48
1.IDENTITAS BUKU : A.Judul Buku : PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI B. Pengarang : PROF. DR. H. KAELAN, M.S. & DRS. H. ACHMAD ZUBAIDI, M.Si. c. Penerbit : PARADIGMA d. Tahun Terbit : 2007 e. Jumlah Halaman:208 f. Kota Terbit : Yogyakarta g. Edisi : Pertama 2. GAMBARAN UMUM : BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Mata kuliah kewarganegaraan sering disebut sebagai civic education,citizenship education, dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy education.

Document1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

test test

Citation preview

Page 1: Document1

1.IDENTITAS BUKU :

A.Judul Buku :  PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN UNTUK

PERGURUAN TINGGI

B. Pengarang : PROF. DR. H. KAELAN, M.S. & DRS. H. ACHMAD ZUBAIDI,

M.Si.

c. Penerbit : PARADIGMA

d. Tahun Terbit : 2007

e. Jumlah Halaman:208

f. Kota Terbit : Yogyakarta

g. Edisi : Pertama

2. GAMBARAN UMUM :

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

1.      Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Mata kuliah kewarganegaraan sering disebut sebagai civic education,citizenship

education, dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy education.

Kesadaran demokrasi serta implementasinya harus senantiasa dikembangkan

dengan basis filsafat bangsa, identitas nasional, kenyataan dan pengalaman sejarah

bangsa tersebut, serta dasar-dasar kemanusiaan dan keadaban. Oleh karena itu

dengan pendidikan kewarganegaraan diharapkan  intelektual Indonesia memiliki

Page 2: Document1

dasar kepribadian sebagai warga negara yang demokratis, religius,

berkemanusiaan dan berkeadaban.

2.      Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

                Visi Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah

merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan

program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya

sebagai manusia seutuhnya.

                 Misinya adalah membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya,

agar secara secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila, rasa

kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung

jawab dan bermoral.

B.      Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum

1.      Landasan Ilmiah

                      Bahan pendidikan kewarganegaraan meliputi hubungan antara

warganegara dan negara,serta pendidikan pendahuluan bela negara yang semua ini

berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa. Tujuan utama

pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan

kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang

bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila.

2.      Landasan Hukum

      Landasannya pada :

1.      UUD 1945

2.      Ketetapan MPR No. II/MPR/1999

Page 3: Document1

3.      Undang-Undang No. 20 Tahun 1982

4.      Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

5.      Pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006

BAB II

FILSAFAT PANCASILA

A.   Pengertian Filsafat

                   

B.      Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem

                   Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,

saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan

suatu kesatuan yang utuh.

            Dasar filsafat negara pancasila adalah merupakan satu kesatuan yang

bersifat majemuk tunggal.

C.      Kesatuan Sila-Sila Pancasila

                   Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu

rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususan dari

sila-sila dimukanya.

            Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam

hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan

Page 4: Document1

hierarkhis piramidal. Tiap-tiap sila mengandung empat sila lainnya, dikualifikasi

oleh empat sila lainnya.

D.     Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sisitem Filsafat

                   Secara filosofis pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat

memiliki, dasar ontologis, dasar epistimologis dan dasar aksiologis sendiri yang

berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya.

E.      Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara

Republik Indonesia

                   Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia,

mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,

kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan,

Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.

                   Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada

hakikatnya merupakan suatu sumber dari hukum dasar dalam negara Indonesia.

Sebagai suatu sumber dari hukum dasar, secara objektif merupakan suatu

pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur

yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal

18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan oleh para pendiri negara

menjadi  lima sila dan ditetapkan secara yuridis formal menjadi dasar filsafat

negara Republik Indonesia.

F.       Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

                   Unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain

diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini

merupakann kausa materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila

Page 5: Document1

tersebutkemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga

Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara

Indonesia.

