280
140 Plus Metode Active Learning 1. Bertukar Tempat Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal. berbagi pendapat dan membahas gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan cara yang luar biasa bagus untuk meningkatkan keterbukaan-diri atau bertukar pendapat secara aktif. PROSEDUR 1. Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja. [Putuskan apakah aktivitasnya akan berjalan lebih baik dengan membatasi siswa pada satu atau beberapa sumbang saran.] 2. Mintalah mereka untuk menulis pada buku catatan tersebut salah satu dari hal-hal berikut ini: a. Nilai-nilai yang mereka anut b. Pengalaman. yang mereka dapatkan belakangan ini. c. Gagasan. atau solusi kreatif atas persoalan yang anda kernukakan d. Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang diajarkan di kelas e. Pendapat mereka tentang topik yang anda pilih. f. Fakta tentang mereka sendiri dan mata pelajaran di kelas. 3. Perintahkan siswa untuk melekatkan kertas catatan pada baju mereka dan berkeliling di sekitar ruang kelas untuk saling membaca catatan mereka. 4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk kembali ke kelompok masing-masing dan merundingkan pertukaran catatan satu sama lain. Pertukaran itu harus didasarkan pada keinginan untuk memiliki nilal, pengalaman. gagasan, pertanyaan, pendapat atau fakta tertentu dalam jangka pendek. Buatlah aturan bahwa semua pertukaran harus berlangsung timbal- balik. Perintahkan siswa, untuk melakukan pertukaran

140 plus metode active learning

Embed Size (px)

DESCRIPTION

UNJ 2011. FE. Pend. Tata Naiaga. Non reg

Citation preview

Page 1: 140 plus metode active learning

140 Plus Metode Active Learning

1. Bertukar Tempat

Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal. berbagi pendapat dan membahas

gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan cara yang luar biasa

bagus untuk meningkatkan keterbukaan-diri atau bertukar pendapat secara aktif.

PROSEDUR

1. Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja. [Putuskan apakah aktivitasnya akan

berjalan lebih baik dengan membatasi siswa pada satu atau beberapa sumbang saran.]

2. Mintalah mereka untuk menulis pada buku catatan tersebut salah satu dari hal-hal

berikut ini:

a. Nilai-nilai yang mereka anut

b. Pengalaman. yang mereka dapatkan belakangan ini.

c. Gagasan. atau solusi kreatif atas persoalan yang anda kernukakan

d. Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang diajarkan di kelas

e. Pendapat mereka tentang topik yang anda pilih.

f. Fakta tentang mereka sendiri dan mata pelajaran di kelas.

3. Perintahkan siswa untuk melekatkan kertas catatan pada baju mereka dan berkeliling di

sekitar ruang kelas untuk saling membaca catatan mereka.

4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk kembali ke kelompok masing-masing dan

merundingkan pertukaran catatan satu sama lain. Pertukaran itu harus didasarkan pada

keinginan untuk memiliki nilal, pengalaman. gagasan, pertanyaan, pendapat atau fakta

tertentu dalam jangka pendek. Buatlah aturan bahwa semua pertukaran harus

berlangsung timbal-balik. Perintahkan siswa, untuk melakukan pertukaran sesering

mungkin.

5. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan berbagi pengalaman

tentang pertukaran apa yang telah dia lakukan dan apa sebabnya. (Misalnya, "Saya

bertukar catatan dengan Sally, yang isinya menjelaskan bahwa dia pemah mengunjungi

Eropa Timur. Saya sungguh ingin bepergian ke sana karena saya memiliki leluhur dari

Hungaria dan Ukraina.")

VARIASI

1. Perintahkan siswa untuk membentuk sub kelompok, bukannya bertukar catatan, dan

suruhlah siswa mendiskusikan isi catatan mereka.

2. Perintahkan siswa untuk menempelkan catatan mereka di tempat terbuka (misalnya

papan tulis, whiteboard. dsb) dan diskusikan persamaan dan perbedaannya.

Page 2: 140 plus metode active learning

2. Siapa Saja yang Ada di Kelas?

Akivitas pembuka yang terkenal ini merupakan perburuan atau pencarian teman sekelas,

bukannya pencarian benda. Perburuan ini bisa dirancang dalam sejumlah cara dan untuk

ukuran kelas apapun. Cara ini membantu terbentuknya semangat tim dan memungkinkan

adanya gerakan flslk semenjak awal pelajaran.

PROSEDUR

1. Susunlah 6 hingga 10 pernyataan deskriptif untuk melengkapi frase: Carilah

seseorang yang …. dan sertakan pernyataan yang mengidentifikasi informasi pribadi

dan/atau isi kelas. Gunakan sebagian dari penggalan kalimat awal Ini:

Carilah seseorang yang....

menyukai _____

mengetahui apa itu _____

menganggap bahwa _____

mahir dalam hal telah_____

termotivasi oleh _____

percaya bahwa _____

belakangan ini telah membaca buku tentang_____

berpengalaman dengan ______

tidak menyukai ______

telah mempelajari_____

memlliki usul yang baik untuk _____

memiliki sebuah ______

menginginkan atau tidak menginginkan_____

2. Bagikan pernyataan tertulis itu kepada siswa dan beri-kan perintah berikut ini:

Kegiatan ini tidak ubahnya perburuan binatang, namun yang kalian buru adalah

orang, bukan binatang. Bila saya katakan "mulai," berkelilinglah ke seputar ruangan

kelas untuk mencari siswa yang cocok dengan pernyataan-pernyataan tertulis yang

kalian pegang. Kalian bisa menggunakan masing-masing teman untuk satu pernyataan

yang cocok, sekalipun dia cocok dengan lebih dari satu pernyataan. Bila kalian sudah

menemukan yang cocok, tulislah nama depan teman kalian itu.

3. Bila sebagian besar siswa sudah selesai, perintahkan untuk menghentikan perburuan

dan kembali ke tempat duduk masing-masing.

4. Anda mungkin perlu menawarkan hadiah penghargaan kepada .siswa yang selesai

paling duluan. Dan yang lebih penting, surveilah masing-masing butir pernyataan

semua siswa. Perintahkan siswa untuk melakukan diskusi singkat tentang beberapa

butir yang mungkin dapat menstimulasi minat terhadap topik pelajaran.

VARIASI

1. Hindarilah persaingan dengan cara mengalokaslkan cukup waktu bagi semua siswa

untuk menyelesalkan perburuan mereka.

2. Perintahkan siswa untuk menemui teman-temannya dan mencari tahu seberapa banyak

kecocokan yang bisa didapatkan oleh tiap siswa.

Page 3: 140 plus metode active learning

3. Resume Kelompok

Resume biasanya menjelaskan hal-hal yang telah dicapai individu. Resume kelompok

merupakan cara menarik untuk membantu siswa lebih mengenal satu sama lain atau

melakukan semacam pembentukan tim yang anggotanya sudah saling mengenal. Aktivitas

ini bisa sangat efektif jika resume itu sangat relevan dengan materi pelajaran yang anda

ajarkan.

PROSEDUR

1. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok beranggotakan 3 hingga 6 siswa.

2. Katakan kepada siswa bahwa aktivitas ini akan menggali bakat mereka dan merupakan

pengalaman yang luar biasa.

3. Katakan bahwa satu cara untuk mengenali dan membanggakan sumber daya kelas

adalah dengan membuat resume kelompok. (Anda mungkin perlu menunjukkan tugas atau

kontrak imajiner yang akan ditawarkan kepada kelas.)

4. Berikan kertas koran dan spidol kepada kelompok untuk menunjukkan resume mereka.

Resume ini harus mencantumkan informasi yang membanggakan kelompok secara

keseluruhan, data-data berikut ini bisa disertakan di dalamnya:

Latar belakang pendidikan; sekolah yang sudah dimasuki

Pengetahuan tentang isi mata pelajaran

Pengalaman bekerja

Posisi yang diduduki

Ketrampilan

Hobi, bakat, perjalanan, keluarga

Prestasi

5. Perintahkan semua kelompok untuk rnenyajikan resume dan memaparkan semua

sumberdaya dalam keseluruhan kelompok. Berikut adalah resume yang bisa dibuat oleh

kelompok dalam pelajaran tulis-menulis bisnis:

VARIASI

1. Untuk mempercepat kegiatari tersebut, berikan garis-garis besar resume yang telah

dipersiapkan yang isinya menyebutkan informasi apa saja yang mesti dikumpulkan

Penulis Resume Kita [Todd, Pat, Shawna, Eli]

TUJUANMenginginkan pengalaman dalam membuat dokumen profesional dan keterampilan penyuntingan.

KUALIFIKASI 8 tahun dalam bursa tenaga kerja Menempuh pendidikan tinggi selama 4 tahun Pengetahuan tentang:

Kesesuaian subyek/verbaVerba aktif dan pasifPartisip pelengkapPenggunaan koma Penggunaan huruf besar Kata-katayang sering salah ucap atau membingungkan

Memiliki 2 unit computer Akrab dengan Word Perfect dan Microsoft Word Memiliki hobi memasak, mandi surya. berdansa, dan berbelanja

Page 4: 140 plus metode active learning

2. Perintahkan siswa untuk saling mewawancarai tentang kategori yang anda sediakan,

bukannya memlnta siswa menyusun resume sendiri.

4. Prediksi

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara menyenangkan guna membantu siswa lebih rnengenal satu sama lain.

Page 5: 140 plus metode active learning

Kegiatan ini juga merupakan eksperimen berkesan menarik.

PROSEDUR

1. Bentuklah sub-sub kelompok beranggotakan 3 atau 4 siswa (yang relatif kurang akrab

satu sama lain).

2. Katakan kepada siswa bahwa tugas mereka adalah memprediksi bagaimana masing-

masing siswa di dalam kelompok mereka akan menjawab pertanyaan tertentu yang telah

anda siapkan. Berikut ini adalah alternatif pertanyaannya:

1. Jenis musik apakah yang kamu sukai?

2. Apa keglatan favoritmu di kala senggang?

3. Berapa jamkah biasanya kamu tidur malam?

4. Berapa banyak saudara kandung kamu, dan kamu ini anak keberapa?

5. Di manakah kamu dibesarkan?

6. Seperti apakah kamu waktu kecil?

7. Orang tuamu punya sikap keras ataukah lembut sih?

8. Pekerjaan apa yang pemah kamu punyai?

Catatan: Pertanyaan lain bisa ditambahkan atau diku-rangi tergantung pada siswa di

dalam kelas pelajaran anda.

3. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memulai dengan menyeleksi satu orang sebagai

"subyek" pertama. Desaklah anggota kelompok untuk sedetail mungkin dalam

memprediksi subyek itu. Katakan pada mereka untuk tidak takut dalam melakukan

prediksi secara blak-blakan! Ketika membuat dugaan, perintahkan "subyek" untuk tidak

memberikan indikasi tentang ketepatan prediksi yang dilakukan terhadap dirinya. Ketika

siswa yang lain sudah menyelesaikan prediksi mereka tentang si "subyek". si "subyek"

kemudian harus mengemukakan jawaban atas pertanyaan tentang dirinya.

4. Perintahkan agar tiap anggota kelompok melakukan giliran menjadi sasaran prediksi.

VARIASI

1. Buatlah sejumlah pertanyaan yang mengharuskan siswa membuat prediksi tentang

pendapat dan keyakinan (bukannya informasi faktual) masing-masing. Sebagai contoh,

tanyakan: "Sifat apakah yang paling penting untuk dimliki oleh seorang teman?

2. Hilangkan prediksi. Sebagai gantinya, perintahkan siswa. satu demi satu. untuk menjawab

pertanyaan itu segera. Kemudian, perintahkan tiap anggota sub kelompok untuk

mengemukakan fakta-fakta apa saja—tentang sesama siswa—yang "mengejutkan" mereka

(berdasarkan kesan pertama).

5. Iklan Televisi

URAIAN SINGKAT

Page 6: 140 plus metode active learning

Ini merupakan kegiatan pembukan yang baik bagi siswa yang telah mengenal satu sama

lain. Aktivitas ini dapat memunculkan semangat tim dengan cepat.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan tidak lebih dart 6 orang.

2. Perintahkan tirn-tim tersebut untuk membuat Iklan tv tiga puluh detik yang

menawarkan rnata pelajaran— menekankan. misalnya. nilai gunanya bagi mereka (atau

bahkan bagi dunia!), tokoh-tokoh terkenal yang terkait dengan materi pelajaran ini, dan

sebagainya.

3. Iklan tersebut harus berisi slogan (misalnya.. "Dengan Ilmu Kimia, Hidup Menjadi

Lebih Baik") dan media visual (misalnya, produk kimia terkenal).

4. Jelaskan bahwa dengan membuat konsep umum dan garis-garis besar ikian saja sudah

cukup. Namun jika sebuah tim ingin memperagakan ikiannya. itu boleh-boleh saja.

5. Sebelum masing-masing tim mulai merencanakan ikiannya, diskusikan karakteristik

dari beberapa ikian yang belakangan sedang terkenal untuk menyemarakkan kegiatan

(misalnya, gunakan karakter terkenal, humor, perbandingan hingga persaingan, daya tarik

seksual).

6. Perintahkan tiap tim untuk menyajikan gagasannya pujilah kreativitas semua siswa.

VARIASI

1. Sebagai alternatif, perintahkan tiap tim untuk membuat ikian media cetak, bukannya

ikian TV. Atau, jika mungkin, perintahkan mereka untuk benar-benar membuat iklan

dengan menggunakan kamera video.

2. Perintahkan tim untuk mengiklankan kemampuan mereka atau sekolah mereka,

bukannya mata pelajaran.

6. Teman yang Kita Miliki

Page 7: 140 plus metode active learning

URAIAN SENGKAT

Kegiatan ini memperkenalkan gerak fisik dari awal pelajaran dan membantu siswa lebih

mengenal satu sama lain. Kegiatan ini berlangsungcepat dan sangat menyenangkan.

PROSEDUR

1. Buatlah daftar kategori yang menurut anda cocok dalam kegiatan pengenalan bag

siswa yang anda ajar. Kategori umumnya meliputi:

Bulan kelahiran

Orang yang menyukai/tidak menyukai.....(kenali preferensi semisal, puisi, drama. ilmu

pengetahuan, atau kornputer)

Favorit (kenali segala benda atau barang, misalnya buku. lagu, atau restoran cepat saji).

Tangan mana yang digunakan untuk menulis.

Wama sepatu.

Kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan atau opini pada persoalan aktual

(misalnya.. "Asuransi perawatan kesehatan harus bersifat menyeluruh.")

Kita juga dapat menggunakan kategori-kategori yang terkait langsung dengan mata

pelajaran yang kita ajarkan, misalnya:

Penulis favorit

Orang yang setuju/tidak setuju.... (kenali sebuah persoalan yang terkait dengan topik

pelajaran anda).

Orang yang tahu/tidak tahu siapa atau apa (kenali orang atau konsep yang terkait

dengan topik pelajaran anda)

2. Kosongkan sebagian ruang kelas agar siswa bisa bergerak lebihi bebas.

3. Sebutkan satu kategori. Arahkan siswa untuk menempatkan secepat mungkin

orang-orang yang terkait dengan kategori yang diberikan. Sebagai contoh, siswa yang

kidal dan yang tidak kidal akan dipisah menjadi dua kelompok, atau, mereka yang setuju

dengan sebuah pernyataan akan dipisahkan dari mereka yang tidak setuju. Jika kategorinya

berisi lebih dari dua pilihan (misalnya, bulan dari hari ulang tahun siswa), perintahkan

siswa untuk berkumpul dengan mereka yang bulan kelahirannya sama, yang dengan

demikian akan membentuk beberapa kelompok.

4. Ketika siswa telah membentuk regu yang pas, perintahkan mereka untuk berjabat

tangan dengan "teman yang mereka memiki". Perintahkan semua untuk mengamati kira-

kira berapa banyak orang dalam masing-masing kelompok.

5. Beranjaklah segera ke kategori berikutnya. Upayakan agar siswa terus bergerak dari

satu kelompok ke kelompok lain ketika anda mengumumkan kategori-kategori baru.

6. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke tempat masing-masing. Diskusikan

keragaman siswa yang terungkap dari aktivitas itu.

VARIASI

1. Perintahkan siswa untuk menempatkan seorang siswa yang

berbeda dari mereka. jangan yang sama. Sebagai misal, anda dapat meminta siswa

Page 8: 140 plus metode active learning

menemukan teman yang memiliki mata/kulit/rambut yang warnanya berbeda dengan

mereka. (Bilamana terdapat jumlah yang tidak sama dalam kategori yang berbeda, ijinkan

lebih dari satu orang dari satu kelompok untuk membentuk regu dengan seorang siswa dari

kelompok lain.)

2. Perintahkan siswa untuk mengajukan kategorinya.

7. Benar-benar Kian Mengenal

Page 9: 140 plus metode active learning

URAIAN SINGKAT

Sebagian besar kegiatan perkenalan merupakan peluang emas untuk berjumpa dengan

sesama siswa. Sebagai alternatifnya adalah menyusun sebuah kegiatan di mana pasangan

siswa bisa benar-benar mengenal.

PROSEDUR

1. Pasangkan siswa dengan cara yang anda kehendaki. Kriteria untuk memasangkan

siswa bisa mencakup:

Dua siswa yang belum pernah bertemu sebelumnya

Dua siswa yang tidak pemah bekerja bersama

Dua siswa yang berasal dari jurusan atau latar belakang yang berbeda

Dua siswa yang memiliki tingkat pengetahuan atau pengalaman yang berbeda.

2. Perintahkan pasangan-pasangan yang sudah terbentuk untuk saling berkenalan dan

mengakrabkan diri selama 30 hingga 60 menit. Sarankan agar mereka berjalan-jalan

bersama, minum kopi atau soda bersama, atau jika mungkin, untuk saling mengunjungi.

3. Berikan beberapa pertanyaan yang bisa digunakan oleh siswa untuk saling

mewawancarai.

4. Bila seluruh siswa sudah kembali berkumpul, berikan pasangan-pasangan itu tugas

untuk kerjakan bersama yang memungkinkan mereka untuk mulal mempelajari materi

pelajaran. (Lihat "Sepuluh Tugas untuk memberikan Mitra Belajar" him 25).

5. Pertimbangkan kecocokan pasangan untuk kemudian dibentuk menjadi kemitraan

belajar jangka-panjang.

VARIASI

1. Sebagai alternatif. bentuklah trio, atau kuartet, sebagai ganti pasangan.

2. Perintahkan siswa untuk memperkenalkan pasangan masing-masing kepada seluruh

siswa di kelas.

8. “Benteng Pertahanan”

Page 10: 140 plus metode active learning

URAIAN SINGKAT

Seringkali, kegiatan belajar aktif akan menjadi lebih bergairah dengan menciptakan tim-

tim belajar jangka panjang yang bisa belajar bersama, mengerjakan proyek, dan terlibat

dalam kegiatan belajar bersama lainnya. Bila ini termasuk dalam rencana anda, ada

baiknya melakukan semacam kegiatan pembentukan tim awal untuk memastikan awal

yang baik. Memang banyak kegiatan pembentukan tim yang bisa menjadi bahan

pertimbangan, namun yang berikut ini merupakan kegiatan favorit.

PROSEDUR

1. Sediakan setumpuk kartu indeks kepada tiap tim (akan lebih baik jika memiliki ukuran

berbeda dalam masing-masing tumpukan).

2. Tantanglah masing-masing tim untuk menjadi kelompok yang seefektif mungkin dengan

membentuk model tiga dimensi "Benteng Pertahanan" hanya dari kartu indeks. Melipat

dan merobek kartu diperbolehkan, namun tidak boleh ada tambahan pasokan lain untuk

melengkapi bangunan itu. Doronglah tim untuk merencanakan penarikan mundur mereka

sebelum mulai rnembangunnya. Sediakan spidol agar tim bisa menggambari kartu dan

menghiasi bentengnya bila mereka pandang cocok.

3. Berikan waktu minimal 15 menit untuk menyelesalkannya. Jangan mendesak atau

membuat siswa terburu-buru. Penting bagi tim untuk merasakan pengalaman keberhasilan.

4. Bila bangunan itu sudah jadi. perintahkan siswa untuk melakukan tur penarikan mundur

melalui benteng. Kunjungi tiap benteng dan perintahkan agar anggota tim menunjukkan

karya mereka dan menjelaskan seluk-beluk bangunan yang mereka buat. Berikan tepuk

tangan atas apa yang dicapal oleh tiap tim. Jangan membuat kondisi yang menyebabkan

siswa saling Bersaing menbandingkan karya masing-masing.

VARIASI

1. Sebagai alternatif, perintahkan tim untuk membangun mouumen tim. Desaklah

mereka untuk membuat monumen yang kokoh, tinggi. dan menyenangkan secara estetika.

2. Suruh tim untuk berkumpul kembali dan mintalah mereka untuk memikirkan

kembali pengalaman tersebut dengan menjawab pertanyaan mi: Tindakan-tindakan apa

sajakah yang agak membantu dan kurang membantn yang kita lakukan sebagai tim

dan sebagai individu ketika bekerjasama?

9. Mengakrabkan Kembali

Page 11: 140 plus metode active learning

URAIAN SINGKAT

Pada mata pelajaran yang bekelanjutan ada baiknya meluangkan waktu untuk

menghubungkan atau mengingatkan kembali siswa setelah lewat beberapa waktu dari

pelajaran yang pernah diajarkan. Aktivitas ini mempertimbangkan sejumlah cara untuk

melakukannya.

PROSEDUR

1. Sambut kembali kedatangan siswa ke dalam kelas. Jelaskan apa yang menurut anda

berharga untuk meluangkan beberapa menit guna mengakrabkan kembali sebelum

memulai pelajaran hari ini.

2. Ajukan satu atau beberapa pertanyaan berikut ini kepada siswa:

Apa yang kalian ingat tentang pelajaran kita yang lalu? Apa yang menarik

menurut kalian?

Pernahkah kalian membaca/memikirkan/mengerjakan sesuatu yang distimulasi

oleh pelajaran kita yang lalu?

Pengalaman menarik apakah yang kalian dapatkan selama mengikuti mata

pelajaran ini?

Apa yang ada di pikiran kalian sekarang (misalnya, kecemasan) yang dapat

mengganggu kemampuan kalian dalam memberikan perhatian penuh terhadap

pelajaran hari ini?

Bagaimana perasaan kalian harl in? (bisa juga disisipi canda semisal "Saya

merasa seperti buah pisang yang kelewat matang.")

(Buatlah pertanyaan anda sendlri.)

3. Mintakan jawabannya dengan menggunakan salah satu format, misalnya sub kelompok

atau memanggil pembicara berikutnya. (Lihat "Sepuluh Metoda Untuk Mendapatkan

Partisipasi Kapan Saja" pada halaman 22.)

4. Beralihlah ke topik pelajaran hari ini secara perlahan.

VARIASI

1. Lakukan wawancara tentang pelajaran yang laju.

2. Ajukan dua pertanyaan. konsep. atau beberapa informasi yang tercakup dalam

pelajaran yang lalu. Perintahkan siswa untuk memilih mana yang paling mereka suka

untuk ditinjau kembali dalam kelas.

10. Hembusan Angin Kencang

Page 12: 140 plus metode active learning

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan kegiatan pembuka yang cepat dan memberi siswa keleluasaan untuk

bergerak dan tertawa. Kegiatan ini merupakan sarana pembentuk tim yang baik dan

memungkinkan siswa untuk lebih mengenal satu sama lain.

PROSEDUR

1. Aturlah kursi secara melingkar. Perintahkan siswa untuk duduk pada salah satu

kursi. Harus ada cukup kursi bagi semua siswa.

2. Katakan bahwa jika mereka setuju dengan pernyataan anda berikutnya. mereka

harus berdiri dan berpindah ke kursi lain.

3. Berdirilah di tengah lingkaran dan katakan: "Nama saya adalah _____ dan

ANGIN KENCANG BERHEMBUS bagi semua orang yang . . ." Pilihlah ending yang

lebih pas untuk semua siswa dalam kelas, semisal "menyukai es krim coklat."

4. Sampai di sini, setiap siswa yang menyukai eskrim coklat berdiri dan berpindah

ke kursi yang kosong. Ketika siswa berpindah, pastikan bahwa anda menempati salah satu

kursi kosong. Jika sudah, selanjutnya satu orang siswa tidak akan mendapatkan kursi untuk

duduk dan akan menggantikan anda sebagai orang yang berdiri di tengah-tengah.

5. Perintahkan agar siswa yang baru berdiri di tengah-tengah itu menyelesaikan

kalimat tidak utuh yang sejenis. misalnya: "Nama saya adalah ____ dan ANGIN

KENCANG BERHEMBUS untuk semua orang yang ..." dengan menambahkan ending

yang baru. Ending ini bisa bernada canda (misalnya., "yang tidur dengan keremangan

malam") atau serius (misalnya. "yang khawatir dengan deflsit anggaran pemerintah

pusat"),

6. Mainkan permainan ini dengan mempertimbangkan kesesuaian situasi.

VARIASI

1. Sediakan daftar panjang ending yang bisa digunakan oleh siswa. Sertakan

materi yang relevan dengan mata pelajaran (misalnya., "yang lebih menyukai Macintosh

ketimbang IBM") atau ketimbang pengalaman kerja atau pengalaman hidup siswa ("yang

merasa bahwa mengikuti ujian merupakan sesuatu yang membikin stres").

2. Perintahkan agar yang berada di tengah adalah pasangan siswa. bukannya satu

orang siswa. Perintahkan mereka untuk secara bersama memilih ending yang tepat untuk

kalimat yang dilontarkan.

Page 13: 140 plus metode active learning

11. Penyusun Aturan lasar Kelas

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan metoda jajak pendapat yang memungkinkan siswa untuk menetapkan

aturan bagi perilaku mereka sendiri. Bila siswa merupakan bagian dari proses

pernbentukan tim ini, mereka lebih cenderung mendukung norma atau aturan yang mereka

tetapkan.

PROSEDUR

1. Tunjuk beberapa siswa untuk bertugas sebagai pewawancara (sesuai dengan

jumlah siswa di kelas).

2. Dalam waktu 10 hingga 15 menit. perintahkan pewawancara itu untuk

berkeliling dalam kelas, melakukan kontak dengan sebanyak mungkin sampel siswa dalam

waktu yang tersedia. Perintahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan berikut ini kepada

anggota kelas: "Perilaku apakah yang menurut kamu membantu atau tidak membantu yang

kamu jumpai di kelas ini?" (Sediakan sejumlah contoh jawaban untuk mengarahkan

jawaban yang dikehendaki.).

3. Pada akhir dari waktu yang disediakan, perintahkan pewawancara untuk

melaporkan temuan mereka kembali kepada kelas. (Jika dikehendaki, cantumkan temuan-

temuan itu pada papan tulis.)

4. Untuk mendapatkan gambaran tentang aturan dasar perilaku yang dikehendaki

oleh kelompok, biasanya cukup dengan hanya mendengar ungkapan-ungkapan yang

terkumpul dari siswa. Namun demikian, bukan tidak mungkin untuk menganalisa temuan-

temuan itu, mencari tahu ada tidaknya ketumpang-tindihan dan kemudian menggabungkan

daftar-daftar itu.

VARIASI

1. Sediakan daftar yang berisi beberapa kemungkinan aturan dasar. Perintahkan

siswa untuk memilih tiga aturan yang ada dalam daftar. Butir-butir berikut ini boleh jadi

cocok untuk daftar anda:

Menghormati kerahasiaan

Semua siswa berpartisipasi ketika bekerja dalam kelompok atau tim kecil.

Mematuhi waktu dimulainya pelajaran.

Memaharni perbedaan orang lain dari diri kita.

Memberi kesempatan siswa lain menyelesaikan apa yang mereka bicarakan

tanpa menginterupsinya.

Tidak merendahkan atau mencemooh.

Bicaralah untuk diri sendiri, bukannya mengung-kapkan pendapat orang lain.

Berbicara singkat dan langsung ke pokok persoalan.

Gunakan bahasa yang peka terhadap gender.

Bersiap mengikuti pelajaran.

Page 14: 140 plus metode active learning

Jangan duduk di kursi yang sama selama berlangsungnya pelajaran.

Menghargai perbedaan pendapat.

Memberi semua siswa kesempatan untuk bicara.

Saling memahami pendapat sebelum melancarkan kritik.

2. Perintahkan kepada seluruh siswa untuk merumuskan aturan dasar partisipasi

mereka. Kemudian gunakan prosedur yang disebut mutivoting untuk sampal pada daftar

akhlr. Mulitvoting merupakan metoda untuk mengurangi daftar butir hingga setengahnya.

Setiap siswa mengusulkan sebanyak mungkin butir sesuai yang ia inginkan; setengah dari

butir-butir yang paling banyak dipilih akan tetap berada dalam daftar. (Prosedur ini bisa

diulang sesering yang dikehendaki; setiap pilihan akan mengurangi daftar hingga

setengahnya.).

Strategi Penilaian Sederhana

Strategi-strategi yang berikut ini dapat digunakan dalam kaitannya dengan upaya

pembentukan tim. Semuanya dirancang untuk membantu mempelajari kelas anda sembari

melibatkan siswa semenjak awal. Beberapa di antara strategi itu memunginkan anda untuk

menilai hal-hal tertentu tentang siswa, sedangkan sebagian lain cukup berguna untuk

memberi anda gambaran umum. Strategi penilaian sederhana ini terutama berguna ketika

anda tidak memliki kesempatan untuk mempelajari karakteristik siswa anda sebelum saat

dimulainya pelajaran. Strategi-strategi itu juga bisa digunakan untuk memperkuat

informasi yang anda kumpulkan sebelum dimulainya pemberian materi pelajaran.

Page 15: 140 plus metode active learning

12. Pertanyaan Penilaian

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara menarik untuk menilai kelas anda secara langsung dan pada saat

bersamaan, melibatkan siswa dari awal untuk mengenal satu sama lain dan bekerjasama.

PROSEDUR

1. Susunlah tiga atau empat pertanyaan untuk mernpelajari seperti apa siswa anda.

Anda dapat menyertakan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal berikut ini:

Pengetahuan mereka tentang materi pelajaran

Sikap mereka terhadap materi pelajaran

Pengalaman-pengalaman siswa yang relevan dengan materi pelajaran".

Keterampilan yang telah mereka dapatkan.

Latarbelakang mereka

Apa yang mereka butuhkan atau harapkan dari mata pelajaran ini.

Tulislah pertanyaan-pertanyaannya agar bisa didapatkan jawaban yang konkret. Hindari

pertanyaan yang terbuka. Misalnya. tanyakan: "Berapakah dari____ yang berikut ini yang

kalian ketahui?" Bukannya pertanyaan "Apa yang kalian ketahui tentang___?"

2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio) atau empat orang (kuartet)

(tergantung Jumlah pertanyaan yang telah anda buat, Beri setiap siswa satu dari masing-

masing pertanyaan penilaian. Mintalah dia untuk mewawancarai siswa lain dalani

kelompok dan dapatkan (serta catat) jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepadanya.

3. Kumpulkan kembali siswa dalam sub-sub kelompok yang telah diberi

pertanyaan yang sama. Sebagai contoh. Jika terdapat 18 siswa, buatlah menjadi kelompok-

kelompok tiga orang. 6 dari mereka akan mendapatkan pertanyaan yang sama.

4. Perintahkan tiap sub kelompok untuk menyatukan data mereka dan

mengikhtisarkannya. Kemudian perintahkan tiap sub kelompok untuk melaporkan kepada

seluruh siswa apa yang telah mereka pelajari satu sama lain.

VARIASI

1. Perintahkan siswa untuk menyusun pertanyaan mereka sendiri.

2. Dengan mengguhakan pertanyaan yang sama. pasangkan siswa dan perintahkan

mereka untuk mewawancarai satu sama lain. (Variasi ini cocok bila anda menangani kelas

dengan jumlah siswa yang besar.)

Page 16: 140 plus metode active learning

13. Pertanyaan yang Dimiliki Siswa

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa yang mereka

dibutuhkan dan diharapkan. Cara ini memanfaatkan tehnik yang mengundang partisipasi

melalui penulisan, bukannya pembicaraan.

PROSEDUR

1. Berikan kartu indeks kosong kepada tiap siswa.

2. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki

tentang materi pelajaran atau sifat dari pelajaran yang mereka ikuti (nama tidak. perlu

dicantumkan). Sebagai contoh, seorang siswa dapat bertanya: "Bagaimana perbedaan

Aljabar II dengan Aljabar I? Atau "Apakah pada akhir dari pelajaran ini siswa diwajibkan

membuat karya tulis?"

3. Bagikan kartu tersebut ke seluruh kelompok searah jarum jam. Ketika masing-

masing kartu dibagikan kepada siswa berikutnya. dia harus membacanya dan memberi

tanda centang pada kartu itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang

dihadapi siswa yang membacanya

4. Ketika semua kartu siswa kembali kepada pemiliknya, tiap siswa harus

meninjau semua "pertanyaan" kelompok. Sampai di sini, kenali pertanyaan yang menerima

banyak suara (tanda centang). Berikan jawaban kepada masing-masing pertanyaan ini

dengan (a) memberlkan jawaban yang langsung dan singkat; (b) menunda pertanyaan

hingga waktu yang lebih tepat; atau (c) mengemukakan bahwa untuk saat ini anda belum

mampu menjawab pertanyaan atau persoalan ini (janjikan jawaban secara pribadi, jika

memungkinkan).

5. Perintahkan siswa untuk berbagi pertanyaan mereka secara sukarela. sekalipun

pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda centang) paling banyak.

6. Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu mungkin berisi pertanyaan yang dapat

anda jawab pada pelajaran atau pertemuan mendatang.

VARIASI

1. Jika kelas terlalu besar hingga waktunya tidak cukup untuk membagikan kartu

ke seluruh kelompok. bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan ikuti instruksi yang

sama. Atau. kumpulkan saja kartu-kartu tersebut tanpa mengharuskan mereka

mengedarkannya ke seluruh kelas dan merespon pada satu sampel pertanyaan.

2. Sebagai alternatif dari pengajuan pertanyaan pada kartu indeks, perintahkan

siswa untuk menuliskan harapan dan/atau keprihatinan mereka tentang mata pelajaran ini,

topik yang mereka harapkan akan dibahas oleh anda. atau aturan dasar untuk pertisipasi

kelas yang mesti mereka dipatuhi.

Page 17: 140 plus metode active learning

14. Penilaian Instan

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi yang menyenangkan dan tidak mengancam untuk mengetahui siswa

anda. Anda bisa menggunakannya untuk menilai "secara instan" latar-belakang.

pengalaman, sikap, harapan dan kepedulian siswa.

PROSEDUR

1. Buatlah sekumpulan kartu "responder" untuk tiap siswa. Kartu-kartu ini bisa

berisi huruf A, B, atau C untuk pertanyaan pilihan ganda, B atau S untuk pertanyaan benar-

salah, atau penilaian angka semisal 1 sampal 5. (Jika pembuatan kartu dirasa terlalu

menyita waktu, perintahkan siswa untuk membuat kartu sendiri di tempat masing-masing).

2. Susunlah sekumpulan peryataan yang kira-kira bisa dijawab oleh siswa dengan

salah satu kartu mereka. Berikut adalah contoh untuk tiap tipe kartu responder yang

dijelaskan tadi

Saya mengambil pelajaran ini karena

a. Diharuskan.

b. Sangat tertarik dengan pelajaran ini

c. Sepertinya mudah.

Saya khawatir kalau-kalau akan kesulitan mengikuti pelajaran ini. Benar atau

salah?

Saya yakin bahwa pelajaran ini akan bermanfat bagi saya di masa depan.

1________2________3________4________5

Sangat tidak Sangat

Setuju Setuju

Anda dapat membuat pernyataan-pernyataan serupa tentang pengetahuan, sikap, dan

pengalaman siswa.

3. Bacalah peryataan pertama dan perintahkan siswa untuk menjawab dengan

memegang kartu pilihan mereka.

4. Nilailah dengan cepat tanggapan siswa. Perintahkan sejumlah siswa untuk

mendiskusikan alasan pilihan mereka.

5. Lanjutkan dengan pernyataan-pernyataan yang tersisa.

VARIASI

1. Sebagai ganti penggunaan kartu. perintahkan siswa untuk berdiri ketika pilihan

mereka diumumkan.

2. Gunakan sistem tunjuk jari, namun tambahkan unsur yang menarik dengan

meminta siswa untuk mengangkat kedua tangan bila mereka sangat setuju dengan sebuah

jawaban.

Page 18: 140 plus metode active learning

15. Sampel Perwakilan

URAIAN SINGKAT

Adakalanya jumlah siswa dalam kelas sedemikian banyaknya dan mustahil untuk segera

memahami siapa saja mereka ini. Prosedur ini memungkinkan anda untuk menarik sampel

perwakilan siswa dari seluruh kelas dan mengetahuinya dengan mewawancarai mereka di

depan kelas

PROSEDUR

1. Jelaskan bahwa anda ingin mengenal semua siswa di kelas, namun tugas ini

akan memakan banyak waktu.

2. Ingat bahwa cara yang lebih cepat untuk melakukannya adalah dengan

membentuk sampel kecil siswa yang mewakili sejumlah keragaman di kelas.

3. Jelaskan beberapa hal yang membedakan siswa. Perintahkan agar anggota

pertama dari "sampel perwakilan kelas" untuk menjadi relawan siswa (siswa yang ditunjuk

untuk diberi tugas). Bila siswa itu mengangkat tangan, ajukan beberapa pertanyaan untuk

mengetahui siswa Itu dan memahami harapan, ketrampllan, pengalaman, latarbelakang,

pendapatnya.

4. Setelah mendengar jawaban dari relawan pertama, perintahkan relawan kedua

yang berbeda dalam beberapa hal dari relawan pertama.

5. Teruskan meminta beberapa siswa untuk menjadi relawan (anda yang

memutuskan jumlahnya) yang berbeda dari mereka yang telah diwawancarai sebelumnya.

VARIASI

1. Tatalah meja dan kursi agar cocok untuk diskusi panel. Perintahkan tiap

anggota sampel perwakilan untuk bergabung dalam panel setelah dia diwawancarai. Bila

panel telah lengkap, ajukan pertanyaan panel secara keseluruhan tentang harapan,

ketrampilan, pengalaman kerja. latarbelakang. pendapat mereka dan/atau perintahkan

siswa yang lain untuk juga mengajukan pertanyaan.

2. Perintahkan siswa lain untuk menemui anda di luar kelas dan di pertemuan

berikutnya agar anda bisa lebih mengenalnya. Jika memungkinkan, lakukan penggiliran

pertemuan agar anda bisa bertemu dengan semua siswa.

Page 19: 140 plus metode active learning

16. Persoalan Pelajaran

URAIAN SINGKAT

Siswa biasanya memiliki persoalan terhadap pelajaran yang mereka ikuti untuk

pertamakalinya, khususnya jika pelajaran ini menggunakan cara belajar aktif. Aktivitas ini

memungkinkan diungkapkan dan didiskusikannya persoalan-persoalan tersebut secara

bebas tapi sopan.

