26000512200511162

  • Upload
    fadheil

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/6/2019 26000512200511162

    1/25

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Kredit

    Istilah kredit berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan

    (TrustatauFaith). Dalam bahasa latin disebut creditum yang berarti kepercayaan akan

    kebenaran. Oleh karena itu dasar dari kredit itu ialah kepercayaan seseorang atau badan

    yang telah memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) pada

    masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.

    Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang atau jasa. Dengan demikian

    seseorang yang memperoleh kredit pada dasarnya memperoleh kepercayaan.

    Arti kredit pada perkembangan selanjutnya, terdapat beberapa definisi yang

    dikemukakan, antara lain :

    1. Menurut Raymond P. Kent dalam buku karangannya Money and Bankingyang

    dikutip oleh Suyatno (1999: 13), mengatakan bahwa kredit adalah hak untuk

    menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu

    diminta, ataupun pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang

    sekarang.

    2. Menurut Eric L. Kohler yang memberikan ulasannya mengenai kredit seperti

    dikutip oleh Mulyono (1996: 10), kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan

    suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji

    13

    13

  • 8/6/2019 26000512200511162

    2/25

    pembayarannya dilakukan atau ditangguhkan pada jangka waktu yang telah

    disepakati.

    3. Menurut Moh. Tjoekam (1999: 1), kredit adalah suatu kegiatan memberikan nilai

    ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berdasarkan kepercayaan saat itu,

    bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur (bank) setelah

    jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara

    kreditur dan debitur.

    4. Kredit dalam pengertian nasional sesuai dengan UU No.10 tahun 1998 tentang

    perbankan, kredit didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang

    dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank

    dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya

    setelah jangka waktu tertentu dengan bunga, imbalan atau pembagian hasil

    keuntungan.

    Dari ke empat definisi diatas dapat ditarik kesimpulan berikut ini:

    1. Adanya suatu penyerahan uang, tagihan atau barang lain yang

    menimbulkan tagihan kepada pihak lain, dengan harapan akan mendapat tambahan

    nilai uang dari pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga, imbalan atau

    pembagian hasil keuntungan sebagai pendapatan bagi pihak pemberi pemberi kredit.

    2. Terdapat dua pihak yang berkepentingan yaitu pihak pemberi kredit dan

    pihak penerima kredit, dimana kedua pihak tersebut sepakat untuk mematuhi

    kewajiban masing-masing.

    14

  • 8/6/2019 26000512200511162

    3/25

    3. Dalam pemberian kredit terkandung kesepakatan pelunasan hutang

    beserta bunga, imbalan atau hasil keuntungan yang akan diselesaikan dalam jangka

    waktu tertentu sesuai dengan yang telah disepakati.

    B. Tujuan Kredit

    Pada dasarnya tujuan pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan

    karena kredit hanya akan diberikan bila pihak pemberi kredit merasa bahwa peminjam

    akan mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dengan adanya

    faktor kemampuan dan kemauan tersebut akan dapat dikatakan bahwa dalam kredit

    terkait unsur keamanan (safety), sehingga menurut Sinungan (1993: 4) dapat

    disimpulkan bahwa di dalam kredit terkandung hal-hal berikut ini :

    a. Keuntungan (profitability), yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari kredit

    berupa keuntungan yang diperoleh dari bunga.

    b. Keamanan (safety) bank, yaitu bahwa prestasi atau fasilitas yang diberikan

    betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan yang diharapkan dapat

    tercapai.

    Kredit yang aman dapat memberikan dampak yang positif bagi bank sehingga

    kepercayaan masyarakat akan bertambah.

    C. Unsur-unsur kredit

    Pihak pemberi kredit memberikan kreditnya berdasarkan atas kepercayaan

    sehingga pemberi kredit merupakan pemberian kepercayaan. Hal ini berarti bahwa

    15

  • 8/6/2019 26000512200511162

    4/25

    kredit yang akan diberikan benar-benar diyakini dapat dikembalikan oleh pihak

    penerima kredit sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh

    kedua pihak. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka unsur-unsur yang terdapat dalam

    kredit adalah sebagai berikut (Suyatno, 1999: 14) :

    a) Kepercayaan

    Yang dimaksud adalah suatu keyakinan dari pemberi kredit bahwa

    prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-

    benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

    b) Waktu

    Adalah suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontra

    prestasi yang akan diterima di masa yang akan datang.

