93
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI POST CLEARANCE AUDIT MODUL AKUNTANSI BIAYA OLEH : TIM PENYUSUN MODUL PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2008

Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI POST CLEARANCE AUDIT

MODUL

AKUNTANSI BIAYA

OLEH : TIM PENYUSUN MODUL PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA

2008

Page 2: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

i

Page 3: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai ……………………………… i

Daftar Isi ………………………………………………………………………… ii

AKUNTANSI BIAYA

1. Pendahuluan ………………………………………………………………... 1

1.1 Deskripsi Singkat ……………………………………………………... 1

1.2 Tujuan Instruksioal Umum …………………………………………... 2

1.3 Tujuan Instruksional Khusus ………………………………………… 2

2. Kegiatan Belajar (KB) 1

AKUNTANSI BIAYA

2.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh ……………………………………... 3

A. Konsep Biaya ….…………………………………………………. 3

B. Analisis Perilaku Biaya …..………………………………………. 4

C. Klasifikasi Biaya ………………….……………………………… 5

D. Akuntansi Biaya …………...……………………………………... 7

2.2 Latihan 1 ……………………………………………………………… 13

2.3 Rangkuman …………………………………………………………… 20

3. Kegiatan Belajar (KB) 2

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

3.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh ……………………………………. 21

A. Job Order Costing System ………………………………………. 21

B. Process Costing System .………………………………………... 30

3.2 Latihan 2 ……………………………………………………………… 41

3.3 Rangkuman …………………………………………………………… 55

4. Kegiatan Belajar (KB) 3

KALKULASI BIAYA PROSES METODE BIAYA RATA-RATA DAN

METODE FIFO

4.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh …………………………………… 56

4.2 Latihan 3 ……………………………………………………………… 64

Page 4: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

iii

4.3 Rangkuman …………………………………………………………… 70

5. Kegiatan Belajar (KB) 4

SISTEM BIAYA STANDAR

5.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh …………………………………… 71

A. Analisis penyimpangan Biaya Standar …………………………. 72

B. Akuntansi Biaya Standar ………………………………………… 77

5.2 Latihan 4 ……………………………………………………………… 82

5.3 Rangkuman …………………………………………………………… 84

6. Test Formatif ……………………………………………………………….. 85

7. Kunci Jawaban Test Formatif ……………………………………………… 88

8. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………………… 88

9. Daftar Pustaka ……………………………………………………………… 89

Page 5: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

1

MODUL

AKUNTANSI BIAYA

1. PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Singkat

Akuntansi biaya secara garis besar memiliki dua tujuan pokok, yang pertama adalah

untuk penetapan harga pokok produksi dan yang kedua adalah untuk pengendalian biaya

produksi. Penetapan harga pokok produksi dilakukan melalui akumulasi biaya produksi

berdasarkan dua sistem produksi, yaitu Job Order Cost System dan Process Cost System.

Untuk Process Cost System, terdapat beberapa variasi model perhitungan biaya produksi

tergantung dengan kondisi yang ada. Yang lazim digunakan adalah Pendekatan Biaya Rata-

rata dan FIFO.

Pengendalian biaya produksi dilakukan melalui biaya yang ditetapkan terlebih dulu

(predetermined cost), yang kemudian dikenal dan dikembangkan sebagai sistem biaya

standar. Terjadinya penyimpangan terhadap biaya standar, akan dianalisis untuk kemudian

ditindak lanjuti dengan langkah pengendalian biaya produksi yang diperlukan oleh

manajemen. Selain Laporan Harga Pokok Produksi, disajikan pula pencatatan (akuntansi)

yang diperlukan untuk perusahaan manufaktur, khususnya kegiatan produksi. Dari sisi

pencatatan ini, akuntansi biaya akan menghasilkan informasi tentang harga pokok penjualan

untuk perusahaan manufaktur.

Materi yang akan disajikan dalam modul ini fokus pada pemahaman tentang konsep

biaya, perilaku biaya, serta tujuan pokok akuntansi biaya yaitu untuk penghitungan harga

pokok produksi dan pengendalian biaya produksi. Pada materi yang pertama, disajikan pola

akumulasi biaya produksi berdasarkan sistem produksi, yaitu Job Order Cost System dan

Process Cost System. Untuk sistem biaya proses, diperkenalkan berbagai variasi model

perhitungan dengan berbagai kondisi, yaitu pendekatan Rata-rata dan FIFO.

Dari sisi pengendalian disampaikan penggunaan biaya standar, yang lebih ditekankan

pada analisis atas varians biaya produksi serta langkah pengendalian yang diperlukan oleh

Page 6: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

2

manajemen. Selain Laporan Harga Pokok Produksi, disajikan pula pencatatan (akuntansi)

yang diperlukan untuk kegiatan produksi.

1.2 Tujuan Instruksional Umum

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta diklat dapat menjelaskan perilaku

biaya dalam perhitungan harga pokok produksi, serta dapat melakukan pengalokasian biaya

produksi berdasarkan sistem biaya proses (process cost system) dan sistem biaya pesanan

(job order cost system). Selain itu, peserta diklat dapat melakukan pengendalian biaya

terhadap biaya produksi melalui sistem biaya standar serta dengan pencatatannya.

1.3 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta diklat dapat melakukan perhitungan

harga pokok produksi berdasarkan sistem biaya pesanan dan sistem biaya proses. Khusus

untuk sistem biaya proses dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu metode Rata-rata dan

metode FIFO. Selain itu, peserta diklat diharapkan dapat melakukan pencatatan serta

menerapkan pengendalian biaya produksi melalui sistem biaya standar.

Page 7: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

3

2. KEGIATAN BELAJAR (KB) 1

AKUNTANSI BIAYA

2.1 Uraian dan Contoh

Budiman, manajer penjualan PT. Primafood, menerima pesanan seratus ribu kardus

mie instan dari Indomart dengan harga Rp 15.000,- per kardus. Budiman menolak pesanan

tersebut karena harga normal kepada para penyalurnya adalah Rp 19.000,-. Benarkah

keputusan manajer tersebut?

Kondisi perusahaan pada saat ini menunjukkan bahwa kapasitas produksi PT.

Primafood belum sepenuhnya terpakai dan sisa kapasitas produksi masih mampu untuk

memenuhi pesanan Indomart. Biaya produksi untuk setiap kardus yang dihitung berdasarkan

kapasitas terpakai adalah sebagai berikut: Bahan Baku Rp 4.000,-; Upah Langsung Rp

3.000,-; Biaya Overhead - Variabel Rp 3.000,-; dan Biaya Overhead - Tetap Rp 3.000,-.

Apabila Budiman memahami perilaku biaya produksi dan mau mencari informasi tentang

biaya tersebut, maka biaya yang relevan untuk setiap kardus mie instan yang dipesan hanya

sebesar Rp 10.000,- karena dengan adanya tambahan produk tersebut maka Biaya Overvead

– Tetap tidak diperhitungkan lagi. Dengan demikian, masih terdapat keuntungan deferensial

sebesar Rp 5.000,- untuk setiap kardus.

Uraian di atas menunjukkan pentingnya seorang manajer penjualan memahami

perilaku biaya produksi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Akuntansi biaya akan

membuka wawasan kita tentang konsep biaya, klasifikasi biaya, serta perilaku biaya dalam

kaitannya dengan harga pokok produksi.

A. Konsep Biaya

Pengertian biaya (Cost) dalam akuntansi biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk

mendapatkan (menghasilkan) sesuatu. Pengorbanan sumber daya dapat dilakukan melalui:

1). Pengeluaran kas;

2). Janji akan membayar tunai dimasa mendatang;

3) Ekspirasi nilai aktiva ( pemakaian bahan baku dalam produksi, beban penyusutan).

Page 8: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

4

Dalam akuntansi biaya, terdapat istilah yang keduanya berkaitan dengan konsep

biaya yaitu Cost dan Expense. Seperti telah diuraikan sebelumnya, Cost merupakan

pengorbanan sumber daya untuk memperoleh sesuatu item. Misal, suatu perusahaan

melakukan pembelian barang, maka yang dapat dikategorikan sebagai Cost adalah harga

perolehan barang tersebut, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang

tersebut hingga siap dijual, seperti harga beli, ongkos angkut, asuransi pengangkutan,

pungutan bea masuk, biaya inklaring dan sebagainya.

Expense adalah bagian dari Cost yang telah dibebankan sebagai biaya. Apabila

sebagian barang diatas dijual maka harga perolehan bagian yang terjual tersebut dibebankan

sebagai biaya (expense) dengan sebutan Harga Pokok Penjualan.

B. Analisis Perilaku Biaya

Beberapa biaya dapat berubah secara langsung dengan adanya perubahan kegiatan

poroduksi, sedangkan biaya lainnya relatif tidak terpengaruh. Agar manajemen dapat

merencanakan kegiatan perusahaannya dengan baik serta dapat mengendalikan biaya dengan

efektif, maka manajemen harus mengerti hubungan antara biaya dengan berbagai perubahan

kegiatan. Perilaku biaya yang dikaitkan dengan kegiatannya tersebut memerlukan

pemahaman tentang konsep biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel.

Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak akan berubah meskipun volume

kegiatan meningkat atau menurun, dalam rentang yang relevan (misalnya kapasitas produksi,

masa asuransi). Contoh biaya tetap antara lain adalah beban penyusutan mesin, gaji karyawan

tetap, beban asuransi.

Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya akan meningkat secara proporsional

dengan peningkatan volume kegiatan dan menurun secara proporsional dengan penurunan

volume kegiatan. Contoh biaya variabel antara lain adalah biaya bahan baku dan upah

langsung. Biasanya biaya variabel dapat diidentifikasi secara langsung dengan kegiatan yang

mengakibatkan adanya biaya tersebut.

Biaya Semi Variabel adalah biaya yang memiliki sifat biaya tetap dan biaya variabel.

Oleh karena itu, dalam perencanaan biaya seperti penentuan tarif biaya produksi, maka biaya

semi variabel harus dipisahkan ke dalam unsur-unsur biaya tetap dan variabel.

Page 9: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

5

Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian biaya akan tergantung pada hasil analisis

dan penelaahan yang cermat mengenai hubungan antara biaya dan perubahan kegiatan

operasi perusahaan, dan hal itu membutuhkan penggolongan yang relevan.

Obyek biaya dalam akuntansi biaya adalah unit dan aktivitas atau fenomena yang dapat

dijadikan dasar untuk mengakumulasi (membebankan) dan mengukur biaya. Termasuk

dalam kategori unit dan aktivitas atau fenomena adalah unit produksi, sekumpulan produk,

job order process, departemen, kontrak, fungsi dan sebagainya. Pemilihan obiayaek biaya

tergantung pada biaya apa yang ingin diketahui. Misalnya seorang manajer ingin mengetahui

besarnya biaya per unit produk, maka yang dapat dijadikan sebagai obiayaek biaya adalah

unit produksi.

C. Klasifikasi Biaya

Biaya diklasifikasikan berdasarkan hubungan biaya tersebut dengan:

1). Produk

Berdasarkan produk, biaya diklasifikasikan menjadi biaya langsung dan biaya tidak

langsung. Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung mengubah bahan menjadi

barang jadi, terdiri dari Biaya Bahan Baku Langsung dan Upah Langsung. Sedangkan

biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung mengubah bahan menjadi

barang jadi.

2). Volume kegiatan.

Berdasarkan volume kegiatan, biaya diklasifikasikan menjadi biaya variabel, biaya tetap

dan biaya semi variabel.

3). Departemen

Berdasarkan departemen, pengklasifikasian biaya ditujukan untuk kepentingan

administratif maupun pengendalian pada departemen yang menjadi pusat-pusat biaya.

Kinerja para manajer diukur berdasarkan kemampuannya mengendalikan biaya, yaitu

dengan membandingkan antara biaya aktual dengan anggarannya. Pengklasifikasi biaya

ini juga dikaitkan dengan alokasi beban suatu departemen (misal departemen A) kepada

departemen lain (misal departemen B) yang menikmati kontribusi manfaat dari kegiatan

departemen A. Oleh karena itu, akan dikenal pengelompokan “Departemen Produksi

Page 10: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

6

dan Jasa”. Dalam pengklasifikasian ini, departemen produksi akan dibebani oleh biaya

yang terjadi di departemen jasa karena departemen ini telah memberikan kontribusi

berupa jasa kepada kegiatan produksi.

4). Periode akuntansi

Berdasarkan periode akuntansi, biaya diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal

(Capital Expenditure) dan pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure). Pengeluaran

modal adalah pengeluaran untuk perolehan aktiva yang memberikan manfaat lebih dari

satu periode akuntansi, sedangkan pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran yang akan

memberikan manfaat dalam periode berjalan dan akan dicatat sebagai beban.

5). Alternatif Keputusan

Manajemen sering berhadapan dengan situasi dimana mereka harus mengambil

keputusan yang dikaitkan dengan alternatif atau pilihan, misalnya membeli atau membuat

sendiri suatu barang yang dibutuhkan, menghentikan atau melanjutkan salah satu bagian

usahanya, menerima atau menolak suatu pesanan khusus dengan harga dibawah harga

jual normal. Dalam kondisi ini, sangat dibutuhkan pemahaman manajemen tentang biaya

yang relevan dan yang tidak relevan dengan berbagai alternatif pilihan tersebut beserta

dengan pertimbangannya. Contoh biaya yang berhubungan dengan alternatif keputusan

antara lain Defferential Cost, Opportunity Cost, dan Sunk Cost.

Dalam modul ini, fokus yang dibicarakan adalah pengklasifikasi biaya berdasarkan

produk. Berikut ini adalah biaya produksi yang terdapat pada perusahaan manufaktur

yaitu:

• Bahan Baku Langsung (Direct Material), meliputi material (bahan baku) yang secara

fisik menjadi bagian dari produk jadi dan secara terpisah dapat dengan mudah

ditelusuri ke produk jadi.

• Upah Langsung (Direct Labor), adalah biaya gaji dan upah yang dikeluarkan dalam

rangka mengubah bahan baku menjadi produk jadi (Finished Goods).

• Biaya Produksi Tidak Langsung (Factory Overhead), mencakup pemakaian bahan

pembantu, upah tidak langsung, dan biaya lain yang tidak dapat dibebankan secara

langsung ke produk.

Page 11: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

7

D. Akuntansi Biaya

Sebagai bagian dari akuntansi keuangan (akuntansi umum), akuntansi biaya

dimaksudkan untuk menghasilkan ketepatan dalam pencatatan dan pengukuran berbagai

unsur biaya (produk) pada saat terjadi, saat ditransfer ke bagian lain serta saat dialokasikan

ke produk yang bersangkutan. Sebagaimana telah dijelaskan, tujuan sistem akuntansi biaya

adalah untuk pengendalian biaya (produk) dan perhitungan Harga Pokok Produksi.

Pengendalian biaya dimaksudkan untuk menghasilkan output (produk) secara maksimal

dengan biaya yang minimal, sedangkan penentuan harga pokok produk dimaksudkan untuk

mengukur nilai persediaan dan harga pokok penjualan.

Tujuan akuntansi biaya tidak terlepas dari pengukuran harga pokok penjualan karena

harga pokok produksi merupakan dasar penentuan harga pokok penjualan. Namun demikian,

penentuan harga pokok penjualan merupakan bidang dari akuntansi keuangan. Berikut ini

gambaran secara umum penghitungan harga pokok penjualan:

Saldo awal Barang Dalam Proses Saldo awal bahan Baku Pemakaian Bahan Baku (+) Pembelian bahan baku (+) Biaya Produksi Biaya Upah Langsung (─) Saldo akhir bahan baku Factory Overhead (─) Saldo akhir Barang dalam Proses Harga Pokok Produksi

Rp.

(+) Saldo awal Barang Jadi Rp. (─) Saldo akhir Barang Jadi (Rp. ) Harga Pokok Penjualan Rp.

Ilustrasi berikut ini menunjukkan hubungan keduanya secara komprehensif .

Page 12: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

8

Neraca awal tahun 2006 PT. Bhatara Indah serta transaksi yang terjadi selama bulan Januari

2006 disajikan berikut ini:

PT Bhatara Indah Neraca

Per 1 Januari 2006 (dalam ribuan rupiah)

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Kas 183.000 Hutang Usaha 553.000 Surat Berharga 76.000 Hutang Pajak Penghasilan 35.700 Piutang Usaha 313.100 Bagian Hutang jangka pan

jang yang akan jatuh tempo

20.000 Persediaan : 608.700 Barang Jadi 68.700 Kewajiban jangka Panjang 204.400

Brng. Dlm Proses 234.300 813.100

Bahan Baku 135.300 438.300 Biaya Dibayar Dimuka 15.800 Modal Total Aktiva Lancar 1.026.200 Saham Biasa 528.000

Aktiva Tetap Laba yang Ditahan 939.500 Tanah 41.500 1.467.500 Bangunan 580.600 Mesin/Perltn. 1.643.000 2.223.600 Ak Penyusutan (1.010.700) 1.212.900 1.254.400 Total Aktiva 2.280.600 Total Kewajiban & Modal 2.280.600

Transaksi selama bulan Januari 2006 adalah sebagai berikut: (dalam rupiah)

a Pembelian bahan secara kredit 100.000.000

b Pemakaian bahan dalam bulan Januari:

Untuk produksi 80.000.000

Untuk bahan pembantu 12.000.000

92.000.000

c Pembayaran Gaji bulan Januari sebesar 160.000.000,-

dikurangi Pajak Penghasilan 30.400.000,-

129.600.000

d Alokasi Biaya Gaji adalah :

Untuk Upah langsung 65%

Untuk Upah pabrik tidak langsung (mandor) 15%

Untuk Bagian Pemasaran 13%

Untuk Bagian Administrasi 7%

104.000.000

24.000.000

20.800.000

11.200.000

Page 13: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

9

e Pencatatan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 16.000.000,- yang dialokasikan:

Untuk Upah pabrik tidak langsung (mandor) 80%

Untuk Bagian Pemasaran 13%

Untuk Bagian Administrasi 7%

f Biaya Overhead Pabrik terdiri dari:

Penyusutan Bangunan, Mesin dan Peralatan

Asuransi (dibayar dimuka)

8.500.000

1.200.000

g Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar

70% dibayar tunai, sisanya masih terhutang (hutang usaha)

26.340.000

h Penerimaan dari penagihan pada pelanggan 205.000.000

i Pembayaran : Hutang Usaha

Pajak yang terhutang

227.000.000

35.700.000

j Pembebanan Biaya Overhead pabrik ke Barang Dalam Proses 84.840.000

k Transfer barang yang telah selesaikan ke gudang barang jadi 320.000.000

l Penjualan senilai 384.000.000,- 40% diterima tunai, dan sisanya masih berupa

tagihan. Harga Pokok Penjualan adalah 75% dari penjualan

m Penyisihan untuk Pajak Penghasilan 26.000.000

Sajikan pencatatan transaksi selama bulan Januari 2006 dan susun laporan Keuangan

untuk akhir Januari 2006.

