28
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pembelajaran pendidikan pada umumnya sampai saat ini masih didominasi oleh metode ceramah. Dimana metode ini tidak begitu banyakmengembangkan kemampuan berfikir siswa terutama dalam memecahkan suatu permasalahan. Sering dijumpai dalam pembelajaran guru hanya menggunakan metode yang monoton, dimana dalam metode tersebut guru hanya memberikan materi melalui ceramah, pemberian tugas dan diskusi bebas. Sehingga guru tidak bisa mengembangkan pembelajaran yang menarik. Ada kesan guru takut untuk merancang pembelajaran sendiri, sehingga dari bahan belajar sampai metode evaluasi nyaris tidak ada perbedaan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran bergaya ceramah, siswa kurang menaruh perhatian selama 40% dari seluruh waktu pembelajaran. Siswa dapat mengingat 70% dalam sepuluh menit pertama pembelajaran, sedangkan dalam sepuluh menit terakhir, mereka hanya dapat mengingat 20% materi pembelajaran 1 . Guru dalam melaksanakan metode ceramah atau ekspositorinya masih sering terjebak ke dalam pemberian hafalan untuk dilatihkan kepada siswanya. Mereka hanya diminta untuk menghafal, bukan tidak penting bagi siswa mengetahui hal ini, akan tetapi jika hal ini saja yang diberikan pada siswanya maka akan ada kecenderungan siswa merasa bosan dan jenuh pada mata pelajaran yang diajarkan. 1  Melvin L. Silberman,  Active Learning (Bandung: Nusamedia, 2006), hlm. 24  

Active Learning

Embed Size (px)

Citation preview

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 1/28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pembelajaran pendidikan pada umumnya sampai saat ini masih

didominasi oleh metode ceramah. Dimana metode ini tidak begitu

banyakmengembangkan kemampuan berfikir siswa terutama dalam memecahkan

suatu permasalahan. Sering dijumpai dalam pembelajaran guru hanya menggunakan

metode yang monoton, dimana dalam metode tersebut guru hanya memberikan materi

melalui ceramah, pemberian tugas dan diskusi bebas. Sehingga guru tidak bisa

mengembangkan pembelajaran yang menarik. Ada kesan guru takut untuk merancang

pembelajaran sendiri, sehingga dari bahan belajar sampai metode evaluasi nyaris

tidak ada perbedaan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran

bergaya ceramah, siswa kurang menaruh perhatian selama 40% dari seluruh waktu

pembelajaran. Siswa dapat mengingat 70% dalam sepuluh menit pertama

pembelajaran, sedangkan dalam sepuluh menit terakhir, mereka hanya dapat

mengingat 20% materi pembelajaran1.

Guru dalam melaksanakan metode ceramah atau ekspositorinya masih sering

terjebak ke dalam pemberian hafalan untuk dilatihkan kepada siswanya. Mereka

hanya diminta untuk menghafal, bukan tidak penting bagi siswa mengetahui hal ini,

akan tetapi jika hal ini saja yang diberikan pada siswanya maka akan ada

kecenderungan siswa merasa bosan dan jenuh pada mata pelajaran yang diajarkan.

1 Melvin L. Silberman, Active Learning (Bandung: Nusamedia, 2006), hlm. 24 

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 2/28

Kekhawatiran lain yang mungkin timbul akibat adanya rasa bosan dan jenuh

ini adalah siswa menjadi malas bahkan tidak mau lagi mengikuti pelajaran. Akibatnya

ialah tidak ada minat dan motivasi siswa untuk belajar.

Guru memiliki peranan penting dalam menentukan proses pembelajaran di

sekolah. Siswa-siswa yang berprestasi pada umumnya memiliki akses untuk 

berkembang dengan baik dibawah bimbingan guru yang professional. E. Mulyasa

memberikan pendapat bahwa mengingat peranan guru yang penting terhadap

keberhasilan implementasi KBK bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta

didik dalam belajar, maka guru perlu memperhatikan hal-hal berikut: (1) Mengurangi

ceramah, (2) memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik, (3)

Mengelompokkan peserta

didik berdasarkan kemampuannya, serta disesuaikan dengan mata pelajaran, (4)

Bahan harus dimodifikasi dan diperkaya, (5) Jangan ragu untuk berhubungan dengan

spesialist, bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan, (6) Gunakan prosedur

yang bervariasi dalam membuat penilaian dan membuat laporan, (7) Ingat bahwa

peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang sama, (8) Usahakan

mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekerja dengan

kemampuannya masing-masing pada tiap pelajaran, dan (9) Usahakan untuk 

melibatkan peserta didik dalam berbagai kegiatan.2

 

2 E Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 186

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 3/28

Guru adalah praktisi dalam dunia pendidikan. Guru menjadi ujung tombak 

dalam upaya menyukseskan program pembelajaran dan pendidikan pada umumnya.

