66
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX menyebabkan terjadinya penyebaran, reproduksi, hubungan lintas batas, dan integrasi dalam bidang ekonomi, politik, sosial, maupun kultural. Fenomena yang muncul pada pertengahan tahun 1980-an ini adalah gambaran menghilangnya batas-batas geografis yang secara tradisional merupakan teritori suatu bangsa. Aliran ide-ide dan barang-barang, serta mobilitas manusia ke seluruh penjuru mendorong terjadinya relasi global di mana identitas lokal disesuaikan dengan kepentingan di tingkat internasional. Kondisi ini memunculkan konsep transnasional yang merujuk pada bentuk-bentuk interaksi manusia dan berbagai institusi melampaui batas-batas wilayah geografis negara. Salah satu bentuk relasi transnasional yang disebabkan oleh majunya teknologi informasi dan kuatnya pengaruh media massa adalah musik. Amerika Serikat menguasai hampir sembilan puluh persen pangsa musik dunia melalui beberapa korporasi rekaman internasional yang dimilikinya (Negus, 2004). Berbagai aliran musik yang berasal dari Amerika menyebar ke seluruh dunia, salah satunya adalah rap, musik yang berasal dari budaya kaum urban kulit hitam dari wilayah Bronx. Musik ini mengalami difusi dan membentuk musik hibrid akibat perbedaan latar belakang sosiokultural dengan negara yang dipengaruhinya (Bennett, 2001; Montley dan Henderson, 2008; Terkourafi, 2010). Rap yang pada

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

  • Upload
    dinhdat

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX

menyebabkan terjadinya penyebaran, reproduksi, hubungan lintas batas, dan

integrasi dalam bidang ekonomi, politik, sosial, maupun kultural. Fenomena yang

muncul pada pertengahan tahun 1980-an ini adalah gambaran menghilangnya

batas-batas geografis yang secara tradisional merupakan teritori suatu bangsa.

Aliran ide-ide dan barang-barang, serta mobilitas manusia ke seluruh penjuru

mendorong terjadinya relasi global di mana identitas lokal disesuaikan dengan

kepentingan di tingkat internasional. Kondisi ini memunculkan konsep

transnasional yang merujuk pada bentuk-bentuk interaksi manusia dan berbagai

institusi melampaui batas-batas wilayah geografis negara.

Salah satu bentuk relasi transnasional yang disebabkan oleh majunya

teknologi informasi dan kuatnya pengaruh media massa adalah musik. Amerika

Serikat menguasai hampir sembilan puluh persen pangsa musik dunia melalui

beberapa korporasi rekaman internasional yang dimilikinya (Negus, 2004).

Berbagai aliran musik yang berasal dari Amerika menyebar ke seluruh dunia,

salah satunya adalah rap, musik yang berasal dari budaya kaum urban kulit hitam

dari wilayah Bronx. Musik ini mengalami difusi dan membentuk musik hibrid

akibat perbedaan latar belakang sosiokultural dengan negara yang dipengaruhinya

(Bennett, 2001; Montley dan Henderson, 2008; Terkourafi, 2010). Rap yang pada

Page 2: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

2

awalnya merupakan ekspresi diaspora dan resistensi masyarakat kulit hitam

Amerika terhadap hegemoni budaya yang dominan (Lipsitz 1994; Rose 1994),

menurut Mitchell dalam Motley & Henderson (2008) berubah menjadi sarana

solidaritas kaum muda dan sarana pembentukan kembali identitas lokal di seluruh

dunia.

Pada tahun 2007 musik rap yang diperdengarkan melalui radio-radio

menarik perhatian khalayak di Manggarai karena beberapa faktor: pertama,

musiknya mempunyai irama unik terutama pada bagian yang diisi dengan alat

musik perkusi. Kedua, penggunaan Ruteng, ibukota Manggarai sebagai tema

dalam beberapa lagu seperti: “Ruteng is the City (Ruteng is d City)”, “Wa Mai

Tana”, dan “We are Ruteng Clan”. Ketiga, cara menyanyi dengan mengucapkan

lirik secara cepat seperti berpuisi dapat tetap dinikmati oleh pendengar.

Fenomena rap Manggarai tidak terlepas dari perkembangan musik di

Indonesia antara tahun 1980-1990-an. Selama satu dasawarsa musik Indonesia

didominasi oleh lagu populer dengan lirik melankolis atau lebih dikenal dengan

istilah “lagu cengeng”. Meskipun pada kenyataannya terdapat terdapat pemusik

yang memiliki ciri-ciri berbeda dengan arus utama seperti Godbless, Iwan Fals,

serta Dewa 19 atau oleh beberapa peneliti disebut sebagai Ahmad Band (Boden,

2005; Wallach, 2008).

Rap, punk dan hard rock mencapai popularitas di tahun 1980-an karena

liriknya bertema kritik terhadap pemerintah yang berkuasa. Rap menarik perhatian

masyarakat karena pernyataan B.J. Habibie, yaitu Menteri Riset dan Teknologi,

bahwa musik ini kasar dan tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa. Pernyataan

Page 3: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

3

Habibie disanggah oleh para rapper yang menganggap rap cocok untuk

menyampaikan aspirasi masyarakat, dalam hal ini kaum muda, demi terciptanya

lingkungan serta identitas sosial yang berbeda serta menolak identitas atau

perilaku sosial yang dipaksakan oleh pemerintah atau kelompok-kelompok sosial

yang mendominasi dalam masyarakat (Boden, 2005).

Rap yang pertama kali dipopulerkan oleh Iwa K. dan Denada kemudian

menyebar ke seluruh Nusantara. Penyanyi dan kelompok musik rap muncul di

daerah-daerah dengan menggunakan identitas lokal seperti bahasa, warna musik,

lirik, serta gaya berpakaian. Menurut hiphopindo.net, pulau Jawa menjadi pusat

perkembangan rap berdasarkan banyaknya kelompok atau perorangan yang

menjadi musisi rap (Allin, 2011b).

Luasnya wilayah penyebaran musik rap di Indonesia terlihat dari peserta

acara National Rap Competition 2013. Tercatat 52 rapper dari 29 provinsi

mengikuti kompetisi yang diadakan oleh BKKBN dalam rangkaian hari AIDS

Sedunia. Para rapper tersebut berasal dari Maluku Utara, Banten, Yogyakarta,

Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat,

Banten, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau (Hiphopindo,

2013).

Besarnya pengaruh musik sebagai salah satu produk seni terhadap

masyarakat dapat dirunut sejak masa Yunani Kuno. Plato dalam bukunya

Republic menekankan perlunya pelarangan terhadap segala bentuk komposisi

musik yang keluar dari bentuk aslinya, berupa inovasi-inovasi baru, karena dapat

membahayakan negara secara keseluruhan, karena, “When modes of music

Page 4: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

4

change, the fundamental laws of the state always change with them” (Askew,

2003: 26) Pandangan Plato disetujui oleh Moisala dan Diamond dalam Lemos,

yang berpendapat bahwa sebagaimana struktur dan perubahan teknologi

membentuk kehidupan sebuah masyarakat, musik selalu menjadi penyuara bagi

perubahan-perubahan tersebut (Lemos, 2001). Musik adalah tindakan seni yang

dapat menembus berbagai perbedaan seperti usia, jaman, dan situasi, selain itu

juga menjembatani sejarah, geografi, lokasi, dan budaya (Tekman, Boer, &

Fischer, 2012).

Menurut Street, Hague dan Savigny (2007), musik berfungsi mendorong

dan menampilkan perubahan dalam masyarakat. Musik menjadi faktor pendorong

jika tindakan bermusik dapat mengubah pandangan dan tindakan banyak orang,

contohnya konser Live 8 yang digelar oleh Bob Geldof di Inggris pada tanggal 2

Juli 2005. Konser ini secara signifikan membuat para pemimpin G8 (The Group

of Eight) yaitu Perancis, Jerman, Canada, Rusia, Amerika Serikat, Jepang, Italia,

dan Inggris mempertimbangkan untuk menghapuskan hutang negara-negara dunia

ketiga.

Kemunculan budaya hip hop sebagai induk dari musik rap tidak terlepas

dari kondisi Amerika pada tahun 1950-1960-an. Peristiwa fundamental yang

mengubah kondisi hubungan rasial adalah Civil right movement. Gerakan yang

dimotori oleh tokoh-tokoh agama maupun para penggiat hak-hak sipil ini

mengajukan tuntutan agar warga kulit hitam mendapat persamaan sosial dan

politik seperti warga kulit putih. Kematangan gerakan Civil Right pada tahun

1960-an karena strategi dan metode gerakan yang terorganisir secara nasional

Page 5: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

5

serta munculnya beberapa tokoh karismatis seperti Dr. Martin Luther King dari

S.C.L.C (Southern Christian Leadership Conference), Medgar Evers, Elijah

Muhammad dan Malcom X dari Nation of Islam. Gerakan-gerakan ini melahirkan

kebijakan-kebijakan baru yang menguntungkan masyarakat kulit hitam, meskipun

dalam prakteknya hubungan rasial antara berbagai etnis tidak mengalami banyak

kemajuan.

Di tengah perjuangan memperoleh persamaan hak sipilnya, Kool Herc,

memperkenalkan cara bermusik yang melahirkan budaya hip hop. Herc

mengundang para penganggur dan anggota geng yang rawan terhadap tindak

kriminal untuk menyalurkan energinya melalui pesta blok dan kompetisi break

dancing. Kompetisi tarian ini menarik perhatian kaum muda karena identitas

seseorang diakui dan dikenal melalui arena perlombaan.

Di tahun 1980-an rap berkembang menjadi genre musik baru yang

mendominasi Amerika. Rap yang awalnya menjadi corong kehidupan masyarakat

kulit hitam berubah menjadi kekuatan untuk menyuarakan berbagai konflik yang

ada dalam masyarakat. Tricia Rose mengatakan,

Rap music brings together a tangle of some of the most complex social, cultural and political issues in contemporary American Society. Rap’s contradictory articulations are not signs of absent intellectual clarity; they are common features of community and popular culture dialogues that always offer more than one cultura,l social, or political viewpoint.” (Rose, 1994: 2). Menurut Bennet (2004), ada beberapa faktor yang menyebabkan rap

mencapai popularitas di seluruh dunia: pertama, konsepnya yang dikemas sebagai

komoditas global sehingga mudah diakses oleh kalangan muda. Kedua, bentuk

Page 6: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

6

musiknya yang ekletik mudah diadaptasikan pada berbagai budaya. Ketiga,

format lirik dan cara mempertunjukkannya berbeda dari genre lain sehingga

potensial untuk menyuarakan aspirasi dan menggambarkan kondisi masyarakat.

Keunikan rap memudahkan penyesuaian dan interpretasi kultural seturut

kelompok yang mengadopsinya (Bennet, 2004; Motley dan Henderson: 2007;

Codry: 2007). Rap di Italia dan Jerman dipergunakan untuk mendiskusikan

masalah-masalah rasisme dan kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Rapper Maori dari New Zealand melakukan kampanye penghormatan terhadap

hak-hak penduduk asli yang ada di seluruh dunia. Kaum muda dari etnis minoritas

di Swedia menggunakan rap sebagai bentuk resistensi kolektif terhadap kelompok

white skinhead, yaitu subkultur musik yang mempunyai ideologi anti imigran dan

anti semitis. Tema rap Irlandia adalah tingginya tingkat pengangguran, para

rapper Newcastle upon Tyne Inggris berbicara tentang kehidupan kaum pekerja

kelas menengah dan kultur Geordie, dan kalangan muda di Eropa Timur,

mendengarkan dan menyanyikan rap sebagai bentuk counter-culture terhadap

budaya lokal yang bermuatan politis.

Kesuksesan Lipooz dan Rapublic Ruteng Clan (R.R.C.) memproduksi

beberapa lagu single tak terlepas dari bentuk budaya hip hop yang mulai dikenal

oleh masyarakat di wilayah Manggarai melalui media elektronik, cetak maupun

internet (Allin, 2012c; SanDre, 2012). Atribut hip hop seperti celana baggy,

perhiasan mencolok, serta bandana atau topi yang dipakai secara terbalik

menunjukkan pengaruh budaya itu dalam masyarakat. Banyak pelajar Sekolah

Menengah Pertama mengubah model celana seragamnya menjadi serupa dengan

Page 7: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

7

jeans sepinggul berukuran panjang melebihi lutut dan celana baggy bagi pelajar

Sekolah Menengah Tingkat Atas. Unsur graffiti juga muncul, corat-coret pada

tembok itu menunjukkan kelompok-kelompok anak muda dari wilayah tertentu.

Lagu-lagu rap bercampur dengan pop daerah dan musik era 1980-an terdengar,

baik melalui angkutan kota maupun pedesaan.

Keberhasilan Lipooz memasuki pangsa pasar nasional dengan penjualan

RBT (ringback tone) lagu-lagunya melalui salah satu operator seluler menjadi

indikator perhatian masyarakat terhadap rap. Selain Lippoz terdapat musisi atau

penyanyi rap Manggarai lain yang tergabung dalam berbagai kelompok di

antaranya : RRC (Rapublic Ruteng Clan), RBC (Reo Beat Community), Peace

Waelengga, Boys of West Manggarai, dan lain-lainnya. Terdapat lebih dari 15

orang penyanyi rap Manggarai yang telah mengeluarkan single. Jumlah ini

menjadi dua kali lipat jika kelompok rap Manggarai yang berdomisili di luar

Manggarai digabungkan ke dalamnya. Para rapper Manggarai secara kelompok

maupun individu, telah melakukan kolaborasi dengan musisi lokal maupun

nasional (Allin, 2012c). Melalui kolaborasi itu mereka dapat memperoleh

perhatian dari lingkungan yang lebih luas dengan kesempatan melakukan tour ke

Surabaya, Denpasar, dan Balikpapan.

Hibriditas rap di berbagai negara telah banyak diteliti, namun kajian

tentang hibriditas yang terdapat dalam musik rap di Indonesia, khususnya di

wilayah Indonesia bagian timur, belum pernah dilakukan. Penelitian rap

Manggarai ini penting dilakukan untuk melihat perkembangan musik di

Indonesia, adaptasi budaya asing terhadap budaya lokal di Indonesia, sekaligus

Page 8: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

8

fenomena perubahan sosial di daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan.

Hibriditas yang terjadi dalam rap Manggarai dapat menjadi sumber informasi bagi

berbagai kajian tentang hubungan musik global dan lokal, kontestasi yang terjadi

di dalam ruang-ruang musik lokal, serta bentuk-bentuk negosiasi yang dilakukan

oleh pemusik lokal untuk menyesuaikan musik global dengan selera lokal.

1.2 Rumusan Masalah

Kepopuleran musik rap di Manggarai menjadi sebuah fenomena yang

harus dicermati. Genre baru yang populer di kalangan anak muda itu tidak hanya

berpengaruh terhadap selera musik, tetapi juga penampilan penggemarnya.

Atribut hip hop yang dipakai oleh rapper menjadi tren di antara mereka.

