102

00. Kata Pengantar edit kaper print ok - bpkp.go.id · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur i ... BAGAN 1.1 STRUKTUR ORGANISASI PERWAKILAN

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur i

Setiap Instansi Pemerintah yang telah menerima anggaran dari

pemerintah wajib menggunakannya untuk membiayai pelaksanaan program

dan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien, efektif, transparan dan

akuntabel. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

mempertanggungjawabkan pelaksanaan program dan kegiatan yang

dilakukannya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas kepada stakeholders. Hal

tersebut juga sejalan dengan penerapan manajemen berbasis kinerja.

LAKIP ini telah membandingkan antara realisasi kinerja Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 dengan Penetapan Kinerja

Tahun 2014. Hasil pembandingan menunjukkan bahwa rata-rata capaian

kinerja telah memuaskan, dengan tercapainya 6 (enam) dari 7 (tujuh) sasaran

strategis dan tercapainya 26 (dua puluh enam) dari 34 (tiga puluh empat)

Indikator Kinerja Utama (IKU). Capaian IKU tersebut jika dikaitkan dengan

program BPKP, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Sebanyak 18 dari 22 IKU pada Program Pengawasan Intern Akuntabiltas

Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerinta mencapai predikat memuaskan;

2) Sebanyak 8 dari 12 IKU pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

BPKP mencapai predikat memuaskan.

Selain sebagai media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban

dan kinerja yang telah ditetapkan, LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2014 menginformasikan kondisi kinerja melalui

Kata Pengantar

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur iii

HHaallaammaann

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG ORGANISASI .................................... 2

B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ............................................................... 4

C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI

....................................

5

D. STRUKTUR ORGANISASI .......................................................................... 6

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN ........................................................................ 7

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA............................. 9

RENCANA STRATEGIS 2011 – 2014 ......................................................... 9

PERNYATAAN VISI ............................................................................ 9

PERNYATAAN MISI ........................................................................... 10

TUJUAN STRATEGIS............................................................................. 12

SASARAN STRATEGIS .......................................................................... 13

INDIKATOR KINERJA UTAMA ............................................................. 14

PROGRAM DAN KEGIATAN ................................................................ 17

PERJANJIAN KINERJA 2014 ..................................................................... 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.............................................................. 22

A.CAPAIAN KINERJA ORGANISASI............................................................... 22

1. ANALISIS CAPAIAN CAPAIAN TUJUAN........................................ 30

2. ANALISIS CAPAIAN SASARAN................................................................. 30

SASARAN STRATEGIS 1 ..................................................................... 42

Daftar Isi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur iv

SASARAN STRATEGIS 2 .................................................................... 45

SASARAN STRATEGIS 3........................................................................ 51

SASARAN STRATEGIS 4 ........................................................................ 60

SASARAN STRATEGIS 5 ......................................................................... 66

SASARAN STRATEGIS 6 ......................................................................... 69

SASARAN STRATEGIS 7 ....................................................................... 71

B. REALISASI ANGGARAN..................................................................... 81

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 83

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur v

Daftar Lampiran

LAMPIRAN 1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014 PERWAKILAN

BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAMPIRAN 2 PERBANDINGAN REALISASI IKU S.D TAHUN 2014 DENGAN TARGET

TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAMPIRAN 3 CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PKPT DAN PKAU TAHUN 2014

PERWAKILIAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAMPIRAN 4 CAPAIAN KINERJA KEGIATAN NON PKPT TAHUN 2014 PERWAKILIAN

BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAMPIRAN 5 PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2014 DENGAN REALISASI

OUTPUT 2013 DAN TARGET OUTPUT 2015

LAMPIRAN 6 DUKUNGAN REALISASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

PERSENTASE IPP YANG MENDAPAT PENDAMPINGAN PENYUSUNAN LAPORAN

KEUANGAN

PERSENTASE IPD YANG LAPORAN KEUANGANNYA MEMPEROLEH OPINI MINIMAL

WDP

PERSENTASE HASIL PENGAWASAN LINTAS SEKTOR YANG DIJADIKAN BAHAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH STAKEHOLDERS

PERSENTASE MASUKAN YANG DIMANFAATKAN PRESIDEN

PERSENTASE HASIL PENGAWASAN ATAS PERMINTAAN STAKEHOLDERS

LAMPIRAN 7 PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI

TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN TAHUN 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur vi

Daftar Tabel

TABEL RE.1. CAPAIAN SASARAN STRATEGIS

TABEL 1.1 PERBANDINGAN KOMPOSI PEGAWAI TAHUN 2013 DAN 2014

PADA KANTOR PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN

TIMUR

TABEL 2.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TABEL 2.2 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TABEL 3.1 CAPAIAN PER SASARAN STRATEGIS TAHUN 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TABEL 3.2 CAPAIAN PENUGASAN NON PKPT TAHUN 2014 PERWAKILAN

BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TABEL 3.3 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1

TABEL 3.4 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2

TABEL 3.5 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3

TABEL 3.6 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4

TABEL 3.7 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5

TABEL 3.8 PERKEMBANGAN OPINI BPK ATAS LKPD DI WILAYAH

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA

TAHUN 2010 – 2014

TABEL 3.9 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6

TABEL 3.10 KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS APIP DI WILAYAH

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013 DAN 2014

TABEL 3.11 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 7

TABEL 3.12 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 8

TABEL 4.1 PENCAPAIAN IKU DOMINAN PER SASARAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur vii

Daftar Bagan

BAGAN 1.1 STRUKTUR ORGANISASI PERWAKILAN BPKP PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR

BAGAN 1.2 ALUR PIKIR PENYAJIAN LAKIP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur vii

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu dari 33

perwakilan BPKP yang ada di daerah, yang memiliki tugas untuk memberikan

dukungan atas pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP di bidang pengawasan

intern di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Dalam

menjalankan tugasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah

menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010 – 2014 dengan visi

sebagaimana visi BPKP yaitu menjadi “Auditor Presiden yang Responsif,

Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas”. Renstra tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam

menyusun perencanaan tahunan perwakilan yang dituangkan dalam

Perencanaan Kinerja tahunan dan Usulan PKPT. Setelah mendapatkan

persetujuan dari BPKP Pusat, perencanaan kinerja tersebut kemudian

ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja (Tapkin) dan PKPT.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 merupakan bentuk

pertanggungjawaban atas target kinerja yang telah ditetapkan dalam Tapkin

Tahun 2014 dalam rangka pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) atas

PKPT Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. LAKIP tahun 2014 ini

juga merupakan LAKIP periode yang terakhir dari Renstra Tahun 2010-2014.

Penyusunan LAKIP mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja selama tahun 2014

menunjukkan bahwa rata-rata capaian sasaran strategis Perwakilan BPKP

Ringkasan Eksekutif

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur viii

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 adalah 122,48% yang dapat dilihat

pada Tabel RE.1.

Tabel RE.1.Capaian Sasaran Strategis

No. Sasaran Strategis Capaian Sasaran

1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD 126,79

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 75% 116,67

3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300

Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya GoodGovernance (GG) pada 65% BUMN/BUMD

145,22

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,

BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan PemberantasanKorupsi Menjadi 80%

98,10

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda 130,56

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

129,41

7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90%

dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

110,63

Rata-rata Capaian Sasaran 122,48

Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan Indikator Kinerja

Utama (IKU) yang menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas

realisasi 12 IKU yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU

dominan) dari 34 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Tahun 2014.

Adapun rincian capaian masing-masing indikator dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Capaian Indikator Input

Capaian indikator input adalah realisasi penggunaan dana dibandingkan

targetnya. Realisasi penggunaan dana dalam tahun 2014 secara keseluruhan

mencapai Rp19.676.479.106,00 atau 97,15% dari target sebesar

Rp20.254.663.000,00. Jumlah realisasi dana tersebut, digunakan untuk

membiayai tiga program yaitu:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur ix

a. Program dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

BPKP

b. Program peningkatan sarana dan prasarana Aparatur BPKP

c. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas keuangan Negara dan

Pembinaan penyelenggaraan Sistem pengendalian Intern Pemerintah.

Selain menggunakan dana dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur, kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga didanai

dari mitra kerja sejumlah Rp4.252.138.345,00 Dana penugasan yang berasal

dari mitra pada umumnya untuk kegiatan-kegiatan atas permintaan mitra

yang bersangkutan.

2. Capaian Kinerja Indikator Output

Capaian kinerja indikator output dalam tahun 2014 secara keseluruhan

mencapai 187,90% dari target tahun 2014 sejumlah 529 output. Output

yang dihasilkan adalah dalam bentuk:

- Laporan Hasil Pengawasan sebanyak 32 jenis laporan dengan jumlah

seluruhnya sebanyak 906 laporan yang terdiri dari 468 laporan PKP2T

dan 438 Laporan Non PKP2T.

- Laporan Kegiatan Dukungan berupa laporan ketata-usahaan kantor

dengan jumlah sebanyak 60 laporan.

- Pengadaan sarana dan prasarana sebanyak 28 unit.

3. Capaian Indikator Kinerja Utama (outcome)

Capaian (IKU) sebagai outcome pada tahun 2014 dapat dijelaskan dalam

dua indikator outcome, yaitu lower outcome, dan middle outcome. Indikator

lower outcome diukur dengan “telah dimanfaatkannya output oleh pihak

yang berkepentingan”. Indikator lower outcome ini tidak ditargetkan dalam

tahun 2014, namun dapat dijelaskan dalam LAKIP ini bahwa semua output

atau 100,00% hasil pengawasan tahun 2014 telah dimanfaatkan oleh pihak

yang berkepentingan, yaitu:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur x

- Laporan-laporan yang dikirim ke BPKP Pusat telah dimanfaatkan oleh

BPKP Pusat dalam rangka pengambilan keputusan oleh BPKP Pusat

- Laporan-laporan yang dikirim ke Instansi Pemerintah Vertikal dan

Daerah di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah

dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan intansi vertikal dan instansi

daerah yang bersangkutan

- Aset hasil pengadaan tahun 2014 seluruhnya telah dimanfaatkan dalam

rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas pengawasan Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

Indikator outcome yang ditargetkan dalam tahun 2014 adalah Indikator

Kinerja Utama (IKU), berupa indikator yang ditetapkan dalam dokumen

Tapkin BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014. Capaian

IKU tahun 2014 selanjutnya digunakan untuk menilai Capaian Sasaran

Strategis tahun 2014. Pencapaian Sasaran Strategis pada tahun 2014 yang

didukung capaian IKU (outcome) adalah sebagaimana digambarkan dalam

Tabel RE.1 adalah sebagai berikut :

1) Capaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90%

LKPD” tahun 2014 sebesar 126,79% tercermin dari capaian 7 (tujuh) IKU.

2) Capaian sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan

Negara sebesar 75%” tahun 2014 sebesar 116,67% tercermin dari capaian

2 (dua) IKU.

3) Capaian sasaran strategis “Terselenggaranya Standar Pelayanan

Minimal (SPM) pada 300 Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan

terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BMD”

tahun 2014 sebesar 145,22% tercermin dari capaian 3 (tiga) IKU

4) Capaian sasaran strategis “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan

K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%” tahun 2014 sebesar 98,10%

tercermin dari capaian 7 (tujuh) IKU.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xi

5) Capaian sasaran stategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di

60% K/L/Pemda” tahun 2014 sebesar 130,56% tercermin dari capaian 2

(dua) IKU.

6) Capaian sasaran stategis “Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80%

K/L/Pemda” tahun 2014 sebesar 129,41% tercermin dari capaian 1

(satu) IKU.

7) Capaian sasaran strategis “Meningkatnya Efektifitas Perencanaan

Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar

100%” tahun 2014 sebesar 110,63% tercermin dari capaian 12 (dua belas)

IKU.

4. Capaian Indikator Benefit/Impact

Benefit/Impact adalah suatu kondisi yang terjadi setelah sekian tahun

dilakukan kinerja pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur. Kondisi tersebut terbentuk karena adanya multiplier effect hasil

pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur selama periode 2010-2014. Capaian benefit/impact yang akan

disampaikan di bawah ini bukan semata-mata hasil kinerja pengawasan

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur saja, melainkan sebagai hasil

dari kolaborasi berbagai kinerja instansi pemerintah di Provinsi Kalimantan

Timur dan Kalimantan Utara yang memperoleh Quality Assurance dan

Consultancy dari Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang pada

akhirnya menimbulkan multiplier effect hasil pengawasan dan membentuk

sebuah kondisi atau benefit/impact.

Sebagian Benefit/Impact ini ditargetkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2014,

namun dalam LAKIP tahun 2014 ini Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur berusaha menginformasikan beberapa indikator benefit/impact yang

diperoleh dari sumber data eksternal, a.l sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xii

1) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di

Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

Berdasarkan hasil audit BPK RI yang dilakukan pada tahun 2014

terhadap lima belas LKPD tahun 2013 di wilayah kerja Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Timur, menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan

Timur dan Kalimantan Utara telah terbebas dari opini disclaimer. Semua

pemda memperoleh opini minimal WDP, bahkan empat diantaranya

memperoleh opini WTP, sebelas LKPD lainnya memperoleh opini WDP,

sedangkan dua LKPD tidak diaudit karena merupakan daerah otonomi

baru. Hal ini menunjukkan pengawasan yang dilakukan telah

membawa benefit/impact adanya peningkatan opini sejak karena pada

tahun 2010 hingga 2014 menjadi lebih baik, karena pada tahun 2010

beberapa pemda memperoleh opini Disclaimer dan belum ada yang

memperoleh opini WTP.

2) Semakin membaiknya dukungan Laporan Keuangan Instansi Vertikal di

Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara terhadap Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)

Kegiatan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

untuk mendukung penyusunan Laporan Keuangan Instansi Vertikal

adalah berupa bimbingan teknis maupun asistensi penatausahaan

keuangan dan penyusunan laporan keuangan di tingkat satuan kerja

yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Kegiatan tersebut secara tidak langsung telah memberikan andil pada

peningkatan kualitas Laporan Keuangan Kementerian/LPNK yang

pada tahun 2010 sebanyak 53 Laporan Keuangan mendapatkan opini

WTP meningkat menjadi 67 Laporan Keuangan dengan opini WTP pada

LKPD 2013.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xiii

3) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Badan Usaha Milik

Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

Kondisi Laporan Keuangan BUMD di wilayah Provinsi Kalimantan

Timur dan Kalimantan Utara menunjukkan kondisi yang semakin baik.

Jika pada tahun 2010 hanya 10 Laporan Keuangan BUMD yang

mendapatkan opini WTP dari 30 BUMD, maka pada LK tahun 2013

yang diaudit tahun 2014 naik menjadi 16 Laporan Keuangan BUMD

yang mendapatkan opini WTP.

