Upload
icha-marissa-sofyan
View
37
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bedah
Citation preview
TERATOMA
DEFINISI DAN INSIDEN
Teratoma merupakan tumor embrional yang berasal dari setidaknya 2 dari
3 lapisan germinal, yang dibedakan berdasarkan jaringan dan organ yang
diidentifikasi pada lokasi ektopik. Pangkal teratoma berada dekat dengan midline
dan biasanya asimetris. Teratoma dilaporkan terdapat dalam banyak tempat,
dengan insiden di tiap tempat berbeda-beda berdasarkan laporan. Teratoma
sakrokoksigeum adalah tumor yang paling umum terjadi, diikuti oleh tumor di
gonad, mediastinal, retroperitonel, servikal, orofaringeal, dan gaster.
Tiga perempat dari pasien dalam banyak kasus adalah perempuan.
Meskipun setengah dari teratoma pada anak-anak terlihat pada waktu kelahiran,
teratoma memiliki hubungan yang langka dengan anomali kromosom ataupun
anomali kongenital lainnya. Diagnosis prenatal pada teratoma menjadi semakin
umum dilaksanakan.
Teratoma merupakan 3% keganasan pada anak-anak, dan biasanya
didiagnosis pada periode neonatal. Terdapat banyak peningkatan pada produksi
kadar alpha fetoprotein (AFP). Neoplasma lebih umum terjadi di ovarium ataupun
testis dibandingkan dengan tempat lain di luar gonad (ekstragonad)
PATOLOGI DAN HISTOLOGI
Unsur teratoma dapat berupa kistik (kista) atau padat, ataupun keduanya.
Terdapat kalsifikasi di sebagian kasus teratoma dan memudahkan untuk diagnosis
preoperasi. Komponen ektoderma (berhubungan dengan saraf) menyusun porsi
yang besar dalam kebanyakan teratoma kongenital, jaringan mesoderma biasanya
ada pada tumor kongenital, dan struktur endoderma paling jarang didapatkan pada
tumor kongenital.
Teratoma dapat diklasifikasikan ke dalam teratoma mature dan teratoma
immature. Teratoma yang mature adalah tumor benigna, biasanya mengandung
seluruh jaringan dari 3 lapisan germinal. Sedangkan teratoma immature
mengandung komponen embrionik, dengan ataupun tanpa jaringan mature, dan
biasanya pada neonati merupakan tumor benigna. Teratoma yang mengandung
elemen maligna (keganasan) yang paling umum adalah tumor sinus endodermal
(yolk sac), dan diklasifikasikan ke dalam tumor sel germinal campuran.
Kebanyakan tipe jaringan telah dijelaskan dalam teratoma. Neonati yang
tidak dilaporkan sebelumnya pada Rumah Sakit Johns Hopkins pada tahun 1979
memiliki teratoma sakrikoksigeal yang berisi usus kecil normal yang mengandung
mekonium. Jaringan yang menyusun hati dan pankreas terdapat di tempat lain
dalam spesimen.
PENANDA TUMOR
Serum penanda tumor sangat beguna dalam mendeteksi tumor residu atau
tumor rekuren pada pasien yang memiliki teratoma yang memproduksi AFP atau
beta human chorionic gonadotropin (βHCG)
Alpha fetoprotein diproduksi di hati, usus, dan yolk sac embrional, dan
memiliki waktu paruh 5 hari. Kadar serum tinggi selama trisemester pertama,
tetap meningkat pada waktu kelahiran dan menurun seiring bertambahnya usia
pada waktu 8 bulan kelahiran. Meskipun ada peningkatan pada waktu neonatal,
tingginya AFP menunjukkan tanda positif pada teratoma malignan ketika
dicocokkan dengan usia spesifik.
Subunit beta dari human chorionic gonadotropin normalnya disintesis dan
disekresi oleh plasenta syncytiotrophoblast. Waktu paruh βHCG adalah 16 jam.
Pasien dengan teratoma yang mengandung choriocarcinoma seringkali memiliki
peningkatan dari kadar βHCG.
RIWAYAT PEMBEDAHAN
Operasi pengangkatan teratoma sakrokoksigeum yang pertama kali
dilaporkan dilakukan oleh Blizzard pada tahun 1841. Buku Abdominal Surgery of
Infancy and Childhood dipublikasi oleh Ladd dan Gross pada tahun 1941, meliput
tentang teratoma pada dinding ovarium dan dinding abdomen. The Surgery of
Infancy and Childhood oleh Gross, dipublikasi pada tahun 1953, berisi sebuah bab
tentang teratoma retroperineal dan membahas juga tentang teratoma mediastinal.