Pada awalnya rap dipakai sebagai alat untuk berbicara tentang hubungan

rasial, kekerasan oleh aparat negara, kondisi lingkungan, nasionalisme ras oleh

orang kulit hitam di Amerika Serikat. Musik rap adalah penghubung dan bentuk

ekspresi mereka terhadap kehidupan sehari-hari. Dalam perkembangannya musik

rap mengalami difusi dan reinterpretasi sesuai dengan konteks lokalitasnya.

Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, penulis merumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan dan dinamika musik rap Amerika?

2. Mengapa terjadi apropriasi musik rap Amerika di Indonesia?

3. Mengapa terjadi hibriditas budaya Amerika di Manggarai?

Page 9: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

9

1.3 Tujuan

Penulisan disertasi ini mempunyai beberapa tujuan:

1. Mengungkap dan memaparkan bagaimana perkembangan rap Amerika dan

Indonesia.

2. Menganalisis secara kritis persamaan dan perbedaan antara rap di Indonesia,

serta melihat bentuk hibriditas yang terjadi dalam musik itu.

3. Menganalisis secara kritis konstruksi ruang-ruang realitas dan imajinasi dalam

rap Manggarai dan tujuan konstruksi ruang-ruang itu oleh para rapper.

4. Menganalisis secara kritis reterritorialisasi kultural yang dilakukan oleh para

rapper Indonesia secara umum dan khususnya Manggarai untuk

menyesuaikan diri dengan selera masyarakat lokal.

1.4 Manfaat

a. Manfaat Teoretis

1. Penggunaan pendekatan transnasional Pengkajian Amerika dalam penelitian

hibriditas musik pada rap Manggarai ini memberikan kontribusi pada

penelitian dengan pendekatan serupa, khususnya dalam penelitian tentang

musik dan budaya populer yang berasal dari Amerika.

2. Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi untuk penelitian tentang

musik di Indonesia, terutama musik hibrid, hubungan antara elemen-elemen

lokal dan global yang memungkinkan terjadinya hibriditas, serta hubungan

musik dan perubahan sosial.

Page 10: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

10

b. Manfaat Praktis

1. Penelitian tentang hibriditas rap ini berguna bagi pihak-pihak yang melihat

hubungan saling mempengaruhi antara musik lokal dan global, bentuk-bentuk

adaptasi musik global terhadap pangsa lokal, dan upaya para rapper

memasukkan unsur budaya lokal dalam format musik global. Pemahaman

terhadap hal-hal di atas diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap

musik rap di Indonesia.

2. Penelitian ini memperbanyak referensi tentang Manggarai, terutama musik

populer dan dinamika masyarakatnya, sehingga dapat dipergunakan oleh para

peneliti lainnya yang mengkaji musik Manggarai dan perubahan sosial dalam

masyarakatnya yang tercermin dalam musik populer.

1.5 Tinjauan Pustaka

Seni tidak dapat dipisahkan dari masyarakat, karena salah satu fungsi seni

adalah menjadi refleksi atas kondisi masyarakat. Seni merupakan bentuk ekspresi

individu maupun kelompok di dalam masyarakatnya, sehingga dinamika

kehidupan mereka tercermin dalam karya seninya. Meskipun demikian, seni juga

dapat mengubah sebuah kondisi dan mendorong perubahan sosial, seperti

penelitian Bradley dan Esche (2007) serta Tekman, Boer, dan Fischer (2012).

Bradley dan Esche bicara tentang peran artis dalam berbagai perubahan sosial,

Sementara Tekman, Boer, dan Fischer membahas arti musik sebagai sebuah

sistem interaksi. Dari dua penelitian itu dapat disimpulkan bahwa arti musik

hanya dapat ditemukan dalam konteks hubungan antara individu-individu dalam

Page 11: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

11

sebuah kelompok, sebab interpretasi terhadap musik hanya dapat terjadi setelah

adanya interaksi.

Asumsi-asumsi Bradley dan Esche (2007), serta Tekman, Boer, dan

Fischer (2012) didukung oleh berbagai teori dari para peneliti lainnya. Mereka

menyampaikan konsep-konsep relasional antara hubungan antar individu dan

interpretasi terhadap musik. Kelemahan dari gagasan yang disampaikan adalah

konsep-konsep itu belum diaplikasikan secara nyata melalui penelitian lapangan,

sehingga menimbulkan tinjauan kritis dari peneliti lainnya karena sesuatu yang

dianggap sahih secara umum belum tentu cocok bagi masyarakat tertentu.

Ketidaksahihan itu disebabkan oleh interpretasi masyarakat terhadap karya musik

selalu berbeda-beda, tak hanya berdasarkan hubungan antar individu, melainkan

karena latar belakang budaya dan asal-usul musik yang diinterpretasikan. Musik

lokal pasti memperoleh tanggapan yang berbeda dengan musik yang masuk

melalui kontak-kontak kebudayaan. Dengan tinjauan transnasional dalam riset ini,

dapat terlihat bagaimana masyarakat sebuah wilayah berusaha

menginterpretasikan musik dari negara lain sesuai dengan budaya lokal.

Kajian musik dan perubahan sosial yang dilakukan oleh Street, Hague,

Savigny (2007) menampilkan pemikiran bahwa musik dan musikus dapat

menciptakan bentuk partisipasi politik. Mereka mengatakan bahwa dalam

melakukan observasi terhadap peran musik dan musikus dalam bidang politik,

para peneliti perlu menaruh perhatian yang proporsional terhadap keduanya.

Sementara untuk menghubungkan dua bidang itu, mereka tidak boleh hanya

memperhatikan konteks musik secara umum, namun juga harus memperhatikan

Page 12: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

12

hal-hal yang bersifat khusus bagi kedua belah pihak. Pendapat Street, Hague,

Savigny mirip dengan pendapat (Nattiez, 1990) yang mengatakan bahwa

“meaning exists when an object is situated in relation to a horizon”, arti dari

sebuah obyek tampak tidak hanya bagi penerimanya tetapi juga bagi pembuatnya.

Pemikiran Street, Hague, Savigny dan pendapat Nattiez memberikan pemahaman

yang mendalam tentang arti musik bagi masyarakat pemiliknya, tetapi penelitian

ini tak menyinggung masyarakat tertentu secara khusus terutama di wilayah-

wilayah yang berada di luar musik Barat, atau yang dipengaruhinya.

Penelitian tentang musik populer yang berhubungan dengan budaya suatu

etnis dan fungsinya dalam masyarakat dilakukan oleh Peretti (2011), Askew

(2003), serta Abbott dan Seroff (2001). Peretti membicarakan diaspora Afrika

dalam berbagai jenis musik kulit hitam baik di Amerika Latin, Karibia, serta

Amerika Serikat. Abbot, dan Sheroff membahas munculnya berbagai jenis musik

kulit hitam sebagai upaya menghidupkan kembali budaya Afrika pada masyarakat

kulit hitam di Amerika. Sementara Askew menunjukkan signifikansi seni dalam

politik dan perubahan sosial di wilayah berbahasa Kiswahili di Afrika Timur, di

mana musik dan lagu tradisional di Afrika Timur dipergunakan oleh para artis

pribumi untuk melakukan kritik terhadap pemerintah kolonial Inggris tanpa dapat

disensor karena penggunaan bahasa yang hanya dapat diinterpretasikan dalam

konteks budaya negara-negara kawasan itu dan oleh orang yang berbahasa lokal.

Empat tulisan di atas menunjukkan bagaimana musik dipergunakan oleh ras,

bangsa, atau golongan tertentu untuk menyampaikan protes dan perlawanan

terhadap golongan yang berkuasa atau pemerintah kolonial. Namun para

Page 13: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

13

penulisnya tidak menunjukkan unsur-unsur masyarakat tertentu yang dominan

melakukan protes dengan menggunakan musik. Padahal dalam kenyataannya

motor penggerak perubahan dalam sebuah masyarakat biasanya berasal dari

golongan tertentu seperti kelompok terpelajar atau kaum muda.

Penelitian yang dilakukan oleh Bennet (2001) dan Roy (2010) memandang

musik sebagai bagian dari struktur masyarakat sehingga keberadaannya menjadi

bagian tak terpisahkan dari strukturnya. Bila terjadi kegoncangan akibat tidak

berfungsinya salah satu bagian, maka musik dapat dipergunakan sebagai alat

untuk mendorong terjadinya perubahan. Tulisan Bennet dan Ray menggunakan

musik country dan pop tanpa mencantumkan wilayah tertentu dalam kajiannya.

Hal ini berbeda dengan penelitian yang mengambil Manggarai sebagai lokasi

kajian dan musik rap sebagai obyek kajian.

Hip hop sebagai ekspresi nasionalisme orang kulit hitam di Amerika

Serikat menjadi salah satu obyek kajian para peneliti. Tulisan Decker (1993),

Gladney (1995) dan Kitwana (2002) menyoroti gerakan budaya hip hop di

kalangan masyarakat urban kulit hitam, sementara Keil (1991), Henderson (1996),

Hess (2005; 2010) dan Trapp (2005) mencermati nasionalisme kulit hitam dalam

arti filosofis. Tulisan tentang hip hop yang menyoroti kedudukan kaum muda dan

sikapnya menghadapi kondisi urban dilakukan oleh Chan (2005), Hess (2005),

Persaud (2011), dan Smitherman (1997). Mereka memaparkan kehidupan kaum

muda kulit hitam di perkotaan yang sering mengalami perlakuan diskriminatif

oleh aparat keamanaan, ancaman kriminalitas, sekaligus hidup dalam kondisi

yang sangat buruk di lingkungan ghetto. Kelompok pemuda inilah yang menjadi

Page 14: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

14

pelopor budaya hip hop melalui keempat pilarnya: MCing, DJing, Break Dancing,

dan Grafitti Writing.

Sejarah perkembangan musik kulit hitam menjadi salah satu obyek kajian

para ahli (Alridge & Stewart, 1995; Banfield 2010 ; Becker 1993 ; Briggs, Jr.

1993 ; Guthrie 2003 ; Morgan & Bennett, 2011). Musik kulit hitam yang dibahas

meliputi work song, blues, jazz, hingga rap. Selain berbicara tentang musiknya,

mereka juga berbicara tentang kondisi-kondisi yang membentuk karakter para

pendukung musik itu. Berbeda dengan para ahli di atas, Sullivan (2003)

membahas sejarah musik rap dari faktor lingkungan yang memunculkan budaya

hip hop. Menurutnya tekanan lingkungan menjadi salah satu faktor yang

mendorong kemunculan musik rap di Amerika Serikat.

Para penulis di atas menitikberatkan pada sejarah perkembangan musik

rap dan pandangan filosofis di balik nasionalisme kulit hitam di Amerika Serikat.

Tulisan-tulisan itu memberi banyak informasi tentang pentingnya rap di kalangan

masyarakat urban kulit hitam, terutama sebagai bentuk kreativitas untuk

menyampaikan pandangan politik dan kritik terhadap penguasa. Meskipunn

demikian ruang lingkup penelitiannya masih terbatas pada komunitas-komunitas

rap di Amerika.

Rap sebagai identitas kultural terdapat dalam tulisan Hess (2005), Jenkins

(2011), Jalata (2002), dan Kubrin (2005). Rap tidak hanya sebagai musik yang

menghibur dan menghasilkan keuntungan bagi para industrialis musik, tetapi

dipergunakan oleh kaum muda sebagai bagian dari identitas mereka. Identitas itu

berkaitan dengan budaya jalanan, kebebasan dari kungkungan status quo, dan

Page 15: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

15

perlawanan terhadap ketidakadilan. Identitas mereka sebagai warga kulit hitam

berhubungan dengan nasionalisme kulit hitam, sebuah gerakan yang mengajak

kembali pada akar budaya nenek moyang yang berasal dari Afrika.

Tricia Rose (1994) menunjukkan bahwa musik rap adalah bentuk budaya

Amerika yang berasal dari pengalaman hidup masyarakat Afro-Amerika di

perkotaan, atau biasa disebut kaum urban. Interaksionisme simbolik dipergunakan

untuk menganalisis hubungan antar individu di antara kaum muda sehingga

memungkinkan keberhasilan tokoh-tokoh hip hop mengumpulkan kaum muda

untuk dilibatkan dalam kultur hip hop. Karya Rose banyak diacu oleh para penulis

budaya hip hop karena analisisnya yang mendalam tentang unsur-unsur dan

ideologi dalam musik ini. Pandangan Rose berbeda dengan Persaud (2011) yang

mengatakan bahwa rap adalah bentuk komunikasi naratif yang berbeda dari

pengalaman sejarah keturunan Afrika. Rap yang telah menjadi musik global tidak

menekankan aspek-aspek yang berhubungan dengan sejarah bangsa kulit hitam di

Amerika, tetapi mengakomodasi berbagai persoalan yang dihadapi oleh kaum

muda di seluruh dunia. Buku Rose menjadi salah satu referensi utama dalam

penyusunan disertasi ini untuk melihat ideologi yang ada pada rap, sementara

konsep pemikiran Persaud membuka peluang untuk mencermati perubahan

orientasi para rapper di luar Amerika tentang otentisitas musiknya.

Sebagai lagu yang mengandalkan pada kekuatan lirik, keberhasilan lagu

rap tak bisa lepas dari kemampuan menyampaikan ide dengan menggunakan syair

yang berirama, berima, dan sekaligus ketrampilan bermain kata-kata (Alim, 2006;

Bradley, 2009 ; Escher & Rappaport, 2006). Lirik lagu-lagu rap bukan hanya

Page 16: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

16

permainan kata dengan rima yang sesuai, namun juga sebuah story telling

(penceritaan) akan kehidupan penulisnya dan lingkungan masyarakat kulit hitam

secara umum (Price III, 2006). Bahkan para rapper perempuan menjadikan musik

rap sebagai alat untuk melakukan perlawanan pada dominasi maskulinitas serta

misogynic (pelecehan terhadap perempuan) yang terdapat dalam lirik-lirik rap

seperti aliran gangsta dan hard rap (Thomas, 2009). Analisis terhadap lirik lagu-

lagu rap kebanyakan dilakukan dengan pendekatan lingusitik menggunakan teori

semiotik. Dalam analisis ini para peneliti melihat bagaimana sebuah lirik lagu

dimanfaatkan oleh para pembuatnya untuk menularkan pandangan dan

pemikirannya kepada khalayak. Lirik rap tak hanya membuka pemahaman baru

terhadap hubungan rasial dan masalah-masalah sosial yang dihadapi masyarakat

urban kulit hitam namun juga memberikan edukasi dan penyadaran terhadap

feminisme dan identitas rasial. Penelitian yang menggunakan teori semiotika ini

menganalisis teks-teks yang ada pada syair musik rap dan melepaskannya dari

unsur-unsur non teks. Sementara penelitian ini lebih menekankan pada unsur-

unsur non teks yang akan digali menggunakan metode thick description.

