79
  Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan Sri Kurniawati Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, 2009 Sri Kurniawati : Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009

09E01053

Embed Size (px)

Citation preview

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 1/79

 

 

Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik 

Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan

Sri Kurniawati

Skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Medan, 2009

Sri Kurniawati : Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.

Pirngadi Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 2/79

 

 

Judul

 Nama NIM

Tahun Akademik 

Pembimbing

.................................

: Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr. Pirngadi Medan

: Sri Kurniawati: 071101076

: 2008/2009

Penguji

................................... Penguji 1Cholina T Srg, M.Kep, Sp. KMB

 NIP. 132 299 795Cholina T Srg, M.Kep, Sp. KMB NIP. 132 299 795

.................................. Penguji 2Reni Asmara A, S.Kp, MARS

 NIP. 132 296 508

................................... Penguji 3Farida L. S Srg, S.Kep, M.Kep

 NIP. 132 307 220

Program Studi Ilmu Keperawatan telah menyetujui ini sebagai bagian persyaratankelulusan untuk Sarjana Keperawatan

.................................(Erniyati, S.Kp, MNS)

 NIP. 132 238 510Ketua PSIK FK USU

...................................................Prof. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (K)

 NIP. 140 105 363Pembantu Dekan 1 FK USU

Sri Kurniawati : Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.

Pirngadi Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 3/79

 

 

Judul

Peneliti

 NimJurusan

Tahun Akademik 

: Persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik  pada anak di Ruang III Rumah Sakit Umum Dr.PirngadiMedan

: Sri Kurniawati

: 071101076: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokeran

Universitas Sumatera Utara

: 2008/2009

ABSTRAK 

Perawatan atraumatik adalah perawatan terapeutik yang diberikan kepadaanak sebagai intervensi terpenting dalam perawatan anak untuk mencapai tumbuhkembang optimal ketika berada di rumah sakit. Apabila seorang perawat memiliki

 persepsi yang baik, maka perawat juga akan bersikap dan berperilaku baik dalammemberikan asuhan keperawatan. Prinsip perawatan atraumatik meliputi 5komponen yaitu mencegah dampak dari perpisahan keluarga, meningkatkankemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak, mencegah terjadinyatrauma dan mengurangi nyeri, tidak melakukan kekerasan pada anak danmodifikasi lingkungan fisik.

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi persepsi perawatterhadap 5 prinsip perawatan atraumatik di Ruang III Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel 25orang dengan teknik total sampling. Pengumpulan data dengan menggunakankuesioner yang terdiri dari data demografi perawat dan persepsi perawat terhadap

 prinsip perawatan atraumatik pada anak.Persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik secara keseluruhan

menunjukkan bahwa 16 (64%) perawat telah memiliki persepsi cukup baik dan 9(36%) perawat yang memiliki persepsi baik. Analisa perkomponen dapat dilihatdari persepsi perawat cukup baik (60%) berkaitan dengan mencegah dampak dari

 perpisahan keluarga, persepsi perawat cukup baik (68%) berkaitan denganmeningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak, persepsi

 perawat cukup baik (96%) dalam mencegah cedera dan mengurangi nyeri padaanak, dan persepsi perawat cukup baik (80%) terhadap modifikasi lingkunag fisik.

Untuk itu diharapkan kepada perawat agar lebih memahami prinsip perawatanatraumatik dan dapat menerapkannya sebagai intervensi terpenting dalammelakukan perawatan anak di rumah sakit dan dapat mempercepat proses

 penyembuhan dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Kata Kunci : Persepsi Perawat, Prinsip perawatan atraumatik pada anak 

Sri Kurniawati : Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.

Pirngadi Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 4/79

 

 

KATA PENGANTAR 

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya yang tidak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan Judul ³Persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik pada anak 

di Ruang III Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan´, yang merupakan salah

satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga dengan kerendahan hati penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak, untuk itu penulismengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Gontar A. Siregar. Sp. PD-KGEH

selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof.

Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (K) selaku pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedoteran Universitas Sumatera Utara, Ibu Cholina

Trisa Siregar. S.Kep, M.Kep Sp. KMB selaku dosen pembimbing dan penguji I

sidang skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan

 bimbingan dan arahan serta memberikan sumbangsih pikiran kepada penulis, ibuReni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku dosen penguji II dan Ibu Farida L.S.

S.Kep, M.Kep selaku penguji III, ibu Anna Kasfi, S.Kep, Ns selaku dosen

Pembimbing Akademik, dan seluruh staf pengajar Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, bapak direktur 

RSU Dr.Pirngadi Medan, seluruh staf keperawatan maupun administrasi RSU

Dr.Pirngadi Medan dan seluruh perawat yang bersedia menjadi responden dalam

 penelitian ini

Teristimewa buat kedua orang tuaku, Ayahanda tersayang Eri Wahyu

Widayatman, Ibunda tersayang Zulhayati S.Pdi yang tidak pernah bosan

mencurahkan perhatian, doa dan pengorbanan baik moril maupum meteril, yang

Sri Kurniawati : Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.

Pirngadi Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 5/79

 

 

kesemua itu tidak mampu ku ungkapkan dan ku lukiskan lewat kata dan lisanku,

untuk setiap belaian sayang dan pengorbanan panjangmu, aku tahu bahwa setiap

langkah berbalut peluh engkau simpan sejuta harapan untuk kebahagiaanku, aku

 juga tahu hidup ini sangat singkat untuk berfikir kerdil, untuk itu aku ingin

menjadi seseorang yang pantas engkau banggakan dan kebanggaan terbesarku

adalah karena akun terlahir sebagai putrimu. Abang ku (Syafriadi, S.E) dan adik-

adikku (Arif Kurniawan Hidayatullah, A.Md, Nurhidayati dan Ilham Rabikhi)

tersayang yang selalu senantiasa menghadiahkan keceriaan, dorongan serta

semangat ketika aku menghadapi semua masalah dan menjadi alasan bagi ku

untuk tetap semangat, terus maju dan berusaha, dan kepada Irwan, S.T adalah

seseorang yang menjadi inspirasi penulis dan memberikan semangat serta

dorongan dalam menyelesaikan Skripsi ini, dan tidak lupa juga kepada kak Anadan Bapak Syarif Purba dan adik-adikku di kos (Ety, Inoer, Ummil yang usil

abiez), dan sahabat-sahabatku tersayang Boreg, Arika, Rina, dan seluruh sahabat

PSIK-B Stambuk 2007 yang telah memberikan semangat dan bantuan serta sama-

sama berjuang di PSIK FK USU. Semoga persahabatan kita tetap abadi. Harapan

 penulis semoga skripsi ini bermanfaat nantinya demi kemajuan ilmu pegetahuan

khususnya ilmu keperawatan.

Medan, 12 Maret 2009

Penulis

Sri Kurniawati : Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.

Pirngadi Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 6/79

 

 

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN «««««««««««««««« iABSTRAK ..............................................................................................KATA PENGANTAR ...........................................................................DAFTAR ISI..........................................................................................DAFTAR SKEMA.................................................................................DAFTAR TABEL..................................................................................

BAB 1 PENDAHULUANA. Latar Belakang.........................................................................B. Pertanyaan Penelitian..............................................................C. TujuanPenelitian.......................................................................

a. Tujuan Umum.....................................................................  b. Tujuan Khusus....................................................................

D. Manfaat Penelitian ...............................................................a. Praktek Keperawatan.........................................................

 b. Pendidikan Keperawatan...................................................c. Rumah Sakit.......................................................................d. Penelitian Keperawatan......................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi...................................................................................a. Defenisi Persepsi................................................................

 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi......................

B. Perawat.....................................................................................a. Defenisi Perawat.................................................................

 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Perawatdalam Asuhan Keperawatan Bermutu.............................

c. Peran Perawat Anak...........................................................d. Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan

Atraumatik pada Anak.......................................................

C. Konsep Anak.......... .................................................................

a. Paradigma Keperawatan Anak.......................................... b. Asuhan yang Berpusat pada Keluarga...............................c. Prinsip-prinsip Perawatan Anak.........................................

D. Konsep Keamanan Fisik.........................................................a. Pengertian Keamanan Fisik................................................ b. Karakteristik Keamanan.....................................................c. Jenis-jenis Bahaya yang Mengancam Keamanan Fisik......

iiiiiv

viiiix

144

4455555

778

99

1010

12

14

141515

17171819

Sri Kurniawati : Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.

Pirngadi Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 7/79

 

 

D. Perawatan Atraumatik pada Anak...........................................a. Defenisi Perawatan Atraumatik..........................................

 b. Prinsip Perawatan Atraumatik pada Anak..........................c. Prosedur yang Berhubungan dengan Mempertahankan

Keamanan ...........................................................................

d. Pencegahan Kecelakaan Pada Anak...................................e. Pengelompokan Masalah Keperawatan Anak yangDirawat di Rumah Sakit......................................................

f. Pedoman Orientasi Ruangan pada Penderita Anak.............

BAB 3 KERANGKA PENELITIANA. Kerangka Konseptual.. ............................................................B. Defenisi Operasional... ............................................................

BAB 4 METODE PENELITIANA. Desain Penelitian ..................................................................B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................

a. Populasi Penelitian............................................................. b. Sampe Penelitian...............................................................

C. LokasidanWaktuPenelitian......................................................D. Pertimbangan Etik...................................................................E. Instrumen Penelitian ..............................................................

a. Kuesiuner Data Demografi................................................. b. Kuesioner Persepsi Perawat...............................................

F. Validitas Instrumen..................................................................G. Uji Reliabilitas.........................................................................H. Pengumpulan Data..................................................................I. Analisa Data..............................................................................

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian.......................................................................

a. Karakteristik Responden....................................................c. Persepsi Perawat berkaitan dengan Mencegah

Dampak dari Perpisahan Keluarga......................................

d. Persepsi Perawat berkaitan dengan MeningkatkanKemampuanOrang Tua dalam MengontrolPerawatan Anak...................................................................

e. Persepsi Perawat dalam Mencegah Cedera (injury)

dan Mengurangi Nyeri (dampak psikologis).......................

f. Persepsi Perawat berkaitan dengan Tidak MelakukanKekerasan pada Anak..........................................................

g. Persepsi Perawat Terhadap ModifikasiLingkungan Fisik.................................................................

212122

27

28

2929

3132

3434

3434343535353636373738

4040

41

42

42

43

43

Sri Kurniawati : Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.

Pirngadi Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 8/79

 

 

h. Persepsi Perawat Terhadap Prinsip PerawatanAtraumatik pada Anak........................................................

B. Pembahasan............................................................................ .

a. Karakteristik Responden.....................................................

 b. Persepsi Perawat berkaitan dengan MencegahDampak dari Perpisahan Keluarga......................................

c. Persepsi Perawat berkaitan dengan MeningkatkanKemampuanOrang Tua dalam MengontrolPerawatan Anak...................................................................

d. Persepsi Perawat dalam Mencegah Cedera (injury)dan Mengurangi Nyeri (dampak psikologis.....................

e. Persepsi Perawat berkaitan denganTidak Melakukan Kekerasan pada Anak..........................

f. Persepsi Perawat Terhadap ModifikasiLingkungan Fisik.............................................................

g. Persepsi Perawat Terhadap Prinsip PerawatanAtraumatik pada Anak.....................................................

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASIA. Kesimpulan.............................................................................B. Rekomendasi...........................................................................

a. Praktek Keperawatan......................................................... b. Institusi Pendidikan Keperawatan......................................c. Penelitian Keperawatan Selanjutnya..................................

44

44

44

47

48

49

50

51

52

5353535454

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir persetujuan menjadi responden penelitan2. Instrumen penelitian

3. Uji reliabilitas kuesioner persepsi perawat terhadap prinsip perawatanatraumatik pada anak 4. Hasil pengolahan data demografi responden5. Hasil pengolahan data persepsi perawat terhadap prinsip perawatan

atraumatik pada anak 6. Surat izin penelitian dari PSIK FK USU7. Surat keterangan penelitian dari RSU Dr.Pirngadi Medan8. Curiculum vitae

Sri Kurniawati : Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.

Pirngadi Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 9/79

 

 

DAFTAR SKEMA

Skema

1. Keranka konseptual penelitian perseps perawatterhadap prinsip perawatan atraumatik di Ruang III

Halaman

Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan...................................... 31

Sri Kurniawati : Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.

Pirngadi Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 10/79

 

 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Defenisi operasional variabel dan Sub variabel penelitian....

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik respondendi Ruang III RSU Dr.Pirngadi MedanTahun 2009 (N=25).................................................................

Tabel 5.2. Distribusi dan persentase persepsi perawat perawat dalam mencegah dampak dari perpisahankeluarga di Ruang III RSU Dr.Pirngadi MedanTahun 2009 (N=25).................................................................

