28
1 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH MERGER DAN AKUISISI (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2003-2007) Disusun oleh : TRI ANDY KURNIAWAN NIM. C2A607150 Dosen pembimbing : . Dra. Hj. Endang Tri Widyarti, MM ABSTRACT The era of free trade globalization Asean-China Free Trade aggrement (ACFTA) requires companies to continuously develop the company's strategy in order to maintain its existence and improve their performance, one of them by doing a corporate merger and acquisition action. The aim is to exploit synergies and achieve the expected positive, but a lot of mergers and acquisitions that would not result in financial gain as expected or desired by the company. This is what motivates this study to analyze the effect of mergers and acquisitions on the financial performance of the company whether to increase or decrease. This research was conducted to examine the financial performance of the CR ratio (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), TATO (Total Asset Turn Over Ratio), ROA (Return On Asset), and ROE (Return On Equity). This study takes population from all company that merger and acquisition activity in period 2003-2007. The samples in this study using purposive sampling methode, a sample of 14 companies from the manufacturing category in the period 2003-2007, with the appropriate criteria have been determined, the ratio of data obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The analysis used to test the hypothesis of this research is quantitative analysis with inferential statistical methods with the use of data normality test, Wilcoxon Signed Rank Test and Paired Sample T Test. The test results using the Wilcoxon Signed Rank Test showed that there was no significant difference for all the ratios after the merger and acquisition activity in all periods of observation and testing. But for the ratio of CR (Current ratio) only in the period 2 years before to 2 years after mergers and acquisitions showed significant difference. Based on the description of changes in average (mean) ratio of DER (Debt to Equity Ratio) have increased, but the results are not strong enough to prove the effect of mergers and acquisitions on the financial performance of manufacturing companies Keywords: Mergers and acquisitions, Financial Performance, Wilcoxon Signed Rank Test, Paired Sample T Test

1 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ...eprints.undip.ac.id/28738/1/pdf_jurnal.pdf5 5. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah merger dan akuisisi

  • Upload
    dotruc

  • View
    230

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

1

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAANSEBELUM DAN SETELAH MERGER DAN AKUISISI

(Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2003-2007)

Disusun oleh :

TRI ANDY KURNIAWAN

NIM. C2A607150

Dosen pembimbing : . Dra. Hj. Endang Tri Widyarti, MM

ABSTRACT

The era of free trade globalization Asean-China Free Trade aggrement(ACFTA) requires companies to continuously develop the company's strategy inorder to maintain its existence and improve their performance, one of them bydoing a corporate merger and acquisition action. The aim is to exploit synergiesand achieve the expected positive, but a lot of mergers and acquisitions thatwould not result in financial gain as expected or desired by the company. This iswhat motivates this study to analyze the effect of mergers and acquisitions on thefinancial performance of the company whether to increase or decrease. Thisresearch was conducted to examine the financial performance of the CR ratio(Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), TATO (Total Asset Turn OverRatio), ROA (Return On Asset), and ROE (Return On Equity).

This study takes population from all company that merger and acquisitionactivity in period 2003-2007. The samples in this study using purposive samplingmethode, a sample of 14 companies from the manufacturing category in theperiod 2003-2007, with the appropriate criteria have been determined, the ratioof data obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Theanalysis used to test the hypothesis of this research is quantitative analysis withinferential statistical methods with the use of data normality test, Wilcoxon SignedRank Test and Paired Sample T Test.

The test results using the Wilcoxon Signed Rank Test showed that therewas no significant difference for all the ratios after the merger and acquisitionactivity in all periods of observation and testing. But for the ratio of CR (Currentratio) only in the period 2 years before to 2 years after mergers and acquisitionsshowed significant difference. Based on the description of changes in average(mean) ratio of DER (Debt to Equity Ratio) have increased, but the results are notstrong enough to prove the effect of mergers and acquisitions on the financialperformance of manufacturing companies

Keywords: Mergers and acquisitions, Financial Performance, WilcoxonSigned Rank Test, Paired Sample T Test

2

I

PENDAHULUAN

Memasuki era globalisasi perdagangan bebas Asean-China Free Trade

Aggrement (ACFTA), persaingan usaha antar perusahaan semakin ketat, sehingga

menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan supaya

dapat mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu

usaha untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat dikatakan Payamta (2004)

adalah dengan ekspansi. Ekspansi internal terjadi pada saat divisi-divisi yang ada

dalam perusahaan tumbuh secara normal melalui capital budgeting. Sedangkan

ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha.

Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger,

akuisisi, dan konsolidasi. Di Inggris, Sudarsanam (1999, h. 2) menyatakan

terjadinya puncak kegiatan pengambilalihan terlihat jelas mulai pada tahun 1968,

1972 dan 1989, karena alasan pasar modal di Inggris mengalami fase spekulasi

atas kenaikan harga (bull phase). Di Indonesia sendiri menurut Payamta (2004)

aktivitas merger dan akuisisi mulai marak dilakukan seiring dengan majunya

pasar modal di Indonesia. Isu merger dan akuisisi hangat dibicarakan oleh para

pengamat ekonomi, ilmuwan maupun praktisi bisnis sejak tahun 1990-an.

Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi dijelaskan oleh

Bengtsson (1994, h. 13) adalah untuk mengeksploitasi sinergi dimana sinergi bisa

jadi gagasan yang tidak masuk akal namun dapat dilakukan jika mampu

mengkombinasikan bidang antar perusahaan seperti alih teknologi, pengetahuan

pemasaran, penelitian dan pengembangan, pemotongan biaya, harmonisasi

produk, serta penggunaan sumber daya yang lebih optimum, selanjutnya

meningkatkan dan melindungi pasar, memperkuat bisnis utama dan untuk

mencapai ukuran critical mass-competiteve. Selain itu, Simanjuntak (dikutip dari

Prasanna Chandra, 2001, h. 914) menyatakan alasan ekonomi yang utama dari

merger adalah nilai (value) perusahaan hasil merger diharapkan lebih besar dari

jumlah nilai mandiri dari perusahaan-perusahaan yang bergabung (merger).

3

Banyak merger dan akuisisi dilakukan karena diharapkan adanya

penyatuan sumber daya komplementer antar dua perusahaan yang akan

memungkinkan terciptanya sinergi dan keunggulan kompetetif yang terus

menerus pada perusahaan yang baru dibentuk.