Pencatatan melalui jurnal disajikan sebagai berikut:

a Bahan Hutang Usaha

100.000.000 100.000.00

b Barang dalam Proses Pengendali Overhead Pabrik Bahan

80.000.000 12.000.000

92.000.000 c Biaya Gaji

Hutang Pajak Penghasilan Kas

160.000.000 30.400.000

129.600.000 d Barang dalam Proses

Pengendali Overhead Pabrik Biaya Pemasaran Biaya Administrasi Biaya gaji

104.000.000 24.000.000 20.800.000 11.200.000

160.000.000

Page 14: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

10

e Pengendali Overhead Pabrik Biaya Pemasaran Biaya Administrasi Hutang Pajak Penghasilan

12.800.000 2.080.000 1.120.000

16.000.000 f Pengendali Overhead Pabrik

Akm. Penyusutan Bangunan, Mesin, Perlt. Asuransi Dibayar Dimuka

9.700.000 8.500.000 1.200.000

g Pengendali Overhead Pabrik K a s Hutang usaha

26.340.000 18.438.000 7.902.000

h K a s Piutang Usaha

205.000.000 205.000.000

i Hutang usaha Hutang Pajak Penghasilan K a s

227.000.000 35.700.000

262.700.000 j Barang Dalam Proses

Pengendali Overhead Pabrik 84.840.000

84.840.000 k Barang Jadi

Barang Dalam Proses 320.000.000

320.000.000

l K a s Piutang Usaha Penjualan -------------------------------------------------- Harga Pokok penjualan Barang Jadi

153.600.000 230.000.400

288.000.000

384.000.000

288.000.000 m Penyisihan untuk Pajak Penghasilan

Hutang Pajak Penghasilan 26.000.000

26.000.000

Dari pencatatan bulan Januari 2006 tersebut, mutasi (perubahan) yang terjadi menghasilkan

laporan – laporan sebagai berikut:

Page 15: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

11

PT Bhatara Indah Perhitungan Rugi-Laba

Untuk bulan Januari 2006 (dalam ribuan rupiah)

Penjualan 384.000 (-) Harga Pokok Penjualan (288.000) Laba Kotor 96.000 (-) Biaya Operasional : Biaya Pemasaran 22.880 Biaya Administrasi 12.320 (25.200) Laba Operasi 60.800 (-) Penyisihan untuk Pajak Penghasilan (26.000) Laba Bersih 34.800

PT Bhatara Indah Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Untuk bulan Januari 2006 (dalam ribuan rupiah)

Bahan langsung Persediaan Bahan, 1 Januari 2006 135.300 Pembelian 100.000 Bahan yang tersedia untuk dipakai 235.300 (-) Pemakaian bahan pembantu 12.000 Persediaan Bahan, 31 Jan. 2006 143.300 (155.300) Bahan langsung yang digunakan 80.000 Upah langsung 104.000 Overhead Pabrik: Bahan Tidak langsung 12.000 Upah tidak langsung 24.000 Pajak Penghasilan 12.800 Penyusutan Pabrik 8.500 Asuransi 1.200 Overhead Pabrik lainnya 26.340 84.840 Biaya Produksi bulan Januari 268.840 (+) Persediaan Barang Dalam Proses, 1 Jan 234.300 Total Biaya produksi 503.140 (-) Persediaan Barang Dalam Proses, 31 Jan (183.140) Harga Pokok Produksi 320.000 (+) Persediaan Barang Jadi, 1 Jan 68.700 Barang yang tersedia untuk dijual 388.700 (-) Persediaan Barang Jadi, 31 Jan (100.700) Harga Pokok Penjualan 288.000

Page 16: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

12

PT Bhatara Indah Neraca

Per 31 Januari 2006 (dalam ribuan rupiah)

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas 130.862 Hutang Usaha 433.902

Surat Berharga 76.000 Hutang Pajak Penghasilan 72.400

Piutang Usaha 338.500 Bagian Hutang jangka pan jang yang akan jatuh tempo

20.000

Persediaan : Total Kewajiban lancar 526.302

Barang Jadi 100.700 Kewajiban jangka Panjang 204.400

Brng. Dlm Proses 183.140 Total Kewajiban 730.702

Bahan Baku 143.300 427.140

Biaya Dibayar Dimuka 14.600 Modal

Total Aktiva Lancar 987.102 Saham Biasa 528.000

Aktiva Tetap Laba yang Ditahan

Tanah 41.500 Saldo per 1 Januari 939.500

Bangunan 580.600 Laba Bersih bulan Januari 24.800

Mesin/Perltn. 1.643.000 Total Laba yang Ditahan 974.300

2.223.600 ----------

Ak Penyusutan (1.019.200) 1.204.400 Total Modal 1.502.300

1.245.900

Total Aktiva 2.233.002 Total Kewajiban & Modal 2.233.002

Page 17: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

13

2.2 Latihan 1

Soal 1 (Perhitungan )

Neraca Saldo PT. Menara Gading per 31 Desember 2006 menunjukkan saldo sebagai

berikut (dalam ribuan rupiah):

Penjualan 14.500.500 Retur dan Potongan

Pembelian (netto) 2.400.000 Harga Penjualan 25.200

Ongkos angkut – masuk 32.000 Biaya Overhead Pabrik 1.885.600

Biaya Upah Langsung 3.204.000 Biaya Iklan 155.000

Biaya Gaji - Penjualan 200.000

Beban Pengiriman 65.000

Persediaan 31 Des. 2006 31 Des. 2005

Baran Jadi 567.400 620.000

Barang Dalam Proses 136.800 129.800

Bahan 196.000 176.000

Diminta menghitung:

1. Total Biaya Produksi

2. Harga Pokok Produksi

3. Harga Pokok Penjualan

Soal 2

PT. Busana Indah Garment memproduksi pakaian berdasarkan model yang dipesan.

Informasi berikut ini tersedia di awal bulan Mei 2006

Persediaan Bahan Rp 16.200.000,-

Persediaan Barang Dalam Proses Rp 3.600.000,-

Selama bulan Mei 2006, bahan seharga Rp 20.000.000,- telah dibeli. Jumlah Upah Langsung

yang dibayarkan Rp 16.500.000,- dan Biaya Overhead Pabrik sejumlah Rp 8.580.000,-.

Persediaan pada akhir Mei 2006 diketahui sebagai berikut :

Persediaan Bahan Rp 17.000.000,-

Persediaan Barang Dalam Proses Rp 7.120.000,-

Siapkan perhitungan Harga Pokok Produksi untuk bulan Mei 2006!

Page 18: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

14

Soal 3.

Berikut ini data akuntansi PT. Elang Perdana untuk tahun 2006 (dalam rupiah):

K a s 240.000.000

Piutang Usaha 248.000.000

Persediaan 1 Jan. 2006 31 Des. 006

Barang Jadi 54.000.000 66.000.000

Barang Dalam Proses 29.800.000 38.800.000

Bahan 88.000.000 64.000.000

Pembelian Bahan 366.000.000

Potongan Penjualan 8.000.000

Biaya Overhead pabrik yang dibebankan 468.400.000

Biaya Pemasaran dan Administrasi 344.200.000

Beban Penyusutan (90% untuk pabrik, 10% untuk Pemasaran & Administrasi)

116.000.000

Penjualan 1.844.000.000

Biaya Upah Langsung 523.600.000

Ongkos angkut bahan yang dibeli 6.600.000

Pendapatan Sewa 64.000.000

Bunga hutang obligas 16.000.000

Diminta : Siapkan perhitungan Harga Pokok Penjualan!

Soal 4. PT, Kubota Industry memproduksi mesin-mesin khusus yang dibuat sesuai dengan

spesifikasi pelanggan. Informasi berikut ini tersedia pada awal bulan Agustus 2006.

Persediaan Bahan Rp 16.200.000,-

Persediaan Barang Dalam Proses 3.600.000,-

Selama bulan Agustus pembelian bahan (langsung) sebesar Rp. 20.000.000,- sedangkan

Upah langsung dibebankan 16.500.000,- dan biaya Overhead Pabrik sebesar 8.580.000,-

Persediaan akhir Agustus 2006 diketahui:

Bahan Rp. 17.000.000,-

Barang Dalam Proses 7.120.000,-

Sajikanlan perhitungan harga pokok produksi!

Page 19: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

15

Soal 5

PT. Permata membeli bahan senilai Rp 110.000.000,- selama bulan Juni 2006. Harga Pokok

Penjualan dalam bulan tersebut adalah Rp 345.000.000,-. Biaya Overhead Pabrik dibebankan

50% dari biaya Upah Langung. Informasi lain sehubungan dengan persediaan dan produksi

perusahaan adalah sebagai berikut (dalam rupiah):

Persediaan Awal Akhir

Barang Jadi 102.000.000 105.000.000

Barang Dalam Proses 40.000.000 36.000.000

Bahan baku 20.000.000 26.000.000

(1). Susunlah perhitungan Harga Pokok Produksi.

(2). Hitung biaya utama yang dibebankan ke Barang Dalam Proses selama bulan tersebut.

(3). Hitung biaya konversi yang dibebankan ke Barang Dalam Proses.

Soal. 6

Informasi berikut ini tersedia untuk tiga perusahaan pada akhir tahun (dalam rupiah):

PT. Intan Mulia Barang Jadi, 1 Januari 600.000.000,-

Harga Pokok Produksi 3.800.000.000,-

Penjualan 4.000.000.000,-

Laba Kotor dari penjualan 20%

Persediaan Barang Jadi, 31 Desember ?

PT. Lautan Intan Ongkos angkut masuk 20.000.000,-

Retur Pembelian 80.000.000,-

Beban Pemasaran 200.000.000,-

Persediaan Barang Jadi, 31 Desember 190.000.000,-

Harga Pokok Penjualan 1.300.000.000,-

Barang yang tersedia untuk dijual ?

PT. Berlian Laba Kotor 96.600.000,-

Page 20: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

16

Harga Pokok Produksi 340.000.000,-

Persediaan Barang Jadi, 1 Januari 45.000.000,-

Persediaan Barang Jadi, 31 Desember 52.000.000,-

Barang Dalam Proses 1 Januari 28.000.000,-

Barang Dalam Proses 31 Desember 38.000.000,-

Penjualan ?

Hitunglah jumlah-jumlah yang ditunjukkan oleh tanda tanya untuk perusahaan tersebut.

Soal 7

Berikut ini data akuntansi yang disajikan PT. Permata untuk tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2006 (dalam rupiah):

Penjualan 56.000.000,-

Persediaan Per 31 Desember 2006 Per 1 Januari 2006

Barang jadi 5.100.000,- 3.500.000,-

Barang Dalam Proses 7.500.000,- 4.000.000,-

Bahan 4.250.000,- 4.000.000,-

Pembelian Bahan 18.000.000,-

Biaya Upah Langsung 7.500.000,-

Overhead pabrik yang dibebankan ke poduksi 5.000.000,-

Beban Pemasaran 5% dari penjualan

Beban Administrasi 2% dari penjualan

Beban lainnya 1% dari penjualan

Diminta: 1. Susunlah perhitungan Harga Pokok Penjualan tahun 2006.

2. Susunlah perhitungan Laba – Rugi tahun 2006.

Page 21: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

17

Soal 8 (Pencatatan )

Transaksi-transaksi berikut ini berkaitan dengan transaksi kegiatan pabrik pada PT. Semesta

Alam selama bulan Juli 2006:

a. Pemakaian Bahan Baku sebesar Rp 24.500.000,- dan Bahan Tidak Langsung

Rp 4.500.000,-.

b. Biaya Gaji sebesar Rp 44.000.000,- dipotong PPh. 21 sebesar 5%.

c. Daftar gaji terdiri dari: Upah Langsung Rp. 30.000.000,-

Upah Tidak Langsung Rp 6.000.000,-

Gaji Bagian Penjualan Rp 8.000.000,-

d. Biaya produksi lainnya sebesar Rp 7.500.000,-.

e. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ke produksi sebesar Rp 22.932.000,-.

f. Biaya produksi yang telah selesai bulan Juli berjumlah Rp 60.000.000,-.

g. Pembelian bahan sejumlah Rp 50.000.000,-.

h. Pengiriman barang ke pelanggan senilai Rp 26.000.000,- dengan harga pokok

sebesar Rp 20.000.000,-.

Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.

Soal 9 (Pencatatan )

Berikut ini transaksi selama bulan Mei 2006 yang dilakukan oleh PT. Bumi Sentosa:

a. Pembelian bahan baku senilai Rp 120.000.000,- dengan syarat n/30.

b. Biaya gaji bulan ini sebesar Rp 90.000.000,- dipotong PPh. 21 sebesar 5%.

Gaji tersebut untuk : Upah Langsung Rp. 45.000.000,-

Upah tidak langsung Rp 9.000.000,-

Gaji bagian Penjualan Rp 15.000.000,-

Gaji bagian Administrasi Rp 21.000.000,-

c. Pembelian bahan tidak langsung dan perbekalan lainnya secara kredit

Rp26.250.000,-.

d. Permintaan bahan selama bulan ini:

Untuk produksi Rp 60.000.000,-

Bahan tidak langsung 15.000.000,-

Perbekalan pengiriman (ekspedisi) 4.000.000,-

Page 22: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

18

e. Pengiriman perbekalan yang rusak senilai Rp 900.000,- di-retur ke penjual.

f. Hutang sejumlah Rp 142.500.000,- dilunasi, termasuk hutang gaji.

g. Penyusutan mesin pabrik sebesar Rp 1.000.000,-.

h. Beban pabrik lainnya, sejumlah Rp 6.900.000,- dicatat sebagai kewajiban.

i. Biaya Overhead Pabrik - Aktual sebesar Rp 38.056.000,- dibebankan ke produksi.

j. Barang Jadi dengan total biaya total sebesar Rp 126.000.000,- ditransfer ke gudang.

k. Penjualan sejumlah Rp150.000.000,- dengan harga pokok produksi Rp96.000.000,-.

Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.

Soal 10 (Pencatatan )

Berikut ini transaksi selama bulan Juni 2006 yang dilakukan oleh PT. Cemara Tujuh:

a. Pemakaian untuk produksi: Bahan langsung Rp 18.500.000,-

Bahan tidak langsung 2.800.000,-

b. Barang Dalam Proses yang diselesaikan/ditransfer ke gudang senilai 51.800.000,-.

c. Pembelian bahan sejumlah Rp 32.000.000,- secara kredit.

d. Gaji setelah dikurangi PPh. 21 adalah sebesar Rp 38.000.000,- dan telah dibayar.

e. Gaji tersebut untuk : Upah Langsung 55 %

Upah tidak langsung 18 %

Gaji bagian Penjualan 17 %

Gaji bagian Administrasi 10 %

f. Biaya Overhead pabrik lannya adalah:

Penyusutan bangunan dan peralatan pabrik sebesar Rp 9.450.000,-

Beban asuransi pabrik 600.000,-

Beban lainnya yang masih terhutang 1.250.000,-

g. Biaya Overhead pabrik sebesar Rp 28.100.500,- dibebankan ke produksi.

h. Penjualan kredit sejumlah Rp 92.120.000,- dengan laba sebesar 40% dari harga

pokok penjualan.

i. Hasil penagihan piutang sebesar Rp 76.000.000,-.

Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.

Page 23: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

19

Soal 11 (Pencatatan )

PT. Bulan Bintang telah membayar Upah Langsung sebesar Rp 50.000.000,- selama bulan

Januari 2006. Berikut ini disajikan data akuntansi untuk biaya produksi (dalam rupiah):

Per 1 Jan. 2006 Per 31 jan. 2006

Persediaan barang jadi 28.000.000 45.000.000

Persd. Barang Dalam Proses 12.000.000 14.000.000

Persediaan bahan baku 17.000.000 24.000.000

Harga Pokok Penjualan -- 140.000.000

Pengendali Overhead pabrik -- 25.000.000

Susunlah kembali ayat-ayat jurnal untuk mencatat informasi diatas! Soal 12 (Pencatatan )

Saldo perkiraan dalam data akuntansi PT. Bunga Lestari per 1 Januari 2006 disajikan sebagai

berikut (dalam rupiah):

Debit Kredit

K a s 20.000.000 Hutang Usaha 15.500.000

Piutang Usaha 25.000.000 Hutang gaji 2.250.000

Persd. Barang jadi 9.500.000 Akumulasi penyusutan 10.000.000

Barang Dlm. Proses 4.500.000 Saham Biasa 60.000.000

Bahan 10.000.000 Laba yang Ditahan 21.250.000

Mesin - mesin 40.000.000

Berikut ini transaksi yang dilakukan selama bulan Januari 2006:

a. Pembelian bahan sejumlah Rp 92.000.000,- secara kredit.

b. Biaya Overhead Pabrik lainnya yang diperhitungkan sebesar Rp 18.500.000,-.

c. Biaya Gaji dan Upah dialokasikan untuk:

Upah Langsung Rp 60.500.000,-

Upah tidak langsung 12.500.000,-

Gaji bagian Penjualan 8.000.000,-

Gaji bagian Administrasi 5.000.000,- Pembayaran gaji/Upah sudah dilakukan dengan potongan PPh 21 sebesar 5%

Page 24: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

20

d. Pemakaian untuk produksi: Bahan langsung Rp 82.500.000,-

Bahan tidak langsung 8.300.000,-

e. Biaya Overhead pabrik sebesar Rp 47.330.000,- dibebankan ke produksi.

f. Barang dalam proses yang diselesaikan/ditransfer ke gudang senilai 188.000.000,-

g. Barang jadi senilai Rp 12.000.000,- belum terjual. Penjualan akan dilakukan dengan

syarat 2/10, n/60, mark up 30% diatas harga pokok produksi.

h. Dari seluruh piutang usaha, 80% telah ditagih, dikurangi 2% potongan penjualan.

i. Berbagai beban sejumlah Rp 30.000.000,- belum dibayar, dan dialokasikan sebagai

beban pemasaran 60% dan sisanya beban administrasi.

j. Daftar cek menunjukkan adanya pembayaran sebesar Rp104.000.000,- untuk

kewajiban selain gaji:

1. Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas dan lakukan posting ke

buku besar

2. Susunlah Neraca Saldo akhir Januari 2006

2.3 Rangkuman

Pengertian biaya dapat dilihat dari dua sisi yakni Cost dan Expense. Cost (biaya

perolehan) merupakan pengorbanan sumber daya untuk memperoleh suatu barang,

sedangkan expense adalah bagian dari Cost yang telah dibebankan sebagai biaya, pada suatu

periode.