Artikel penting yang masih menjelaskan teknik pembedahan kontemperor
dari eksisi teratoma sakrokoksigeum ditulis oleh Robert Gxxx pada tahun 1951.
Dia menggunakan anestesi general, antibiotik profilaksis, dan akses vaskular
untuk transfusi intraoperasi secara cepat. Bekerja sama dengan ahli patologis,
Sidney Farber, dia menekankan bahwa, “Seluruh koksi (tulang ekor) harus selalu
dieksisi bersama dengan neoplasma, karena sekumpulan sel neoplasma
mikroskopik secara umum ditemukan dalam tulang atau berbatasan langsung
dengan tulang.” Dia menganjurkan untuk dilakukannya insisi inverted-V dan
menjahit otot levator ani ke arah fascia presakrum, dan tidak ada satupun
pasiennya yang mengalami defek neurologis postoperasi di bagian ekstremitas
ataupun dalam defek neurologis dalam mengontrol pencernaan dan kandung
kemih.
Pada tahun 1990-an, terapi prenatal, termasuk diantaranya pembedahan
fetus dianjurkan kepada pasien dengan edema non-imun yang berhubungan
dengan teratoma sakrokoksigeum atau teratoma perikardial.
GAMBARAN KLINIS DAN PENANGANAN
Gambaran klinis dan penaganan teratoma pada anak-anak berdasarkan
pada lokasi anatomis dan usia ketika didiagnosisnya penyakit ini. Pembedahan
eksisisi dini dan komplit merupakan penanganan yang paling penting untuk tumor
jenis ini. Strategi kombinasi kemoterapi yang efektif meningkatkan kelangsungan
hidup bebas penyakit pada anak-anak dengan tumor maligna sel germinal. Letak
tumor dibahas berdasarkan urutan dari frekuensi kejadian.
TERATOMA SAKROKOKSIGEUM
Teratoma sakrokoksigeum merupakan tumor kongenital yang paling
umum terjadi, timbul pada 1 dari 35.000 kelahiran hidup. Penyakit ini didominasi
kuat oleh perempuan. Kisaran ukuran dari 1 cm hingga 30 cm, dan setengah berat
badan bayi yang baru lahir kemungkinannya adalah teratoma yang besar.
Kebanyakan teratoma sakrokoksigeum terdiri dari jaringan mature benigna, yang
seluruhnya dapat dibedakan.
Klasifikasi teratoma dibuat oleh Altman dan rekan-rekannya, membagi
teratoma sakrokoksigeum ke dalam 4 tipe teratoma : Tipe I (46,7%) adalah tumor
eksternal yang mendominasi, dengan perluasan presakrum minimal. Tipe II
(34,7%) muncul secara eksternal dan memiliki komponen intrapelvis secara
signifikan. Tipe III (8,8%) lokasi utama berada di pelvis dan abdomen tetapi jelas
mengalami perluasan eksternal. Sedangkan tipe IV (9,8%) terletak pada
presakrum dan tidak memiliki maifestasi eksternal.
Tiga rangkaian Currarino pada tahun 1981 menjelaskan adanya kumpulan
autosom dominan yang menurun yang terdiri dari teratoma presakrum,
malformasi anorektal, dan anomali perkembangan abnormal sakrum.
GAMBARAN KLINIS DAN DIAGNOSIS
Prenatal
Teratoma sakrokoksigeum dideteksi melalui sonography prenatal ditandai
dengan meningkatnya ukuran uterus, kelahiran prenatal, atau meningkatnya kadar
AFP pada ibu. Kebanyakan pasien mengalami polihidramnion sebelum
melahirkan. Tumor vaskular yang besar dapat menyebabkan kegagalan besar dari
output dengan adanya edema dan plasentomegali. Adanya gejala ini sebelum
minggu ke 30 dari gestasi mengarah pada prognosis yang buruk.
Diagnosis prenatal dengan menggunakan ultrasound memungkinkan
antara minggu ke 13 sampai minggu ke 14 masa gestasi. Sonography
menunjukkan adanya massa inhomogen presakrum dengan kalsifikasi pada satu
pertiga kasus. Identifikasi tipe I hingga tipe III mudah dilakukan, sedangkan tipe
IV sulit dikenali atau dibedakan dari struktur bagian intra-abdominal lainnya.
Kadar AFP amnion tidak menjadi pembeda teratoma sakrokosigeum dari defek
pembuluh saraf.
Resiko yang ikut serta pada penyakit ini umumnya berhubungan dengan
teratoma yang besar termasuk didalamnya terdapat distosia dengan ruptur dan
perdarahan exsanguinating. Diagnosis prenatal dapat dilakukan di rumah sakit
bersalin untuk perencanaan proses kelahiran caesar pada bayi dengan tumor lebih
dari 5 cm. untuk teratoma tipe I dan II disertai edema, reseksi tumor in uteroatau
ablasi dapat dipertimbangkan sebelum minggu ke 28 dari gestasi.