PROSEDUR

1. Jelaskan kepada siswa bahwa mereka mungkin memiliki persoalan dengan

materi pelajaran. Persoalan itu boleh jadi mencakup hal-hal berikut ini:

Seberapa sulit atau seberapa lamakah tugas-tugasnya nanti

Bagaimana cara berpartisipasi secara bebas dan nyaman

Bagaimana siswa akan berperan dalam kelompok kecil.

Seberapa siapkah gurunya.

Akses terhadap materi bacaan.

Jadwal mata pelajaran.

2. Buatlah daftar wilayah persoalan ini di papan tulis. Dapatkan persoalan lain

dari siswa.

3. Susunlah prosedur pemungutan suara yang memungkinkan siswa untuk

memilih tiga atau empat persoalan umum yan palig umum dihadapi

4. Bentuklah kelas menjadi tiga atau empat sub kelompok. Perintahkan tiap

kelompok untuk menjabarkan salah satu persoalan yang dihadapi. Perintahkan mereka

untuk sejelas mungkin dalam memaparkannya.

5. Perintahkan sengap kelompok untuk mengikhtisarkan diskusinya untuk seluruh

kelas. Mintalah reaksi atau tanggapan mereka.

VARIASI

1. Perintahkan kelompok untuk memikirkan beberapa solusi yang menurut mereka

bisa dilakukan oleh siswa ataupun guru untuk mengatasi persoalan mereka.

2. Sebagai alternatif dari diakhrinya kegiatan dengan laporan kelompok, buatlah

diskus panel atau terbuka (baca "Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan Partislpasi

Kapanpun," pada halaman 22.)

Strategi Pelibatan Belajar Langsung

Cara lain untuk menjadikan siswa aktif dari awal adalah dengan menggunakan strategi-

strategi berikut. Strategi itu dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran

Page 20: 140 plus metode active learning

guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka untuk

berfikir. Siswa tidak bisa berbuat apa-apa jika pikiran mereka - atau jika "komputer"

mereka - tidak di"on"kan! Banyak guru yang membuat kesalahan dengan mengajar terlalu

awal - yakni sebelum siswa merasa terlibat dan siap secara mental. Penggunaan beberapa

Strategi berikut ini akan mengoreksi kecenderungan ini.

17. Berbagi Pengetahuan Secara Aktif

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara bagus untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang anda

ajarkan. Anda juga dapat menggunakannya untuk menilaiungkat pengetahuan siswa

sembari melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala ukuran kelas

dan dengan niateri pelajaran apapun.

PROSEDUR

1. Sediakan daftar pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran yang akan

anda ajarkan. Anda dapat menyertakan beberapa atau semua dari kategori-kategori berikut

ini:

Kata-kata untuk didefinisikan (misalnya. "Apa arti arnblvalen”?)

Pertanyaan pilihan ganda mengenal fakta atau konsep (misalnya. “Tes

psikologi baru absah jlka ia (a) secara konsisten mengukur atribut dan (b) mengukur

apa yang memang hendak ia ukur.")

Orang yang hendak diidentifikasi (misalnya, "Siapakah George Washington

Carver?")

Pertanyaan-pertanyaan tentang tindakan yang bisa • diambil oleh seseorang

dalam situasi tertentu (misalnya, "Bagaimana anda mendaftarkan diri untuk

mendapatkan hak pilih?").

Kailmat tidak lengkap (misalnya, "_____ mengidentifikasi kategori dasar dari

tugas yang dapat kailan kerjakan menggunakan:program computer”

Sebagai contoh, seorang guru sejarah dapat mernulai pengajarannya tentang abad ke-20

dengari membagikan kuis berikut ini:

a. Apa yang terjadi dalam tahun-tahun berikut ini: 1928, 1945, 1965,

1998.?

b. Kenali nama-nama berikut ini:

Mussolini

Chamberlain

Trotsky

Mao

McCarthy (Joseph dan Eugene)

c. Menurut pendapat kalian, peristiwa terpenting apakah yang terjadi

dalam abad ke-20?

2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sebaik yang

Page 21: 140 plus metode active learning

mereka bisa.

3. Kemudian perintahkan mereka untuk menyebar di dalam ruangan, mencari

siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang mereka sendiri tidak tahu cara menjawabnya.

Doronglah siswa untuk saling membantu.

4. Perintahkan mereka untuk kembali ke tempat semula dan bahaslah jawaban

yang mereka dapatkan. Isilah jawaban yang tak satupun siswa bisa menjawabnya. Gunakan

informasi ini sebagai cara untuk memperkenalkan topik-topik penting dalam mata

pelajaran anda.

VARlASI

1. Berikan satu lembar kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan mereka untuk

menuliskan satu informasi yang menurut mereka akurat tentang materi yang diajarkan.

Suruhlah mereka untuk berpencar di dalam kelas, berbagi pendapat tentang apa yang

mereka tuliskan pada kartu tersebut. Doronglah mereka untuk menuilskan informasi baru

yang dikumpulkan oleh siswa lain. Bila mereka, sudah kembali ke kelompok masing-

masing, bahaslah informasi yang berhasil dikumpulkan.

2. Gunakan pertanyaan opini, bukannya pertanyaan faktual. atau gabungkan

pertanyaan faktual dengan pertanyaan opini.

Page 22: 140 plus metode active learning

18. Merotasi Pertukaran Pendapat Kelompok Tiga Orang

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan

sebagian (dan biasanya memang tidak semua) teman sekelas mereka. Pertukaran pendapat

ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang akan diajarkan di kelas.

PROSEDUR

1. Susunlah beragam pertanyaan yang dapat membantu siswa memulai diskusi

tentang isi materi pelajaran. Gunakan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban benar-

salah.

Sebagai contoh, seorang guru Bahasa Inggris boleh jadi akan bertanya:

Apa. yang kalan sukai tentang drama Shakespeare? Kalau, kalian tidak menyukainya,

kenapa?

Mengapa. Shakespeare dianggap sebagai salah. satu. dramawan terbesar sepanjang

waktu?

Pilih salah satu dan drarnawan atau sineas abad ke-19 atau ke-20. Bagaimana kalian

membandingkannya dengan Shakespeare?

2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio). Aturlah kelompok trio

tersebut di dalam ruang kelas agar masing-masing bisa melihat dengan jelas trio yang di

sisi kanan dan di sisi kirinya, Formasi kelompok-kelompok trio itu secara keseluruhan bisa

berbentuk bundar atau persegi.

3. Berikan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama untuk

masing-masing trio) untuk dibahas. Pilihlah pertanyaan yang paling ringan yang telah anda

susun untuk memulai pertukaran pendapat kelornpok-kelompok trio itu, Anjurkan agar tiap

siswa di dalam kelompok mendapat giliran menjawab pertanyaan.

4. Setelah diskusi berjalan dalam waktu yang cukup, perintahkan masing

masing kelompok untuk memberikan angka 0,1. atau 2 kepada tiap-tiap anggotanya.

Arahkan siswa yang benomor 1 untuk berpindah ke kelompok trio satu searah jarum jam.

Perintahkan siswa yang bernomor 2 untuk berpindah ke kelompok trio dua searah jarum

Page 23: 140 plus metode active learning

jam. Perintahkan siswa yang bemomor 0 (nol) untuk tetap di ternpat duduknya karena ia

adalah anggota tetap dan kelompok trio mereka. Suruh mereka mengangkat tangan tinggi-

tinggi sehingga siswa yang telah berpindah bisa menemukan mereka. Hasilnya adalah

komposisi kelompok trio yang sepenuhnya baru.

5. Mulailah pertukaran pendapat baru dengan pertanyaan baru. Naikkan tingkat

kesulitan atau "tingkat ancaman" dari pertanyaan manakala anda memulai babak baru.

6. Anda bisa merotasi trio-trio itu sebanyak pertanyaan yang anda miliki dan

waktu diskusi yang tersedia. Gunakan selalu prosedur rotasi yang sama. Sebagai contoh,

pada pertukaran trio sebanyak tiga rotasi, tiap siswa akan bertemu dengan enam siswa

yang lain.

VARIASI

1. Setelah masing-masing babak pertanyaan. Segeralah meminta jawaban dari

seluruh kelompok sebelum merotasi siswa ke kelompok trio baru.

2. Gunakan pasangan atau kuartet sebagai alternatif dari trio.

Page 24: 140 plus metode active learning

19. Kembali ke Tempat Semula

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara yang cukup dikenal untuk menyertakan gerakan fisik pada awal

pelajaran. Strategi ini cukup fleksibel untuk digunakan pada beragam akuvitas yang

dirancang untuk menstimulir minat awal terhadap mata pelajaran anda.

PROSEDUR

1. Tempelkan sejumlah tanda di seluruh dinding kelas. Anda dapat

menggunakan dua tanda untuk menciptakan pilihan dikotomis atau beberapa tanda untuk

menyediakan lebih banyak pilihan.

2. Tanda-tanda ini bisa menunjukkan beragam preferensi:

Topik atau keterampilan yang menarik bagi siswa (misalnya, pengolahan

kata, penyimpanan data).

Pertanyaan tentang materi pelajaran (misalnya, "Bagaimana cara kerja

mesin turbo?")

Beberapa solusi yang berbeda terhadap persoalan yang sama (misalnya,

hukuman mati versus hukuman seumur hidup)

Nilal-nilai yang berbeda (misalnya, uang, ketenaran, keluarga)

Karakteristik atau gaya kepribadian yang berbeda (misalnya, auditori,

visual, kinestetik)

Berbagai penulis atau orang-orang terkenal di bidangnya (misalnya,

Thomas Jefferson, Franklin Delano Roosevelt, John F. Kennedy)

Kutipan peribahasa, atau pasal di dalam naskah yang berbeda (misalnya.

"Hormatilah Ibu dan Ayahmu" versus "Hak Bertanya")

3. Perintahkan siswa untuk melihat tanda-tanda tersebut dan memilih salah

satunya. Sebagai contoh, beberapa siswa mungkin lebih tertarik pada pengolahan kata

Page 25: 140 plus metode active learning

ketimbang penataan data Suruh mereka menunjukkan preferensi (kelebihsukaan) dengan

beranjak menuju tempat di ruang kelas di mana tanda pilihan mereka ditempelkan.

4. Perintahkan sub-sub kelompok yang telah terbentuk untuk mendiskusikan

alasan mereka menempatkan diri pada tanda yang mereka pilih. Mintalah perwakilan dari

tiap kelompok untuk mengikhtisarkan alasan mereka.

VARIASI

1. Pasangkan siswa yang preferensinya berbeda dan perintahkan mereka untuk

memperbandingkan pandangan mereka. Atau buatlah panel diskusi dengan perwakilan dari

tiap kelompok preferensi.

2. Perintahkan tiap kelompok preferensi untuk membuat presentasi, membuat

ikian atau menyiapkan sebuah lakon atau drama singkat yang memperagakan preferensi

mereka.

20. Menyemarakkan Suasana Belajar

URAIAN SINGKAT

Sebuah kelas bisa dengan cepat mewujudkan iklirn belajar informal yang santai dengan

meminta siswa menggunakan humor kreatif tentang materi pelajaran yang tengah

diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan membuat siswa berhumor ria, namunjuga berfilkir.

PROSEDUR

1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda ingin melakukan latihan pembuka yang menyenangkan

dengan mereka sebelum beranjak ke hal-hal serius dalam materi yang diajarkan.

2. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka tugas yang secara gamblang

meminta mereka membuat sesuatu yang lucu pada topik, konsep atau persoalan penting

dalam materi yang anda ajarkan.

3. Contohnya antara lain:

Pemerintah: Buatlah uraiah tentang pemerintahan yang paling kejam sekaligus paling

bobrok yang bisa kita bayangkan.

Matematika: Susunlah sebuah daftar berisi cara-cara penghitungan matematis yang

paling tidak efisien

Kesehatan: Buatlah menu makanan yang sama sekali tidak bergizi.

Tehnik: Buatlah disain jembatan yang gampang ambruk.

4. Perintahkan sub-sub, kelompok untuk menyajikan "kreasi" mereka. Beri tepuk tangan.

5. Tanyakan: "Apa yang kalian pelajari tentang materi pelajaran kita dari latihan ini?"

VARIASI

1. Pengajar dapat membuat lelucon tentang materi pelajaran dengan kreasinya sendiri.

2. Buatlah pretest pilihan ganda tentang materi yang akan anda ajarkan. Tambahkan humor

Page 26: 140 plus metode active learning

pada butir pilihan gandanya. Untuk tiap pertanyaan, perintahkan siswa untuk memilih

jawaban yang menurut mereka merupakan jawaban yang tidak mungkin benar.

21. Bertukar Pendapat

URAIAN SINGKAT

Kegiatan ini bisa digunakan untuk menstimulasi keterlibatan siswa dalam pelajaran yang

akan anda sampaikan. Kegiatan ini juga mengingatkan siswa untuk mendengarkan secara

cermat dan membuka diri terhadap bermacam pendapat.

PROSEDUR

1. Berikan label nama kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan

nama mereka pada label dan mengenakannya.

2. Perintahkan siswa untuk berpasangan dan memperkenalkan diri kepada siswa

lain. Kemudian perintahkan pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi pendapat tentang

jawaban atas pertanyaan atau pernyataan provokatif yang memancing opini mereka tentang

persoalan seputar materi yang anda ajarkan.

Contoh pertanyaannya adalah: "Apa batasan bagi imigrasi asing?"

Contoh pernyataannya adalah: "Injil merupakan kitab suci."

3. Ucapkan, "kerjakan sekarang", dan arahkan siswa untuk bertukar label nama

atau tanda pengenal mereka dengan pasangannya dan kemudian menemui siswa lain.

Perintahkan siswa, bukannya untuk memperkenalkan diri. melainkan berbagi pendapat

dari siswa yang merupakan pasangan sebelumnya (yakni siswa yang label/tanda

pengenalnya ia kenakan sekarang.)

4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk berganti label nama lagi dan mencari

siswa lain untuk diajak bicara," dan berbagi pendapat dari siswa yang tanda pengenalnya la

kenakan sekarang.

5. Lanjutkan proses itu hingga sebagian besar siswa telah saling bertemu.

Kemudian katakan kepada tiap siswa untuk mendapatkan kembali label namanya sendiri.

Page 27: 140 plus metode active learning

VARIASI

1. Gunakan proses pertukaran label nama ini sebagai pengantar pergaulan dengan

menginstruksikan siswa untuk bertukar informasi latarbelakang mereka sendiri, sebagai

ganti pertukaran pendapat tentang pertanyaan atau pernyataan provokatif.

2. Hilangkan pertukaran label nama. Sebagai gantinya, perintahkan siswa untuk

terus menemukan siswa lain, dan mendengarkan selalu pertanyaan atau pernyataan yang

anda berikan.

22. Benar atau Salah?

URAIAN SINGKAT

Aktivitas kerjasama ini juga segera menstimulasi keterlibatan tcrhadap pengajaran yang

anda lakukan. Kegiatan ini meningkatkan pembentukan tim. pertukaran pendapat, dan

pembelajaran langsung.

PROSEDUR

1. Susunlah sebuah daftar pernyataan yang terkait dengan materi pelajaran anda,

yang setengahnya benar dan setengahnya salah. Sebagai contoh, pernyataan "Mariyuana

bisa menimbulkan kecanduan" adalah benar. dan pernyataan, "Alkohol merupakan obat

perangsang" adalah salah; Tuils tiap pernyataan pada kartu indeks yang terpisah. Pastikan

jumlah kartunya sesuai dengan jumlah siswa yang hadir. (Jika siswa yang hadir jumlahnya

ganjil, pilihliah satu kartu untuk anda sendiri.)

2. Bagikan satu kartu untuk satu siswa. Katakan kepada siswa bahwa misi mereka

adalah menentukan kartu mana yang benar (berisi pernyataan benar) dan mana yang salah.

Jelaskan bahwa mereka bebas memilih cara apapun yang mereka inginkan dalam

menyelesaikan tugas ini.

3. Bila para siswa sudah selesai, perintahkan agar setiap kartu dibaca dan

mintakan pendapat siswa tentang benar atau salahkah pernyataan tersebut. Beri

kesempatan munculnya pendapat minoritas.

4. Berikan umpan balik tentang masing-masing kartu, dan catat cara-cara siswa

dalam bekerjasama menyelesaikan tugas ini.

5. Tunjukkan bahwa dalam pelajaran ini diperlukan keterampilan tim yang positif

karena hal ini menunjukkan kegiatan belajar yang sifatnya aktif.

VARIASI

Page 28: 140 plus metode active learning

1. Sebelum dimulainya kegiatan, rekrutlah beberapa siswa sebagai pengamat.

Mintalah agar mereka memberikan umpan balik tentang kualitas kerja tim yang

berlangsung.

2. Sebagai ganti pernyataan faktual, buatlah daftar opini dan tempatkan tiap opini

pada sebuah kartu indeks. Bagikan kartu tersebut dan mintalah siswa agar berupaya

mencapai mufakat tentang reaksi mereka terhadap tiap opini. Mintalah mereka supaya

menghargai pendapat minoritas.

23. Bertanggung jawab terhadap Matapelajaran

URAIAN SINGKAT

Rancangan ini memberi peluang bagi siswa untuk memikirkan dan mengakui

tanggungjawab Individual mereka dalam kegiatan belajar aktif di kelas

PROSEDUR

1. Buatlah salinan dari kontrak berikut ini:

Saya memahami bahwa dalam pelajaran ini saya akan mempelajari tentang - (diisi dengan

matapelajaran). Tujuan dari mata pelajaran ini adalah - (diisi dengan tujuan anda). Saya

berpegang pada tujuan ini dan akan berupaya keras mengerjakan hal-hal berikut ini:

Menggunakan waktu saya di kelas untuk mendukung tujuan ini melalui partisipasi

dalam kegiatan.

Bertanggungjawab atas kegiatan belajar saya sendiri dan tidak akan menunggu

siapapun untuk memovasi saya.

Membantu siswa lain memaksimalkan belajar mereka dengan mendengarkan apa yang

harus mereka katakan dan menawarkan tanggapan positif.

Memikirkan, meninjau, dan menerapkan apa yang telah saya pelajari di luar kelas.

Tanda tangan Tanggal

2. Berjanilah bersama-sama siswa untuk melakukan apapun semampu kita guna

menjadikan mata pelajaran ini sebagai pengalaman belajar yang efektif.

3. Bagikan salinan kontrak atau perjanjian itu dan mintalah mereka supaya

membacanya. Jelaskan bahwa anda tidak bisa menjamin pencapaian tujuan mata pelajaran

tanpa upaya dan komitmen mereka untuk belajar aktif. Perintahkan mereka untuk

mempertimbangkan ke-seriusan bekerjasama dengan mau,menandatangani kontrak tertulis

itu.

Page 29: 140 plus metode active learning

4. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan berfikir. Jelaskan bahwa siswa harus

mematuhi kontrak yang mereka tandatangani. Pasrahkan kepada siswa apakah mereka

akan menandatanginya atau tidak.

VARIASI

1. Sediakan pernyataan tertulis tentang tanggungjawab anda dalam pelajaran ini.

Pertimbangkan beberapa dari hal-hal berikut ini:

Dengarkan secara aktif apa yang mesti dikatakan siswa.

Bersikaplah mendukung upaya siswa untuk mengambil resiko belajar.

Variasikan metoda mengajar anda.

Mulai dan akhirilah pelajaran secara tepat waktu.

Bagikan materi atau buku ajar yang mudah dibaca.

Bersikaplah terbuka terhadap pendapat siswa.

Sediakan instrumen visual.

2. Perintahkan siswa untuk mengemukakan apa yang mereka harapkan tentang

perilaku anda sebagai pengajar.

Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap Secara

Aktif

Jika strategi-strategi yang disajikan dalam bagian sebelumnya merupakan "hidangan

pembuka" untuk kegiatan belajar aktif. strategi-strategi yang akan segera diperkenalkan

kepada anda merupakan "entri"-nya. Pendidikan di segala jenjang pada umumnya

dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan. ketrampilan, dan sikap. Pembelajaran

kognitif (pengetahuan) mencakup pemerolehan informasi dan konsep. Pembelajaran ini

tidak hanya berkenaan dengan pemahaman bahan ajar, namun juga dengan analisis dan

penerapannya pada situasi baru. Pembelajaran perilaku (ketrampilan) mencakup

pengembangan kompetensi pada kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas,

memecahkan masalah. dan mengungkapkan pendapat. Pembelajaran afektif (sikap)

mencakup pengkajian dan penjelasan tentang perasaan dan preferensi. Siswa dilibatkan

dalam menilai diri mereka sendiri dan hubungan pribadi mereka terhadap materi pelajaran.

Bagaimana pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang didapatkan bisa menimbulkan

segenap perbedaan pada diri mereka? Akankah ini dilakukrn secara pasif ataukah aktif?

Pembelajaran aktif atas informasi, ketrampilan, dan sikap berlangsung melalui proses

penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari bukan sekadar

menerima (reaktif). Dengan kata lain, mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan kepada mereka atau pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.

Mereka mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang diajukan oleh guru. Mereka

tertarik untuk mendapatkan informasi atau menguasai ketrampilan guna'menyelesaikan

tugas yang diberikan kepada mereka. Dan mereka dihadapkan pada persoalan yang

membuat mereka tergerak untuk mengkaji apa yang mereka nilai dan yakni. Semua ini

Page 30: 140 plus metode active learning

terjadi bila siswa dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka

untuk berfikir, bekerja, dan merasa. Kita dapat membuat jenis-jenis kegiatan ini dengan

menggunakan banyak strategi yang akan kita jumpai dalam bahasan ini. Bahasan ini dibagi

menjadi beberapa bagian:

KEGIATAN BELAJAR DALAM SATU KELAS-PENUH

Bagian ini membahas cara-cara untuk menjadikan pengajaran yang dibimbing oleh guru

lebih interaktif. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk menyajikan informasi dan

gagasan yang melibatkan siswa secara metal.

MENSTIMULASI DISKUSI

Bagian ini menggali cara-cara untuk mengidentifkkan dialog dan debat tentang persoalan-

persoalan utama, dalam materi yang anda ajarkan. Anda akan menjumpai sejumlah strategi

yang mendorong partisipasi aktif dan menyeluruh dari siswa

PENGAJUAN PERTANYAAN

Bagian ini membahas cara membantu siswa agar mau mengajukan pertanyaan. Anda akan

menjumpai strategi-strategi yang memungkinkan siswa merumuskan pertanyaan yang

diajukan yang menjelaskan apa.yang telah anda ajarkan kepada mereka.

BELAJAR BERSAMA

Bagian ini menyajikan cara-cara untuk merancang tugas belajar yang dikerjakan oleh

siswa dalam kelompok kecll. Anda akan menjumpai strategi-strategi yang mendorong

kerjasama dan saling ketergantungan di antara siswa.

PENGAJARAN SESAMA SISWA

Bagian ini membahas cara-cara yang memungkinkan siswa untuk mengajar satu sama lain.

BELAJAR SECARA MANDIRI

Bagian ini terkait dengan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa secara individual dan

pribadi. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk rneningkatkan tanggungjawab siswa

dalam menerapkan cara belajar mereka sendiri.

PEMBELAJARAN AFEKTIF

Bagian ini membahas peritang siswa dalam memahami perasaan. nilai-nilai dan sikap

mereka. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk memfasilitasi pemahaman diri dan

penjelasan nilai.

PENGEMBANGAN KETRAMPILAN

Bagian ini membahas tentang ketrampilan mempelajari dan mempraktikkan – baik teknis

maupun non-teknis. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk memacu perkembangan

Page 31: 140 plus metode active learning

ketrampilan awal dan penerapannya.

Kegiatan Belajar dalam Satu Kelas-Penuh

Strategi di bagian ini dirancang untuk memajukan pengajaran satu kelas penuh. Seperti

yang akan anda baca penyampaian pelajaran dengan metoda ceramah pun bisa dijadikan

aktif dengan memanfaatkan berbagai macam tehnik. Anda juga akan menjumpai cara-cara

untuk mengkritisi tayangan video dan penampilan pre-senter tamu. Terakhir, anda akan

menjumpai cara-cara baru untuk mengajarkan konsep dan gagasan yang sulit sehingga

siswa bisa memahaminya secara maksimal

24. Pikiran yang Penuh Tanya Selalu Ingin Mengetahui

URAIAN SINGKAT

Tehnik sederhana ini menstimulasi rasa ingin tahu siswa dengan mendorong mereka untuk

memikirkan tentang sebuah topik atau pertanyaan. Siswa lebih cenderung mengingat suatu

pengetahuan tentang materi pelajaran yang belum pernah dibahas sebelumnya jika mereka

dilibatkan semenjak awal dalam pengalaman kegiatan belajar satu kelas penuh.

PROSEDUR

1. Ajukan pertanyaan yang njelimet untuk menstimulasi keingintahuan tentang

mata pelajaran yang hendak anda bahas. Pertanyaannya haruslah merupakan per-

tanyaan yang menurut anda ada beberapa siswa yang mengetahui jawabannya.

Berikut adalah beberapa contohnya:

Pertanyaan. sehari-hari ("Mengapa kita mesti membayar pajak penghasilan?")

Cara melakukan ("Menurut pakar, seperti apakah cara-cara terbaik untuk

mengawetkan mumi?")

Definisi ("Apa lubang hitam Itu?)

Judul ("Menurut kalian, karya dramanya Ibsen, A Doll's House, berkisah

tentang apa?)

Cara kerja ("Apa yang menjadikan mobil bisa ber-jalan?").

Akibat ("Menurut kalian, bagaimana akhir dari alur cerita ini? "Bagaimana

pemecahan atas masalah ini?").

2. Doronglah siswa untuk berpikir dan membuat dugaan umum. Gunakan frase

semisal, "Coba tebak" atau "Coba jawab".

Page 32: 140 plus metode active learning

3. Jangan buru-buru memberikan tanggapan. Tampung dulu semua dugaan siswa.

Ciptakan rasa penasaran tentang jawaban yang "sesungguhnya."

4. Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan siswa kepada apa yang hendak

anda ajarkan. Sertakan jawaban atas pertanyaan anda dalam penyajian materi anda. Anda

perlu memastikan bahwa siswa lebih menaruh perhatian dibanding biasanya.

VARIASI

1. Pasangkan siswa dan perintahkan mereka untuk secara kolektif membuat dugaan.

2. Sebagai ganti pertanyaan katakan kepada siswa apa yang hendak anda ajarkan dan

mengapa hal Itu menarik. Cobalah untuk menghangatkan tahap pengenalan ini dengan cara

seperti mengiklankan sebuah film yang akan segera ditayangkan.

25. Tim Pendengar

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan cara untuk membantu siswa agar tetap fokus dan jeli selama

berlangsungnya pengajaran berbasis ceramah. Tim pendengar merupakan kelompok-

kelompok kecil yang bertanggung jawab untuk mengklarifikasi materi pelajaran.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi empat tim, dan berikan tim-tim tersebut tugas berikut:

Tim Peran Tugas

1 Penanya Setelah pengajaran berbasis-ceramah, ajukan

setidaknya dua pertanyaan tentang materi

yang dibahas.

2 Penyetuju Setelah pengajaran berbasis-ceramah,

katakan hal-hal mana yang mereka setujui (atau

dirasa membantu) dan jelaskan alasannya.

3 Pembantah Setelah pengajaran berbasis-ceramah, beri

komentar tentang hal mana yang tidak mereka

setujui (atau tidak banyak membantu) dan jelaskan

alasannya.

3. Pemberi contoh Setelah pengajaran berbasis-ceramah, berilah

contoh dan materi atau pelajaran penerapan kusus.

2. Sajikan pengajaran berbasis ceramah anda. Setelah selesai, berikan waktu bagi

tim untuk menyelesaikan - tugasnya.

Page 33: 140 plus metode active learning

3. Perintahkan tiap tim untuk menanyakan. menyetujui dan sebagainya. Anda

mesti mendapatkan lebih banyak partisipasi siswa ketimbang yang anda bayangkan.

VARIASI

1. Buatlah peran lain. Sebagai contoh. perintahkan sebuah tim untuk

mengikhtisarkan pengajaran “berbasis-ceramah”. atau mintalah sebuah tim untuk membuat

pertanyaan yang menguji pemahaman siswa tentang materi pelajaran.

2. Ajukan pertanyaan-pertanyaannya terlebih dahulu, yang mana jawabannya akan

ditemukan dalam penyajian materi pelajaran. Perintahkan siswa untuk mendengarkan

dengan cermat guna mendapatkan jawabannya. Tim yang dapat menjawab sebagian besar

pertanyaan akan menang.

26. Membuat Catatan dengan Bimbingan

URAIAN SINGKAT

Dalam tehnik yang populer ini, anda menyediakan formulir atau lembar yang telah

dipersiapkan. Lembar ini menginstruksikan siswa untuk membuat catatan sewaktu anda

mengajar. Gerak fisik yang minimal seperti ini pun akan lebih melibatkan siswa ketimbang

jika kita sekadar menyediakan buku pegangan yang lengkap. Ada bermacam metoda untuk

membuat catatan secara terarah. Yang paling sederhana di antaranya adalah mengisi

bagian-bagian yang kosong.

PROSEDUR

1. Siapkan sebuah catatan yang mengikhtisarkan hal-hal utama pada

penyajian materi pelajaran anda.

2. Sebagai ganti menyediakan teks secara lengkap, kosongkan bagian-bagian

di dalamnya, dan untuk selanjutnya diisi oleh siswa.

3. Beberapa cara dalam melakukannya antara lain:

Sediakan sejumlah istilah dan definisinya, bIarkan istilah atau definisinya

kosong. ________: merupakan bentuk segilima, Oktagon: ________

Kosongkan satu atau beberapa poin.

Peran Majelis Perwakilan Roma

a. Menerapkan. undang-undang dan ketetapan yang dibuat oleh

konsul

b. ________________________

c. Menerima duta besar luar negeri.

Page 34: 140 plus metode active learning

d. ________________________

Kosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek.

Di masa kini, manajer seringkali menghadapi permasalahan semisal rendahnya

________, tingginya________, dan________ kualitas pelayanan. Solusi manajemen

tradisional seringkali cenderung seperti________ ________, untuk

menghasilkan________ persoalan baru untuk satu persoalan yang sudah dipecahkan.

4. Bagikan lembar kerja kepada siswa. Jelaskan bahwa anda memang sengaja mengosongkan

beberapa bagian kalimat untuk membantu mereka mendengarkan secara aktif terhadap apa

yang anda ajarkan.

VARIASI

1. Siapkan lembar kerja yang memuat sub-sub topik utama dari materi yang anda

ajarkan. Kosongkan sejumlah bagian kalimat untuk membantu pembuatan catatan.

Hasilnya akan tampak seperti ini:

Empat Jenis Masyarakat yang Tidak Adil Menurut Socrates

Timokrasi:

Oligarki:

Demokrasi:

Tirani:

[Opsionol: Setelah pemberian pelajaran, beri siswa salinan kedua dari lembar catatan yang

beberapa bagiannya dikosongkan. Tugaskan mereka untuk mengisi bagian yang kosong itu

tanpa melihat catatan.]

2. Buatlah penyajian materi pelajaran anda menjadi beberapa bagian. Perintahkan

siswa untuk mendengarkan dengan cermat sewaktu anda berbicara, namun jangan

membuat catatan. Sebagai gantinya, perintahkan mereka untuk menulis catatan selama jeda

waktu dalam penyajian materi pelajaran berbasis-ceramah.

Page 35: 140 plus metode active learning

27. Mata Pelajaran Ala Permainan Bingo

URAIAN SINGKAT

Pelajaran bisa menjadi tidak menjemukan dan siswa akan leblh menaruh perhatian jika

anda menjadikannya dalam bentuk permainan bingo. Di sini, poin utamanya didiskusikan

sewaktu siswa bermain bingo.

PROSEDUR

1. Lakukan penyajian materi pelajaran berbasis-ceramah dengan 9 poin utama.

2. Susunlah kartu Bingo yang berisi poin-poin ini dalam 3X3 tumpukan. Tempatkan satu

poin yang berbeda pada tiap kotak. Jika anda memiliki kurang dari 9 poin utama,

kosongkanlah beberapa kotak.

3. Buatlah beberapa kartu Bingo tambahan dengan poin utama yang sama. namun

tempatkan poin-poin itu dalam kotak yang berbeda. Hasilnya ialah bahwa hanya sedikit

sekali kartu Bingo yang serupa.

4. Bagikan kartu Bingo kepada siswa. Juga sediakan siswa dengan satu strip kartu yang

terdiri dari 9 titik wama (berdiameter sekitar setengah atau tiga perempat inci). Jelaskan

kepada siswa bahwa ketika anda tengah menyajikan materi dari poin ke poin, mereka

harus menempatkan satu titik pada kartu mereka untuk tiap poin yang anda bahas.

(Catatan: Kotak yang kosong tidak dapat ditutup dengan satu titik.).

5. Ketika siswa mengumpulkan tiga titik vertikal, horizontal, atau diagonal secara

berturut-turut, mereka akan berteriak "Bingo!"

Page 36: 140 plus metode active learning

6. Selesalkanlah penyajian materi pelajaran anda. Biarkan siswa mendapatkan Bingo

sebanyak yang mereka bisa.

VARIASI

1. Gunakan istilah atau nama-nama utama yang dijelas-kan dalam penyajian

materi anda (sebagai ganti poin utama) sebagai dasar permainan kartu Bingo. Ketika istilah

atau nama tersebut untuk pertama kallnya dijelaskan, siswa dapat menempatkan stiker

pada kotak yang sesuai.

2. Buatlah tumpukan kartu Bingo berukuran 2X2. Lanjutkan dengan membahas

beberapa poin. istilah atau nama-nama utama dalam pelajaran berbasis-ceramah anda.

Tunjukan hanya empat di antaranya pada salah satu kartu Bingo. Cobalah untuk membuat

beberapa kartu menjadi serupa dengan menyertakan informasi yang berbeda pada tiap

kartu.

28. Pengajaran Sinergis

URAIAN SINGKAT

Metoda ini merupakan perubahan langkah yang sesungguhnya. Metoda ini memungkinkan

para siswa yang memiliki pengalaman berbeda dalam mempelajari materi yang sama untuk

saling membandingkan catatan.

PROSEDUR

1. Bagilah kelas menjadi dua kelompok.

2. Kirimkan satu kelompok ke ruang lain untuk membaca topik yang anda

ajarkan. Pastikan bahwa materi bacaannya tertata dengan balk dan mudah dibaca.

3. Dalam pada itu, berikanlah pelajaran berbasis ceramah atau lisan tentang materi

yang sama dengan yang sedang dibaca oleh kelompok yang ada di ruang sebelah.

4. Selanjutnya, baliklah pengalaman belajarnya. Sediakan materi bacaan tentang

topik anda untuk kelompok yang telah mendengarkan penyajian mata pelajaran dan

sediakan materi pelajaran untuk kelompok pembaca.

5. Pasangkan anggota dan tiap kelompok dan perintahkan mereka

mengikhtisarkan apa yang telah mereka pelajari.

VARIASI

1. Perintahkan setengah dari siswa untuk mendengarkan penyajian materi

pelajaran dengan mata tertutup sedangkan setengah siswa yang lain melhat informasi

visual semisal melalui OHP yang menyertai penyajian materi pelajaran dengan telinga

Page 37: 140 plus metode active learning

tertutup. Setelah penyajian materi pelajaran secara lisan tersebut usai, perintahkan tiap

kelompok untuk membandingkan catatan tentang apa yang mereka lihat dan dengar.

2. Berikan contoh konkret tentang konsep atau teori yang hendak anda ajarkan

kepada setengah dari jumlah siswa. Jangan katakan kepada mereka tentang konsep atau

teori yang mereka gambarkan. Sajikan kepada setengah kelas konsep atau teori itu tanpa

disertai contoh. Pasangkan siswa dari kedua kelompok dan perintahkan mereka untuk

membahas pelajaran secara bersama.

29. Pengajaran Terarah

URAIAN SINGKAT

Dalam tehnik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak

pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka dan kemudian

memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori. Metoda pengajaran terarah merupakan

seilngan yang mengasyikkan dl sela-sela cara pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan

anda untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum

memaparkan apa yang anda ajarkan. Metoda ini sangat berguna dalam mengajarkan

konsep-konsep abstrak.

PROSEDUR

1. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran siswa dan

pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki beberapa

kemungkinan jawaban, semisal "Bagalmana kamu menjelaskan seberapa cerdasnya

seseorang?”

2. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam pasangan atau kelompok untuk

membahas jawaban mereka.

3. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan catatlah pendapat

mereka. Jika memungkinkan, seleksilah jawaban mereka menjadi beberapa kategori

terpisah yang terkait dengan kategori atau konsep yang berbeda semisal "kemampuan

membuat mesin pada kategori kecerdasan. kinestetika-tubuh.

4. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan siswa

Page 38: 140 plus metode active learning

untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini. Catatlah gagasan

yang memberi mformasi tambahan bagi poin pembelajaran dari pelajaran anda.

VARIASI

1. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah. Sebagai

gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka untuk mengkategorikan

gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda membandingkannya dengan konsep yang

ada di pikiran anda.

2. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda.

Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa memilah-milah gagasan-gagasan

mereka menjadi kategori yang berguna.

30. Menemui Pembicara Tamu

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk melibatkan pembicara tamu yang tidak

memiliki waktu atau keahlian untuk menyiapkan sebuah sesi pelajaran. Pada saat

bersamaan, aktivitas memberi siswa peluang untuk berinteraksi dengan pakar pelajaran

dengan cara yang unik dan mengambil peran aktif dalam menyiapkan pernbicara tamu.

PROSEDUR

1. Undanglah pembicara tamu untuk memberi ceramah kepada siswa anda sebagai

pakar dalam pelajaran yang kini anda ajarkan. (Contoh; Pejabat pemerintah setempat dapat

mengunjungi kelas di mana anda mengajarkan tentang kewarganegaraan atau tata-negara.)

2. Siapkan pembicara tamu dengan menjelaskan kepadanya bahwa sesi kelas ini

akan dilaksanakan layaknya konferensi pers. Agar sesuai dengan format tersebut.

pembicara mesti menyiapkan ceramah singkat atau pernyataan pembuka dan kemudian

bersiap menerima pertanyaan dari "pers."

3. Sebelum hadirya pembicara tamu, persiapkan siswa dengan mendiskusikan

bagaimana konferensi pers akan dilaksanakan, dan kemudian berilah mereka kesempatan

untuk merumuskan beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada pembicara.

VARIASI

1. Anda dapat memilih menghadirkan beberapa pembicara tamu dalam waktu

bersamaan dan melakukan diskusi meja bundar. Tempatkan tiap tamu pada meja di bagian

depan kelas atau pada deretan kursi yang ditata melengkung agar bisa berbagi informasi

dan pengalaman dengan kelompok kecIl. Anggota kelompok akan diberi kesempatan untuk

berinteraksi dengan pembicara tamu dengan mengajukan pertanyaan dalam suasana yang

Page 39: 140 plus metode active learning

lebih santai. Bagilah sesi pelajaran menjadi sejumlah babak. Tentukan panjang waktu

masing-masing babak sesuai dengan waktu yang tersedia dan jumlah tamu-nya. Pada

umumnya, 10 atau 15 menit untuk tiap babak sudah memadai. Arahkan kelompok kecil

untuk mengalihkan pertanyaan dari satu pembicara tamu ke pembicara berikutnya sesuai

dengan beralihnya babak.

