26
INSOMNIA Oleh: Novita Herdiyanti (09171022) PEMBIMBING dr. Juwita Saragih, Sp.KJ

Insomnia PPT

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Insomnia PPT

INSOMNIA

Oleh:Novita Herdiyanti (09171022)

PEMBIMBINGdr. Juwita Saragih, Sp.KJ

Page 2: Insomnia PPT

FISIOLOGI TIDUR

• Makhluk hidup mempunyai irama sirkardian kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam.

• Fase Tidur susunan saraf pusat masih bekerja dimana neuron-neuron di substansia retikularis ventral batang otak melakukan sinkronisasi

– Terletak pada substansia ventrikulo retikularis batang otak yang disebut sebagai pusat tidur (sleep center).

– Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/ desinkronisasi terdapat pada bagian rostral batang otak disebut sebagai pusat penggugah (arousal center).

Page 3: Insomnia PPT

FISIOLOGI TIDUR

Page 4: Insomnia PPT

PEMBAGIAN TIDUR

• Tidur Dibagi Menjadi 2 Tipe Yaitu:

1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)

2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)

• Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-6 kali siklus semalam.

• Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan waktu tidur dan dibagi emnjadi 4 stadium. Sedangkan tidur REM meliputi 25% dari keseluruhan waktu tidur. Tidak dibagi-bagi dalam stadium seperti dalm tidur NREM

Page 5: Insomnia PPT

PEMBAGIAN TIDUR (NREM)PEMBAGIAN KETERANGAN

Stadium 1 • berlangsung selama 5% dari keseluruhan waktu tidur. Stadium ini dianggap stadium tidur paling ringan. EEG menggambarkan gambaran kumparan tidur yang khas, bervoltase rendah, dengan frekuensi 3 sampai 7 siklus perdetik, yang disebut gelombang teta

Stadium 2 • berlangsung paling lama, yaitu 45% dari keseluruhan waktu tidur. EEG menggambarkan gelombang yang berbentuk pilin (spindle shaped) yang sering dengan frekuensi 12 sampai 14 siklus perdetik, lambat, dan trifasik yang dikenal sebagai kompleks K. Pada stadium ini, orang dapat dibangunkan dengan mudah

Stadium 3 • berlangsung 12% dari keseluruhan waktu tidur. EEG menggambarkan gelombang bervoltase tinggi dengan frekuensi 0,5 hingga 2,5 siklus perdetik, yaitu gelombang delta. Orang tidur dengan sangat nyenyak, sehingga sukar dibangunkan

Stadium 4 • berlangsung 13% dari keseluruhan waktu tidur. Gambaran EEG hampir sama dengan stadium 3 dengan perbedaan kuantitatif pada jumlah gelombang delta. Stadium 3 dan 4 juga dikenal dengan nama tidur dalam, atau delta sleep, atau Slow Wave Sleep (SWS)

Page 6: Insomnia PPT

PEMBAGIAN TIDUR (REM)

Page 7: Insomnia PPT

POLA SIKLUS BANGUN dan TIDUR

* Kadar melatonin dalam darah mulai meningkat pada jam 9 malam, terus meningkat sepanjang malam dan menghilang pada jam 9 pagi.

Page 8: Insomnia PPT

PERUBAHAN TIDUR AKIBAT PROSES MENUAAN

• Orang usia lanjut mengalami waktu tidur yang dalam lebih pendek, sedangkan tidur stadium 1 dan 2 lebih lama.

• Bila siang hari sibuk dan aktif sepanjang hari, pada malam hari tidak ada gangguan dalam tidurnya, sebaliknya bila siang hari tidak ada kegiatan dan cenderung tidak aktif, malamnya akan sulit tidur.5

• Pada usia lanjut, ekskresi kortisol dan GH serta perubahan temperatur tubuh berfluktuasi dan kurang menonjol. Melatonin menurun dengan meningkatnya umur.

Page 9: Insomnia PPT

Cont. . .

Page 10: Insomnia PPT

DEFINISI INSOMNIA

• Menurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi individu.

• The International Classification of Diseases mendefinisikan Insomnia sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan

• Menurut The International Classification of Sleep Disorders, insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur tersebut.

Page 11: Insomnia PPT

KLASIFIKASI INSOMNIA

Dalam ICD 10, insomnia dibagi menjadi 2 yaitu:

• Organik

• Non-organik• Dyssomnias (gangguan pada lama, kualitas dan waktu tidur)

• Parasomnias (ada episode abnormal yang muncul selama tidur seperti mimpu buruk, berjalan sambil tidur, dll)

Dalam DSM IV, gangguan tidur (insomnia) dibagi menjadi 4 tipe yaitu:

• Gangguan tidur yang berkorelasi dengan gangguan mental lain

• Gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi medis umum

• Gangguan tidur yang diinduksi oleh bahan-bahan atau keadaan tertentu

• Gangguan tidur primer (gangguan tidur tidak berhubungan sama sekali dengan kondisi mental, penyakit, ataupun obat-obatan.) Gangguan ini menetap dan diderita minimal 1 bulan.