Pemahaman manajemen terhadap perilaku biaya (biaya tetap, biaya variabel, dan biaya

semi variabel) sangat berkaitan erat dengan kegiatannya sebagai pengambil keputusan dalam

perusahaan. Selain itu, pengetahuan pihak manajemen tentang pengklasifikasian biaya akan

dapat memberikan informasi pendukung, yang diperlukan untuk pembebanan biaya ke harga

produksi serta biaya non produksi.

Page 25: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

21

3. KEGIATAN BELAJAR (KB) 2

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

3.1 Uraian dan Contoh

Sumanto tersenyum simpul menghitung keuntungan penjualan tahu hari ini karena

produksi tahu kemarin siang yang telah menghabiskan satu kwintal kedelai, telah habis

terjual pagi ini dengan keuntungan sebesar Rp 125.000,-. Benarkah Sumanto memperoleh

keuntungan sejumlah itu?

Kondisi sebenarnya menunjukkan bahwa perhitungan keuntungan tersebut tidak

didasarkan pada harga pokok produksi yang tepat karena formula yang digunakan adalah

jumlah kedelai yang digunakan ditambah dengan upah untuk dua pegawai yang dibayar

harian. Ia tidak memperhitungkan pemakaian kayu bakar, upahnya sendiri dan upah istrinya

yang ikut bekerja, serta pemakaian fasilitas di rumahnya yang seharusnya dibebankan ke

harga pokok produksi.

Apa yang terjadi dengan pengusaha tahu tersebut telah menggambarkan bahwa

kesalahan dalam persepsi tentang harga pokok produksi telah menyebabkan informasi

tentang keuntungan menjadi bias.

Dalam penentuan harga pokok produksi, berbagai biaya yang relevan dengan proses

produksi harus dialokasikan atau diakumulasikan ke produk yang bersangkutan. Akumulasi

biaya ini merupakan sistem perhitungan harga pokok produksi (production costing system)

dengan cara membebankan unsur-unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi.

Terdapat dua metode pokok dalam akumulasi biaya produksi yaitu Job Oder Costing dan

Process Costing. Kedua metode tersebut merupakan fokus pembahasan kegiatan belajar ini.

A. JOB ORDER COSTING SYSTEM

Dalam sistem ini, biaya produksi diperoleh dengan cara mengalokasikan berbagai

biaya ke masing-masing unit atau sekumpulan produk sejenis (batch) melalui proses

produksi dengan langkah yang berbeda satu sama lain. Metode ini biasa dipergunakan pada

Page 26: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

22

perusahaan garment, percetakan, furniture, industri pesawat terbang, konstruksi dan

sebagainya.

Untuk setiap order (pesanan) atau job (batch atau lot) akan disiapkan sebuah kartu

yang disebut “Job Order Cost Sheet” atau “Cost Sheet”. Semua biaya yang dibebankan pada

suatu order akan dicatat ke dalam kartu tersebut. Jadi fungsi dari Cost Sheet adalah untuk

mencatat/mengumpulkan biaya langsung dan biaya tidak langsung yang dibebankan pada

suatu pekerjaan (order). Oleh karena itu, pada setiap Cost Sheet harus dicantumkan nomor

ordernya, sehingga akan mempermudah proses pengumpulan dan pembebanan biaya

terhadap order yang dikerjakan.

Contoh: PT Busana Garment menjalankan kegiatannya dengan menerima pesanan garment.

Data persediaan pada tanggal 1 Mei 2007 disajikan sebagai berikut (dalam rupiah):

Barang Jadi 1.500.000,-

Barang Dalam Proses 1.907.000,-

Barang Dalam Proses:

No. Job/Pesanan

Job 021 PT. Pelangi

Job 022 PT. Mutiara

Job 023 PT. Matahari

Bahan Baku 280.000,- 340.000,- 180.000,-

Upah Langsung 210.000,- 270.000,- 135.000,-

Overhead (applied) 168.000,- 216.000,- 108.000,-

Jumlah 658.000,- =======

826.000,- =======

423.000,- =======

Transaksi selama bulan Mei 2007 adalah sebagai berikut (dalam rupiah):

Mei 5 Pembelian bahan baku (kredit) sejumlah 2.200.000,-

7 Pemakaian: Bahan Penolong

Bahan baku untuk

Job 021:

Job 022:

Job 023:

240.000,-

530.000,-

740.000,-

590.000,-

8 Pengembalian dari pabrik ke gudang

Bahan Baku Langsung

Bahan Tidak Langsung

Job 022:

20.000,-

40.000,-

Page 27: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

23

10 Pembayaran Gaji setelah dikurangi (PPh 21) sebesar 72.200,- 307.800,-

10 Biaya Gaji dialokasikan untuk:

55% ke Upah Langsung

15% ke Biaya Penjualan

20% ke Upah tak langsung

10% Biaya Administrasi

Alokasi Upah Langsung untuk:

Job 021:

Job 022:

Job 023:

64.200,-

81.600,-

63.200,-

11 Biaya Overhead lainnya terdiri dari:

Biaya Penyusutan Bangunan dan Peralatan Pabrik

Biaya Asuransi Pabrik yang jatuh tempo

Biaya yang terutang (belum dibayar)

20.000,-

2.500,-

32.500,-

11 Biaya Overhead pabrik yang diterapkan dan dibebankan terhadap ketiga

produk pesanan tersebut adalah 80% dari Upah Langsung untuk bulan yang

bersangkutan.

12 Pekerjaan 021, 022, dan 023 telah selesai dan dikirim ke gudang barang

jadi

14 Pesanan 021, 022, dan 023 dikirim dan ditagih dengan tambahan laba

sebesar 40% dari harga pokok. Alokasi biaya operasional sebagai berikut:

Pesanan No. 021: Rp 65.178,-

022: 84.644,-

023: 56.388,-

Sajikanlah : 1. Kartu Biaya Produksi Pesanan untuk ketiga pesanan yang diterima.

2. Jurnal yang diperlukan bulan Mei 2006.

Kartu Biaya Produksi Pesanan disajikan di halaman berikutnya

Page 28: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

24

PT. Busana Garment

Bogor

KARTU BIAYA PRODUKSI PESANAN

(Job Order Cost Sheet) No. Pesanan: 021 Pemesan : PT. Pelangi Tgl. Penyerahan : 14 Mei 2007

BIAYA BAHAN BAKU

Tanggal Jumlah 7 Mei 2007

530.000,-

BIAYA UPAH LANGSUNG

Tanggal Tarif/jam Jam Jumlah 10 Mei 2007 8.025,- 8 64.200,-

OVERHEAD PABRIK YANG DITERAPKAN

Tanggal Tarif/jam Upah Langsung Jumlah 11Mei 2007 80% 64.200,- 51.360,-

============================================================ WIP Awal 658.000,- Penjualan 1.824.984,- Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.303.560,- Bahan baku 530.000,- Laba Kotor 521.424,- Upah Langsung 64.200,- Biaya Operasional (65.178,-) Overhead yang diterapkan

51.360,-

Laba Bersih 456.246,- ========

Harga Pokok Produksi 1.303.560,- ========

Page 29: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

25

PT. Busana Garment

Bogor

KARTU BIAYA PRODUKSI PESANAN

(Job Order Cost Sheet) No. Pesanan: 022 Pemesan : PT. Mutiara Tgl. Penyerahan : 14 Mei 2007

BIAYA BAHAN BAKU

Tanggal Jumlah 7 Mei 2007 8 Mei 2007

740000,-

( 20.000,-) 720.000,-

BIAYA UPAH LANGSUNG

Tanggal Tarif/jam Jam Jumlah 10 Mei 2007 8.025,- 81.600,-

OVERHEAD PABRIK YANG DITERAPKAN

Tanggal Tarif/jam Upah Langsung Jumlah 11Mei 2007 80% 81.600,- 65.280,-

============================================================ WIP Awal 826.000,- Penjualan 2.370.032,- Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.692.880,- Bahan baku 720.000,- Laba Kotor 677.152,- Upah Langsung 81.600,- Biaya Operasional (84.644,-) Overhead yang diterapkan

65.280,-

Laba Bersih 592.508,- ========

Harga Pokok Produksi 1.692.880,- ========

Page 30: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

26

PT. Busana Garment

Bogor

KARTU BIAYA PRODUKSI PESANAN

(Job Order Cost Sheet) No. Pesanan: 023 Pemesan : PT Matahari Tgl. Penyerahan : 14 Mei 2007

BAHAN BAKU

Tanggal Jumlah 7 Mei 2007

590.000,-

UPAH LANGSUNG

Tanggal Tarif/jam Jam Jumlah 10 Mei 2007 63.200,-

OVERHEAD PABRIK YANG DITERAPKAN

Tanggal Tarif/jam Upah Langsung Jumlah 11Mei 2007 80% 63.200,- 50.560,-

============================================================ WIP Awal 432.000,- Penjualan 1.577.464,- Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.126.760,- Bahan baku 590.000,- Laba Kotor 450.704,- Upah Langsung 63.200,- Biaya Operasional (56.338,-) Overhead yang diterapkan

50.560,-

Laba Bersih 394.366,- ========

Harga Pokok Produksi 1.126.760,- ========

Aspek Akuntansi ( Pencatatan)

Pencatatan berbagai biaya yang dialokasikan ke dalam harga pokok produk pesanan

akan ditampung ke dalam perkiraan (akun) Barang Dalam Proses (Work in Process).

Apabila proses produksi telah selesai, maka seluruh nilai yang tercantum dalam perkiraan

tersebut dipindahkan ke perkiraan Barang Jadi (Finished Goods). Untuk pembebanan biaya

langsung (Bahan Baku dan Upah Langsung) dilakukan berdasar pengeluaran aktual

Page 31: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

27

(sesungguhnya), sedangkan untuk biaya tidak langsung digunakan tarif yang telah

ditentukan. Tarif tersebut dapat ditentukan berdasarkan jumlah jam kerja atau upah langsung.

Pembebanan Biaya Tidak Langsung (Overhead Pabrik) ini dicatat ke dalam perkiraan

Overhead Pabrik yang Diterapkan (Applied Overhead), sedangkan Biaya Tidak Langsung

yang Sesungguhnya dibukukan ke dalam perkiraan Pengendali Biaya Overhead Pabrik.

Selisih antara kedua Biaya Overhead tersebut akan dianalisis dan dialokasikan sesuai dengan

kebijakan manajemen perusahaan. Bagan mekanisme pencatatan Job Order Costing System

dapat dilihat pada halaman berikutnya.

Page 32: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

28

AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI

Pengendali Overhead Pabrik

Akumulasi Penyusutan Pabrik Barang Dalam Proses

Overhead Pabrik Yang Diterapkan

Asuransi Dibayar Dimuka

Barang Jadi

Kas

Biaya Upah Langsung

Harga Pokok Penjualan

Biaya Gaji dan Upah

Persediaan Bahan

Hutang Overhead Lainnya

Page 33: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

29

2. Jurnal Transaksi selama bulan Mei:

Mei 5 Persediaan – Bahan Hutang dagang

2.200.000 2.200.000

7 Barang Dalam Proses – Job 021 Job 022 Job 023 Pengendali Biaya Overhead Pabrik Persediaan - Bahan

530.000 740.000 590.000 240.000

2.100.000 8 Persediaan – Bahan

Barang Dalam Proses- Job 022 Pengendali Biaya Overhead Pabrik

60.000 20.000 40.000

10 Biaya Gaji Hutang PPh 21 K a s

380.000 72.200

307.800 10

Upah Langsung Pengendali Biaya Overhead Pabrik Biaya Penjualan Biaya Administrasi Biaya Gaji ------------------------------------------- Barang Dalam Proses – Job 021 Job 022 Job 023 Upah langsung

209.000 76.000 57.000 38.000

64.200 81.600 63.200

380.000

209.000

11 Pengendali Biaya Overhead Pabrik Biaya Penyusutan Bangunan & Perlt. Biaya Asuransi Pabrik Hutang Biaya

55.000 20.000 2.500

32.500 11 Barang Dalam Proses – Job 021

Job 022 Job 023 Overhead Pabrik yang Diterapkan

51.360 65.280 50.560

167.200

12 Barang Jadi – Job 021 Job 022 Job 023 Barang Dalam Proses – Job 021 Job 022 Job 023

1.303.560 1692.880 1.126.760

1.303.560 1692.880 1.126.760

Page 34: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

30

14 Piutang Dagang Penjualan Harga jual Job 021 Rp 1.824.984,- Job 022 2.370.032,- Job 023 1.577.464,- --------------------------------------------------- Harga Pokok Penjualan Barang Jadi – Job 021 Job 022 Job 023

5.772.480

4.123.200

5.772.480

1.303.560 1692.880 1.126.760

B. PROCESS COSTING SYSTEM

Pendekatan ini digunakan untuk proses produksi yang dilakukan secara massa atau

tidak didasarkan pada pesanan, yang berlangsung secara kontinyu melalui proses yang

seragam. Perusahaan yang menggunakan sistem ini antara lain adalah perusahaan plastik,

minuman, pipa, bahan kimia, tekstil, dan perusahaan sejenis lainnya. Berbagai biaya produk

diakumulasikan selama satu periode (bulan, triwulan, semester atau tahun), kemudian

dialokasikan ke setiap unit produk dengan cara jumlah biaya produksi selama satu periode

dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan.

Proses produksi massa ini melibatkan beberapa departemen produksi, dimana setiap

departemen melakukan perhitungan biaya produksi serta menggunakan perkiraan “Barang

Dalam Proses” (pada job order costing hanya disediakan satu perkiraan untuk setiap pesanan

dan didukung dengan kartu biaya pesanan).

Karakteristik Process Costing System antara lain adalah:

1. Biaya dibebankan pada perkiraan ” Barang Dalam Proses” pada suatu departemen.

2. Dibuat Laporan Biaya Produksi masing-masing departemen. Hal ini untuk

mengumpulkan, mengikhtisarkan serta menghitung biaya satuan dan total biaya yang

terjadi.

3. Barang Dalam Proses diakhir periode dihitung/dinyatakan dalam unit ekuivalen. Unit

ekuivalen adalah kuantum unit sempurna yang sekiranya dapat diproduksi dengan

menggunakan biaya-biaya (bahan , upah, dan overhead pabrik) yang benar-benar terjadi

(terserap) dalam satu periode.

Page 35: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

31

4. Nilai produk yang sudah selesai pada suatu departemen ditransfer ke departemen

berikutnya, sedangkan nilai (cost) barang dalam proses tetap tinggal dalam departemen

yang bersangkutan. Pemindahan tersebut dimaksudkan untuk menentukan total biaya

“produk jadi” dalam satu periode.

Materi yang akan dibahas dalam process costing system meliputi:

1. Laporan Biaya Produksi pada departemen yang bersangkutan.

2. Perhitungan biaya satuan pada masing-masing departemen.

3. Perhitungan biaya yang dipindahkan ke departemen berikutnya atau ke gudang.

4. Pengaruh unit yang hilang selama proses produksi.

5. Pengaruh penambahan material oleh departemen lanjutan.

Berikut ini adalah berbagai jenis arus produksi yang dapat terjadi pada process costing

system:

1. Berurutan (sequential flow), yaitu setiap produk diproses dengan urutan langkah yang

sama, dari departemen 1 ke departemen 2 dan seterusnya

2. Sejajar (parallel flow), yaitu suatu bagian dari pekerjaan tertentu dikerjakan secara

bersama-sama oleh beberapa departemen yang berbeda, dan selanjutnya dipindahkan ke

departemen yang sama untuk proses penyelesaian.

3. Selektif (selective flow), yaitu produk bergerak ke departemen-departemen yang berbeda,

tergantung pada produk akhir yang akan dihasilkan.

Laporan Biaya Produksi

Semua biaya yang dibebankan pada suatu departemen akan diikhtisarkan dalam suatu

laporan biaya produksi. Laporan ini dapat menunjukkan biaya yang terakumulasi dan

disposisinya selama satu periode. Fungsi laporan ini adalah sebagai sumber informasi untuk

membukukan aktivitas biaya ke dalam berbagai perkiraan di buku besar. Berikut ini adalah

isi dari Laporan Biaya Produksi:

a. Biaya total dan biaya satuan yang diterima dari departemen sebelumnya.

b. Biaya bahan, upah langsung dan biaya tidak langsung (total/satuan) yang

ditambahkan di departemen yang bersangkutan.

Page 36: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

32

c. Akumulasi biaya total dan satuan, sampai dengan departemen yang bersangkutan.

d. Nilai yang ditransfer ke departemen berikutnya.