2. Undanglah sejumlah siswa yang sebelumnya pemah mengikuti pelajaran anda

untuk menjadi pembicara "tamu."

31. Mempraktikkan Materi yang Diajarkan

URAIAN SINGKAT

Adakalanya sejumlah konsep atau prosedur masih belum bisa dipahami. betapapun

gamblangnya penjelasan verbal atau visual yang anda berikan. Satu cara untuk rnembantu

membangun gambaran tentang materi yang diajarkan adalah dengan meniinta sejumlah

siswa untuk mempraktikkan atau menerapkan prosedur yang anda jelaskan.

PROSEDUR

1. Pilihlah sebuah konsep (atau sejumlah konsep terkait) atau prosedur yang bisa

digambarkan dengan memperagakannya. Beberapa contohnya meliputi:

Penyusunan kalimat.

Menemukan persamaan.

Sirkulasi jantung

Arsitektur gotik

2. Gunakan salah satu dari beberapa metoda berikut ini:

Perintahkan beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan tugaskan mereka untuk

mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang tengah anda terangkan.

Buatlah kartu besar yang mencantumkan bagian-baglan dari suatu prosedur atau

konsep. Berikan kartu-kartu itu kepada sejumlah siswa. Tempatkan siswa yang

memegang kartu tersebut sedemikian rupa agar kartu itu berurutan dengan benar.

Buatlah drama yang meminta siswa memperagakan materi yang anda ajarkan.

Tunjuklah beberapa siswa untuk mempraktikkan prosedur itu setahap demi setahap.

3. Diskusikan drama pembelajaran yang telah anda buat. Kemukakan inti

Page 40: 140 plus metode active learning

pengajaran apapun yang ingin anda sampaikan.

VARIASI

1. Rekamlah sekolompok siswa yang memperagakan konsep atau prosedur tersebut

menggunakan kamera video dan perlihatkan kepada seluruh siswa.

2. Perintahkan siswa untuk membuat tata cara .memperagakan konsep atau prosedur tanpa

arahan dari anda.

32. Yang Manakah Kelompok Saya?

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini menawarkan pendekatan baru untuk membantu siswa mempelajari materi

kognltif. Dengan menerapkan tayangan permainan lama dl televisi, siswa berkesempatan

untuk membahas materi yang baru saja diajarkan dan menguji satu sama lain untuk

memperkuat ingatan akan pelajaran anda.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi dua tim atau leblh.

2. Tulislah salah satu dari yang berikut ini pada slip kertas yang berbeda:

Saya: (beri nama orang) misal. Saya Karl Marx

Saya: (beri nama kejadian) misal. Saya "gerhana bulan."

Saya: (beri nama teori) misal, Saya "Darwinisme."

Saya: (beri nama konsep) misal, Saya "inflasi."

Saya: (beri nama keahlian) misal, Saya "manuverHeimlich

Saya: (beri nama kutipan) misal, Saya "ada atau tiada"

Saya: (beri nama rumus) misal, Saya adalah e=mc2”.

3. Masukkan slip kertas ke dalam sebuah kotak, dan perintahkan tiap tim untuk memilih

satu slip. Slip yang dipilh menunjukkan identitas dari tamu misteri.

4. Berikan tim waktu lima menit kepada tim untuk mengerjakan tugas berikut:

Memilih anggota tim untuk menjadi "tamu misteri."

Persiapkan pertanyaan yang akan di ajukan dan pikirkan cara menjawabnya.

Page 41: 140 plus metode active learning

5. Pilihlah tim yang akan menghadirkan tamu misteri pertama.

6. Buatlah panel siswa dari tim lain (dengan metoda apapun yang anda pilih).

7. Mulailah permainan. Perintahkan tamu misteri untuk mengemukakan kategorinya

(orang, kejadian, dll). Para panelis mengambil giliran mengajukan pertanyaan ya- atau -

tidak tentang tamu misteri hingga salah satu panelis dapat mengenali si tamu misterius itu.

8. Perintahkan tim yang lain untuk menghadirkan tamu misteri mereka. Buatlah panel

baru untuk tiap tamu misteri.

VARIASI

1. Beri kesempatan tamu misteri untuk berkonsultasi dengan rekan satu timnya jika dia

tidak yakin dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan oleh panelis.

2. Guru dapat menetapkan bagaimana si tamu misteri harus berakting. Sebagai contoh,

seorang tamu misteri bisa memperagakan seolah-olah ia adalah orang terkenal yang

sedang menjadi bahan pembicaraan.

33. Menjadi Kritikus Tayangan Video

URAIAN SINGKAT

Seringkali menonton tayangan video edukatif merupakan kegiatan pasif. Siswa duduk di

kursi sembari menunggu tayangan diputar. Namun yang ini merupakan cara aktif untuk

menjadikan siswa merasa terlibat dalam menonton tayangan video.

PROSEDUR

1. Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada siswa.

2. Katakan kepada siswa, sebelum menonton video, bahwa anda ingin mereka mengkritisi

apa yang akan ditayangkan. Perintahkan mereka untuk meninjau beberapa faktor.

termasuk:

Realisme (dari para pelakunya)

Relevansi

Saat-saat tak terlupakan

Penataan isi

Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka.

3. Putarlah video.

4. Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut "pojok kritikus."

5. Lakukan jajak pendapat terhadap siswa (opslonal). dengan menggunakan semacam

sistern penlalan keseluruhan,semisal:

Bintang satu sampai lima.

Jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek).

VARIASI

1. Buatlah panel pemirsa video.

Page 42: 140 plus metode active learning

2. Putar kembali video itu. Lantaran ada kalanya kritikus berubah pendirian ketika

mereka menyaksikan sesuatu untuk kedua kalinya.

Mestimulasi Diskusi Kelas

Sering sekali. seorang guru berupaya menstimulasi diskusi kelas namun dihadapkan pada

kebungkaman yang tidak menyenangkan karena siswa sendiri tidak tahu siapa yang berani

berbicara duluan. Memulai sebuah diskusi tidak jauh berbeda dengan memulai pengajaran

berbasis ceramah atau penyajian materi secara lisan. Anda harus terlebih dahulu

rnembangkitkan minat! Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara-cara yang telah

berhasil menstimulasi diskusi. Sebagian di antaranya bahkan akan menciptakan pertukaran

pendapat yang seru namun tertib antar siswa. Semuanya dirancang sedemikian rupa agar

setiap siswa bisa terlibat.

34. Debat Aktif

URAIAN SINGKAT

Sebuah debat bisa menjadi metoda berharga untuk meningkatkan pemikiran dan

perenungan, terutama jlka siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang ber-tentangan

dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat yang secara aktif melibatkan tiap

siswa di dalam kelas—tidak hanya mereka yang berdebat.

PROSEDUR

1. Susunlah sebuah pernyataan yang berisi pendapat tentang isu kontroversial

yang terkait dengan mata pelajaran anda (misalnya., "Media cuma membuat berita, bukan

melaporkannya.")

2. Bagilah siswa menjadi dua tim debat. Berikan (secara acak) posisi "pro" kepada

satu kelompok dan posisi "kontra" kepada kelompok yang lain.

3. Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam masing-masing tim

debat. Misalnya, dalam sebuah kelas yang berisi 24 siswa anda dapat membuat tiga sub

kelompok pro dan tiga sub kelompok kontra, yang masing-masing terdiri dan empat

anggota. Perintahkan tiap sub kelompok untuk menyusun argumen bagi pendapat yang

dipegangnya, atau menyediakan daftar panjang argumen yang mungkin akan mereka

diskusikan dan pilih. Pada akhir dari diskusi mereka. perintahkan sub kelompok untuk

memilih juru bicara.

4. Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung jumlah dari sub kelompok yang

dibuat untuk tiap pihak) bagi para juru bicara dari pihak yang pro dalam posisi berhadapan

dengan jumlah kursi yang sama bagi juru bicara dari pihak yang kontra. Posisikan siswa

yang lain di belakang tim debat mereka. Untuk contoh sebelumnya, susunannya akan

tampak seperti ini:

Page 43: 140 plus metode active learning

x x

x x

x x

x pro kon x

x pro kon x

x pro kon x

x x

x x

x x

Mulailah "debat" dengan meminta para Juru bicara mengemukakan pendapat mereka.

Sebutlah proses Ini sebagai "argumen pembuka."

5. Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka, hentikan debat dan

suruh mereka kembali ke sub kelompok awal mereka. Perintahkan sub-sub kelompok

untuk menyusun strategi dalam rangka mengkonter argumen pembuka dari pihak lawan.

Sekali lagi, perintahkan tiap sub kelompok memllih juru bicara, akan lebih baik bila

menggunakan orang baru.

6. Kembali ke "debat". Perintahkan para juru bicara, yang duduk berhadap-

hadapan, untuk memberikan "argumen tandingan" Ketika debat berlanjut (pastikan untuk

menyelang-nyeling antara kedua belah pihak), anjurkan siswa lain untuk memberikan

catatan yang memuat argumen tandingan atau bantahan kepada pendebat mereka. Juga,

anjurkan mereka untuk memberi tepuk tangan atas argumen yang disampaikan oleh

perwakilan tim debat mereka.

7. Bila anda rasa perlu, akhirilah debat. Tanpa menyebutkan pemenangnya,

perintahkan siswa untuk kembali berkumpul membentuk satu lingkaran. Pastikan untuk

mengumpulkan siswa dengan meminta mereka duduk bersebelahan dengan siswa yang

berasal dari pihak lawan debatnya. Lakukan diskusi dalam satu kelas penuh tentang apa

yang didapatkan oleh siswa dari persoalan yang diperdebatkan. Juga perintahkan siswa

untuk mengenali apa yang menurut mereka merupakan argumen terbaik yang

dikemukakan oleh kedua belah pihak.

VARIASI

1. 'Tambahkan satu atau beberapa kursi kosong bagi tim-tim debat. Ijinkan siswa

untuk menempati kursi-kursi kosong ini manakala mereka ingin turut berdebat.

2. Mulailah segera kegiatan ini dengan argumen pembuka perdebatan. Lakukanlah

dengan debat konvensional, namun sering-seringlah menggilir para pendebatnya.

Page 44: 140 plus metode active learning

35. Rapat Dewan Kota

URAIAN SINGKAT

Format diskusi ini sangat cocok untuk kelas besar. Dengan menclptakan suasana yang

menyerupai rapat dewan kota, seluruh siswa bisa terlibat dalarn diskusi.

PROSEDUR

1. Pilihlah topik menarik atau problema kasus mengenai mata pelajaran anda.

Sajikan secara singkat topik atau problemanya seobyektif mungkin, dengan mernberikan

infomasi latar belakang dan uraian singkat tentang beragam sudut pandang. Jika anda

menghendaki. sediakanlah dokumen yang dapat memperjelas topik atau problemanya.

2. Tegaskan bahwa anda menginginkan pendapat dari siswa sendiri tentang

persoalan itu. Tanpa memanggil siswa dari bagian depan kelas, jelaskan bahwa anda akan

mengikuti format yang disebut "panggil pembicara berikutnya." Manakala seorang siswa

selesai berbicara, siswa itu harus melihat ke sekeliling ruang kelas dan memanggil siswa

lain yang juga ingin berbicara (ketahuan dari siswa yang mengangkat tangan).

3. Anjurkan siswa agar berbicara singkat dan padat supaya siswa yang lain

mendapat kesempatan berpartisipasi dalam rapat "dewan kota" Jika anda menghendaki

tetapkan batas waktu sampai pembicara mendapatkan giliran untuk berbicara. Arahkan

siswa untuk memanggil siswa lain yang belum pernah mendapat giliran sebelum memilih

siswa yang sudah mendapat giliran.

4. Lanjutkan diskusi selama hal itu dirasa ada gunanya..

VARIASI

1. Buatlah pertemuan itu menjadi perdebatan. Perintahkan siswa untuk duduk di

Page 45: 140 plus metode active learning

sisi ruangan yang berbeda, sesuai dengan posisi perdebatannya. Ikuti format "memanggil

pembicara berikutnya," dengan instruksi bahwa pembicara berikutnya harus memiliki

pendapat yang bertentangan. Perintahkan siswa untuk berpindah ke sisi ruangan yang

berbeda jika pendapat mereka terpengaruhi oleh debat itu.

2. Mulailah rapat "dewan kota" dengan diskusi panel. Perintahkan para panelis

untuk mengemukakan pendapat mereka dan kemudian memanggil pembicara dari

kalangan pendengar.

36. Keputusan Terbuka Tiga-Tahap

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan format diskusi di mana sebagian dari siswa membentuk lingkaran diskusi

dan sebagian yang lain rnembentuk lingkaran pendengar di sekeliling kelompok diskusi

(Lihat Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan Partisipasi Kapanpun", pada halaman 22.)

Berikut ini adalah salah satu dari cara-cara yang lebih menarik untuk membentuk diskusi

terbuka.

PROSEDUR

1. Susunlah tiga pertanyaan diskusi yang relevan dengan materi pelajaran anda.

Dalam kelas ekologi, sebagai misal, pertanyaannya boleh jadi sebagai berikut:

Bagaimanakah lingkungan mengalami perusakan?

Langkah-langkah apakah yang bisa diambil oleh pemerintah dan industri

swasta untuk mengatasi masalah ini?

Apakah yang dapat kita lakukan secara pribadi?

Idealnya, pertanyaan-pertanyaan itu mesti berkaitan, namun itu tidak diharuskan. Putuskan

dalam urutan seperti apakah anda menghendaki didiskusikannya pertanyaan-pertanyaan

itu.

2. Susunlah kursi dalam konfigurasi perut ikan (yakni dua lingkaran memusat)

Perintahkan siswa untuk berhitung 1,2, dan 3. Perintahkan anggota kelompok 1 untuk

menempati kursi lingkar diskusi dan perintahkan anggota kelompok 2 dan 3 untuk duduk

di kursi lingkar-luamya. Ajukan pertanyaan pertama anda untuk didiskusikan. Berikan

waktu diskusi selarna 10 menit. Perintahkan satu orang siswa untuk memfasilitasi diskusi

atau bertindak sebagai fasilitator.

3. Selanjutnya, perintahkan anggota kelompok 2 untuk duduk di lingkar dalam.

menggantikan anggota kelompok 1 yang sekarang duduk di lingkar luar. Tanyalah anggota

kelompok 2 apakah mereka hendak memberikan tanggapan singkat tentang diskusi

pertama, dan kemudlan beralihkan ke topik diskusi kedua.

4. Ikuti prosedur yang sama dengan anggota kelompok 3.

5. Bila ketiga pertanyaan itu telah didiskusikan, kembalikan siswa menjadi satu

kelompok besar diskusi. Perintahkan mereka untuk membahas keseluruhan diskusi yang

Page 46: 140 plus metode active learning

telah berlangsung.

VARIASI

1. Sebagai alternatif, jika tidak memungkinkan untuk melakukan penataan kursi

secara melingkar, buatlah diskusi panel secara bergiliran. Sepertiga kelas menjadi panelis

untuk tiap pertanyaan diskusi. Para panelis bisa duduk di depan kelas menghadap kepada

siswa lainnya di kelas. Jika anda menggunakan susunan kelas berbentuk U atau meja

konferensi (lihat "Sepuluh Tata-letak untuk Menyusun Kelas," halaman 17), tunjuklah

kelompok sebelah sebagai kelompok panel.

2. Gunakan hanya satu pertanyaan diskusi saja. Perintahkan tiap kelompok

berikutnya untuk menanggapi diskusi kelompok sebelumnya.

37.Memperbanyak Anggota Diskusi Panel

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk menstimulasi diskusi dan memberi siswa

kesempatan untuk mengenali. menjelaskan. dan mengklarifikasi persoalan sembari tetap

bisa berpartisipasi aktif dengan seluruh siswa.

PROSEDUR

1. Pillhlah sebuah masalah yang akan mengundang minat siswa. Sajikan persoalan

Itu agar siswa terstimulasi untuk mendiskusikan pendapat mereka. Sebutkan lima

pertanyaan untuk didiskusikan.

2. Pilihlah empat hingga enam siswa untuk membentuk kelompok diskusi panel.

Aturlah mereka dalam formasi semi lingkaran di bagian depan kelas.

3. Perintahkan siswa yang lain untuk duduk di sekeliling kelompok diskusi pada

tiga sisi dalam formasi sepatu kuda.

4. Mulailah dengan pertanyaan pembuka yang provokatif. Serahkan tanggung

jawab diskusi panel kepada kelompok inti sedangkan siswa yang lain membuat catatan

dalam rangka mempersiapkan giliran diskusi mereka.

Sebagai contoh, beberapa poin yang dapat dikemukakan dalam sebuah diskusi adalah

tentang pertanyaan "Apa sajakah pendapat pro dan kontra terhadap rekayasa genetik?"

Pro

Ilmu kesehatan telah mencapai tahap yang memungkinkan hal ini, lantas mengapa

mesti menolaknya?

Ilmuwan akan mampu menghilangkan rasa nyeri dan penderitaan.

Orang tua akan bisa menghindari kelahiran bayi yang cacat-lahir.

Kontra

Page 47: 140 plus metode active learning

Manusia tidak boleh merusak rencana Tuhan.

Kelainan genetik akan timbul.

Orang tua tidak boleh memutuskan seperti apa anak yang ingin mereka miliki.

5. Pada akhir periode diskusi yang sudah ditetapkan. pisahkan seluruh kelas

menjadi kelompok-kelompok kecil untuk melanjutkan diskusi tentang pertanyaan yang

masih ada.

VARIASI

1. Baliklah urutannya; mulalah dengan diskusi kelompok kecil dan diikuti dengan diskusi

panel.

2. Perintahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan diskusi.

38. Argumen dan Argumen Tandingan

URAIAN SINGKAT

Kegiatan ini merupakan cara yang sangat bagus untuk menstimulir diskusi dan

mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang persoalan kompleks. Formatnya serupa

dengan sebuah debat, namun tidak begitu formal dan berlangsung lebih cepat.

PROSEDUR

1. Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua sisi atau lebih.

2. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok sesual dengan jumlah pendapat yang telah

anda nyatakan, dan perintahkan tiap kelompok untuk mengemukakan argumen yang

mendukung pihaknya. Doronglah mereka untuk bekerja dengan rekan sebangku atau

dalam gugusan kelompok kecil.

3. Jelaskan bahwa siswa mana saja bisa memulai debat. Setelah seorang siswa memiliki

kesempatan untuk mengajukan satu argumen yang mendukung pendapatnya, beri

kesempatan untuk munculnya argumen lain atau argumen yang berseberangan dari

kelompok lain. Lanjutkan diskusi, lakukan prosesnya dengan cepat.

4. Akhiri kegiatan ini dengan membandlngkan persoalan menurut pandangan anda

Sebagai guru. Beri kesempatan dilakukannya diskusi lanjutan.

VARIASI

1. Sebagai ganti debat antar kelompok, pasangkan masing-masing siswa dari kelompok

yang berbeda dan perintahkan mereka untuk saling beradu argumentasi. Ini bisa dilakukan

secara serentak, dan dengan demikian setiap siswa terlibat dalam perdebatan dalam waktu

bersamaan.

2. Buatlah formasi dua kelompok yang bertentangan agar mereka berhadapan satu sama

lain. Ketika satu siswa mengakhiri argumennya, perintahkan agar siswa itu melemparkan

suatu benda (misalnya bola atau benda semacamnya) kepada anggota dari pihak yang

berlawanan. Siswa yang menangkap benda yang dilemparkan itu harus membantah

Page 48: 140 plus metode active learning

argumen dari siswa sebelumnya.

39. Membaca Keras-keras

URAIAN SINGKAT

Yang rnengherankan, membaca sebuah teks keras-keras ternyata dapat membantu siswa

memfokuskan pikiran. mengajukan pertanyaan, dan menstimulasi diskusi. Strategi Ini agak

serupa dengan pelajaran mengkaji kitab suci. Cara ini memililki dampak berupa

terfokusnya perhatian dan terciptanya kelompok yang padu.

PROSEDUR

1. Pilihlah teks yang cukup menarik untuk dibaca keras-keras. Batasi diri anda

untuk memilih teks yang berisi kurang dari 500 kata.

2. Perkenalkan teks itu kepada siswa. Cermati poin-poin atau persoalan utama

yang hendak diajukan.

3. Bagilah teks itu berdasarkan paragrafnya atau dengan cara lain. Tunjuklah

sejumlah siswa untuk membaca keras-keras beberapa bagian yang berbeda.

4. Ketika pembacaan sedang berlangsung. hentikan pada beberapa bagian untuk

menekankan poin-poin tertentu, mengajukan pertanyaan, atau memberi contoh. Beri

kesempatan untuk melakukan diskusi singkat jika siswa memperlihatkan minat terhadap

bagian tertentu. Selanjutnya bahaslah apa yang dimuat dalam teks.

VARIASI

1. Lakukan pembacaan oleh anda sendiri jika anda merasa hal ini akan

meningkatkan cara penyajian teks, atau anda jika meragukan kemampuan baca siswa.

2. Perintahkan pasangan siswa untuk membacakan sata sama lain, hentikan untuk

klarifikasi dan diskusi bila itu dirasa perlu.

40.Pengadilan oleh Majelis Hakim

URAIAN SINGKAT

Tehnik ini memanfaatkan pengadilan bohong-bohongan. lengkap dengan saksi, jaksa

penuntut, pembela, anggota pengadilan dan lain-lain. Ini merupakan metoda yang baik

untuk memicu "belajar berbeda pendapat"yakni belajar dengan secara efektif

mengemukakan sebuah sudut pandang dan menentang pendapat yang sebaliknya.

PROSEDUR

1. Buatlah dakwaan yang akan membantu siswa mengetahui sisi-sisi yang berbeda

dari sebuah persoalan. Contoh-contoh "kejahatan" yang bisa didakwakan kepada seseorang

Page 49: 140 plus metode active learning

atau kepada suatu benda adalah: orang berpendidikan atau orang biasa yang moralnya

bobrok; buku kontroversial; teori yang tidak terbukti; nilal-nilal yang tidak memlliki

manfaat; dan proses, hukum, atau institusi yang menyimpang.

2. Berikan peran kepada siswa. Tergantung pada jumlah siswa, anda dapat

menggunakan semua atau beberapa dari peran berikut ini, pembela, saksi meringankan,

jaksa penuntut umum, saksi memberatkan, panitera, hakim ketua, dan hakim anggota. Tiap

peran bisa diisi oleh satu orang siswa atau satu tim. Anda bisa menetapkan sendiri jumlah

majelis hakimnya

3. Berikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan diri. Ini bisa berlangsung

dari beberapa menit hingga satu jam, tergantung pada kerumitan masalahnya.

4. Laksanakan pengadilan. Pertimbangkan untuk menggunakan aktivitas berikut

ini: argumen pembuka, kasus yang diajukan oleh penuntut dan saksi, laporan singkat

panitera persidangan, dan argumen penutup.

5. Lakukan pertimbangan hakim. Ini bisa dilakukan secara terbuka, agar semua

siswa bisa mendengar bagaimana bukti ditimbang. Anggota non-hakim bisa diberi tugas

untuk mendengarkan berbagai aspek kasus.

VARIASI

1. Perluas kegiatan dengan pentarafan pengadilan ulang.

2. Hilangkan pengadilan oleh majelis hakim dan gantikan pengadilan hanya oleh

hakim.

Pengajuan Pertanyaan

”Ada pertanyaan?" tanya guru. Seringkali, setelah ditanya seperti itu siswa justru diam.

Sebagian guru menganggap diamnya siswa menunjukkan bahwa mereka tidak berrninat

Sebagian lain mungkin menyimpulkan bahwa semuanya sudah jelas. Sayangnya. yang

sesung-guhnya terjadi ialah bahwa siswa belum siap mengajukan pertanyaan. Strategi-

strategi yang berikut ini akan membantu anda mengubah keadaan seperti ini. Siswa akan

lebih tertantang untuk membuat pertanyaan karena mereka memlliki kesempatan untuk

memahami materi yang diajarkan

.

41. Belajar berawal dari Pertanyaan

URAIAN SINGKAT

Proses mempelajari hal baru akan lebih efektif jika si pembelajar dalarn kondisi aktif,

bukannya reseptif. Salah satu cara untuk menciptakan kondisi pembelajaran seperti ini

adalah dengan menstimulir siswa untuk rnenyelidiki atau mempelajari sendiri materi

Page 50: 140 plus metode active learning

pelajarannya, tanpa penjelasan terlebih dahulu dari guru. Strategi sederhana ini

menstimulasi pengajuan pertanyaan, yang mana merupakan kunci belajar.

PROSEDUR

1. Bagikan kepada siswa bahan ajar yang anda pilih sendiri. (Anda dapat

menggunakan satu halaman dalam sebuah buku teks, sebagai ganti buku pegangan.) Inti

dari pilihan materi anda adalah kebutuhan untuk menstimulir pertanyaan di pihak

pembaca. Sebuah buku pegangan yang menyediakan informasi luas namun tidak memiliki

rincian penjelas adalah yang ideal. Grafik atau diagram yang melukiskan sejumlah

pengetahuan merupakan pilihan yang baik. Sebuah naskah yang terbuka bagi munculnya

bermacam interpretasi juga merupakan pilihan yang balk. Tujuan utamanya adalah memicu

keingintahuan.

2. Perintahkan siswa untuk mempelajari buku pegangan dengan pasangannya.

Perintahkan agar masing-masing pasangan sebisa mungkin berupaya memahami buku

pegangan dan mengenali apa saja yang tidak mereka paharni dengan menandai dokumen

dengan pertanyaan di dekat informasi yang tidak mereka pahami. Anjurkan siswa untuk

menyislpkan sebanyak mungkin tanda tanya sesual yang mereka kehendaki. Jika waktunya

memungkinkan, bentuklah pasangan-pasangan tersebut menjadi kuartet (kelonipok empat

siswa) dan beri waktu bagi tiap pasangan untuk saling membantu.

Seorang guru fisika, misalnya, dapat membagikan sebuah diagram yang menggambarkan

bagaimana energi potensial berubah menjadi energi kinetik dengan menunjukkan seorang

penerjun sirkus yang melompat dari galah sepanjang 50 kaki Siswa bekerja bersama

pasangannya untuk membahas. Iustrasinya dan menentukan pertanyaannya (misalnya,

Kapankah pastinya energi potensial menjadi energi kinetik? Apa perbedaan mendasar

antara energi kinetik dan potensial?

3. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan jawablah pertanyaan-

pertanyaan siswa. Anda mengajar melalui jawaban anda atas pertanyaan siswa secara

keseluruhan, dan baru kemudian mengajarkan mata pelajaran hari ini, dengan melakukan

upaya khusus untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa.

VARIASI

1. Jika anda merasa bahwa siswa akan kesulitan untuk mempelajari sendiri materi

pelajarannya, berikan sejumlah informasi yang mengarahkan mereka atau beri mereka

pengetahuan dasar yang diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan sendiri. Selanjutnya

bentuklah kelompok-kelompok belajar.

2. Mulailah prosedur Ini dengan belajar sendiri-sendin bukannya belajar secara

berpasangan.

42. Pertanyaan yang Disiapkan

URAIAN SINGKAT

Tehnik ini memungkinkan anda untuk menyajikan informasi Sebagai jawaban atas

Page 51: 140 plus metode active learning

pertanyaan yang telah disiapkan pada siswa yang anda tunjuk. Kendati anda pada

kenyataannya memberikan pelajaran yang tersiapkan dengan baik, namun bagi siswa lain

(selain siswa yang anda tunjuk) anda tampak hanya melakukan sesi tanya-jawab.

PROSEDUR

1. Pilihlah pertanyaan yang akan mengarahkan kepada pelajaran anda. Tulislah tiga

hingga enam pertanyaan dan urutkan secara logis.

2. Tulislah masing-masing pertanyaan pada sebuah kartu, indeks dan tulislah isyarat yang

akan anda gunakan untuk menandakan bahwa anda ingin agar pertanyaan itu diajukan.

Tanda-tanda atau isyarat yang dapat anda gunakan meliputi:

menggaruk-garuk hidung anda.

melepas kacamata anda.

menjentikkan jemari anda.

menguap

Kartu instruksinya bisa tampak seperti ini:

4. Sebelum pelajaran dimulai, pilihiah siswa yang akan mengajukan pertanyaan.

Berikan masing-masing satu kartu indeks, dan jelaskan tanda-tanda mereka. pastikan

bahwa mereka tidak mengungkapkan kepada siapapun bahwa mereka telah diberi

pertanyaan.

5. Bukalah sesi tanya-jawab dengan mengumumkan topiknya dan berikan isyarat

pertama anda. Panggilah siswa yang sudah diberi pertanyaan, jawablah pertanyaan itu. dan

kemudian lanjutkan dengan isyarat dan pertanyaan berikutnya.

6. Sekarang, bukalah kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengajukan

pertanyaan baru, bukan yang telah diberikan sebelumnya. Anda mesti memastikan adanya

beberapa siswa yang tunjuk jari.

VARIASI

1. Sertakan jawaban atas pertanyaan tersebut pada kertas lipat, transparansi OHP, atau buku

pegangan pengajaran yang anda bagikan ketika maslng-masing pertanya dijawab.

Ungkapkan secara dramatis jawabannya ketika pertanyaan diajukan.

2. Berikan pertanyaan yang telah anda perslapkan kepad siswa yang paling sedikit

memperlihatkan minat ata yang memperllhatkan sikap peran kurang bersahabat

43. Pertanyaan Pembalikan Peran

JANGAN PERLIHATKAN KARTU INI KEPADA SIAPA-SIAPABila istirahat kita selesai, saya akan mendiskusikan pertanyaan "Apakah kecerdasan merupakan unsur keturunan?" dan kemudian tanyakan apakah siswa memiliki pertanyaan. Bila saya menggaruk-garuk hidung saya, angkat tangan kamu dan ajukan pertanyaan berikut ini: Apakah memang ada lebih dari satu jenis kecerdasan?Jangan membaca pertanyaannya keras-keras. Ingat-ingatlah pertanyaan itu atau ucapkan dengan kata-kata

kamu sendiri.

Page 52: 140 plus metode active learning

URAIAN SINGKAT

Sekalipun anda meminta siswa untuk memikirkan pertanyaannya selama berlangsungnya

pelajaran, bukan hanya pada akhir pelajaran, anda mungkm akan mendapatkan tanggapan

yang hangat-hangat kuku atau biasa-biasa ketika anda bertanya, "Apakah ada pertanyaan?"

Dengan tehnik ini, anda membalik peran: Anda mengajukan pertanyaan dan siswa berupaya

menjawab.

PROSEDUR

1. Susunlah pertanyaan yang akan anda ajukan tentang beberapa materi pelajaran jika anda

yang berperan sebagai siswa. Buatlah pertanyaan yang:

Berupaya mengklarifikasi rnateri yang sulit atau rumit (misalnya, Tolong anda jelaskan

lagi cara untuk________?”)

Membandingkan materi dengan informasi lain (misalnya, "Seperti apa bedanya ini

dengan______?”)

Menantang pendapat anda (misalnya, "Mengapa hal ini perlu dilakukan? Bukankah hal

ini akan menimbulkan banyak kebingungan?”)

Meminta contoh tentang gagasan yang tengah dibahas (misalnya. "Bisakah kalian

berikan contoh tentang_______?”)

Menguji daya terap materi (misalnya, saya menggunakan gagasan ini dalam kehidupan

nyata?

3. Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada anak-anak bahwa anda akan "menjadi"

mereka, dan mereka bersama akan "menjadi" anda. Lanjutkan pengajuan pertanyaan

4. Bersikaplah argumentatif, penuh canda, atau apapun untuk memancing mereka agar

membombardir dengan banyak jawaban.

5. Membalikkan peran beberapa kali akan menjadikan siswa slap dan mendorong mereka

untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri

VARIASI

1. Sebagai ganti penggunaan tehnik ini pada awal sesi tanya-jawab. baliklah posisinya ketika

siswa telah puas dengan pertanyaan.

2. Ubahlah acaranya menjadi "konferensi media." Anda menjadi media, yang

memperkenalkan diri sebagai "W' Suditomo dari RCTI" atau semacamnya, dan hujani

siswa dengan pertanyaan yang menyelldik, menyerang, atau menjelek-jelekan materi

belajar yang dipertanyakan.

Belajar Bersama

Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan pemberian tugas

belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa. Dukungan sesama siswa dan

keragaman pendapat, pengetahuan, serta ketrampilan mereka akan membantu menjadikan

belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim belajar di kelas anda. Namun demikian,

Page 53: 140 plus metode active learning

belajar bersama tidaklah selalu berlangsung efektif. Bolehjadi terdapat partisipasi yang

tidak seimbang, komunikasi yang buruk, dan kebingungan, bukannya belajar yang

sesungguhnya. Strategi-strategi berikut ini dirancang untuk memaksimalkan manfaat dari

belajar bersama dan meminimalkan kesenjangan.

44. Pencarian Informasi

URAIAN SINGKAT

Metoda ini bisa disamakan dengan ujian open-book Tim-tim di kelas mencari informasi

(biasanya akan diungkap dalam pengajaran ala ceramah) yang menjawab pertanyaan yang

diajukan kepada mereka. Metoda ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa

saja menjadi lebih menarik.

PROSEDUR

1. Buatlah sekumpulan pertanyaan yang dapat dijawab dengah mencari informasi yang bisa

ditemukan dalam buku sumber yang telah anda bagikan kepada siswa. Materi surnbernya

bisa mencakup:

Buku pegangan

Dokumen.

Buku teks.

Panduan referensi

Informasi yang diakses melalui komputer.

Artifak.

Peralatan "berat: (misalnya mesin)

2. Bagikan pertanyaan-pertanyaan tentang topiknya.

3. Perintahkan siswa untuk mencari informasi dalam tim kecil. Kompetisi yang bersahabat

bisa diwujud untuk mendorong partipasi.

4. Bahaslah jawabannya di depan kelas. Perluaslah jawabnya guna memperluas cakupan

pembelajaran.

VARIASI

1. Buatlah pertanyaan yang mendorong siswa untuk menyimpulkan jawaban dan informasi

sumber yang tersedia. Bukannya menggunakan pertanyaan yang bisa dijawab langsung

dengan mencari informasinya.

2. Sebagai ganti pencarian jawaban, berikan siswa tugas yang berbeda semisal problema

kasus untuk dipecahkan, sebuah latihan yang mengharuskan mereka mencocokkan butir-

butir, atau sejumlah kata yang diaduk-aduk yang menjelaskan istilah penting yang

terkandung dalam informasi sumber jika bisa diurutkan dengan benar.

Page 54: 140 plus metode active learning

45. Kelompok Belajar

URAIAN SINGKAT

Metoda ini memberi siswa tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran dan

menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa campur tangan guru. Tugas yang

diberikan mesti jelas betul untuk memastikan bahwa sesi belajar yang dihasilkan akan

efektif dan kelompok bisa mengatur diri mereka sendiri.

PROSEDUR

1. Beri siswa materi pelajaran yang pendek dan terformat dengan baik; naskah singkat; grafik

atau diagram yang menarik. Perintahkan mereka untuk membacanya dalam hati.

Kelompok belajar akan bekerja sangat baik bila materinya cukup menantang atau terbuka

bagi munculnya bermacam interpretasi.

2. Bentuklah sub-sub kelompok dan beri mereka ruang yang tenang untuk melaksanakan sesi

belajar mereka.

3. Berikan petunjuk yang jelas yang memandu siswa untuk belajar dan menjelaskan

materinya dengan cermat. Sertakan arahan semacam ini:

Jelaskan isinya. .

Buatlah contoh, ilustrasi, atau penerapan informi atau gagasan itu.

Kenali hal-hal yang membingungkan atau tidak kalian setujui.

Bantahlah apa yang ada dalam teks, buatlah sudut pandang yang bertentangan.

Nilailah seberapa balk kalian memahami materinya.

Berikut adalah salah satu contohnya:

Langkah-langkah Penyadaran Serangan Jantung (CPR)

a. Perhatikan keadaan.

b. Periksa ketidakresponsifannya

c. Carilah bantuan.

d. Bukalah saluran pernafasan.

e. Lihat, dengarkan, dan rasakan pernafasan si korban.

f. Berikan napas bantuan dua kali.

g. Periksa denyut nadi.

h. Lakukan penekanan dada sebanyak 15 kali (jika korbannya dewasa), dan kemudian

berikan nafas bantuan dua kali.

i. Ulangi tiga kali.

j. Periksa kembali denyut nadinya. Jika tidak ada, kembali ke langkah d.

Diskusikan tiap langkah.

Berikan ilustrasi dari tiap langkah.

Langkah manakah yang kalian ingin saya menjelaskan atau mempraktikannya?

Page 55: 140 plus metode active learning

Berikut ini adalah contoh yang lain:

Dasar-dasar Impresionisme

A. Impersonalitas:

Si seniman memang tidak tertarik dengan subyeknya dan menciptakan gambar tanpa

melibatkan perasaannya.

Diskusikan.

Berikan contoh.

Seberapa baik anda memahami konsep ini? 1,2,3,4,5

B. Cahaya: Seniman berupaya menciptakan ilusi bentuk-bentuk yang bermandikan

cahaya dan atmosfer, yang mana memerlukan pengkajian cahaya sebagai sumber

warna.

Diskusikan.

Berikan contoh.

Seberapa baik anda memahami konsep ini?

C. Persepsi: Seniman mencatat sensasi warnan sendiri. bukannya menggambar dan

sebagaimana kita melihatnya dengan mata.

Diskusikan.

Beri contohnya

Seberapa baik anda memahami konsep ini?

4. Berikan tugas kepada anggota kelompok, misalnya Sebagai fasilitator. pengatur waktu.

pencatat atau juru bicara (baca "Sepuluh Alternatif dalam Memilih Ketua Kelompok dan

Mengisi Tugas Lain," halaman 33).

5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan lakukan salah satu atau beberapa

hal berikut ini:

Membahas materi secara bersama.

Beri siswa pertanyaan kuis.

Dapatkan pertanyaannya.balik

Perintahkan siswa untuk menilai seberapa mereka memahami materi.

Sediakan latihan penerapan atau kuls bagi siswa untuk menguji pemahaman mereka

VARIASI

1. Jangan membentuk sub-sub kelompok. Baca keras materinya bila seluruh siswa sedang

dalam semangat "kelompok kajian kitab sucl." Hentikan membacanya untuk kemudian

menjawab pertanyaan siswa, mengalukan pertanyaan anda sendiri, atau menjelaskan

naskahnya.

2. Jika jumlah siswanya cukup besar, buatlah empat atau enam kelompok belajar. Pasangkan

Page 56: 140 plus metode active learning

kelompok-kelompok belajar itu dan mintalah mereka untuk membandingkan catatan dan

membantu satu sama lain..

