Mencoba / Berlatih (Trying)

Pada tahappembelajaran (tahappercobaan), sangat wajar jika melakukan

kesalahan, yang penting adalah mengetahui kesalahan yang dilakukan dan

memperbaiki dikesempatan yang berikutnya. Siswa tidak usah malu bertanya

dengan menggunakan bahasa Jawa dan tidak usah takut melakukan kesalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dari pertanyaan yang diajukan, sehingga dengan kesalahan itu siswa bisa belajar

banyak dari kesalahan yang dilakukan dan berusaha memperbaiki kesalahan

tersebut.

4) Pelajaran dalam kelas (Beyond Class)

Belajar bahasa Jawa secara formal (di kelas), biasanya jam-jam belajar

sangat terbatas, karena seminggu hanya satu jam atau dua jam pelajaran, yang

pasti jam belajar di kelas ini tentunya sangat terbatas. Belajar bisa lebih efektif,

harus menciptakan kesempatan untuk belajar juga di luar jam-jam belajar di

kelas (informal), seperti: berdikusi dengan teman dan berkomunikasi

menggunakan bahasa Jawa dengan teman-teman, dengan percakapan langsung.

5) Strategi

Komitmen, keberanian mencoba, dan menjadikan bahasa Jawa sebagai

bagian hidup yang telah diterapkan. Langkah selanjutnya adalah menerapkan

strategi belajar yang tepat untuk menujang proses belajar. Strategi ini bisa

dikembangkan dan disesuaikan dengan kepribadiaan dan gaya belajar masing-

masing siswa, misalnya belajar berbicara bahasa Jawa dengan menggunakan

bermain peran dan percakapan. Berbicara bahasa Jawa tersebut mencakup

tentang bertanya, mendengar, memperbaiki ucapan dan meningkatkan kosa

kata siswa dengan gaya belajar.

2. Hakikat Tingkat Tutur Bahasa Jawa

a. Pengertian Tingkat Tutur

Istilah unggah-ungguh, undha-usuk dan speech levels adalah beberapa

istilah serupa yang dimaksudkan sebagai tingkat tutur. Unggah-ungguh basa Jawa

selain mengandung makna tingkat-tingkatan, dalam bahasa juga mengandung

makna kesantunan atau etika (Sasangka, 2004:10). Menurut Harjodipuro (2000:

19) unggah-ungguh basa oleh orang asing disebut speech level, kemudian dalam

bahasa Indonesia disebut tingkat tutur atau tingkat ujaran.

Mangunsuwito (2002:288) mengatakan unggah-ungguh basa adalah kata-

kata yang sopan santun, basa-basi. Bentuk unggah-ungguh adalah kata majemuk,

atau juga merupakan bentuk perulangan dari kata unggah. Kata unggah

mempunyai makna ‘bergerak dari atas ke bawah, naik’. Hal ini berarti unggah-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

ungguh ditujukan untuk menghormati kepada yang lebih tinggi, baik itu dari segi

umur maupun kedudukan.

Menjabarkan pengertian unggah-ungguh basa adalah persoalan seorang

penutur (O1) harus mampu membedakan penggunaan ragam ngoko dan ragam

krama ketika bertutur dengan mitra tutur (O2/O3, dan seterusnya). BJ ragam

ngoko adalah bentuk ungkapan biasa yang bernilai keakraban, sedangkan kosa

kata krama sebagai bentuk penghormatan. Orang Jawa dikenal sebagai pribadi

yang sangat memperhatikan unggah-ungguh, subasita atau tata krama, sebagai

watak dasar orang Jawa yang bersahaja dan senang menghormati orang lain.

Karenanya, saat berbicara dengan orang lain cenderung menggunakan BJ ragam

krama sebagai wujud penghormatan dan sikap santun, kecuali bagi mitra wicara

yang dianggap sudah akrab atau status umur dan status sosial di bawahnya.

Penggunaan unggah-ungguh basa berpedoman antara lain: (1) faktor umur

(contohnya anak kecil dengan orang yang lebih tua atau dewasa), (2) faktor

kekerabatan, orang yang status kekeluargaannya lebih muda akan menghormati

yang lebih tua, (3) faktor kedudukan, contohnya murid menghormati guru,

bawahan menghormati atasan, (4) faktor kualitas pribadi, orang yang

berpendidikan tinggi di masyarakat biasanya cenderung lebih dihormati, (5) faktor

perkenalan, orang yang baru kenal biasanya akan menggunakan BJ krama untuk

menghormati, (6) faktor darah, orang yang memiliki gelar kebangsaan atau

berdarah biru lebih dihormati (kendati poin ini sekarang sudah berkurang), dan (7)

faktor status ekonomi, sebagian pandangan orang Jawa masih menganggap orang

yang secara ekonomi lebih mampu akan lebih dihormati (Harjawiyana, 2001: 13).

Krama adalah salah satu tingkatan bahasa dalam Bahasa Jawa. Bahasa ini

paling umum dipakai di kalangan orang Jawa. Pemakaiannya sangat baik untuk

berbicara dengan orang yang dihormati atau orang yang lebih tua. Membicarakan

Krama erat kaitannya dengan kesantunan berbahasa. Kesantunan (politiness),

kesopansantunan, atau etiket adalah tatacara, adat, atau kebiasaan yang berlaku

dalam masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan

disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus

menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial. Oleh karena itu,

kesantunan ini biasa disebut “tatakrama”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Berdasarkan pengertian tersebut, kesantunan dapat dilihat dari berbagai

segi dalam pergaulan sehari-hari. Pertama, kesantunan memperlihatkan sikap

yang mengandung nilai sopan santun atau etiket dalam pergaulan sehari-hari.

Ketika orang dikatakan santun, maka dalam diri seseorang itu tergambar nilai

sopan santun atau nilai etiket yang berlaku secara baik di masyarakat tempat

seseorang itu megambil bagian sebagai anggotanya. Ketika dia dikatakan santun,

masyarakat memberikan nilai kepadanya, baik penilaian itu dilakukan secara

seketika (mendadak) maupun secara konvensional (panjang, memakan waktu

lama). Sudah barang tentu, penilaian dalam proses yang panjang ini lebih

mengekalkan nilai yang diberikan kepadanya.

Kedua, kesantunan sangat kontekstual, yakni berlaku dalam masyarakat,

tempat, atau situasi tertentu, tetapi belum tentu berlaku bagian masyarakat,

tempat, atau situasi lain. Ketika seseorang bertemu dengan teman karib, boleh saja

dia menggunakan kata yang agak kasar dengan suara keras, tetapi hal itu tidak

santun apabila ditujukan kepada tamu atau seseorang yang baru dikenal.

Mengecap atau mengunyah makanan dengan mulut berbunyi kurang sopan kalau

sedang makan dengan orang banyak di sebuah perjamuan, tetapi hal itu tidak

begitu dikatakan kurang sopan apabila dilakukan di rumah. Ketiga, kesantunan

selalu bipolar, yaitu memiliki hubungan dua kutub, seperti antara anak dan

orangtua, antara orang yang masih muda dan orang yang lebih tua, antara tuan

rumah dan tamu, antara pria dan wanita, antara murid dan guru, dan sebagainya.

Dari penjelasan-penjelasan mengenai pengertian di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa tingkat tutur adalah tingkatan dalam suatu bahasa yang

berkaitan dengan tata krama dan sopan santun. Pemakaiannya menuntut

keterampilan penggunanya, karena dalam tingkat tutur lawan bicara atau mitra

tutur sangat menentukan jenis tingkat tutur mana yang dipakai. Salah dalam

menerapkannya akan berkibat anngapn dari mitra tutur bahwa pembicara kurang

sopan, atau tidak menghargai mitra tutur.

b. Bahasa Jawa Ragam Krama

Prinsip berbicara berbahasa Jawa ragam krama adalah bagaimana sikap

seorang penutur (O1) yang menunjukkan rasa hormat kepada mitra tutur (O2, O3,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dan seterusnya). Ragam krama adalah bahasa yang memiliki rasa penghormatan,

bahkan lebih tinggi. Penghormatan yang dilandasi sikap santun, perilaku terpuji,

kebaikan dan mengikuti aturan (Harjawiyana, 2001: 67). Penghormatan dari

perilaku bahasa ini tentunya membawa dampak sikap saling menghormati, rukun,

damai, tenggang rasa dan kehidupan harmonis dalam masyarakat.

Menurut Suwadji (dalam Harjodipuro 2000: 27) hubungan sopan santun

dengan BJ ragam krama yang sangat kuat, yakni (1) ajaran sopan-santun

merupakan warisan budaya Jawa yang masih hidup, (2) sopan santun sebagai ciri

khas masyarakat Jawa, (3) sopan santun dalam BJ menganjurkan bahwa

seseorang harus menghormati orang lain, dan (4) sopan santun dapat

memperlancar (membangun hubungan harmonis) dalam pergaulan.

Ragam krama secara praktis dibedakan menjadi dua, yakni krama lugu dan

krama alus. Ragam inilah yang sampai sekarang dipakai oleh penutur masyarakat

Jawa dan diajarkan dalam kurikulum BJ di tingkat sekolah dari pendidikan dasar

sampai menengah.

1) Krama Lugu

Krama lugu bukan diartikan sebagai kosa kata atau tuturan krama yang

standar (benar) sesuai unggah-ungguh basa. Krama lugu juga bisa disebut krama

madya. Sasangka (2010: 112) mengatakan bahwa krama lugu digunakan untuk

menandai suatu ragam yang kosa katanya terdiri atas leksikon krama, madya,

netral, dan atau ngoko serta dapat ditambah leksikon krama inggil dan krama

andhap. Secara semantis ragam krama lugu (madya) dapat didefinisikan sebagai

bentuk ragam krama yang kehalusannya masih rendah. Meski begitu, jika

dibanding ngoko lugu dan ngoko alus, krama lugu tetap menunjukkan kadar

kehalusan atau penghormatan dalam percakapan.

Krama madya atau krama lugu sering dipakai pada kalangan yang kurang

mahir bahasa krama dengan baik atau orang kebanyakan. Seperti kalangan petani,

pedagang di pasar, dan orang awam lain. Sayang dalam kenyataan masyarakat

dewasa ini, ragam krama lugu justru sering digunakan dalam percakapan sehari-

hari, khususnya dalam forum informal. Hal ini terjadi karena satu alasannya bagi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

generasi muda Jawa adalah sulitnya belajar ragam krama alus. Contoh kosa kata

madya seperti terlihat di bawah ini.

Tabel 2.1: Contoh Kosa Kata Madya

Ngoko Madya/ Krama Lugu Krama Inggil Artikowe njenengan panjenengan Andateka dugi dumugi datanglunga ndak tindak pergimarang teng dhateng menujukowe samang sampeyan kamu

Istilah madya sebenarnya hanya untuk menyebut jenis kosa kata (leksikon)

madya yang menandai ragam tersebut, dan tidak digunakan untuk menyebut suatu

ragam. Leksikon krama, baik itu krama inggil jenengan ‘Anda’ dan krama

andhap samang ‘Anda’ fungsinya sama digunakan untuk menghormati mitra tutur

(mitra wicara).

Dengan begitu dapat disimpulkan, bahwa ragam krama lugu (madya) adalah

ragam bahasa yang tidak standar. Ragam ini biasanya digunakan oleh kebanyakan

orang yang belum mahir berbahasa Jawa krama alus. Kendati diakui pada

kenyataannya di masyarakat, bahwa banyak penutur beranggapan bahasa krama

yang digunakan sudah benar (krama alus), padahal kenyataannya bahasa yang

digunakan ragam yang salah, krama lugu (madya).

2) Krama Alus

Ragam krama alus merupakan ragam BJ yang standar digunakan dalam

bahasa keseharian dan bernilai menghormati antara penutur dan mitra tutur.

Menurut Sasangka (2010: 119) bahwa ragam krama alus adalah bentuk unggah-

ungguh BJ yang semua kosa katanya terdiri atas leksikon krama dan dapat

ditambah dengan leksikon krama inggil dan krama andhap. Meskipun begitu yang

menjadi leksikon inti dalam ragam ini hanyalah leksikon yang berbentuk krama.

Sedangkan leksikon ngoko atau madya tidak ada dalam ragam ini, kecuali

leksikon netral (seperti kata tembok ‘dinding’, motor ‘motor’, meja ‘meja’, dan

sebagainya).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Leksikon krama inggil digunakan untuk menyebutkan pada diri orang lain,

sedangkan leksikon krama andhap dikenakan untuk menyebutkan pada sikap

penutur atau orang yang kelas sosialnya lebih rendah daripada orang yang diajak

berbicara. Hal ini berkaitan dengan prinsip orang Jawa yang andhap asor ‘rendah

diri.’ Contoh leksikon krama andhap dan krama inggil dapat dibedakan pada data

di bawah ini.

Tabel 2.2: Contoh Kosa Kata Krama Andhap-Krama Inggil

Ngoko Krama Andhap Krama Inggil Artikowe sampeyan panjenengan kamumangan nedha dhahar makanturu tilem sare tiduromong matur ngendika bicaralunga kesah tindak pergi

Dalam tingkat tutur krama (krama alus), selain bentuk kata yang dijadikan

krama (kecuali leksokon netral), afiks (imbuhan) juga harus diubah dari ngoko

menjadi krama. Seperti imbuhan awalan di- menjadi dipun-, akhiran -e menjadi –

ipun, dan akhiran –ake menjadi –aken. Seperti dalam contoh: ditulis → dipun

serat ‘ditulis’, sikile → sukunipun ‘kakinya’, nukokake → numbasaken

‘membelikan,’ dan sebagainya.

Ragam krama alus merupakan ragam bahasa yang paling sempurna (standar)

yang digunakan untuk menghormati mitra tutur. Penggunaan ragam krama alus

selalu berpedoman kepada unggah-unggah basa (penggunaan kosa kata

berdasarkan tingkat umur dan sosial), yakni menggunakan kosa kata krama inggil

(orang yang lebih tinggi status sosial dan umurnya) dan krama andhap (orang

yang lebih rendah status sosial dan umurnya. Penggunaan krama diberlakukan

pada kata dasar (tembung lingga) dan imbuhan (panambang).

c. Pembagian Tingkat Tutur Bahasa Jawa

Bahasa Jawa merupakan bahasa yang mengenal adanya tingkat tutur atau

undha-usuk basa atau unggah-ungguh basa. Adanya tingkat tutur dalam bahasa

Jawa merupakan adat sopan santun berbahasa Jawa. Adat sopan santun ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

mencerminkan perilaku kebahasaan yang sebenarnya juga tercermin dari perilaku

masyarakat.

Menurut Harjawiyana dan Supriya (2001: 17-19) undha-usuk basa dapat di

golongkan menjadi dua yaitu undha-usuk basa di zaman kejawen dan undha-usuk

basa di zaman modern. Yang dimaksud dengan undha-usuk zaman kejawen

adalah zaman Keraton Surakarta dan Ngayogyakarta Hadiningrat, sekitar tahun

1900 Masehi. Undha-usuk di zaman modern ditandai setelah proklamasi

kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Bahasa bersifat dinamis. Artinya akan selalu berubah mengikuti

perkembangan zaman. Hal ini berlaku juga untuk bahasa Jawa. Pembagian undha-

usuk yang sangat banyak akhirnya mengerucut hanya menjadi dua yaitu ngoko

dan krama. Menurut Sudaryanto, 1989 dan Ekowardono, 1993 (dalam Sasangka,

2004: 16), Sudaryanto membagi tingkat tutur bahasa Jawa menjadi ngoko, ngoko

alus, krama dan krama alus, sedangkan Ekowardono mengelompokkan unggah-

ungguh bahasa Jawa menjadi dua, yaitu ngoko dan krama. Jika unggah-ungguh

ngoko ditambah kata krama inggil, unggah¬ungguh tersebut akan berubah

menjadi ngoko alus. Jika unggah-ungguh krama ditambah kata krama inggil,

unggah-ungguh tersebut akan berubah menjadi krama alus. Tanpa pemunculan

kata krama inggil, unggah-ungguh itu hanya berupa ngoko lugu dan krama lugu.

Perubahan undha-unsuk menjadi lebih sederhana sangat logis. Hal ini

seiring dengan perubahan sistem pemerintahan, dari zaman monarki, feodalisme

ke zaman demokrasi. Perubahan zaman tersebut berdampak pada perubahan

politik, ekonomi termasuk unggah-ungguh basa yang semakin sederhana. Zaman

demokrasi menginginkan kebebasan, sesuatu yang mudah dan sederhana,

termasuk dalam berbahasa.

Pembagian unggah-ungguh bahasa Jawa yang sekarang digunakan dalam

proses belajar mengajar di sekolah, mengacu pada pendapat Sudaryanto (1989)

dan Ekowardono (1993) yang pada dasamya memiliki kesamaan, yaitu: 1) ngoko

lugu, 2) ngoko alus, 3) krama lugu, dan 4) krama alus.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1) Ngoko Lugu

Ngoko Lugu adalah ragam pemakaian bahasa Jawa yang seluruh

kalimatnya dibentuk dengan kosakata ngoko (tennasuk kosakata netral). Afiksnya

(awalan, akhiran) juga tetap menggunakan afiks ngoko. Ragam ini digunakan oleh

peserta tutur yang mempunyai hubungan akrab dan tidak ada usaha untuk saling

menghormati.

Ragam ngoko lugu digunakan untuk: (1) Berkomunikasi dengan orang

yang kedudukan atau statusnya lebih rendah misalnya antara guru dengan murid,

orang tua dengan anak, dan antara orang yang sudah akrap. (2) Berkomunikasi

yang sifatnya mum, misalnya pengumuman, iklan, menawarkan barang, dan juga

dapat digunakan dalam penulisan surat kabar.

2) Ngoko Alus

Ngoko alus adalah ragam pemakaian bahasa Jawa yang dasarnya adalah

ragam ngoko, namun juga menggunakan kosakata krama inggil, dan atau krama

andhap. Ngoko alus digunakan oleh peserta tutur yang mempunyai hubungan

akrab, tetapi diantara mereka ada usaha untuk saling menghormati (Hardyanto dan

Utami, 2001:47). Afiks yang digunakan adalah afiks ngoko, kecuali awalan -kok,

dan akhiran -mu. Awalan dan akhiran -mu diganti dengan kata panjenengan.

Harjawiyana dan Supriya (2001:46-49) mengemukakan tentang konsep

pembentukan ragam ngoko alus sebagai berikut. (1) Leksikon ngoko untuk

menghonnati orang lain diganti menjadi leksikon krama inggil (apabila ada) kalau

tidak ada maka tetap menggunakan leksikon ngoko tersebut. (2) Leksikon ngoko

yang berhubungan dengan diri pribadi walaupun memiliki leksikon krama inggil,

tetap digunakan leksikon ngoko. (tidak boleh menggunakan krama inggil untuk

diri pribadi), (3) Leksikon ngoko yang berhubungan dengan hewan, tumbuh-

tunbuhan, walaupun memiliki kosakata krama inggil, maka tetap digunakan

ngoko. Misalnya : ''Perkutut Panjenengan njaluk ngombe 'Perkututmu minta

minum.' Kalimat tersebut sudah benar, jangan sampai justru diganti menjadi

"Perkutut panjenengan nyuwun unjukan." (4) Tidak digunakan leksikon krama,

hanya krama inggil atau ngoko saja, (5) Awalan, sisipan, akhiran tetap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

menggunakan ngoko kecuali awalan - kok, dan akhiran --mu. Awalan -kok dan

akhiran --mu diganti dengan kata panjenengan.

3) Krama Lugu

Krama adalah ragam pemakaian bahasa Jawa yang seluruh kalimatnya

dibentuk dengan kosakata krama, aliknya jugs menggunakan afiks krama. Krama

lugu digunakan oleh peserta tutur yang belum atau tidak akrap misalnya baru

kenal. Kaidah pembentukan krama lugu adalah sebagai berikut (1) Leksikon

ngoko yang memiliki padanan dalam leksikon krama, maka diubah menjadi

leksikon krama kecuali, yang tidak memiliki leksikon krama, maka tetap

menggunakan leksikon ngoko. (2) Leksikon ngoko yang berhubungan dengan diri

pribadi seandainya memiliki padanan dalam leksikon krama maka diubah menjadi

krama. (3) Afiks ngoko diubah menjadi krama, misalnya awalan di- diubah

menjadi dipun-, awalan kok- diubah menjadi sampeyan, ater-ater dak- diubah

menjadi kula. (4) Leksikon yang berhubungan dengan hewan, tumbuh-tumbuhan

yang memiliki leksikon krama maka diubah menjadi krama. (Harjawiyana dan

Supriya,2001: 46-49)

4) Krama Alus

Ragam krama alus adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang

semua kosakatanya terdiri atas leksikon krama dan dapat ditambah dengan

leksikon krama inggil atau krarna andhap. Meskipun begitu yang menjadi

leksikon inti adalah leksikon yang berbentuk krama. Leksikon madya dan ngoko

tidak pernah muncul di dalam tingkat tutur krama alus (Sasangka, 2004;111)

Harjawiyana dan Supriya (2001: 98-101) menjelaskan tentang kaidah

pembentukan ragam krama alus, sebagai berikut. (1) Leksikon ngoko yang

memiliki padanan krama inggil maka diubah menjadi krama inggil kecuali yang

berhubungan dengan diri pribadi tetap menggunakan krama. (2) Apabila leksikon

ngoko tidak memiliki padanan dalam leksikon krama inggil, tetapi hanya

memiliki padanan dalam leksikon krama, maka diubah menjadi krama saja. (3)

Apabila leksikon ngoko tidak memiliki padanan dalam leksikon krama inggil,

maupun krama, tetapi hanya memiliki padanan dalam leksikon ngoko maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

diubah menjadi ngoko. (4) Semua afiks diubah menjadi krama. Misalnya di-

menjadi dipun-, kok-menjadi panjenengan. Akhiran —e diubah menjadi —ipun, -

en menjadi panjenengan.

3. Hakikat Metode Pembelajaran Fishbowl

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan membelajarkan siswa dengan menggunakan

asas pendidikan maupun teori belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297)

pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional,

untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu Pertama, dalam

proses pembelajaran melibatkan mental siswa secara maksimal, bukan hanya

menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas

siswa dalam proses berpikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana

dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan

berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka

kontruksi sendiri (Sagala, 2007:63).

Sehubungan dengan ini, penggunaan pendekatan dan metode yang baik sangat

membantu. Penggunaan metode dalam pembelajaran harus dilakukan secara

selektif. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah kesesuaian antara metode

dengan: (1) bahan atau materi pelajaran; (2) tujuan yang ingin dicapai; (3)

keadaan dan kemampuan siswa; (4) kemampuan guru yang bersangkutan; (5)

tersedianya sumber dan sarananya; dan (6) waktu yang tersedia (Tarigan,

1987:68). Artinya jika guru menguasai materi pelajaran, diharuskan juga

menguasai metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan materi ajar yang mengacu

pada prinsip pedagogik, yaitu dengan memahami karakteristik peserta didik.

b. Metode Pembelajaran

Secara umum metode mempunyai arti pola kegiatan guru atau anak didik

dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Ruqojjah, 2000:13). Dalam belajar

mengajar, metode sangat dibutuhkan oleh guru dalam mencapai tujuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pembelajaran. Metode merupakan cara atau keinginan guru dalam membawa

siswa menuju target yang diinginkan secara tepat.

Menurut Kasihani (1998:34) metode merupakan satu latar belakang filosofis

mengenai pokok bahasan yang hendak diajarkan. Berdasarkan uraian tersebut

maka dalam metode maka dipikirkan bagaimana guru memahami dan bagaimana

menyampaikan materi agar dapat diterima siswa dengan mudah.

c. Metode Fishbowl

Metode Fishbowl merupakan bagian dari pembelajaran kolaboratif yang

sesuai untuk aspek berbicara. Barkley (2005:145) mengemukakan dalam metode

Fishbowl “an outer circle of students sits around a smaller, inner circle of

students”. Siswa dibentuk menjadi kelompok besar dan kelompok kecil.

Kelompok besar membentuk lingkaran luar yang melingkari kelompok kecil.

Barkley menambahkan “students in the inner circle engage in an in-depth

discussion, while students in the outer circle consider what is being said and how

it is being said”. Siswa dalam kelompok kecil mempresentasikan hasil kerjanya

dengan dikelilingi kelompok luar yang berfungsi sebagai pengamat. Kelompok

besar ini mengamati apa yang diucapkan temannya, dan bagaimana bahasa

tersebut diucapkan. Bentuk diskusi ini menyebabkan pembelajaran kolaboratif ini

disebut Inside Outside Circle (Barkley, 2005:145).

Fishbowl adalah strategi pembelajaran yang membantu praktek siswa

menjadi kontributor dan pendengar dalam diskusi (Yabarmase, 2014). Siswa

mengajukan pertanyaan, pendapat ini, dan berbagi informasi ketika mereka duduk

di dalam lingkaran, sedangkan siswa di luar lingkaran mendengarkan dengan

seksama ide-ide yang disajikan dan memperhatikan proses diskusi. Kemudian

peran dibalik. Strategi ini sangat berguna ketika guru ingin memastikan semua

siswa berpartisipasi dalam diskusi, dan ketika guru ingin membantu siswa

merefleksikan baaimana sebuah diskusi yang baik, dan ketika guru membutuhkan

strategi untuk mendiskusikan topik-topik kontroversial atau sulit. Dalam fishbowl,

guru memiliki peran untuk mengontrol, seperti ketika siswa berbicara lebih dari

satu menit, guru akan membatasi waktu atau menghentikan siswa itu dan

mengundang siswa berikutnya untuk berbicara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

d. Prosedur Metode Fishbowl

Pembelajaran kolaboratif menjadikan guru hanya sebagai kolaborator

dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk menemukan sendiri apa masalah apa

yang sedang mereka diskusikan. Pada tahap persiapan guru harus menentukan ia

ingin mengutamakan kelompok mana yang ingin dibimbing. Apabila ia ingin

membimbing kelompok kecil, ia dapat duduk bersama dengan lingkaran luar agar

dapat ikut mengamati presentasi dari kelompok kecil. Sebaliknya apabila guru

ingin mengamati kedua kelompok ini, ia dapat memisahkan diri dari kedua

lingkaran.

Langkah-langkah metode Fishbowl sebagai berikut (1) Perintahkan siswa

membentuk kelompok kecil beranggota 3-5 orang lalu membuat lingkaran dalam

kelas, kemudian siswa yang tersisa membentuk lingkaran besar mengelilingi

lingkaran kecil. (2) Beri siswa pengarahan, misalnya hanya lingkaran kecil yang

boleh berbicara, lingkaran luar berfungsi sebagai pengamat. Pengamat disuruh

membuat catatan-catatan berkaitan dengan jalannya diskusi, tentu saja nantinya

kelompok luar ini diberi kesempatan untuk berbicara menyampaikan

pendapatnya. (3) Beri siswa masalah yang akan didiskusikan. (4) Tugaskan siswa

untuk membuat kesimpulan bagaimana jalannya diskusi.

e. Kelebihan dan Kelemahan Metode Fishbowl

Kelebihan metode diskusi kelas model Fishbowl antara lain: (1)

Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, dan

terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah. (2) Cocok diterapkan untuk

aspek pembelajaran berbicara. Kelemahan metode diskusi kelas model Fishbowl :

(1) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang

panjang. (2) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. (3) Peserta mendapat

informasi yang terbatas. (4) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka

berbicara atau ingin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

4. Hakikat Kualitas Proses Pembelajaran

a. Pengertian Kualitas Proses Pembelajaran

Efektif tidaknya proses pembelajaran dalam pencapaian tujuan

pembelajaran yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni

faktor dari lingkungan dan faktor dari diri peserta didik. Faktor internal tersebut

seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial, ekonomi serta faktor fisik dan psikis. Selain itu terdapat faktor

utama, yaitu kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk cepat memahami

segala sesuatu.