G.     Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila

                   Realisasi setiap sila atau derivasi setiap sila senantiasa, dalam

hubungan yang sistemik  dengan sila-sila lainnya. Hal ini berdasarkan pada

pengertian bahwa makna sila-sila Pancasila senantiasa dalam hubungannya

sebagai sistem filsafat.

H.     Pancasila sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

                   Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan

terutama dalam melaksanakan pembangunan dan pembaharuan maka harus

mendasarkan pada suatu kerangka pikir, sumber nilai serta arahan yang

didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

                   Filsafat Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan

kenegaraan adalah merupakan Identitas Nasional Indonesia. Hal ini didasarkan

pada suatu realitas bahwa kausa materialis atau asal nilai-nilai Pancasila adalah

bangsa Indonesia sendiri.

BAB III

IDENTITAS NASIONAL

A.      Pengertian Identitas Nasional

Page 6: Document1

       Agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus

tetap meletakkan jatidiri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian

bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan  kreatifitas budaya globalisasi.

Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh

suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa

lain.

       Dalam hubungannya dengan identitas nasional secara dinamis, dewasa ini

bangsa Indonesia harus memiliki visi yang jelas dalam melakukan reformasi,

melalui dasar filosofi bangsa dan negara yaitu bhineka tunggal ika, yang

terkandung dalam filosofi Pancasila. Masyarakat harus semakin terbuka, dan

dinamis namun harus berkeadaban serta kesadaran akan tujuan hidup bersama

dalam berbangsa dan bernegara. Dengan kesadaran akan kebersamaan dan

persatuan tersebut maka insyaAllah bangsa Indonesia akan mampu mengukir

identitas nasionalnya secara dinamis di dunia internasional.

B.      Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

       Faktor yang mendukung kelahiran identitas bangsa Indonesia meliputi :

1.       Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis

2.       Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik dan kebudayaan.

C.      Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional

       Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya

bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa

Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat pancasila bukan muncul secara

tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu

fase historis yang cukup panjang. Proses perumusan materi Pancasila secara

Page 7: Document1

formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang “panitia

9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara formal yuridis sebagai

dasar filsafat negara Republik Indonesia.

Sejarah Budaya Bangsa sebagai Akar Identitas Nasional

       Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila dalam kenyataannya

secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Inodnesia sejak zaman dahulu kala

sebelum mendirirkan negara. Proses terbentuknya bangsa dan negara Indonesia

melalui proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan

pada abad ke-IV, ke-V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai

nampak pada abad ke-VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah

wangsa Syailendra di Palembang, kemudian kerjaan Airlangga dan Majapahit di

Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.

       Dasar-dasar pembentuka nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang

kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang

kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah

Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa

Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu

bangsa dan negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945 yang

kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia.

BAB IV

DEMOKRASI INDONESIA

Page 8: Document1

A.      Demokrasi dan Implementasinya

       Peranan Negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari telaah tentang

demokrasi, ini karena dua alasan:

1.      Hampir semua Negara di dunia menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang

fundamental .

2.      Demokrasi sebagai asas Negara secara esensial telah memberikan arah bagi

peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai organisasi tertinggi

tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang berbeda-beda (Rais,

1955:1).

Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam system pemerintahan,

demokrasi juga melahirkan system yang bermacam-macam seperti, sistem

presidensial, sistem parlementer, sistem referendum (meletakkan pemerintah

sebagai bagian/ badan pekerja dari parlemen). Di beberapa Negara ada yang

menggunakan sistem campuran antara presidensial dengan parlementer.

B.      Arti dan Perkembangan Demokrasi

       Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak

dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu

pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau asas persetujuan

rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.

C.      Bentuk-Bentuk Demokrasi

       Formal demokrasi menunjuk pada demokrasi dalam arti system

pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di

berbagai Negara. Dalam suatu Negara misalnya dapat diterapkan demokrasi

dengan menerapkan system presidensial atau sistem parlementer.