Oleh karena itu, guru diharapkan secara terus menerus berupaya meningkatkan mutu

proses dan hasil belajar. Upaya itu tentu tidak dapat dilaksanakan manakala guru

kurang memahami realitas yang ada serta permasalahan pembelajaran yang dihadapi

atau dilaksanakannya. Untuk itu penting yang harus dimiliki guru adalah kemampuan

untuk mengenali permasalahan, baik yang berkenaan dengan materi pembelajaran,

pengelolaan kelas, metode pembelajaran, media pembelajaran, minat dan motivasi

belajar siswa, kemampuan siswa, dan yang terlebih kemampuan guru itu sendiri.

Pada dasarnya setiap guru menginginkan agar proses belajar mengajar yang

dilakukan dapat berjalan dengan efektif. Dengan demikian pembelajaran tersebut

mampu menghasilkan prestasi belajar yang optimal dan menciptakan suasana belajar

yang menarik, terkontrol, dan sistematis. Menurut Sanusi kriteria pembelajaran

efektif antara lain: Pembelajaran siswa secara klasikal tuntas, (2) Tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan telah tercapai, (3) Respon siswa terhadap

pembelajaran positif, (4) Aktivitas siswa dan guru adalah efektif dan, (5) kemampuan

guru mengolah pembelajaran sudah baik dengan syarat nomor 1 dan 2 terpenuhi3.

Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya

3  Sanusi, Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Mengajarkan Persamaan Kuadart Di Kelas 1

 MA/SMA (Madiun: IKIP PGRI Madiun), hlm. 68-92 

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 4/28

yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga merupakan salah

satu kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum memenuhi harapan. Hal

itu disebabkan banyak lulusan pendidikan formal yang belum dapat memenuhi

kriteria tuntutan lapangan kerja yang tersedia, apalagi menciptakan lapangan kerja

baru sebagai presentase penguasaan ilmu yang diperolehnya dari lembaga

pendidikan. Kondisi seperti ini merupakan gambaran rendahnya kualitas pendidikan

kita.

Banyak faktor yang turut mempengaruhi rendahnya kualitas pendidikan.

Apabila pendidikan dilihat sebagai suatu sistem maka faktor yang turut memengaruhi

kualitas pendidikan tersebut, menurut Deming meliputi: (1) input mentah atau siswa,

(2) lingkungan instruksional, (3) proses pendidikan, dan (4) keluaran pendidikan.

Dalam proses pendidikan, sebenarnya di dalamnya terdapat motivasi belajar, akan

tetapi bila hal ini tidak diperankan dengan baik oleh guru seorang siswa tidak akan

mempunyai

semangat untuk melakukan aktifitas belajar. Dalam proses belajar, motivasi sangat

diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak 

akan mungkin melakukan aktivitas belajar . Hal ini merupakan pertanda bahwa

sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang

menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu

itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat

sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai

hubungan dengan kepentingannya sendiri. Banyak anak dengan inteligensi yang

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 5/28

rendah disebabkan tidak ada motivasi dalam belajar. Fungsi motivasi yang

seharusnya sebagai pendorong, penggerak, dan pengarah perbuatan belajar tidak 

dijalankan dengan baik.

Dalam kegiatan belajar-mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak 

berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya.

Sebab sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit,

lapar, ada problem pribadi dan lainlain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi

perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak 

memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam inilah perlu dilakukan

daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni

belajar. Dengan kata lain siswa itu perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi

pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi.

4

 

Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa

senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan

mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang

memiliki intelegensia cukup tinggi bisa jadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil

belajar itu akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan hal ini maka

kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab

mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberikan motivasi yang mampu

4 Sardiman A. M , Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: CV Rajawali, 1986), hlm. 74

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 6/28

membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi tugas guru

bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi. Dalam hal ini

sudah barang tentu peran guru sangat penting. Bagaimana guru melakukan usaha-

usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya

melakukan aktivitas belajar dengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan

proses dan motivasi yang baik pula. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada

motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran

itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para

siswa.