    c) Degree of risk

    Adalah suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya

    jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi

    yang akan diterima dimasa yang akan datang. Dalam pemberian kredit selalu

    terdapat ketidaktentuan yang tak dapat diperhitungkan, hal ini yang menyebabkan

    adanya unsur resiko. Dengan adanya unsur resiko itulah maka timbul jaminan

    dalam pemberian kredit.

    d) Prestasi

    Adalah obyek kredit yang dapat diberikan dalam bentuk uang, barang atau

    jasa. Dalam kehidupan modern sekarang ini transaksi-transaksi kredit yang

    16

  • 8/6/2019 26000512200511162

    5/25

    menyangkut uang adalah yang sering dijumpai dalam praktek perkreditan,

    sehingga dalam hal ini prestasi tersebut adalah uang.

    D. Prinsip-Prinsip Kredit

    Untuk memperkecil resiko pemberian kredit terdapat prinsip yang harus dipatuhi

    dalam melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat. Menurut Teguh Pudjo Muljono

    (1996: 11):

    1. Character

    Soal character ini merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon

    debitur mampu untuk melunasi hutangnya, tetapi kalau tidak memiliki itikad baik

    untuk melunasinya, tentunya akan membawa kesulitan bagi bank dikelak kemudian

    hari.

    2. Capacity

    Adalah kemampuan dari calon debitur untuk melunasi kewajibannya dari

    hasil kegiatan usaha yang dilakukan atau akan dilakukan yang dapat dibiayai dengan

    kredit tersebut. Dengan demikian melalui penilaian terhadap capacity ini akan dapat

    diketahui sampai seberapa besar hasil dari usaha yang dibiayai dengan kredit

    tersebut.

    3. Capital

    Adalah permodalan yang dimiliki calon debitur. Permodalan bukan hanya

    sekedar jumlahnya saja, tetapi juga harus diteliti pula penggunaan modalnya.

    Semakin besar modal sendiri yang dimiliki calon debitur, maka akan semakin besar

    17

  • 8/6/2019 26000512200511162

    6/25

    kepercayaan untuk memperoleh kredit. Kemampuan ini dapat ditunjukkan dengan

    kemampuan membiayai usahanya dalam jumlah tertentu.

    4. Collateral

    Yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh debitur sebagai jaminan

    atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman

    apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain

    dimana debitur tidak melunasi kreditnya dari usahanya yang normal. Jaminan juga

    dapat digunakan sebagai alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya

    ketidakpastian pada kurun waktu yang akan datang pada saat kredit tersebut harus

    dilunasi. Jaminan ini sifatnya sebagai pelengkap dari kelayakan atau keterlaksanaan

    dari proyek suatu nasabah.

    5. Conditional of Economy

    Yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang

    mempengaruhi keadaan perekonomian pada saat maupun untuk kurun waktu

    tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari

    perusahaan yang memperoleh kredit.

    E. Arti penting pengendalian intern pemberian kredit

    Pengendalian intern perkreditan dimulai sejak kreditur merencanakan untuk

    memberikan kredit sampai dilunasinya kredit beserta bunganya. Langkah ini untuk

    menghindari resiko yang terkandung dalam pemberian kredit. Menurut Teguh Pudjo

    Mulyono (1996: 462) pengertian pengendalian kredit selaras dengan pengertian

    18

  • 8/6/2019 26000512200511162

    7/25

    pengendalian dalam arti luas, yaitu salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk

    penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk

    perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghindarkan terjadinya penyimpangan-

    penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijakan-kebijakan perkreditan

    yang telah ditetapkan serta mengusahakan penyusunan administrasi yang benar.

    Struktur pengendalian intern bidang perkreditan merupakan salah satu alat bagi

    manajemen untuk mengawasi kegiatan perkreditan guna menjaga kekayaan dan

    mengecek keandalan data akuntansi perusahaan. Menurut Arens (1997: 368) sistem

    pengendalian intern mutlak digunakan dalam perusahaan karena hal-hal berikut :

    1. Terdapat ruang lingkup dan skala usaha dalam

    perusahaan yang semakin besar dan kompleks sehingga tidak sebanding dengan

    span of control(ruang lingkup pengendalian) dari manajemen

    2. Dalam suatu organisasi biasanya mempunyai unit kerja

    yang banyak, sehingga dalam melaksanakan pengendalian manajemen terpaksa

    mengandalkan pada berbagai laporan diantaranya laporan keuangan.