Page 9: Document1

        Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden

secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung

dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan eksekutif (kekuasaan menjalankan

permintaan) sepenuhnya berada di tangan presiden.

       Sistem Parlementer : Sistem ini menerpakan model hubungan yang menyatu

antara kekuasaan eksekutif dan legeslatif. Kepala eksekutif (head of government)

adalah berada di tangan seorang perdana menteri. Adapun kepala Negara (head of

state) adalah berada pada seorang ratu, misalnya di Negara Inggris atau ada pula

yang berada pada seorang presiden misalnya di India.

       Prinsip demokrasi perwakilan liberal didasarkan pada suatu filsafat

kenegaraan bahwa manusia adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh

karena itu dalam sistem demokrasi ini kebebasan individu sebagai dasar

fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.

       Kebebasan formal berdasarkan demokrasi liberal akan menghasilkan

kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya

kapitalislah  yang menguasai negara.

D.     Demokrasi Indonesia

       Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana

meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik

yang demokratis dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya.

       Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periode :

1.    Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer

2.    Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin

Page 10: Document1

3.    Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru

4.    Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi

                          

       Dalam bidang Politik & Konstitusional. Menurut UUD 1945, demokrasi

berarti menegakkan kembali asas-asas negara hukum dimana kepastian hukum

dirasakan oleh segenap warga negara. Hak-hak asasi manusia baik dalam aspek

kolektif maupun dalam aspek perorangan dijamin, dan penyalahgunaan kekuasaan

dapat dihindarkan secara intitusional.

       Dalam bidang Ekonomi. Demikrasi berarti Kehidupan yang layak bagi semua

warga negara. Mencakup :

- Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara

 - Koperasi

- Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam

penggunaannya

- Peranan pemerintahan yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung.

      

       Kekuasaan pemerintahan negara ditangan rakyat mengandung pengertian tiga

hal :

1.        Pemerintah dari rakyat (government of the people)

2.        Pemerintahan oleh rakyat (government by people)

3.        Pemerintahan untuk rakyat (government for people)

Secara umum dalam sistem pemerintahan yang demokratis senantiasa

mengandung unsur yang paling penting dan mendasar, yaitu:

- Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.

Page 11: Document1

- Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara.

- Tingkat kebebasan  atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakaioleh

warganegara.

- Suatu sistem perwakilan

- Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.

Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi adalah :

1.                  Kekuasaan ditangan rakyat

(a)               Pembukaan UUD alinea IV

“…Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD RI

yang berkedaulatan rakyat…”

(b)               Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

“Negara yang berkedaulatan rakyyat, berdasarkan atas kerakyatan dan

permusyawaratan perrwakilan” (pokok pikiran III)

(c)                UUD 1945 Pasal 1 ayat (1)

“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”

(d)               UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)

“kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut undang-undang dasar”

Jadi, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat dan realisasinya diatur dalam

UUD. Sebelum dilakukan amandemen kekuasaan tertinggi dilakukan oleh MPR.

2.      Pembagian kekuasaan

Pembagian kekuasaan menurut demokrasi :

Page 12: Document1

1.      Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (pasal 4 ayat (1) UUD

1945)

2.      Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Preisiden, DPR, dan DPD pasal

5 ayat (1), pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945.

3.      Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada MA pasal  24 ayat (1) UUD

1945.

4.      Kekuasaan Inspektif atau pengawasan didelegasikan kepada BPK dan DPR.

Dalam UUD 1945 pasal 20 ayat (1) “… DPR juga memiliki fungsi pengawasan

terhadap presiden selaku penguasa eksekutif”.

5.      Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsultatif,

didelegasikan kepada DPA, pasal 16 UUD 1945. Artinya DPA dihapuskan karena

berdasarkan kenyataan pelaksanaan kekuasaan Negara fungsinya tidak jelas.

3.      Pembatasan Kekuasaan

Pembatasan kekuasaan menurt konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui

mekanisme 5 tahunan kekeuasaan:

(a)     Pasal 1 ayat (2) “kedaulatan ditangan rakyat…”

Pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.

