Upload
joni-fernando
View
12
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
test test
Citation preview
1.IDENTITAS BUKU :
A.Judul Buku : PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN UNTUK
PERGURUAN TINGGI
B. Pengarang : PROF. DR. H. KAELAN, M.S. & DRS. H. ACHMAD ZUBAIDI,
M.Si.
c. Penerbit : PARADIGMA
d. Tahun Terbit : 2007
e. Jumlah Halaman:208
f. Kota Terbit : Yogyakarta
g. Edisi : Pertama
2. GAMBARAN UMUM :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Mata kuliah kewarganegaraan sering disebut sebagai civic education,citizenship
education, dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy education.
Kesadaran demokrasi serta implementasinya harus senantiasa dikembangkan
dengan basis filsafat bangsa, identitas nasional, kenyataan dan pengalaman sejarah
bangsa tersebut, serta dasar-dasar kemanusiaan dan keadaban. Oleh karena itu
dengan pendidikan kewarganegaraan diharapkan intelektual Indonesia memiliki
dasar kepribadian sebagai warga negara yang demokratis, religius,
berkemanusiaan dan berkeadaban.
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Visi Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah
merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan
program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya
sebagai manusia seutuhnya.
Misinya adalah membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya,
agar secara secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung
jawab dan bermoral.
B. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum
1. Landasan Ilmiah
Bahan pendidikan kewarganegaraan meliputi hubungan antara
warganegara dan negara,serta pendidikan pendahuluan bela negara yang semua ini
berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa. Tujuan utama
pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang
bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila.
2. Landasan Hukum
Landasannya pada :
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982
4. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
5. Pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006
BAB II
FILSAFAT PANCASILA
A. Pengertian Filsafat
B. Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,
saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
Dasar filsafat negara pancasila adalah merupakan satu kesatuan yang
bersifat majemuk tunggal.
C. Kesatuan Sila-Sila Pancasila
Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu
rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususan dari
sila-sila dimukanya.
Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam
hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan
hierarkhis piramidal. Tiap-tiap sila mengandung empat sila lainnya, dikualifikasi
oleh empat sila lainnya.
D. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sisitem Filsafat
Secara filosofis pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat
memiliki, dasar ontologis, dasar epistimologis dan dasar aksiologis sendiri yang
berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya.
E. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara
Republik Indonesia
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia,
mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,
kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu sumber dari hukum dasar dalam negara Indonesia.
Sebagai suatu sumber dari hukum dasar, secara objektif merupakan suatu
pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur
yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal
18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan oleh para pendiri negara
menjadi lima sila dan ditetapkan secara yuridis formal menjadi dasar filsafat
negara Republik Indonesia.
F. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain
diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini
merupakann kausa materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila
tersebutkemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga
Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara
Indonesia.
G. Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila
Realisasi setiap sila atau derivasi setiap sila senantiasa, dalam
hubungan yang sistemik dengan sila-sila lainnya. Hal ini berdasarkan pada
pengertian bahwa makna sila-sila Pancasila senantiasa dalam hubungannya
sebagai sistem filsafat.
H. Pancasila sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan
terutama dalam melaksanakan pembangunan dan pembaharuan maka harus
mendasarkan pada suatu kerangka pikir, sumber nilai serta arahan yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Filsafat Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan adalah merupakan Identitas Nasional Indonesia. Hal ini didasarkan
pada suatu realitas bahwa kausa materialis atau asal nilai-nilai Pancasila adalah
bangsa Indonesia sendiri.
BAB III
IDENTITAS NASIONAL
A. Pengertian Identitas Nasional
Agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus
tetap meletakkan jatidiri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian
bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi.
Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain.
