134011597 Referat Insomnia

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    1/18

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Gangguan tidur ataupun kesulitan dalam tidur dewasa ini cukup banyak diderita

    oleh banyak orang. Gangguan ini paling tidak pernah diderita oleh seseorang paling

    tidak sekali dalam hidupnya ataupun ada yang menderita hampir sepanjang hidupnya

    dan hal yang inilah yang dapat mempengaruhi kwalitas hidup seseorang. Seseorang

    yang terganggu dalam tidurnya akan dapat terjadi bermacam-macam gangguan seperti

    hilang semangat, kesulitan dalam berkonsentrasi, selalu merasa mengantuk dan gelisah,

    mudah marah atau temperamental menjadi tinggi, tekanan darah menjadi tinggi dari

    biasanya/normal sampai berujung pada terjadinya penyakit-penyakit tertentu yang

    bersifat kronis.1, 2

    Insomnia atau kesulitan tidur atau gangguan dalam tidur sebenarnya bukan suatu

    penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti

    kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi,

    baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan

    gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang

    seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya

    usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4

    menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih

    banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir

    bahwa mereka tidak cukup tidur.1

    Insomnia atau gangguan tidur terjadi pada hampir 30-50% dari seluruh populasi

    didunia. Dari kesemuanya itu sekitar 10% mengalami insomnia kronis, yaitu gangguan

    tidur yang terjadi sudah lama pada seseorang selama kurang lebih 3 minggu lebih

    namun tidak terlalu mempengaruhi keadaan seseorang tersebut. Insomnia kebanyakkan

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    2/18

    2

    terjadi pada usia dewasa dan semakin meningkat frekuensinya seiring bertambahnya

    usia dan terjadi kebanyakkan pada wanita dibanding pria. Anak-anakpun dapat terjadi

    insomnia namun kebanyakkan insomnia yang terjadi pada anak-anak banyak

    disebabkan oleh factor organic ketimbang orang dewasa yang lebih banyak disebabkan

    oleh factor anorganik.1, 2

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    3/18

    3

    BAB II

    Tinjauan Pustaka

    2.1 Definisi

    Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk

    tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut

    biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh

    adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis.3 Dalam hal ini,

    bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Dalam beberapa literature lain insomnia

    adalah gejala-gejala yang meliputi:

    1. Mempunyai masalah dalam tidur

    2. Sering bangun pada malam hari dan kesulitan untuk tidur kembali.

    3. Bangun terlalu pagi hari.

    4. Merasakan seperti tidak puas dalam tidur.1, 3

    Insomnia bisa menjadi suatu masalah yang berat bila dapat menimbulkan

    gangguan dalam kehidupan seseorang. Kurang tidur menyebabkan seseorang selalu

    menjadi mengantuk pada siang harinya, kurang tenaga untuk melakukan pekerjaan

    sehari-hari dan terkadang seseorang menjadi mudah emosional. Akut insomnia adalah

    salah satu yang dapat menimbulkan gangguan dalam kwalitas hidup seseorang. Akut

    insomnia dapat terjadi biasanya bila seseorang mengalami stress berat atau setelah

    mengalami trauma tertentu baik itu trauma yang bersifat fisik maupun trauma batin dan

    biasanya berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Akut insomnia ini dapat

    terjadi sewaktu-waktu dan dapat hilang sendiri. Sedangkan kronik insomnia adalah bila

    gangguan tidur terjadi selama kurang lebih 3 malam berturut-turut selama seminggu

    http://wiki/Tidurhttp://wiki/Penyakithttp://wiki/Penyakithttp://wiki/Tidur
  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    4/18