Postnatal
Kebanyakan tumor benigna, bahkan tumor dengan komponen intrapelvis,
menghasilkan beberapa atau bahkan tidak ada gejala fungsional. Massa pelvis
yang besar dapat membuat terjadinya kompresi traktus rektal ataupun traktus urin.
Defisit neurologi jarang terjadi pada neonati, dan pada pasien yang lebih tua, hal
ini biasanya mengindikasikan adanya suatu keganasan / maligna.
Sembilan puluh persen dari bayi baru lahir dengan teratoma
sakrokoksigeum; mempunyai massa yang terlihat di atas sakrum yang dapat
ditemukan sewaktu proses kelahiran. Meskipun langka, teratoma sakrokoksigeum
yang mudah terlihat dari luar memiliki karakterisitik tampilan fisik yang dapat
langsung dikenali.
Pemeriksaan bidigital, yang dilakukan dengan menekan koksi (tulang
ekor) antara rektum dan kulit, dapat menemukan adanya masa presakrum yang
dapat dipalpasi. Selama pemeriksaan ini, permukaan fleksor jari di rektum harus
diarahkan secara dorsal.
Pada bayi yang baru lahir, teratoma sakrokoksigeum dengan penampakan
klasik membutuhkan beberapa studi diagnostol. Pada bayi dan anak-anak yang
lebuh tua, preoperasi dapat dilakukan sebagai indikasi untuk mencari adanya
penyakit metastase. Kebanyakan teratoma tidak menunjukkan gambaran
radiografi yang abnormal dari sakrum ataupun koksi (tulang ekor), tetapi
setidaknya satu pertiga mengalami kalsifikasi. Mayoritas komponen tumor ini
padat ataupun merupakan pencampuran komponen padat dan kistik, dan proporsi
kecilnya yang mendominasi adalah komponen kistik.
Ketika komponen abdomen yang signifikan ditemukan pada pemeriksaan
fisik, double-contrast Computed Tomography (CT) digunakan untuk
menunjukkan tumornya dan hubungannya dengan traktus urinarius dan traktus
rektum. Pada pasien dengan anomali sakrum ataupun dengan temuan neurologi,
MRI (magnetic resonance imaging) merupakan pemeriksaan penunjang yang
paling baik untuk menilai adanya keterlibatan dari saraf tulang belakang.
Sekitar 8% dari teratoma sakrokosigeum adalah tumor maligna pada waktu
kelahiran, tetapi frekuensi transformasi maligna meningkat secara tajam sesudah 2
bulan. Pada usia 6 bulan, 40% hingga 80% adalah tumor maligna. Tipe maligna
yang paling umum adalah tumor yolk sac. Keganasan (malignancy) bukanlah
suatu fungsi untuk menunjukkan ukuran tumor, tetapu berhubungan dengan invasi
pada struktur normal. Teratoma presakrum (tipe IV) cenderung didiagnosis pada
usia yang lebih tua dan memiliki kenaikan tingkat keganasan.
PENANGANAN
Intervensi pembedahan dilakukan pada awal periode bayi baru lahir.
Mayoritas teratoma sakrokoksigeum dapat dieksisi secara komplit dengan
pendekatan melalu posterior perineum. Insisi abdomen dibutuhkan hanya pada
tumor dengan komponen abdomen yang luas.
Pembedahan dilakukan dibawah radiasi warmer hangat pada lingkungan
dengan temperatur yang terkontrol. Akses aman intravena ekstremitas atas
diperoleh sebelum atau sesudah induksi anestesi endotrakeal umum. Jika ukuran
teratoma kecil hingga sedang, pasien diletakkan dalam posisi pronasi di atas
bantalan pelvis, dimana dapat menyebabkan fleksi umum dari panggul. Gilungan
dada digunakan untuk memungkinkan pergerakan respirasi yang baik. Bayi
dengan tumor masif dipersiapkan dalam posisi melingkar dari daerah kosta batas
bawah. Prosedur ini memungkinkan pelvis dapat dirotasi, memudahkan
pencahayaan selama diseksi lateral.