    3. Adanya tanggung jawab dalam penjagaan dan

    pengamanan asset perusahaan yang pada umumnya lebih banyak berbentuk

    monetary asset yang mudah dimanipulasi oleh pihak intern maupun pihak ekstern

    perusahaan.

    4. Adanya human weakness yaitu keterbatasan kemampuan

    para pegawai dan manajemen itu sendiri, sehingga memungkinkan terjadinya

    kekeliruan dan penyimpangan.

    19

  • 8/6/2019 26000512200511162

    8/25

    5. Kegiatan perkreditan mempunyai frekuensi yang relatif

    tinggi dan turn over yang relatif cepat, sehingga perlu ada penciptaan sistem

    pengendalian yang rutin dan otomatis sebagai sistem peringatan dini bila ada

    ancaman terhadap keamanan harta perusahaan.

    6. Dengan adanya sistem pengedalian yang baik akan

    memungkinkan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diungkapkan dan

    diselesaikan dengan tuntas.

    Dari hal-hal diatas, bagi manajemen mempertahankan adanya struktur

    pengendalian intern termasuk sistem pelaporan yang baik adalah sangat diperlukan agar

    dapat melepaskan, menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan tanggung

    jawabnya dengan tepat. Tanggung jawab manajemen terhadap struktur pengendalian

    intern adalah merancang dan menerapkan termasuk pula mengawasi efektifitas struktur

    pengendalian intern tersebut dan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

    Struktur pengendalian intern dikatakan efektif bila struktur pengendalian intern tersebut

    telah dirancang dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan yang telah diterapkan.

    F. Pengertian struktur pengendalian intern

    Banyak definisi mengenai struktur pengendalian intern yang telah diberikan oleh

    beberapa ahli, diantaranya seperti berikut ini :

    1. Menurut H. S. Munawir (1997: 134), menegaskan bahwa struktur pengendalian

    intern suatu perusahaan haruslah meliputi kebijakan dan prosedur-prosedur yang

    20

  • 8/6/2019 26000512200511162

    9/25

    ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu

    perusahaan tersebut akan dapat tercapai

    2. Menurut American Institute of Certified Publik Accountans (AICPA) yang

    dikutip oleh Hartadi (1997: 3) mendefinisikan struktur pengendalian intern

    meliputi struktur organisasi, semua metode, dan ketentuan-ketentuan yang

    terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan,

    memeriksa ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya,

    meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan

    yang telah ditetapkan.

    3. Menurut Mulyadi dan Puradireja (1998: 171-172) mendefinisikan struktur

    pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

    manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan

    memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu: (a) keandalan pelaporan

    keuangan, (b) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan (c)

    efektifitas dan efisiensi operasi.

    Dari definisi diatas, dikatakan bahwa suatu pengendalian intern mengandung

    beberapa konsep dasar seperti dibawah ini :

    1). Pengendalian intern merupakan suatu proses, maksudnya suatu proses

    untuk mencapai tujuan tertentu, bukan tujuan itu sendiri. Pengendalian intern

    merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian

    tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas.

    21

  • 8/6/2019 26000512200511162

    10/25

    2). Pengendalian intern dijalankan oleh orang, maksudnya bukan hanya

    terdiri dari pedoman kebijakan dari formulir, namun harus dijalankan oleh orang

    dari tahap atau jenjang organisasi yang mencakup pimpinan dan personel lain

    dibawahnya.

    3). Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan

    memadai bukan keyakinan mutlak, bagi pimpinan dan personel entitas

    keterbatasan yang melekat dalam semua struktur pengendalian intern

    dipertimbangkan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian

    menyebabkan pengendalian intern tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.

    4). Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling

    berkaitan yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.

    G. Tujuan Pengendalian intern

    Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan dimuka, tujuan pengendalian

    intern yang disimpulkan oleh Mulyadi (1998: 172) adalah sebagai berikut: (1)

    keandalan pelaporan keuangan, (2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang

    berlaku dan (3) efektifitas dan efisiensi operasi.