Mengingat hal tersebut diatas, penulis mencoba meneliti tentang pengaruh

penerapan metode active learning sebagai salah satu cara untuk memotivasi siswa

dalam belajar. Serta untuk mengasah pola fikir siswa agar ia terbiasa dalam berfikir

kritis analistis argumentatif punya kepekaan social yang tinggi serta dapat

memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya, baik dimasa sekarang maupun

dimasa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa rumusan masalah yang

perlu dikaji antara lain:

1.  Bagaimana penerapan metode active learning pada kelas XI IPS MAN 3

Malang?

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 7/28

2.  Bagaimana motivasi belajar siswa dalam menggunakan pembelajaran active

learning di kelas XI IPS MAN 3 Malang?

3.  Apakah ada pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran active

learning terhadap motivasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini antara lain:

1.  Untuk mengetahui metode active learning yang diterapkan di kelas XI IPS

MAN 3 Malang.

2.  Untuk mengukur seberapa besar motivasi siswa dalam menggunakan metode

active learning di kelas XI IPS MAN 3 Malang.

3. 

Untuk mengetahui pengaruh antara metode active learning dengan motivasi

belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian

Jika dalam penelitian ini ada kebenaran bahwa ada pengaruh antar metode

pembelajaran dengan motivasi belajar siswa, secara praktis hasil dari penelitian ini

diharapkan bisa memberikan kontribusi dan manfaat. Adapun secara detail manfaat

yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya:

1. Bagi guru

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 8/28

Sebagai masukan dalam merancang metode active learning sehingga siswa

menjadi termotivasi dalam belajar. 

2. Bagi siswa

a.  Siswa mengenal metode-metode pembelajaran yang bervariatif sehingga

mampu memotivasi belajar siswa.

b.  Siswa termotivasi untuk lebih giat belajar supaya mendapatkan hasil belajar

yang optimal.

3. Bagi peneliti

a.  Sebagai calon guru penelitian ini menambah pengalaman karya ilmiah sebagai

bekal kelak terjun ke dunia pendidikan.

b.  Menambah pengetahuan untuk melakukan metode pembelajaran secara tepat,

inovatif dan efisien.

c. 

Sebagai pengalaman yang akhirnya dapat dipergunakan untuk memperbaiki

dirinya dalam proses belajar mengajar ekonomi pada masa sekarang dan

mendatang.

E. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan penelitian ini meliputi :

1.  Penelitian ini digunakan untuk mengukur penerapan metode active learning

dan motivasi belajar siswa.

2.  Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3

Malang. 

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 9/28

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo

dan kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Kedua kata itu

kemudian digunakan secara bersama menjadi hypothesis dan penyebutan dalam

dialek Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang

maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih

belum sempurna5. Dan terdapat hipotesis, yaitu :

a.  Hipotesis alternatif (Ha), adanya pengaruh yang signifikan antara penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa.

b.  Hipotesis nihil (Ho), Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa.

G. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda-beda di antara

pembaca, maka perlu diberikan batasan-batasan pengertian pada beberapa istilah

yang digunakan dalam judul penelitian ini. Beberapa istilah yang perlu dijelaskan

pengertiannya antara lain: (1) Metode Active Learning (2) Motivasi Belajar.

5 Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi Pertama (Jakarta: Kencana, 2006), hlm.

75

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 10/28

1. Metode Active Learning

Metode active learning merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar

yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, sehingga siswa betul-

betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar sehingga

tujuan pengajaran dapat dicapai lebih baik.

2. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang

terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam

subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 11/28

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Active Learning

1. Pengertian Active Learning

Metode active learning merupakan suatu proses kegiatan belajar

mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional,

sehingga siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan

kegiatan belajar sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai lebih baik 6.  Dari

pengertian tersebut menunjukkan bahwa metode active learning menempatkan

siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa di pandang sebagai

objek dan sebagai subjek.  Active learning merupakan suatu proses belajar

mengajar yang aktif dan dinamis. Dalam proses ini siswa mengalami

“keterlibatan intelektual-emosional” disamping keterlibatan fisiknya.