46. Pemilahan Kartu

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan aktivltas kerjasama yang bisa digunaka untuk mengajarkan konsep,

karakteiistik klasifikasi fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang ada

dl dalammnya dapat membantu menggairah-kan siswa yang merasa penat.

PROSEDUR

1. Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi Informasi atau contoh yang cocok dengan satu

atau beberapa ketegori. Berikut adalah beberapa contohnya:

Jenis-jenis pohon vs jenis-jenis tumbuhan hijau.

Karakter dalain berbagai drama Shakespeare.

Kekuasaan lembaga eksekutif, leglslatif. dan yudikatif pemerintah.

Gejala-gejala dari beragam penyaklt.

Informasi yang cocok dengan berbagai bagian resume kerja

Karakteristik dari berbagai logam.

Kata benda. kata kerja. kata keterangan, preposis

Buku-buku karya Dickens, Faulkner, Herningway dan Updike.

2. Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang kartunya cocok

dengan yang sama. (Anda dapat mengumurnkan kategorinya cebelumnya atau biarkan

siswa menemukannya sendiri)

3. Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk menawarKan diri

kepada siswa lain.

4. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poln nengajaran yang menurut anda

penting.

VARIASI

1. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang kategorinya.

2. Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu. Pastikan bahwa

mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas di

mana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk memilah-milah kartu menjadi sejumlah

kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan benar.

47. Turnamen Belajar

URAIAN SINGKAT

Tehnik Ini merupakan versi sederhana dari ”Turnamen permainan-tim," yang

dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya. Tehnik ini menggabungkan

Page 57: 140 plus metode active learning

kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan

pembelajaran beragam fakta. konsep, dan ketrampilan.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8 siswa. Pastikan bahwa

tim memlliki jumlah yang sama. (Jika ini tidak bisa dilakukan. anda harus merata-ratakan

skor dari tiap tim.)

2. Berikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama.

3. Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan/atau penglngatan akan

materi pelajaran. Gunakan format yang memudahkan penilaian sendlri. misalnya pllihan

ganda, mengisi titik-tltik. benar/salah, atau definisi istilah. Dalam pelajaran komputer.

misalnya. siswa diberi sejumlah istilah seperti yang berikut ini untuk dipelajari:

Cascade : Cara menata jendela yang terbuka.

Icon : Gambar grafis yang mewakili unsur program.

Multitasking : Kernampuan komputer untuk menjalankan lebih dari satu program secara

bersamaan.

Path : Lokasi file dalam cabang direktori.

Server : Sebuah komputer yang menyediakan ruang data atau printer bagi

komputerkomputer lain.

Attribute : Informasi tentang file.

4. Berikan sebaglan pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai "ronde satu" dari

tumamen belajar. Tiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perseorangan.

5. Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan perintahkan siswa untuk

menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya perintahkan

mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapat

skor tim. Umumkan skor dari tiap tim.

6. Perintahkan mereka untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam tumamen. Kemudian

ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari "ronde kedua." Perintahkan tim untuk sekali

lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.

7. Anda bisa membuat ronde sebanyak yang anda mau, namun pastikan nntuk memberi

kesempatan tim untuk nienjalani sesi belajar antar masing-masing ronde.(Lamanya

tumamen belajar juga bisa bervariasi. Bisa singkat selama dua puluh menit atau bahkan

beberapa jam.)

VARIASI

1. Beri penaiti kepada siswa yang memberi jawaban salah dengan memberi mereka skor

minus 2 atau minus 3. Jika mereka tidak yakin dengan jawabannya, lembar jawaban

kosong bisa dianggap 0 (nol).

2. Jadikan pemeragaan sejumlah ketrampilan dasar turnamen

Page 58: 140 plus metode active learning

48. Kekuatan Dua Orang

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan menegaskan manfaat dari

sinergi yakni, bahwa dua kepala adalah lebih baik daripada satu.

PROSEDUR

1. Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan dan

pemikiran. Berikut adalah beberapa contohnya:

Bagaimanakah tubuh kita mencema makanan?

Apakah pengetahuan itu?

Apa "proses yang seharusnya" Itu?

Bagaimana kemiripan otak manusia dengan komputer?

Mengapakah hal-hal buruk kadang terjadi pada orang-orang baik?

2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perseorangan.

3. Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, Aturlah menjadi sejumlah pasangan

dan perintahkan "mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain.

4. Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki

tiap jawaban perseorangan.

5. Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru bandingkan jawaban dari tiap

pasangan dengan pasangan lain di dalam kelas.

VARIASI

1. Perintahkan seluruh siswa untuk memlih jawaban terbaik untuk tiap pertanyaan.

2. Untuk menghemat waktu, berikan pertanyaan khusus kepada pasangan tertentu. Bukannya

memerintahkan semua pasangan menjawab semua pertanyaan.

49. Kuis Tim

URAIAN SINGKAT

Tehnik tim ini dapat meningkatkan rasa tanggungjawab siswa atas apa yang mereka

pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengancani atau tidak membuat

mereka takut.

PROSEDUR

1. Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga segmen.

2. Bagilah siswa menjadi tiga tim.

3. Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian materinya. Batasi hingga 10 menit atau

kurang dari itu.

Page 59: 140 plus metode active learning

4. Perintahkan Tim A untuk menyiapkan kuls jawaban singkat. Kuis tersebut harus sudah

siap dalam tidak lebih dari 5 menit. Tim B dan C menggunakan waktu ini untuk

memeriksa catatan mereka.

5. Tim A memberi kuis kepada anggota Tim B. Jlka Tim B tidak dapat menjawab satu

pertanyaan, Tim C segera menjawabnya.

6. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada aggota Tim C, dan mengulang proses

tersebut.

7. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dari pelajaran anda, dan tunjuklah

Tim B sebagai Pandu kuis.

8. Setelah Tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengah segmen ketiga dari pelajaran

anda. dan tunjuk Tim C sebagai pemandu kuis.

VARIASI

1. Berikan tim pertanyaan kuis yang telah dipersiapkan yang darinya mereka memilih kapan

mereka mendapat giliran menjadi pemandu kuis.

2. Berikan satu penyajian materi secara kontinyu. Bagilah siswa menjadi dua tim. Pada akhir

pelajaran, perintahkan dua tim untuk saling memberi kuis.

Pengajaran sesama siswa

Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran haru benar-benar dikuasai ketika si

pembelajar mampu mengajarkannya kepada orang lain. Pengajaran sesama siswa memberi

siswa kesempatan untuk mempelajari sesuatu dengan balk dan, sekaligus, menjadi

narasumber bagi satu sama lain. Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara praktis

untuk mengadakan pengajaran sesama siswa di kelas. Strategi ini juga memungkinkan

guru untuk memberi tambahan. bila dirasa perlu, pada pengajaran yang dilakukan oleh

siswa”.

50. Pertukaran Kelompok dengan Kelompok

URAIAN SINGKAT

Dalam strategi ini, tugas-tugas yang berbeda diberlkan kepada kelompok siswa yang

berbeda. Setiap kelompok "mengajarkan" kepada siswa lain apa yang ia pelajari.

PROSEDUR

1. Pllihah topik yang mencakup gagasan. kejadian, pendapat, konsep atau pendekatan yang

berbeda. Topik Itu haruslah topik yang mendukung pertukaran pendapat atau informasi

(Sebagai ganti debat). Berikut adalah beberapa contohnya:

Dua pertempuran terkenal selama Perang Saudara (diAmerika).

Gagasan dari dua atau beberapa penults.

Tahap-tahap perkembangan anak.

Beragam cara untuk meningkatkan gisi.

Page 60: 140 plus metode active learning

Beragam sistern operasi untuk komputer.

2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah tugas yang diberikan.

Pada umumnya kegiatan Ini cocok untuk dua hingga empat kelovw Berikan waktu yang

mencukupi kepada tiap kelompok untuk menyiapkan cara mereka menyajikan topik yang

ditugaskan kepada mereka. Sebagai contoh, satu kelompok dapat menyajikan sebuah buku

karya James Baldwin, dan kelompok berikutnya dapat menyajikan buku karya Toni

Morrison.

3. Bila tahap persiapan sudah selesai, perintahkan kelornpok untuk memilih juru bicara.

Undang tiap juru hicara untuk memberikan presentasi kepada kelompok lain.

4. Setelah presentasi singkat, doronglah siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang

pendapat presenter atau menawarkan pendapat mereka sendirl. Beri kesempatan anggota

lain dari kelompok si juru bicara untuk member! tanggapan.

5. Lanjutnya presentasi kelompok lain agar tiap kelompok berkesempatan memberikan

informasi dan menjawab serta menanggapi pertanyaan dan komentar audiens.

Perbandingkan dan perbedaan pendapat dan informasi yang dipertukarkan. Sebagai

contoh, seorang guru melakukan pembandingan antara dua negara sebagaimana disebutkan

dalam tugas, dengan menggunakan metoda ini. Satu kelompok diberi tugas mempelajari

Costa Rica (yang dikenal sebagai kota negara yang damai) dan kelompok lain diberi tugas

mempelajari El Salvador (yang belakangan ini dilanda perang saudara). Setelah maslng-

masing kelompok menyajikan budaya dan sejarah negara-negara tersebut, selanjutnya

dilakukan diskusi untuk menganalisa mengapa dua negara bertetangga itu memiliki

pengalaman yang sebegitu berbeda.

VARIASI

1. Perintahkan kelompok untuk melakukan pembahasan menyeluruh sebelum memberikan

presentasi.

2. Gunakan format diskusi panel untuk tiap presentasi kelompok.

51. Belajar ala Permainan Jigsaw

URAIAN SINGKAT

Belajar ala Jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan tehnik yang paling banyak

dipraktikkan. Tehnik ini serupa dengan pertukaran kelompok-dengan-kelompok, namun

ada satu perbedaan penting:

yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila ada materi

belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus

diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang, blla digabungkan

dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau

ketrampilan yang padu.

PROSEDUR

Page 61: 140 plus metode active learning

1. Pillhlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian. Sebuah bagian bisa

sependek kalimat atau spanjang beberapa paragraf. (Jika materinya panjang, perintahkan

siswa untuk membaca tugas mereka sebelum pelajaran.)

Contohnya antara lain:

Modul berisi beberapa poin penting.

Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan

Sebuah naskah yang memlliki bagian atau subjudul yang berbeda.

Sebuah artikel setelah majalah atau jenis materi bacaan pendek yang lain.

2. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan secara adil

berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa. Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas

yang terdiri dari 12 siswa. Dimisalkan bahwa anda bisa membagi materi pelajaran menjadi

tiga segmen atau bagian. Anda mungkin selanjutnya dapat membentuk kuartet (kelompok

empat anggota), dengan memberikan segmen 1,2. atau 3 kepada tiap kelompok.

Kemudian. perintahkan tiap kuartet atau "kelompok belajar" untuk membaca,

mendiskusikan, dan mempelajari materi yang mereka terima. (Jika anda menghen-daki.

anda dapat membentuk dua pasang "rekan belajar" terlebih dahulu dan kemudian

menggabungkan pasangan-pasangan itu menjadi kuartet untuk berkonsultasi dan saling

berbagi pendapat.)

3. Setelah waktu belajar selesai. bentuklah kelompok-kelompok "belajar ala jigsaw."

Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap "kelompok belajar” di kelas. Dalam contoh

yang baru saja diberikan. anggota dari tiap kuartet dapat berhitung mulai dari 1, 2, 3, dan

4. Kemudian bentuklah kelompok belajar jigsaw dengan jumlah yang sama. Hasilnya

adalah empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan ada satu siswa yang telah

mempelajari segmen 1, segmen 2, dan segmen 3. Diagram berikut ini menunjukkan

urutannya.

4. Perintahkan anggota kelompok "jigsaw" untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah

mereka pelajari.

5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka membahas pertanyaan

yang masih tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat.

VARIASI

1. Berikan tugas baru misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang didasarkan pada

pengetahuan yang akumulatif dari semua anggota kelompok belajar jigsaw.

2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari ketrampilan, sebgai alternatif dari

pemberian informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk saling mengajarkan ketrampilan

yang telah mereka pelajari.

52. Setiap Siswa Bisa Menjadi Guru Sendiri

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan

pertanggungjawaban individu. Strategi ini memberi kesempatan bagi setiap siswa untuk

Page 62: 140 plus metode active learning

bertldak sebagai "guru" bagi siswa lain.

PROSEDUR

1. Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan pertanyaan

yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah dipelajari di kelas (misalnya., tugas

membaca) atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas. Dalam sebuah

pelajaran tentang cerita pendek Amerika, sebagai misal, guru. dapat membuat landasan

untuk diskusi kelas tentanq kisah Sheriey Jackson, The Lottery" dengan membagikan kartu

indeks dan meminta. siswa menuliskan sebuah pertanyaan yang mereka miliiki tentang

kisah tersebut. Berikut adatah beberapa pertanyaan yang ditulis oleh siswa dan kemudian

dibagikan kembali kepada seluruh kelas untuk mendapatkan jawabannya:

a. Siapa yang hendak disenangkan oleh penduduk desa dengan diadakannya lotre?

b. Bagaimana ritual lotre bermula?

c. Mengapa setiap orang terus-menerus melemparkan batu?

d. Mengapa Mr Summer yang bertanggungjawab atas lotere Itu?

2. Kumpulkan kartu, kemudlan kocoklah, dan baeik satu-satu kepada siswa. Perintahkan

siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang mereka terima dan

pikirkan jawabannya.

3. Tunjuklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang mereka dapatkan dan

memberikan jawabanya.

4. Setelah memberikan jawaban. perintahkan siswa lain untuk memberi tambahan atas apa

yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu.

5. Lanjutkan prosedur ini blla waktunya memungklnkan.

VARIASI

1. Peganglah kartu-kartu yang telah anda kumpulkan. Buatlah sebuah panel responden. Baca

tiap kartu dan perintahkan untuk didiskusikan. Gilirlah anggota panel sesering mungkin.

2. Perintahkan siswa untuk menuliskan pendapat atau hasll pengamatan mereka tentang

materi pelajaran pada kartu. Perintahkan siswa lain untuk mengungkapkan kesetujuan atau

ketidaksetujuan terhadap pendapat atau pengamatan tersebut

53. Pemberian Pelajaran Antar Siswa

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi untuk mendukung pengajaran sesama siswa di dalam kelas. Strategi

ini menempatkan seluruh tanggungjawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Buatlah sub-sub kelompok dengan jumlah yang

sesuai dengan topik yang akan diajarkan.

2. Beri tiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau ketrampilan untuk diajarkan kepada

siswa lain. Berikut adalah beberapa contoh topiknya:

Susunan paragraf yang efektif

Page 63: 140 plus metode active learning

Mekanisme pertahanan psikologis

Memecahkan teka-teki matematika

Penyebaran AIDS

Topik yang anda berikan kepada siswa harus saling berkaitan.

3. Peritahkan tiap kelompok untuk menyusun cara dalam menyajikan atau mengajarkan topik

mereka kepada slswa lain. Sarankan mereka untuk menghindari cara , mengajar sistem

ceramah atau semacam pembacaan laporan. Doronglah mereka untuk menjadikan

pengalarnan belajar sebagai pengalaman yang aktif bagi siswa.

4. Kemukakan beberapa saran sebagai berikut:

Sediakan media visual.

Buatiah lakon pemeragaan (jika memungkinkan)

Gunakan contoh dan/atau analogi untuk mengemukakan poin-poin pengajaran.

Libatkan siswa melalui diskusi. permalnan kuis tugas menulis, sandiwara, imajinasi

mental, atau studi kasus.

Beri siswa kesempatan untuk mengajukan per-tanyaan.

Sebagai contoh. seorang guru memberikan tugas kepada siswa dalam pelajaran soslologi

untuk menyusun presentasi tentang empat isu utama penuaan. Empat sub kelompok

dibentuk dan pilihlah format berikut untuk pengajaran sesama siswa:

Proses Penuaan: permainan kuis benar/salah tentang fakta-fakta penuaan.

Aspek-aspek Fisik Penuaan: Sebuah simulasi tentang aspek-aspek umum penuaan

(misalnya, radang sendi, berkurangnya pendengaran, penurunan daya lihat).

Stereotip tentang Penuaan: Tugas menulis dimana anggota kelas menulis tentang

persepsi masyarakat mengenai penuaan.

Hilangnya kemandirian: Sebuah latihan drama yang melibatkan anak-anak yang

membicarakan transisi dengan orang tuanya.

Anda juga dapat memilih beberapa metode dari buku ini sebagai strategi pengajaran

5. Berikan waktu yang mencukupi untuk merencanakan dan mempersiapkannya (bai di

dalam maupun di luar kelas). Kemudian perintahkan tiap kelompok untuk menyajikan

pelajaran mereka. beri tepuk tangan atas usaha keras mereka.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari pengajaran kelompok, perintahkan siswa untuk mengajar atau

memberi bimbingan kepada siswa lain secara individual atau dalam kelompok kecil.

2. Beri kesempatan tiap kelompok untuk memberi siswa. tugas membaca sebelum memulai

pelajaran mereka.

54. Studi Kasus Bikinan-Siswa

URAIAN SINGKAT

Studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu metoda belajar terbaik. Diskusi kasus

pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam situasi atau contoh konkret.

Tindakan yang mesti diambil dan pelajaran yang bisa dipetik, serta cara-cara menangani

Page 64: 140 plus metode active learning

atau menghindari situasi semacam itu di masa mendatang. Tehnik-tehnik yang berikut ini

memungkinkan siswa untuk membuat studi kasus mereka sendiri.

PROSEDUR

1. Bagilah kelas menjadi pasangan atau trio. Perintahkan mereka untuk membuat studi kasus

yang bisa dianalisis dan didiskusikan oleh siswa lain.

2. Jelaskan bahwa tujuan dan sebuah studi kasus adalah mempelajari sebuah topik dengan

mengkaji situasi atau contoh konkret yang mencerminkan topik itu. Berikut adalah

beberapa contohnya:

Sebuah syair Jepang bisa ditulis untuk menunjukkan cara niembacakannya.

Sebuah resume aktual bisa dianalisis untuk mempelajari cara menulis resume.

Sebuah laporan tentang cara seseorang melakukan eksperimen ilmiah bisa didiskusikan

untuk mempelajari tentang prosedur ilmiah.

Sebuah dialog antara seorang manajer dan karyawan bisa ditelaah untuk mempelajari

cara memberikan dukungan positif.

Sejumlah langkah yang diambil oleh orang tua dalam situasi konflik dengan seorang

anak bisa dikaji untuk mempelajari cara menangani perilaku.

3. Sediakan waktu yang mencukupi bagi pasangan atau trio untuk membuat situasi kasus

singkat yang mengandung contoh atau isu untuk didiskusikan atau sebuah persoalan untuk

dipecahkan yang relevah dengan materi pelajaran di kelas.

Sebagai misal, dalam pelajaran sejarah Amerika abad ke-20, guru dapat memilih tiga

peristiwa sejarah yang berbeda fcetika Amerika Serikat menginteruensi negara lain. Guru

memberi tugas berupa satu. peristiwa sejarah kepada tiap pasangan siswa agar masing-

masing dapat membuat studi kasus untuk meninjau kebanyakan luar negeri Amerika.

Studi kasus ini antara lain:

1. Invasi Teluk Babi

2. Intervensi tentara di Vietnam

3. Penugasan tentara ke Somalia

Tiap pasangan selanjutnya menuliskan studi kasus intisari yang secara khusus memerinci

kejadian-kejadian yang mengarah kepada keputusan untuk mengirimkan tentara AS ke luar

negeri. Pertanyaan-pertanyaan untuk dianalisis antara lain:

Apakah alasan utama intervensi AS?

Seberapa tahukah khalayak AS tentang keputusan itu?

Siapakah yang mengambil keputusan itu?

Apa saja presiden yang mengawali munculnya kebijakan luar negeri AS?

4. Bila studi kasus ini selesai, perintahkan kelompok untuk menyajikannya kepada siswa lain.

Beri kesempatan anggota kelompok untuk memimpin diskusi kasus.

VARIASI

Page 65: 140 plus metode active learning

1. Tunjuk beberapa orang siswa untuk telah terlebih dahulu menyiapkan studi kasus untuk

siswa lain. (Penyiapan sebuah studi kasus merupakan tugas belajar yang baik.)

2. Buatlah beberapa kelompok dalam Jumlah genap. Pasangkan kelompok dan perintahkan

mereka untuk bertukar studi kasus.

55. Pemberitaan

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara menarik untuk melibatkan siswa dan memancing minat mereka

terhadap topik pelajaran sebelum mereka mengikuti pelajaran. Pendekatan pengajaran

sesama siswa ini juga akan menghasilkan banyak materi dan informasi yang bisa

diceritakan antarsiswa.

PROSEDUR

1. Perintahkan siswa untuk membawa artikel, penggalan berita, editorial, dan kartun yang

terkait dengan topik pelajaran. Sebagai contoh, seorang guru dapat meminta agar siswa

membawa berita koran atau majalah tentang cuaca, misalnya pembahasan tentang

pemanasan global.

2. Bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan perintahkan mereka untuk saling berbagi

penggalan berita dan pilihlah dua atau tiga yang paling menarik.

3. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke posisi semula dan perintahkan perwakilan dari

tiap kelompok untuk berbagi pilihan mereka dengan siswa lain.

4. Ketika kelompok-kelompok memberikan laporan, dengarkan poin penting yang akan anda

bahas dalam kelas dan gunakan informasi itu untuk menyemarakkan diskusi.

VARIASI

1. Kumpulkan semua unsur berita dari siswa, saliniah, dan bagikan kembali kepada mereka

sebagai tindak an untuk sesi pelajaran. Atau perintahkan siswa untuk menyerahkan

penggalan berita mereka sebelum pelajaran dimulai. Anda selanjutnya dapat menyalinnya

dan mengirimkannya kepada semua siswa sebagai tugas bacaan.

2. Gunakan butir-butir berita itu sebagai studi kasus atau naskah dasar latihan sandiwara.

56. Poster

URAIAN SINGKAT

Metoda presentasi alternatif ini merupakan cara yang bagus untuk memberi Informasi

kepada siswa secara cepat, memahami apa yang mereka bayangkan, dan memerintahkan

pertukaran gagasan antarmereka. Tehnik ini juga merupakan cara baru dan jelas yang

memungkinkan siswa mengungkapkan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang

Page 66: 140 plus metode active learning

tengah anda diskusikan dalam suasana santai.

PROSEDUR

1. Perintahkan setiap siswa untuk memilih sebuah topik yang berkait dengan topik pelajaran

umum atau sub bahasan yang tengah didiskusikan.

2. Mintalah siswa untuk memajang konsep mereka pada papan poster atau papan buletin.

(Anda yang menentukan ukurannya.) Tampilan poster mesti dengan sendirinya

menunjukkan isinya; yakni, begitu melihatnya orang dengan mudah memahami

gagasannya tanpa perlu Penjelasan leblh lanjut, baik lisan maupun tertulis. Namun

demikian, siswa juga boleh menyiapkan satu halaman penjelasan yang berisi uraian lebih

rinci dan sekaligus sebagai materi rujukan lebih lanjut.

3. Selama berlangsungnya pelajaran yang telah ditentukan, perintahkan siswa untuk

menempelkan sajian materi visual mereka dan berkeliling mengitari ruangan untuk

mengamati dan mendiskusikan poster masing-masing. Sebagai contoh, dalam pembahasan

tentang stress pada pelajaran kesehatan, topik-topik yang diberikan mencakup yang berikut

ini:

Penyebab stres

Gejala-gejala stres

Pengaruh stres terhadap diri sendiri dan orang lain

Pereda stres

Salah seorang siswa menggambarkan gejala stres dengan membuat tampilan poster yang

menunjukkan gambar-gambar berikut:

Orang kelebihan berat badan yang berdiri pada timbangan

Orang meminum minimum beralcohol

Dua orang bertengkar

Orang sakit kepala

Di bawah tiap gambar diberi paragraf singkat yang menjelaskan bagaimana dan mengapa

orang stres dapat menunjukkan gejala-gejala yang digambarkan itu.

4. Lima belas menit sebelum berakhirnya pelajaran, perintahkan seluruh siswa untuk kembali

ke posisi semula dan mendiskusikan apa yang menurut mereka berharga pada kegiatan

tersebut.

VARIASI

1. Anda dapat memilih untuk membentuk tim beranggotakan dua atau tiga, sebagai alternatif

dari penugas individual, terutama jika topiknya memiliki lingkup yang terbatas.

2. Tindaklanjuti sesi poster dengan diskusi panel, dengan menggunakan beberapa siswa yang

memajang poster-poster tersebut Sebagai panelis.

Belajar Secara Mandiri

Belajar bersama dan belajar dalam satu kelas penuh bisa ditingkatkan dengan aktivitas

Page 67: 140 plus metode active learning

belajar mandiri. Ketika siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka mengembangkan

kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung. Bekerja dengan cara mereka sendiri

juga memberi siswa kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang

mereka pelajari. Strategi yang berikut ini merupakan perpaduan tehnik-tehnik yang bisa

digunakan di dalam dan di luar kelas.

57. Imajinasi

URAIAN SINGKAT

Melalul imaji visual, siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji cukup efektif

sebagai suplemen kreatif dalam belajar bersama. Cara ini juga bisa berfungsi sebagai

papan loncat menuju proyek atau tugas independen yang pada awalnya mungkin tampak

membuat siswa kewalahan.

PROSEDUR

1. Perkenalkan topik yang akan dibahas. Jelaskan kepada siswa bahwa mata pelajaran ini

menuntut kreativitas dan bahwa penggunaan imaji visual dapat membantu upaya mereka.

2. Perintahkan siswa untuk menutup mata, Perkenalkan latihan relaksasi yang akan

membersihkan pikiran-pikiran yang ada sekarang dan benak siswa. Gunakan musik latar,

lampu temaram, dan pernafasan untuk bisa mencapai hasilnya.

3. Lakukan latihan pemanasan untuk membuka “mata batin” mereka. Perintahkan siswa,

dengan mata mereka tertutup, untuk berupaya menggambarkan apa yang terlihat dan apa

yang terdengar, misalnya ruang tidur mereka, lampu lalulintas sewaktu berubah wama, dan

rintik hujan.

4. Ketika para siswa merasa rileks dan terpanaskan (setelah latihan pemanasan), berikanlah

sebuah imaji untuk mereka bentuk. Saran-sarannya meliputi:

Pengalaman masa depan

Suasana yang asing

Persoalan untuk dipecahkan

Sebuah proyek yang menanti untuk dikenakan

Sebagai contoh, seorang guru membantu siswa menyiapkan sebuah wawancara kerja.

Siswa diberi pertanyaan berikut ini:

Apa yang kamu kenakan?

Jam berapakah sekarang?

Seperti apa sih kantor itu?

Kursi seperti apakah yang kamu duduki itu?

Di manakah posisi duduk si pewawancara?

Seperti apakah si pewawancara itu?

Apa yang kamu. rasakan?

Apa yang ditanyakan pewawancara kepada kamu?

Bagaimana kamu menjawabnya?

Page 68: 140 plus metode active learning

5. Sewaktu menggambarkan imajinya, berikan selang waktu hening secara reguler agar siswa

dapat membangun Imaji visual mereka sendiri. Buatlah pertanyaan yang mendorong

penggunaan semua indera, semisal;

Seperti apakah rupanya?

Siapa yang kamu lihat? Apa yang mereka lakukan?

Apa yang kamu rasakan?

6. Akhiri pengarahan imaji dan instruksikan siswa untuk mengingat Imaji mereka. Akhiri

latihan itu dengan perlahan.

7. Perintahkan siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan berbagi pengalaman

imaji mereka Perintahkan mereka untuk menjelaskan imaji mereka satu sama lain dengan

menggunakan sebanyak mungkin penginderaan. Atau perintahkan mereka untuk enuliskan

apa yang mereka imajinasikan.

VARIASI

1. Setelah siswa mengingat kembali bagaimana mereka akan bertindak dalam situasi tertentu,

perintahkan mereka untuk merencanakan bagaimana mereka akan benar-benar bertindak

berdasarkan apa yang mereka pikirkan.

2. Lakukan latihan Imaji di mana siswa mengalami kegagalan. Selanjutnya perintahkan

mereka untuk membayangkan atau mengimajinaslkan sebuah keberhasilan.

58. Menulis Di Sini dan Saat Ini

URAIAN SINGKAT

Aktivitas menulis memungkinkan siswa untuk memikirkan pengalaman yang mereka

miliki. Sebuah cara dramatis untuk meningkatkan perenungan secara mandiri adalah

dengan meminta siswa menuliskan laporan tindakan kala kini (present tense) tentang

sebuah pengalaman yang mereka miliki (seakan itu terjadi di sini dan sekarang).

PROSEDUR

1. Pilihlah jenis pengalaman yang anda ingin siswa menuliskannya. Pengalaman itu bisa dari

masa lalu atau masa depan. Di antara kemungkinannya adalah:

Persoalan sekarang.

Acara keluarga.

Hari pertama menjalani pekerjaan baru.

Penyajian materi.

Pengalaman dengan seorang teman.

Situasi belajar.

2. Jelaskan kepada siswa tentang pengalaman yang anda pilih untuk tujuan penulisan

perenungan. Katakan pada mereka bahwa cara yang balk untuk merenungkan sebuah

pengalaman adalah dengan menghidupkannya 5 kembali atau mengalaminya untuk

Page 69: 140 plus metode active learning

pertama kalinya di dini dan sekarang juga. Cara ini akan menimbulkan dampak yang lebih

jelas dan lebih dramatis ketimbang menulis tentang sesuatu "di suatu tempat dan dahulu"

atau dalam waktu yang kelak akan datang.

3. Sediakan kertas yang putih bersih untuk menulis. Pintakan privasi dan suasana hening.

4. Perintahkan siswa untuk menulis, dalam kala kini (present tense), tentang pengalaman

yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai dari awal pengalaman dan

menuliskan apa yang mereka dan orang lain alami dan rasakan, semisal, "Aku berdiri di

depan teman-teman sekelas untuk menyajikan materi. Aku benar-benar ingin terlihat

percaya diri. . ." perintahkan siswa untuk menulis sebanyak yang mereka suka tentang

kejadian yang berlangsung dan perasaan yang ditimbulkan.

5. Beri waktu yang cukup untuk menulis. Siswa jangan sampai merasa diburu waktu. Bila

sudah selesai, perintahkan mereka untuk membaca hasil renungan mereka di sini dan

sekarang.

6. Diskusikan tindakan-tindakan baru apa yang mungkin akan mereka ambil di masa

mendatang.

VARIASI

1. Untuk membantu siswa mendapatkan kegairahan dalam menulis imajinatif, pertama-tama

lakukan latihan imajinasi mental atau laksanakan diskusi kelompok yang relevan dengan

topik yang anda tugaskan kepada mereka.

2. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang yang telah mereka tulis. Salah satu

alternatifnya adalah dengan memerintahkan sejumlah siswa untuk membacakan karya

mereka yang sudah rampung. Alternatif yang kedua adalah dengan meminta pasangan

untuk saling bercerita tentang apa yang mereka tulis.

59. Peta Pikiran

URIAN SINGKAT

Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan,

mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Meminta siswa untuk

membuat peta pikiran memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dengan jelas dan

kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka rencanakan.

PROSEDUR

1. Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinannya antara lain:

Sebuah masalah atau isu yang anda ingin siswa membuatkan gambaran

penanganannya.

Sebuah konsep atau ketrampilan yang telah anda ajarkan.

Sebuah tugas yang mesu direncanakan penyelesaiannya oleh siswa.

2. Buatkan sebuah peta pikiran sederhana untuk siswa dengan menggunakan warna, gambar,

atau simbol. Salah satu contohnya adalah perjalanan ke toko grosir dimana seseorang

Page 70: 140 plus metode active learning

berbelanja berdasarkan peta pikiran yang mengkategorikan butir-butir yang diperlukan

sesuai dengan konter di mana barang belanjaan itu dapat dijumpai (misalnya, konter

produk susu, produk alami, dan makanan beku). Jelaskan bagaimana warna gambar, dan

simbol dalam peta pikiran anda meningkatkan seluruh kerja pikiran (versus pemikiran otak

kiri kanan). Perintahkan siswa untuk menyisipkan contoh sederhana dari kehidupan sehari-

hari mereka yang dapat mereka buatkan peta pikirannya.

3. Sediakan kertas, spidol, dan materi sumber lain yang menurut anda akan membantu siswa

menciptakan peta pikiran yang semarak dan cerah. Tugaskan siswa untuk membuat

pemetaan pikiran. Sarankan agar mereka memulai peta mereka dengan membuat sentra

gambar yang menggambarkan topik atau gagasan utamanya. Selanjutnya. doronglah

mereka agar memecah keseluruhannya menjadi unsur-unsur yang lebih kecil dan

menggambarkan unsur-unsur ini di sekeliling peta (menggunakan warna dan grafis).

Perintahkan mereka untuk mengungkapkan tiap gagasan menggunakan gambar, dengan

menyertakan sedikit mungkin kata-kata. Setelah itu. mereka dapat memerincinya di dalam

pikiran mereka.

4. Sediakan waktu yang banyak bagi siswa untuk menyusun peta pikiran mereka. Sarankan

mereka untuk melihat karya siswa lain guna mendapatkan gagasan.

5. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang peta pikira mereka. Lakukan diskusi

tentang manfaat dari cara pengungkapan gagasan kreatif ini.

VARIASI

1. Berikan tugas pembuatan peta pikiran dalam tim, sebagai alternatif dari pembuatan peta

pikiran secara perseorangan.

2. Gunakan komputer untuk membuat peta pikiran.

60. Belajar Sekaligus Bertindak

URAIAN SINGKAT

Belajar sekaligus bertindak memberi siswa kesempatan untuk mengalami penerapan topik

dan isi materi yang dipelajari atau didiskusikan di kelas dalam situasi kehidupan

sesungguhnya. Sebuah proyek luar-kelas menghadapkan mereka pada cara penemuan dan

memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dalam bertukar pendapat tentang penemuan

mereka dengan sesama siswa. Keunggulan dari kegiatan ini adalah bahwa ia bisa

digunakan dengan mata pelajaran apapun.

PROSEDUR

1. Perkenalkan topik kepada siswa dengan menyediakan sejumlah informasi pendukung

melalui pengajaran berbasis-ceramah singkat dan diskusi kelas.

2. Jelaskan bahwa anda akan memberi mereka kesempatan untuk mengalami kejadian seputar

topik pelajaran untuk pertamakali dengan melakukan "kunjungan lapangan" menuju situasi

kehidupan sesungguhnya.

Page 71: 140 plus metode active learning

3. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat hingga lima orang dan

perintahkan mereka untuk menyusun sebuah daftar pertanyaan dan/atau hal khusus yang

mesti mereka cari selama “kunjungan lapangan."

4. Perintahkan sub-sub kelompok untuk menempelkan butir-butir pertanyaan mereka dan

berbagi pendapat tentangnya dengan siswa lain.

5. Para siswa akan mendiskusikan butir-butir itu dan menyusun daftar umum untuk

digunakan oleh setiap siswa.

6. Beri siswa tenggat waktu (misalnya satu minggu) dan arahkan mereka untuk mengunjungi

lokasi atau beberapa lokasi dan menggunakan daftar pertanyaan untuk mewawancarai atau

mengamati. Mereka boleh memilih tempatnya, atau anda mungkin perlu membuat

penugasan khusus untuk menghindari duplikasi atau agar terfadi persebaran siswa secara

merata. Sebagai contoh. siswa dapat diminta untuk mengunjungi tempat-tempat usaha

semisal toko eceran, restoran cepat saji, hotel atau bengkel mobil. Mereka selanjutnya

mengunjungi tempat-tempat usaha ini sebagai pelanggan untuk mengetahui bagaimana

pelayanan terhadap mereka.

7. Pertanyaan-pertanyaannya harus spesifik dan memungkinkan untuk dilakukan

pembandingan dengan temuan sesama siswa.

Sebagai contoh, butir-butir pengamatan berikut ini cocok dengan layanan konsumen:

Berapa lamakah waktu yang diperlukan karyawan untuk melayani pelanggan?

Apakah karyawan itu tersenyum?

Apakah karyawan itu sopan dan ramah?

Apakah karyawan itu mengajukan pertanyaan terbuka untuk memahami persoalannya?

Apakah karyawan Itu menggunakan tehnik mendengarkan aktif? Beri contohnya.

Apakah karyawan itu memberikan pemecahan masalah?

Apakah kamu, selaku pelanggan, senang dengan pengalaman Itu? Mengapa demikian,

atau mengapa tidak demikian?

5. Perintahkan siswa untuk berbagi temuan mereka dengan siswa lain melalui sejumlah

metoda kreatif (misalnya, dengan drama atau peragaan singkat, wawancara bohong-

bohongan, diskusi panel atau permainan).

VARIASI

1. Anda mungkin perlu membentuk tim beranggotakan dua atau tiga siswa sebagai alternatif

dari pemberian tugas individual.

2. Sebagai ganti penugasan seluruh siswa untuk menyusun sebuah daftar pertanyaan atau

garis-garis besar pengamatan, tiap siswa dapat membuat daftar mereka sendiri.

61. Jurnal Belajar

URAIAN SINGKAT

Bila siswa diminta untuk menggambarkan secara tertulis pengalaman belajar yang telah

Page 72: 140 plus metode active learning

mereka jalani mereka akan terdorong untuk menyadari apa yang mereka alami dan mampu

mengungkapkan secara tertulis. Tehnik yang banyak digunakan dalam hal ini adalah jurnal

belajar, sebuah catatan reflektif atau diari yang dibuat oleh siswa dari hari ke hari.

PROSEDUR

1. Jelaskan kepada siswa bahwa pengalaman tidak mesti merupakan guru terbaik dan bahwa

sangatlah penting untuk merenungkan kembali pengalaman guna menyadari pelajaran apa

yang kita dapatkan dari pengalaman itu.

2. Perintahkan siswa untuk membuat jurnal tentang refleksi dan pembelajaran mereka.

3. Sarankan agar mereka menulis, dua kali seminggu, sebagian dari apa yang mereka

pikirkan dan rasakan tentang hal-hal yang mereka pelajari. Katakan pada mereka untuk

mencatat semua komentar itu sebagai catatan pribadi (tanpa khawatir dengan kesalahan eja

tata bahasa, dan tanda baca).

4. Perintahkan siswa untuk berfokus pada beberapa semua kategori berikut ini:

Apa yang belum jelas bagi mereka atau apa yang mereka tidak setujui.

Bagaimana kaitan antara pengalaman belajar dengan kehidupan pribadi mereka.

Bagaimana pengalaman belajar terrefleksikan dalam hal-hal lain yang mereka baca,

lihat dan kerjakan.

Apa yang telah mereka amati tentang diri mereka dan orang lain semenjak merasakan

pengalaman belajar.

Apa yang mereka petik dari pengalaman belajar. Apa yang hendak mereka kerjakan

sebagai hasil dari pengalaman belajar.