Mendengar istilah kualitas, pemikiran tertuju pada suatu benda atau keadaan

yang baik. Kualitas lebih mengarah pada sesuatu yang baik (Glaser dalam Uno,

2011: 153). Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa (Uno Hamzah

dalam Uno, 2011: 153). Jadi, membicarakan kualitas pembelajaran artinya

mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini

berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Agar pelaksanaan

pembelajaran berjalan dengan baik dan hasilnya dapat diandalkan, maka

perbaikan pengajaran diarahkan pada pengelolaan proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem pendidikan

yang dapat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran dan mutu pendidikan.

Oleh karena itu, untuk memperoleh mutu pendidikan yang baik, diperlukan proses

pembelajaran yang berkualitas pula (Sukmadinata, 1999:7). Kualitas proses

belajar tergantung pada tiga unsur: (1) tingkat partisipasi dan jenis kegiatan

belajar yang dihayati oleh siswa, (2) peran guru dalam proses belajar mengajar

dan (3) suasana proses belajar. Makin intensif partisipasi siswa dalam kegiatan

belajar-mengajar makin tinggi kualitas proses belajar itu (Soedijarto, 1993:18).

Hidayatullah (2009: 160-166) mengungkapkan agar pembelajaran yang

berkualitas terwujud diperlukan suasana pembelajaran yang memadai. Suasana ini

menyebabkan baik guru maupun murid merasa nyaman untuk belajar. Untuk

mewujudkan suasana pembelajaran yang baik, terdapat tiga indikator yaitu: (a)

menyenangkan atau membahagiakan, (b) lingkungan kondusif dan (c) layanan dan

penampilan prima. Suasana pembelajaran hendaknya bukan hanya mentransfer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pengetahuan dari guru kepada peserta didik, tetapi melakukan pendidikan dalam

arti keseluruhan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas proses

pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh partisipasi

siswa, peran guru, serta suasana proses belajar dengan harapan luaran atau tujuan-

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai denga hasil yang lebih

baik.

a. Indikator Kualitas Proses Pembelajaran

(1) Kinerja Guru

Rusman (2013: 53) mengungkapkan kualitas kinerja guru dinyatakan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan

bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari empat

kompetensi utama, yaitu Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, dan

Profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Barlow dalam Uno (2011: 79-80) mengemukakan bahwa kemampuan guru

adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya secara

bertanggung jawab dan layak. Dengan demikian, kemampuan guru merupakan

kapasitas internal yang dimiliki guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Tugas

profesional guru bisa diukur dari seberapa jauh guru mendorong proses

pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Slameto (2010: 97) menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru

mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar

bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk

melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses

perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah

satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis

dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.

Secara lebih terperinci Slameto (2010: 97) mengungkapkan tiga tugas guru

yaitu: (1) mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian

tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang; (2) memberi fasilitas

pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai; (3) membantu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri.

Dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu

pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan

perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar

yang sedemikan rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif

dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan.

Cooper dalam Uno (2011: 80) mengemukakan empat kompetensi guru,

yakni: (a) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia; (b)

mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya; (c)

mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan

bidang studi yang dibinanya; (d) mempunyai keterampilan teknik mengajar.

Pendapat lain yang hampir sama dikemukakan oleh Grasser dalam Uno

(2011: 80) ada empat hal yang harus dikuasai guru, yakni: (a) menguasai bahan

pelajaran, (b) kemampuan mendiagnosis tingkah laku siswa, (c) kemampuan

melaksanakan proses pengajaran, dan (d) kemampuan mengukur hasil belajar

siswa.

Nana Sudjana dalam Uno (2011: 80) telah membagi kompetensi guru dalam

tiga bagian, yaitu sebagai berikut: (a) kompetensi bidang kognitif, artinya

kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengahuan mengenai

cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu,

pengetahuan tentang bimbingan, penyuluhan, pengethuan tentang administrasi

kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang

kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya; (b) kompetensi bidang sikap,

artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan

tugas profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, menintai dan

memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi

terhadap sesame teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk

meningkatkan hasil pekerjaannya; (c) kompetensi perilaku/performance, artinya

kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/berperilaku, seperti keterampilan

mengajar, membimbing menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul

atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

para siswa, keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar,

keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.

Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar

di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun

persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja

guru, Suwandi (2011: 160-161) menyebutkan indicator/aspek yang dinilai dalam

instrumen penilaian kinerja guru. Instrumen tersebut dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 2.2. Instrumen Penilaian Kinerja Guru

No Indikator / Aspek yang Dinilai Skor1 2 3 4

I PRAPEMBELAJARAN1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media.2 Memeriksa kesiapan siswa.II MEMBUKA PEMBELAJARAN1 Melakukan kegiatan apersepsi.2 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana

kegiatan.III KEGIATAN INTI PEMBELAJARANA Penguasaan materi pembelajaran1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.B Pendekatan/strategi pembelajaran1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

akan dicapai.2 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa.3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut.4 Menguasai kelas.5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif (nurturant effect).7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah

dialokasikan.8 Penggunaaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar

pembelajaran.9 Penggunaan model pembelajaran inovatif.C Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran1 Menunjukan keterampilan dalam penggunaan sumber

belajar/media pembelajaran.2 Menghasilkan pesan yang menarik.3 Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan sumber

belajar/media pembelajaran.D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan

siswa1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2 Merespons positif partisipasi siswa.3 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa.4 Menunjukan sikap terbuka terhadap respons siswa.5 Menunjukan hubungan antarpribadi yang kondusif.6 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar.E Penialain proses dan hasil belajar1 Memantau kemajuan belajar.2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi.

IV PENUTUP1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan

siswa.2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,

kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.SKOR TOTALSKOR AKHIR= (Skor Total:112) x 100

(2) Kinerja Siswa

Pembelajaran dilukiskan sebagai upaya seseorang yang bertujuan untuk

membantu orang belajar. Menurut Darsono dkk (2001: 25) menjelaskan

pengertian pembelajaran secara humanistik yaitu memberikan kebebasan kepada

siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelelajarinya sesuai dengan

minat dan kemampuannya. Dimyati dan Mudjiono (1999: 297) menambahkan

bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada

penyediaan sumber belajar. Jadi proses pembelajaran dikatakan berkualitas

apabila siswa aktif. Slavin (2009: 4) berpendapat bahwa model pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terlaksana dengan

baik apabila siswa dapat bekerja sama dengan anggota di dalam kelompoknya.

Slameto (2010: 44) mengungkapkan dalam proses belajar siswa melatih

bekerja sama dalam kelompok berdiskusi. Mereka bertanggung jawab bersama

dalam proses memecahkan masalah. Timbulnya pertanyaan, saran dan komentar

mendorong mereka untuk berpikir lebih lanjut, dan berusaha memperbaiki

kekurangannya. Mutu makna dan efektifitas belajar sebagian besar tergantung

pada kerangka sosial tempat belajar itu berlaku. Di sini berlaku prinsip pengajaran

sosialisai. Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya atas proses

belajar yang sedang berjalan di kelas itu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Seseorang akan lebih baik melakukan tugasnya bila ia melakukannya dalam

kelompok dengan orang-orang yang bersamaan tugasnya. Bekerja secara

kelompok semacam itu, menimbulkan kecenderungan mencapai kecepatan

bekerja yang lebih besar, menimbulkan kesungguhan bekerja, dan menghasilkan

ketelitian bekerja. Guru tidak perlu memberi dorongan yang dibutuhkan siswa,

cukup hanya memberikan masalahnya, kemudian membiarkan segala sesuatunya

berjalan untuk mendapatkan pemecahan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator kualitas

pembelajaran siswa meliputi: minat, keaktifan, kerja sama, dan tanggung jawab.

Berkenaan dengan hal tersebut, untuk memudahkan dalam penilaian kinerja siswa

masing-masing aspek kualitas pembelajaran di atas perlu di jabarkan dalam

indikator penilaian. Penjabaran masing-masing aspek kualitas pembelajaran siswa

dapat di lihat pada tabel berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 2.4. Instrumen Penilaian Kinerja Siswa

Aspek Keterangan SkorMinat Siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan

menjelaskan materi pelajaran, tidak melamun, tidak mengantuk, tidak melihatke luar ruangan, dan mencatat semua materi dan penjelasan yang diberikanguru.

5

Siswa memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelaskanmateri pelajaran, tidak melamun, tidak mengantuk, tidak melihat ke luarruangan, dan kadang-kadang terlihat mencatat semua materi dan penjelasanyang diberikan guru.

4

Siswa sudah tidak terlihat melamun, mengantuk, melihat ke luar ruangan,namun masih beberapa kali berbincang-bincang dengan temannya tidak begitumemperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelasan materipelajaran.

3

Siswa beberapa kali masih terlihat melamun, mengantuk, melihat ke luarruangan, masih sibuk dengan aktivitas nasing-masing dan tidakmemperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelasan materipelajaran.

2

Siswa sering melamun, mengantuk, melihat ke luar ruangan, sibuk denganaktivitas nasing-masing dan tidak memperhatikan ketika guru melakukanapersepsi dan menjelasan materi pelajaran.

1

Keaktifan Siswa sangat antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, sangatberani menyatakan pendapat, sangat aktif dalam berdiskusi dan sangat beranimenanyakan tentang materi yang belum dipahami.

5

Siswa mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, berani menyatakanpendapat, aktif dalam diskusi tapi masih sedikit menanyakan tentang materiyang belum dipahami.

4

Siswa mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, berani menyatakanpendapatnya tapi belum berani menanyakan tentang materi yang belumdipahami.

3

Siswa sudah mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, tetapimasih belum berani bertanya tentang materi yang belum dipahami.

2

Siswa tidak mau menjawab pertanyaan guru, dan tidak berani bertanya tentangmateri yang belum dipahami.

1

Kerjasama

Siswa sangat serius bekerjasama dengan siswa kelompok, sangat aktifberdiskusi, dan sangat berani menyampaikan pendapatnya.

5

Siswa serius bekerjasama dengan siswa kelompok, aktif berdiskusi, dan beraniberpendapat.

4

Siswa siswa cukup serius bekerjasama dengan siswa kelompok, cukup aktifberdiskusi, dan kurang berani berpendapat.

3

Siswa kurang serius bekerjasama dengan siswa kelompok, kurang aktifberdiskusi, dan tidak berani berpendapat.

2

Siswa sangat kurang serius bekerjasama dengan siswa kelompok, tidak beraniaktif berdiskusi, dan tidak pernah berpendapat.

1

TanggungJawab

Siswa sangat serius dan sangat bertanggung jawab dalam melaksanakanpembelajaran, sangat aktif serta mengerjakan tugas kelompok dan individu.

5

Siswa serius dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran, aktif,serta mengerjakan tugas kelompok dan individu.

4

Cukup serius dalam mengikuti pembelajaran, cukup bertanggung jawabterhadap apa yang dilakukan, serta mengerjakan tugas kelompok dan individu.

3

Kurang bertanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran, malas terhadap apayang dilakukan, serta kadang-kadang mengerjakan tugas kelompok danindividu.

2

Siswa tidak punya tanggung jawab sama sekali dalam pembelajaran, suka buatgaduh, dan tidak serius serta tidak mengerjakan tugas kelompok dan individu.

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

C. Kerangka Berpikir

Seseorang melakukan kegiatan berbicara secara umum adalah untuk

melakukan komunikasi. Komunikasi yang baik tentunya komunikasi yang terarah

sesuai dengan maksud dan tujuannya, serta dapat dipahami oleh lawan tutur.

Karena itu, seseorang tidak hanya bisa berbicara tetapi diharapkan untuk terampil

berbicara. Pengajaran keterampilan berbicara harus mampu memberikan

kesempatan kepada setiap individu mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Keterampilan berbicara krama di SMPN 3 Mejayan Madiun masih

rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai ulangan bahasa Jawa khususnya kompetensi

berbicara. Siswa yang mencapai batas kelulusan pada KD berbicara ini masih

berkisar 40% dari jumlah siswa keseluruhan, terutama pada kelas VII G.

Penyebab rendahnya kemampuan berbicara siswa diindikasikaan karena

beberapa faktor, antara lain: 1) Motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran

bahasa Jawa masih kurang karena dianggap belajar bahasa Jawa kurang penting

dan ketinggalan zaman; 2) Guru kurang tepat dalam menerapkan pendekatan

pembelajaran, oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik

diharapkan hasil dalam penelitian ini dapat diterapkan, yaitu dengan metode

Fishbowl.

Metode Fishbowl adalah metode diskusi yang menekankan pada prinsip

belajar berpusat pada pengalaman siswa. Metode ini bertujuan supaya seluruh

anggota kelompok diskusi mendpatkan kesemptan untuk memberikan kontribusi

dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. Metode ini memiliki

struktur pengajaran yang sangat sesuai digunakan untuk mengajarkan

keterampilan sosial, karena menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau

siswa diam sama sekali. Semua siswa mendapat kesempatan yang adil dan sama

dalam menyumbangkan pemikirannya. Metode ini sangat cocok untuk pelajaran

bahasa Jawa pada keterampilan berbicara krama, karena pembelajaran berbicara

Jawa dari hari ke hari semakin menunjukkan kemerosotan minat generasi muda,

jadi perlu didukung dengan metode yang efektif dan menarik. Setelah diterapkan

pendekatan pembelajaran tersebut, kualitas proses dan hasil belajar siswa

meningkat yang pada akhirnya sasaran utama meningkatnya hasil pembelajaran

kemampuan berbicara krama siswa akan ikut meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Bertolak pada uraian di atas dapat disusun kerangka berpikir sebagai

berikut.

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Kondisi akhir, keterampilan berbicara krama inggilmeningkat

Penerapan metode Fishbowl

Kualitas proses berbicara kramasiswa meningkat

Keterampilan berbicara krama siswameningkat

Kondisi awal pembelajaran berbicara krama inggil di SMPN3 Mejayan

Kualitas proses belajarBahasa Jawa rendah

Guru belum dapatmenerapkan metode

pembelajaran yang tepat

Kemampuan berbicarakrama rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

D. Hipotesis Tindakan

Metode Fishbowl akan membantu mengembangkan kemampuan berbicara

krama alus siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran berbicara

krama alus pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan Madiun. Dengan demikian

dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.

1. Penerapan metode Fishbowl dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran berbicara krama pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan

Kabupaten Madiun.

2. Penerapan metode Fishbowl dapat meningkatkan keterampilan berbicara

krama pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan Kabupaten Madiun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII G SMPN 3 Mejayan . Secara

keseluruhan penelitian ini berlangsung selama enam bulan, yaitu bulan Januari

dan berakhir pada bulan Juni 2014. Jadwal selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No.

JenisKegiatan

Tahun, Bulan, Minggu ke-

Jan.2014 Feb.2014 Mar.2014 Apr.2014 Feb. 20151 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.PenyusunanProposal X X X X

2.

Seminar &RevisiProposal X X

3.PermohonanIzin X

4.PenyusunanInstrumen X X

5. Siklus I X X

6. Siklus II X X

7. Siklus III X X

8. AnalisisData X X

9.

PenyelesaianNaskahAkhir Tesis X X

10.

Ujian Tesis& Revisi X X

40

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian merupakan penelitian kualitatif berupa penelitian tindakan.

Sutopo (1990: 19) menjelaskan bahwa tindakan partisipasif adalah kegiatan yang

dilakukan sebagai tindakan penelitian yang secara langsung bersumber dari

subyek yang diteliti, artinya kekhususan kondisi dengan karakteristik dan semua

kebutuhan, keinginan subyek yang diteliti menjadi kegiatan ini. Arikunto (2006:

16) menyatakan terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model

dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini menitik-beratkan pada siswa kelas VII G SMPN 3

Mejayan tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 16 laki-

SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Perencanaan

SIKLUS IIRefleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

PelaksanaanSIKLUS IIIRefleksi

Pengamatan

Refleksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

laki dan 12 perempuan, dan guru Mata Pelajaran (Mapel) Bahasa Jawa di SMP

tersebut (Vivin Novalina Herawati, S.Pd.). Adapun objek penelitian ini adalah

pembelajaran berbicara berbahasa Jawa ragam krama yang dalam Kurikulum

KTSP kelas VII semester gasal disebut Kompetensi Dasar (KD) Menyampaikan

pesan secara lisan dengan menggunakan berbagai ragam bahasa Jawa secara

baik dan benar. Kelas VII G dipilih sebagai objek penelitian karena berdasarkan

pengamatan peneliti, kemampuan berbahasa Jawa ragam krama peserta didik di

kelas tersebut masih kurang, dibuktikan dari nilai yang masih di bawah KKM.

Kedudukan peneliti adalah pengamat pembelajaran, pengatur pelaksanaan refleksi

melalui pendekatan kolaboratif model Fishbowl. Hasil investigasi digunakan

untuk menentukan langkah-langkah penelitian pada siklus-siklus berikutnya.

D. Data dan Sumber Data

Data yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini

adalah data kualitatif yang berupa peristiwa dan informasi tentang keterampilan

berbicara bahasa Jawa krama siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan sebelum

ditetapkan pendekatan kolaboratif model Fishbowl maupun setelah diterapkan

pendekatan tersebut.

Adapun sumber data berupa: (1) peristiwa pembelajaran yaitu

pembelajaran selama di dalam kelas khususnya pembelajaran berbicara melalui

kolaboratif model Fishbowl, (2) informan yaitu data yang bersumber dari guru

lain yang membantu pelaksanaan penelitian untuk mengamati kegiatan guru

maupun kegiatan siswa selama proses pembelajaran, dan (3) dokumen berupa

kurikulum KTSP, silabus, RPP yang dibuat oleh guru, dan hasil kerja siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: (1)

wawancara, (2) pengamatan, (3) dokumen, dan (4) pemberian tugas/ tes.

1. Wawancara

Wawancara dilaksanakan guru dan peneliti sebelum dilaksanakan

siklus I, siklus II, dan siklus III. Wawancara dilakukan untuk mengkaji

permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran. Sebelum dilaksanakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

siklus I peneliti dan guru membahas mengenai masalah-masalah yang

dihadapi berdasarkan hasil pratindakan. Hasil refleksi sikluls I dibahas

oleh guru dan peneliti untuk mempersiapkan pelaksanaan siklus II. Hasil

refleksi siklus II dibahas oleh guru dan peneliti untuk mencari solusi yang

akan diterapkan pada siklus III.

Dalam wawancara antara guru dan peneliti untuk membahasa

kelemahan dan kelebihan serta sarana penunjang yang berkaitan dengan

pembelajaran yang dilakukan guru, serta mengembangkan hasil dari

pengamatan dalam proses belajar mengajar. Wawancara juga dilakukan

setelah tindakan untuk mengetahui tanggapan dari seoranng guru terhadap

pembelajaran yang dilaksanakan, serta tindak lanjut dari seorang guru

dalam menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran berikutnya.

2. Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti di kelas

yang sedang dilaksanakan pembelajaran. Pengamatan terhadap guru

dipusatkan pada aktivitas guru dalam pembelajaran dengan pendekatan

kolaboratif model Fishbowl. Pengamatan terhadap aktivitas siswa

diarahkan pada tingkat peran serta siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3. Dokumen

Kajian dokumen dilakukan terhadap rencan pembelajaran yang

telah disusun oleh guru, antara lain mengacu pada penilaian sertifikasi

guru (penilaian rencana dan pelaksanaan pembelajaran), yang mencakup:

1) pra pembelajaran, 2) kegiatan inti pembelajaran meliputi penguasaan

materi pembelajaran, pendekatan dan strategi pembelajaran, 3)

memanfaatkan sumber belajar atau media pembelajaran, 4) penilaian

proses dan hasil belajar, dan 5) menggunakan bahasa.

4. Pemberian tugas/ tes

Tes dilakukan untuk mengukur nilai yang dicapai siswa sebelum

pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan dalam

pembelajaran. Tes diberikan awal untuk mengetahui peningkatan nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

yang diperoleh siswa. Guna menghindari subjektivitas penilai, maka dari

penilaian ini dilakukan oleh guru dan peneliti sendiri.

F. Validasi Data

Teknik yang digunakan untuk uji validitas data dalam penelitian ini adalah

triangulasi dan review informasi kunci. Triangulasi adalah teknik uji validitas data

dengan memanfaatkan sarana luar data itu untuk keperluan pengecekan terhadap

data. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi

metode. Penerapan triangulasi ini misalnya untuk mengetahui kesulitan-kesulitan

yang dihadapai siswa dalam berbicara bahasa Jawa krama, siswa melaksanakan

tes kemampuan berbicara bahasa Jawa krama, dan mengadakan pengamatan saat

pembelajaran berlangsung. Peneliti mewawancarai guru mengenai proses

pembelajaran sehari-hari dan pandangan mereka terhadap pendekatan

pembelajaran.

Review informan kunci adalah mengonfirmasi data kepada informan

pokok sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data

tersebut. Hal ini dilakukan melalui diskusi antara peneliti dan guru setelah

kegiatan atau kajian dokumen. Peneliti dan guru sama-sama mengevaluasi

kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan demikian, apabila ada

kekurangan dapat dirumuskan perbaikan pada pertemuan berikutnya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis

kritis dan deskriptif komparatif (Suwandi, 2011:65). Teknik deskriptif komparatif

merupakan teknik untuk membandingkan hasil antar-siklus. Teknik analisis kritis

mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa

dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang

diturunkan dari kajian teoretis maupun ketentuan yang ada (Suwandi, 2011: 66).

Analisis kritis yaitu dengan cara membandingkan hasil yang didapat dari

pelaksanaan setiap siklus. Hasil tindakan pada setiap siklus dibandingkan dengan

hasil tes awal untuk mengetahui presentase peningkatan keterampilan berbicara

bahasa Jawa krama. Teknik analisis kritis tersebut mencakup kegiatan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja dalam proses pembelajaran

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dari hasil analisis tersebut kemudian

dibahas yang hasilnya dijadikan sebagai dasar penyusunan perencanaan tindakan

tahap berikutnya sesuai dengan siklus-siklus yang sudah direncanakan. Sedangkan

analisis deskriptif komparatif yaitu memadukan dan membandingkan hasil siklus

pertama dengan siklus berikutnya yang kemudian dijadikan dasar untuk

menyusun perencanaan pembelajaran pada siklus berikutnya sampai tingkat

keberhasilan benar-benar tercapai.

Guna mengadakan analisis data secara keseluruhan, maka dipergunakan

langkah-langkah sebagai berikut.

1. Reduksi data

Reduksi data adalah pencatatan data-data diuraikan terperinci, dirangkum,

dipilih, dan difokuskan hal-hal yang perlu sesuai dengan rumusan masalah

penelitian yang telah ditetapkan.

2. Sajian data

Setelah dilaksanakan reduksi data, selanjutnya dilakukan penayangan data

yaitu suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan penataan

data. Penayangan data dilakukan dengan membuat tabulasi data sebelum

dan sesudah dilakukan tindakan.

3. Verifikasi data

Dengan membandingkan data sebelum dan sesudah dilakukannya

tindakan, maka akan diperoleh laporan perkembangan tentang kemampuan

keterampilan berbicara bahasa Jawa krama masing-masing anak.

H. Indikator Kinerja

Indikator yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah kualitas

pembelajaran menggunakan pendekatan kolaboratif model Fishbowl serta

keterampilan berbicara bahasa Jawa krama kelas VII G SMPN 3 Mejayan. Guna

mengetahui peningkatan tersebut digunakan indikator sebagai berikut.

1. Minimal 80% siswa memperoleh nilai 75 atau lebih sebagai batas tuntas

dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara berbicara melalui

metode fishbowl.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Minimal 80% siswa memperoleh nilai 75 atau lebih sebagai batas tuntas,

sebab kriteria kelulusan minimal (KMM) untuk mata pelajajaran bahasa

Jawa di SMP Negeri 3 Mejayan adalah 75.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus. Setiap

siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin dicapai. Dengan berpegang

pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan

prosedur yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi

(observation), dan refleksi (reflection) dalam setiap siklus.

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa dan bagimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian

tindakan yang ideal adalah dilakukan secara berpasangan antara pihak

yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya

tindakan. Sebelum penelitian ini dilaksanakan terlebih dahulu harus

dipersiapkan dengan baik hal-hal yang berkaitan dengan topik penelitian

yang mencakup metode yang digunakan, variabel penelitian, alat

pengumpul data, dan teknik yang digunakan.

2. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksaan tindakan merupakan proses pelaksanaan penelitian

tindakan kelas dengan menerapkan pendekatan kolaboratif model

Fishbowl untuk mengatasi kesulitan belajar siswa khususnya dalam

menguasai keterampilan berbicara bahasa Jawa krama. Pada tahap ini guru

lain sebagai kolaborator penelitian.

Dengan kegiatan pembelajaran, kesulitan belajar yang tampak

adalah kesulitan siswa mempresentasikan hasil diskusi melalui metode

Fishbowl baik kebahasaan dan nonkebahasaan. Maka perlu dilakukan

langkah-langkah:

a. Melakukan kegiatan pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

b. Melakukan organisasi kelas dengan baik, misalnya memperbaiki

hubungan antara siswa dengan siswa lain dan siswa dengan

lingkungan kelas.

c. Mengidentifikasi penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa.

Dalam hal ini adalah keterampilan siswa berbicara dalam bahasa Jawa

krama yang masih rendah.

3. Observasi (Observation)

Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memantau sejauh

mana efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu tindakan terus

dimonitor secara reflektif. Data-data yang perlu dikumpulkan adalah data-

data kualitatif maupun kuantitatif tentang kemajuan belajar siswa.

Monitoring dilakuakn untuk mencari dampak tindakan terhadap proses dan

dampak terhadap hasil. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan secara

teliti untuk mengetahui perubahas yang terjadi setelah diterapkannya

pendekatan kolaboratif model Fishbowl.

Adapun yang menjadi objek monitoring ada dua yaitu dampak

tindakan terhadap proses dan dampak tindakan terhadap hasil. Dengan

demikian perlu dilakukan tindakan secara teliti untuk mengetahui

perubahan apa saja yang telah terjadi dan seberapa jauh hasil belajar dalam

proses instruksional.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah evaluasi dengan melakukan perenungan kelemahan

dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Kekurangan

atau kelemahan pada siklus I menjadi bahan dasar perencanaan pada siklus

berikutnya.

Refleksi kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang

terjadi pada guru, siswa, dan kelas. Guru sebagai peneliti menjawab

pertanyaan mengapa, bagaimana, dan sejauh mana intervensi telah

menghasilkan perubahan secara signifikan. Dengan demikian sebagai

peneliti, guru harus mencatat perubahan-perubahan yang terjadi dalam

kelas setiap proses pembelajaran. Catatan tersebut berisi perubahan yang

berkembang di kelas. Perubahan yang terjadi pada siswa disajikan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

bentuk hasil belajar, catatan-atatan tentang hasil prestasi belajar dan

perubahan sikap percaya diri, responsive dan ingin tahu. Adapun

perubahan yang terjadi pada guru sebagai peneliti, yaitu peningkatan

pengetahuan tentang pengelolaan kelas, kepercayaan diri, dan peningkatan

keterampilan mengajar. Perubahan pada suasana kelas, seperti perubahan

suasana kelas yang mendorong pembelajaran dan suasana kelas yang lebih

akrab.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan peningkatan

kualitas proses pembelajaran dan peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa

krama dengan menggunkan metode fishbowl siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Mejayan

Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari deskripsi hasil penelitian dan pembahasan.