    Dari definisi di atas, maka tujuan yang paling sesuai dengan evaluasi sistem

    pemberian kredit adalah untuk menilai efektivitas dan efisiensi operasi pemberian kredit

    oleh BPR sebagai unit usaha. Sehingga untuk masalah yang dihadapi oleh BPR Karunia

    Pakto mengenai besarnya jumlah kredit yang menunggak, dapat dicari pemecahannya.

    22

  • 8/6/2019 26000512200511162

    11/25

    H. Unsur-unsur struktur pengendalian intern

    Struktur pengendalian intern terdiri dari lima unsur pengendalian yang dibuat

    dan digunakan manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan

    pengendalian dapat tercapai. Kelima unsur tersebut adalah seperti berikut ini (Mulyadi,

    1998: 175-186):

    1. Lingkungan pengendalian

    Lingkungan menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi

    dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian.

    Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengedalian

    intern, yang membentuk disiplin dan struktur. Berbagai faktor yang membentuk

    lingkungan pengendalian dalam suatu entitas antara lain:

    a) Nilai integritas dan etika

    Efektifitas struktur pengendalian intern bersumber dari dalam diri orang

    yang mendesain dan melaksanakannya. Struktur pengendalian intern yang

    memadai desainnya, namun dijalankan oleh orang-orang yang tidak

    menjunjung tinggi integritas dan tidak memiliki etika, akan mengakibatkan

    tidak terwujudnya tujuan pengendalian intern.

    b) Komitmen terhadap kompetensi

    Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen

    atas pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dan panduan antara

    kecerdasan, pelatihan dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan

    kompetensi.

    23

  • 8/6/2019 26000512200511162

    12/25

    c) Dewan komisaris dan komite audit

    Dewan komisaris adalah wakil pemegang saham dalam perusahaan

    berbadan hukum perseroan terbatas, yang berfungsi mengawasi pengelolaan

    perusahaan yang dilaksanakan oleh manajer. Komite audit terdiri dari pihak

    luar perusahaan, pemnbentukan komite audit ini ditujukan untuk memperkuat

    independensi auditor oleh masyarakat dipercaya untuk menilai kewajaran

    pertanggungjawaban keuangan yang dilakuakan oleh manajemen.

    d) filosofi dan gaya operasi manajemen

    Filosofi adalah seperangkat keyakinan mendasar yang menjadi parameter

    bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi merupakan apa yang seharusnya

    dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perusahaan.

    e) Struktur organisasi

    Struktur organisasi memberikan kerangka untuk perencanaan,

    pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas entitas. Pengembangan

    struktur organisasi suatu entitas mencakup pembagian wewenang dan

    pembebanan tanggung jawab di dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan

    organisasi.

    f) Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab

    Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab merupakan

    perluasan lebih lanjut pengembangan struktur organisasi.

    g) Kebijakan dan praktek sumber daya manusia

    24

  • 8/6/2019 26000512200511162

    13/25

    Karyawan merupakan unsur penting dalam setiap struktur

    pengendalian intern, jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan

    jujur, unsur struktur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas

    minimum dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban

    yang dapat diandalkan.

    2. Penaksiran resiko

    Penaksiran resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah

    penaksiran rasiko yang terkandung dalam asersi tertentu dalam pelaporan keuangan

    dan desain dan implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk

    mengurangi resiko tersebut pada tingkat minimum dengan mempertimbangkan

    biaya dan manfaat.

    3. Informasi dan komunikasi

    Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada personel yang terlibat

    dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan

    pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar organisasi.

    4. Aktivitas pengendalian

    Adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan

    bahwa petunjuk yang dianut oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur

    ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan

    untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas.

    5. Pemantauan

    25

  • 8/6/2019 26000512200511162

    14/25

    Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian

    intern sepanjang waktu.

    I. Kharakteristik struktur pengendalian intern

    Terdapat Lima kharakteristik pengendalian intern yang dapat dipercaya, seperti

    yang diungkapkan oleh Bambang Hartadi (1996: 14) seperti berikut ini :

    1. Kualitas karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya

    Faktor yang paling penting dalam pengendalian adalah orang-orang yang

    dapat menunjang suatu sistem dapat berjalan baik. Penilaian kepada karyawan akan

    dikatakan ideal apabila tingkat kualitas yang dimiliki sesuai dengan tanggung

    jawabnya yaitu dengan melihat hasil-hasil yang telah dikerjakan karyawan yang

    bersangkutan.