Dalam hubungannya dengan identitas nasional secara dinamis, dewasa ini
bangsa Indonesia harus memiliki visi yang jelas dalam melakukan reformasi,
melalui dasar filosofi bangsa dan negara yaitu bhineka tunggal ika, yang
terkandung dalam filosofi Pancasila. Masyarakat harus semakin terbuka, dan
dinamis namun harus berkeadaban serta kesadaran akan tujuan hidup bersama
dalam berbangsa dan bernegara. Dengan kesadaran akan kebersamaan dan
persatuan tersebut maka insyaAllah bangsa Indonesia akan mampu mengukir
identitas nasionalnya secara dinamis di dunia internasional.
B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Faktor yang mendukung kelahiran identitas bangsa Indonesia meliputi :
1. Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis
2. Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik dan kebudayaan.
C. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya
bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat pancasila bukan muncul secara
tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu
fase historis yang cukup panjang. Proses perumusan materi Pancasila secara
formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang “panitia
9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara formal yuridis sebagai
dasar filsafat negara Republik Indonesia.
Sejarah Budaya Bangsa sebagai Akar Identitas Nasional
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila dalam kenyataannya
secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Inodnesia sejak zaman dahulu kala
sebelum mendirirkan negara. Proses terbentuknya bangsa dan negara Indonesia
melalui proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan
pada abad ke-IV, ke-V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai
nampak pada abad ke-VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah
wangsa Syailendra di Palembang, kemudian kerjaan Airlangga dan Majapahit di
Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Dasar-dasar pembentuka nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang
kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah
Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa
Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu
bangsa dan negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945 yang
kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia.
BAB IV
DEMOKRASI INDONESIA
A. Demokrasi dan Implementasinya
Peranan Negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari telaah tentang
demokrasi, ini karena dua alasan:
1. Hampir semua Negara di dunia menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang
fundamental .
2. Demokrasi sebagai asas Negara secara esensial telah memberikan arah bagi
peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai organisasi tertinggi
tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang berbeda-beda (Rais,
1955:1).
Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam system pemerintahan,
demokrasi juga melahirkan system yang bermacam-macam seperti, sistem
presidensial, sistem parlementer, sistem referendum (meletakkan pemerintah
sebagai bagian/ badan pekerja dari parlemen). Di beberapa Negara ada yang
menggunakan sistem campuran antara presidensial dengan parlementer.
B. Arti dan Perkembangan Demokrasi
Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak
dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu
pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau asas persetujuan
rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.
C. Bentuk-Bentuk Demokrasi
Formal demokrasi menunjuk pada demokrasi dalam arti system
pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di
berbagai Negara. Dalam suatu Negara misalnya dapat diterapkan demokrasi
dengan menerapkan system presidensial atau sistem parlementer.
Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden
secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung
dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan eksekutif (kekuasaan menjalankan
permintaan) sepenuhnya berada di tangan presiden.
Sistem Parlementer : Sistem ini menerpakan model hubungan yang menyatu
antara kekuasaan eksekutif dan legeslatif. Kepala eksekutif (head of government)
adalah berada di tangan seorang perdana menteri. Adapun kepala Negara (head of
state) adalah berada pada seorang ratu, misalnya di Negara Inggris atau ada pula
yang berada pada seorang presiden misalnya di India.
Prinsip demokrasi perwakilan liberal didasarkan pada suatu filsafat
kenegaraan bahwa manusia adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh
karena itu dalam sistem demokrasi ini kebebasan individu sebagai dasar
fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.
Kebebasan formal berdasarkan demokrasi liberal akan menghasilkan
kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya
kapitalislah yang menguasai negara.
D. Demokrasi Indonesia
Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana
meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik
yang demokratis dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periode :
1. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer
2. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin
3. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru
4. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi
Dalam bidang Politik & Konstitusional. Menurut UUD 1945, demokrasi
berarti menegakkan kembali asas-asas negara hukum dimana kepastian hukum
dirasakan oleh segenap warga negara. Hak-hak asasi manusia baik dalam aspek
kolektif maupun dalam aspek perorangan dijamin, dan penyalahgunaan kekuasaan
dapat dihindarkan secara intitusional.