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Kondisi Pratindakan

Sebelum dilaksanakan tindakan, aktivitas pada kondisi awal diamati pada

pembelajaran. Pengamatan dilakukan pada kinerja siswa yaitu aspek diskusi, kerja

sama, dan keaktifan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama. Kurangnya

motivasi dari guru menyebabkan siswa tampak pasif dalam kegiatan belajar mengajar.

Hanya terlihat beberapa siswa yang mengerjakan, sedangkan yang lain menunggu

jawaban dari teman yang lain. Beberapa siswa bahkan sama sekali tidak menngerjakan

tugas dengan alasan tidak membawa buku atau tidak bisa. Mereka lebih memilih

bercakap-cakap dengan temannya, bermain-main sendiri atau dengan teman daripada

mengerjakan tugas. Siswa kurang memperhatikan tugas dari guru pada saat

pembelajaran, dan masih takut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.

Kelihatan sekali siswa yang pada dasarnya rajin, dan siswa yang malas.

Gambar 4.1 Siswa tidak memperhatikan dan berbicara dengan temannya

49

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Apabila dilihat dari sudut pandang guru, memang sebelum dilaksanakan

penelitian tindakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar masih monoton.

Penggunaan metode ceramah dan pemberian tugas masih dominan, sehingga siswa pasif

dalam pembelajaran. Guru tidak menyiapkan media yang menarik dan bervariasi. Guru

kurang sigap dalam merespon pertanyaan siswa. Guru kurang aktif mengelola kelas.

Siswa ramai sendiri, kegiatan pembelajaran pun menjadi tidak kondusif. Berdasarkan

keterangan tersebut dapt disimpulkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran masih

kurang.

Pada Rabu, 16 April 2014 pukul 10.00 WIB dilakukan wawancara dengan guru

pengajar bahasa Jawa (Vivin Novalina Herwati, S.Pd.) di SMPN 3 Mejayan.

Wawancara dilakukan di ruang tamu sekolah, pada jam istirahat. Pertanyaan yang

disampaikan kepada guru pengajar berkaitan dengan kondisi pembelajaran Mapel

Bahasa Jawa di SMPN 3 Mejayan, potensi, hambatan atau kesulitan yang ada. Dalam

wawancara guru berkenan menyampaikan secara terbuka atas kondisi dan problem yang

terjadi di sekolahnya selama ini.

Dari hasil wawancara dan observasi terhadap guru pengajar akhirnya dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut (1) kesiapan guru secara materi dalam mengajar

Mapel BJ, khususnya kemampuan berbicara ragam krama dan unggah-ungguh basa

masih kurang. Guru hanya mengandalkan RPP yang didapatnya dari MGMP, (2)

metode mengajar guru cenderung klasikal (ceramah) sehingga kurang menarik perhatian

siswa, (3) bahan ajar dan sumber belajar yang digunakan guru masih relatif terbatas

(guru hanya mengandalkan modul/lembar kerja siswa), (4) sekolah belum menyediakan

media pembelajaran seperti LCD di tiap kelas. Sekolah sebenarnya menyediakan LCD,

namun guru harus mengambil sendiri di ruang guru, sedangkan jumlahnya terbatas, dan

(5) belum ada strategi mengajar dari guru dalam mensiasati terbatasnya alokasi waktu

pelajaran.

Setelah selesai wawancara dengan guru pengajar, peneliti minta izin untuk

wawancara dengan perwakilan siswa. Akhirnya peneliti diijinkan bertemu dan

wawancara dengan dua siswa yang mewakili siswa kelas VII G, dengan kriteria siswa

yang memiliki nilai BJ tinggi dan kurang. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran

BJ jam ke-1 selesai waktunya mulai pukul 08.30. Kepada ketiga siswa diberikan

pertanyaan secara bergantian (giliran) sesuai dengan lembar pertanyaan yang sudah

disiapkan peneliti. Dari hasil wawancara akhirnya dapat disimpulkan (1) secara materi

pembelajaran unggah-ungguh basa dianggap sulit dan rumit karena siswa kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

menghafal dan membedakan kosa kata ngoko-krama (ngoko, netral, krama andhap, dan

krama inggil), (2) metode mengajar guru kurang menarik, siswa cenderung banyak

mendengarkan ceramah dari guru, dan jarang ada kesempatan tanya-jawab, (3) sumber

belajar siswa masih terbatas (cuma LKS), (4) kesempatan berlatih berbicara ragam

krama secara langsung di kelas kurang, dan (5) kebiasaan di kelas, di luar kelas, dan

asrama (tempat tinggal) peserta didik cenderung berkumunikasi dengan ragam ngoko

dan Indonesia.

Kualitas pembelajaran berbicara ragam krama pada pratindakan diketahui pula

melalui catatan lapangan hasil pengamatan dan penilaian kinerja guru dengan

menggunakan instrumen rubrik penilaian kinerja guru. Pada proses kegiatan belajar

mengajar prasiklus banyak ditemui kekurangan. Penggunaan metode ceramah dan

penugasan siswa untuk mengerjakan LKS menunjukkan guru masih menggunakan

metode konvnsional. Proses pembelajaran masih berpusat kepada guru (teacher

centered). Guru tidak membentuk siswa dalam kelompok. Siswa mengerjakan tugas

yang diberikan guru secara individu pada LKS-nya masing-masing. Hal ini memicu

siswa untuk bersikap seenaknya sendiri, bercanda, ramai, dan kurang berkonsentrasi

pada proses pembelajaran. Setelah waktu yang diberikan habis siswa yang ditunjuk pun

kurang maksimal bahkn da yang tidak menyimak. Ini menyebabkan skor akhir guru

hanya mendapat 40,6 dan masuk kategori amat kurang.

Berdasarkan analisis terhadap pekerjaan siswa yang dilakukan pada Rabu, 16

April 2014 diketahui bahwa dari 28 siswa yang sudah mampu berbicara ragam krama

secara baik atau memperoleh nilai 75 ke atas berjumlah 9 siswa (32,14 %), sedangkan

19 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah 75 (67,85 %). Sementara untuk

kompetensi berbicara ragam krama guru memberikan standar nilai batas minimal adalah

75 (KKM). Berdasarkan paparan di atas, diketahui hanya 12 siswa yang sudah tuntas

kompetensi atau memenuhi KKM. Penjelasan tersebut mempertegas adanya

permasalahan dalam pembelajaran KD Berbicara Sesuai dengan Tingkat Kesantunan

(Unggah-ungguh BJ), baik itu secara proses maupun hasil.

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan hasil pada peningkatan kemampuan

berbicara ragam krama secara baik dan benar, entah itu dalam situasi formal atau

informal. Dalam situasi formal penggunaan berbicara ragam krama dilakukan dalam

suasana belajar di kelas, baik saat bertanya, menjawab, atau berkomentar dalam suasana

pembelajaran. Sedangkan situasi informal digunakan saat siswa berkomunikasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

guru pengajar atau guru-guru lain di lingkungan sekolah, berkomunikasi dengan

keluarga saat di rumah, maupun dengan lingkungan sekitar.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah menitikberatkan kemampuan

berbicara ragam krama pada semua peserta didik di kelas VII G SMPN 3 Mejayan.

Indikator keberhasilan pada siklus I ditarget naik 50 % dengan kriteria siswa mampu

mengenali sebagian kosa kata krama, membedakan kosa kata ngoko-krama, dan

memahami letak kesalahannya saat berbicara krama. Pada siklus II dengan indikator

peningkatan 80 %, diharapkan siswa mulai lancar mengikuti pola pembelajaran dengan

metode fishbowl yang dilakukan oleh guru pengajar. Dengan begitu siswa sudah lebih

menguasai kosa kata krama, ungguh-ungguh basa dan kaidah penggunaannya, serta

berani atau terbiasa berbicara krama dengan baik dalam suasana diskusi.

2. Deskripsi Siklus I

Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan

metode fishbowl melalui 4 tahap, yaitu: (a) tahap perencanaan (planning), (b) tahap

pelaksanaan (acting), (c) tahap observasi (observing), dan (d) tahap refleksi (reflecting).

Hasil siklus meliputi hasil tes dan nontes. Hasil tes adalah tes ketrampilan berbicara

bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl, sedangkan hasil nontes meliputi

wawancara dan observasi.

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Peneliti dan guru mengadakan serangkaian kegiatan sebelum tindakan

dilaksanakan. Rangkaian kegiatan adalah mengidentifikasi masalah, menganalisis

masalah dengan mengacu pada teori-teori yang relevan, dan merumuskan masalah. Hal

dilakukan agar model pembelajaran yang dipilih tepat sasaran. Setelah itu guru

menyusun semua perangkat pembelajaran berdasarkan model yang akan dirancang.

Perangkat yang disiapkan adalah (1) Silabus, (2) RPP, (3) Pedoman Penilaian, (4)

Lembar Kerja Siswa (LKS), (5) Media, (6) Pedoman Wawancara, (7) Lembar

Observasi.

Pada hari Sabtu tanggal 19 April 2014, peneliti dan guru mengadakan

pertemuan yang intinya membahas tindak lanjut yang isinya akan dilaksanakannya

penelitian tindakan kelas di kelas VII G SMP Negeri 3 Mejayan pada keterampilan

berbicara Jawa krama. Pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 08.00 bertempat di

ruang guru. Setelah pada hari Rabu mengadakan observasi prasiklus, peneliti dan guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

telah merencanakan pertemuan ini. Pada hari Sabtu tidak ada jam mengajar jadi peneliti

dan guru bisa lebih leluasa dalam menggunakan waktu. Hal pertama yang dibicarakan

adalah rencana penelitian tindakan kelas atau PTK yang akan dilaksanakan. Setelah

peneliti dan guru berdiskusi tentang apa itu PTK, bagaimana PTK dilaksanakan,

manfaat PTK dan bagaimana langkah-langkah dalam PTK, serta hal lain yang berkaitan

dengan PTK, terutama PTK kolaborator antara peneliti dan guru yang akan

dilaksanakan. Guru dan peneliti sepakat bahwa PTK sangat penting untuk perbaikan

pembelajaran. Selain itu, PTK bagi guru sudah bukan hal yang asing lagi sehingga

diskusi dapat mengalir dengan baik dan segera mendapatkan titik temu.

Diskusi kemudian dilanjutkan untuk membahas PTK dan bagaimana

pelaksanaan PTK yang dilaksanakan secara kolaborator. Proses pembelajaran menjadi

bahan perbincangan yang menarik antara guru dan peneliti. Peneliti menawarkan untuk

mengubah pola pembelajaran berbicara Jawa krama dengan menerapkan metode atau

model pembelajaran yang dapat menambah intensitas dan kualitas proses pembelajaran,

sehingga ada peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama pada siswa.

Peneliti menawarkan metode fishbowl dalam pembelajaran bahasa Jawa krama.

Peneliti menawarkan metode fishbowl dalam pembelajaran berbicara bahasa

Jawa krama. Setelah peneliti dan guru ada kata sepakat tentang pcnggunaan metode

tersebut dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama, kemudian

dilanjutkan dengan memberikan bekal tentang bagaimana langkah-langkah (sintak)

metode fishbowl dalam pernbelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama.

Setelah semua jelas dibicarakan terutama tentang bagaimana langkah- langkah

PTK pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode

fishbowl. Kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru menyusun perangkat mulai dari

silabus dan RPP pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama

menggunakan metode fishbowl. Perencanaan pembelajaran tertuang dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran, yang meliputi: 1) menentukan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan dalam kurikulum KTSP SMP N 3 Mejayan, 2) menyusun indikator-

indikator, 3) menyusun tujuan pembelajaran, 4) menentukan materi pembelajaran, 5)

menentukan langkah-langkah pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan

metode fishbowl, 6) menentukan buku sumber materi, 7) menentukan media, 8)

merancang penilaian. Materi dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang ada pada

silabus, yaitu: Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan dalam

bentuk menyampaikan pesan dan himbauan secara langsung. Kompetensi Dasar:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Menyampaikan pesan/informasi sacara lisan dengan menggunakan berbagai ragam

Bahasa Jawa secara baik dan benar. Peneliti dan guru berdiskusi tenting perangkat yang

telah dibuat, dan melakukan pembenahan terhadap hal-hal yang masih kurang.

Perencanaan tindakan siklus I yang telah disusun bersama-sama, dilaksanakan

dalam beberapa tahapan. Pada pertemuan pertama, tahap pertama kegiatan awal kurang

lebih sepuluh menit. Selanjutnya adalah tahap penyampaian materi berbicara bahasa

Jawa krama kira-kira sepuluh menit. Tahap ketiga siswa ditunjuk untuk memeragakan

siswa ketika berbicara kepada orang tua dan evaluasi sekitar lima belas menit. Tahap

keempat adalah empat siswa yang telah ditunjuk membentuk lingkaran kecil sedangkan

sisa siswa yang lain membentuk lingkaran besar mengelilingi empat siswa tersebut.

Siswa dalam lingkaran kecil berdiskusi menggunakan bahasa Jawa krama, sedangkan

siswa di lingkaran luar mengamati. Guru dengan acak memerintahkan siswa di

lingkaran luar menggantikan siswa di lingkaran kecil. Tahap ini membutuhkan waktu

kurang lebih empat puluh menit. Tahap terakhir adalah refleksi.

Memasuki pertemuan kedua, pada tahap awal apersepsi sekitar sepuluh menit,

dilanjutkan tahap kedua yaitu diskusi dengan membentuk lingkaran kecil dan lingkaran

besar (fishbowl) kurang lebih enam puluh menit. Bedanya pada pertemuan kedua ini

satu kelas dibagi menjadi dua fishbowl. Tahap terakhir adalah refleksi. Tiap pertemuan

ditentukan siswa yang aktif untuk diberikan penghargaan.

Setelah pembicaraan dengan guru selesai dan dirasa cukup, serta segala sesuatu

telah dipersiapkan untuk dilaksanakan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa

Jawa krama menggunakan metode fishbowl pada minggu depan, peneliti kemudian

berpamitan dengan guru. Peneliti melanjutkan tugas sendiri yaitu menyusun instrumen

penelitian. Mulai dari instrumen penilaian kualitas proses pembelajaran yang digunakan

untuk menilai kinerja siswa dan kinerja guru, serta instrumen penilaian keterampilan

berbicara bahasa Jawa krama untuk mengetahui seberapa besar keterampilan berbicara

bahasa Jawa krama siswa setelah dilaksanakannnya pembelajaran berbicara bahasa

Jawa krama menggunakan metode fishbowl.

Semua perangkat disusun berdasarkan langkah-langkah metode fishbowl yang

terdiri atas pemilihan tema, kerja kelompok, observasi dan penilaian keterampilan

berbicara bahasa Jawa krama. Pembelajaran berbicara hahasa Jawa krama dialokasikan

dalam dua pertemuan (4x40 menit). Masing-masing pertemuan akan dibagi menjadi

beberapa tahap sesuai prosedur pelaksanaan metode fishbowl.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pembelajaran berbicara menggunakan bahasa Jawa krama pada siklus I diawali

dengan mengondisikan siswa dalam pembelajaran kooperatif, penjelasan guru tentang

berbicara menggunakan bahasa Jawa krama sesuai unggah-ungguh yang benar.

Pelaksanaan tindakan pertama ini, dilakukan dalam dua pertemuan (4 jam pelajaran,

4x40 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014 di ruang

kelas VII G selama 2 x 40 menit. Dimulai pukul 07.00 WIB dan diakhiri pukui 08.20

WIB. Pertemuan kedua pada hari rabu tanggal 30 April 2014 di ruang kelas VII G

selama 2 x 40 menit. Dimulai pukul 07.00 WIB dan diakhiri pukul 08.20 WIB. Alokasi

waktu yang digunakan baik pada pertemuan pertama maupun kedua adalah 2 x 40

menit.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 April 2014, dan pertemuan

kedua tanggal 30 April 2014. Pada pertemuan pertama, guru memberi penjelasan

tentang konsep berbicara bahasa Jawa krama. Kegiatan diawali dengan (1) menyiapkan

siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, (2) bertanya tentang kegiatan

sehari-hari dan mengarahkan pada pembicaraan tentang penggunaam berbicara bahasa

Jawa krama sehari-hari, dan menunjuk beberapa siswa memeragakan praktik berbicara

mereka kepada orang tua ketika dirumah, (3) menyampaikan tujuan pembelajaran, dan

(4) mengondisikan siswa membentuk kelompok diskusi fishbowl dengan membuat

lingkaran kecil dan lingkaran besar.

Setelah mengkondisikan siswa, guru melaksanakan kegiatan inti, yakni

menyampaikan materi berbicara bahasa Jawa krama, serta aspek penilaiannya. Setelah

itu, siswa diberikan soal berupa kata dalam bahasa Jawa ngoko untuk dicari bahasa

Jawa krama-nya. Selanjutnya siswa diwajibkan menggunakan kata tersebut dalam

kalimat yang tepat dengan memperhatikan siapa lawan bicara.

Langkah-langkah berbicara menggunakan bahasa Jawa krama sudah diberikan

guru dalam bentuk lembar kerja siswa. Dalam menyusun kalimat, siswa memperhatikan

pilihan kata sesuai dengan unggah-ungguh yang tepat.

Pada tahap kegiatan kelompok semua siswa wajib menaati aturan yang

disepakati. Siswa yang tidak bisa menemukan kosa kata yang diminta akan digantikan

oleh siswa dari lingkaran luar. Guru bertugas memandu jalannya diskusi agar siswa

tetap kondusif. Pada akhir diskusi siswa yang paling aktif akan mendapatkan

penghargaan dari guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Pertemuan kedua pada siklus I guru mengondisikan siswa dalam kelompok

seperti pertemuan sebelumnya untuk membentuk lingkaran. Perbedaanya, pada

pertemuan kedua ini seluruh siswa dibagi menjadi dua sama banyak. Tiap kelompok

beranggota 14 siswa kemudian membentuk lingkaran besar dan lingkaran kecil untuk

mengerjakan tugas dari guru. Siswa yang pada pertemuan pertama mendapatkan

penghargaan dijadikan pengawas untuk tiap kelompok. Guru menilai siswa sesuai

dengan kriteria penilaian berdasarkan aspek penilaian berbicara yaitu kosakata, tekanan,

pemahaman, tata bahasa, dan kelancaran. Kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa

krama menggunakan metode fishbowl pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan ketika

siswa berdiskusi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.2 Siswa Ketika Berdiskusi Fishbowl Siklus I

Pada tahap evaluasi, guru bersama-sama dengan siswa bertanya jawab

menyampaikan kelebihan dan kekurangan mereka dalam berbicara krama dalam

kelompok. Selanjutnya tiap kelompok mempresentasikan perwakilan tiap kelompok

untuk diadu dengan kelompok yang lain. Pada akhir pertemuan guru mengumumkan

siswa paling aktif yang selanjutnya mendapatkan penghargaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 4.3 Siswa yang Aktif Mendapatkan Penghargaan

c. Observasi Siklus I

1) Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I

Pengamatan penelitian ini menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan oleh

peneliti. Berdasarkan pengamatan, siswa lebih aktif dan lebih senang mengikuti

pembelajaran yang diawali dengan model pembelajaran fishbowl. Pembelajaran

berbicara bahasa Jawa krama berjalan cukup lancar meskipun belum semua siswa

mencapai KKM. Hal ini tampak pada antusiasme siswa selama proses pembelajaran.

Minat siswa untuk dapat bcrbicara bahasa Jawa krama meningkat. Siswa

menganggap bahwa pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan metode

fishbowl cukup menarik. Mereka bersemangat untuk bekerja di dalam kelompok. Hal ini

karena mereka beranggapan bahwa tugas yang dianggap sulit dapat diselesaikan

bersama-sama. Kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan

metode fishbowl pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan ketika siswa berdiskusi

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 4.4 Suasana Diskusi kelompok Siklus I

Metode fishbowl membantu siswa mengatasi kesulitan dalam berbicara bahasa

Jawa krama. Siswa yang termasuk dalam kelompok besar dapat bertanya secara bebas

pada teman satu kelompok. Kebosanan yang biasanya menjadi kendala dalam

pembelajaran berbicara dapat terkurangi dengan cara berdiskusi. Siswa tampak serius

mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama. Siswa yang menjadi kelompok

kecil beberapa masih ada yang masih kaku ketika berbicara. Masih ada siswa yang

malu-malu ketika berbicara karena tidak serius.

Adapun aspek-aspek yang diamati dan hasil pada pengamatan kinerja siswa

siklus I dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama adalah sebagai berikut.

Tabel. 4.2 Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I

No Aspek yang Dinilai

Skor Pertemuan

RerataI II

1 Keaktifan siswa dalam mendengarkanpenjelasan guru 77% 82% 79,5%

2 Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran78% 81% 79,5%

3 Kemampuan siswa dalam merespon danmenjawab pertanyaan guru 67% 73% 70%

4 Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok79% 80% 79,5%

5 Kemampuan dalam melaksanakan tugas guru74% 77% 75,5%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan data hasil pengamatan kinerja siswa di atas, dapat dideskripsikan

bahwa siswa lebih aktif, tidak jenuh, dan lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran

berbicara bahasa Jawa krama. Siswa lebih kelihatan antusias dan senang dalam

berdiskusi dengan model fishbowl. Keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan

mencapai persentase 82%, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

mencapai persentase 81%. Siswa dalam merespon pertanyaan dan menjawab pertanyaan

guru mencapai persentase 73%. Dalam berdiskusi kelompok siswa mencapai persentase

80%. Sedangkan kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas guru mencapai

persentase 79%. Dengan kata lain intensitas belajar siswa atau kinerja siswa dalam

proses pembelajaran lebih baik dibandingkan kondisi sebelumnya.

2) Pengamatan Kinerja Guru Siklus I

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang dan ditetapkan oleh

peneliti dan guru kolaborator telah dilaksanakan sasuai dengan rencana dan aturan atau

tahapan demi tahapan metode pembelajaran fishbowl. Dalam pembelajaran, guru belum

sepenuhnya bisa mengkondisikan siswa. Masih banyak siswa yang bermain, atau

berbicara dengan teman ketika kelompok kecil berdiskusi. Kegiatan guru belum optimal

dalam proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode

fishbowl. Adapun hasil pengamatan kinerja guru siklus I dalam pembelajaran berbicara

bahasa Jawa krama yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I

No. KegiatanSkor Pertemuan

RerataI II

1 Pra Pembelajaran 4 4 4

2 Kegiatan Pendahuluan 2 6 4

3 Kegiatan Inti 43 46 44,5

4 Kegiatan Penutup 3 4 3,5

Skor Perolehan 56

Skor Total 84

Nilai 66,7

Kategori cukup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja guru yang dilakukan selama

pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama pada siklus I sudah mengalami peningkatan

dibandingkan pada prasiklus. Kegiatan I, yaitu kegiatan pra pembelajaran dengan poin

menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa

mendapat skor 4 pada pertemuan 1 dan skor 4 pada pertemuan 2. Pada kegiatan II, yaitu

kegiatan pendahuluan dengan poin memberikan apersepsi dan menginformasikan SK,

KD, tujuan, dan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran mendapatkan skor 2

pada pertemuan 1 dan skor 6 pada pertemuan 2. Kemudian pada kegiatan inti, yaitu

yang terdiri atas poin penguasaan materi pembelajaran, pendekatan/metode

pembelajaran, pemanfaatan sumber/media pembelajaran, pembelajaran yang memicu

dan memelihara keterlibatan siswa, dan penilaian proses dan hasil belajar mendapatkan

skor 43 pada pertemuan 1 dan skor 46 pada pertemuan 2. Terakhir, pada kegiatan IV,

yaitu kegiatan akhir mendapatkan skor 3 pada pertemuan 1 dan skor 4 pada pertemuan

2. Skor total dari yang diperoleh pada siklus I ini adalah 112 dengan nilai rata-rata 66,7.

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran mulai dari apersepsi, guru masih kurang

dalam memulai proses pembelajaran yang akan memancing siswa untuk berani

bertanya. Dalam pengelolaan kelas guru juga masih kurang respon terhadap siswa yang

bemain ketika siswa lain berdiskusi di kelompok tengah. 3 Mejayan ketika

pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.5 Suasana Pembelajaran Siklus I

3) Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Siswa Siklus I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Setelah peneliti melakukan penilaian pembelajaran berbicara terhadap

keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa, dapat diketahui bahwa hasil belajar

siswa pada siklus I belum mencapai target yang telah ditentukan. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I

Panjang Interval Frekuensi Prosentase (%)

76 – 80 8 2971 – 75 11 39

66 – 70 7 25

61 – 65 2 7

Nilai Rata-rata 74,5

Ketuntasan Klasikal 74%

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa ada delapan siswa (29%)

memperoleh nilai lebih dari 76 dengan kategori baik, sebelas siswa (39%) memperoleh

nilai 71-75. Namun tujuh siswa (25%) masih ada yang memperoleh nilai 66-70.

Sedangkan dengan nilai 61-65 terdapat dua siswa (7%). Melihat hasil data di atas dapat

diketahui bahwa masih ada 33% atau 9 siswa yang memperoleh nilai dibawah standar

kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 75. Sedangkan siswa yang sudah memenuhi

standar kriteria ketuntasan minimal berjumlah 19 orang atau sekitar 68%. Target

pencapaian dalam penelitian ini adalah nilai keterampilan berbicara bahasa Jawa krama

80% siswa mencapai nilai minimal 75, sedangkan pada siklus I ini baru ada 68% siswa

mencapai nilai minimal 75, maka pembelajaran pada siklus dinyatakan belum tuntas

atau belum mencapai target. Dengan demikian perlu dilakukan perbaikan untuk proses

pembelajaran siklus II. Guna lebih jelasnya, perolehan hasil ketuntasan belajar siswa

pada siklus I digambarkan dalam grafik berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 4.6 Histogram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Rentang Nilai

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siklus I,

siswa kelas VIII G SMP N 3 Mejayan baru mencapai nilai rata- rata 79. Sepuluh siswa

masih di bawah nilai ketuntasan belajar atau sekitar 35%, sedangkan delapan belas

siswa sudah mencapai nilai di atas ketuntasan belajar atau sekitar 65%. Dari lima aspek

kriteria penilaian berbicara bahasa Jawa krama, aspek yang paling rendah perolehan

nilainya adalah aspek kosakata yang hanya mencapai rata- rata nilai 71%. Aspek

tekanan mencapai nilai rata-rata 78%, aspek pemahaman mencapai nilai rata-rata 77%,

aspek tata bahasa mencapai nilai rata-rata 86%, dan aspek kelancaran mencapai nilai

rata-rata 86%. Kualitas proses pembelajaran, yang terdiri dari aspek kinerja siswa dan

aspek kinerja guru, kinerja siswa mencapai nilai rata-rata 81% dari lima aspek. Kinerja

guru dari perencanaan mencapai rata-rata nilai 75%, sedangkan untuk pelaksanaan

kinerja guru mencapai rata-rata nilai 78%.

Dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara bahasa Jawa kruma mcnggunakan

metode fishbowl siklus I ada beberapa hal yang menjadi catatan, yaitu:

(1) Karena kompetensi siswa cukup beragam, maka guru perlu mengatur penyebaran

siswa untuk memperlancar proses pembelajaran.

pers

enta

se

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

(2) Guru perlu memberikan perhatian lebih kepada anggota kelompok yang cenderung

individual, sehingga tidak terjadi dominasi 1 atau 2 siswa.

(3) Guru perlu lebih tegas menegur siswa yang cenderung pasif atau tidak serius dalam

pembelajaran.

(4) Guna meningkatkan aktivitas belajar, guru perlu menyiapkan siswa untuk

memahami kosa kata ragam krama agar semua siswa dapat terlibat secara aktif

dalam proses pembelajaran.