Tabel 5.3. Distribusi dan persentase persepsi perawat berkaitanDengan meningkatkan kemampuan orang tua dalamMengontrol perawatan anak di Ruang IIIRSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2009 (N=25).........................

Tabel 5.4. Distribusi dan persentase persepsi perawat dalammencegah terjadinya cedera (injury) dan menguranginyeri (dampak psikologis) di Ruang IIIRSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2009 (N=25)........................

Tabel 5.5. Distrbusi dan persentase persepsi perawat berkaitandengan tidak melakukan kekerasan pada anak di Ruang III RSU Dr.Pirngadi MedanTahun 2009 (N=25).................................................................

Tabel 5.6. Distribusi dan persentase persepsi perawat terhadapmodifikasi lingkungan fisik di Ruang IIIRSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2009 (N=25)........................

Tabel 5.7. Distibusi dan persentase persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik pada anak di Ruang IIIRSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2009 (N=25)........................

32

41

41

42

43

43

44

44

Sri Kurniawati : Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.

Pirngadi Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 11/79

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang apa yang kita inginkan, orang

lain tahu maksud kita. Kenyataannya, tidak semua orang yang kita harapkan

mengerti, Begitu juga berhadapan dengan pasien, dan yang perlu kita tanyakan

apakah yang dimaksud pasien sama yang kita pikirkan. Karena persepsi yang

salah dapat menyebabkan seseorang menjadi tegang, tidak suka, tidak 

nyaman, dan tidak puas, oleh karena itu kita perlu memahami persepsi

(Mustikasar, 2006).

Seorang perawat adalah individu yang bertanggung jawab dan

 berwewenang memberikan pelayanan keperawatan, akan tetapi memiliki

 persepsi yang berbeda. Karena persepsi dapat dipengaruhi oleh individu yang

 bersangkutan, sasaran persepsi dan situasi (Siagian, 2004). Apabila seorang

 perawat memiliki persepsi yang positf, maka perawat juga akan bersikap dan

 berperilaku yang positif dalam memberikan asuhan keperawatan (Satiadarma,

2001).

Salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi perawat pelaksana dalam

asuhan keperawatan adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dapat

memperlancar kegiatan keperawatan seperti peralatan medik (obat-obatan, set

infus, kateter), peralatan keperawatan (materi pencegahan infeksi, pencegahan

trauma), dan peralatan pendukung keperawatan (Herymrt, 2008).

1

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 12/79

 

 

Hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang

 berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit

menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Selama

 proses tersebut, anak dapat mengalami berbagai kejadian yang menunjukkan

 pengalaman yang sangat trauma dan penuh dengan stres (Nursalam, 2005).

Tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah anak, apapun

 bentuknya harus berlandaskan pada prinsip atraumatik care atau asuhan yang

terapuetik karena bertujuan sebagai terapi bagi anak. Perawatan atraumatik 

 pada anak tidak terlepas dari peran serta orang tua (Supartini, 2004). Sebuah

hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanna dan Sherlock (1989) menyebutkan

 bahwa 90 % anak yang berusia 4 sampai 11 tahun menginginkan orang tua

mereka menemani selama proses perawatan di rumah sakit (Wong, 2002).

Hasil penelitian dari Sherlock (1990) dalam Supartini (2007)

menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit yang dapat menimbulkan trauma

 pada anak adalah lingkungan fisik rumah sakit, tenaga kesehatan baik dari

sikap maupun pakaian putih, alat-alat yang digunakan dan lingkungan sosial

antar sesama pasien. Dengan adanya stresor tersebut, distres yang dapat

dialami anak adalah gangguan tidur, pembatasan aktivitas, perasaan nyeri, dan

suara bising sedangkan distres psikologis mencakup kecemasan, takut marah,

kecewa, sedih, malu, dan rasa bersalah.

Lingkungan fisik dan psikososial rumah sakit dapat menjadi stresor bagianak untuk menimbulkan trauma. Prinsip dasar dari perawatan atraumatik 

yang harus dimiliki oleh setiap perawat anak terdiri dari 5 komponen yang

meliputi menurunkan atau mencegah perpisahan dari keluarga, meningkatkan

2

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 13/79

 

 

kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak, mencegah atau

mengurangi cedera dan nyeri, tidak melakukan kekerasan pada anak dan

modifikasi lingkungan fisik. Selain itu perilaku petugas dan ruangan

 perawatan anak tidak dapat disamakan seperti orang dewasa (Hidayat, 2005).

Oleh karena itu perlunya peran serta perawat dan persepsi yang baik 

terhadap perawatan atraumatik yang bertujuan untuk tidak terjadinya trauma

 pada anak baik fisik maupun psikis (Supartini, 2004). Dari hasil penelitan

yang dilakukan oleh (Sitio, 2008) menyebutkan bahwa 11 orang (44%)

 perawat memiliki persepsi yang baik dan 14 orang (56%) perawat yang

memiliki persepsi cukup baik terhadap keterlibatan orang tua dalam perawatan

anak yang merupakan salah satu prinsip perawatan atraumatik pada anak.

Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan merupakan salah satu rumah

sakit yang memberikan pelayanan keperawatan anak, dari hasil wawancara

 pada 4 orang anak berumur 5-7 tahun yang di rawat di ruang III dan diperoleh

mereka merasa takut dan terasa sakit ketika diberikan tindakan medis

misalnya pemberian obat melalui injeksi, pembersihan luka, dan lain-lain. Hal

ini menunjukkan mereka masih mengalami trauma fisik dan psikis.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti

 bagaimana persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik pada anak 

di ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan yang merupakan salah satu rumah sakit

rujukan di kota Medan.

3

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 14/79

 

 

B. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik 

 pada anak di Ruang III RSU Dr. Pirngadi Medan.

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengidentifikasi persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik 

 pada anak di Ruang III RSU Dr. Pirngadi Medan.

b.Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik demografi perawat yang berada diRuang III RSU Dr.Pirngadi Medan.

2. Untuk mengidentifikasi persepsi perawat mengenai pencegahan dampak 

dari perpisahan keluarga.

3. Untuk mengidentifikasi persepsi perawat mengenai peningkatkan

kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak.

4. Untuk mengidentifikasi persepsi perawat mengenai pencegahan cedera

atau pengurangan nyeri.

5. Untuk mengidentifikasi persepsi perawat berkaitan dengan tidak melakukan kekerasan pada anak.

6. Untuk mengidentifikasi persepsi perawat berkaitan dengan memodifikasi

lingkungan fisik rumah sakit.

4

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 15/79

 

 

D. Manfaat penelitian

a. Praktek Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

 perawat untuk melakukan peraktek keperawatan profesional dalam upaya

meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya pemberian perawatan

atraumatik pada anak.

b. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pendidikan

 perawatan tentang gambaran praktek keperawatan yang ada di rumah sakit,.

Sehingga dapat memotivasi pendidikan keperawatan untuk menciptakan

lulusan perawat yang siap mengimplementasikan praktek keperawatan

 professional khususnya dalam keperawatan anak.

c. Rumah Sakit

Hasil peneitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk 

mengimplementasikan perawatan atraumatik pada anak di RSU Dr. Pringadi

Medan.

d. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data dan data dasar 

 bagi penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.

5

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 16/79

 

 

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi

a. Defenisi persepsi

Ada banyak ahli yang mendefenisikan persepsi. Desiderato (1976)

mendefenisisikan persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa

atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

dan menafsirkan pesan atau memberikan makna pada stimulasi indera

(Rahmat, 2005).

Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap

rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan

sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang merupakan aktivis yang

integrated dalam diri individu (Bimo, 2001 dalam Sunaryo, 2004).

Menurut Maramis (1999, dikutip dari Sunaryo, 2004) persepsi adalah

daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara hai

ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah

 pancainderanya mendapat rangsang. Dengan demikian, persepsi dapat

diartikan sebagai proses diterimanya rangsang melalui pancaindera yang

didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui

mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada diluar maupun yang ada di dalam diri individu.

6

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 17/79

 

 

Demikian juga disampaikan oleh Hanna bahwa persepsi adalah proses

menyeleksi, mengorganisir, dan menginterpretasikan stimulus, untuk 

membentuk gambaran yang berkaitan dan memiliki arti (Wozniak, 2001).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Siagian (2004), menyatakkan bahwa diri orang yang bersangkutan,

sasaran persepsi, dan faktor situasi merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang.

1. Diri orang yang bersangkutan sendiri

Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan

interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu. Dalam hal ini yang

 berpengaruh adalah karakteristik individual sikap, motif, kepentingan,

minat, pengalaman dan pengharapan. Melalui pengalaman, seseorang bisa

mendapatkan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Langsung artinya pengalaman tertentu dialami sendiri oleh individu yang

 bersangkutan dan tidak langsung artinya individu yang bersangkutan

memperoeh informasi dari buku atau sumber lain

2. Sasaran persepsi tersebut

Yang menjadi sasaran persepsi dapat berupa orang, benda atau

 peristiwa, dimana sifat-sifat dari sasaran persepsi dapat mempengaruhi

 persepsi orang yang melihatnya. Hal-hal lain yang ikut menentukan

 persepsi seseorang adalah gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk dan ciri-ciri lain dari sasaran persepsi.

7

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 18/79

 

 

3. Faktor situasi

Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi

mana persepsi itu timbul perlu pula mendapatkan perhatian memiliki

hubungan yang bersifat timbal balik. Persepsi tentang sesuatu hal akan

mengarahkan seseorang untuk memperhatikan hal-hal tertentu. Sebaliknya,

apabila seseorang menaruh perhatian pada suatu hal tertentu maka

 perhatian seseorang tersebut akan mempengaruhi persepsinya (Satiadarma,

2001). Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam penumbuhan

 persepsi seseorang. Misalnya, seorang anak akan menunjukkan suatu pola

 prilaku tertentu bila berhadapan dengan orang tua seperti sopan, tertib dan

sejenisnya, berbeda dengan prilakunya apabila berada di tengah-tengah

rekan sebayanya.

B. Perawat

a. Defenisi perawat

Menurut Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 23/1992

mendefenisikan perawat sebagai orang yang memiliki kemampuan dan

kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang

dimilikinya yang diperoleh dari pendidikan keperawatan (Gaffar, 1999)

Sedangkan keperawatan adalah suatu profesi. Melalui Seminar 

 Nasional Keperawatan pengertian keperawatan yaitu suatu bentuk 

 pelayanan profesional sabagai bagian integral dari pelayanan kesehatanyang meliputi aspek bio-psiko-sosio-spritual yang komprehensif, ditujukan

kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit yang

mencakup siklus hidup manusia (Gaffar, 1999).

8

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 19/79

 

 

Pelayanan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan, mencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan serta

 pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan

kesehatan utama untuk memungkinkan setiap penduduk mencapai

kemampuan hidup sehat dan produktif yang dilakukan sesuai dengan

wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan (Gaffar, 1999).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi perawat dalam asuhankeperawatan Bermutu (Herymrt, 2008).

1. Pemberian kewenangan utuh untuk mendesain, mengatur, melaksanakan,

dan mengevaluasi pelayanan keperawatan karena hanya perawat yang

tahu kondisi pasien dan lingkungan sekitarnya.

2. Pelayanan keperawatan diberikan dalam lingkungan kerja pratek 

 profesional

3. Kualifikasi keperawatan yang memadai ini bertujuan untuk 

mengoptimalkan pelayanan pada pasien di rumah sakit

4. Tersedianya sarana dan prasarana yang dapat mempelancar kegiatan

keperawatan seperti peralatan keperawatan (alat tenun yang cukup,

meteri pencegah infeksi, pencegahan trauma).

5. Diberlakukannya sistem penghargaan (promosi dan kompensasi)

memadai yang memungkinkan perawat tidak harus berfikir tentang

kepentingan sendiri, pendidikan, dan masa depan karirnya.c. Peran perawat anak 

Beberapa peran penting seorang perawat anak menurut (Nursalam,

2005) yaitu sebagai pendidik baik secara langsung dengan memberi

9

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 20/79

 

 

 penyuluhan atau pendidikan kesehatan pada orang tua anak maupun secara

tidak langsung dengan menolong orang tua atau anak memahami

 pengobatan dan perawatan anaknya. Tiga domain yang dapat diubah oleh

 perawat melalui pendidikan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan,

serta sikap keluarga dalam hal kesehatan, khususnya perawatan anak sakit.

Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis

 berupa dukungan atau dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat

memberi konseling keperawatan ketika anak dan orang tuanya

membutuhkan.