Dalam bidang Ekonomi. Demikrasi berarti Kehidupan yang layak bagi semua
warga negara. Mencakup :
- Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara
- Koperasi
- Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam
penggunaannya
- Peranan pemerintahan yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung.
Kekuasaan pemerintahan negara ditangan rakyat mengandung pengertian tiga
hal :
1. Pemerintah dari rakyat (government of the people)
2. Pemerintahan oleh rakyat (government by people)
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for people)
Secara umum dalam sistem pemerintahan yang demokratis senantiasa
mengandung unsur yang paling penting dan mendasar, yaitu:
- Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
- Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara.
- Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakaioleh
warganegara.
- Suatu sistem perwakilan
- Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.
Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi adalah :
1. Kekuasaan ditangan rakyat
(a) Pembukaan UUD alinea IV
“…Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD RI
yang berkedaulatan rakyat…”
(b) Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
“Negara yang berkedaulatan rakyyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perrwakilan” (pokok pikiran III)
(c) UUD 1945 Pasal 1 ayat (1)
“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”
(d) UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)
“kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut undang-undang dasar”
Jadi, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat dan realisasinya diatur dalam
UUD. Sebelum dilakukan amandemen kekuasaan tertinggi dilakukan oleh MPR.
2. Pembagian kekuasaan
Pembagian kekuasaan menurut demokrasi :
1. Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (pasal 4 ayat (1) UUD
1945)
2. Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Preisiden, DPR, dan DPD pasal
5 ayat (1), pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945.
3. Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada MA pasal 24 ayat (1) UUD
1945.
4. Kekuasaan Inspektif atau pengawasan didelegasikan kepada BPK dan DPR.
Dalam UUD 1945 pasal 20 ayat (1) “… DPR juga memiliki fungsi pengawasan
terhadap presiden selaku penguasa eksekutif”.
5. Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsultatif,
didelegasikan kepada DPA, pasal 16 UUD 1945. Artinya DPA dihapuskan karena
berdasarkan kenyataan pelaksanaan kekuasaan Negara fungsinya tidak jelas.
3. Pembatasan Kekuasaan
Pembatasan kekuasaan menurt konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui
mekanisme 5 tahunan kekeuasaan:
(a) Pasal 1 ayat (2) “kedaulatan ditangan rakyat…”
Pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.
(b) MPR memilki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden
dan Wapres,serta melakukan impeachment terhadap presiden jika melanggar
konstitusi.
(c) Pasal 20 A ayat (1),”DPR memiliki fungsi pengawasan.” Yang berarti
mengawasi pemerintahan selama jangka waktu 5 tahun.
(d) Rakyat kembali mengadakan Pemilu setelah membentuk MPR dan DPR
(rangkaian kegiatan 5 tahunan sebagai periodesasi kekuasaan.
Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut :
(1) Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok Pikiran III, “… Oleh karena itu sistem
Negara yang terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas kedaulatan rakyat
dan berdasarkan atas permusyawaratan/perwakilan.”
(2) Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat 7.
Konsep Pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut :
(1) Pasal 1 ayat (2), “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut
UUD.”
(2) Pasal 2 ayat (1), “MPR terdiri atas DPR dan anggota DPD”
(3) DPR senantiasa mengawasi tindakan Presiden.
Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :
(1) Pasal 27 ayat (1), “Segala warganegara bersamaan kedudukannyadidalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tiada kecualinya.”
(2) Pasal 28, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan UU.”
(3) Pasal 30 ayat (1), ”Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan Negara.”
Konsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terbuka untuk seluruh warga Negara Indonesia.
Demokrasi Indonesia mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah sebagai
unsur sentral, oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya harus ditunjang
oleh adanya orinentasi baik pada nilai-nilai yang universal yakni rasionalisasi
hukum dan perundang-undangan juga harus ditunjang norma-norma
kemasyarakatan yaitu tuntutan dan kehendak yang berkembang dalam
masyarakat.
BAB V
NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Pengertian negara
Nicollo Machiavelli yang merumuskan Negara sebagai Negara kekuasaan.