    2. Rencana organisasi yang memberi pemisahan tanggung jawab fungsi yang layak

    Tujuan adanya pemisahan fungsi adalah tidak ada seorang pun yang harus

    mengendalikan dua atau tiga tanggung jawab fungsi. Apabila departemen / bagian

    atau orang yang berbeda melaksanakan suatu transaksi maka terdapat keuntungan,

    pertama akan sulit berbuat kecurangan kecuali kerjasama, dan kedua, dengan adanya

    koordinasi maka akan terselenggaranya suatu transaksi yang dikerjakan secara

    efisien dan terhindar dari kesalahan karena adanya saling cross-check

    3. Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik, dan pengawasan yang wajar

    untuk mengadakan pengendalian atas aktiva, hutang, penghasilan dan biaya

    26

  • 8/6/2019 26000512200511162

    15/25

    Dengan adanya sistem pemberian wewenang yang bagus, tujuan dan teknik

    yang tepat serta adanya pengawasan yang berjalan baik, maka organisasi tersebut

    akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

    4. Pengendalian terhadap penggunaan aktiva dan dokumen serta formulir yang

    penting

    Pengendalian fisik diantaranya aktiva, dokumen, serta formulir mempunyai

    tujuan menghindari kesalahan dan ketidakberesan dari orang-orang yang tidak

    bertanggungjawab.

    5. Perbandingan catatan-catatan aktiva dan hutang dengan yang senyatanya ada dan

    mengadakan tindakan koreksi bila ada perbedaan

    Perbandingan merupakan satu alat untuk pengawasan, dimana manajemen

    harus mengadakan perbandingan secara periodik dengan bukti yang bebas tentang

    adanya dan penilaian bahwa transaksi telah dicatat.

    J. Atribut Sampling dalam Pengujian Kepatuhan

    Pengertian sampling audit menurut Standar Auditing seksi 350 pasal 1 adalah :

    Penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur saldo akun atau kelompok transaksi

    yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik

    saldo akun atau kelompok transaksi tertentu.

    Audit sampel dapat diterapkan untuk pengujian pengendalian maupun pengujian

    substantif. Penentuan dan pengambilan jumlah sampel yang harus diuji dapat dilakukan

    dengan berbagai cara, yaitu berdasarkan kebijakan auditor (non statistical atau

    27

  • 8/6/2019 26000512200511162

    16/25

    judgement sampling) atau berdasarkan perhitungan secara statistik (statistical

    sampling).

    Jika menggunakan teknik statistik, maka perlu adanya sampling atribut dan

    sampling variabel. Sampling atribut digunakan untuk pegujian pengendalian dengan

    tujuan untuk meramalkan tingkat penyimpangan antara pelaksanaan dengan

    pengendalian yang sudah ditetapkan. Sedangkan sampling variabel digunakan untuk

    pengujian substantif dengan tujuan untuk meramalkan total suatu populasi atau jumlah

    rupiah kesalahan dalam suatu populasi. (Munawir, 1995:296)

    Model sampling atribut dalam pengujian pengendalian ada tiga :

    1. Fixed Sample Size Attribute Sampling

    Model pengambilan sampel ini adalah model yang paling banyak digunakan oleh

    auditor.Pengambilan sampel dengan model ini ditujukan untuk memperkirakan

    prosentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Model ini terutama

    digunakan jika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur

    struktur pengendalian intern, dan auditor tersebut memperkirakan akan menjumpai

    beberapa penyimpangan (kesalahan).

    2. Stop or Go Sampling

    Model pengambilan sampel ini sering juga disebut dengan decision attribute

    sampling. Model ini dapat mencegah auditor dari pengambilan sampel yang terlalu

    banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini

    digunakan jika auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi

    sangat kecil.

    28

  • 8/6/2019 26000512200511162

    17/25

    3. Discovery Sampling

    Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang

    diperkirakan dalam populasi sangat rendah (mendekati nol). Dalam model ini

    auditor menginginkan kemungkinan tertentu untuk menemukan paling tidak satu

    kesalahan, jika kenyataannya tingkat kesalahan sesungguhnya lebih besar dari yang

    diharapkan.Discovery samplingdipakai oleh auditor untuk menemukan kecurangan,

    pelanggaran yang serius dari struktur pengendalian intern dan ketidakberesan

    lainnya.

