31
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN EKONOMI A. Awal Munculnya Ilmu Ekonomi Pada awal peradaban manusia, kebutuhan manusia terbatas dan bersifat sederhana. Namun, dengan semakin majunya tingkat peradaban, makin banyak dan makin bervariasi pula kebutuhan manusia. Di lain pihak, alat pemenuh kebutuhan terbatas adanya. Ketidakseimbangan antara kebutuhan yang selalu meningkat dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas tersebut menyebabkan diperlukannya sebuah ilmu yang disebut ilmu ekonomi B. Definisi Ekonomi Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani: oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga (house-hold), sedangkan nomos berarti aturan, kaidah atau pengelolaan. Dengan demikia, secara sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah, aturan-aturan atau cara pengelolaan rumah tangga. Sedangkan ilmu yang mempelajari bagaimana tiap rumah tangga atau masyarakat mengelola sumber daya yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan mereka disebut ilmu ekonomi. C. Definisi Ilmu Ekonomi Salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari tingkah laku manusia atau segolongan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhan yang relative tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas adanya. D. Pembagian Pemikiran Ekonomi Kapita Selekta Ilmu Sosial Dr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘12 1

99111-1-972763794787 (1)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 99111-1-972763794787 (1)

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN EKONOMI

A. Awal Munculnya Ilmu Ekonomi

Pada awal peradaban manusia, kebutuhan manusia terbatas

dan bersifat sederhana. Namun, dengan semakin majunya tingkat

peradaban, makin banyak dan makin bervariasi pula kebutuhan

manusia. Di lain pihak, alat pemenuh kebutuhan terbatas adanya.

Ketidakseimbangan antara kebutuhan yang selalu meningkat

dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas tersebut

menyebabkan diperlukannya sebuah ilmu yang disebut ilmu

ekonomi

B. Definisi Ekonomi

Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani: oikos dan nomos.

Oikos berarti rumah tangga (house-hold), sedangkan nomos

berarti aturan, kaidah atau pengelolaan. Dengan demikia, secara

sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah, aturan-

aturan atau cara pengelolaan rumah tangga. Sedangkan ilmu yang

mempelajari bagaimana tiap rumah tangga atau masyarakat

mengelola sumber daya yang mereka miliki untuk memenuhi

kebutuhan mereka disebut ilmu ekonomi.

C. Definisi Ilmu Ekonomi

Salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari

tingkah laku manusia atau segolongan masyarakat dalam

usahanya memenuhi kebutuhan yang relative tak terbatas dengan

alat pemuas kebutuhan yang terbatas adanya.

D. Pembagian Pemikiran Ekonomi

1. Praklasik

2. Klasik

3. Sosialisme

4. Neo Klasik

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

1

Page 2: 99111-1-972763794787 (1)

I. PEMIKIRAN EKONOMI MASA PRAKLASIK

Pemikiran ekonomi masa klasik merupakan pemikiran awal

tentang ekonomi, sebelum ilmu ekonomi itu sendiri mendapat

pengakuan sebagai cabang ilmu tersendiri. Pemikiran praklasik

dapar dikelompokkan menjadi empat bagian:

a. Yunani Kuno

b. Romawi

c. Skolastik

d. Merkantilisme

e. Fisiokrat

a. Masa Yunani Kuno

1. Plato (427- 347 SM)

Di antara tokoh masa Yunani kuno adalah Plato. Di antara

gagasan ekonomi Plato adalah tentang keadilan dalam sebuah

Negara idea. Dalam sebuah Negara idea menurut Plato, kemajuan

tergantung pada pembagian kerja (division of labor) yang timbul

secara alamiah dalam masyarakat. Pandangan di atas, jika

diperhatikan mirip dengan pandangan Adam Smith. Pada

kenyataannya, ide teori division of labor Smith memang berasal

dari pandangan Plato. Perbedaannya, kalau teori division of labor

Adam Smith dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan output dan

pembangunan ekonomi, sedangkan teori Plato dimaksudkan untuk

pembangunan kualitas kemanusiaan. Menurut Plato, ada tiga jenis

pembagian kerja pada masanya, yaitu: (1) Pengatur atau

penguasa, (2) Tentara, dan (3) Para pekerja.

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

2

Page 3: 99111-1-972763794787 (1)

2. Aristoteles (384 – 322 SM)

Kontribusi Aristoteles yang paling besar terhadap ilmu

ekonomi adalah pemikirannya tentang pertukaran barang

(exchange of commodities) dan kegunaan uang. Menurut

pandangan Aristoteles, kebutuhan manusia (man’s needs) tidak

terlalu banyak, tetapi keinginan (man’s desire) relative tanpa

batas. Ia menganggap alami kegiatan produksi yang dimaksudkan

untuk menghasilkan barang-barang guna memenuhi kebutuhan,

akan tetapi kegiatan produksi untuk untuk memenuhi keinginan

manusia yang tanpa batas dikecamnya sebagai sesuatu yang tidak

alami.

b. Zaman Romawi

Pada zaman Romawi tidak pemikiran ekonomi yang

signifikan, karena ilmu pengetahuan tidak terdapat dalam

kurikulum, maka ilmu pengetahuan yang dihasilkan di Yunani

tidak berkelanjutan di Romawi, hal ini disebabkan karena

kekaisaran Romawi terbentuk dari sebuah komunitas pertanian

kecil dengan perdagangan kecil dan strata sosial yang kaku.

c. Pemikiran Kaum Skolastik

Ciri utama dari aliran pemikiran ekonomi Skolastik adalah

kuatnya hubungan antara ekonomi dan masalah etis serta

besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan

karena ajaran-ajaran skolastik mendapat pengaruh yang sangat

kuat dari ajaran gereja.1

1. Albertus Magnus (1206-1280 M)

Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah pendapatnya

tentang harga yang adil dan pantas, yaitu harga yang sama

besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk

menciptakan barang tersebut. Dengan berpatokan pada “ harga

1Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

3

Page 4: 99111-1-972763794787 (1)

yang adil dan pantas” ini, maka dalam aktifitas tukar menukar

barang harus disertakan unsure etis. Kalau seseorang menetapkan

harga melebihi biaya-biaya dan pengorbanan lain untuk

menciptakan barang tersebut berarti ia telah melanggar etika.