Meskipun popular dan penting, baik bagi perusahaan besar maupun kecil,

banyak akuisisi yang tidak menghasilkan keuntungan finansial seperti yang

diharapkan oleh perusahaan. Menurut Januar Eko (dikutip dari Suta, 1992)

keputusan merger dan akuisisi selain membawa manfaat juga tidak terlepas dari

permasalahan diantaranya biaya untuk melaksanakan merger dan akuisisi sangat

mahal dan hasilnyapun belum pasti sesuai dengan apa yang diharapkan. Hitt,

Harrison, dan Duane (2002, h. 3) menyatakan, terdapat penelitian yang dilakukan

oleh Mc Kinsey&Co menemukan bahwa kira-kira 60% dari akuisisi yang diteliti

tidak bisa menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada biaya modal

tahunan yang diperlukan untuk membayar akuisisi tersebut dan penelitian lainnya

menunjukkan sejumlah akuisisi (30%-40%) pada akhirnya dijual karena justru

menimbulkan kerugian investasi.

Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk melihat pengaruh

merger dan akuisisi terhadap perusahaan, namun hasilnya tidak selalu konsisten.

Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja

keuangan di Indonesia diantaranya adalah Djayani Nurdin (1996) menganalisis

dimana terdapat perbedaan kinerja keuangan oleh rasio-rasio keuangan

perusahaan, rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas sebelum dan setelah

melakukan akuisisi, kegiatan akuisisi berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan. Sementara itu Agunan P. Samosir (2003) yang melakukan kajian

terhadap kinerja Bank Mandiri menunjukkan setelah merger justru tidak

berdampak positif atau dikatakan tidak sehat jika dilihat dari rasio keuangannya.

Kemudian Payamta dan Setiawan (2004) mengemukakan bahwa, rasio keuangan

dua tahun sebelum dan setelah merger dan akuisisi tidak mengalami perbedaan

secara signifikan, sedangkan abnormal return perusahaan sebelum setelah merger

dan akuisisi positif, namun setelah merger dan akuisisi menjadi negatif.

4

Penelitian yang dilakukan Sutrisno dan Sumarsih (2004) meneliti return

saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam jangka panjang

menunjukkan hasilnya bahwa merger dan akuisisi memberi pengaruh pada return

saham yang bisa bernilai positif dan negatif walaupun tidak signifikan secara

statistik, dengan jangka waktu pengamatan satu tahun sebelum dan dua tahun

setelah merger dan akuisisi. Penelitian yang dilakukan Hendro Widjanarko (2006)

juga menunjukkan tidak adanya perubahan yang signifikan dari kinerja keuangan

perusahaan dua tahun sebelum dan dua tahun setelah merger dan akuisisi.

Penelitian Januar Eko Prasetyo (2007) mengenai dampak merger dan akuisisi

terhadap cash flow disimpulkan tidak ada perbedaan kinerja cash flow untuk tahun

sebelum dan setelah, namun untuk satu tahun sebelum dan tiga tahun setelah

merger dan akuisisi memberikan indikasi adanya perbedaan yang signifikan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diketahui terdapat beberapa permasalahan

yaitu ketidaksesuaian antara teori dengan kenyataan yang terjadi di lapangan

(fenomena gap) dan juga perbedaan hasil yang tidak selalu konsisten (research

gap), bahwa pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan

tampaknya menunjukkan hasil yang berbeda-beda sehingga dari perbedaan

tersebut dapat ditarik pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan

setelah merger dan akuisisi berdasarkan rasio keuangan current ratio?

2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan

setelah merger dan akuisisi berdasarkan rasio keuangan debt to equity

ratio?

3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan

setelah merger dan akuisisi berdasarkan rasio keuangan total asset turn

over ratio?

4. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan

setelah merger dan akuisisi berdasarkan rasio keuangan return on

asset?

5

5. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan

setelah merger dan akuisisi berdasarkan rasio keuangan return on

equity?

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Untuk menganalisis apakah kinerja perusahaan yang diukur dengan

rasio keuangan current ratio mengalami perbedaan setelah

perusahaan melakukan merger dan akuisisi.

2. Untuk menganalisis apakah kinerja perusahaan yang diukur dengan

rasio keuangan debt to equity ratio mengalami perbedaan setelah

perusahaan melakukan merger dan akuisisi.

3. Untuk menganalisis apakah kinerja perusahaan yang diukur dengan

rasio keuangan total asset turn over ratio mengalami perbedaan

setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi.

4. Untuk menganalisis apakah kinerja perusahaan yang diukur dengan

rasio keuangan return on asset mengalami perbedaan setelah

perusahaan melakukan merger dan akuisisi.

5. Untuk menganalisis apakah kinerja perusahaan yang diukur dengan

rasio keuangan return on equity mengalami perbedaan setelah

perusahaan melakukan merger dan akuisisi.

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagi investor. Investor dapat mengetahui pengaruh akibat

perusahaan dalam melakukan merger dan akuisisi terhadap

fundamental perusahaan melalui kinerja keuangannya.

2. Bagi manajer. Memberikan pertimbangan dalam hal pengambilan

keputusan merger dan akuisisi sebagai strategi perusahaan lebih

lanjut.

3. Memberikan pengetahuan dan kajian kepada khalayak umum dan

para akademisi mengenai permasalahan yang dihadapi perusahaan

yang melakukan merger dan akuisisi.

6

II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu

Merger dan akuisisi merupakan istilah yang umum digunakan dalam aksi

sebuah atau beberapa perusahaan dalam melakukan ekspansi bisnis.

Akbarwati (dalam Associate Analyst Vibiz Research Center, 2010) menyatakan

perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai

efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau

profit perusahaan. Merger dan akuisisi atau penggabungan usaha merupakan salah

satu bentuk restrukturisasi perusahaan, dalam dunia bisnis khususnya korporasi

istilah merger dan akuisisi merupakan istilah yang tidak asing lagi.

Alasan Melakukan Merger dan Akuisisi

Menurut Simanjuntak (dikutip dari Prasana Chandra, 2001, h. 914)

menyatakan bahwa alasan ekonomi yang utama dari merger adalah nilai (value)

perusahaan hasil merger diharapkan lebih besar dari jumlah nilai mandiri.

