Upload
odi-rodiyana
View
73
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Kuliah #2
SPEKTROSKOPI UV-VIS
Pendahuluan Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi cahaya dengan
atom dan molekul.
Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai
gelombang. Beberapa sifat fisika cahaya paling baik diterangkan
dengan ciri gelombangnya, sedangkan sifat lain diterangkan
dengan sifat partikel. Jadi cahaya dapat bersifat ganda
(dualisme).
Gelombang Elektromagnetik (EM)
Radiasi elektromagnetik
dipancarkan dan diserap sebagai
paket energi yang disebut foton .
E = h
= h c/
Sifat Dasar Cahaya
Dikenal dua kelompok utama spektroskopi yaitu
1. Spektroskopi atom
2. Spektroskopi molekul.
Dasar dari spektroskopi atom adalah tingkat energi
elektron terluar suatu atom atau unsur
Sedangkan dasar dari spektroskopi molekul adalah
tingkat energi molekul yang melibatkan energi elektronik,
energi vibrasi, dan energi rotasi.
Berdasarkan signal radiasi elektromagnetik penggolongan
spektroskopi dibagi menjadi empat golongan yaitu
1. Spektroskopi absorpsi
2. Spektroskopi emisi
3. Spektroskopi scattering
4. Spektroskopi fluoresensi
Spektroskopi absorpsi meliputi
a. spektroskopi absorpsi sinar X,
b. spektroskopi absorpsi UV-Vakum,
c. spektroskopi absorpsi UV-VIS,
d. spektroskopi absorpsi infra merah (IR),
e. spektroskopi absorpsi gelombang mikro,
f. spektroskopi resonansi magnet inti (NMR),
g. spektroskopi resonansi spin elektron (ESR),
h. spektroskopi photoacoustic
Spektroskopi emisi terdiri atas
a. emisi sinar gamma,
b. emisi sinarX, dan
c. emisi UV-Vis.
Spektroskopi scattering adalah spektroskopi Raman
Spektroskopi fluoresensi terdiri dari spektroskopi
fluoresensi sinar X dan spektroskopi fluoresensi UV-VIS.
,
Tipe Spektroskopi
Spektroskopi UV-Vis
Prinsip Spektroskopi UV-Vis Molekul mempunyai tingkat energi elektron yang analog dengan
tingkat energi elektron dalam atom. Tingkat energi molekul ini
disebut orbital molekul. Orbital molekul timbul dari antaraksi
orbital atom daripada atom yang membentuk molekul itu.
• Orbital s atom A dan B berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, menghasilkan dua orbital
molekul dalam molekul AB.
• Satu orbital yang dihasilkan berenergi lebih rendah dan satu orbital lainnya mempunyai energi
lebih tinggi dari pada orbital s asalnya.
• Orbital molekul yang berenergi lebih rendah disebut orbital ikatan (σs) dan orbital yang
berenergi lebih tinggi disebut orbital antiikatan (σs*).
Keadaan dasar suatu molekul organik mengandung elektron-elektron valensi dalam tiga jenis utama orbital molekul, yaituorbital sigma (σ); orbital pi (Π); dan orbital elektron bebas(n).
Baik orbital σ maupun orbital Π dibentuk dari tumpangtindih dua orbital atom atau hibrid. Oleh karena itu masing-masing orbital molekul ini mempunyai suatu orbital σ* atauΠ* antiikatan yang berkaitan dengannya.
Transisi-transisi elektron mencakup promosi suatu elektrondari salah satu dari tiga keadaan dasar (σ; Π; atau n) ke salahsatu dari dua keadaan eksitasi (σ* atau Π*). Terdapat empattransisi yang mungkin, seperti diagram berikut :
Transisi σ → σ* Sistem (gugus atom) yang menyebabkan terjadinya absorpsi
cahaya disebut kromofor.
Kromofor yang menyebabkan terjadinya transisi σ → σ* ialah sistem yang mempunyai elektron pada orbital molekul
σ.
Senyawa yang hanya mempunyai orbital molekul σ ialah
molekul organik jenuh yang tidak mempunyai atom dengan
pasangan elektron bebas, seperti C-C dan C-H.
Transisi n → σ* Kromofor yang menyebabkan terjadinya transisi n → σ*
ialah sistem yang mempunyai elektron pada orbital molekul
tak mengikat (n) dan σ.
Senyawa yang hanya mempunyai orbital molekul n dan σ ialah molekul organik jenuh yang mempunyai satu atau lebih
atom dengan pasangan elektron sunyi , seperti C-O; C-S; C-
N; C-Cl.
Transisi → * Kromofor yang menyebabkan terjadinya transisi → *
ialah sistem yang mempunyai elektron pada orbital molekul
.
Senyawa yang hanya mempunyai orbital molekul , seperti
C=C; C C.
Transisi n→ *; → *; dan n → σ*
Kromofor yang menyebabkan transisi n→ *; → *; dan
n → σ* adalah sistem yang mempunyai elektron baik pada
orbital molekul tak mengikat (bebas) maupun pada .