Penyusunan Laporan Biaya Produksi juga dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti

adanya unit hilang dalam proses produksi atau adanya tambahan bahan dalam proses

produksi berikutnya. Apabila terdapat unit hilang dalam proses produksi maka diperlakukan

sebagai berikut:

a. Apabila terjadi pada tahap pembuatan (proses), maka dilakukan penyesuaian terhadap

biaya per unit pada departemen sebelumnya.

b. Apabila terjadi pada tahap lanjutan (supervisi), maka unit yang hilang diperhitungkan ke

dalam produksi, dengan catatan:

- ekuivalen sebagai 100% barang jadi;

- tidak terdapat penyesuaian biaya departemen sebelumnya;

- merupakan barang jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya.

c. Apabila unit yang hilang bersifat normal, maka biaya yang diserap dibebankan ke unit

yang tersisa.

d. Apabila unit yang hilang sifatnya tidak normal, maka dihitung berdasarkan biaya per unit

dan diperlakukan sebagai kerugian, sehingga dapat dialihkan ke:

- Harga Pokok Produksi (jika dipakai Overhead Aktual);

- Factory Overhead Control (jika dipergunakan Applied Overhead);

- Biaya tahun berjalan.

Berikut ini disajikan beberapa contoh penyusunan laporan produksi dengan berbagai kondisi

tersebut di atas.

Contoh : 1 ( Tidak terdapat tambahan biaya bahan pada departemen lanjutan)

PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian, dan

perampungan. Data berikut ini menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja masing-masing

departemen selama bulan Mei 2006.

Page 37: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

33

Departemen Perakitan Pengujian Perampungan

Biaya yang diserap: (dalam jutaan rupiah)

- Bahan langsung 24.500 -- --

- Upah Langsung 29.140 37.310 32.400

- Biaya tak langsung 28.200 32.800 19.800

Kuantitas ( dalam unit )

Unit baru 50.000 -- --

Transfer dari departemen sebelumnya -- 45.000 40.000

Transfer ke departemen selanjutnya 45.000 40.000 35.000

Unit dalam proses 4.000 3.000 4.000

Penyerapan biaya dalam WIP ½ Upah/ Overhead

1/3 Upah/ Overhead

1/4 Upah/ Overhead

Unit hilang 1.000 2.000 1.000

===============================================================

Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi PT Toyota Astra untuk setiap

departemen dengan asumsi:

a. Terjadi unit hilang pada tahap pembuatan.

b. Terjadi unit hilang di Departemen Pengujian pada tahap supervisi.

Page 38: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

34

Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )

PT Toyota Astra Departemen Perakitan

Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas : (dalam unit ) 50.000 Unit baru dalam proses -- Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 45.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, ½ upah /FOH) 4.000 Unit hilang Dalam Proses 1.000 50.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit

Transfer dari departemen sebelumnya -- -- Tambahan Biaya : Bahan 24.500 0,50 Upah langsung 29.140 0,62 Overhead pabrik 28.200 0,60 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 81.840 1,72

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (45.000 x 1,70 jt) 77.400 Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Bahan : 4.000 x 0,5 jt,- 2.000 Upah : 4.000 x ½ x 0,62 jt,- 1.240 Ovh. Pabrik : 4.000 x ½ x 0,60 jt,- 1.200 4.440 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 81.840 Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Bahan = 45.000 + 4.000 = 49.000 Upah dan FOH = 45.000 + 4.000/2 = 47.000 Biaya per unit bahan = 24.500jt / 49.000 = 0,50 jt/unit Upah = 29.140 jt / 47.000 = 0,62 jt / unit FOH = 28.200 jt / 47.000 = 0,60 jt / unit

Page 39: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

35

Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )

PT Toyota Astra Departemen Pengujian

Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit yang diterima dari departemen sebelumnya ( Perakitan ) 45.000 Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 40.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH) 3.000 Unit hilang Dalam Proses 2.000 45.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit

Transfer dari departemen Perakitan - 45.000 unit 77.400 1,72 Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang 77.400 jt / (45.000 – 2.000) unit

1,80

Tambahan Biaya : Upah langsung 37.310 0,91 Overhead pabrik 32.800 0,80 Jumlah biaya yang ditambahkan 70.110 1,71 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 147.510 3,51

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya ( 40.000 x 3,51 jt ) 140.400 Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Perakitan-penyesuaian ( 3.000 x1,80)

5.400

Upah : 3.000 x 1/3 x 0,91 910 Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,80 800 7.110 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 147.510 Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH = 40.000 + 3.000/3 = 41.000 unit Biaya per unit Upah = 37.310 / 41.000 = 0,91 / unit FOH = 32.800 / 41.000 = 0,80 / unit

Page 40: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

36

Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )

PT Toyota Astra Departemen Perampungan

Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas: (dalam unit) Unit yang diterima dari department Pengujian 40.000 Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi 35.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, ¼ upah /FOH) 4.000 Unit hilang Dalam Proses 1.000 40.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit

Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) 140.400 3,51 Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang 140.400 jt / (40.000 – 1.000) unit

3,60

Tambahan Biaya : Upah langsung 32.400 0,90 Overhead pabrik 19.800 0,55 Jumlah biaya yang ditambahkan 52.200 1,45 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 192.600 5,05

Pertanggungjawaban Biaya Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 35.000 x 5,05 jt) 176.750 Barang Dalam Proses – akhir Dari Departemen Pengujian - penyesuaian : 4.000 x 3,60 jt 14.400 Upah : 4.000 x ¼ x 0,90 9.00 Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,55 550 15.850 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 192.600 Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH = 35.000 + 4.000/4 = 36.000 unit Biaya per unit Upah = 32.400 jt / 36.000 = 0,90 jt/unit FOH = 19.800 jt / 36.000 = 0,55 jt/unit

Page 41: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

37

Contoh 1b. ( Unit hilang dalam proses supervisi di Departemen Pengujian )

PT Toyota Astra Departemen Pengujian Laporan Biaya Produksi

Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas (dalam unit ): Unit yang diterima dari departemen sebelumnya ( Perakitan ) 45.000 Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 40.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH) 3.000 Unit hilang Dalam Proses 2.000 45.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit

Transfer dari departemen Perakitan - 45.000 unit 77.400 1,72

Tambahan Biaya : Upah langsung 37.310 0,87 Overhead pabrik 32.800 0,76 Jumlah biaya yang ditambahkan 70.110 1,63 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 147.510 3,35

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke Departemen perampungan ( 40.000) 3,518 jt 140.720 Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Perakitan-penyesuaian ( 3.000 x 1,72)

5.160

Upah : 3.000 x 1/3 x 0,87 870 Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,76 760 6.790 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 147.510 Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: dianggap barang jadi Upah dan FOH = 40.000 + 3.000/3 + 2.000 unit hilang = 43.000 unit

Biaya per unit Upah = 37.310 / 43.000 = 0,87 jt / unit FOH = 32.800 / 43.000 = 0,76 jt / unit Biaya kehilangan per unit adalah 3,35 jt x 2.000 = 6.700 jt 6.700jt / 40.000 unit = 0,168 jt / unit Harga transter ke departemen Perampungan menjadi = (3,35 + 0,168) jt per unit atau 3,518 jt

Contoh 2: Terdapat tambahan/penyerapan biaya bahan langsung pada Departemen

Perampungan sebesar Rp 17.020.000.000,-.

PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan roda dua melalui tiga tahap yaitu perakitan,

pengujian, dan perampungan. Data berikut ini menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja

masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.

Page 42: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

38

Departemen Perakitan Pengujian Perampungan

Biaya yang diserap: (dalam jutaan rupiah) - Bahan langsung 24.500 -- 17.020 - Upah Langsung 29.140 37.310 32.400 - Biaya tak langsung 28.200 32.800 19.800 Kuantitas ( dalam unit ) Unit baru 50.000 -- -- Transfer dari departemen sebelumnya -- 45.000 40.000 Transfer ke departemen selanjutnya 45.000 40.000 35.000 Unit dalam proses 4.000 3.000 4.000 Penyerapan biaya dalam WIP ½ Upah/

Overhead ½ Upah/ Overhead

¼ Upah/ Overhead ½ Bahan

Unit hilang 1.000 2.000 1.000 =============================================================== Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi untuk Deptartemen Perampungan!

Page 43: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

39

Contoh 2. ( Pada Departemen Perampungan terdapat tambahan biaya bahan )

PT Toyota Astra Departemen Perampungan

Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas: (dalam unit) Unit yang diterima dari department Pengujian 40.000 Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi 35.000 Unit masih Dalam Proses ( ½ bahan, ¼ upah /FOH) 4.000 Unit hilang Dalam Proses 1.000 40.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit

Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) 140.400 3,51 Penyesuaian dari departemen PePengujian atas unit hilang 140.400 jt / (40.000 – 1.000) unit

3,60

Tambahan Biaya : Bahan 17.020 0,46 Upah langsung 32.400 0,90 Overhead pabrik 19.800 0,55 Jumlah biaya yang ditambahkan 69.220 1,91 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 209.620 5,51

Pertanggungjawaban Biaya Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 35.000 x 5,51 jt) 192.850 Barang Dalam Proses – akhir Dari Departemen Pengujian – penyesuaian : 4.000 x 3,60 jt 14.400 Bahan : 4.000 x ½ x 0,46 920 Upah : 4.000 x ¼ x 0,90 9.00 Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,55 550 16.770 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 209.620 Prod. kuivalen: Bahan = 35.000 + 4.000/2 = 37.000 unit Upah dan FOH = 35.000 + 4.000/4 = 36.000 unit Biaya per unit Bahan = 17.020 jt / 37.000 = 0,46 jt/unit Upah = 32.400 jt / 36.000 = 0,90 jt/unit FOH = 19.800 jt / 36.000 = 0,55 jt/unit

Contoh 3: Terdapat tambahan/penyerapan biaya bahan langsung pada departemen

Perampungan sebesar Rp17.020.000.000,- dan unit baru sejumlah 8.000 unit.

PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan roda dua melalui tiga tahap yaitu perakitan,

pengujian, dan perampungan. Data berikut ini menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja

masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.

Page 44: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

40

Departemen Perakitan Pengujian Perampungan

Biaya yang diserap: (dalam jutaan rupiah) - Bahan Langsung 24.500 -- 17.020 - Upah Langsung 29.140 37.310 32.400 - Biaya tak langsung 28.200 32.800 19.800 Kuantitas ( dalam unit ) Unit baru 50.000 -- 8.000 Transfer dari departemen sebelumnya -- 45.000 40.000 Transfer ke departemen selanjutnya 45.000 40.000 44.000 Unit dalam proses 4.000 3.000 4.000 Penyerapan biaya dalam WIP ½ Upah/

Overhead ½ Upah/ Overhead

½ Bahan ¼ Upah/ Overhead

Unit hilang 1.000 2.000 0 =============================================================== Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Perampungan.

Solusi Contoh 3:

PT Toyota Astra Departemen Perampungan

Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas: (dalam unit) Unit yang diterima dari department Pengujian 40.000 Unit tambahan yang dimasukkan 8.000 48.000 Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi 44.000 Unit masih Dalam Proses ( ½ bahan, ¼ upah /FOH) 4.000 44.000 Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per

unit Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) 140.400 3,510 Penyesuaian dari departemen Pengujian : 140.400 jt / (40.000 + 8.000 unit tambahan)

2,925

Tambahan Biaya : Bahan 17.020 Upah langsung 32.400 0,720 Overhead pabrik 19.800 0,440 Jumlah biaya yang ditambahkan 69.220 1,530 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 209.620 4,455

Pertanggungjawaban Biaya Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 44.000 x 4,455 jt) 196.020 Barang Dalam Proses – akhir Dari Departemen Pengujian - penyesuaian : 4.000 x 2,925 jt 11.700

Page 45: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

41

Bahan : 4.000 x ½ x 0,370 jt 740 Upah : 4.000 x ¼ x 0,720 jt 720 Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,440 jt 440 13.600 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 209.620 Prod. Ekuivalen: Bahan = 44.000 + 4.000/2 = 46.000 unit Upah dan FOH = 44.000 + 4.000/4 = 45.000 unit Biaya per unit: Bahan = 17.020 jt / 46.000 = 0,370 jt/unit Upah = 32.400 jt / 45.000 = 0,720 jt/unit FOH = 19.800 jt / 45.000 = 0,440 jt/unit Unit tambahan menjadi bagian penyesuaian

3.2 Latihan 3

Job Order Costing

Soal 1

PT. Wujud Nawang Wulan menerima pesanan sejumlah pakaian wanita yang dicatat ke

dalam pesanan nomor 99. Selama mengerjakan pesanan tersebut, bagian pencatatan

menyajikan data sebagai berikut:

Bahan Langsung Upah langsung

14/9 dikeluarkan 600.000,- 20/9 diperhitungkan 90 jam 6.200,-/ jam

20/9 dikeluarkan 331.000,- 26/9 diperhitungkan 70 jam 7.300,-/ jam

22/9 dikeluarkan 200.000,-

Sajikan kartu Biaya Produk Pesanan tersebut, dengan catatan:

- Overhead pabrik yang diterapkan dalam pembebanan adalah Rp 5.000,- per jam kerja

langsung;

- Biaya operasional yang dialokasikan untuk pesanan ini sebesar Rp 75.000,-;

- Mark up diperhitungkan sebesar 40%.

Soal 2

PT. Wahana Toys menerima pesanan boneka dalam tiga model yang dicatat ke dalam

pesanan nomor 45, 46, dan 47. Selama mengerjakan pesanan tersebut, bagian pencatatan

menyajikan data sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):

Pesanan No. 45 No. 46 No. 47

Biaya yang dibebankan dari periode sebelumnya 3.600 18.000 --

Page 46: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

42

Biaya selama bulan Juli 2006:

Bahan langsung 44.000 34.000 32.000

Upah langsung 40.000 48.000 42.000

Overhead pabrik (60% dari Upah Langsung) 24.000 28.800 25.200

Sajikan ayat jurnal untuk mencatat transaksi berikut:

(1). Bahan langsung yang dikeluarkan dari gudang untuk digunakan.

(2). Biaya gaji /upah yang didistribusikan ke Barang Dalam Proses tersebut.

(3). Pembebanan Overhead pabrik ke produk.

(4). Pesanan no. 45 dan 46 diselesaikan dan ditransfer ke gudang barang jadi

Soal 3

Kartu biaya pesanan berikut ini dipersiapkan untuk tiga pekerjaan yang dilaksanakan di bulan

Pebruari 2006 (dalam ribuan rupiah):

Pesanan No. 15 No. 16 No. 17

Bahan 60.000 30.000 40.000

Upah langsung 120.000 70.000 80.000

Overhead pabrik-dibebankan 60.000 35.000 40.000

Marjin Laba kotor 60.000

Pada awal Pebruari pesanan no. 15 selesai dan menyerap 40% biaya bahan, upah maupun

overhead pabrik, dan kemudian dijual secara kredit. Pesanan no. 16 dimulai diproduksi dan

selesai dalam bulan Pebruari tetapi belum dijual, sedangkan itu pekerjaan No. 17 dimulai dan

belum diselesaikan. Biaya operasional yang dialokasikan ke pesanan no. 15 sebesar

Rp750.000,- Sajikan ayat jurnal bulan tersebut. untuk mencatat Barang Dalam Proses dan

Barang Jadi, serta siapkan Kartu Biaya untuk masing-masing pesanan.

Soal 4

Pembukuan PT. Buana Textil per 1 Mei 2006 menunjukkan data sebagai berikut:

Persediaan barang jadi Rp. 10.000.000,-

Persd. Barang Dalam Proses 16.400.000,-

Page 47: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

43

Persediaan bahan baku 8.000.000,-

Perkiraan Dalam Proses memerinci adanya:

Pesanan No. 300 Rp 10.000.000,-

Pesanan No. 301 6.400.000,-

Rp 16.400.000,-

Selama bulan Mei 2006 kegiatan perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Pembelian bahan sejumlah Rp 6.000.000,- dengan syarat n/30.

b. Pemakaian bahan untuk Pesanan No. 300: Rp 2.500.000,-

301: 1.400.000,-

c. Pesanan No. 302 dimulai dengan permintaan bahan sejumlah Rp 1.800.000,-.

d. Bahan penolong dipakai sebesar Rp 1.700.000,-.

e. Dikembalikan ke gudang dari pekerjaan (pesanan) No. 300, berupa bahan langsung

Rp 400.000,- dan bahan penolong Rp 100.000,-.

f. Bahan yang dikembalikan ke pemasok sebesar Rp 600.000,-.

g. Beban Gaji bulan Mei sebesar Rp 10.000.000,- dikurangi PPh. 21 sebesar 5%.

h. Gaji dibayarkan ke karyawan.

i. Gaji tersebut dialokasikan untuk: Upah Langsung 60 %

Upah tidak langsung 20 %

Gaji bagian Penjualan 12 %

Gaji bagian Administrasi 8 %

Upah langsung dialokasikan, untuk pesanan No. 300: 50%

301: 30%

302: 20%

j. Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar Rp 1.504.000,- dibayar pada bulan ini.

k. Biaya Overhead pabrik yang dibebankan ke produksi adalah 100% dari upah

langsung bulan Mei.

l. Pesanan No. 300 diselesaikan dan dikirim langsung ke pemesan dengan harga

kontrak sebesar Rp 22.500.000,-.

m. Barang dengan harga pokok sebesar Rp 8.000.000,- dijual secara kredit dengan

harga Rp 10.000.000,-.

Page 48: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

44

n. Penagihan atas piutang usaha sebesar Rp 26.000.000,-.

o. Selisih penerapan overhead dipindahkan ke perkiraan harga pokok penjualan.

p. Biaya operasional yang dibebankan ke pesanan no. 300 sebesar Rp 450.000,-

Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.

- Kartu Biaya Pesanan untuk pesanan No. 300.