(b)     MPR memilki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden

dan Wapres,serta melakukan impeachment terhadap presiden jika melanggar

konstitusi.

(c)      Pasal 20 A ayat (1),”DPR memiliki fungsi pengawasan.” Yang berarti

mengawasi pemerintahan selama jangka waktu 5 tahun.

Page 13: Document1

(d)     Rakyat kembali mengadakan Pemilu setelah membentuk MPR dan DPR

(rangkaian kegiatan 5 tahunan sebagai periodesasi kekuasaan.

Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut :

(1) Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok Pikiran III, “… Oleh karena itu sistem

Negara yang terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas kedaulatan rakyat

dan berdasarkan atas permusyawaratan/perwakilan.”

(2) Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat 7.

 Konsep Pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut :

(1) Pasal 1 ayat (2), “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut

UUD.”

(2) Pasal 2 ayat (1), “MPR terdiri atas DPR dan anggota DPD”

(3) DPR senantiasa mengawasi tindakan Presiden.

Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :

(1) Pasal 27 ayat (1), “Segala warganegara bersamaan kedudukannyadidalam

hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu

dengan tiada kecualinya.”

(2) Pasal 28, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran

dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan UU.”

(3) Pasal 30 ayat (1), ”Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam

usaha pembelaan Negara.”

Page 14: Document1

Konsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan

kemasyarakatan yang terbuka untuk seluruh warga Negara Indonesia.

Demokrasi Indonesia mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah sebagai

unsur sentral, oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya harus ditunjang

oleh adanya orinentasi baik pada nilai-nilai yang universal yakni rasionalisasi

hukum dan perundang-undangan juga harus ditunjang norma-norma

kemasyarakatan yaitu tuntutan dan kehendak yang berkembang dalam

masyarakat.

BAB V

NEGARA DAN KONSTITUSI

A.      Pengertian negara

           Nicollo Machiavelli yang merumuskan Negara sebagai Negara kekuasaan.

Teori Negara menurut Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi yang

kuat dari filsuf lain separti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704)

dan Rousseau (1712-1778). Mereka mengartikan Negara sebagai suatu badan atau

organisasi hasil dari perjanjian masyarakat secara bersama. Menurut mereka,

manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-hak asasinya seperti hak untuk

hidup, hak milik serta hak kemerdekaan.

      Konsep pengertian Negara modern yang dikemukakan oleh para tokoh lain

antara lain :

Page 15: Document1

1. Roger H. Soltau, mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai alatagency atau

wewenang / authority yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan

besama atas nama masyarakat.

2. Menurut Harold J. Lasky bahwa Negara adalah merupakan suatu masyarakat

yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat sah lebih agung

dari pada individu atau sekelompok.

3. Mc. Iver bahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban

suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan system hukum yang

diselenggarakan oleh suatu pemerintah maksud tersebut diberi kekuasaan

memaksa.

4. Miriam Budiardjo bahwa Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya

diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dr warga

Negaranya ketaatan pada perundang-undangannya melalui penguasaan (control)

monopolitis dari kekuasaan yang sah.

           Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serta para

sarjana tentang negara, maka dapat disimpulkan bahwa semua Negara memiliki

unsur-unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur Negara meliputi :

1.      Wilayah

2.      Rakyat

3.      Pemerintahan

    

      Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya

kesatuan nasib, yaitubersama-sama dalam suatu penderitaan dibawah penjajahan

bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas

Page 16: Document1

bagi bangsa Indonesia adalah unsur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu

sangat beraneka ragam, baik latar belakang budaya seperti bahasa, adat kebiasaan

serta nilai-nilai yang dimilikinya.

Prinsip-prinsip Negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung

dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea I,II,III & IV.

B.      Konstitusionalisme

Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisasi secara

efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Basis pokok

konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus)

diantara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan

negara.

Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme pada umumnya dipahami

berdasarkan pada :

1.  Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama

2.  Kesepakatan tentang the rule of law

3.  Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan

           Kesepakatan pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang

sangat menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu

Negara.

           Kesepakatan kedua , adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan

didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi.

           Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan (a) bangunan organ Negara

dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan, (b) hubungan-hubungan antar

Page 17: Document1

organ Negara itu satu sama lain, serta (c) hubungan antar organ-organ Negara itu

dengan warga Negara .

           Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya  menyangkut prinsip pengaturan

dan pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka sebenarnya

prinsip konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip pembatasan

kekuasaan atau yang lazim disebut sebagai prinsiplimited

government. Konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling berkaitan

satu sama lain, yaitu: Pertama, hubungan antara pemerintahan dengan warga

Negara; dan Kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan yang satu dengan

lainnya.

C.      konstitusi Indonesia

    Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun

1999, dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan

perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan

pada tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001 dan disahkan

pada tanggal 10 Agustus 2002.

    Penegertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis dan

hukum dasar tidak tertulis. Oleh karena itu sifatnya yang tertulis, maka Undang-

Undang Dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah. Undang-Undang

Dasar menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan

kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara dan

menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.

Page 18: Document1

    Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Undang-

Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki 37

pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan

tambahan.

    Sifat-sifat UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1.      Rumusannya jelas

2.      Bersifat singkat dan supel

3.      Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat

dan harus dilaksanakan secara konstitusional

4.      Peraturan hukum positif yang tinggi

    Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar

yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun

sifatnya tidak tertulis.

           Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

(1)   Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek

penyelenggaraan Negara.

(2)   Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.

(3)   Diterima oleh semua rakyat.

(4)   Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan

dasar yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar.

           Jadi convensi bilamana dikehendaki untuk menjadi suatu  aturan dasar

yang tertulis, tidak secara otomatis setingkat dengan UUD, melainkan sebagai

suatu ketetapan MPR.

Page 19: Document1

    Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian UUD,

karena pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu

masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD.

    Sistem pemerintahan negara Indonesia dibagi atas tujuh :

1.  Indonesia adalah negara  yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat)

2.  Sistem konstitusional

3.  Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat

4.  Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping

MPR dan DPR

5.  Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR

6.  Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung

jawab kepada DPR

7.  Kekuasaan kepala negara tidak tak-terbatas

    Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara hukum,

Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas

kekuasaan. Sifat Negara hukum hanya dapat ditunjukkan jikalau alat-

alat  perlengkapanya bertindak menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang

ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasai untuk

mengadakan aturan-aturan itu.

                 Ciri-ciri suatu Negara Hukum adalah :

a.      Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan

dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.

b.      Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan

tidak memihak.

Page 20: Document1

c.       Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat

dipahami dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.

    Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia benar-benar ingin

mengembalikan peranan hukum, aparat penegak hukum beserta seluruh sistem

peraturan perundang-undangan akan dikembalikan pada dasar-dasar Negara

hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hasil amandemen 2002 yang

mengemban amanat demokrasi dan perlindungan hak-hak asasi manusia.

BAB VI

RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA

A.      Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum

       

    Baik rechtsstaat maupun rule of Menurut Friedman, antara pengertian negara

hukum atau rechtstaat dan rule of the law sebenarnya saling mengisi. Oleh karena

itu berdasarkan bentuknya sebenarnya rule of the law adalah kekuasaan publik

yang diatur secara legal.

    Prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut prinsip-

prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat. Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan,

ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan belaka.

Prinsip Negara hukum tidak boleh ditegakkan dengan mengabaikan prinsip-

prinsip demokrasi yang diatur dalam UUD. Karena itu perlu ditegaskan pula

bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat yang dilakukan menurut UUD

Page 21: Document1

atau constitutional democracy  yang diimbangi dengan penegasan bahwa Negara

Indonesia adalah Negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis.