Perawat berada pada posisi kunci untuk menjadi koordinator 

 pelayanan kesehatan karena 24 jam berada disamping pasien. Keluarga

adalah mitra perawat, oleh karea itu kerja sama dengan keluarga juga harus

terbina dengan baik, tidak hanya saat perawat membutuhkan informasi dari

keluarga saja, melainkan rangkaian proses perawatan anak harus melibatkan

keluarga secara aktif. Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan

koordinasi dan kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain, dengan tujuan

terlaksananya asuhan yang holistik dan komprehensif.

Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik 

dengan berdasarkan pada nilai moral yang diyakini dengan penekanan pada

hak pasien untuk mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan

 pasien, dan asuhan keperawatan, yaitu meningkatkan kesejahteraan pasien.Perawat yang paling mengerti tentang layanan keperawatan anak. Oleh

karena itu, perawat harus dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa

10

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 21/79

 

 

usulan tentang perencanaan pelayanan keperawatan yang diajukan dapat

memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

Perawat juga berperan sebagai peneliti, yang membutuhkan

keterlibatan penuh dalam upaya menemukan masalah-masalah keperawatan

anak yang harus diteliti, melaksanakan penelitian langsung, menggunakan

hasil penelitian kesehatan atau keperawatan anak dengan tujuan

meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada anak.

d. Persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik padaanak 

Perawat memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap prinsip

 perawatan atraumatik pada anak orang tua dalam melakukan perawatan

anak di rumah sakit. Ada perawat yang memiliki persepsi yang baik, artinya

 perawat tersebut memiliki pendapat yang baik terhadap prinsip perawatan

atraumatik pada anak sedangkan persepsi tidak baik yaitu tidak sependapat

dengan prinsip perawatan atraumatik (Herymrt, 2008). Menurut (Carpenito

1995 dalam tobing, 2007), ternyata tingkat pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang dalam melakukan tindakan terhadap kliennya, karena semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang perawat maka semakin tinggi tingkat

 pengetahuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Pengalaman

dalam bekerja juga dapat mempengaruhi persepsi seseorang, hal ini sesuaidengan pendapat (Rahmat, 1992) bahwa pengalaman seseorang dalam

 bekerja dapat mempengaruhi persepsi.

11

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 22/79

 

 

 Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada

anak da keluarganya merupakan asuhan yang terapeutik karena bertujuan

sebagai terapi bagi anak. Dasar pemikiran pentingnya asuhan terapeutik ini

adalah bahwa walaupun ilmu pegetahuan dan teknologi di bidang pediatrik 

telah berkembang pesat, tindakan yang dilakukan pada anak tetap

menimbulkan trauma, rasa nyeri, marah, cemas dan takut pada anak. Sangat

disadari bahwa sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat mengatasi

masalah yang timbul sebagai dampak perawatan tersebut diatas. Hal ini

memerlukan perhatian khusus dari tenaga kesehatan, khususnya perawat

dalam melaksanakan tindakan pada anak dan orang tua (Supartini, 2004).

Dan hasi penelitian yang dilakukan oleh (Sitio, 2008) yang berjudul

 persepsi perawat terhadap keterlibatan orang tua dalam perawatan anak 

menyebutkan 11 orang (44%) perawat memiliki persepsi yang baik dan 14

orang (56%) perawat yang memiliki persepsi cukup baik yang merupakan

salah satu prinsip dari perawatan atraumatik pada anak.

Beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa lingkungan rumah

sakit yang dapat menimbulkan trauma bagi anak adalah lingkungan fisik 

rumah sakit, tenaga kesehatan baik dari sikap maupun pakaian putih, alat-

alat yang digunakan, dan lingkunagan sosial antar sesama pasien. Dengan

adanya streor tersebut, distres yang dapat dialami anak adalah gangguan

tidur, pembatasan aktivitas, perasaan nyeri, dan suara bising, sedangkandostres psikologis mencakup kecemasan, takut, marah, kecewa, sedih, malu,

dan rasa bersalah (Supartini,2004).

12

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 23/79

 

 

C. Konsep anak 

a. Paradigma keperawatan anak 

Paradigma keperawatan anak menurut (Supartini, 2004)

dikelompokkan 4 komponen yaitu:

1. Manusia (Anak)

Manusia sebagai klien dalam keperwatan anak adalah individu yang

 berusia antara 0 sampai 18 tahun, yang sedang dalam proses tumbuh

kembang, mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologik, dan

spiritual) yang berbeda dengan orang dewasa.

2. Sehat

Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang sehat-sakit.

Sehat adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisik, mental, dan sosial

yang harus dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai

tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan

usianya.

3. Lingkungan

Lingkungan terdiri atas lingkungan interna dan lingkungan eksternal

yang dapat mempengaruhi kesehatan anak. Lingkungan interna, yaitu

genetik (keturunan), kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi,

dan adanya predisposisi atau resistensi terhadap penyakit. Lingkungan

eksternal yaitu status nutrisi, orang tua, saudara sekandung (sibling),

masyarakat atau kelompok sekolah dan lain-lain.

13

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 24/79

 

 

4. Keperawatan

Untuk memperoleh pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,

 perawat dapat membantu anak dan keluarganya memenuhi kebutuhan yang

spesifik dengan cara membina hubungan terapeutik dengan anak atau

keluarga melalui perannya sebagai pembela, pemulih atau pemelihara

kesehatan, koordinator, kolabolator, pembuat keputusan etik dan

 perencana kesehatan.

b. Asuhan yang berpusat pada keluarga

Hal ini bertujuan agar dengan difasilitasnya hubungan antara orang

tua dan anaknya, orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk 

meneruskan peran dan tugasnya merawat anak selama di rumah sakit.

Perawat juga mempunyai peran penting untuk meningkatkan kemampuan

orang tua dalam merawat anaknya ( Supartini, 2004).

Elemen pokok yang berpusat pada keluarga menurut (Supartini, 2004).

1. Hubungan anak dan orang tua adalah unik, berbeda antara yang satu dan

yang lainnya. Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda dan

 berespon terhadap sakit dan perawatan di rumah sakit secara berbeda

 pula. Demikian pula orang tua mempunyai latar belakang individu yang

 berbeda dalam berespon terhadap kondisi anak dan perawatan di rumah

sakit.

2. Orang tua dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasianaknya. Telah terbukti dalam beberapa penelitian bahwa anak akan

merasa nyaman apabila berada di samping orang tuanya, terlebih lagi

 pada saat menghadapi situasi menakutkan seperti dilakukan prosedur 

14

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 25/79

 

 

invasive. Dengan demikian, tujuan asuhan akan tercapai dengan baik 

apabila ada kerja sama yang baik antara perawat dan orang tua.

3. Kerja sama dalam model asuhan adalah fleksibel dan menggunakan

konsep dasar asuhan keperawatan anak yaitu perawat dapat melakukan

asuhan keluarga dan keluarga dapat melakukan asuhan keperawatan.

4. Keberhasilan dari pendekatan ini bergantung pada kesepakatan tim

kesehatan untuk mendukung kerja sama yang aktif dari orang tua.

Kesepakatan untuk menggunakan pendekatan Family centred tidak 

cukup hanya dari perawat, tetapi juga seluruh petugas kesehatan yang

lain.

c. Prinsip-prinsip perawatan anak 

Diantara prinsip dalam asuhan keperawatan anak menurut (Hidayat, 2005).

1. Anak bukan miniature orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik.

Prinsip ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari

ukuran fisik saja, karena anak mempunyai pola pertumbuhan dan

 perkembangan menuju proses kematangan

2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan

sesuai dengan tahap perkembangan.

3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan

 penyakit dan peningkatan derajat kesehatan untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian.4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus

  pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggungjawab

15

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 26/79

 

 

komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak misalnya

anak tidak merasakan gangguan psikologis, rasa cemas dan takut.

5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga

untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan

kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang

sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).

6. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan

maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sabagai

makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan

masyarakat.

7. Pada masa yang akan datang kecendrungan keperawatan anak berfokus

 pada ilmu tumbuh kembang .

D. Konsep keamanan fisik 

a. Pengertian keamanan fisik 

Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua

 berdasarkan kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus

terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap

individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya. Ilmu keperawatan

sebagai ilmu yang berfokus pada manusia dan kebutuhan dasarnya

memiliki tanggung jawab dalam mencegah terjadinya kecelakaan dan

cedera sebagaimana merawat klien yang telah cedera tidak hanya dilingkungan rumah sakit tapi juga di rumah, tempat kerja, dan komunitas.

(Patmawati, 2007).

16

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 27/79

 

 

Secara umum keamanan ( safety) adalah status seseorang dalam

keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual,

finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari

sebuah kegagalan, kerusakan, kecelakaan, atau berbagai keadaan yang

tidak diinginkan. Menurut Craven (2000) keamanan tidak hanya mencegah

rasa sakit dan cedera tetapi juga membuat individu merasa aman dalam

aktifitasnya. Keamanan dapat mengurangi stres dan meningkatkan

kesehatan umum (Patmawati, 2007).

b. Karakteristik keamanan

Menurut Fatmawati (2007) ada 3 karakteristik keamanan yaitu:

1. Periveness (insidensi) keamanan bersifat pervasive artinya luas

mempengaruhi semua hal. Artinya klien membutuhkan keamanan pada

seluruh aktifitasnya seperti makan, bernafas, kerja, dan bermain.

2. Perception (persepsi) persepsi seseorang tentang keamanan dan bahaya

mempengaruhi aplikasi keamanan dalam aktifitas sehari-harinya.

Tindakan penjagaan keamanan dapat efektif jika individu mengerti dan

menerima bahaya secara akurat.

3. Management (pengaturan) ketika individu mengenali bahaya pada

lingkungan klien akan melakukan tindakan pencegahan agar bahaya

tidak terjadi dan itulah praktek keamanan. Pencegahan adalah

karakteristik dari keamanan.

17

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 28/79

 

 

c. Jenis-jenis bahaya yang mengancam keamanan fisik 

Beberapa bahaya yang sering mengancam klien baik yang berada di

tempat pelayanan kesehatan, rumah, maupun komunitas diantaranya

(Patmawati, 2007).

1. Api atau kebakaran.

Api adalah bahaya umum baik di rumah maupun rumah sakit.

Penyebab kebakaran yang paling sering adalah rokok dan hubungan pendek 

arus listrik. Kebakaran dapat terjadi jika terdapat tiga elemen sebagai

 berikut: panas yang cukup, bahan yang mudah terbakar, dan oksigen yang

tidak cukup.

2. Luka bakar ( scalds and burns).

Scald adalah luka bakar yang diakibatkan oleh cairan atau uap panas,

seperti uap air panas. Burn adalah luka bakar diakibatkan terpapar oleh

 panas tnggi, bahan kimia, listrik, atau agen radioaktif. Klien di rumah sakit

yang berisiko terhadap luka bakar adalah klien yang mengalami penurunan

sensasi suhu dipermukaan kulit.

3. Jatuh.

Terjatuh bisa terjadi pada siapa saja terutama bayi dan lansia. Jatuh

dapat terjadi akibat lantai licin dan berair, alat-alat yang berantakan,

lingkungan dengan pencahayaan yang kurang.

4. Keracunan.Racun adalah semua zat yang dapat mencederai atau membunuh

melalui aktivitas kimianya jika dihisap, disuntikkan, digunakan, atau

diserap dalam jumlah yang cukup sedikit. Penyebab utama keracunan pada

18

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 29/79

 

 

anak-anak adalah penyimpanan bahan berbahaya atau beracun yang

sembarangan, pada remaja adalah gigitan serangga dan ular atau upaya

 bunuh diri. Pada lansia biasanya akibat salah makan obat (karena

 penurunan pengelihatan) atau akibat overdosis obat (karena penurunan

daya ingat).

5. Sengatan listrik.

Sengatan listrik dan hubungan arus pendek adalah bahaya yang harus

diwaspadai oleh perawat. Perlengkapan listrik yang tidak baik dapat

menyebabkan sengatan listrik bahkan kebakaran, contoh: percikan listrik 

didekat gas anestesi atau oksigen konsentrasi tinggi.

6. Suara bising.

Suara bising adalah bahaya yang dapat menyebabkan hilangnya fungsi

 pendengaran, tergantung dari: tingkat kebisingan, frekuensi terpapar 

kebisingan, dan lamanya terpapar kebisingan serta kerentanan individu.

Suara diatas 120 desibel dapat menyebabkan nyeri dan gangguan

 pendengaran walaupun klien hanya terpapar sebentar. Terpapar suara 85-95

desibel untuk beberapa jam per hari dapat menyebabkan gangguan

 pendengaran yang progressive. Suara bising dibawah 85 desibel biasanya

tidak mengganggu pendengaran.

7. Radiasi

Cedera radiasi dapat terjadi akibat terpapar zat radioaktif yang berlebihan atau pengobatan melalui radiasi yang merusak sel lain. Zat

radioaktif digunakan dalam prosedur diagnoostik seperti radiografi,

19

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 30/79

 

 

 fluoroscopy, dan pengobatan nuklir. Contoh isotop yang sering digunakan

adalah calsium, iodine, dan fosfor .