Pembukaan ukuran masa adalah dengan memotong bagian tengah dari
drape plastik penyokong yang steril, yang ditempelkan untuk menjaga bayi tetap
hangat dan kering. Insisi inverted chevron dilakukan pada bagian apeks juction
sakrokoksigeum. Inisisi meluas ke dalam masing-masing panggul secara
inferolateral, mencakup massa dan kulit lain yang abnormal. Insisi inferior
dilakukan tetap menjauh dari anus. Pada bayo dengan komponen eksternal yang
luas, tidak mungkin untuk menentukan garis insisi awal untuk penutupan akhir
dengan tujuan kosmetik (tidak berbekas). Kulit yang iskemik direseksi. Lipatan
subkutan yang tersisa awalnya dipertahankan dan berikutnya dipangkas pada
waktu penutupan.
Inisisi dilakukan lurus kebawah melewati jaringan subkutan secara
melingkar, menjaga keseimbangan hemostasis dengan electrocautery. Ketika
dijumpai kapsul teratoma, seluruh deseksi dilakukan segera disamping kapsul
menggunakan teknik blunt and sharp. Pembuluh kecil dipisahkan dengan
electrocautery, dan pembuluh besar diligasi dengan ikatan yang dapat diabsorbsi.
Otot gluteus direnggangkan melewati massa di tiap sisinya. Batasan inferior dari
otot ini dipasahkan dari tumor secara bilateral dan diretraksi secara hati-hati
selama pembukaan lateral.
Diseksi dilakukan menurun ke koksi (tulang ekor), dan juction dari sakrum
dan kokso (tulang ekor) dibebaskan, dengan pengambilan sangat hati-hati untuk
mengindentifikasi dan menghindari 2 cabang dari arteri sakrum tengah. Juction
sakrokoksigeal dipisahkan dengan gunting berat, menyisakan bagian koksi yang
tertempel dengan teratoma. Arteri sakrum tengah diligasi dua kali berturut-turut
dan kemudian dipisahkan. Kateter red rubber yang besar diletakkan dengan baik
diatas ke dalam rektum untuk identifikasi yang aman selama dilakukannya
prosedur di bagian pelvis. Massa diretraksi ke arah kaudal, dan kompenen
presakrum di-diseksi, tersisa secara langsung pada kapsul tumor.
Setelah tumor diangkat dari sakrum, kateter rektal dapat dipalpasi.
Teratoma dapat dipisahkan dari rektum secara cermat tanpa adanya traksi
berlebihan dari kompleks otot levator. Spesimen diangkat dan dibawa ke bagian
patologi. Area diseksi diirigasi dengan saline yang steril, dan hemostatis
dipastikan dengan alat electocautery. Pengeringan luka biasanya tidak diperlukan.
Penutupan pembedahan dapat dilakukan dengan materi jahitan yang dapat
dengan mudah diabsorbsi. Kompleks otot levator midline ditarik ke arah fasia
presakrum dengan jahitan terputus-putus, merekonstruksi mekanisme kontinensia
yang direnggangkan oleh tumor dan membuat lipatan gluteus. Otot gluteus
dirapatkan lagi, menghasilkan kontur membulat yang simetris. Lipatan subkutan
yang berlebihan dieksisi pada waktu penutupan dengan tujuan kosmetik, menjaga
agar inisisi dilakukan cukup jauh dari spingter eksternal. Fasia subkutan
dihilangkan untuk menyelaraskan batas kulit. Kulit ditutup dengan jahitan jelujur
dan dibalut dengan collodion.
Teratoma presakrum yang terlambat didiagnosis mendapat penanganan
yang sama dengan tumor maligna, dengan evaluasi preoperasi yang ekstensif.
Pendekatan awal pembedahan adalah transsakrum. Jika diperlukan tindakan
laparatomi, pembersihan sampel nodus limfa peritoneum dan retroperineum
bilateral tidak boleh dilakukan.
Karena terdapat resiko kecil tetapi pasti adanya maligna rekuren, seluruh
pasien dengan tumor benigna harus di follow up setiap 6 bulan selama 3 tahun.
Kunjungan rawat jalan harus disertai dengan pemeriksaan fisik yang seksama
dengan pemeriksaan rektal dan pemeriksaan kadar AFP. Lesi maligna ditangani
dengan regimen dasar platina pada waktu post-operasi, dimana mendorong
pematangan dan meningkatkan kelangsungan hidup.
Prognosis yang baik dari teratoma sakrokosigeum berhubungan dengan
beberapa faktor. Diagnosis prenatal mengarahkan pada pasien melakukan proses
kelahiran di rumah sakit tingkat tersier dimana seluruh ahli atau dokter spesialis
yang diperlukan ada. Proses kelahiran casear dengan luka besar telah
meningkatkan hasil kelangsungan hidup bayi dengan tumor luas. Pembedahan
dini untuk menghilangkan baik tumor maupun koksi (tulang ekor) menghasilkan
outcome yang sangat baik. Hampir seluruh pasien yang melaksanakan reseksi
pada masa bayi memiliki kontinensia feses yang normal.