    Menurut Albert Venn Dicey, istilah the rule of law diartikan sederhana sebagai

suatu keteraturan hukum.

    law, pada prinsipnya memiliki kesamaan yang fundamental serta saling

mengisi. Dalam prinsip Negara ini unsur penting pengakuan adanya pembatasan

kekuasaan yang dilakukan secara konstitusional. Oleh karena itu, terlepas dari

adanya pemikiran dan praktek konsep Negara hukum yang berbeda, konsep

Negara hukum dan rule of law adalah suatu realitas dari cita-cita sebuah Negara

bangsa, termasuk Negara Indonesia.

B.      Hak Asasi Manusia

    Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala ditandatangani Magna

Charta (1215), oleh raja John Lackland. Kemudian juga penandatanganan petition

of right pada tahun 1628 oleh raja Charles I. Dalam  hubungan ini raja berhadapan

dengan utusan rakyat. Dalam hubungan inilah maka perkembangan hak asasi

manusia itu sangat erat hubungannya dengan perkembangan demokrasi. Puncak

perkembangan perjuangan hak-hak asasi manusia yaitu ketika ’human

right’ untuk pertama kalinya dirumuskan secara resmi dalam ‘declaration of

independence’Amerika Serikat pada tahun 1776.

    Doktrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini sudah diterima secara

universal sebagai ‘a moral, political, legal framework and as a guideline’ dalam

membangun dunia yang lebih damai dan bebas dari ketakutan dan penindasan

serta penaklukan yang tidak adil.

C.      Penjabaran Hak-Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945

Page 22: Document1

    Dalam rentangan berdirinya bangsa dan Negara Indonesia, secara resmi

deklarasi pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 telah lebih dahulu merumuskan

hak-hak asasi manusia dari pada Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia

PBB. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pembukaan UUD 1945 beserta pasal-

pasalnya disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, sedangkan Deklarasi Hak-Hak

Asasi Manusia PBB pada tahun 1948.

    Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002, telah memberikan jaminan secara

ekplisit tentang hak-hak asasi manusia yang tertuang dalam BAB XA, pasal 28A

sampai pasal 28J.

D.     Hak dan Kewajiban warga Negara

    Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu

dalam hubungannya dengan Negara. Dalam hubungan antara warganegara dan

Negara, warganegara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan

sebaliknya.

Asas-asas kewarganegaraan adalah :

1.           Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli

2.           Bipatride dan apatride

    Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara

mencakup pasal-pasal 27,28,29,30,33 dan 34.

    Pembelaan Negara atau bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga

negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh

kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.

Kesadaran perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air

dan untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.

Page 23: Document1

    Ada beberapa dasar yang dapat digunkan sebagai motivasi setiap warga untuk

ikut serta membela Negara Indonesia :

1.           Pengalaman sejarah perjuangan RI

2.           Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis

3.           Keadaan penduduk (demografis) yang besar

4.           Kekayaan sumber daya alam

5.           Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan

6.           Kemungkinan timbulnya bencana perang

BAB VII

GEOPOLITIK INDONESIA

A.      Pengertian

Geopolitik di artikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturandalam wujud

kebijaksanaan dan strategi nasional yang di dorong aspirasi nasional geografik

suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung

atau tidak langsung kepada sistem politik suatu negara.Sebaliknya politik nrgara

itu secara langsungGeopolitik bertumpu pada geografi sosial, mengenai  situasi,

kondisi dan segala sesuatu yang di anggap relevan dengan

karakteristik geografi suatu Negara.

Manusia melaksanakan tugas dan kegiatan bergerak dalam dua  bidang, yaitu

universal filosofis dan social politis. Bidang universal filosofis bersifat transenden

Page 24: Document1

dan idealistik, misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan

pandangan hidup bangsa. Sedangkan bidang social politis bersifat imanen dan

realistic yang bersifat lebih nyata dan dapat di rasakan, misalnya aturan hokum

atau perundangan yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai

produk politik.