Sedangkan Brigham (2001) menyatakan bahwa sinergi merupakan alasan utama

perusahaan melakukan merger dan akuisisi. Pengaruh sinergi sendiri bisa timbul

dari empat sumber, yaitu (1) Penghematan operasi; (2) Penghematan keuangan;

(3) Perbedaan efisiensi dan (4) Peningkatan penguasaaan pasar akibat

berkurangnya persaingan. Sedangkan alasan lain yang mendukung digunakannya

strategi akuisisi secara aktif diungkapkan oleh Hitt (2001, h.296-305) adalah

meningkatkan kekuatan pasar, mengatasi hambatan untuk memasuki pasar, biaya

pengembangan produk baru, meningkatkan kecepatan memasuki pasar, risiko

lebih rendah dibandingkan dengan pengembangan produk baru, meningkatkan

diversifikasi, membentuk kembali jangkauan kompetitif perusahaan.

Motif lain dari merger menurut Agunan P. Samosir (2003) adalah

diversifikasi. Pada dasarnya diversifikasi dimaksudkan untuk meminimalkan

risiko.

7

Masalah Dalam Merger dan Akuisisi

Menurut Payamta (dikutip dari Suta, 1992) keputusan merger dan akuisisi

selain membawa manfaat juga tidak terlepas dari permasalahan diantaranya biaya

untuk melaksanakan merger dan akuisisi sangat mahal dan hasilnyapun belum

pasti sesuai dengan apa yang diharapkan. Disamping memiliki alasan untuk

melakukan merger dan akuisisi, Hitt (2001, h. 308) menyatakan adanya kesulitan

integrasi, evaluasi sasaran yang tidak memadai, utang yang besar atau luar biasa,

ketidakmampuan untuk mencapai sinergi, terlalu banyak diversifikasi, manajer

terlalu fokus pada merger dan akuisisi.

Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk melihat pengaruh

merger dan akuisisi terhadap perusahaan. Namun dari beberapa penelitian

menunujukan hasilnya yang tidak selalu konsisten. Djayani Nurdin (1996)

menganalisa kinerja keuangan sebelum dan setelah merger dan akuisisi pada

perusahaan yang go public tahun 1989-1992, dengan meneliti sampel sebanyak 40

perusahaan menunjukkan hasil dimana terdapat perbedaan kinerja keuangan yang

digambarkan oleh rasio-rasio keuangan meliputi rentabilitas, likuiditas, dan

solvabilitas pada perusahaan sebelum dan setelah melakukan akuisisi, kegiatan

akuisisi pada penelitian tersebut berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

Agunan P. Samosir (2003) melakukan kajian terhadap kinerja keuangan

dan tingkat efisiensi pada Bank Mandiri menunjukkan kinerja Bank Mandiri

setelah merger tidak berdampak positif atau dapat dikatakan tidak sehat jika

dilihat dari rasio keuangan yang telah ditlitinya. Lebih lanjut Agunan P. Samosir

mengatakan merger tidak selalu menciptakan efisiensi, walaupun peningkatan

total aktiva dapat mencapai skala ekonomis, belum cukup untuk menciptakan

efisiensi Bank Mandiri. Kajian ini dilakukan pada merger bank Mandiri sejak

1998-2001 dengan indikator rasio keuangannya adalah Return on Assets (ROA),

Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt to Total Assets

Ratio (DTAR).

8

Payamta dan Setiawan (2004) meneliti bahwa rasio keuangan perusahaan

sebelum dan setelah merger dan akuisisi dengan sampel 16 perusahaan manuaktur

publik tahun periode 1990-1996. Indikator rasio keuangan yang digunakan adalah

rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas. Hasil penelitian

menunjukkan tidak mengalami perbedaan secara signifikan, kecuali beberapa

rasio yang diuji secara parsial, Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover,

Return On Investment, Return On Equity, Net Profit Margin, Operating Profit

Margin, Total Asset to Debt, Net Worth to Debt yang mengalami penurunan

signifikan setelah merger dan akuisisi. Sedangkan abnormal return perusahaan

sebelum setelah merger dan akuisisi positif, namun setelah pengumuman merger

dan akuisisi justru menjadi negatif. Hasil penelitian ini memberikan indikasi

bahwa tujuan ekonomis dilakukannya merger dan akuisisi tidak tercapai.

Sutrisno dan Sumarsih (2004) meneliti dampak jangka panjang merger dan

akuisisi terhadap pemegang saham di BEJ dengan perbandingan akuisisi interal

dan eksternal, sampel perusahaan yang digunakan pada penelitian Sutrisno dan

Sumarsih ini sebanyak 11 perusahaan pada tahun 1999- 2001dengan data yang

digunakan 12 bulan sebelum merger dan akuisisi dan 24 bulan setelah merger dan

akuisisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang akuisisi

memiliki dampak terhadap kemakmuran pemegang saham yang melakukan

akuisisi, hasil menunjukkan tidak banyak menunjukkan nilai yang signifikan.

Lebih lanjut lanjut hasil selanjutnya menunjukkan bahwa adanya akuisisi internal

maupun eksternal pada saham ternyata tidak memberikan pengaruh signifikan

dalam hal nilai AAR (Average Abnormal Return) dan CAAR (Cumulative Average

Abnormal Return ) perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.

Penelitian yang dilakukan Hendro Widjanarko (2006) pada perusahaan

yang melakukan merger dan akuisisi dua tahun sebelum dan dua tahun setelah

merger dan akuisisi pada tahun 1998-2002. Perusahaan sampel yang digunakan

sebanyak 9 perusahaan manufaktur dengan indikator rasio keuangan yang

digunakan adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Gross Profit

Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), Debt

to Equity Ratio (DER). Hasil analisa deskriptif menunjukkan 3 rasio keuangan

9

(ROE, OPM, dan DER) mengalami peningkatan dan 3 rasio keuangan (ROA,

GPM, dan NPM) mengalami penurunan. Lebih lanjut berdasarkan analisa statistik

rasio ROA, ROE, OPM, GPM, NPM, dan DER tidak mengalami peningkatan yang

signifikan antara masa sebelum merger dan akuisisi, dibanding masa setelah

merger dan akuisisi sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan pada tingkat kinerja perusahaan manufaktur

Januar Eko Prasetyo (2007) meneliti mengenai dampak merger dan

akuisisi terhadap cash flow operasi pada perusahaan yang melakukan merger dan

akuisisi selama tahun 1998-2000. Dengan sampel penelitian sebanyak 16 populasi

dengan periode 3 tahun sebelum dan 3 tahun setelah merger dan akuisisi.