    (Mulyadi, 1998 : 241)

    Langkah-langkah dalam melakukan sampling atribut adalah sebagai berikut :

    1. Menentukan tujuan pengujian

    Tujuan pengujian pengendalian adalah untuk menilai efektivitas prosedur

    pengendalian intern dan untuk menentukan keandalan pengendalian dalam suatu

    siklus sehingga dapat digunakan sebagai dasar penentuan risiko pengendalian.

    2. Menentukan atribut simpangan

    Atribut adalah suatu karakteristik dari suatu pengendalian, sedangkan simpangan

    adalah tidak adanya atau kurangnya suatu atribut. Berdasarkan pengetahuan

    terhadap struktur pengendalian intern, auditor harus dapat menentukan atribut yang

    berkaitan dengan efektivitas pengendalian yang akan diuji.

    3. Menetapkan populasi

    Dalam sampling atribut, populasi meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan

    kelompok transaksi yang akan diuji. Hasil sampel hanya dapat diproyeksikan

    29

  • 8/6/2019 26000512200511162

    18/25

    terhadap populasi dari mana sampel tersebut dipilih. Sehingga penentuan populasi

    harus sesuai dengan tujuan auditor.

    4. Menetapkan metode pemilihan sampel

    Tujuan sampel audit adalah untuk mengambil suatu kesimpulan tetang satu atau

    lebih karakteristik populasi tanpa harus melakukan pengujian terhadap seluruh

    populasi. Metode yang dapat digunakan untuk memilih sampel, sebagai berikut:

    a. Tabel angka acak

    Tabel tersebut berisi kolom-kolom dan jajaran angka-angka. Auditor dapat

    memulai dari angka manapun kemudian ditelusuri nomor satuan sampel. Jika

    tidak ada angka yang mengidentifikasikan nomor satuan sampel, maka auditor

    dapat menetapkan hubungan antara populasi dengan angka acak dengan

    memberi nomor pada masing-masing unsur populasi.

    b. Sampling sistematik

    Metode sampel ini menyangkut pemilihan setiap sampel ke-n dari populasi yang

    sudah berurutan. Metode ini tidak perlu menentukan hubungan populasi dengan

    angka acak dan akan bermanfaat jika populasi jika populasi tidak mempunyai

    nomor identifikasi. Pengambilan sampel dilakukan secara sistematis dengan

    interval yang ditentukan dengan cara membagi jumlah populasi dengan jumlah

    sampel yang diinginkan.

    c. Dengan bantuan komputer

    Penggunaan komputer untuk mendapatkan angka acak jauh lebih efisien serta

    mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pemilihan angka acak. Pada program

    30

  • 8/6/2019 26000512200511162

    19/25

    pemilihan angka acak ini auditor hanya perlu memasukkan besarnya sampel

    yang diinginkan, serta elemen populasi terbesar dan terkecil.

    5. Menentukan jumlah sampel

    Untuk menentukan jumlah sampel yang diinginkan dalam sampling atribut, maka

    auditor harus memperhatikan :

    a. Reliability level(confidence level) atau risiko penentuan keandalan

    struktur pengendalian intern atau R. Auditor pada umumnya menentukan

    reliability level sebesar 1 dikurangi risk over relience dan menggunakan

    reliability level (R) 90%, 95% atau 99%. Jika auditor menetapkan R=90%

    berarti bahwa auditor mempunyai risiko 10% untuk mempercayai struktur

    pengendalian intern yang sebenarnya tidak efektif.

    b. Desired Upper Precision Limit(DUPL) atau batas ketepatan tertinggi

    yang diinginkan, yaitu maksimum tingkat penyimpangan populasi dari prosedur

    pengendalian yang ditetapkan sehingga auditor akan menoleransi tanpa

    memodifikasi tingkat risiko pengendalian yang telah ditetapkan. Penentuan

    besarnya DUPL untuk pengujian pengendalian adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.1 BesarnyaDesired Upper Precission Limit

    Kepercayaan terhadap Pengendalian Intern DUPL

    1.Auditor menaruh sedikit kepercayaan tetapi tidak

    mengurangi kepercayaan terhadap pengendalian intern

    10%

    2.Auditor menaruh kepercayaan cukup besar bahwa

    pengendalian intern dapat diandalkan

    5%

    3.Auditor sangat percaya terhadap pengendalian intern

    (tidak ada kelemahan)

    1%

    31

  • 8/6/2019 26000512200511162

    20/25

    Expected population accurence rate (Penaksiran tingkat penyimpangan populasi),

    penaksiran ini dapat dilakukan berdasarkan hasil pengujian atribut pengendalian tahun

    sebelumnya, atau dari sampel percobaan.