    4

    dalam kurun waktu 1 bulan. Kronik insomnia biasanya diawali dari akut insomnia dan

    biasanya sulit disembuhkan.2, 3

    2.2 Epidemiologi

    Jajak Pendapat Tidur di Amerika yang dilakukan oleh National Sleep

    Foundationspada tahun 2002, menunjukkan 58% dari orang dewasa di AS mengalami

    gejala insomnia pada beberapa malam dalam seminggu atau lebih. Meskipun insomnia

    merupakan masalah tidur yang paling umum di antara sekitar setengah orang dewasa

    yang lebih tua (48%), mereka cenderung sering mengalami gejala insomnia dari padarekan-rekan muda mereka (45% vs 62%) dan gejalanya lebih cenderung berhubungan

    dengan kondisi medis.3

    Antara wanita dan pria ternyata insomnia banyak terjadi pada wanita daripada

    pria. Satu alasan yang mempengaruhi hal ini adalah adanya perubahan hormone pada

    siklus haid yang mempengaruhi siklus tidur. Selama perimenopause seorang wanita

    dapat mengalami gangguan dalam tidur dan kesulitan dalam tidur. Seorang wanita

    tersebut dapat mengalami rasa panas pada wajah dan dapat mengalami keringat malam

    yang dapat mengganggu tidur seorang wanita. Selama kehamilan seorang wanita dapat

    mengalami perubahan hormone, fisik dan emosional yang dapat mengganggu tidur

    seorang wanita. Wanita hamil terutama pada trimester ketiga dapat menyebabkan rasa

    tidak enak, keram pada kaki dan sering pergi ke kamar mandi yang semuanya itu dapat

    menyebabkan gangguan tidur.3,

    2.3 Fisiologi Tidur.

    Fisiologi tidur dapat diterangkan melalui gambaran aktivitas sel-sel otak selama

    tidur. Aktivitas tersebut dapat direkam dalam alat EEG. Untuk merekam tidur, cara

    yang dipakai adalah dengan EEGPolygraphy. Dengan cara ini kita tidak saja merekam

    gambaran aktivitas sel otak (EEG), tetapi juga merekam gerak bola mata (EOG) dan

    tonus otot (EMG).5 Untuk EEG, elektroda hanya ditempatkan pada dua daerah saja,

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/National_Sleep_Foundation&prev=/search%3Fq%3Dinsomnia%26hl%3Did%26rlz%3D1T4HPAA_enID235ID240&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjx9Jk0FeycEM8UpU0UvjPU3iYw_ghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/National_Sleep_Foundation&prev=/search%3Fq%3Dinsomnia%26hl%3Did%26rlz%3D1T4HPAA_enID235ID240&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjx9Jk0FeycEM8UpU0UvjPU3iYw_ghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/National_Sleep_Foundation&prev=/search%3Fq%3Dinsomnia%26hl%3Did%26rlz%3D1T4HPAA_enID235ID240&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjx9Jk0FeycEM8UpU0UvjPU3iYw_ghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/National_Sleep_Foundation&prev=/search%3Fq%3Dinsomnia%26hl%3Did%26rlz%3D1T4HPAA_enID235ID240&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjx9Jk0FeycEM8UpU0UvjPU3iYw_ghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/National_Sleep_Foundation&prev=/search%3Fq%3Dinsomnia%26hl%3Did%26rlz%3D1T4HPAA_enID235ID240&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjx9Jk0FeycEM8UpU0UvjPU3iYw_g
  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    5/18

    5

    yakni daerah frontosentral dan oksipital. Gelombang Alfa paling jelas terlihat di daerah

    frontal. dapatkan 4 jenis gelombang, yaitu:

    Gelombang Alfa, dengan frekuensi 8 - 12 Hz, dan amplitude gelombang antara 10 - 15

    mV. Gambaran gelombang alfa yang terjelas didapat pada daerah oksipital atau parietal.

    Pada keadaan mata tertutup dan relaks, gelombang Alfa akan muncul, dan akan

    menghilang sesaat kita membuka mata. Pada keadaan mengantuk (drowsy) didapatkan

    gambaran yang jelas yaitu kumparan tidur yang berupa gambaran waxing dan

    gelombang Alfa.

    Gelombang Beta, dengan frekuensi 14 Hz atau lebih, dan amplitude gelombang kecil,

    rata-rata 25 mV. Gambaran gelombang Beta yang terjelas didapat pada daerah frontal.

    Gelombang ini merupakan gelombang dominan pada keadaan jaga terutama bila mata

    terbuka. Pada keadaan tidur REM juga muncul gelombang Beta.