Penelitian tentang musik di Indonesia belum banyak dilakukan. Dari

beberapa penelitian yang ada, mayoritas obyek kajiannya adalah musik tradisional

atau hibriditas musik tradisional dan modern antara alat musik dan lagu-lagunya

(Supanggah, 2003; Sutton, 2010). Kajian hibriditas lainnya berupa kajian tentang

musik modern yang dipadukan dengan tarian tradisional untuk menggantikan

musik tradisional (Barendregt & Zanten, 2002). Penelitian musik tradisional juga

tersegmentasi berdasarkan wilayahnya. Penelitian musik tradisional Sunda ketuk

Page 17: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

17

tilu dilakukan oleh Williams (1990) sedangkan kajian tentang musik pengiring

tarian Jaipongan dilakukan oleh Manuel & Baier (1986). Tak berbeda jauh dari

kajian tentang musik tradisional Sunda, kajian tentang struktur musik Jawa Timur

juga menekankan pada unsur musik daripada musik sebagai bagian dari

kehidupan sosial masyarakatnya (Sunardi, 2010).

Kajian tentang musik Indonesia modern dilakukan oleh beberapa ahli dari

luar Indonesia (Weintraub: 2008; Wallach: 2001; Wallach: 2005; Wallach: 2008).

Weintraub membahas musik, tarian, dan lirik-lirik bernuansa Islam yang

berkembang pesat setelah berakhirnya Orde Baru. Wallach mengkaji musik Indie

dengan mengambil contoh band-band underground yang ada di Jakarta dan

Bandung, fenomena Skadut yaitu perkawinan antara musik ska dari Amerika

Latin dengan dangdut, serta musik populer di Indonesia secara umum mulai dari

pop, rock, underground, hingga dangdut. Munculnya berbagai aliran musik ini

menurut Wallach tidak terlepas dari permintaan pasar. Ska kebanyakan disukai

oleh golongan menengah dengan pengetahuan musik yang lebih luas dan ekonomi

yang mapan. Sementara dangdut banyak disukai oleh masyarakat kelas bawah.

Perkawinan antara kedua musik tersebut memperluas pangsa pasar sekaligus

mengakomodir dua kelas dengan kemampuan ekonomi dan pengetahuan musik

yang berbeda. Pop dan rock disukai oleh berbagai kalangan, walau pangsanya

kebanyakan anak-anak muda dan kelas menengah, sementara underground

mempunyai komunitas sendiri yang cenderung eksklusif. Penelitian tentang

fenomena hibriditas budaya dilakukan oleh Mc Intos (2001) di Bali. McIntos

melihat maraknya penggunaan irama disco sebagai pengiring tarian di wilayah

Page 18: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

18

Denpasar. Anak-anak dan remaja memadukan musik pop Barat dengan tarian

tradisional maupun dangdut yang disebut dengan ‘disco dance’. McIntos

menyatakan bahwa pengaruh dari luar dapat diterima oleh masyarakat Bali karena

dikombinasikan dengan budaya lokal.

Penelitian para ahli di atas sudah membicarakan tentang apropriasi dan

adaptasi musik Barat di Indonesia. Musik-musik itu bertransformasi menjadi

bentuk baru untuk menyesuaikan diri dengan konsumen lokal. Hibriditas antara

musik global dan lokal terjadi pula dalam rap, tetapi topik tentang keberadaan

musik yang populer sejak pertengahan tahun 1990-an itu belum banyak dikaji.

Obyek lainnya yang menarik perhatian para peneliti adalah musik dan

budaya populer di Indonesia pasca rezim Orde Baru (Heryanto, 2012; Raden,

2006). Buku Heryanto merupakan kumpulan tulisan tentang budaya pop di

Indonesia mulai dari musik, acara televisi, hingga film. Para penulis dalam buku

ini berusaha melihat perubahan yang terjadi pada ranah pop setelah jatuhnya

rezim Orde Baru di akhir tahun 1990-an. Berbeda dengan Heryanto, analisis

Raden menggambarkan perkembangan musik pop yang pesat justru di masa krisis

moneter menghantam Indonesia. Dalam risetnya, Raden melihat bahwa

perkembangan musik pop tidak berkorelasi dengan kondisi ekonomi. Pada masa

stabilitas ekonomi di era Soeharto bentuk-bentuk kreatifitas bermusik dibatasi

sehingga dinamikanya tidak begitu terlihat, namun dalam kondisi ekonomi yang

memprihatinkan setelah kejatuhan rezim itu, justru terdapat proyek-proyek musik

raksasa yang dimotori oleh pihak swasta dan didukung pemerintah, seperti

pergelaran Megalitikum-Kuantum oleh Rizaldi Siagian.

Page 19: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

19

Satu-satunya kajian tentang musik rap di Indonesia dilakukan oleh Boden

(2005a; 2005b). Penelitian Boden mengambil skop temporal 1998-2000, yaitu

masa setelah keruntuhan Orde Baru di wilayah Jawa dan Bali. Sebagai musik

alternatif, rap Indonesia banyak memotret kehidupan sosial masyarakat di

sekeliling para penciptanya. Lebih lanjut, Boden menyatakan bahwa musik rap

Indonesia dapat diterima oleh khalayak karena bentuknya merupakan

percampuran dari berbagai musik lain seperti rap-punk, rap-metal, dan rap-rock.

Penelitian Boden mempunyai obyek material yang sama dengan disertasi ini,

tetapi perbedaan yang paling menonjol adalah pemilihan lokasi dan skop waktu

yang berbeda, serta pendekatan transnasional dalam pengkajian Amerika untuk

meneliti rap yang ada di Indonesia.

Kajian dan buku tentang Manggarai mayoritas berbicara tentang asal-usul

suku-suku, keragaman adat istiadat, kronologi perpindahan pusat pemerintahan

dari Todo-Pongkor ke Ruteng pada masa pemerintah kolonial Belanda, serta

munculnya bentuk pemerintahan modern berdasarkan sistem kolonial dan

selanjutnya berubah ke sistem pemerintahan sesudah kemerdekaan (Hemo, tanpa

tahun terbit; Janggur, 2008; Toda, 1999). Beberapa buku berusaha

menginventarisir budaya lokal yang mulai tergerus jaman (Dagur, 1997; Regus

dan Deki eds., 2011) dengan cara menggali dan menghimpun berbagai corak

kebudayaan Manggarai yang berupa sistem religi, bahasa, teknologi, organisasi

sosial, dan kesenian.

Kajian antropologis tentang Manggarai dilakukan oleh Maribeth Erb

(1991; 1999) serta J.A.J Verheijen dan J. Glinka (Hagul & Lana, 1989). Erb

Page 20: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

20

melihat bahwa rumah adat adalah pusat kehidupan masyarakat karena

menunjukkan komitmen pada masa lalu dan membedakan satu masyarakat dengan

lainnya. Ragam kesenian tradisional yang mempunyai peran kultural hanya

dibahas secara sepintas karena luasnya cakupan penelitian dan

beranekaragamannya budaya Manggarai akibat kondisi geografis dan

topografisnya. J.A.J Verheijen dan J. Glinka lebih menyoroti watak dan perilaku

manusia Manggarai dan perubahan yang terjadi dalam hubungannya dengan

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah di hampir seluruh sektor

kehidupan masyarakat. Perubahan itu terjadi akibat dorongan dari luar yaitu

metode pembangunan dari pusat, namun dalam pelaksanaannya tidak melibatkan

partisipasi masyarakat. Hal itu menyebabkan tidak ada kesadaran dari masyarakat

untuk melakukan pembangunan secara berkelanjutan.

Disertasi ini berbicara tentang hibriditas musik Manggarai akibat kontak

yang terjadi dengan budaya dari luar. Hibriditas yang tampak dalam rap

Manggarai merupakan perpaduan antara format musik global dengan unsur lokal

yang dimasukkan oleh para penciptanya. Selain itu kajian rap Manggarai ini juga

melihat korelasi antara musik dan perubahan sosial yang terjadi di wilayah itu.

1.6 Kerangka Teoretis

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian di atas dipergunakan

pendekatan interdisipliner dalam Pengkajian Amerika. Pendekatan interdisipliner

menggunakan berbagai konsep dan metode dari berbagai disiplin ilmu. Dalam

penelitian ini dipergunakan pendekatan sejarah, sosiologi, dan musik.

Page 21: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

21

Pendekatan sejarah dipergunakan untuk melihat asal-usul musik rap dan

proses perkembangannya di Amerika Serikat. Pendekatan ini juga bermanfaat

untuk melihat bagaimana musik tersebut menyebar ke berbagai belahan dunia

termasuk Indonesia, serta perkembangannya di beberapa wilayah, termasuk

Manggarai.

Pendekatan sosiologi dipergunakan untuk melihat fenomena perubahan

yang ada di Manggarai tahun 2008-2013. Pendekatan ini juga efektif untuk

mengungkap dinamika sosial di Manggarai yang selama ini jarang diteliti.

Perubahan-perubahan yang terjadi kemudian dihubungkan dengan penikmat

musik rap yang kebanyakan berasal dari kalangan anak muda. Oleh sebab itu

pendekatan sosiologi dapat pula dimanfaatkan untuk mengetahui perubahan yang

terjadi dalam masyarakat dan kritik kaum muda terhadap perubahan yang terjadi

di kalangan mereka sendiri maupun masyarakat pada umumnya dalam format rap.

Untuk mengetahui fungsi musik dalam kehidupan tradisional Manggarai

dan perannya untuk mendorong dan menciptakan perubahan digunakan studi

musik. Dalam analisa tentang fungsi dan peran musik dipergunakan metode

kualitatif dalam musik yang mirip dengan metode interpretif dalam ilmu-ilmu

sosial.

Berbagai pendekatan dan teori yang dipergunakan dalam penelitian ini

diaplikasikan secara simultan. Pengaplikasian secara simultan ini disesuaikan

dengan analisis yang dilakukan terhadap obyek kajian. Dengan menggunakan

berbagai teori dan pendekatan dari disiplin ilmu lainnya, aspek-aspek yang dikaji

dalam musik rap Manggarai dapat dipaparkan dengan mendalam.

Page 22: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

22

Terdapat beberapa konsep yang terkait dengan materi penelitian ini.

Konsep-konsep itu adalah: transnasional, hibriditas budaya, musik rap, kontestasi,

dan cultural reterritorialization. Untuk memperjelas, penulis memaparkannya

sebagai berikut:

1.6.1 Transnasional Pengkajian Amerika

Transnasionalisme adalah gerakan baru dalam lingkup studi interdisipliner

pengkajian Amerika. Gerakan ini muncul akibat tantangan multikulturalisme yang

menguat selama dua dasawarsa terakhir. Transnasionalisme mempertanyakan

Amerika sebagai sebuah entitas utuh (Gross, 2000). Gerakan intelektual ini

mengasumsikan dunia tak berbatas atau mempunyai batas-batas yang fleksibel di

mana aliran barang, ide-ide, dan manusia dapat bergerak secara mudah di antara

batas-batas negara. Menurut Gross, pertanyaan yang dikemukakan oleh Hector St.

Jean de Crevecoeur, “What is this American, this new man?” (Gross, 2000: 378)

menjadi dasar dari pemikiran transnasional dalam pengkajian Amerika.

Janice Radway (1999) melihat dua tradisi pemikiran dalam pengkajian

Amerika. Tradisi utama yang mendominasi para pemikir Amerika adalah

American exceptionalism. Konsep ini muncul dalam Paradigm Drama yang

ditulis oleh Gene Wise. American exceptionalism mengasumsikan bahwa

American Mind yang merupakan pengalaman bangsa Amerika (American

experience) bersifat homogen dan menjadi entitas tunggal meskipun bersifat

kompleks dan terdiri dari berbagai tingkatan. American Mind menurut Wise

secara teoritis terdapat dalam benak setiap bangsa Amerika, namun secara khusus

Page 23: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

23

hal itu terlihat pada konsep pemikiran pemimpin dan intelektual Amerika yang

berkulit putih.

Konsep American exceptionalism secara tradisi berakar dari dua dokumen

bersejarah yaitu Farewell Address (1796) dari Presiden George Washington dan

Monroe Doctrine (1823) yang dikeluarkan oleh Presiden James Monroe (Rowe,

2000). Washington memperingatkan Amerika yang baru saja berdaulat sebagai

sebuah negara untuk melepaskan diri dari hubungan dengan kepentingan-

kepentingan bangsa Eropa. Sementara Monroe Doctrine berisi peringatan

Amerika terhadap negara-negara Eropa untuk melepaskan klaim mereka terhadap

negara-negara bekas jajahan di Amerika Utara dan Selatan serta tidak terlibat

pada urusan-urusan di wilayah itu.

Di samping arus pemikiran utama itu, terdapat pula tradisi pemikiran

alternatif yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, kegiatan politik,

serta produk-produk kultural kelompok minoritas (López, 2010 ). Konsep ini

melihat hubungan antara kelompok-kelompok minoritas dengan komunitasnya

yang bersifat internasional maupun lokal. Hubungan-hubungan ini kadang lebih

bersifat politis daripada mengenai wilayah atau teritorial. Konsep Amerika

menurut kelompok-kelompok minoritas ini tampak dalam tulisan Jose Marti

berjudul Nuestra America. Menurut Marti, kultur Amerika tidak hanya merujuk

pada orang-orang yang lahir di dalam wilayah Amerika Serikat, tetapi juga orang-

orang yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Pemikiran alternatif ini mendorong timbulnya gagasan baru untuk

menghubungkan berbagai wilayah dalam arti geografis, budaya, dan identitas

Page 24: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

24

masyarakat. Hal ini merujuk pada pendapat bahwa identitas nasional Amerika

dibentuk melalui dan dalam hubungan dengan kelompok-kelompok yang

heterogen (Castillo, 2006). Amerika Serikat bukan merupakan kesatuan budaya

dan identitas yang homogen, sehingga analisis tentang Amerika Serikat harus

didasarkan pada hubungan negara itu dengan seluruh dunia termasuk kelompok-

kelompok non kebangsaan baik di dalam maupun di luar garis batas negaranya.

Multikulturalisme dalam masyarakat Amerika menuntut paradigma baru

dalam pengkajian Amerika. Demikian juga meningkatnya gerakan-gerakan di

dalam masyarakat Amerika seperti perjuangan hak-hak sipil (Civil Rights

movement), pergerakan orang kulit hitam (the Black Power movement), gerakan

perempuan (the women’s movement), gerakan hak-hak kaum gay (the gay rights

movement), dan gerakan buruh (labor movements), menyebabkan para akademisi

dalam pengkajian Amerika tidak dapat lagi meneruskan pandangan bahwa bangsa

Amerika mempunyai karakter homogen karena berbagi pengalaman masa lalu

yang sama. Kondisi tersebut membuat pengkajian Amerika mulai memberi

peluang studi multikulturalisme di tahun 1980-an.