(5) Aspek yang masih belum tercapai siswa adalah kosakata, tekanan dan pemahaman.

Oleh karena itu, pada siklus II ketiga aspek itu perlu mendapat perhatian khusus

karena pada siklus I masih kurang. Hal ini juga yang mendasari penelitian ini

dilanjutkan pada siklus II.

3. Deskripsi Siklus II

Pada siklus II dilaksanakan pembelajaran berbicara bahasa krama dengan

metode fishbowl melalui 4 tahap sama seperti pada siklus I, yaitu; (a) tahap perencanaan

(planning), (b) tahap pelaksanaan (acting), (c) tahap observasi (observing), dan (d)

tahap refleksi (reflecting). Namun pada siklus II perencanaan dibuat berdasarkan hasil

siklus 1 yang direfleksi dan dicari solusinya agar pada siklus II nanti target nilai bisa

tercapai. Hasil siklus II meliputi hasil tes dan nontes. Hasil tes adalah tes keterampilan

berbicara bahasa Jawa krama ketika melaksanakan diskusi fishbowl. Hasil nontes

meliputi hasil observasi dan wawancara.

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Sebelum tindakan dilaksanakan, peneliti dan guru mengadakan serangkaian

kegiatan. Kegiatan tersebut adalah menyususn perencanaan berdasarkan hasil dari siklus

I. Setelah pelaksanaan siklus I, dan mendapatkan hasil serta catatan kekurangan-

kekurangan dan kelebihan, maka peneliti dan guru bisa menyusun perencanaan

pembelajaran yang lebih sempurna, agar target nilai pada siklus II bisa tercapai.

Penyusunan rencana pembelajaran ini dilaksanakan sebelum tindakan siklus II

dilaksanakan. Tepatnya pada hari Sabtu 3 Mei 2014 pukul 08.30 di kantor guru, peneliti

dan guru kolaborator mengadakan pertemuan membicarakan rencana pelaksanaan siklus

II yang disertai penyempurnaan agar target nilai pada siklus II nanti dapat tercapai.

Berdasarkan hasil nilai keterampilan berbicara siklus I, aspek kosakata, tekanan, dan

pemahaman. yang sangat perlu diperhatikan, karena masih dibawah rata-rata target nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

atau KKM. Rencana penyempurnaannya adalah diawal pembelajaran, guru akan

melakukan permainan semacam kuis yang teknisnya dirancang oleh guru sendiri. Hal

ini dilaksanakan dengan maksud agar siswa mendapat pengetahuan yang banyak

tentang kosa kata bahasa Jawa krama, bagaimana pelafalannya, intonasinya dan

bagaimana sikap unggah-ungguh yang benar ketika berbicara kepada orang yang lebih

tua yang pada akhimya bisa menambah keterampilan berbicara siswa dengan harapan

target minimal nilai berbicara bahasa Jawa krama siswa akan tercapai pada siklus II.

Pada siklus II direncanakan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama 2x40

menit, dan pertemuan ke dua 2x40 menit. Adapun kompetensi yang hendak dicapai

sama seperti pada siklus I yaitu; Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran,

gagasan, perasaan dalam bentuk menyampaikan pesan dan himbauan secara langsung.

Kompetensi Dasar: Menyampaikan pesan/informasi sacara lisan dengan menggunakan

berbagai ragam Bahasa Jawa secara baik dan benar.

Perencanaan tindakan siklus II yang telah disusun bersama-sama, dilaksanakan

dalam beberapa tahapan. Pada pertemuan pertama, tahap pertama kegiatan awal kurang

lebih sepuluh menit. Selanjutnya adalah tahap penyampaian materi berbicara bahasa

Jawa krama kira-kira sepuluh menit. Tahap ketiga permainan dan evaluasi sekitar lima

belas menit. Tahap keempat adalah diskusi fishbowl kurang lebih empat puluh menit.

Tahap terakhir adalah refleksi. Memasuki pertemuan kedua, pada tahap awal apersepsi

seitar sepuluh menit, dilanjutkan tahap kedua yaitu presentasi menggunakan diskusi

fishbowl tiap kelompok kurang lebih enam puluh menit. Tahap terakhir adalah refleksi.

Setelah pembicaraan dengan guru selesai dan dirasa cukup serta segala sesuatu

sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa

krama menggunakan metode fishbowl pada siklus II, peneliti kemudian berpamitan

dengan guru.

Peneliti melanjutkan tugas sendiri yaitu menyusun instrumen penelitian siklus II.

Mulai dari instrumen penilaian kualitas proses pembelajaran yang digunakan untuk

menilai kinerja siswa dan kinerja guru serta instrumen penilaian keterampilan berbicara

bahasa Jawa krama untuk mengetahui seberapa besar keterampilan berbicara bahasa

Jawa krama siswa setelah dilaksanakannnya pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama

menggunakan metode fishbowl pada siklus II.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II, pertemuan pertama yang sedianya akan

dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 7 Mei 2014 diruang kelas VII G SMPN 3

Mejayan, akhirnya mundur menjadi hari Jumat tanggal 9 Mei 2014. Hal ini dikarenakan

pada hari Rabu Guru kolaborator meminta izin untuk menyelesaikan materi yang belum

tuntas. Guru kolaborator ternyata merangkap mengajar seni budaya dan jam yang

dipakai sebenarnya adalah jam seni budaya. Siswa telah diberi tahu terlebih dahuu

sehingga telah mempersiapkan diri. Pembelajaran dimulai pada pukul 07.00 WIB

sampai dengan pukul 08.20 WIB. Pertemuan kedua kembali dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 14 Mei 2014 mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB

diruang kelas VII G SMPN 3 Mejayan.

Pembelajaran berbicara menggunakan bahasa Jawa krama pada siklus II diawali

dengan evaluasi atau penyampaian kekurangan yang ada pada siklus I, sehingga

diharapkan kekurangan yang terdapat pada siklsus I tidak terjadi lagi pada siklus II.

Selanjutnya penjelasan guru tentang berbicara menggunakan bahasa Jawa krama sesuai

unggah-ungguh yang benar. Pada siklus II ini guru lebih menekankan pada aspek

kosakata, tekanan, dan pemahaman.. Karena ketiga aspek tadi yang masih kurang rata-

rata nilainya. Siswa tetap terbagi dalam 2 kelompok, kelompok kecil terdiri alas 4 siswa

dan sisanya mengelilingi membentuk lingkaran. Pelaksanaan tindakan siklus II ini,

dilakukan dalam dua pertemuan atau 4 jam pelajaran (4x40 menu). Pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Mei 2014 di ruang kelas VII G selama 2 x 40 menit.

Dimulai pukul 07.00 WIB dan diakhiri pukul 08.20 WIB. Pertemuan kedua pada hari

Rabu tanggal 14 Mei 2014 di ruang kelas VII G selama 2 x 40 menit. Dimulai pukul

07.00 WIB dan diakhiri pukul 08.20 WIB. Alokasi waktu yang digunakan baik pada

pertemuan pertama maupun kedua pada siklus II adalah 2 x 40 menit.

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2014, dan

pertemuan kedua tanggal 14 Mei 2014. Pada pertemuan pertama siklus II, guru tidak

(lagi memberi penjelasan tentang konsep berbicara bahasa Jawa krama, melainkan pada

kosakata, tekanan, dan pemahaman.. Kegiatan diawali dengan (1) menyiapkan siswa

untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, (2) menyampaikan tujuan pembelajaran

(3), mengajak siswa melakukan permainan yang yang menguji kosakata dan pelafalan

siswa, dan (4) membentuk siswa menjadi kelompok kecil dan kelompok besar atau

fishbowl.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Setelah mengondisikan siswa, guru melaksanakan kegiatan inti, yakni

menyampaikan materi berbicara bahasa Jawa krama, serta aspek penilaiannya. Guru

membagi sebuah lembar kerja yang berisi macam-macam orang yang harus dihadapi

dan pilihan bahasa yang digunakan. Siswa yang berada di kelompok kecil diberi

kesempatan pertama untuk menjawab. Selanjutnya guru menunjuk secara acak siswa

dari kelompok besar, apabila siswa dari kelompok kecil tidak mampu menjawab.

Langkah-langkah berbicara menggunakan bahasa Jawa krama sudah diberikan

guru dalam bentuk lembar kerja siswa. Pada pertemuan pertama, siswa harus

menentukan bahasa ngoko atau krama yang dipakai, jika melihat siapa yang dihadapi.

Siswa harus lebih memperhatikan pemakaian pilihan kata yang sesuai dengan unggah-

ungguh yang tepat.

Pada tahap kegiatan kelompok semua siswa bertanggung jawab untuk

menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru. Guru mendampingi dan membantu

jalannya diskusi. Terutama apabila diskusi fishbowl menemui jalan buntu, misalnya

semua siswa tidak ada yang mampu menjawab. Siswa dapat kepada guru dalam

mengerjakan tugas agar kesulitan yang mereka hadapi dapat teratasi. Kegiatan

pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl siklus II

pada siswa kelas VII G SMP N 3 Mejayan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.7 Suasana Pembelajaran Siklus II

Pertemuan kedua pada siklus II guru mengondisikan siswa dalam kelompok

besar dan kelompok kecil (fishbowl) seperti pertemuan sebelumnya. Bedanya pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

pertemuan ini siswa berpasangan dengan temannya untuk mempresentasikan dialog

dengan bahasa Jawa krama. Siswa bergantian sebagai kelompok kecil, sedangkan

kelompok besar mengamati, sekaligus menilai temannya Guru menilai siswa sesuai

dengan kriteria penilaian berdasarkan aspek penilaian berbicara bahasa Jawa krama

yaitu kosakata, tekanan, dan pemahaman., tata bahasa, dan kelancaran. Kegiatan

pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl siklus II

pertemuan 2 pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan apat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 4.8 Suasana Ketika Siswa berdiskusi Fishbowl

Pada tahap evaluasi, guru bersama-sama siswa bertanya jawab tentang

kesimpulan apa yang mereka peroleh dari diskusi tersebut. Siswa kemudian menuliskan

sendiri kesimpulan tersebut pada selembar kertas.

c. Observasi Siklus II

1) Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II

Pengamatan penelitian pada siklus II ini menggunakan instrumen yang telah

dipersiapkan oleh peneliti yang disusun pada awal pembelajaran. Berdasarkan

pengamatan, siswa lebih aktif dan lebih senang mengikuti pembelajaran yang diawali

dengan model pembelajaran fishbowl. Terlebih lagi ketika siswa terlebih dahulu diajak

melakukan permainan untuk menguji kosakata bahasa Jawa krama. Mereka terlihat

lebih antusias dan penuh percaya diri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama berjalan lancar. Hal ini tampak pada

antusiasme siswa selama proses pembelajaran. Terjadi peningkatan minat siswa untuk

dapat berbicara bahasa Jawa krama. Siswa semakin menganggap bahwa pembelajaran

berbicara bahasa Jawa krama dengan metode fishbowl menarik. Mereka semakin

bersemangat untuk bekerja sama di dalam kelompok. Hal ini karena mereka

beranggapan bahwa tugas yang dianggap berat dapat diselesaikan bersama-sama.

Kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl

siklus II pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan bertambah menarik karena di tiap

siklus ada siswa yang diberi penghargaan karena aktif dalam pembelajaran. Fenomena

tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.9 Siswa Mendapat Penghargaan karena Aktif

Pada siklus II ini, metode fishbowl sangat membantu siswa mengatasi kesulitan

dalam berbicara bahasa Jawa krama. Mereka yakin akan mendapatkan manfaat yang

besar yang didapat setelah mereka bisa berbicara menggunakan bahasa Jawa krama.

Kebosanan yang biasanya menjadi kendala dalam pembelajaran berbicara dapat

terkurangi dengan cara berdiskusi. Siswa tampak lebih serius mengikuti pembelajaran

berbicara bahasa Jawa krama.

Dari hasil observasi siklus II yang meliputi lima aspek penilaian kinerja siswa

dalam pembelajaran, kinerja siswa mengalami peningkatan. Adapun aspekaspek yang

diamati dan hash pada pengamatan kinerja siswa siklus II dalam pembelajaran berbicara

bahasa Jawa krama adalah sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II

No Aspek yang Dinilai

Skor Pertemuan

RerataI II

1Keaktifan siswa dalam mendengarkan

penjelasan guru85% 91% 88%

2Keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran83% 87% 85%

3

Kemampuan siswa dalam merespon dan

menjawab pertanyaan guru 73% 75% 74%

4 Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok 80% 84% 82%

5Kemampuan dalam melaksanakan tugas

guru82% 85% 83,5%

Berdasarkan data hasil pengamatan kinerja siswa pada siklus II di atas, dapat

dideskripsikan bahwa aspek keaktifan siswa mengalami peningkatan. Siswa tidak lagi

canggung dalam proses pembelajaran, tidak lagi takut salah dalam berbicara, dan

tampak sekali siswa lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa

krama. Siswa Iebih kelihatan antusias dan senang dalam berdiskusi dengan model

fishbowl. Keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan mencapai persentase 89%

dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mencapai persentase 86%. Siswa

dalam merespon pertanyaan dan menjawab pertanyaan guru mencapai persentase 85%.

Dalam berdiskusi kelompok siswa mcncapai persentase 84%. Sedangkan kemampuan

siswa dalam melaksanakan tugas guru mencapai persentase 91%. Dengan kata lain

intensitas belajar siswa atau kinerja siswa dalam proses pembelajaran lebih baik

dibandingkan kondisi siklus I dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

2) Pengamatan Kinerja Guru Siklus II

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang dan ditetapkan oleh

peneliti dan guru kolaborator pada awal siklus II telah dilaksanakan sesuai dengan

rencana dan aturan. Tahapan demi tahapan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama

menggunakan metode pembelajaran fishbowl pada siklus II selesai dilaksanakan. Dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

pembelajaran, guru sudah sepenuhnya dapat mengkondisikan siswa terutama ketika

praktik bermain peran. Siswa yang ketika siklus I masih berbicara dan kurang

memperhatikan siswa/ kelompok lain ketika maju bermain peran di depan kelas, kini

sudah bisa lebih memperhatikan. Kegiatan guru sudah optimal dalam proses

pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl. Adapun

hasil pengamatan kinerja guru siklus II tahap perencanaan pembelajaran berbicara

bahasa Jawa krama yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.

Tabel 4.6 Nilai Kinerja Guru pada Siklus II

No KegiatanSkor Pertemuan

RerataI II

1 Prapembelajaran 6 8 7

2 Kegiatan Pendahuluan 4 6 5

3 Kegiatan Inti 51 59 55

4 Kegiatan Penutup 5 7 6

Skor Perolehan 73

Skor Total 84

Nilai 86,9

Kategori Sangat Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja guru yang dilakukan selama

pembelajaran berbicara krama pada siklus II sudah mengalami peningkatan

dibandingkan pada siklus I. Kegiatan I, yaitu kegiatan prapembelajaran dengan poin

menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa

mendapat skor 6 pada pertemuan 1 dan skor 8 pada pertemuan 2. Pada kegiatan II, yaitu

kegiatan pendahuluan dengan poin memberikan apersepsi dan menginformasikan SK,

KD, tujuan, dan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran mendapatkan skor 4

pada pertemuan 1 dan skor 6 pada pertemuan 2. Pada kegiatan inti, yaitu yang terdiri

poin penguasaan materi pembelajaran, pendekatan/metode pembelajaran, pemanfaatan

sumber/media pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan

siswa, dan penilaian proses dan hasil belajar mendapatkan skor 51 pada pertemuan 1

dan skor 59 pada pertemuan 2. Terakhir, pada kegiatan IV, yaitu kegiatan akhir

mendapatkan skor 5 pada pertemuan 1 dan skor 7 pada pertemuan 2. Skor total dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

yang diperoleh pada siklus II ini sebanyak 84 dengan nilai rata-rata 86,9 dengan

kategori sangat baik. Catatan hasil pengamatan penilaian kinerja guru terlampir.

3) Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Siswa Siklus II

Peneliti telah melaksanakan pembelajaran dan melakukan penilaian terhadap

keterampilan berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl pada siklus

II, dan dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa khususnya keterampilan berbicara

bahasa Jawa krama sudah mencapai target yang telah ditentukan atau memenuhi standar

ketuntasan minimal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Panjang Interval Frekuensi Persentase (%)

71 – 75 3 11

76 – 80 7 25

81 – 85 7 25

86 – 90 9 32

91 – 95 2 7

Nilai Rata-Rata 84,6

Ketuntasan Klasikal 85%

Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa: 1) siswa yang mendapat nilai 71-75

sebanyak 3 orang, 2) siswa yang mendapat nilai 76-80 sebanyak 7 orang, 3) siswa yang

mendapat nilai 81-85 sebanyak 7 orang, 4) siswa yang mendapat nilai 86-90 sebanyak 9

orang, dan 5) siswa yang mendapat nilai 91-95 sebanyak 2 orang.

Melihat hasil data tersebut dapat diketahui bahwa lebih dari 80% siswa sudah

memperoleh nilai di atas standar kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 75 dengan kata

lain target dalam penelitian ini telah tercapai. Guna memberikan gambaran yang jelas

mengenai peningkatan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.8 Perbandingan Presentase Ketuntasan Klasikal Siklus I dengan Siklus II

No SiklusJumlah Siswa

Persentase Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Siklus I 19 9 67,8%

2 Siklus II 26 2 92,8%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran bahwa persentase ketuntasan pada

siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I siswa yang tuntas hanya

19 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 9 orang, sedangkan pada siklus II siswa tuntas

menjadi 26 orang dan yang tidak tuntas 2 orang. Persentase ketuntasannya pun

meningkat dari 67,8% pada siklus I menjadi 92,8% pada siklus II.

Guna lebih jelasnya, perolehan hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II

digambarkan dalam grafik berikut ini.

Gambar 4.9 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Guna memberikan gambaran yang jelas berkenaan peningkatan keterampilan

berbicara bahasa Jawa krama siswa kelas VIII G tiap aspek dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 4.9. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama siswa

No AspekPersentase Target Capaian

Siklus I Siklus II

1 Kosakata 68% 80%

2 Tekanan 79% 86%

3 Pemahaman 67% 78%

4 Tata Bahasa 80% 91%

5 Kelancaran 79% 88%

Rata-Rata 74% 84%

d. Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siklus II,

siswa kelas VII G SMP N 3 Mejayan sudah mencapai nilai rata- rata 84. Dua siswa

masih di bawah nilai ketuntasan belajar atau sekitar 7%, sedangkan satu siswa

memperoleh nilai tepat KKM yaitu 75. Tujuh siswa sudah mencapai nilai di atas

ketuntasan belajar tepatnya nilai rentang 76-80 atau sekitar 25%. Tujuh siswa atau

sekitar 25% siswa nendapatkan nilai baik atau mendapatkan rentang nilai antara 81-85.

Sembilan siswa berada di rentang nilai 86-90 atau 32%, dan dua siswa mendapat nilai

tertinggi 91-95 atau 7%.

Dari lima aspek kriteria penilaian berbicara bahasa Jawa krama, aspek yang

pertama aspek kosakata mencapai rata- rata nilai 79%. Aspek tekanan mencapai nilai

rata-rata 92%, aspek pemahaman mencapai nilai rata-rata 81%, aspek tata bahasa

mencapai nilai rata-rata 88%, dan aspek kelancaran mencapai nilai rata- rata 95%. Pada

kualitas proses pembelajaran yang terdiri dari aspek kinerja siswa dan aspek kinerja

guru, kinerja siswa mencapai nilai rata-rata 87% dari lima aspek. Kinerja guru dari

perencanaan mencapai rata-rata nilai 86%, sedangkan untuk pelaksanaan kinerja guru

mencapai rata-rata nilai 92%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II. Dapat dilakukan suatu

pembahasan hasil penelitian yang berkaitan dengan teori-teori yang dijadikan acuan

dalam penelitian. Pembahasan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan masalah,

tujuan, dan hasil penelitian. Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah penerapan

metode fishbowl untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran bahasa Jawa krama

siswa kelas VII G SMP N 3 Mejayan kabupaten Madiun. Selain itu, dalam pembahasan

ini juga dibahas peningkatan keterampilan berbicara berbicara bahasa Jawa krama

dengan penerapan metode fishbowl. Pembahasan dan pokok-pokok temuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kondisi Awal Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Siswa dan

Kualitas Proses Pembelajaran Barbicara Bahasa Jawa Krama

Berdasarkan hasil observasi awal, diperoleh hasil bahwa keterampilan berbicara

bahasa Jawa krama siswa masih rendah. Begitu juga dengan kualitas proses

pembelajaran bahasa Jawa krama yang belum maksimal. Penyebab rendahnya

keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa diakibatkan oleh kurang tetariknya

siswa terhadap pembelajaran. Hal tersebut terjadi adalah sebagai akibat dari proses

pembelajaran yang kurang berkualitas. Dalam mengajar, guru masih cenderung

menggunakan pola lama. Siswa lebih sering diam, duduk, dengar dan catat dalam

mendengarkan pcnjelasan materi guru. Guru merupakan satu-satunya sumber dan

menjadi sentral pembelajaran. Siswa kurang berperan secara aktif dalam pembelajaran.

Akibatnya pembelajaran menjadi kurang gembira den menyenangkan. Hal inilah yang

membawa dampak negatif terhadap keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa.

Berdasarkan hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

kualitas proses pembelajaran dengan hasil pembelajaran sangat erat. Kualitas proses

pembelajaran akan baik jika kinerja guru dan kinerja siswa juga baik. Guna

mewujudkan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan siswa, harus ada

kerja sama dan hubungan atau komunikasi yang baik dan lancar antara guru dengan

siswa. Selain itu, inovasi guru dalam memilih strategi dan metode pembelajaran yang

tepat untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran merupakan kunci utama

keberhasilan dalam pembelajaran. metode pembelajaran yang tepat untuk mengatasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

permasalahan dalam pembelajaran merupakan kunci utama keberhasilan dalam

pembelajaran.

2. Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Krama dengan Menggunakan Metode

Fishbowl

Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa

terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan

penerapan metode fishbowl. Dengan meningkatnya kualitas proses pembelajaran

berbicara bahasa Jawa krama, terjadi pula peningkatan keterampilan berbicara bahasa

Jawa krama siswa. Siswa dalam kelompok kecil mempresentasikan hasil kerjanya

dengan dikelilingi kelompok luar yang berfungsi sebagai pengamat. Kelompok besar ini

mengamati apa yang diucapkan temannya, dan bagaimana bahasa tersebut diucapkan.

Bentuk diskusi ini menyebabkan pembelajaran kolaboratif ini juga disebut Inside

Outside Circle (Barkley, 2005:145).

Pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan menggunakan metode

fishbowl diawali dengan, (1) guru menyampaikan materi yang akan disajikan,

menjelaskan tentang keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dan tata cara

melaksanaan pembelajaran dengan metode fishbowl dengan singkat, (2) Guru

memerintahkan siswa membentuk kelompok kecil beranggota 2-4 orang lalu membuat

lingkaran dalam kelas, kemudian siswa yang tersisa membentuk lingkaran besar

mengelilingi lingkaran kecil. (3) Siswa diberi pengarahan, hanya lingkaran kecil yang

boleh berbicara, lingkaran luar berfungsi sebagai pengamat. Pengamat disuruh membuat

catatan-catatan berkaitan dengan jalannya diskusi, tentu saja nantinya kelompok luar ini

diberi kesempatan untuk berbicara menyampaikan pendapatnya. (4) Siswa diberi

masalah yang akan didiskusikan, dan (5) Siswa ditugaskan untuk membuat kesimpulan

bagaimana jalannya diskusi.

Jalannya diskusi diamati dan dinilai dari aspek kosakata, tekanan, pemahaman,

tata bahasa, kelancaran, berdasarkan tolak ukur yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil

pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl mulai siklus

I sampai dengan siklus II terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan

peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Krama

dengan Menggunakan Metode Fishbowl

Setelah dilaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan

metode fishbowl mulai siklus I sampai dengan siklus II terjadi peningkatan kualitas

proses pembelajaran pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan. Ini terlihat pada

meningkatnya kinerja siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Berdasarkan kriteria

aspek penilaian, kinerja siswa mengalami peningkatan. Siklus I kinerja siswa mencapai

rata-rata nilai 78,8, sedangkan pada siklus II mencapai rata-rata nilai 84,3.

Begitu pula pada kinerja guru, berdasarkan observasi dan kriteria aspek

penilaian mulai dan tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan kinerja guru

mengalami peningkatan. Pada siklus I kinerja guru sudah dapat dikatakan cukup dengan

nilai rata-rata yang diperoleh sebanyak 66,7. Pada siklus II, kinerja guru semakin

meningkat. Nilai rata-rata yang diperoleh sebanyak 86,9 dengan kategori sangat baik.

Jadi semua komponen dalam pembelajaran mulai dari siklus I dan II semua mengalami

peningkatan baik proses maupun kinerja siswa sangat baik terbukti dari pengamatan dan

nilai kinerja siswa maupun guru mengalamai peningkatan.

4. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama dengan

Menggunakan Metode Fishbowl

Sebagaimana telah diuraikan pada awal laporan penelitian ini, masalah yang

dihadapi dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa

yang masih rendah. Kompetensi standar minimal yang harus dicapai siswa yang telah

ditetapkan dalam kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75, dan ketuntasan secara

klasikal adalah 80%. Faktor yang kedua adalah kurangnya kemampuan guru dalam

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali potensi dalam dirinya dan

menuangkan gagasan atau ide dalam bentuk lisan. Pembelajaran berbicara bahasa Jawa

krama hendaknya dilaksanakan dengan memberikan keterlibatan Iangsung siswa dalam

proses pengamatan sampai dengan penyusunan skenario dan pengembangan ide dan

gagasan berbicara bahasa Jawa krama.

Ternyata kemampuan siswa sesuai dengan kurikulum belum terpenuhi.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menerapkan metode fishbowl untuk

meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama agar kemampuan mereka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

mencapai batas KKM, atau memenuhi target penelitian ini yaitu 80% siswa mencapai

nilai 75.

Pada siklus I, siswa yang sudah tuntas sebanyak sembilan belas siswa atau

sebesar 68 %, sedangkan sembilan siswa atau sebesar 33% siswa belum tuntas,

sehingga perlu dilanjutkan pembelajaran siklus II. Pada siklus II, siswa yang tuntas

berjumlah 26 atau sebesar 93%, sedangkan 7% belum tuntas atau sebanyak 2 siswa.

Target dalam penelitian ini adalah 80% siswa telah mencapai nilai di atas KKM yaitu

75. Pada siklus II 93% siswa telah mencapai KKM atau mencapai nilai rata-rata di atas

75. Dengan demikian, pada siklus II target penelitian telah tercapai.

Pada siklus I, nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Jawa krama

mencapai 74,5. Ada sembilan belas (68%) siswa memperoleh nilai 74-81 atau

berkategori baik. Namun sembilan siswa (33%) masih ada yang memperoleh nilai 66-73

dengan kategori cukup. Pada Siklus I masih ada 33% atau 9 siswa yang memperoleh

nilai di bawah standar kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 75. Sedangkan siswa yang

sudah memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal berjumlah 19 orang atau sekitar

68%.

Pada siklus II, nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa

mencapai 84,6. Ada dua siswa (11%) memperoleh nilai lebih dari 91 dengan kategori

sangat baik, sembilan siswa (32%) memperoleh nilai 86-90 atau berkategori baik. Siswa

yang memperoleh nilai dibawah 75 dengan kategori cukup masih ada 2 siswa. Pada

siklus II, lebih dari 80% siswa sudah memperoleh nilai di atas standar kriteria

ketuntasan minimal yaitu nilai 80.

5. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Krama

dengan Menggunakan Metode Fishbowl

Keberhasilan sebuah pembelajaran akan dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Menurut Iskandarwasiss (2008:167) Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran

tersebut adalah, 1) karakteristik peserta didik, 2) kompetensi dasar yang diterapkan, 3)

bahan ajar, 4) waktu yang tersedia, 5) sarana dan prasarana, 6) strategi mengajar yang

diterapkan oleh guru. Hal tersebut sejalan dengan apa yang terjadi pada penelitian ini.

Meskipun dalam penelitian ini terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan

peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa Krama dengan menggunakan metode

fishbowl, akan tetapi masih ada kekurangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Kekurangan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dengan

menggunakan metode fishbowl adalah, 1) menghabiskan waktu yang banyak, 2) masih

ada siswa yang tidak mematuhi aturan dan berbisik-bisik dengan teman sebelahnya, 3)

situasi sosial yang diciptakan dalam kelas tidak bisa sepenuhnya sama dengan situasi

yang terjadi dalam lingkungan, 4) Peserta didik yang kurang berani, yang menjadi

pengamat, mungkin enggan menukar peranan (Sudjana, 2010:14).

Kelebihan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dengan

mcnggunakan metode fishbowl adalah, 1) seluruh siswa dapat berpartisipasi dan

mempunyai kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuannya, 2) kegiatan

belajar dilakukan dalam suasana gembira dan pengajuan pendapat diajukan secara

terbuka, 3) guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan ketika

siswa berdiskusi, 4) pertanyaan-pertanyaan akan terarah pada bahan yang dievaluasi

karena telah disiapkan terlebih dahulu, 5) pendapat akan bervariasi dan lebih lengkap

karena siswa pada kedua lingkaran dapat bertukar tempat dan saling berganti peran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian tindakan kelas yang menerapkan metode fishbowl dalam

pembelajaran bahasa Jawa krama untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran

berbicara bahasa Jawa krama dan meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa

krama telah selesai dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam setiap siklusnya ada empat

tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Ketidakberhasilan dalam

siklus akan diperbaiki dalam siklus berikutnya. Adapun hasil penelitian selama tindakan

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kualitas proses pembelajaran berbicara bahasa jawa krama siswa kelas VII G

SMPN 3 Mejayan mengalami peningkatan setelah penerapan metode fishbowl.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah selesai dilaksanakan, mulai siklus I sampai

dengan siklus II terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran pada siswa kelas

VII G SMP N 3 Mejayan. Ini terlihat pada meningkatnya kinerja siswa dan kinerja

guru dalam pembelajaran. Berdasarkan kriteria aspek penilaian, kinerja siswa

mengalami peningkatan. Begitu pula pada kinerja guru, berdasarkan observasi dan

kriteria aspek penilaian mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap

pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan.

2. Penerapan metode pembelajaran fishbowl dapat meningkatkan keterampilan

berbicara bahasa jawa krama siswa kelas VII G SMP N 3 Mejayan. Berdasarkan

hasil penelitian yang telah selesai dilaksanakan, terindikasi adanya peningkatan

keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dan peningkatan jumlah siswa yang

mengalami ketuntasan belajar dari siklus 1 hingga siklus II. Pada siklus I, nilai rata-

rata keterampilan berbicara bahasa Jawa krama mencapai 74. Pada Siklus I masih

ada 33% atau 9 siswa yang memperoleh nilai di bawah standar kriteria ketuntasan

minimal yaitu nilai 75. Sedangkan siswa yang sudah memenuhi standar kriteria

ketuntasan minimal berjumlah 19 orang atau sekitar 68%. Pada siklus II, nilai rata-

rata keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa mencapai 86. Pada siklus II

lebih dari 93% siswa sudah memperoleh nilai di atas standar kriteria ketuntasan

minimal yaitu nilai 75.

79

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses

dan hasil pembelajaran bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bersasal

dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan dalam

mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan

guru dalam mengelola kelas, memilih metode pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan

materi. Kemudian faktor dari siswa yaitu minat, keaktifan, kerja sama dan tanggung

jawab siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung sehingga harus diupayakan agar semua

faktor tersebut dapat terpenuhi. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam

menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana

yang memadai, pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Selain faktor tersebut,

pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan sangat mengefektifkan pembelajaran.

Proses pembelajaran menuntut kemampuan guru menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan, aktif, dan bermakna. Salah satunya cara yaitu dengan guru memilih

metode fishbowl.

Metode Fishbowl adalah metode diskusi yang menekankan pada prinsip belajar

berpusat pada pengalaman siswa. Metode ini bertujuan supaya seluruh anggota

kelompok diskusi mendpatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi dan

mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. Metode ini memiliki struktur

pengajaran yang sangat sesuai digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial,

karena menghindari siswa mendominasi pembicaraan, atau siswa diam sama sekali.

Semua siswa mendapat kesempatan yang adil dan sama dalam menyumbangkan

pemikirannya. Metode ini sangat cocok untuk pelajaran bahasa Jawa pada keterampilan

berbicara krama, karena pembelajaran berbicara Jawa dari hari ke hari semakin

menunjukkan kemerosotan minat generasi muda, jadi perlu didukung dengan metode

yang efektif dan menarik. Setelah diterapkan pendekatan pembelajaran tersebut, kualitas

proses dan hasil belajar siswa meningkat yang pada akhirnya sasaran utama

meningkatnya hasil pembelajaran kemampuan berbicara krama siswa akan ikut

meningkat.

Pendidikan yang berkualitas dapat diindikasikan dari ketercapaian mutu

(kualitas) proses dan hasil belajar. Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

pembelajaran, dapat diupayakan melalui berbahai hal, di antaranya melalui PTK. PTK

merupakan serangkaian aktivitas dari beberapa tindakan yang direncanakan,

dilaksanakan, dan direfleksikan, yang dilakukan atas dasar dari permasalahan

pembelajaran yang ditemukan. Dengan kata lain, penelitian jenis ini dilakukan untuk

memberikan solusi dari permasalahan pembelajaran sehingga didapatkan peningkatan

kualitas proses (motivasi belajar siswa) dan hasil yang telah ditentukan. Begitu pula

dalam penelitian ini, yang berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran berbicara

berbahasa Jawa ragam karma dengan menerapkan metode fishbowl, baik kualitas proses

(motivasi belajar) maupun hasilnya.

Pemberian tindakan pada siklus I dan siklus II memberikan deskripsi bahwa

terdapat kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran berbicara

bahasa Jawa krama berlangsung. Pada siklus berikutnya kekurangan-kekurangan dapat

segera teratasi dengan penggunaan cara yang tepat. Setelah pelaksanaan tindakan

kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa

krama, baik secara kualitas proses maupun kualitas keterampilan berbicara bahasa Jawa

krama.

Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari proses maupun hasil belajar yang

dicapai siswa. Pada proses pembelajaran harus dimulai dengan motivasi yang baik,

kemudian terwujud interaksi sehingga siswa dapat mengembangkan potensi yang

dimilikinya agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Perhatian siswa,

keaktifan siswa, motivasi belajar, dan keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa selama

proses pembelajaran berlangsung menunjukkan proses pembelajaran yang berkualitas.

Proses pembelajaran yang menuntut terwujudnya motivasi belajar tinggi dan

keaktifan siswa selama proses pembelajaran juga diperlukan dalam pembelajaran

bahasa Jawa, khususnya kompetensi berbicara berbahasa Jawa ragam krama. Pada

proses latihan ini siswa membutuhkan adanya dorongan dan arahan dari guru, termasuk

pemberian motivasi dalam belajar dan berlatih berbicara berbahasa Jawa ragam krama.

Dari simpulan yang telah dikemukakan diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan

pembelajaran bahasa Jawa krama untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran

berbicara bahasa Jawa krama dan meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa

krama berjalan efektif dengan menerapkan metode fishbowl.

Penelitian ini membuktikan bahwa metode fishbowl dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa

krama siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dikemukakan pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

simpulan di atas. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan pembelajaran bagi guru,

metode fishbowl dapat menjadi alternatif metode pembelajaran yang membuat siswa

lebih aktif dan kreatif serta menyenangkan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka peneliti dapat

mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya menyiapkan perangkat pemebelajaran yang selengkap-

lengkapnya sehingga jalannya proses pembelajaran sesui dengan indikator serta

fokus pada tujuan indikator pembelajaran yang hendak dicapai. Penyiapan

perangkat pemebelajaran itu terkait dengan dinamika yang berkembang di dalam

kelas sehingga inovasi strategi pembelajaran selalu dimiliki oleh guru.

b. Guna meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa, guru

mata pelajaran bahasa Jawa dapat menggunakan metode fishbowl.

c. Guru hendaknya selalu meningkatkan kompetensinya terkait materi berbicara

bahasa Jawa krama, sehingga ketika memberikan pelajaran tidak ada yang salah.

d. Guru bahasa Jawa hendaknya selalu memotivasi siswanya dengan cara

memberikan penghargaan kepada siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan

memberikan bimbingan kepada siswa yang memiliki kemampuan rendah.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya mempersiapkan diri dengan belajar terlebih dahulu sehingga

pembelajaran dapat cepat terserap.

b. Siswa harus menyadari bahwa bahasa Jawa krama merupakan upaya untuk

menjaga kelestarian bahasa Jawa di kalangan generasi muda.

c. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga mendukung

terciptanya pembelajaran yang menyenangkan.

d. Siswa diharapkan dapat berlatih belajar tuntas dan mandiri, tidak hanya selama

kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tetapi juga harus mampu

mengaplikasikan bahasa Jawa krama dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam

keluarga maupun masyarakat.

3. Bagi Sekolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Sekolah hendaknya lebih memperhatikan potensi siswa dalam kaitannya dengan

potensi nembang macapat, sehingga diharapkan dapat memberikan motivasi bagi siswa

untuk lebih mengasah kemampuannya lagi. Sekolah seyogyanya memberikan ruang

yang lebih dalam kaitannya perlengkapan pembelajaran serta kelas yang bervariatif

sehingga pembelajaran tidak hanya di kelas saja. Pembelajaran bahasa Jawa hendaknya

tidak hanya dijadikan pembelajaran yang dianggap biasa saja akan tetapi harus diberi

ruang lebih untuk berkreatifitas terutama menunjukkan keunggulannya di bidang seni

dan budaya.

Deskripsi penelitian ini terbatas pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa

krama pada siswa kelas VII G SMP N 3 Mejayan. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian lain sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa

Jawa krama siswa pada kelas dan jenjang lain melaui metode fishbowl. Melalui

penelitian tersebut diharapkan dapat memperkaya khazanah pada bidang karya ilmiah

khususnya penelitian tindakan kelas dan pada akhimya membantu mengatasi persoalan-

persoalan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran

berbicara bahasa Jawa krama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 2010. Metode Pengajaran Wicara. Surakarta: UNS Press.

Ardiana. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional DirektoratPendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

Arikunto, Suharsimi. 1991. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: BinaAksara.

Baharudin dan Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-RuzzMedia.

Barkley, Elizabeth F. 2005. Collaborative Learning Techniques: A Handbook forCollege Faculty. San Francisco: Josey Bass.

Bown, H. Douglas. 2008. Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa, Edisi Kelima.Jakarta: kedutaan Besar Amerika di Jakarta.

Flor, Patricia, Ann De Meulemeester, Tomas Allen, Karl Isaksson. 2013. Use OfFishbowl Method for A Discussion with A Large Group. Journal of theEuropean Association for Health Information and Libraries. Vol. 9 (3). pp. 24-25.

Gall, Meredith Damien dan Maxwell Gillet. 2001. The Discussion Method in ClassroomTeaching. Theory Into Practice. Volume XIX Number 2. pp. 98-103.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Goh, Christine C. M. 2013. Globalization and Teacher Development for Spoken EnglishInstruction. Indonesian Journal of Applied Linguistics. Vol. 3 No. 1. pp. 29-38.

Hadi, Nur. 2002. Pendidikan Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Omar. 205. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara.

Harjawiyana, Haryana dan Supriyo. 2001. Marsudi Unggah-Ungguh Basa Jawa.Yogyakarta: Kanisius.

Hariyanto. 2004. Pembelajaran Aktif dan Model Penilaian. Surbaya: Workhsb.

Harmer, J. 2001. The Practice of English Language Teaching Third Edition. England:Pearson Education Limited.

Hidayatullah, Furqon. 2009. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat danCerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.

Indriyani, Ellisa P.H., Teguh Sarosa, and Martono. 2014. Improving Effective StudyGroups in Speaking Class through Inside-Outside Circle. The 61st TEFLINInternational Conference 2014 Proceedings. Oktober 2014. pp. 878-881.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Syahri, Indawan. 2013. Resemblance of Indirectness In Politeness of Efl Learners’Request Realizations. Indonesian Journal of Applied Linguistics. Vol. 3 No. 1.pp. 148-165.

Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas: Guru sebagai Peneliti. Malang: PusatPenelitian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Keputusan Gubernur JATIM. 2005. Kurikulum Bahasa Jawa Untuk JenjangSD/SDLB/MI DAN SMP/SMPLB/Mts . Surabaya.

Lan, Mei Hua. 2013. The Effects Of Reflective Teaching On An Intensive TeacherTraining Program. Indonesian Journal of Applied Linguistics, Vol. 3 No. 1.pp. 81-102

Latunussa, Izaak. 1988. Penelitian Kelas Suatu Pengantar. Jakarta: Depdiknas DirjendPendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Tenaga Pendidikan

Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Muliyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, H. 1982. Asas-Asas Kurikulum. Bandung: C.V. Jemmars

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.Yogyakarta: BPFE UGM.

Pinandhita, Fitra. 2014. Implementing 3D Animation Film as a Device to EnhanceStudents‟ Speaking Skill for 1A Grade Students of IKIP PGRI Madiun. The61st TEFLIN International Conference 2014 Proceedings. Oktober 2014. pp.560-563.

Poedjasoedarma,Soepomo. 1979. Tingkat Tutur Bahasa Jawa. Jakarta: Depdikbud.

Sagala, Syaiful, H. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu. 2004. Unggah-ungguh Bahasa Jawa. Jakarta:Yayasan Paramalingua.

Slamet, St.Y. 2007. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia DiSekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.

Soedijarto. 1993. Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: GramediaWidiarsa Indonesia.

Sudirman. 1991. Ilmu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar BaruAlqasindo.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 1999. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek).Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Suwandi, Sarwiji. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) & Penulisan Karya Ilmiah.Surakarta: Yuma Pustaka.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (edisirevisi). Bandung: Angkasa.

Taylor, D. Bruce. 2007. Fostering Engaging and Active Discussion in Middle SchoolClassroom. Middle School Journal. September 2007. pp. 54-59.

Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajaryang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Yabarmase, Dominicus. 2014. Fishbowl Strategy: An Effective Way to ImproveStudents‟ Speaking Ability. The 61st TEFLIN International Conference 2014Proceedings. Oktober 2014. pp. 524-526.

Yuwana, Setya, Sugeng Adipitoyo, Budi Nuryanta. 2012. Piwulangan KetrampilanUnggah-Ungguh Basa. Sidoarjo: Media Ilmu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRASIKLUS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

LAMPIRAN 01SILABUS BAHASA JAWA KELAS VII SEMESTER GENAP

Kelas/Semester : VII / GenapStandar Kompetensi : 5. Mendengarkan

Memahami cerita anak (wacan bocah) melalui kegiatan mendengarkan.6. Berbicara

Mengungkapkan berbagai informasi dan pesan secara langsung.

KompetensiDasar

MateriPokok/

Pembelajaran

PengalamanBelajar

Indikator Penilaian Alokasi

Waktu

SumberBelajar/Sara

naTeknik Bentuk Inst.

ContohInstrumen

Karakter

Mendengarkan5.1 Menemukan

tema dan pesan

cerita anak

(wacan bocah)

yang

diperdengarkan

Teks wacanbocah

a. Menyimakcerita anak(wacan bocah)yangdiperdengarkan(dengancermat)b.Menemukantema dari ceritaanak (wacanbocah) yangdiperdengarkan(cermat dantepat)c. Menemukanpesan dari ceritaanak (wacanbocah) yangdiperdengarkan(dengan tepat)

5.1.1 Dapat menyimakcerita anak (wacanbocah) yangdiperdengarkan (denganpenuh konsentrasi dancermat).5.1.2 Dapat menemukantema dari cerita anak(wacan bocah) yangdiperdengarkan (dengantepat dan benar).5.1.3 Dapat menemukanpesan dari cerita anak(wacan bocah) yangdiperdengarkan (dengantepat dan benar).

Tes tulis

Tes lisan

Tes isian

Daftar

a. Sawisenyemakwacan bocahmau, tema-ne yaiku ... .

b. Piwulang/amanah kangtinemu ingwacan bocahmau yaiku ....

4 x 40menit

4 x 40

Rahardjo,Slamet. Drs,dkk. -- . Pitutur.Surakarta :Pustaka Baru

Rubrik wacanbocah dalammajalahberbahasaJawa

Rekamanpembacaanwacan bocah.

KerjaKeras,kreatif,komuni-katif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

5.2 Menanggapi

cerita anak

(wacan bocah ).

d. Menyusunurutankejadian ,penokohan,setting daricerita anakyangdiperdengarkan (denganruntut danjelas)

e.menemukanalur, konflikdari ceritaanak (wacanbocah) yangdiperdengarkan (denganruntut danjelas).

f. Menanggapicerita anak(wacanbocah) yangdiperdengarkan (denganpenalaran yglogis).

5.2.1 Dapat menyusunurutan kejadian ,penokohan, settingdalam cerita anak(wacan bocah)yangdiperdengarkan(dengan runtut,jelas, dan tepat).

5.2.2 Dapat menemukanalur, konflik daricerita anak (wacanbocah) yangdiperdengarkan(dengan runtut,jelas dan tepat).

5.2.3 Dapat menanggapicerita anak (wacanbocah) yangdiperdengarkan(denganpenalaran yglogis)

pertanya-an

c. Sapa paragautama ingwacan bocahmau ?

d. Apa sebabe..

menit

Berbicara6.1 Menyampai-

kan pesansecara lisandengan

Wicara ;Unggah-ungguh Basamatur -

a. menyampaikan pesansecara lisandengan ragam

6.1.1 Dapatmenyampaikanpesan secara

TesLisan

Daftarpertanya-an

a. MaturamarangBpk/IbuGurumu yen

6 x 40menit

Kreatif,komunika-tif,berani

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

menggunakan berbagairagambahasaJawa secarabaik danbenar.

ngandhani basakramasesuaitatakrama(denganbahasa ygsantun,logisdan jelas).

b. Menyampaikan pesandengan ragambasa ngokosesuaitatakrama(dengansantun, logisdan jelas).

lisan denganmenggunakanragam basakrama sesuaitatakrama(dengansantun,logis dantepat).

6.1.2 Dapatmenyampaikanpesan denganmenggunakanragam basangoko sesuaitatakrama(dengansantun,logis danjelas).

sesuk kowelankelompokmuarep sowaning daleme !

b. MaturamarangBpk?Ibumuyen minggungarep kowearep melukemahmenyangCobanRandhalimang dinasuwene!

c. Kandhaamarangkancamu yensesuk arepana pameranbuku,manggoneingPerpustakaan UmumDaerah.Sapa baeoleh nekani,ora mbayar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Standar Kompetensi : 7. MembacaMemahami teks berhuruf Latin dan Jawa dengan teknik membaca cepat dan membaca ekspresif

8. MenulisMengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif.

KompetensiDasar

MateriPokok/

Pembelajaran

PengalamanBelajar

Indikator Penilaian Alokasi

Waktu

SumberBelajar/Saran

a

KarakterTeknik Bentuk

Inst.Contoh

Instrumen

Membaca7.1

Menyimpulk

an isi suatu

teks

berhuruf

Jawa

dengan

membaca

cepat

minimal 5

kata

permenit.

Membacacepat teksberhurufJawa,”KenDedes” AksaraLegena danSandhangan.

Membaca

a. Membacacepat teksberhurufJawaminimal 5kata permenit(dengancepat dantepat).

b. Menyimpulkan isi teksberhurufJawa denganbenar(dengancermat danteliti).

7.1.1 Dapat

membaca

cepat teks

berhuruf

Jawa minimal

5 kata

permenit

(dengancepat dantepat).

7.1.2 Dapat

menyimpulka

n isi teks

berhuruf

Jawa dengan

Tes pilihanganda

Uji petikkerjaprosedurdan produk

a. Wacan ingaksara Jawaiki wacanenkanthi prematilan cathetemwektune!

b. Sawiserampunganggonmumaca,wangsulanapitakon-pitakon ingngisor ikikanthi milih sijiwangsulansing palingbener!

c. Cocognagarapanmu,lan etungenukuran “macacepet”mu!

4 x 40menit

6 x 40

Teks berhurufJawa tentang“Aji Saka”

Teks pacelathon

Mandiri,kreatif,Komunika-tif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

7.2 Membaca

dengan penuh

penghayatan

dengan intonasi,

volume suara,

mimik, dan

kinetik sesuai

dengan isi

bacaan

pacelathon

ekspresifPacelathon

c. Membacabacaanpacelathondenganintonasi danvolumesuara yangsesuaidengan isibacaan(denganpenuhpercayadiri).

d. Membacabacaanpacelathondenganmimik dankinetik yangsesuaidengan isibacaan(denganpenuhpercaya diri)

benar

(dengancerma dantepat).

7.2.1 Dapat

membaca

bacaan

pacelathon

dengan

intonasi dan

volume

suara yang

sesuai

dengan isi

bacaan

(denganpenuhpercayadiri).

7.2.2 Dapat

membaca

bacaan

pacelathon

dengan

d.Pacelath

on ikuwacanenkanthilafal, intonasi,mimik lan kinetikkang trep karoisine kanthikelompokan!

menit tema “Kegiatan”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

mimik dan

kinetik yang

sesuai

dengan isi

bacaan

(denganjelas,tepatdan penuhpercaya diri).

Menulis8.1 Menulis

kalimat yang

mengan dung

basa rinengga.

Basa rinengga; tembungentar, tembungsaroja,tembunggarba,paribasan,sanepan.

a. Menuliskancontoh-contohbasa rinengga(dengankreatif daninovatif)).

b. Mengartikancontoh-contohbasa rinengga(dengantepat).

c. Membuatkalimatdengan basarinenggauntuk men-jelaskan artiyg dikandung(dengantepat)

8.1.1 Dapat

menuliskan

contoh-

contoh basa

rinengga

(dengankreatif daninovatiff,) .

8.1.2 Dapat

mengartikan

contoh-

contoh basa

rinengga

Tes tulis Tes Isian

Tes Uraian

a. Apa tuladhanetembung entariku?

b. Apa tuladhanetb. Saroja iku?

c. Nabok nyilihtangan ikukalebu apa?

d. Terangnategeseparibasan ingngisor iki!

e. Tembungentar,Paribasan ikigawenen

4 x 40menit

Kreatif ,Komunika-tif,mandiri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

8.2 Membuat

parikan dengan

memperhatikan

ciri dan kaidah

penulisan

parikan.

Parikan d. Menyimpulkankaidah-kaidahparikan daricontoh yangdiberikan(dengancermat,dantepat).

e. Membuatparikan sesuaidengankaidahnya(dengantepat).

(dengantepat)

8.1.3 Dapat

membuat

kalimat

dengan basa

rinengga

untuk

menjelaskan

arti yang

dikandung

(dengancermat,kreatif daninovatif) .

8.2.1 Dapat

menyimpulka

n kaidah-

kaidah

parikan dari

contoh yang

diberikan

(dengan

Penuga-san

Tugasrumah

ukara supayaterang tegese!

f. Saka contoparikan,golekana tatapaugeranparikan!

g. Gaweatuladhaparikan!

4 x 40menit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

tepat).8.2.2 Dapat

membuat

parikan

sesuai

dengan

kaidah-kaidah

parikan

(dengancermat,kreatif daninovatif).

Mengetahui,Kepala SMP Negeri 3 Mejayan

PANG SUGIHARTO, M.Pd.NIP. 19680322 199703 1 005

Mejayan, 9 Januari 2014Guru Mata Pelajaran

VIVIN NOVALINA H., S.Pd.NIP.19871116 2011 01 2 020

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Lampiran 02

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 3 MEJAYANMata Pelajaran : Bahasa JawaKelas / Semester : VII /II

Standar Kompetensi : Berbicara6. Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan dalam bentuk menyampaikan pesan

dan himbauan secara langsung

Kompetensi Dasar6.1 Menyampaikan pesan / informasi sacara lisan dengan menggunakan berbagai

ragam Bahasa Jawa secara baik dan benar.

Indikator :6.1.3 Dapat menyampaikan pesan secara lisan dengan menggunakan ragam basa krama

sesuai tatakrama.6.1.4 Dapat menyampaikan pesan dengan menggunakan ragam basa ngoko sesuai

tatakrama.

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :1. Dapat menyampaikan pesan secara lisan dengan menggunakan ragam basa krama

sesuai tatakrama.2. Dapat menyampaikan pesan dengan menggunakan ragam basa ngoko sesuai

tatakrama.

Karakter siswa yang diharapkan: Kreatif Komunikatif Percaya diri

B. Materi Pembelajaran : Teks pesan atau himbauanTuladha:

a. Kepareng matur Pak, kula dipun utus Pak Budi, Inggih bapakipunMarsini, kapurih matur panjenengan bilih dinten punika Marsini botenmlebet amargi sakit Tipus., lan enjing kalawau dipun bekta dhatengrumah sakit.

b. Gus, aku mau diutus Pak Budi, Bapake Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amaraga lara Tipug, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

c. Gus , aku mau dikongkon Andi, adhike Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amarga lara Tipus, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.

Cara menyampaikan pesanWacan a. wong kapisan / sing rembugan yaiku murid

Wong kapindo / sing diajak rembugan yaiku Pak GuruWong katelu / sing dirembug yaiku Pak Budi (bapake murid)

Basane : Migunakake basa karma amarga murid rembugan karo gurulan sing ngongkon yo wong tuwa.

Wacan b. wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho / sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)Wong katelu/ sing dirembug yaiku Pak Budi

Basane : Migunakake basa ngoko campuran karma, amarga singdirembug tatarane padaha, dene kecampuran krama awit singdirembug ana sing luwih tuwa (Pak Budi)

Wacan c.Wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)

Wong katelu / sing dirembug yaiku adhine muridBasane : migunakake basa ngoko kabeh amarga sing diajak rembugan

lan sing dirembug tataran drajate padha lan sangisore.

Unggah-ungguh bahasa JawaManut Unggah-ungguhing basa Jawa kang baku kapilah dadi telung warna, yaiku1. Basa ngoko yaiku basa wantah, tanpa nganggo pakurmatan. Kang

migunakake basa ngoko yaiku:a. Bocah kang durung bisa guneman ganep utawa bocah kang durung ngerti

unggah-ungguh.b. Wong guneman marang sapdha-padha sing kulina bangetc. Wong ngunandika.d. Wong tuwa marang wong kang kaprenah enome. Wong luhur (pemimpin ) marang andhane.

Basa ngoko isih kapilah maneh dadi rong warna, yaiku:(1). basa Ngoko lugu, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko kabeh ora

kecampuran tembung madya lan tembung krama.(2) Basa ngoko Andhap, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko

kecampuran tembung krama inggil/kramamratelakake ngajeni.

2. Basa krama/ basa kurmat yaiku basa taklim utawa basa kang ngajeni .Dene kanggone:

a. Wong enom marang wong tuwa.b. Murid marang Guruc. Anak marang wong tuwane

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

d. Reh-rehan marang dhedhuwurane.