8. Suffocation (asfiksia) atau choking (tersedak).

Tersedak ( suffocation atau asphyxiation) adalah keadaan kekurangan

oksigen akibat gangguan dalam bernafas. Suffocation bisa terjadi jika

sumber udara terhambat atau terhenti contoh pada klien tenggelam atau

kepalanya terbungkus plastik. Suffocation juga bisa disebabkan oleh

adanya benda asing di saluran nafas atas yang menghalangi udara masuk ke

 paru-paru. Jika klien tidak segera ditolong bisa terjadi henti nafas dan henti

 jantung serta kematian.

9. Lain-lain

Kecelakaan bisa juga disebabkan oleh alat-alat medis yang tidak 

 berfungsi dengan baik (equipment-related accidents) dan kesalahan

 prosedur yang tidak disengaja (procedure-related equipment).

E. Perawatan atraumatik pada anak 

a. Defenisi perawatan atraumatik pada anak 

Menurut Hidayat (2005), atraumatik care adalah perawatan yang

tidak menimbulkan adanya trauma pada anak maupun keluarga. Perawatan

tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yang merupakan

 bagian dalam keperawatan anak. Perhatian khusus kepada anak sebagaiindividu yang masih dalam usia tumbuh kembang, sangat penting karena

masa anak merupakan proses menuju kematangan.

20

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 31/79

 

 

Dengan demikian, atraumatik care sebagai bentuk perawatan

terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi

dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan seperti

memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur 

tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma

(Hidayat, 2005).

Menurut (Whaley and Wong 1995) dalam Wong (2005) atraumatic

care merupakan sebagai ketetapan dan kepedulian dari tim pelayanan

kesehatan melalui intervensi yang meminimalkan atau meniadakan stressor 

yang dialami oleh anak dan keluarga di rumah sakit baik fisik maupun

 psikis. Perawatan atraumatik juga disebut dengan perawatan yang terapeutik 

yang meliputi pada pencegahan trauma, hasil diagnosa, dan mengurangi

dampak kondisi-kondisi yang akut maupun kronis. Dan Wiggins (1994)

dalam (Wong, 2005) mengungkapkan bahwa stresor lingkungan yang sering

dialami oleh anak adalah lingkungan rumah sakit yang tidak nyaman bagi

mereka yang mengakibatkatkan anak stress selam dirawat dirumah sakit.

b. Prinsip Perawatan Atraumatik pada Anak 

Pada umumnya anak yang dirawat di rumah sakit akan timbul rasa

takut baik pada dokter maupun perawat, apalagi jika anak telah mempunyai

 pengalaman mendapatkan imunisasi. Dalam bayangannya, perawat atau

dokter akan menyakiti dan menyuntik. Selain itu anak juga merasaterganggu hubungannya dengan orang tua dan saudaranya. Lingkungan di

rumah tentu berbeda bentuk dan suasananya dengan ruang perawatan.

Reaksi pertama selain ketakutan, tidak mau makan dan minum bahkan

21

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 32/79

 

 

menangis. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah memberikan perawatan

atraumatik.

Ada beberapa prinsip perawatan atraumatik yang harus dimiliki oleh

 perawat anak (Hidayat, 2005).

1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.

Dampak perpisahan dari keluarga, anak akan mengalami gangguan

 psikologis seperti kecemasan, ketakutan, kurangmya kasih sayang,

gangguan ini akan menghambat proses penyembuhan anak dan dapat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Bila anak dirawat di

rumah sakit dan selama itu tidak boleh berhubungan dengan orang tuanya,

maka ia akan merasa ditolak oleh keluarga dan mengakibatkan anak 

cendrung emosi saat kembali pada keluarganya. Pada umumnya anak 

 bereaksi negatif waktu pulang ke rumah (Mc.Ghie, 1996) dalam Juli (2008).

Selama anak mengalami hospitalisasi, keluarga memainkan peran bersifat

dukungan moril seperti kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan dukungan

materil berupa usaha keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota

keluarga. Jika dukungan tersebut tidak ada, maka keberhasilan untuk 

 penyembuhan sangat berkurang.

Untuk mencegah atau meminimalkan dampak perpisahan dari

keluarga dapat dilakukan dengan cara melibatkan orang tua berperan aktif 

dalam perawatan anak dengan cara membolehkan mereka untuk tinggal bersama anak selama 24 jam (rooming in), jika tidak mungkin untuk 

rooming in, beri kesempatan orang tua untuk melihat anak setiap saat

dengan maksud mempertahankan kontak antar mereka dan mempertahankan

22

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 33/79

 

 

kontak dengan kegiatan sekolah, diantaranya dengan memfasilitasi

 pertemuan dengan guru, teman sekolah dan lain-lain (Supartini, 2004).

2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan

pada anak.

Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak 

mampu dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati-hati dalam

melakukan aktivitas sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal.

Serta pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam

mengawasi perawatan anak. Dan fokuskan intervensi keperawatan pada

upaya untuk mengurangi ketergantungan dengan cara memberi kesempatan

anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua.

3. Mencegah atau mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak 

psikologis)

Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam

keperawatan anak. Proses pengurangan rasa nyeri tidak bisa dihilangkan

secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya,

distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak 

dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak 

sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

Untuk meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri

dilakukan dengan cara mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk 

tindakan prosedur yang mnimbulkan rasa nyeri, yaitu dengan menjelaskan

apa yang akan dilakukan dan memberikan dukungan psikologis pada orang

tua. Lakukan permainan terlebih dahulu sebelum melakukan persiapan fisik 

23

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 34/79

 

 

anak, misalnya dengan bercerita yang berkaitan dengan tindakan atau

 prosedur yang akan dilakukan pada anak.

Aktivitas bermain dilakukan perawat pada anak akan memberikan

keuntungan seperti meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga

dan perawat karena bermain merupakan alat komunikasi yang efektif antara

 perawat dan klien, aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan

 perasaan mandiri pada anak, dan bisa mengekspresikan perasaan anak.

Pertimbangkan untuk menghadirkan orang tua pada saat dilakukan atau

 prosedur yang menimbulkan rasa nyeri apabila mereka tidak dapat menahan

diri, bahkan menangis bila melihatnya. Dalam kondisi ini, tawarkan pada

anak dan orang tua untuk mempercayakan kepada perawat sebagai

 pendamping anak.

Tunjukkan sikap empati sabagai pendekatan utama dalam mengurangi

rasa takut akibat prosedur yang menyakitkanPada tindakan pembedahan

elektif, lakukan persiapan khusus jauh hari sebelumnya apabila

memungkinkan. Misalnya, dengan mengorientasikan kamar bedah, tindakan

yang akan dilakukan dan lain-lain.

4. Tidak melakukan kekerasan pada anak 

Secara umum kekerasan didefenisikan sebagai sutu tindakan yang

dilakukan oleh individu terhadap individu lain yang mengakibatkan

gangguan fisik dan psikis. Kekerasan pada anak adalah tindakan yangdilakukan seseorang atau individu pada mereka yang belum genap berusia

18 tahun yang menyebabkan kondisi fisik dan psikis terganggu (Sugiarno,

2007).

24

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 35/79

 

 

Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang

sangat berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak 

dalam proses tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan

akan terhambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat

tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak seperti melakukan

tindakan keperawatan yang berulang-ulang (dalam pemasangan IVFD).

5. Modifikasi lingkungan fisik .

Melalui modifikasi lingkungan fisik rumah sakit yang bernuansa anak 

dapat meningkatkan keceriaan, perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan

anak sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman di

lingkungannya. Modifikasi ruang perawatan dengan cara membuat situasi

ruang rawat seperti di rumah dan Ruangan tersebut memerlukan dekorasi

yang penuh dengan nuansa anak, seperti adanya gambar dinding berupa

gambar binatang, bunga, tirai dan sprei serta sarung bantal yang berwarna

dan bercorak binatang atau bunga, cat dinding yang berwarna, serta tangga

yang pegangannya berwarna ceria.

Wong (2005) mengungkapkan ada 3 prinsip perawatan atraumatik 

yang harus dimiliki oleh tim kesehatan dalam merawat pasien anak yaitu

diantaranya adalah mencegah atau meiminimalkan stressor fisik dan psikis

yang meliputi prosedur yang menyakitkan seperti suntikan, kegelisahan,

ketidakberdayaan, tidur yang tidak nyaman, pengekangan, suara bising, bauyang tidak sedap dan lain-lain, mencegah dampak perpisahan orang tua dan

anggota keluarga yang lain, bersikap empati kepada keluarga dan anak yang

25

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 36/79

 

 

sedang dirawat serta memberikan pendidikan kesehatan tentang kondisi

sakit yang dialami anak.

c. Prosedur-prosedur yang berhubungan dengan mempertahankan

keamanan menurut (Wong, 2003)

1. Pastikan bahwa tindakan penjagaan keamanan lingkungan sudah

dilakukan misalnya : kebiasaan tidak merokok, pencahayaan baik, dan

lantai tidak licin dan lain-lain.

2. Tempat tidur pasien ambulasi dikunci pada ketinggian yang

memungkinkan akses mudah ke lantai.

3. Tempatkan anak yang dapat memanjat di atas sisi boks yang dirancang

khusus yang bagian atasnya ditutupi dengan jaring pengaman. Ikatkan

 jaring tersebut ke kerangka tempat tidur untuk bersiap-siap jika terjadi

suatu kegawatan.

4. Kaji keamanan mainan yang dibawa ke rumah sakit dengan orang tua dan

tentukan apakah mainan tersebut sesuai dengan usia dan kondisi anak.

5. Jaga terus bayi atau anak kecil yang ada di boks yang pagarnya tidak 

terpasang tanpa mempertahankan kontak dengan punggung dan abdomen

agar anak tidak terguling, merangkak atau melompat dari boks yang.

26

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 37/79

 

 

d. Pencegahan kecelakaan pada anak 

Ada beberapa cara pencegahan kecelakaan terhadap anak sebagai berikut

(Sacharin, 1996).

1. Jatuh dari tempat tidur 

Hal ini merupakan kecelakaan yang umum terjadi pada anak-anak di

 bangsal rumah sakit. Tempat tidur harus dirancang sehingga bagian sisi

tempat tidur dapat dikunci dan cukup tinggi sehingga anak yang mulai

 berjalan tidak dapat memanjat keluar. Karena itu perawat harus menjamin

 bahwa sisi tempat tidur terkunci setelah menyelesaikan suatu tindakan.

2. Mandi

Terseduh air panas dan tenggelam merupakan konsekuensi dari

 perencanaan dan prosedur yang sembrono. Olek karena itu suhu air harus

aman bagi anak. Untuk mencegah tenggelam maka diperlukan pengawasan

yang konstan selama mandi. Tidak selalu memungkinkan untuk mencegah

anak masuk kamar mandi, karena hal ini sebagian besar tergantung pada

  penataan bangsal.

3. Obat-obatan

Penyimpanan obat-obatan secara aman merupakan ketentuan hukum

yang mengikat semua perawat. Selama pembagian obat harus dibawah

 pengawasan perawat.

4. Peralatan (rumah sakit)

Setiap peralatan yang digunakan harus dalam keadaan dapat dipakai

dan secara mekanis dan listrik dalam keadaan aman seperti termometer,

mainan dari rumah sakit, spuit, dan lain-lain.

27

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 38/79

 

 

e. Pengelompokan Masalah Keperawatan Anak yang Dirawat di

Rumah Sakit (Nursalam, 2004).

1. Masalah fisik Masalah fisik yan terjadi bisa berupa perubahan tanda- tanda vital :

suhu, pernafasan, nadi dan tekanan darah, gangguan terhadap kebutuhan

cairan dan nutrisi, gangguan terhadap aktivitas dan istirahat, penurunan

respon imun.

2. Masalah psikis

Masalah psikis pada anak yang sering terjadi adalah perasaan tidak 

 berdaya karena perpisahan dengan keluarga atau pengasuh (caregiver),

 protes, apatis (despair), penolakan, Cemas serta takut terhadap lingkungan

 baru (alat- alat, peraturan, dan sikap petugas kesehatan).

Masalah sosial yang sering terjadi pada anak adalah perasaan

terisolasi dan suka menyendiri. Sedangkan masalah ketergantungan bisa

 berupa perasaan bersalah, dan memerlukan pertolongan.

f. Pedoman orientasi ruangan pada penderita anak( Dikembangkan

dari Skripsi Agung P, 2001, dalam Nursalam, 2004).