Penelitian ini menyimpulkan tidak ada perbedaan kinerja perusahaan disimpulkan

tidak ada perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dari operational cash flow

untuk tahun sebelum dan setelah merger dan akuisisi, kecuali untuk satu tahun

sebelum dan tiga tahun setelah merger dan akuisisi yang memberikan indikasi

adanya perbedaan yang signifikan, namun perbedaan tersebut sifatnya temporer

dan tidak konsisten.

Berdasarkan uraian yang ada, maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran

dari pengaruh sebelum dan setelah merger dan akuisisi terhadap kinerja

perusahaan serta berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan teoritis

dan kerangka pemikiran diatas maka dapat disusun hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut :

Ha1: Tingkat current ratio perusahaan sebelum merger dan akuisisi berbeda

dengan setelah merger dan akuisisi.

Ha2: Tingkat debt to equity ratio perusahaan sebelum merger dan akuisisi berbeda

dengan setelah merger dan akuisisi.

Ha3: Tingkat total asset turn over ratio perusahaan sebelum merger dan akuisisi

berbeda dengan setelah merger dan akuisisi.

Ha4: Tingkat return on asset perusahaan sebelum merger dan akuisisi berbeda

dengan setelah merger dan akuisisi.

Ha5: Tingkat return on equity perusahaan sebelum merger dan akuisisi berbeda

dengan setelah merger dan akuisisi.

10

III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Variabel

Merger didefinisikan oleh Hitt (2001, h. 295), sebuah strategi dimana dua

perusahaan setuju untuk menyatukan kegiatan operasionalnya dengan basis yang

relatif seimbang, karena mereka memiliki sumber daya dan kapabilitas yang

secara bersama-sama dapat menciptakan keunggulan kompetetif yang lebih kuat.

Akuisisi menurut Hitt (2001, h. 295) adalah strategi yang melaluinya suatu

perusahaan membeli hak untuk mengontrol atau 100 persen kepemilikan terhadap

perusahaan lain degan tujuan untuk menggunakan kompetensi inti perusahaan itu

secara efektif, dengan cara menjadikan perusahaan yang diakuisisi itu sebagai

bagian dari bisnis dalam portofolio perusahaan yang mengakuisisi.

Penilaian kinerja menurut Setyasih (2009) adalah penentuan efektifitas

operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik.

Pengukuran kinerja perusahaan sebelum dan setelah merger dan akuisisi

pada penelitian ini menggunakan rasio keuangan, adalah rasio likuiditas

menggunakan Current ratio, rasio leverage menggunakan Debt to equity ratio,

rasio aktivitas menggunakan Total asset turn over ratio, dan rasio profitabilitas

menggunakan ROA dan ROE.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik

yang melakukan kegiatan merger dan akuisisi dan terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dengan rentang waktu antara tahun 2003-2007. Sampel dipilih

dengan menggunakan purposive sampling dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan kegiatan merger

dan akuisisi pada periode tahun 2003-2007 serta tidak melakukan kegiatan

merger dan akuisisi lebih dari satu kali selama periode pengamatan, yaitu

selama 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi.

11

2. Terdapat data laporan keuangan perusahaan untuk 2 tahun sebelum dan 2

tahun setelah merger dan akuisisi.

Dalam industri manufaktur terdapat 22 sektor industri dan populasi 193

perusahaan. Berdasarkan ketentuan diatas maka dari populasi sebanyak 193

perusahaan, kemudian diperoleh jumlah perusahaan yang melakukan merger dan

akuisisi adalah 32 perusahaan dan selanjutnya sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 14 perusahaan untuk periode 2003-2007.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber

data laporan keuangan perusahaan sampel berasal dari buku Indonesian Capital

Market Directory dan Database Pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro dan sumber lainnya bila tidak lengkap.

Metode Pengumpulan Data

Metode ini dilakukan dengan mencatat atau mengumpulkan dan

memepelajari data yang tercantum pada ICMD yang berupa data laporan

keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.

Metode Analisis

Untuk tercapainya tujuan dalam penelitian ini, maka metode yang

digunakan adalah model analisis Paired Sample T Test dan atau Wilcoxon Signed

Rank tergantung dengan distribusi datanya, analisis dilakukan dengan

menggunakan software SPSS 16.0. Sebelumnya data yang terkumpul akan

dianalisis secara bertahap dengan pertama dilakukan pengujian statistik dengan uji

distribusi normal dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Kemudian

selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis parsial menggunakan uji analisis Paired

Sample T Test apabila data berdistribusi normal dan model uji analisis Wilcoxon

Signed Rank apabila data berdistribusi tidak normal. Untuk tingkat signifikansi

atau nilai alfa (), menurut Ghozali (2002) nilai alfa yang umum dipakai adalah

0,05 dan 0,01, pada penelitian ini ditetapkan tingkat signifikansi untuk seluruh

pengujian adalah sebesar 0,05 atau (5%).

12

Sumber : Data sekunder dan ICMD tahun 2003-2007 (data diolah)

IV

HASIL DAN ANALISIS

Dalam penelitian ini menggunakan data 2 tahun sebelum dan 2 tahun

setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi. Penelitian ini membandingkan

antara rasio-rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to equity ratio,

total asset turn over, return on asset dan return on equity sebelum dan setelah

merger dan akuisisi.

Berdasarkan data rasio keuangan yang diperoleh dapat ditampilkan

analisis dekriptif berdasarkan besarnya perubahan nilai rata-rata (mean) variabel

pada keseluruhan perusahaan sebelum dan setelah merger dan akuisisi sebagai

berikut:

Tabel 4.4

Perubahan rata-rata (mean) rasio variabel keuangan 14 perusahaan sebelum

dan setelah merger dan akuisisi pada periode 2003-2007

Variabel

Rata-rata (mean)sebelum merger

dan akuisisi

Rata-rata(mean) setelah

merger danakuisisi

SelisihMean Keterangan

CR 0.038571 -0.06 -0.09857 TurunDER -1.655 0.067857 1.722857 Naik

TATO 0.048571 -0.22 -0.26587 TurunROA 0.265 0.004286 -0.26071 TurunROE 15.53 -0.89286 -16.4229 Turun

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa perubahan nilai rata-rata (mean) yang

menunjukkan adanya peningkatan hanya pada variabel Debt to equity ratio (DER)

jika dilihat dari keseluruhan rata-rata (mean) keseluruhan perusahaan yang

dijadikan sampel pada penelitian ini. Sedangkan variabel keuangan yang

mengalami penurunan adalah Current ratio (CR), Total asset turn over ratio

(TATO), Return on asset (ROA) dan Return on equity (ROE).