5. Kumpulkan, baca, dan komentari jumal tersebut secara berkala agar siswa menjadi merasa

bertanggungjawab untuk menyimpannya dan agar anda dapat menerima umpan balik

tentang hasil belajar mereka.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari pemberian buku catatan kosong, siswa bisa disediakan formulir

terstruktur untuk menyusun entri jurnal mereka.

2. Perintahkan siswa untuk menulis selama pelajaran langsung, bukannya setelah selesai

pelajaran.

62. Kontrak Belajar

URAIAN SINGKAT

Belajar yang timbul dan keinginan sendiri acapkali lebih mendalam dan lebih permanen

ketimbang belajar yang diarahkan oleh guru. Namun demikian, anda mesti memastikan

bahwa kesetujuan terhadap apa dan bagaimana sesuatu akan dipelajari haruslahjelas. Salah

satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan kontrak belajar.

PROSEDUR

1. Perintahkan tiap siswa untuk mernilih sebuah topik yang dia ingin pelajari sendiri.

2. Sarankan tiap siswa untuk berfikir cermat melalui rencana belajar. Berikan waktu yang

Page 73: 140 plus metode active learning

banyak untuk riset dan konsultasi dalam menyusun rencana.

3. Mintalah siswa untuk menulis kontrak yang mencakup kategori-kategori berikut ini:

Tujuan belajar yang ingin dicapai siswa.

Pengetahuan atau ketrampilan khusus yang mesti dikuasai.

Kegiatan belajar yang akan dilakukan.

Bukti yang akan diajukan siswa untuk menunjukkan bahwa tujuan itu telah tercapai.

Tanggal penyelesaian.

Berikut ini adalah sebuah kontrak yang dibuat oleh siswa yang ingin mengerjakan

resumenya.

Topik: Mengungkapkan diri saya dengan baik secara tertulis.

Tujuan pembelajaran: Memilih format yang tepat.

Memadatkan empat halaman menjadi dua.

Menulis tujuan karier yang lebih jelas.

Aktivitas pembelajaran: Meninjau resume sampel.

Memilih sampel yang saya suka dan mengomentarinya.

Menyiapkan tulisan berdasarkan kritikan guru.

Menulis ulang bila perlu.

Menyerahkan salinan kepada tiga siswa dan meminta komentar

mereka.

Menyiapkan resume akhir.

Tanggal penyelesaian: Dalam dua minggu.

4. Temui siswa dan diskusikan kontrak yang diajukan. Sarankan materi belajar yang ada

kepada siswa. lcarakan perubahan yang Ingin anda lakukan.

VARIASI

1. Buatlah kontrak belajar kelompok, sebagai alternatif dari kontrak belajar individu.

2. Sebagai alternatif dari pemberian kebebasan memilih, pilihkan topik dan tujuan untuk

siswa atau tawarkan pilihan yang terbatas. Namun demikian. berikan pilihan yang banyak

tentang cara mempelajari topik itu.

Belajar yang Efektif

Aktivitas belajar yang efektif membantu siswa mengenali perasaan, nilai-nilai, dan sikap

mereka. Topik yang paling tehnis sekalipun melibatkan belajar yang efektif. Sebagai

contoh, apa gunanya kemampuan menggunakan komputer jika siswa cemas dan tidak

yakin dengan diri sendiri ketika mereka menggunakan komputer? Strategi yang berikut ini

dirancang untuk menimbulkan kesadaran akan perasan, nilai-nilai, dan sikap yang

menyertai banyak topik kelas. Strategi ini dengan halus mendesak siswa untuk mengenali

keyakinan mereka dan bertanya pada diri sendiri apakah mereka memiliki komitmen

terhadap cara-cara baru dalam mengerjakan segala hal.

63. Mengetahui yang Sebenarnya

Page 74: 140 plus metode active learning

URAIAN SINGKAT

Acapkali, sebuah topik dapat menlngkatkan pemahaman dan kepekaan terhadap orang atau

situasi yang tidak akrab bagi siswa. Salah satu cara terbaik untuk mencapai tujuan ini

adalah dengan menciptakan aktivitas efektif yang menstimulasi keingintahuan tentang

seperti apa sebenarnya orang atau situasi yang kurang akrab tersebut.

PROSEDUR

1. Pilihlah tipe orang atau situasi yang anda ingin siswa mempelajarinya. Berikut adalah

beberapa contohnya:

Seperti apa rasanya berada di kalangan minoritas.

Seperti apa rasanya berada dalam periode waktu yang berbeda dalam sejarah.

Seperti apa rasanya menjadi orang yang berasal dan budaya yang berbeda.

Seperti apa rasanya menjadi orang yang memiliki persoalan atau tantangan pelik.

2. Buatlah cara untuk mensimulasikan orang atau situasi itu. Di antara cara-cara untuk

melakukannya adalah sebagai berikut:

Perintahkan siswa untuk berbusana seperti yang dikenakan oleh orang-orang dalam

situasi itu. Atau perintahkan mereka untuk menangani peralatan, perkakas, aksesoris,

atau barang-barang milik lainnya dari orang atau situasi itu atau dengan terlibat dalam

kegiatan tertentu yang biasa dilakukan orang itu.

Sebagai contoh, kondisikan siswa pada proses normal penuaan dengan memberi

mereka kacamata yang berlumuran noda pelembab, membawa kacang buncis dalam

keranjang, katun pembersih telinga, dan mengenakan kaus kaki bersepatu sandal.

Kemudian perintahkan mereka untuk mengambil pensil dan kertas dan menuliskan

nama mereka, alamat dan nomor telepon, atau untuk berjalan-jalan ke luar ruang

kelas, membuka pintu, dan mencari-cari jalan.

Tempatkan siswa dalam situasi di mana mereka diharuskan merespons sesuai peran

yang harus mereka mainkan.

Gunakan analogi dalam membuat simulasi: Buatlah sebuah skenario yang tidak terlalu

asing bagi siswa yang isinya menjelaskan situasi yang tidak begitu mereka kenal.

Sebagai contoh, anda dapat meminta seluruh siswa yang kidal untuk menggambarkan

seorang yang secara budaya berbeda dari siswa yang lain.

Tirukan gerak-gerik seseorang dan perintahkan siswa untuk mewawancarai anda dan

mencari tahu tentang pengalaman, pandangan dan perasaan anda. Sebagai contoh,

seorang guru sains (Kate Brooks) Berpakaian seperti Galileo dan menyajikan drama

tentang kehidupannya dan dilema etika yang dia (Galileo) hadapi. Musik jaman

renaisans dimainkan dan lilin dinyalakan di planetarium, sementara Galileo

mendapatkan temuan dengan teleskop. Drama Itu berakhir dengan dihukumnya galileo

dan upayanya untuk mempertahankan ajarannya. Pada akhir drama itu, siswa menulis

sebuah esai tentang persoalan etika yang dihadapi Galileo, memberikan pandangan

mereka tentang keputusan Galileo, dan menebak apa yang akan mereka lakukan.

3. Tanyakan kepada siswa bagaimana rasanya simulasi tersebut. Diskusikan pengalaman

Page 75: 140 plus metode active learning

sewaktu mengenakan sepatu orang lain. Perintahkan siswa untuk mengenali tantangan

yang dimunculkan oleh orang atau situasi yang tidak begitu mereka kenal.

VARIASI

1. Jika memungkinkan, lakukan pertemuan nyata dengan situasi atau orang yang tidak

mereka kenal akrab.

2. Buatlah pengalaman imaji mental dl mana siswa memvisualkan orang atau situasi yang

tidak mereka kenal akrab.

64.Pemeringkatan pada Papan Pengumuman

URAIAN SINGKAT

Banyak materi belajar yang tidak mengandung muatan benar atau salah. Ketika terdapat

nilal-nilai, opini, gagasan, dan preferensi tentang topik yang anda ajar-kan, aktivitas ini

bisa digunakan untuk menstimulasi pemikiran dan diskusi.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat hingga enam orang.

2. Berikan kepada siswa daftar yang berisi salah satu dari yang berikut ini:

Nilai-nilai yang mereka pegang (misalnya, 1. Loyalitas, 2. ... dll)

Opini yang mungkin mereka dukung (misalnya, 1. Pencegahan kejahatan. harus

menjadi perhatian utama bangsa kita, 2. .....dll)

Solusi alternatif atas suatu masalah (misalnya. Hematlah energi dengan 1. Berkendara

secara 3 in 1. 2. .... dll)

Pilihan keputusan yang mereka atau orang lain hadapi (misalnya, 1. Melegalkan

narkoba, 2. .... dll)

Atribut yang mereka kehendaki (misalnya, l tampil menawan. 2. .... dll)

Preferensi yang mereka miliki (misalnya, I. Edgar Allan Poe, 2……,dll)

Sebagai contoh. siswa dapat ditanya sifat apa yang mereka harapkan ada pada seorang

teman: bisa diandalkan, lucu, keren, pengertian, dll)

4. Berikan tiap kelompok buku bloknot. Perintahkan mereka untuk menuliskan tiap butir

dalam daftar itu pada kertas terpisah.

5. Buatlah "papan pengumuman" dimana sub-sub kelompok dapat memajang preferensi

urutan peringkat mereka. (kertas Bloknote boleh ditempelkan pada papan tulis.

whiteboard, atau pada kertas karton lebar.)

6. Bandingkan dan bedakan pemeringkatan antar kelompok yang kini dipajang.

VARIASI

1. Upayakan untuk mencapai konsesus seluruh siswa.

2. Perintahkan siswa untuk mewawancarai anggota kelompok yang peringkatnya berbeda

Page 76: 140 plus metode active learning

dengan peringkat mereka.

65. Apa? Lantas Apa? Dan Sekarang Bagaimana?

URAIAN SINGKAT

Nilai dari aktivitas belajar eksperiensial akan meningkat dengan meminta siswa untuk

merenungkan kembali pengalaman yang baru mereka alami dan menggali implikasinya.

Periode perenungan ini seringkali disebut sebagai pengolahan atau debriefing

(pewawancaraan-pentanyajawaban). Sebagian kalangan pendidik kini menggunakan istilah

harvesting (pemanenan). Berikut adalah urutan tiga tahap untuk memanen pengalaman

yang kaya akan pembelajaran.

PROSEDUR

1. Kondisikan siswa ke dalam pengalaman yang sesuai dengan topik yang anda ajarkan.

Pengalaman-pengalaman ini dapat mencakup yang berikut ini:

Permainan atau latihan simulasi

Kunjungan lapangan Tayangan Video

Proyek belajar praktik

Debat

Drama

Latihan imaji mental

2. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang apa yang terjadi pada mereka selama

latihan tersebut:

Apa yang mereka lakukan?

Apa yang mereka amati? Pikirkan?

Apa yang mereka rasakan selama latihan itu?

3. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk bertanya pada diri sendiri, "Lantas, bagaimana?"

Manfaat apa yang mereka dapatkan dari latihan itu?

Apa yang mereka pelajari? Dan Pelajari kembali?

Apa implikasi dari aktivitas itu?

Bagaimanakah kaitan antara pengalaman itu (jika itu berupa simulasi atau drama)

dengan dunia nyata?

4. Terakhir, perintahkan siswa untuk memikirkan "Sekarang bagaimana? "

Bagaimana kalian ingin melakukan sesuatu secara berbeda di masa mendatang?

Bagaimana kalian dapat memperluas pembelajaran yang kalian dapatkan?

Langkah-langkah apa yang dapat kallan ambil untuk menerapkan apa yang telah kalian

pelajari?

VARIASI

1. Batasi diskusi pada "'Apa?" dan "Lantas bagaimana?"

2. Gunakan kedua pertanyaan ini untuk menstimulir penulisan jurnal (lihat strategi 61,

Page 77: 140 plus metode active learning

"Jurnal Belajar").

66. Penilaian-Diri secara Aktif

URAIAN SINGKAT

Melalui metoda ini, siswa mampu berbagi sikap mereka tentang sebuah mata pelajaran

melalui penilaian-diri. Metoda ini memungkinkan guru untuk mengukur perasaan dan

keyakinan siswa, dan berfungsi sebagai papan loncat bagi diskusi kelas.

PROSEDUR

1. Buatlah sebuah daftar pernyataan yang akan dibacakan kepada siswa untuk menilai sikap

dan perasaan mereka tentang pelajaran yang diberikan.

Sebagai contoh, seorang guru menyusun pernyataan-pernyataan berikut ini:

Saya menginginkan pekerjaan yang memungkinkan saya untuk bekerja dengan orang

lain.

Saya menginginkan pekerjaan yang memberi saya pendapatan paling besar, berkat

kemampuan saya.

Saya menginginkan pekerjaan yang aman dan bebas dari rasa khawatir akan terus-

menerus dievaluasi.

Saya menginginkan pekerjaan yang tidak perlu saya lembur di rumah.

Saya menginginkan pekerjaan yang tidak menuntut banyak bepergian.

Saya menginginkan pekerjaan memiliki nilai guna bagi masyarakat.

Saya menginginkan pekerjaan yang terus-menerus memacu peningkatan kemampuan

saya.

2. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja

dan kursi di satu sisi ruangan.

3. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas dengan menggunakan

papan tulis atau dengan menempelkan angka pada dinding.

4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah mendengarkan

pernyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka penilaian yang paling cocok

dengan sikap mereka terhadap pengetahuan seputar mata pelajaran. Tergantung pada mata

pelajarannya, angka 1 bisa berarti "Sangat Setuju" atau "Paham Betul." sedangkan angka 5

untuk "Sangat Tidak Setuju" atau Tidak Paham."

5. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling

cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk sejumlah barisan di

depan berbagai posisi. perintahkan beberapa siswa untuk saling menjelaskan alasan

mereka memilih posisi itu.

6. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain. Perintahkan sembarang siswa yang ingin

mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya.

7. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta siswa itu bergerak ke

angka yang paling cocok dengan opini atau pengetahuan mereka.

Page 78: 140 plus metode active learning

8. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari

pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya.

9. Sekarang, perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan kembali pendapat mereka

terhadap butir. Perintahkan mereka untuk menunjuk satu angka pada tiap pernyataan yang

mencerminkan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka.

VARIASI

1. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk terlebih dahulu

memilih sebuah jawaban terhadap pernyataan-pernyataan itu dan kemudian bergerak ke

bagian-bagian ruangan yang telah dinomori.

2. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian individual

(pribadi).

67. Peraga Peran

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan cara menarik untuk menstimulasi diskusi tentang nilai dan sikap.

Siswa diminta untuk menominasikan sosok-sosok terkenal yang mereka pandang sebagai

peraga peran dari ciri-ciri yang berkaitan dengan sebuah topik yang tengah dipelajari di

kelas.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa nienjadi sub-sub kelompok beranggotakan lima atau enam orang, dan berikan

kepada tiap kelompok selembar kertas dan bolpoin.

1. Perintahkan tiap kelompok untuk mengenali tiga siswa yang akan mereka kenali sebagai

perwakilan dari mata pelajaran yang tengah didiskusikan. Dalam pelajaran musik, sebagai

misal, mereka dapat memilih Elton John, Billy Joel, dan Stevie Wonder.

2. Setelah mereka mengenali tiga sosok terkenal, perintahkan mereka untuk membuat daftar

karakteristik yang dimiliki oleh ketiganya yang mengkualifikasi mereka sebagai contoh

atau peraga peran untuk mata pelajaran yang tengah mereka diskusikan. Mereka mesti

mendaftar orang dan karakteristik pada kertas dan menempelkannya pada dinding.

3. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan membandingkan daftar mereka,

perintahkan tiap kelompok untuk menjelaskan alasan yang melandasi pilihan mereka.

4. Arahkan siswa dalam sebuah diskusi tentang berbagai persepsi di kalangan siswa.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari menyebut orang sungguhan, perintahkan siswa untuk memilih

karakter fiksional.

2. Berikan kepada tiap kelompok daftar khusus tentang orang yang merupakan perwakilan

atau tokoh dari mata pelajaran yang didiskusikan.

Page 79: 140 plus metode active learning

Pengembangan Keterampilan

Salah satu tujuan terpenting dari pendidikan di jaman sekarang adalah pemerolehan

keterampilan untuk kebutuhan pekerjaan modern. Terdapat keterampilan tehnis seperti

menulis dan komputasi. Ada pula keterampilan non-tehnis semisal mendengarkan dengan

penuh perhatian dan berbicara dengan jelas. Ketika siswa berupaya mempelajari

keterampilan-keterampilan baru dan meningkatkan kemampuan yang ada, mereka perlu

mempraktikannya secara efektif dan mendapat umpan balik yang berguna. Strategi-strategi

yang berikut ini merupakan cara-cara yang berbeda untuk mengembangkan ketrampilan.

Beberapa di antaranya cukup intens dan sebagian lagi menyenangkan. Bermacam

pemeranan ditampilkan secara khusus.

68. Formasi Regu Tembak

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan format yang cepat dan dinamis yang bisa digunakan untuk berbagai macam

tujuan, misalnya menguji dan memerankan suatu lakon. Format ini menampilkan pasangan

secara bergilir. Siswa mendapat peluang untuk merespon dengan cepat terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara bertubi-tubi atau jems tantangan lain;

PROSEDUR

1. Tetapkan tujuan anda untuk menggunakan "regu tembak." Berikut Ini adalah contohnya

bila yang menjadi tujuan anda adalah pengembangan kemampuan:

Siswa dapat menguji atau melatih satu sama lain.

Siswa dapat melakonkan (mendramatisasi) situasi yang diberikan kepada mereka.

Siswa dapat mengajar satu sama lain.

Anda juga dapat menggunakan strategi ini untuk situasi lain. Berikut adalah beberapa

contohnya:

Siswa dapat mewawancarai temannya untuk mengetahui pendapat dan pandangannya.

Siswa dapat mendiskusikan kutipan atau naskah Pendek.

2. Susunlah kursi dalam formasi dua barisan berhadapan. Sediakan kursi yang cukup untuk

seluruh siswa kelas.

3. Pisahkan kursi-kursi menjadi sejumlah regu berangggotakan tiga hingga lima siswa pada

tiap sisi atau deret. Formasi ini bisa tampak seperti gambar berikut:

4. Bagikan pada tiap siswa x sebuah kartu berisi sebuah tugas atau pekerjaan yang akan dia

mintakan untuk dijawab oleh siswa y yang duduk berhadapan dengannya. Gunakan salah

X X X X X X X X X X X X X X X X

Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Page 80: 140 plus metode active learning

satu dari yang berikut ini:

Sebuah topik wawancara (misalnya, ajukan kepada siswa yang duduk di hadapanmu

pertanyaan ini:

"Bagaimana perasaanmu terhadap karakter ____ dalam buku _____?")

Pertanyan tes (misalnya, tanyakan kepada siswa yang duduk di hadapanmu, "Apa

rumus untuk ____?")

Naskah pendek atau kutipan (misalnya, tanyakan kepada siswa yang duduk di

hadapanmu pendapatnya tentang frase "Kamu tidak memiliki sesuatu yang banyak

membantu mewujudkan cita-citamu. )

Sebuah karakter untuk dilakonkan/diperankan (misalnya, perintahkan siswa yang

duduk di hadapanmu untuk memerankan seseorang yang harus menasehati kawannya

untuk tidak minum-minuman keras sambil mengemudi)

Tugas mengajar (misalnya, perintahkan siswa y duduk di hadapanmu untuk

mengajarkan kepadamu kapan menggunakan titik-dua dan titik-koma)

Berikan kartu yang berbeda untuk tiap anggota x dari sebuah regu.

Sebagai contoh, seorang guru tengah melatih siswa untuk melakukan tatapan mata yang

baik dan berbicara dengan lancar. Guru memberikan satu dari kartu-kartu berikut ini

kepada anggota x dari tiap regu:

Perintahkan, siswa yang duduk di hadapanmu untuk memberikan pendapatnya tentang

presiden Indonesia yang sekarang.

Perintahkon siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan tentang masa

kanak-kanaknya.

Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menjelaskan ciri-ciri dan

keunggulan dari pastagigi yang dia gunakan.

Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan tentang hobi dan

minatnya.

5. Mulailah tugas pertama. Dalam waktu yang tidak begitu lama, umumkan bahwa

sekaranglah waktunya bagi siswa y untuk berpindah satu kursi di sebelah kirinya di dalam

regunya. Jangan merotasi atau memindahkan siswa x. Perintahkan siswa x untuk

"menembakkan" tugas atau pertanyaannya kepada siswa y yang duduk di hadapannya.

Lanjutkan dengan jumlah babak sesuai dengan jumlah tugas yang anda berikan.

VARIASI

1. Baliklah peran agar siswa x bisa menjadi siswa y.

2. Dalam beberapa situasi, bolehjadi akan lebih menarik dan lebih tepat untuk memberikan

tugas yang sama kepada tiap anggota regu. Dalam hal ini, siswa y akan diminta untuk

menjawab instruksi yang sama untuk tiap anggota regunya. Sebagai contoh, seorang siswa

dapat diminta untuk melakonkan situasi yang sama beberapa kali.

Page 81: 140 plus metode active learning

69. Pengamatan dan Pemberian Masukan Secara Aktif

URAIAN SINGKAT

Prosedur umum dalam menggunakan pengamat pada latihan drama atau sesi latihan

ketrampilan adalah dengan menunggu hingga pementasan selesai sebelum meminta

pemberian masukan. Prosedur ini memberi umpan balik yang sifatnya segera bagi si

pemeran. Ini juga menjadikan pengamat untuk tetap siap selama pementasan.

PROSEDUR

1. Buatlah latihan pemeranan di mana beberapa siswa memperagakan ketrampilan sedangkan

siswa yang lain menjadi pengamat.

2. Sediakan bagi pengamat daftar konkret tentang perilaku positif dan/atau negatif untuk

diperhatikan. Perintahkan mereka untuk memberi isyarat kepada pemain drama ketika

perilaku yang dikehendaki terjadi dengan isyarat yang berbeda bila perilaku yang tidak

dikehendaki muncul. Isyarat yang bisa digunakan antara lain:

Mengangkat tangan

Meniup peluit

Menjentikkan jari

Tepuk tangan satu kali

Siswa di dalam pelajaran bahasa Spanyol konvensional, Misalnya, dapat menggunakan

aktivitas ini untuk mempraktikkan tatabahasa. Guru menyiapkan 10 situasi yang berbeda

dan meminta partisipan pemeran drama untuk memilih salah satunya dari sebuah topi.

Sebelum pemeranan lakon dimulai, siswa memilih isyarat untuk menandakan penggunaan

tata bahasa yang tidak benar (menjentikkan jari) dan satu untuk dukungan positif

(melambaikan tangan). Pemeran lakon dua siswa memulai dialog dalam bahasa Spanyol.

Jika kemudian dijumpai kesalahan gramatika anggota, audiens dapat menjentikkan jari;

untuk memberikan umpan balik positif, mereka melambaikan tangan. Variasi untuk

menghindari interupsi terus-menerus adalah dengan menetapkan waktu interval satu menit

dan memberikan penghargaan umum (jumlah jentikkan atau lambaian tangan) atau

penilaian langsung.

3. Jelaskan bahwa tujuan dari isyarat-isyarat itu adalah memberikan umpan balik segera

kepada pemeran lakon mengenal pementasan mereka.

4. Diskusikan pengalaman itu dengan pemeran lakon yang terlibat dalam pemeragaan

ketrampilan. Cari tahu apakah masukan yang sifatnya segera itu membantu, ataukah justru

mengganggu mereka.

VARIASI

1. Beri kesempatan pengamat untuk menggunakan sebuah sinyal (misalnya, meniup peluit)

untuk menghentikan aksi pemeran lakon dan mengajukan pertanyaan atau memberikan

umpanbalik yang lebih rinci kepada para pemeran lakon.

2. Rekamlah pemeranan lakon itu dengan kamera video. Jangan sampai ada yang

Page 82: 140 plus metode active learning

memberikan masukan selama perekaman. Perintahkan siswa untuk menonton rekaman itu

dan menggunakan isyarat yang baku pemutaran ulang ulang.

70. Pemeranan Lakon yang Tidak Membuat Grogi Siswa

URAIAN SINGKAT

Tehnik ini mengurangi ancaman atau rasa khawatir siswa dalam pemeranan lakon.

Caranya adalah dengan menempatkan guru pada peran utama dan melibatkan siswa dalam

memberikan respons dan menetapkan arah skenarionya.

PROSEDUR

1. Buatlah peran lakon di mana anda akan menunjukkan perilaku yang dikehendaki, misalnya

mengatasi orang yang sedang sangat marah.

2. Beritahu siswa bahwa anda akan memegang peran utama dalam pemeranan lakon Itu.

Tugas siswa adalah membantu anda mengatasi situasi.

3. Perintahkan beberapa siswa untuk mengambil peran sebagai orang lain dalam situasi itu

(misalnya, orang yang sedang marah). Berikan kepada siswa itu naskah pembuka untuk

dibaca guna membantu dia memahami perannya. Mulailah pemeranan tersebut, namun

hentikan pada beberapa selang waktu dan perintahkan siswa untuk memberikan umpan

balik dan arahan seiring berjalannya skenario. Jangan ragu-ragu untuk meminta siswa

memberikan panduan khusus untuk anda gunakan. Sebagai contoh, pada poin tertentu.

tanyakan "Apa yang selanjutnya mesti saya katakan?" Dengarkan saran mereka dan

kemudian cobalah.

4. Lanjutkan pemeranan lakon agar siswa kian melatih anda tentang cara mengatasi situasi.

Ini akan memberi mereka praktik keterampilan sementara anda melakukan pemeranan

aktual bagi mereka.

VARIASI

1. Dengan menggunakan prosedur yang sama, perintahkan siswa untuk melatih kawannya

(Sebagai alternatif dari melatih gurunya).

2. Rekamlah seluruh pemeranan lakon. Putar ulang dan diskusikan dengan siswa tentang cara

lain untuk merespons poin tertentu dalam situasi itu.

71. Pemeranan Lakon Oleh Tiga Orang Siswa

URAIANSINGKAT

Tehnik ini memperluas pemeranan lakon tradisional dengan menggunakan tiga siswa yang

berbeda dalam situasi pemeranan lakon yang sama. Tehnik ini menunjukkan pengaruh dari

variasi gaya individual terhadap akibat dari situasi itu.

Page 83: 140 plus metode active learning

PROSEDUR

1. Dengan bantuan siswa, tunjukkan konsep dasar pemeranan lakon (jika perlu) dengan

sebuah situasi semisal siswa yang memprotes nilainya kepada seorang guru.

2. Buatlah skenario dan jelaskan kepada siswa.

3. Perintahkan empat siswa untuk mengambil peran karakter dalam pemeranan lakon.

Tugaskan satu siswa untuk tetap menjadi karakter standar (misalnya, seorang guru) dan

instruksikan tiga siswa yang lain bahwa mereka akan memainkan peran yang lainnya

(misalnya sebagai siswa) secara bergiliran.

4. Perintahkan tiga siswa secara bergilir untuk meninggalkan ruang dan memutuskan pada

urutan mana ereka akan berpartisipasi. Bila sudah siap, siswa yang pertama kembali

memasuki ruangan dan memulai peranan lakon dengan dua siswa lainnya.

5. Setelah tiga menit, umumkan waktunya dan perintahkan siswa kedua untuk memasuki

ruangan dan mengulang situasi yang sama. Siswa pertama kini dan dapat tetap tinggal

dalam ruangan. Setelah tiga menit dengan siswa kedua, lanjutkan dengan siswa ketiga

dengan ulang skenario itu.

6. Pada akhir pemeranan lakon, perintahkan siswa u niembandingkan dan membedakan gaya

dan kpf siswa relawan dengan mengidentifikasi tehnik-tehnik mana yang efektif dan

dengan mencatat bagian man saja yang perlu diperbaiki.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari memimpin diskusi kelas, bagilah siswa menjadi tiga kelompok.

Berikan satu dari tiga pemeran lakon kepada tiap kelompok. Perintahkan tiap kelompok

untuk menentukan siswa yang akan memberi mereka umpan balik pendukung. Gunakan

prosedur ini ketika anda merasa perlu mengurangi kemungkinan adanya rasa malu karena

dilakukannya pembandingan antar para pemeran lakon secara terbuka.

2. Untuk kelompok yang lebih besar, bagilah siswa menjadi tiga bagian dan ikuti prosedur

penggiliran dari pemeranan lakon rangkap tiga. Siswa selanjutnya kembah ke posisi

semula untuk membandingkan dan membedakan ketiga gaya pemeranan lakon tersebut.

72. Mengilir Peran

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan cara yang bagus untuk memberi kesempatan bagi tiap siswa untuk

mempraktikkan ketrampilan melalui pemeranan lakon tentang situasi kehidupan nyata.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan tiga siswa, yang tersebar

di ruang kelas, dengan celah yang seluas mungkin antar ketiganya.

2. Perintahkan tiap trio (kelompok tiga siswa) untuk membuat skenario kehidupan nyata yang

membahas topik yang telah anda diskusikan.

3. Setelah masing-masing trio menulis ketiga skenarionya pada lembar yang terpisah, satu

Page 84: 140 plus metode active learning

anggota tim dari tiap kelompok menyampaikan skenario itu kepada kelompok selanjutnya

dan sudah disediakan ketika anggota kelompok membaca skenario untuk mengklarifikasi

atau memberikan informasi tambahan bilamana perlu. Siswa kemudian kembali ke

kelompok aslinya.

4. Secara bergiliran, tiap anggota trio akan memiliki kesempatanan untuk mempraktikan

peran primemya (yakni sebagai orang tua), peran sekundernya (sebagai anak) dan

pengamat.

5. Tiap babak mesti berlangsung minimal 10 menit pemeran lakon, dengan 5 hingga 10 menit

pemerian umpan balik dari pengamat. Andalah yang menentukan panjang tiap babak

sesuai dengan waktu yang tersedia, topik yang dibahas, dan tingkat kemampuan siswa.

6. Datam tiap babak, pengamat mesti berkonsentrasi pada pengidentifikasian apa yang

dilakukan dengan baik oleh pemain primer dalam menggunakan konsep ketrampilan yang

dipelajari di kelas dan apa yang dapat dia lakukan untuk memperbaikinya.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari penugasan tiap kelompok untuk menulis skenarionya sendiri anda

dapat mempersiapkan skenarionya.

2. Sediakan lembar masukan bagi pengamat yang mengidentifikasi ketrampilan dan tehnik-

tehnik khusus yang mesti ia cermati.

73. Memperagakan Caranya

URAIAN SINGKAT

Tehnik ini memberi siswa kesempatan untuk mempraktikan, melalui peragaan,

ketrampulan khusus yang diajarkan di kelas. Pemeragaan acapkali merupakan alternatif

yang cocok untuk pemeranan lakon karena cara ini tidak begitu mengancam atau membuat

siswa grogi. Siswa diberi banyak waktu untuk membuat skenario mereka sendiri dan

menentukan bagaimana mereka ingin mengilustraikan ketrampilan dan tehnik yang baru

saja di bahas di kelas.

PROSEDUR

1. Setelah berlangsungnya kegiatan belajar tentang topik tertentu, kenalilah beberapa situasi

umum di mana siswa mungkin diharuskan menggunakan ketrampilan yang baru saja

dibahas.

2. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok sesuai dengan jumdah peserta yang diperlukan

untuk memperagakan sekenario yang ada. Umumnya diperlukan dua atau tiga siswa.

3. Berikan sub-sub kelompok itu waktu 10 hingga 15 menit untuk membuat skenario tertentu

yang mengbarkan situasi umum.

4. Sub-sub kelompok itu juga menentukan bagaimana mereka akan memperagakan keterpilan

itu kelompok. Beri mereka 5 hingga 7 menit untuk mempraktikkannya.

5. Tiap sub kelompok akan mendapat giluran melakukan pemeragaan bagi siswa yang lain.

Page 85: 140 plus metode active learning

Beri kesempatan adanya pemberian masukan setelah masing-masing pemeragaan selesai

dilakukan.

VARIASI

1. Anda dapat membuat sub kelompok dengan jumlah siswa yang lebih banyak untuk

keperluan pemeragaan bertiindak selaku pembuat skenario, pengarah dan penasihat.

2. Anda dapat membuat skenario khusus dan menugaskannya kepada sub-sub kelompok

tertentu.

74. Pemeragaan Tanpa Bicara

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strateg untuk digunakan manakala anda mengajarkan prosedur setahap-

demi-setahap. Dengan memperagakan sebuah prosedur tanpa banyak bicara, anda

mendorong siswa untuk cermat secara mental.

PROSEDUR

1. Tetapkan sebuah prosedur multilangkah yang anda ingin siswa mempelajarinya. Prosedur-

prosedurnya antara lain mencakup yang berikut ini:

Menggunakan aplikasi komputer

Menggunakan peralatan laboratorium

Menjalankan mesin

Memberikan pertolongan pertama

Memecahkan soal matematika

Mencari materi rujukan

Menggambar atau melakukan kegiatan artistik lain

Memperbaiki peralatan

Menerapkan prosedur akuntansi

2. Perintahkan siswa untuk memperhatikan anda memperagakan seluruh prosedur. Lakukan

saja, dengan sedikit atau tanpa penjelasan atau komentar tentang apa dan mengapa anda

melakukan hal itu. Beri mereka gambaran seklias tentang seluruh tugas. Jangan berharap

untuk melakukan pengulangan. Sampai di sini, anda baru mewujudkan kesiapan siswa

untuk meipelajari

3. Bentuklah sejumlah pasangan. Peragakan bagian pertama dari prosedur itu, sekali lagi

dengan sedikit atau tanpa penjelasan atau komentar. Perintahkan pasangan untuk

mendiskusikan apa yang mereka amati peragaan anda. (Mengatakan kepada siswa apa

yang anda lakukan justru akan menurunkan kewaspadaan atau kecermatan mental mereka)

Tunjuklah seorang siswa untuk menjelaskan apa yang anda lakukan. Jika siswa mengalami

kesulitan. peragakanlah kembali. Hargaliah pengamatan yang benar.

4. Perintahkan pasangan untuk saling mempraktikan bagian pertama dari prosedur itu. Bila

mereka sudah menguasai bagian ini. lakukan pemeragaan bagian berikutnya dari prosedur

Page 86: 140 plus metode active learning

itu tanpa bicara. diikuti dengan praktik berpasangan.

5. Akhiri dengan memberi tantangan kepada siswa untuk melakukan seluruh prosedur tanpa

bantuan.

VARIASI

1. Jika memungkinkan, beri siswa tugas pembuka untuk mencoba prosedur itu sebelum

pemeragaan. Beri kesempatan mereka untuk menduga dan maklumilah mereka jika terjadi

kesalahan. Dengan melakukan hal ini, anda akan segera menjadikan siswa terlibat secara

menjadikan siswa terlibat cecara mental. Selanjutnya, perintahkan mereka untuk

mencermati apa yang anda peragakan.

2. Jika ada beberapa siswa yang dapat menguasai prosedur itu lebih cepat dibanding yang

lain, rekrutlah mereka sebagai "peraga diam."

75. Pasangan dalam Praktik – Pengulangan

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi sederhana untuk mempraktikkan dan mengulang ketrampilan atau

prosedur dengan pasangan belajar. Tujuannya adalah memasukan bahwa kedua pasangan

dapat memperagakan ketrampilan atau prosedur Itu.

PROSEDUR

1. Pilihlah sejumlah ketrampilan atau prosedur yang anda ingin siswa kuasai. Buatlah

pasangan. Dalam tiap pasangan, berikan dua peran: (1) penjelas atau pemeraga dan (2)

pemeriksa.

2. Penjelas atau pemeraga menjelaskan dan/atau memperagakan cara mengerjakan

ketrampilan atau prosedur tertentu. Pemeriksa memastikan apakah penjelasan dan/atau

pemeragaan itu benar, memberi dorongan dan memberikan pelatihan bila diperlukan.

3. Pasangan berganti peran. Penjelas/pemeraga yang baru diberikan ketrampilan atau

prosedur lain untuk dikerjakan.

4. Proses itu berlanjut hingga semua ketrampilan diulang.

VARIASI

1. Gunakan ketrampilan atau prosedur multilangkah sebagai alternatif dari beberapa prosedur

yang berbebeda. Perintahkan penjelas/pemeraga melakukan satu lakah dan perintahkan

pasangannya melakukan langkah selanjutnya hingga urutan langkahnya lengkap.

2. Bila pasangan telah menyelesaikan tugas merek buatlah sebuah peragaan di depan

kelompok.

*Tehnik ini didasarkan pada "DrillReview Pairs" karya David W. Johnson, Roger T.

Page 87: 140 plus metode active learning

Johnson, dan Karl A. Smith.

76. Pemberi Peran

URAIAN SINGKAT

Dalam strategi ini, siswa mendapatkan peran seseorang yang pekerjaannya mereka

pelajari. Siswa diberikan tugas praktik nyata dengan terlebih dahulu diberi sedikit

instruksi, dan belajar "dengan mengerjakan."

PROSEDUR

1. Pilihian peran yang anda ingin siswa peragakan. Berikut adalah beberapa contohnya:

Saya adalah walikota

Pelancong (ke negara lain)

Penyunting

Sejarawan

Ilmuwan

Pelamar kerja

Pemilik usaha

Peneliti

Wartawan

2. Siapkan instruksi tertulis yang menjelaskan satu atau berapa tugas yang bisa diberikan

pada peran itu. Sebagai contoh, seorang walikota dapat diminta untuk mengajukan

program kerja kepada dewan kota.

3. Pasangkan siswa dan berikan tugas pada tiap pasangan. Beri mereka alokasi waktu untuk

menyelesaikan tugas itu. Sediakan materi rujukan untuk membantu dalam mengerjakan

tugas itu.

4. Perintahkan siswa untuk kembali ke possil semula mendiskusikan tugas itu.

VARIASI

1. Ijinkan siswa untuk meninggalkan ruang kelas dan mendapatkan pelatihan dari rekan

karyawan yang dapat bertindak selaku narasumber bagi mereka.

2. Perintahkan siswa untuk mengerjakan tugas Itu sendiri tanpa dukungan dari pasangannya.

77. Para Bola

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara dramatis dalam mempraktikkan ketrampilan kerja. Cara ini

menempatkan siswa dalam situasi sulit yang harus mereka jelaskan cara mengatasinya.

PROSEDUR

Page 88: 140 plus metode active learning

1. Pilihlah situasi yang lazim terjadi pada tugas yang tengah dipelajari oleh siswa. Contoh-

contohnya meliputi:

Memimpin pertemuan

Memberikan tugas kepada kaiyawan

Mendapatkan tugas dari manajer

Membuat presentasi

Memberikan laporan kepada manajer

Berbicara kepada pelanggan

2. Rekrutlah beberapa siswa untuk menjadi relawan yang mau memerankan lakon dalam

situasi tertentu. Pastikan untuk menjelaskan situasinya secara rinci.

3. Bagikan instruksinya kepada siswa lain yang mengrahkan mereka untuk melemparkan

bola kepada siswa lawan. Sebutlah beberapa tindakan yang bisa diambil untuk memberi

kesulitan kepada relawan dalam mengatasi situasi itu. Jangan memperlihatkan instruksi

“lemar-bola" itu kepada siswa relawan. Sebagai contoh, dalam sebuah wawancara, kerja

pelamar bisa saja diminta untuk mengungkapkan informasimasi pribadinya (yang mana hal

ini tidak dibenarkan) Pelamar perlu memutuskan cara menanggapi permintaan itu.