1. Mengenalkan kepada perawat jaga.

2. Perawat memberikan orientasi ruangan kepada pasien seperti tempat tidur 

(tempat tidur dan fasilitas lainnya), cara memanggil petugas ( tombol atau

lampu ), hiburan (TV, jika ada ), kamar mandi dan penggunaan telepon

3. Memperkenalkan dengan teman sekamar.

28

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 39/79

 

 

4. Menunjukkan tempat khusus : tempat bermain, tindakan medis, dapur,

dan ruangan lain.

5. Memberitahukan peraturan di rumah sakit : jam berkunjung, siapa yang

 boleh berkunjung jam makan dan aturan membawa makanan, waktu

istirahat, dll.

6. Melaksanakan kegiatan rutin : observasi tanda ± tanda vital dan hal ± hal

yang lain

7.Memberikan peraturan mengenai peran keluarga dalam perawatan anak.

29

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 40/79

 

 

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Penelitian

Perawatan atraumatik pada anak adalah merupakan asuhan keperawatan

yang terapeutik yaitu perawatan yang tidak menimbulkan trauma bagi anak.

Prinsip Perawatan Atraumatik 

1. Menurunkan atau mencegahdampak dari perpisahan keluarga

2. Meningkatkan kemampuanorangtua dalam mengontrol

 perawatan pada anak.3. Mencegah atau mengurangi

cedera dan nyeri.4. Tidak melakukan kekerasan

 pada anak.5. Modifikasi lingkungan fisik.

Persepsi Perawat- Baik - Cukup baik - Kurang baik - Tidak baik 

Faktor-faktor yangmempengaruhi persepsi:1. Diri orang yang

 bersangkutan2. Sasaran persepsi

tersebut3. Faktor situasi

Karakteristik Demografi Perawat Tidak terjadi

trauma fisik dan psikis padaanak 

Skema 1: Kerangka Konsep Persepsi Perawat Terhadap Perawatan

Atraumatik Pada Anak di Ruang III RSU Dr. Pringadi Medan.

Keterangan:

: Variabel yang di teliti

: Variabel yang tidak diteliti

30

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 41/79

 

Variabel Defenisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

- Prinsip perawatanatraumatik padaanak.

a). Mencegah

dampak  perpisahankeluarga

 b).Meningkatkankemampuanorang tuadalammengontrol

 perawatan pada anak 

c). Mencegah

atau

mengurangicedera dannyeri

Suatu aturan yangharus dipatuhi

 perawat untuk melakukan

 perawatan yang

 

tidak menimbulkantrauma pada anak yang terdiri dari 5komopnen.

Kuesiner yangterdiri dari 20

 pernyataandengan pilihan

 

 jawaban:

 

1= Sangat Tidak Setuju

 

2= Tidak Setuju3= Setuju4= Sangat Setuju

Kuesioner terdiri

4 pernyataan

Kuesioner terdiri

dari 4 peryataan

Kuesioner terdiri

dari 5 pernyataan

- Baik :66-80

-Cukup baik:51-65- Kurang

 

 baik: 36-50- Tidak baik:20-35

- Baik:

14-16- Cukup baik:11-13- Kurang baik: 8-10- Tidak baik:4-7

- Baik:14-16- Cukup baik:11-13- Kurang baik: 8-10-Tidak baik:4-7

- Baik: 18-20

- Cukup baik:14-17- Kurang

 

 baik: 10-13- Tidak baik:5-9

Rasio

B. Defenisi Operasional

Tabel 1. Uraian variabel dan sub variabel penelitian

31

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 42/79

 

 

d). Tidak melakukankekerasan

 pada anak 

e). Modifikasilingkunganfisik 

Kuesioner terdiri dari 3

 pernyataan

Kuesioner terdiri dari 4

 pernyataan

-Baik:10-12- Cukup baik:

8-9- Kurang

 baik:6-7- Tidak baik:

3-5

- Baik:14-16- Cukup baik:11-13- Kurang baik: 8-10- Tidak baik:

4-7

32

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 43/79

 

 

BAB 4

METODE PENELITIAN

A. Desain PenelitianDesain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan

untuk mengidentifikasi persepsi perawat terhadap prinsip perawatan

atraumatik pada anak di Ruang III RSU Dr. Pirngadi Medan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang memungkinkan untuk 

diteliti (Notoadmodjo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah perawat

yang bekerja di Ruang III RSU Dr. Pirngadi Medan.

b. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruahan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2006).

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling, yaitu semua

 populasi dijadikan sampel yaitu berjumlah 25 orang.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang III Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi

Medan, dengan alasan rumah sakit ini sebagai salah satu rumah sakit

 pemerintah daerah rujukan di kota Medan, Selain itu rumah sakit ini juga

merupakan salah satu rumah sakit pendidikan. Penelitian ini dilaksanakan 20

Januari sampai dengan 10 Februari 2009.

33

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 44/79

 

 

D. Pertimbangan Etik 

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara dan

Direktur RSU Dr. Pringadi Medan. Kemudian peneliti mendekati calon

responden penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka akan dijelaskan

tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian, kemudian responden dipersilahkan

menandatangani Informed Consent. Tetapi jika calon responden tidak 

 bersedia, maka responden berhak menolak.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama lengkap tapi hanya mencantumkan inisial nama

responden atau memberi kode pada masing-masing lembar kuesioner.

Kerahasiaan informasi dijamin oleh responden hanya diberikan oleh

responden hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.

Selama proses pengambilan data tidak akan menimbulkan tekanan

 psikologis pada responden yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan

efek yang merugikan terhadap responden.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dibuat berdasarkan studi kepustakaan dan

dimodifikasi oleh peneliti. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang

dibagi menjadi 2(dua) bagian, yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner 

 persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik pada anak.a. Kuesioner data demografi

Bagian yang pertama adalah kuesioner data demografi yang meliputi ,

umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama bekerja dan jabatan.

35

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 45/79

 

 

b. Kuesioner persepsi perawat

Bagian kedua adalah kuesioner persepsi perawat tentang prinsip

 perawatan atraumatik pada anak yang meliputi 5 aspek, yaitu komponen

 perawatan atraumatik yang meliputi: (1) menurunkan atau mencegah dampak 

 perpisahan dari keluarga, yang terdiri dari 4 pernyataan, yaitu nomor 1 sampai

nomor 4; (2) meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol

 perawatan pada anak, yang terdiri dari 4 pernyataan, yaitu nomor 5 sampai

nomor 8; (3) mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak 

 psikologis), yang terdiri dari 5 pernyataan, yaitu nomor 9 sampai nomor 13; (4)

tidak melakukan kekerasan fisik pada anak, yang terdiri dari 3 pernyataan,

yaitu nomor 14 sampai nomor16; (5) modifikasi lingkungan fisik, yang terdiri

dari 3 pernyataan, yaitu nomor 17 sampai nomor 20. pernyataan dibuat 2 jenis,

yaitu pernyataan positif yang terdiri dari nomor 1,4,5,7,10,11,13,14,17,18, dan

 pernyataan negatif yaitu 2,3,6,8,9,12,15,16,19 dan 20. Masing-masing

 pernyataan menggunakan skala likert dengan penilaian untuk pernyataan

 positif, jawaban Sangat Tidak Setuju = 1; Tidak Setuju = 2; Setuju = 3; Sangat

Setuju = 4. Sedangkan penilaian untuk pernyataan negatif, jawaban Sangat

Tidak Setuju =4; Tidak Setuju =3; Setuju =2; Sangat Setuju = 1.

F. Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atausahih mempunyai validitas tinggi atau sebaliknya insrumen yang kurang valid

 berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid

36

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 46/79

 

 

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data

dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006).

Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas instrumen yaitu suatu

 pengujian apakah instrumen dapat menggali yang diinginkan oleh sipeneliti

atau untuk menilai apakah instrumen itu valid atau tidak (Arikunto, 2006). Uji

validitas intrumen dilakukan dengan uji content validity yaitu suatu pengujian

instrument dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya dalam hal ini instrumen

diuji oleh salah satu tim Keperawatan Anak PSIK - FK USU Medan.

G. Uji Reliabilitas

Alat ukur yang baik adalah alat ujur yang memberikan hasil yang sama

meskipun digunakan beberapa kali pada kelompok sanpel (Ritonga, 2003). Uji

reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi untuk 

analisis Cronchbach  Alpa mengenai persepsi perawat tentang prinsip perwatan

atraumatik di rumah sakit. Untuk instrumen yang baru akan reliabel jika

memiliki reliabilitas lebih dari 0,70 (Polit & Hungler, 1995). Berdasarkan uji

reliabilitas yang telah dilakukan dan diperoleh hasil 0,750, dengan demikian

instrumen ini reliabel untuk digunakan.

H. Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu:

a. Mengajukan permohonan izin kepada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. b. Mengajukan permohonan izin kepada direktur RSU Dr. Pirngadi Medan.

c. Setelah mendapat izin dari RSUD. Pirngadi Medan, peneliti kemudian

melaksanankan pengumpulan data penelitian.

37

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 47/79

 

 

d. Peneliti mendekati kepala ruangan kemudian menjelaskan tentang tujuan

 penelitian dan menyerahkan Informed Consen kepada perawat.

e. Menyerahkan kuesioner melalui kepala ruangan untuk diisi oleh perawat

yang ada di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan.

f. Pengolahan atau analisa data dilakukan setelah semua data yang diperlukan

terkumpul.

I. Analisa data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui baberapa

tahap dimulai dari editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian

memberi kode (coding) untuk memudahkan melakukan tabulasi. Selanjutnya

memasukkan (entry) data kedalam komputer dan dilakukan pengolahan data

dengan teknik komputerisasi dimana data akan dianalisa secara statistik 

deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi

(Arikunto, 2006).

Berdasarkan rumus statiska P = Rentang/Banyak kelas (Sudjana, 2002),

dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang kelas (nilai tertinggi

dikurangi nilai terendah) sebesar 60 dan 4 kategori kelas untuk persepsi

 perawat tentang perawatan atraumatik pada anak dengan tingkat persepsi (baik,

cukup baik, kurang baik, tidak baik) menggunakan P=15 dan nilai terendah 20

sebagai batas kelas interval pertama, dan tentang persepsi perawat terhadap

 perawatan atraumatik pada anak di RSU Dr. Pirngadi Medan. Dikategorikanatas kelas interval sebagai berikut:

38

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 48/79

 

 

66-80: Baik 

51-65: Cukup Baik 

36-50: Kurang Baik 

20-35 : Tidak baik 

Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program

SPSS untuk mengetahui frekuensi dan persentase data. Hasil analisa data

demografi dan persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik 

disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

39

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 49/79

 

 

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penenelitian

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta hasil pembahasan

 penelitian mengenai persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik 

 pada anak di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan.

a. Karakteistik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup umur, jenis kelamin,

 pendidikan terakhir, lama bekerja dan jabatan dapat dilihat pada tabel 5.1.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden adalah perempuan.

Berdasarkan umur responden, jumlah yang terbanyak berada dalam kelompok 

37-42 tahun yaitu 10 orang ( 40% ), umur termuda 25 tahun dan umur tertua

adalah 54 tahun. Latar belakang pendidikan terbanyak yaitu DIII Keperawatan

sebesar 15 orang (60%), S1 Kep sebanyak 5 orang (20%), dan SPK sebanyak 

5 orang (20%). Lama waktu bekerja yang paling tinggi yaitu antara 12-16

tahun sebanyak 8 orang (32%) dan hanya 2 orang (8%) yang telah bekerja

antara 17-21 tahun.

40

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 50/79

 

 

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden diRuang III RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2009 (N=25).