13

Sumber : Output SPSS 16.0 data diolah

Kemudian pengujian normalitas data penelitian ini menggunakan uji

Kolmogorof-Smirnov dengan software SPSS 16.0 menunjukkan beberapa variabel

berdistribusi normal dan tidak normal, dengan distribusi tidak normal dimana

menujukan nilai tingkat signifikan kuang dari 5% (0.05) lebih dominan. Dari hal

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata data rasio keuangan berdistribusi

tidak normal.

Pengujian Hipotesis

4.2.3.1.1 Uji Wilcoxon Signed Rank Test Periode 2 Tahun Sebelum dan 1

Tahun Setelah Merger dan Akuisisi

Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk periode 2 tahun sebelum dan 1

tahun setelah melakukan merger dan akuisisi diuraikan pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6

Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk 2 tahun sebelum dan 1 tahunsetelah merger & akuisisi 14 perusahaan pada periode 2003-2007

Variabel ZAsymp. Sig. (2-

tailed) KesimpulanCR -1.572 0.116 0.05 Ditolak

DER -1.572 0.875 0.05 DitolakTATO -1.098 0.272 0.05 DitolakROA -1.538 0.124 0.05 DitolakROE -0.596 0.551 0.05 Ditolak

4.2.3.1.2 Uji Wilcoxon Signed Rank Test Periode 2 Tahun Sebelum dan 2

Tahun Setelah Merger dan Akuisisi

Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk periode 2 tahun sebelum dan 2

tahun setelah melakukan merger dan akuisisi diuraikan pada tabel 4.7 berikut :

14

Sumber : Output SPSS 16.0 data diolah

Sumber : Output SPSS 16.0 data diolah

Sumber : Output SPSS 16.0 data diolah

Tabel 4.7

Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk 2 tahun sebelum dan 2 tahunsetelah merger & akuisisi 14 perusahaan pada periode 2003-2007

Variabel ZAsymp. Sig. (2-

tailed) KesimpulanCR -2.04 0.041 0.05 Diterima

DER -0.345 0.73 0.05 DitolakTATO -0.659 0.51 0.05 DitolakROA -1.35 0.177 0.05 DitolakROE -0.282 0.778 0.05 Ditolak

Tabel 4.8

Hasil uji Paired Sample T Test variabel TATO untuk 2 tahun sebelum dan 2tahun setelah merger & akuisisi 14 perusahaan pada periode 2003-2007

VariabelStd.

DeviationAsymp. Sig. (2-

tailed) KesimpulanTATO 0.489 0.530 0.05 Ditolak

4.2.3.1.3 Uji Wilcoxon Signed Rank Test Periode 1 Tahun Sebelum dan 1

Tahun Setelah Merger dan Akuisisi

Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk periode 2 tahun sebelum dan 1

tahun setelah melakukan merger dan akuisisi diuraikan pada tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9

Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk 1 tahun sebelum dan 1 tahunsetelah merger & akuisisi 14 perusahaan pada periode 2003-2007

Variabel ZAsymp. Sig. (2-

tailed) KesimpulanCR -1.412 0.158 0.05 Ditolak

DER -1.193 0.233 0.05 DitolakTATO -0.035 0.972 0.05 DitolakROA -0.031 0.975 0.05 DitolakROE -0.094 0.925 0.05 Ditolak

15

Sumber : Output SPSS 16.0 data diolah

Sumber : Output SPSS 16.0 data diolah

4.2.3.1.4 Uji Wilcoxon Signed Rank Test Periode 1 Tahun Sebelum dan 2

Tahun Setelah Merger dan Akuisisi

Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk periode 2 tahun sebelum dan 1

tahun setelah melakukan merger dan akuisisi diuraikan pada tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10

Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk 1 tahun sebelum dan 2 tahunsetelah merger & akuisisi 14 perusahaan pada periode 2003-2007

Variabel ZAsym. Sig. (2-

tailed) KesimpulanCR -1.475 0.14 0.05 Ditolak

DER -0.91 0.363 0.05 DitolakTATO -0.14 0.889 0.05 DitolakROA -0.22 0.826 0.05 DitolakROE -0.22 0.826 0.05 Ditolak

Tabel 4.11

Hasil uji Paired Sample T Test variabel TATO untuk 1 tahun sebelum dan 2tahun setelah merger & akuisisi 14 perusahaan pada periode 2003-2007

VariabelStd.

DeviationAsymp. Sig. (2-

tailed) KesimpulanTATO 0.534 0.806 0.05 Ditolak

Dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk variabel CR,

DER, TATO, ROA dan ROE dan uji Paired Sample T Test untuk variabel TATO

pada periode 2 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah dan 1 tahun sebelum dengan

2 tahun setelah merger dan akuisisi, dengan tingkat signifikansi 5% (0.05)

menunjukkan bahwa hampir seluruh rasio keuangan setelah merger dan akuisisi

yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengalami perbedaan signifikan

dibandingkan dengan sebelum dilakukannya merger dan akuisisi. Namun pada

saat pengujian 2 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah merger dan akuisisi

16

Sumber: Rekap output SPSS 16.0 data diolah

menunjukkan ditemukannya adanya perbedaan yang signifikan pada variabel

Current Ratio dengan nilai signifikansi sebesar 0.041.

Hasil yang sama juga ditunjukkan pada pengujian menggunakan uji

hipotesis dengan nilai Z hitung dan Z tabel. Berikut hasil uji hipotesis

menggunakan nilai Z hitung dan Z tabel. Berikut hasil uji hipotesis menggunakan

nilai Z hitung dan Z tabel.