2. Thomas Aquinas (1225-1274 M)

Dalam bukunya Summa Theologica, Aquinas menjelaskan

bahwa memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak

adil, sebab ini sama artinya dengan menjual sesuatu yang tidak

ada. Sebab bunga atas uang yang dipinjamkan adalah sesuatu

yang bersifat abstrak.

d. Masa Merkantilisme

Merkantilisme adalah sesuatu teori ekonomi yang

menyatakan bahwa kesejahteraan suatu Negara hanya ditentukan

oleh banyaknya asset atau modal yang disimpan oleh Negara yang

bersangkutan, dan besarnya volume perdagangan global sangat

penting. Asset ekonomi atau modal Negara dapat digambarkan

secara nyata dengan jumlah modal yang dimiliki oleh Negara, dan

modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor

dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan

dengan Negara lain akan selalu positif. Merkantilisme

mengajarkanbahwa pemerintahan suatu Negara harus mencapai

tujuan tersebut dengan melakukan perlindungan terhadap

perekonomiannya, dengan mendorong ekspor (dengan banyak

intensif) dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan

tariff yang besar).

Aspek-aspek Politik merkantilisme

1. Ekonomi : Berupaya mendapatkan emas sebanyak-

banyaknya

2. Tarif : Pembatasan impor dengan tariff tinggi untuk

barang dari Negara

lain

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

4

Page 5: 99111-1-972763794787 (1)

3. Industri : Menggalakkan industry barabg jadi untuk

meningkatkan ekspor

4. Perkapalan : Act of Navigation sangat membantu perkapalan

Inggris.

5. Penduduk : Meningkatkan jumlah penduduk agar bisa

meningkatkan jumlah

output produk industri

6. Kolonial : Negara daerah jajahan dipergunakan sebagai

penjual hasil bahan

Dasar

Tokoh-tohoh Merkantilisme

1. Joun Boudin (1530-1596 M)

2. Thomas Mun (1571-164 M)

3. Jean Baptis Colbert (1619-1683)

4. Sir William Petty (1623-1687 M)

5. David Hume (1711-1776 M)

1.Joun Boudin (1530-1596 M)

Joun Boudin merupakan ilmuwan yang pertama kali

menyajikan teori tentang uang dan harga secara sistematis.

Boudin menjelaskan bahwa kenaikan harga disebabkan oleh lima

factor:

(a)Bertambahnya logam mulia, yaitu emas dan perak

(b)Praktek monopoli yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh

dunia swasta maupun peran Negara.

(c) Jumlah barang di luar negeri menjadi langka oleh karena

sebagian hasil produksi diekspor

(d)Pola hidup yang sangat mewah di kalangan raja dan

bangsawan sekitarnya

(e)Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang

terkandung didalamnya dikurangi atau dipermainnya.

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

5

Page 6: 99111-1-972763794787 (1)

2. Thomas Mun (1571-164 M)

Thomas Mun ada beberapa hal yang harus diperhatikan

untuk menghasilkan surplus pendapatan

(a)Kebijakan harga. Mun menginginkan ekspor dijual pada

tingkat “harga yang terbaik” yaitu harga yang menghasilkan

pendapatan dan kekayaan yang paling banyak.

(b)Mun menjelaskan bahwa kualitas barang yang lebih baik

akan menimbulkan permintaan yang lebih besar di seluruh

dunia dan akan menghasilkan ekspor yang lebih besar.

e. Mazhab Fisiokratis

Berbeda dengan kaum merkantilism yang menganggap

sumber kekayaan suatu Negara adalah perdagangan luar negeri,

kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan yang

senyata-nyatanya adalah sumber daya alam. Ini yang

menyebabkan aliran ini dinamai aliran physiocratism,

penggabungan dari dua kata physic (alam) dan cratain, atau cratos

(kekuasaan), yang berarti mereka percaya pada hokum alam

(believers in the rule of nature). Kaum fisiokrat percaya bahwa

sistem perekonomian juga mirip dengan alam yang harmoni

tersebut. Dengan demikian, tiap tindakan manusia dalam

memenuhi kebutuhannya masing-masing akan selaras dengan

kemakmuran masyarakat banyak. Beri manusia kebebasan, dan

biarkan mereka melakukan yang terbaik untuk dirinya masing-

masing. Pemerintah tidak perlu campur tangan, maka semua

tindakan manusia akan berjalan secara harmonis, otomatis, dan

bersifat self-regulating.

Tokoh madzhab fisiokratis

1. Francis Quesnay (1694-1774 M)

Quesnay membagi masyarakat ke dalam empat golongan:

(a)Kelas masyarakat produktif, yaitu yang aktif mengelola

tanah seperti pertanian dan pertambangan

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

6

Page 7: 99111-1-972763794787 (1)

(b)Kelas tuan tanah

(c) Kelas yang tidak produktif seperti para saudagar

(d)Kelas masyarakat buruh yang menerima upah dari saudagar

atau dari tuan tanah

Karena kaum petani yang paling produktif di antara keempat

golongan masyarakat, maka Quesnay menganjurkan agar

kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus ditujukan

terutama untuk meningkatkan taraf hidup para petani.

