2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

  • Upload
    hendsu

  • View
    1.100

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

POST CLEARANCE AUDIT

Disusun Oleh: Tim Penyusunan Modul Pusdiklat Bea dan Cukai

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

POST CLEARANCE AUDIT

Disusun Oleh: Tim Penyusunan Modul Pusdiklat Bea dan Cukai

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................... i Daftar Isi ..................... ii

Petunjuk Penggunaan Modul ... iv Peta Konsep... DASAR-DASAR PEMERIKSAAN A. PENDAHULUAN................ 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. Deskripsi Singkat .............. 1 1 v

Prasyarat Kompetensi.. 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar........................ 2 Relevansi Modul .................................... 3

B. KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 GAMBARAN UMUM, STANDAR PROFESIONAL, DAN KODE ETIK AUDITOR 1.1. Uraian dan Contoh ...........................4 a. Pengertian Pemeriksaan ............... 4

b. Perbedaan Auditing dan Accounting (Akuntansi) .......... 7 c. Jenis-Jenis Audit ...... 9 d. Computer Audit . 12 e. Profesi Akuntandi Indonesia dan di Negara lain.. 12 f. Standar Profesi Akuntan Publik......... 14

g. Kode Etik Akuntan di Indonesia .......................... 16 1.2. Latihan ............................................................................................ 17 1.3. Rangkuman................. 1.4. Tes Formatif 1............... 17 20

1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 24 2. Kegiatan Belajar 2 TEKNIK DAN KERTAS KERJA AUDIT 2.1. Uraian dan Contoh ..................................... a. Teknik Audit.............................................................................. 23 23

ii

a) Arti dan Pentingnya Teknik Audit..................... 23 b) Macam Teknik Audit ................... c) Macam-macam Bukti ............. 24 31

b. Kertas Kerja Audit .................................................................... 33 a) Pengertian Kertas Kerja Audit.............................................. 33 b) Tujuan Kertas Kerja Audit...................................................... 34 2.2. Latihan.............................................................................................. 37 2.3. Rangkuman............................. 37 2.4. Tes Formatif 2... 38 2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.............................. 3. Kegiatan Belajar 3 TAHAPAN AUDIT 3.1. Uraian dan Contoh ............................... 42 41

Perencanaan Audit....................................................................... 42 Pelaksanaan Audit.................................................................... Pelaporan Audit......................................................................... 44 45

3.2. Latihan ............................................................................................. 53 3.3. Rangkuman............... 53 3.4. Tes Formatif 4.......... 3.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............... 56 59

PENUTUP 60 TES SUMATIF. 61 KUNCI JAWABAN.. 66 DAFTAR PUSTAKA 67

iii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar (KB), yaitu : KB 1 : Gambaran Umum, Standar Profesional dan Kode Etik Auditor KB 2 : Teknik dan Kertas Kerja Audit KB 3 : Tahapan Audit

KB pertama berisi materi-materi yang berkaitan dengan pengetahuan audit secara umum, KB kedua berkaitan dengan teknik dan kertas kerja audit, sedangkan KB tiga berkaitan dengan tahapan-tahapan dalam proses audit.

Standar kompetensi yang ingin di capai adalah setelah mempelajari mata diklat ini peserta diharapkan dapat memahami konsep audit secara umum. Oleh karena itu agar anda dapat memahami materi-materi di atas secara efektif pertama-tama anda perlu mempelajari terlebih dahulu materi pengenalan laporan keuangan.

iv

PETA KOSEP

GAMBARAN UMUM AUDIT

PERENCANAAN AUDIT

LAPORAN KEUANGAN

STANDAR PROFESI DAN KODE ETIK AUDITOR

PELAKSANAAN AUDIT

TEKNIK-TEKNIK AUDIT

PELAPORAN HASIL AUDIT

KERTAS KERJA AUDIT

DASAR DASAR AUDIT

v

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

PENDAHULUAN

A

1.1.

Deskripsi Singkat Pembaca yang budiman, Kami sangat menghargai kemauan Saudara untuk mempelajari modul ini,

semoga kesungguhan Saudara dalam mempelajari modul ini akan bermanfaat bagi Saudara, baik dalam Pendidikan dan Pelatihan maupun dalam pelaksanaan tugas nantinya. Modul ini membahas hal-hal dasar yang harus diketahui oleh seorang auditor (auditor) secara umum dalam melakukan audit (auditing), mulai dari persiapan audit sampai dengan pembuatan laporan audit. Modul ini disusun sedemikian rupa untuk memudahkan Saudara mempelajari materi-materi yang diberikan. Dalam hal ini penulis berasumsi bahwa Saudara sama sekali belum pernah mempelajari audit (auditing). Untuk itu penulis sengaja menampilkan contoh-contoh audit yang dilakukan terhadap laporan keuangan oleh akuntan publik, sampai dengan audit kepatuhan oleh instansi pemerintah.

1.2.

Prasyarat Kompetensi

Untuk mempelajari modul ini, idealnya anda telah ditunjuk sebagai peserta Diklat Post Clearance Audit dan telahmemenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Pangkat minimal golongan II/c; 2. Lulusan Prodip III Kepabeanan dan Cukai, DTSD kurikulum s.d. 2005, DTSS kurikulum 2006 dan 2007; 3. Usia maksimal 45 tahun; 4. Sehat jasmani dan rohani;

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 1

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

5. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin; 6. Tidak sedang mengikuti diklat lain; 7. Ditunjuk oleh Sekretaris DJBC. 1.3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi yang ingin di capai adalah setelah mempelajari mata diklat ini anda diharapkan dapat memahami konsep audit secara umum. Oleh karena modul ini berisi materi-materi umum yang harus diketahui oleh seorang auditor, maka keberhasilan Saudara dalam mempelajari dan menyerap materimateri modul ini sangat berarti bagi Saudara dalam mempelajari modul-modul selanjutnya, misalnya Audit Kepabeanan dan Cukai. Diharapkan setelah mempelajari modul ini Saudara akan : Mampu memahami dan mampu menjelaskan pengertian audit,

perbedaannya dengan akuntansi, jenis-jenis audit dan juga tentang profesi akuntan. Mampu memahami dan mampu menjelaskan tentang standar profesional akuntan publik dan kode etik akuntan di Indonesia. Mampu memahami dan mampu menjelaskan arti penting dan macam dari teknik audit. Mampu memahami dan mampu menjelaskan pengertian dan tujuan kertas kerja audit. Mampu memahami dan mampu menjelaskan hal-hal yang harus

dilaksanakan dalam perencanaan audit. Mampu memahami dan mampu menjelaskan hal-hal yang harus

dilaksanakan dalam pelaksanaan audit. Mampu memahami dan mampu menjelaskan hal-hal yang harus

dilaksanakan dalam pelaporan audit. Mampu memahami dan mampu menjelaskan tentang pemahaman laporan keuangan dan arti pentingnya bagi auditor.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 2

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

1.4.

Relevansi Modul

Relevansi modul terhadap pelaksanaan tugas yang akan dilakukan peserta diklat adalah sebagai berikut: 1. Materi modul ini diharapkan mampu memberikan pemahaman dan wawasan yang lengkap tentang dadar-dasar pemeriksaan 2. Penyajian materi modul ini telah disesuaikan dengan kebutuhan peserta diklat sehingga lebih mudah sipelajari dan dipahami. 3. Materi modul ini dilengkapi dengan soal-soal yang berkaitan dengan dasar-dasar pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh pemeriksa atau auditor.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 3

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

KEGIATAN BELAJAR (KB) 1

BKB 1Gambaran Umum, Standar Profesional dan Kode Etik AuditorINDIKATOR KEBERHASILAN: Setelah mempelajari KB 2 anda diharapkan dapat: - Menjelaskan tentang pengertian audit (audit). - Membedakan antara auditing dengan accounting (akuntansi) . - Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis audit - Menjelaskan tentang profesi akuntan di Indonesia dan Negara lain. - Menjelaskan tentang standar profesi akuntan public (SPAP). - Menjelaskan tentang Kode Etik Akuntan di Indonesiat

1.1.

Uraian dan Contoh

a. Pengertian Audit Terdapat beberapa pengertian tentang audit/audit sebagai bahan perbandingan, diantaranya adalah sebagai berikut; Menurut Wikipedia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia via internet Audit atau audit dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, obyektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subyek dari audit telah dilaksanakan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 4

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

Menurut Longman dictionary of contemporary English Audit (verb) is to officially examine a company's financial records in order to check that they are correct

Menurut Sukrisno Agoes (2004), dalam Auditing (Audit Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik) Dalam kaitannya dengan Audit Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) lebih dikenal dengan istilah Auditing. Menurut Sukrisno Agoes pengertian auditing adalah: Suatu audit yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Ada beberapa hal penting dari pengertian tersebut, antara lain; Pertama, yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. Dalam penjelasannya dinyatakan bahwa laporan keuangan yang diperiksa meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas. Catatan pembukuan terdiri dari buku harian (buku kas/bank, buku penjualan, buku pembelian, buku serba serbi), buku besar, sub buku besar (piutang, utang, aktiva tetap, kartu persediaan). Sedangkan bukti-bukti

pendukung meliputi bukti penerimaan dan pengeluaran kas/bank, faktur penjualan, journal voucher, dan lain-lain. Dokumen lain yang harus diperiksa adalah notulen rapat direksi dan pemegang saham, akte pendirian, kontrak, perjanjian kredit, dan lain-lain. Kedua, audit dilakukan secara kritis dan sistematis. Disebutkan bahwa kritis artinya audit tersebut harus dipimpin oleh seorang yang mempunyai gelar akuntan (registered accountant) dan mempunyai izin praktik sebagai akuntan publik dari Menteri Keuangan. Pelaksana audit harus mempunyai pendidikan, pengalaman, dan keahlian di bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan audit akuntan. Jika tidak maka kecermatan, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kesalahan tidak dapat dilakukan. Sistematis artinya audit harus direncanakan sebelum