7

 

Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran

dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan

menggunakan berbagai cara/strategi secara aktif. Dalam hal ini proses aktivitas

pembelajaran didominasi oleh peserta didik dengan menggunakan otak untuk 

menemukan konsep dan memecahkan masalah yang sedang dipelajari,

6  Nana Sudjana dan Arifin Daeng, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar 

 Mengajar (Bandung: CV Sinar Baru, 1988), hlm. 32 

7  Syafrudin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Professional dan Implementasi

Kurikulum (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 117 

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 12/28

disamping itu juga untuk menyiapkan mental dan melatih ketrampilan

fisiknya.

8

 Cara memberdayakan peserta didik tidak hanya dengan menggunakan

strategi atau metode ceramah saja, sebagaimana yang selama ini digunakan oleh

para pendidik (guru) dalam proses pembelajaran. Mendidik dengan ceramah

berarti memberikan suatu informasi melalui pendengaran, yamg hanya bisa

dicerna otak siswa 20%. Padahal informasi yang dipelajari siswa bisa saja dari

membaca (10%), melihat (30%), melihat dan dengar (50%), mengatakan (70%),

mengatakan dan melakukan (90%). Hal ini sesuai dengan pendapat seorang

filosof cina Konfusius bahwa “Apa yang saya  dengar, saya lupa” “Apa yang

saya lihat, saya ingat” “Apa yang saya lakukan, saya paham”.9 

Ketika ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar

menerima dan menyimpan. Akan tetapi otak manusia akan memproses

informasi tersebut samapai dapat dicerna dan baru kemudian disimpannya.

Karena itu jika ada sesuatu yang baru, otak akan bertanya “pernahkah aku 

mendengar, melihat, mengalami sebelumnya, kapan dan dimanakah kira-kira

hal itu aku dengar, lihat dan kualami lalu dimanakah hal itu aku simpan?”. 

Manusia dengan potensi dasar yang ia miliki termasuk otak tersebut perlu

diaktifkan, sehingga berfungsi semaksimal mungkin melalui proses belajar

yang ia lakukan. Agar proses pembelajaran aktif bisa berjalan dengan baik,

maka pendidik sebagai penggerak belajar peserta didik dituntut untuk 

8 A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam (Yogyakarta: Sukses Offset, 2008), hlm.180

9 Ibid., hlm. 181 

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 13/28

menggunakan dan menguasai strategi pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran

aktif sangat diperlukan karena peserta didik mempunyai cara belajar yang

berbeda-beda.

Ada yang senang belajar dengan membaca. Berdiskusi dan ada juga

yang senang dengan cara langsung praktik. Inilah yang sering disebut dengan

gaya belajar atau learning style. Disamping itu penggunaan strategi

pembelajaran aktif bagi pendidik adalah sangat membantu atau memudahkan

dalam mengajar. Bagi pendidik yang memiliki banyak jam mengajar, dan

apabila dalam mengajar hanya berorientasi pada ceramah saja, maka jelas

pendidik yang bersangkutan akan kehabisan energi karena mengekspose suara

lisan melalui ceramah secara terus-menerus.

Dilihat dari subjek didik maka metode active learning merupakan

proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka belajar. Dilihat dari segi

guru/pengajar maka metode active learning merupakan bagian strategi

mengajar yang menuntut keaktifan optimal subjek didik.

Bertitik tolak dari uraian diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan metode active learning adalah salah satu cara

strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa

seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara

lebih efektif dan efisien.

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 14/28

2. Prinsip-prinsip Metode Active Learning

Proses belajar-mengajar yang dapat memungkinkan metode active

learning harus dilaksanakan dan dilaksanakan secara sistematik. Dalam 

pelaksanaan mengajar hendaknya diperhatikan beberapa prinsip belajar  sehingga

pada waktu proses belajar-mengajar siswa melakukan kegiatan  belajar secara

optimal. Ada beberapa prinsip belajar yang dapat menunjang  tumbuhnya cara

belajar siswa aktif diantaranya adalah sebagai berikut:10

 

a. Perhatian dan motivasi

Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya

perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul

pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan

motivasi mempunyai peranan memberi tenaga yang mengerakkan dan

mengarahkan aktivitas seseorang.

b. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Dalam belajar siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus

menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab

terhadap hasilnya.

c. Pengulangan

Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya

mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan

10 Dimyati dan Mudjiono , Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 42

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 15/28

sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya daya-daya tersebut

akan berkembang dan menjadi sempurna.

d. Balikan dan Penguatan

Sumber penguatan belajar untuk pemuasan kebutuhan berasal dari luar dan dari

dalam dirinya. Penguat belajar yang berasal dari luar seperti nilai, pengakuan

prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa, ganjaran, hadiah, dan lain-lain.