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

7

Page 8: 99111-1-972763794787 (1)

II. PEMIKIRAN EKONOMI KLASIK

a. Pemikiran Adam Smith

1. Teori Pembagian Kerja (Division of Labor)

Smith menjelaskan bahwa dengan Division of Labor

kuantitas dan kualitas produksi dapat dicapai dengan lebih baik.

Peningkatan kuantitas dan kualitas produksi dapat dihasilkan

karena tiga alas an, yaitu:

a. Physikorat mengenai peningkatan kepuasan,

sedangkan Smith lebih condong pada tingkat

persaingan dan natural liberty (kebebasan alami)

dalam pencapaian kepuasan

b. Smith juga memperkenalkan Theory of value yang

berisi tentang nilai yang digunakan dalam pertukaran.

Permasalahan yang timbul dari nilai tukar barang

adalah value of use, value of exchange.

c. Smith juga menjelaskan mengenai bimetal coin sebagai

alat pertukaran, dan ada juga nominal price dan real

price dengan prinsip pekerja berkaitan dengan harga

riil komiditas dan uang sebagai harga nominal

komoditas.

2. Laissez-faire Priciples

Laissez faire-laissez passer adalah teori Adam Smith yang

menghendaki seminimal mungkin campu tanngan pemerintah

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

8

Page 9: 99111-1-972763794787 (1)

dalam perekonomian. Menurut Adam Smith system ekonomi harus

dilandasi oleh:

a. Individualisme

b. Kebebasan yang alami

c. Materalistis

d. Poistifisme

3. Teori Nilai

Barang dalam pandangan Adam Smith mempunyai dua nilai:

a. Value in use (nilai guna)

b. Value in exchange (nilai tukar)

4. Teori Upah

Terkait dengan teori upah Adam Smith mengembangkan

teori upah subsistensi (tingkat minimum untuk bertahan nidup).

Menurut teori ini, upah alamiah adalah upah yang cukup untuk

mempertahankan hidup pekerja. Jika upah jatuh di bawah upah

subsistensi, maka pekerja akan mati dan apabila makin sedikit

pekerja yang menawarkan jasa mereka maka upah akan naik.

b. Thomas Robert Malthus (1766-1834 M)

Di antara pemikiran Malthus adalah pertumbuhan penduduk

cendrung melampaui pertumbuhan persediaan makanan.

Penduduk cenderung tumbuh secara “deret ukur” (misalnya dalam

lambing 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan

makanan cenderung bertumbuh secara “deret hitung” (misalnya,

dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Malthus

berkesimpulan bahwa kuantitas manusia akan terjerembab ke

dalam rawa-rawa kemiskinan dan berada diujung kelaparan.

c. David Ricardo (1772-1823 M)

Di antara pemikiran adalah:

1. Teori nilai dan harga barang (biaya bahan mentah dan

upah buruh yang besarnya hanya untuk dapat bertahan

hidup)

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

9

Page 10: 99111-1-972763794787 (1)

2. Teori tentang distribusi pendapatan yang terdiri dari

upah, teori sewa tanah, teori bunga, dan laba.

3. Teori tentang perdagangan internasional

d. Jean Baptista Say (1767-1832 M)

Kontribusi Say yang terbesar terhadap aliran klasik adalah

pandangannya yang menyatakan bahwa setiap penawaran akan

menciptakan permintaannya sendiri (supply creates its own

demand). Lebih jauh Say mengungkapkan bahwa peningkatan

produksiakan selalu diiringi oleh peningkatan pendapatan yang

akhirnya akan diiringi pula oleh peningkatan pendapatan yang

akhirnya akan diiringi pula oleh peningkatan permintaan. Maka,

dalam ekonomi pasar persaingan sempurna tidak akan pernah

terjadi kelebihan penawaran (excess supply). Seandainya terjadi,

sifatnya hanya sementara

e. John Stuart Mill (1806-1873 M)

Kalau pakar-pakar sebelumnya menganggap campur tangan

pemerintah sesuatu yang tabu, maka J.S. Mill sedikit

melonggarkan. Lebih jelasnya, Mill membolehkan campur tangan

pemerintah berupa peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan

yang dapat membawa kea rah peningkatan efisiensi dan

penciptaan iklim yang lebih baik. Dengan pandangan it, setiap

aktifitas ekonomi dapat diarahkan pada sesuatu yang lebih baik

dan lebih pantas.

III. PEMIKIRAN MADZHAB SOSIALISME

Istilah sosialisme seringkali digunakan dalam banyak arti.

Istilah sosialisme selain untuk menunjukkan system ekonomi, juga

bias digunakan untuk menunjukkan aliran falsafah, idiologi, cita-

cita, ajaran-ajaran atau gerakan. Sosialisme oleh sementara orang

diartikan sebagai bentuk perekonomian yang pemerintahannya

paling kurang bertindak sebagai pihak yang dipercaya oleh

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

10

Page 11: 99111-1-972763794787 (1)

seluruh masyarakat. Pemerintah juga sebagai pihak yang

menasionalisasikan industry-industri besar seperti pertambangan,

jala-jalan dan jembatan, kereta api serta cabang-cabang produksi

yang menyangkut hajat hidup orange banyak.

Dalam kenyataannya, kata “sosialisme” sering kali dipakai

secara bergantian dengan kata “komunisme”, perbedaannya

adalah, jika sosialisme digambarkan sebagai pergeseran milik

kekayaan dari sektor swasta ke tangan pemerintah secara “halus”,

dilakukan perlahan-lahan melalui prosedur yang ditetapkan oleh

pemerintah serta dengan memberikan konpensasi kepada pihak

swasta. Sedangkan proses peralihan kepemilikan pada komunisme

dilakukan secara cepat, “revolusioner”, dilakukan dengan paksaan

dan tanpa diberikan konpensasi.