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 5

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

pelaksanaannya dengan membuat audit plan (rencana audit). Antara lain dicantumkan kapan audit dimulai, berapa lama jangka waktu audit diperkirakan, kapan laporan harus selesai, berapa orang audit staff yang ditugaskan, masalahmasalah yang diperkirakan akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi (accounting), perpajakan dan lain-lain. Juga harus menetapkan batas materialitas dan memperhitungkan resiko audit. Ketiga, audit oleh pihak yang independen. Menurut Sukrisno Agoes auditor sebagai pihak di luar perusahaan yang diperiksa, tidak boleh mempunyai kepentingan tertentu di dalam perusahaan tersebut (misal sebagai pemegang saham, direksi atau dewan komisaris), atau mempunyai hubungan khusus (misal keluarga dari pemegang saham, direksi atau dewan komisaris, mengemban kepercayaan dari masyarakat, bekerja secara objective, tidak memihak ke pihak manapun dan melaporkan apa adanya. Keempat, tujuan audit akuntan adalah untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa laporan keuangan yang wajar adalah yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum (di Indonesia: Prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah yang dikodifikasi dalam Standar Akuntansi Keuangan, di USA: Generally Accepted Accounting Principles), diterapkan secara konsisten dan tidak mengandung kesalahan yang material (besar atau signifikan). Akuntan publik tidak dapat menyatakan bahwa laporan keuangan itu benar, karena auditnya dilakukan secara sampling (test base) sehingga mungkin saja terdapat kesalahan dalam laporan keuangan tetapi jumlahnya tidak material (kecil atau immaterial) sehingga tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

Menurut Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Audit Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang tersebut dinyatakan; Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi, mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Dalam pasal 1 ayat 3 nya dinyatakan;

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 6

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

Auditor adalah orang yang melaksanakan tugas audit pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK. Dalam penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa audit yang menjadi tugas BPK (Badan Auditor Keuangan) adalah audit atas pengelolaan dan tanggung jawab mengenai keuangan negara yang mencakup seluruh unsur keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Terdapat tiga jenis audit yang menjadi kewenangan BPK, antara lain: 1) Audit keuangan, adalah audit atas laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Ini dilakukan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. 2) Audit kinerja, adalah audit atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta audit atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Tujuan audit ini untuk mengidentifikasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan dan bagi pemerintah dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan negara/daerah diselenggarakan secara ekonomis dan efisien serta memenuhi sasarannya secara efektif. 3) Audit dengan tujuan tertentu, adalah audit yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar audit keuangan dan audit kinerja. (termasuk audit atas halhal lain yang berkaitan dengan keuangan dan audit investigatif). Seluruh audit tersebut pelaksanaannya didasarkan pada suatu standar audit yang disusun oleh BPK dengan mempertimbangkan standar di lingkungan profesi audit secara internasional setelah melakukan konsultasi dengan pihak pemerintah serta organisasi profesi di bidang audit.

b. Perbedaan Auditing dan Accounting (Akuntansi) Terdapat perbedaan yang mendasar antara auditing dengan accounting. Menurut Sukrisno Agoes (2004;7) bahwa Auditing mempunyai sifat analitis, karena auditor (akuntan publik) memulai auditnya dari angka-angka dalam laporan keuangan (financial statement), lalu dicocokkan dengan neraca saldo (trial balance), buku besar (general ledger), buku harian (special journals), buktibukti pembukuan (documents) dan sub buku besar (sub-ledger).

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 7

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

Sedangkan accounting (akuntansi) mempunyai sifat konstruktif, karena disusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar dan sub buku besar, neraca saldo sampai laporan keuangan. Akuntansi disusun dan dibuat oleh pegawai perusahaan (bagian akuntansi) dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan sedangkan auditing dilakukan oleh auditor (auditor) yang apabila dari akuntan publik (khususnya financial audit) dengan berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik, Aturan Etika IAI Kompartemen Akuntan Publik dan Standar Pengendalian Mutu. Perbedaan auditing dengan accounting dapat digambarkan sebagai berikut (Sukrisno Agoes, 2004:7); Gambar 1.1. Perbedaan Auditing dan AccountingTransaksi yang mempunyai nilai uang

Bukti pembukuan

Special journal

General ledger

Trial Balance

Work Sheet

Laporan Keuangan

Subsidiary Ledger

Accounting (Konstruksi)

Auditing (Analisis)

Gambar 1.2. Accounting and Auditing ContrastAccounting

Pencatatan transaksi dan penyusunan Laporan Keuangan

GAAP (penghubung)

Evaluasi Laporan Keuangan

Auditing

Sumber: Konrath, (2002:9)

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 8

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

c. Jenis-jenis Audit Menurut Sukrisno Agoes (2004;9) ditinjau dari luasnya audit, audit dapat dibedakan atas: 1) General Audit (Audit Umum) Suatu audit umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP Independen dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Audit ini harus dilakukan sesuai Standar Profesional/Akuntan Publik dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Aturan Etika KAP yang telah disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia serta Standar Pengendalian Mutu.

2) Special Audit (Audit Khusus) Suatu audit terbatas (sesuai permintaan auditee) yang dilakukan oleh KAP Independen, dan pada akhir auditnya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas. Misalnya KAP diminta untuk memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap penagihan piutang usaha di perusahaan. Dalam kasus tersebut prosedur audit terbatas untuk memeriksa piutang, penjualan dan penerimaan kas. Pada akhir audit KAP hanya memberikan pendapat apakah terdapat kecurangan atau tidak terhadap penagihan piutang usaha di perusahaan. Jika memang ada kecurangan, berapa besar jumlahnya dan bagaimana modusnya.

Ditinjau dari jenis audit, audit dapat dibedakan atas; 1) Management Audit (Operational Audit) Suatu audit terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasional tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. Pendekatan audit yang dilakukan adalah dengan menilai efisiensi, efektivitas dan keekonomisan masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan. Misalnya fungsi penjualan dan pemasaran, fungsi produksi, fungsi

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 9

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

pergudangan dan distribusi, fungsi personalia (sumber daya manusia), fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Biasanya audit prosedur yang dilakukan mencakup: Analytical review procedure, yaitu membandingkan laporan keuangan periode berjalan dengan periode yang lalu, budget dengan realisasinya serta analysis ratio (misal menghitung ratio likuiditas, rentabilitas, dan aktivitas baik untuk tahun berjalan maupun tahun lalu, dan

membandingkannya dengan ratio industri) Evaluasi atas management control system yang terdapat di

perusahaan. Antara lain tujuannya untuk mengetahui apakah terdapat sistem pengendalian manajemen dan internal control yang memadai dalam perusahaan, untuk menjamin keamanan harta perusahaan, dapat dipercayainya data keuangan dan mencegah terjadinya pemborosan dan kecurangan-kecurangan. Compliance Test (Pengujian Ketaatan), yaitu untuk menilai efektifitas internal control dan sistem pengendalian manajemen dengan melakukan audit secara sampling atas bukti-bukti pembukuan, sehingga dapat diketahui apakah transaksi bisnis perusahaan dan pencatatan

akuntansinya sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan manajemen perusahaan. Dalam management audit terdapat 4 (empat) tahapan, yaitu; a) Preliminary Survey (Survei Pendahuluan) Untuk mendapatkan gambaran bisnis perusahaan. Dilakukan tanya jawab dengan manajemen dan staf perusahaan serta dengan menggunakan questionnaires. b) Review and Testing of Management Control System (Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian Manajemen) Untuk mengevaluasi dan menguji efektifitas pengendalian manajemen perusahaan. Dengan menggunakan management control

questionnaires (ICQ), flow chart dan penjelasan narrative serta dilakukan tes atas beberapa transaksi (walk through the documents) c) Detailed Examination (Pengujian Terinci) Melakukan audit terhadap transaksi perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui apakah prosesnya sesuai kebijakan manajemen. Auditor

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 10

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

harus melakukan observasi kegiatan dari fungsi-fungsi yang terdapat di perusahaan. d) Report Development (Pengembangan Laporan) Auditor membuat laporan mirip dengan management letter, karena

isinya audit findings (temuan audit) mengenai penyimpangan yang terjadi terhadap kriteria (standard) yang berlaku yang mengakibatkan inefisiensi, inefektifitas dan pemborosan dan kelemahan dalam sistem pengendalian manajemen (management control system) di perusahaan. Auditor juga memberikan saran-saran perbaikan.

Management audit dapat dilakukan oleh internal auditor, KAP, maupun management consultant. Yang penting tim management audit harus

mencakup berbagai disiplin ilmu misalnya akuntan, ahli manajemen produksi, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, dan lain-lain. 2) Compliance Audit (Audit Ketaatan) Untuk mengetahui apakah sudah mentaati peraturan-peraturan dan

kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen/dewan Bank komisaris) maupun pihak ekstern

(Pemerintah, Bapepam,

Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak,

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan lain-lain). 3) Internal Audit (Audit Intern) Audit oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan. Biasanya audit lebih rinci dibandingkan audit umum yang dilakukan oleh KAP. Internal auditor tidak memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan karena dianggap oleh pihak-pihak luar bahwa internal auditor tidak independen. Biasanya berisi temuan audit (auditor findings) mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern, serta saransaran perbaikannya.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 11

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

d. Computer Audit Audit oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya dengan EDP (Electronic Data Processing) System. Metode yang dilakuan auditor adalah ; 1). Audit arround the computer Auditor memeriksa input dan output dari EDP System tanpa melakukan test terhadap proses dalam sistem tersebut. 2). Audit through the computer Audit selain hal tersebut diatas, juga melakukan test terhadap proses sistem tersebut. Pengetesan merupakan complience test dengan menggunakan generalized audit software dan memasukkan dummy data (data palsu) untuk mengetahui apakah data palsu tersebut diproses sesuai dengan system yang seharusnya. Dalam mengevaluasi internal control atas EDP system, auditor mengunakan internal control questionnaires untuk EDP system. Internal control dalam EDP system terdiri dari: General control, yaitu berkaitan dengan organisasi EDP departement, prosedur dokumentasi, testing dan otorisasi dari original system dan setiap perubahan yang akan dilakukan terhadap sistem tersebut. Juga yang berkaitan dengan control yang terdapat dalam hardwarenya. Aplication control, berkaitan dengan pelaksanaan tugas khusus yang dilakukan oleh EDP department. Misalnya membuat daftar gaji.

Dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa data yang diinput, processing data, output dalam bentuk print out telah dilakukan secara akurat sehingga menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

e. Profesi Akuntan di Indonesia dan di Negara Lain Perlu sekilas kiranya sebagai wawasan diberikan pengetahuan tentang beberapa profesi akuntan baik di Indonesia maupun di negara lain. Agar dapat bermanfaat pada saat implementasi audit di lapangan. Pemakaian gelar akuntan dilindungi oleh Undang-Undang Pemakaian Gelar Akuntan tahun 1954. Mereka yang berhak menggunakan gelar tersebut adalah lulusan fakultas ekonomi negeri jurusan akuntansi (UI, Gama, Unpad, Undip, Unsrat, Unibraw, Unud, Andalas, Syah Kuala), lulusan STAN (Dilpoma

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 12

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

IV), dan lulusan fakultas ekonomi swasta yang telah lulus ujian negara dan UNA Dasar serta UNA Profesi. Untuk mendapatkan gelar akuntan, harus mengikuti pendidikan profesi akuntan di perguruan tinggi tertentu dan mengambil antara 20-30 SKS dan harus mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapatkan nomor registrasi dimulai dari A dan D. (sudah sekitar 50.000 an) Untuk dapat melakukan praktek sebagai akuntan publik, akuntan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Departemen Keuangan. Antara lain harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang diselenggarakan oleh IAI dan Departemen Keuangan. (sampai dengan 2002 yang sudah lulus USAP dan bersertifikat akuntan publik berjumlah 50 an orang) Seorang yang sudah memiliki nomor register, dapat memilih profesi sebagai; akuntan publik (eksternal auditor); dengan memiliki atau bekerja di KAP internal auditor; bekerja di internal audit department perusahaan swasta atau satuan pengawas intern di BUMN government auditor; bekerja di BPKP, BPK atau inspektorat jenderal suatu departemen financial accountant; bekerja di bagian akuntansi keuangan cost accountant; bekerja dibagian akuntansi biaya management accountant; bekerja di bagian akuntansi manajemen tax accountant; bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau di direktorat jenderal pajak akuntan pendidik; bekerja sebagai pengajar/dosen Di negara lain seperti Amerika , untuk medapatkan gelar Certified Public Accountant (CPA) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh AICPA (American Institute of Certified Public Accountant), untuk mendapatkan gelar CIA (Certified Internal Auditor) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh IIA (Institute of Internal Auditor), untuk mendapatkan gelar CMA (Certified Management Accountant) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh IMA (Institute of Management Accountant) Di Inggris, untuk mendapat gelar CA (Charactered Accountant) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh UK Accountant Association. Di Singapore, untuk mendapatkan gelar CA (Charactered Accountant) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh Singapore Accountant Association

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 13

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

f.

Standar Profesional Akuntan Publik Menurut Sukrisno Agoes (2004;28), dalam Konggres ke VII IAI tahun

1994 telah disahkan Standar Profesional Akuntan Publik yang secara garis besar isinya sebagai berikut: 1. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik 2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan 3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan 4. Pernyataan jasa akuntansi dan review. Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima standar, yaitu: 1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) 2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT) 3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR) 4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK) 5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSPM) Menurut PSA No.01 (SA Seksi 150), standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus dilakukan, sedangkan standar berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing mencakup mutu profesional auditor dan pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Terdapat sepuluh standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAI sebagaimana Gambar 2.1., yaitu;

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 14

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

Gambar 2.1. Hirarki Standar Auditing

Standar AuditingLandasan Konseptual Landasan Konseptual

Standar Umum

Standar Pekerjaan LapanganPerencanaan dan supervisi audit Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern Bukti audit kompeten yang cukup

Standar Pelaporan

Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai Independensi dalam sikap mental Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama

Pernyataan tentang kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum Pernyataan mengenai ketidakkonsistensian penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan

Landasan Operasional

Landasan Operasional

Pernyataan Standar Auditing (PSA) Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (PSA)

Pernyataan Standar Auditing (PSA) Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (PSA)

Pernyataan Standar Auditing (PSA) Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (PSA)

Sumber : SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI 2001 : 001.12)

Standar Umum : 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 15

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

Standar Pekerjaan Lapangan : 4. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 5. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 6. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan : 7. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia. 8. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan

penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 10. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

g. Kode Etik Akuntan di Indonesia Selain Standar Profesional Akuntan Publik, seorang akuntan juga harus memenuhi Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang merupakan aturan normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik. Berkaitan dengan Kode Etik Akuntan Indonesia pada prinsipnya menurut Sukrisno Agoes (2004;40) adalah suatu pedoman bagi para anggota IAI untuk bertugas secara bertanggung jawab dan obyektif. Karena jasa yang diberikan kepada pihak lain berupa pengetahuan dan keahliannya sehingga auditor harus memiliki rasa tanggung jawab kepada pihak-pihak yang dipengaruhi oleh jasanya itu.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 16

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

Secara garis besar kode etik akuntan di Indonesia dapat dilihat pada Kerangka Kode Etik IAI sebagaimana digambarkan pada Gambar 2.2 sebagai berikut : Gambar 2.2. Kerangka Kode Etik IAITanggung Jawab Profesi Kepentingan Umum (Publik) Integritas Obyektivitas Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Kerahasiaan Perilaku Profesional

PRINSIP ETIKA

IAI - PUSAT

ATURAN ETIKA

IAI - KAP

100 Independensi Integritas Obyektivitas

200 Standar Umum Prinsip Akuntansi

300 Tanggung Jawab Kepada Klien

400 Tanggung Jawab Kepada Rekan

500 Tanggung Jawab Dari Praktik Lain

RAPAT ANGGOTA

INTERPRETASI ATURAN ETIKA

KAP

PENGURUS

TANYA DAN JAWAB

IAI KAP

DEWAN SPAP Sumber : SPAP IAI 2001 : 20000.7

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 17

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

1.2.

Latihan

Untuk menambah pemahaman anda tentang kegiatan belajar 1, anda dapat mencoba untuk menjawab soal-soal berikut secara singkat. 1. Jelaskan beberapa pengertian audit! 2. Apakah ada perbedaan antara auditing dengan accounting ? Jelaskan ! 3. Cobalah berikan ringkasan tentang jenis-jenis audit ! 4. Jelaskan secara prinsip tentang audit kepabeanan apabila dikaitkan dengan auditing oleh Kantor Akuntan Publik ! 5. Coba Saudara buat contoh kondisi yang menyebabkan auditor tidak bisa bertindak secara independen dalam melakukan audit!

1.3.

Rangkuman Banyak pengertian yang dikemukakan tentang audit/ audit. Pada intinya

pengertian-pengertian tersebut memiliki makna yang hampir sama, yang membedakan adalah pelaksana dan tujuan auditnya. Pengertian audit/ audit dalam arti luas adalah evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, obyektif dan tidak memihak yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subyek dari audit telah dilaksanakan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi dan praktik yang telah disetujui dan diterima. Perbedaan mendasar antara auditing dengan accounting adalah : Auditing mempunyai sifat analitis, karena auditor (akuntan publik) memulai auditnya dari angka-angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo, buku besar, buku harian, bukti-bukti pembukuan dan sub buku besar. Auditing dilakukan oleh auditor. Auditing berpedoman pada Standar Akuntan Publik, Aturan Etika IAI Kompartemen Akuntan Publik dan Standar Pengendalian Mutu (untuk audit oleh akuntan publik).

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 18

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

-

Accounting mempunyai sifat konstruktif, karena disusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar dan sub buku, neraca saldo sampai laporan keuangan.

-

Accounting disusun dan dibuat oleh pegawai perusahaan (bagian akuntansi). Accounting berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan.

Jenis-jenis audit ditinjau dari luasnya adalah : general audit (audit umum) dan special audit (audit khusus). Jika ditinjau dari jenis auditnya, audit dibagi atas : management audit (operational audit), compliance audit (audit ketaatan), internal audit (audit intern) dan computer audit.

Yang berhak menyandang gelar akuntan adalah mereka yang telah lulus dari fakultas ekonomi negeri jurusan akuntansi (UI, Gama, Unpad, Undip, Unsrat, Unibraw, Unud, Andalas, Syah Kuala), lulusan STAN (Diploma IV), dan lulusan fakultas ekonomi swasta yang telah lulus ujian negara dan UNA Dasar serta UNA Profesi, serta telah mengikuti pendidikan profesi akuntan di perguruan tinggi tertentu dan mengambil antara 20-30 SKS dan harus mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapatkan nomor registrasi. Untuk dapat melakukan praktek sebagai akuntan publik, akuntan harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang diselenggarakan oleh IAI dan Departemen Keuangan. Standar Auditing untuk Akuntan Publik terdiri dari : A. Standar Umum : 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. B. Standar Pekerjaan Lapangan : 3. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 19

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

4. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 5. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. C. Standar Pelaporan : 6. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia. 7. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 8. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

1.4.