4) Semakin membaiknya kinerja Badan Usaha Milik Daerah di Kalimantan

Timur dan Kalimantan Utara

Kinerja entitas BUMD di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan

Utara menunjukkan yang semakin baik antara lain dengan

meningkatnya jumlah BUMD yang berkinerja sehat sebanyak 13

BUMD pada tahun 2014.

5) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di wilayah Provinsi Kalimantan

Timur dan Kalimantan Utara adalah sebanyak 17 BLUD yang berbentuk

RSUD. Sedangkan yang masih dalam proses menjadi BLUD adalah

sebanyak 1 RSUD. Secara umum kondisi Laporan Keuangan RSUD di

Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara mengalami

peningkatan, dari sejumlah 3 Laporan Keuangan RSUD yang telah

mendapatkan opini WTP pada tahun 2010 naik menjadi 13 RSUD yang

mendapatkan opini WTP untuk tahun 2013.

6) Semakin membaiknya peran APIP Daerah di Kalimantan Timur dan

Kalimantan Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xiv

Peningkatan kualitas APIP Daerah dapat dilihat antara lain dari

meningkatnya maturitas tata kelola APIP. Meskipun belum ada APIP

yang mencapai level Infrastructure secara utuh tetapi ada perbaikan di

beberapa elemen terutama pengembangan sumber daya manusia. Hal

ini tidak terlepas dari peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur dalam melakukan pembinaan terhadap APIP melalui berbagai

kegiatan pelatihan maupun bimbingan teknis lainnya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 1

Terwujudnya good governance dalam praktik-praktik pemerintahan dan

kenegaraan merupakan harapan semua pihak. Saat ini setiap tindakan dan

kebijakan dalam pelaksanaan birokrasi pemerintahan akan selalu dikaitkan

dengan konsep tata kepemerintahan yang baik (good governance) dengan tiga

pilar utamanya yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas.

Asas akuntabilitas adalah salah satu asas dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang memiliki konsekuensi bahwa setiap instansi pemerintah

diharapkan mampu mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Substansi dari Sistem AKIP pada intinya

adalah penyelarasan antara produk perencanaan dan realisasinya dengan

orientasi kepada hasil (result oriented). Proses penyelarasan ini dilakukan

melalui penyusunan suatu Rencana Stratejik dalam jangka menengah (5

tahun), Rencana Kinerja Tahunan atau Penetapan Kinerja yang merupakan

kontrak kinerja, serta Laporan Pertanggungjawaban Kinerja tiap tahunnya.

Maksud dan tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) ini adalah

sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. LAKIP Tahun 2014 ini

merupakan Laporan tahun terakhir periode Renstra BPKP yaitu untuk periode

tahun 2010-2014. Dari laporan ini diharapkan dapat diperoleh suatu simpulan

pencapaian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi bahan analisis dalam rangka

meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur di tahun-

tahun berikutnya. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan dan fungsi utama

LAKIP yaitu sebagai media pertanggungjawaban dan sebagai alat untuk

meningkatkan kinerja suatu organisasi.

Bab IPendahuluan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 2

A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk

berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 103

Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah

beberapa kali diubah antara lain dengan Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun

2013 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non

Departemen (LPND), dan terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192

Tahun 2014 tentang BPKP. BPKP adalah LPND yang berkedudukan dan

bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor

06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perwakilan BPKP. Perwakilan BPKP merupakan unit organisasi BPKP yang

melaksanakan tugas di daerah.

Berdasarkan keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-286/K/2001

tanggal 30 Mei 2001, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mempunyai

tugas pokok:

Untuk melaksanakan tugas tersebut Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan;

2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

negara serta pengurusan barang milik/kekayaan negara;

Melaksanakan pengawasan keuangan

dan pembangunan serta

penyelenggaraan akuntabilitas di

daerah sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 3

3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan daerah atas permintaan

daerah;

4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat

strategis dan/atau lintas departemen/lembaga/wilayah;

5. Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) Pusat dan Daerah;

6. Melaksanakan pengawasan terhadap Badan Usaha Milik Negara,

Pertamina, Cabang Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja

sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan

pemerintah, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah

pusat, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

7. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan

akuntabilitas kinerja pada Badan Usaha Milik Negara, Pertamina, Cabang

Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain

yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha

milik daerah atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

8. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara,

Badan Usaha Milik Negara dan badan-badan lain yang di dalamnya

terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan

kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada

penyidik dan Instansi pemerintah lainnya;

9. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta

pengendalian mutu pengawasan;

10. Melaksanakan administrasi Perwakilan BPKP.

Dengan telah berubahnya paradigma sistem pertanggungjawaban/

akuntabilitas keuangan negara di Indonesia seiring reformasi di bidang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 4

keuangan negara, perubahan sangat mendasar terjadi tidak hanya dalam hal

penerapan penganggaran namun juga dalam sistem pencatatan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan atas akuntabilitas keuangan negara.

Lebih lanjut dalam reformasi di bidang keuangan negara tersebut, pemerintah

telah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Dalam PP ini dinyatakan

bahwa BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung

jawab langsung kepada Presiden, bertugas untuk melakukan pengawasan

intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan

SPIP pada seluruh Instansi Pemerintah, serta pengembangan alat kendali

Presiden dan Wakil Presiden.

Wewenang BPKP berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 adalah

melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas

kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan lintas sektoral, kegiatan

kebendaharaan umum, penugasan lain dari Presiden dan melakukan reviu atas

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Selain itu, BPKP juga memiliki tugas

untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana ditegaskan

dalam Inpres Nomor. 4 Tahun 2011.

B. Aspek Strategis Organisasi

Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang yang diembannya,

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Rencana

Strategis (Renstra) Tahun 2010 – 2014 yang memuat visi, misi, program dan

kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2010 – 2014 berikut target output dan

outcome yang akan dicapai.

Renstra Perwakilan tersebut telah selaras dengan Renstra BPKP dan

restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas maupun PP Nomor 60

Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Renstra

tersebut diharapkan telah mencakup strategi penguatan BPKP ke depan yang

meliputi:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 5

1. Product Differences

Kekuatan BPKP bergantung pada kualitas produk yang dihasilkan.

Kualitas produk BPKP harus bersifat strategis, makro dan nasional. Tugas

BPKP bersifat spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan

keuangan negara oleh para pengguna anggaran agar tercapai tujuan

akuntabilitas Presiden dalam menjalankan amanah rakyat.

2. Market Differences

Agar produk BPKP menjadi bernilai, maka harus dikenali dengan baik

shareholders maupun stakeholders yang menjadi pengguna layanan BPKP

baik dari eksekutif, legislatif, yudikatif maupun badan usaha milik

negara/daerah.

3. Methodology Differences

BPKP senantiasa mengembangkan metodologi pengawasan yang

kontemporer, spesifik dan membawa manfaat, baik untuk kegiatan yang

bersifat assurance maupun consulting.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Sesuai dengan Renstra, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

melaksanakan kegiatan pengawasan sebagai berikut:

1. Pre-emptive

Kegiatan pre-emptive bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur

yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik,

dan pemberantasan KKN. Sasaran kegiatan ini adalah berkurangnya

penyakit birokrasi yang bersifat laten.

2. Preventive

Kelompok kegiatan preventive mencakup kegiatan konsultasi manajemen

untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi

penciptaan sistem peringatan dini (early warning system) atas proses

governance, manajemen risiko dan pencegahan KKN berdasarkan pola

kemitraan dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah

meminimalisasi peluang berlangsungnya moral hazard di birokrasi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 6

3. Repressive

Kelompok kegiatan repressive berupa audit investigatif untuk

menjustifikasi perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau

tidak diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi.

Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus penyimpangan

dan perbuatan melawan hukum.

D. Struktur Organisasi

Untuk dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan, Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur memiliki Struktur Organisasi yang mengacu

pada Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal

30 Mei 2001 tersaji pada Bagan 1.1.

Bagan 1.1

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 7

Dalam melaksanakan kegiatan, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur pada awal tahun 2014 didukung dengan SDM sebanyak 128 orang.

Sedangkan per 31 Desember 2014 mengalami perubahan menjadi 135 orang

sebagaimana tersaji pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1Perbandingan Komposisi Pegawai Tahun 2013 dan 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

No Uraian 2014 2013

1 Pejabat Struktural 10 102 Auditor 85 743 Analis Kepegawaian 2 24 Arsiparis 3 35 Pranata Komputer 1 16 Fungsional Umum 12 127 Calon Auditor 22 26

Jumlah 135 128

E. Sistematika Penyajian

Pada dasarnya LAKIP ini bertujuan mengkomunikasikan kinerja

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2014. Capaian

kinerja (performance result) dalam tahun 2014 tersebut dibandingkan dengan

Rencana Kinerja (Performance Plan) sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan

organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini

memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap)

bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.

Alur pikir penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur dapat diilustrasikan dalam Bagan 1.2.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 8

Bagan 1.2

Alur Pikir Penyajian LAKIP

Referensi Bab

PENDAHULUAN Bab I

Bab IVPENUTUP

RencanaStrategis2010-2014

PerjanjianKinerja/PenetapanKinerja 2014

Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab IIIAKUNTABILITAS KINERJA

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 9

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsi berpedoman pada rencana stratejik BPKP yang

berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 4 (empat)

tahun, yaitu untuk tahun 2011–2014 dengan memperhitungkan potensi,

peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Renstra

Tahun 2011 – 2014 dan telah selaras dengan Renstra BPKP Pusat periode

2011 – 2014 yang telah diselaraskan dengan restrukturisasi program yang

dilakukan oleh Bappenas dan adanya mandat baru BPKP seiring dengan

terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP).

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai suatu

perpanjangan tangan dari BPKP Pusat, mempunyai tugas mewujudkan

Rencana Stratejik yang telah dirumuskan BPKP Pusat. Rencana Stratejik

tersebut dijadikan acuan dalam menyusun Rencana Kinerja (Performance Plan)

Tahun 2014, yang dijabarkan dengan Program Kerja Pengawasan dan

PembinaanTahunan (PKP2T) tahun 2014, dan Penetapan Kinerja (Tapkin)

tahun 2014.

Bab IIPerencanaan dan

Perjanjian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 10

A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011 - 2014

1. Pernyataan Visi

Dengan memperhatikan posisi dan mandat yang diterima, Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai perwakilan BPKP Pusat, serta

melihat latar belakang dan mencermati isu-isu stratejik yang muncul, visi yang

akan diuraikan ini adalah visi dari BPKP, sebagai berikut:

Pernyataan visi tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sebagai auditor Presiden, BPKP berperan membantu pemerintah dalam

membangun pemerintahan yang baik dan bersih dan meningkatkan

kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.

2. Responsif, tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi pemerintah dan

segera memberikan masukan.

3. Interaktif, memperhatikan kepentingan atau kebutuhan stakeholders. BPKP

akan menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain dalam

menjalankan perannya.

4. Terpercaya, adanya kepercayaan akan mendorong stakeholders untuk

memanfaatkan BPKP. Kepercayaan akan timbul jika BPKP terus menjaga

profesionalisme, kompetensi, dan integritas.

2. Pernyataan Misi

Untuk mendukung visi tersebut di atas yang berorientasi pada

perwujudan tujuan akhir dari keberadaan BPKP, maka visi tersebut

dirumuskan menjadi beberapa misi sebagai berikut:

Auditor Presiden yang responsif, interaktif, dan terpercayauntuk mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang

berkualitas

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 11

1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan

bebas KKN

Misi ini menjelaskan bahwa peran BPKP sebagai pengawas intern

pemerintah sesuai PP Nomor 60 tahun 2008 mempunyai tugas melakukan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan

lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara, dan kegiatan lain

berdasarkan penugasan Presiden. Tugas tersebut bertujuan mendorong

meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan kinerja

program Pemerintah, dan mewujudkan iklim yang mencegah KKN. Hal

tesebut erat kaitannya dengan fungsi utama auditor internal di bidang good

governance, pengelolaan risiko, dan penerapan sistem pengendalian dalam

rangka mengamankan aset dan mencegah kecurangan yang mungkin

terjadi.

2. Membina secara efektif penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pembinaan penyelenggaraan SPIP,

adalah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi SPIP, pendidikan dan

pelatihan SPIP, serta bimbingan dan konsultasi SPIP. Kegiatan-kegiatan

tersebut bertujuan agar SPIP dapat segera diterapkan pada instansi

pemerintah daerah dan instansi vertikal di daerah.

3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten

Pengembangan kemampuan sumber daya manusia baik internal maupun

eksternal dilaksanakan melalui pembinaan kompetensi Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP), pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (JFA),

penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan, serta

sinergi dengan APIP lainnya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 12

4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal

bagi auditor/pemerintah

Sistem dukungan untuk pengambilan keputusan yang terintegrasi dan

andal harus dikuasai BPKP. Pengelolaan data dan informasi dilaksanakan

sedemikian rupa sehingga pengambilan keputusan oleh auditor/

pemerintah dilaksanakan dengan cepat dan optimal.

BPKP telah memiliki nilai-nilai luhur yang diharapkan dapat mengilhami

seluruh staf BPKP dalam memaknai visi dan misi BPKP. Kata kunci yang

mengandung nilai-nilai luhur tersebut adalah PIONIR yang terdiri atas:

Profesional: profesional birokrat, kompetensi teknis/sertifikasi, proses

internal, kepatuhan pada standar profesi dan kode etik ataupun

ketentuan perundang-undangan.

Integritas: kejujuran, objektivitas, keberanian, konsistensi, dan

konsekuen.

Orientasi pada pengguna: mengutamakan dan memperhatikan

kebutuhan pengguna.

Nurani dan Akal Sehat: etika pengawasan pada tahapnya yang tertinggi,

minimalisasi distorsi, mengutamakan esensi, nilai untuk bertindak

proporsional.

Independen: independen dalam sikap dan penampilan.

Responsibel: obligation to act – obligation to answer, kewajiban untuk

bertindak sesuai dengan tanggung jawabnya serta

menjelaskan/menjawab apa yang telah dilaksanakan.

3. Tujuan Strategis

Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah

ditetapkan, serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan

merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan

dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.

Dalam penetapan tujuan, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 13

mengadopsi konsep Balanced Score Card (BSC) dengan beberapa modifikasi

disesuaikan dengan karakteristik Perwakilan BPKP sebagai organisasi publik.

Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada

profit, pada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Perspektif Keuangan

dimodifikasi menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif

Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan

menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut

maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder utama dan

manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan

pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tercermin dalam tujuan-tujuan

strategis sebagai berikut:

1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah;

2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik;

3) Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan

pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara/daerah;

4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah;

5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten;

6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal

bagi Presiden/Pemerintah.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang

dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun

waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis

merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran

strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 14

dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur untuk tahun 2011-2014 adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD;

2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%;

3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300 Instansi

Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada

65% BUMN/BUMD;

4) Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD

dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%;

5) Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di K/L/ Pemda sebesar 60%;

6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80% K/L/ Pemda;

7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan

kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%.

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator kinerja utama (outcome) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi

stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan

akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan program dan

kegiatan yang mendukung program tersebut. Indikator ini digunakan untuk

mengukur keberhasilan program, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur

dengan indikator keluaran (output).

Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Kalimantan Timur dapat

dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 15

Tabel 2.1Indikator Kinerja Utama Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan TimurNo. Indikator Kinerja Utama

Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah;

Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD

1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

1.1.1.1 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian

1.1.1.2 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam

1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

1.1.2.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD

1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opinidukungan wajar

1.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN

1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

1.1.4.1 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Perekonomian

1.1.4.2 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam

1.1.4.3 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah

1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

1.1.5.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Perekonomian

1.1.5.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam

1.1.5.3 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah

1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan oleh stakeholders

1.1.6.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderbidang Perekonomian

1.1.6.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam

1.1.6.3 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Keuangan Daerah

1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

1.1.7.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD

Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%

1.2.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang

ditindaklanjuti

1.2.1.1 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam

1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

1.2.2.2 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah

Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik

Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada

65% BUMN/BUMD

2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

2.1.1.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah

2.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

2.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat

2.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

2.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 16

No. Indikator Kinerja Utama

Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapankasus yang merugikan keuangan negara/daerah;

Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda,BUMN/BUMdalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%

3.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi

3.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

3.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP

3.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan

yang berpotensi TPK.

3.1.3.1 Laporan hasil kajian pengawasan

3.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

3.1.4.1 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

3.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

3.1.5.1 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian

keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

3.1.5.2 Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya

3.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

3.1.7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

3.1.7.1 Laporan hasil review terhadap laporan dan pengaduan masyarakat

Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah;

Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di K/L/ Pemda sebesar 60%

4.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

4.1.1.1 Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah

4.1.2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60

Tahun 2008

4.1.2.1 Jumlah peserta diklat SPIP

4.1.2.2 Jumlah K/L dan Pemda yang mendapatkan konsultasi dan bimbingan teknispenyelenggaraan SPIP

Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesionaldan kompeten;

Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yangprofesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

5.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

5.1.1.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah

Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dankualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

5.2.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

5.2.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

5.2.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

5.2.4 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA

5.2.5 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan

sesuai prosedur

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 17

No. Indikator Kinerja Utama

5.2.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

5.2.7 Persentase pemanfaatan aset

5.2.8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

5.2.8.1 Jumlah Sarana Prasarana

5.2.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

5.2.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

5.2.11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

5.2.11.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah

5.2.11.2 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah

5.2.12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Keterangan:Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putihmerupakan kode IKU Output.

6. Program dan Kegiatan

Implementasi penjabaran Rencana Stratejik dalam rangka mencapai visi

dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dituangkan dalam

dokumen perencanaan berupa Penetapan Kinerja Tahun 2014. Penetapan

Kinerja ini merupakan sebuah bentuk Rencana Kinerja Tahunan yang di

dalamnya memuat rumusan indikator kinerja utama (outcome) beserta targetnya.

Indikator kinerja outcome diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan.

Program dan kegiatan diukur dengan indikator kinerja output.

Program Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014

sebagai penjabaran dari tujuan stratejik adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP.

2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.

3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara.

Program pertama dilaksanakan melalui 315 kegiatan, program kedua

dilaksanakan melalui 60 kegiatan, program ketiga dilaksanakan melalui 2

kegiatan.

Dengan Penetapan Kinerja, diharapkan penyelenggaraan tugas pokok

dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat lebih terarah dan

terdapat tolok ukur bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 18

program dan kegiatan telah selaras dengan upaya pencapaian visi dan misi

BPKP. Penetapan Kinerja tahun 2014 juga merupakan komitmen seluruh unsur

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk mencapai target kinerja

yang telah ditetapkan.

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014

Untuk dapat mengukur keberhasilan dari implementasi Rencana

Stratejik tahun 2014 di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

menetapkan target untuk masing-masing kegiatan yang harus dicapai sebagai

pelaksanaan dari program ,target ini dituangkan dalam dokumen Penetapan

Kinerja (Performance Plan) tahun 2014 sebagaimana tersaji pada Tabel 2.2

berikut ini:

Tabel 2.2Penetapan Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target

Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah;

Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD

1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan

penyusunan laporan keuangan

Persen 100

1.1.1.1 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunanLKKL bidang Perekonomian

Lap 5

1.1.1.2 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan

LKKL bidang PolsoskamLap 11

1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperolehopini minimal WDP

Persen 90

1.1.2.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Lap 21

1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang

memperoleh opini dukungan wajar

Persen 82

1.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Lap 16

1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang

disampaikan ke Pusat

Persen 100

1.1.4.1 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidangPolsoskam

Lap 39

1.1.4.2 Laporan hasil pengawasan lintas sektor BidangPerekonomian

Lap 14

1.1.4.3 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan

DaerahLap 5

1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden

yang disampaikan ke Pusat

Persen 100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 19

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target

1.1.5.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presidenBidang Keuangan Daerah

Lap 14

1.1.5.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden

Bidang PolsoskamLap 19

1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholdersyang dijadikan bahan pengambilan keputusan olehstakeholders

Persen 93,33

1.1.6.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder

bidang PerekonomianLap 1

1.1.6.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderbidang Polsoskam

Lap 19

1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan

penyelenggaraan akuntansi

Persen 80

1.1.7.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD Lap 6

Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%

1.2.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaannegara/daerah yang ditindaklanjuti

Persen 75

1.2.1.1 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara

Bidang PerekonomianLap 1

1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan kePusat

Persen 100

1.2.2.3 Laporan hasil pengawasan BUN bidang KeuanganDaerah

Lap 55

Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik

Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300.Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada

65% BUMN/BUMD

2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuaiStandar Pelayanan Minimal

Persen 100

2.1.1.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik

bidang Keuangan DaerahLap 4

2.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan

sosialisasi/asistensi GCG/KPIPersen 65

2.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Lap 17

2.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 55

2.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Lap 24

Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan

kasus yang merugikan keuangan negara/daerah;

Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,

BUMN/BUMdalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

3.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi

Program Anti Korupsi.Kelompok

Masyarakat2

3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Lap 6

3.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud

yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi

FCP

Instansi 2

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 20

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target

3.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Lap 4

3.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang

dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.Instansi 1

3.1.3.1 Laporan hasil kajian pengawasan Lap 1

3.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan

penyesuaian hargaPersen 84

3.1.4.1 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan

KlaimLap 4

3.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Persen 85

3.1.5.1 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian

negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaanInstansi Penyidik

Lap 54

3.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh

instansi berwenangPersen 50

3.1.7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Persen 100

Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugiannegara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan

Instansi lainnya

Lap 4

Laporan Hasil Reviu Terhadap Laporan dan PengaduanMasyarakat

Lap 2

Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah;

Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/ Pemda

4.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai

PP Nomor 60 Tahun 2008

Persen 60

4.1.1.1 Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIPbidang Keuangan Daerah

Lap 16

4.1.2 Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi

Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

Pemda 6

4.1.2.1 Jumlah Peserta Diklat SPIP Orang 30

4.1.2.2 Jumlah K/L dan Pemda yang mendapat Konsultansi danBimtek SPIP

Pemda 7

Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional

dan kompeten;

Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80% Pemda

5.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan

JFA

Persen 50

5.1.1.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIPDaerah

Laporan 5

Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dankualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

5.2.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yangterealisasi

Persen 95

5.2.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan PerwakilanBPKP dengan SAP

Persen 100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 21

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target

5.2.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanankepegawaian

skala likert1-10

7,2

5.2.4 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA Persen 100

5.2.5 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairananggaran yang diajukan sesuai Prosedur

skala likert1-10

7,2

5.2.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di mediamassa

Jumlahberita

54

5.2.7 Persentase pemanfaatan aset Persen 100

5.2.8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan

sarpras

skala likert

1-10

7,2

5.2.8.1 Jumlah Sarana Prasarana Unit/m2 29

5.2.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit

Inspektorat

Persen 100

5.2.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke

puslitbangwas

Topik

Penelitian

2

5.2.11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

InstansiAPIP

15

5.2.11.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP

DaerahPemda 11

5.2.11.2 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan 9

5.2.12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditorbersertifikat

skala likert1-10

7,6

Keterangan:Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putihmerupakan IKU Output.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 22

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana dinyatakan

dalam keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei

2001 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan

pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Secara umum, sampai dengan akhir tahun 2014 Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Timur telah memenuhi tugas dan fungsi yang

dibebankan. Hal ini tercermin dari tercapainya 7 (tujuh) sasaran strategis,

yang kemudian dilaksanakan dalam 3 (tiga) program pada tahun 2014.

Ikhtisar pencapaian sasaran strategis dapat dilihat pada Lampiran 1.

Sedangkan perbandingan capaian indikator kinerja outcome tahun 2014 dan

target Renstra tahun 2014 tersaji dalam Lampiran 2.

A. Capaian Kinerja Organisasi

Untuk mengukur capaian kinerja, ditetapkan indikator-indikator

kinerja. Indikator kinerja yang digunakan untuk pengukuran terutama

adalah indikator kinerja outcome dan output dari sasaran strategis.

Keseluruhan kelompok indikator kinerja tersebut diformulasi berdasarkan

perumusan dari BPKP Pusat.

Indikator kinerja input adalah sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran

(output). Indikator input yang digunakan adalah dana dengan satuan

rupiah yaitu besarnya dana yang digunakan untuk membiayai suatu

kegiatan dan penggunaan SDM dengan satuan hari pengawasan (HP).

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 23

Indikator output yang digunakan bervariasi tergantung pada jenis

kegiatan yang dilaksanakan, seperti jumlah laporan hasil pelaksanaan

asistensi/bimbingan teknis penyusunan Renstra, LAKIP, Neraca, Laporan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah, Laporan Hasil Evaluasi dan Audit

yang diterbitkan, dan sebagainya.

Sedangkan indikator outcome adalah indikator yang menggambarkan

berfungsinya suatu output. Indikator kinerja outcome yang diukur sebanyak

34 indikator, yang seluruhnya merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU)

yang terdapat dalam Dokumen Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Tahun

2014.

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tahun

2014 secara keseluruhan adalah sebesar 122,48% yang merupakan capaian

7 (tujuh) sasaran dengan 34 Indikator Kinerja Utama (IKU). Nilai capaian

keseluruhan tersebut merupakan rata-rata capaian seluruh indikator

outcome yang ditetapkan sedangkan Capaian per sasaran strategis dapat

dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

SASARAN STRATEGISJUMLAH

INDIKATORRATA-RATACAPAIAN (%)

1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan90% LKPD

7 126,79

2 Tercapainya Optimalisasi PenerimaanNegara sebesar 75%

2 116,67

3 Terselenggaranya Standar PelayananMinimal (SPM) pada 300 InstansiPemerintah Daerah (IPD) danterselenggaranya Good Governance (GG)pada 65% BUMN/BUMD

3 145,22

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 24

4 Meningkatkan Kesadaran dan KeterlibatanK/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam UpayaPencegahan dan Pemberantasan KorupsiMenjadi 80%

7 98,10

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di60% K/L/ Pemda

2 130,56

6 Meningkatnya kapasitas aparatpengawasan intern pemerinta yangprofesional dan kompeten pada 80%K/L/Pemda

1 129,41

7 Meningkatnya efektifitas perencanaanpengawasan sebesar 90% dan kualitaspengelolaaan keuangan sebesar 100%.

12 110,63

Jumlah 34 122,48

Hasil dari rata-rata capaian seluruh indikator outcome yang ditetapkan dapat

dilihat pada Lampiran 1. Capaian sasaran tersebut di atas, selain didukung

oleh pelaksanaan penugasan PKP2T juga didukung dengan penugasan non

PKP2T. Capaian Kinerja Kegiatan Non PKP2T Tahun 2014, dapat dilihat pada

Lampiran 4.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian tujuan dan capaian

kinerja sasaran strategis. Capaian tujuan diperoleh dari rata-rata capaian

kinerja sasaran strategis dari masing-masing tujuan. Sedangkan capaian

sasaran strategis diperoleh dari rata-rata capaian indikator dari masing-

masing sasaran khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan

pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU selain

IKU dominan yang tidak secara langsung mendukung tercapainya kinerja

sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain

itu, analisis dilakukan dengan mengaitkan kemungkinan tercapainya tujuan

dan sasaran Renstra Tahun 2014.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 25

Analisis atas 5 (lima) tujuan dan 7 (tujuh) sasaran strategis yang ditetapkan

oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai alat untuk

mewujudkan tujuan dan sasaran strategis pada akhir masa Renstra 2010-2014,

disajikan berikut:

1. ANALISIS CAPAIAN TUJUAN

Terdapat 5 tujuan yang akan dicapai dalam Renstra BPKP pada Tahun 2014

dimana capaian tujuan diperoleh dari rata-rata capaian kinerja sasaran strategis

dari masing-masing tujuan. Capaian atas 5 (lima) tujuan yang ditetapkan

dalam Tahun 2014 pada umumnya telah tercapai dan rata-rata capaian

keseluruhan adalah sebesar 123,13%.

Untuk lebih jelasnya, capaian 5 (lima) tujuan pada tahun 2014 bisa dilihat

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Capaian Tujuan Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

NoTUJUAN DAN SASARAN

STRATEGISJUMLAH

INDIKATOR

RATA-RATACAPAIANSASARAN

(%)

CAPAIANTUJUAN

(%)

I Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara/daerah 121,73

1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL,dan 95% LKPD

7 126,79

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan

Negara sebesar 87,5%

2 116,67

II Meningkatnya tata pemerintahan yang baik 145,22

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 26

3 Terselenggaranya Standar Pelayanan

Minimal (SPM) pada 60%. InstansiPemerintah Daerah (IPD) dan

terselenggaranya Good Governance(GG) pada 75% BUMN/BUMD

3 145,22

III Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan

pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara/daerah

98,10

4 Meningkatkan Kesadaran dan

Keterlibatan K/L/Pemda,BUMN/BUMD dalam Upaya

Pencegahan dan PemberantasanKorupsi Menjadi 80%

7 98,10

IV Tercapainya efektivitas penyelenggaraan SPIP 130,56

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan

SPIP di 70% K/L/ Pemda

2 130,56

V Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten

120,02

6 Meningkatnya kapasitas aparat

pengawasan intern pemerinta yangprofesional dan kompeten pada 80%

K/L/Pemda

1 129,41

7 Meningkatnya efektifitas perencanaan

pengawasan sebesar 90% dan kualitaspengelolaaan keuangan sebesar 100%.