Pemikiran-pemikiran ekonomi beraliran sosialis secara garis

besar dapat dibagi atas tiga kelompok:

1. Kelompok pemikir sosialis sebelum mark

2. Pandangan Marx dan Engel

3. Pemikir Sosialis sesuadah Marx

1. Kelompok pemikir sosialis sebelum mark

a. Sosialisme Utopis

Utopia adalah gambaran dari “Negara impian”. Menurut Sir

Thomas More (1478-1535 M) bahwa dalam sebuah pulau hayal

bernama utopia yang juga dapat diartikan sebagai sebuah Negara,

semua kekayaan merupakan milik bersama.semua orang tinggal

dalam sebuah tempat yang sama, makanan beserta aneka

perlengkapan lainnya disediakan dan digunakan untuk dan oleh

bersama (kolektif).

Dalam memandang kerja, golongan ini menganggap bekerja

cukup dilakukan sekedar saja. Tidak perlu mati-matian yang

penting bias untuk mencukupi kebutuhan, maka dianjurkan untuk

hidup sederhana. Pakaian yang digunakan seragam. Tidak

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

11

Page 12: 99111-1-972763794787 (1)

diperkenankan mengikuti mode. Ekstremnya, perhiasan emas dan

perak tidak dihargai. Toleransi sangat kukuh ditanamkan dalam

konteks kehidupan bermasyarakat. Pemerintah dibentuk secara

demokratis berdasarkan keinginan dan kehendak rakyat.

2. Madzhab Sosialisme Marx

Di antara banyak pemikir sosialis, nama Karl Heindrich Marx

(1818-1883) dianggap paling mempunyai pengaruh. Jika karya

Adam Smith bisa dikatakan genesisnya ekonomi modern, maka

karya Karl Max adalah exodus-nya. Jika Adam Smith adalah

pencipta kebebasan alamiah, maka sang revolusioner Jerman

tersebut adalah penghancurnya.

Kalr Marx lahir pada 5 Mei 1818 di Trier atau Traves,

Jerman. Ia terbilang dari keluarga terpandang. Sejak kecil ia

sudah pernah mengalami pergolakan agama yang sangat dahsyat.

Sejak berusia 6 tahun, seluruh keluarganya berpindah agama dari

Yahudi ke Kristen Protestan, perpindahan agam ini merupakan

salah satu pristiwa yang sangat membekas di hati marx dan

mempengaruhi perjalanan hidup marx selanjutnya.

a. Latar Kultural dan Historis Lahirnya Ekonomi Sosialis

Marx

Eropa baru saja menyelesaikan pertentangannya antara

kekuatan kapitalisme yang baru lahir dengan rezim feodalisme.

Sebelumnya, sejarah masyarakat eropa lebih didominasi kaum

bangsawan dan feodal. Kelas masyarakat inilah yang telah lama

mencengkramkan kuku penjajahannya pada masyarakat bawah.

Namun, sejarah ternyata berubah. Setelah sekian lama berada

dalam cengkraman kaum feodal, maka lahirnya kekuatan baru

yakni kaum kapitalis yang berusaha meruntuhkan otoritarisme

kaum feodal. Hal ini ditandai dengan lahirnya Renaissance di

Eropa. Lahirnya era ini menandai lepasnya masyarakat dari era

kegelapan yang lebih didominasi oleh kaum bangsawan.

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

12

Page 13: 99111-1-972763794787 (1)

Era pencerahan membawa Eropa ke dalam sebuah peralihan

dari kaum feodal ke kaum kapital. Hal ini dipicu dengan

ditemukannya mesin cetak oleh John Guttenberg pada abad ke-

15M. hadirnya mesin cetak inimampu merubah kondisi social

budaya masyarakat Eropa pada waktu itu, terutama dalam hal

produksi. Oleh mesin cetak ini, produksi buku akhirnya bisa

dilakukan secara missal. Mesin cetak ini merupakan factor utama

terjadinya akselerasi dan peningkatan produksi buku dan bacaan.

Fenomena ini berimplikasi pada lahirnya keterbukaan komunikasi.

Dengan banyaknya kuantitas buku yang dicetak, masing-masing

orang akan terpicu untuk saling tukar pikiran dan Ide. Maraknya

diskusi dan pertukaran ide ini ternyata membawa akibat fatal

terhadap rezim bangsawan. Dengan derasnya wacana dan

pertukaran ide membuat budaya kritis masyarakat semakin

terasah sehingga mampu membongkar segala macam kebusukan

dan kebobrokan rezim bangsawan atau kaum feodal.

Ketika sistem feodal tergantikan oleh sistem capital, bukan

berarti sebuah masalah selesai. Namun, di sinilah justru muncul

problematika baru. Budaya penindasan yanga awalnya didominasi

oleh kaum feodal kini beralih ke tangan kaum kapital. Sistem

kapitalis yang diplopori oleh kaum borjuis melakukan penindasan

terhadap kaum buruh di pabrik-pabrik mereka. Kondisi pekerja

sangat memprihatinkan, sementara upah buruh sangat rendah.

Tekonologi baru bukannya meningkatkan kesejahteraan kaum

buruh, tetapi justru memerangkap kehidupan kaum buruh ke

dalam penindasan-penindasan yang lebih kejam. Hadirnya

teknologi ini menjadikan para kapitalis bebas melakukan tawar-

menawar kepada buruh.