Karakteristik Usia

- 25-30- 31-36- 37-42- 43-48- 49-54

Jenis Kelamin- Perempuan

Pendidikan Terakhir - SPK - D.III- S1

Lama Bekerja

- 2 thn-6 thn- 7 thn-11thn- 12thn-16thn- 17thn-21thn- 22thn-26thn

Frekuensi

44

1052

25

5155

75823

Persentase (%)

16,016,040,020,0

8,0

100

20,060,020,0

28,020,032,0

8,012,0

b. Persepsi perawat berkaitan dengan mencegah dampak dariperpisahan keluarga

Dari hasil penelitian diperoleh data perawat sebagian besar memiliki persepsi cukup baik sebanyak 15 orang (60%). Data tentang persepsi perawat

mengenai dampak perpisahan keluarga dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi dan persentase tentang persepsi perawat dalam

mencegah dampak perpisahan keluarga di Ruang III RSU Dr.PirngadiMedan Tahun 2009 (N=25)

Prinsip perawatan atraumatik 

Mencegah dampak dari perpisahan keluarga- Persepsi baik - Persepsi cukup baik - Pesepsi kurang baik - Persepsi tidak baik 

41

F

101500

(%)

40,060,0

00

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 51/79

 

 

c. Persepsi perawat berkaitan dengan meningkatan kemampuan orang tuadalam mengontrol perawatan anak 

Dari hasil penelitian diperoleh data perawat sebagian besar memiliki

 persepsi cukup baik sebanyak 17 orang (68%). Data mengenai persepsi

 perawat berkaitan dengan meningkatan orang tua dalam mengontrol

 perawatan anak dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi dan persentase persepsi perawat berkaitan denganmeningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol

perawatan anak di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan

Tahun 2009 (N=25)

Prinsip perawatan atraumatik 

Meningkatkan kemampuan orang tua dalammengontrol perawatan anak - Persepsi baik - Persepsi cukup baik - Pesepsi kurang baik - Persepsi tidak baik 

F

81700

(%)

32,068,0

00

d. Persepsi perawat dalam mencegah cedera (injury) dan mengurangi

nyeri (dampak psikologis)

Dari hasil penelitian diperoleh data perawat sebagian besar memiliki

 persepsi cukup baik sebanyak 24 orang (96%). Data tentang persepsi perawat

dalam mencegah cedera dan mengurangi nyeri dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi dan persentase persepsi perawat dalam mencegahcedera (injury) dan mengurangi nyeri (dampak psikologis) di Ruang III

RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2009 (N=25)

Prinsip perawatan atraumatik 

Mencegah atau mengurangi cedera (injury)dan nyeri (dampak psikologis)- Persepsi baik - Persepsi cukup baik - Pesepsi kurang baik - Persepsi tidak baik 

42

F

12400

(%)

4,096,0

00

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 52/79

 

 

e. Persepsi perawat berkaitan dengan tidak melakukan kekerasan pada

anak 

Dari hasil penelitian diperoeh data perawat sebagian besar memiliki

 persepsi cukup baik sebannyak 14 orang (56%). Data perespsi perawat

 berkaitan dengan tidak melakukan kekerasan pada anak dapat dilihat pada

tabel 5.5.

Tabel 5.5. Distribusi dan persentase persepsi perawat berkaitan dengantidak melakukan kekerasan pada anak di Ruang III RSU Dr.Pirngadi

Medan Tahun 2009 (N=25)

Prinsip perawatan atraumatik 

Tidak melakukan kekerasan pada anak - Persepsi baik - Persepsi cukup baik - Pesepsi kurang baik - Persepsi tidak baik 

F

1014

10

(%)

40,056,0

40

f. Persepsi perawat terhadap modifikasi lingkungan fisik 

Dari hasil penelitian diperoleh data perawat yang memiliki persepsicukup baik cukup baik sebanyak 20 orang (80%). Data tentang persepsi

 perawat terhadap modifikasi lingkungan fisik dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Distribusi dan persentase persepsi perawat terhadap modifikasilingkungan fisik di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan

Tahun 2009 (N=25)

Prinsip perawatan atraumatik 

Tidak melakukan kekerasan pada anak - Persepsi baik - Persepsi cukup baik - Pesepsi kurang baik - Persepsi tidak baik 

43

F

520

00

(%)

20,080,0

00

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 53/79

 

 

g. Persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik 

Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada 25 orang perawat

yang bekerja di ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan diperoleh perawat yang

mempunyai persepsi baik sebanyak 9 orang (36%), memiliki persepsi cukup

 baik sebanyak 16 orang ( 64%). Bukti kelengkapan data tentang persepsi

 perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7 Distribusi dan persentase tentang persepsi perawatterhadap prinsip perawatan atraumatik di Ruang III RSU Dr.Pirngadi

Medan Tahun 2009 (N=25)

Prinsip Perawatan Atraumatik pada anak 

- Persepsi baik - Persepsi cukup baik - Persepsi kurang baik - Persepsi tidak baik 

F

91600

(%)

36.064,0

00

B. Pembahasan

Persepsi merupakan suatu bentuk kesesuaian antara reaksi dengan

stimulus. Proses terjadinya persepsi diperoleh dari adanya rangsangan melalui

 panca indera yang didahului oleh perhatian tentang hal yang diamati. Dengan

 persepsi seseorang dapat menyadari dan mengerti tentang apa yang ada di

sekitarnya. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang persepsi perawat

terhadap prinsip perawatan atraumatik di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan.

a. Karakteristik Perawat

Karakteritik perawat yang bekerja di Ruang III RSU Dr.Pirngadi medan,

 jika dilihat dari rentang usia terbanyak yaitu pada rentang usia 37-42 tahun

sebanyak 10 orang (40%) dan rentang usia paling sedikit yaitu pada rentang

49-54 tahun sebanyak 2 orang (8%), ini menandakan bahwa perawat yang

 bekerja di ruangan III RSU Dr.Pirngadi Medan telah memahami tentang

44

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 54/79

 

 

 perawatan anak, ini dikarenakan pada usia tersebut rata-rata perawat atau pada

umumnya wanita telah mempunyai anak.

Begitu juga dengan persepsi seorang perawat dalam melakukan tindakan

keperawatan dapat dipengaruhi oleh usianya (Kusnanto, 2007). Karena

semakin tinggi umur seseorang maka akan memiliki daya analistis yang lebih

tinggi sehingga persepsi yang dihasilkan juga berbeda. Pernyataan yang sama

diungkapkan oleh Sofiana (2004) bahwa perawat yang berusia diatas 30 tahun

memiliki daya analistis yang lebih tinggi dari pada kelompok umur yang

lainnya.

Jika dilihat dari jenis kelamin responden semuanya adalah perempuan

yaitu sebanyak 25 orang (100%), kemungkinan ini terjadi karena dunia

keperawatan identik dengan ibu atau wanita yang lebih dikenal dengan mother 

instinc. Sehingga untuk mencari perawat yang berjenis kelamin laki-laki

sangatlah terbatas. Ditambah lagi output perawat yang dihasilkan dari

 perguruan tinggi yang rata-rata juga wanita lebih banyak dibandingkan dengan

laki-laki. Oleh karena wanita memiliki naluri seorang ibu, sehingga ia lebih

menyayangi anak-anak walupun bukan anaknya sendiri. Hal serupa juga

diungkapkan oleh Sularyo (2005) bahwa perempuan lebih menyayangi dan

lebih memahami sifat anak dari pada laki-laki.

Pendidikan perawat terbanyak yaitu dari DIII keperawatan sebanyak 15

orang (60%), dari SPK 5 orang (20%) dan dari S1 Kep 5 orang (20%). inimenandakan bahwa RSU Dr.Pirngadi Medan telah menyiapkan pegawainya

untuk profesional dibidangnya. Mereka yang masih berpendidikan SPK diberi

kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan DIII Keperawatan,

45

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 55/79

 

 

sedangkan yang berpendidikan DIII Keperawatan diberi kesempatan untuk 

melanjutkan studi S1 keperawatan dengan izin belajar, tetapi ada juga perawat

yang tidak mau melanjutkan studi yang lebih tinggi dikarenakan alasan usia.

Tingkat pendidikan seseorang perawat akan mempengaruhi persepsinya

dalam melakukan tindakan keperawatan dalam hal ini perawatan pada anak.

Karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi

 pula tingkat pengetahuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal

senada juga diungkapkan oleh (Carpenito, 1995 dalam Tobing, 2007) bahwa

tingkat pendidikan dapat mempengaruhi seorang dalam melakukan tindakan

keperawatan terhadap kliennya

Apabila dilihat dari pengalaman bekerja, rata-rata perawat yang

mempunyai pengalaman bekerja paling lama yaitu pada rentang 12-16 tahun

sebanyak 8 orang (32%) dan paling sedikit yaitu pada rentang 17-21 tahun

sebanyak 2 orang (8%). Adanya variasi pengalaman kerja ini diharapkan para

 perawat dapat bertukar pendapat baik ilmu maupun keterampilan antar sesama

 perawat. Perawat yang sudah banyak berpengalaman dapat memberikan

masukan dalam hal keterampilan pada perawat yang masih baru, begitu juga

dengan perawat yang masih baru, bisa saja mereka memberikan masukan

terhadap para perawat yang sudah lama tentang perkembangan terkini ilmu

keperawatan. Hal yang sama diutarakan oleh Sujono (2005) yaitu dengan

adanya saling menukar pengalaman keterampilan maupun ilmu pengetahuanterkini akan membuat perawat semakin menyukai profesinya. Pengalaman

seorang perawat dalam bekerja dapat mempengaruhi persepsinya dalam

melakukan tindakan keperawatan khususnya pada anak karena semakin lama

46

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 56/79

 

 

 pengalaman dalam bekerja maka akan semakin profesional seorang perawat

dalam menjalani profesinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahmad (1992)

 bahwa pengalaman seseorang dalam bekerja dapat mempengaruhi persepsinya

dalam melakukan suatu tindakan keperawatan.

Jika dilihat dari jabatan perawat rata-rata adalah perawat pelaksana

sebanyak 24 orang (96%) dan 1 orang (4%) sebagai kepala ruangan. Ini

menandakan bahwa di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan telah memperhatikan

tingkat ketergantungan pasien anak dengan jumlah perawat yang ada di

ruangan tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini bisa dilihat

dari rata-rata jumlah pasien anak perbulan pada tahun 2008 yaitu sekitar 255

 pasien, jadi jumlah pasien anak rata-rata perhari bisa sekitar 8 atau 9 pasien. Ini

sesuai dengan perhitungan jumlah pasien dan jumlah tenaga yang dibutuhkan

menurut rumus perhitungan tenaga keperawatan (Dep.Kes RI, 2002) dengan

hasil 10-11 orang perawat yang dibutuhkan dalam merawat anak perhari.

a. Persepsi perawat berkaitan dengan mencegah dampak dari perpisahankeluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi yang baik berkaitan

dengan mencegah dampak dari perpisahan keluarga sebanyak 10 orang (40%)

dan persepsi cukup baik sebanyak 15 orang (60%). Hal ini sesuai dengan

 pendapat Platt (1959) dalam Supartini (2004) yaitu pada dasarnya setiap

asuhan yang diberikan pada anak di rumah sakit memerlukan keterlibatan

orang tua, keberadaan anggota keluarga yang lain, dan waktu kunjungan bagi

orang tua terhadap anaknya harus terbuka selama 24 jam karena anak 

membutuhkan orang tua selama proses hospitalisasi.

47

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 57/79

 

 

Friedman (1999) menambahkan bahwa keluarga dapat menjadi sumber 

kesehatan yang efektif dan utama dalam proses perawatan atraumatik pada

anak. Akan tetapi jika tidak memungkinkan untuk rooming in  beri

kesempatan kepada orang tua untuk melihat anak setiap saat guna

mempertahankan kontak antara mereka (Supartini, 2004). Sebaliknya jika

selama anak dirawat di rumah sakit diberi batasan untuk berhubungan dengan

orang tuanya maka akan terjadi jarak antara anak dan orang tua yang nantinya

akan memperlambat proses penyembuhan dan tumbuh kembang anak.

Hal senada juga diungkapkan oleh Hidayat (2005) bahwa selama anak di

rumah sakit, ia akan merasa dikucilkan oleh keluarga dan teman-temannya

oleh karena itu memfasilitasi pertemuan dengan guru dan teman-teman

sekolah merupakan upaya agar tidak terjadi gangguan psikologis yang akan

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak selama dirawat.

b. Persepsi perawat dalam meningkatkan kemampuan orang tua dalam

mengontrol perawatan anak 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi yang baik terhadap

 peningkatan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak 

sebanyak 8 orang (32%) dan persepsi cukup baik sebanyak 17 orang (68%).

Pentingnya penyuluhan atau pendidikan kesehatan pada orang tua anak yang

dirawat akan menolong orang tua memahami pengobatan dan perawatan pada

anaknya. Hal yang sama diungkapkan oleh Suparini (2004) bahwa kebutuhan

orang tua terhadap pendidikan kesehatan meliputi pengertian dasar tentang

 penyakit anaknya, perawatan anak selama di rumah sakit, serta perawatan

lanjut untuk persiapan pulang kerumah.

48

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 58/79

 

 

Mefokuskan intervensi perawatan dengan mengurangi ketergantungan

 pada perawat merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan orang tua

dalam merawat anaknya. Hidayat (2005) menambahkan bahwa melalui

 peningkatan kontrol orang tua pada perawatan anak diharapkan anak mampu

dalam kehidupannya dan anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan

aktivitas sehari-hari yaitu dengan cara memberi kesempatan pada orang tua

untuk mengambil keputusan dalam perawatan anak 

c. Persepsi perawat dalam mencegah atau mengurangi cedera (injury)

dan nyeri (dampak psikologis)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi yang baik dalam

mencegah atau mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis)

sebanyak 1 orang (4%) dan persepsi cukup baik sebanyak 24 orang (96%).