Teori Negara menurut Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi yang
kuat dari filsuf lain separti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704)
dan Rousseau (1712-1778). Mereka mengartikan Negara sebagai suatu badan atau
organisasi hasil dari perjanjian masyarakat secara bersama. Menurut mereka,
manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-hak asasinya seperti hak untuk
hidup, hak milik serta hak kemerdekaan.
Konsep pengertian Negara modern yang dikemukakan oleh para tokoh lain
antara lain :
1. Roger H. Soltau, mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai alatagency atau
wewenang / authority yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan
besama atas nama masyarakat.
2. Menurut Harold J. Lasky bahwa Negara adalah merupakan suatu masyarakat
yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat sah lebih agung
dari pada individu atau sekelompok.
3. Mc. Iver bahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban
suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan system hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah maksud tersebut diberi kekuasaan
memaksa.
4. Miriam Budiardjo bahwa Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya
diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dr warga
Negaranya ketaatan pada perundang-undangannya melalui penguasaan (control)
monopolitis dari kekuasaan yang sah.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serta para
sarjana tentang negara, maka dapat disimpulkan bahwa semua Negara memiliki
unsur-unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur Negara meliputi :
1. Wilayah
2. Rakyat
3. Pemerintahan
Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya
kesatuan nasib, yaitubersama-sama dalam suatu penderitaan dibawah penjajahan
bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas
bagi bangsa Indonesia adalah unsur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu
sangat beraneka ragam, baik latar belakang budaya seperti bahasa, adat kebiasaan
serta nilai-nilai yang dimilikinya.
Prinsip-prinsip Negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea I,II,III & IV.
B. Konstitusionalisme
Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisasi secara
efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Basis pokok
konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus)
diantara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan
negara.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme pada umumnya dipahami
berdasarkan pada :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama
2. Kesepakatan tentang the rule of law
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan
Kesepakatan pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang
sangat menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu
Negara.
Kesepakatan kedua , adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan
didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi.
Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan (a) bangunan organ Negara
dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan, (b) hubungan-hubungan antar
organ Negara itu satu sama lain, serta (c) hubungan antar organ-organ Negara itu
dengan warga Negara .
Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya menyangkut prinsip pengaturan
dan pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka sebenarnya
prinsip konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip pembatasan
kekuasaan atau yang lazim disebut sebagai prinsiplimited
government. Konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling berkaitan
satu sama lain, yaitu: Pertama, hubungan antara pemerintahan dengan warga
Negara; dan Kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan yang satu dengan
lainnya.
C. konstitusi Indonesia
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun
1999, dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan
perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan
pada tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001 dan disahkan
pada tanggal 10 Agustus 2002.
Penegertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis dan
hukum dasar tidak tertulis. Oleh karena itu sifatnya yang tertulis, maka Undang-
Undang Dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah. Undang-Undang
Dasar menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan
kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.
Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Undang-
Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki 37
pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan
tambahan.
Sifat-sifat UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. Rumusannya jelas
2. Bersifat singkat dan supel
3. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat
dan harus dilaksanakan secara konstitusional
4. Peraturan hukum positif yang tinggi
Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun
sifatnya tidak tertulis.
Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
(1) Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara.
(2) Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.
(3) Diterima oleh semua rakyat.
(4) Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan
dasar yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
Jadi convensi bilamana dikehendaki untuk menjadi suatu aturan dasar
yang tertulis, tidak secara otomatis setingkat dengan UUD, melainkan sebagai
suatu ketetapan MPR.
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian UUD,
karena pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu
masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD.
Sistem pemerintahan negara Indonesia dibagi atas tujuh :
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat)
2. Sistem konstitusional
3. Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping
MPR dan DPR
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
6. Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak-terbatas
Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara hukum,
Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas
kekuasaan. Sifat Negara hukum hanya dapat ditunjukkan jikalau alat-
alat perlengkapanya bertindak menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang
ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasai untuk
mengadakan aturan-aturan itu.