Rupanya itulah yang dijadikan senjata para borju untuk

meneror buruh. Para borju itu seolah berkata kalau pabrik yang

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

13

Page 14: 99111-1-972763794787 (1)

dioprasikan tidak membutuhkan tenaga buruh yang banyak karena

telah memiliki alat-alat teknologi untuk memproduksi.

Fenomena penindasan terhadap kaum buruh oleh borjuis

inilah yang menegaskan Karl Heindrich Marx sebagai orang

sosialis. Hal ini, ditunjukan oleh sikap dan kritik-kritiknya

terhadap kaum borjuis dan kecamannya terhadap para tokoh atau

pemikir yang cenderung idealism atau religious. Sebagai seorang

penulis yang handal, Marx mengutuk para penulis liberal yang

mengfokuskan dirinya untuk usaha propaganda menangkal

ateisme. Marx berpendapat bahwa tenaga atau pikiran harus

ditujukan pada hal-hal yang konkrit, yang berkaitan erat dengan

kondisi berat para buruh.

b. Kecaman Marx terhadap Sistem Kapitalisme2

Seperti diketahui, Marx adalah orang yang benci terhadap

sistem kapitalisme yang digagas oleh Adam Smith dan kawan-

kawan. Berbagai macam argument disusun Marx guna menangkal

pengaruh kapitalisme, baik dari segi moral, sosiologi maupun

ekonomi sendiri.3 Marx memandang bahwa sistem kapitalisme

merupakan sistem ekonomi yang tidak manusiawi. Di dalamnya

telah diberlakukan dan dilegalkan penindasan dan perbudakan yang

sebesar-besarnya terhadap para buruh.

Perlawanan kaum buruh ini pada tingkat yang palin radikal

dimanifestasikan dengan terjadinya revolusi proletariat. Hal ini

terjadi ketika kapitalisme sudah berada di puncak kejayaannya.

Puncak kejayaan kapitalisme, bagi Marx adalah awal runtuhnya

2 Wacana ekonomi Marxis adalah lebih sebagai anti tesis atau counter baik (feed back) terhadap sistem ekonomi kapitalis. Teoi ini iacetuskan setelah melakukan penelitian berjam-jam selama bertahun-tahun di British Library. Hal ini dilakukan Marx berangkat dari kegelisahannya terhadap sistem kapitalisme yang tidak manusiawi. Di dalamnya telah diberlakukan dan dilegalkan penindasan dan perbudakan yang sebesar-besarnya terhadap para buruh. Dan disinilah Marx, sewaktu di Paris, menyerukan bersatu kepada kaum buruh sedunia untuk melawan kapitalisme.

3 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, h. 73.

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

14

Page 15: 99111-1-972763794787 (1)

kapitalisme. Revolusi ini lahir sebagai sikap kaum buruh yang

sudah mencapai tingkat kemuakan dan kebingungan atas kerasnya

penindasan dari para pemodal.

Secara structural, sistem ekonomi Marx ini didasarkan pada

masalah capital yang terdiri dari persoalan komoditi, uang atau

sirkulasi sederhana dan capital secara umum. Dalam pembahasan

teorinya ini, Marx mendasarkan pada konsep pertentangan kelas.

Bagi Marx, sejarah manusia adalah sejarah konflik dan

pertentangan kelas, yakni kelas borjuis dan kelas proletar. Kelas

borjuis adalah kelas yang menguasai alat-alat produksi, sementara

proletar adalah pihak yang dieksploitasi tenaganya dalam proses

produksi. Menurut Marx, sebuah perekonomian kapitalis pada

awalnya terdiri dari komoditas-komoditas dalam jumlah besar

ditambah dengan individu-individu yang menjadi pemilik dari

komoditas itu, beberapa hubungan pertukaran yang saling

menghubungkan individu-individu itu. Pada awalnya, individu-

individu ini tidak merasa sebagai bagian dari kelas-kelas sosial-

ekonomi yang ada. Mereka juga tidak menganggap bahwa

kepentingan-kepentingan mereka bukan sebuah representasi dari

kelas mereka.

Pembentukan kelas-kelas individu ini lebih ditentukan oleh

struktur dan dinamika perekonomian kapitalis. Penentuan kelas ini

tidak hanya berdasarkan pada kesamaan selera individu, tetapi

posisi dan nasib mereka dalam struktur produksi. Artinya, posisi

kelas mereka ini lebih ditentukan oleh hubungan produksi mereka

dalam aktifitas ekonomi.

Argumen yang ditunjukan Marx untuk menguatkan teorinya

tentang konsep kelas ditunjukkan dengan kritik Marx terhadap

konsep dan tujuan pasar. Bagi Marx perekonomian pasar yang

merupakan corak utam sistem kapitalisme liberal, bukanlah

mekanisme untuk memaksimalkan kesejateraan pribadi individu-

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

15

Page 16: 99111-1-972763794787 (1)

individu di dalamnya, melainkan sebuah sarana untuk

memfasilitasi para kapitalis untuk merampas nilai surplus dan

mengakumulasi capital.

Lahirnya globalisasi pasar bebas (free trade) misalnya yang

merupakan penegasan dari sistem kapitalis, tidak lain adalah

strategi para kaum borjuis untuk mempertahankan

kepentingannya. Dalam sistem itu, regulasi yang dipakai adalah

mekanisme pasar. Sehingga tidak pihak lain termasuk Negara

yang bisa melakukan intervensi. Seluruh sistem yang dibangun

dan pola kerja yang diciptakan tidak lain adalah manifestasi dari

kepentingan ekonomi kaum borhuis dari berbagai Negara maju.