Indonesia adalah Negara kepulauan dan masyarakat yang beraneka ragam, oleh

karena itu Indonesia memiliki kekuatan dan kelemahan . Kekuatannya yaitu

terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya

alam. Sedangkan kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan

keanekargaman masyarakat yang harus di satukan dalam satu bangsa.

Salah satu pedoman bangsa Indonesia agar tidak terombang ambing dalam

memperjuangkan kepentingan nasional adalah wawasan nasional yang berpijak

pada wujud wilayah nusantara.

A.      Pengertian Wawasan Nusantara

Istilah wawasan berasal dari kata”wawas” yang berarti pandangan, tinjauan, atau

penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti

memandang  atau melihat. Sedangkan wawasan berarti cara pandang, cara tinjau,

atau cara melihat. Sedangkan ‘nusa’ berarti pulau, dan ‘antara’ berarti diapit di

antara dua hal.

Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri

dan lingkungannya yang di jabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu

sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan

nasional. Sedangkan wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa

Indonesia.

Page 25: Document1

B.                  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara

Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut

selalu dalam satu kesatuan yang utuh, sementara perairan atau lautan antara pulau-

pulau berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan unsur pemisah.

Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan

Nederlandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang

kemudian menjadi wilayah Negara Republik Indonesia.

Sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17-8-1945, Indonesia menjadi nama resmi

Negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang.

Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsepsi

mengenai pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :

1)      Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.

2)      Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia

itu tidak dapat dimiliki oleh masing-masing Negara.

3)      Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua

bangsa.

4)      Mare Clausum (The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan bahwa

hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu Negara sejauh

yang dapat dikuasai dari darat.

5)      Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan

dasar dalam Konvensi PBB tentang hukum laut.

Page 26: Document1

Sesuai dengan Hukum Laut Internasional, secara garis besar Indonesia sebagai

Negara kepulauan memiliki laut territorial, Perairan Pedalaman, Zone Ekonomi

Ekslusif, dan Landas Kontinen. Masing-masing dapat di jelaskan sebagai berikut:

1)      Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau

lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.

2)      Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil

laut di ukur dari garis pangkal.

3)      Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah

dalam garis pangkal.

4)      Zone Ekonomi Ekslusif tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal.

5)      Landas Kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di

bawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan

alamiah wilayah daratannya.

Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai berikut:

Utara               : 60 08 LU

Selatan            : 110 15 LS

Barat               : 940 45 BT

Timur              : 1410 05 BT

Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2, yang terdiri dari

daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan 3.166.163 km2.

1.      Geopolitik dan Geostrategi

Page 27: Document1

Ilmu bumi politik (Political Geography) mempelajari fenomena geografi dari

aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek

geografi.

1.      Pandangan Ratzel dan Kjellen

      Federich Ratzel pada akhir abad ke 19 mengembangkan kajian geografi politik

dengan dasar pandangan bahwa Negara adalah mirip organisme (makhluk

hidup). Jika bangsa dan Negara ingin tetap eksis dan berkembang, maka harus

diberlakukan hokum ekspansi (pemekaran wilayah).

      Rudolf kjellen berpendapat bahwa Negara adalah organism yang harus

memiliki intelektual. Kjellen juga mengajukan paham ekspansionisme dalam

rangka untuk mempertahankan Negara dan mengembangkannya.

Pandangan Ratzel dan Kjellen hamper sama, mereka memandang pertumbuhan

negara mirip dengan pertumbuhan organism.

2.      Pandangan Haushofer

      Pemikiran Haushofer di samping berisi paham ekspansionisme juga

mengandung aliran rasialisme, yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras

paling unggul yang harus dapat mengusai dunia.

Pokok-pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut:

a)      Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas

dari hukum alam.

b)      Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan

Imperium maritim untuk mengusai pengawasan di lautan.

c)      Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan mengusai Eropa.

d)      Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan.