Transnasionalisme menurut Henry Yu (2000) adalah salah satu alat untuk

menganalisis hubungan ras, etnik, dan media di Amerika yang harus dipahami

dengan memperhatikan konteks kapitalisme global yang membingkai definisi-

definisi perbedaan budaya dan nasionalitas. Wacana tentang perbedaan etnik dan

budaya di Amerika selalu bergantung pada hubungan-hubungan dan

perbandingan-perbandingan transnasional. Kondisi itu menyebabkan timbulnya

kebutuhan terhadap sebuah perspektif untuk menghubungkan berbagai etnis yang

Page 25: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

25

ada dengan berbagai macam proses yang melampaui batas-batas negara. Post-

Nationalist American Studies harus berusaha keras menempatkan terbentuknya

bangsa Amerika dalam konteks transnasional di mana terdapat perbedaan ras dan

budaya. Perspektif dalam pengkajian Amerika ini tidak dimaksudkan untuk

mempertajam perbedaan yang ada namun menegaskan kembali hubungan yang

erat antara narasi ras, etnik, dan bangsa Amerika atas fenomena transnasional.

Perkembangan politik dunia setelah Perang Dingin (Cold War) mendorong

pengkajian Amerika untuk menentukan kembali posisinya dalam menyikapi

aktivitas militer Amerika Serikat. Akhir Perang Dingin menghapus dikotomi

kekuatan militer antara Sekutu dan Uni Soviet. Berakhirnya persaingan antar blok

menjadikan Amerika sebagai kekuatan tunggal politik dan militer di dunia.

Menyikapi kondisi ini, para ahli pengkajian Amerika berpendapat bahwa

pengkajian Amerika tidak berafiliasi dengan politik Amerika Serikat sebagai

sebuah negara. Amy Kaplan (2003) dalam pidatonya selaku Presiden American

Studies Assosiation pada tahun 2003 mengatakan, “The discipline had a role in

defining ‘America’ independently from the actions of the State.” (Kaplan, 2003:

1). Usaha untuk mendefinisikan ulang kedudukan pengkajian Amerika di tengah

pengaruh politik Amerika Serikat yang ekspansif pada awal abad 21 adalah

mempertegas kembali “arti sebenarnya” dari kajian tentang Amerika. Meskipun

demikian, dalam usaha untuk memahami “arti sebenarnya” itu, interpretasi dan

pemakaian pendekatan lain tentang Amerika masih dibatasi (Fisher, 2006).

Pandangan tentang kedudukan pengkajian Amerika di tengah globalisasi

dan sikap pemisahan diri dari Amerika Serikat sebagai entitas politik

Page 26: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

26

dikemukakan oleh John Carlos Rowe. Konsep Rowe (2010) tentang contact zone

memunculkan pemikiran untuk mengkaji Amerika dari luar batas negara.

Kesadaran untuk melihat Amerika dari padangan para ahli di luar Amerika

menyebabkan interaksi dua arah dan mengubah pandangan American Mind yang

berfokus pada pengkajian pengalaman Amerika di dalam batas wilayahnya sendiri

menjadi Hemispheric Mind yaitu pandangan terhadap Amerika dari bangsa-

bangsa lainnya, serta pengaruh Amerika terhadap negara-negara yang berbatasan

dengannya. Pendapat Rowe sesuai dengan pemikiran Ali Fisher,

“This conception of a genuinely transnational approach would emphasize geographic position only to the extent it informed local interpretation, rather than providing a hierarchical ordering of understandings based on their place of origin… In the transnational conception of the discipline, American Studies engages the numerous images of ‘America’ with each local framework of understanding.” (Fisher, 2000:13)

Studi transnasional berpotensi menciptakan berbagai interpretasi tentang

Amerika. Konsep-konsep yang muncul terlepas dari konsep umum dan

menekankan pada pemahaman secara lokal karena etnis, kelompok kultural, atau

bangsa mempunyai konsep-konsep yang berbeda tentang Amerika. Interpretasi

dengan menggunakan konsep-konsep lokal ini diperlukan untuk meningkatkan

pemahaman tentang Amerika dalam hubungan transnasional. Oleh karena itu

pendekatan transnasional dalam pengkajian Amerika meliputi:

Investigations of the broad array of cultural crossroads shaping

the work of border-crossing authors, artists, and cultural forms that straddle multiple regional and national traditions (Fishkin, 2005: 32).

Page 27: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

27

Penelitian musik rap di Manggarai Nusa Tenggara Timur sesuai dengan

pendapat Fischer dan Fishkin. Rap di Manggarai dapat diteliti menggunakan

konsep transnasionalisme dalam pengkajian Amerika karena merupakan kajian

tentang budaya yang berasal dari Amerika dari perspektif budaya di luar Amerika,

sekaligus analisis tentang bentuk lintas batas budaya (border-crossing culture)

dari musik Amerika. Rap yang sudah melintasi batas negara dianalisis

berdasarkan kondisi budaya dan tradisi setempat.

1.6.2 Hibriditas Budaya

Menurut Canclini (2002) hibriditas budaya adalah proses sosiokultural di

mana praktek-praktek atau struktur dengan ciri-ciri khusus yang tadinya

mempunyai bentuk berbeda dikombinasikan untuk membentuk struktur, obyek,

dan praktek-praktek yang baru. Proses ini dapat terjadi secara secara tidak sengaja

maupun hasil tak terduga dari migrasi, tourisme, atau pertukaran ekonomi dan

komunikasi. Hibriditas juga timbul karena kreativitas individual atau kelompok

tidak hanya dalam bidang seni tetapi dalam kehidupan sehari-hari dan kemajuan

teknologi. Hal ini terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang berusaha untuk

mengubah kembali sumber-sumber atau warisan budaya yang dimilikinya agar

dapat diintegrasikan kembali dengan kondisi yang baru dalam produksi dan

distribusi. Pendapat Canclini hampir serupa dengan Mitchell (2005), yang

mengatakan bahwa hibriditas muncul dari ide-ide untuk melakukan integrasi dan

difusi dari berbagai sumber dan membentuk sesuatu yang berbeda, tetapi elemen-

elemen asal sebagai penyusunnya tetap dapat dilacak dalam budaya baru yang

Page 28: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

28

merupakan hasil dari proses percampuran itu. Jadi, hibriditas adalah proses-proses

percampuran kreatif yang menciptakan sesuatu yang berbeda, tetapi tetap

mengandung jejak-jejak budaya asalnya.

Konsep hibriditas menurut Lull (1995) merupakan bagian dari cultural

territory, yang merupakan hasil dari mobilitas lokal dan transnasional maupun

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Proses ini dimulai dari

bentuk-bentuk kultural dari sebuah negara secara harafiah berpindah melampaui

ruang dan waktu dan berinteraksi dengan bentuk-bentuk kultural lainnya. Proses

ini menimbulkan terjadinya hibridisasi yaitu kontak dan percampuran antara

bentuk-bentuk budaya baru dengan budaya yang ada dalam sebuah masyarakat

dan membentuk percampuran di antara keduanya. Lebih lanjut dikatakannya

bahwa proses percampuran ini mendorong terjadinya “indigenization” atau

pribuminisasi yaitu budaya yang berasal dari luar mengambil bentuk-bentuk lokal.

Androutsopoulos & Scholz (2003) mencontohkan proses ini dalam musik rap

Eropa, di mana terjadi percampuran antara bentuk-bentuk rap Amerika dengan

musik pop Eropa. Percampuran dua jenis musik ini menampilkan karakter rap

Eropa yang terlihat melalui berbagai unsur bunyi dan teks seperti: penggunaan

elemen suara lokal, bahasa atau dialek lokal, dan tema-tema yang berbicara

tentang kondisi dan institusi lokal.

Budaya baru yang telah mengalami pribuminisasi dalam hibriditas,

menurut Lull (1995), diintegrasikan ke dalam bentuk-bentuk budaya masyarakat

setempat dan sebagai konsekueansinya budaya itu tidak lagi terasa asing bagi

masyarakat lokal. Salah satu bentuk hibriditas yang kental dengan pribuminisasi

Page 29: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

29

adalah rap yang masuk ke Indonesia. Musik rap Indonesia dinyanyikan dalam

bahasa lokal, dengan lirik yang mengacu pada kepribadian, kondisi, dan situasi

lokal menjadikannya musik hibrid antara kultur Afro-Amerika dan Indonesia

(Lull, 1995: 156-157).

Hibriditas dalam musik rap Indonesia juga terdapat dalam rap Manggarai.

Unsur-unsur musik masyarakat Afro-Amerika tetap terlihat dalam format rap

Manggarai melalui pemilihan sampel, teknik bernyanyi, ungkapan-ungkapan khas

rap yang merupakan produk budaya masyarakat kulit hitam wilayah urban, dan

sistem produksinya. Unsur-unsur dari luar itu dipadukan dengan penggunaan

bahasa setempat, unsur-unsur musik lokal, dan tema-tema yang sesuai dengan

kondisi serta situasi lokal untuk menampilkan budaya Manggarai. Dua unsur yang

berbeda itu membentuk sebuah produk budaya baru yang sesuai dan tidak terasa

asing bagi masyarakat Manggarai.

1.6.2.1 Konsep Musik Global

Fenomena globalisasi yang terjadi pada tahun 1980-an memunculkan

konsep-konsep budaya global. Menurut Giddens (2006) budaya global bersifat

homogen, diciptakan untuk masyarakat luas, tidak berakar pada budaya tertentu

sehingga tidak mempunyai keterikatan kultural pada golongan tertentu. Budaya

global tidak memperhitungkan keanekaragaman penerima budaya serta bersifat

cair sehingga sesuai untuk berbagai wilayah yang menjadi sasaran ekspansinya.

Pendapat itu sesuai dengan pandangan Chong,

Page 30: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

30

Global culture, […] is usually defined as a 'melange' of disparate components 'eclectic, universal, timeless and technical', such that it is 'memory-less', 'syncretic' and dependent on capitalist production of 'mass-mediated signs and symbols' (Chong, 2003: 449).

Produk budaya global bersifat artifisial karena diproduksi untuk memenuhi

kebutuhan pasar yang beragam serta memiliki selera serta tren yang tidak dapat

diprediksi. Produk itu dapat segera diganti dengan hal baru bila tidak

menguntungkan bagi produsen. Sentimen tertentu seperti nostalgia,

keterhubungan dengan pengalaman personal, serta hal-hal lainnya yang bersifat

emosional bukan merupakan tujuan produksinya.

Dalam industri musik, istilah global sering disebut sebagai musik dunia

(world music). Menurut Guibault (2006) definisi musik global atau musik dunia

adalah musik populer yang tumbuh di tahun 1980-an, didistribusikan secara

massal ke seluruh dunia, serta berhubungan dengan kelompok minoritas dan

negara-negara berkembang yang mengkombinasikan karakteristik musik lokal

dengan genre arus utama dipasarkan oleh industri musik masa kini dan mencapai

pasaran di negara-negara maju. Connell & Gibson (2004), mendefinisikan musik

dunia (world music) sebagai salah satu kategori musik komersial, bukan genre

tertentu, yang tidak mempunyai hubungan dengan suatu wilayah. Dalam level

tertentu, musik dunia adalah gambaran musiman dari semua masyarakat di

seluruh dunia, meskipun hanya beberapa musik yang dapat disebut sebagai musik

dunia (Connell & Gibson, 2004: hlm 343). Dalam pembahasan lebih lanjut

tentang musik dunia, Connell & Gibson juga memberikan konsep alternatif bahwa

musik dunia adalah musik yang eksotik dan berasal dari dunia ketiga tetapi dapat

Page 31: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

31

menarik perhatian dan menembus pasaran negara maju seperti musik reggae dan

zouk yang berasal dari Karibia tetapi dapat berkembang di Eropa dan Amerika

Serikat.

Dalam menganalisis rap di Manggarai definisi global adalah musik

populer yang masuk ke Manggarai melalui berbagai media, termasuk di antaranya

berbagai genre musik populer yang menjadi produk industri musik arus utama.

Musik yang masuk dalam kategori ini adalah pop Indonesia, dangdut, lagu-lagu

daerah yang masuk dalam kategori pop daerah, dan musik alternatif lainnya. Baik

yang diproduksi dengan menggunakan indie maupun mayor label.

Posisi sebagai bagian dari musik global juga diterapkan pada musik rap

yang berasal dari luar Manggarai. Musik rap global ini tidak hanya diperuntukkan

bagi musik rap asing, tetapi termasuk juga musik rap Indonesia. Dimasukkannya

musik rap Indonesia ke dalam wilayah musik global karena tema-tema rap

Indonesia mempunyai kesamaan dengan tema-tema rap yang berasal dari kota-

kota besar di seluruh dunia. Mayoritas tema rap dari kota-kota besar berisi

kehidupan kelas menengah dalam masyarakat industri (Bodden, 2005a). Tema ini

berbeda dengan pengalaman budaya dan ideologi masyarakat Manggarai yang

berada di wilayah pinggiran. Perbedaan ini dipergunakan untuk menjelaskan

posisi rap yang berasal dari Manggarai tetapi berbicara tentang isu-isu umum

yang tidak mempunyai dampak atau tidak pernah ada dalam realitas keseharian

masyarakat Manggarai.

Page 32: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

32

1.6.2.2 Konsep Musik Lokal

Musik lokal didiskripsikan sebagai hal-hal yang terhubung dengan sifat

otentisitas dan waktu serta tempat tertentu. Lokalitas juga disertai dengan asumsi

terdapatnya keterikatan, akar, keaslian terhadap budaya pra-modern tertentu

(Chong, 2003). Budaya lokal atau nasional mempunyai konotasi emosional yang

kuat bagi banyak orang. Otentisitas budaya lokal terletak pada asal-usul,

kesinambungan, tradisi, dan secara simbolis terhubung dengan nilai-nilai asli

masyarakat (Chong, 2003: 459).

Berdasarkan konsep lokalitas di atas, maka yang masuk ranah lokal dalam

pembahasan ini adalah musik rap Manggarai yang mengungkapkan ide-ide lokal,

berbicara tentang realitas keseharian, dan mengangkat nilai-nilai ideal masyarakat

Manggarai. Lagu-lagu tersebut dapat menggunakan bahasa Manggarai, bahasa

Inggris, bahasa Indonesia, maupun campuran dari ketiganya. Kategori musik lokal

bagi rap Manggarai berhubungan erat dengan definisi otentisitas dari rap

Amerika, yaitu musik yang dekat dengan tema-tema tentang realitas sosial

masyarakat dan berfungsi sebagai corong bagi suara yang terpinggirkan.

1.6.3 Musik Rap

Rap merupakan jenis musik yang mulai populer di Amerika pada tahun

1980-an. Rap merupakan bentuk improvisasi lirik dan cara penyampaian yang

dilakukan oleh MC (Master of Ceremony) di puncak-puncak irama (beats),

potongan-potongan lagu yang dirangkai (samples), dan elemen-elemen lain yang

membentuk lagu (Hoffman, 2002). Rap menyatukan irama musik dan syair yang

Page 33: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

33

diucapkan penyanyi menjadi rangkaian suara yang dapat dinikmati oleh para

pendengar musik.

Ritme adalah elemen mendasar dari rap yang membentuk pola-pola

ekspresi verbal dan merupakan sumber suara dan irama (Bradley, 2009). Ritme

yang berasal dari alat musik terdengar lebih menonjol dibandingkan suara

penyanyinya, namun lirik lagu yang diucapkan oleh penyanyi rap juga berupa

ritme. Lirik yang berbentuk ritme itu diucapkan di antara ritme-ritme musik dan

membentuk kesatuan ritme yang selaras.