Maka tidak helan kalau kebijakan pasar sering bertabrakan

dengan spirit keadilan dan kepentingan masyarakat bawah.

Posisi kelas terjadi ketika adanya perbedaan tujuan masing-

masing individu dalam menggunakan sirkulasi modal atau

komoditasnya. Bagi individu yang tidak mempunyai capital atau

komoditasnya terbatas, maka ia akan mengsirkulasikan komoditas

itu sebatas untuk mendapatkan barang atau komoditas baru.

Namun sebaliknya, bagi mereka yang mempunyai modal

berlimpah, mereka mengsirkulasikan modal dan komoditasnya

jelas bertujuan untuk mengakumulasikan modal. Dari sinilah dapat

diambil benang merahnya bahwa aktifitas ekonomi itulah yang

menurut Marx merupakan determinan terbentuknya posisi-posisi

atau kelas-kelas sosial di masyarakat.

Perbedaan pola dan orientasi dari dua model sirkualasi

itulah yang memicu konflik. konflik antar kelas (antara borjuis dan

proletar) terjadi ketika dari kaum borjuis menerapkan sistem

“upah subsistensi” yang berfungsi untuk menyambung hidup para

pekerja. Artinya, dengan orientasi kaum kapitalis untuk

mengakumulasikan capital, sementara kaum proletar (yang tak

mempunyai banyak modal) hanya sekedar untuk mendapatkan

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

16

Page 17: 99111-1-972763794787 (1)

komoditas lain yang dibutuhkan, maka kaum kapitalis cukup

memberikan upah kepada buruh sebatas bisa digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari para buruh. Para kaum borjuis

cukup memberikan upah kepada buruh sekedar bisa untuk makan

dan memenuhi kebutuhan primer mereka. Sementara mereka

tidak diberi upah yang layak supaya mereka juga bisa

mengumpulkan modal atau memenuhi kebutuhan sekunder dan

bahkan tersier mereka.

Jika yang diberikan kepada buruh hanyalah sebatas upah

subsistensi, maka disinilah letak kesalahan selanjutnya: para

capital itu telah mencuri atau merampas upah buruh yang tersisa.

Dengan tenaganya yang mahal itu, buruh sebenarnya

memproduksi upah yang tinggi, namun oleh pihak kapitalis, upah

yang diberikan kepada kaum proletar hanya sebatas upah yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, maka jelas upah

yang tersisa masih sangat banyak. Inilah yang dinamakan nilai

surplus. Nilai surplus yang sebenarnya milik buruh itu masuk

kantong para kapitalis.

Inilah yang menurut Marx bahwa sistem kapitalisme adalah

sistem penghisapan. Sistem ini bisa langgeng karena hasil

penghisapan dan perampasannya tehadap hak-hak buruh, yang

dalam konteks ini adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh para

buruh itu sendiri. Oleh karena itu, Karl Marx percaya bahwa

dalam rangka menghentikan penggisapan dan penindasan sistem

ekonomi liberalis-kapitalis yang tidak manusiawi itu perlu

ditegakkan ekonomi sosialis, sebuah sistem ekonomi tanpa kelas,

tanpa hak milik pribadi, tanpa kasta, tanpa kerakusan, tanpa

ketamakan, non diskriminatif dan non sectarian, tak ada yang

menguasai dan tak ada yang dikuasai.

c. Perbedaan Sosialisme dan Komunisme Menurut Marx

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

17

Page 18: 99111-1-972763794787 (1)

Menurut Marx perbedaan antara komunisme dan sosialisme

dapat dilihat dari:

1. Produktifitas

2. Hakikat manusia sebagai produser

3. Pembagian pendapatan

Dalam fase sosialisme, produktifitas masih rendah dan kebutuhan

materi belum terpenuhi secara cukup.4 Sementara dalam fase

komunisme penuh produktifitas sudah tinggi sehingga semua

kebutuhan materi sudah diproduksi secara cukup. Dengan begitu,

perekonomian dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat

secara berkelimpahan. Pada tahap komunisme penuh, kerja sudah

menjadi hakikat. Semua pekerjaan dilakukan manusia secara

sukacita, efisien tanpa terlalu mengharapkan insentif langsung

seperti upah, yang hanya merupakan produk sampingan dari

bekerja.

IV PEMIKIRAN MADZHAB NEO-KLASIK

Teori-teori yang dikembangkan oleh Marx mendapat banyak

tanggapan dari pakar-pakar ekonomi, baik dari kaum sosialis

sendiri maupun dari pendukung sistem liberal-kapitalisme..

4 Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, h. 87.

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

18

Page 19: 99111-1-972763794787 (1)

pemikiran-pemikiran ekonomi dari para pakar pendukung sistem

liberal ini kemudian dimasukkan ke dalam suatu kelompok

pemikiran ekonomi tersendiri yang disebut madzhab Neo-klasik.

Karena analisis yang dibuat Marx untuk meramal kejatuhan

sistem kapitalis bertolak dari teori nilai kerja dan upah, oleh para

pakar Neo-klasik teori-teori tersebut dipelajari kembali secara

mendalam, paling kurang ada empat orang yang melakukan

penelitian tentang hal yang sama, yaitu W. Stanley Jevons (1835-

1882), Leon Walras (1837-1910), Carl Menger (1840-1921) dan

Alfred Marsall (1842-1924).

Walaupun mereka melakukan penelitian secara terpisah,

dari hasil penelitian masing-masing mereka mengemukakan hal

yang sama, bahwa teori nilai lebih (surplus) Marx tidak mampu

menjelaskan secara tepat tentang nilai komoditas. Mereka sperti

menyepakati bahwa teori Marx Marx tersebut tidak memberikan

sumbangan apapun dalam perkembangan teori ekonomi. Oleh

karena itu, dapat diabaikan.

a. Teori Analisis Marjinal

Madzhab neo-klasik telah mengubah pandangan tentang

ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori

nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya

produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal

utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam

teori ekonomi.