Tabel 4.13

Rangkuman hasil uji Hipotesis menggunakan nilai Z hitung dan Z tabel14 perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada periode 2003-2007

Periode Variabel Z Hitung Z tabel Keterangan2 Tahun

Sebelum dan 1Tahun Setelah

Merger danAkuisisi

CR -1.572 1.96 Ha1 DitolakDER -1.572 1.96 Ha2 Ditolak

TATO -1.098 1.96 Ha3 DitolakROA -1.538 1.96 Ha4 DitolakROE -0.596 1.96 Ha5 Ditolak

2 TahunSebelum dan 2Tahun Setelah

Merger danAkuisisi

CR -2.04 1.96 Ha1 DiterimaDER -0.345 1.96 Ha2 Ditolak

TATO 0.489 1.96 Ha3 DitolakROA -1.35 1.96 Ha4 DitolakROE -0.282 1.96 Ha5 Ditolak

1 TahunSebelum dan 1Tahun Setelah

Merger danAkuisisi

CR -1.412 1.96 Ha1 DitolakDER -1.193 1.96 Ha2 Ditolak

TATO -0.035 1.96 Ha3 DitolakROA -0.031 1.96 Ha4 DitolakROE -0.094 1.96 Ha5 Ditolak

1 TahunSebelum dan 2Tahun Setelah

Merger danAkuisisi

CR -1.475 1.96 Ha1 DitolakDER -0.91 1.96 Ha2 Ditolak

TATO 0.534 1.96 Ha3 DitolakROA -0.22 1.96 Ha4 DitolakROE -0.22 1.96 Ha5 Ditolak

Berdasarkan hasil uji diatas untuk selanjutnya dapat dilakukan

pembahasan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dan

interpretasinya, adalah sebagai berikut :

17

Ha1: Tingkat current ratio perusahaan sebelum merger dan akuisisi berbeda

dengan setelah merger dan akuisisi

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Wilcoxon Siged Rank Test

rasio lancar (current ratio) menunjukkan hanya pada periode 2 tahun sebelum

dengan 2 tahun setelah merger dan akuisisi Ha1 diterima dengan nilai Sig. 0.041

(0.05) dan nilai Z hitung yang lebih besar dari Z Tabel, artinya ada perbedaan

dan pengaruh positif signifikan sebelum dan setelah merger dan akuisisi terhadap

kinerja keuangan, namun dengan hanya diterimanya Ha1 pada satu periode maka

dapat dikatakan pengaruh positif yang menunjukkan perbedaan kinerja setelah

merger dan akuisisi hanya bersifat sementara (temporer) tidak cukup kuat untuk

menyatakan bahwa kinerja perusahaan setelah merger dan akuisisi mengalami

perbaikan, sehingga secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan dan tidak signifikan tingkat current ratio sebelum dan setelah

merger dan akuisisi. Hasil ini konsisten dengan penelitian Januar Eko Praseto

(2007) mengenai dampak merger dan akuisisi terhadap cash flow perusahaan

dimana hanya pada periode tertentu terdapat perbedaan signifikan namun secara

keseluruhan disimpulkan tidak ada perbedaan kinerja untuk sebelum dan setelah

merger dan akuisisi.

Hasil ini menunjukkan bahwa setelah merger dan akuisisi jumlah aktiva

yang bertambah banyak adalah aktiva tetapnya sedangkan jumlah aktiva lancarnya

tidak begitu besar, dan dilihat dari laporan neraca keuangan perusahaan setelah

merger dan akuisisi menunjukkan memang kewajiban lancar setelah merger dan

akuisisi perusahaan rata-rata meningkat lebih cepat dibandingkan aktiva lancarnya

yang mengakibatkan rasio lancar menurun

Ha2: Tingkat debt to equity ratio perusahaan sebelum merger dan akuisisi

berbeda dengan setelah merger dan akuisisi

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Wilcoxon Siged Rank Test

rasio debt to equity ratio menunjukkan pada semua periode sebelum dan setelah

merger dan akuisisi memiliki nilai Sig. lebih besar dari nilai Sig. yang ditetapkan

sebesar 5% (0.05) dan nilai Z hitung yang lebih kecil dari nilai Z tabel, artinya

18

secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dan tidak

signifikan tingkat debt to equity ratio sebelum dan setelah merger dan

akuisisi. Hasil ini sejalan dengan penelitian Agunan P. Samosir (2003) dimana

secara keseluruhan tidak berdampak positif terhadap kinerja perusahaan.

Disini menunjukkan perusahaan lebih banyak menggunakan dana yang

berasal dari luar/hutang untuk membiayai operasional perusahaan dan atau

transaksi dalam kegiatan merger dan akuisisi, dana yang dipergunakan untuk

membiayai merger dan akuisisi membutuhkan banyak biaya, sehingga tidak

terjadi perubahan signifikan pada leverage perusahaan.

Ha3: Tingkat total asset turn over ratio perusahaan sebelum merger dan

akuisisi berbeda dengan setelah merger dan akuisisi

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Wilcoxon Siged Rank Test

pada semua periode kecuali pada periode 2 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah

dan 1 tahun sebelum dengan 2 tahun setelah merger dan akuisisi yang diuji

dengan metode uji Paired Sample T Test menunjukkan pada semua periode

sebelum dan setelah merger dan akuisisi memiliki nilai Sig. lebih besar dari nilai

Sig. yang ditetapkan sebesar 5% (0.05) dan nilai Z hitung yang lebih kecil dari

nilai Z tabel, artinya secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan dan tidak signifikan tingkat total asset turn over ratio sebelum dan

setelah merger dan akuisisi. Hasil ini konsisten dengan penelitian Payamta dan

Setiawan (2004) dimana rasio total asset turn over mengalami penurunan dan

secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan tidak mengalami perbedaan

secara signifikan.

Hasil ini dimungkinkan karena rata-rata kenaikan penjualan sebanding

dengan kenaikan dari perputaran total aktivanya, sehingga rasio perputaran total

aktiva (total asset turn over ratio) tidak terlalu berpengaruh signifikan serta

menunjukkan indikasi perusahaan tidak efektif/seimbang dalam memanfaatkan

semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya dalam hal ini perputaran asset

yang dimiliki.

19

Ha4: Tingkat return on asset perusahaan sebelum merger dan akuisisi

berbeda dengan setelah merger dan akuisisi

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Wilcoxon Siged Rank Test

rasio return on asset menunjukkan pada semua periode sebelum dan setelah

merger dan akuisisi memiliki nilai Sig. lebih besar dari nilai Sig. yang ditetapkan

sebesar 5% (0.05) dan nilai Z hitung yang lebih kecil dari nilai Z tabel, artinya

secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dan tidak

signifikan tingkat return on asset sebelum dan setelah merger dan akuisisi.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Payamta dan Setiawan (2004) dan Hendro

Widjanarko (2006) yang menunjukkan rasio return on asset mengalami

penurunan. Hasil konsisten juga ditunjukan oleh penelitian Agunan P. Samosir

(2003), dimana rasio return on asset menunjukkan setelah merger justru tidak

berdampak positif.

Kondisi return on asset yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang

signifikan ini terjadi dimungkinkan karena perusahaan belum mampu mencapai

efektivitas yang tinggi dalam memperbaiki profitabilitas perusahaan dalam hal

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya setelah

merger dan akuisisi. Dan lemahnya strategi serta kurangnya pengalaman dalam

melakukan merger dan akuisisi juga dimungkinkan sebagai penyebabnya.