Untuk mencegah terjadinya cedera (injury) dan mengurangi nyeri (dampak 

 psikologis) pada anak tidak mudah dilakukan. karena hanya perawat yang

keterampilan khusus dan profesinal yang bisa melakukan hal tersebut. Hal ini

 juga terkait dengan informasi yang sangat diperlukan oleh orang tua selama

 proses perawatan anaknya dan orang tua perlu mengetahui tentang kondisi

anaknya serta tindakan medis yang akan dilakukan pada anaknya (Nursalam,

2003).

Hal yang sama diungkapkan oleh Supartini (2004) bahwa proses

 pengurangan nyeri tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat

dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi, imaginary

dan apabila pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan

  berlangsung lama sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan

49

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 59/79

 

 

 perkembangan anak. Dalam melakukan perawatan anak, seorang perawat

harus mempertimbangan untuk menghadirkan orang tua pada saat dilakukan

 prosedur yang menimbulkan rasa nyeri, apabila mereka tidak dapat menahan

diri bahkan menangis bila melihatnya, dalam kondisi ini tawarkan pada orang

tua untuk mempercayakan perawat serta tunjukkan sikap empati sebagai

 pendekatan utama dalam mengurangi rasa takut akibat prosedur yang

menyakitkan (Hidayat, 2005).

d. Persepsi perawat berkaitan dengan tidak melakukan kekerasan pada

anak 

Berdasarkan hasil penelitian persepsi yang baik berkaitan dengan tidak 

melakukan kekerasan pada anak sebanyak 10 orang (40%), persepsi cukup

 baik sebanyak 14 orang (56%) dan persepsi kurang baik sebanyak 1 orang

(4%). Dari hasil ini dapat dilihat bahwa masih ada perawat yang mempunyai

 persepsi yang kurang baik walaupun hanya 1 orang (4%) kemungkinan ini

terjadi masih kurangnya pemahaman prinsip perawatan atraumatik mengenai

tidak melakukan kekerasan pada anak dan ini didukung oleh hasil wawancara

 peneliti pada 4 orang anak yang berusia 5-7 tahun yang dirawat di ruang III

  bahwa mereka merasa takut kepada petugas kesehatan dan merasa sakit

ketika diberikan tindakan medis misalnya pemberian obat melalui suntikan,

 pembersihan luka, dan lain-lain.

Kekerasan pada anak adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau

individu pada anak yang belum genap berusia 18 tahun yang menyebabkan

kondisi fisik dan psikis terganggu (Sugiarno, 2007). Membuat anak stres di

rumah sakit merupakan salah satu tindakan kekerasan pada anak seperti

50

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 60/79

 

 

memaksa anak ketika makan atau minum obat, merestrein anak terlalu lama,

hal ini bisa ditandai dengan menangis terus menerus, tidak kooperatif 

terhadap petugas kesehatan, penolakan dalam melakukan tindakan, dan lain-

lain sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.

Hal serupa diungkapkan oleh Hidayat (2005) bahwa kekerasan pada

anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti dalam

kehidupan anak dan apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh

kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat,

dengan demikian tindakan kekerasan akan mengakibatkan kondisi anak 

semakin berat.

e. Persepsi perawat terhadap modifikasi lingkunga fisik 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi yang baik terhadap

modifikasi lingkungan fisik sebanyak 5 orang (20%) dan cukup baik 

sebanyak 20 orang (80%). Melalui modifikasi lingkungan fisik rumah sakit

yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan, perasaan aman dan

nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan merasa

nyaman dilingkungannya, akan tetapi jika lingkungan tidak nyaman seperti

suara bising, tercium bau yang tidak sedap ini akan mengakibatkan anak 

menjadi stress dan menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan

(Supartini, 2004) .Modifikasi ruang perawatan dengan cara membuat situasi ruang rawat

seperti di rumah dan ruangan tersebut memerlukan dekorasi yang penuh

dengan nuansa anak, seperti adanya gambar dinding berupa gambar binatang,

51

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 61/79

 

 

 bunga, tirai dan sprei serta sarung bantal yang berwarna dan bercorak 

 binatang atau bunga, cat dinding yang berwarna, serta tangga yang

 pegangannya berwarna ceria (Hidayat,2005)

f. Persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik pada anak 

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada 25 orang perawat yang

 bekerja di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan diperoleh perawat yang

mempunyai persepsi baik sebanyak 9 orang (36%) dan perawat yang

memiliki persepsi cukup baik sebanyak 16 orang (64%). Hal ini kemungkinan

terjadi karena beberapa faktor pendukung yaitu dari segi umur, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, lama bekerja dan jabatan pekerjaan yang bisa

mempengaruhi persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik.

Secara umum ini menandakan bahwa perawat telah memahami prinsip-

  prinsip dari perawatan atraumatik yang merupakan intervensi terpenting

dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak yang bertujuan agar tidak 

terjadinya trauma fisik dan psikis.

52

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 62/79

 

 

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan pada tanggal 19 Januari sampai dengan 10

Februari 2009 bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi perawat terhadap

 prinsip perawatan atraumatik pada anak di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan

dengan jumlah responden 25 orang.

Persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik  secara

keseluruhan menunjukkan bahwa 16 (64%) perawat telah memiliki persepsi

cukup baik dan 9 (36%) perawat yang memiliki persepsi baik. Analisa

 perkomponen dapat dilihat dari persepsi perawat cukup baik (60%) berkaitan

dengan mencegah dampak dari perpisahan keluarga, persepsi perawat cukup

 baik (68%) berkaitan dengan meningkatkan kemampuan orang tua dalam

mengontrol perawatan anak, persepsi perawat cukup baik (96%) dalam

mencegah cedera dan mengurangi nyeri pada anak, dan persepsi perawat cukup

 baik (80%) terhadap modifikasi lingkunag fisik.

B. Rekomedasi

a. Rekomendasi untuk Praktek Keperawatan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa persepsi perawat terhadap prinsip

 perawatan atraumatik pada anak adalah cukup baik. Oleh karena itu diharapkan

kepada perawat di rumah sakit dapat meningkatkan pelatihan-pelatihan dalam

53

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 63/79

 

 

melakukan prinsip dari perawatan atraumatik, sehingga dalam pencapaian

tumbuh kembang anak lebih optimal.

b. Rekomendasi untuk Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan

masukan dalam pengembangan pendidikan keperawatan khususnya

keperawatan anak sehingga perlu diberikan pelatihan-pelatihan secara kontiniu

tentang perawatan atraumatik pada anak khususnya di rumah sakit.

c. Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan dalam penambahan jumlah

sampel sehingga dapat diketahui secara keseluruhan persepsi perawat

terhadap prinsip perawatan atraumatik di RSU Dr.Pirngadi Medan.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian

tentang :

a. Faktor-faktor  yang mempengaruhi terlaksananya perawatan

atraumatik pada di rumah sakit

 b. Pengaruh perawatan atraumatik terhadap penurunan angka rawatan

 pasien anak 

54

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 64/79

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Aisiah. I. (2006), Keperawatanpprofesional , dianduh melaluihttp://wwwirakedua.tblog.com/ pada tanggal 20 Mei 2008.

Arikunto. S. (2006), Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Rineka Cipta,Jakarta.

Basford. L. (2006), Teori dan praktik keperawatan, EGC, Jakarta

Gaffar L

 

.O. J. (1999), Pengantar keperawatan profesional, EGC, Jakarta.

Gunarsa. S.D (2000), Pendekatan psikologis terhadap anak yang dirawat dan

  sikap orang tua, dianduh melaluiHttp://srv/www/portalkalbe/files/42pendekatanpsikologisterhadapanakyangdirawatdanSikapOrtu81.p . pada tanggal 20 September 2008.

Fatmawati. I. (2007),   Biologic safety, dianduh melaluiwww.nmsu.edu/safety/program-link.htm pada tanggal 28 Juni 2008.

Friedman.M.M (1999) Teori dan praktek keperawatan keluarga, EGC. Jakarta.

Herymrt (2008), Pelayanan rumah sakit yang bermutu, dianduh melaluihttp://app.healthsciencepro.gov.sg/nursing/research- local_research.asp

 pada tanggal 20 Mei 2008.

Hidayat, A.A. (2005), Pengantar ilmu keperawatan anak I, Salemba Medica,Jakarta.

 ______, A.A (2007), Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah, SalembaMedica, Jakarta.

 ______, A.A (2007), Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data,Salemba Medica, Jakarta..

Juli. S. (2008), Dukungan keluarga terhadap kepatuhan pada anak dalam

memerima tindakan keperawatan selama sakit, dianduh melaluihttp://blogspot.com/2008/09dukungan-keluarga-terhadapkepatuhan.html pada tanggal 21 Januari 2009

Kusnanto.S.R (2007), Tesis , hubungan motivasi kerja dengan karakteristik individu perawat di RSD Dr.H.Moh  Anwar Madura dianduh melaluihttp://irc-kmpk.ugm.ac.id pada tanggal 20 Januari 2009,

55

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 65/79

 

 

 Notoadmodjo. S (2002), Metodologi penelitian kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Mustikasar (2007), Komunikasi dalam pelayanan keperawatan, dianduh melaluihttp://innappni.or.id/html/index.php?name=News&file=article&sid=139

 pada tanggal 16 Mei 2008.

 ______, (2007), Riset keperawatan, dianduh melaluihttp://mustikanurse.blogspot.com/2006/12/komunikasi-dalam-

 pelayanan-keperawatan_12.html pada tanggal 16 Mei 2008.

 Nursalam. S (2003), Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmukeperawatan: pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitiankeperawatan, Salemba Medika, Jakarta

 Nursala

 

m. dkk. (2004),  A suhan keperawatan bayi dan anak, Salemba Medica,Jakarta.

Polit. D.F &Hungler, B. P.(1995). Nursing research principle and method.Philadelphia: J. B. Lippincot Company

Rahmat. J. (2005), Psikologi komunikasi, Rineka Cipta, Jakarta

Rahmat (1992) dalam jurnal Keperawatan rufaidah Fakultas KedokteranUniversitas Sumatera Utara. Vol 1 (2005)

Riwidikdo. R (2008) Statistik kesehatan, Mitra Cendikia Pres, Yogyakarta

Sacharin. R. N. (1996), Prinsip keperawatan pediatrik, EGC, Jakarta.

Salim.(2002),dianduh melaluihttp://www.bkn.go.id/penelitian/buku%20penelitian%202003/buku%20Persepsi%20PNS%20daerah/BAB2.htm padatanggal 16 Mei 2008

Satiadarma, M.P (2001), Persepsi orang tua membentuk prilaku anak: dampak  pymalio di dalam keluarga, EGC, Jakarta.

Siagian. P. S. (2002), Teori motivasi dan aplikasinya, EGC, Jakarta.

Sitio. L (2008), Skripsi, Persepsi perawat terhadap keterlibatan orang tua dalam perawatan anak di RSUP H. Adam Malik Medan. Tidak untuk 

dipublikasikanSofiana.N.A (2004),  Analisis Faktor Lingkungan dan Individu yang Berpengaruh

terhadap Peningkatan Kinerja Perawat (Studi Kasus Instalasi Rawat   Inap Rumah Sakit  Annisa Cikarang, dianduh melaluihttp://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptsbmit-gdl-nooraridas-86&q=Factor pada tanggal 20 januari 2009.

56

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 66/79

 

 

Suan. C. G. (2005), Nursing Of Journal, dianduh melaluihttp://app.healthsciencepro.gov.sg/nursing/research-local_research.asp

 pada tanggal 28 Juni 2008.

Sudjana (2002), Metode statistika, Tarsito, Bandung.

Sujono.R (2005), Kepuasan kerja perawat yang profesinal, dianduh melaluihttp://www.Irc-kmpk.ugm.ac.id/id/UP-PDFworking/no.170408.pdf 

 pada tanggal 25 Januari 2009.

Sugiarno (2007), Aspek klinis kekerasan pada anak dan upaya pencegahannya, dianduh melalui http://etd.eprints.kekerasan-pada-anak.umsu.ac.id/907/

 pada tanggal 27 Januari 2009.

Sularyo

 

.P (2005), Kasih sayang wanita dan mencintai anak , dianduh melaluihttp://kaltimpost.web.id/berita/indekx.asp?Berita=prokaltim&id=156

 pada tanggal 23 Januari 2009.

Sunaryo (2002), Psikologi untuk keperawatan, EGC, Jakarta.

Supartini. Y (2004), Konsep dasar keperawatan anak, EGC, Jakarta.

 _______, Y (2006), Profesional student nursing , melalui semarang, dianduhmelalui http://www.blogger.com/profile/04415785990807081648. padatanggal 16 Mei2008.

 _______, Y (2007), Konsep dasar keperawatan anak, dianduh melaluihttp://www.innappni.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=59

 pada tanggal 20 Mei 2008.