Tes Formatif 1 Soal pilihan berganda

1. Mana dari pernyataan berikut yang salah: a. Dalam audit, auditor melakukan pengujian atas laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. b. Audit dilakukan secara kritis dan sistematis. c. audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten dan independen. d. Pada dasarnya setiap audit bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan auditee.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 20

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

2. Terdapat tiga jenis audit yang menjadi kewenangan BPK, antara lain: a. Audit keuangan, audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu b. Audit keuangan, audit ketaatan dan audit investigasi c. Audit Kinerja, audit ketaatan dan audit investigasi d. Audit dengan tujuan tertentu, audit ketaatan dan audit investigasi.

3. Suatu audit terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasional tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis disebut: a. Audit keuangan b. Audit kinerja c. Audit ketaatan d. Audit investigasi 4. Langkah-langkah dalam audit kinerja atau audit manajemen adalah sebagai berikut a. Perencanaan audit, pengujian system pengendalian manajemen, pelaporan audit dan tindak lanjut. b. Survei pendahuluan, penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian manajemen, Pengujian Terinci, Penyusunan Laporan hasil audit. c. Pengumpulan data, analisis data, pengembangan temuan dan pelaporan hasil audit. d. Perencanaan audit, survey pendahuluan, pelaksanaan audit dan tindak lanjut temuan.

5. Pengujian yang bertujuan untuk menilai efektifitas internal control dan sistem pengendalian manajemen dengan melakukan audit secara sampling atas bukti-bukti pembukuan, sehingga dapat diketahui apakah transaksi bisnis perusahaan dan pencatatan akuntansinya sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan manajemen perusahaan disebut:

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 21

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

a. Tes Substantif b. Sampling audit c. Tes ketaatan d. Prosedur analistis.

6. Prosedur audit yang dilakukan auditor dengan cara membandingkan laporan keuangan periode berjalan dengan periode yang lalu, budget dengan realisasinya serta analysis ratio (misal menghitung ratio likuiditas, rentabilitas, dan aktivitas baik untuk tahun berjalan maupun tahun lalu, dan membandingkannya dengan ratio industri) disebut: a. Sampling audit b. Tes ketaan c. Prosedur analistis. d. Evaluasi sistem pengendalian manajemen.

7. Dalam management audit, untuk

mendapatkan

gambaran

bisnis

perusahaan biasanya auditor melakukan tanya jawab (wawancara) atau menggunakan kuesioner. Gambaran bisnis perusahaan tersebut

dikumpulkan pada tahapan : a. Preliminary Survey (Survei Pendahuluan) b. Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian Manajemen c. Pengujian Terinci d. Pengembangan Laporan

8. Management audit dapat dilakukan pihak-pihak berikut, kecuali : a. Konsultan Pajak b. Internal auditor c. Kantor Akuntan Publik d. Konsultan Management

9. Metode audit, di mana auditor memeriksa input dan output dari EDP System tanpa melakukan test terhadap proses dalam sistem tersebut disebut :

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 22

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

a. Audit through the computer b. Audit by computer c. Audit arround the computer d. Audit with computer

10. Internal control dalam EDP system terdiri dari: a. General control dan aplication control b. Administrative control, Internal control dan external control c. Adminstratif, financial dan general control d. General control dan external control

11. Aturan normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik

di dalam

menjalankan tugasnya agar mereka dapat bekerja secara bertanggung jawab dan obyekti diatur dalam: a. Standar Auditing b. Kode Etik c. Pernyataan standar auditing d. Prosedur auditing.

12. Standar auditing terdiri dari : a. Standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. b. Standar umum, standar pelaksanaan audit dan standar pelaporan. c. Standar perencanaan audit, standar pelaksanaan audit dan standar pelaporan d. Standar umum, standar perencanaan dan pelaksanaan audit dan standar pelaporan.

13. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Hal tersebut merupakan salah satu butir pernyataan pada: a. Standar umum b. Standar pekerjaan lapangan c. Standar pelaksanaan audit d. Standar pelaporan.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 23

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

14. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Hal tersebut merupakan salah satu butir pernyataan pada: a. Standar umum b. Standar perencanaan auditing c. Standar pekerjaan lapangan d. Standar pelaksanaan audit

15. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Hal tersebut merupakan salah satu butir pernyataan pada: a. Standar perencanaan auditing b. Standar pekerjaan lapangan c. Standar pelaksanaan audit d. Standar pelaporan

1.5.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang

modul ini. Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X Jumlah keseluruhan Soal

100%

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai : 91% 81% 71% 61% s.d. s.d. s.d. s.d. 100% 90,99% 80,99% 70,99% : : : : Amat baik Baik Cukup Kurang

bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori baik), maka disarankan mengulangi materi.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 24

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

KB 2KEGIATAN BELAJAR 2

Teknik dan Kertas Kerja AuditINDIKATOR KEBERHASILAN: Setelah mempelajari KB2 para peserta diharapkan dapat: - Menjelaskan arti dan pentingnya teknik audit. - Menjelaskan macam-macam teknik audit dan implementasinya - Menjelaskan pengertian kertas kerja audit - Menjelaskan tujuan kertas kerja audit.

2.1. Uraian dan Contoh a. TEKNIK AUDIT a) Arti dan Pentingnya Teknik Audit Teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya. Pada dasarnya seorang auditor dalam proses membandingkan apa yang sebenarnya dengan apa yang seharusnya, harus mengumpulkan bukti-bukti, baik bukti mengenai keadaan yang sebenarnya maupun bukti-bukti mengenai keadaan yang seharusnya. Dalam hubungan ini perlu disadari tindakan membuktikan tidaklah selalu mudah dilakukan. Selain bukti-bukti itu tidak mudah dipahami oleh auditor, sering kali bukti-bukti tersebut tidak mudah diperoleh pada saat audit. Dengan demikian perlu ditempuh berbagai cara agar bukti-bukti itu dapat diperoleh dan dipahami oleh auditor. Mengingat pembuktian di dalam audit adalah mutlak diperlukan, sedangkan hal itu hanya bisa diperoleh dengan cara-cara tertentu, maka jelaslah bahwa teknik audit harus dipelajari secara mendalam oleh auditor. Dengan kata lain teknik audit memegang peranan penting dalam audit.DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 25

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

Kadang-kadang istilah teknik audit dicampur baurkan dengan istilah prosedur audit. Yang dimaksud prosedur audit adalah langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan audit. Di dalam suatu langkah audit dapat digunakan lebih dari satu teknik audit. b) Macam Teknik Audit Terdapat berbagai macam teknik audit yang bisa diterapkan dalam melaksanakan suatu audit. Teknik audit tersebut antara lain adalah inspeksi, observasi, tanya jawab, konfirmasi, analisis, perbandingan, audit bukti-bukti tertulis (vouching dan verifikasi), rekonsiliasi, trasir, rekomputasi, dan scanning. Berikut ini diuraikan masing-masing teknik audit tersebut sebagai berikut : Inspeksi Inspeksi merupakan cara memeriksa dengan menggunakan panca indera terutama mata, untuk memperoleh pembuktian atas suatu keadaan atau suatu masalah pada suatu saat tertentu (misalnya tentang eksistensi, jumlah dan jenis barang). Inspeksi sebaiknya dilakukan oleh dua orang auditor. Auditor harus mencoba mengusahakan agar ada wakil instansi atau pihak ketiga yang menyertai inspeksi itu, yang dapat membenarkan/menguatkan kesimpulan auditor. Sesuai keperluannya, auditor dapat meminta wakil instansi atau pihak ketiga agar turut menandatangani berita acara mengenai inspeksi tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan timbulnya bantahan mengenai

kecermatan inspeksi yang dilakukan oleh auditor. Contoh inspeksi adalah audit fisik. Observasi Observasi atau pengamatan adalah cara memeriksa dengan

menggunakan panca indera terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan sesuatu keadaan atau masalah. Kadang-kadang observasi dikaitkan dengan melihat dari jarak jauh atau tanpa disadari oleh pihak yang diamati. Teknik observasi akan membantu melancarkan serta memperjelas pengertian auditor mengenai kegiatan yang diperiksa. Observasi yang efektif tergantung pada daya imaginatif dan keingintahuan yang besar dari auditor.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 26

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

Observasi secara cermat terhadap suatu kegiatan kadang kala

dapat

mengungkapkan kelemahan serius yang memerlukan audit lebih lanjut. Misalnya, pengeluaran barang dari kawasan berikat ke DPIL yang diindikasikan tanpa dilindungi dokumen. Tanya Jawab Tanya jawab dapat dilakukan dengan dua cara : lisan atau tertulis. Walaupun banyak informasi/bukti yang dapat diperoleh melalui tanya jawab ini namun hasilnya dipandang bersifat subyektif, karenanya auditor perlu

mengusahakan bukti penunjang dengan menggunakan teknik-teknik audit lainnya. Lisan (Wawancara) Wawancara yang baik adalah wawancara yang menghasilkan pembuktian yang diperlukan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu auditor hendaknya merancang wawancara sedemikian rupa sehingga dapat

mengungkapkan hal-hal yang diperlukan secara lengkap. Orang yang bertanggung jawab atas kegiatan merupakan sumber informasi yang penting. Dalam hal ini auditor seharusnya mempertimbangkan dengan seksama pengetahuan pihak yang diwawancarai atau pokok persoalan yang dibicarakan, motifnya, dan apakah informasi yang disampaikan sesuai dengan informasi lain yang telah diperoleh oleh auditor. Hal yang perlu diperhatikan adalah belum tentu pihak yang menempati kedudukan yang tinggi dapat merupakan jaminan atas keabsahan informasi yang disampaikan olehnya, karena mungkin ia belum lama menempati posisi tersebut atau pun ia tidak memiliki pengetahuan langsung mengenai masalah yang ditanyakan, yang barangkali justru dipunyai oleh bawahannya. Auditor juga bisa mewawancarai ahli-ahli yang merupakan pihak luar, tapi wawancara hendaknya diarahkan untuk menjamin bahwa keterangan para ahli tersebut dapat diandalkan, dan meneguhkan sifat dapat dipercayainya pembuktian. Wawancara harus direncanakan dengan cermat. Auditor harus

mengetahui tujuan wawancara dan informasi apa yang harus diperolehnya. Auditor harus mempertimbangkan dengan siapa ia hendak melakukan

wawancara. Untuk menghindari reaksi yang negatif, pejabat yang mempunyai posisi/kedudukan tinggi lebih baik diwawancari oleh orang yang cukup tinggi pula