Soal 5

PT. Sun Tyos per 1 Maret 2006 menyajikan data persediaan sebagai berikut:

Persediaan barang jadi Rp. 15.000.000,-

Persediaan Barang Dalam Proses 19.070.000,-

Persediaan bahan baku 14.000.000,-

Perkiraan Barang Dalam Proses memerinci adanya (dalam rupiah):

Pesanan No. 05 No. 06 No. 07

Bahan 2.800.000 3.400.000 1.800.000

Upah langsung 2.100.000 2.700.000 1.350.000

Overhead pabrik-dibebankan 1.680.000 2.160.000 1.080.000

6.580.000 8.260.000 4.230.000

Berkenaan dengan kegiatan bulan Maret 2006, tersedia informasi berikut ini:

a. Pembelian bahan sejumlah Rp 22.000.000,- dengan syarat n/30.

b. Pemakaian bahan untuk produksi sejumlah Rp 21.000.000,-, dari jumlah ini untuk

bahan tidak langsung sejumlah Rp 2.400.000,- Sisanya dialokasikan ke:

Pesanan No. 05 Rp 5.300.000,-

06 7.400.000,-

07 5.900.000,-

c. Bahan dikembalikan ke gudang sejumlah Rp 600.000,- Dari jumlah tersebut

terdapat bahan tidak langsung sebesar Rp 200.000,-, sisanya dari pekerjaan

(pesanan) No. 06.

d. Bahan yang dikembalikan ke pemasok sebesar Rp 600.000,-.

e. Pembayaran Gaji bulan Maret setelah dikurangi PPh. 21 sebesar 5%, sebesar

Rp 38.000.000,-.

Page 49: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

45

f. Gaji tersebut dialokasikan untuk : Upah Langsung 55 %

Upah tidak langsung 20 %

Gaji bagian Penjualan 15 %

Gaji bagian Administrasi 10 %

Upah langsung dialokasikan, untuk pesanan No. 05: 6.420.000,-

No. 06: 8.160.000,-

No. 07: 7.420.000,-

g. Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar Rp 5.500.000,- didalamnya termasuk

penyusutan bangunan dan peralatan pabrik sebesar Rp 2.000.000,- dan asuransi

pabrik sejumlah Rp 250.000,- yang jatuh tempo, dan sisanya belum dibayar sebesar

Rp 3.250.000,-.

h. Biaya Overhead pabrik yang dibebankan ke produksi adalah 80% dari upah

langsung, yang harus dibebankan ke tiga pesanan.

i. Pesanan No. 05 dan 06 diselesaikan dan ditransfer ke gudang barang jadi.

j. Pesanan No. 05 dan 06 dikirim ke pemesan, dengan marjin laba sebesar 40% dari

harga pokok.

k. Penagihan piutang usaha selama bulan Maret sebesar Rp 69.450.000,-

l. Biaya operasional yang dibebankan ke pesanan no. 05 dan 06 masing-masing

sebesar Rp 450.000,-

Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas, dan posting ke buku besar.

- Kartu Biaya Pesanan.

- Daftar persediaan akhir Maret.

Soal 6

Pembukuan PT. Beach Eq memperlihatkan saldo perkiraan per 1 Maret 2006 sebagai

berikut:

Persediaan barang jadi Rp. 78.830.000,-

Persd. Barang Dalam Proses 292.621.000,-

Persediaan bahan baku 65.000.000,-

Selisih Overhead pabrik (Cr.) 12.300.000,-

Page 50: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

46

Perkiraan Barang Dalam Proses memerinci adanya (dalam ribuan rupiah):

Job No.

Produk

Bahan

Upah langsung

Overhead pabrik

Total

204 80.000 ban pelampung 15.230 21.430 13.800 50.460

205 5.000 sekoci 40.450 55.240 22.370 118.060

206 10.000 rompi pelampung 60.875 43.860 19.366 124.101

116.555 120.530 55.536 292.621

Selama bulan Maret 2006, tersedia informasi berikut ini:

a. Pembelian ( kredit) bahan sejumlah Rp 42.300.000,-.

b. Pembelian bahan khusus sejumlah Rp 5.800.000,- untuk pekerjaan baru (Pesanan

No. 207), yaitu 4.000 baju pelampung.

c. Data Gaji / Upah bulan Maret disajikan berikut ini:

Pesanan Jumlah Jam Kerja

204 26.844.000,- 3.355,5

205 22.750.000,- 3.250

206 28.920.000,- 3.615

207 20.370.000,- 2.910

Upah tak langsung sebesar Rp 9.480.000,- dan pengawas pabrik Rp 3.000.000,-

Potongan atas gaji, untuk PPh. 21 sebesar 5%.

d. Pemakaian bahan untuk produksi:

Pesanan No. 204 Rp 9.480.000,-

205 11.320.000,-

206 10.490.000,-

207 16.640.000,- ( tidak termasuk bahan khusus yang

juga telah dikeluarkan dari gudang)

Page 51: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

47

e. Overhead pabrik lainnya yang terjadi atau terutang (dicatat dalam perkiraan

“ Kredit Rupa-rupa”) adalah:

Asuransi pabrik 830.000,- Beban batu bara 1.810.000,-

Pajak Bumi & Bangunan 845.000,- Sumber tenaga 3.390.000,-

Penyusutan Mesin 780.000,- Reparasi& Pemeliharaan 2.240.000,-

Penyusutan Pabrik 840.000,- Perbekalan tak langsung 1.910.000,-

Penerangan 560.000,-

f. Biaya Overhead pabrik diterapkan ke produk dengan tarif Rp 2.300,- per jam kerja

langsung. Diselenggarakan perkiraan “ Overhead Pabrik yang diterapkan” serta

“ Pengendali Overhead pabrik”.

g. Pesanan No. 204 selesai dan dikirimkan dengan harga kontrak Rp 117.500.000,-

Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas, dan posting ke buku besar.

- Kartu Biaya Pesanan

- Selisih Overhead pabrik (aktual dengan pembebanan )

Soal 7

PT. Bunga Tulip mempersiapkan Kartu biaya pesanan berikut ini untuk tiga pekerjaan yang

dilaksanakan di bulan Mei 2006. Data biaya ketiga pesanan adalah sebagai berikut:

(dalam rupiah)

Pesanan No. 05 No. 06 No. 07

Bahan 16.000.000 13.000.000 12.000.000

Upah langsung 12.000.000 10.000.000 8.000.000

Overhead pabrik-dibebankan 9.000.000 7.500000 6.000.000

Pesanan no. 05 :

Pada awal Mei, pesanan belum selesai namun sudah menyerap 30% biaya bahan, 25% biaya

upah dan overhead pabrik. Pesanan ini kemudian diselesaikan dan dijual dengan mark up

30% dari harga pokok.

Pesanan no. 06 :

Page 52: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

48

Awal Mei, pesanan belum selesai, namun sudah menyerap 40% biaya bahan, 30% biaya upah

dan overhead pabrik. Pesanan ini diselesaikan dan dijual dengan mark up 30% dari harga

pokok.

Pesanan No. 07:

Awal Mei, pesanan belum selesai, namun sudah menyerap 25% biaya bahan, 25% biaya upah

dan overhead pabrik. Pesanan ini diselesaikan dan dijual dengan mark up 30% dari harga

pokok.

Biaya Operasional yang dialokasikan ke masing-masing pesanan sebesar Rp 600.000,-.

Sajikan ayat jurnal bulan tersebut untuk mencatat Barang Dalam Proses dan Barang Jadi,

serta tunjukkan Kartu Biaya untuk masing-masing pesanan.

Soal 8

PT. Bunga Melati menerima tiga pesanan barang yang berbeda dari PT. Menara Gading,

yang harus diserahkan pada tanggal 25 April 2007. Sejak minggu terakhir bulan Pebruari

2007 telah dilakukan pengerjaan atas ketiga pesanan tersebut. Berikut ini adalah data biaya

produk pesanan pada PT. Bunga Melati, pada tanggal 31 Maret 2007:

(dalam rupiah)

Pesanan PT. Menara Gading No. 025 No. 026 No. 027

Barang dalam Proses, awal Maret 2.500.000 2.000.000 1.500.000

Biaya bulan Maret 2007:

Bahan 4.000.000 3.000.000 2.500.000

Upah Langsung 3.000.000 2.500.000 2.000.000

Overhead Pabrik 2.250.000 2.000.000 1.600.000

Total Biaya Produksi 11.750.000 9.500.000 7.600.000

Catatan tentang Bahan selama bulan April 2007 adalah sebagai berikut:

Unit/Kg Harga/unit

Saldo 1 April 2007 100 30.000,-

Page 53: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

49

4 April Pembelian 100 31.000,-

8 April Pembelian 600 32.000,-

20 April Pembelian 400 33.000,-

Saldo akhir April 2007 600

Sajikanlah ketiga Kartu Biaya Pesanan di atas, dengan catatan:

- Pemakaian bahan adalah untuk job No. 025 (20%), No. 026 (30%) dan No. 027 (50%).

- Perusahaan menggunakan metode FIFO dan sistem periodik dalam arus persediaan.

- Pembayaran Gaji bulan tersebut setelah dikurang PPh 21 5%, sebesar Rp 9.500.000,-.

- Alokasi biaya gaji/upah adalah untuk Upah Langsung 60%, Upah tidak langsung 25%,

Biaya Administrasi 10%, dan Biaya Pemasaran 15%.

- Upah langsung dialokasikan ke pesanan sebagai berikut: Pesanan No. 025 Rp 2.500.000

No. 026 Rp 2.000.000,- dan No. 027 Rp1.500.000,-.

- Tarif upah per jam kerja langsung adalah Rp 12.500,-.

- Biaya Overhead pabrik dibebankan sesuai dengan jam kerja langsung, dengan tarif per

jam Rp. 10.000,-

- Ketiga pesanan tersebut diselesaikan dan diserahkan kepada pemesan, dengan mark-up

30% dan kepada masing-masing pesanan dibebani biaya operasional sebesar Rp

500.000,-.

Soal 9

Perusahaan menerima pesanan suatu produk yang dikerjakan selama dua minggu dengan data

biaya sebagai berikut:

Minggu I Minggu II

Bahan baku yang dipakai 2.500.000,- 1.500.000,-

Jam kerja Departemen I 200 150

Tarif Upah Departemen I 3.000,-/ jam 3.000,-/ jam

Jam kerja Departemen II 100 70

Jam kerja mesin Departemen II 90 80

Tarif Upah Departemen II 3.200,-/ jam 3.200,-/ jam

Overhead pabrik yang diterapkan:

Page 54: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

50

Jam kerja Departemen I 2.500,-/ jam 2.500,-/ jam

Jam mesin Departemen II 4.000,-/ jam 4.000,-/ jam

Pesanan dengan No. 333 tersebut dijual dengan mark up 30% dari harga pokok produksi dan

biaya operasional diperhitungkan 5% dari harga pokok produksi.

Sajikanlah Kartu Biaya Pesanan untuk produk di atas!

Process Costing System

Soal 1 (unit yang hilang)

PT. Tiga Berlian melakukan proses produksi baru pada bulan Oktober 2006, yang diawali

dengan produksi 10.000 unit di Departemen A. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.000 unit

telah hilang selama pemrosesan dan merupakan suatu jumlah yang normal. Sebanyak 7.000

unit ditransfer ke Departemen B. Sisa sebanyak 2.000 unit masih dalam persediaan Barang

Dalam Proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian 100% untuk bahan dan 50%

untuk biaya konversi. Biaya Bahan sejumlah Rp 27.000.000,- dan Biaya Konversi sejumlah

Rp 40.000.000,- dibebankan ke Departemen A selama bulan Oktober.

Sajikan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen A !

Soal 2 ( tidak ada unit yang hilang)

Biaya Departemen 2 pada sebuah perusahaan selama bulan Juni 2006 adalah:

Transfer biaya dari departemen 1: Rp. 16.320.000,-

Biaya yang ditambahkan di departemen 2:

Bahan baku 43.415.000,-

Upah Langsung 56.100.000,-

Overhead Pabrik 58.575.000,-

Data produksi menunjukkan 12.000 unit telah diterima selama bulan itu dari Departemen 1.

Sebanyak 7.000 unit telah ditransfer ke barang jadi dan 5.000 unit berada dalam proses pada

akhir bulan Juni dengan tingkat penyelesaian 50% untuk biaya bahan dan 25% untuk biaya

konversi. Siapkan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen 2!

Page 55: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

51

Soal 3 (kerusakan normal)

Sebuah perusahaan menggunakan kalkulasi biaya proses pada waktu produksi. Semua bahan

ditambahkan pada awal proses dan produk diperiksa ketika berada pada tahap konversi 80%,

dimana kerusakan yang terjadi hanya diidentifikasi pada titik tersebut. Kerusakan normal

diperkirakan sebesar 5% dari produk yang baik. Selama bulan Maret 2006, sebanyak 10.500

unit telah dimasukkan ke dalam proses. Biaya untuk periode tersebut adalah Rp 52.500.000,-

untuk bahan, Upah Langsung sebesar Rp 39.770.000,- dan Overhead Pabrik sebesar Rp

31.525.000,-. Unit dalam proses pada akhir bulan sejumlah 3.000 unit, dengan tingkat

penyelesaian 90% untuk biaya konversi. Sebanyak 7.000 unit ditransfer ke gudang barang

jadi. Siapkan Laporan Biaya Produksi untuk bulan Maret 2006!

Soal 4 (unit yang hilang - normal)

Pada bulan Desember 2006, Departemen Pengendali Produksi PT. Bintang Timur

melaporkan data produksi alkohol untuk Departemen 2 sebagai berikut:

Ditransfer dari Departemen 1 55.000 liter

Ditransfer ke Departemen 3 39.500 liter

Dalam proses akhir Desember (1/3 biaya konversi) 10.500 liter

Semua bahan dimasukkan ke dalam proses di Departemen 1. Departemen Biaya

mengumpulkan angka-angka di bawah ini dari Departemen 2:

Biaya per liter dari Departemen 1 Rp 1.800,-

Biaya Upah Langsung Deptartemen 2 27.520.000,-

Overhead Pabrik yang dibebankan (diterapkan) 15.480.000,-

� Siapkan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen 2 pada bulan Desember 2006!

Soal 5 (unit yang hilang bersifat normal)

PT.Rajawali memproduksi sebuah barang melalui tiga departemen. Bulan Mei 2006

sebanyak 110.000 unit telah selesai di Departemen 1 dengan biaya Rp 176.000.000,- dan

kemudian ditransfer ke Dertemen 2. Dari jumlah ini, Depertemen 2 telah menyelesaikan dan

mentransfer sebanyak 85.000 unit ke departemen berikutnya. Persediaan dalam proses akhir

Mei sebanyak 22.000 unit dengan tingkat penyelesaian 50% untuk biaya konversi. Biaya

Page 56: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

52

Upah Langsung dan Overhead Pabrik selama bulan Mei 2006 di Departemen 2 adalah

Rp26.245.000,- dan Rp12.670.000,-. Kerusakan di departemen ini dianggap normal dan

terjadi selama pemrosesan.

� Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen 2 dan hitung penyesuaiannya untuk

unit yang hilang.

Soal 6 (unit yang hilang bersifat abnormal)

Selama bulan Pebruari 2006, Departemen Perakitan menerima 60.000 unit dari Departemen

Pemotongan dengan biaya Rp 3.540,- per unit. Biaya yang ditambahkan di Departemen

Perakitan antara lain: Bahan sebesar Rp 41.650.000, Upah Langsung sebesar

Rp101.700.000,- dan Overhead pabrik Rp 56.500.000,-. Tidak ada persediaan awal. Dari

60.000 unit yang diterima, 50.000 unit ditransfer ke departemen berikutnya, 9.000 unit dalam

proses dengan tingkat penyelesaian 2/3 biaya konversi. Unit yang hilang dengan tingkat

penyelesaian 50% untuk bahan dan biaya konversi. Seluruh unit yang hilang dianggap tidak

normal dan dibebankan ke Overhead pabrik.

• Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Perakitan!

Soal 7 (penambahan bahan)

PT. Mandom memproduksi cologne melalui proses di tiga departemen. Di Departemen

ketiga (Finishing), ditambahkan bahan-bahan yang menghasilkan penggandaan jumlah

produk. Data berikut berkaitan dengan kegiatan departemen tersebut di bulan Maret 2006:

Unit (kg) yang diterima dari departemen kedua (Mixing) 20.000

Unit (kg) yang ditransfer ke gudang barang jadi 32.000

Unit dalam proses ( 100% bahan, 50% Upah dan Overhead pabrik) 8.000

Biaya yang dibebankan dari Departemen Mixing 30.000.000,-

Biaya yang ditambahkan di Departemen Finishing:

Bahan baku 8.800.000,-

Upah Langsung 9.000.000,-

Overhead Pabrik 7.200.000,- 25.000.000,-

Tidak ada persediaan awal dalam proses

• Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Finishing untuk bulan Maret!

Page 57: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

53

Soal 8 (penambahan bahan)

PT. Sari Ayu MT memproduksi “hand cream” melalui proses di tiga departemen. Bahan

ditambahkan pada awal proses di Departemen kedua (Mixing). Data berikut berkaitan dengan

kegiatan departemen tersebut di bulan Mei 2006:

Unit (kg) yang diterima dari departemen pertama 20.000

Unit yang ditambahkan di Departemen kedua (Mixing) 10.000

Unit yang ditransfer ke Departemen Finishing 24.000

Unit dalam proses (50% Upah dan Overhead pabrik) 6.000

Biaya yang dibebankan dari departemen pertama 60.000.000,-

Biaya bahan yang ditambahkan di departemen kedua 30.000.000,-

Biaya konversi yang ditambahkan di departemen kedua 54.000.000

• Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Mixing untuk bulan Mei 2006!

Soal 9 ( unit yang hilang)

PT. Dankos Laboratories memproduksi sejenis anti biotik melalui proses di tiga departemen.

Data kuantitas dan biaya berikut berkaitan dengan kegiatan di bulan Juli 2006

Departemen

Peracikan Pengujian Perampungan

Data Produksi: (dalam kg.)

Unit baru dalam proses 8.000 5.400 3.200

Ditransfer ke departemen berikutnya 5.400 3.200 -

Ditransfer ke gudang barang jadi 2.100

Unit dalam proses (1/3 biaya konversi) 2.400 1.800

(2/3 biaya konversi) 900

Biaya yang dibebankan di departemen

Bahan 20.670.000,- 7.980.000 14.400.000

Upah Langsung 11.160.000 5.016.000 11.20.000

Overhead Pabrik 5.580.000 2.280.000 5.040.000

Total 37.410.000 15.276.000 30.960.000

Page 58: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

54

Kehilangan unit dianggap normal dan diterapkan untuk semua produksi.

• Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk tiap Departemen!

Soal 10 (kerusakan di akhir proses)

Kalkulasi biaya proses dilakukan di departemen I PT. Intan Nusantara. Bahan ditambahkan

pada awal proses sedangkan pemeriksaan (supervisi) dilakukan di akhir proses. Kerusakan

diharapkan berkisar 5% dari unit yang baik.. Kerusakan normal dibebankan ke perkiraan

beban periode berjalan.

Catatan Departemen I untuk bulan Juli 2006 memperlihatkan:

Unit baru dalam proses 10.000

Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 8.000

Unit dalam proses ( 100% bahan, 25% Upah dan Overhead pabrik) 1.200

Biaya bahan 50.000.000,-

Biaya konversi 45.500.000,-

• Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen I dalam bulan Juli 2006!

Soal 11 ( unit yang hilang bersifat normal)

PT. Cemara Tujuh menggunakan kalkulasi biaya proses pada dua depertemen produksinya.

Informasi berikut berkaitan dengan kegiatan Departemen II di bulan Mei 2006:

- Kerusakan normal sebanyak 5% dari produk yang baik.

- Pemeriksaan dan identifikasi kerusakan dilakukan pada tahap penyelesaian 90% dan

bahan ditambahkan sesudah pemeriksaan.

- Departemen II telah menerima 14.000 unit dari departemen sebelumnya dengan biaya Rp

140.000.000,-.

- Biaya-biaya di Departemen II meliputi 12.000.000,- untuk bahan dan Rp 89.250.000,-

untuk biaya konversi.

- Sejumlah 8.000 unit telah diselesaikan dan ditransfer ke barang jadi dan pada akhir bulan

terdapat brang dalam proses 5.000 unit dengan tingkat penyelesaian 60% untuk biaya

konversi.

• Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen II!

Page 59: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

55

Soal 12 ( unit yang hilang bersifat normal)

PT. Berlian Utama menggunakan kalkulasi biaya proses pada dua depertemen produksinya.

Pada Departemen II, pemeriksaan dilakukan pada tahap penyelesaian 96%, sesudah itu bahan

ditambahkan pada unit-unit yang baik. Tingkat kerusakan sebesar 3% dari produk yang baik

masih dianggap normal. Catatan di Departemen II bulan April 2006 menunjukkan:

Diterima dari Departemen I 30.000 unit

Biaya yang dibebankan 135.000.000,-

Bahan 12.500.000,-

Biaya konversi 139.340.000,-

Ditransfer ke Barang jadi 25.000 unit

Barang dalam proses akhir bulan ( selesai 50%) 4.200 unit

• Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen II!

3.3 Rangkuman

Pembebanan biaya ke dalam produk dikenal sebagai akumulasi biaya produk, yang

merupakan sistem perhitungan harga pokok produksi. Terdapat dua metode yang digunakan

dalam akumulasi biaya produksi, yaitu job order costing dan process costing. Pada job order

costing, biaya produk dialokasikan ke unit-unit produk pesanan, dan dicatat melalui kartu

biaya produksi pesanan. Sedangkan pada process costing, biaya produk selama satu periode,

dialokasikan ke dalam setiap unit produk dengan cara dibagi kuantum produk yang

dihasilkan selama periode tersebut. Perhitungan biaya produksi tersebut diikhtisarkan dalam

Laporan Biaya Produksi.

Page 60: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

56

4. KEGIATAN BELAJAR (KB) 3

KALKULASI BIAYA PROSES

METODE BIAYA RATA-RATA DAN METODE FIFO

4.1 Uraian dan Contoh

Pendekatan lain dalam akumulasi biaya produksi ke dalam harga pokok produksi massa

adalah dengan metode Biaya Rata-rata dan metode First In First Out (FIFO). Dengan metode

biaya rata-rata maka nilai Barang Dalam Proses pada awal periode akan dibebankan pada

periode berjalan. Selain itu, bersama dengan biaya produksi periode yang bersangkutan,

dihitung biaya rata-rata per unit produk. Sedangkan dengan metode FIFO, Barang Dalam

Proses pada awal periode dihitung harga per unitnya. Selain itu unit baru dan biaya tambahan

baru akan dihitung nilainya. Berikut ini disajikan contoh penghitungan harga pokok produksi

massa dengan kedua metode tersebut.

PT. Toyota Astra Motor memproduksi kendaraan melalui tiga tahap yaitu perakitan,

pengujian dan perampungan. Data berikut menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja

masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.

Page 61: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

57

Departemen Perakitan Pengujian Perampungan

Barang Dalam Proses, awal Mei 2006 ½ Upah/FOH 1/3Upah/FOH ¼ Upah/FOH Unit 4.000 3.000 4.000 Biaya yang diserap: (dalam jutaan rupiah) Dari departemen sebelumnya -- 5.400 14.400 Departemen yang bersangkutan. : - Bahan

2.000 -- --

- Upah Langsung 1.240 910 900 - Biaya tak langsung 1.200 80 550

Departemen Perakitan Pengujian Perampungan Biaya bulan Mei 2006 : - Bahan 19.840 -- -- - Upah Langsung 24.180 34.050 33.140 - Biaya tak langsung 22.580 30.018 19.430 Kuantitas ( dalam unit ) - Barang Dalam Proses, awal Mei 4.000 3.000 4.000 - Transfer dari departemen sebelumnya 40.000 38.000 36.000 - Transfer ke departemen selanjutnya 38.000 36.000 36.000 - Unit selesai yang ditahan 1.000 -- -- Unit dalam proses, akhir Mei 2006 3.000 4.000 3.000 Penyerapan biaya dalam WIP akhir 2/3 Upah/

Overhead 1/2 Upah/ Overhead

1/3 Upah/ Overhead

Unit hilang 2.000 1.000 1.000

Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi dengan metode biaya rata-rata dan

FIFO untuk setiap departemen.

Page 62: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

58

Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Perakitan.

PT Toyota Astra Motor Departemen Perakitan

Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( ½ Upah/ FOH) 4.000 Unit baru dalam proses 40.000 44.000 Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 38.000 Unit selesai, masih ditahan 1.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 2/3 upah /FOH) 3.000 Unit hilang Dalam Proses 2.000 44.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit

WIP, awal : Bahan 2.000 Upah 1.240 Overhead Pabrik 1.200 Tambahan Biaya : Bahan 19.840 0,52 Upah langsung 24.180 0,62 Overhead pabrik 22.580 0,58 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 71.040 1,72

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (38.000 x 1,72 jt) 65.360 Unit selesai – ditahan : 1.000 x 1,72 jt 1.720 Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Bahan : 3.000 x 0,52 jt,- 1.560 Upah : 3.000 x 2/3 x 0,62 jt,- 1.240 Ovh. Pabrik : 3.000 x 2/3 x 0,58 jt,- 1.160 5.680 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 71.040 Perhitungan tambahan:

Produksi Ekuivalen: Bahan = 38.000 + 1.000 + 3.000 = 42.000 unit Upah dan FOH =38.00 + 1.000 + (2/3 x 3.000) = 41.000 Biaya per unit Bahan = (2.000 + 19.840) jt/ 42.000 = 0,52 jt / unit

Upah = ( 1.240 + 24.180 ) jt / 41.000 = 0,62 jt / unit FOH = (1.200 + 22.580) jt / 41.000 = 0,58 jt /unit

Page 63: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

59

Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Pengujian.

PT Toyota Astra Motor Departemen Pengujian

Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( 1/3 Upah/ FOH) 3.000 Unit yang diterima dari dept Perakitan 38.000 41.000 Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 36.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/2 upah /FOH) 4.000 Unit hilang Dalam Proses 1.000 41.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit

Biaya dari departemen Perakitan Barang Dalam proses ( 3.000 unit ) Transfer bulan ini ( 38.000 unit) Jumlah 41.000 unit

5.400

65.360 70.760

1,800 1,720

Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang 70.760 / ( 41.000 – 1.000 unit hilang)

1,769

Biaya tambahan departemen ini WIP, awal : Upah

910

Overhead Pabrik 800 Tambahan Biaya : Upah Langsung 34.050 0,920 Overhead Pabrik 30.018 0,811 Jumlah biaya tambahan 65.778 1,731 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 136.538 3,500

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (36.000 x 3,5 jt) 126.000 Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya departemen Perakitan – disesuaikan ( 4.000 x 1,769 jt,-)

7.076

Upah : 4.000 x ½ x 0,920jt,- 1.840 Ovh. Pabrik : 4.000 x ½ x 0,811 jt,- 1.622 10.538 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 136.538 Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH =36.000 + 4.000/2 = 38.000 unit Biaya per unit Dari departemen Perakitan = 70.760 / 40.000 = 1,726 jt / unit

Upah = (910 + 34.050) jt / 38.000 = 0,920 jt / unit FOH = (800 + 30.018) jt / 38.000 = 0,811 jt /unit

Page 64: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

60

Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Perampungan

PT Toyota Astra MOtor Departemen Perampungan

Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( ¼ Upah/ FOH) 4.000 Unit yang diterima dari dept Pengujian 36.000 40.000 Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 36.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 upah /FOH) 3.000 Unit hilang Dalam Proses 1.000 40.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit

Biaya dari departemen Pengujian Barang Dalam proses ( 4.000 unit ) Transfer bulan ini ( 36.000 unit) Jumlah 40.000 unit

14.400

126.000 140.400

3,60 3,50

Penyesuaian dari departemen Pengujian atas unit hilang 140.400 / ( 40.000 – 1.000 unit hilang)

3,60

Biaya tambahan departemen ini WIP, awal : Upah

900

Overhead Pabrik 550 Tambahan Biaya : Upah Langsung 33.140 0,92 Overhead Pabrik 19.430 0,54 Jumlah biaya tambahan 54.020 1,46 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 194.420 5,06

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (36.000 x 5,06jt) 182.160 Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya departemen Pengujian – disesuaikan ( 3.000 x 3,60 jt) 10.800 Upah : 3.000 x 1/3 x 0,92 jt,- 920 Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,54 jt,- 540 12.260 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 194.420 Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH =36.000 + 3.000/3 = 37.000 unit Biaya per unit Dari departemen Pengujian = 140.400 / 40.000 = 3,51 jt / unit

Upah = (900 + 33.140) jt / 37.000 = 0,92 jt / unit FOH = (550 + 19.430) jt / 37.000 = 0,54jt /unit

Page 65: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

61

Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Perakitan

PT Toyota Astra Motor Departemen Perakitan

Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( ½ Upah/ FOH) 4.000 Unit baru dalam proses 40.000 44.000 Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 38.000 Unit selesai, masih ditahan 1.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 2/3 upah /FOH) 3.000 Unit hilang Dalam Proses 2.000 44.000 Biaya yang dibebankan ke dept ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit Barang Dalam Proses (WIP) , awal 4.440 Tambahan Biaya : Bahan 19.840 0,522 Upah langsung 24.180 0,620 Overhead pabrik 22.580 0,579 Jumlah biaya tambahan 66.600 1,721 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 71.040

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya : 1). Dari persediaan awal Nilai persediaan : 4.440 Biaya Upah : 4.000 x ½ x 0,620 : 1.240 Biaya FOH : 4.000 x ½ x 0,579 : 1.158 6.838 2). Dari produksi periode berjalan = 71.040jt - ( 6.838 + 5.685 ) jt

58.517

65.355

Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Bahan : 3.000 x 0,522 jt,- 1.566 Upah : 3.000 x 2/3 x 0,620 jt,- 1.240 Ovh. Pabrik : 3.000 x 2/3 x 0,579 jt,- 1.158 Unit selesai- masih ditahan 1.000 x 1,721 jt 1.721 5.685 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 71.040 Perhitungan tambahan: (dalam unit) Produksi Ekuivalen: Bahan Upah/FOH Ditransfer ke departemen Pengujian 38.000 38.000 (-) Persediaan awal ( semua unit) (4.000) (4.000) Dimulai dan diselesaikan bulan ini 34.000 34.000 (+) Persediaan awal ( dikerjakan bulan ini ) 0 2.000 (+) Persediaan akhir : yang diselesaikan – ditahan 1.000 1.000 yang masih dalam proses 3.000 2.000 38.000 39.000 Biaya per unit: Bahan : 19.840 jt,- / 38.000 = 0,522 jt,- Upah langsung : 24.180 jt,- / 39.000 = 0,620 jt,- Overhead pabrik : 22.580 jt,- / 39.000 = 0,579 jt,-

Page 66: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

62

Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Pengujian

PT Toyota Astra Motor Departemen Pengujian

Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( 1/3 Upah/ FOH) 3.000 Unit yang diterima dari departemen Perakitan 38.000 41.000 Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 36.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, ½ upah /FOH) 4.000 Unit hilang Dalam Proses 1.000 41.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit Barang Dalam Proses (WIP) , awal 7.110 Biaya dari departemen Perakitan 65.355 1,721 Biaya departemen Perakitan yang disesuaikan 65.355 / ( 38.000 - 1.000 unit hilang)

1,766

Tambahan Biaya: Upah langsung 34.050 0,920 Overhead pabrik 30.018 0,811 Jumlah biaya tambahan 64.068 1,731 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 136.533 3,497

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya : 1).Dari persediaan awal Nilai persediaan : 7.110 jt Tambahan biaya: Biaya Upah : 3.000 x 2/3 x 0,920 jt 1.840 jt Biaya FOH : 3.000 x 2/3 x 0,811 jt : 1.622 jt 10.572 2). Dari produksi periode berjalan , unit yang dimulai dan diselesaikan = 136.533 jt – ( 10.572 + 10.526) jt

115.435

126.007

Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Perakitan – disesuaikan 4.000 x 1,766 jt 7.064 Upah : 4.000 x ½ x 0,920 jt,- 1.840 Ovh. Pabrik : 4.000 x ½ x 0,579 jt,- 1.622 10.526 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 136.533 Perhitungan tambahan:

(dalam unit) Produksi Ekuivalen: Bahan Upah/FOH Ditransfer ke gudang Departemen Perampungan 36.000 (-) Persediaan awal ( semua unit) (3.000) Dimulai dan diselesaikan bulan ini 33.000 (+) Persediaan awal ( dikerjakan bulan ini) 2.000 (+) Persediaan akhir : yang dikerjakan bulan ini) 2.000 37.000 Biaya per unit: Upah langsung : 34.050 jt,- / 37.000 = 0,920 jt,- Overhead pabrik : 30.018 jt,- / 37.000 = 0,811 jt,-

Page 67: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

63

Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Perampungan

PT Toyota Astra Departemen Perampungan

Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( ¼ Upah/ FOH) 4.000 Unit yang diterima dari departemen Pengujian 36.000 40.000 Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi 36.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH) 3.000 Unit hilang Dalam Proses 1.000 4.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit Barang Dalam Proses (WIP) , awal 15.850 Biaya dari departemen Pengujian 126.007 3,500 Biaya departemen Perakitan yang disesuaikan 126.007 / ( 36.000 - 1.000 unit hilang)

3,600

Tambahan Biaya: Upah langsung 33.140 0,921 Overhead pabrik 19.430 0,540 Jumlah biaya tambahan 52.570 1,461 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 194.427 5,061

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya : 1).Dari persediaan awal Nilai persediaan : 15.850 jt Tambahan biaya: Biaya Upah : 4.000 x ¾ x 0,921 jt 2.763 jt Biaya FOH : 4.000 x ¾ x 0,540 jt : 1.620 jt 20.233 2). Dari produksi periode berjalan , unit yang dimulai dan diselesaikan = 194.427 jt – ( 20.233 + 12.261) jt

161.933

182.166

Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006:

Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Pengujian – disesuaikan 3.000 x 3,600 jt

10.800

Upah : 3.000 x 1/3 x 0,921 jt,- 921 Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,540 jt,- 540 12.261 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 194.427 Perhitungan tambahan: (dalam unit) Produksi Ekuivalen: Bahan Upah/FOH Ditransfer ke gudang Barang Jadi 36.000 (-) Persediaan awal ( semua unit) (4.000) Dimulai dan diselesaikan bulan ini 32.000 (+) Persediaan awal ( dikerjakan bulan ini) 3.000 (+) Persediaan akhir : yang dikerjakan bulan ini) 1.000 36.000 Biaya per unit: Upah langsung : 33.140 jt,- / 36.000 = 0,921 jt,- Overhead pabrik : 19.430 jt,- / 36.000 = 0,540 jt,-

Page 68: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

64

4.2 Latihan 3

Soal 1. ( metode rata-rata)

Pada waktu melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran kalkulasi biaya persediaan barang

dalam proses dan barang jadi yang terdapat dalam pembukuan PT. Cemani, auditor DJBC

menemukan data sebagai berikut:

Barang jadi, 200.000 unit Rp 1.009.800.000,-

Barang dalam proses, 300.000 unit

(50% biaya upah dan over-head pabrik)

Rp 660.980.000,-

Perusahaan tersebut menggunakan kalkulasi biaya metode rata-rata. Bahan dimasukkan ke

dalam produksi pada awal proses dan Overhead pabrik diterapkan pada tarif 60% dari biaya

upah langsung. Catatan nilai persediaan PT. Cemani pada awal 2006 menunjukkan tidak

terdapat barang jadi. Berikut ini tambahan informasi untuk tahun 2006.

Biaya (ribuan rupiah)

Unit Bahan Upah

Barang dalam proses, 1 Januari 2006 ( 80% upah dan overhead pabrik)

200.000 200.000,- 315.000,-

Unit baru dalam proses:

Biaya Bahan

Upah Langsung

1.000.000

1.300.000,-

1.995.000,-

Unit selesai 900.000

• Sajikanlah Laporan Biaya Produksi PT. Cemani untuk tahun 2006

Soal 2. (metode rata-rata)

Berikut ini informasi yang berkaitan dengan Departemen B PT. Angkasa:

Unit dalam proses persediaan awal 5.000

Unit yang diterima dari departemen A 35.000

Unit yang diselesaikan 37.000

Unit dalam proses persediaan akhir 3.000

Page 69: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

65

Biaya (dalam rupiah)

Diterima Bahan Konversi Total

Persediaan awal 2.900.000 -- 3.400.000 6.300.000

Unit yang diterima 17.500.000 25.500.000 15.000.000 58.000.000

20.400.000 25.500.000 18.400.000 64.300.000

Tingkat penyelesaian WIP awal 20% biaya konversi dan persediaan akhir 40% biaya

konversi. Semua bahan ditambahkan pada akhir proses. Perusahaan menggunakan kalkulasi

dengan metode rata-rata.