    Gelombang Teta, dengan frekuensi antara 4 - 7 Hz, dengan amplitudo gelombang

    bervariasi dan lokalisasi juga bervariasi. Gelombang Teta dengan amplitudo rendah

    tampak pada keadaan jaga pada anak-anak sampai usia 25 tahun dan usia lanjut diatas

    60 tahun. Pada keadaan normal orang dewasa, gelombang teta muncul pada keadaan

    tidur (stadium 1, 2, 3, 4).

    Gelombang Delta, dengan frekuensi antara 0 - 3 Hz, dengan amplitudo serta lokalisasi

    bervariasi. Pada keadaan normal, gelombang Delta muncul pada keadaan tidur (stadium

    2, 3, 4). Dengan demikian stadium-stadium tidur ditentukan oleh persentase dan

    keempat gelombang ini dalam proporsi tertentu. Selain itu juga ditunjang oleh gambarandari EOG dan EMG nya.5

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    6/18

    6

    STADIUM TIDUR

    1. Stadium Jaga (Stadium W = wake)

    EEG : Pada keadaan relaks, mata tertutup, gambaran didominasi oleh gelombang Alfa.

    Tidak ditemukan adanyaKumparan Tidur danKompleks K.

    EOG : Biasanya gerakan mata berkurang. Kadang-kadang

    terdapat artefak yang disebabkan oleh gerakan kelopak mata.

    EMG: Kadang-kadang tonus otot meninggi.

    2. Stadium 1

    EEG: Biasanya terdiri dari gelombang campuran Alfa, Beta dan kadang-kadang Teta.

    Tidak terlihat adanyaKumparanTidur, Kompleks K atau gelombang Delta.

    EOG : Tak terlihat aktifitas bola mata yang cepat.

    Cermin Dunia Kedokteran No. 53, 1988 7

    EMG Tonus otot menurun dibandingkan dengan pada Stadium W.

    3. Stadium 2

    EEG: Biasanya terdiri dan gelombang campuran Alfa, Teta dan Delta. Terlihat adanya

    Kumparan Tidur danKompleks K (Kompleks

    K : gelombang negatif yang diikuti oleh gelombang positif, berlangsung kira-kira 0,5

    detik, biasanya diikuti oleh gelombang cepat 12 - 14 Hz). Persentase gelombang Delta

    dengan amplitudo di atas 75 mV kurang dari 20%.

    EOG : Tak terdapat aktivitas bola mata yang cepat.

    EMG : Kadang-kadang terlihat peningkatan tonus otot secara tiba-tiba, menunjukkan

    bahwa otot-otot tonik belum seluruhnya dalam keadaan relaks.

    4. Stadium 3

    EEG : Persentase gelombang Delta berada antara 20 - 50%.TampakKumparan Tidur.

    EOO : Tak tampak aktivitas bola mata yang cepat.

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    7/18

    7

    EMG : Gambaran tonus otot yang lebih jelas dari stadium 2.

    5. Stadium 4

    EEG : Persentase gelombang Delta mencapai lebih dari 50%. TampakKumparan Tidur.

    EOG : Tak tampak aktivitas bola mata yang cepat

    EMG : Tonus otot menurun dari pada stadium sebelumnya.

    6. Stadium REM

    EEG : Terlihat gelombang campuran Alfa, Beta dan Teta. Tak tampak gelombang

    Delta.,Kumparan Tidur maupunKompleksK.

    EOG : Terlihat gambaran REM (Rapid Eye Movement) yang khas.

    EMG : Tonus otot sangat rendah.1, 5

    Tabel 1. Hipnogram orang normal.

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    8/18

    8

    Keterangan:

    Dari gambaran EEG, EOG dan EMG sepanjang malam seorang dewasa normal, dapat

    dibuat sebuah hipnogram yang melukiskan kualitas dan kuantitas tidur orang tersebut.

    Pada kondisi normal, seorang dewasa memasuki stadium 1 dan 2 dengan cepat dan

    mempunyai stadium tidur dalam (stadium 3 dan 4) yang berkisar antara 70 - 100 menit.