Page 12: Insomnia PPT

Cont. . .Berdasarkan International Classification of Sleep Disordes yang direvisi,

insomnia diklasifikasikan menjadi:

a. Acute insomnia

b. Psychophysiologic insomnia

c. Paradoxical insomnia (sleep-state misperception)

d. Idiopathic insomnia

e. Insomnia due to mental disorder

f. Inadequate sleep hygiene

g. Behavioral insomnia of childhood

h. Insomnia due to drug or substance

i. Insomnia due to medical condition

j. Insomnia not due to substance or known physiologic condition,

unspecified (nonorganic)

k. Physiologic insomnia, unspecified (organic) 10

Page 13: Insomnia PPT

PENYEBAB INSOMNIA

Page 14: Insomnia PPT

FAKTOR RESIKO

Page 15: Insomnia PPT

TANDA DAN GEJALA• Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari• Sering terbangun pada malam hari • Bangun tidur terlalu awal• Kelelahan atau mengantuk pada siang hari• Iritabilitas, depresi atau kecemasan• Konsentrasi dan perhatian berkurang• Peningkatan kesalahan dan kecelakaan• Ketegangan dan sakit kepala• Gejala gastrointestinal

Page 16: Insomnia PPT

DIAGNOSISUntuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:

– Pola tidur penderita.– Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.– Tingkatan stres psikis.– Riwayat medis.– Aktivitas fisik– Diagnosis berdasarkan kebutuhan tidur secara individual.

Page 17: Insomnia PPT

KRITERIA DIAGNOSTIK INSOMNIA NON-ORGANIK BERDASAR PPDGJ

• Hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti:– Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau kualitas

tidur yang buruk– Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan– Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan terhadap

akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari– Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan

penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan

• Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan.

• Kriteria “lama tidur” (kuantitas) tidak diguankan untuk menentukan adanya gangguan, oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak memenuhi kriteria di atas (seperti pada “transient insomnia”) tidak didiagnosis di sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres akut (F43.0) atau gangguan penyesuaian (F43.2)

Page 18: Insomnia PPT

PENATALAKSANAAN NON-FARMAKO

Trap Tingkah Laku :•Edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik, •Teknik Relaksasi•Terapi kognitif•Restriksi Tidur•Kontrol stimulus

Page 19: Insomnia PPT

Cont. . .

Gaya Hidup Dan Pengobatan Di Rumah• Mengatur jadwal tidur yang konsisten termasuk pada hari libur• Tidak berada di tempat tidur ketika tidak tidur. • Tidak memaksakan diri untuk tidur jika tidak bisa.• Hanya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.• Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca, latihan

pernapasan atau beribadah• Menghindari atau membatasi tidur siang karena akan menyulitkan tidur pada

malam hari.• Menyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur, seperti menghindari

kebisingan• Olahraga dan tetap aktif, seperti olahraga selama 20 hingga 30 menit setiap

hari sekitar lima hingga enam jam sebelum tidur.• Menghindari kafein, alkohol, dan nikotin• Menghindari makan besar sebelum tidur• Cek kesehatan secara rutin• Jika terdapat nyeri dapat digunakan analgesik

Page 20: Insomnia PPT

PENATALAKSANAAN FARMAKO1. Benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan Estazolam)2. Non benzodiazepine (Chloral-hydrate, Phenobarbital)

Pemilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur :• Initial Insomnia • Delayed Insomnia• Broken Insomnia

Page 21: Insomnia PPT

Cont. . .

Page 22: Insomnia PPT

Cont. . .

Page 23: Insomnia PPT

WARNING !!!WARNING !!!

• Kontraindikasi :– Sleep apneu syndrome– Congestive Heart Failure– Chronic Respiratory Disease

• Penggunaan Benzodiazepine pada wanita hamil mempunyai risiko menimbulkan “teratogenic effect” (e.g.cleft-palate abnormalities) khususnya pada trimester pertama. Juga benzodiazepine dieksresikan melalui ASI, berefek pada bayi (penekanan fungsi SSP)

Page 24: Insomnia PPT

KOMPLIKASI

Page 25: Insomnia PPT

PROGNOSIS

• Prognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat dan juga terapi pada gangguan lain spt depresi dll. Lebih buruk jika gangguan ini disertai skizophrenia

Page 26: Insomnia PPT

TERIMA KASIH