12 110,63

Rata-rata Capaian Kinerja 34 122,48 123,13

Analisis dan penjelasan rinci atas capaian dari masing-masing 5 (lima) tujuan

tersebut adalah sebagai berikut:

Tujuan 1: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Pada tahun 2010 awal renstra, kualitas pengelolaan keuangan daerah di

wilayah Provinsi Kalimantan Timur masih relatif rendah, yang digambarkan

dengan opini auditor atas 15 LKPD sebagai berikut:

a. Tiga LKPD mendapat opini tidak memberikan pendapat (disclaimer).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 27

b. Tujuh LKPD mendapat opini tidak wajar.

c. Lima LKPD mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian.

d. Tidak terdapat LKPD yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian.

Selain dari itu, tidak terdapat Instansi Vertikal Pemerintah Pusat yang

mendapat pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2010,

menyebabkan WDP, sebagian besar instansi pemerintah pusat tidak

memperoleh opini wajar tanpa pengecualian.

Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator

kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014.

Pada akhir periode renstra di tahun 2014 tujuan “Meningkatnya kualitas

akuntabilitas keuangan Negara/daerah” telah tercapai 121,73%. Adapun

tercapainya tujuan tersebut diperoleh dari 2 (dua) sasaran yang masing-masing

tercapai sebagai berikut:

1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD, tercapai 126,79%

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%, yang tercapai

116,67%

Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut antara lain disebabkan:

a. Adanya pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM BPKP untuk membantu

Pemerintah Daerah/IPP dalam pengelolaan keuangan negara/daerah

b. Makin tingginya kesadaran Pemerintah Daerah dan instansi vertikal

bekerjasama dengan BPKP untuk meningkatkan kapasitas SDM dan

meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan negara/daerah.

Hal yang perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan kinerja pada renstra

periode berikutnya adalah diperlukannya pelatihan secara terus menerus

untuk peningkatan kapasitas SDM BPKP, pemerintah daerah dan instansi

vertikal serta meningkatkan kesiapan pemerintah daerah dan IPP dalam

menghadapi perubahan standar akuntansi pemerintahan yang akan diterapkan

di tahun 2015.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 28

Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik

Pada awal renstra tahun 2010 tata kelola pemerintahan realatif belum terlalu

baik, ditandai dengan masih sedikitnya Instansi Pemerintah Daerah yang

menerapkan standar pelayanan minimal dan masih rendahnya

penyelenggaraan GCG pada BUMN/BUMD.

Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator

kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014.

Pada tahun 2014 tujuan “Meningkatnya tata pemerintahan yang baik” tercapai

145,22%. Tercapainya tujuan tersebut diperoleh dari capaian sasaran

“Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi

Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG)

pada 65% BUMN/BUMD, tercapai 145,22%

Beberapa indikator sasaran pendukung atas capaian tujuan pada tahun 2014

dapat dilihat dari perbandingan antara target dan realisasi yang diukur

berdasarkan IKU dominan sasaran strategis sebagai berikut:

IKU Dominan SatuanTarget2014

Realisasi2014

Capaian2014

1 2 3 4

Persentase IPD yang melaksanakanpelayanan sesuai SPM

Persen 100,00 100,00 100

Persentase BUMN/D yang dialkukansosialisasi/asistensi penerapan GCG

Persen 100,00 100,00 100

Keberhasilan tujuan tersebut dapat dicapai antara lain disebabkan:

a. Meningkatkanya kesadaran IPD/IPP/BUMN/D akan pentingnya

pelayanan publik.

b. Meningkatkan kesadaran BUMN/D akan tata kelola kepemerintahan yang

baik.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 29

Hal yang diperhatikan dalam rangka peningkatan kinerja pada renstra periode

berikutnya adalah perlu adanya perbaikan dalam metode evaluasi yang dapat

melibatkan masyarakat/responden dalam menilai tingkat layanan publik

suatu IPD/IPP.

Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan

pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara/Daerah.

Pada awal renstra tahun 2010 tingkat kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda

/BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi belum

tinggi disamping itu sosialisasi program anti korupsi kepada masyarakat

masih terbatas serta belum tersosialisasinya program pengendalian kecurangan

(Fraud Control Plan) kepada IPP/IPD/BUMN/BUMD yang berisiko mengalami

fraud.

Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator

kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014.

Pada Tahun 2014 tujuan “Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan

memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan

Negara/daerah” tercapai 98,10%. Adapun tercapainya tujuan tersebut

diperoleh dari sasaran “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan

K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi Menjadi 80%”, tercapai 98,10%

Keberhasilan tujuan tersebut antara lain juga disebabkan oleh makin besarnya

pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dan media atas permasalahan

fraud. Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan

kinerja pada renstra periode berikutnya yaitu:

a. Perlu makin aktifnya dilibatkan kelompok-kelompok masyarakat untuk

menumbuhkembangkan kesadaran anti korupsi

b. Perlu dilakukannya sosialisasi pencegahan korupsi sedari dini di lingkungan

sekolah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 30

Tujuan 4 : Tercapainya efektivitas penyelenggaraan SPIP

Pada awal renstra tahun 2010 penyelenggaraan SPIP di IPP/IPD masih kurang

memadai, antara lain tergambar dari kondisi sebagai berikut:

a. Belum tersosialisasinya SPIP kepada pemerintah daerah/IPP

b. Belum terdapat pemerintah daerah yang memiliki peraturan kepala daerah

tentang penyelenggaraan SPIP, dan pemerintah daerah yang

menyelenggarakan SPIP sesuai yang diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008.

Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator

kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014.

Pada akhir periode renstra di Tahun 2014 tujuan “Tercapainya efektivitas

penyelenggaraan SPIP” tercapai 130,56%. Adapun tercapainya tujuan tersebut

diperoleh dari sasaran “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/

Pemda”, tercapai 130,56%

Beberapa indikator sasaran pendukung atas capaian tujuan pada tahun 2014

dapat dilihat dari perbandingan antara target dan realisasi dengan tahun 2010

yang diukur berdasarkan IKU dominan sasaran strategis sebagai berikut:

1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP di bidang Keuangan

Daerah

2. Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP

No 60 Tahun 2008.

Tujuan 5 : Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah

yang profesional dan kompeten.

Pada awal renstra tahun 2010, penerapan JFA APIP pada pemerintah daerah

masih minim, dapat digambarkan dengan terbatas jumlah jabatan fungsional

auditor yang telah bersertifikasi.

Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator

kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 31

Pada Tahun 2014 tujuan “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten” tercapai 120,02%. Adapun

tercapainya tujuan tersebut diperoleh dari 2 (dua) sasaran yang masing-masing

tercapai sebagai berikut:

1. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda, tercapai 129,41%

2. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaan keuangan sebesar 100%, tercapai 110,63%

Keberhasilan tujuan tersebut antara lain disebabkan:

a. Terbangunnya kerjasama yang baik antara BPKP dengan Pemerintah

Daerah dalam hal pembinaan APIP

b. Semakin besarnya peran APIP di Pemerintah Daerah sehingga

menumbuhkan kesadaran peningkatan kompetensi APIP.

Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan kinerja

aparat pengawasan pemerintah yang professional dan kompeten pada renstra

periode berikutnya adalah:

a. Memfasilitasi penyelenggaraan diklat-diklat bagi APIP baik diklat teknis

maupun untuk mendapatkan sertifikasi keprofesionalan;

b. Dukungan pendidikan berkelanjutan bagi APIP;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 32

2. ANALISIS CAPAIAN SASARAN

Capaian sasaran strategis diperoleh dari rata-rata capaian indikator dari

masing-masing sasaran khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU)

yang dianggap dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga

dilakukan terhadap IKU selain IKU dominan yang tidak secara langsung

mendukung tercapainya kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap

perwujudan sasaran strategis. Selain itu, analisis dilakukan dengan

mengaitkan kemungkinan tercapainya Tujuan dan Sasaran Renstra Tahun

2014.

Capaian kinerja atas 7 (tujuh) sasaran yang ditetapkan Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 adalah sebesar 122,48%. Nilai capaian

tersebut merupakan rata-rata capaian atas 34 indikator outcome yang

ditetapkan.

Analisis atas 7 (tujuh) sasaran strategis dan 34 indikator tahun 2014 yang

ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai alat

untuk mewujudkan sasaran strategis pada akhir masa renstra 2010-2014, dapat

diuraikan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1:

Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/

Lembaga, dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Sasaran “meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/

Lembaga, dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah“ terdiri dari 7

(tujuh) indikator Kinerja Utama dengan capaian 126,79%.

Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah pusat,

kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah merupakan tekad Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai perwujudan dari fungsi consulting.

Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya

sasaran ini adalah kerjasama yang intensif dengan para mitra kerja Perwakilan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 33

BPKP Provinsi Kalimantan Timur sehingga dapat dilakukan proses

pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum

diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan

keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang

ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP.

Sasaran strategis tersebut direpresentasikan dengan dua IKU dominan yang

terkait langsung dengan kualitas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga,

dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Realisasi IKU sasaran strategis

tahun 2014 dikaitkan dengan target tahun 2014, realisasi 2013 dan target

Renstra disajikan dalam Tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.3Capaian Sasaran Strategis 1

NOINDIKATOR KINERJA

UTAMASATUAN TARGET REALISASI

% CAPAIAN

2014 2013

1 Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunan

laporan keuangan

Persen 100,00 125,00 125,00 125,00

2 Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh

opini minimal WDP

Persen 90,00 100,00 111,11 100,00

3 Persentase jumlah laporankeuangan proyek PHLN yang

memperoleh opini dukunganwajar

Persen 82,00 100,00 121,95 100,00

4 Persentase hasil pengawasan

lintas sektor yangdisampaikan ke Pusat

Persen 100,00 94,83 94,83 94,83

5 Persentase hasil pengawasan

atas permintaan Presiden yangdisampaikan ke Pusat

Persen 100,00 211,43 211,43 211,43

6 Persentase hasil pengawasanatas permintaan stakeholders

yang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders

Persen 93,33 100,00 107,15 100,00

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 34

7 Persentase BUMD yang

mendapat pendampinganpenyelenggaraan akuntansi

Persen 80,00 92,86 116,07 92,86

126,79 117,73

Secara keseluruhan dari tabel tersebut terlihat bahwa dua IKU dominan

sasaran strategis tahun 2013 yaitu persentase IPP yang mendapatkan

pendampingan penyusunan laporan keuangan dan persentase IPD yang

memperoleh opini minimal WDP tercapai 100%. Secara keseluruhan dengan

tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran 126,79%. Uraian masing-masing capaian

IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan pendampingan

penyesuaian Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) pendukung

dalam rangka pelaksanaan pasal 57 ayat (4) PP Nomor 60 Tahun 2008.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu terlaksananya

penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LKPP sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 125% sesuai dengan target 100%.

Dibandingkan dengan tahun 2013, realisasi IKU tahun 2014 mengalami

kenaikan sebesar 25%. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar

101,01% diatas target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100,00%.

IPP yang diberikan pendampingan adalah sebanyak 13 IPP yang ada di

bawah Kementerian dan Lembaga yang tersebar di wilayah Provinsi

Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Kegiatan untuk mencapai IKU ini

menggunakan dana sebesar Rp87.208.000,00 atau 49,23% dari anggaran

sebesar Rp177.158.000,00 dan menyerap SDM sebanyak 513 OH atau

104,69% dari rencananya sebanyak 490 OH, serta menghasilkan output

berupa 20 laporan PKP2T atau 125,00% dari target sebanyak 16 laporan

dan Non PKP2T sebanyak 18 laporan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 35

Dibandingkan dengan target renstra sampai dengan tahun 2014 sebesar

100,00% capaian kinerja tahun 2014 untuk indikator ini mencapai 125,00%.

2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal

WDP

Selain Instansi Pemerintah Pusat (IPP), BPKP juga berupaya mendorong

akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah ke arah yang lebih baik dengan

IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan

Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang

laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan

dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh BPKP.

Diakhir periode renstra di Tahun 2014, capaian atas opini IPD sebagai

berikut:

a. Empat LKPD mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian, yaitu

untuk Pemerintah Kota Balikpapan, Kota Tarakan, Kabupaten Kutai

Kartanegara dan Kabupaten Paser

b. Sebelas LKPD mendapatkan opini wajar dengan pengecualian.

c. Dua LKPD tidak dilakukan audit oleh BPK, yaitu Provinsi Kalimantan

Utara dan Kabupaten Mahulu

Dengan demikian dari target yang ditetapkan, dari 15 LKPD yang diaudit

oleh BPK tercapai seluruhnya (100%). Hal ini menunjukkan bahwa

pendampingan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur telah berjalan dengan baik.

Capaian tahun 2014 secara kualitatif mengalami kenaikan dibandingkan

tahun 2013. Pada tahun 2013 capaian kinerja IKU telah tercapai 100%.

Namun demikian dari sisi kualitas, capaian kumulatif s.d. tahun 2014

sebesar 75,64% lebih rendah dari target Renstra tahun 2014 sebesar 90%.

Dalam meningkatkan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan pada

SKPD dan satker di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan

Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berperan secara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 36

aktif melalui kegiatan pendampingan dan asistensi kepada pemerintah

daerah dan kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan Nota Kesepahaman

atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur dengan pemerintah daerah.

a. Bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah kepada 17

pemerintah daerah meliputi antara lain penyusunan anggaran,

penatausahaan, dan penyusunan laporan keuangan dengan aplikasi

SIMDA, serta asistensi pengelolaan/penatausahaan BMD.

b. Sinergi reviu atas LKPD tahun 2013 dengan tiga Inspektorat Provinsi/

Kabupaten pada tiga pemerintah daerah yaitu pada Pemerintah

Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Kutai

Kartanegara.

Langkah strategis yang diperlukan dalam upaya mempertahankan capaian

tersebut pada tahun 2014 yaitu peningkatan kapasitas sumber daya

manusia Pemerintah Daerah (Pemda). Selain itu juga dilakukan

pendampingan ke pemerintah daerah di wilayah Kalimantan Timur dan

Kalimantan Utara terutama dalam pengelola keuangan dan aset pemerintah

daerah, serta penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (berbasis akrual).

Kegiatan untuk mencapai IKU (outcome) ini menggunakan dana sebesar

Rp194.059.000,00 atau 92,44% dari anggaran sebesar Rp209.925.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 540 OH atau 64,06% dari rencana

sebanyak 843 OH, sehingga terjadi efisiensi penggunaan SDM, serta

menghasilkan output berupa 22 laporan PKP2T atau sebesar 104,76% dari

target sebanyak 21 laporan dan Non PKP2T sebanyak 16 laporan.