    Setelah itu timbullah stadium REM yang gambaran EEG nya mirip dengan stadium

    tidur yang dangkal. Kejadian atau siklus ini berulang dengan interval waktu 90 menit.

    Semakin mendekat ke pagi hari, tidur yang dalam semakin berkurang dan tidur REM

    semakin bertambah. Dalam kondsi normal, terjadi 46 kali periode tidur REM. Secara

    keseluruhan periode tidur REM meliputi 25% dari keseluruhan tidur. Pola hipnogram

    ini dipengaruhi oleh usia. Pada anak-anak, stadium 3 dan 4 meliputi jumlah yang lebih

    besar dari pada dewasa normal, dan makin berkurang lagi pada usia lanjut.

    2.4 Sirkulasi Darah dan Metabolisme O2 di otak waktu tidur

    Peningkatan sirkulasi darah dan oksigen otak berkorelasi dengan gambaran

    gelombang EEG yang cepat dan tak teratur, dan sebaliknya. Tetapi hal ini tak

    sepenuhnya dapat diterima. Pada anak-anak normal, di mana terdapat dominasi

    gelombang lambat pada EEG-nya, sirkulasi darah dan oksigen di otak lebih tinggi dan

    dewasa normal. Yang jelas, pada umumnya dalam keadaan tidur, di mana timbul

    gelombang-gelombang yang lebih lambat daripada dalam keadaan jaga, dijumpai

    adanya penurunan sirkulasi darah dan O2 di otak.4, 5

    2.5 Pernafasan dan Sirkulasi Sistemik pada waktu tidur

    Bulow (1963), seorang peneliti, mendapatkan bahwa tidur yang dalam akan

    diikuti oleh penurunan sensitivitas dan pusat pernafasan terhadap CO2 di otak.

    Penurunan ini berjalan linier dengan keadaan dan tidur. Pada tidur REM, sensitivitas ini

    bertambah dan menetap sampai ambang seperti keadaan jaga. Hal ini sesuai dengan

    penelitian secara klinis yang memperlihatkan adanya pernafasan tak teratur selama

    periode REM. Peristiwa ini dapat mengakibatkan timbulnya vasokonstriksi pembuluh

    darah. Dan Seterusnya terjadi peninggian dan tekanan darah sistemik dan frekuensi

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    9/18

    9

    nadi. Sebagai kompensasi, sirkulasi darah dan oksigen ke otak meningkat, dan aktivitas

    neuron otakpun meningkat. Sebaliknya pada tidur non-REM, tekanan darah sistemik

    mengalami penurunan, terutama pada awal tidur. Hal ini mula-mula tidak

    mempengaruhi sirkulasi darah di otak karena adanya sistem auto-regulasi, yang akan

    mengadakan reaksi adaptasi terhadap keadaan itu. Tetapi semakin. lama, terutama

    setelah terjadi penurunan sirkulasi oksigen, terjadi dekompensasi, dan akibatnya timbul

    gangguan perfusi jaringan secara perlahanlahan. Karena itu pada usia lanjut, sering

    timbul gejala-gejala eksaserbasi infark multipel demensia pada malam hari yang disertai

    adanya gejala-gejala kebingungan (confusion). Hasil-hasil penelitian di atas masih

    berada dalam taraf awal, karena masih diikuti oleh penemuan-penemuan lain yang

    kontroversial. tetapi dengan adanya kemampuan dan teknik pemantauan otak, antara

    lain Positron Emission Tomography, diharapkan pendalaman dan hal ini akan lebih

    memberikan hasil yang positif terhadap gambaran faali tidur di otak.5, 6

    2.6 Penyebab Insomnia

    Orang yang sering terjaga dari tidurnya ternyata dapat disebabkan oleh banyak

    faktor, walaupun mungkin satu faktor lebih dominan mempengauhi. Faktor tersebut

    antara lain:

    1. Gangguan Emosional, Tekanan Batin maupun Depresi

    Orang yang dalam kesehariannya banyk diliputi oleh tekanan dan ancaman akan

    sangat berpotensi untuk insomnia. Hal ini dikarenakan peraaan batinnya yang tidak

    tenteram. Orang tersebut akan selalu memikirkan berbagai kejadian yang telah

    menimpa dirinya. Seolah tidak menerima kenyatan tentang mengapa semua tekanan

    datang padanya dan bagimanapun akan keluar dari permasalahan akan tetapi tetap

    tidak bisa. Sehingga tidur pun jadi terganggu karena pikiran terganggu.