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 27

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

kedudukannya dalam organisasi audit. Wawancara sebaiknya dilakukan oleh dua orang auditor, agar terdapat jaminan yang lebih besar bahwa catatan mengenai wawancara mencerminkan dengan tepat informasi yang diperoleh. Auditor hendaknya melakukan wawancara dengan sikap dan perilaku yang sopan. Cara pendakatan pertama sangat penting artinya bagi kelancaran jalannya wawancara. Oleh karena itu auditor harus memperkenalkan diri dengan cara yang layak dan menjelaskan tujuan/ maksud diadakannya wawancara agar pihak yang diwawancarai memahami apa yang diinginkan darinya. Sewaktu mewawancarai, auditor harus mengendalikan pembicaraan agar hemat waktu dan tepat terarah pada fakta atau informasi yang berhubungan dengan maksud wawancara. Yang perlu diingat adalah auditor hendaknya bersikap sebagai pencari informasi, dan tidak seperti seorang investigator, apalagi terlibat dalam perdebatan atau pertengkaran. Pada akhir wawancara, informasi penting yang diperoleh harus

diikhtisarkan dan dimintakan penugasan secara tertulis dari pihak yang diwawancarai. Tujuan utama penugasan adalah : Untuk menjamin kelengkapan audit tentang informasi lisan tersebut. Membangkitkan kesan kepada pihak yang diwawancarai, bahwa auditor memandang penting informasi yang disampaikannya. Melindungi diri auditor sendiri terhadap kemungkinan timbulnya kontroversi di kemudian hari mengenai informasi yang telah diperolehnya. Contoh penegasan oleh pihak yang diwawancarai dapat berbentuk sebagai berikut : ----------------------------------------------------------------------------------------------------Saya yang membaca catatan hasil wawancara ini, dan

membenarkan bahwa catatan ini dengan layak memaparkan hal-hal yang dibicarakan serta pernyataan-pernyataan yang saya ucapkan dalam wawancara tersebut. Tanda Tangan Nama Jabatan Tanggal -----------------------------------------------------------------------------------------------------

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 28

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

Cara Tertulis Cara tanya jawab yang mudah dan praktis adalah dengan tertulis. Setelah responden ditentukan, kemudian dikirim surat pengantar beserta daftar pertanyaan (kuesioner) yang memuat masalah yang akan ditanyakan.

Kelemahan dari cara tertulis adalah bahwa pada dasarnya daftar pertanyaan tidak fleksibel, dan tidak ada verifikasi. Tingkat keandalan informasi yang diperoleh melalui wawancara. Oleh karena daftar pertanyaan harus digunakan secara hati-hati, dan jika tidak terdapat bukti penguat, maka bukti demikian belum mencukupi untuk digunakan sebagai pendukung kesimpulan hasil audit.

Konfirmasi Konfirmasi merupakan upaya untuk memperoleh informasi/ penugasan dari sumber lain yang independen, baik secara lisan maupun tertulis. Konfirmasi dapat dilakukan terhadap berbagai hal, misalnya : Konfirmasi mengenai pembayaran nilai transaksi. Konfirmasi pembayaran bea masuk dan PDRI. Konfirmasi polis asuransi.

Jenis Konfirmasi Konfirmasi dapat dilakukan secara tertulis, atau secara lisan. Konfirmasi secara lisan dilakukan secara langsung kepada pihak yang bersangkutan dengan mengajukan pertanyaan atau wawancara. Konfirmasi secara tertulis dapat dibagi dua macam, yaitu konfirmasi positif dan negatif. Konfirmasi positif adalah konfirmasi dimana pihak yang bersangkutan diminta untuk memberikan jawaban dalam batas waktu yang ditetapkan, baik jawaban menolak maupun jawaban menyetujui. Sedangkan dalam konfirmasi negatif, pihak yang bersangkutan diminta memberikan jawaban dalam batas waktu yang ditentukan apabila menolak isi surat konfirmasi. Jika lewat batas waktu yang ditentukan maka dianggap menyetujui isi surat konfirmasi .

Analisis Analisis artinya memecah atau menguraikan suatu keadaan atau masalah ke dalam beberapa bagian atau elemen dan memisahkan bagian tersebut untuk dihubungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain. Dengan

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 29

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

analisis auditor dapat melihat hubungan penting antara satu unsur dengan unsurunsur lainnya. Pada umumnya dengan analisis akan diketahui hubunganhubungan atau hal-hal yang normal atau tidak normal. Analisis ini penting namun tidak handal, sebab hasil analisis hanya memberikan indikator saja, kebenaran masih harus dibuktikan dengan cara lain.

Perbandingan Perbandingan adalah usaha untuk mencari kesamaan atau perbedaan antara dua atau lebih gejala atau keadaan. Dalam audit kegiatan keuangan misalnya, audit melakukan pekerjaan membandingkan seperti : Membandingkan antara saldo buku dengan hasil audit fisik. Hasil pekerjaan membandingkan biasanya dilanjutkan dengan melakukan analisa sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

Audit Bukti-Bukti Tertulis (Vouching dan Verifikasi) Vouching adalah memeriksa authentik tidaknya serta lengkap tidaknya bukti yang mendukung suatu transaksi. Sedangkan verifikasi adalah istilah yang digunakan dalam arti untuk memeriksa ketelitian perkalian, penjumlahan, pembukuan, pemilikan dan eksistensinya. Tujuan vouching dan verifikasi adalah untuk memastikan bahwa : Bukti tersebut telah disetujui oleh pihak yang berwenang. Bukti tersebut sesuai dengan tujuannya. Jumlah yang tertera dalam bukti tersebut benar. Pencatatan dilakukan secara benar. Pemilikan dan eksistensinya sah.

Rekonsiliasi Rekonsiliasi adalah penyesuaian antara dua golongan data yang berhubungan (tetapi masing-masing dibuat oleh pihak-pihak yang

independen/terpisah) untuk mendapatkan data yang benar. Contoh rekonsiliasi adalah penyesuaian saldo simpanan rekening Koran/giro di bank menurut salinan rekening Koran bank dengan saldo menurut catatan

perusahaan/bendaharawan.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 30

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

Trasir Trasir adalah cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses suatu keadaan, kegiatan, atau pun masalah sampai pada sumber atau bahan/ bukti pembukuannya. Sebagai contoh, dalam meneliti proses pembelian barang impor, maka auditor akan melihat buku pembelian, kemudian menelusuri ke buktibuktinya yaitu purchase order, sales contract dan invoice.

Rekomputasi Rekomputasi adalah menghitung kembali kalkulasi yang telah ada untuk menetapkan kecermatannya. Sebagai contoh antara lain adalah : Menghitung kembali penjumlahan sisi pengeluaran/penerimaan dari Buku Kas. Menghitung kembali harga pembelian/kontrak yang tertera pada faktur pembelian atau pada kontrak.

Scanning Scanning berarti melakukan penelaahan secara umum dan cepat untuk menemukan hal-hal yang memerlukan audit lebih lanjut. Misalnya, membaca dengan cepat setiap lembaran catatan/pembukuan perusahaan untuk

menemukan hal-hal yang penting atau tidak lazim. Hal-hal yang ditemukan melalui scanning akan diteliti lebih lanjut secara mendetail melalui teknik audit lainnya.

c) Macam-macam Bukti

Menurut Konrath (2002: 114 & 115) menurut tipenya ada 6 macam bukti audit, yaitu :

Physical Evidence Physical evidence atau bukti fisik adalah bukti yang terdiri dari segala sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara, diobservasi atau diinspeksi, dan terutama berguna untuk mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan. Contoh: bukti-

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 31

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

bukti fisik yang diperoleh dari kas opname, observasi dari perhitungan fisik persediaan, audit fisik surat berharga dan inventarisasi aktiva tetap. Confirmation Evidence Confirmation evidence atau bukti konfirmasi adalah bukti yang diperoleh mengenai eksistensi, kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga di luar klien. Contoh: jawaban konfirmasi piutang, utang, barang konsinyasi, surat berharga yang disimpan biro administrasi efek dan konfirmasi dari penasihat hukum klien.

Documentary Evidence Documentary evidence atau bukti dokumen adalah bukti yang terdiri dari catatan-catatan akuntansi dan seluruh dokumen pendukung transaksi. Contoh : faktur pembelian, copy faktur penjualan, journal voucher, general ledger dan sub ledger. Bukti ini berkaitan dengan asersi manajemen mengenai completeness dan dan eksistensi serta berkaitan dengan audit trail yang memungkinkan auditor untuk mentrasir dan melakukan vouching atas transaksi-transaksi dan kejadiankejadian dari dokumen ke buku besar dan sebaliknya.