• Sajikanlah Laporan Biaya Produksi Departemen B!

Soal 3. (metode rata-rata)

PT. Indah Kiat menggunakan metode kalkulasi biaya rata-rata untuk menghitung biaya

produksinya. Perusahaan memproduksi barangnya melalui tiga depeartemen, yaitu

Pencetakan, Perakitan, dan Perampungan. Berikut ini informasi tentang kegiatan produksi

Departemen Perakitan:

Barang dalam proses 1 Juni 2006 : 2.000 unit, terdiri dari:

Jumlah Penyelesaian

Diterima dari Departemen Pencetakan 32.000.000,-

Biaya tambahan di Departemen Perakitan:

Bahan Langsung 20.000.000,- 100%

Upah Langsung 7.200.000,- 60%

Overhead Pabrik 5.500.000,- 50%

Selama bulan Juni 2006, berlangsung kegiatan sebagai berikut:

a Sebanyak 10.000 unit diterima dari Departemen Pencetakan, dengan nilai

Rp 160.000.000,-.

b Biaya sebesar Rp 150.000.000,- di Departemen Perakitan, terdiri dari:

Bahan Langsung Rp 96.000.000,-; Upah langsung Rp 36.000.000,-; dan

Overhead pabrik sebesar 18.000.000,-.

c Sebanyak 8.000 unit telah diselesaikan dan ditransfer ke Departemen

Page 70: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

66

Perampungan.

Pada tanggal 30 Juni terdapat 4.000 unit masih dalam proses dengan tingkat penyelesaian:

Bahan Langsung 90%, Upah langsung 70% dan Overhead pabrik 35%.

• Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen Perakitan untuk bulan Juni 2006!

Soal 4 (metode rata-rata)

PT. Anggada menggunakan metode kalkulasi biaya rata-rata untuk menghitung biaya

produksinya. Semua kerusakan yang terjadi di Departemen II adalah normal dan dapat

diterapkan di semua departemen produksi. Berikut ini informasi yang berkaitan dengan

Departemen II selama bulan Agustus 2007:

Persd. Awal Realisasi Biaya

Biaya yang ditransfer dari departemen I 12.000.000,- 89.200.000,-

Biaya konversi 6.000.000,- 60.400.000,-

Persediaan awal di Departemen II (2/3 biaya konversi) adalah 1.200 unit dan sebanyak 8.000

unit ditransfer dari Departemen I. Persediaan akhir adalah 1.000 unit (50% biaya konversi)

dan sebanyak 7.800 unit ditransfer ke Departemen III.

• Sajikanlah Laporan Biaya Produksi Departemen II untuk bulan Agustus 2007!

Soal 5 (metode rata-rata)

Sebuah produk diolah di sebuah departemen produksi pada PT. Cahaya Logam. Bahan di

tambahkan pada awal proses. Penyusutan sebanyak 10% s/d 14% semua terjadi di awal

proses dan dianggap normal, sedangkan biaya konversi terus menerus ditambahkan

sepanjang proses. Informasi berikut ini berkaitan dengan kegiatan produksi selama bulan

Agustus 2007:

Barang dalam proses, awal Agustus 2007 : 4.000 kg ( 75% selesai):

Bahan baku 22.800.000,-

Upah langsung 24.650.000,-

Overhead Pabrik 21.860.000,-

Biaya tambahan bulan Agustus 2007

Bahan baku (arus FIFO):

Persediaan, 1 Agustus 2007, 2.000 kg 10.000.000,-

Page 71: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

67

Pembelian 10 Agustus 2007, 10.000 kg 51.000.000,-

Pembelian 19 Agustus 2007, 10.000 kg 51.500.000,-

Pengeluaran untuk produksi bulan Agustus, 16.000 kg

Upah langsung 103.350.000,-

Overhead Pabrik 93.340.000,-

Ditransfer ke luar 15.000 kg

Barang dalam proses akhir Agustus 3.000 kg (33,33% selesai)

• Sajikanlah Laporan Biaya Produksi untuk bulan Agustus 2007!

Soal 6

PT. Agni memproduksi bahan peledak melalui tiga departemen. Pada awal Agustus 2007

persediaan Barang Dalam Proses di Departemen II adalah sebagai berikut:

Biaya dari Departemen I Rp 13.130.000,-

Bahan baku Departemen II 0

Upah langsung Departemen II 500.000,-

Biaya Overhad pabrik Departemen II 50.000,-

Unit dalam proses 5.000 unit

Biaya di Departemen II selama bulan Agustus 2007:

Upah langsung 14.200.000,-

Biaya Overhad pabrik 3.450.000,-

Transaksi selama bulan Agustus 2007 sebagai berikut:

- Diterima 75.000 unit dari departemen I, dengan biaya per unit Rp2.641,- per unit.

- Pada Departemen II diselesaikan 80.000 unit, sebanyak 60.000 unit dipindahkan ke

Departemen III, dan 8.000 unit masih ditahan. Sebanyak 4.000 unit masih dalam

proses, dengan menyerap biaya konversi 50%, selebihnya hilang dalam proses.

- Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen II untuk bulan Agustus 2007, dengan

menggunakan metode rata-rata.

Page 72: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

68

Soal 7. (metode FIFO)

PT. Inovasi Motor menggeluti pembuatan motor listrik bertipe standar. Biaya pabrikasi untuk

bulan Mei 2007 berjumlah Rp 66.000.000,-. Berikut ini data persediaan PT. Inovasi Motor

pada awal bulan Mei:

Motor yang sedang diproduksi 2.500 unit ( 80% selesai ) 32.000.000,-

Motor yang dimiliki dalam bentuk barang jadi ( 1.200 unit) 19.200.000,-

Selama bulan ini, sebanyak 5.500 unit motor selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi.

Pada akhir bulan Mei, data persediaan sebagai berikut:

Motor yang sedang diproduksi ( 50% selesai ) 1.000 unit

Motor yang dimiliki dalam bentuk barang jadi 1.400 unit

Perusahaan menggunakan metode kalkulasi biaya FIFO untuk produksi dan penjualan

barang. Dalam menetapkan nilai barang jadi, biaya per unit untuk motor yang sudah selesai

diselesaikan dari persediaan awal, dipisahkan dari biaya per unit untuk motor yang dimulai

dan diselesaikan selama bulan tersebut.

Sajikan Laporan Biaya Produksi dan Harga Pokok Penjualan untuk bulan Mei 2007!

Soal 8. (metode FIFO)

PT. Dunia Plastic memproduksi kemasan anti pecah untuk kosmetik melalui tiga departemen

yaitu Pencampuran, Pencetakan, dan Penyelesaian. Data pada Departemen Pencetakan

disajikan sebagai berikut:

Persediaan WIP: 1 Juli 2007 ( 50% Bahan, Biaya konversi) 1.000 buah

31 Juli 2007(75 % Bahan, Biaya konversi) 2.800 buah

Juli 2007, transfer ke Departemen Penyelesaian 20.000 buah

Unit hilang dalam proses 800 buah

Perusahaan menggunakan metode kalkulasi biaya FIFO. Data biaya yang tersedia sebagai

berikut:

Persediaan WIP: 1 Juli 2007 6.000.000,-

Biaya bulan Juli 2007: Dari Departemen Pencampuran 97.632.000,-

Bahan baku 16.200.000,-

Upah Langsung 26.568.000,-

Overhead pabrik 19.872.000,-

• Sajikan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Perakitan!

Page 73: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

69

Soal 9. (metode FIFO)

PT. Cemara menggunakan kalkulasi biaya proses dengan metode FIFO. Semua kerusakan

yang terjadi di Departemen II selama bulan Juni adalah normal dan dianggap berasal dari

depertemen sebelumnya. Data biaya Departemen II untuk bulan Juni 2007 adalah sebagai

berikut:

Persediaan awal

Tambahan Biaya

Biaya yang ditransfer dari Dept I 19.200.000,- 91.200.000,-

Biaya konversi 6.000.000,- 60.000.000,-

Persediaan awal WIP, ( 2/3 biaya konversi ) 1.200 unit

Persediaan akhir WIP, ( ½ biaya konversi ) 1.000 unit

Transfer dari Departemen I 8.000 unit

Ditransfer ke Departemen III 7.800 unit

Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen II untuk bulan Juni 2007!

Soal 10. ( metode FIFO)

PT. Jamu Sido Muncul memproduksi Jamu Sehat Lelaki dengan proses produksi melalui

departemen yaitu Peramuan, Penggandaan, dan Pengepakan. Kalkulasi biaya rata-rata

digunakan pada dua departemen pertama, sedangkan untuk departemen Pengepakan dipakai

kalkulasi biaya FIFO. Berikut ini data pada bulan September 2007:

Departemen Peramuan Penggandaan Pengepakan Data produksi: (dalam kg) Unit awal dalam proses 1.000 500 500

(1/2 bahan/ biaya konvrs)

Unit baru dalam proses 15.000 Unit diterima dari departemen sebelumnya

- 12.500 11.500

Unit ditransfer ke departemen berikutnya

12.500 11.500

Unit ditransfer ke barang jadi 10.400 Unit hilang 500 - 1.000

Page 74: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

70

Unit dalam proses ( akhir bulan ) 3.000 100% bahan

½ biaya konv

1.500 2/3 biaya konv

600 1/6 biaya konv

Data Biaya: WIP : Biaya dari departemen sebelumnya -- 650.000,- 1.500.000,- Bahan baku 980.000,- -- 30.000,- Upah Langsung 230.000,- 175.000,- 65.000,- Overhead Pabrik 400.000,- 100.000,- 50.000,- Biaya tambahan bulan September 2007: Bahan baku 15.020.000.- -- 615.000,- Upah Langsung 5.570.000,- 6.700.000,- 1.435.00,- Overhead Pabrik 8.300.000,- 4.275.000,- 1.230.000,- Sajikanlah Laporan Biaya Produksi, tanpa skedul kuantitas!

4.3 Rangkuman

Terdapat dua pendekatan dalam akumulasi biaya produksi massa (process costing)

yaitu Metode Biaya Rata-rata dan Metode First in First Out (FIFO). Pada metode biaya rata-

rata, nilai barang dalam proses awal periode dibebankan pada periode berjalan dan bersama

biaya yang terjadi pada periode tersebut, dihitung rata-rata biaya per unit produk. Pada

metode FIFO, barang dalam proses awal periode dihitung biaya per unitnya, sedangkan unit

baru serta biaya tambahan untuk unit baru tersebut akan dihitung biaya produk per unit

secara terpisah. Keduanya dijumlahkan sebagai nilai yang akan dilimpahkan ke departemen

selanjutnya atau ke gudang barang jadi.

Page 75: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

71

5. KEGIATAN BELAJAR (KB) 4

SISTEM BIAYA STANDAR

5.1 Uraian dan Contoh dan Non Contoh

Anton, manajer produksi PT. Dunia Garment memperhatikan Laporan Biaya

Produksi pada bulan April 2009. Ia tidak mengerti mengapa biaya produksi selama tiga bulan

sebelumnya terus meningkat padahal jumlah produksi relatif sama. Sampai bulan keempat,

ia belum tahu faktor apa yang menyebabkan kejadian tersebut dan bagaimana ia harus

mengatasinya. Anton mengetahui bahwa biaya bahan baku, upah langsung, dan overhead

pabrik telah terjadi peningkatan, namun ia belum menemukan penyebabnya. Kondisi tersebut

telah menyebabkan Anton tidak tahu dari mana ia akan mengendalikannya.

Apabila kita amati kejadian di atas, maka kekurangan Anton adalah dia tidak

mempunyai tolok ukur untuk biaya produksi. Tolok ukur sebagai alat pengendali yang ia

perlukan adalah biaya standar. Dengan biaya standar, Anton dapat mengukur jumlah biaya

produksi yang seharusnya. Apabila terjadi perbedaan dengan biaya produksi sesungguhnya,

Anton dapat menguraikan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya (misalnya harga bahan,

pemakaian bahan, tarif upah, jam kerja atau kapasitas). Dengan demikian, ia dapat segera

melakukan langkah atau tindakan pengendalian terhadap penyebab tersebut.

Selain untuk memperoleh perhitungan harga pokok produksi yang akurat dan benar,

tujuan akuntansi biaya adalah untuk pengendalian terhadap biaya produksi. Dalam

pembicaraan job order costing, sudah dibicarakan adanya biaya overhead pabrik yang

diterapkan (applied overhead), yaitu jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan ke

dalam harga pokok produksi, selain biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Cara ini

merupakan usaha manajemen mengestimasikan jumlah yang ideal (efisien) untuk

pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam biaya produksi. Timbulnya selisih antara biaya

yang dibebankan dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya (Pengendali Overhead Pabrik)

dijadikan sebagai dasar analisis kinerja manajemen.

Page 76: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

72

Sistem biaya standar menerapkan konsep tersebut di atas secara lebih luas, dimana

jumlah biaya (beban) untuk tiap unit produksi (yang meliputi bahan, upah langsung, maupun

overhead pabrik) ditetapkan terlebih dulu. Penyimpangan (variance) yang timbul antara

biaya yang telah distandarkan dengan biaya sesungguhnya akan dianalisis secara lebih terinci

dengan penyebabnya. Manajemen akan melakukan tindakan pencegahan atau pengendalian

terhadap berbagai penyebab terjadinya penyimpangan yang bersifat negatif. Berikut ini

beberapa aspek yang dapat menyebabkan penyimpangan pada setiap unsur biaya produksi.

• Biaya Bahan, penyimpangan yang timbul antara lain karena:

- Perbedaan harga bahan antara yang ditetapkan dengan harga bahan sesungguhnya;

- Perbedaan antara kuantitas pemakaian bahan yang ditetapkan dengan kuantitas

pemakaian sesungguhnya;

- Perbedaan harga pemakaian bahan, yaitu antara harga yang ditetapkan dengan harga

sesungguhnya, atas penggunaan bahan sesungguhnya.

• Biaya Upah Langsung, penyimpangan yang timbul antara lain karena:

- Perbedaan tarif upah yang ditetapkan dengan tarif upah sesungguhnya;

- Perbedaan jam kerja yang ditetapkan dengan jam kerja sesungguhnya.

• Biaya Overhead Pabrik, penyimpangan yang timbul antara lain karena :

- Perbedaan antara jam kerja mesin yang ditetapkan dengan jam kerja mesin

sesungguhnya (varians efisiensi);

- Perbedaan antara kapasitas normal mesin dengan jam kerja mesin sesungguhnya

(varians kapasitas);

- Perbedaan antara tarif standar overhead pabrik dengan tarif sesungguhnya, atas

kegiatan aktual.

A. Analisis Penyimpangan Biaya Standar

Pengendalian manajemen melalui penetapan biaya standar memerlukan suatu analisis

lebih lanjut. Analisis lebih lanjut perlu dilakukan karena adanya kemungkinan penyimpangan

diakibatkan oleh perbedaan antara biaya yang dibebankan dengan biaya yang benar-benar

terjadi cukup material. Perbedaan tersebut akan diidentifikasi dan dianalisis sebagai varians

biaya standar. Penyimpangan dikatakan menguntungkan apabila biaya standar lebih besar

Page 77: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

73

daripada aktualnya, dan dikatakan tidak menguntungkan apabila terjadi sebaliknya.

Pengendalian manajemen dikatakan berhasil apabila penyimpangan tersebut dapat diketahui

sedini mungkin. Lebih jauh, analisis yang dilakukan bukan hanya berorientasi pada angka

varians, tetapi manajemen juga harus mampu menentukan sebab-sebab terjadinya

penyimpangan tersebut.

Penyimpangan pada harga bahan dilakukan dengan mengukur naik turunnya harga

bahan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Kemudian, standar kuantitas bahan dapat

dikembangkan dari spesifikasi bahan yang analisis secara cermat atas barang yang akan

dihasilkan, dan kemudian dikaitkan dengan pemakaian bahan. Penyimpangan harga bahan

ini, dilihat dari aspek pengendalian dapat menunjukkan kinerja Bagian Pembelian.

Berkaitan dengan Upah Langsung, terdapat dua standar yang biasa digunakan yaitu

Standar Tarif upah dan Standar Efisiensi. Standar Tarif Upah dapat ditentukan melalui

kesepakatan antara pegawai dengan Bagian Personalia atau peraturan yang berlaku,

sedangkan Standar Efisiensi dapat dikembangkan melalui suatu kajian yang dikenal dengan

time and motion study.

Berkaitan Overhead Pabrik, dasar penggunaan tarif standar mirip dengan tarif yang

diterapkan lebih dulu (applied overhead) atau dapat juga melalui penyusunan anggaran di

Departemen Produksi. Guna menentukan biaya standar, jumlah biaya overhead pabrik yang

dianggarkan dalam suatu departemen akan dibagi dengan dasar alokasi. Dasar alokasi yang

dipakai antara lain adalah jam kerja langsung, jam pemakaian mesin, biaya bahan, atau

jumlah unit produk.

Berikut ini ilustrasi penggunaan sistem biaya standar yang diaplikasikan pada PT

Rajawali. Selama bulan Agustus 2008, departemen produksi menyajikan informasi sebagai

berikut:

• Bahan Baku:

- setiap unit produk memerlukan 6,5 kg bahan A dengan harga standar Rp. 25.000,- per

kg.

- selama bulan ini telah dilakukan pembelian bahan A sejumlah 5.000 kg dengan harga

Rp. 24.700,- per kg.

Page 78: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

74

• Upah Langsung:

- jam kerja standar yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang A adalah 6

jam dengan tarif per jam Rp. 9.000,-.