    2. Penggunaan Obat

    Penggunaan obat dalam jumlah yang banyak atau dalam jangka waktu panjang juga

    akan mengganggu kegiatan tidur kita. Ada orang yang sangat gemar mengkomsumsi

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    10/18

    10

    obat. Sedikit saja badan terasa tidak enak, langsung minum obat, walaupun tubuh

    belum benar-benar sakit. Bahkan untukmenjaga tubuh agar tetap bugar saja juga

    harus minum obat. Kebiasaan ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan

    gangguan insomnia, walaupun efek samping obat adalah mengantuk. Mungkin

    seketika minum obat akan terasa kantuk, tetapi ketika malam hari insomnia akan

    tetap datang.

    3. Ketidakmampun Untuk Beristirahat dengan Santai

    Tidur membutuhkan suasana yang santai selain daripada rasa kantuk. Banyak orang

    tetap tidak dapat berpikir santai karena pekerjaan yang menumpuk. Saat pekerjan

    menumpuk biasanya kita selalu teringat untuk segera menyelesaikannya. Kondisi

    seperti ini biasanya dialami oleh para mahasiswa, khususnya ketika waktu-waktu

    menjelang ujian. Hampir tidak ada waktu untuk beristirahat karena menumpuknya

    tugas. Sehingga ketika tidur tidak segera tidur, pikiran masih gelisah terbayang

    bagaimana jika tugas tidak selesai, sementara waktu sudah sempit dan tubuh kita

    juga butuh istirahat guna aktivitas esok hari.

    4. Kebiasaan Merokok

    Bagi siapapun juga yang memiliki kebiasaan merokok sebaiknya mulai dikurangi.

    Merokok selain mekmberikan efek yang buruk bagi tubuh, juga dapat menahan

    keinginan untuk tidur (vrisaba, 2002).

    5. Suasana Ribut

    Siapapun juga silahkan kenyamanan tidur anda ketika suatu saat lingkungan rumah

    anda sedang dipakai pertemuan arisan, dengan pada saat malam hening disertai

    hujan gerimis. Kemudian rasakanlah bedanya.

    Pekerja pabrik yang selalu bekerja pada suasana bising, ternyata juga mengalami

    insomnia ketika di rumah.

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    11/18

    11

    6. Kamar Tidur yang Berantakan

    Ketika beranjak tidusur sebaiknya segala kruwetan mengenai tempat tidur, baik

    ranjang, pakaian dan lain sebagainya yang berkaitan dengan tidur harus dirapikan.

    Itu akan sangat berpengaruh dengan kenyamanan tidur kita. Semakin rapi dan bersih

    akan semakin menambah kenyamanan. Namun demikian, ada saja orang yang justru

    tidur nyenyak ketika kasurnya berantakan dan banyak pakaian berserakan di situ.

    Selain hal-hal yang telah diuraikan di atas, masih banyak lagi penyebab insomnia

    lainnya. Yang jelas insomnia tidak secara langsung berhubungan dengan

    menurunnya suatu hormon dalam tubuh.5

    2.7 Patofisiologi Gangguan Tidur

    Irama tidur - jaga yang merupakan pola tingkah laku agaknya berhubungan

    dengan interaksi di dalam sistim aktivasi reticular. Contoh adalah bila dilakukan

    perangsangan daerah formasio retikularis akan menyebabkan kondisi jaga/waspada pada

    hewan di laboratorium. Sedangkan perusakan pada daerah itu menyebabkan hewanmengalami kondisi koma menetap. Dengan ini kita mengetahui bahwa sistim aktivitas

    retikular bekerjanya diatur oleh kontrol dan nukleus raphe dan locus coeruleus. Di mana

    sel-sel dan nucleus raphe mensekresi serotonin dan locus coeruleus mensekresi

    epinephrine. Jika nukleus raphe dirusak atau sekresinya dihambat, dapat menimbulkan