3. Basa Madya. Yaiku basa kang manggone ana ing antarane krama karo ngoko.Dadi kalah taklim karo krama, nanging luwih taklim tinimbang basa ngoko.Lumrahe awujud wancahaning tembung krama/ kurmat.Kaya umpamane:

empun, teng, nggih, ngga, napa, niku, niki Lsp.

C. Metode Pembelajaran :1. Permodelan2. Pemberian tugas

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:Pertemuan pertama

1. Kegiatan awalApersepsiSiswa mendengarka model menyampaikan pesan sesuai unggah-ungguh bahasa Jawa.

MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa mendiskusikan kerangka pesan atau himbauan.

Elaborasib. Siswa menyusun pesan atau himbauan dalam bahasa ngoko.c. Siswa mengubah teks pesan berbahasa Jawa ngoko ke krama.

Konfirmasid. Guru meneliti hasil kerja siswa.

3. Kegiatan akhirGuru melakukan evaluasi

Pertemuan kedua1. Kegiatan awalApersepsiSiswa meneliti kembali hasil pekerjaannya.

MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa memperagakan menyampaian pesan atau himbauan kepada teman dan guru.

Elaborasib. Siswa saling menilai penampilan temannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Konfirmasic. Guru memberikan penilaian dan penguatan materi.

3. Kegiatan akhirGuru mengevaluasi

E. Sumber belajar :1. Teks pesan himbauan

2. Kerangka teks pesan atau himbauan

3. Cara menyampaikan pesan

4. Unggah-ungguh Bahasa Jawa

5. Buku teks

F. Penilaian Teknik : observasi, penugasan Bentuk intsrumen : lembar observasi, Tugas proyek Soal / Instrumen :

1. Tugas Proyek

NO INSTRUMEN SKOR

1 a. Menuliskan pesan dengan benar dan penggunaan bahasa Jawa ngokodan krama yang tepat.

b. Menuliskan pesan dengan benar dan penggunaan bahasa Jawa yangkurang tepat atau sebaliknya.

c. Menuliskan pesan dan penggunaan bahasa keduanya kurang tepat

d. Hanya menuliskan pesan dalam satu bahasa

e. Tidak menuliskan apa-apa

4

3

2

1

0

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

2. Lembar observasi

NO INSTRUMEN 3 2 1

1 Ketepatan intonasi (tepat/kurang tepat/ tidak tepat)

Ketepatan Volume ( jelas/ kurang jelas /tidak jelas)

Ketepatan ekspresi ( Tepat, kurang tepat/ tidak tepat)

Skor Maksimal : 13

Nilai akhir = Skor Perolehan X 100Skor Maksimal

Mengetahui,Kepala SMP Negeri 3 Mejayan

PANG SUGIHARTO, M.Pd.NIP. 19680322 199703 1 005

Mejayan, 9 Januari 2014Guru Mata Pelajaran

VIVIN NOVALINA H., S.Pd.NIP.19871116 2011 01 2 020

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Lampiran 03INSTRUMEN PENILAIAN PENILAIAN KINERJA GURU

BERBICARA JAWA KRAMA PRASIKLUS

No. Indikator/Aspek yang DinilaiSkor

1 2 3 4

I PRAPEMBELAJARAN

1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √

2 Memeriksa kesiapan siswa √

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan apersepsi √

2Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai danrencana kegiatan

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan materi pembelajaran

1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

3 Mencapai tujuan komunikatif √

4 Menggunakan struktur logika √

5 Menggunakn unsur-unsur kebahasaan √

6 Menggunakan unsur sosio-kultural √

B Pendekatan/strategi pembelajaran

1Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensiyang akan dicapai

2Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatperkembangan kebutuhan siswa

3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut √

4 Menguasai kelas √

5 Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual √

6Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkantumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effects)

7Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yangtelah dialokasikan

8 Penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar √

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

pembelajaran

9 Penggunaan model pembelajaran inovatif √

C Pemanfaatan sumber/media pembelajaran

1Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumberbelajar/media pembelajaran

2 Menghasilkan pesan yang menarik √

3Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatansumber belajar/media pembelajaran

DPembelajaran yang memicu dan memeliharaketerlibatan siswa

1Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran

2 Merespon positif partisipasi siswa √

3Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

4 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa √

5 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √

6Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalambelajar

E Penilaian proses dan hasil belajar

1 Memantau kemajuan belajar √

2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √

IV PENUTUP

1Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan siswa

2Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,kegiatan, atau tugas sebagai bagian dariremidi/pengayaan

SKOR TOTAL 52

SKOR AKHIR=(SKOR TOTAL:128)X100 40,625

Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = cukup baik; 4 = baik; 5 = sangat baik

Keterangan Predikat: 90-100 = amat baik; 75-89 = baik; 60-74 = cukup; 50-59 = kurang; 0-49= amat kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

CATATAN REFLEKTIF:

Pada proses kegiatan belajar mengajar prasiklus banyak ditemui kekurangan. Penggunaanmetode ceramah dan penugasan siswa untuk mengerjakan LKS menunjukkan guru masihmenggunakan metode konvnsional. Proses pembelajaran masih berpusat kepada guru (teachercentered). Guru tidak membentuk siswa dalam kelompok. Siswa mengerjakan tugas yangdiberikan guru secara individu pada LKS-nya masing-masing. Hal ini memicu siswa untukbersikap seenaknya sendiri, bercanda, ramai, dan kurang berkonsentrasi pada prosespembelajaran. Setelah waktu yang diberikan habis siswa yang ditunjuk pun kurang maksimalbahkn da yang tidak menyimak. Ini menyebabkan skor akhir guru hanya mendapat 40,6 danmasuk kategori amat kurang.

Madiun, 16 April 2014Pengamat

Nadhif Dwi Saputra, S.Pd.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Lampiran 04CATATAN LAPANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PRASIKLUS

Hari/Tanggal : Rabu, 16 April 2014

Waktu : 07.00 - 08.20

Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan

Jenis : Prasiklus

Informan : Siswa dan Guru Kelas VII G

Setting:

Observasi awal ini dilakukan di ruang kelas VII G SMP Negeri 3 Kecamatan Mejayan,

Kabupaten Madiun. Di kelas terdapat 1 pasang meja kursi guru, 14 meja siswa yang tiap

mejanya diisi dengan 2 kursi siswa, 1 papan tulis jenis whiteboard, 2 papan pengumuman, 1 data

administrasi kelas, gambar Presiden dan Wakil Presiden serta gambar Garuda Pancasila. Di

bagian belakang ruang kelas terdapat 4 kata-kata mutiara serta spanduk besar bertuliskan

PAPAN PAJANGAN HASIL KARYA SISWA dimana berbagai hasil portofolio siswa ditempel.

Di pojok belakang juga terdapat gantungan berisi alat-alat kebersihan seperti sapu dan

kemoceng.

Suasana kelas masih gaduh karena siswa baru saja masuk kelas setelah membaca Asmaul

Husna. Kebijakan kepala sekolah, sebelum masuk kelas seluruh siswa berbaris sesuai kelasnya

masing-masing untuk kemudian dipimpin salah satu perwakilan membaca Asmaul Husna.

Bahasa Jawa jatuh pada jam pertama dan kedua, jadi siswa baru saja selesai membaca Asmaul

Husna. Setelah guru masuk keadaan kelas mulai kondusif, kemudian guru mengindisikan siswa

agar siap menerima pelajaran.

Deskripsi:

Guru memerintahkan salah satu siswa untuk memimpin berdoa. Setelah berdoa selesai,

guru mengabsen siswa dengan cara menanyakan siapa siswa yang tidak hadir pada hari itu.

Peneliti duduk di bagian belakang sambil mengamati proses kegiatan belajar mengajar. Pada

awalnya memang siswa tampak bertanya-tanya dan berbisik-bisik melihat kehadiran peneliti,

namun hal tersebut langsung dijelaskan oleh guru bahwa peneliti tidak akan mengganggu

jalannya pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Memulai jalannya pembelajaran guru menggunakan apersepsi singkat dengan cara

melempar sebuah pertanyaan tentang bahasa Jawa krama. Siswa menjawab secara serampangan

bersama-sama dan tidak jelas. Guru kemudian menyuruh siswa membuka LKS masing-masing

pada materi berbicara krama. Siswa bergantian ditunjuk membaca keras materi dan contoh yang

ada di LKS. Beberapa siswa ketika ditunjuk menggantikan temannya untuk membaca terlihat

kebingungan. Hal ini menandakan siswa tersebut tidak menyimak. Setelah sesi membaca selesai,

guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LKS. Guru memberikan waktu 10

menit untuk mengerjakan. Selama proses mengerjakan siswa mulai seenaknya sendiri. Ada yang

sibuk dengan hal-hal kecil seperti uang, pinjam bolpoin kesana kemari, dan malah

bercengkerama dengan teman di sekitarnya. Guru sering sekali mengingatkan siswa untuk segera

menyelesaikan tugas.

Guru memberi tanda bahwa waktu yang diberikan telah habis, kemudian menunjuk siswa

untuk membacakan hasil kerjanya satu per satu. Beberapa kesalahan dibahas bersama kemudian

oleh guru diberi contoh yang benar. Setelah semua membacakan hasil kerjanya guru menutup

pembelajaran pada hari itu dan pembelajaran pun selesai.

Refleksi:

Proses belajar mengajar prasiklus masih menunjukkan metode konvensional, dimana

pusat pembelajaran berada pada guru seorang. Guru tidak menggunakan media apapun selain

LKS. Kesalahan terbesar terdapat pada penilaian. Aspek yang dinilai adalah berbicara namun

siswa malah diperintahkan untuk menulis. Ketika mempresentasikan hasil kerjanya siswa juga

membaca, tidak murni menyampaikan hasil kerjanya secara lisan. Hal ini tidak sesuai dengan

aspek yang dinilai yaitu berbicara.

Kegiatan observasi prasiklus ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kondisi

kegiatan belajar mengajar di kelas VII G SMPN 3 Mejayan pada pokok bahasan berbicara Jawa

krama. Melalui observasi awal ini peneliti dapat menentukan rencana penyelesaian masalah

tersebut pada pertemuan selanjutnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Lampiran 05CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA PRASIKLUS

Hari/Tanggal : Rabu, 16 April 2014

Waktu : 07.00-08.20

Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan

Jenis : Prasiklus

Informan : Kukuh Dwi Setiawan

Peneliti : Bagaimana sehabis diajar oleh Bu Vivin, pelajarannya apa?

Kukuh : Bahasa Jawa

Peneliti : Menurut kamu cara mengajar Bu Vivin hari ini bagaimana?

Kukuh : Kalau menurut saya cara mengajar Bu Vivin kurang menarik, Pak.

Peneliti : Alasannya kurang menarik apa?

Kukuh : Bosan, Pak. Tiap hari Cuma disuruh menulis, mengerjakan, mengerjakan (LKS)

Peneliti : Kalau menurut kamu biar pelajaran bahasa Jawa itu menarik, ditambah apa?

Kukuh : Ya ditambah permainan-permainan, Pak

Peneliti : (Maksudnya) Seperti diskusi?

Kukuh : Ya, Pak.

Peneliti : Kalau menurut kamu pelajaran Bahasa Jawa itu sulit apa tidak?

Kukuh : Tidak. Biasa saja, Pak. (Peneliti kurang yakin dengan jawaban ini)

Peneliti : Tapi kalau melihat teman-teman kamu berbicara bahasa Jawa itu banyak yangsalah, kan?

Kukuh : Iya, Pak. (sambil tersenyum)

Peneliti : Menurut kamu penyebabnya apa?

Kukuh : Itu Pak... apa istilahnya... (mulai bingung)

Peneliti : Apa mungkin di zaman yang semakin modern bahasa Jawa dianggap kuno?

Kukuh : Iya, Pak.

Peneliti : Ya saya kira cukup, terimakasih.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA PRASIKLUS

Hari/Tanggal : Rabu, 16 April 2014

Waktu : 07.00-08.20

Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan

Jenis : Prasiklus

Informan : Arifiyah

Peneliti : Nama kamu siapa?

Arifiyah : Arifiyah

Peneliti : Kelas berapa?

Arifiyah : Tujuh G

Peneliti : Menurut kamu pelajaran bahasa Jawa itu bagaimana?

Arifiyah : Sulit, Pak.

Peneliti : Kenapa kamu mengatakan sulit?

Arifiyah : Karena belum diterapkan di keluarga.

Peneliti : Jadi kamu di rumah tidak memakai Bahasa Jawa?

Arifiyah : Tidak, sulit lho, Pak.

Peneliti : Tidak apa-apa memang kebanyakan begitu sekarang, namun sesulit apapun kan

di sekolah ada pelajarannya. Menurut kamu cara mengajar Bu Vivin yang seperti

tadi bagaimana?

Arifiyah : Kalau menurut saya membosankan karena langsung disuruh mengerjakan.

Peneliti : Kalau caranya menerangkan materi?

Arifiyah : Caranya menerangkan jelas, tapi bagi teman lainnya tidak tahu.

Peneliti : Menurut kamu pembelajaran bahasa Jawa kalau Cuma dari LKS cukup apa

tidak?

Arifiyah : Tidak. Perlu ditambah biar lebih menarik.

Peneliti : Menurut kamu biar lebih menarik ditambah apa?

Arifiyah : ditambah permainan, dan disuruh apa itu... seperti kuis, diskusi.

Peneliti : Kalau di rumah pakai Bahasa Jawa apa tidak?

Arifiyah : Tidak, Pak.

Peneliti : Ya sudah terimakasih

Arifiyah : Ya, Pak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Lampiran 06CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA GURU PRASIKLUS

Hari/Tanggal : Rabu, 16 April 2014

Waktu : 10.00-10.15

Tempat : Ruang Tamu SMPN 3 Mejayan

Jenis : Prasiklus

Informan : Vivin Novalina Herawati, S.Pd. (Guru Bahasa Jawa)

Peneliti : Permisi ya, Bu. Saya ingin melakukan wawancara dengan Ibu tentang pembelajaranberbicara bahasa Jawa krama yang baru saja Ibu lakukan tadi. Apakah Ibuberkenan?

Ibu Vivin : Iya Pak, silakan.

Peneliti : Begini, Bu setiap pembelajaran yang baik harusnya didahului dengan perencanaanyang baik. Apakah sebelum mengajar sudah membuat perencanaan yang baiksesuai dengan materi yang akan disampaikan?

Ibu Vivin : Sudah Pak, ya RPP itu kan perencanaan sebelum kita mengajar.

Peneliti : RPP yang membuat Anda sendiri, Bu?

Ibu Vivin : Tidak, Pak. Itu saya dapat dari MGMP Guru Bahasa Daerah Kabupaten Madiun.

Peneliti : Jadi Anda belum membuat perencanaan sendiri ya, Bu. Di MGMP apa tidak dibuatbersama-sama?

Ibu Vivin : Sebenarnya di sekolah ini guru bahasa Jawanya selain saya ada satu lagi, yaitu BuTitik. Beliau, karena lebih senior, mewakili SMP N 3 Mejayan di MGMP, karenaaturan MGMP hanya satu guru tiap sekolah, Pak.

Peneliti : Jadi begitu, tapi kenapa anda belum membuat perencanaan sendiri, Bu?

Ibu Vivin : Kan sudah ada yang dari MGMP. Saya kira dari MGMP itu sudah cukup, Pak.

Peneliti : Saya lihat tadi siswa mengerjakan LKS, Ibu sendiri yang membuat?

Ibu Vivin : Itu juga buatan MGMP, Pak. Seluruh Kabupaten dianjurkan memakainya.

Peneliti : Apa kendala yang Anda hadapi ketika pembelajaran berbicara Jawa krama?

Ibu Vivin : Kalau hubungannya dengan pembelajaran berbicara Jawa krama banyak, Pak.

Peneliti : Misalnya apa, Bu?

Ibu Vivin : Anak sekarang menganggap pelajaran bahasa Jawa itu kuno. Sudah mulai banyakdari mereka yang tidak menggunakannya di keluarga. Kalau masih di tataran ngoko

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

mungkin bisa, tapi kalau sudah masuk krama sulit sekali bagi mereka. Seperti asingdi telinga mereka.

Peneliti : Kondisi pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama yang ada sekarang bagaimana?

Ibu Vivin : Sebenarnya kelas VII G ini termasuk pintar-pintar, jika dibandingkan dengan kelasVII yang lain. Tapi untuk bahasa Jawa memang masih kurang. Sekitar 50%menurut saya sudah mampu berbicara Jawa krama seperti Kukuh, Arifiyah, dll.Tapi yang lain masih belum bisa. Terlihat jika mereka akan izin ke belakang atauingin berbicara dengan saya, mereka lebih memilih memakai bahasa Indonesia,padahal sudah saya wajibkan memakai bahasa Jawa krama khusus dengan saya.

Peneliti : Saya dengar ada murid pindahan dari luar Jawa Bu? Bagaimana andamengatasinya?

Ibu Vivin : Ohya namanya Rijal, dia dari Papua. Tetap saya motivasi sedikit-sedikit semester 2ini mulai bisa meskipun baru “Nggih Bu” tapi dia mau mencoba. Biasanya sayapasangkan dengan siswa yang pintar agar bisa membantunya.

Peneliti : Selama pembelajaran berlangsung anda pernah memakai media, metode, ataupendekatan tertentu?

Ibu Vivin : Ya seperti itu tadi cara saya mengajar, Pak.

Peneliti : Baiklah terima kasih, Bu saya kira cukup.

Ibu Vivin : Ya Pak, sama-sama.

Refleksi:

Berdasarkan hasil wawancara prasiklus dengan Ibu Vivin menunjukkan bahwa pada

umumnya siswa masih belum menguasai berbicara dengan bahasa Jawa krama. Sudah ada 50%

siswa yang berkemampuan baik, namun masih cenderung menggunakan bahasa Indonesia ketika

berbicara dengan guru.

Selain itu dari segi perencanaan guru juga belum matang. Dapat dilihat dari RPP yang

masih memakai buatan MGMP tanpa dilakukan penyesuaian. Dalam pembelajaran pun guru

masih berpusat pada LKS. Guru juga belum menggunakan metode atau pendekatan tertentu

untuk menunjang pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

DAFTAR HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA KRAMA PRASIKLUS

No NoInduk

Nama Siswa L/PAspek yang Diamati

Skor Nilai Predikat1 2 3 4 5

1 3894 AJIB RAHMAN L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 5 4 4 3 4 20 80 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 4 3 4 3 17 68 Cukup4 3897 ANANDA P 4 3 4 3 4 18 72 Cukup5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang

6 3899 ARIFIYAH NUR A P 5 5 4 4 4 22 88AmatBaik

7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 3 3 4 3 4 17 68 Cukup8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 4 3 4 3 3 17 68 Cukup9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 4 4 3 4 4 19 76 Baik

10 3903 DIMAS ADI SURYA L 3 3 4 3 3 16 64 Cukup11 3904 DYAS FILLAH A L 3 4 4 4 3 18 72 Cukup12 3905 ELSA PRITANTI P 4 4 3 4 4 19 76 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang14 3907 IVANDA MELIN R P 4 4 4 3 4 19 76 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 3 4 3 4 4 18 72 Cukup16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 4 4 4 3 4 19 76 Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 4 4 4 4 4 20 80 Baik18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 3 3 4 4 3 17 68 Cukup19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 4 3 16 64 Cukup20 3913 M MIFTAHUL HUDA L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 3 4 4 4 19 76 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 3 4 3 3 3 16 64 Cukup23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 3 3 2 3 3 14 56 Kurang24 3917 RISMA NUR ASWIN P 3 3 4 3 3 16 64 Cukup25 3918 SABNA ANANDA P P 5 4 3 3 4 19 76 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 3 15 60 Kurang27 3920 WINDY ARISKA P 4 4 4 4 3 19 76 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 4 3 3 3 4 17 68 Cukup

Jumlah 100 98 97 95 97 487 1948Rata-Rata 6,9 6,8 6,7 6,6 6,7 33,6 134

Presentase(%) 71 70 69 68 69 348 1391

Keterangan Aspek nilai:1. Keaktifan Siswa dalam mendengarkan penjelasan

guru2. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran3. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan

guru dan mengajukan pertanyaan4. Keaktifan siswa pada saat diskusi fishbowl5. Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas

guru

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

DAFTAR HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA KRAMA PRASIKLUS

No NoInduk

Nama Siswa L/PAspek yang

Diamati Skor Nilai Predikat1 2 3 4 5

1 3894 AJIB RAHMAN L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 4 4 4 4 4 20 80 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 4 3 4 4 18 72 Cukup4 3897 ANANDA P 4 3 4 3 4 18 72 Cukup5 3898 ARIEN ROYAN R L 4 3 4 4 3 18 72 Cukup6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 4 4 5 21 84 Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 4 3 3 3 4 17 68 Cukup8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 3 3 3 4 3 16 64 Cukup9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 4 4 3 4 4 19 76 Baik

10 3903 DIMAS ADI SURYA L 4 3 4 4 4 19 76 Baik11 3904 DYAS FILLAH A L 4 3 3 4 4 18 72 Cukup12 3905 ELSA PRITANTI P 3 4 4 3 4 18 72 Cukup13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 3 3 3 4 3 16 64 Cukup14 3907 IVANDA MELIN R P 4 4 5 4 4 21 84 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 3 4 3 4 4 18 72 Cukup16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 4 3 4 4 5 20 80 Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 4 4 3 3 4 18 72 Cukup18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 3 4 3 3 3 16 64 Cukup19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 4 16 64 Cukup20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 3 3 4 4 3 17 68 Cukup21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 4 3 4 4 19 76 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 4 3 3 3 4 17 68 Cukup23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 3 3 3 3 3 15 60 Kurang24 3917 RISMA NUR ASWIN P 4 3 4 3 4 18 72 Cukup25 3918 SABNA ANANDA P P 4 4 4 3 4 19 76 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 4 3 4 3 17 68 Cukup27 3920 WINDY ARISKA P 4 3 4 4 3 18 72 Cukup28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 4 3 3 4 4 18 72 Cukup

Jumlah 101Rata-Rata 7

Presentase (%) 72

KETERANGAN: < 75 TIDAK TUNTAS, ≥ 75 TUNTAS

Keterangan Aspek nilai:1. Kosakata2. Tekanan3. Pemahaman4. Tata Bahasa5. Kelancaran

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

SIKLUS I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Lampiran 07RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

(RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 3 MEJAYANMata Pelajaran : Bahasa JawaKelas / Semester : VII /IIAlokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Berbicara6. Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan dalam bentuk menyampaikan pesan

dan himbauan secara langsung

Kompetensi Dasar6.1 Menyampaikan pesan / informasi sacara lisan dengan menggunakan berbagai

ragam Bahasa Jawa secara baik dan benar.

Indikator :6.1.5 Dapat membedakan tingkatan bahasa Jawa yang dipakai sesuai dengan lawan

bicara yang dihadapi.6.1.6 Dapat menyampaikan pesan dengan menggunakan ragam basa krama sesuai

unggah-ungguh basa yang benar.

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat berbicara atau berdialogdengan orang yang lebih tua sesuai dengan unggah-ungguh yang benar.

Karakter siswa yang diharapkan: Kreatif Komunikatif Percaya diri

B. Materi Pembelajaran : Teks pesan atau himbauanTuladha:

e. Kepareng matur Pak, kula dipun utus Pak Budi, Inggih bapakipunMarsini, kapurih matur panjenengan bilih dinten punika Marsini botenmlebet amargi sakit Tipus., lan enjing kalawau dipun bekta dhatengrumah sakit.

f. Gus, aku mau diutus Pak Budi, Bapake Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amaraga lara Tipus, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.

g. Gus , aku mau dikongkon Andi, adhike Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amarga lara Tipus, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Cara menyampaikan pesanWacan a. wong kapisan / sing rembugan yaiku murid

Wong kapindo / sing diajak rembugan yaiku Pak GuruWong katelu / sing dirembug yaiku Pak Budi (bapake murid)

Basane : Migunakake basa karma amarga murid rembugan karo gurulan sing ngongkon ya wong tuwa.

Wacan b. wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho / sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)Wong katelu/ sing dirembug yaiku Pak Budi

Basane : Migunakake basa ngoko campuran karma, amarga singdirembug tatarane padaha, dene kecampuran krama awit singdirembug ana sing luwih tuwa (Pak Budi)

Wacan c.Wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)

Wong katelu / sing dirembug yaiku adhine muridBasane : migunakake basa ngoko kabeh amarga sing diajak rembugan

lan sing dirembug tataran drajate padha lan sangisore.

Unggah-ungguh bahasa JawaManut Unggah-ungguhing basa Jawa kang baku kapilah dadi telung warna, yaiku4. Basa ngoko yaiku basa wantah, tanpa nganggo pakurmatan. Kang

migunakake basa ngoko yaiku:a. Bocah kang durung bisa guneman ganep utawa bocah kang durung ngerti

unggah-ungguh.b. Wong guneman marang sapdha-padha sing kulina bangetc. Wong ngunandika.d. Wong tuwa marang wong kang kaprenah enome. Wong luhur (pemimpin ) marang andhane.

Basa ngoko isih kapilah maneh dadi rong warna, yaiku:(1). basa Ngoko lugu, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko kabeh ora

kecampuran tembung madya lan tembung krama.(2) Basa ngoko Andhap, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko

kecampuran tembung krama inggil/kramamratelakake ngajeni.

5. Basa krama/ basa kurmat yaiku basa taklim utawa basa kang ngajeni .Dene kanggone:

a. Wong enom marang wong tuwa.b. Murid marang Guruc. Anak marang wong tuwaned. Reh-rehan marang dhedhuwurane.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

6. Basa Madya. Yaiku basa kang manggone ana ing antarane krama karo ngoko.Dadi kalah taklim karo krama, nanging luwih taklim tinimbang basa ngoko.Lumrahe awujud wancahaning tembung krama/ kurmat.Kaya umpamane:

empun, teng, nggih, ngga, napa, niku, niki Lsp.

C. Metode dan Model Pembelajaran :3. Metode : Permodelan, Penugasan, Tanya Jawab4. Model : Fishbowl

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:Pertemuan pertama

4. Kegiatan awalApersepsia. Guru bertanya siapa saja yang menggunakan bahasa Jawa Krama dalam berbicara

dengan orang tuanya.b. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai oleh

siswa.c. Guru menjelaskan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan oleh siswa

MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran

5. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa membentuk kelompok beranggotakan lima orang, siswa yang lain

membentuk lingkaran di luar kelompok kecil tersebut.b. Guru membagi daftar kosakata ngoko dan menjelaskan langkah-langkah kerja.

Elaborasia. Siswa yang berada di tengah mencari bahasa Krama dari bahasa Ngoko yang

diberikan.b. Siswa yang berada di tengah bergantian menjawab, apabila ada siswa yang tidak

dapat menjawab, siswa di lingkaran luar diberikan kesempatan mengacungkantangan.

c. Siswa yang berada di lingkaran luar diberikan kesempatan masuk ke kelompokkecil di tengah apabila dapat menjawab.

d. Siswa membuat kesimpulan.

Konfirmasia. Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan siswab. Guru memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa.

6. Kegiatan akhira. Guru membuat simpulan tentang bahasa Jawa ragam Krama.b. Guru memilih 3 anak yang paling aktif dalam diskusi untuk mendapatkan reward.c. Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa pada pertemuan berikutnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Pertemuan kedua4. Kegiatan awalApersepsiGuru mengecek kehadiran siswa.Guru bertanya tentang tugas yang diberikan siswa

MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran.

5. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa memperagakan menyampaian pesan atau himbauan kepada teman dan guru.

Elaborasib. Siswa saling menilai penampilan temannya.

Konfirmasic. Guru memberikan penilaian dan penguatan materi.