Merupakan cara untuk memperkuat respon siswa.

Sedangkan penguat dari dalam dirinya bisa terjadi apabila respon yang

dilakukan siswa betul-betul memuaskan dirinya dan sesuai dengan

kebutuhannya.

Prinsip-prinsip diatas penting dilaksanakan pada waktu mengajar

sehingga mendorong kegiatan belajar siswa seoptimal mungkin.

3. Ciri-ciri Metode Active Learning

Pada waktu mengajar harus ada interaksi antara guru dengan siswa dalam

rangka mencapai tujuan pengajaran, oleh karena itu guru harus menciptakan

lingkungan belajar yang mendorong semua siswa aktif melakukan kegiatan belajar

secara nyata. Ada beberapa ciri yang harus nampak dalam proses belajar active

learning, diantaranya adalah:11

 

a.  Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara bebas tapi

terkendali.

11 Sriyono dkk, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA (Jakarta: PT Rineka Cipta,), hlm. 14-15 

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 16/28

b.  Guru tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak memberikan

rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah.

c.  Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa, bisa sumber

tertulis, sumber manusia, misalnya murid itu sendiri menjelaskan

permasalahan kepada murid lainnya, berbagai media yang diperlukan, alat

bantu pengajaran, termasuk guru sendiri sebagai sumber belajar.

d.  Kegiatan belajar siswa bervariasi, ada kegiatan yang sifatnya bersamasama

dilakukan oleh semua siswa, ada kegiatan belajar yang dilakukan secara

kelompok dalam bentuk diskusi dan ada pula kegiatan belajar yang harus

dilakukan oleh masing-masing siwa secara mandiri. Penetapan kegiatan

belajar tersebut diatur oleh guru secara sistematik dan terencana.

e.  Hubungan guru dengan siswa sifatnya harus mencerminkan hubungan

manusiawi bagaikan hubungan bapak anak, bukannya hubungan pimpinan

dengan bawahan. Guru menempatkan diri sebagai pembimbing semua siswa

yang memerlukan bantuan manakala mereka menghadapi persoalan belajar.

f.  Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan susunan yang mati, tapi

sewaktu-waktu diubah sesuai dengan kebutuhan siswa.

g.  Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil yang dicapai siswa tapi

 juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang dilakukan siswa.

h.  Adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya melalui pertanyaan atau

pernyataan gagasannya, baik yang diajukan kepada guru maupun kepada

siswa lainnya dalam pemecahan masalah belajar.

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 17/28

i.  Guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari benar atau salah,

dan tidak diperkenankan membunuh atau mengurangi/menekan pendapat

siswa di depan siswa lainnya. Guru bahkan harus mendorong siswa agar

selalu mengajukan pendapatnya secara bebas.

Ciri-ciri diatas merupakan sebagian kecil dari hakikat belajar active  learning

dalam praktek pengajaran. Untuk dapat mewujudkan ciri-ciri diatas bukanlah hal

yang mudah tapi perlu pengenalan teori strategi dan teori penyusunan satuan

pelajaran.

4. Teknik-teknik Pembelajaran Active Learning

Agar proses pembelajaran active learning bisa berjalan dengan baik,

maka pendidik sebagai penggerak belajar peserta didik dituntut untuk 

menggunakan dan menguasai strategi pembelajaran active learning.13 Strategi

pembelajaran active learning sangat diperlukan karena peserta didik mempunyai

cara belajar yang berbeda-beda. Ada yang senang belajar dengan membaca,

berdiskusi dan ada juga yang senang dengan cara langsung praktik.

Disamping itu penggunaan strategi pembelajaran active learning bagi

pendidik adalah sangat membantu atau memudahkan dalam mengajar.12

  Bagi

pendidik yang memiliki banyak jam mengajar, dan apabila dalam mengajar hanya

12 A. Fatah. Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm.. 181

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 18/28

berorientasi pada ceramah saja, maka jelas pendidik yang bersangkutan akan

kehabisan energi karena mengekspose suara lisan melalui ceramah secara terus-

menerus.

Untuk itu sangat diperlukan penggunaan berbagai jenis strategi

pembelajaran active learning. Beberapa strategi dalam pembelajaran aktif tersebut,

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Poster comment (mengomentari gambar)

Yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak 

peserta didik untuk memunculkan ide apa yang terkandung dalam suatu

gambar. Gambar tersebut tentu saja berkaitan dengan pencapaian suatu

kompetensi dalam pembelajaran. Langkah-langkah penerapannya:

1)  Pendidik menyediakan potongan gambar yang dihubungkan dengan

materi bahasan.