Ciri-ciri suatu Negara Hukum adalah :
a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan
dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan
tidak memihak.
c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat
dipahami dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.
Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia benar-benar ingin
mengembalikan peranan hukum, aparat penegak hukum beserta seluruh sistem
peraturan perundang-undangan akan dikembalikan pada dasar-dasar Negara
hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hasil amandemen 2002 yang
mengemban amanat demokrasi dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
BAB VI
RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA
A. Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum
Baik rechtsstaat maupun rule of Menurut Friedman, antara pengertian negara
hukum atau rechtstaat dan rule of the law sebenarnya saling mengisi. Oleh karena
itu berdasarkan bentuknya sebenarnya rule of the law adalah kekuasaan publik
yang diatur secara legal.
Prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut prinsip-
prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat. Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan,
ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan belaka.
Prinsip Negara hukum tidak boleh ditegakkan dengan mengabaikan prinsip-
prinsip demokrasi yang diatur dalam UUD. Karena itu perlu ditegaskan pula
bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat yang dilakukan menurut UUD
atau constitutional democracy yang diimbangi dengan penegasan bahwa Negara
Indonesia adalah Negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis.
Menurut Albert Venn Dicey, istilah the rule of law diartikan sederhana sebagai
suatu keteraturan hukum.
law, pada prinsipnya memiliki kesamaan yang fundamental serta saling
mengisi. Dalam prinsip Negara ini unsur penting pengakuan adanya pembatasan
kekuasaan yang dilakukan secara konstitusional. Oleh karena itu, terlepas dari
adanya pemikiran dan praktek konsep Negara hukum yang berbeda, konsep
Negara hukum dan rule of law adalah suatu realitas dari cita-cita sebuah Negara
bangsa, termasuk Negara Indonesia.
B. Hak Asasi Manusia
Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala ditandatangani Magna
Charta (1215), oleh raja John Lackland. Kemudian juga penandatanganan petition
of right pada tahun 1628 oleh raja Charles I. Dalam hubungan ini raja berhadapan
dengan utusan rakyat. Dalam hubungan inilah maka perkembangan hak asasi
manusia itu sangat erat hubungannya dengan perkembangan demokrasi. Puncak
perkembangan perjuangan hak-hak asasi manusia yaitu ketika ’human
right’ untuk pertama kalinya dirumuskan secara resmi dalam ‘declaration of
independence’Amerika Serikat pada tahun 1776.
Doktrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini sudah diterima secara
universal sebagai ‘a moral, political, legal framework and as a guideline’ dalam
membangun dunia yang lebih damai dan bebas dari ketakutan dan penindasan
serta penaklukan yang tidak adil.
C. Penjabaran Hak-Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
Dalam rentangan berdirinya bangsa dan Negara Indonesia, secara resmi
deklarasi pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 telah lebih dahulu merumuskan
hak-hak asasi manusia dari pada Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia
PBB. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pembukaan UUD 1945 beserta pasal-
pasalnya disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, sedangkan Deklarasi Hak-Hak
Asasi Manusia PBB pada tahun 1948.
Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002, telah memberikan jaminan secara
ekplisit tentang hak-hak asasi manusia yang tertuang dalam BAB XA, pasal 28A
sampai pasal 28J.
D. Hak dan Kewajiban warga Negara
Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu
dalam hubungannya dengan Negara. Dalam hubungan antara warganegara dan
Negara, warganegara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan
sebaliknya.
Asas-asas kewarganegaraan adalah :
1. Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli
2. Bipatride dan apatride
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara
mencakup pasal-pasal 27,28,29,30,33 dan 34.
Pembelaan Negara atau bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga
negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
Kesadaran perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air
dan untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.