Dibandingkan dengan target renstra sampai dengan tahun 2014 sebesar

90% capaian kinerja tahun 2014 untuk indikator ini mencapai 100%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 37

3. Persentase Jumlah Laporan Keuangan royek PHLN yang memperoleh

opini dukungan wajar

IKU “Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh

opini dukungan wajar” merupakan IKU dalam pencapaian Sasaran

Strategis 1. IKU ini diukur dari ketepatan waktu penyampaian laporan

audit dukungan atas keuangan proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

(PHLN).

Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 100,00%, di atas target 82%. Dengan

demikian capaian IKU tahun 2014 sebesar 121,95% dari target yang

ditetapkan. Capaian lebih besar 21,95% dari target karena keberhasilan

pembinaan proyek PHLN dalam penyusunan laporan keuangan sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) serta dipenuhinya seluruh

target laporan PHLN sebanyak 16 laporan yang harus diaudit di tahun 2014

atas kegiatan PHLN tahun 2013.

Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general audit)

laporan keuangan proyek/kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari

Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) tahun 2013 yang antara lain

terdiri atas:

a) PNPM Mandiri Perkotaan yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan

No. 7504-ID, yang berada di bawah koordinasi Dirjen Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI.

b) PNPM Mandiri Perdesaan yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan

No. 7666-ID, yang berada di bawah koordinasi Dirjen Pemberdayaan

Masyarakat Desa Kementerian Dalam Negeri RI.

c) Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) IBRD Loan No.

7669-ID, yang berada di bawah koordinasi Dirjen Sumber Daya Air

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 38

Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah

dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, namun masih

terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, antara lain kelebihan

pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis, ketidakpatuhan terhadap

ketentuan yang berlaku, dan kegiatan yang kurang dimanfaatkan. Hasil

audit yang menjadi temuan penghematan keuangan negara sebesar

Rp1.292.498.874,00, dari jumlah tersebut sebesar Rp734.820.132,00 telah

ditindaklanjuti pada tahun berjalan 2014.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% sama dengan capaian tahun 2013.

Capaian kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100,00 telah melampaui

target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 82%.

Untuk mencapai IKU tersebut menggunakan dana sebesar

Rp158.936.000,00 atau 1.461,35% dari anggaran sebesar Rp10.876.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 1.006 OH atau 127,73100,70% dari

rencana sebanyak 999 OH, serta menghasilkan output berupa 16 laporan

PKP2T atau 100,00% dari target sebanyak 16 laporan dan Non PKP2T

sebanyak 11 Laporan.

4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain

melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara

atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP

mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi

dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral

dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas

program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan

berbagai aspek dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 39

IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke

Pusat” diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke pusat

dibandingkan target laporan dari pusat, dengan target kinerja 100,00%.

Dalam tahun 2014, persentase laporan yang telah dikirim adalah sebesar

94,83%. BPKP Pusat menargetkan 58 laporan hasil pengawasan lintas sektor

pada tahun 2014 dan seluruh laporan sebanyak 55 laporan telah dikirim

dengan tepat waktu. Jika dibandingkan dengan targetnya, maka capaian

IKU ini sebesar 94,83%.

Tidak tercapainya target tersebut disebabkan tidak direalisasinya beberapa

kegiatan new inisiatif karena ketiadaan anggaran serta adanya target dalam

Tapkin yang tidak direvisi meskipun terdapat penurunan jumlah PKP2T

Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target

IKU tersebut berupa koordinasi internal. Langkah strategis internal berupa

penyempurnaan pelaksanaan pengawasan yang interaktif dengan auditan

(dengan media Kerangka Acuan Pengawasan) sehingga setiap

permasalahan yang dijumpai selama penugasan selalu dikomunikasikan.

Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada

keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program

tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan

obyektif, namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan

berbagai pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai

tingkat capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai alat

pengendalian kebijakan.

Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor, dan

pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 melakukan pengawasan

pada pelaksanaan program-program strategis. Program-program strategis

ini adalah program yang tercantum dalam prioritas nasional. Dalam

laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada atau

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 40

berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan

Utara.

Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada

audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas

sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam

rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).

Dari hasil audit, dapat disampaikan bahwa sebagian program lintas

sektoral sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa

kelemahan dalam pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang

ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung

jawab program terkait.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan

dana sebesar Rp503.400.000,00 atau 183,72% dari anggaran sebesar

Rp274.010.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.257 OH atau

94,04% dari rencana sebanyak 2.400 OH, serta menghasilkan output berupa

50 laporan PKP2T atau 100,00% dari target sebanyak 50 laporan dan Non

PKP2T sebanyak 25 laporan.

5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan

ke Pusat

IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang

disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis

1 dalam rangka pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya

berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat

(2) butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.

Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim

ke pusat dibandingkan target laporan dari pusat atas penugasan-penugasan

berdasarkan permintaan Presiden, dengan target kinerja untuk tahun 2014

adalah 100,00%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 41

Jumlah laporan pengawasan atas permintaan Presiden yang diterbitkan

pada tahun 2014 adalah sebanyak 74 laporan PKP2T dan 27 laporan Non

PKP2T. Seluruhnya telah disampaikan ke BPKP Pusat. Capaian IKU tahun

2014 apabila diukur dari laporan PKP2T yang diterbitkan dan dikirim ke

pusat adalah sebesar 211,43% telah melebihi target sebesar 111,43%

sebanyak 39 laporan.

Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah

melakukan pengawasan atas perintah presiden dalam bentuk :

1) Monitoring Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional pada

beberapa kementerian/ lembaga, yang merupakan pelaksanaan kerja

sama di bidang pengawasan dan pengendalian dengan Unit Kerja

Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Kegiatan monitoring tersebut dilaksanakan pada 3 kabupaten/kota di

wilayah Provinsi Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Kutai Barat,

Kabupaten Berau, dan Kota Balikpapan, serta 2 kabupaten/kota di

wilayah Kalimantan Utara yaitu Kabupaten Bulungan dan Kabupaten

Malinau. Hasil monitoring telah disampaikan kepada UKP4 sesuai

dengan waktu yang ditentukan sebagai bahan laporan kepada Presiden.

2) Monitoring implementasi BPJS Kesehatan pada 3 kabupaten/kota di

wilayah Provinsi Kalimantan Utara, dan 2 kabupaten/kota di wilayah

Provinsi Kalimantan Timur.

3) Evaluasi Penyerapan Anggaran Semester I Tahun 2014 pada satker di

lingkungan 8 (delapan) Kementerian/Lembaga yang ada di wilayah

Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

4) Pelaksanaan kajian Ease of Doing Business (EoDB) tahun 2014 pada satker

di wilayah Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur (Non PKPT).

Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 telah mencapai target pada akhir

periode Renstra tahun 2014 sebesar 127,86%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 42

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp341.995.000,00 atau 104,85% dari anggaran sebesar Rp Rp326.162.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 896 OH atau 74,85% dari rencana

sebanyak 1.197 OH, serta menghasilkan output berupa 74 laporan PKP2T

atau 211,43% dari target 35 laporan, dan Non PKP2T sebanyak 27 Laporan

6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang

dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang

Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan

IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar

93,33%. IKU ini diukur dengan menghitung persentase laporan

pengawasan atas permintaan stakeholder disampaikan tepat waktu sesuai

Rencana Penerbitan Laporan (RPL) dalam KM4.

Lporan pengawasan atas permintaan stakeholder dalam periode tahun 2014

sebanyak 49 buah seluruhnya telah diterbitkan, sehingga dapat dijadikan

bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders. Realisasi IKU sebesar 100%

dibandingkan dengan targetnya sebesar 93,33%, maka capaian IKU adalah

sebesar 107,15%.

Hasil pengawasan atas permintaan stakeholder kepada Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Timur yang menonjol dalam tahun 2014 antara lain:

- Audit atas tunggakan Tunjangan Profesi Guru PNSD Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan 9 kabupaten/kota di wilayah Provinsi

Kalimantan Timur dan 5 kabupaten/kota di wilayah Provinsi

Kalimantan Utara.

- Audit atas sisa klaim Jamkesmas dalam rangka peralihan ke BPJS.

Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100% mencapai target akhir

periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 43

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan

dana sebesar Rp497.592.000,00 atau 54,74% dari anggaran sebesar

Rp909.082.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.865 OH atau

94,96% dari rencana sebanyak 1.964 OH, serta menghasilkan output berupa

63 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 49 Laporan dan Non PKP2T

sebanyak 14 Laporan.

7. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan

akuntansi

Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun

2004 Pasal 58 ayat (2), Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang

wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi:

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan,

dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.

Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada

umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan

Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku

umum. Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung

pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD yang

mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi”. IKU ini diukur

dengan menghitung jumlah BUMD (PDAM) yang mendapatkan

pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh

BUMD (PDAM) di wilayah kerja perwakilan.

Sampai dengan akhir tahun 2014 seluruh PDAM telah mendapatkan

pendampingan penyelenggaran akuntansi. Sedangkan pada tahun 2014,

dari target PKP2T yang ditetapkan sebanyak 80%, realisasi yang

mendapatkan pendampingan adalah 92,86% sehingga capaian kinerja tahun

2014 sebesar 116,07%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 44

Pendampingan atas penyelenggaraan akuntansi BUMD memberikan

outcome berupa diperolehnya opini WTP atas 5 PDAM, sedangkan 8 PDAM

lainnya mendapatkan opini WDP.

Selain itu, sebanyak 9 PDAM telah menggunakan aplikasi billing system,

yaitu PDAMKab Paser, PDAM Kab. Penajam Paser Utara, PDAM Kota

Balikpapan, PDAM Kota Samarinda, PDAM Kota Bontang, PDAM Kab.

Kutai Timur, PDAM Kab. Berau, PDAM Kab. Bulungan, dan PDAM Kota

Tarakan. Sedangkan yang telah menggunakan aplikasi SIA PDAM

sebanyak 12 PDAM yaitu PDAM Kab. Paser, PDAM Kab. Penajam Paser

Utara, PDAM Kota Balikpapan, PDAM Kota Samarinda, PDAM Kab. Kutai

Kartanegara, PDAM Kab. Kutai Timur, PDAM Kota Bontang, PDAM Kab.

Berau, PDAM Kab. Bulungan, PDAM Kab. Malinau, PDAM Kab. Nunukan

dan PDAM Kota Tarakan

Realisasi IKU sebesar 92,86%, melebihi dengan target sebesar 80%. Secara

kumulatif s.d. tahun 2014 realisasi IKU tersebut sebesar 96,43% sesuai

target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 80%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp38.640.000,00 atau 28,39% dari anggaran sebesar Rp136.120.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 133 OH atau 85,26% dari rencana

sebanyak 156 OH, serta menghasilkan output berupa 6 laporan PKP2T atau

100% dari target sebanyak 6 laporan dan Non PKP2T sebanyak 11 Laporan.

Adapun perkembangan capaian kinerja outcome sasaran strategis selama

periode renstra (2010-2014) sebagaimana tercantum dalam lampiran 2.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 45

Sasaran Strategis 2:Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%

Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%”

memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur

keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase hasil pengawasan optimalisasi

penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti, dengan capaian sebesar

133,33%. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.4, rata-rata

capaian Sasaran Strategis dari 2 IKU tahun 2014 sebesar 116,67%.

Tabel 3.4Capaian Sasaran Strategis 2

NOINDIKATOR KINERJA

UTAMASATUAN TARGET REALISASI

% CAPAIAN

2014 2013

1 Persentase hasilpengawasan

optimalisasi penerimaannegara/ daerah yang

ditindaklanjuti

Persen 75,00 100,00 133,33 100,00

2 Persentase hasilpengawasan BUN yang

disampaikan ke Pusat

Persen 100,00 100,00 100,00 100,00

116,67 100,00

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai

berikut:

1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah

yang Ditindaklanjuti

Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara,

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menetapkan “Persentase hasil

pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti”

sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian Sasaran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 46

Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dengan target

75,00%. Pengawasan atas penerimaan Negara antara lain untuk mendorong

upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal

dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan.

Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut (rekomendasi/

saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD.

Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

melakukan audit atas pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

berupa verifikasi dan validasi piutang PNPB atas uang pengganti Tipikor

dan verifikasi Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atas

Rekening Giro Uang Titipan Denda dan Biaya Tilang di PT. BRI pada

Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur. Selain itu juga dilakukan kegiatan

Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) meliputi: Pajak Hotel dan

Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

Dari hasil pengawasan di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur dalam tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 telah

menghasilkan potensi pendapatan asli daerah untuk pajak hotel dan

memberikan multiplier effect berupa kenaikan pendapatan yang cukup

signifikan atas penerimaan pendapatan pajak dan retribusi daerah Kondisi

tersebut antara lain terjadi di Pemerintah Kota Tarakan, yang dengan

adanya kegiatan OPAD maka penerimaan pajak hotel di tahun 2013 yang

sebelumnya hanya Rp2.900.000.000,00 menjadi Rp4.531.000.000,00 atau naik

56,24%.

Realisasi IKU tahun 2014 adalah sebesar 100%, dari target 75%, sehingga

capaian IKU sebesar 133,33%. Dibandingkan tahun 2013, realisasi IKU ini

mengalami peningkatan sebesar 34,46% dari semula 65,54%. Keberhasilan

capaian indikator ini disebabkan meningkatnya komitmen dari objek

pemeriksaan untuk menindaklanjuti rekomendasi. Realisasi IKU ini

melebihi target akhir Renstra pada tahun 2014 sebesar 75%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 47

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp13.540.000,00 atau 130,02% dari anggaran sebesar Rp10.414.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 26 OH atau 68,42% dari rencana

sebanyak 38 OH, serta menghasilkan output berupa 1 laporan PKP2T atau

100% dari target sebanyak 1 laporan.

2. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah, pasal 49 ayat (2) butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan

Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan

kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam

Renstranya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur membentuk IKU

berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”.

Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang

dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.

Jumlah laporan hasil pengawasan BUN adalah sebanyak 55 laporan dan

seluruhnya (100%) yaitu 55 laporan telah disampaikan ke BPKP Pusat.

Dibandingkan dengan targetnya sebesar 100%, maka capaian IKU tahun

2014 sebesar 100,00%.

Hasil pengawasan atas permintaan BUN yang menonjol adalah Monitoring

Kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana

Transfer lainnya meliputi Bidang Pendidikan pada pemerintah daerah.

Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100,00% telah mencapai

target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp203.373.000,00 atau 74,80% dari anggaran sebesar Rp271.875.000,00 dan

menggunakan SDM sebanyak 700 OH atau 28,28% dari rencana sebanyak

2.475 OH, serta menghasilkan output berupa 55 Laporan PKP2T atau 100%

dari target sebanyak 55 laporan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 48

Sasaran Strategis 3:

Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300

Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good

Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah

urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga

negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata

ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk

menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata

dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintah

Daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan

Minimal (SPM).

Pada badan usaha milik pemerintah pusat/daerah Tata Kelola Perusahaan

yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan proses yang

digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk meningkatkan pencapaian

sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh

stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.

BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah

dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten

dan berkelanjutan.

Sebagai auditor internal pemerintah, dalam perannya meningkatkan

akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP mendorong

pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan

Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 49

Sasaran Strategis “Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM)

pada 300 Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good

Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD”direpresentasikan oleh dua IKU

dominan yang terkait langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan

sesuai Standar Pelayanan Minimal/Pelayanan Prima dengan capaian 100%

dan BUMN/BUMD/BLU /BLUD yang GCG atau KPI dengan capaian

153,85% dan IKU persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja dengan

capaian 181,82%.

Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013

dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.4Capaian Sasaran Strategis 3

NOINDIKATOR

KINERJA UTAMASATUAN TARGET REALISASI

% CAPAIAN

2014 2013

1 Persentase IPD yangmelaksanakan

pelayanan sesuai

Standar PelayananMinimal

Persen 100,00 100,00 100,00 100,00

2 PersentaseBUMN/D/BLU/D

yang dilakukan

sosialisasi/ asistensiGCG/KPI

Persen 65,00 100,00 153,85 100,00

3 Persentase BUMDyang dilakukan audit

kinerja

Persen 55,00 100,00 181,82 100,00

145,22 100,00

Dari tabel tersebut nampak bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun

2014 tercapai 100,00%. Secara keseluruhan, dengan tiga IKU, rata-rata capaian

sasaran 145,22%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini

adalah sebagai berikut:

1. Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan

Minimal

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 50

Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang

mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal.

Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang

mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan

indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan

serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1

Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda menerapkan SPM yang ditetapkan

oleh kementerian teknis. Sesuai PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat (2) butir a dan pasal 50 ayat

(1) butir a, BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit

kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mendukung pencapaian

Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Persentase IPD yang melaksanakan

pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal”. IKU ini diukur dengan

menghitung jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen

perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan.

Dalam periode 2010 s.d 2014 untuk mendukung pencapaian IKU tersebut

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan audit

kinerja atas pelayanan publik kepada 4 IPD, antara lain bidang pendidikan

dan bidang kesehatan. Sampai dengan tahun 2014, terdapat 13 dari 17 IPD

di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah mencantumkan

SPM ke dalam dokumen perencanaannya. Selain itu di tahun 2014 dalam

mendukung evaluasi atas laporan penyelenggaraan pemerintah daerah

Evaluasi Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (EKPPD) Perwakilan BPKP

Kalimantan Timur selaku anggota Tim Daerah EKPPD Provinsi

Kalimantan Timur telah melaksanakan evaluasi atas LPPD Kabupaten

Paser,Kabupaten Kutai Timur, Kota Bontang dan Kota Samarinda.

Sedangkan selaku anggota Tim Daerah EKPPD Provinsi Kalimantan Utara,

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan evaluasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 51

bersama (joint evaluation) atas 5 kabupaten/kota se-provinsi Kalimantan

Utara.

Dalam tahun 2014, Persentase IPD yang telah mencantumkan SPM ke

dalam dokumen perencanaan sebanyak 100,00% dari target sebanyak

100,00%, sehingga capaian IKU ini pada tahun 2014 sebesar 100,00%.

Realisasi kumulatif IKU tersebut s.d. tahun 2014 seluruhnya telah

memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebanyak 100,00%.

Kegiatan untuk mendukung IKU tersebut menggunakan dana sebesar

Rp31.542.000,00 atau 19,15% dari anggaran sebesar Rp164.670.000,00,

dengan menggunakan SDM sebanyak 180 OH atau 145,16% dari rencana

sebanyak 124 OH, serta menghasilkan output berupa 4 laporan PKP2T

atau 100% dari target sebanyak 4 Laporan.

2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi

GCG/KPI

BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian

pelayanan jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BLU/BLUD di bidang

GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/

BUMD/BLU/BLUD.

Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMN/

BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi GCG/KPI”. IKU

ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang

dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan

target PKP2T.

Dalam tahun 2014, BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan

bimtek/asistensi/GCG/KPI sebanyak 3 BUMD/BUMN/ BLUD atau

sebesar 100% dari 3 BUMD target PKP2T. Bila dibandingkan dengan target

IKU sebesar 65%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 153,85%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 52

Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah memenuhi

target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 65%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp6.450.000,00 atau 3,64% dari anggaran sebesar Rp177.270.000,00 dengan

menggunakan SDM sebanyak 485 OH atau 104,98% dari rencana sebanyak

462 OH, serta menghasilkan output berupa 17 Laporan PKP2T atau 100%

dari target sebanyak 17 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 58 Laporan.

Untuk mencapai skor yang baik dalam implementasi GCG telah

dilaksanakan kegiatan pengawasan strategis terhadap Pembangunan

Proyek Kaltim-5, PT Pupuk Kalimantan Timur. Proyek tersebut sangat

strategis karena diharapkan dapat menghasilkan 2.500 ton amoniak dan

3.500 ton urea per hari. Dengan kapasitas produksi tersebut maka PT

Pupuk Kalimantan Timur akan menjadi produsen pupuk terbesar di Asia

Tenggara dan nomor dua di dunia setelah Qatar.

3. Persentase BUMD/BLUD yang Dilakukan Audit Kinerja

Penetapan IKU “Persentase BUMD/BLUD yang dilakukan audit kinerja”,

dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang

dilaksanakan oleh BPKP dalam meningkatkan tata kelola BUMD/BLUD.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD/BLUD yang dilakukan

audit kinerja dibandingkan target PKP2T.

Dalam tahun 2014, BUMD/BLUD yang dilakukan audit kinerja sebanyak

20 BUMD/BLUD dari 20 BUMD/BLUD yang menjadi target PKP2T.

Realisasi IKU sebesar 100%, sehingga capaian kinerja IKU ini sebesar

181,82% dari target 55,00%.

Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah mencapai target

akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 55%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp323.221.000,00 atau 228,05% dari anggaran sebesar Rp141.730.000

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 53

dengan menggunakan SDM sebanyak 918 OH atau 130,21% dari rencana

sebanyak 705 OH, serta menghasilkan output berupa laporan sebanyak 27

Laporan PKP2T atau 112,50% dari target sebanyak 24 laporan dan Non

PKP2T 3 Laporan.

Sasaran Strategis 4:

Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,

BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi Menjadi 80%

Perpres Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka

Menengah Tahun 2012-2014 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi

jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang

Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah

pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya

Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas

Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi,

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah mengambil peran dalam

mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut.

Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian

intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas

tindak pidana korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah

berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan

Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana

korupsi di wilayah provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 54

Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah

Dalam Upaya Pencegahan” direpresentasikan dengan IKU sasaran strategis

tahun 2014 dikaitkan target 2014 yang disajikan dalam Tabel 3.5 sebagai

berikut:

Tabel 3.5Capaian Sasaran Strategis 4

NOINDIKATOR KINERJA

UTAMASATUAN TARGET REALISASI

% CAPAIAN

2014 2013

1 Kelompok Masyarakat

yang mendapatkanSosialisasi Program Anti

Korupsi.

Kelompok

Masyarakat

2 1 50 1

2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko

fraud yang mendapatkansosialisasi/

DA/asistensi/evaluasi

FCP

Instansi 2 4 200 4

3 Jumlah

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang

dilakukan kajianperaturan yang

berpotensi TPK.

Instansi 1 1 100 1

4 Persentase pelaksanaanpenugasan HKP, klaim

dan penyesuaian harga

Persen 84,00 100,00 119,05 100,00

5 Persentase pelaksanaanaudit investigasi

/PKKN/PKA

Persen 85,00 100,00 117,65 100,00

6 Persentase TL hasil auditinvestigasi non TPK oleh

instansi berwenang

Persen 50,00 0,00 0,00 0,00

7 Persentase hasil telaahan

pengaduan masyarakat

Persen 100,00 100,00 100,00 100,00

98,10 43,71

Dari tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata capaian sasaran 98,10%. Uraian

masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti

Korupsi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 55

Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik

penyelenggaraan good governance, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur menetapkan suatu IKU berupa Kelompok Masyarakat yang

mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Fokus Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timurdalam kegiatan

Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya pada kelompok

dunia pendidikan karena dunia pendidikan yang anti korupsi akan

menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa depan

bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian

Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan

anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa

konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan

pemahaman dan edukasi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

berharap korupsi bisa dicegah, terutama di dunia pendidikan.

Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebanyak 1 Kelompok Masyarakat, dari

target 2 Kelompok Masyarakat atau hanya tercapai 50%. Capaian ini

dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK)

kepada pelajar. Jika dibandingkan dengan target IKU, maka capaian IKU

hanya sebesar 50,00% atau tidak tercapai, hal tersebut disebabkan

pelaksanaan kegiatan tahun 2014 khusus diarahkan kepada sasaran pelajar.

Secara kumulatif capaian IKU ini s.d. tahun 2014 sebanyak 6 kelompok

masyarakat masih di bawah target periode Renstra tahun 2014 sebesar 8

kelompok masyarakat atau tercapai 75%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp27.766.000,00 atau 39,34% dari anggaran sebesar Rp70.578.000,00 dan

dengan SDM sebanyak 61 OH atau 49,19% dari rencana sebanyak 124 OH,

serta menghasilkan output 6 laporan PKP2T atau 100% dari target sebanyak

6 laporan dan Non PKP2T sebanyak 9 Laporan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 56

Selain melakukan Sosialisasi Program Anti Korupsi Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Timur, dalam tahun 2014 juga melakukan kegiatan

Kordinasi Supervisi Pencegahan (Korsupgah) Korupsi yang merupakan

kerja sama BPKP dengan KPK meliputi:

1) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor

Pertanahan Kota Samarinda Tahun 2012 dan 2013

2) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor Imigrasi

Kelas I Samarinda Tahun 2012 dan 2013

3) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan

APBD Kota Samarinda Tahun 2012 dan 2013

4) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan

APBD dan pengadaaan barang dan jasa Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2012 dan 2013

5) Pengamatan atas bidang pengelolaan APBD tahun 2013 -2014, bidang

pertambangan dan pendapatan pada Kota Samarinda

6) Pengamatan, Evaluasi dan Pengujian pada Bidang Pengelolaan APBD

Tahun 2013-2014 dan Ketahanan Pangan pada Pemerintah Kabupaten

Kutai Kartanegara Tahun 2014

2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Berisiko Fraud yang Mendapatkan

Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP

Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap

kualitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga

penyelenggaraan pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsip-

prinsip Good Governance.

FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk

mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri

dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur

Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 57

Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor,

Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar

Perilaku dan Disiplin.

Indikator kinerja utama “IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko

fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP” ini

merupakan suatu upaya perbaikan yang dilakukan Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Timur dalam penyelenggaraan manajemen organisasi

pemerintah melalui pemanfaatan hasil pengawasan.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menargetkan sebanyak 2

instansi/BUMN/BUMD dapat mengimplementasi FCP pada tahun 2014.

Realisasinya pada tahun 2014 ada 4 instansi dari target 2 instansi. Capaian

IKU tersebut adalah sebesar 200% dari target.

Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebanyak 9 instansi masih di atas

target akhir periode renstra tahun 2014 sebanyak 8 instansi.

Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp37.135.000,00 atau sebesar 132,20% dari anggaran sebesar

Rp28.089.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 65 OH atau 52,00%

dari rencana sebanyak 125 OH, serta menghasilkan output berupa 4 laporan

PKP2T dan 1 laporan Non PKP2T.

3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian

Peraturan yang Berpotensi TPK

Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang

mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini

dimaksudkan untuk mengukur IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD

yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Dalam tahun 2014 realisasi IKU ini sebanyak 1 instansi dari target IKU

tahun 2014 sebanyak 1 kajian, maka capaian IKU adalah sebesar 100%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 58

Secara kumulatif s.d tahun 2014 realisasi IKU sebanyak 3 kajian, masih di

bawah target renstra tahun 2014 sebanyak 4 kajian.

Pencapaian IKU tersebut menggunakan dana sebesar Rp7.054.000,00 dari

target Rp9.330.000 atau 75,16% dan menggunakan SDM sebanyak 38 OH,

atau 69,09% dari rencana sebanyak 55 OH.

4. Persentase Pelaksanaan Penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan,

Klaim, dan Penyesuaian Harga

Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian

harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap

peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut

berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. Persentase

terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian dan harga ditetapkan sebagai

salah satu IKU yang harus dicapai.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan HKP, penyesuaian

harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, dan penyesuaian harga

yang memenuhi syarat diterbitkan surat tugas.

Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

menargetkan 84% permintaan HKP dan penyesuaian harga yang memenuhi

syarat diterbitkan surat tugas. Dari seluruh permintaan tersebut dapat

direalisasikan surat tugas (100%) sehingga capaian indikator ini adalah

119,05%.

Capaian IKU dapat dicapai karena kinerja auditor yang profesional dan

dukungan serta kerjasama dari pihak-pihak terkait lainnya.

Rata-rata realisasi IKU tersebut tahun 2014 sebesar 88,54%, telah memenuhi

target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 84%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp82.991.000,00 atau sebesar 234,97% dari anggaran sebesar Rp35.320.000,00

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 59

dengan menggunakan SDM sebanyak 152 OH atau 31,67% dari rencana

sebanyak 480 OH, serta menghasilkan output berupa 5 laporan terdiri dari

PKP2T sebanyak 4 laporan dan Non PKP2T sebanyak 1 laporan.

5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi /PKKN/PKA

Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas

penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara

lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi

KKN yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

antara lain berupa pelaksanaan audit investigasi, perhitungan kerugian

keuangan Negara maupun pemberi keterangan ahli. Dengan demikian,

indikator “Persentase pelaksanaan audit investigasi/Perhitungan Kerugian

Keuangan Negara/Pemberi Keterangan Ahli” merupakan salah satu IKU

yang tepat bagi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya

pencapaian sasaran strategis.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit investigasi/

PKKN/PKA yang diterbitkan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/ PKA dari instansi

penegak hukum.