2)  Jangan ada tulisan apapun dalam gambar tersebut.

3)  Peserta didik disuruh berkomentar dengan bebas secara bergiliran,

kira-kira ide apa yang akan dimunculkan setelah melihat gambar

tersebut.

4)  Peserta didik boleh mengeluarkan pendapat yang berbeda, karena

pikiran manusia juga berbeda-beda.

5)  Pendidik sudah mempersiapkan rumusan jawaban yang tepat

mengenai gambar tersebut, sehingga peserta didik merasa dapat

penjelasan sekaligus dapat pula menyaksikan gambarnya.

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 19/28

Dengan strategi ini peserta didik diharapkan dapat member masukan berupa

pendapat/ide yang bervariasi karena setiap pikiran manusia itu berbeda-beda, dengan

berbagai macam pendapat dari peserta didik tersebut akan dapat ditarik benang

merahnya tentang inti pokok dari materi yang diajarkan.

b. Index Card Matc (Mencari Pasangan Jawaban)

Yaitu suatu startegi yang digunakan pendidik dengan maksud

mengajak peserta didik untuk menemukan jawaban yang cocok dengan

pertanyaan yang sudah disiapkan. Langkah-langkah penerapannya:

1)  Siapkan materi yang sudah dipelajari di rumah, dan atau yang sudah

pernah dialami sebagai pengalaman.

2)  Buatlah potongan kertas sejumlah peserta didik di kelas, yang berisi

tentang pertanyaan dan jawaban.

3) 

Potongan kertas berisi pertanyaan dibagikan kepada separuh jumlah

peserta didik, dan yang berisi jawaban juga sejumlah separuh peserta

didik yang hadir.

4)  Peserta didik disuruh mencari pasangan soal dan jawabannya, setelah

ketemu suruh mereka duduk berdekatan. Dan mulailah satu persatu

membacakan atau mencocokkan soal dan jawabannya, yang lain

mendengarkan barangkali ada kekeliruan pasangan.

5)  Pendidik mengoreksi dengan cara mendengarkan dan sekaligus

menjelaskan bahwa strategi ini sebagai latihan persiapan ujian akhir

atau ulangan.

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 20/28

c. Active debate (debat aktif)

Strategi ini mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau

peserta didik diharapkan memertahankan pendapat yang bertentangan dengan

keyakinannya sendiri. Langkah-langkah:13 

1)  Siapkan sebuah pertanyaan yang kontroversial.

2)  Bagi kelas dalam 2 tim (pro dan kontra) dapat dikembangkan menjadi

lebih dari 2 buah sub kelompok.

3)  Minta setiap juru bicara masing-masing kelompok untuk memaparkan

argumentasinya (argumentasi pembuka).

4)  Setelah argumentasi pembuka, hentikan debat dan kembali ke sub

kelompok. Setiap sub kelompok memilih jubirnya dan usahakan

bergantian (baru).

5) 

Lanjutkan kembali debat. Yang lain dapat memberikan catatan untuk 

mendukung argumentasi kelompoknya (tepuk tangan juga

diperkenankan).

6)  Pada saat yang tepat, akhiri debat. Tidak perlu menentukan kelompok 

mana yang menang.

7)  Minta kepada peserta didik untuk mengidentifikasi argumen yang

paling baik menurut mereka.

Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran

dan perenungan terutama kalau peserta didik diharapkan dapat mempertahankan

13 Ibid., hlm. 189 

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 21/28

pendapat yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri.16 Strategi ini dapat

diterapkan kalau guru hendak menyajikan topic yang menimbulkan pro kontra dalam

mengungkapkan argumentasinya. Banyak kecakapan hidup yang dapat dilatih dengan

strategi ini antara lain kemampuan berkomunikasi dan mengkomunikasikan

gagasannya kepada orang lain.14

 

d . Everyone is teacher Here (semua adalah pendidik/guru)

Yaitu strategi yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta

peserta didik untuk semuanya berperan menjadi narasumber terhadap sesama

temannya di kelas belajar. Langkah-langkah penerapannya:

1)  Berikan bahan bacaan dan minta peserta didik untuk membaca bahan

tersebut.

2)  Mintalah setiap peserta didik untuk membuat pertanyaan dari bahan

terlalu bagikan kembali kepada semua peserta.