    6. Pelaksanaan Pengambilan Sampel

    Jika auditor telah menetapkan risk over relience dan tingkat penyimpangan populasi

    yang diinginkan, maka sampel audit dapat ditentukan dari tabel standar. Sekali

    dipilih, sampel harus diperiksa atributnya yang dipilih dan harus didokumentasi

    dalam kertas kerja audit.

    7. Evaluasi Hasil Sampel

    Setelah melaksanakan pemilihan sampel, auditor meringkas dan mengevaluasi

    hasilnya dengan langkah-langkah sebagai berikut :

    a. Menentukan tingkat penyimpangan sampel, dengan rumus :

    Temuan jumlah penyimpangan

    Tingkat penyimpangan sampel =

    Jumlah sampel

    b. Menentukan maksimum tingkat penyimpangan populasi. Taksiran

    tingkat penyimpangan populasi maksimum dapat ditentukan atas dasar tingkat

    penyimpangan sampel ditambah dengan cadangan risiko sampel.

    c. Mempertimbangkan informasi kualitatif

    d. Kesimpulan keseluruhan

    Auditor mempertimbangkan semua informasi kuantitatif dan kualitatif dalam

    penentuan risiko pengendalian.

    32

  • 8/6/2019 26000512200511162

    21/25

    K. Stop or Go Sampling

    Stop or go sampling digunakan untuk mengatasi permasalahan sampel yang

    diambil dalam pengujian terlalu banyak. Jika auditor tidak menemukan adanya

    penyimpangan atau menemukan jumlah penyimpangan tertentu yang telah ditetapkan,

    ia dapat menghentikan pengambilan sampel. Prosedur yang ditempuh auditor dalam

    pelaksanaan pengujian menggunakan stop or go sampling menurut Mulyadi dalam

    bukunya Auditing adalah sebagai berikut :

    1. Menentukan desired upper precission limit dan tingkat keandalan. Pada tahap ini

    auditor menentukan tingkat keandalan yang akan dipilih dan tingkat keandalan

    maksimum yang dapat diterima. Tabel yang tersedia dalam stop or go sampling

    menyarankan auditor untuk memilih tingkat keandalan 90%, 95% atau97,5%.

    2. Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian kepatuhan untuk

    menentukan sampel pertama yang harus diambil. Jika struktur pengendalian intern

    baik, maka auditor disarankan untuk tidak menggunakan tingkat keandalan kurang

    dari 95% dan menggunakan desired upper precisson limitlebih dari 5%.

    Contoh :

    Dalam pengujian kepatuhan terhadap otorisasi kredit dalam sistem penjualan kredit

    auditor menentukan tingkat keandalan 95% dan dasired upper precision limit 5%.

    Auditor kemudian menggunakan tabel minimum sample size untuk menentukan

    besarnya sampel minimum dengan cara menentukan titik potong baris desired upper

    precision limitdengan kolom reliability level yang telah dipilih. Hasilnya jumlah

    sampel minimum adalah 60.

    33

  • 8/6/2019 26000512200511162

    22/25

    3. Membuat tabelstop or go decision.

    Apabila sampel minimumnya adalah 60, maka tabel stop or go decision adalah

    sebagai berikut :

    Tabel 2.2 Keputusan Stop or Go

    Langkah

    ke-

    Besarnya

    Sampel

    kumulatif yang

    digunakan

    Berhenti jika

    kesalahan

    kumulatif yang

    terjadi

    samadengan

    Lanjutkan ke

    lagkah berikutnya

    jika kesalahan

    yang terjadi sama

    dengan

    Lanjutkan ke

    langkah 5 jika

    kesalahan paling

    tidak sebesar

    1 60 0 1 42 96 1 2 4

    3 126 2 3 4

    4 156 3 4 4

    5 Gunakanfixed sample size attribute sampling

    Sumber : Mulyadi hal. 256

    Cara penyusunan tabel Stop or go decision adalah sebagai berikut :