Notasi 1: Lagu “Jesus Walks” dari Kanye West. Sumber: Martin Connors, http://rapgenius.com/posts/1669-The-

rapper-s-flow-encyclopedia

Dari contoh di atas terlihat bahwa adalah rima adalah bagian yang ditandai

dengan huruf besar seperti pada kata WEST-IS dan REST-LESS. Rima

membentuk ritme tersendiri disamping ritme lagu yang dituliskan dengan not

balok pada setiap bar1. Lagu-lagu Kanye West kebanyakan memiliki susunan

rima sederhana yang terdiri dari dua kata di setiap barnya. Musisi rap lainnya

mempunyai variasi rima yang lebih rumit dengan menempatkan lebih dari dua

kata pada satu bar. Hal ini terlihat pada lagu Lost Yourself yang dinyanyikan oleh

Eminem:

1 Bar adalah tempo musik yang ditandai dengan garis vertikal yang memisahkan not musik (Bradley A. , 2009).

Page 34: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

34

Notasi 2: Lagu “Lost Yourself” dari Eminem Sumber: Martin Connors, http://rapgenius.com/posts/1669-The-

rapper-s-flow-encyclopedia

Pada lagu rap, peran rapper dalam mengucapkan kata-kata sama penting

dengan irama lagu pengiringnya. Rapper mengombinasikan ritme musik dengan

ritme perkataannya. Kombinasi keduanya disebut flow. Secara etimologis flow

berasal dari bahasa Yunani ‘rheo’ yang berarti ritme, yaitu naik turunnya suara

penyanyi yang ada hubungannya dengan irama. Flow dalam musik rap adalah

komunikasi ritmis antara puisi (lirik) dan musik pengiring. Komunikasi ini

bergantung sepenuhnya pada irama, pengaturan tempo, nada, aksen, dan intonasi

sehingga disebut dual rhythmic relationship (Bradley, 2009).

Bila dilihat dari sejarahnya, rap tidak bisa dilepaskan dari dua pilar dalam

budaya hip hop yaitu DJing yang merupakan kependekan dari Disk Jockey dan

MCing yang berasal dari kata Master of Ceremony. Dua unsur ini saling

mendukung dan kemudian bertukar peran selama masa perkembangan budaya hip

hop di Amerika Serikat. Menurut David Samuels (2004) DJing berakar dari

“toasting” yang muncul di Jamaika tahun 1960-an. Toasting atau berbicara

dengan diiringi lagu-lagu tertentu muncul sebagai reaksi atas sulitnya memiliki

alat musik Barat di Jamaika. Sebagai ganti dari alat-alat musik, para seniman

musik Jamaika menggunakan rekaman musik R&B yang digabung-gabungkan

Page 35: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

35

membentuk sebuah irama baru. Gaya bermusik ini diperkenalkan di Amerika oleh

DJ Kool Herc (Clive Campbell), seorang keturunan Jamaika, di New York pada

tahun 1970-an. Herc menggunakan metode mixing break atau break beats, yaitu

mengambil bagian-bagian tertentu dari lagu-lagu yang terkenal pada masa itu dan

menyusunnya menjadi rangkaian irama dengan menggunakan dua pemutar

piringan hitam (Bennet, 1991). Grandmaster Flash (Joseph Saddler)

menyempurnakan teknik mixing break milik Kool Herc dengan quick mix theory.

Flash menggunakan headset agar dapat mendengarkan dengan lebih seksama lagu

yang tengah dipersiapkan sebelum menggabungkannya dengan lagu yang sedang

diperdengarkan. Cara baru ini menciptakan rangkaian irama tak berjeda dan

harmonis yang lebih baik dari teknik sebelumnya.

Suara khas dalam musik rap yang disebut scratching ditemukan oleh

Grandwizard Theodore (Theodore Livingston). Suara scratch ini diperoleh

dengan cara menekan piringan hitam yang sedang berputar untuk menghentikan

gerakannya. Langkah berikutanya adalah melakukan backspinning yaitu secara

halus menggerakkan keping piringan hitam ke arah berlawanan secara berulang-

ulang. Potongan-potongan suara akibat gerakan tangan disk jockey menimbulkan

bunyi baru yang dapat dipergunakan sebagai variasi atau penyela bagi rangkaian

lagu yang berbeda ritme atau genre musiknya.

Pada awal kemunculannya, DJ menjadi tokoh utama dalam pertunjukan

musik rap. MC lahir dari bentuk interaksi antara DJ dan penonton. Posisi MC

pada awalnya sebagai asisten yang bertugas mengumpulkan massa dan mengisi

kekosongan yang terjadi selama DJ sedang memilih lagu untuk sesi pertunjukan

Page 36: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

36

break dance berikutnya (Hess 2006; 2008; Chang 2000). MC juga bertugas untuk

menghibur para pengunjung agar tertarik mengikuti acara dan termotivasi untuk

terlibat di dalamnya.

Munculnya album “Rapper’s Delight” oleh Sugarhill Gang, menurut Hess

(2008), menjadi titik balik bagi konsep-konsep fundamental dalam budaya hip

hop, khususnya musik rap. Pertama, penggunaan live band dan munculnya

teknologi rekaman memberi alternatif bagi para MC untuk menggunakan band

atau DAT (digital audiotape) sebagai musik pengiring sehingga menghilangkan

peran DJ dalam pertunjukan musik rap. Kedua, keberhasilan album “Rapper’s

Delight” membuat musik rap masuk dalam arus utama musik pop di seluruh dunia

dan rapper menjadi daya tarik komersial dalam rap. Ketiga, album ini

memisahkan konsep musik rap dari musik hip hop yang masih mempertahankan

orisinalitas budaya aslinya. Keempat, adanya perbedaan konsep antara MC dan

rapper. MC adalah penyanyi rap yang tetap mempertahankan gaya bernyanyi

seperti masa dan mengadakan pertunjukan di klub-klub musik atau pesta-pesta

pribadi, sedangkan rapper adalah penyanyi rap komersial yang terjun dalam

dunia hiburan dan menyesuaikan lagu-lagunya dengan selera pasar.

Komersialisasi rap pada lingkup global menurut Bennett (2001)

memperluas jangkauan budayanya sehingga tak lagi secara ekslusif menjadi milik

masyarakat kulit hitam. Rapper di berbagai negara melakukan apropriasi dan

adaptasi musik rap dengan beragam cara. Pemaknaan tentang originalitas musik

yang berasal dari warisan orang kulit hitam Amerika dilakukan secara filosofis

maupun praktis. Unsur penting dalam lokalisasi musik rap adalah upaya para

Page 37: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

37

rapper secara terus menerus menemukan dan mendefinisikan ulang musik mereka

sehingga sesuai dengan kondisi lingkungan. Rap dengan unsur lokal ini

dipergunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan lingkungan dalam

konteks lokal.

1.6.3.1 Konsep Ruang dan Tempat

Konsep ruang dan tempat dalam geografi kultural berakar pada pandangan

humanistik dan pandangan materialisme dalam aliran Marxis. Pandangan

humanistik menekankan pada ‘sense of place’ apapun latar belakangnya.

Pandangan ini berpusat pada tempat sebagai wilayah khusus yang berisi

pengalaman hidup penghuninya. Pandangan Marxis mengalisis hubungan antara

dominasi dan resistensi yang terjadi melalui ruang-ruang yang ada, dan

menekankan pentingnya sebuah ruang sebagai hasil dari produksi dan konsumsi

sosial (Hubbard, 2005). Berdasarkan pandangan humanistik maupun Marxis,

ruang dan tempat dikonstruksikan dan direkonstruksi melalui jaringan-jaringan

yang melibatkan orang, praktek-praktek sosial, bahasa, dan representasi. Jadi

konsep ruang dan tempat mengacu pada apa yang dilakukan oleh penghuninya,

bukan latar belakang mereka.

Konsep ruang dan tempat dalam konteks musik, dalam pandangan Connell

dan Gibson (2003), berhubungan dengan tempat-tempat secara fisik dan

pergerakan budaya, komoditas, dan manusia yang melampaui batas geografis

konvensional. Hal itu disebabkan karena musik adalah produk yang dapat

dinikmati melalui pendengaran, sehingga ruang-ruang publik di mana identitas

musik dikonstruksikan berwujud fisik (dalam bentuk pertunjukan musik di suatu

Page 38: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

38

tempat tertentu) maupun virtual (melalui ruang-ruang siaran umum). Melalui

pandangan ini dapat dilihat bahwa ruang adalah identitas yang dikonstruksikan

pada musik tertentu, sementara tempat adalah wujud fisik maupun virtual di mana

musik-musik itu dipertunjukkan.

Rap menempatkan ruang dan tempat sebagai bagian dari identitas kultural

maupun tempat produksi lagu-lagunya. Rose (1994) melalui bukunya Black

Noise: Rap Music and Black Culture in Contemporary America, menunjukkan

bagaimana hip hop mengalami transformasi kreativitas dengan menggunakan

teknologi dan ruang (Foreman, 2000). Ruang-ruang yang dimaksud oleh Rose

adalah kota-kota post-industrial di mana masyarakat Afro-Amerika tinggal dan

menjalankan praktek budayanya. Kota-kota ini menjadi penting karena “Provided

the context for creative development among hip hop's earliest innovators,

shaped their cultural terrain, access to space, materials, and education”

(Rose, 1994: 34). Ruang-ruang itu menjadi konteks bagi lirik lagu rap yang

dihasilkan oleh seorang rapper. Kontekstualitas sebuah lagu didasarkan pada

posisi rapper dalam ruang yang dibicarakannya dalam lagu.

Konsep tempat dalam rap terlihat dari pendapat Foreman (2000) “In the

music and lyrics, the city is an audible presence, explicitly cited and digitally

sampled in the reproduction of the aural textures of the urban

environment”. (Foreman, 2000: 67-68). Hal ini diperjelas oleh Iain Chamber

dengan mengatakan bahwa rap adalah “New York sound system.”

Dalam musik rap Amerika, lingkungan atau neighbourhoods (hood)

mempunyai arti yang lebih luas dibandingkan geografis dan praktek-praktek

Page 39: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

39

kultural para rapper, “It illuminates a particular relationship to space or, more

accurately, a relationship to particular places” (Foreman, 2000: 67). Kurtis Blow

(1997) menunjukkan contoh nyata dari pertanyaan di atas dengan fenomena Kool

DJ Herc dan para penggemarnya. Pada masa hip hop awal, Herc mempunyai

kelompok penggemar dari lingkungannya yang mengikutinya dalam setiap pesta.

Kehadiran para pengikut itu disebabkan oleh keterikatan identitas karena

kesamaan lokasi dan lingkungan.

Pembagian ruang bagi para DJ pada masa awal rap didasarkan pada faktor

audio, karena setiap DJ menggunakan sound system berjalan. Ruang

dikonstruksikan berdasarkan kemampuan audio menjangkau lingkungan tertentu

sehingga tidak menyebabkan tumpang-tindih suara. Kool Herc mempunyai

wilayah di lingkungan Bronx bagian barat dan klub-klub malam di Bronx bagian

timur, Grandmaster Flash bermain di wilayah Bronx bagian selatan antara 138th

Street sampai 163rd Street, Afrika Bambaataa menguasai wilayah tenggara dan

utara, sementara DJ Breakout and DJ Baron di bagian tengah (Chang, 2005).

Berdasarkan pembagian wilayah ini maka ruang-ruang rap di wilayah Bronx

adalah ghetto wilayah di mana mereka tinggal dan mempunyai kesamaan

pengalaman dan praktek-praktek kultural, sementara tempat merujuk pada lokasi-

lokasi tertentu seperti Queens, Brooklyn, South Bronx, dan sebagainya.

Transformasi konsep ruang dan tempat terjadi ketika para rapper dari

West Coast mendominasi peredaran musik rap di tahun 1987-1988. Ruang-ruang

rap bagi mereka adalah hood yang merupakan kependekan dari “neighbourhood”

untuk menggantikan ghetto sebagai batas wilayah. Hood berfungsi sebagai ruang

Page 40: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

40

bermusik sekaligus pemberi identitas bagi para rapper dan menekankan pada

hubungan yang kuat antara rapper dengan lingkungan asalnya sekaligus

membedakan praktek kreatif setiap rapper yang tinggal dalam wilayah itu.

Pergeseran makna ruang dan tempat selanjutnya terjadi ketika rap

berkembang ke wilayah-wilayah lain di luar East Coast dan West Coast.

Bangkitnya daerah-daerah pinggiran seperti Houston, Atlanta, New Orleans, dan

wilayah-wilayah Selatan menyebabkan konsep ruang terletak pada sistem

produksi yang disebut posse2 (Rose, 1994; Foreman, 2000; Foreman, 2004), yaitu:

[…] fundamental social unit binding a rap act and its production crew together, creating a collective identity that is rooted in place and within which the creative process unfolds… It is not rare for an entire label to be defined along posse lines with the musical talent, the producers and various peripheral associates bonding under the label's banner. (Foreman, 2000: 71)

Sebagai sebuah kesatuan identitas dan produksi, posse terlihat dari

penggunaan kata: crew, gang, atau clan dalam nama-nama kelompok seperti: The

Sugarhill Gang, Doug E. Fresh and the Get Fresh Crew, atau X-Clan. Dalam

perkembangannya posse juga ditampilkan dalam nama kelompok-kelompok rap

seperti California's South Central Posse atau Native Tongues Posse (Hess, 2010).

Struktur posse dapat dilihat dalam berbagai aktivitas anggotanya seperti: sistem

2 Posse secara etimologis berarti kekuatan yang besar atau kelompok. Bagi sebagian besar orang Amerika Utara posse diidentikkan dengan kondisi tanpa aturan hukum atau hukum di daerah perbatasan (frontier justice) yang menjadi tema bagi film-film Hollywood tahun 1940-1950-an. Definisi ini yang dimaksudkan oleh kelompok-kelompok rap, meskipun pada prakteknya lebih sesuai dengan budaya posse di Jamaika (Jamaika posse culture). Sistem posse di Jamaika muncul akibat kondisi ekonomi, sosial, dan budaya tertentu pada pertengahan tahun 1970-an. Sistem ini memunculkan kultur gang dan kekerasan yang muncul karena niaga obat-obat terlarang, kokain, dan ganja. Sistem inilah yang kemudian muncul di kota-kota Amerika Utara (Foreman, 2000; Foreman, 2004).

Page 41: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

41

produksi album dengan produser yang sama, saling tampil sebagai artis pendatang

dalam album anggota posse, serta melakukan tour dalam berbagai pertunjukan

secara berkelompok.

Posse dapat meliputi berbagai wilayah, sehingga untuk menunjukkan

tempat asalnya, kelompok-kelompok rap secara eksplisit menunjuk kota asal

mereka dalam nama kelompok seperti Compton's Most Wanted, Detroit's Most

Wanted, the Fifth Ward Boyz, dan South Central Cartel (Foreman, 2000).