3)  Kocoklah kertas pertannyaan tersebut, lalu bagikan kembali kepada

semua peserta.

4)  Mintalah peserta membaca dalam hati sambil memikirkan jawabannya

dari pertanyaan tersebut.

5)  Panggil secara bergantian setiap peserta untuk membaca pertanyaan

dan jawabannya masing-masing.

14 Melvin L. Silberman,  Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif  (Bandung: Nusamedia dan

Nuansa, 2006), hlm. 9

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 22/28

6)  Minta peserta lain untuk memberi tanggapan. Strategi ini bertujuan

untuk memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta didik 

untuk berperan sebagai guru bagi kawannya. Dengan ini diharapkan

agar peserta didik yang pasif dapat ikut terlibat dalam pembelajaran

aktif.15

 

e. Team Quiz

Langkah-langkah metode kuis berkelompok adalah:16

 

1)  Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga bagian.

2)  Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu A, B dan C.

3)  Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian

mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10

menit.

4) 

Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan

pertanyaanpertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja

disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk 

melihat lagi catatan mereka.

5)  Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada

kelompom B. jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan,

lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.

15 Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2004),

hlm. XVii

16 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 114 

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 23/28

6)  Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok 

C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok B.

7)  Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk 

kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti

proses untuk kelompok A.

8)  Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjtkan

penyampaian materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai

kelompok penanya.

9)  Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan Tanya jawab dan jelaskan

sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

f. Jigsaw

Yaitu strategi kerja kelompok yang terstruktur didasarkan pada

kerjasama dan tanggung jawab. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan

seluruh siswa dan setiap peserta didik memikul suatu tanggung jawab yang

signifikan dalam kelompok.17

 

Langkah-langkah penerapannya:

1)  Kelas diatur ke dalam sejumlah kelompok pangkalan kira-kira enam anggota

masing-masing.

2)  Tugas dibagi ke dalam jumlah bagian yang sama dengan topic yang berbeda-

beda.

17 A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 44-45

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 24/28

3)  Di dalam kelompok pangkalan, setiap siswa meneliti satu dari isu atau

pertanyaan yang berbeda-beda itu.

4)  Kelompok menugaskan tugas khusus untuk angota-anggota kelompok 

pangkalan atau membiarkan kelompok berunding diantara mereka mengenai

siapa yang melakukan apa.

5)  Apa hasil kesimpulan dari masing-masing topik bacaan tersebut, setelah

selesai meneliti dan membacanya. Kemudian siswa disuruh menguraikan atau

membacakan.

Pada dasarnya model jigsaw merupakan salah satu model dari

cooperative learning yakni dengan membentuk diskusi atau learning community.

Rasa dalam satu kelompok ini memungkinkan peserta didik menghadapi

perubahan-perubahan dihadapannya. Ketika belajar lebih senang dengan yang lain

daripada sendirian, mereka memiliki dorongan emosional dan intelektual, yang

memungkinkan mereka melampaui tingkat pengetahuan dan ketrampilan mereka

sekarang. Jerome Bruner dalam Mel Silberman18  mengenalkan sisi sosial dari

belajar dalam buku klasiknya yang berjudul Toward a Theory of Instruction. Ia

mendeskripsikan suatu kebutuhan yang dalam untuk merespon yang lain dan

18 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategis to Teach Any Subject, terj., (Jakarta:, YAPPENDES,

1996), hlm. 1

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 25/28

secara bersama-sama dengan mereka terlibat dalam mencapai tujuan, yang ia

sebut reciprocity. 

5. Kebaikan dan Kelemahan Metode Active Learning

a. Kebaikan Metode Active Learning

Proses belajar mengajar baru berhasil apabila guru memiliki kewibawaan

di depan kelas. Secara lahir kewibawaan guru banyak ditentukan oleh

penampilannya, posisinya di depan kelas, perkataan dan tulisannya. Secara

batin kewibawaan ditumpang oleh penguasaan bahan yang diajarkan,

penguasaan metode dan media pendidikan yang dipilih dan digunakan, dan

penguasaan alat penelitian yang diterapkan.19

Disamping itu guru juga

memperhatikan keikutsertaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar,

diusahakan siswa aktif dan berpartisipasi secara penuh dalam belajar,

kewibawaan juga timbul karena kemahiran guru dalam pengorganisasi waktu,

bahan, dan siswa.