Walgito.B (2001), Psikologi sosial (Suatu Pengantar), Penerbit Andi, Yogyakarta

Wong. D. L (2003), Pedoman klinis keperawatan pediatrik, EGC, Jakarta.

 ______, D. L (2005).Wong on web paper Beyond do no harm: Principles of atraumaticcare, dianduh melaluihttp://.mosbydrugconsult.com/wow/op022a.html pada tanggal 20 januari2009

Wozniak (2006), Persepsi Perawat, dianduh melaluilingke/s1/eman/2003/jiunkpe-ns-s1-2003-31499281-626- pemakai_ponsel-chapter2.pdf?page=2&mode=npptic25 pada tanggal 20Mei 2008

57

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 67/79

 

 

35

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 68/79

 

 

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Sri Kurniawati / 071101076 adalah mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai ³Persepsi PerawatTerhadap Prinsip Perawatan Atraumatik pada Anak di Ruang III RSU Dr.

Pirngadi Medan. Penelitian ini juga merupakan salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudara-saudara untuk 

menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan

saudara-saudara untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika

 bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai buktikesukarelaan saudara.

Partisipasi saudara-saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela,

sehingga bebas untuk membebaskan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun.

Identitas pribadi saudaradan semua informasi yang saudara berikan akan

dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi saudara-saudara dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, Januari 2009

Responden

(Sri kurniawati)

36

( )

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 69/79

 

 

¥)

Lampiran 2

Instrumen Penelitian

Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik 

Pada Anak Di Ruang III RSU Dr. Pirngadi Medan

Petunjuk Pengisian :

1. Isian data di bawah ini dengan tepat dan benar. Berilah tanda check list(

 pada pilihan jawaban yang tersedia. Isilah titik-titik jika ada pertanyaan

yang harus di jawab.

2. Bila ada pernyataan yang kurang dimengerti, anda dapat menanyakan

kepada peneliti.

A. Data Demografi1. Nomor Kode (diisi oleh peneliti) :

2. Usia :

3. Jenis kelamin

4. Pendidikan Terakhir 

5. Lama bekerja

6. Jabatan

:

:

:

:

37

Laki-Laki

Perempuan

SPK 

DIII Keperawatan

S1 Keperawatan

Perawat pelaksana

Kepala Ruangan

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 70/79

 

  No Pernyataan Sangat

 

SetujuSetuju Tidak 

SetujuSangat

 

tidak Setuju

1.

Mencegah dampak dari perpisahan

keluargaSelama anak dirawat di rumah sakit, orangtua diperbolehkan untuk tinggal bersama

 

anaknya selama 24 jam (rooming in).2. Selama anak dirawat di rumah sakit,

anggota keluarga yang lain tidak diizinkanuntuk menjenguk anak.

3. Jika tidak mungkin untuk rooming in,orang tua dilarang untuk melihat anaknyayang dirawat.

4. Selama anak dirawat di rumah sakit, gurudan teman sekolah difasilitasi untuk 

 bertemu dengan anak.

5.

Meningkatkan kemampuan orang tua

dalam mengontrol perawatan anak Orang tua diberi kesempatan untuk mengawasi anak bermain selama dirawatdi rumah sakit

6. Orang tua tidak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan dalam perawatan

 

anak 7. Orang tua diberi pendidikan kesehatan

dalam perawatan anak.

8. Orang tua tidak perlu diberi pendidikankesehatan mengenai tanda-tanda darurat

 

 pada anak.

9.

Mencegah atau mengurangi cedera

(injury) dan nyeri (dampak psikologis)

Anak dan orang tua tidak diberi penjelasan

sebelum tindakan perawatan dilakukan.10. Untuk mengurangi nyeri pada anak,

 perawat bercerita (imaginary) terlebihdahulu sebelum melakukan tindakan

 perawatan.

11. Sikap empati ditunjukkan oleh perawat pada saat akan melakukan tindakan yang

B. Kuesioner Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik 

Pada Anak 

38

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 71/79

 

 

menyakitkan pada anak.12. Orang tua tidak boleh mendampingi

anaknya pada saat tindakan perawatandilakukan.

13. Pengalihan perhatian (distraksi) kepada

anak akan memudahkan perawat dalammelakukan tindakan keperawatan.

14.

Tidak melakukan kekerasan pada anak 

Ketika anak mau minum obat atau makan, perawat tidak memaksanya..

15. Ketika tindakan keperawatan pada anak tidak berhasil dilakukan seperti pada

 pengambilan sampel darah, pemasanganIVFD dan lain lain, Perawat bolehmelakukannya berulang-ulang.

16. Pengikatan (restrein) pada anak dapatdilakukan secara terus menerus untuk mempermudah perawat dalam melakukantindakan keperawatan.

17Modifikasi lingkungan fisik 

Modifikasi lingkungan fisik rumah sakitdilakukan untuk mempercepat

 penyembuhan penyakit anak.18. Memberikan ventilasi yang cukup, perlu

dilakukan selama anak dirawat di rumahsakit.

19 Membatasi pengunjung tidak perludilakukan selama anak dirawat di rumahsakit.

20. Ruangan anak tidak perlu dimodifikasidengan gambar-gambar bernuansa bunga,kartun dan lain-lain.

39

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 72/79

 

 

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 25-30

31-36

37-42

43-48

49-54

Total

4

4

10

5

2

25

16,0

16,0

40,0

20,0

8,0

100,0

16,0

16,0

40,0

20,0

8,0

100,0

16,0

32,0

72,0

92,0

100,0

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid SPK 5 20,0 20,0 20,0

D.III Kep 15 60,0 60,0 80,0

S1. Kep 5 20,0 20,0 100,0

Total 25 100,0 100,0

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid perempuan 25 100,0 100,0 100,0

Rentang usia

Jenis kelamin

Pendidikan terakhir 

Lama bekerja

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent PercentValid 2thn

3thn

4thn

6thn

7thn

8thn

9thn

11thn

12thn

13thn

14thn

15thn16thn

18thn

20thn

22thn

24thn

Total

2

1

1

3

1

1

2

1

1

4

1

11

1

1

1

2

25

8,0

4,0

4,0

12,0

4,0

4,0

8,0

4,0

4,0

16,0

4,0

4,04,0

4,0

4,0

4,0

8,0

100,0

8,0

4,0

4,0

12,0

4,0

4,0

8,0

4,0

4,0

16,0

4,0

4,04,0

4,0

4,0

4,0

8,0

100,0

8,0

12,0

16,0

28,0

32,0

36,0

44,0

48,0

52,0

68,0

72,0

76,080,0

84,0

88,0

92,0

100,0

40

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 73/79

 

 

Frequen

cy Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 2thn-6thn 7 28,0 28,0 28,0

7thn-11thn 5 20,0 20,0 48,0

12thn-16thn 8 32,0 32,0 80,0

17thn-21thn 2 8,0 8,0 88,0

22thn-26thn 3 12,0 12,0 100,0

Total 25 100,0 100,0

Frequency PercentValid

Percent

Cumulative

Percent

Valid perawat pelaksana 24 96,0 96,0 96,0

kepala ruangan 1 4,0 4,0 100,0Total 25 100,0 100,0

Rentang lama bekerja

Jabatan

41

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 74/79

 

 

N %

Cases ValidExcluded

(a)Total

10 100,0

0 ,0

10 100,0

Mean Variance Std. Deviation N of Items

60,30 33,344 5,774 20

Reliability

Case Processing Summary

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based

onCronbach's Standardized

 Alpha

,750

Item Statistics

Mean

Items

,747

Std. Deviation

N of Items

20

K1

K2

K3

K4

K5

K6

K7

K8

K9K10

K11

K12

K13

K14

K15

K16

K17

K18

K19

K20

3,70

2,80

2,60

3,40

3,70

2,60

3,30

2,70

2,503,40

3,30

2,70

3,50

2,80

1,90

2,80

3,40

3,50

2,80

2,90

,483

,789

,699

,516

,483

,843

,483

,675

,850,516

,675

1,059

,707

,632

,738

,632

,516

,527

,789

,876

10

10

10

10

10

10

10

10

1010

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

Scale Statistics

42

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 75/79

 

 

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid tidak

2 8,0 8,0 8,0setuju

 

setuju 2 8,0 8,0 16,0

sangat21 84,0 84,0 100,0

 

setuju

 

Total 25 100,0 100,0

Frequency PercentCumulative

Valid Percent Percent

Valid setuju

tidak setuju

sangat tidak

setuju

 

Total

5

15

5

25

20,0

60,0

20,0

100,0

20,0 20,0

60,0 80,0

20,0 100,0

100,0

FrequencyCumulative

Percent Valid Percent Percent

Valid setuju 19

sangat6

setuju

 

Total 25

76,0 76,0 76,0

24,0 24,0 100,0

100,0 100,0

Frequency Table

K1

K2

CumulativeFrequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak setuju

sangat

tidaksetujuTotal

18

7

25

72,0

28,0

100,0

72,0

28,0

100,0

72,0

100,0

K3

K4

K5

CumulativeFrequency Percent Valid Percent Percent

Valid setuju

sangat

setujuTotal

16

9

25

64,0

36,0

100,0

64,0

36,0

100,0

64,0

100,0

K6

43

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 76/79

 

 

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid tidak setuju 21

sangat tidak4

setuju

 

Total 25

84,0

16,0

100,0

84,0

16,0

100,0

84,0

100,0

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid setuju

sangat

setujuTotal

19 76,0 76,0

6 24,0 24,0

76,0

100,0

25 100,0 100,0

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid setuju

sangat

setujuTotal

13 52,0 52,0 52,0

12 48,0 48,0 100,0

25 100,0 100,0

CumulativeFrequency Percent Valid Percent Percent

Valid setuju

tidak setuju

sangat tidak

setujuTotal

2

16

7

25

8,0

64,0

28,0

100,0

8,0

64,0

28,0

100,0

8,0

72,0

100,0

K7

K8

CumulativeFrequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak setuju

sangat tidak

setujuTotal

21

4

25

84,0

16,0

100,0

84,0

16,0

100,0

84,0

100,0

K9

CumulativeFrequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak setuju

sangat tidak

setujuTotal

18

725

72,0

28,0100,0

72,0

28,0100,0

72,0

100,0

K10

K12

44

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 77/79

 

 

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid setuju

tidak setuju

sangat tidak

setuju

 

Total

1 4,0 4,0 4,0

17 68,0 68,0 72,0

7 28,0 28,0 100,0

25 100,0 100,0

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid setuju

sangat

setujuTotal

19 76,0 76,0 76,0

6 24,0 24,0 100,0

25 100,0 100,0

K13

CumulativeFrequency Percent Valid Percent Percent

Valid setuju

sanagt

setujuTotal

20

525

80,0

20,0100,0

80,0

20,0100,0

80,0

100,0

K14

CumulativeFrequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidaksetujusetuju

sangat

setujuTotal

12

9

4

25

48,0

36,0

16,0

100,0

48,0

36,0

16,0

100,0

48,0

84,0

100,0

K15

CumulativeFrequency Percent Valid Percent Percent

Valid sangat setuju

setuju

tidak setuju

sangat tidak

setujuTotal

1

6

11

7

25

4,0

24,0

44,0

28,0

100,0

4,0

24,0

44,0

28,0

100,0

4,0

28,0

72,0

100,0

K16

K17

K18

45

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 78/79

 

 

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent PercentValid setuju

tidak setuju

sangat tidak

setujuTotal

2 8,0 8,0 8,0

21 84,0 84,0 92,0

2 8,0 8,0 100,0

25 100,0 100,0

Frequency PercentCumulative

Valid Percent Percent

Valid tidak setuju

sangat tidak

setuju

 

Total

22

3

88,0

12,0

88,0 88,0

12,0 100,0

25 100,0 100,0

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid setuju

sangat

setujuTotal

19

6

76,0

24,0

76,0

24,0

76,0

100,0

25 100,0 100,0

K19

K20

46

5/12/2018 09E01053 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/09e01053 79/79

 

 

CURICULUM VITAE

 Nama

Tempat / Tanggal Lahir 

Agama

Status

Alamat Rumah

: Sri Kurniawati

: Sungai Limau, 22 Juli 1985

: Islam

: Belum Menikah

: Jl. Utama Gg: Dang Merdu Kel. Bukit Timah KM. 7

Kec. Dumai Barat. Dumai- Riau

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 011 Mekar Sari Dumai

2. MTS Negeri Dumai

3. MA Negeri Dumai

4. Akademi Keperawatan Sehat Binjai

(1991-1997)

(1997-2000)

(2000-2003)

(2003-2006)

5. Program Studi Ilmu Keperawatan FK USU (2007 sampai sekarang)

47