    kondisi tidak tidur/berkurangnya jam tidur pada hewan percobaan yang mirip dengan

    kejadian insomnia. Sedangkan bila locus coeruleus yang dirusak, akan terjadi

    penurunan atau hilangnya tidur REM, sedangkan tidur non REM tak berubah. Sistim

    limbik, yang kita kenal sebagai pusat emosi, agaknya juga berhubungan dengan

    kewaspadaan/jaga. Mungkin hal inilah yang menyebabkan mengapa kondisi ansietas

    dan gangguan emosi lainnnya dapat mengganggu tidur, dan menyebabkan insomnia.4, 5, 6

    Penelitian tidur di laboratorium dengan alat EEG menunjukkan adanya

    perbedaan antara sukarelawan yang normal dengan penderita depresi dan ansietas. Pada

    penderita depresi, ditemukan adanya Sleep Latency yang bertambah atau dapat juga

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    12/18

    12

    normal. Sedangkan REM Latency jelas menjadi lebih pendek. Tidur Delta yang pada

    orang normal ditemukan sejumlah 20 - 30%, pada penderita depresi menjadi jauh

    berkurang. Hal ini yang menyebabkan penderita depresi mengeluh tidurnya kurang

    pulas. Penelitian dari Zung menunjukkan bahwa pada sukarelawan normal yang diberi

    rangsang suara-suara pada stadium Delta, tidak terbangun oleh hal itu. Tetapi pada

    penderita depresi sangat mudah terbangun. Karena itu penderita depresi mudah sekali

    terbangun oleh adanya perubahan suhu di dini hari, perubahan sinar dan suara-suara

    hewan di pagi hari. Pada fase awal penyakit, penderita. depresi akan mengalami

    penurunan dari Tidur REM nya sebanyak 10%. REM menunjukkan bahwa orang itu

    sedang bermimpi. Di laboratorium tidur, 85% dan mereka yang dibangunkan pada

    waktu tidur REM, mengaku sedang bermimpi. Penderita depresi biasanya mengalami

    mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan sehingga mereka terbangun karenanya.

    Dengan demikian tidur REM pun berkurang karena seringnya terbangun di malam hari.

    Di samping itu, telah diterangkan bahwa pada mereka yang menderita depresi, tidur

    REM lebih cepat datangnya. Secara fisiologik kekurangan tidur REM itu harus dibayar

    kembali. Dengan begitu, selang beberapa waktu, penderita depresi akan mengalami

    tidur REM yang berlebihan, dan penderita akan lebih sering terbangun dan bermimpi

    buruk. Jadi jelaslah mengapa di laboratorium tidur, ditemukan gambaran hipnogram

    yang acak-acakan atau iregular dari perpindahan satu stadium ke stadium yang lain

    pada penderita depresi; dan sering terbangun di malam hari. Pada penderita ansietas,

    dan hipnogram ditemukan SleepLatency yang memanjang. Sedangkan REM Latency

    dapat normal atau lebih panjang dari pada sukarelawan normal. Berbeda dengan

    penderita depresi, pada penderita ansietas, tidur delta biasanya normal (20-30%),

    sedangkan tidur REM menjadi bertambah, terutama pada fase akhir dari tidur (di dini

    hari). Pada hipnogram juga ditemukan adanya gambaran yang ireguler dari perpindahan

    satu stadium tidur ke stadium tidur yang lain. Di bawah ini, digambarkan suatu skema

    perbedaan dari insomnia karena kondisi depresi dan ansietas, dilihat dari keluhan

    subyektif dan gambaran obyektif menurut hipnogramnya.5, 6, 9

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    13/18

    13

    2.8 Pengobatan InsomniaBerbagai cara dilakukan agar dapat segera tertidur. Mulai dari mendengarkan

    musik, melamun, hingga merubah posisi tidur. Tetapi itu semua tidak ada hasilnya,

    padahal esok hari harus sudah bekerja. Satu hal yang perlu diingat adalah jangan pernah

    lari kepada obat. Karena pada dasarnya obat adalah bahan kimia. Dalam jangka panjang

    memberikan efek buruk bagi tubuh.4, 7Pada harian Prkiran Rakyat dipaparkan 10 upaya

    untuk mengatsi insomnia, antara lain yaitu:

    1. Hindari kebiasaan tidur siang, terutama jika berlebihan, sebab akan mengurangi

    waktu tidur di malam hari.