Selain tampak dalam nama-nama kelompok, tempat juga ditampilkan dalam judul

dan lirik lagu seperti “The South Park Psycho” karya Gangsta N-I-P atau

“Straight Outta Cashville” oleh Young Buck dan “Straight Outta Compton”

oleh N.W.A. (Hess, 2010).

Pentingnya ruang dan tempat dalam rap terlihat dari penjelasan Foreman

(Foreman, 2000) di bawah ini:

In rap, there is a widespread sense that an act cannot

succeed without first gaining approval and support from the crew and the 'hood. Successful acts are expected to maintain connections to the 'hood and to 'keep it real' thematically, rapping about situations, scenes and sites that comprise the lived experience of the 'hood. At issue is the complex question of authenticity as rap posses continually strive to reaffirm their connections to the 'hood in an attempt to mitigate the negative accusations that they have sold out in the event of commercial or crossover success. (Foreman, 2000: 72).

Ruang dan tempat dalam musik rap berfungsi sebagai tempat berafiliasi,

berproduksi, menyalurkan kreativitas, berinteraksi, memperoleh legitimasi, serta

sumber inspirasi bagi lagu-lagu anggota kelompok. Ghetto, Hood, maupun Posse

menjadi ruang-ruang produksi musik, identitas kultural, sekaligus akar bagi

Page 42: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

42

eksistensinya sebagai seorang artis. Dukungan dari komunitas rap di dalam ruang-

ruang fisik maupun produksi itu menjadi bentuk legitimasi terhadap otentisitasnya

sebagai seorang rapper.

1.6.3.2 Konsep Keepin’ It Real

Hall dalam Wall (2003) mengatakan bahwa musik adalah jalan untuk

mengartikulasikan identitas karena dapat merepresentasikan “the real me”.

Kebutuhan untuk menampilkan identitas budaya asalnya terjadi karena:

“[…] we no longer have an essensial sense of self…while our identity has become fragmented, meaning are less certain, and we may feel geographically and culturally displaced, we still relate ourselves to important sense of individual and collective history (Hall dalam Wall, 2003: 161).

Konsep ruang dan tempat dalam rap berpengaruh terhadap otentisitas dan

legitimasi seorang rapper. Ruang dan tempat dalam rap sebagai pembentuk

identitas seorang rapper terlihat dari nama kelompok, judul, dan lirik lagu.

Identitas itu oleh Foreman (2000) disebut sebagai curriculum vitae yang bertujuan

untuk menunjukkan keterikatan seorang rapper dengan wilayah kulturalnya

sekaligus menampilkan hubungan-hubungan dengan wilayah lain sebagai bentuk

keterhubungan untuk mewujudkan legitimasinya. Curriculum vitae menjamin

rapper telah berlaku “keepin’ it real” sebagai seorang artis.

Menurut David Diallo dalam Hess (2010), konsep “keepin’ it real” secara

literal berarti “representing, realistically or through hyperbolic gangsta

narratives, the symbolic forms of the ghetto” (David Diallo dalam Hess 2010:

318). Dengan menggunakan contoh film 8 Miles yang dibintangi oleh Eminem,

Page 43: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

43

Diallo menunjukkan bahwa “Keepin’ it real” adalah ruang simbolik dan sosial di

mana rapper mengidentifikasi dirinya dan berpartisipasi secara aktif dalam

kehidupan sosialnya. B. Rabbit (Eminem) dapat mengalahkan dan

mempermalukan Papa Doc pada pertarungan antar rapper (battle rap) karena

lawannya berasal dari golongan kelas menengah, bersekolah di sekolah swasta,

dan mempunyai keluarga yang harmonis. Latar belakang sosial itu membuat Papa

Doc tidak mempunyai legitimasi untuk memasukkan lirik gangsta dalam lagu-

lagunya. Selain mempunyai konotasi sebagai ruang simbolis, “Keepin’ it real”

juga mempunyai konotasi sebagai ruang realitas seperti terlihat alam freestyle

champion antara rapper Craig G dan Supernatural. Craig G mengalahkan

lawannya dengan menekankan pada latar belakang Supernatural yang berasal dari

Indiana, sehingga tidak memungkinkannya untuk berbicara tentang kehidupan

masyarakat urban kulit hitam di New York.

Kembrew McLeod (1999) mengatakan bahwa otentisitas dalam musik rap

merupakan usaha untuk menjaga keaslian budaya rap sebagai bagian dari narasi

masyarakat kulit hitam di daerah urban. Usaha itu, menurut Hess (2007),

dilakukan dengan dua cara yaitu melalui gaya musik dan identitas penyanyi.

Keaslian gaya bermusik berpusat pada usaha untuk menolak struktur musik pop

dengan mencampurkan musik dansa, rock, atau R & B dalam musik hip hop

sebagai upaya memperluas pendengar, sementara keaslian dari sudut penyanyi

berpusat pada kedekatan pengalaman dari seorang rapper dengan musik yang

dikreasikan sebagai narasi masyarakat urban kulit hitam ini (Hess, 2007: 23-24).

Page 44: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

44

Makna “keepin’ it real” bergeser seiring dengan perkembangan rap ke

berbagai wilayah di Amerika. Edward G. Amstrong yang dikutip pendapatnya

dalam Hess (2007) dan Wright (2010) menyebutkan ada tiga ide dalam konsep

“keepin’ it real” yaitu: menjadi diri sendiri (being true to yourself), mempunyai

hubungan dengan identitas lokal dan teritorial (local allegiances and territorial

identities), dan membangun hubungan dengan asal-usul hip hop atau “sumber asli

rap” melalui tempat, gaya, dan jaringan dengan penyanyi yang telah mapan.

Penyebaran rap ke seluruh dunia menyebabkan konsep “keepin’ it real”

mengalami penyesuaian dengan latar belakang sosial budaya para rapper. “Keepin

it real” dalam konteks Amerika berbeda dengan negara lainnya, sehingga

otentisitas seorang rapper tidak terletak pada keterhubungan secara langsung

dengan budaya Afro-Amerika, tetapi dengan budaya di mana dirinya berasal dan

mengidentifikasikan diri. “Keepin it real” adalah perjalanan dan pengalaman

hidup rapper yang sesuai dengan konteks budaya, lingkungan, dan pendengarnya.

1.6.3.3 Konsep Ruang Realitas dan Imajinasi

Pembentukan konsep realitas dan imajinasi dalam lagu tidak terlepas dari

relasi antara musik dan tempat untuk mengkonstruksikan identitas seseorang atau

sebuah kelompok dalam masyarakatnya (Kong, 1995; Hudson, 2006; Connell &

Gibson, 2003; Foreman, 2000). Menurut Hudson, “[…] music has the ability to

conjure up powerful images of place, feelings of deep attachment to place.”

(Hudson, 2006: 626), lebih lanjut Nash yang dikutip dalam Hudson (2006)

mengatakan, “It influences virtually all aspects of culture and manifests itself in

numerous spatial ways” (Hudson, 2006: 626). Musik dapat mempengaruhi

Page 45: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

45

perasaan seseorang terhadap sebuah tempat karena memunculkan imajinasi

tentang sebuah tempat melalui lagu secara keseluruhan seperti yang dikatakan

oleh Kong (1995),

Indeed, this ability to convey images is not only confined to lyrics. Rather,

music is a whole package comprising lyrics, melody, instrumentation,

and the general "feel" or sensory impact of the music. It is this

aggregated package which often provides us with images of regions

(Kong, 1995: 52).

Jadi menurut para ahli di atas, kesatuan lirik, melodi, instrumentasi, serta

rasa dari lagu mendorong imajinasi pendengar terhadap sebuah tempat.

Representasi itu dapat diterima karena kedekatan sosial budaya dari pendengarnya

atau interpretasi yang dilakukan oleh pencipta lagu terhadap kondisi sosial budaya

tempat itu. Lagu menghantarkan imajinasi kepada pendengar tentang tempat

tertentu.

Konstruksi ruang realitas dan imajinasi dengan konsep berbeda dilakukan

oleh María Elena Cepeda (2012). Menurutnya, musik populer menjadi arena bagi

topografi imajiner dari kenangan, identitas, dan tempat bagi orang-orang

Kolombia yang memiliki identitas multikultural karena bermigrasi ke Amerika.

Musik sebagai salah satu alat, selain bahasa, makanan, gerak tubuh, dan berbagai

aktivitas, untuk menampilkan identitas Kolombia. Menurut Cepeda, “[…] music

provides a collective space for imagining colombianidad outside traditional

geopolitical borders” (Cepeda, 2012: 20). Mengutip pendapat José David

Saldívar, Cepeda berpendapat bahwa budaya pop adalah alat untuk

mengimajinasikan ulang sebuah bangsa dan menjadi perwujudan dari peta kognisi

Page 46: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

46

yang beraneka bentuk sebagai reaksi terhadap kegagalan negara untuk

menciptakan kesatuan identitas kultural akibat berbagai persoalan. Jadi, musik

pop Colombia hasil produksi para artis dalam industri musik arus utama di

Amerika seperti Shakira atau Gloria Estefan menampilkan imajinasi tentang tanah

kelahiran dalam perspektif para imingan. Musik rap Colombia yang menyatakan

realitas kehidupan masyarakatnya tidak menarik perhatian kaum imigran yang

menginginkan romantisme kehidupan daerah asalnya (Cepeda, 2012; Tickner,

2008).

Musik rap menekankan konsep realitas dengan “keepin it real”, seorang

rapper harus berbicara tentang kehidupan yang dijalaninya dalam lirik-lirik

lagunya. Kejujuran seorang rapper dalam menarasikan diri dan lingkungannya

menjadi dasar bagi legitimasinya sebagai seorang penyanyi. Legitimasi diperoleh

dari posse, komunitas rap di wilayah itu, maupun para pendengarnya. Ruang

realitas dalam rap Amerika adalah wilayah pendengarnya berupa ghetto, hood,

maupun wilayah yang lebih luas lagi seperti East Coast atauWest Coast.

Dalam rap Manggarai, konstruksi ruang realitas dan imaginasi didasarkan

pada posse dan penggemar rap sebagai konsumen. Ruang realitas didasarkan pada

pengalaman masyarakat Manggarai sebagai masyarakat rural yang tinggal di

wilayah Manggarai dan mempunyai pengalaman historis dan kultural sebagai

orang Manggarai. Tema-tema lagu yang berbicara dalam konteks itu menjadi

bagian dari ruang realitas dalam rap Manggarai.

Mobilitas sosial dan urbanisasi memunculkan pengalaman baru bagi orang

Manggarai yang tinggal di perantauan. Komunikasi yang intens dengan budaya

Page 47: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

47

luar menyebabkan perspektif baru dalam memandang Manggarai dan identitasnya

sebagai orang Manggarai. Para rapper yang berada di wilayah urban itu

menciptakan lagu berdasarkan realitas hidup di wilayah domisilinya. Realitas

kehidupan urban berhadapan dengan ruang realitas rap Manggarai yang

mendasarkan realitasnya pada kehidupan rural, sehingga kehidupan urban yang

dialami oleh para rapper Manggarai menjadi ruang imajinasi bagi para

penggemarnya. Munculnya ruang imajinasi ini karena para rapper Manggarai di

daerah urban secara konseptual melakukan “keepin it real” tetapi realitas yang

diceritakannya berbeda dengan pengalaman kultural dan historis orang Manggarai

sebagai penikmatnya.

1.6.3.4 Konsep Rural dan Urban

Konsep rural dan urban lebih banyak ditinjau dari sudut geografis. Dalam

geografi kultural konsep rural dan urban tidak hanya berupa tempat atau wilayah

tertentu tetapi dapat berupa entitas politik, unit administratif, tempat untuk bekerja

dan bermain, kumpulan mimpi dan ketakutan, jaringan hubungan sosial,

kelompok aktivitas ekonomi, dan sebagainya (Hubbard, 2006). Secara umum

konsep rural dan urban dihubungkan dengan kepadatan penduduk, ukuran

populasi, jumlah pekerjaan per kilometer persegi, pekerja di bidang pertanian, dan

tipe penggunaan tanah (Stead, 2002).

Stewart Jr. (1958), menambahkan bahwa kriteria yang membedakan desa

dan kota terletak pada fasilitas seperti: servis dan perdagangan, sekolah, hiburan,

informasi dan budaya, dan kehidupan sosial. Fasilitas-fasilitas itu jarang terdapat

di wilayah rural akibat infrastruktur yang terbatas. Kriteria lainnya, adalah

Page 48: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

48

persentase jumlah penduduk yang bekerja di luar sektor pertanian. Penduduk kota

hanya sedikit yang bekerja di sektor pertanian, sementara daerah pedesaan

mayoritas penghuninya bekerja di bidang pertanian.

Konsep yang berbeda dikemukakan oleh Marc Mormont dalam Wood

(2011), mengatakan bahwa di luar realitasnya sebagai sebuah wilayah, rural juga

merupakan kategori pemikiran. Rural pertama-tama diimajinasikan, kemudian

direpresentasikan, lalu dikonstruksikan sebagai tempat, bentang alam, dan cara

hidup di mana ide tentang rural itu mewujud. Salah satu dari ide tentang rural

yang berpengaruh adalah “rural idyll”, yaitu imajinasi tentang daerah rural

sebagai tempat yang damai, tenang, dan sederhana, sebagai kontras dari

kehidupan urban yang serba cepat dan hiruk-pikuk. “Rural idyll” juga

dihubungkan dengan keinginan untuk melarikan diri dari modernitas yang identik

dengan kondisi daerah urban untuk kembali bersatu dengan alam. Menurut Bunce

dalam Wood (2011) pandangan tentang romantisme wilayah rural ini disebut

“armchair countryside”, yang diimajinasikan dan dinikmati dari ruang-ruang

keluarga di wilayah urban dan pinggiran kota, sebuah gambaran yang dipaksakan

dari masyarakat yang berada di luar wilayah itu.

Kata kota (city) berasal dari bahasa latin civis yang berarti penduduk dan

urban berasal dari kata urbs yang berarti kota, city atau kota merupakan tindakan

untuk mendiami sebuah tempat, sementara urbs menunjuk pada tempat (Miles,

2007). Dengan mengutip pendapat Sennett, kota atau citémeans dalam bahasa

Perancis adalah tempat yang dikelilingi tembok, sementara bourgan tidak

dikelilingi tembok tetapi dijaga keamanannya. Keduanya dipisahkan dari

Page 49: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

49

commune, tempat tinggal periferal untuk orang miskin yang berpenduduk lebih

sedikit dari cité tetapi tidak punya keistimewaan dan kekuasaan. Bagi orang-orang

yang mempunyai keistimewaan, kota merefleksikan dan memungkinkan mereka

untuk mengekspresikan statusnya sebagai penguasa, tempat yang terbebas dari

keterikatan pada tanah, dan tempat untuk mengembangkan bisnis dan

intelektualnya. Bagi masyarakat miskin kota menjadi tempat penindasan

sebagaimana di desa (Miles, 2007: 9). Daerah urban sebagai tempat migrasi yang

menghilangkan keterikatan dengan kepemilikan tanah dikemukakan oleh Tönnies,

menurutnya daerah urban adalah tempat di mana para migran mengakhiri

kewajiban-kewajiban dalam masyarakat rural yang berhubungan dengan ikatan

kekeluargaan dan pemilikan tanah dan digantikan oleh hubungan asosiasi dengan

sesama pendatang (Miles, 2007: 10).