Page 28: Document1

3.      Geopolitik Bangsa Indonesia

Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang di dasarkan pada nilai-nilai

Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam

Pembukaan UUD 1945.

Bangsa Indonesia juga menolak paham realisme, karena semua manusia

mempunyai martabat yang sama, dan semua bangsa memiliki hak dan kewajiban

yang sama berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang universal.

4.         Geostrategi

      Strategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai

tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik.

Posisi silang Indonesia dapat dirinci sebagai berikut:

1)      Geografi : Wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan

Australia, serta di antara dua samudera Pasifik dan samudera Hindia.

2)      Demografi : penduduk Indnonesia terletak di antara penduduk jarang di

Selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)

3)      Ideologi : ideologi Indonesia (pancasila) terletak di antara liberalisme di

selatan (Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara .

4)      Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di selatan

dan demokrasi rakyat (diktatur proletar) di utara.

5)      Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi kapitalis dan

selatan Sosialis di utara.

6)      Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualisme

di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.

Page 29: Document1

7)      Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan dan

budaya timur di utara.

8)      Hankam : Geopolitik dan geostrategi Hankam (pertahanan dan keamanan)

Indonesia terletak di antara wawasan kekuatan maritime di selatan dan wawasan

kekuatan kontinental di utara.

3.      Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya

Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas

Hindia Belanda berdasarkan ketentuan dalam “tahun 1939 tentang batas wilayah

laut territorial Indonesia.

Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan

sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut:

1)      Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh

dan bulat.

2)      Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia di sesuaikan dengan asas

Negara kepulauan.

3)      Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan

dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No.4/Prp/1960

tanggal 18 Februari 1960.

Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan peraturan pemerintah No. 8

tahun 1962 tentang lalu lintas damaidi perairan pedalaman Indonesia yang

meliputi:

a)      Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia.

Page 30: Document1

b)      Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas.

c)      Semua pelayaran dari dank e laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia.

 Asas-asas pokok yang termuat di dalam deklarasi tentang landasan kontinen

adalah sebagai berikut:

1)      Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan kontinen

Indonesia adalah milik ekslusif Negara RI.

2)      Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landasan

kontinen dengan Negara tetangga melalui perundingan.

3)      Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen suatu garis yang di tarik di

tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar Negara

tetangga.

4)      Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas

landas kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.

Alasan-alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan ZEE adalah:

1)      Persediaan ikan yang semakin terbatas.

2)      Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.

3)      ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.

C.                  Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara sebagai wadah meliputi tiga kompunen:

a)      Wujud Wilayah

Batas ruang lingkup wilayah Nusantara di tentukan oleh lautan yang di dalamnya

terdapat gugusan ribuan pulau yang saling di hubungkan oleh dalamnya perairan.

Page 31: Document1

Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi,

social budaya dan pertahanan keamanan.

b)      Tata Inti Organisasi

Bagi Indonesia, tata inti organnisasi Negara didasarkan pada UUD 1945 yang

menyangkut bentuk dan kedaulatan Negara, kekuasaan pemerintahan, sistem

pemerintahan dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah Negara kesatuan

yang berbentuk Republik. Kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilaksanakan

menurut undang-undang.

c)      Tata Kelengkapan Organisasi

Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran

bernegara yang harus dimilki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik,

golongan dan organisasi masyarakat kalangan pers serta seluruh apatur Negara.

1)                  Satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan, perairan

dan dirgantara secara terpadu.

2)                  Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik

pelaksanaannya serta satu ideology dan identitas nasional.

3)                  Satu kesatuan social budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat

Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, satu tertib social dan satu tertib

hukum.

Page 32: Document1

1.                  Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan

Lahiriah

a.                  Tata laku batiniah berlandaskan falsafah bangsa yang membentuk

sikap mental bangsa yang memilki kekuatan batin.

b.                  Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti

kemanunggalan kata dan karya, keterpaduan pembicaraan dan perbuatan.

D.                 Implementasi Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila.

           Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia

yang sesuai dengan aspirasinya.