Ada beberapa dasar yang dapat digunkan sebagai motivasi setiap warga untuk
ikut serta membela Negara Indonesia :
1. Pengalaman sejarah perjuangan RI
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan
6. Kemungkinan timbulnya bencana perang
BAB VII
GEOPOLITIK INDONESIA
A. Pengertian
Geopolitik di artikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturandalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang di dorong aspirasi nasional geografik
suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung
atau tidak langsung kepada sistem politik suatu negara.Sebaliknya politik nrgara
itu secara langsungGeopolitik bertumpu pada geografi sosial, mengenai situasi,
kondisi dan segala sesuatu yang di anggap relevan dengan
karakteristik geografi suatu Negara.
Manusia melaksanakan tugas dan kegiatan bergerak dalam dua bidang, yaitu
universal filosofis dan social politis. Bidang universal filosofis bersifat transenden
dan idealistik, misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan
pandangan hidup bangsa. Sedangkan bidang social politis bersifat imanen dan
realistic yang bersifat lebih nyata dan dapat di rasakan, misalnya aturan hokum
atau perundangan yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai
produk politik.
Indonesia adalah Negara kepulauan dan masyarakat yang beraneka ragam, oleh
karena itu Indonesia memiliki kekuatan dan kelemahan . Kekuatannya yaitu
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya
alam. Sedangkan kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekargaman masyarakat yang harus di satukan dalam satu bangsa.
Salah satu pedoman bangsa Indonesia agar tidak terombang ambing dalam
memperjuangkan kepentingan nasional adalah wawasan nasional yang berpijak
pada wujud wilayah nusantara.
A. Pengertian Wawasan Nusantara
Istilah wawasan berasal dari kata”wawas” yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti
memandang atau melihat. Sedangkan wawasan berarti cara pandang, cara tinjau,
atau cara melihat. Sedangkan ‘nusa’ berarti pulau, dan ‘antara’ berarti diapit di
antara dua hal.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri
dan lingkungannya yang di jabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu
sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan
nasional. Sedangkan wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa
Indonesia.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara
Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut
selalu dalam satu kesatuan yang utuh, sementara perairan atau lautan antara pulau-
pulau berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan unsur pemisah.
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan
Nederlandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang
kemudian menjadi wilayah Negara Republik Indonesia.
Sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17-8-1945, Indonesia menjadi nama resmi
Negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang.
Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsepsi
mengenai pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :
1) Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2) Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia
itu tidak dapat dimiliki oleh masing-masing Negara.
3) Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua
bangsa.
4) Mare Clausum (The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan bahwa
hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu Negara sejauh
yang dapat dikuasai dari darat.
5) Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan
dasar dalam Konvensi PBB tentang hukum laut.
Sesuai dengan Hukum Laut Internasional, secara garis besar Indonesia sebagai
Negara kepulauan memiliki laut territorial, Perairan Pedalaman, Zone Ekonomi
Ekslusif, dan Landas Kontinen. Masing-masing dapat di jelaskan sebagai berikut:
1) Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau
lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
2) Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil
laut di ukur dari garis pangkal.
3) Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah
dalam garis pangkal.
4) Zone Ekonomi Ekslusif tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal.
5) Landas Kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di
bawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan
alamiah wilayah daratannya.
Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai berikut:
Utara : 60 08 LU
Selatan : 110 15 LS
Barat : 940 45 BT
Timur : 1410 05 BT
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2, yang terdiri dari
daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan 3.166.163 km2.
1. Geopolitik dan Geostrategi
Ilmu bumi politik (Political Geography) mempelajari fenomena geografi dari
aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek
geografi.
1. Pandangan Ratzel dan Kjellen
Federich Ratzel pada akhir abad ke 19 mengembangkan kajian geografi politik
dengan dasar pandangan bahwa Negara adalah mirip organisme (makhluk
hidup). Jika bangsa dan Negara ingin tetap eksis dan berkembang, maka harus
diberlakukan hokum ekspansi (pemekaran wilayah).
Rudolf kjellen berpendapat bahwa Negara adalah organism yang harus
memiliki intelektual. Kjellen juga mengajukan paham ekspansionisme dalam
rangka untuk mempertahankan Negara dan mengembangkannya.