Dalam upaya merealisasikan IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur telah melaksanakan upaya represif meliputi kegiatan

sebagai berikut:

a. Audit Investigatif sebanyak 2 laporan/kasus dengan nilai kerugian

negara sebesar Rp3.656.224.227,00

b. Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) sebanyak

26 laporan/kasus senilai Rp40.897.633.041,68.

c. Pemberian Keterangan Ahli (PKA) sebanyak 52 kali oleh auditor

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 60

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100%, dengan target sebesar 85%,

sehingga capaian IKU sebesar 117,65%. Capaian IKU ini lebih tinggi

dibandingkan dengan targetnya karena banyaknya permintaan dari

penyidik atas Audit Investigatif dan PKKN yang telah dipenuhi dan

ditindaklanjuti.

Capaian IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah melampaui

target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 85%.

Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar

Rp302.736.000,00 atau 58,80% dari anggaran sebesar Rp514.860.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 1.104 OH atau 49,82% dari rencana

sebanyak 2.216 OH, serta menghasilkan output berupa 81 laporan terdiri

dari PKP2T sebanyak 50 laporan dan Non PKP2T sebanyak 31 laporan.

6. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi

Berwenang

Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya

kerugian keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang

berlaku untuk ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan

bagian dari upaya pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang

mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang

merugikan keuangan Negara.

Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti

oleh instansi berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur

rekomendasi non tindak pidana korupsi pada suatu instansi

pemerintah/BUMN/BUMD yang disampaikan kepada manajemen untuk

ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi yang disarankan.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah tindak lanjut atas temuan

investigasi non TPK dibagi dengan jumlah temuan non TPK sampai dengan

tahun berjalan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 61

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 0% dari target sebesar 50%, atau tidak

tercapai. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan tidak terealisasinya

kegiatan audit investigasi non TPK tahun 2014.

Realisasi IKU rata-rata s.d. tahun 2014 sebesar 42,23% tidak mencapai target

akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 50%.

Kegiatan untuk IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena melekat pada

kegiatan rutin Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat

Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap

akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan

dan pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber

informasi bagi BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat

pengaduan atau tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara

langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai

sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat

yang Ditindaklanjuti.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah penugasan

investigatif untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan

dengan jumlah surat pengaduan masuk yang diteruskan ke perwakilan

BPKP.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100%, sesuai dengan target 100%, maka

capaian IKU nya sebesar 100%.

Realisasi IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah mencapai target akhir

periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini meskipun dianggarkan sebesar

Rp18.660.000,00 tetapi dana tidak terserap sehingga terjadi efisiensi serta

menghasilkan output berupa laporan sebanyak 1 laporan PKP2T.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 62

Sasaran Strategis 5:

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/ Pemda

Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-

masing pimpinan instansi. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

bertanggung jawab melakukan pembinaan kepada unit kerja

kementerian/lembaga/pememerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan

Timur dan Provinsi Kalimantan Utara sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP

diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam

rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien,

keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/

Lembaga dan Pemerintah Daerah” direpresentasikan oleh satu IKU dominan

yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh

K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP

sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas

pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi.

Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014

dibandingkan dengan tahun 2013 dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan

dalam Tabel 3.6.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 63

Tabel 3.6Capaian Sasaran Strategis 5

NOINDIKATOR

KINERJA UTAMASATUAN TARGET REALISASI

% CAPAIAN

2014 2013

1 Persentase Pemdayang

menyelenggarakan

SPIP sesuai PP Nomor60 Tahun 2008

Persen 60,00 26,67 44,44 40,00

2 Jumlah Pemda Yangdilakukan Asistensi

Penyelenggaraan SPIP

Sesuai PP No 60 Tahun2008

Pemda 6 13 216,67 100

130,56 70,00

Dari tabel tersebut terlihat bahwa IKU sasaran strategis tahun 2014 memiliki

rata-rata capaian 130,56%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai

berikut:

1. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP Sesuai PP Nomor 60

Tahun 2008

Penyelenggaraan SPIP dinilai melalui evaluasi tingkat maturitas. Sebelum

penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan,

maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP

Nomor 60 Tahun 2008” diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah

Daerah yang laporan keuangannya memeperoleh opini wajar tanpa

pengecualian dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah Pemda yang

LKPDnya diaudit oleh BPK RI. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini

dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana

dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang

dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem

pengendalian intern Pemda.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 64

Berdasarkan hasil audit BPK RI yang dilakukan pada tahun 2014 terhadap

15 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2013 di wilayah kerja

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang diaudit BPK, empat

laporan keuangan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian

Perkembangan opini atas LKPD untuk tahun buku 2010 sampai dengan

2013 dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7Perkembangan Opini BPK atas LKPD di

Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan UtaraTahun 2010 – 2013

No. Pemerintah DaerahOpini BPK Per Tahun Buku

2010 2011 2012 2013

1 Provinsi Kalimantan Timur WDP WDP WTP WDP

2 Kota Balikpapan WDP WDP WDP WTP

3 Kota Samarinda TMP TMP WDP WDP

4 Kota Bontang WDP WDP WDP WDP

5 Kabupaten Kutai Timur TW TW WDP WDP

6 Kabupaten Kutai Kartanegara TMP TMP WTP WTP

7 Kabupaten Kutai Barat TW WDP WDP WDP

8 Kabupaten Paser TW WDP WDP WTP

9 Kabupaten Penajam Paser

Utara

TW WDP WDP WDP

10 Kabupaten Berau WDP WDP WDP WDP

11 Kota Tarakan WDP WDP WTP WTP

12 Kabupaten Nunukan TW WDP WDP WDP

13 Kabupaten Bulungan TW WDP WDP WDP

14 Kabupaten Tana Tidung TMP TMP WDP WDP

15 Kabupaten Malinau TW WDP WDP WDP

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK [Semester II tahun 2014]

Keterangan :WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian;.TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.

Kondisi ini mencerminkan bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur perlu berupaya lebih keras untuk mendorong Pemda agar

menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60 tahun 2008 guna mencapai target

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 65

akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 60,00% karena hanya mencapai

26,67% Pemda atau capaiannya hanya 44,44%. Rencana tindak yang akan

dilakukan adalah mempertegas komitmen Pemda melalui

penandatanganan Kesepakatan Tindak Lanjut menuju WTP antara Kepala

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dengan Kepala Daerah yang

berisi tentang langkah-langkah strategis dan operasional pembenahan

manajemen keuangan dan aset daerah untuk mewujudkan tata kelola yang

baik dan akuntabel.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana

sebesar Rp206.355.000,00 atau 122,01% dari anggaran sebesar

Rp169.130.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 751 OH atau

73,34% dari rencana sebanyak 1.024 OH, serta menghasilkan output berupa

221 Laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 24 Laporan dan Non PKP2T

sebanyak 197 Laporan.

2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai

PP No 60 Tahun 2008

Penerapan SPIP di Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain

penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap

pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain

adalah sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan

penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak

lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP

berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal

25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam

rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran

strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/

Lembaga dan Pemerintah Daerah” dan tujuan “Tercapainya efekfivitas

penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah”.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 66

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 13 Pemda, sedangkan target tahun 2014

sebesar 6 Pemda. Jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014

sebesar 6 Pemda, capaian kumulatif s.d. tahun 2014 adalah 16 Pemda.

Upaya akan dilakukan pada tahun 2014 adalah berupa pendampingan

penyusunan desain penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda.

Dana untuk mendukung IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena

melekat dengan kegiatan untuk IKU “Persentase Pemda yang

menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”.

Sasaran Strategis 6:

Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah

yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh

pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah

memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat

pengawas intern pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai

konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern

oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.

Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah

kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor

manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang

kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan

pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar

yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang

profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai

dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui

dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program

pendidikan nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital

Development Plan (HCDP), yang merupakan dokumen perencanaan

pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait dengan proses pelatihan,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 67

pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan,

keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki

pegawai.

Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah

K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda”

diindikasikan oleh satu IKU yang terkait langsung dengan penerapan JFA,

yang bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP

selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan

kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-

BPKP. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan target

2014 disajikan dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8Capaian Sasaran Strategis 6

NOINDIKATOR

KINERJA UTAMASATUAN TARGET REALISASI

% CAPAIAN

2014 2013

1 Persentase Pemdayang dilakukan

asistensi penerapanJFA

Persen 50,00 64,71 129,41 116,67

129,41 116,67

Dari tabel tersebut terlihat bahwa pencapaian IKU sebesar 129,41%. Uraian

capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA

Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh

pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah

memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai

dengan Pasal 51 PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi

keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan

dalam program sertifikasi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 68

Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan nomor 220 tahun 2008 tanggal 4 Juli

2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor

adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab,

dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi

pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain, yang di dalamnya terdapat

kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang

diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang

diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA

sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas

pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.

Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor

bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur selaku instansi Pembina JFA dalam

mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat

Pengawas Intern Pemerintah (APIP) pemerintah provinsi/kabupaten/kota

se-Kalimantan Timur. Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini

adalah jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA sampai

dengan tahun berjalan dibandingkan jumlah seluruh Pemda.

Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan

fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan

yaitu kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah

sertifikasi auditor. Realisasi IKU pada tahun 2014 adalah 64,71%, di atas

target 50% atau tercapai 129,41% dari target.

Sampai dengan tahun 2014, persentase Pemda yang dilakukan asistensi

penerapan JFA sebanyak 11 Pemda dari total 17 Pemda. Kenaikan capaian

IKU tersebut disebabkan adanya peningkatan kesadaran APIP daerah

untuk menerapkan JFA.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 69

Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 37,85% jika dibandingkan

dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini masih dibawah

target sebesar 50%.

Rencana tindak untuk memperbaiki pencapaian sasaran strategis ini pada

tahun 2014 adalah intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan

peningkatan jumlah kelulusan sertifikasi auditor.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan upaya-

upaya dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, antara lain melalui

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pembinaan Pejabat Fungsional

Auditor (PFA), tenaga perbantuan, dan pendampingan penerapan SIM-HP.

Tabel 3.9 menyajikan peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

dalam peningkatan kapasitas APIP di lingkungan Pemda di wilayah

Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Tabel 3.9Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP

di Wilayah Provinsi Kalimantan TimurTahun 2011 - 2013

No. KegiatanJumlah Pemda

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

1. Pendidikan dan Latihan SPIP 8 2 1

2. Pembinaan JFA 12 9 5

3. Pengadaan Barang dan Jasa 4 1 -

4.Pendidikan dan Pelatihan

Sertifikasi Auditor1 1 1

5 Kegiatan Peningkatan lainnya 5 13 20

Jumlah

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar sebesar

Rp14.907.000,00 atau 31,94% dari anggaran sebesar Rp46.665.000,00 dengan

menggunakan SDM, sebanyak 21 OH atau 35% dari rencana sebanyak 60

OH, serta menghasilkan output berupa 5 Laporan PKP2T.

Sasaran Strategis 7:

Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90%

dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 70

Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar

sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur

tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait

langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan

penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan

disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik

sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang

terbaik pula.

Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” direpresentasikan oleh dua IKU

dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan

dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama sepuluh IKU lainnya, realisasi

IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dan

dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.10.

Tabel 3.10Capaian Sasaran Strategis7

NOINDIKATOR KINERJA

UTAMASATUAN TARGET REALISASI

% CAPAIAN

2014 2013

1 Persentase jumlah rencanapenugasan pengawasan

yang terealisasi

Persen 95,00 97,00 102,11 97,00

2 Persentase kesesuaian

laporan keuanganPerwakilan BPKP dengan

SAP

Persen 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Persepsi kepuasanpegawai perwakilan

terhadap layanankepegawaian

skalalikert 1-10

7,20 6,87 95,42 6,87

4 Persentase Pagu Dana

yang tidak Diblokir dalamDIPA

Persen 100,00 100,00 100,00 100,00

5 Persepsi Kepuasan

Pegawai Perwakilan atasPencairan Anggaran yang

Diajukan sesuai Prosedur

skala

likert 1-10

7,20 7,48 103,89 7,48

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 71

6 Jumlah publikasi kegiatan

perwakilan BPKP dimedia massa

Jumlah

berita

54 170 314,81 170

7 Persentase Pemanfaatanaset

Persen 100,00 100,00 100,00 100,00

8 Persepsi kepuasan

pegawai perwakilanterhadap layanan sarpras

skala

likert 1-10

7,20 6,24 86,67 6,24

9 Persentase tindak lanjut

rekomendasi hasil auditInspektorat

Persen 100,00 100,00 100,00 100,00

10 Jumlah masukan topik

penelitian yang

disampaikan kePuslitbangwas

Topik

Penelitian

2 1 50,00 1

11 Jumlah Instansi APIP

yang telah disosialisasidan atau di-assessment

tata kelola APIP

Instansi

APIP

15 11 73,33 11

12 Tingkat persepsi

kepuasan Pemda atasauditor bersertifikat

skala

likert 1-10

7,6 7,7 101,32 7,70

110,63 58,94

Dari tabel tersebut terlihat bahwa secara keseluruhan, dengan 12 IKU, rata-rata

capaian sasaran 110,63%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis

ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”

diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap

rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2014

sebesar 95%.

Realisasi IKU pada tahun 2014 sebesar 97% melebihi dari target 95%.

Capaian IKU tersebut adalah 2%, lebih besar dari target karena kinerja

profesional dari auditor dalam pelaksanaan tugas. Realisasi IKU tahun 2014

telah melampaui dari target akhir Renstra BPKP tahun 2014 sebesar 95%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 72

Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target

IKU tersebut berupa koordinasi internal. Langkah strategis internal berupa

penyusunan rencana dan evaluasi, diantaranya:

a. Rapat koordinasi di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur dalam rangka menyamakan persepsi antara bagian tata usaha dan

bidang teknis.

b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur mengacu kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP). Hasil penerapan SAKIP Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur dalam tahun 2013 didokumentasikan dalam bentuk

SOP Rencana Kinerja, Rencana Kinerja Tahun 2014, Rencana Kerja Tahun

2014, Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2014, Rencana Kegiatan

Tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014,

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur serta Revisi

Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM

tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan

SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah

tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap

penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase kesesuaian laporan

keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP”dibuat untuk mengukur tingkat

keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan SAP.

Realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100% dan jika dibandingkan

dengan target kinerja sebesar 100%, maka capaian kinerja adalah 100%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 73

Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan

pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah,

didukung dengan penerapan sistem informasi yang memadai antara lain

SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, dan SPPD.

Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100 % sudah memenuhi

target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM

tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

3. Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Kepegawaian

Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal

akan berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan

pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut dilandasi dengan pemikiran bahwa

pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good

governance) akan terwujud dengan dukungan SDM yang andal dan

terkelola dengan baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan diberikan

perhatian yang memadai terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian

sebagai upaya untuk perbaikan kualitas SDM dan proses kerja internal

yang dapat menunjang tercapainya hal-hal tersebut.

Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu

keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan

dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh

melalui survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert

1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan

kepegawaian dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji

petik kepada pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 74

Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian

dan organisasi” pada tahun 2014 adalah sebesar 7,20 dari skala Likert 1-10.

Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas

pelayanan kepegawaian, antara lain: (a) Pelayanan kenaikan pangkat

pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu

dilaksanakan secara tepat waktu; (b) Penandatanganan pakta integritas atau

pernyataan kepatuhan terhadap aturan perilaku pada setiap awal tahun

untuk seluruh pegawai.

Realisasi IKU ini dalam tahun 2014 adalah sebesar 6,87 dari skala Likert 1-

10, dibawah target 7,20 dari skala Likert 1-10 atau dg capaian 95,42% dari

target. Capaian kumulatif IKU s.d. tahun 2014 masih dibawah target akhir

periode renstra tahun 2014 sebesar 7,20 dari skala likert 1-10. Belum

tercapainya target tersebut menunjukkan layanan kepegawaian masih perlu

ditingkatkan

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM

tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai

pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran,

yang menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan

pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam

DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan yang pada saat

penelaahan belum dilengkapi dengan data dukung yang

memadai/lengkap.

Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang

tidak diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 75

Target IKU sebesar 100,00%, sedangkan realisasi sebesar 100%, maka

capaian IKU adalah sebesar 100%. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014

tersebut telah mencapai target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar

100%.

Kegiatan yang mendukung capaian kinerja sasaran adalah Pengelolaan

Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintah, melalui sub-sub kegiatan

penyusunan pedoman anggaran dan penyusunan dokumen anggaran.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM

tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

5. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan

Sesuai Prosedur

Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur secara keseluruhan dengan

pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus

senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan

keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia

dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan

akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan

kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan

dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan

sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan

pengguna anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan

uang untuk membiayai kegiatan yang telah dianggarkan.

Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2014 sebesar 7,48 dari skala likert

1-10 telah melewati target sebesar 7,20 dari skala likert 1-10. Capaian IKU

ini sebesar 103,89%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 76

Dalam hal pengelolaan keuangan negara, Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur juga mendapatkan pengakuan dari Kementerian

Keuangan dengan mendapatkan penghargaan Penyerapan Anggaran

Terbaik dan peringkat ketiga terbaik Pengelola UAPPA-Wilayah se-

Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tahun 2014.

Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 5,51 belum mencapai

target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 7,20 dari skala Likert 1-10.

Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses

kegiatan, antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan

waktu yang diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi

perbendaharaan, monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan

anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta

rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM

tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Massa

Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi

yang terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang ditentukan juga oleh

citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik terhadap

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menjadi salah satu alat ukur

yang relevan dalam menilai kinerja.

Kinerja IKU ini diukur dengan cara menghitung jumlah berita tentang

kegiatan perwakilan BPKP di media massa.

Target Indikator Kinerja Utama “Jumlah publikasi kegiatan perwakilan

BPKP di media massa” pada tahun 2014 sebesar 170 publikasi, lebih tinggi

dari target 54 publikasi. Capaian IKU tersebut sebesar 314,81% dari target

karena banyak kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

yang diliput oleh media massa.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 77

Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 baru mencapai 309 publikasi dari

target akhir periode Renstra 2014 sebesar 204 publikasi atau 151,47%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM

tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

7. Persentase Pemanfaatan Aset

Indeks Persentase pemanfaatan asset digunakan untuk mengukur

pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan melalui

pengelolaan urusan tata usaha dan perlengkapan bagi seluruh pegawai.

Dalam tahun 2014, capaian indeks efektivitas pengelolaan aset adalah

100% dari target yang telah ditetapkan 100%. Hal ini menunjukkan

seluruh aset yang diadakan pada tahun 2014 telah dimanfaatkan.

IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan

perlengkapan, meliputi sub-sub kegiatan pencatatan dan updating

akuntansi aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% dari target 100,00%, sehingga

capaian IKU ini diukur sebesar 100%. Capaian IKU ini sesuai target akhir

periode renstra 2014 sebesar 100%.

8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarpras

Fungsi dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan

sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungannya.

IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras”

untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 7,20 dari skala

likert 1-10. IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap

pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan

yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 78

Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2014,

realisasi IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras

sebesar 6,24 dari skala likert 1-10. Capaian IKU ini sebesar 86,67% atau

lebih rendah dari target 7,20 dan menurun dibandingkan realisasi tahun

sebelumnya sebesar 6,45 karena kurangnya kelayakan sarana dan

prasarana kerja dan penambahan jumlah pegawai. Hal tersebut menjadi

bahan koreksi dalam pelayanan sarana dan prasarana.

Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 jika dibandingkan dengan target

akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini belum mencapai target sebesar

7,20 dari skala Likert 1-10.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM

tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

9. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat

Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara

lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap

pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Hasil

kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian

dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional

untuk mencapai dan meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP.

IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat” merupakan

IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar

100,00%. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi

yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/

diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang

tertuang dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit.

Dalam tahun 2014, seluruh temuan inspektorat telah ditindaklanjuti.

Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2014 sebesar 100,00%, maka

capaian IKU sebesar 100%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% tersebut

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 79

telah sesuai dengan target jika dibandingkan dengan target akhir periode

renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM

tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Puslitbangwas

IKU “Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke

Puslitbangwas” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis

7 dengan target tahun 2014 sebanyak dua topik penelitian. Pada tahun

2014 target ini telah tercapai 50%, karena hanya satu topic penelitian yang

disampaikan ke Puslitbangwas.

Jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 maka capaian

kumulatif s.d. tahun 2014 tercapai sesuai target yaitu 2 topik.

Rendahnya tingkat capaian ini menuntut Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur untuk lebih menggali permasalahan yang ditemui pada

saat pelaksanaan penugasan yang dapat diusulkan sebagai topik penelitan

ke Puslitbangwas BPKP.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM

tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

11. Jumlah Instansi APIP yang Telah Disosialisasi dan atau Di-assessment

Tata Kelola APIP

IKU “Jumlah instansi APIP yang telah diberikan sosialisasi dan atau

dilakukan assessment tata kelola APIP” merupakan IKU lainnya untuk

mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebanyak 15 kegiatan. IKU ini

diukur dari jumlah instansi APIP yang telah dilakukan sosialisasi dan/atau

dilakukan assessment tata kelola APIP.

Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah

melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2014 adalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 80

berdasarkan hasil assessment (evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang

mengacu kepada model Internal Audit Capability Model (IACM).

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 11 Pemda atau mencapai 73,33% dari

target sebesar 15 Pemda.

Realisasi IKU s.d. tahun 2014 masih di bawah target akhir periode Renstra

tahun 2014 sebesar 15 Pemda.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana

sebesar Rp84.464.000,00 atau 45,28% dari anggaran sebesar

Rp186.545.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 121 OH atau

48,59% dari rencana sebanyak 249 OH, serta menghasilkan output berupa

9 laporan PKP2T dan 12 laporan Non PKP2T

12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat

IKU ini menjadi salah satu alat ukur bagi BPKP selaku instansi pembina

JFA untuk mengetahui keberhasilan pembinaan yang telah dilakukan

terhadap auditor Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.

IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor

Bersertifikat” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7,

dengan target sebesar 7,60 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dengan

pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

Capaian IKU didapatkan dengan mengukur tingkat kepuasan dari SKPD

di lingkungan Pemda terhadap kualitas auditor Inspektorat dalam

menjalankan tugasnya.

IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan

BPKP selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas

yaitu auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat

meningkatkan mutu pengawasan.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 7,70 dari skala likert 1-10 atau mencapai

101,32% dari target sebesar 7,60 skala Likert 1-10. IKU ini dicapai melalui

kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang didukung sub-sub

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 81

kegiatan penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat JFA APIP,

evaluasi penerapan JFA, dan penyediaan layanan informasi.

Jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 sebesar 7,60 maka

capaian tahun 2014 telah melebihi target. Hal ini menuntut kerja keras

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur agar dapat menjaga kinerja

pembinaan terhadap APIP di tahun 2015.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM

tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 82

B. REALISASI ANGGARAN

Dalam Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

melaksanakan 3 (tiga) Program. Realisasi belanja untuk melaksanakan

program tersebut terserap 97,15% dari anggaran sebesar

Rp 20.254.663.000,00 atau terealisasi sebesar Rp 19.676.479.106.

Rincian anggaran dan realisasi belanja bisa di lihat dalam tabel Laporan

Realisasi Anggaran dibawah ini.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN SESUAI TAPKIN TAHUN 2014

NO PROGRAM JENIS BELANJA ANGGARAN REALISASI %

1 Program dukunganManajemen danpelaksanaan Tugas TeknisLainnya BPKP

Belanja barangnon operasional

97.586.000 51.265.000 52,53

Belanjaperjalanan dalamnegeri

542.433.000 531.120.175 97,91

Belanja gaji dantunjangan PNS

7.288.497.000 7.200.088.726 98,78

Belanja lembur 120.744.000 120.128.000 99,49

Belanjatunjangan khususdan belanjapegawai transito

6.625.779.000 6.317.657.529 95,35

Belanja barangoperasional

721.465.000 709.450.682 98,33

Belanja jasa 184.400.000 179.887.469 97,55

Belanjapemeliharaan

369.478.000 369.450.825 99,99

2 Program peningkatansarana dan prasaranaAparatur BPKP

belanja modalperalatan danmesin

183.000.000 179.017.000 97,82

3 Program PengawasanIntern Akuntabilitaskeuangan Negara danPembinaanpenyelenggaraan Sistempengendalian InternPemerintah

Belanja barangnon operasional

382.428.000 381.973.800 99,88

Belanjaperjalanan dalamnegeri

3.706.853.000 3.613.239.900 97,47

Belanja jasa 32.000.000 23.200.000 72,50

Jumlah Belanja 20.254.663.000 19.676.479.106 97,15

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 83

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini adalah sebagai wujud

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur periode tahun 2014. Pada awal tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan Rencana

Kinerja (Renja)/Penetapan kinerja yang merupakan penjabaran dari Rencana

Stratejik. Penetapan Kinerja (Tapkin) yang berisi target-target kinerja pada

hakikatnya merupakan kontrak kinerja yang harus dicapai. Kontrak kinerja

tersebut pada akhir tahun harus dipertanggungjawabkan dalam Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) telah memberikan mandat pada BPKP

untuk melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan

pembinaan penyelenggaraan SPIP pada seluruh Instansi Pemerintah. Secara

umum, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah memenuhi tugas

dan fungsi yang dibebankan. Hal ini dapat tercermin dari pelaksanaan

kegiatan tiga program yang harus diwujudkan selama tahun 2014.

Perbaikan sistem AKIP yang telah dilakukan terhadap lima komponen

sistem AKIP adalah:

1. Perencanaan Kinerja

Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen

renstra dengan menambahkan indikator outcome di samping indikator output

yang telah ada sebelumnya.

Bab IV

Penutup

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 84

2. Pengukuran Kinerja

Perbaikan dalam pengukuran kinerja difokuskan terutama pada perbaikan

mekanisme pengumpulan data kinerja dengan memanfaatkan aplikasi SIM

Monev RKT.

3. Pelaporan Kinerja

Perbaikan dalam pelaporan kinerja yang utama adalah dengan menyusun

laporan bulanan RKT tepat pada waktunya sebagai dasar untuk menyusun

LAKIP tahunan. Sebelum menyusun laporan bulanan RKT dilakukan

rekonsiliasi data realisasi keuangan antara Subbag Keuangan dan Subbag

Prolap sehingga data realisasi keuangan dalam laporan bulanan RKT sama

dengan data realisasi keuangan dalam LRA.

4. Evaluasi Kinerja

Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai

kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal

maupun eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.

5. Capaian Kinerja

Perbaikan capaian kinerja dilakukan melalui penuntasan tindak lanjut hasil

audit/evaluasi Inspektorat tahun sebelumnya agar tidak berulang kembali

di tahun 2014.

Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan

termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan

dalam tahun 2014. Dari 7 (tujuh) sasaran strategis dengan keseluruhan 34 IKU,

telah dipilih 16 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran.

Realisasi tahun 2014, sebanyak 6 dari 7 sasaran strategis telah mencapai target,

dan 12 dari 16 IKU dominan tercapai yang dirinci sebagai berikut:

Tabel 4.1Pencapaian IKU Per Sasaran

Sasaran

JumlahSeluruh

IKUDominan

JumlahIKU

Dominan

JumlahIKU

DominanTercapai

CapaianSasaran

(%)

Sasaran 1 7 2 2 126,79

Sasaran 2 2 1 1 116,67

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 85

Sasaran

JumlahSeluruh

IKUDominan

JumlahIKU

Dominan

JumlahIKU

DominanTercapai

CapaianSasaran

(%)

Sasaran 3 3 2 2 145,22

Sasaran 4 7 4 3 98,10

Sasaran 5 2 1 1 130,56

Sasaran 6 1 1 1 129,41

Sasaran 7 12 5 2 110,63

Jumlah 34 16 12 122,48

Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Tindak lanjut atas hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/

daerah masih perlu ditingkatkan.

2. Pelaksanaan FCP di lingkungan instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah agar lebih ditingkatkan.

3. K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah

100% disebabkan:

a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional

instansi, namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur

pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan

Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP);

b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat

nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain:

1. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan pengawasan

termasuk pemantauan tindak lanjut secara berkesinambungan.

2. Peningkatan K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008

diupayakan dengan cara:

a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur

penyelenggaraan SPIP dengan terus meningkatkan pembinaan

penyelenggaraan SPIP. Kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

mendukung kegiatan tersebut antara lain:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 86

1) Mengefektifkan satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara

fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan

workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan

Pemerintah Daerah.

3) Meningkatkan intensitas bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,

antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.

b. Berkoordinasi lebih intensif dengan unit kerja Kementerian/Lembaga dan

Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi

penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional

instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi

termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang

wajar.

3. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan

capaian IKU.

LAKIP Tahun 2014 ini merupakan wujud kesungguhan Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam menerapkan Good Governance untuk

menciptakan Clean Government, dan meningkatkan kualitas pelayanan,

terutama dalam memberikan jasa assurance dan consulting. LAKIP ini juga

merupakan wujud introspeksi diri terhadap amanah yang diemban. Dengan

diterapkannya Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), maka capaian kinerja Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat menjadi salah satu indikator

keberhasilan Perwakilan dalam mengemban amanah PP Nomor 60 tahun 2008.

Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat menjadi media

evaluasi, sekaligus menjadi instrumen untuk melakukan perbaikan yang

berkesinambungan.

---o0o---