• Overhead Pabrik:

- berdasarkan anggaran fleksibel departemen ini, pada kapasitas normal 4.000 jam

diketahui:

- tarif Overhead pabrik – variabel Rp. 1.200,- per jam kerja langsung

- tarif Overhead pabrik – tetap Rp. 800,- per jam kerja langsung

- tarif overhead pabrik Rp. 2.000,- per jam kerja langsung

Data akhir bulan menunjukkan bahwa produksi selama bulan Agustus 2008 adalah 530 unit

barang, dengan pemakaian bahan baku A sebanyak 3.500 kg. Untuk memproduksi barang

tersebut telah dilakukan kegiatan selama 3.475 jam kerja dengan tarif upah Rp 9.500,.

Overhead sesungguhnya (aktual) sejumlah Rp.7.384.000,-, sedangkan jam kerja

sesungguhnya adalah 3.475 jam dan jam kerja standar tiap unit barang adalah 6,5 jam.

� Saudara diminta melakukan analisis varians biaya produksi tersebut.

Analisis Varians Biaya Produksi disajikan sebagai berikut:

A. Varians Biaya Bahan

1. Varian Harga Beli Bahan

Kuantitas pembelian (harga standar ─ harga sesungguhnya)

5.000 x Rp (25.000 ─ 24.700)

M = Menguntungkan ( favourable)

1.500.000,- M

2. Varians Harga Pemakaian

Kuantitas pemakaian (harga standar ─ harga sesunggunhnya)

3.500 x Rp (25.000 ─ 24.700) 1.050.000,- M

3. Varians Kuantitas Bahan

Harga standar x kuantitas (standar ─ pemakaian )

25.000,- x (3.445 ─ 3.500) (1.375.000,-) TM

TM = Tidak Menguntungkan (unfavourable )

B. Varians Biaya Upah Langsung

1. Varians Tarif Upah

Page 79: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

75

Jam Kerja aktual (tarif standar ─ tarif sesungguhnya)

3.475 x Rp (9.000 ─ 9.500) (1.737.500,-) TM

2. Varians Efisiensi Upah

Tarif Standar x (jam standar ─ jam aktual)

9.000,- x (3.180 ─ 3.475) (2.655.000,-) TM

Jumlah (4.392.500,-)

C. Varians Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead pabrik standar : 530 x 6,5 x 2.000,- 6.890.000,-

Total Biaya Overhead Pabrik Aktual (7.384.000,-)

Jumlah (494.000,-) TM

Selain menggunakan cara di atas, analisis varians biaya overhead pabrik dapat juga

dilakukan dengan beberapa model berikut ini:

Model 1: Analisis Dua Varians

a. Varians Terkendali:

Biaya Overhead Pabrik – Aktual

7.384.000,-

Produksi aktual – berdasar Biaya Standar :

OVH Variabel : 530 x 6,5 x 1.200,- = 4.134.000,-

OVH Tetap : 4.000 x 800 = 3.200.000,- 7.334.000,-

Varians ini menjadi tanggung jawab manajer departemen, sejauh mereka memegang kendali atas biaya diatas

( 50.000,-) TM

b. Varians Volume:

Tarif OVH tetap x (kapasitas normal – jam kerja standar )

800, x (4.000 – 3.445) ( 444.000,-) TM

Total Varians ( 494.000,-) TM

Varians ini menunjukkan adanya kapasitas yang tersedia tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Kondisi ini menjadi tanggung jawab manajer departemen produksi, sejauh hal tersebut diakibatkan oleh inefisiensi produksi, tetapi juga bisa menjadi tanggung jawab manajemen eksekutif apabila diakibatkan oleh perubahan permintaan penjualan yang sulit dikendalikan.

Page 80: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

76

Model 2: Analisis Tiga Varians – A

a. Varians Pengeluaran:

Biaya Overhead Pabrik – Aktual 7.384.000,-

Produksi Aktual – berdasar jam aktual:

OVH Variabel : 3.475 x 1.200,- = 4.170.000,-

OVH Tetap : 4.000 x 800 = 3.200.000,- 7.370.000,-

( 14.000,-) TM

b. Varians Kapasitas Menganggur:

Tarif OVH tetap x (kapasitas normal – jam kerja aktual )

800,- x (4.000 – 3.475) ( 420.000,-) TM

Varians ini mengukur kapasitas produksi yang ada belum dimanfaatkan sepenuhnya.

c. Varians Efisiensi:

Tarif OVH Pabrik x (jam kerja aktual – jam standar untuk

produksi aktual)

2.000,- x (3.475 – 3.445) ( 60.000,-) TM

Jumlah ( 494.000,-) TM

Analisis ini menunjukkan bahwa manajemen departemen produksi memanfaatkan tenaga kerja atau mesin cukup efisien.

Model 3: Analisis Tiga Varians – B

a. Varians Efisiensi Variabel:

Tarif OVH Variabel x (jam kerja aktual – jam standar

untuk produksi aktual)

1.200,- x (3.475 – 3.445) ( 36.000,-) TM

b. Varians Pengeluaran:

Biaya Overhead Pabrik – Aktual 7.384.000,-

Produksi Aktual – berdasar jam aktual:

OVH Variabel : 3.475 x 1.200,- = 4.170.000,-

OVH Tetap : 4.000 x 800 = 3.200.000,- 7.370.000,-

Page 81: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

77

( 14.000,-) TM

c. Varian Volume: ( 444.000,-) TM

Jumlah ( 494.000,-) TM

Model 4: Analisis Empat Varians

a. Varians Efisiensi Tetap:

800,- x (3.475 – 3.445) ( 24.000,-) TM

b. Varian Pengeluaran: ( 14.000,-) TM

c. Varians Kapasitas Menganggur: ( 420.000,-) TM

d. Varians Efisiensi Variabel: ( 36.000,-0 TM

Jumlah ( 494.000,-) TM

B. Akuntansi Biaya Standar

Pencatatan terhadap biaya standar menggunakan salah satu dari dua sistem yaitu

sistem Partial Plan atau sistem Single Plan. Bagan akuntansi kedua sistem tersebut disajikan

pada berikut.

Page 82: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

78

AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA STANDAR

Bahan Baku

Barang Dalam Proses

Upah Langsung Biaya Standar

Biaya Aktual

Saldo Akhir Barang Jadi

Overhead Pabrik

Nilai WIP dengan biaya standar + varians biaya

Page 83: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

79

AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA STANDAR

Bahan Dalam Proses

Barang Jadi

Biaya Standar Biaya standar

Bahan - Transfer Biaya Standar

Upah langsung

Ovh. Pabrik

* Varians dicatat dalam Perkiraan terpisah

* Varians dapat dialokasikan dengan berbagai alternative

1. ke Ikhtisar laba/Rugi

2. ke Harga Pokok Penjualan

3. ke Persediaan akhir

Page 84: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

80

Berdasarkan ilusrasi pada halaman sebelumnya, pencatatan akuntansi berdasarkan sistem

Single Plan dapat disajikan sebagai berikut:

Debit Credit

1 Pembelian Bahan:

Bahan (5.000 x 25.000,-) 125.000.000,-

Hutang Dagang (5.000 x 24.700,-) 123.500.000,-

Varians Harga Beli Bahan 1.500.000,-

2 Pemakaian Bahan:

Barang dalam Proses (530 x 6,5 x 25.000,-) 86.125.000,-

Varians Kuantitas Bahan 1.375.000,-

Bahan (3.500 x 25.000,-) 87.500.000

3 Saat pembebanan Upah Langsung:

Biaya Upah Langsung 33.012.500,-

Hutang Upah 33.012.500,-

4 Alokasi Biaya Upah ke Produk:

Barang Dalam Proses (530 x 6 x 9.000,-) 28.620.000,-

Varians Tarif Upah 1.737.500,-

Varians Efisiensi Upah 2.655.000,-

Biaya Upah Langsung 33.012.500,-

5 Saat Pembebanan biaya Overhead Pabrik:

Barang Dalam Proses 6.890.000,-

Biaya Overhead Pabrik yang Ditetapkan 6.890.000,-

(530 x 6,5 x 2.000,-)

6 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Aktual:

Pengendali Biaya Overhead Pabrik 7.384.000,-

Sewa dibayar Dimuka

Akumulasi Penyusutan-Pabrik & Peralatan 7.384.000,-

Hutang Biaya (tak langsung)

Dll..................

Jurnal Penyesuaian/penutup akhir periode :

Page 85: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

81

1 Menutup Biaya Overhead Pabrik yang diterapkan:

Biaya Overhead Pabrik Yang diterapkan 6.890.000,-

Pengendali Biaya Overhead Pabrik 6.890.000,-

2 Mencatat Varians Biaya Overhead (2 varians):

Varians Terkendali 444.000,-

Varians Volume 50.000,-

Pengendali biaya Overhead Pabrik 494.000,-

Pencatatan dalam Buku besar dapat ditampilkan sebagai berikut :

Barang dalam Proses

Saldo awal - Transfer Barang Jadi

Bahan 86.215.000

Upah 28.625.000

Ovh Pabrik 6.890.000 Saldo Akhir ................

121.730.000 121.730.000

Biaya Overhead Pabrik yang Diterapkan

Ditutup 6.890.000 WIP 6.890.000

Pengendali Biaya Overhead Pabrik

ajp 6.890.000

Beban Aktual 7.384.000

ajp 494.000

------------- -------------

7.384.000 7.384.000

======== ========

Page 86: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

82

5.2 Latihan 4

Soal 1. (analisis dua varian)

Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Mixing berdasarkan jam mesin. Data

berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Juni 2008.

Kapasitas normal dalam pemakaian mesin 15.000 jam

Jam pemakaian mesin – standar, untuk produksi sesungguhnya 12.000 jam

Jam pemakaian mesin – sesungguhnya. 13.000 jam

Tarif overhead pabrik berdasarkan jam pemakaian mesin pada kapasitas normal adalah

sebagai berikut:

Overhead – variabel Rp 375.000,- : 15.000 jam Rp 2.500,-

Overhead - tetap 675.000,- : 15.000 jam 4.500,-

Total Overhead pabrik 105.000,- : 15.000 jam 7.000,-

Overhead pabrik aktual selama bulan Juni 2008 berjumlah Rp 900.000,-

Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat :

1). Overhead pabrik aktual.

2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi.

3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan.

4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke perkiraan varian yang bersangkutan.

Soal 2. (analisis tiga varian)

Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Perakitan pada PT. Hyundai

berdasarkan jam kerja langsung. Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Juli 2008.

Kapasitas normal jam kerja langsung 10.000 jam

Jam kerja – standar, untuk produksi sesungguhnya 11.000 jam

Jam kerja langsung - sesungguhnya 10.500 jam

Tarif overhead pabrik berdasarkan jam kerja langsung pada kapasitas normal adalah sebagai

berikut:

Page 87: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

83

Overhead – variabel Rp 30.000.000,- : 10.000 jam Rp 3.000,-

Overhead - tetap 20.000.000,- : 10.000 jam 2.000,-

Total Overhead pabrik 50.000.000,- : 10.000 jam 5.000,-

Overhead pabrik aktual selama bulan Juli 2008 berjumlah Rp 56.000.000,-

Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat :

1). Overhead pabrik aktual.

2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi.

3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan.

4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke perkiraan varian overhead dengan

metode A.

Soal 3. (analisis tiga varian)

Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Finishing pada PT Astra berdasarkan

jam mesin. Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Agustus 2008.

Kapasitas normal dalam pemakaian mesin 5.000 jam

Jam pemakaian mesin – standar, untuk produksi sesungguhnya 4.800 jam

Jam pemakaian mesin - sesungguhnya 5.200 jam

Tarif overhead pabrik berdasarkan jam pemakaian mesin pada kapasitas normal adalah

sebagai berikut:

Overhead – variabel Rp 20.000.000,- : 5.000 jam Rp 4.000,-

Overhead - tetap 60.000.000,- : 5.000 jam 12.000,-

Total Overhead pabrik 80.000.000,- : 5.000 jam 16.000,-

Overhead pabrik aktual selama bulan Agustus 2008 berjumlah Rp 78.000.000,-

Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat :

1). Overhead pabrik aktual.

2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi.

3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan.

4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke perkiraan varian overhead dengan

metode B.

Page 88: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

84

Soal 4. (analisis empat varian)

Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Penjahitan (Sewing) pada PT. Indah

Garment berdasarkan jam kerja langsung. Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan

Maret 2008.

Kapasitas normal jam kerja langsung 8.000 jam

Jam kerja – standar, untuk produksi sesungguhnya 7.000 jam

Jam kerja langsung - sesungguhnya 7.600 jam

Tarif overhead pabrik berdasarkan jam kerja langsung pada kapasitas normal adalah sebagai

berikut:

Overhead – variabel Rp 64.000.000,- : 8.000 jam Rp 8.000,-

Overhead - tetap 24.000.000,- : 8.000 jam 3.000,-

Total Overhead pabrik 88.000.000,- : 8.000 jam 11.000,-

Overhead pabrik aktual selama bulan Maret 2008 berjumlah Rp 86.000.000,-

Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat :

1). Overhead pabrik aktual.

2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi.

3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan.

4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke empat perkiraan varian overhead.

5.3 Rangkuman

Sistem biaya standar merupakan pengembangan dari penerapan sistem biaya, dimana

bukan hanya biaya overhead pabrik yang ditetapkan terlebih dulu, tetapi juga mencakup

biaya bahan serta upah langsung. Sistem biaya standar dapat menyajikan informasi yang

berguna bagi manajemen dalam pengendalian biaya produksi. Penyimpangan (varians) yang

disajikan dalam analisis biaya produksi, menunjukkan dengan jelas letak penyebab

penyimpangan (inefisiensi) serta tindakan pencegahan yang seharusnya dilakukan.

Page 89: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

85

6. Test Formatif

� Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi lingkaran pada beberapa pertanyaan

berikut:

Bulan Maret 2008 PT. Meranti memproduksi 1.000 unit barang A. Untuk setiap unit produk,

dikeluarkan biaya bahan baku Rp 6.000,- , biaya upah langsung Rp 3.000,- dan biaya

overhead pabrik variabel Rp 1.000,- . Biaya overhead pabrik - tetap per bulan diketahui

sebesar Rp 1.000.000,-. Berdasarkan data tersebut, tentukan:

1. Besarnya biaya utama (prime cost) adalah:

a. Rp 9.000,-

b. Rp 4.000,-

c. Rp 7.000,-

d. Rp 2.000,-

2. Besarnya biaya konversi per unit adalah:

a. Rp 9.000,-

b. Rp 5.000,-

c. Rp 4.000,-

d. Rp 7.000,-

3. Biaya produk per unit adalah;

a. Rp 9.000,-

b. Rp 5.000,-

c. Rp 11.000,-

d. Rp 7.000,-

4. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya konversi per unit

adalah:

a. Rp 7.000,-

b. Rp 4.000,-

c. Rp 9.000,-

d. Rp 6.000,-

5. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya produk per unit

adalah:

Page 90: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

86

a. Rp 12.000,-

b. Rp 9.000,-

c. Rp 7.000,-

d. Rp 11.000,-

6. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya utama per unit

adalah:

a. Rp 11.000,-

b. Rp 9.000,-

c. Rp 6.000,-

d. Rp 7.000,-

7. PT. Adhishoes memproduksi sepatu “Nike” dengan biaya produksi per pasang sepatu

sebesar Rp 100.000,-, dengan biaya konversi Rp 40.000,-. Diketahui biaya upah langsung

adalah seperenam biaya utama. Besarnya biaya upah langsung per pasang sepatu adalah

a. Rp 15.000,-

b. Rp 12.000,-

c. Rp 16.000,-

d. Rp 10.000,-

8. Untuk memproduksi sebuah blender seri BM-012, PT Maspion mengeluarkan biaya

konversi sebesar Rp 40.000,- dengan total biaya per produk adalah Rp 100.000,-.

Diketahui biaya upah langsung adalah seperlima biaya utama. Besarnya biaya bahan baku

per unit blender:

a. Rp 60.000,-

b. Rp 55.000,-

c. Rp 70.000,-

d. Rp 65.000,-

PT Jamu Sidomuncul mengeluarkan biaya sebagai berikut selama bulan Agustus 2007:

Biaya upah langsung Rp 120.000.000,- Biaya overhead pabrik Rp 108.000.000,- dan

pembelian bahan baku langsung Rp 160.000.000,- Akuntansi persediaan menyediakan data

sebagai berikut:

Page 91: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

87

1 Agustus 2007 31 Agustus 2007

Barang Jadi 27.000.000,- 26.000.000,-

Barang dalam proses 61.500.000,- 57.500.000,-

Bahan baku langsung 37.500.000,- 43.500.000,-

9. Berdasarkan informasi di atas, besarnya biaya produksi bulan Agustus adalah:

a. Rp 340.000.000,-

b. Rp 386.000.000,-

c. Rp 387.500.000,-

d. Rp 389.400.000,-

10. Berdasarkan informasi di atas, Harga Pokok Penjualan bulan Agustus adalah:

a. Rp 340.000.000,-

b. Rp 387.000.000,-

c. Rp 387.500.000,-

d. Rp 389.400.000,-

Page 92: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

88

7. Kunci Jawaban Test Formatif

No. No.

1 a. 6 b

2 b. 7 b.

3 c. 8 a.

4 d. 9 b.

5 a. 10 b.

8. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini.

Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat

pemahaman terhadap materi.

Jumlah Jawaban Yang Benar TP = X 100% Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai :

91% s.d. 100% : Amat baik

81% s.d. 90,99% : Baik

71% s.d. 80,99% : Cukup

61% s.d. 70,99% : Kurang

Apabila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori “baik”), maka disarankan

mengulangi materi. Semoga berhasil!

Page 93: Modul DTSS PCA Akuntansi Biaya

89

9. Daftar Pustaka

- Matz, Usry & Hammer,Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian, Edisi 9,

Penerbit Erlangga - Jakarta.

- Carter & Usry, Cost Accounting, 13rd edition, 2002. Thomson Liang, Singapore.

- Cost Accounting, Modul Pelatihan PCA – Tahun 1993.