6. Kegiatan akhirGuru mengevaluasi

E. Sumber belajar :6. Teks pesan himbauan

7. Kerangka teks pesan atau himbauan

8. Cara menyampaikan pesan

9. Unggah-ungguh Bahasa Jawa

10. Buku teks

F. Penilaian Teknik : observasi, penugasan Bentuk intsrumen : lembar observasi, Tugas proyek Soal / Instrumen :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

1. Penilaian Proses

No Aspek yangdinilai

TeknikPenilaian

WaktuPenilaian

InstrumenPenilaian

Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

Keaktifan Siswadalammendengarkanpenjelasan guruKeaktifan siswadalam mengikutipembelajaranKemampuansiswa dalammenjawabpertanyaan gurudan mengajukanpertanyaanKeaktifan siswapada saat diskusifishbowlKemampuansiswa dalammelaksanakantugas guru

Pengamatan Proses LembarPengamatan

Diamati ketikaprosespembelajaranberlangsung

Daftar Hasil Penilaian Kinerja Siswa

No Nama Siswa Aspek yang Diamati Skor Nilai Predi-kat1 2 3 4 5

123

JumlahRata-rataPersentase

Keterangan Aspek nilai:1. Minat2. Keaktifan Siswa3. Kerja Sama4. Tanggung Jawab

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 - 100 Amat baik75 - 89 Baik60 - 74 Cukup50 - 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

Pedoman penskoran

Nilai akhir = jumlah skor x 5 = ….

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

2. Penilaian Hasil

No Aspek yang dinilai TeknikPenilaian

WaktuPenilaian

InstrumenPenilaian

Keterangan

1.2.3.4.5.

KosakataTekananPemahamanUnggah-UngguhKelancaran

Pengamatan Proses LembarPengamatan

Diamati ketikaprosespembelajaranberlangsung

Daftar Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama

No Nama Siswa Aspek yang Diamati Skor Nilai Predi-kat1 2 3 4 5

123

JumlahRata-rataPersentase

Keterangan Aspek nilai:1. Kosakata2. Tekanan3. Pemahaman4. Tata Bahasa5. Kelancaran

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

Pedoman penskoran

Nilai akhir = Jumlah skor x 5 = ……

Mengetahui,Kepala SMP Negeri 3 Mejayan

PANG SUGIHARTO, M.Pd.NIP. 19680322 199703 1 005

Mejayan, April 2014Guru Mata Pelajaran

VIVIN NOVALINA H., S.Pd.NIP.19871116 2011 01 2 020

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Lampiran 08INSTRUMEN PENILAIAN PENILAIAN KINERJA GURUBERBICARA JAWA KRAMA SIKLUS 1 PERTEMUAN 1

No. Indikator/Aspek yang DinilaiSkor

1 2 3 4

I PRAPEMBELAJARAN √

1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √

2 Memeriksa kesiapan siswa

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan apersepsi √

2Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai danrencana kegiatan

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan materi pembelajaran

1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

B Pendekatan/strategi pembelajaran

1Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensiyang akan dicapai

2Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatperkembangan kebutuhan siswa

3 Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual √

4 Melaksanakan pembelajaran dengan metode fishbowl √

5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu √

C Pemanfaatan sumber/media pembelajaran

1Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumberbelajar/media pembelajaran

2 Menghasilkan pesan yang menarik √

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

D Pembelajaran yang memicu dan memeliharaketerlibatan siswa

1Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran

2Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

3Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalambelajar

E Penilaian proses dan hasil belajar

1 Memantau kemajuan belajar √

2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √

IV PENUTUP

1Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan siswa

2Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,kegiatan, atau tugas sebagai bagian dariremidi/pengayaan

JUMLAH 52

SKOR TOTAL 84

JUMLAH RATA-RATA 61,90

Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = cukup baik; 4 = baik

Keterangan Predikat: 90-100 = amat baik; 75-89 = baik; 60-74 = cukup; 50-59 = kurang; 0-49= amat kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

INSTRUMEN PENILAIAN PENILAIAN KINERJA GURU

BERBICARA JAWA KRAMA SIKLUS 1 PERTEMUAN 2

No. Indikator/Aspek yang DinilaiSkor

1 2 3 4

I PRAPEMBELAJARAN

1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √

2 Memeriksa kesiapan siswa √

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan apersepsi √

2Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai danrencana kegiatan

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan materi pembelajaran

1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

B Pendekatan/strategi pembelajaran

1Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensiyang akan dicapai

2Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatperkembangan kebutuhan siswa

3 Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual √

4 Melaksanakan pembelajaran dengan metode fishbowl √

5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu √

C Pemanfaatan sumber/media pembelajaran

1Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumberbelajar/media pembelajaran

2 Menghasilkan pesan yang menarik √

DPembelajaran yang memicu dan memeliharaketerlibatan siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

1Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran

2Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

3Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalambelajar

E Penilaian proses dan hasil belajar

1 Memantau kemajuan belajar √

2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √

IV PENUTUP

1Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan siswa

2Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,kegiatan, atau tugas sebagai bagian dariremidi/pengayaan

JUMLAH 60

SKOR TOTAL 84

JUMLAH RATA-RATA 71,42

Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = cukup baik; 4 = baik

Keterangan Predikat: 90-100 = amat baik; 75-89 = baik; 60-74 = cukup; 50-59 = kurang; 0-49= amat kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Lampiran 09CATATAN LAPANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Hari/Tanggal : Rabu, 23 April 2014

Waktu : 07.00-08.20

Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan

Jenis : Siklus I Pertemuan 1

Informan : Siswa dan Guru SMPN 3 Mejayan

Setting:

Kegiatan Pembelajaran dilakukan di ruang kelas VII G SMP Negeri 3 Kecamatan

Mejayan, Kabupaten Madiun. Di kelas terdapat 1 pasang meja kursi guru, 14 meja siswa yang

tiap mejanya diisi dengan 2 kursi siswa, 1 papan tulis jenis whiteboard, 2 papan pengumuman, 1

data administrasi kelas, gambar Presiden dan Wakil Presiden serta gambar Garuda Pancasila. Di

bagian belakang ruang kelas terdapat 4 kata-kata mutiara serta spanduk besar bertuliskan

PAPAN PAJANGAN HASIL KARYA SISWA dimana berbagai hasil portofolio siswa ditempel.

Di pojok belakang juga terdapat gantungan berisi alat-alat kebersihan seperti sapu dan

kemoceng.

Suasana kelas masih gaduh karena siswa baru saja masuk kelas setelah membaca Asmaul

Husna. Kebijakan kepala sekolah, sebelum masuk kelas seluruh siswa berbaris sesuai kelasnya

masing-masing untuk kemudian dipimpin salah satu perwakilan membaca Asmaul Husna.

Bahasa Jawa jatuh pada jam pertama dan kedua, jadi siswa baru saja selesai membaca Asmaul

Husna. Setelah guru masuk keadaan kelas mulai kondusif, kemudian guru mengindisikan siswa

agar siap menerima pelajaran.

Deskripsi:

Guru masuk kelas selanjutnya setelah itu baru mengkondisiakan beberapa siswa yang

masih gaduh berbicara sendiri. Peneliti duduk di bagian belakang sambil mengamati proses

belajar mengajar tanpa harus menganggu jalannya proses pembelajaran. Kegaitan pembelajaran

pada pertemuan ini membahas tentang keterampilan berbicara bahasa Jawa krama. Pada minggu

sebelumnya guru sudah menerangkan juga materi tentang huruf Jawa. Kegiatan Pembelajaran

diawali dengan guru mengingatkan pelajaran minggu lalu dan menanyakan pada bagian apa saja

yang belum dikuasai siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Kegiatan pembelajaran selanjutnya guru membacakan standar kompetensi, kompetensi

dasar dan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Guru kemudian mengingatkan siswa

dengan materi minggu sebelumnya. Siswa masih banyak yang bercanda dan berbicara sendiri di

belakang. Pada pertemuan ini untuk pertama kalinya metode fishbowl diterapkan, karena itu guru

menjelaskan tata cara melaksanakan diskusi fishbowl. Dimulai dari langkah-langkah kemudian

aturan-aturan yang harus ditaati.

Pada kegiatan inti siswa dikondisikan untuk membentuk lingkaran besar. Guru menunjuk

empat siswa untuk menjadi kelompok yang berada di lingkaran kecil. Siswa yang ditunjuk

sempat tidak mau, namun akhirnya setelah dibujuk oleh guru kalau semua akan kebagian berada

di tengah, siswa kooperatif. Guru membagikan kertas berisi instruksi yang harus dikerjakan.

Awalnya siswa bingung karena memang ini baru pertama. Setelah berjalan satu putaran, siswa

pun mulai menikmati dan kondisi pembelajaran menjadi lebih kondusif dan menyenangkan.

Pada akhir pembelajaran siswa telah merasakan menjadi kelompok yang berada di

tengah. Guru kemudian mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut secara

bersama-sama. Empat siswa ditunjuk maju ke depan kelas untuk mendapatkan penghargaan

sebagai siswa paling aktif dalam pembelajaran pada hari itu.

Refleksi:

Setelah dilakukan tindakan ternyata perlu dilakukan perbaikan, perbaikan itu setting

tempat duduk untuk pertemuan berikutnya serta penyiapan kelas yang kondusif dipersiapkan.

Kemudian guru harus menerangkan bagaimana diskusi fishbowl itu dilaksanakan agar siswa

cepat dalam membentuk lingkaran dan waktu yang terbatas tidak terbuang percuma. Guru harus

dapat memanfaatkan alokasi waktu yang telah disediakan, sehingga waktu yang terbatas dapat

dimaksimalkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

CATATAN LAPANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014

Waktu : 07.00-08.20

Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan

Jenis : Siklus I Pertemuan 2

Informan : Siswa dan Guru SMPN 3 Mejayan

Setting:

Kegiatan Pembelajaran ini dilakukan di ruang kelas VII G SMP Negeri 3 Kecamatan

Mejayan, Kabupaten Madiun. Di kelas terdapat 1 pasang meja kursi guru, 14 meja siswa yang

tiap mejanya diisi dengan 2 kursi siswa, 1 papan tulis jenis whiteboard, 2 papan pengumuman, 1

data administrasi kelas, gambar Presiden dan Wakil Presiden serta gambar Garuda Pancasila. Di

bagian belakang ruang kelas terdapat 4 kata-kata mutiara serta spanduk besar bertuliskan

PAPAN PAJANGAN HASIL KARYA SISWA dimana berbagai hasil portofolio siswa ditempel.

Di pojok belakang juga terdapat gantungan berisi alat-alat kebersihan seperti sapu dan

kemoceng.

Suasana kelas masih gaduh karena siswa baru saja masuk kelas setelah membaca Asmaul

Husna. Setelah guru masuk keadaan kelas mulai kondusif, kemudian guru mengondisikan siswa

agar siap menerima pelajaran.

Deskripsi:

Pada pertemuan kedua siklus I ini guru terlihat lebih siap. Siswa juga tampak antusias

dalam menghadapi pembelajaran. Setelah berdoa, guru memberikan salam dan siswa menjawab

dengan serempak. Setelah itu guru memberikan pertanyaan tentang pembelajaran yang telah

disamapaikan minggu kemaren. Setelah itu guru mengulas sedikit tentang materi tembang

macapat yang telah dipelajari.

Pada pertemuan ini guru memberitahukan siswa bahwa akan terdapat variasi diskusi

fishbowl dibanding pertemuan terdahulu. Apabila minggu sebelumnyasatu kelas dijadikan satu

lingkaran besar dan satu lingkaran kecil, maka pada pertemuan ini masing-masing lingkaran

akan dibagi menjadi dua. Pertama guru memanggil siswa yang di pertemuan sebelumnya

mendapatkan penghargaan untuk maju. Siswa tersebut diinstruksikan untuk menjadi pengawas di

tiap-tiap kelompok. Siswa yang lain dibagi menjadi 2 sama banyak kemudian tiap-tiap bagian

membentuk lingkaran. Setelah itu tiap lingkaran menunjuk 2 siswa untuk berada di tengah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Siswa yang ditunjuk mengawasi menjalankan tugasnya sebagai pengawas kelompok masing-

masing. Diantara dua kelompok fishbowl, kelompok 2 ternyata lebih aktif dalam menjalankan

diskusi, sedangkan kelompok dua tampak ramai. Guru sebagai fasilitator sering mengingatkan

agar siswa lebih berkonsentrasi. Ketika diskusi dirasa cukup, guru memerintahkan tiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian. Guru melakukan penilaian

pada tiap siswa yang maju ke depan kelas.

Pada akhir pembelajaran, siswa diajak menarik kesimpulan secara bersama-sama hasil

pembelajaran pada hari tersebut. Guru kemudian membacakan empat orang siswa yang aktif

untuk mendapatkan penghargaan. Pembelajaran diakhiri dengan penjelasan materi yang harus

dipersiapkan minggu depan.

Refleksi:

Saat pembentukan kelompok, siswa sudah dapat memaksimalkan waktu agar tidak

terbuang. Siswa lebih cepat dan tidak terjadi siswa mogok maju ketika ditunjuk guru. Kendala

dalam pertemuan ini adalah antara dua kelompok fishbowl, tampak sekali perbedaan yang

terjadi. Kelompok dua tampak lebih aktif daripada kelompok satu. Hal ini diakibatkan siswa

yang ditunjuk sebagi pengawas di kelompok satu kurang tegas mengatur temannya. Guru masih

kurang sigap dalam menghadapi situasi ini. Walaupun demikian secara keseluruhan pertemuan

pertama dalam siklus I ini sedikit mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses

pembelajaran pertemuan sebelumnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Lampiran 10

CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA SIKLUS I

Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014

Waktu : 08.25 WIB

Tempat : Ruang kelas VII G

Jenis : Wawancara terstruktur

Informan : Ivanda Melin R.

Peneliti : Selamat pagi, namanya siapa?

Ivanda : Selamat pagi, Pak. Saya Ivanda.

Peneliti : Ivanda kan baru saja menjalani pembelajaran bahasa Jawa dengan Ibu

Vivin, menurut Ivanda bagaimana pembelajaran tadi?

Ivanda : Seru, Pak.

Peneliti : Seru bagaimana maksudnya?

Ivanda : Ya beda dengan biasanya.

Peneliti : Tadi diskusinya namanya apa masih ingat?

Ivanda : Ikan dalam akuarium (fishbowl)

Peneliti : Menurut Ivanda lebih senang mana dibanding pertemuan yang lalu?

Ivanda : Enak ini, Pak. Lebih bisa paham.

Peneliti : Itu kok dapat tanda Smile kenapa?

Ivanda : Karena paling aktif, Pak.

Peneliti : Senang mendapat penghargaan dari guru?

Ivanda : Senang pak.

Peneliti : Bagian mana yang masih belum paham?

Ivanda : Bahasa krama-nya banyak, Pak. Belum hapal semua.

Peneliti : Oke terimakasih, ya.

Ivanda : Ya. Pak

Refleksi:

Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran berbicaraJawa krama lebih menyenangkan dengan digunakannya metode fishbowl. Siswa yang mendapatpenghargaan juga merasa bangga karena keaktifannya dihargai oleh guru. Hal ini diharapkanmemacu teman yang lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA SIKLUS I

Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014

Waktu : 08.30 WIB

Tempat : Ruang kelas VII G

Jenis : Wawancara terstruktur

Informan : Renaldy Dwi Saputra

Peneliti : Selamat pagi, namanya siapa?

Renaldy : Selamat pagi, Renaldy, Pak..

Peneliti : Setelah diajar Ibu Vivin ini tadi, menurut kamu bagaimana pembelajaran

tadi?

Renaldy : Asyik, Pak.

Peneliti : Sudah pernah apa belum diajak berdikusi seperti tadi?

Renaldy : Belum, Pak.

Peneliti : Apa namanya tadi?

Renaldy : Fishbowl.

Peneliti : membantu memahami materi apa tidak?

Renaldy : Membantu sekali, tidak terasa kalau sedang pelajaran Pak.

Peneliti : Materi berbicara bahasa Jawa krama sulit tidak?

Renaldy : Sulit, Pak.

Peneliti : Bagian mana yang masih belum paham?

Renaldy : Bahasa krama-nya itu belum hapal, Pak

Peneliti : Oke terimakasih, ya.

Renaldy : Ya. Pak

Refleksi:

Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran berbicaraJawa krama lebih menyenangkan dengan digunakannya metode fishbowl. Siswa merasakanpembelajaran jadi seperti permainan. Kesulitan siswa adalah belum hapal kosakat bahasa Jawakrama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Lampiran 11CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA GURU SIKLUS I

Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014

Waktu : 09.50-10.15

Tempat : Ruang Perpustakaan SMPN 3 Mejayan

Jenis : Wawancara Terstruktur

Informan : Vivin Novalina Herawati, S.Pd.

Peneliti : Selamat pagi, Bu Vivin.

Ibu Vivin : Selamat pagi, silahkan duduk Pak.

Peneliti : Terima kasih, Pak.

Ibu Vivin : Bagaimana apa ada yang dapat saya bantu?

Peneliti : Ketika ibu melaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama

dengan metode fishbowl apakah ada kesulitan?

Ibu Vivin : Untuk awal-awal memang ada, karena saya belum mengerti tentang

metode ini sebelumnya, dan merupakan metode baru bagi saya.

Peneliti : Apa yang anda lakukan untuk mengatasi kendala tersebut Bu?

Ibu Vivin : Ya saya mempelajari terus metode yang njenengan tawarkan ini, serta

melihat contoh video yang Anda tunjukkan kepada saya.

Peneliti : Dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan metode

fishbowl apakah materi pembelajaran bisa disampaikan dengan mudah?

Ibu Vivin : Ya. Memang lebih mudah tersampaikan, dan anak bisa langsung

mempraktikkannya.

Peneliti : Bagaimana kondisi anak-anak sekarang Bu, mengenai keterampilan

berbicara bahasa Jawa krama?

Ibu Vivin : Lebih bagus daripada sebelumya.

Peneliti : Apakah anda sudah pernah menerapkan metode fishbowl sebelumnya

pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama?

Ibu Vivin : Belum pernah sama sekali Pak, wong ya baru tahu dari anda ini.

Peneliti : Berarti ini pengalaman ibu menggunakan metode fishbowl yang pertama,

ya Bu?

Ibu Vivin : Ya, Pak.

Peneliti : Saya rasa sudah cukup Bu. Saya ucapkan terima kasih atas

kerjasamanya.

Ibu Vivin : Sama-sama, Pak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Refleksi:

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi bahwa guru meskipunbaru sekali ini mencoba metode fishbowl, namun sudah dapat memahaminya dengan bantuanvideo dari peneliti. Sebagaian besar siswa sudah merasa senang ketika belajar berbicara bahasaJawa krama. Siswa lebih mudah mempelajari huruf Jawa dengan metode fishbowl. Metode inimembawa siswa belajar dalam suasana yang menyenangkan. Ada beberapa kendala yang dihadapai diantaranya siswa masih membutuhkan waktu lama untuk membentuk formasi fishbowl.Hal ini dapat diatasi ketika dipertemuan kedua siswa sudah pernah mempraktekkan sehinggamenjadi lebih efisien dalam penggunaan waktu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Lampiran 12DAFTAR HASIL PENILAIAN KINERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN 1

SMP NEGERI 3 MEJAYANTAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 3 4 3 3 3 16 80 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 2 2 3 2 12 60 Kurang4 3897 ANANDA P 3 3 3 4 3 16 80 Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 3 3 3 15 75 Baik6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 3 3 3 3 3 15 75 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup

10 3903 DIMAS ADI SURYA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup11 3904 DYAS FILLAH A L 3 4 3 3 3 16 80 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 4 4 3 3 3 17 85 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 2 3 2 2 3 12 60 Kurang14 3907 IVANDA MELIN R P 2 3 3 4 4 16 80 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 4 3 3 3 3 16 80 Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 4 3 4 3 17 85 Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 3 3 3 3 2 14 70 Cukup19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 3 3 3 3 16 80 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 3 3 3 3 2 14 70 Cukup23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup24 3917 RISMA NUR ASWIN P 4 3 3 3 3 16 80 Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 4 3 3 4 4 18 90 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 3 15 75 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 4 3 3 4 3 17 85 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 3 2 3 3 2 13 65 Cukup

86 87 75 89 83 420 21005,9 6 5,2 6,1 5,7 29 7577 78 67 79 74 75 75

DAFTAR HASIL PENILAIAN KINERJA SISWA SIKLUS I

Aspek yang DiamatiNo No Induk Nama Siswa L/P Skor

JumlahRata-Rata

Presentase (%)

Nilai Predikat

Keterangan Aspek nilai:1. Keaktifan Siswa dalam mendengarkan penjelasan

guru2. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran3. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan

guru dan mengajukan pertanyaan4. Keaktifan siswa pada saat diskusi fishbowl5. Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas

guru

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

DAFTAR HASIL PENILAIAN KINERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN 2SMP NEGERI 3 MEJAYAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lampiran 13DAFTAR HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA KRAMA SIKLUS I

1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 3 4 3 4 3 17 85 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 3 3 3 2 14 70 Cukup4 3897 ANANDA P 4 3 3 4 3 17 85 Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 3 3 3 15 75 Baik6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 4 3 3 3 3 16 80 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 4 3 3 3 3 16 80 Baik9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 3 4 3 3 3 16 80 Baik

10 3903 DIMAS ADI SURYA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup11 3904 DYAS FILLAH A L 3 4 3 3 3 16 80 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 4 4 3 3 3 17 85 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 2 3 3 2 3 13 65 Cukup14 3907 IVANDA MELIN R P 4 3 3 4 4 18 90 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 4 3 3 3 3 16 80 Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 4 3 4 3 17 85 Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 4 3 3 3 3 16 80 Baik19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 4 3 3 3 17 85 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 3 3 3 3 3 15 75 Baik23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup24 3917 RISMA NUR ASWIN P 4 3 3 3 3 16 80 Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 4 3 3 4 4 18 90 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 3 15 75 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 4 3 3 4 3 17 85 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 3 3 3 3 3 15 75 Baik

92 91 82 90 86 441 22056,3 6,3 5,7 6,2 5,9 30,4 78,882 81 73 80 77 78,8 78,8

JumlahRata-Rata

Presentase (%)

No No Induk Nama Siswa L/PAspek yang Diamati

Skor Nilai Predikat

Keterangan Aspek nilai:1. Keaktifan Siswa dalam mendengarkan

penjelasan guru2. Keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran3. Kemampuan siswa dalam menjawab

pertanyaan guru dan mengajukan pertanyaan4. Keaktifan siswa pada saat diskusi fishbowl5. Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas

guru

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

SMP NEGERI 3 MEJAYANTAHUN PELAJARAN 2013/2014

KKM: 75

KETERANGAN: < 75 TIDAK TUNTAS, ≥ 75 TUNTAS

Keterangan Aspek nilai:1. Kosakata2. Tekanan3. Pemahaman4. Tata Bahasa5. Kelancaran

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 4 3 3 3 3 16 80 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup4 3897 ANANDA P 3 4 3 2 3 15 75 Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup6 3899 ARIFIYAH NUR A P 3 3 3 4 3 16 80 Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 3 4 2 3 3 15 75 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 2 3 3 4 3 15 75 Baik9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 2 4 3 3 3 15 75 Baik

10 3903 DIMAS ADI SURYA L 2 3 2 4 3 14 70 Cukup11 3904 DYAS FILLAH A L 3 3 3 4 3 16 80 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 2 3 3 3 4 15 75 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 3 3 2 3 4 15 75 Baik14 3907 IVANDA MELIN R P 3 3 3 4 3 16 80 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 3 3 3 3 4 16 80 Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 3 3 4 3 16 80 Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 3 4 3 3 3 16 80 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 2 3 2 3 3 13 65 Cukup24 3917 RISMA NUR ASWIN P 3 3 3 3 3 15 75 Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 3 3 3 3 3 15 75 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 3 15 75 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 3 3 3 4 3 16 80 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 3 3 2 3 4 15 75 Baik

76 88 75 90 88 417 20855,2 6,1 5,2 6,2 6,1 28,8 74,568 79 67 80 79 74,5 74

JumlahRata-Rata

Presentase (%)

Nilai PredikatAspek yang Diamati

No No Induk Nama Siswa L/P Skor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

SIKLUS II

Lampiran 14

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II(RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 3 MEJAYANMata Pelajaran : Bahasa JawaKelas / Semester : VII /IIAlokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Berbicara6. Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan dalam bentuk menyampaikan pesan

dan himbauan secara langsung

Kompetensi Dasar6.1 Menyampaikan pesan / informasi sacara lisan dengan menggunakan berbagai

ragam Bahasa Jawa secara baik dan benar.

Indikator :6.1.7 Dapat membedakan tingkatan bahasa Jawa yang dipakai sesuai dengan lawan

bicara yang dihadapi.6.1.8 Dapat menyampaikan pesan dengan menggunakan ragam basa krama sesuai

unggah-ungguh basa yang benar.

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat berbicara atau berdialogdengan orang yang lebih tua sesuai dengan unggah-ungguh yang benar.

Karakter siswa yang diharapkan: Kreatif Komunikatif Percaya diri

B. Materi Pembelajaran : Teks pesan atau himbauanTuladha:

h. Kepareng matur Pak, kula dipun utus Pak Budi, Inggih bapakipunMarsini, kapurih matur panjenengan bilih dinten punika Marsini botenmlebet amargi sakit Tipus., lan enjing kalawau dipun bekta dhatengrumah sakit.

i. Gus, aku mau diutus Pak Budi, Bapake Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amaraga lara Tipus, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.

j. Gus , aku mau dikongkon Andi, adhike Marsini, mamitake Marsini yendina iki ora mlebu amarga lara Tipus, lan esuk mau digawa menyangrumah sakit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Cara menyampaikan pesanWacan a. wong kapisan / sing rembugan yaiku murid

Wong kapindo / sing diajak rembugan yaiku Pak GuruWong katelu / sing dirembug yaiku Pak Budi (bapake murid)

Basane : Migunakake basa karma amarga murid rembugan karo gurulan sing ngongkon ya wong tuwa.

Wacan b. wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho / sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)Wong katelu/ sing dirembug yaiku Pak Budi

Basane : Migunakake basa ngoko campuran karma, amarga singdirembug tatarane padaha, dene kecampuran krama awit singdirembug ana sing luwih tuwa (Pak Budi)

Wacan c.Wong kapisan/ sing rembugan yaiku muridWong kapindho sing diajak rembugan yaiku murid (kancane)

Wong katelu / sing dirembug yaiku adhine muridBasane : migunakake basa ngoko kabeh amarga sing diajak rembugan

lan sing dirembug tataran drajate padha lan sangisore.

Unggah-ungguh bahasa JawaManut Unggah-ungguhing basa Jawa kang baku kapilah dadi telung warna, yaiku7. Basa ngoko yaiku basa wantah, tanpa nganggo pakurmatan. Kang

migunakake basa ngoko yaiku:a. Bocah kang durung bisa guneman ganep utawa bocah kang durung ngerti

unggah-ungguh.b. Wong guneman marang sapdha-padha sing kulina bangetc. Wong ngunandika.d. Wong tuwa marang wong kang kaprenah enome. Wong luhur (pemimpin ) marang andhane.

Basa ngoko isih kapilah maneh dadi rong warna, yaiku:(1). basa Ngoko lugu, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko kabeh ora

kecampuran tembung madya lan tembung krama.(2) Basa ngoko Andhap, yaiku basa kang tembung-tembunge ngoko

kecampuran tembung krama inggil/kramamratelakake ngajeni.