    2. Malam hari bukan waktu yang tepat untuk ngopi maupun minum minuman

    berkafein, apalagi disertai merokok. Kafein dapat menggenjot denyut jantung,

    membuat sigap, memaksa mata untuk terjaga. Sedangkan nikotin bersifat

    neurostimulan yang "menodong" otak untuk tidak istirahat. Agar gampang tidur,

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    14/18

    14

    peminum kopi sebaiknya menghabiskan minum terakhirnya sebelum pukul 3

    petang. Bagi para perokok, usahakan batang rokok terakhir maksimal tiga jam

    sebelum tidur.

    3. Jauhi alkohol. Meski dalam dosis ringan alkohol dapat membuat rileks, mengantar

    tidur pulas, tapi bahan ini bisa membuat orang kecanduan. Begitu tidak

    menggunakannya lagi akan timbul efek kebalikannya yaitu tetap terjaga. Di sisi lain,

    alkohol juga menguras vitamin B yang mendukung sistem saraf.

    4. Pilih waktu berolah raga pada petang hari, hindari melakukan kegiatan ini saatmalam hari. Olah raga akan menyebabkan adrenalin terpompa, mengakibatkan

    orang jadi terjaga.

    5. Biasakan melakukan relaksasi, salah satunya dengan membaca bacaan ringan

    sebelum tidur.

    6. Minum susu hangat. Susu kaya akan asam amino triptofan. Meningkatnya kadar

    triptofan di dalam otak akan berdampak pada peningkatan produksi serotonin, yang

    membuat pikiran menjadi santai, dan memancing timbulnya kantuk.

    7. Berhubungan seks. Kata Ted Mcllvenna, Presiden "The Institute for Advanced

    Study of Human Sexuality (IASHS)" di San Francisco, seks bisa jadi merupakan

    langkah yang baik untuk menjaga kesehatan. Dari hasil studinya diperlihatkan,

    selain dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh, hubungan seks yang baik juga

    mampu mengelakkan problem psikologi, seperti stres yang sering membuat orang

    jadi susah tidur, mengendurkan tensi, membebaskan dari rasa sakit, di samping juga

    mengundang kantuk. Perkara efeknya yang terakhir, disebut-sebut lebih hebat

    ketimbang segelas susu hangat.

    8. Jus Selada. Selada bermanfaat dalam pengobatan insomnia sebab kandungan zat

    penyebab kantuk yang disebut lectucarium. Disebutkan dalam "Foods That Heal:

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    15/18

    15

    The Natural Way To Good Health", unsur ini memiliki kesamaan efek, sebagai

    sedatif, sama dengan opium namun tanpa menimbulkan rangsangan yang

    berlebihan. Cara penggunannya, menurut Culpepper, herbalis Inggris zaman

    baheula,dengan mencampur jus selada dan minyak bunga ros, lalu diurutkan pada

    dahi serta pelipis. Cara lain yaitu dengan meminum air rebusan bijinya.

    9. Tetesan Lavender. Dr. Bud Rickhi,Associate Professor of Medicinedi University of

    Calgary serta direktur "The Research Centre for Alternative Medicine", berdasar

    hasil risetnya, menyarankan lavender untuk mengatasi insomnia. Lavender

    merupakan tanaman yang bisa memengaruhi nervous system, meningkatkan

    aktivitas gelombang alpha di otak dan membuat tubuh lebih santai. Cara

    penggunaan yang disarankan guna mendapatkan hasil optimal, pun terbilang

    sederhana, cukup dengan meneteskan beberapa tetes minyak lavender pada bantal

    sebelum pergi tidur, kemudian nikmati semerbak wanginya.