Analisis marjinal pada intinya merupakan pengaplikasian

kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan

produsen serta penemuan harga-harga di pasar.5 Konsep marjinal

ini sering diakui sebagai kontribusi utama madzhab Austria.

Naumn, Heindrich Gossen rypanya telah terlebih dahulu

mengembangkan teori ini (1810-1858). Dalam teorinya, Gossen

5 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, h. 106.

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

19

Page 20: 99111-1-972763794787 (1)

telah lama mengungkapkan konsep marjinal dalam menjelaskan

kepuasan (utility) dari konsumsi suatu barang.

Menurut Gossen, faidah tambahan (marginal utility) dalam

pengkonsumsian suatu barang akan semakin menurun jika barang

yang sama dikonsumsi semakin banyak. Pernyataannya tersebut

dijadikan sebagai semacam dalil, atau lebih popular dengan

sebutan “hokum Gossen pertama” dalam hokum keduanya, Gossen

menjelaskan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu

terbatas untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang relative yang

terbatas.

Dengan kendala tersebut, kepuasan maksimum yang dapat

diperoleh terjadi pada saat faidah marjinal sama untuk tiap barang

yang dikonsumsi tersebut. Namun, dengan syarat semua sumber

daya dan dana terpakai habis seluruhnya.

b. Madzhab Austria

Sekitar tahun 1870 timbul hampir bersamaan di Austria,

Perancis, dan Inggris suatu “ajaran nilai baru” yang dikemukakan

oleh Karl Menger, Leon Warlas dan W. Stenley Jevons. Teori baru

ini menempatkan konsumen sebagai obyek penilai terakhir di

pusat perhatian ekonomi. Nilai suatu barang harus dijelaskan di

bahwa suatu barang mempunyai kesanggupan untuk memenuhi

kebutuhan. Dengan perkataan lain, suatu barang mempunyai nilai

karena barang itu memberikan nilai guna bagi subyek penilai.

Nilai guna bagi seseorang dengan seorang yang lain dapat

berbeda. Seseorang dapat saja mengatakan bahwa sebuah lukisan

tidak berharga karena tidak menyukai seni, sebaliknya bagi

seorang pencinta seni, lukisan Picasso sanggup dia bayar dengan

harga mahal. Kegunaan barang juga dipengaruhi unsur

sunyetifitas.

Madzhab Austrian telah memecahkan soal antinomy nilai,

yaitu paradox ekonomi yang tak terpecahkan oleh kaum klasik dan

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

20

Page 21: 99111-1-972763794787 (1)

yang mengatakan bahwa barang yang mempunyai nilai pemakaian

yang terbesar seperti air dan udara justru mempunyai nilai tukar

yang kecil. Dalam hubungan ini, menurut madzhab Austria, nilai

suatu barang harus diterangkan bahwa sampai seberapa jauh

barang yang bersangkutan mempuntai kesanggupan untuk

memenuhi kebutuhan.

Untuk memecahkan soal sntinomi nilai ini, Menger

mengemukakan perbedaan antara kegunaan jumlah seluruhnya

suatu barang dan kegunaan satuan tertentu yang ditambahkan

atau dikurangkan dari persediaan yang ada. Dalam menilai

barang, maka harus diperhatikan tidak hanya kegunaannya, tetapi

juga harus dipertimbangkan tentang kelangkaannya (scarcity).

c. Madzhab Lausanne

Leon Warlas, salah seorang pemikir ekonomi neoklasik telah

menymbangkan analisis yang lebih komprehensif tentang teori

keseimbangan umum.6 Walras pula dianggap sebagai pendiri

aliran atau madzhab Lausance. Walras memberikan beberapa

sumbangan penting dalam bidang ekonomi. Bersama denganJavon

dan Menger, ia adalah seorang dari beberapa penemu independen

dari gagasan kepuasan marjinal. Ia adalah salah seorang yang

pertama dan terkuat dalam mendukung individualisme

metodologis.7 Tetapi Walras lebih terkenal karena membangun

sebuah model keseimbangan ekonomi yang memandang sistem

ekonomi sebagai rangkaian persamaan matematika yang

berhubungan. Walras kemudian menjelaskan bagaimana

memecahkan rangkaian persamaan ini untuk semua harga dan

kuantitas.

Pasca meninggalnya Walras, kedudukannya digantikan oleh

Vilfredo Pareto. Pareto sebenarnya berkebangsaan Italia, namun

6 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, h. 110.7 Keyakinan bahwa semua penjelasan fenomena ekonomi harusnya

berdasarkan tindakan individu dalam memilih.

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

21

Page 22: 99111-1-972763794787 (1)

ia lebih banyak berkiprah di Lausanne, Swiss. Boleh dibilang,

Pareto merupakan orang yang sangat loyal terhadap Walras.