Mathematical Evidence Mathematical evidence atau bukti matematis adalah bukti dari hasil perhitungan, perhitungan kembali dan rekonsiliasi yang dilakukan auditor. Contoh : footing, cross footing dan extension dari rincian persediaan, perhitungan dan alokasi beban penyusutan, perhitungan beban bunga, laba/rugi penarikan aktiva tetap, PPh dan accruals. Untuk rekonsiliasi misalnya audit rekonsiliasi bank, rekonsiliasi saldo piutang usaha dan utang menurut buku besar dan sub buku besar, rekonsiliasi inter company accounts dan lain-lain.

Analytical Evidence Analytical evidence atau bukti analitis adalah bukti yang diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap informasi keuangan klien. Penelaahan analitis ini harus dilakukan pada waktu membuat perencanaan audit, sebelum melakukan substantive test dan pada akhir pekerjaan lapangan (audit field work). Prosedur analitis bisa dilakukan dalam bentuk :

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 32

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

-

Trend (horizontal) analysis, yaitu membandingkan angka-angka laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dan menyelidiki kenaikan/ penurunan yang signifikan baik dalam jumlah rupiah amupun persentase.

-

Common size (vertical) analysis. Ratio analysis, misalnya menghitung rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio manajemen aset.

Hearsay Evidence Hearsay (oral) evidence atau bukti oral adalah bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan auditor. Contoh : jawaban atas pertanyaan-pertanyaan auditor mengenai pengendalian intern, ada tidaknya contingent liabilities, persediaan yang bergerak lambat atau rusak, kejadian penting sesudah tanggal neraca dan lain-lain. Dari 6 macam bukti di atas, yang paling reliable atau paling tinggi reliabilitasnya adalah physical evidence. Selanjutnya makin ke bawah sampai dengan hearsay evidence adalah makin rendah reliabilitasnya. b. KERTAS KERJA AUDIT a) Pengertian Kertas Kerja Audit Dalam menjalankan auditnya (general audit) auditor KAP harus berpedoman kepada SPAP (khususnya standar auditing, standar pengendalian mutu, kode etik IAI dan aturan etika IAI Kantor Akuntan Publik). Semua prosedur audit yang dilakukan dan temuan-temuan audit harus didokumentasikan dalam kertas kerja audit. Sama halnya dengan auditor kepabeanan dan cukai, dalam menjalankan auditnya harus berpedoman kepada tata lakasana audit di bidang kepabeanan dan cukai, standar audit, program audit, dan kode etik pegawai DJBC yang diatur dalam Keputusan Menteri maupun Dirjen Bea dan Cukai. Semua prosedur audit yang dilakukan dan temuan-temuan audit juga harus dituangkan dalam kertas kerja audit. Menurut Sukrisno Agoes (2004;105) Kertas kerja audit (Audit Working Papers) adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan auditor dalam menjalankan auditnya, yang berasal dari auditee, dari analisis yang dibuat oleh auditor dan atau dari pihak ketiga.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 33

DASARMODUL DASAR-DASAR AUDIT

Berkas yang berasal dari auditee, misalnya; a. laporan keuangan, buku, catatan, dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan yang berkaitan dengan transaksi kegiatan di bidang kepabeanan dan di bidang cukai b. surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik c. surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan dan di bidang cukai Analisis yang dibuat auditor, misalnya: 1. Pengujian saldo buku dengan sediaan barang 2. Pengujian jumlah/jenis barang Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga, misalnya: 1. Data dari Dit IKC/Dit Fasilitas/Kanwil BC/KPPBC 2. Jawaban konfirmasi dari Bank/supplier/pihak-pihak terkait

b) Tujuan Kertas Kerja Audit Kertas kerja audit yang merupakan dokumentasi auditor atas prosedurprosedur audit yang dilakukannya, test-test yang diadakan, informasi-informasi yang didapat dan kesimpulan yang dibuat atas audit, analisis, dan surat-surat konfirmasi. Kertas kerja audit mempunyai tujuan antara lain: 1. Sebagai bukti bahwa auditor telah melakukan audit sesuai standar audit dan program audit. Dalam kertas kerja audit harus terlihat bahwa apa yang diatur dalam standar audit dan program audit sudah diikuti dengan baik oleh auditor. 2. Mendukung temuan dan rekomendasi hasil audit. Temuan dan rekomendasi yang disampaikan harus sesuai dengan

kesimpulan audit yang berdasarkan kertas kerja audit. 3. Sebagai salah satu dasar penilaian kinerja auditor sehingga dapat dievaluasi sesudah selesai penugasan. 4. Sebagai pegangan bagi tim audit untuk periode audit berikutnya Sebagai bahan untuk mencheck saldo awal, sebagai bahan untuk dipelajari bagi tim audit berikutnya, untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di periode audit yang lalu dan berguna untuk penyusunan audit plan periode audit berikutnya.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 34

MODUL DASAR-DASAR AUDIT DASAR-

Contoh KKA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH . : Disusu n oleh Nama Perusahaan : CV. ABC Paraf Direvie NPWP : : Jl. Karya No. 234 Alamat Kegiatan Audit Periode Audit Palangkaraya : Rekapitulasi Pemberitahuan Impor barang : 1 September 2004 s.d. 31 Agustus 2006 Paraf : Paraf Disetuj ui oleh : PTA : w oleh : : Ketua auditor Audit or Lampir an KKA No. :1 :I

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 35

MODUL DASAR-DASAR AUDIT DASAR-

URAIA N O NO TGL PIB SE RI HS COD E TARI F N JENIS BARAN G

NEGAR A JM L ASAL SA T NDPB M CI F NIL. PAB

PUNGUTAN KET

BM

PP N

PP H

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 36

MODUL DASAR-DASAR AUDIT2.2. Latihan

Untuk menambah pemahaman anda tentan kegiatan belajar 3, anda dapat mencoba untuk menjawab soal-soal berikut secara singkat. 1. Sebutkan perbedaan antara teknik audit dengan prosedur audit! 2. Mengapa teknik audit harus dipelajari secara mendalam oleh auditor? 3. Untuk mengetahui kebenaran sebuah bukti pembayaran (telegraphic transfer) untuk pembayaran ke luar negeri bisa dilakukan dengan beberapa macam teknik audit. Coba sebutkan disertai dengan alasannya. 4. Hal-hal yg dilakukan dlm pelaksanaan audit harus dituangkan ke dalam KKA. Apa tujuan dari pembuatan KKA tsb? Dokumentasi seperti apa yg harus dituangkan ke dalam KKA? Apa syarat dari KKA? 5. Coba buat suatu contoh KKA yang menunjukkan telah dilakukannya teknik audit sbb: a. Konfirmasi b. Perbandingan

2.3.

Rangkuman Teknik audit merupakan cara-cara yang ditempuh oleh auditor untuk memperoleh

pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya. Pembuktian dalam audit adalah mutlak diperlukan. Hal itu hanya bisa diperoleh dengan cara-cara tertentu yaitu dengan teknik audit. Oleh karena itu teknik audit memegang peranan penting dalam audit. Ada berbagai macam teknik audit, antara lain : inspeksi, observasi, tanya jawab, konfirmasi, analisis, perbandingan, vouching, verifikasi, rekonsiliasi, trasir, rekomputasi dan scanning. Untuk membuktikan sesuatu hal dalam audit bisa dilakukan satu macam atau lebih teknik audit. Makin banyak macam teknik audit yang bisa membuktikan sesuatu hal, maka akan makin menguatkan bagi auditor tentang temuannya. Menurut tipenya ada 6 macam bukti audit, yaitu : physical evidence, confirmation evidence, documentary evidence, mathematical evidence, analytical evidence dan hearsay evidence. Kertas kerja audit adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan auditor dalam menjalankan auditnya, yang berasal dari auditee, dari analisis yang dibuat oleh auditor dan atau dari pihak ketiga. Tujuan dari kertas kerja audit adalah : 1. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit sesuai standar audit dan program audit.DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 37

MODUL DASAR-DASAR AUDIT2. Mendukung temuan dan rekomendasi hasil audit. 3. Sebagai salah satu dasar penilaian kinerja auditor. 4. Sebagai pegangan bagi tim audit untuk periode audit berikutnya.

2.4.

Tes Formatif

Soal pilihan berganda 1. Cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya disebut: a. Prosedur audit b. Program audit c. Teknik audit d. Pelaksanaan audit 2. Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan audit disebut: a. Prosedur audit b. Tahapan audit c. Teknik audit d. Pelaksanaan audit

3. Upaya auditor untuk memperoleh informasi/ penugasan dari sumber lain yang independen, baik secara lisan maupun tertulis disebut: a. Konsolidasi b. Konfrantasi c. Wawancara d. Konfirmasi

4. Dalam audit kepabeanan konfirmasi dapat dilakukan terhadap berbagai hal berikut, kecuali: a. Konfirmasi mengenai pembayaran nilai transaksi. b. Konfirmasi pembayaran bea masuk dan PDRI. c. Konfirmasi polis asuransi. d. Konfirmasi pembayaran gaji.

5. Konfirmasi dimana pihak yang bersangkutan diminta untuk memberikan jawaban dalam batas waktu yang ditetapkan, baik jawaban menolak maupun jawaban menyetujui disebut:DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 38

MODUL DASAR-DASAR AUDITa. Konfirmasi negatif b. Konfirmasi positif c. Konfirmasi afirmatif. d. Konfirmasi deduktif.