    10. "Penggelontoran" melatonin. Melatonin merupakan hormon saraf yang bekerja

    antara lain melalui sistem sumbu hipotalamus - hipofisa - adrenal. Fungsi adrenal

    mengubah cadangan glikogen hati menjadi glukosa, menyempitkan pembuluh darah

    tepi, dan meningkatkan tekanan irama denyut jantung. Apabila adrenalin meningkat,

    kadar gula darah akan bertambah, dan sistem peredaran lebih terpacu, sehingga

    orang akan lebih aktif. Di lain pihak, melalui sumbu ini melatonin menekan kelenjar

    anak ginjal (suprarenalis) sehingga menghasilkan hormon lebih sedikit. Rendahnya

    kadar hormon adrenal menyebabkan orang merasa lebih tenang, santai, dan

    mengantuk. Dalam berbagai penelitian lain disebutkan, melatonin mampu mencegah

    kanker, penyakit jantung, menurunnya fungsi otak, dan menambah kekebalan tubuh.

    Meski begitu, para wanita yang sedang menjalani terapi sulih hormon estrogen tidak

    dianjurkan untuk mengonsumsinya tanpa pengawasan dokter. Demikian juga wanita

    hamil. Para wanita yang merencanakan kehamilan pun dilarang mengonsumsinya.

    Dalam penelitian pada hewan, melatonin dapat menegangkan pembuluh darah,

    sehingga meningkatkan tekanan darah. Karena itu, mereka yang hipertensi dan

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    16/18

    16

    mengalami gangguan kardiovaskular diharap konsultasi ke dokter sebelum

    mengonsumsinya. Melatonin juga tidak dianjurkan bagi pasien limfoma dan

    leukimia, juga anak-anak. Kalau hendak mengonsumsi suplemen melatonin,

    sebaiknya mulai dari dosis kecil, sekitar 100-300 mkg (0,1-0,3 mg) atau kurang.

    Karena daya kerjanya cepat, Anda bisa mengonsumsinya 30 menit sebelum tidur.4, 7

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    17/18

    17

    BAB III

    Kesimpulan

    Insomnia merupakan gangguan kesulitan tidur pada seseorang. Gangguan

    tersebut dapat terjadi ketika awal, pertengahan tidur maupun ketika bangun tidur.

    Insomnia ditandai dengan sulitnya tidur di malam hari, mengantuk dan lelah di siang

    hari. Penyebab gangguan ini adalah didominasi oleh kondisi psikologis penderita yang

    lemah. Meskipun banyak faktor lain yang juga berpengaruh. Untuk mengatasi masalah

    ini secara umum penderita harus mampu menciptakan suasana kenyamanan dalam dirisendiri.

  • 7/22/2019 134011597 Referat Insomnia

    18/18

    18

    Daftar Pustaka

    1. Marjdono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Edisi ke-11. Dian

    Rakyat:Jakarta ; 1988 ; P. 183-92

    2. http//www.wikipedia.org./wiki/insomnia. Epidemiologi of Insomnia. Diakses

    tanggal 6.08-2010 jam 12.43

    3. www.insomnia.medicineNet.com.Definition of insomnia. diakses tanggal 6-08-

    2010 jam 12.34

    4. Schenck,Carlos H. Mahowald,Mark.Sack,Robert.2003.Assesment and

    Management of Insomnia. JAMA Vol 289.

    5. Iskandar Y. Insomnia dan Depresi Dalam: Psikiatri Biologik Vol. II, ed.

    Yul Iskandar dan R. Kusumanto Setyonegoro, Yayasan Dharma Graha, Jakarta,

    1985.

    6. Iskandar Y. Tehnik Penelitian Tidur dengan EEG. Makalah pada: Simposium

    Psikiatri Biologik N, Jakarta, 1983.

    7. Moynihan SH, Marks J. Insomnia, Management in Good Medical Practice,

    Editiones, Roche, Basle, 1988.

    8. Priest RG, Pletscher A, Ward J. (Eds.): Sleep Research. MTLP Press Limited,

    Basle, 1988.

    9. Suroto. Cara Mengendalikan Stres. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

    2001.

    http://www.insomnia.medicinenet.com/http://www.insomnia.medicinenet.com/http://www.insomnia.medicinenet.com/