Pandangan Ratzel dan Kjellen hamper sama, mereka memandang pertumbuhan
negara mirip dengan pertumbuhan organism.
2. Pandangan Haushofer
Pemikiran Haushofer di samping berisi paham ekspansionisme juga
mengandung aliran rasialisme, yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras
paling unggul yang harus dapat mengusai dunia.
Pokok-pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut:
a) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas
dari hukum alam.
b) Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan
Imperium maritim untuk mengusai pengawasan di lautan.
c) Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan mengusai Eropa.
d) Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan.
3. Geopolitik Bangsa Indonesia
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang di dasarkan pada nilai-nilai
Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam
Pembukaan UUD 1945.
Bangsa Indonesia juga menolak paham realisme, karena semua manusia
mempunyai martabat yang sama, dan semua bangsa memiliki hak dan kewajiban
yang sama berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang universal.
4. Geostrategi
Strategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai
tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik.
Posisi silang Indonesia dapat dirinci sebagai berikut:
1) Geografi : Wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan
Australia, serta di antara dua samudera Pasifik dan samudera Hindia.
2) Demografi : penduduk Indnonesia terletak di antara penduduk jarang di
Selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)
3) Ideologi : ideologi Indonesia (pancasila) terletak di antara liberalisme di
selatan (Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara .
4) Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di selatan
dan demokrasi rakyat (diktatur proletar) di utara.
5) Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi kapitalis dan
selatan Sosialis di utara.
6) Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualisme
di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.
7) Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan dan
budaya timur di utara.
8) Hankam : Geopolitik dan geostrategi Hankam (pertahanan dan keamanan)
Indonesia terletak di antara wawasan kekuatan maritime di selatan dan wawasan
kekuatan kontinental di utara.
3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya
Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas
Hindia Belanda berdasarkan ketentuan dalam “tahun 1939 tentang batas wilayah
laut territorial Indonesia.
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan
sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut:
1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh
dan bulat.
2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia di sesuaikan dengan asas
Negara kepulauan.
3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan
dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No.4/Prp/1960
tanggal 18 Februari 1960.
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan peraturan pemerintah No. 8
tahun 1962 tentang lalu lintas damaidi perairan pedalaman Indonesia yang
meliputi:
a) Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia.
b) Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas.
c) Semua pelayaran dari dank e laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia.
Asas-asas pokok yang termuat di dalam deklarasi tentang landasan kontinen
adalah sebagai berikut:
1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan kontinen
Indonesia adalah milik ekslusif Negara RI.
2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landasan
kontinen dengan Negara tetangga melalui perundingan.
3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen suatu garis yang di tarik di
tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar Negara
tetangga.
4) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas
landas kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.
Alasan-alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan ZEE adalah:
1) Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.
3) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.
C. Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara sebagai wadah meliputi tiga kompunen:
a) Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah Nusantara di tentukan oleh lautan yang di dalamnya
terdapat gugusan ribuan pulau yang saling di hubungkan oleh dalamnya perairan.
Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi,
social budaya dan pertahanan keamanan.
b) Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organnisasi Negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan Negara, kekuasaan pemerintahan, sistem
pemerintahan dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah Negara kesatuan
yang berbentuk Republik. Kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilaksanakan
menurut undang-undang.
c) Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran
bernegara yang harus dimilki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik,
golongan dan organisasi masyarakat kalangan pers serta seluruh apatur Negara.
1) Satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan, perairan
dan dirgantara secara terpadu.
2) Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik
pelaksanaannya serta satu ideology dan identitas nasional.
3) Satu kesatuan social budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat
Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, satu tertib social dan satu tertib
hukum.
1. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan
Lahiriah
a. Tata laku batiniah berlandaskan falsafah bangsa yang membentuk
sikap mental bangsa yang memilki kekuatan batin.
b. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti
kemanunggalan kata dan karya, keterpaduan pembicaraan dan perbuatan.
D. Implementasi Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila.
Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
yang sesuai dengan aspirasinya.