Selain meneruskan aliran matematika yang sudah dikembangkan

Walras, ia juga banyak membantu Walras menjelaskan kondisi-

kondisin yang harus dipenuhi agar sumber-sumber daya dapat

dialokasikan sehingga memberikanhasil yang optimum dalam

suatu model keseimbangan umum.8

Pareto menilai, suatu pengalokasian sejumlah sumber

disebut efisien jika dalam suatu re-alokasi tidak ada seorang

individupun yang memperoleh kesejahteraan tanpa mengurangi

kesejahteraan orang lain. Statemen Pareto tersebut dikenal

dengan hukum Pareto. Sebagai catatan, kondisi yang efisien

tersebut tidak harus terjadi pada saat semua orang mendapatkan

“kue” yang sama besarnya. Bisa saja berlangsung dengan

pemerataan pembagian “kue” yang pincang. Ini kemudian yang

senantiasa menimbulkan otokritik yang tidak berkesudahan

tentang sistem ekonomi liberal yang diatur oleh mekanisme pasar.

d. Madzhab Cambridge

Jika Menger dianggap sebagai tokoh utama madzhab

Austria, Walral sebagai pelopor aliran Lausanne, maka Alfred

Marshalll (1842-1924) dianggap sebagai pelopor aliran atau

madzhab Cambridge di Inggris.

Marshall dianggap sangat berjasa dalam memperbaharui postulat

pandangan ekonomi yang dikemukakan pakar klasik dan neo-

klasik sebelumnya. Menurut kalangan klasik, harga ditentukan

oleh seberapa besar pengorbanan untuk memperoleh barang

tersebut. Pendapat kaum klasik tersebut jelas ditentang oleh

tokoh-tokoh neoklasik seperti Jevons, Menger, dan Walras dengan

menyatakan bahwa yang menentukan harga adalah kondisi

permintaan.

8 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, h.111.

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

22

Page 23: 99111-1-972763794787 (1)

Marshall sendiri berpendapat bahwa selain factor biaya,

harga juga dibentuk oleh unsure subyektif lainnya, baik dari pihak

konsumen, maupun dari pihak produsen. Unsure subyektif dari

pihak produsen misalnya, keadaan keuangan perusahaan.

Sedangkan unsure subyektif dari pihak konsumen misalnya

pendapatan (daya beli).

Lebih jelas lagi, bagi Marshall terbebtuknya harga

merupakan integrasi dua kekuatan di pasar: penawaran dan

permintaan. Kalau diibaratkan permintaan dan penawaran dengan

dua sisi mata gunting, maka yang memotong kertas bukanlah

hanya sisi gunting yang sebelah atas atau bawah saja, melainkan

hasil jepitan secara simultan.

Perbedaan Marshall dengan kaum klasik ialah dalam hal

pendekatan penelitian. Kalau kaum klasik lebih menekankan

metode induktif, maka Marshall menggabungkan metode induktif-

deduktif. Marshall menggabungkan antara abstraksi dengan

realism yang didukung oleh data statistic supaya terhindar dari

ilusi. Banyak yang mengakui bahwa teknik analisis marjinal ala

Marshall lebih unggul dibandingkan dengan analisis tokoh-tokoh

sebelumnya. Maka, sejak itu, konsep marjinal yang boleh

dikatakan sebagai revolusi dalam ilmu ekonomi makin banyak

digunakan dalam analisis ekonomi.

Tahun 1908 kedudukan Marshall sebagai ketua jurusan

Ekonomi Politik digantikan oleh muridnya Arthurt Cecil Pigou

(1877-1959). Pigou adalah orang pertama yang mengemukakan

konsep real seect, yang kemudian dikenal dengan dampak Pigou.9

Ketika nilai kekayaan ril naik, maka konsumsi akan naik, yang

berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan terbukanya

kesempatan kerja baru. Pandangan ini menjadi satu dasar

9 Dampak Pigou adalah suautu simulasi kesempatan kerja yang disebabkan oleh meningkatnya nilai ril dari kekayaan likuiditas sebagai konsekuensi dari turunnya harga-harga.

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

23

Page 24: 99111-1-972763794787 (1)

mengapa kaumklasik dan neo-klasik percaya bahwa keseimbangan

kesempatan kerja penuh (full-employment equilibrium) dapat

dicapai sebagai hasil penurunan dalam tingkat upah.

PERIODISASI SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI KONVENSIONAL

KonvensionalXenophon (440-355 SM);Plato (427-357 SM);Aristoteles (350 SM)Ekonomi rumah tangga dan mengecam pembungaan uangBible: Masa ScholasticSt. Thomas Aquinas (1270 M);St. Albertus Magnus (1206-1280 M)Etika dan moralitas bisnisAda Great Gap selama 500 tahun, the dark ages di Barat. Namun masa sesungguhnya masa ini adalah masa keemasan di dunia muslim. Beberapa pemikiran ekonom muslim banyak dikutif tanpa disebutkan sumbernya antara lain:Teori pareto optimum dari kitab Najhul Balaghah (Imam Ali Bar Hebralus) dan dari ihya ulumuddin (al-Ghazali)MerkantilismeJean Bodin (1530-1596 M);Thomas Mun (1571-1641 M);J.B. Colbert (1691-1683 M);Sir William Petty (1623-1687 M)FisiokratisQuesney (1694-1774)Masa Klasik & Neo klasikDavid Hume (1711-1776 M);Adam Smith (1723-1790 M);R. Maltus (1766-1834 M);David Ricardo (1772-1823 M);J.B Say (1767-1832 M);J.S Mill (1806-1873 M)Sosialisme Komunitas Bersama:Robert Owen (1771-1858 M);Charles Fourier (1772-1837);Louis Blanc (1811-1882 M)

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

24

Page 25: 99111-1-972763794787 (1)

Kapitalis VS Sosialis, Marxisme:J.S Mill (1806-1873 M);Karl Marx (1818-1883 M);Engels (1848 M)Keynes; MarshalSimon Kuznes; WW. Rustow; V. Lenin; Milton Friedman, Josep stiglitz (1994, 2001, 2002, 2003–pemenang Nobel), Susan George (1992,1995)

Kapita Selekta Ilmu SosialDr Dede Abdul Fatah, M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana

‘12

25