Senyawa yang mempunyai orbital molekul n maupun ialah
senyawa yang mengandung atom yang mempunyai pasangan
elektron sunyi dan orbital atau atom yang mempunyai
pasangan elektron sunyi terkonjugasi dengan atom lain yang
mempunyai orbital .
Contoh jenis kromofor tersebut adalah C=O dan C=C-O.
Pada umumnya, senyawa yang hanya mempunyai transisi σ → σ* mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang sekitar 150 nm,
Senyawa yang mempunyai transisi n→ * dan Senyawa yang mempunyai transisi n→ * mengabsorpsi cahaya di daerahultraviolet kuarsa (200 -400 nm). → * (disebabkan olehkromofor tak terkonjugasi) mengabsorpsi cahaya pada panjanggelombang sekitar 200 nm.
Senyawa yang mempunyai transisi n→ * mengabsorpsi cahaya didaerah ultraviolet kuarsa (200 -400 nm).
Daerah ultraviolet vakum (daerah di bawah 200 nm) merupakandaerah yang sukar memperoleh spectrum dan informasi yang dapatdiperoleh mengenai struktur molekul organik sangat sedikit.
Intensitas absorpsi yang disebabkan oleh jenis transisi → * selalu lebih kuat 10 – 100 kali intensitas absorpsi yang
disebabkan oleh jenis transisi n→ * atau n → σ* .
Posisi absorpsi maksimum setiap pita (disebut λ maks) sesuai
dengan panjang gelombang cahaya yang diperlukan supaya
terjadi transisi.
Pada kebanyakan transisi → * keadaan tereksitasi lebih terkutub(polar) daripada keadaan dasar. Akibatnya, pada transisi → * , dalam pelarut polar, absorpsi akan bergeser ke panjang gelombanglebih besar.
Pergeseran absorpsi ke panjang gelombang lebih besar disebut efekbatokromik (pergeseran merah).
Molekul yang mempunyai elektron bebas (tidak terikat) dapatberantaraksi dengan pelarut berikatan hidrogen secara lebih baikdalam keadaan dasar dari pada dalam keadaan tereksitasi.
Akibatnya, absorpsi transisi n→ * akan bergerak ke panjanggelombang yang lebih kecil dalam pelarut polar, yang disebutdengan pergeseran hipsokrom (pergeseran biru)
Radiasi UV maupun tampak berenergi lebih tinggi daripada radiasiinframerah. Absorpsi cahaya UV dan tampak mengakibatkan transisielektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasaryang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi yang berenergilebih tinggi. Transisi ini memerlukan 40 -300 kkal/mol.
Energi yang terserap selanjutnya dibuang sebagai kalor, sebagai cahaya, atau tersalurkan dalam reaksi kimia (misalnya isomerisasi atau reaksiradikal bebas).
Panjang gelombang cahaya UV atau tampak bergantung pada mudahnyapromosi elektron.
Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosielektron akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek.
Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap padapanjang gelombang yang lebih panjang.
Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (yakni senyawaberwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikandaripada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang UV yang lebih panjang.
Instrumentasi
Komponen dari spektroskopi UV-Vis terdiri dari:
1. Sumber sinar,
2. Monokromator,
3. Tempat sampel, dan
4. Detektor.
Sumber Cahaya
Cahaya UV : digunakan lampu hidrogen, lampu deutrium
atau lampu xenon. Melepaskan radiasi dalam daerah sekitar
180 dan 350 nm
Cahaya visibel : digunakan lampu filamen tungsten. Filament
tungsten menghasilkan radiasi kontinu dalam daerah antara
350 dan 2500 nm.
Monokromator
Sumber radiasi yang umum digunakan menghasilkan radiasi
kontinu dalam kisaran panjang gelombang yang lebar.
Dalam spektrofotometer, radiasi yang polikromatik ini harus
diubah menjadi radiasi monokromatik.
Ada 2 jenis alat yang digunakan untuk mengurai radiasi
polikromatik menjadi radiasi monokromatik yaitu:
a. Penyaring, dan
b. monokromator.
Spektrum ultraviolet dan tampak senyawa biasanya diperoleh
dengan melewatkan cahaya pada panjang gelombang tertentu
(200-750 nm) melalui larutan encer senyawa tersebut dalam
pelarut yang tidak menyerap, misalnya air, etanol, maupun
heksana.
Dalam spektroskopi UV dan tampak, absorpsi energi direkam
sebagai absorbans.
Koefisien Absorpsi
Koefisien absorpsi menyatakan jumlah radiasi yang diserap
ketika melalui sampel
Absorpsi dituliskan dengan :
Absorbans pada suatu panjang gelombang tertentu
didefinisikan sebagai :
d
oI I e : kooefisien absorpsi
d : ketebalan sampel
Io : Intensitas cahaya awal
I : Intensitas cahaya setelah melewati sampel d
Io I
T=Io/I
log oIA kcbI
A : absorbansi
Io : Intensitas cahaya awal
I : Intensitas cahaya setelah melewati sampel
k : absorptivitas molar
c : konsentrasi pelarut
b : panjang lintasan sampel