6. Cara memeriksa dengan menggunakan panca indera terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan sesuatu keadaan atau masalah disebut: a. Inspeksi b. Konfirmasi c. Observasi d. Rekonsiliasi

7. Penyesuaian antara dua golongan data yang berhubungan (tetapi masingmasing dibuat oleh pihak-pihak yang independen/terpisah) untuk mendapatkan data yang benar disebut: a. Akuntansi b. Konsolidasi c. Konfirmasi d. Rekonsiliasi 8. Teknik Vouching bertujuan untuk memastikan hal-hal berikut, kecuali: a. Apakah bukti telah disetujui oleh pihak yang berwenang. b. Apakah bukti telah sesuai dengan tujuannya. c. Apakah jumlah yang tertera dalam bukti tersebut benar. d. Apakah pencatatan telah dilakukan secara lengkap dan menyeluruh. 9. Berikut adalah macam-macam bukti audit, kecuali a. Bukti fisik b. Bukti konsultasi c. Bukti dokumen d. Bukti matematis 10. Jenis bukti yang paling reliable atau paling tinggi reliabilitasnya adalah: a. Bukti fisik b. Hasil konfirmasi c. Bukti dokumen d. Bukti analistisDIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 39

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

11. Semua berkas-berkas yang dikumpulkan auditor dalam menjalankan auditnya, yang berasal dari auditee, dari analisis yang dibuat oleh auditor dan atau dari pihak ketiga disebut: a. Kertas Kerja Audit b. Bukti audit c. Program audit d. Teknik audit. 12. Berikut adalah berkas yang berasal dari auditee, kecuali: a. Laporan keuangan, buku, catatan, dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan yang berkaitan dengan transaksi kegiatan di bidang kepabeanan dan di bidang cukai b. Surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik c. Surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan dan di bidang cuka. d. Hasil konfirmasi piutang. 13. Berikut adalah jenis pengujian analisis yang dilakukan oleh auditor, kecuali: a. Analisis studi kelayakan obyek audit b. Analisis trend penjualan c. Analisis ratio d. Analisis Perbandingan antara elemen-elemen laporan keuangan 14. Berikut adalah berkas yang diperoleh dari pihak ketiga, kecuali: a. Data dari Dit IKC/Dit Fasilitas/Kanwil BC/KPPBC b. Jawaban konfirmasi dari Bank/supplier/pihak-pihak terkait c. Wawancara dengan customer auditee d. Tanya jawab dengan manajemen auditee. 15. Kertas kerja audit mempunyai tujuan sebagai berikut, kecuali: a. Sebagai bukti bahwa auditor telah melakukan audit sesuai standar audit dan program audit. b. Mendukung temuan dan rekomendasi hasil audit. c. Sebagai salah satu dasar penilaian kinerja auditor sehingga dapat dievaluasi sesudah selesai penugasan. d. Sebagai pegangan bagi tim audit untuk periode audit berikutnya

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 40

MODUL DASAR-DASAR AUDIT2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X Jumlah keseluruhan Soal

100%

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai : 91% 81% 71% 61% s.d. s.d. s.d. s.d. 100% 90,99% 80,99% 70,99% : : : : Amat baik Baik Cukup Kurang

bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori baik), maka disarankan mengulangi materi.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 41

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

KB 33. KEGIATAN BELAJAR 3

Tahapan AuditINDIKATOR KEBERHASILAN: Setelah mempelajari KB3 para peserta diharapkan dapat: - Menentukan sasaran audit. - Menentukan para pelaksana audit - Menyiapkan dan mempelajari berkas audit. - Menyiapkan formulir-formulir yang digunakan dalam audit. - Menyusun jadwal audit. - Menilai struktur pengendalian interen. - Menentukan luasnya pengujian - Menetapkan prosedur dan program audit dan menentukan pengujian yang diperlukan. - Menyusun kertas kerja audit - Menuntaskan masalah-masalah yang dijumpai dalam audit - Memahami bentuk-bentuk laporan audit. - Menentukan dan menjelaskan jenis-jenis pendapat akuntant

3.1. Uraian dan Contoh Perencanaan Audit a. Menentukan Sasaran Audit Dalam melakukan audit harus jelas sasarannya sehingga jelas pula batasbatasnya, karena hal itu akan menyangkut tanggung jawab auditor. Jadi harus jelas obyek mana yang akan diperiksa, seluruh obyek atau hanya sebagian saja : bagian apa yang akan diperiksa, bagian bahan baku, barang jadi, pembelian, atau audit khusus, misalnya transaksi pembelian/penjualan, subkontrak, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam penugasan audit sasaran, batasan-batasan, serta tanggung jawab auditor harus dipahami.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 42

MODUL DASAR-DASAR AUDITb. Menentukan Para Pelaksana Audit Dalam menetapkan tim auditor yang akan ditugaskan untuk melakukan audit, haruslah diperhatikan kemampuan para pelaksananya, yang sesuai dengan obyek yang diperiksa serta sasaran auditnya. Misalnya, untuk audit nilai transaksi, akan lebih baik bila petugas auditor tersebut harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kriteria audit nilai transaksi. Untuk auditor fasilitas kepabeanan dan cukai, tentu pengetahuan mengenai masalah fasilitas kepabeanan dan cukai akan sangat membantu kelancaran dan efektifitas pelaksanaan audit. Harus diingat bahwa sebagai auditor, pengetahuan yang utama adalah pengetahuan tentang audit. Ia ahli di dalam bidang audit, dan bukan ahli di dalam bidang pelaksanaan.

c. Mempersiapkan Berkas Audit Mempersiapkan berkas audit meliputi : menyediakan berkas/ dokumen yang berhubungan dengan audit yang akan dilakukan. Dokumen-dokumen tersebut antara lain : peraturan/ketentuan tentang obyek yang akan diperiksa, misalnya surat-surat keputusan, struktur organisasi dan pejabat-pejabatnya, pedoman kerja dan lain sebagainya. Kalau sebelumnya obyek pernah diperiksa, maka dalam berkas audit selain memuat hal-hal yang diperlukan di atas, juga memuat kertas kerja audit yang pernah dilakukan. Penyiapan berkas yang rapi merupakan awal kelancaran audit yang akan dilakukan.

d. Mempelajari Berkas Audit Adalah suatu keharusan bahwa sebelum melakukan audit, auditor mempelajari berkas-berkas mengenai obyek yang diperiksa. Dengan mempelajari tersebut akan diperoleh gambaran mengenai obyek yang akan diperiksa, sehingga memudahkan penyusunan rencana audit. Sudah barang tentu bahwa dalam menyusun program audit harus dipelajari kenyataan yang ada pada obyek yang diperiksa.

e. Menyiapkan Formulir-Formulir untuk Audit Menyiapkan formulir-formulir yang akan digunakan dalam audit dimaksudkan bahwa untuk setiap audit dibuatkan formulir-formulir yang seragam. Misalnya : surat tugas, surat permintaan data, berita acara-berita acara, dan sebagainya. Formulirformulir untuk menyusun program audit, kertas kerja audit, surat konfirmasi dan formulirformulir lain yang diperlukan sesuai dengan obyek dan sasaran audit.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 43

MODUL DASAR-DASAR AUDITf. Menyusun Jadual Audit Menyusun jadual audit dalam tahap audit, dimaksudkan untuk memperkirakan waktu yang akan diperlukan untuk audit, dihadapkan dengan waktu yang tersedia untuk tugas audit. Perlu direncanakan kapan audit akan dimulai, kapan harus selesai, bagaimana pembagian tugas di antara anggota tim audit, dan bagaimana urutan pelaksanaannya. Pada tahap ini tidak berarti jadual audit secara terinci sudah dapat dipersiapkan. Jadual yang terinci baru dapat disusun setelah dilakukan pengamatan ke obyek yang diperiksa. Program audit yang bersifat sementara dapat dipersiapkan pada tahap ini. Semua persiapan tersebut dapat dilakukan di kantor sendiri berdasarkan data/informasi yang ada mengenai obyek yang diperiksa.

Pelaksanaan Audit a. Mempelajari dan Menilai Struktur Pengendalian Intern Pelaksanaannya meliputi : Mempelajari struktur pengendalian yang ada, termasuk untuk mengetahui apakah sistem yang ada tersebut dilaksanakan/ditaati. Menilai kekuatan dan kelemahannya. Dari kelemahan yang ada, diperkirakan kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi (potential error). Pengujian untuk memastikan sampai seberapa jauh kemungkinan kesalahan tersebut menimbulkan kesalahan nyata (riil). Demikian juga terhadap pengendalian yang sudah kuat perlu diuji apakah memang kuat.

b. Menentukan Luasnya Pengujian Dalam melakukan audit, Saudara tidak melakukan pengujian terhadap seluruh transaksi dan seluruh bukti-bukti. Saudara perlu mengingat faktor biaya dengan manfaat melakukan pengujian menyeluruh tersebut. Jika demikian, berapa luas pengujian yang akan dilakukan? Jawaban atas pertanyaan tersebut tidak dapat diberikan secara pasti. Ini akan tergantung dari pertimbangan auditor masing-masing, dan pertimbangan tersebut didasarkan atas hasil penilaian terhadap pengendalian intern, yaitu seberapa tingkat keterandalan struktur pengendalian intern tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengujian yang luas dan intensif diarahkan pada bidang/bagian yang pengendalian internnya lemah. Sedangkan terhadap

bidang/bagian yang pengendalian internnya kuat dapat dilakukan pengujian secara uji petik saja.DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 44

MODUL DASAR-DASAR AUDITc. Menetapkan Prosedur Audit Yang Tepat Dalam tahap persiapan telah dibicarakan bahwa program audit sementara dapat disusun sebelum melaksanakan audit. Ini biasanya berupa program audit yang berisi prosedur-prosedur audit yang standar. Oleh karena itu dalam pelaksanaan harus ditetapkan/disusun program audit yang benar-benar akan dilaksanakan, yang memuat prosedur-prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisi pengendalian intern dan sesuai dengan tujuan audit. Program audit merupakan instruksi kepada para pelaksana untuk melaksanakan prosedur-prosedur audit yang telah ditetapkan. Program audit juga berfungsi sebagai alat untuk membimbing dan mengawasi para pelaksana. Secara umum program audit akan meliputi hal-hal sebagai berikut : Audit atas pembukuan. Audit bukti-bukti Audit prosedur dan kejadian-kejadian penting yang terjadi dalam masa yang diperiksa. Audit fisik.

b. Menyusun Kertas Kerja Audit (KKP)

Kertas Kerja Audit (KKP) adalah catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan audit. Berhubung KKP tersebut mencerminkan prosedur yang ditempuh auditor, pengujian-pengujian yang telah dilakukan dan hasil auditnya, maka setiap auditor wajib membuat KKP pada saat melaksanakan tugasnya. Program Kerja Audit dan Kertas Kerja Audit akan dibahas secara terinci dalam modul pelatihan tersendiri.