Konsep rural dan urban menurut Marc Mormont dan Bunce terdapat dalam

lirik rap Manggarai. Wilayah rural dalam rap Manggarai adalah Manggarai

sebagai tempat yang damai, tenang, dan sederhana, ditambah dengan kekerabatan

yang kuat dan praktek-praktek kultural yang terpelihara. Berbeda dengan

pendapat Bunce yang menganggap konstruksi rural itu dibuat oleh masyarakat

urban, dalam rap Manggarai ruralitas dikonstruksikan oleh keduabelah pihak.

Rapper dari wilayah rural yaitu Manggarai mengemukakan keunggulan wilayah

rural dibandingkan urban, terutama dalam nilai-nilai budaya dan kemasyarakatan,

sementara rapper yang tinggal di luar wilayah Manggarai menyoroti modernitas

yang mulai masuk ke wilayah rural dan mengganggu sistem sosial dan budaya

yang menjadi keunggulan wilayah rural.

Page 50: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

50

Konsep urban menurut Sennett dan Tönnies dalam Miles (2007) sebagai

wilayah yang penindasan bagi orang miskin terlihat dalam tema perjuangan dan

suka-duka hidup di perantauan yang berbeda dari wilayah rural. Tema-tema

lainnya adalah modernitas yang menggilas kaum urban yang tidak dapat

menyesuaikan diri karena tidak memiliki keterampilan dan kekuasaan. Paradoks

antara kehidupan rural dan urban ini mendominasi tema-tema rap Manggarai.

1.6.4 Kontestasi

Middleton dalam Shuker (2005) meletakkan musik populer sebagai

wilayah kontradiksi dan kontestasi antara sesuatu yang diterapkan dan hal yang

dianggap otentik, selain itu musik populer juga menekankan pada otonomi relatif

dari praktek-praktek kultural. Musik populer yang menyebar ke luar wilayah

mengalami apropriasi dan adaptasi sebagai usaha untuk menyesuaikan diri dengan

selera lokal. Proses apropriasi, adaptasi, dan kreativitas para seniman

memunculkan ruang realitas dan imajinasi yang berkontestasi dalam ruang

pendengar musik.

Secara konseptual, kontestasi adalah aktifitas sosial yang mayoritas di

lakukan dengan menggunakan bahasa, meskipun tidak semua bentuk kontestasi

menggunakan “expressis verbis” (Wiener, 2014). Jadi dalam model-model

kontestasi seperti, arbitrasi (arbitration), justifikasi (justification), perembukan

(deliberation), dan pertikaian (contention), terutama yang terakhir, tidak

membutuhkan kata-kata untuk menunjukkan sikap. Meskipun demikian hal utama

dalam kontestasi adalah tidak menggunakan kekerasan dalam melakukan aksinya,

serta lebih mengutamakan tindakan.

Page 51: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

51

Sebagai praktek sosial kontestasi dilakukan terhadap sesuatu yang menjadi

isu spesifik bagi masyarakat. Cara-cara melakukan kontestasi dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan. Metode kontestasi dalam lingkungan yang luas seperti negara

dan masyarakat tentu berbeda dengan dunia akademis yang mempunyai lingkup

sempit seperti yang dikatakan oleh Steven Bernstein dalam Wiener (2014), ‘‘one

way to think about contestation is ‘the gap between general rules and specific

situations’’’ (Bernstein dalam Wiener, 2014: 24)

Berdasarkan pendapat di atas maka praktek-praktek kontestasi dalam

budaya pop dapat menggunakan berbagai bentuk, baik eksplisit maupun implisit.

Para pelaku dalam budaya pop dapat menggunakan karya-karyanya untuk

mengekspresikan beragam bentuk kontestasi seperti mempromosikan budaya

lokal dengan format musik global. Cara ini dipakai dalam rap Manggarai yang

menggunakan konsep musik rap global untuk melakukan revitalisasi dan promosi

budaya lokal.

1.6.5 Apropriasi

Penyebaran musik rap ke luar Amerika mendorong terjadinya apropriasi

oleh para rapper di luar budaya aslinya untuk melakukan apropriasi genre musik

itu agar sesuai dengan selera masyarakatnya. Apropriasi dalam musik menurut

Shuker (2005) merujuk pada proses peminjaman, penciptaan kembali, dan

percampuran dari berbagai sumber untuk menciptakan bentuk-bentuk dan ruang

baru untuk melakukan reterritorialisasi. Proses peminjaman dan penciptaan

kembali oleh para musisi itu dalam bentuk suara-suara musikal, aksen, dan gaya

bermusik maupun penampilannya.

Page 52: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

52

Apropriasi musik rap oleh masyarakat di luar wilayah budaya aslinya,

menurut Kitwana (2002), merupakan bentuk penerimaan, inisiatif, dan sekaligus

ungkapan ketidakcocokan atau perbedaan pandangan terhadap produk budaya

masyarakat Afro-Amerika oleh konsumen musik di luar wilayah Amerika.

Pendapat ini hampir serupa dengan pandangan Androutsopoulos & Scholz (2003)

yaitu, “appropriation is the productive use of an original imported cultural

pattern, […] appropriation of rap music starts when rap fans not only listen to

imported records, but starts performing the genre themselves” (Androutsopoulos

& Scholz, 2003: 463).

Tujuan apropriasi yang dilakukan oleh rapper di luar wilayah Amerika

adalah penyesuaian dengan selera masyarakat lokal, mempertahankan identitas

budayanya, serta melakukan reterritorialisasi terhadap budaya baru sekaligus

penafsiran baru terhadap budayanya sendiri. Penyesuaian terhadap selera

masyarakat lokal dilakukan untuk memenangkan kontestasi dengan genre musik

lainnya, sekaligus menjadikan rap lokal tidak terasa asing bagi masyarakat

setempat. Upaya apropriasi untuk mempertahankan identitas budaya oleh para

rapper dilakukan karena nilai-nilai yang terdapat dalam genre musik itu tidak

selalu sesuai dengan nilai-nilai budaya penerimanya, bahkan terkadang

bertentangan dengan budaya lokal. Ketidaksesuaian itu mendorong mereka

memasukkan unsur-unsur lokal agar tidak tercerabut dari budaya asalnya. bentuk-

bentuk apropriasi ini juga merupakan kreativitas dan inisiatif rapper untuk

melakukan reterritorialisasi budaya terhadap budaya masyarakat Afro-Amerika

yang masuk ke Indonesia, sekaligus mengkritisi budaya lokal yang dianggap tidak

Page 53: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

53

sesuai dengan pandangan kaum muda sehingga membuka peluang untuk

penafsiran baru yang sesuai dengan perkembangan jaman.

1.6.6 Cultural Reterritorialization

Pada era global penyebaran budaya dari satu wilayah ke wilayah lainnya

berlangsung cepat dan tak terbendung. Produk-produk budaya populer seperti film

dan musik menyebar ke seluruh penjuru dunia dalam waktu singkat. Media

internet, televisi, dan radio menghilangkan keterbatasan kondisi topografis,

geografis, dan waktu.

Di tengah serbuan budaya asing terdapat upaya aktif untuk menyesuikan

dengan budaya lokal. James Lull menjelaskan bagaimana sumber-sumber budaya

global itu disesuaikan dan ditata ulang dengan konteks lokal yang spesifik.

Individu, yang persepsinya terhadap dunia berdasarkan pada bentuk-bentuk

tertentu dari pengalaman dan pengetahuan lokalnya, secara kultural berusaha

mendefinisikan ulang imaji, teks, dan obyek yang berasal dari budaya global

dengan melakukan tindakan simbolis berupa cultural reterritorialization (Bennett,

2005).

Teori ini berdasarkan pada asumsi bahwa budaya menyebar melampaui

batas-batas geografis. Pengaruh budaya mengalir secara fleksibel melalui berbagai

macam sarana komunikasi maupun kontak-kontak langsung yang semakin intens

akibat berkembangnya alat transportasi. Asumsi kedua , batas-batas tersebut tidak

hilang, namun ditata ulang menjadi bentuk-bentuk yang baru (Gupta & Fergusson,

1992). Budaya yang menyebar ke seluruh dunia mengalami kontektualisasi

Page 54: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

54

dengan budaya lokal sehingga muncul bentuk-bentuk budaya baru melalui proses

adopsi dan adaptasi.

Pada proses adopsi dan adaptasi, budaya dari luar mengalami apropriasi.

Proses apropriasi terjadi karena individu selalu berusaha menciptakan kembali

tempat kultural atau teritori kultural yang baru (reterritorialize) di mana pun

mereka berada. Upaya adaptasi terhadap budaya asing yang masuk dengan

memberikan format baru sebagai bentuk keinginan menciptakan “cultural home”

di mana pun seseorang berada. Kedua, dengan mencampurkan budaya dari luar

dengan budaya setempat, terciptalah versi lokal yang lebih cocok dengan selera

masyarakatnya. Selain itu, masyarakat lokal tetap ingin menggunakan nilai-nilai

tradisional agar tak terlepas dari akar budayanya demi mempertahankan status

maupun cara hidup, namun mereka merasa perlu mengadakan pembaharuan

bentuk sehingga dapat mengikuti perkembangan jaman. Lebih lanjut Lull

mengatakan:

Reterritorialization….is a process of active cultural selection and synthesis drawing from the familiar and new. But creative construction of new cultural territories also involves new ways in interpreting cultural icons in process of resignification. The entire cultural milleu….become symbolic resources to be use in ways that differ radically from their original meanings and functions (Lull, 2000: 161).

Cultural Reterritorialization menyebabkan semua dasar-dasar wilayah

budaya yang meliputi cara hidup, artefak-artefak, simbol, dan konteksnya, terbuka

pada interpretasi dan pemahaman baru. Selain itu cultural reterritorialization juga

menunjukkan bahwa budaya secara terus menerus dibentuk kembali melalui

interaksi sosial, bentuk komunikasi personal yang kreatif, teknologi, dan media

Page 55: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

55

massa. Produk budaya yang mengalami cultural reterritorialization telah

kehilangan bentuk aslinya akibat interpretasi dan pemahaman baru dalam konteks

lokal. Kobin & Alaste dalam Lang (2009), mengatakan artis-artis lokal

mengintegrasikan budaya lokal mereka dengan budaya asing untuk menciptakan

budaya hibrid yang tidak lagi terasa asing. Bentuk-bentuk cultural

reterritorialization dalam musik rap Manggarai diantaranya adalah: tema, bahasa,

dan musiknya.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian kualitatif tentang hibriditas musik Amerika ini menggunakan

obyek formal budaya Amerika, sementara obyek materialnya adalah musik rap ini

merupakan kajian transnasional dengan menggunakan pendekatan interdisipliner

dalam Pengkajian Amerika. Pendekatan interdisipliner melihat fenomena dengan

menggunakan berbagai sudut pandang agar dapat menginterpretasikannya lebih

mendalam. Untuk mencapai tujuan itu dipergunakan berbagai konsep, teori, dan

metode yang berasal dari berbagai bidang ilmu.

Sebagai sebuah penelitian kualitatif, peneliti membuat interpretasi atas apa

yang dilihat, dengar, dan pahami (Creswell, 2012). Untuk melakukan interpretasi

dipergunakan metode thick description yang dikemukakan oleh Pontoretto.

Metode Pontoretto (2006) merupakan pengembangan dari pemikiran Denzin yang

menyatukan konsep antropologis Geertz dan konsep filosofis Ryle. Metode

Denzin menurut Pontoretto berbentuk instruktif sehingga thick description tak

hanya dapat dipergunakan untuk penelitian etnografi, namun dapat dipergunakan

Page 56: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

56

juga untuk penelitian sosiologis, komunikasi, maupun humaniora. Pontoretto

mengatakan:

A thick description… does more than record what a person is doing. It goes beyond mere fact and surface appearances. It presents detail, context, emotion, and the webs of social relationships that join persons to one another. Thick description evokes emotionality and self feelings. It inserts history into experience. It establishes the significant of an experience, or the sequence of events, for the person or persons in question. In thick description, the voices, the feelings, actions, and meanings of interacting individual are heard (Pontoretto 2006: 261).

Menurut Ponterotto dalam menganalisis sebuah fenomena menggunakan

thick description harus dapat melukiskan dan menginterpretasikan tindakan sosial

yang dilakukan oleh orang-orang yang diteliti secara kontekstual di mana

peristiwa tersebut terjadi, baik berupa pikiran, emosi, maupun hubungan sosial di

antara individu serta kelompok yang diteliti. Ciri utama untuk melakukan

interpretasi terhadap tindakan sosial mengharuskan tinjauan terhadap motivasi

dan tujuan dari tindakan sosial tersebut. Hal ini harus dilakukan agar pihak yang

membaca hasil penelitian dapat merasakan pengalaman seperti yang dialami oleh

peneliti terhadap situasi yang dikisahkannya. Jadi thick description harus

menyajikan ‘thick interpretation’ atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan

tineliti sehingga dapat memberikan ‘thick meaning’ pada hasil penelitian yang

menjangkau pemahaman sekaligus situasi batin pembaca.

1.7.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian terhadap rap Manggarai dibatasi secara temporal

pada lagu-lagu rap yang beredar pada kurun waktu 2008-2013. Tahun 2008

merupakan tonggak kehadiran rap di Manggarai, sementara batasan tahun 2013

Page 57: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

57

diambil berdasarkan asumsi bahwa waktu lima tahun dapat memperlihatkan

dinamika, tren, dan terjadinya pergeseran-pergeseran dalam musik. Dengan

demikian melalui penetapan kurun waktu 2008-2013 dinamika rap Manggarai

dapat diamati dan dianalisisa dengan baik.

Elemen-elemen rap yang menjadi kajian dalam penelitian ini dibatasi pada

elemen musik dan teks liriknya. Elemen musik dipergunakan untuk mengamati

hibriditas yang terjadi dalam konteks musiknya, sementara teks dipergunakan

untuk menganalisis hibriditas yang terjadi dalam tema, bahasa, dan cara

penyampaiannya. Untuk melihat karakter hibrid dalam musik pada penelitian ini

dilakukan analisis terhadap elemen bunyi bunyi lokal yang menampilkan

kekhasan wilayah Manggarai. Analisis terhadap karakter hibrid dalam teks dilihat

melalui penggunaan bahasa serta penyampaian topik, dan fenomena lokal dalam

narasi para rapper.