    Langkah 1

    Pada langkah ini auditor menentukan besarnya sampel minimum dengan

    menggunakan tabel minimum sample size. Jumlah sampel dicantumkan dalam

    kolom besarnya sampel komulatif pada baris langkah pertama. Jika dari

    pemeriksaan terhadap anggota sampel tersebut tidak menemukan kesalahan, maka

    auditor menghentikan pengambilan sampel, dan mengambil kesimpulan bahwa

    elemen struktur pengendalian intern yang diperiksa adalah efektif.

    Pengambilan sampel dihentikan jika DUPL = AUPL ( Desired Upper Precision

    Limit=Achieved Upper Precision Limit).

    AUPL dihitung dengan rumus sebagai berikut :

    Confidence level factor at desired reliability for accurrence observedAUPL =

    Sample size

    34

  • 8/6/2019 26000512200511162

    23/25

    Confidence level factorpada R% = 95 dan tingkat kesalahan sama dengan 0 adalah

    3. Disimpulkan jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 60

    anggota sampel sama dengan 0, maka elemen struktur pengendalian intern adalah

    baik, karena AUPL tidak melebihi DUPL.

    Langkah 2

    Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel

    tersebut sama dengan 1, maka confidence level factorpada R% = 95 adalah 4,8.

    Tabel 2.3 Penentuan Besarnya Confidence Level

    Attribute sampling table for determining stop or go sample size and upper

    precission limit of population occurence rate based on sampe result.

    Number of occurrence Confidence level

    90% 95% 97,5%

    0

    1 4,8

    2

    34

    Sumber : Mulyadi hal. 259

    Jika tingkat kesalahan dalam sampel sebanyak 1, maka AUPL = 4,8/60 =0.08 atau

    8% yang melebihi DUPL yang ditetapkan sebesar 5%, sehingga perlu mengambil

    sampel tambahan, yang dihitung dengan rumus :

    Confidence level factor at desired reliability for occurence observed

    Sample size =Acceptable UPL

    Dalam contoh tersebut besarnya sampel dihitung sebagai berikut :

    4,8

    Sample size = = 96

    5%

    35

  • 8/6/2019 26000512200511162

    24/25

    Langkah 3

    Jika dalam pemeriksaan terhadap attribut 96 anggota sampel ditemukan dua

    kesalahan, maka auditor mengambil 30 anggota sampel tambahan sehingga jumlah

    sampel komulatif menjadi 126. Jika dari 126 anggota sampel tersebut hanya

    dijumpai 2 kesalahan, maka :

    6,3

    AUPL = = 5%

    126

    Dengan demikian jika dari 126 anggota sampel tersebut hanya terdapat dua

    kesalahan, auditor akan mengambil kesimpulan bahwa struktur pengendalian intern

    adalah efektif, dan auditor akan menghentikan pengambilan sampel karena AUPL

    sama dengan DUPL. Namun jika dari 126 anggota sampel auditor menemukan 3

    kesalahan, maka AUPL menjadi sebesar 6,19% ( 7,8 / 126 ). Dalam keadaan ini

    auditor memerlukan sampel komulatif sebesar 156 ( 7,8 / 5% ) dan dilanjutkan ke

    langkah 4.

    Langkah 4

    Jika dari 156 anggota sampel tersebut hanya dijumpai 3 kesalahan, maka AUPL =

    7,8/126 = 5%. Dengan demikian jika dari 156 anggota sampel tersebut hanya

    terdapat 3 kesalahan, auditor mengambil kesimpulan bahwa struktur pengendalian

    intern adalah efektif dan auditor akan menghentikan pengambilan sampel, karena

    36

  • 8/6/2019 26000512200511162

    25/25

    AUPL=DUPL. Namun jika dari 156 anggota sampel tersebut auditor menemukan 4

    kesalahan, maka AUPL menjadi sebesar 5,9% ( 9,2 / 156 ).

    Dalam keadaan ini auditor beralih kelangkah kelima, yaitu mengambil kesimpulan

    bahwa struktur pengendalian intern yang diperiksa tidak dapat dipercaya, atau

    auditor dapat menggunakanFixed Sample Size Attribute sebagai alternatif.

    37