4. Beri kesempatan kepada relawan untuk menepat situasi itu. Beri tepuk tangan atas

usahanya. Diskusikan cara-cara untuk mengatasi kejadian-kejadian yang tak terduga

dengan seluruh siswa.

5. Rekrutlah relawan baru dan berikan tantangan berbeda kepada mereka.

VARIASI

1. Perintahkan siswa untuk memilih "lemparan-bola" mereka sendiri untuk diarahkan kepada

relawan.

2. Sebagai alternatif dari penggunaan relawan, peragakan sendiri oleh anda cara menangkap

"lemparan-bola" dari siswa.

78. Kelompok Penasehat

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi untuk mendapatkan umpanbalik selama berlangsungnya pelajaran

multisesi. Acapkali, guru meminta umpanbalik siswa setelah pelajaran selesai, dan ini

tentunya terlalu terlambat untuk melakukan penyesuaian.

PROSEDUR

1. Seusai pelajaran, tetapkan kapanwaktunyaandaakan meniinta umpan balik dari siswa.

2. Perintahkan sekelompok kecil siswa relawan untuk bertemu dengan anda. Katakan kepada

mereka bahwa tugas mereka adalah meminta tanggapan dari siswa lain sebelum waktu

pertemuan.

Page 89: 140 plus metode active learning

3. Gunakan pertanyaan-pertanyaan seperti yang berikut ini:

Hal-hal apa saja yang bermanfaat? Dan yang tidak berrnanfaat?

Bagian mana yang belum jelas?

Apa yang dapat membantu kalian untuk bisa mempelajari dengan lebih baik?

Apakah kalian siap untuk beranjak ke materi baru?

Apakah materi saya memiliki kaitan erat dengan kehidupan kalian?

Apa lag yang kalian inginkan dari pelajara berikutnya?

Apa yang tidak begitu kalian inginkan?

Apa yang kalian ingin lanjutkan?

VARIASI

1. Cobalah strategi mengajar dengan "kelompok penasehat" yang anda rencanakan untuk

digunakan selama pelajaran. Mintalah tanggapan.

2. Gunakan alternatif lain untuk mendapatkan umpan balik, misalnya survei reaksi pasca-

pertemuan atau survei lisan mengenal tanggapan siswa.

BAGAIMANA MENJADI BELAJAR

TIDAK TERLUPAKAN

Sebagian guru mengajar hingga batas akhir masa sekolah, semester, atau bidang studi.

Mereka mungkin beranggapan bahwa pada saat-saat akhir mereka dapat menjejalkan lebih

banyak informasi dan menyelesaikan topik dan materi yang niasih dalam agenda mereka.

Makna dari "menyelesaikan" matapelajaran masih perlu dipertanyakan, karena

adakalanya guru hanya sekadar menyelesaikan materi yang masih tersisa. Memaksakan diri

untuk mengajar hingga batas akhir seringkali berakibat pada terjadinya pengajaran yang tidak

tertata, ada yang terlewatkan. atau ada yang masih belum jelas. Sebaliknya, bila kegiatan

belajar bersifat aktif, ada peluang untuk terjadinya pemahaman. Bila kita menyediakan waktu

untuk memantapkan apa yang telah dipelajari, maka ada peluang untuk terjadinya

pengingatan.

Pikirkanlah apa yang terjadi bila anda bekerja keras menggunakan komputer, mencari

informasi, memecahkan masalah. dan menyusun konsep namun, anda lupa menyimpan hasil

pekerjaan anda. Tentu saja, semua pekerjaan anda akan hilang sia-sia. Demikian pula, hasil

pembelajaran dapat menghilang bila siswa tidak diberi kesempatan untuk menyimpannya.

Di samping menyimpan apa yang lelah dipelajari, penting pula untuk menikmatinya.

Seperti halnya pengalaman, pembelajaran akan dapat dinikmati bila ada kesempatan untuk

Page 90: 140 plus metode active learning

mengingatnya dan memberinya sentuhan akhir yang menyentuh perasaan. Sebagaimana yang

telah kita bicarakan tentang "hidangan pembuka" dan "entri" dari kegiatan belajar aktif,

sekarang yang akan kita bahas adalah "hidangan penutup."

Ada banyak tindakan positif yang bisa kita ambil untuk menciptakan penutup mata

pelajaran yang bermakna dan, barangkali, tak terlupakan. Di bagian ini kami akan

mernbahasnya dalam empat kategori.

1. Strategi Peninjauan Kembali: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa

mengingat apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan dan kemampuan

mereka yang sekarang. Anda akan menjumpai strategi peninjauan kembali yang menarik

bagi siswa dan membantu "menyimpan" pembelajaran yang telah mereka terima.

2. Penilaian-Sendiri: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa menilai apa

yang kini mereka ketahui, apa yang kini dapat mereka kerjakan, dan sikap apa yang

sekarang mereka pegang. Anda akan menjumpai strategi penilaian yang membantu siswa

mengevaluasi kemajuan mereka.

3. Perencanaan Masa Depan: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa

mempertimbangkan apa yang akan mereka lakukan dalam rangka menerapkan hal-hal

yang telah mereka pelajari. Anda akan mendapati strategi perencanaan masa depan yang

menghadapkan siswa pada fakta bahwa kegiatan belajar mereka tidak berhenti di ruang

kelas.

4. Ucapan perpisahan: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa mengenang

pengalaman mereka bersama-sama dan mengungkapkan apresiasi mereka. Anda akan

mendapati strategi-strategi yang membantu menghadirkan bagian penutup pelajaran yang

memungkinkan siswa untuk mengucapkan perpisahan.

Strategi Peninjauan Kembali

Salah satu cara yang pasti untuk membuat penibelajaran tetap melekat dalam pikiran

adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari.

Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran

ketimbang materi yang tidak. Itu karena pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk

memiklrkan kembali infonnasi tersebut dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam

otak.

Yang berikut ini merupakan serangkaian strategi untuk mendukung peninjauan kembali.

Selain menjadi aktif, strategi ini menjadikan peninjauan kembali sebagai aktivitas yang

menyenangkan.

79. Pencocokan Kartu Indeks

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Cara

ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada

temanya.

Page 91: 140 plus metode active learning

PROSEDUR

1. Pada kartu Indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di

kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah jumlah siswa.

2. Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu.

3. Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar

tercampur aduk.

4. Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan pencocokan.

Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian mendapatkan kartu

jawabannya.

5. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah terbentuk pasangan,

perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama. (Katakan

pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di kartu

mereka).

6. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, peritahkan tiap pasangan untuk

memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan

mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.

VARIASI

1. Susunlah kartu yang berisi sebuah kalimat dengan beberapa kata yang dihilangkan untuk

dicocokkan dengan kartu yang berisi kata-kata yang hilang itu— misalnya, "Presiden

merupakan _____ angkatan bersenjata. (panglima tertinggi).

2. Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa kemungkinan

jawabannya—misalnya, "Apa sajakah cara-cara untuk meredam konflik?" Cocokkan

kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi kumpulan jawaban yang relevan. Ketika tiap

pasangan memberikan kuis kepada kelompok, perintahkan mereka untuk mendapatkan

beberapa jawaban dari siswa lain.

80. Peninjauan-Ulang Topik

URAIAN SINGKAT

Strategi ini memberi siswa tantangan untuk mengingat apa yang telah dipelajari dalam tiap

topik atau unit matapelajaran. Ini merupakan cara yang bagus untuk membantu siswa

meninjau-ulang materi yang telah anda bahas.

PROSEDUR

1. Pada akhir pelajaran, berikan siswa sebuah daftar topik yang telah anda bahas. Jelaskan

bahwa anda ingin mengetahui apa yang mereka ingat tentang topik-topik itu dan apa saja

Page 92: 140 plus metode active learning

yang telah mereka lupakan. Usahakan agar suasananya tetap santal agar mereka tidak

merasa terancam oleh aktivitas itu.

2. Perintahkan siswa untuk mengingat hal-hal seputar topik yang telah dibahas dan hal-hal

lain yang rnasih mereka ingat. Ajukan pertanyaan semisal:

Mengacu kepada hal apakah topik ini?

Mengapa topik ini penting?

Siapa dapat memberi saya contoh tentang apa V kita pelajari dalam topik ini?

Nilal-nilai apakah yang kalian dapatkan dari ini ?

Pengalaman belajar apa sajakah yang kita dapatkan dari topik ini.

Jika tidak banyak yang diingat, olok-oloklah daya ingat baik secara bergurau. atau

salahkan diri anda karena tak bisa menjadikan topik itu sebagai sesuatu yang tak

terlupakan."Urutkan pengajuan pertanyaan itu secara kronologis hingga anda

menyinggung semua materi yang pernah dibahas(atau lakukan selama waktu anda

mencukupi).

Waktu anda membahas isinya, buatlah pernyataan nenyimpul sesuai dengan yang anda

kehendaki.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari penggunaan proses diskusi satu kelas penuh, perintahkan pasangan

atau sub-sub kelompok untuk saling berdiskusi.

2. Jika hanya ada sepuluh siswa, atau bahkan kurang, perintahkan mereka untuk berkumpul

di sekeliling sebuah daftar topik pelajaran pada papan tulis dan melakukan peninjauan

ulang atas materi yang sudah dibahas. Agar tidak terkesan bahwa peninjauan-ulang itu

merupakan tes, cobalah anda meninggalkan ruangan sewaktu prosesnya sedang

berlangsung. Ini akan mem-berdayakan siswa untuk menggunakan waktu secara tepat.

81. Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi pernbentukan-tim untuk melibatkan siswa dalam peninjauaan

kembali materi pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir pelajaran.

PROSEDUR

1. Berikan dua kartu Indeks kepada masing-niasing siswa.

2. Perintahkan tiap siswa untuk melengkapl kalimat berikut ini:

Kartu 1: Saya masih memiliki pertanyaan tentang _______________

Kartu 2: Saya bisa menjawab pertanyaan tentang _______________

3. Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkah tiap kelompok untuk memilih "pertanyaan

paling relevan untuk diajukan" dan "pertanyaan paling menarik untuk dijawab" dari kartu

anggota kelompok mereka.

4. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan pertanyaan untuk diajukan" yang ia

Page 93: 140 plus metode active learning

pilih. Pastikan apakaha ada siswa yang dapat menjawab pertanyaan itu. Jika tidak, guru

harus menjawabnya.

5. Perintahkan tiap kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk dijawab” yang ia pilih.

Perintahkan anggota sub-sub kelompok untuk berbagi jawaban dengan siswa yang lain.

VARIASI

1. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada sub-sub

kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa pertanyaan

yang dapat mereka jawab.

2. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan kepada sub-sub kelompok.

Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa jawaban yang menurut

mereka membantu dalam meninjau kembali apa yang telah mereka pelajari

82. Teka-teki Silang

URAIAN SINGKAT

Menyusun tes peninjauan kembali dalam bentuk tek teki silang akan mengundang minat

dan Partisipasi siswa. Teka-teki silang bisa diisi secara perseorangan atau kelompok.

PROSEDUR

1. Langkah pertama adalah dengan menjelaskan beberapa istilah atau nama-nama penting

yang terkait dengan matapelajaran yang telah anda ajarkan.

2. Susunlah sebuah teka-teki silang sederhana, dengan menyertakan sebanyak mungkin unsur

pelajaran. (Catatan: Jika terlalu sulit untuk membuat teka-teki silang tentang apa yang

terkandung dalam pelajaran, sertakan unsur-unsur yang bersifat menghibur, yang tidak

mesti berhubungan dengan pelajaran. sebagai selingan)

3. Susunlah kata-kata pemandu pengisian teka-teki silang anda. Gunakan jenis yang berikut

ini:

Definisi singkat ("sebuah tes untuk menentukan sebuah reliabilitas")

Sebuah kategori yang cocok dengan unsumya (Jenis gas")

Sebuah contoh ("...undang-undang adalah contohnya)

Lawan kata ("lawan kata demokrasi")

4. Bagikan teka-teki itu kepada siswa, baik secara perseorangan maupun kelompok.

5. Tetapkan batas waktunya. Berikan penghargaan kepada /ini individu atau tim yang paling

banyak memiliki jawaban benar.

VARIASI

1. Perintahkan seluruh kelompok untuk bekerjasama dalam mengisi teka-teki silang tersebut.

2. Sederhanakan teka-teki itu dengan menetapkan satu kata yang merupakan kunci dari

pelajaran. Tuliskan dalam kotak mendatar. Gunakan kata yang menunjukkan unsur-unsur

lain dalam pelatihan dan cocokan secara menurun agar membentuk kata kunci.

Page 94: 140 plus metode active learning

83. Meninjau Kesulitan pada Materi Pelajaran

URAIAN SINGKAT

Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV— Jawaban diberikan terlebih

dahulu, dan tantangannva adalah mengajukan pertanyaan yang cocok atau benar Format

Ini bisa dengan mudah digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran..

PROSEDUR

1. Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah satu dari beberapa

kategori umum ini

Konsep atau Gagasan

Fakta

Ketrampilan

Nama

Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebag contoh, pelajaran bahasa Perancis

mungkin melibatk topik semisal, buton, angka. dan wama.

2. Buatlah setidaknya tiga jawaban (dan pertanyaan yang terkait) per kategori. Sebagai

contoh, jawaban "Angggur berwama ini biasanya dihidangkan dalam temperatur ruangan"

bisa dicocokan dengan pertanyaan "Minuman Rouge itu apa sih? Kita tidak perlu memiliki

jumlah pertanyaan dan jawaban yang sama dalam tiap kategori, namun kita harus

menyusun pertanyaan dan jawaban dengan derajat kesulitan yang terus meningkat.

3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar dan tebal.

Umumkan kategorinya dan nilal poinnya untuk tiap kategori. Berikut adalah papan

permainan sampel:

Bulan Warna Angka

10 poin 10 poin 10 poin

20 poin 20 poin 20 poin

30 poin 30 poin 30 poin

4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan sediakan kartu penjawab

untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok dengan beragam tingkat

ketrampilan atau pengetahuan.

5. Perintahkan tim untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.

Kapten tim mewakili tim. la merupakan satu-satu-nya yang bisa mengacungkan kartu

penjawab dan memberikanjawabannya. Kapten tim harus berun-ding dengan tim

sebelum memberikan jawaban.

Pencatat nilai bertanggungjawab menambahkan dan mengurangi nilai untuk tim

mereka.

Catalan; Sebagai moderator permainan, anda bertanggungjawab mencermati pertanyaan

mana saja yang telah diajukan. Ketika tiap pertanyaan diajukan, beri tanda silang pada

Page 95: 140 plus metode active learning

papan permainan. Berikan tanda centang pada pertanyaan yang sulit dijawab oleh siswa.

Anda bisa kembali kepada pertanyaan ini bila permainan selesai.

Tinnjaulah beberapa aturan permainan berikut ini:

Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatkan kesempatan untuk

menjawab.

Semua jawaban harus diberikan dalam bnetuk pertanyaan.

Jika jawaban yang diberikan benar, nilal untuk kategorinya akan diberikan. Jika

jawaban tidak benar, nilai angka pada skor tim dikurangi. Dan tim lain berkesempatan

untuk menjawab.

Tim yang memberikan jawaban terakhir yang bena akan menguasai papan perrnainan.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap anggota tim untuk

mengambil giliran memainkan permainan tinjauan ulang. Dia tidak boleh berkonsultasi

dengan anggota tim sebelum menjawab.

2. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan

84. Bowling Kampus

URAIAN SINGKAT

Strategi ini merupakan alternatif dalam peninjauan-ulang materi. Strategi ini

memungkinkan guru untuk mengevaluasi sejauhmana siswa telah menguasai materi, dan

bertugas menguatkan, menjelaskan, dan mengikhtisarkan poin-poin utamanya.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi beberapa tim beranggotakan tiga atau empat orang. Perintahkan

tiap tim memilih nama organisasi (tim olah raga, perusahaan, kendaraan bermotor, dll)

yang mereka wakili.

2. Beri tiap siswa sebuah kartu indeks. Siswa akan mengacungkan kartu mereka untuk

menunjukkan bahwa mereka ingin mendapatkan kesempatan menjawab pertanyaan.

Format permainannya sama seperti lempar koin: Tiap kali anda mengajukan sebuah

pertanyaan, anggota tim boleh menunjukkan keinginannya untuk menjawab.

3. Jelaskan aturan berikut ini:

Untuk menjawab sebuah pertanyaan, acungkan kartu kalian.

Kalian dapat mengacungkan kartu sebelum sebuah pertanyaan selesai diajukan jika

kalian merasa sudah tahu jawabannya, segera setelah kali melakukan interupsi

pembacaan pertanyaan itu dihentikan.

Tim menilai satu angka untuk setiap jawaban pertanyaan yang benar.

Ketika seorang siswa memberikan jawaban yan salah, tim lain bisa mengambil alih

untuk menjawah (Mereka dapat mendengarkan seluruh pertanyaan jika tim lain

menginterupsi pembacaan pertanyaan)

4. Setelah semua pertanyaan diajukan. jumlahkan skornya dan umumkan pemenangnya.

Page 96: 140 plus metode active learning

5. Berdasarkan jawaban permainan, tinjaulah materi yang belum jelas atau yang memerlukan

penjelasan lebih lanjut.

VARIASI

1. Sebagai alternatif penggunaan format lempar koin, selang-selinglah pertanyaan kepada

tiap tim.

2. Sebagai alternatif dari menjawab pertanyaan yang sifatnya pengetahuan. gunakan

permainan itu untuk menguji apakah siswa dapat mempraktikkan sebuah ketrampilan

dengan benar.

85. Ikhtisar Siswa

URAIAN SINGKAT

Strategi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengikhtisarkan apa yang telah

mereka pelajari dan untuk menyajikan ikhtisar kepada siswa lain. Ini merupakan cara yang

baik untuk mendorong siswa merekapitulasi apa yang telah mereka pelajari dengan cara

mereka sendiri.

PROSEDUR

1. Jelaskan kepada siswa bahwa bila anda sendiri yang membuatkan ikhtisar pelajaran itu

berarti bertentangan dengan prinsip belajar aktif.

2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga empat orang.

3. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat ikhtisar mereka sendiri tentang mata pelajaran

yang mereka tempuh. Doronglah mereka untuk membuat uraian singkat, peta pemikiran,

atau instrumen lain yang akan memungkinkan mereka menyampaikan ikhtisar kepada

siswa lain.

Gunakan salah satu dari pertanyaan berikut untuk memandu pekerjaan mereka:

Apa topik utama yang telah kita bahas?

Apa sajakah poin-poin utama yang dikemukakan dalam pelajaran hari ini?

Apa pengalaman yang kalian dapatkan dan manfaat apa yang kalian dapatkan darinya?

Gagasan atau saran apakah yang kalian dapatk dari pelajaran ini?

4. Perintahkan kelompok untuk saling berbagi ikhtisar mereka. Beri tepuk tangan atas usaha

mereka.

VARIASI

1. Siapkan garis-garis besar topik hari ini dan perintahkan siswa untuk mengisi rincian dari

hal-hal yang telah dibahas.

2. Perintahkan siswa untuk melagukan ikhtisar itu. Perintahkan mereka supaya menggunakan

irama dari lagu-lagu yang sudah dikenal atau cobalah perintahkan mereka untuk membuat

lagu rap berisi ikhtisar pelajaran.

Page 97: 140 plus metode active learning

86. Tinjauan Ala Permainan Bingo

URAIAN SINGKAT

Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah siswa pelajari

selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan format permainan Bingo.

PROSEDUR

1. Susunlah sejumlah angka 24 atau 25 pertanyaan tentang materi pelajaran anda yang bisa

dijawab dengan beberapa contoh istilahnya:

Angka penyebut yang paling sedikit

Hieroglifik

Inflasi

Otokrasi

Database

Hokum Hamurabi

Byte

Impresionisme

Alegori

Fotosintesa

Bilangan urutan

Skizofrenia

Klausa pengendalian

Anda juga dapat menggunakan nama, sebagai alternative dari istilah. Berikut adalah

beberapa conotohnya:

Feud

Copernicus

Caesar

Blake

Roosovelt

Marco Polo

Joan Arc

Dewey

Pasteur

Van Gogh

Cuirie

Chaucer

Russel

Ailey

2. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Label tiap tumpukan dengan huruf B-I-N-G-

O. kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu-kartu ini mesti mirip sesuai dengan kartu Bingo

biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5X5 (celah tengah

Page 98: 140 plus metode active learning

"Kosong.")

3. Bacalah sebuah pertanyan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa memiliki

angkanya dan dia dapat. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah

deretan (baik vertikal, horizontal, maupun diagonal). siswa tersebut boleh meneriakkan

"Bingo." Permainan dapat diteruskan hingga ke25 celah tersebut terisi.

VARIASI

1. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan

Bingo.

2. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan istilah utama (plus sel

"kosong" di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan, jika siswa yakin bahwa

salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan pertanyaan tersebut, dia bisa

menuliskan nomor pertanyaannya di sampingnya.

87. Tinjauan ala Permainan Hollywood Squares

URAIAN SINGKAT

Strategi peninjauan ini didasarkan pada tayangan kuis TV yang pernah propuler

“Hollywood Squares."

PROSEDUR

1. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan dua atau tiga pertanyaan yang terkait dengan

mata pelajaran. Pertanyaannya bisa dalam format pilihan ganda, benar/ salah. atau isian.

2. Kumpulkan pertanyaan. Jika anda menghendaki, tambahkan beberapa pertanyaan dari

anda sendiri.

3. Simulasikan format tayangan permainan tic-tac-toc yang digunakan dalam Hollywood

Squares. Tatalah tiga kursi di depan kelas. Perintahkan tiga siswa untuk duduk di lantai di

depan kursi, tiga duduk di kursi dan tiga lagi berdiri di belakangnya.

4. Berikan kepada sembilan "selebriti" itu sebuah kartu dengan tanda X tercetak di satu sisi

dan di sisi lain untuk ditempelkan ke tubuh mereka bila pertanyaannya berhasil dijawab.

5. Perintahkan dua siswa untuk bertugas selaku kontestan. Kontestan memilih anggota dari

"celebrity square" untuk menjawab pertanyaan permainan.

6. Ajukan pertanyaan kontestan secara bergiliran kontestan menjawab dengan "setuju" atau

"tidak setuju”' kepada tanggapan panel manakala mereka membentuk tic-tac-toc.

7. Siswa lain yang tidak terlibat dalam permainan diberi kartu yang menyatakan "setuju" di

satu sisi dan "tidak setuju" di sisi lain untuk diberikan kepada kontestan untuk membantu

mereka dalam membuat keputusan.

VARIASI

Page 99: 140 plus metode active learning

1. Lakukan rotasi pada para "selebriti" itu.

2. Pasangkan siswa. Perintahkan mereka untuk bermain tic-tac-toc kepada satu sama lain,

berdasarkan kemampuan mereka untuk menjawab pertanyaan tinjauan anda.

Penilaian Sendiri

Akhir mid semester, akhir semester, atau akhir mata pelajaran merupakan waktu untuk

melakukan perenungan. Apa yang telah saya pelajari? Apa yang sekarang saya yakini?

Apa saja ketrampilan saya? Apa saja yang perlu diperbaiki? Menyediakan waktu untuk

penilaian diri memberi siswa kesempatan untuk mengkaji apa yang bisa ia dapatkan dari

pelajaran. Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara-cara terstruktur untuk

meningkatkan jenis penlialan diri ini. Itu semua merupakan penutup pelajaran yang

memberi makna bagi pengalaman siswa

88. Mempertimbangkan Kembali

URAIAN SINGKAT

Salah satu cara paling efektif untuk mendisain sebuah unit atau materi pelajaran adalah

dengan meminta siswa mengemukakan pandangan mereka tentang topik pelajaran

semenjak awal dan kemudian menilai kembali pandangan ini pada akhir pelajaran. Ada

beberapa cara untuk melakukan bentuk pertimbangan kembali ini.

PROSEDUR

1. Pada awal dari sebuah unit atau mata pelajaran. perintahkan siswa untuk mengungkapkan

pendapat mereka tentang topik pelajaran. Sebagai contoh, tanyakanlah tentang:

Apa yang menjadikan _____ efektif (misalnya, tugas akhir)

Apa manfaat dari sebuah __ (konstitusi)

Apa saran yang hendak mereka berikan untuk menjadi _____ (misalnya aktor yang

lebih baik)

Gunakan salah satu dari format berlkut:

Diskusi kelompok

Kuesioner

Debat pembuka

Pernyataan tertulis

2. Pada akhir dari mata pelajaran, perintahkan siswa untuk kembali mengemukakan pendapat

mereka.

3. Tanyakan kepada siswa apakah pandangan mereka masih sama ataukah sudah berubah.

VARIASI

1. Diskusikan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan pandangan.

Page 100: 140 plus metode active learning

2. Mulailah pelajaran dengan sebuah latihan yang meminta siswa menuliskan situasi saat ini

di mana mereka tidak begitu terampil atau tahu banyak sebagaimana mereka nantinya

(setelah mengikuti pelajaran). Akhirilah pelajaran dengan sebuah latihan yang meminta

siswa menanyakan pada diri sendiri bagaimana mereka akan mengatasi situasi secara lebih

efektif di waktu mendatang.

89. Keuntungan dari Investasi Anda

URAIAN SINGKAT

Pendekatan ini meminta siswa untuk menilai apakah mereka akan mendapatkan manfaat

dari pelajaran. Pendekatan ini menempatkan mereka dalam posisi "memiliki" harapan

terhadap apa yang mereka pelajari, bukan hanya sekadar mengikuti pelajaran.

PROSEDUR

1. Pada awal pelajaran, perintahkan siswa untuk menuliskan apa yang bisa mereka dapatkan

dari pelajaran.

Berikut adalah beberapa cara untuk menyusun latihan ini:

Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi, tujuan belajar mereka atas

pelajaran ini.

Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi apa saja yang menurut mereka

sulit atau tidak menarik pada pelajaran ini.

Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi cara-cara yang bisa mereka

gunakan untuk memanfaatkan apa yang mereka pelajari.

2. Meluangkan waktu secara berkala bagi siswa untuk membaca pernyataan awal mereka dan

mempertimbangkan nilai-nilai apa yang selama ini mereka dapatkan dari pelajaran

tersebut.

3. Pada akhir penyajian materi, akhir semester, atau akhir pelajaran, perintahkan siswa untuk

menilai apakah investasi waktu dan usaha mereka di kelas ada manfaatnya jika ditinjau

dari apa yang menjadi harapan mereka pada awal pelajaran.

4. Mintalah umpan balik dari siswa.

VARIASI

1. Buatlah sebuah pajangan berisi tujuan siswa agar mereka dapat mencocokkannya dengan

mudah selama berlangsungnya pelajaran.

2. Perintahkan siswa untuk membuat penyajian materi yang menjelaskan apa yang mereka

dapatkan dari investasi mereka dalam mengikuti pelajaran. Sebagai contoh, seorang siswa

yang merasa bahwa pelajaran yang ia ikuti memiliki manfaat mungkin akan

mengungkapkan bahwa dia mendapatkan keuntungan sebesar 75 persen dari investasi

mereka.

Page 101: 140 plus metode active learning

90. Galeri Belajar

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan suatu cara untuk menilai, mengingat apa yang telah siswa pelajari

selama ini.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga empat orang.

2. Perintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang didapatkan oleh pada

anggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti. Hal itu boleh jadi mencakup yang berikut

ini:

Pengetahuan baru

Ketrampilan baru

Peningkatan dalam bidang ketrampilan__________(misalnya pemrograman)

Minat baru di bidang __________(misalnya sastra)

Percaya diri dalam ___________(misalnya, berbicara bahasa Jerman)

Kemudian perintahkan mereka untuk membuat sebuati daftar pada kertas lebar berisi hasil

"pembelajaran" ini. Perintahkan mereka untuk memberi judul atau menamai daftar itu

"Hal-hal Yang Kita Dapatkan."

3. Tempelkan daftar tersebut pada dinding.

4. Perintahkan siswa untuk berjalan melewati tiap daftar. Perintahkan agar tiap siswa

memberikan tanda centang di dekat hasil belajar yang juga dia dapatkan pada daftar selain

dari daftarnya sendiri.

5. Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang paling umum didapatkan. Jelaskan

sebagian hasil pembelajaran yang tidak biasa atau tidak diduga-duga.

VARIASI

1. Jika jumlah siswanya memungkinkan, perintahkan tiap siswa untuk

membuat daftarnya sendiri.

2. Sebagai alternatif dari pembuatan daftar berisi 'hasil pembelajaran'.

perintahkan siswa untuk membuat daftar "pengingat"—yang berisi gagasan atau saran

yang diberikan selama pelajaran yang menurut siswa layak untuk diingat untuk diterapkan

di kemudian hari.

91.Penilaian-Diri secara Fisik

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini serupa dengan Aktivitas 66, "Penilaian Diri Aktif." Dengan menggunakannya

pada akhir pelajaran siswa dapat menilai seberapa banyak yang mereka pelajari atau

Page 102: 140 plus metode active learning

mengubah pendirian yang dia punyai sebelum mengikuti pelajaran.

PROSEDUR .

1. Buatlah satu atau beberapa pernyataan yang menilai perubahan pada siswa. Contohnya

meliputi:

Saya berubah pendirian tentang _________lantaran mengikuti pelajaran ini.

Saya mengalami peningkatan ketrampilan di bidang__________

Saya mempelajari informasi dan konsep baru

2. Sisihkan meja atau kursi ke samping ruangan dan perintahkan siswa untuk berdiri di

bagian belakang ruangan.

3. Buatlah skala penilaian angka dari 1 hingga 5 pada papan tulis atau dengan menempelkan

skala angka itu di dinding.

4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sebuah pernyataan kepada siswa. Setelah

mendengarkan masing-masing pernyataan, siswa harus berdiri di depan angka skala

penilaian yang paling cocok dengan penilaian-dirinya. Gunakan skala yang berikut ini:

1 = sangat tidak setuju

2 = tidak setuju

3 = ragu-ragu

4 = setuju

5 = sangat setuju

Manakala tiap pernyataan dibacakan, siswa harus beranjak ke tempat di dalam ruangan itu

yang paling cocok dengan penilaian diri mereka. Sarankan siswa untuk menilai diri

mereka secara realistis. Kemukakan bahwa beberapa faktor dapat menciptakan sedikit

perubahan atau samasekali tidak, Faktor-faktor itu meliputi tingkat pengetahuan atau

ketrampilan sebelumnya. kebutuhan akan latlhan atau waktu yang lebih banyak, dan

sebagainya.

5. Setelah terbentuk barisan di depan berbagai posisi, perintahkan siswa untuk berbagi alasan

mengapa mereka memilih penilaian itu. Garis bawahi kejujuran mereka.

6. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain, perintahkan setiap siswa yang ingin

mengubah posisi angka mereka pada skala tersebut untuk melakukannya.

VARIASI

1. Gunakan penilaian sendiri dengan menggunakan alat tulis sendiri sebagai alternatif dari

pemberian latihan secara terbuka.

2. Perintahkan siswa untuk berbaris guna mengetahui seberapa banyak yang setuju dengan

tiap pernyataan. Tehnik ini, yang disebut "garis-lurus fisik," memaksa siswa untuk

mendiskusikan satu sama lain aoa yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka

mengalami perbahan manakala mereka menempatkan diri pada anak posisi yang mereka

kehendaki pada garis lurus fisik tersebut.

92. Mozaik Penilaian

Page 103: 140 plus metode active learning

URAIAN SINGKAT

Latihan ini menggunakan kegiatan membuat gambar mozaik yang memungkinkan siswa

menilai diri mereka dengan cara yang kreatif.

PROSEDUR

1. Kumpulkan beberapa rnajalah. Sediakan gunting, spidol, dan lem (atau isolasi) bagi siswa.

2. Perintahkan siswa untuk membuat sebuah mozaik yang menunjukkan apa yang telah

mereka pelajari dan/ atau bagaimana perubahan yang mereka alami setelah mengikuti

pelajaran.

3. Buatlah saran-saran berikut:

Guntinglah kata-kata dari iklan majalah yang menjelaskan pandangan. ketrampilan,

atau pengetahuan kalian.

Tempelkan gambar visual yang secara grafis menjelaskan apa saja yang telah kalian

capai.

Gunakan spidol untuk memberi nama mozaik tersebut dan untuk memberi tambahan

penjelasan gambar versi kalian sendiri.

Buatlah sebuah galeri mozaik penilaian. Perintahkan siswa untuk mengunjungi hasil-

hasilnya dan memberi komentar tentang mozaik yang dipajang.

VARIASI

1. Buatlah mozaik tim ebagai alternatfi dari mozaik perseorangan

2. Sebagai laternatif dari pembuatan mozaik, perintahkan siswa untk membuat “perisai” atau

“rompi tentara” yang ditempeli stiker berisi hal-hal yang mereka capai.

Perencanaan Masa Depan

Pada akhir dari pelajaran yang menampilkan kegiatan belajar aktif, siswa biasanya akan

bertanya. "selanjutnya bagairnana?" Keberhasilan belajar aktif benar-benar terukur oleh

cara menjawab pertanyaan itu—yakni, bagaimana hal-hal yang telah dipelajari di kelas

mempengaruhi apa yang akan dilakukan siswa di masa mendatang. Strategi-strategi yang

berikut ini dirancang untuk mendukung perencanaan masa depan. Sebagian di antaranya

merupakan teknik yang cukup cepat yang bisa anda gunakan bila waktunya terbatas.

Sebagian lain memerlukan lebih banyak waktu dan komitmen namun akan membuahkan

hasil yang lebih balk.

93. Tetaplah Belajar

URAIAN SINGKAT

Strategi ini memungklnkan siswa menemukan cara-cara untuk terus mempelajari mata

pelajaran yang anda ajarkan.

Page 104: 140 plus metode active learning

PROSEDUR

1. Kemukakan harapan anda agar siswa tidak berhenti belajar hanya karena pelajaran telah

berakhir.

2. Kemukakan kepada siswa bahwa ada banyak cara bagi mereka untuk terus belajar secara

mandiri.

3. Tunjukkan bahwa salah satu caranya adalah dengan membuat daftar berisi gagasan mereka

sendiri untuk "terus mempelajari."

4. Buatlah sub-sub kelompok. Perintahkan tiap sub kelompok untuk mencetuskan gagasan.

Berikut adalah beberapa saran umum:

Carilah artikel majalah, koran dsb, yang terkait dengan mata pelajaran.

Ambil cara lain dalam bidang pelajaran yang sama.

Buatlah daftar bacaan masa mendatang.

Baca kembali buku dan tinjaulah catatan yang dibuat selama pelajaran.

Ajarkan sesuatu yang kalian pelajari kepada siswa lain.

Cari pekerjaan atau tugas yang mengguankan ketrampilan yang telah kalian pelajri

5. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan perintahkan tiap sub

kelompok untuk berbagi gagasan terbaiknya.

VARIASI

1. Siapkan terlebih dahulu, sebuah daftar saran bagi siswa. Perintahkan mereka untuk

memeriksa saran-saran yang dicmggap cocok bagi mereka.

2. Kirimi siswa gagasan untuk memperpanjang pembelajaran mereka beberapa minggu

setelah pelajaran berakhir.

94. Stiker yang Sangat Lengket

URAIAN SINGKAT

Strategi yang menyenangkan ini memungkinkan siswa untuk membuat pengingat, yang

mengingatkan mereka supaya menggunakan apa yang telah mereka pelajari. Mereka mesti

menempelkannya pada bagian-bagian yang permukaannya rata (kulkas, pintu, meja dsb).

PROSEDUR

1. Perintahkan siswa untuk membuat stiker imajiner yang dapat dilekatkan pada mobil yang

isinya mengiklankan sebagai berikut:

Satu hal yang mereka pelajari di kelas ("Pengamatan merupakan dasar dari semua ilmu

pengetahuan"

Pemikiran utama atau penggalan saran yang akan mereka ingat untuk memandu

mereka di masa mendatang ("Gunakan kalimat topik")

Langkah pemraktikan yang akan mereka ambil kelak ("Baca-baca dulu materinya

sebelum kau membacanya secara serius")

Pertanyaan untuk diajukan ("Apa sih yang menjadi tujuan saya?")

Page 105: 140 plus metode active learning

2. Perintahkan siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka seringkas mungkin.

Perintahkan mereka untuk merumuskan kemungkinkan sebelum menentukan pilihan.

Doronglah mereka untuk mendapatkan reaksi siswa lain atas gagasan mereka. Mereka bisa

mencontoh tulisan pada stiker yang sudah terkenal. misalnya "Berani Berbuat, Berani

_____," atau slogan iklan misalnya Tidak ada _____''yang mampu menandinginya.”

3. Sediakan materi dan perlengkapan untuk membuat stiker seatraktif mungkin.

4. Buatlah galeri pajangan stiker. Pastikan bahwa siswa membawa pulang stiker mereka

untuk dipajang di tempat yang menurut mereka cocok.

VARIASI

1. Berikan kepada siswa stiker buatan anda sendiri untuk mereka bawa pulang.

2. Perintahkan siswa untuk merumuskan ide tulisan stiker pada kartu indeks. Kumpulan

kartu-kartu tersebut dan bagikan kepada seluruh kelompok. Perintahkan tiap siswa untuk

memilih tiga ide dari siswa lain yang cocok dengan mereka.

95. Dengan Ini Saya Tetapkan Bahwa...

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi yang banyak dipraktikan untuk mendapatkan komitmen terhadap

penerapan atas apa yang telah dipelajari di kelas. Strategi Ini juga merupakan cara yang

balk untuk membantu siswa mengingat pelajaran yang telah lama berlalu.

PROSEDUR

1. Perintahkan siswa untuk mengatakan kepada anda apa yang mereka dapatkan dari

pelajaran. Catat pikiran mereka dan pajanglah dalam bentuk daftar campuran.

2. Berikan kepada siswa selembar kertas kosong dan sehelai amplop.

3. Perintahkan mereka untuk menulis aendiri sepucuk surat yang mengindikasikan apa yang

mereka (secara pribadi) telah atau terus pelajari dari mata pelajaran dengan cara mereka

sendiri. Sarankan agar mereka memulal surat dengan kata-kata "Dengan ini saya tetap kan

bahwa."

4. Katakan pada mereka bahwa surat itu bersifat rahasia. Perintahkan mereka untuk

memasukkannya ke dalam amplop. Alamatkan pada diri sendiri, dan kemudian amplopnya

dilem.

5. Perintahkan siswa untuk menyertakan catatan pada amplop yang menyebutkan kapan

mereka ingin mengirimkannya ke alamat mereka sendiri. Janjikan untuk mengirim surat

itu, kepada siswa bila mereka memintanya.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari memerintahkan siswa untuk mengirim surat ke alamat sendiri,

Page 106: 140 plus metode active learning

sarankan mereka untuk menulis kepada orang lain, yang menunjukkan keputusan dan

permintaaan dukungan mereka.