Batasan Manggarai dalam penelitian ini meliputi aspek kesatuan geografis

dan kultural. Aspek geografis menunjuk pada wilayah di bagian barat pulau

Flores, 08°.14’ LS - 09°.00 LS dan 120°.20’ BT - 120°.55’° BT dengan luas

wilayah 7. 242 km persegi yang terdiri dari daratan Pulau Flores dan pulau

kecil yaitu Pulau Mules, Pulau Komodo, dan Rinca (BPS Kabupaten Manggarai,

2014a; Hemo, 1988; Dagur, 1997) dengan jumlah penduduk 548.168 jiwa pada

tahun 2000 (BPS Kabupaten Manggarai, 2014b). Kabupaten Manggarai

merupakan kabupaten induk yang mengalami dua kali pemekaran yaitu

Manggarai Barat pada tahun 2005 dan Manggarai Timur tahun 2007. Dalam

wilayah administratifnya, Manggarai mempunyai 11 kecamatan dengan 145 desa

Page 58: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

58

dan 17 kelurahan (BPS Kabupaten Manggarai, 2014c). Sebagai sebuah kesatuan,

tiga kabupaten ini terletak di ujung barat pulau Flores yang berbatasan dengan:

Kabupaten Ngada di sebelah timur, Selat Sape di bagian Barat, Laut Sawu di

bagian selatan, dan Laut Flores di sebelah utara.

Tiga kabupaten yang berasal dari satu kabupaten induk ini juga merupakan

satu kesatuan sosiokultural. Ketiga wilayah administratif ini disebut Manggarai

Raya (Regus & Deki, 2011) karena secara umum memiliki kesamaan kondisi

sosial dan budaya meskipun ada beberapa perbedaan bahasa seperti: bahasa

Komodo di Pulau Komodo, bahasa Wae Rana di Manggarai Tenggara, bahasa

Rembong di Rembong yang memiliki kesamaan sampai di wilayah Ngada bagian

utara, bahasa Kempo di wilayah Kempo, bahasa Rajong di wilayah Rajong, dan

bahasa Manggarai Khusus (Dagur, 1997). Menurut Dorotheus Hemo (1988), yang

dimaksud dengan bahasa Manggarai khusus adalah enam dialek yang terdiri dari

dialek Riung, dialek Manggarai Barat, Dialek Manggarai Tengah, dialek

Manggarai Peralihan, dialek Manggarai Timur, serta dialek S menjadi H (wilayah

Kolang, Pacar, dan Rego), dan dialek C menjadi S (wilayah Riwu dan Manus).

Page 59: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

59

Peta1: Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur Sumber: www. petantt.com

1.7.2 Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif, data dalam penelitian ini

diperoleh dari studi pustaka, observasi, dan wawancara. Data dari studi pustaka

berasal dari sumber berformat audiovisual seperti DVD/VCD, situs internet

(reverbnation dan youtube), dan MP3 serta sumber kepustakaan yaitu buku, jurnal

ilmiah, koran, dan majalah. Data observasi diperoleh dari observasi terhadap acara

musik di radio, televisi, video clip, dan acara-acara musik secara langsung (live

performance), sedangkan data wawancara diperoleh dari informan, baik yang

bergerak dalam bidang musik rap maupun para penggemar musik itu.

Data audiovisual yang berupa musik rap menjadi data primer. Data musik-

musik lain yang mencerminkan perubahan sosial seperti jazz, blues, country/folk,

Page 60: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

60

dan pop menjadi data sekunder. Data kepustakaan yang berhubungan dengan

musik rap dan perubahan sosial menjadi data pendukung.

Data tentang musik rap di Amerika Serikat dikumpulkan berdasarkan

wilayahnya yaitu rap East Coast diwakili oleh New York dan rap West Coast

diwakili oleh Los Angeles dan San Fransisco. Musik rap Manggarai diambil

secara keseluruhan karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rap

yang berasal dari wilayah Manggarai Barat, Manggarai, atau Manggarai Timur.

Observasi terhadap musik rap Manggarai dilakukan melalui program

musik yang disiarkan oleh radio dan acara-acara yang melibatkan komunitas hip

hop Manggarai. Observasi terhadap program musik radio dilakukan pada RSPD

(Radio Suara Pemerintah Daerah) Manggarai, Lumen 2003 FM, dan Ntala

Gewang FM. Alasan pemilihan ketiga radio adalah RSPD sebagai radio yang

bergelombang AM (Amplitude Modulated) memiliki jangkauan yang luas sampai

ke wilayah pedalaman. Luasnya jangkauan ini berpengaruh terhadap banyaknya

pendengar yang dapat mengakses siarannya. Radio Lumen 2003 dan Ntala

Gewang FM adalah radio milik Keuskupan Ruteng yang beroperasi secara

mandiri menggunakan gelombang FM (Frequency Modulated). Radio dengan

gelombang FM jangkauan siarannya lebih sempit, namun aksesnya lebih mudah

diperoleh dengan menggunakan radio maupun telepon seluler yang mempunyai

program radio. Observasi terhadap acara musik yang dipentaskan secara langsung

(live performance) dilakukan pada acara-acara musik yang rutin dilaksanakan

pada hari-hari besar keagamaan seperti Paskah dan Natal, Tahun Baru, dan

peringatan hari ulang tahun kemerdekaan, maupun pertunjukan insidental yang

Page 61: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

61

diadakan dengan dukungan perusahaan tertentu dalam rangka promosi sebuah

produk.

Observasi terhadap musik rap Amerika Serikat dilakukan melalui media

audiovisual seperti televisi, siaran radio live streaming, siaran langsung melalui

internet, serta film-film yang mengangkat tema hip hop atau rap. Observasi pada

media televisi dilakukan terhadap MTV (Music Television) dan stasiun televisi

lain yang mempunyai program musik. Observasi terhadap siaran radio live

streaming dan siaran langsung melalui internet dilakukan pada acara-acara musik,

terutama musik rap.

Data lainnya diperoleh dengan melakukan wawancara. Metode wawancara

yang dipakai adalah wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) dan

bersifat terbuka (open-ended). Wawancara dengan metode ini mengajukan

pertanyaan tentang hal yang sama kepada setiap informan, meskipun cara dan

model pertanyaannya dapat bervariasi sesuai dengan situasi dan kondisi saat

dilakukannya wawancara. Informan yang dipilih terdiri dari rapper, anggota

komunitas rap, pengamat musik, penyiar radio, serta penikmat musik rap.

Wawancara terhadap informan dilakukan secara langsung maupun menggunakan

media komunikasi internet seperti Yahoo Messenger, Facebook, dan Skype.

1.7.3 Metode Pengolahan Data

Proses pengolahan data adalah sebuah proses yang dilakukan peneliti

untuk menyeleksi data yang diperoleh dan menempatkannya dalam kelompok-

kelompok untuk dianalisis guna menjawab rumusan masalah dalam penelitian.

Menurut LeCompte & Schensul dalam Patton,

Page 62: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

62

Data analysis is the process of reducing large amount of collected data to make sense of them. During analysis, data are organized, data are reduced through summarization and categorization, and patterns and themes in the data are identified and linked (LeCompte & Schensul dalam Patton, 1999: 23) Data studi pustaka yang berupa audiovisual dicatat atau direkam sesuai

dengan kondisi sumber datanya. Data-data itu diidentifikasi untuk

menggolongkannya dalam data primer atau data sekunder. Masing-masing data

diklasifikasikan menurut tema yang ditemukan peneliti selama proses penelitian.

Data primer yang terdiri dari lagu-lagu Manggarai dipilah berdasarkan bahasa

yang dipergunakan dalam liriknya. Berdasarkan rekaman lagu yang beredar dalam

bentuk CD maupun MP3 dalam internet, rap Manggarai menggunakan dua bahasa

yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Manggarai dan kombinasi di antara keduanya.

Lagu yang menggunakan bahasa Manggarai menjadi kajian utama selain lagu

yang menggunakan bahasa Indonesia dan campuran keduanya. Lagu-lagu rap

Manggarai itu kemudian dikelompokkan lagi berdasarkan temanya yaitu yang

berbicara tentang perubahan sosial dan non perubahan sosial. Lagu yang bertema

perubahan sosial menjadi kajian, sementara lagu bertema non perubahan sosial

tidak termasuk di dalamnya. Hal ini bertujuan untuk menemukan jawaban tentang

definisi rap Manggarai sekaligus melihat potret perubahan sosial yang ada di

wilayah itu.

Salah satu contoh lagu rap Manggarai yang menggunakan bahasa

Manggarai dan menggambarkan kondisi masyarakatnya adalah Benggong. Lagu

ini merupakan adaptasi dari syair masyarakat Manggarai dengan judul yang sama:

Page 63: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

63

Benggong - banggong,

mbere lele benggong

Hostiga benggong

rangkang lada benggong

Lako ko toe hi nana lupi nanga

haes teku wae betong

benggong – banggong

Rasung wa...rasung wa

toe ita ende go.... ema go..... betong

benggong – banggong.

Sekarang kita akan berpisah, (pergi dari tanah asal) menjadi pesuruhSekarang akan segera pergi Pada musim bunga lada mekar Akan pergi atau tidak laki-laki di dekat pantai Memikul potongan bambu untuk menimba air Saatnya berpisah Sungguh sedih….sungguh sedih Tak akan melihat ayah ibu lagi Saatnya berpisah

Lagu Benggong ini menggambarkan perubahan pola hidup masyarakat

Manggarai dari agraris menjadi masyarakat urban. Dalam kehidupan masyarakat

agraris, orang Manggarai memiliki kedaulatan atas hidup dan tanahnya sendiri.

Kedaulatan ini merupakan sebuah kebanggaan sekaligus perwujudan harga diri.

Kepergian mereka dari tanah asalnya untuk menjadi kaum urban berarti

kehilangan kedaulatan dan kebanggaan atas diri sendiri dengan hanya menjadi

orang upahan atau memperoleh gaji dari orang lain. Dalam pandangan orang

Manggarai, orang upahan atau pesuruh mempunyai konotasi serupa dengan mendi

atau budak. Istilah budak dalam bahasa Manggarai merujuk pada pekerja kasar

tanpa ketrampilan. Perpisahan dengan kampung halaman dan kaum kerabat

menyebabkan kesedihan mendalam karena tercabutnya seseorang dari asal-

usulnya berarti kehilangan identitas kultural dan menjadi seseorang tanpa akar,

terutama karena kepergian mereka tidak dapat diketahui batas waktunya.

Mobilitas sosial orang Manggarai sebagai kaum urban dapat diartikan sebagai

kematian karena kehilangan jati diri dan terlepas dari komunitasnya. Lagu ini

menunjukkan bagaimana para rapper menggambarkan perubahan konsep hidup

Page 64: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

64

masyarakat Manggarai dari petani menjadi buruh di kota-kota besar di luar pulau

Flores.

Data yang berasal dari kepustakaan dibaca dan dibuat katalognya. Data

kepustakaan yang berupa buku, jurnal, majalah baik cetak maupun online, dan

musik sheet disusun berdasarkan tema dan disimpan dalam bentuk catatan keras

(hard copy) maupun catatan lunak (soft copy). Data ini dipergunakan untuk

mendukung data audiovisual untuk melihat transnasionalisasi musik rap Amerika

di Manggarai.

Pengolahan data hasil observasi yang berupa catatan-catatan dilakukan

dengan cara membaca kembali semua catatan, kemudian memilah dan

mengkategorikan catatan-catatan itu berdasarkan tema. Data yang diperoleh dari

proses tersebut kemudian diinterpretasi oleh peneliti. Setiap kategori yang ada

kemudian dihubungkan untuk melihat keterkaitannya. Hasil dari interpretasi itu

dipergunakan untuk mendukung jawaban terhadap permasalahan yang diajukan

dalam pertanyaan penelitian.

Hasil wawancara ditranskripsikan dan dibaca ulang oleh peneliti.

Transkrip itu dipilah-pilah ke dalam jenis-jenis yang berbeda berdasarkan data

yang diberikan oleh informan. Data yang telah dipilah dan diproses itu kemudian

diklasifikasikan berdasarkan tema yang telah ditentukan. Hasil klasifikasi

terhadap data itu kemudian diinterpretasikan agar dapat menyingkap makna

dibalik jawaban-jawaban yang diberikan oleh informan selama dilakukan

wawancara. Hasil interpretasi itu dilakukan untuk mendukung data-data lainnya

guna menjawab pertanyaan penelitian dan mewujudkan tujuan penelitian.

Page 65: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

65

1.8 Sistematika Penulisan

Disertasi ini berisi enam bab yang terdiri dari bab I berisi pengantar, latar

belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,

serta konsep dan teori yang dipakai untuk melakukan analisis terhadap obyek

kajian. Bagian akhir dari bab ini berisi metode penelitian yang berupa metode

pengumpulan dan analisis data, serta sistematika penilaian.

Bab II berisi perkembangan dan dinamika rap di Amerika. Pembahasan

dalam bab ini meliputi latar belakang munculnya budaya hip hop dan keempat

pilarnya di New York. Dalam perkembangan hip hop yang menyebar ke seluruh

Amerika menimbulkan berbagai dinamika, antara lain persaingan antara

kelompok-kelompok rap di East Coast dan West Coast, munculnya gangsta rap,

dan pusat-pusat rap baru di the Midwest dan the South yang membawa ciri khas

tersendiri dalam genre ini. Perkembangan rap yang didukung oleh media juga

sampai ke wilayah pinggiran yaitu Hawaii. Berbeda dengan rap Amerika Daratan,

komunitas rap Hawaii menampilkan hibriditas melalui bahasa lokal dan musik

tradisional kepulauan itu. Bab ini membahas pula perkembangan rap ke manca

negara dengan bantuan media massa dan film.

Bab III berisi perkembangan rap di Indonesia yang terdiri dari masa awal,

pada masa genre itu masuk dalam industri arus utama, dan ketika melakukan

produksi dengan sistem indie setelah terjadi perubahan tren musik dalam

masyarakat. Bab ini juga membahas bentuk-bentuk apropriasi yang dilakukan

oleh para rapper Indonesia dan reterritorialisasi yang dilakukan untuk

menampilkan identitas kulturalnya.

Page 66: 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100561/potongan/S3... · Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi di abad XX ... Para rapper tersebut

66

Bab IV berisi keterhubungan antara unsur-unsur tradisional di Manggarai

dengan musik rap sehingga mempercepat proses apropriasi dan popularitas musik

itu di kalangan kaum muda. Bab ini juga membahas tentang komunitas rap

underground yang ada di Manggarai. Termasuk di dalamnya perkembangan musik

itu di tiga wilayah Manggarai Raya dengan pusat-pusat di Borong, Labuan Bajo,

dan Ruteng.

Selanjutnya pada bab V, pembahasan meliputi konsep otentisitas dalam

musik rap Manggarai, konsep rural dan urban, ruang realitas dan imajinasi,

kontestasi antara ruang-ruang itu dalam rap Manggarai, serta bentuk

reterritorialisasi rap Manggarai. Konsep otentitas dibahas untuk melihat

pergeseran yang terjadi dari konsep otentisitas dalam rap Amerika akibat

apropriasi oleh rapper lokal. Konsep rural dan urban yang mempengaruhi

persepsi pendengar dan rapper sehingga menimbulkan ruang-ruang realitas dan

imajinasi, serta kontestasi antara rapper dari dua wilayah itu. Sementara bab VI

berisi kesimpulan dari penelitian ini dan temuan-temuan yang memberikan

kontribusi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan musik

rap dan kajian di wilayah Manggarai.