Ha5: Tingkat return on equity perusahaan sebelum merger dan akuisisi

berbeda dengan setelah merger dan akuisisi.

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Wilcoxon Siged Rank Test

rasio return on equity menunjukkan pada semua periode sebelum dan setelah

merger dan akuisisi memiliki nilai Sig. lebih besar dari nilai Sig. yang ditetapkan

sebesar 5% (0.05) dan nilai Z hitung yang lebih kecil dari nilai Z tabel, artinya

secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dan tidak

signifikan tingkat return on equity sebelum dan setelah merger dan akuisisi.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Agunan P. Samosir (2003), dimana return on

equity menunjukkan setelah merger justru tidak berdampak positif.

20

Hasil ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terjadi

dimungkinkan karena perusahaan belum mampu secara optimal memanfaatkan

modal sendiri untuk menghasilkan laba maksimal. Dan ketergantungan terhadap

modal sendiri dimungkinkan juga sebagai penyebab tidak adanya perubahan yang

menyebabkan kurangnya peningkatan operasional yang akhirnya laba perusahaan

tidak mengalami perubahan signifikan.

21

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan penelitian yang dilakukan,

dan seperti yang dikemukakan sebelumnya pada bab IV, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa keseluruhan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan

metode Wilcoxon Signed Rank Test dan Paired Sample T Test terhadap variabel-

variabel rasio yang digunakan menunjukkan hasil tidak ada perbedaan dan tidak

signifikan. Berikut penjelasan kesimpulan masing-masing variabel rasio keuangan

yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Current Ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban-kewajiban lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva

lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan

untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio ini

memiliki perbandingan 1:1 atau 100% lebih, ini berarti bahwa aktiva

lancar dapat menutupi semua utang lancar. Namun berdasarkan data

deskriptif perubahan nilai rata-rata (mean) Current Ratio pada

penelitian ini menunjukkan adanya penurunan setelah merger dan

akuisisi. Kemudian berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama pada

variabel current ratio yang diuji dengan metode Wilcoxon Signed Rank

Test menunjukkan hanya pada periode 2 tahun sebelum dengan 2 tahun

setelah merger dan akuisisi memilki perbedaan kinerja, sedangkan

periode lainnya tidak ada perbedaan dan tidak signifikan antara

sebelum dan setelah merger dan akuisisi.

2. Debt to Equity Ratio menggambarkan sejauhmana modal pemilik

dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar, semakin kecil rasio

ini semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika

jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama,

namun bagi pemegang saham atau menajemen perusahaan rasio ini

22

sebaiknya adalah besar. Berdasarkan data deskriptif perubahan nilai

rata-rata (mean) Debt to Equity Ratio pada penelitian ini menunjukkan

adanya kenaikan setelah merger dan akuisisi. Kemudian berdasarkan

hasil pengujian hipotesis kedua pada variabel debt to equity ratio yang

diuji dengan metode Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan pada

semua periode pengujian tidak ada perbedaan dan tidak signifikan

antara sebelum dan setelah merger dan akuisisi.

3. Total Asset Turn Over menggambarkan ukuran perputaran semua

aktiva perusahaan, dan dihitung dengan membagi dari jumlah

penjualan dengan total aktiva. Berdasarkan data deskriptif perubahan

nilai rata-rata (mean) Total Asset Turn Over pada penelitian ini

menunjukkan adanya penurunan setelah merger dan akuisisi.

Kemudian berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga pada variabel

Total Asset Turn Over yang diuji dengan metode Wilcoxon Signed

Rank Test menunjukkan pada semua periode pengujian tidak ada

perbedaan dan tidak signifikan antara sebelum dan setelah merger dan

akuisisi.

4. Return On Asset menggambarkan ukuran pengembalian atas total

aktiva setelah bunga dan pajak dari keseluruhan aset yang

diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Berdasarkan data deskriptif perubahan nilai rata-rata (mean) Return On

Asset pada penelitian ini menunjukkan adanya penurunan setelah

merger dan akuisisi. Kemudian berdasarkan hasil pengujian hipotesis

keempat pada variabel Return On Asset yang diuji dengan metode

Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan pada semua periode

pengujian tidak ada perbedaan dan tidak signifikan antara sebelum dan

setelah merger dan akuisisi.

5. Return On Equity dapat dikatakan sebagai rasio yang paling penting

dalam keuangan perusahaan karena ROE mengukur pengembalian

absolut yang akan diberikan perusahaan kepada para pemegang saham.

Namun berdasarkan data deskriptif perubahan nilai rata-rata (mean)

23

Return On Equity pada penelitian ini menunjukkan adanya penurunan

setelah merger dan akuisisi. Kemudian berdasarkan hasil pengujian

hipotesis keempat pada variabel Return On Equity yang diuji dengan

metode Wilcoxon Signed Rank Test disimpulkan bahwa menunjukkan

pada semua periode pengujian tidak ada perbedaan dan tidak signifikan

antara sebelum dan setelah merger dan akuisisi.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya agar mendapatkan hasil

yang lebih baik, berikut ini beberapa keterbatasan tersebut :

1. Rasio yang digunakan pada penelitian ini hanya menggunakan 5

variabel rasio yang mencakup rasio current ratio, debt to equity ratio,

total asset turn over, return on asset, dan return on equity.

2. Dalam penelitian ini tidak membedakan jenis merger dan akuisisi

yang dilakukan apakah jenis merger dan akuisisi horizontal, vertikal,

atau konglomerat.

5.3 Saran

Berdasarkan interpretasi hasil dan simpulan yang diperoleh, maka perlu

dibuat saran untuk implikasi kebijakannya dan penelitian selanjutnya.

Implikasi kebijakan

Bagi perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi merger dan akuisisi

hendaknya melakukan persiapan dengan baik dan terencana sebelum memutuskan

untuk melakukan merger dan akuisisi. Dengan ditemukannya hubungan bahwa

antara kegiatan merger dan akuisisi dengan kinerja keuangan adalah menunjukkan

hasil tidak ada perbedaan dan tidak signifikan setelah merger dan akuisisi, maka

perusahaan dalam hal ini harus :

24

1. Diharapkan pihak manajemen perusahaan harus dapat

mempertahankan sumber kas yang cukup untuk membayar seluruh

kewajiban pada saat jatuh tempo, atau perlu untuk menciptakan nilai

di atas 1 untuk rasio ini, jika perusahaan tidak mampu

mempertahankan maka akan mengalami kesulitan likuiditas dan

berada dalam kondisi yang sulit.