2. Setelah satu bulan kirimkan sepucuk surat kepada siswa yang isinya adalah ikhtisar pokok-

pokok pelajaran. Doronglah mereka untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari.

Sarankan beberapa cara untuk terus mempelajari mata pelajaran

96. Kuesioner Lanjutan

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi yang cerdik untuk meningkatkan kesadaran siswa akan pelajaran

setelah larna berakhir. Strategi Ini juga berfungsi sebagai cara untuk tetap berhubungan

dengan siswa.

PROSEDUR

1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda hendak mengirimi mereka kuesioner lanjutan satu

bulan mendatang. Kuesioner itu dimaksudkan untuk (1) membantu mereka mengevaluasi

apa yang telah mereka pelajari dan seberapa bagus capaian mereka dan (2) memberi anda

umpan balik

2. Katakan kepada mereka untuk mengisi kuesioner demi kebaikan mereka sendlri.

Perintahkan mereka untuk mengemballkan kuesioner itu kapan saja mereka meng-hendaki.

3. Ketika anda menyusun kuesioner, pertimbangkan beberapa saran berikut ini:

Usahakan agar nada pertanyaannya informal dan ramah.

Campurkan pertanyaan-pertanyaannya agar pertanyaan yang paling mudahlah yang

lebih dahulu diisi. Gunakan format semisal cheklist. skala penilaian, kalimat tak

lengkap, dan esai pendek.

Tanyakan tentang apa yang paling mereka ingat, ketrampilan apa yang sekarang

mereka terapkan, dan keberhasllan apa yang telah mereka capai.

Tawarkan kepada siswa peluang untuk bertanya kepada anda tentang persoalan dan

cara penerapannya.

Berikut adalah contohnya:

Setelah berpartisipasi dalam sebuah pelajaran "Komunikasi Asertif," siswa diberikan

kuesioner lanjutan seperti misal:

Halo! Bagamana kabarnya? Saya harap kalian memiliki kesempatan untuk menerapkan

ketrampilan. komunikasi asertif kalian. Seperti saya janjikan, saya mengirimi kalian

kuesioner ini guna. membantu kalion meninjau ulang dan menilai kemampuan kalian

untuk memantapkan diri dalam mencapai tujuan kalian. Dengan mengirimkan kembali

kuesioner ini kepada. saya, kalian juga akan membantu saya mengevaluasi pengaruh dari

pelayanan yang saya ajarkan. Terima kasih!

1. Peringkatkanlah situasi-situasi berikut ini berdasar-kan urutan kesulitannya menurut

kalian pada skala dari 1 (sangat tidak sulit) hingga 5 (amat sangat sulit).

Page 107: 140 plus metode active learning

_______Mengatakan "Tidak" tanpa meminta maaf.

_______Memulal percakapan.

_______Mencurahkan perasaaan secara jujur.

_______Bersikap menyakinkan.

_______Menghadapi orang yang sangat sulit.

2. Indikaslkan tingkat kesulitan yang kalian imliki dalam situasi berikut ini:

Berbicara dengan lawan jenis _____ _____ _____

Mendlsipllnkan anak Berbicara di telepon _____ _____ _____

Meminta kenaikan gaji _____ _____ _____

Berbicara dalam kelompok _____ _____ _____

Menolak tawaran sales _____ _____ _____

Mengembalikan makanan di sebuah restoran _____ _____ _____

3. Jelaskan dengan singkat situasi saat Ini. di mana Italian bertindak secara tegas:

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

4. Jelaskan situasi terkini dimana kalian tidak bertindak tegas dan menyesalinya

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

5. Lengkapilah pernyataan berikut ini:

______ Tolong Telepon saya. Saya mengalami kesulitan dengan _____

______ Semuanya baik-baik saja kok. Tidak perlu menelpon saya.

VARIASI

1. Kirimkan materi lanjutan yang mungkin menarik bagi siswa.

2. Sebagai alternatif dari pengalaman kuesioner, wawancarailah siswa via telepon atau secara

empat mata. Gunakan sampel kecil jika jumlah siswanya banyak.

97. Berpegang Erat

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan sebuah prosedur di mana siswa membuat komitmen serius untuk

menerapkan apa yang telah mereka pelajari.

PROSEDUR

1. Perintahkan siswa untuk mengisi formulir lanjutan pada akhir pelajaran. Formulir itu berisi

pernyataan-pernyatan semisal bagaimana mereka berencana menerapkan apa yang telah

mereka pelajari atau untuk terus mempelajari lebih banyak tentang mata pelajaran yang

telah mereka ikuti. Berikut adalah formulir sampelnya.

Page 108: 140 plus metode active learning

Formulir Perencanaan Masa Depan

Jelaskan bagaimana kalian berencana menerapkan pelajaran ini dan katakan kapan dan

bagaimana kalian berencana menerapkannya. Berikan penjelasan secara rinci.

A. Situasi _______________________________________________________

_____________________________________________________________

Rencana yang akan saya terapkan _________________________________

_____________________________________________________________

B. Situasi _______________________________________________________

_____________________________________________________________

Rencana yang akan saya terapkan _________________________________

_____________________________________________________________

Jelaskan apa yang ingin kalian lakukan untuk terus mempelajari (sisipkan nama

pelajaran):

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

2. Bila formulir itu sudah lengkap, berltahu siswa bahwa lembar perencanaan masa depan

mereka akan dikirim kepada mereka dalam tiga atau empat minggu. Pada selang waktu

sebelum itu, mereka dikirimi instruksi lanjutan berikut ini:

Silahkan tinjau lembar perencanaan masa depan kalian. Tempatkan huruf A di dekat

rencana-rencana yang telah berhasil kalian terapkan. Tempatkan huruf B di samping

rencana-rencana yang tengah kalian kerjakan penerapannya. Tempatkan huruf C di dekat

rencana-rencana yang belum dapat kalian realisasikan. Jelaskan kendala apa saja yang

menghalangi penerapan rencana kalian.

VARIASI

1. Perintahkan siswa untuk berbagi rencana masa depan mereka dengan seorang yang bisa

memberi saran. Sarankan agar mereka secara bersama menyusun rencana Itu untuk

membantu siswa agar "tetap menjadikannya pegangan."

2. Cantumkan dukungan pemberi saran atas rencana ini dalam sebuah daftar sebelum pelajaran

dimulai.

Page 109: 140 plus metode active learning

Ucapan Perpisahan

Pada umumnya, siswa mengalami rasa kedekatan dengan teman sekelas. Ini terjadijika

siswa ainbll bagian dalaiii keglatan belajar aktif. Mereka perlu mengucap-kan perpisahan

satu sama lain dan rnengungkapkan penghargaan mereka atas dukungan dan dorongan

yang diberikan satu sama lain selama mengikuti pelajaran. Ada banyak cara untuk

membantu menyemarakkan suasana perpisahan ini. Strategi-strategi yang berikut Ini

cukup baik untuk diterapkan;

98. Papan Scrabble Perpisahan

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan tehnik yang memungkinkan siswa untuk berkumpul bersama pada akhir

pelajaran dan mengenang apa yang telah mereka alami bersama. Ini dilakukan dengan

membuat papan scrabble raksasa.

PROSEDUR

1. Buatlah pajangan besar dengan judul mata pelajaran yang diajarkan. Gabungkan kata-kata

di dalam judul jika ada lebih dari satu kata. Sebagai contoh, "Sejarah Kuno" menjadi

sejarah kuno.

2. Berikan spidol kepada siswa. Jelaskan, bila perlu, cara membuat kata-kata dengan sistem

scrabble, dengan menggunakan judul yang dipajang sebagai pangkal katanya.

Pertimbangkan cara-cara pembentukan kata berikut ini:

Secara mendatar atau menurun

Dimulai dengan. diakhiri dengan, dan disisipi dengan huruf apa saja yang sudah

tersedia.

Namun demlkian, ingatkan siswa bahwa mereka tidak boleh menggabungkan dua kata

haru ada spasi antara keduanya. Gunakan nama atau ejaan yang benar.

3. Tetapkan batas waktunya dan perintahkan siswa untuk membuat kata-kata kunci sebanyak

yang mereka bias yang berkaitan dengan mata pelajaran atau pengalaman belajar yang

telah mereka jalani.

4. Sarankan supaya mereka membuat pembagian kerja agar sebagian siswa melakukan

pencatatan dan sebgia lain mencari kata-kata baru.

5. Ucapkan kata "Mulai" dan perintahkan siswa untuk menghitung kata-kata dan berikan

tepuk tangan meriah sebagai penghargaan atas catatan visual yang menarik yang berisi

pengalaman mereka

VARIASI

1. Jika ukuran kelompok tidak memungkinkan atau cukup menyulitkan untuk aktivitas ini,

Page 110: 140 plus metode active learning

bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok yang masing-masing membuat papan Scrabble.

Tampilkan hasilnya bersama dan hitunglah jumlah total kata-kata yang dihasilkan oleh

seluruh siswa.

2. Sederhanakan aktivitas itu dengan menulis judul pelajaran secara menurun dan meminta

siswa menulis (secara mendatar) sebuah verba, ajektiva, atau kata benda yang mereka

kaitkan dengan judul itu dan berawal dari masing-masing huruf dalam judul tersebut

99. Menjalin Hubungan

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan sebuah kegiatan yang secara simbolik menggambarkan sebuah pelajaran

yang sudah hampir diakhiri. Aktivitas ini terutama cocok bila siswa telah memiliki

hubungan erat satu sama lain.

PROSEDUR

1. Gunakan seutas benang untuk menghubungkan siswa, dalam artian harfiah maupun

simbolis.

2. Perintahkan semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Mulailah prosesnya

dengan menyatakan secara singkat apa yang anda alami selama memberikan pelajaran.

3. Dengan memegang ujung benang, lemparkan bundelannya kcpada seorang siswa di sisi

lain dari lingkaran itu. Perintahkan siswa tersebut untuk menyatakan secara singkat apa

yang dia alami sebagai hasil dari keikutsertaannya dalam pelajaran ini. Kemudian

perintahkan siswa itu untuk memegang benang dan melemparkan bundelannya kepada

siswa lain.

4. Perintahkan tiap siswa untuk mengambil giliran menerima bundelan, berbagi pemikiran,

dan melemparkan benang, terus memegang bagian yang menyakitkan dirinya. Formasi

yang dihasilkan adalah sebuah jaring benang yang mengkaitkan setiap anggota kelompok.

Beberapa komentar yang dapat diungkapkan meliputi:

Saya senang bisa mengenal teman sekelas secara pribadi.

Saya merasa bisa bersikap terbuka dan jujur disini

Saya mendapatkan kegembiraan di kelas ini.

Saya mulai memikirkan cara-cara untuk mempraktikkan apa yang telah saya pelajari.

Kita semua adalah kelompok besar!

5. Lengkapi aktivitas itu dengan menyatakan bahwa program ini bermula sebagai

pengumpulan individu yang mau menjalin hubungan dan belajar satu sama lain.

6. Putuskan benang menggunakan gunting agar tiap siswa, kendati datang secara individual,

memegang bagian dan siswa lain. Ucapkan terirna kasih kepada siswa atas minat, gagasan,

Page 111: 140 plus metode active learning

waktu dan usaha mereka.

VARIASI

1. Perintahkan tiap siswa untuk mengungkapkan rasa penghargaannya kepada siswa yang

mengulurkan benang kepadanya.

2. Sebagai altematif dari penggunaan benang, lemparkan atau overkan sebuah bola atau

benda serupa itu. Perintahkan tiap siswa untuk menerima bola, kemudian dia boleh

mengungkapkan ucapan perpisahan.

100. Foto Bersama

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan aktivitas yang mengakui sumbangsih dari setiap siswa sembari mengenang

seluruh teman sekelas.

PROSEDUR

1. Kumpulkan seluruh siswa untuk diambil fotonya secara bersama. Sebaiknya dibuatlah

minimal tiga deret siswa—deret pertama jongkok di lantai, deret kedua duduk di kursi, dan

deret ketiga berdiri di belakang kursi. Ketika anda akan mengambil gambar, ucapkanlah

kata-kata perpisahan anda. Tekankan betapa kegiatan belajar aktif sangat bergantung pada

dukungan dan keterlibatan siswa. Ucapkan terima kasih kepada siswa atas keikutsertaan

mereka demi keberhasilan pelajaran.

2. Selanjutnya, perintahkan salah satu siswa untuk meninggalkan kelompok dan menjadi

"fotografer". (Opsional: Perintahkan tiap peserta untuk sekadar nadir dan melihat gambar

terakhir seluruh teman sekelas.)

3. Jika jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu besar, perintahkan tiap siswa untuk berbagi

pendapat terakhir mereka dengan kelompok. Perintahkan kelompok untuk memberi tepuk

tangan kepada siswa itu atas kontribusinya bagi kelas.

4. Bila filmnya sudah dicetak, berikan tiap anggota masing-masing satu foto berisi seluruh

anggota kelas.

VARIASI

1. Gunakan sesi foto bersama sebagai kesempatan untuk meninjau beberapa inti pelajaran.

2. Sebagai alternatif dari membuat kenangan perpisahan bersama, perintahkan siswa untuk

menulis pendapat akhir pada selembar kertas dan menempelkannya di dinding.

101."Ujian Akhir"

URAIAN SINGKAT

Page 112: 140 plus metode active learning

Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk mengenang kegiatan yang berlangsung

dalam kelas.

PROSEDUR

1. Beri siswa kertas kosong dan katakan kepada mereka inilah saatnya "ujian akhir".

Usahakan agar mereka tegang menghadapi ujian akhir.

2. Katakan kepada mereka bahwa tugas mereka adalah menulis secara urut banyaknya

aktivitas belajar yang telah mereka jalani di kelas. (Sampai di sini, kemukakan bahwa ini

merupakan tantangan yang menyenangkan yang tidak akan dinilai).

3. Setelah setiap siswa selesai (atau menyerah!) buatlah daftar kegiatan belajar yang

merupakan campuran dari seluruh siswa. Lakukan penyesuaikan sampai daftar urutan

kegiatan itu benar.

4. Berdasarkan daftar kegiatan belajar yang dipajang, perintahkan siswa untuk mengenang

pengalaman-pengalaman tersebut, mengingat saat-saat menyenangkan, saat bekerjasama,

dan berbagi pendapat.

5. Adakan diskusi agar acara mengenang kembali itu menghadirkan semacam suasana

perpisahan yang nuansa emosionalnya kuat bagi seluruh siswa.

VARIASI

1. Sediakan daftar kegiatan dari awal pelajaran. Segeralah memulai diskusi mengenang

seluruh kegiatan kelas.

2. Sebagai alternatif dari pemfokusan pada kegiatan, fokuskan latihan pada "saat-saat untuk

dikenang." Biarkan siswa menginterpretasikan kata-kata ini. Ini dapat menciptakan

kenangan yang penuh tawa dan nostalgia bagi seluruh kelas.

102. Pengajaran Berbasis Masalah

Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu pandekatan

pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa

untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam

situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Menurut

Ibrahim dan Nur (2000: 2)), “Pengajaran berbasis masalah dikenal dengan nama lain

seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek), Experienced-Based Education

(Pendidikan berdasarkan pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentik), dan

Achoered Instruction (Pembelajaran berakar pada kehidupan nyata)”.

Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah,

Page 113: 140 plus metode active learning

mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran berbasis

masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang

memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran

berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan

bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan

penyelidikan dan ikuiri.

1. Ciri-cirinya

Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba

menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.

a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.

Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-prinsip atau

keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah

mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-

duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka

mengajukan situasi kehidipan nyata yang autentik, menghindari jawaban

sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran

tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih

yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari

banyak mata pelajaran.

c. Penyelidikan autentik.

Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik

untuk mencari pemecahan masalah nyata. Mereka harus menganalisasi dan

mendefinisikan masalah, mengembankan hipotesis dan membuat ramalan,

mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika

diperlukan), membuat iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,

metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang sesdang

dipelajari.

d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.

Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu

Page 114: 140 plus metode active learning

dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau

mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat

berupa transkrip debat, laporan, model fisik, video atau program computer

(Ibrahim & Nur, 2000:5-7).

Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama lain

(paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja sama

memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks

dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk

mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.

2. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar

Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan

informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis masalah

dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,

pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran

orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan

menjadikan pembelajar yang otonom dan mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan

itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur (2000:7-12) berikut ini.

a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah

Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara seseorang berpikir.

Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses berpikir? Apakah

keterampilan berpikir itu dan terutama apakah keterampilan berpikir itu?

- Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi,

klasifikasi, dan penalaran.

- Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa) objek

nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk

menemuan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu untuk

menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan

simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang

didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.

- Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai

kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.

Page 115: 140 plus metode active learning

Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan penjelasan

sebagai berikut:

- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan yang tidak

sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.

- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya tidak dapat

diamati dari satu sudut pandang.

- Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi, masing-masing

dengan keuntungan dan kerugian.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang

berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya kriteria, yang

kadang-kadang bertentangan satu sama lain.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang proses

berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi pada seseorang

jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan struktur pada

keadaan yang tampaknya tidak teratur.

- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental besar-

besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang

dibutuhkan.

Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan seperti

pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini berarti

bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks.

Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat berpikir

tentan berpikir. Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu

juga bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang. Sebagai contoh, proses

yang kita gunakan untuk memikirkan matematika berbeda dengan proses yang kita

gunakan untuk memikirkan puisi. Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan

ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan

nyata. Karena hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat

Page 116: 140 plus metode active learning

tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang

dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret. Keterampilan

proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan, dan

kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat

mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan pengajaran berbasis masalah.

a. Pemodelan Peran Orang Dewasa

Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana pengajaran berbasis

masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan

belajar tentang pentingnya peran orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran

berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas mental di luar sekolah sebagaimana

yang diperankan oleh orang dewasa.

1. Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang. Hal

tersebut mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga

secara bertahap siswa dapat memahami peran penting dari aktivitas mental

dan belajar yang terjadi di luar sekolah.

2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan

sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan

fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena

tersebut.

b. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri

Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajar

yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan

mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap

masalah nyata oleh mereka sendiri. Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan

tugas-tugas mereka secara mandiri dalam hidupnya.

3. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah

Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama yang

dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri

dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.

Tabel 2.1. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah

Page 117: 140 plus metode active learning

Tahapan Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan

logistic yang dibutuhkan,

memotivasi siswa agar terlibat

pada aktivitas pemecahan

masalah yang dipilihnya

Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubugnan dengan

masalah tersebut

Tahap 3

Membimbing penyelidikan individual

dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informsi yang

sesuai, melaksanakan

eksperimen, untuk mendapatkan

penyelasan dan pemecahan

masalahnya.

Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya

Guru membantu siwa

merekncanakan dan menyiapkan

karyayang sesuai seperti

laporan, video, dan model serta

membantu mereka berbagai

tugas dengan temannya.

Tahap 5

Menganalisa dan mengevaluasi proses

pemecahan maslah

Guru membantu siswa melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-

proses yang mereka gunakan.

4. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen

Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang dibutuhkan

dalam pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati kelompok kecil dalam

pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan system manajemen dalam pengajaran

berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan

peranan siswa yang aktif. Meskipun guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran

yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di

sekitar pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat.

Lingkungan belajar menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang ditekankan.

Page 118: 140 plus metode active learning

103. Metode Demonstrasi

Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana guru

melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan

hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi

oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, siswa tidak melakukan percobaan, hanya

melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi adalah cara mengajar di

mana seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses

misalnya merebus air sampai mendidih 100 C, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat

melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang

dipertunjukkan oleh guru tersebut.

Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih

berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.

Juga siswa dapat mengamati dan memperlihatkan pada apa yang diperlihatkan guru selama

pelajaran berlangsung.

Adapun penggunan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu

memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya penggunaan kompor

untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas, dengan

demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda ata alat seperti

bagian tubuh manusia, atau bagian dari mesin jahit. Juga siswa dapat menyaksikan

kerjanya sesuatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting dan jalannya mesin jahit. Bila

siswa melakukan sendiri demonstasi tersebut, maka ia dapat mengerti juga cara

menggunakan sesuatu alat itu seperti menggunakan gunting untuk memotong kain.

Dengan demikian siswa akan mengerti cara-cara penggunaan seautu alat atau perkakas,

atau suatu mesin, sehingga mereka dapat memilih dan memperbandingkan cara yang

terbaik, juga mereka akan mengetahui kebenaran dari sesuatu teori di dalam praktek.

Misalnya cara memasak roti yang terbaik.

Bila melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi

motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.

Page 119: 140 plus metode active learning

2. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya

tujuan yang telah anda rumuskan.

3. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang

berhasil. Bila tidak anda harus mengambil kebijaksaaan lain.

4. Apakah anda telah meneliti alat-alat, atau telah mencoba terlebih dahulu, agar

demonstasi itu berhasil.

5. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.

6. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila

perlu, dan siswa bisa bertanya.

7. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk

mengamati dengan baik dan tertanya.

8. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil,

dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.

Penggunaan teknik demonstasi sangat menunjang proses interaksi mengajar belajar

di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah, dengan demonstrasi perhatian siswa lebih dapat

terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila

pelajaran itu direncanakan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit.

Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya.

Akibatnya selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.

Jadi dengan demonstasi itu siswa dapat partisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman

langsung, serta dapat mengembangkan kecakapannya walaupun demikian kita masih

melihat juga kelemahan teknik ini ialah:

Bila alatnya telalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat, menyebabkan

demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa. Dalam hal ini dituntut

pula guru harus mampu menjelaskan proses belangsungnya demonstrasi, dengan bahasa

dan suara yang dapat ditangkap oleh siswa. Juga bila waktu tidak tersedia dengan cukup,

maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus, atau tidak dijalankan tergesa-gesa,

sehingga hasilnya memuaskan. Dalam demonstasi bila siswa tidak diikutsertakan, maka

proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa, sehingga kurang berhasil adanya

demonstrasi itu.

Maka kadang-kadang dalam pemakaian teknik mengajar itu anda perlu menyertai

Page 120: 140 plus metode active learning

dengan teknik yang lain, atau menkombinasikan dengan lain, sehingga mampu mengatasi

teknik inti yang sedang dimanfaatkan itu.

104. Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)

Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery

adalah proses mental dimana siswa memampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau

prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati,

mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur

membuat kesimpulan dan sebainya. Suaut konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan

sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila

dipanaskan akan mengemabang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau

mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.

Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sndiri) itu,

sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situsi teacher learning menjadi situasi

student dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning, ialah suatu cara

mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat,

dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belajar

sendiri.

Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa

dalam proses belajar mengajar.

Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:

- Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan,

serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.

- Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat

kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

- Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.

- Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju

sesuai dengankemampuannya masing-masing.

- Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat

untuk belajar lebih giat.

Page 121: 140 plus metode active learning

- Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri

dengan proses penemuan sendiri.

Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar

saja, membantu bila diperlukan.

Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang perlu

diperhatikan ialah:

- Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus

berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

- Bila kelas terlalu besar penggunaan teknikini akan kurang berhasil.

- Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran tradisional

mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

- Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada yang berpendapat

bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertiansaja, kurang

memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.

- Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.

105. Metode Eksperimen

Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengertahuan, maka segala sesuatu

memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan

teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara mengajr, di mana siswa

melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan

hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi

oleh guru.

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mamapu mencari dan

menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan

mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cra berpikir yang ilmiah

(scientific thinking). Dengan eksperimaen siswa menemukan bukti keberanaran dari teori

sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu pelaksana

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Page 122: 140 plus metode active learning

1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan

bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.

2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau

mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan

yang digunakan harus baik dan bersih.

3. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsetrasi dalam mengamati proses

percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan

pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.

4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi

petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memeproleh pengetahuan, pengalaman

serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru

dalam memilih obyek eksperimen itu.

5. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti

masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakina

manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu

tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur

sebagai berikut:

1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus mehami

masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.

2. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:

- Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalma percobaan.

- Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variable-variabel yang harus

dikontrol dengan ketat.

- Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.

- Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.

- Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan

sebagainya.

3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu

memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.

Page 123: 140 plus metode active learning

4. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,

mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi dengan tes atau sekedar Tanya jawab.

Teknik eksperimen kerap kali digunkan karena memiliki keunggulan ialah:

1. Dengan eksperimen siswa berlatih menggunanakan metode ilmiah dalam menghadapi

segala masalah, sehingga tidak mudah percayha apdda sesuatu yang belum pasti

kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang, sebelum ia membuktikan

kebenarannya.

2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, hal mana itu sangat dikehendaki oleh kegiatan

mengajar belajar yang modern, di mana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan

bimbingan guru.

3. Siswa dalam melaksanakan proses sendiri kebenaran sesuatu teori, sehigga akan

mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal.

106. Pengajaran Berbasis Inkuiri

Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu komponen penting

dalam pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atu

pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan/inkuiri, siswa didorong

untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka

menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri, Bruner (1966), penganjur

pembelajaran dengan basis inkuiri, menyatakan sebagai berikut: “Kita mengajarkan suatu

bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu, tetapi

lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir …. Untuk diri mereka sendiri, meneladani

seperti apa yang dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam

proses, bukan suatu produk (Nur & Wikandari, 2000:10). Belajar dengan penemuan dapat

diterapkan dalam banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, siswa diberi sederet silinder

dengn ukuran dan berat yang berbeda-beda. Siswa diminta untuk menggelindingkan

silinder tersebut pada suatu bidang miring. Bila percobaan itu dilakukan dengan benar,

siswa akan dapat menemukan prinsip-prinsip utama yagn menentuan kecepatan silinder

tersebut.

Belajar dengan penemuan mempunyai berbagai keuntungan. Pembelajaran dengan

inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutan

Page 124: 140 plus metode active learning

pekerjaannya hingga mereka menemukan prinsip-prinsip utama yang menentukan

kecepatan silinder tersebut.

Belajar dengan penemuan mempunyai beberapa keuntungan. Pembelajaran dengan

inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk

melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa juga belajar

memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena

mereka harus selalu menganalisa dan menangani informasi.

Pengajaran berbasis inkuiri membutuhkan strategi pengajar yang mengikuti

metodologi IPA dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna. Inkuiri

adalah seni dan ilmu bertanya dan menjawab. Inkuiri melibatkan observasi dan

pengukuran, pembutan hipotesis dan interpretasi, pembentukan model dan pengujian

model. Inkuiri menuntut adanya eksperimentasi, refleksi, dan pengenalan akan keunggulan

dan kelamahan metode-metodenya sendiri.

Selama proses inkuiri berlangsung, seorang guru dapat menajukan suatu

pertanyaan atau mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka

sendiri. Pertanyaannya bersifat open-ended, memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyelidiki sendiri dan mereka mencari jawaban sendiri (tetapi tidak hanya satu jawaban

yang benar).

Inkuiri adalah apa yang dibuat oleh para ilmuwan. Para ilmuwan melakukan ikuiri

dengan suatu cara formal dan sitematis, dan dalam proses melakukan inkuiri para ilmuwan

memberikan kontribusi pada tubuh informasi yang bersifat kolektif yang kita sebut

pengetahuan. Dalam proses mengalami ilmu melalui inkuiri, siswa belajar bagaiman

menjadi ilmuwan. Mereka belajar lebih banyak lagi ketimbang hanya konsep dan fakta,

mereka mempelajari berbagi proses yang terlibah dalam pemantapan konsep dan fakta.

Inkuiri memberikan kepada siswa pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan

aktif. Siswa diharapkan mengambil inisiatif. Mereka dilatih bagaimana memecahkan

maslah, membuat keputusan, dan memperoleh ketarampilan. Inkuiri memeungkinkan

siswa dalam berbgai tahap perkembangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama

dan bahkan mereka bekerja sama mencari solusi terhadap masalah-masalah. Setiap siswa

harus memainkan dan memfungsikan talentanya masing-masing.

Page 125: 140 plus metode active learning

Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa

melakukan eksplorasi mereka cenderung mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan

melibatkan IPA dan matematika, ilmu sosial, bahasa, seni, dan teknik.

Inkuiri melibatkan pula komunikasi. Siswa harus mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang berarti dan berhubungan. Mereka harus melapoirkan hasil-hasil

temuannya, lisan atau tertulis. Dengan begitu, mereka bekerja dan mengajar satu sama

lain. Inkuiri memungkinkan guru mempelajari siswa-siswanya – siapa mereka, apa yang

mereka ketahui, dan bagaimana mereka bekerja. Pemahaman guru tentang siswa akan

memungkinkan guru untuk menjadi fasilitator yang lebih efektif dalam proses pencarian

ilmu oleh siswa.

Ketika guru menggunakan teknik inkuiri, guru tidak boleh banyak bertanya atau

berbicara. Terlalu banyak intervensi, terlalu banyak bertanya, dan terlalu banyak

menjawab akan mengurangi proses belajar siswa melalui inkuiri. Dengan demikian, proses

belajar tidak akan lagi menyenangkan. Dalam proses inkuiri, siswa dituntut untuk

bertanggung jawab bagi pendidikan mereka sendiri. Guru yang menaruh perhatian pada

pribadi siswa, akan menemukan kegiatan-kegiatan yang disukai siswa, juga hal-hal yng

baik yag ada dalam diri siswa-siswanya, dan kesulitian-kesulitan yang mengganggu siswa

dalam proses belajar. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajara siswa-

siswanya.

Siklus inkuiri adalah: (1) Observasi (Observation); (2) Bertanya (Questioning); (3)

Mengajukan dugaan (Hipothesis); (4) Pengumpulan data (Data Gathering); dan

Penyimpulan (Conclusion).

Inkuiri adalah satu proses yang bergerak dari langkah observasi sampai langkah

pemahaman. Inkuiri dimulai dengan observasi yang menjadi dasar pemunculan berbagai

pertanyaan yang diajukan siswa. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut dikejar

dan diperoleh melalui suatu siklus pembuatan prediksi, perumusan hipotesis,

pengembangan cara-cara pengujian hipotesis, pembuatan observasi lanjutan, penciptaan

teori dan model-model konsep yang didasarkan pada data dan pengetahuan. Inkuiri

menciptakan berbagai kesempatan bagi guru untuk mempelajari bagaimana otak siswa

bekerja. Guru dapat memanfaatkannya untuk menentukan situasi-situasi belajar yang tepat

dan memfasilitasi siswa dalam proses pencarian ilmu.

Page 126: 140 plus metode active learning

Dalam proses inkuiri, siswa belajar dan dilatih bagaimana mereka harus berpikir

kritis. Berpikir kritis merupakan slah satu tujuan pendidikan. Ketika siswa belajar berpikir

kritis, merka kan memperlihatkan pikiran-pikiran dan proses-proses sebagai berikut:

a. Mengajukan pertanya seperti “Bagaimana itu kita tahu?” atau “Apa

buktinya?”

b. Mengetahui perbedaan antara observasi dan kesimpulan.

c. Mengetahui bahwa semua gagasan ilmiah itu dapat berubah dan bahwa

teori yang ada adalah teori-teori yang terbaik berdasarkan bukti yang

kita miliki sejuh nini.

d. Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup untuk menarik suatu

kesimpulan yang kuat.

e. Memberi penjelasan atau interpretasi, memalkukan observasi dan/atau

prediksi.

f. Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang

diambil dan memgerikan penjelasan dengan rasa percaya diri.

Salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk

berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat atau apa yang

diyakini.seperti halnya setiap tujuan yang lain, belajar berpikir kritis bergantung pada

penataan suasana kelas yang mendorong penerimaan pandangan divergen (berbeda) dan

diskusi bebas. Tatanan itu seharusnya juga lebih menekankan pada pemberian alasan atau

pandangan daripada hanya memberikan jawaban benar. Keterampilan dalam berpikir kritis

paling baik dicapai bila dihibungkan dengan topik-topik yang dikenal siswa. Tujuan

pengajaran berpikir kritis adalah menciptakan suatu semangat berpikir kritis yang

mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji pikiran mereka

sendiri untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten atau keliru.

Beyer (1988:57) mengidentifiksi 10 keterampilan berpikir kritis yang dpat

digunakan siswa untuk mempertimbangkan validitas (keabsahan) tuntutan atau argument,

memahami periklanan, dan sebagainya.

(1) Membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai yang sulit

diverifikasi (diuji kebenarannya).

Page 127: 140 plus metode active learning

(2) Membedakan antara informasi, tuntutan, atau alasan yang relevan dengan yang tidak

relevan.

(3) Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari suatu penyataan.

(4) Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari suaut sumber.

(5) Mengidentifikasi tuntutan atau argument yang mendua.

(6) Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakn.

(7) Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan).

(8) Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika.

(9) Mengenali ketidak-konsistenan logika dalam suatu alur penalaran.

(10) Menentukan kekuatan suatu argument atau tuntutan.

Beyer mengingatkan bahwa 10 keterampilan berpikir kritis di atas bukan

merupakan suatu urutan langkah-langkah tetapi lebih merupakan daftar cra yang dapat

dilakukan. Dengan cara-cara itu, siswa dapat menangani informasi untuk mengevaluasi

apakah informasi itu benar atau masuk akal. Tugas utama dalam mengajarkan berpikir

kritis kepada siswa adalah membantu mereka belajar tidak hanya bagaimana menggunakan

tiap-tiap strategi berpikir kritis itu, tetapi juga menyampaikan kapan tiap-tiap strategi

berpikir kritis itu cocok untuk dipakai.

Proses inkuiri tidak dpat dipisahkan dari konsep berpikir kritis. Konsep berpikir

kritis tidak dapat pula dipisahkan dari konsep inteligensi. Inteligensi bukan sesuatu yang

hanya dpat diukur dengan tes, buan pula sesuatu yang semata-mata pembawaan genetis

secara lahiriah. Howard Gardaner (1983) menunjukan bahwa intelgensi dapat diubah.

“Intelligence is the ability to solve problems or to create products that are valued between

one or more cultural settings” (Johnson, 2002:141). Intelligensi tidak dapat dipisahkan

dari konteks di mana manusia itu hidup dan berkembang.

Menurut Gardaner, inteligensi tidak dilahirkan, tepai dapat berkembang atau

berkurang, bergantung pada lingkungan atau konteks seseorang. Lingkungan yng

dimaksud adalah teman, guru, orang tua, buku, alat-alat belajar (pena, computer, kegiatan-

kegiatan fisik, musik), dan hal-hal lain yang mencapai otak melalui panca indera. Dengan

menggunakan kriteria khusus untuk mengidentifikasi konsep inteleigenais, Gardaner

mengusulkan delapan jenis inteligenwsi, yakni: linguistic, logical-mathematic, musical,

spatial, bodily-kinesthetic, interpersonal, intra-personal, dan naturalist. Jenis pekerjan dan

Page 128: 140 plus metode active learning

aktivitas yang dapat dikembangkan untuk kedelapan jenis inteligensi ini dpat dicontohkan

sebagai beikut: (1) linguistic: wartawan, reporter, politikus, atu penulis; (2) logis-

mathematis; ahli fisika, neurology, atau insinyur; (3) spasial: pelukis, interior decorator,

atau pemain tennis; (4) bodily-kinesthic: penari balet, pemain golf, pembalap, atau petinju;

(5) musik: pengarang lagu, penyanyi, atau organis/pianis; (6) interpersonal: hakim,

saleperson, atau guru; (7) intrapersonal: biarawan/rohaniawan, pujangga, atau ahli ilmu

jiwa/psikolog; dan (8) naturalist: ahli botani, ahli kebun binatang, atau ahli pertamanan.

Kedelapan jenis inteligensi ini telah mengilhami para pendidik untuk mengajar

dengan dengan mengac pada salah satu dari delapan jenis inteligensi tersebut. “Hundred,

perhaps thousands, of classrooms around the world rely today on Gardaner’s theory of

multiple intelligences to help students realize their latent potential” (Johnson, 2002:141).

Apakah kelas berfokus pada siswa yang kurang mampu atau kelas yang siswa-siswanya

berbakat, para pendidik melihat manfaat mengajar yang sesuai dengan cara-cara untuk

mencapai berbagai jenis inteligensi yang dikemukakan Gardaner.

Setiap siswa mampu mengembangkan setiap jenis inteligensidi atas dengan asumsi

bahwa siswa belajar dalam suatu lingkungan belajar yang kaya yang memungkikan

mereka menghubungkan makna dengan konteks. “CTL’s component work together to

provide this rich environment, offering students many opportunities to ignite the eight

multiple intelligences” (Amstrong, 1994:35). Guru CTL menyadari dan menghargai bahwa

setiap anak memiliki derajat yang berbeda dalam hal inteligensinya dan bahwa CTL

sebagai suatu system holistic berhubungan dengan delapan inteligensi yang dibawa setiap

anak pada lingkungan belajar.

Delapan inteligensi (Howard Gardaner, 1983)

Multiple Intelligences

Logika-matematikaPeka terhadap pola, keterampilan dan

sistematika.

Linguistic/ilmu bahasa Peka terhadap bunyi, ritme, dan makna kata

MusikKemapuan menghasilkan dan menghargai

ritme, tinggi rendah suara, dan warna suara

Spatial/jarak

Kemampuan untuk melakukan transformasi

mengenai persepsi awal seseorang dan

kemampuan mengkreasi kembali aspek-

aspek pengalaman visual seseorang.

Page 129: 140 plus metode active learning

Bodily-kinesthetic/fisik-

kinestetik

Kemampuan mengontrol gerak tubuh

seseorangdan kemampuan menangani

objek secara terampil.

Inter personal/antar-pribadi

Kemampuan untuk menjawab atu

memberikan reaksi secara tepat berbagai

suasana batin, temperamen, motivasi dan

keinginanorang lain.

Intapersonal/antar-pribadi

Bagaimana menjiwai perasaan sendiri,

kemampuan mendiskriminasikan berbagi

perasaan seseorang, dan kemampuan

menarik kesimpulan untuk menuntun

tingkah laku seseorang

Naturalist/alamiah

Mengamati, mengalami dan

mengorganisasikan berbagai pola dalam

lingkungan alamiah

Guru yang menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri haru menjadikan siswa

mampu berdiri sendiri, harus mendorong siswa untuk mandiri sedini mungkin sejak dari

awal masuk sekolah. Timbul pertanyaan, bagaimana caranya guru membantu siswa agar

mereka tumbuh mandiri? Jawabannya adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk

mengikuti minat alamiah mereka. Guru harus mendorong siswa untuk memecahkan

sendiri msalah yang dihadapinnya atau memecahkan sendiri di dalam kelompoknya, bukan

mengajarkan mereka jawaban dari masalah yang mereka hadapi. Siswa akan mendapat

keuntungan jika mereka dapat “melihat” dan “melakukan” sesuatu daripada hanya sekedar

mendengarkan ceramah atau penjelasan guru. Guru dapat membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dengan bantuan gambar dan demontrasi.