Pelaporan Audit

a. Bentuk Laporan Audit

Pada akhir auditnya, dalam suatu general audit, KAP akan memberikan suatu laporan akuntan yang terdiri dari: a. Lembaran opini, yang merupakan tangung jawab akuntan publik. Akuntan memberikan pendapatnya terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab manajemen.

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 45

MODUL DASAR-DASAR AUDITb. Laporan keuangan terdiri dari: Neraca; Laporan Laba Rugi; Laporan Perubahan Ekuitas; Laporan Arus Kas; Catatan atas laporan keuangan, yang antara lain berisi bagian umum (menjelaskan latar belakang perusahaan), kebijakan akuntansi dan penjelasan atas pos-pos neraca dan laba rugi; Informasi tambahan berupa lampiran mengenai perincian pos-pos yang penting (seperti piutang, aktiva tetap, utang, beban umum dan administrasi serta beban penjualan). Tanggal laporan akuntan harus sama dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan dan tanggal surat pernyataan langganan, karena menunjukkan sampai dengan tanggal berapa akuntan bertanggung jawab untuk menjelaskan hal-hal penting yang terjadi.

b. Jenis-jenis Pendapat Akuntan Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima jenis pendapat akuntan, yaitu: 1). Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) Jika auditor tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ini berarti bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. (lihat contoh di halaman 53 - 58).

2). Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified opinion with explanatory language). Jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf/bahasa penjelasan lain dalam laporan audit, walaupun tidak

mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Keadaan tersebut misalnya: a. pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain b. untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaankeadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI c. di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya d. data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Bapepam namun tidak disajikan atau tidak direviewDIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 46

MODUL DASAR-DASAR AUDITe. informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. (lihat contoh di halaman 53 - 58)

3).

Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) Terjadi jika auditor berpendapat bahwa laporan keuangan secara keseluruhan (posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas) tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Auditor harus menjelaskan semua alasan yang mendukung pendapatnya dan dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat itu. (lihat contoh di halaman 53 - 58)

4).

Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) Ini berarti bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan dalam kondisi: a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat. b. Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi

penyimpangan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang berdampak material, dan berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. Auditor juga harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan pendapatnya. (lihat contoh di halaman 53 - 58 )

5).

Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion) Apabila auditor tidak berhasil mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan, dan jika hal itu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, maka auditor harus memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Pernyataan seperti ini dapat disebabkan oleh :

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 47

MODUL DASAR-DASAR AUDITAdanya pembatasan atas luasnya audit. Misalnya perkiraan piutang yang tidak boleh diperiksa merupakan salah satu aktiva yang sangat besar, sehingga bukan saja perkiraan ini yang dikecualikan melainkan seluruh neraca diragukan kelayakannya. Dalam hal ini auditor harus memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat mengenai kelayakan neraca. Adanya ketidakpastian yang luar biasa mengenai jumlah suatu atau beberapa perkiraan tertentu, misalnya dalam hal menunggu putusan pengadilan mengenai pembayaran suatu klaim. Contoh lain adalah ketidakpastian mengenai angkaangka dalam laporan keuangan karena struktur pengendalian intern yang lemah. Auditor tidak dapat bersikap independen. (lihat contoh di halaman berikut ini) :

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 48

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 49

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 50

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 51

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 52

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 53

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 54

MODUL DASAR-DASAR AUDIT3.2. Latihan

Untuk menambah pemahaman anda tentan kegiatan belajar 3, anda dapat mencoba untuk menjawab soal-soal berikut secara singkat.

1. Salah satu langkah dalam perencanaan audit adalah menyusun jadual audit. Demikian juga yang dilakukan oleh auditor kepabeanan dan cukai, mereka biasa membuat RKA (Rencana Kerja Audit). Coba cari contohnya dan pelajari hal-hal apa saja yang mereka rencanakan dalam RKA tersebut. Uraikan! 2. Bagaimana peranan dari kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian intern terhadap pelaksanaan audit secara keseluruhan? 3. Jelaskan perbedaan antara program audit sementara dengan program audit yang benar-benar akan dilaksanakan! 4. Jika terdapat pembatasan atau pengecualian dalam laporan keuangan, seorang auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), wajar dengan pengecualian (qualified opinion), atau pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Mengapa demikian? Jelaskan!

3.3.

Rangkuman

Dalam perencanaan audit, kegiatan yang dilaksanakan oleh auditor adalah: 1. Menentukan sasaran audit, hal itu dilakukan untuk mengetahui dengan jelas sasaran audit, batasan-batasan, serta memahami tanggung jawab auditor. 2. Menunjuk para pelaksana, dalam hal ini perlu disesuaikan antara obyek audit dengan kemampuan para pelaksana audit. 3. Mempersiapkan berkas audit, yaitu menyediakan berkas/ dokumen yang

berhubungan dengan audit yang akan dilakukan. 4. Mempelajari berkas audit, untuk mengetahui gambaran mengenai obyek yang diperika. 5. Menyiapkan formulir-formulir untuk audit, disesuaikan dengan obyek dan sasaran audit. 6. Menyusun jadual audit, untuk memperkirakan waktu yang diperlukan dalam audit.

Dalam pelaksanaan audit, auditor harus melaksanakan apa yang telah direncanakan dan mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaannya. Secara umum kegiatan yang harus dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan audit meliputi :

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 55

MODUL DASAR-DASAR AUDITMempelajari dan menilai struktur pengendalian manajemen atau struktur

pengendalian intern. Menentukan luasnya pengujian yang akan dilaksanakan. Menetapkan prosedur audit yang dapat dilaksanakan dan melakukan pengujianpengujian yang diperlukan. Menyusun kertas kerja audit. Menuntaskan masalah-masalah yang dijumpai salam audit.

Setelah menyelesaikan sebuah general audit, Kantor Akuntan Publik akan menerbitkan sebuah laporan akuntan yang terdiri dari : Lembaran opini, yang berisi pendapat KAP tersebut tentang kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab manajemen. Laporan keuangan yang telah diperiksanya.

Dalam laporan akuntan, pendapat yang diberikan oleh KAP terdiri dari 5 jenis, yaitu : Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (unqualified opinion with explanatory language) Pendapat tidak wajar (adverse opinion) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)

3.4.

Tes Formatif 3

Soal pilihan berganda 1. Dalam menentukan sasaran dan ruang lingkup audit, auditor perlu memperhatikan hal-hal berikut, kecuali: a. Besarnya kecilnya organisasi b. Potensi terjadinya error dan/atau fraud. c. Waktu dan personil yang tersedia d. Dampak atau akibat yang ditimbulkan. 2. Dalam menetapkan tim auditor yang akan ditugaskan untuk melakukan audit, harus dipertimbangkan hal-hal berikut, kecuali a. Kemampuan calon auditor b. Independensi calon auditor c. Pengalaman calon auditor d. Pengetahuan calon auditor atas bidang-bidang yang akan diaudit.DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT

Page 56

MODUL DASAR-DASAR AUDIT3. Dalam tahap awal audit, auditor perlu melakukan penyiapan berkas audit. Berikut berkas-berkas yang perlu dipersiapkan auditor, kecuali: a. Peraturan/ketentuan tentang obyek yang akan diperiksa, misalnya surat-surat keputusan, struktur organisasi dan pejabat-pejabatnya. b. Pedoman kerja atau prosedur operasi standar c. Kertas kerja audit yang pernah dilakukan. d. Daftar sampel yang akan diambil. 4. Berikut adalah keuntungan bila sebelum melakukan audit, auditor mempelajari berkas-berkas mengenai obyek yang diperiksa, kecuali: a. Diperolehnya gambaran mengenai obyek yang akan diperiksa b. Mendapatkan area-area yang bermasalah. c. Memudahkan penyusunan rencana audit. d. Proses audit akan lebih efisien dan efektif 5. Berikut adalah formulir-formulir yang akan digunakan dalam audit, kecuali: a. Formulir untuk menyusun program audit, b. Formulir kertas kerja audit, c. Formulir surat konfirmasi d. Formulir Faktur. 6. Jadual audit terinci baru dapat disusun setelah dilakukan: a. Pengamatan ke obyek yang diperiksa b. Pengumpulan berkas audit c. Pengujian bukti d. Pembuatan temuan sementara. 7. Dengan mempelajari dan menguji sistem pengendalian, maka auditor dapat mengetahui hal-hal berikut, kecuali: a. Apakah sistem yang ada telah dilaksanakan/ditaati. b. Menilai kekuatan dan kelemah sistem pengendalian. c. Memperkirakan kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi (potential error). d. Memastikan tingkat kesalahan yang sebenarnya. 8. Luasnya pengujian detail terutama sangat tergantung pada: a. Efektifitas sistem pengendalian b. Jumlah auditor c.