Kebaikan-kebaikan metode active learning adalah sebagai berikut:20

 

a.  Prakarsa siswa dalam kegiatan belajar, yang ditujukan melalui keberanian

memberikan urung pendapat tanpa secara eksklusif diminta misalnya di

dalam diskusi-diskusi, mengemukakan usul dan saran di dalam pendekatan

tujuan atau cara kerja kegiatan belajar, kesediaan mencari alat atau sumber

dan lain sebagainya.

19 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 142 

20 Ibid., hlm. 142-143 

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 26/28

b.  Keterlibatan mental siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah

berlangsung yang ditujukan dengan peningkatan diri kepada tugas kegiatan.

Baik secara intelektual maupun secara emosional yang dapat diamati dalam

bentuk perhatian serta pikiran siswa dengan tugas yang telah dihadapi serta

komitmennya untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya.

c.  Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator merupakan sisi lain

daripada kadar tinggi prakarsa serta tanggung jawab siswa di dalam

kegiatan belajar.

d.  Belajar dengan pengalaman langsung, kekayaan variasi bentuk dan alat

kegiatan belajar mengajar merupakan indikator yang dominan dalam

metode active learning. 

e.  Indikator terakhir yang dikemukakan dalam masalah ini adalah kualitas

interaksi antar siswa, baik intelektual maupun sosial, emosional sehingga

meningkatkan peluang. Pembentukan kepribadian seutuhnya, terutama yang

berkaitan dengan keamanan dan kemampuan bekerjasama didalam

memecahkan masalah, baik yang berkenaan dengan kegiatan Intra maupun

Ekstra Kurikuler.

Jadi kebaikan metode active learning adalah kadar kegiatannya lebih

diperbanyak. Untuk mendorong siswa belajar mempraktikkan prosesproses

intelektual seperti dikemukakan oleh Oemar Hamalik “  …mengorganisasi data,

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 27/28

mempertanyakan persoalan dan memikirkan secara kritis hubungan di dalam

antara gagasan perorangan dengan gagasan orang lain dengan kenyataan situasi”.

21

 

b. Kelemahan Metode Active Learning.

Hakikat pendidikan adalah proses kemanusiaan yang hanya dilakukan

oleh manusia. Ini berarti bahwa prakarsa dan tanggung jawab belajar ada pada

subjek didik. Oleh karena itu untuk mendidik sendiri harus secara eksklusif.

Belajar tidak berarti hanya menerima pengetahuan saja, tetapi belajar dapat

terjadi dari hasil interaksi antara sesama siswa atau prakarsa dirinya di dalam

mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya.25 Terjadinya kadar

metode active learning yang menurun ini terjadi akibat tidak keterlibatannya

mental secara optimal di dalam kelas maupun di luar kelas.

Beberapa kelemahan dari metode active learning adalah sebagai berikut: 

a. 

Tidak menjamin dalam melaksanakan keputusan. Kendatipun telah tercapai

persetujuan, namun keputusan-keputusan itu belum tentu dapat

dilaksanakannya.

b.  Diskusi tidak dapat diramalkan, pada mulanya diskusi diorganisasisecara baik 

tetapi selanjutnya mungkin saja mengarah ke tujuan lain, sehingga terjadi

(Free Foryall) terutama jika kepemimpinan diskusi tidak produktif.

c.  Memasyarakatkan agar semua siswa memiliki ketrampilan berdiskusi yang

diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif.

21 Ibid., hlm. 143 

5/17/2018 Active Learning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/active-learning-55b07d69d2c94 28/28

d.  Membentuk pengaturan fisik (seperti kursi dan meja) dan jadwal kegiatan

secara luwes.

e.  Dapat menjadi palsu (tidak murni lagi) jika pemimpin mengalami kesulitan

mempertemukan berbagai pendapat padahal dia telah mengetahui jawaban

yang diinginkan, sehingga ia menolak pendapat peserta lain.

f.  Dapat didominasi oleh seseorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak 

pendapat peserta lain.

g.  Jadi kelemahan metode active learning siswa yang pandai akan bertambah

pandai, siswa yang bodoh akan tertinggal Disamping ketrampilan kegiatan

siswa, guru juga harus terampil memilih dan menggunakan metode yang tepat

pada waktu proses belajar mengajar, karena tidak semua guru didukung oleh

literature yang cukup kuat dan tidak semua guru mampu menafsirkan dan

mengolah informasi metode active learning dan tepat sesusai dengan misi

hakikat metode active learning yang dimaksud.