8. Basa krama/ basa kurmat yaiku basa taklim utawa basa kang ngajeni .Dene kanggone:

a. Wong enom marang wong tuwa.b. Murid marang Guruc. Anak marang wong tuwaned. Reh-rehan marang dhedhuwurane.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

9. Basa Madya. Yaiku basa kang manggone ana ing antarane krama karo ngoko.Dadi kalah taklim karo krama, nanging luwih taklim tinimbang basa ngoko.Lumrahe awujud wancahaning tembung krama/ kurmat.Kaya umpamane:

empun, teng, nggih, ngga, napa, niku, niki Lsp.

C. Metode dan Model Pembelajaran :5. Metode : Permodelan, Penugasan, Tanya Jawab6. Model : Fishbowl

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:Pertemuan pertama

7. Kegiatan awalApersepsid. Guru bertanya siapa saja yang menggunakan bahasa Jawa Krama dalam berbicara

dengan orang tuanya.e. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai oleh

siswa.f. Guru menjelaskan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan oleh siswa

MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran

8. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa membentuk kelompok beranggotakan lima orang, siswa yang lain

membentuk lingkaran di luar kelompok kecil tersebut.b. Guru membagi daftar kosakata ngoko dan menjelaskan langkah-langkah kerja.

Elaborasia. Siswa yang berada di tengah mencari bahasa Krama dari bahasa Ngoko yang

diberikan.b. Siswa yang berada di tengah bergantian menjawab, apabila ada siswa yang tidak

dapat menjawab, siswa di lingkaran luar diberikan kesempatan mengacungkantangan.

c. Siswa yang berada di lingkaran luar diberikan kesempatan masuk ke kelompokkecil di tengah apabila dapat menjawab.

d. Siswa membuat kesimpulan.

Konfirmasic. Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan siswad. Guru memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa.

9. Kegiatan akhira. Guru membuat simpulan tentang bahasa Jawa ragam Krama.b. Guru memilih 3 anak yang paling aktif dalam diskusi untuk mendapatkan reward.c. Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa pada pertemuan berikutnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Pertemuan kedua7. Kegiatan awalApersepsiGuru mengecek kehadiran siswa.Guru bertanya tentang tugas yang diberikan siswa

MotivasiGuru menjelaskan tujuan pembelajaran.

8. Kegiatan IntiEksplorasia. Siswa memperagakan menyampaian pesan atau himbauan kepada teman dan guru.

Elaborasib. Siswa saling menilai penampilan temannya.

Konfirmasic. Guru memberikan penilaian dan penguatan materi.

9. Kegiatan akhirGuru mengevaluasi

E. Sumber belajar :11. Teks pesan himbauan

12. Kerangka teks pesan atau himbauan

13. Cara menyampaikan pesan

14. Unggah-ungguh Bahasa Jawa

15. Buku teks

F. Penilaian Teknik : observasi, penugasan Bentuk intsrumen : lembar observasi, Tugas proyek Soal / Instrumen :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

1. Penilaian Proses

No Aspek yangdinilai

TeknikPenilaian

WaktuPenilaian

InstrumenPenilaian

Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

Keaktifan Siswadalammendengarkanpenjelasan guruKeaktifan siswadalam mengikutipembelajaranKemampuansiswa dalammenjawabpertanyaan gurudan mengajukanpertanyaanKeaktifan siswapada saat diskusifishbowlKemampuansiswa dalammelaksanakantugas guru

Pengamatan Proses LembarPengamatan

Diamati ketikaprosespembelajaranberlangsung

Daftar Hasil Penilaian Kinerja Siswa

No Nama Siswa Aspek yang Diamati Skor Nilai Predi-kat1 2 3 4 5

123

JumlahRata-rataPersentase

Keterangan Aspek nilai:5. Minat6. Keaktifan Siswa7. Kerja Sama8. Tanggung Jawab

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 - 100 Amat baik75 - 89 Baik60 - 74 Cukup50 - 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Pedoman penskoran

Nilai akhir = jumlah skor x 5 = ….

3. Penilaian Hasil

No Aspek yang dinilai TeknikPenilaian

WaktuPenilaian

InstrumenPenilaian

Keterangan

1.2.3.4.5.

KosakataTekananPemahamanTata BahasaKelancaran

Pengamatan Proses LembarPengamatan

Diamati ketikaprosespembelajaranberlangsung

Daftar Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama

No Nama Siswa Aspek yang Diamati Skor Nilai Predi-kat1 2 3 4 5

123

JumlahRata-rataPersentase

Keterangan Aspek nilai:1. Kosakata2. Tekanan3. Pemahaman4. Tata Bahasa5. Kelancaran

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

Pedoman penskoran

Nilai akhir = Jumlah skor x 5 = ……

Mengetahui,Kepala SMP Negeri 3 Mejayan

PANG SUGIHARTO, M.Pd.NIP. 19680322 199703 1 005

Mejayan, Mei 2014Guru Mata Pelajaran

VIVIN NOVALINA H., S.Pd.NIP.19871116 2011 01 2 020

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Lampiran 15INSTRUMEN PENILAIAN PENILAIAN KINERJA GURUBERBICARA JAWA KRAMA SIKLUS 2 PERTEMUAN 1

No. Indikator/Aspek yang DinilaiSkor

1 2 3 4

I PRAPEMBELAJARAN

1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √

2 Memeriksa kesiapan siswa √

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan apersepsi √

2Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai danrencana kegiatan

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan materi pembelajaran

1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

B Pendekatan/strategi pembelajaran

1Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensiyang akan dicapai

2Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatperkembangan kebutuhan siswa

3 Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual √

4 Melaksanakan pembelajaran dengan metode fishbowl √

5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu √

C Pemanfaatan sumber/media pembelajaran

1Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumberbelajar/media pembelajaran

2 Menghasilkan pesan yang menarik √

DPembelajaran yang memicu dan memeliharaketerlibatan siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

1Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran

2Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

3Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalambelajar

E Penilaian proses dan hasil belajar

1 Memantau kemajuan belajar √

2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √

IV PENUTUP

1Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan siswa

2Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,kegiatan, atau tugas sebagai bagian dariremidi/pengayaan

JUMLAH 64

SKOR TOTAL 84

JUMLAH RATA-RATA 76,19

Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = cukup baik; 4 = baik

Keterangan Predikat: 90-100 = amat baik; 75-89 = baik; 60-74 = cukup; 50-59 = kurang; 0-49= amat kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

INSTRUMEN PENILAIAN PENILAIAN KINERJA GURU

BERBICARA JAWA KRAMA SIKLUS 2 PERTEMUAN 2

No. Indikator/Aspek yang DinilaiSkor

1 2 3 4

I PRAPEMBELAJARAN

1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √

2 Memeriksa kesiapan siswa √

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan apersepsi √

2Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai danrencana kegiatan

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan materi pembelajaran

1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

B Pendekatan/strategi pembelajaran

1Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensiyang akan dicapai

2Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatperkembangan kebutuhan siswa

3 Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual √

4 Melaksanakan pembelajaran dengan metode fishbowl √

5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu √

C Pemanfaatan sumber/media pembelajaran

1Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumberbelajar/media pembelajaran

2 Menghasilkan pesan yang menarik √

DPembelajaran yang memicu dan memeliharaketerlibatan siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

1Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran

2Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

3Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalambelajar

E Penilaian proses dan hasil belajar

1 Memantau kemajuan belajar √

2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √

IV PENUTUP

1Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan siswa

2Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,kegiatan, atau tugas sebagai bagian dariremidi/pengayaan

JUMLAH 77

SKOR TOTAL 84

JUMLAH RATA-RATA 91,66

Keterangan: 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 = cukup baik; 4 = baik

Keterangan Predikat: 90-100 = amat baik; 75-89 = baik; 60-74 = cukup; 50-59 = kurang; 0-49= amat kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Lampiran 16

CATATAN LAPANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Hari/Tanggal : Jumat, 2 Mei 2014

Waktu : 07.00-08.20

Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan

Jenis : Siklus II Pertemuan 1

Informan : Siswa dan Guru SMPN 3 Mejayan

Setting:

Kegiatan Pembelajaran dilakukan di ruang kelas VII G SMP Negeri 3 Kecamatan

Mejayan, Kabupaten Madiun. Di kelas terdapat 1 pasang meja kursi guru, 14 meja siswa yang

tiap mejanya diisi dengan 2 kursi siswa, 1 papan tulis jenis whiteboard, 2 papan pengumuman, 1

data administrasi kelas, gambar Presiden dan Wakil Presiden serta gambar Garuda Pancasila. Di

bagian belakang ruang kelas terdapat 4 kata-kata mutiara serta spanduk besar bertuliskan

PAPAN PAJANGAN HASIL KARYA SISWA dimana berbagai hasil portofolio siswa ditempel.

Di pojok belakang juga terdapat gantungan berisi alat-alat kebersihan seperti sapu dan

kemoceng.

Suasana kelas masih gaduh karena siswa baru saja masuk kelas setelah membaca Asmaul

Husna. Kebijakan kepala sekolah, sebelum masuk kelas seluruh siswa berbaris sesuai kelasnya

masing-masing untuk kemudian dipimpin salah satu perwakilan membaca Asmaul Husna.

Bahasa Jawa jatuh pada jam pertama dan kedua, jadi siswa baru saja selesai membaca Asmaul

Husna. Setelah guru masuk keadaan kelas mulai kondusif, kemudian guru mengindisikan siswa

agar siap menerima pelajaran.

Deskripsi:

Pertemuan telah sampai pada siklus II. Telah banyak pengalaman yang didapat oleh guru

dan siswa. Guru membuka pertemuan dengan memberikan salam yang dijawab serempak.

Ingatan siswa kembali digali dengan pertanyaan-pertanyaan dari guru. Pada siklus I kemampuan

Kosakata siswa masih kurang, karena itu pada pertemuan I siklus II ini guru mengajak siswa

melakukan permainan tebak kata. Guru menginstruksikan aturan main dan seiswa dengan segera

memahami cara bermainnya. Guru menunjuk siswa yang mendapat penghargaan pada pertemuan

sebelumnya untuk memimpin permainan ini. Siswa tampak menikmati jalannya permainan. Pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

akhir permainan terdapat siswa yang mendapatkan hukuman bernyanyi karena dalam permainan

berada di posisi terakhir. Siswa yangt lain tampak terhibur melihat temannya bernyanyi.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan membentuk lingkaran besar dan lingkaran

kecil atau diskusi fishbowl. Siswa tampak sudah terlatih sehingga kurang dari satu menit posisi

duduk sudah siap. Diskusi berjalan lancar, dan ditutup dengan siswa menuliskan sendiri

kesimpulan dari hasil pembelajaran. Guru pun menutup pembelajaran, setelah menunjuk siswa

yang aktif dalam pembelajaran untuk mendapatkan penghargaan.

Refleksi:

Sebenarnya pada pertemuan ini siswa sudah mulai bosan dengan materi pembelajaran

yang terus berkutat pada berbicara bahasa Jawa krama. Untuk mengatasinya guru dengan cerdik

mengajak siswa melakukan permainan yang selain mengatasi kebosanan, juga meningkatkan

kosakata siswa. Pada pertemuan berikutnya guru perlu meningkatkan tingkat kesulitan materi,

serta memikirkan agar siswa tidak jenuh dalam pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

CATATAN LAPANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Hari/Tanggal : Rabu, 7 Mei 2014

Waktu : 07.00-08.20

Tempat : Ruang Kelas VII G SMPN 3 Mejayan

Jenis : Siklus II Pertemuan 2

Informan : Siswa dan Guru SMPN 3 Mejayan

Setting:

Kegiatan Pembelajaran dilakukan di ruang kelas VII G SMP Negeri 3 Kecamatan

Mejayan, Kabupaten Madiun. Di kelas terdapat 1 pasang meja kursi guru, 14 meja siswa yang

tiap mejanya diisi dengan 2 kursi siswa, 1 papan tulis jenis whiteboard, 2 papan pengumuman, 1

data administrasi kelas, gambar Presiden dan Wakil Presiden serta gambar Garuda Pancasila. Di

bagian belakang ruang kelas terdapat 4 kata-kata mutiara serta spanduk besar bertuliskan

PAPAN PAJANGAN HASIL KARYA SISWA dimana berbagai hasil portofolio siswa ditempel.

Di pojok belakang juga terdapat gantungan berisi alat-alat kebersihan seperti sapu dan

kemoceng.

Suasana kelas masih gaduh karena siswa baru saja masuk kelas setelah membaca Asmaul

Husna. Kebijakan kepala sekolah, sebelum masuk kelas seluruh siswa berbaris sesuai kelasnya

masing-masing untuk kemudian dipimpin salah satu perwakilan membaca Asmaul Husna.

Bahasa Jawa jatuh pada jam pertama dan kedua, jadi siswa baru saja selesai membaca Asmaul

Husna. Setelah guru masuk keadaan kelas mulai kondusif, kemudian guru mengindisikan siswa

agar siap menerima pelajaran.

Deskripsi:

Pada pertemuan ini siswa kembali dikondisikan melaksanakan pola duduk diskusi

fishbowl. Bedanya pertemuan ini sekaligus guru melakukan penilaian. Siswa bergantian maju

untuk mempresentasikan keterampilannya. Siswa yang lain ikut menilai kemampuan temannya.

Kondisi pembelajaran tampak kondusif dan siswa menikmati jalannya pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Refleksi:

Guru harus lebih kreatif melaksanakan pembelajaran dengan cara memberikan variasi

berupa permainan-permainan. Guru juga harus memotivasi siswa agar tidak jenuh. Guru kadang

kurang menguasai materi sehingga beberapakali tampak tidak konsisten dalam membenarkan

hasil kerja siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Lampiran 17

CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA SIKLUS II

Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014

Waktu : 08.25 WIB

Tempat : Ruang kelas VII G

Jenis : Wawancara terstruktur

Informan : Moch. Syafiuddin

Peneliti : Selamat pagi, namanya siapa?

Udin : Selamat pagi, Udin, Pak..

Peneliti : Bagaimana Din senang mana diajar Bu Vivin seperti dulu Cuma

mengerkjakan LKS atau seperti barusan tadi?

Udin : Senang yang sekarang Pak

Peneliti : Diskusi fishbowl membantu apa tidak dalam memahami materi?

Udin : Membantu, Pak. Jadi lebih mudah.

Peneliti : Lebih mudahnya bagaimana?

Udin : Ada kelompok ikan dan akuarium. Kalau kita pas jadi ikan tidak bisa, di

kelompok akuarium ada yang membenarkan Pak.

Peneliti : Bu vivin mengajarnya menarik apa tidak?

Udin : Seru pak. Ada permainannya juga

Peneliti : Oke terimakasih, ya.

Udin : Sama-sama, Pak.

Refleksi:

Dari Hasil wawancara diatas menunjukan kalau siswa sangat tertarik dan senang dengan

pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama yang disajikan guru. Ternyata metode pembelajaran

fishbowl dapat membuat siswa senang. Siswa sangat tertarik mengikuti pembelajaran salah

satunya karena selain diskusi guru juga mengajak siswa melaksanakan permainan. Siswa sudah

tidak merasa kesulitan lagi belajar berbicara bahasa Jawa krama yang disajikan guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA SISWA SIKLUS II

Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014

Waktu : 08.30 WIB

Tempat : Ruang kelas VII G

Jenis : Wawancara terstruktur

Informan : Muhammad Rizqi Wijaya

Peneliti : Selamat pagi, namanya siapa?

Rizqi : Selamat pagi, Rizqi, Pak..

Peneliti : Sudah hampir 4 pertemuan kita melaksanakan pembelajaran berbicara

bahasa Jawa krama. Masih merasakan ada kesulitan nggak, Riz?

Rizqi : Tidak ,Pak

Peneliti : Apa bedanya pembelajaran tadi dibanding ketika Bu Vivin masih

menerangkan dan hanya mengerjakan LKS?

Rizqi : Lebih menyenangkan ini, Pak. Jadi cepat paham.

Peneliti : Menyenangkannya dimana?

Rizqi : Ya ada ikan, ada akuarium. Seperti permainan jadi tidak terasa kalo

pelajaran

Peneliti : Kok dapat tanda Smile itu kenapa?

Rizqi : Karena aktif Pak

Peneliti : Oke terimakasih, ya.

Rizqi : Sama-sama, Pak.

Refleksi:

Dari Hasil wawancara diatas menunjukan kalau siswa sangat tertarik dan senang dengan

pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama yang disajikan guru. Ternyata metode pembelajaran

fishbowl dapat membuat siswa senang. Siswa sangat tertarik mengikuti pembelajaran salah

satunya karena selain diskusi guru juga mengajak siswa melaksanakan permainan. Siswa sudah

tidak merasa kesulitan lagi belajar berbicara bahasa Jawa krama yang disajikan guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

Lampiran 18

CATATAN LAPANGAN HASIL WAWANCARA GURU SIKLUS II

Hari/Tanggal : Rabu, 7 Mei 2014

Waktu : 10.00-10.15

Tempat : Ruang Perpustakaan SMPN 3 Mejayan

Jenis : Wawancara Terstruktur

Informan : Vivin Novalina Herawati, S.Pd.

Peneliti : Permisi bu, maaf menganggu. Saya mau wawancara dengan Ibu berkaitan

dengan pembelajaran yang baru saja Ibu laksanakan?

Ibu Vivin : Ya Pak, silahkan.

Peneliti : Ketika ibu membuat rancangan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama

dengan metode fishbowl apakah ada kesulitan?

Ibu Vivin : Kalau kesulitan jelas ada pak. Apalagi waktu pertama kali menggunakannya

karena baru bagi saya. Tetapi ketika sudah diterapkan beberapa kali lama-

lama jadi terbiasa jadi mudah..

Peneliti : Berarti sekarang anda sudah tahu langkah-langkahnya ya? Jika

dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Ibu Vivin : Sudah,Pak.

Peneliti : Berkaitan dengan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama pada siklus

dua ini, apakah masih kesulitan dalam menerapkan metode fishbowl?

Ibu Vivin : Kalau kesulitan tidak, paling hanya mengatur anaknya saja yang cenderung

ramai dikelas dan trus bagaimana biar mereka bisa tenang dan teratur, paling

hanya seperti itu saja pak.

Peneliti : Kalau langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode fishbowl apakah

masih ada kendala?

Ibu Vivin : Kalau langkah-langkahnya sudah bisa. Mungkin hanya kendala siswa yang

ramai dan ada satu dua anak yang pasif.

Peneliti : Dampak apa yang ibu rasakan terkait penerapan metode fishbowl terhadap

siswa?

Ibu Vivin : Dampaknya sangat positif, anak-anak cenderung mudah memahami

penggunaan bahasa Jawa krama yang biasanya mereka hanya menghafal

sekarang mereka harus bisa menerapkannya. Sehingga mereka merasa lebih

mudah dalam berbicara bahasa Jawa krama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Peneliti : Bagaimana kondisi siswa kalau dilihat dari segi keaktifannya Bu?

Ibu Vivin : Anak-anak menjadi sangat aktif sekali. Saya rasakan pembelajaran menjadi

terpusat kepada siswa. Saya hanya menjadi fasilitator.

Peneliti : Dari segi materi bagaimana keterampilan berbicara bahasa Jawa krama

siswa sekarang ini bu?

Ibu Vivin : Kalau dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya anak-anak

sangat mengalami peningkatan, terutama dengan metode seperti ini menjadi

lebih meningkat lagi. Karena biasanya mereka hanya diberi soal dan

menjawab. Dengan permainan seperti ini mereka terarik dan mau belajar.

Peneliti : Kendala apa saja yang ibu rasakan selama pembelajaran berlangsung?

Ibu Vivin : Kendala jelas ada pak, namanya anak kan bermacam-macam, selain itu ada

satu siswa yang pindahan dari Papua, Dia sangat kesulitan sekali karena

baru mengenal bahasa Jawa pada semester ini.

Peneliti : Apakah anak tersebut ada peningkatan bila dibandingkan dengan

pertemuan-pertemuan awal sebelumnya?

Ibu Vivin : Ada pak. Paling tidak anak sudah mengenal bahasa Jawa yang mudah

seperti iya ‘nggih’, dan bahasa Jawa yang ngoko.

Peneliti : Jadi bisa dikatan penerapan metode fishbowl memberikan dampak positif

bagi siswa ya Bu?

Ibu Vivin : Sangat positif sekali terlihat dari kemajuan nilai hasil belajar anak-anak.

Peneliti : Terimakasih banyak informasi dan waktunya bu.

Ibu Vivin : Ya, Sama-sama pak.

Refleksi:

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dapat ditarik kesimpulan bahwa metodefishbowl telah dilaksanakan dengan baik. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi, namun. gurutelah dapat mengatasinya dengan baik. metode fishbowl juga berdampak pada hasil belajarsiswa, dapat ditunjukkan dari hasil ketuntasan belajar siswa. Selama pembelajaran berlangsungsiswa juga menjadi lebih aktif. Dari keseluruhan proses pembelajaran berbicara bahasa Jawakrama, dapat disimpulkan bahwa metode fishbowl berdampak positif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

Lampiran 19DAFTAR HASIL PENILAIAN KINERJA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN 1

SMP NEGERI 3 MEJAYANTAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 4 3 3 4 4 18 90 Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 3 3 3 3 15 75 Baik4 3897 ANANDA P 3 4 3 3 4 17 85 Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 3 4 3 16 80 Baik6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 4 3 3 3 3 16 80 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 4 3 3 3 3 16 80 Baik9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 3 4 3 3 3 16 80 Baik

10 3903 DIMAS ADI SURYA L 3 3 2 3 3 14 70 Cukup11 3904 DYAS FILLAH A L 4 3 3 3 3 16 80 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 4 4 3 3 3 17 85 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 3 3 3 2 4 15 75 Baik14 3907 IVANDA MELIN R P 3 4 3 4 3 17 85 Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 4 3 3 3 4 17 85 Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 4 4 4 4 19 95 Amat Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 3 4 2 3 3 15 75 Baik19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 4 16 80 Baik20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 3 3 3 3 3 15 75 Baik21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 3 3 4 3 17 85 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 4 3 3 3 3 16 80 Baik23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 3 3 3 3 3 15 75 Baik24 3917 RISMA NUR ASWIN P 3 3 3 3 3 15 75 Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 3 4 3 4 3 17 85 Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 4 16 80 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 4 4 3 3 3 17 85 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 4 3 3 3 3 16 80 Baik

95 93 82 90 92 452 22606,55 6,4 5,7 6,2 6,3 31,2 80,7

85 83 73 80 82 81 81

JumlahRata-Rata

Presentase (%)

No No Induk Nama Siswa L/PAspek yang Diamati

Skor Nilai Predikat

Keterangan Aspek nilai:6. Keaktifan Siswa dalam mendengarkan penjelasan

guru7. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran8. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan

guru dan mengajukan pertanyaan9. Keaktifan siswa pada saat diskusi fishbowl10. Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas

guru

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

DAFTAR HASIL PENILAIAN KINERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN 2SMP NEGERI 3 MEJAYAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lampiran 20

1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 3 3 3 3 15 75 Baik4 3897 ANANDA P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 4 3 3 4 3 17 85 Baik6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 4 3 3 3 3 16 80 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 4 3 3 3 3 16 80 Baik9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 3 4 3 3 3 16 80 Baik

10 3903 DIMAS ADI SURYA L 4 3 2 3 3 15 75 Baik11 3904 DYAS FILLAH A L 4 4 3 3 3 17 85 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 3 3 3 2 4 15 75 Baik14 3907 IVANDA MELIN R P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 4 3 3 3 4 17 85 Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 4 4 4 4 19 95 Amat Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 3 4 3 3 3 16 80 Baik18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 4 4 3 3 3 17 85 Baik19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 4 16 80 Baik20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 3 3 3 3 3 15 75 Baik21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 4 4 3 4 3 18 90 Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 4 3 3 3 3 16 80 Baik23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 3 3 3 3 3 15 75 Baik24 3917 RISMA NUR ASWIN P 4 3 3 4 3 17 85 Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 3 4 16 80 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 4 4 3 4 3 18 90 Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 4 3 3 3 3 16 80 Baik

102 97 84 94 95 472 23607,03 6,7 5,8 6,5 6,6 32,6 84,3

91 87 75 84 85 84 84

JumlahRata-Rata

Presentase (%)

No No Induk Nama Siswa L/PAspek yang Diamati

Skor Nilai Predikat

Keterangan Aspek nilai:1. Keaktifan Siswa dalam mendengarkan

penjelasan guru2. Keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran3. Kemampuan siswa dalam menjawab

pertanyaan guru dan mengajukan pertanyaan4. Keaktifan siswa pada saat diskusi fishbowl5. Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas

guru

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

DAFTAR HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA KRAMA SIKLUS IISMP NEGERI 3 MEJAYAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014KKM: 75

KETERANGAN: < 75 TIDAK TUNTAS, ≥ 75 TUNTAS

Keterangan Aspek nilai:6. Kosakata7. Tekanan8. Pemahaman9. Tata Bahasa10. Kelancaran

Keterangan Predikat:Skor Predikat90 – 100 Amat baik75 – 89 Baik60 – 74 Cukup50 – 59 Kurang0 - 49 Amat Kurang

1 2 3 4 51 3894 AJIB RAHMAN L 3 3 3 4 3 16 80 Baik2 3895 AKARINA DWI WULANDARI P 4 3 3 4 4 18 90 Amat Baik3 3896 ALDO PRATAMA L 3 3 3 4 3 16 80 Baik4 3897 ANANDA P 4 4 3 3 4 18 90 Amat Baik5 3898 ARIEN ROYAN R L 3 3 3 4 3 16 80 Baik6 3899 ARIFIYAH NUR A P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik7 3900 AULIYA AMEILUL JANNAH P 3 4 3 3 4 17 85 Baik8 3901 AVILIO ANANG KURNIANTO L 3 3 3 4 3 16 80 Baik9 3902 DAVIDS DWI SYAHPUTRA L 3 4 3 4 3 17 85 Baik

10 3903 DIMAS ADI SURYA L 3 3 3 4 4 17 85 Baik11 3904 DYAS FILLAH A L 3 3 3 4 3 16 80 Baik12 3905 ELSA PRITANTI P 3 3 3 4 4 17 85 Baik13 3906 GUNTUR SETYO NUR CAHYO L 2 3 2 3 4 14 70 Cukup14 3907 IVANDA MELIN R P 4 4 3 4 4 19 95 Amat Baik15 3908 KHOFIFAH MA'RIFATIN NK P 3 4 3 4 4 18 90 Amat Baik16 3909 KUKUH DWI SETIAWAN L 3 4 4 4 3 18 90 Amat Baik17 3910 KURNIA SOLIHIN L 3 4 3 4 4 18 90 Amat Baik18 3911 MAHMUD SYAIFUDIN L 4 4 3 3 3 17 85 Baik19 3912 MOCH. SYAFIUDDIN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik20 3913 MOHAMMAD MIFTAHUL HUDA L 3 3 3 3 4 16 80 Baik21 3914 MUHAMMAD RIZQI WIJAYA L 3 4 4 4 3 18 90 Amat Baik22 3915 RENALDY DWI SAPUTRA L 3 3 3 4 4 17 85 Baik23 3916 RIJAL FAJRI DWI C L 2 3 3 3 3 14 70 Cukup24 3917 RISMA NUR ASWIN P 4 4 4 3 3 18 90 Amat Baik25 3918 SABNA ANANDA P P 4 3 4 3 4 18 90 Amat Baik26 3919 SITI MAISYAROH P 3 3 3 4 4 17 85 Baik27 3920 WINDY ARISKA P 4 4 3 4 3 18 90 Amat Baik28 3921 YOHANA OLGA VISI WIJAYA P 3 3 3 3 4 16 80 Baik

90 96 87 102 99 474 23706,21 6,6 6 7 6,8 32,7 84,64

80 86 78 91 88 85 84,6

JumlahRata-Rata

Presentase (%)

Nilai PredikatAspek yang DiamatiNo No Induk Nama Siswa L/P Skor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user