2. Ketika pihak manajemen meningkatkan hutangnya, maka pihak

manajemen juga harus mampu berkomitmen untuk menanggung arus

kas keluar agar tetap pada substansialnya selama beberapa waktu.

3. Diharapkan pihak manajemen hendaknya harus berperan

mengoptimalkan penjualan untuk meningkatkan perputaran aktiva

perusahaan. Karena besarnya perputaran aktiva akan memberikan

kontribusi terhadap ROA yang baik, kemudian jika sebuah perusahaan

memiliki ROA yang baik maka diharapkan dapat menghasilkan ROE

yang memuaskan.

4. Berdasarkan hasil pengujian disimpulkan bahwa dari keseluruhan

pengujian yang dilakukan hasilnya tidak ada perbedaan dan tidak

signifikan setelah merger dan akuisisi, hal ini menunjukkan strategi

merger dan akuisisi untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan

kurang berhasil. Sebelum perusahaan melakukan merger dan akuisisi

hendaknya kenali tujuan dan pentingnya menciptakan sinergi,

kemudian mencari perusahaan yang memiliki komplementaritas

sumber daya serta melakukan due diligency dengan tuntas.

5. Bagi investor perlu berhati-hati dalam menyikapi banyaknya kegiatan

merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan ada baiknya investor

melihat dari nilai ROE yang dihasilkan.

Saran penelitian yang akan datang

Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian selanjutnya, disarankan

sebagai berikut :

25

1. Sebaiknya dapat menggunakan kelompok sampel yang lebih besar

(Djayani Nurdin, 1996), serta membedakan jenis merger dan

akuisisinya sehingga diharapkan hasilnya lebih baik.

2. Untuk penelitian selanjutnya ada baiknya menambah rasio lainnya

seperti GPM, NPM, OPM dan ROI supaya diharapkan dapat

menjelaskan pengaruh lebih lanjut dari kegiatan merger dan akuisisi

(Payamta, 2004).

6. Untuk penelitian selanjutnya menggunakan perusahaan non-

manufaktur untuk melihat pengaruh hasilnya apakah menunjukkan

hasil yang berbeda, lebih baik atau sama dengan penelitian ini

(Samosir, Agunan P, 2003).

26

Daftar pustaka

Bengtsoon, Ann McDonagh. 1994. Manajemen Merger dan Akuisisi. Jakarta:

Pustaka Binaman Pressindo.

Brigham, Eugene F dan Joel F Houston (terj). 2001. Manajemen Keuangan. Jilid

1. Edisi 8. Jakarta: Erlangga.

Ghozali, imam. 2006. Statisitik Non Parametrik, teori, aplikasi dengan program

SPSS. Semarang: badan penerbit universitas diponegoro.

Hadiningsih, Murni. 2007. “Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan

Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan

Perusahaan Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Universitas Islam

Indonesia.

Hasan, Iqbal. 2005. Pokok-pokok materi Statistika 2 (Statistik Inferensif). Edisi

Kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hitt, Michael A. Ireland, Duane, Hoskinsson, Robert E. 2001. ManajemenStrategi: Daya Saing dan Globalisasi (Konsep). Buku 1. Jakarta: SalembaEmpat.

Hitt, Michael A. Ireland, Duane, Hoskinsson, Robert E 2002. ManajemenStrategi: Daya Saing dan Globalisasi II. Edisi 1, Jilid 2. Jakarta: SalembaEmpat.

Hitt, Michael A. Jeffey S. Harrison dan R. Duane Ireland (terj.). 2002. Mergerdan Akuisisi : Penduan Meraih Laba Bagi Para Pemegang Saham. Edisi1, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

http://bataviase.co.id/node/432032

http://www.detikfinance.com/

http://www.idx.co.id/

http://Indofinanz.com

Indonesian Capital Market Directory, 2003-2009.

Nurdin, Djayani. “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi

pada Perusahaan Go Public di Indonesia”. Jurnal Siasat Bisnis ( JSB ):

Vol. 3 (1), Nopember, Hlm. 54-61, 1996.

27

Payamta dan Setiawan Doddy. “Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap

Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia di Indonesia”. Jurnal Riset

Akuntansi Indonesia (JRAI): Vol.7 No. 3, September, P.265-282, 2004.

Prasetio, Januar Eko. “Dampak Merger dan Akuisisi Terhadap Cash Flow

Operasi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis (JEB): Vol. 5, No. 2, 2007, p.158-

165, 2007.

Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4.

Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.

Samosir, Agunan P. “Analisia Kinerja Bank Mandiri Setelah Merger dan Sebagai

Bank Rekapitulasi”. Kajian Ekonomi dan Keungan, Vol. 7, No. 1

Maret 2003.

http://www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/kajian%5CAgunan-1.pdf

Santoso, Singgih. 2000. Buku latihan SPSS Statistic parametric. Jakarta : elek

media komputindo.

Sartono, R. Agus .1994. Manajemen Keuangan. Edisi 3 . Yogyakarta : BPFEE.

Setyasih, Nuraeni. 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Manufaktur

Sesudah Merger Dan Akuisisi. Skripsi S-1 Tidak Dipublikasikan

Universitas Diponegoro.

Simanjuntak, Cornelius. 2004. Hukum Merger Perseroan terbatas, Teori dan

Praktek. Cetakan I, Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.

Sudarsanam, P.S (terj.) 1999. The Essence of Mergers and Acquisitions. Edisi 1.

Yogyakarta: ANDI.

Sutrisno & Sumarsih. “Dampak Jagka Panjang Merger Dan Akuisisi Terhadap

Pemegang Saham Di BEJ Perbandingan Akuisisi Internal Dan

Eksternal”, Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia (JAAI): Vol. 8 (2)

Desember, Hlm. 189 - 210, 2004.

Vibiznews.com.

Widjanarko, Hendro. “Merger, Akuisisi dan Kinerja Perusahaan Studi Atas

Perusahaan Manufaktur Tahun 1998-2002”. Utilitas: Vol.14 (1) Januari.

Hlm. 39-50, 2006.

28

Weston, J.fred dan Copeland, Thomas. E (terj.). 1992.Manajemen Keuangan.

Jilid 1. Edisi 8. Jakarta: Erlangga.