Belajar harus luwes dan bersifat menyelidiki atau melalui penemuan. Jika siswa

tampak berusaha dengan menghadapi suatu, berikan mereka waktu untuk mencoba sendiri

memecahkan masalah tersebut sebelum memberikan pemecahannya. Guru juga harus

memperhatikan sikap siswa terhadap belajar. Menurut Jerome, S. Burner, sekolah harus

merangsang keingintahuan siswa, meminimalkan risiko kegagalan, dan bertindak

serelevan mungkin bagi siswa. Sebagai saran tamhahan bagi guru yangmengajar dengan

pendekatan inkuiri: (1) doronglah siswa agar mereka mengajukan dugan awal dengan cara

guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan membimbing; (2) gunakan bahan dan permainan

yang bervariasi; (3) berikan kesempatan kepada siswa untuk memuaskan keingintahuan

Page 130: 140 plus metode active learning

mereka, meskipun mereka mengajukan gagasan-gagasan yang tidak berhubungan

langsung dengan pelajaran yang diberikan; dan (4) gunakan sejumlah contoh yang kontras

atau perlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik-topik yang

terkait.

107. Metode Numbered Head Together

Motode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan para

siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau

memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti

pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai

berikut.

1. Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa menjadi beberapa

kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka nomor

sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda.

2. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan suatu

pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik

hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik adalah “Apakah

yang dimaksud angin?”, sedangkan contoh pertanyaan yang bersifat umum adalah

“Mengapa makhluk hidup membutuhkan udara?”.

3. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir bersama untuk

menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.

4. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu nomor dan para

siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

108. Metode pembelajaran penemuan konsep

Metode pembelajaran penemuan konsep menurut Widoko (2001) didefinisikan

suatu stategi pengajaran induktif dengan tujuan membantu siswa segala tingkatan umur

mempelajari konsep-konsep dan keterampilan berfikir yang analitis praktis.

Sedangkan menurut Hasanah (1998) model penemuan konsep dan suatu model

Page 131: 140 plus metode active learning

pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir induktif.

Kemampuan analisis dan mengembangkan konsep.pada pengajaran diawali dengan

pemberian contoh dan non-contoh diakhiri dengan kesimpulan yang diberikan siswa.

Berdasarkan hasil penelitian tentang Klaus Meier, Tennyson dan Cochareila dalam

Widoko (2001) tentang pembelajaran penemuan konsep merupakan model yang

menggunakan contoh-contoh positif dan contoh negatif untuk menggambarkan konsep-

konsep tersebut lebih mudah.

Desain dari model ini, pertama kali diperkenalkan oleh Joice dan Weil (1972) yang

mendasari penelitian Jerome Bruiner dan koleganya yang menemukan pengaruh variabel-

variabel terhadap proses belajar konsep.

Pada penelitian ini konsep yang digunakan adalah konsep listrik statik, dengan

menampilkan contoh dan non-contoh yang disertai karakteristiknya, sebagai misal untuk

konsep listrik statik; contoh positif batang plastik yang dogosokkan dengan kain wol akan

bermuatan negatif mempunyai karakteristik benda menerima elektron dari benda lain atau

terjadi perpindahan elektron dari kain wol menuju ke batang plastik.

Dari uraian contoh dan non-contoh beserta karakteristiknya siswa diharapkan dapat

menemukan definisi dari tiap konsep dan memahami konsep tersebut, sehingga pada

akhirnya dapat memberikan contoh secara mandiri dari konsep tersebut.

Sintaks metode pembelajaran penemuan konsep adalah sebagai berikut:

Phase I : Presentation of example (menampilkan contoh-contoh).

Pada phase ini guru menjelaskan bagamana aktivitas dimulai dengan

memberikan kepada siswa contoh dan bukan contoh. Ketika guru

menampilkan contoh positif dan contoh negatif untuk tiap-tiap konsep

disertai dengan karakteristiknya di dalam LKS penemuan konsep. Pada

penelitian ini konsep yang dipilih adalah konsep listrik statik dengan contoh

positif batang plastik yang digosokkan dengan kain woll akan bermuatan

negatif.

Phase II : Analysis of hypothesis (menganalisis hipotesa)

Pada phase ini dimulai ketika siswa membuat hipotesis tentang nama suatu

konsep, membandingkan karakteristik dari contoh positif dan negatif listrik

Page 132: 140 plus metode active learning

statik, maka siswa diminta untuk menuliskan hipotesis tentang listrik statik,

guru memberikan contoh tambahan dan yang bukan contoh kemudian

menganalisis hipotesis sampai semua hipotesis didapatkan. Dari beberapa

hipotesis listrik statik yang didapat dari siswa kemudian menguji hipotesis

tersebut lewat contoh dan non-contoh sehingga deperoleh satu hipotesis

yang benar.

Phase III : Clouser (Penutup)

Pada phase ini guru bertanya kepada siswa untuk mengidentifikasi sifat-

sifat dari konsep dan menyatakan dari konsep tersebut beserta

karakteristiknya.

Phase IV : Application (Aplikasi)

Pada phase ini untuk memperkuat pengertian murid akan konsep tentang

listrik statik, guru memberikan contoh tambahan dari mereka sendiri.

Seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran konsep diharapkan

dapat:

a. Mengerti isi mata pelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran

konsep, sehingga dapat mengidentifikasikan materi pelajaran itu apakan

cocok dengan pengajaran menggunakan model pembelajaran pemenuan

konsep.

b. Menyeleksi contoh-contoh, sehingga ketika diberikan tujuan

pembelajaran maka akan memperoleh daftar contoh-contoh yang akan

memberikan gambaran secara efektif dari suatu konsep.

c. Mengerti urutan dari contoh-contoh untuk memaksimalkan murid-murid

secara praktis dengan keterampilan berfikir

Manfaat dari metode pembelajaran penemuan konsep antara lain:

a. Meningkatkan keterampilan berfikir

b. Membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep dengan

memperhatikan obyek, ide atau kejadian-kejadian.

109. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Page 133: 140 plus metode active learning

Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode pembelajaran dimana dalam

proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri

informasi-informasi yang secara tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan saja

(Suryabrata, 1997: 1972). Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk

menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan. Fungsi pengajar disini bukan

untuk menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta didik

mampu menyelesaikan masalah itu sendiri (Hudojo, 1988, 114). Metode pembelajaran

yang ekstrim seperti ini sangat sulit dilaksanakan karena peserta didik belum sebagai

ilmuwan, tetapi mereka masih calon ilmuwan. Peserta didik masih memerlukan bantuan

dari pengajar sedikit demi sedikit sebelum menjadi penemu yang murni. Jadi metode

pembelajaran yang mungkin dilaksanakan adalah metode pembelajaran penemuan

terbimbing dengan demikian kegiatan belajar mengajar melibatkan secara maksimum baik

pengajar maupun pesertra didik.

Seperti uraian di atas bahwa penemuan terbimbing (Guided Discovery) merupakan

salah satu dari jenis metode pembelajaran penemuan. Oleh Howe (dalam Hariyono, 2001:

3) menyatakan bahwa penemuan terbimbing tidak hanya sekedar keterampilan tangan

karena pengalaman, kegiatan pembelajaran dengan model in tidak sepenuhnya diserahkan

pada siswa, namum guru masih tetap ambil bagian sebagai pembimbing. Penemuan

terbimbing merupakan suatu metode pembelajaran yang tidak langsung (Indirect

Instuction). Siswa tetap memiliki porsi besar dalam proses penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran.

Menurut Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001: 1) metode pembelajaran penemuan

terbimbing adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menggunakan

pendekatan penemuan. Para siswa diajak atau didorong untuk melakukan kegiatan

eksperimental, sedemikian sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan sesuatu yang

diharapkan.

Dalam pembelajaran penemuan terbimbing tugas guru cenderung menjadi

fasilitator. Tugas ini tidaklah mudah, lebih-lebih kalau menghadapi kelas besar atau siswa

yang lambat atau sebaliknya amat cerdas. Karena itu sebelum melaksanakan metode

pembelajaran dengan penemuan ini guru perlu benar-benar mempersiapkan diri dengan

baik. Baik dalam tiap hal pemahaman konsep-konsep yang akan diajarkan maupun

Page 134: 140 plus metode active learning

memikirkan kemungkinan yang akan terjadi di kelas sewaktu pembelajaran tersebut

berjalan. Dengan kata lain guru perlu mempersiapkan pembelajaran dengan cermat,

Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001: 18).

Keuntungan dan kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing.

1. Keuntungan metode pembelajaran penemuan terbimbing

Menurut Siadari (2001: 26) keuntungn dari pembelajaran metode pembelajaran penemuan

terbimbing adalah:

a. Pengetahuan ini dapat bertahan lama, mudah diingat dan mudah diterapkan

pada situasi baru.

b. Meningkatkan penalaran, analisis dan keterampilan siswa memecahkan

masalaha tanpa pertolongan orang lain.

c. Meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus belajar dan tidak hanya menerima

saja.

d. Terampil dalam menemukan konsep atau memecahkan masalah.

2. Kelemahan dalam penemuan konsep atau memecahkan masalah.

Adapun kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing menurut Ruseffendi

(dalam Siadari, 2001: 26) adalah sebagai berikut:

a. Tidak semua materi dapat disajikan dengan mudah, menggunakan metode

pembelajaran penemuan terbimbing.

b. Proses pembelajaran memerlukan waktu yang relatif lebih banyak.

c. Bukan merupakan metode pembelajaran murni, maksudnya tidak dapat berdiri

sendiri (hanya dapat digunakan jika ada keterlibatan metode lain misal ekspositori,

ceramah, dan lain sebagainya).

Sintak penemuan terbimbing menurut Arends (dalam Haryono, 2001: 25), dapat

ditabelkan sebagai berikut:

Tabel 2.1. Sintaks Penemuan Terbimbing Model Arends

No Fase-fase Kegiatan Guru

1 Menyampaikan tujuan,

mengelompokkan dan

menjelaskan prosedur

discovery

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran serta guru

menjelaskan aturan dalam metode

pembelajaran dengan penemuan

terbimbing

Page 135: 140 plus metode active learning

2 Guru menyampaikan suatu

masalah

Guru mejelaskan masalah secara

sederhana

3 Siswa memperoleh data

eksperimen

Guru mengulangi pertanyaan pada

siswa tentang masalah dengan

mengarahkan siswa untuk mendapat

informsi yang membantu proses

inquiry dan penemuan

4 Siswa membuat hipotesis dan

penjelasan

Guru membantu siswa dlam membuat

prediksi dan mempersiapkan

penjelasan masalah

5 Analisis proses peneman Guru membimbing siswa berfikir

tentang proses intelektual dn proses

penemuan dan menghubungkan

dengan pelajaran lain.

Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa guru dalam metode pembelajaran penemuan

terbimbing adalah sebagai pembimbing siswa dalam nenemukan konsep.

110. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pemecahan masalah merupakan metode pengajaran yang digunakan guru

untuk mendorong siswa mencari dan menemukan serta memecahkan persoalan-persoalan.

Pemecahan masalah dilakukan dengan cara yang ilmiah. Artinya, mengikuti kaidah

keilmuan, seperti yang dilakukan dalam penelitian ilmiah. Oleh sebab itu, dalam

memecahkan masalah tidak dilakukan dengan trial and error (coba-coba), melainkan

dilakukan secara sistematis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah dengan memahami, meneliti dan kemudian membatasi masalah.

2. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara bagi masalah yang

diajukan. Kebenaran hipotesis harus dibuktikan berdasarkan data dari lapangan.

3. Mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan berupa informasi, keterangan, dan

barang bukti sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk mengumpulkan data, dapat

dilakukn dengan wawancara, angket, studi dokumentasi, dan sebagainya.

4. Menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan data yang telah

dikumpulkan, diolah, atau dianalisa. Jika data yang dikumpulkan, ternyata sesuai

dengan isi hipotesis, berarti hipotesis dapat diterima atau dapat dikatakan benar.

Page 136: 140 plus metode active learning

Sebaliknya jika hsil analisis menunjukkan tidak sesuai, berarti hipotesis titolak atau

tidak benar.

5. Menyimpulkan. Berdasarkan hasil pengolahan atau analisis data dapat dihasilkan

kesimpulan. selain itu beberapa saran sebagai sumbangan pemikiran untuk

memperbaiki kelemahan yang msih ada serta untuk meningkatkan apa yang sudah

dicapai.

111. Metode Struktural

Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawannya. Meskipun

memiliki banyak kesamaan dengan metode lainnya. Metode struktural menekankan pada

strukur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa.

Berbagai struktur tersebut dikembangkan oleh Kagan dengan maksud agar menjadi

alternatif dari berbagai struktur kelas yang lebih tradisional, seperti metode resitasi, yang

ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa dalam kelas dan

para siswa memberikan jawaban setelah lebih dahulu mengankat tangan dan ditunjuk oleh

guru. Struktur-struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja sama saling

bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Ada struktur yang memiliki

tujuan umum (goal) untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur

yang tujuannya untuk mengajarkan keterampilan sosial.

112. Cara Belajar Aktif Model Pencocokan Kartu Indeks

1. Uraian Singkat

Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran.

Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis

kepada temannya.

2. Prosedur

a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan

di kelas. Buatlah krtu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah

jumlah siswa.

b. Pada kartu yang terpisah, tulislah, tulisan jawaban atas masing-masing pertanyaan

Page 137: 140 plus metode active learning

itu.

c. Campurlah dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar

tercampuraduk.

d. Berikansatu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan

mencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian lain

mendapatkan kartu jawabannya.

e. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah terbentuk

pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk

bersama. (Katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain

apa yang ada di kartu mereka).

f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap pasangan

untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan membacakan keras-keras

pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawaban.

3. Variasi

a. Sususunlah kartu yang berisi sebuah kalimat beberapa kata yang dihilangkan untuk

dicocokkan dengan kartu yang berisi kata-kata yang hilang itu misalnya,

“Perubahan wujud dari berudu mejadi katak disebut _________.”

c. Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa

kemungkinan jawabannya __ misalnya, “cara pencernaan makanan pada

hewan?”. Cocokkan kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi kumpulan

jawaban yang relevan. Ketika tiap pasangan memberikan kuis kepada

kelompok, perintahkan mereka untuk mendapatkann beberapa jawaban dari

siswa lain.

113. Pengajaran terarah

1. Uraian Singkat

Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak

pengetahuan siswa untuk mendapatkan hipotesiss atau simpulan mereka dan kemudian

memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori. Metoda pengajarann terarah merupakan

selingan yangmengasyikkan di sela-sela cara belajar biasa. Cara ini memungkinkan

Page 138: 140 plus metode active learning

untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum

memaparkan apa yang akan diajarkan. Metodea ini sangat berguna dalam mengajarkan

konsep-konsep yang abstrak.

2. Prosedur

a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran siswa

dalam pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki

beberapa kemungkinan jawaban.

b. Berikan waktu yang cukup kepada siswa dalam pasangan atau kelompok untuk

membahas jawaban mereka.

c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tampat masing-masing dan catatlah pendapat

mereka. Jika memungkikan, seleksi jawaban mereka menjadi beberapa kategori

yang terkait dengan kategori atau konsep yang berbeda/

d. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan siswa

untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini. Catatlah

gagasan yangmemberi iformasi tambahan bagi poin pembelajaran dari pelajaran.

3. Variasi

a. Jangan memilah-milah jwaban siswa menjadi daftar yang terpisah. Sebagai

gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan merak untuk

mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda

membandingkannya dengan konsep yang ada idi pikran anda.

b. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda.

Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa memilah-milah

gagasan-gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.

114. Pengajaran Berbasis Masalah

Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu pandekatan

pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa

untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam

situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Menurut

Page 139: 140 plus metode active learning

Ibrahim dan Nur (200: 2)), “Pengajaran berbasis masalah dikenal dengan nama lain seperti

Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek), Experienced-Based Education (Pendidikan

berdasarkan pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentik), dan Achoered

Instruction (Pembelajaran berakar pada kehidupan nyata)”.

Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah,

mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran berbasis

masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang

memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran

berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan

bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan

penyelidikan dan ikuiri.

5. Ciri-cirinya

Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba

menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.

a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.

Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-prinsip atau

keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah

mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-

duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka

mengajukan situasi kehidipan nyata yang autentik, menghindari jawaban

sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran

tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih

yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari

banyak mata pelajaran.

c. Penyelidikan autentik.

Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik

untuk mencari pemecahan masalah nyata. Mereka harus menganalisasi dan

mendefinisikan masalah, mengembankan hipotesis dan membuat ramalan,

mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika

Page 140: 140 plus metode active learning

diperlukan), membuat iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,

metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang sesdang

dipelajari.

d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.

Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu

dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau

mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat

berupa transkrip debat, laporan, model fisik, video atau program computer

(Ibrahim & Nur, 200:5-7).

Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama lain

(paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja sama

memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks

dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk

mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.

6. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar

Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan

informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis masalah

dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,

pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran

orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan

menjadikan pembelajar yang otonom dan mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan

itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur (2000:7-12) berikut ini.

a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah

Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara seseorang berpikir.

Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses berpikir? Apakah

keterampilan berpikir itu dan terutama apakah keterampilan berpikir itu?

- Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi,

klasifikasi, dan penalaran.

- Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa) objek

nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk

menemuan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu untuk

Page 141: 140 plus metode active learning

menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan

simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang

didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.

- Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai

kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.

Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan penjelasan

sebagai berikut:

- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan yang tidak

sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.

- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya tidak dapat

diamati dari satu sudut pandang.

- Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi, masing-masing

dengan keuntungan dan kerugian.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang

berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya kriteria, yang

kadang-kadang bertentangan satu sama lain.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang proses

berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi pada seseorang

jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan struktur pada

keadaan yang tampaknya tidak teratur.

- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental besar-

besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang

dibutuhkan.

Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan seperti

pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini berarti

bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks.

Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat berpikir

tentan berpikir. Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu

Page 142: 140 plus metode active learning

juga bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang. Sebagai contoh, proses

yang kita gunakan untuk memikirkan matematika berbeda dengan proses yang kita

gunakan untuk memikirkan puisi. Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan

ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan

nyata. Karena hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat

tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang

dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret. Keterampilan

proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan, dan

kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat

mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan pengajaran berbasis masalah.

c. Pemodelan Peran Orang Dewasa

Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana pengajaran berbasis

masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan

belajar tentang pentingnya peran orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran

berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas mental di luar sekolah sebagaimana

yang diperankan oleh orang dewasa.

1. Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang. Hal

tersebut mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga

secara bertahap siswa dapat memahami peran penting dari aktivitas mental

dan belajar yang terjadi di luar sekolah.

2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan

sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan

fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena

tersebut.

d. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri

Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajar

yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan

mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap

masalah nyata oleh mereka sendiri. Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan

tugas-tugas mereka secara mandiri dalam hidupnya.

7. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah

Page 143: 140 plus metode active learning

Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama yang

dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri

dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.

Tahapan Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan

logistic yang dibutuhkan,

memotivasi siswa agar terlibat

pada aktivitas pemecahan

masalah yang dipilihnya

Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubugnan dengan

masalah tersebut

Tahap 3

Membimbing penyelidikan individual

dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informsi yang

sesuai, melaksanakan

eksperimen, untuk mendapatkan

penyelasan dan pemecahan

masalahnya.

Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya

Guru membantu siwa

merekncanakan dan menyiapkan

karyayang sesuai seperti

laporan, video, dan model serta

membantu mereka berbagai

tugas dengan temannya.

Tahap 5

Menganalisa dan mengevaluasi proses

pemecahan maslah

Guru membantu siswa melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-

proses yang mereka gunakan.

8. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen

Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang dibutuhkan

dalam pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati kelompok kecil dalam

pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan system manajemen dalam pengajaran

Page 144: 140 plus metode active learning

berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan

peranan siswa yang aktif. Meskipun guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran

yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di

sekitar pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat.

Lingkungan belajar menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang ditekankan.

115. Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan

Bingo

1. Uraian Singkat

Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah

siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan format

permainan Bingo.

2. Prosedur

a. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda yang bisa

dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam mata pelajaran anda. Berikut

adalah beberapa contoh istilahnya.

- Angka penyebut yang paling sedikit

- Hieroglifik

- Inflasi

- Otokrasi

- Database

- Hokum humurabi

- Byte

- Garis lintang

- Impresionisme

- Alegori

- Fotosintesa

- Bilangan urutan

- Skozofrenia

- Klausa pengadaian

Page 145: 140 plus metode active learning

Anda juga dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah. Berikut adalah

beberapa contohnya:

- Freud

- Caesar

- Blake

- Roosevelt

- Marco Polo

- Joan of Arc

- Dewey

- Pasteur

- Van Gogh

- Curie

- Chaucer

- Rusself

- Alley

b. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan denga huruh B-I-

N-G-O…… kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip betul dengan kartu

Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x 5 (celah

tengah “Kosong.”)

c. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa memiliki

angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar, maka dia dapat mengisi

celah tersebut.

d. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertical,

horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh meneriakkan “Bingo”. Permainan

dapat diteruskan hingga ke 25 celah tersebut terisi.

3. Variasi

a. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan

Bingo.

b. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24 istilah utama

(plus sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan, jika siswa

Page 146: 140 plus metode active learning

yakinbahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan pertanyaan tersebut,

dia bisa menuliskan nomor pertanyaanya di sampingnya.

116. Pengajaran Berbasis Proyek/Tugas

Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based Learning)

membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar

siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik

termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas

bermana lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri

dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for Eduction, 2001).

Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi

realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka dapat

menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit komponen-komponen

suatu tugas kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud menjadi suatu

kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan untuk

menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti proyek, simulasi, penyelidikan

masyarakat, menulis untuk disajikan kepada forum pendengar yang sesungguhnya, dan

tugas-tugas autentik lainnya. Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan untuk

menggambarkan pembelajaran yang terjadi di dalam kehidupan nyata, tugas-tugas

outentik/asli yang sebenarnya.

Tidak memandang apakah suatu tugas harus dikerjaklan sebagai pekerjaan kelas

atau sebagai pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan membantu siswa dalam

perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang efektif.

1. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang

Salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat mereka

menggunakan pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa tetap

terlibat. Pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan minat dan

melalukan tindakan yang tidak relevan, khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.

Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah

mandiri yang dapat mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan yang jelas.

Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang mereka harus kerjakan, mengapa

Page 147: 140 plus metode active learning

mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang dibutuhkanuntuk menyelsaikan

pekerjaan itu. Siswa-siswa itu tetap berada dalam tugas selama pekerjaan kelas dan

menyelesaikan pekerjaan rumah apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut secar

bermakna.

Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh perhatian

pada tujuan pekerjaan kelas atau strategi-strategi belajar yang telibat. Sebaliknya, guru

menekankan pada arahan-arahan procedural. Sebagai contoh guru dpat menghabiskan

waktu banyak menjelaskan kepad siswa di mana menulis nama di kertas atau

bagaimana menyusun jawaban-jawabannya. Sementar petunjuk-petunjuk tentang “apa

yang dilakukan” adalah penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang “mengapa”

sesuatu harus dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum

memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan cirri penting itu secara

seksama dan kemudian menyediakan waktu cukupuntuk menjelaskan cirri penting itu

kepada siswa.

2. Menganekaragamkan Tugas-tugas

Sama dengan kehidupan pada umumnya, keanekaragaman menambah daya

tarik tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa kemungkinan besar ttap

terlibata dan mengerjakan pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih bervariasi dan

menarik daripada rutindan monoton. Guru yang efektif mengubah panjang dan cara

tugas yang diberikan di samping hakikat tugas beljar dan strategi-strategi kognitif yang

telibat. Membaca di dalam hati, laporan proyek-proyek khusus, dan bahan-bahan

multimedia menawarkn berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan mandiri.

Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan tidak aka alasan bagi guru untuk membuat

jenis tugas yang sama dari hari ke hari.

3. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan

Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang diberikan

kepada siswa merupakan suatu bahan baku penting untuk keterlibatan berkelanjutan

yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan

untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang

menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak akan tertantang ketika tugas-tugas

yang diberikan guru terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-tugas seperti sebagai

Page 148: 140 plus metode active learning

pekerjaan yang tidak menantang. Pada umumnya tugas yang baik perlu memiliki

tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa memandangnya sebagai sesuatu

yang menantang, namun cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan menemukan

pemecahannya dan mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah sendiri.

4. Memonitor Kemajuan Siswa

Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor tugas-tugas

pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi pengecekan

untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas mereka dan proses-proses kognitif

yang telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan

mengembalikan tugas dengan umpan balik. Pad saat beberfapa siswa diberikan

pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan siswa lain.a dianjurkan agar guru

menyediakan waktu 5 atau 10 menit untuk berkeliling di antara siswa yang bekerja

untuk memastikan apakah mereka memahami tugas tersebut sebelum menangani

siswa-siswa lain. Apabila siswa bekerja dalam kelompok-kelompok, maka guru

hendaknya berada dalam kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan

berkeliling di antara siswa yang bekerja secara mandiri. Meskipun mengoreksi tugas

menghabiskan waktu, hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang dibuat siswa dan

mengembalikan kepda mereka dengan umpan balik.

117. Metode Ceramah

1. Pengertian

Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga disebut

metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan sebagai metode

mengajar.

Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah adalah

cara penyampain bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.

Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk

menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.

Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang tepat

karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.

Page 149: 140 plus metode active learning

Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut; guru

mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus diberikannya, contoh-

contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah guru diikuti

dengan teliti oleh siswa.

2. Kebaikan Metode Ceramah

a. Dapat menamung kelas besar dan tidap siswa mempunyai kesempatan yang sama

untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperluan lebih murah.

b. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat direncanakan

dengan baik.

c. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi dapat

digunakan sehemat mungkin.

d. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus menyesuaikan

dengan kecepatan belajar siswa.

e. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat Bantu pelajaran tidak

menghambat jalanya pelajaran.

3. Kelemahan Metode Ceramah

a. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi kesempatan

untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.

b. Siswa menjadi pasih hanay aktif membuat catatan saja.

c. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak mampu

menguasai bahan yang diajarkan.

d. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.

e. Ceramah menyebabkan system belajar siswa menjadi “belajar menghafal” dan

tidak mengacu pada timbulnya pengertian.

4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah

Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru, siswa juga

berperan dalam metode ceramah yaitu;

a. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.

b. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.

c. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.

d. Mengadakan pencatatan yang diperlukan

Page 150: 140 plus metode active learning

5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah

Dalam metode ceramah, peran utama adalah gru. Karena pelaksanaan metode

ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi seluruh

kegiatan belajra mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung sebagian

besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru.

a. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.

b. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.

c. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.

6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah

Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling lama

digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan

belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan

mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa

efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman

dan pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali

apa yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.

a. Membangkitkan Minat

- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan, kisah

fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa terhadap

apa yang akan anda ajaran.

- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian dalam

ceramah pengajaran.

- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka baru

sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) agau mereka termotivasi

untuk mendengarkan ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.

b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan

- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam ceramah

menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul verbal atau bantuan

mengingat.

Page 151: 140 plus metode active learning

- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam

perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara materi

dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.

- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan

peragan yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang guru

katakan.

c. Melibatkan Siswa Perceramahan

- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan tantanglah

siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan

selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.

- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan

kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.

d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan

- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan oleh

siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.

- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian

pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.

118. Metode Pembelajaran Kooperatif Model GI (Group

Investigation)

Model ini merupakan suatu model yang sangat terstruktur dengan enam

tahapan pelaksanaan khusus. Keterlibatan siswa terdapat di dalam setiap tahapan mulai

dari pemilihan topik hingga evaluasi belajar siswa.

Tahap 1. Indentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.

1. Para siswa memeriksa sumber belajar, mengusulkan topik dan mengkategorikan

saran-saran.

2. Para siswa bergabung ke dalam kelompok mempelajari topik pilihan mereka.

Page 152: 140 plus metode active learning

3. Komposisi membantu didasarkan kepada minat dan heterogen.

4. Guru membantu dan mengumpulkan informasi dan memudahkan organisasi.

Tahap 2. Merencanakan tugas belajar

Para siswa menyusun rencana bersama.

Tahap 3. Melakukan penyelidikan

1. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan mengambil

kesimpulan.

2. Setiap anggota kelompok berkintribusi terhadap upaya kelompok.

3. Para siswa saling bertukar gagasan, berdiskusi, dan melakukan klarifikasi.

Tahap 4. Mempersiapkan laporan akhir

a. Setiap anggota menentukan pesan pokok dan proyek mereka.

b. Setiap anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan.

c. Perwakilan kelompok membentuk bagian pengendali untuk

mengkoordinasikan rencana penyajian.

Tahap 5. Menyajikan laporan akhir

1. Presentasi dibuat dalam bentuk yang bervasiasi.

2. Pendengar menilai kejelasan penyajian berdasarkan kriteria yang ditentukan

sebelumnya oleh keseluruhan anggota kelas.

Tahap 6. Evaluasi

1. Para siswa berbagi umpan balik tentang topik, pekerjaan yang telah dilakukan, dan

pengalaman afektifnya.

2. Guru dan siswa bekerjasama menilai belajar siswa.

3. Penilaian belajar hendaknya menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

119. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Siswa bekerja dalam kelomok empat atau lima orang. Setiap angota tim membaca

pasal yang berlainan. Selanjutnya para siswa didalam kelompok ahli tersebut kembali lagi

ke timnya semula dan bergantian mengerjakan apa yang sudah dipelajarinya kepada

anggota tim lain.

Page 153: 140 plus metode active learning

Akhirnya, para siswa mengikuti kuis yang mencakup seluruh pasal, dan skor kuis

menjadi skor tim. Skor yang disumbangkan oleh siswa ke timnya didasarkan pada

peningkatan individual, dan siswa-siswa yang berada di tim dengan skor tertinggi berhak

mendapat sertifikat atau penghargaan lain. Jadi para siswa dimotivasi untuk mempelajari

bahan sebaik mungkin dan bekerja keras di dalam kelompok ahli sehingga dapat

membantu anggota kelompok lainnya.

120. Pembelajaran Kooperatif Model Learning Together

Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima orang per tim

dan heterogen kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu keompok untuk

menyelesaikan sebuah produk kelompok, berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain

dengan jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain sebelum bertanya kepada

guru, dan si guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja

kelompok.

121. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student

Teams Achievement Division)

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode STAD sebagai berikut:

1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan

lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi karakteristik

kecerdasan, kemampuan awal matematika, motivasi belajar, jenis kelamin, atupun latar

belakang etnis yang berbeda.

2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran

berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan peresentasi adalah

untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa.

3. Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok. Mereka

boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling bergantian

menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam kelompok

Page 154: 140 plus metode active learning

atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya

dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk mempelajari konsepnya.

Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari

materi sampai semua anggota kelompok memahami materi pelajaran tersebut.

4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong

satu sama lain. Tes individual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaaan

siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan

dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.

5. Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan poin

akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja

sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok.

6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik prestasinya

atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini dapat berupa hadiah,

sertifikat, dan lain-lain.

Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para siswa

untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-

keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok

mereka memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya

mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman meraka untuk

melakukan yang terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan

suatu yang penting, berharga dan menyenangkan.

122. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team Assisted

Individualization

Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari penghargaan

kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok dengan tingkatan yang

dimiliki oleh siswa.

Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen. Setiap

siswa mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan masing-

masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit

Page 155: 140 plus metode active learning

5. para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar

pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai

keterampilan dan mengikuti tes.

Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban dan

memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau melampaui

skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa

temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan

kelompok ada di dalam metode pembelajaran ini.

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan oleh

semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada tim yang

memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampaui.

123. Metode Pembelajaran Kooperatif Model TAPPS (Thinking

Aloud Pair Problem Solving)

Sehubungan dengan model-model pembelajaran di atas Felder (1994: 5)

menambahkan suatu model pembelajaran kooperatif yaitu TAPPS (Thinking Aloud Pair

Problem Solving). Dalam model ini siswa mengerjakan permasalahan yang mereka jumpai

secara berpasangan, dengan satu anggota pasangan berfungsi sebagai pemecah

permasalahan dan yang lainnya sebagai pendengar. Pemecah permasalahan mengucapkan

semua pemikiran dan mereka saat mereka mencari sebuah solusi, pendengar mendorong

rekan mereka untuk tetap untuk berbicara dan menawarkan anggapan umum atau petunjuk

jika bagian pemecah masalah tertekan.

Berdasarkan model pembelajaran tersebut Felder (1994: 6-8) memberikan saran

dalam membentuk kelompok pembelajaran kooperatif sebagai beikut:

1. Berikan tugas kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat siswa

Saat siswa bekerja terpisah, salah satu diantarannya lebih mendominasi dan biasanya

bukanlah mekanisme yang baik untuk memecahkan perdebatan, dan dalam tim yang

berisi lima orang atau lebih akan menjadi sulit untuk mempertahankan keterlibatan

Page 156: 140 plus metode active learning

setiap orang dalam proses. Kumpulkan satu tugas per kelompok.

2. Usahakan membentuk kelompok yang kemampuannya heterogen

Hambatan akan dijumpai jika satu kelompok memiliki anggota yang semuannya lemah

akan tampak nyata tetapi dengan mengumpulkan satu kelompok yang memiliki

anggota dengan kemapuan kuat juga tidak disarankan.

3. Hindari kelompok dimana siswa perempuan dan siswa minoritas yang banyak

jumlahnya.

Studi-studi telah memperlihatkan bahwa gagasan siswa perempuan dan kontribusinya

seringkali dikurangi atau dipotong dalam tim yang memiliki kelompok berjenis

kelamin campuran, dan para siswa perempuan akhirnya mengambil peran pasif dalam

interaksi kelompok.

4. Jika sangat memungkinkan, memilih kelompok sendiri

Dalam membentuk kelompok, siswa menentuknan sendiri anggota kelompoknya.

5. Memberikan tugas regu dengan masing-masing tugas yang berputar.

Dalam kelompok menghendaki perputaran tugas. Tugas-tugas dalam kelompok yaitu: (1)

koordinator (mengorganisir tugas ke dalam sub tugas, mengalokasikan tanggungjawab,

mempertahankan kelompok tetap berorientasi pada tugas), (2) pemeriksa (memonitor

kedua solusi dan pemahaman tiap-tiap anggota regu di antara mereka), (3) perekam

(melihat kemungkinan konsensus, menulis solusi kelompok yang lahir), dan (4) skeptis

(menyarankan berbagai kemungkinan alternativ, menghindari kelompok melompat

pada kesimpulan terlalu awal).

6. Mempertimbangkan hal positif yang saling bergantung

Semua anggota regu perlu merasakan bahwa mereka mempunyai peran unik untuk

berperan serta di salah kelompok dan tugas hanya dapat diselesaikan dengan baik jika

semua anggota melakukan tugas mereka.

7. Mempertimbangkan tanggungjawab individu

Cara terbaik untuk mencapai tujuan adalah dengan memberikan tes individu, selain itu

dalam peSeptemberlihan anggota regu perlu menjajikan atau mejelaskan hasil regu itu.

8. Membuat kelompok secara teratur menilai prestasi mereka

Pada awal tugas, siswa perlu mendiskusikan apa yang sebaiknya dikerjakan, kesulitan apa

Page 157: 140 plus metode active learning

yang muncul, dan apa yang tiap-tiap angggota dapat lakukan untuk membuat semua

hal bekerja lebih baik.

9. Menawarkan gagasan agar kelompok berfungsi efektif

Suatu pendekatan untuk menyiapkan siswa dengan beberapa unsur-unsur arahan yang

akan menghasilkan suatu pernghargaan dari apa sebenarnya kerja kelompok dan untuk

membantu pengembangan dari keterampilan hubungan antar pribadi yang menopang

di dalam pembentukan regu dan prestasi.

10. Menyediakan bantuan regu yang meliki kesukaran dalam bekerja sama.

Kelompok yang mempunyai permasalahan harus dipertemukan dengan pengajar untuk

mendiskusikan kemungkinan pemecahan masalah.

11. Jangan membentuk kembali kelompok yang sudah pernah terbentuk

Tujuan bekerjasama yang utama akan membantu para siswa memperluas daftar literatur

pendekatan pemecahan masalah mereka, dan tujuan kedua akan membantu mereka

mengembangkan keterampilan kepemimpinan kolaboratif, pengambilan keputusan dan

tujuan lainnya. Ini hanya dapat dicapai jika para siswa mempunyai cukup waktu untuk

mengembangkan suatu dinamika kelompok, persaingan dan menanggulangi berbagai

kesulitan dalam bekerja bersama-sama.

124. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share

Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari

Universitas Maryland dan mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi

perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Metode Think-

Pair-Share memberikan kepada para siswa untuk berpikir dan merespons serta saling

bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan suatu sajian

pendek atau para siswa telah selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta

kepada para siswa untuk menyadari secara lebih serius mengenai apa yang telah dijelaskan

oleh guru atau apa yang telah dibaca. Guru tersebut memilih metode Think-Pair-Share

daripada metode Tanya jawab untuk kelompok secara keseluruhan (whole-group question

and answer). Lyman dan kawan-kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

Page 158: 140 plus metode active learning

1. Langah 1 – Berpikir (Thinking): Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait

dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai

jawaban atau isu tersebut.

2. Langkah 2 – Bepasangan (Pairing): Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk

berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama

periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan

atau penyampaian ide bersama jika suatu soal khusus telah diidentifikasi. Biasanya

guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

3. Langkah 3 – Berbagi (Sharing): Pada akhir ini guru meminta pasangan-pasangan

tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai

apa yang telah mereka bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru

berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat

atau separo dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.

Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari penghargaan

kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok dengan tingkatan yang

dimiliki oleh siswa.

Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen. Setiap

siswa mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan masing-

masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit

5. para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar

pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai

keterampilan dan mengikuti tes.

Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban dan

memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau melampaui

skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa

temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan

kelompok ada di dalam Think Pair Share ini.

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan oleh

semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada tim yang

memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampau

Page 159: 140 plus metode active learning

125. Metode Belajar Aktif Model Memberikan Pertanyaan dan

Mendapatkan Jawaban

1. Uraian Singkat

Ini merupakan strategi pembentukan tim untuk melibatkan siswa dalam peninjauan

kembali materi pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir pelajaran.

2. Prosedur

a. Berikan dua kartu indeks kepada masing-masing siswa.

b. Perintahkan tiap siswa untuk melengkapi kalimat berikut ini.

- Kartu 1 : Saya measih memiliki pertanyaan tentang __________.

- Kartu 2 : Saya bisa menjawab pertanyaan tentang __________.

1. Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkan tiap kelompok untuk memilih “pertanyaan

paling relevan untuk diajukan” dan pertanyaan paling menarik untuk dijawab” dari

kartu anggota kelompok mereka.

2. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk diajukan” yang ia

pilih. Pastikan apakah ada siswa yang dapat menjawab pertanyaan itu. Jika tidak, guru

harus menjawabnya.

5. Pentahkan tiap kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk dijawab” yang ia pilih.

Perintahkan anggota sub-sub kelompok ntuk berbagai jawaban dengan siswa yang

lain.

7. Variasi

a. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada sub-sub

kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa

pertanyaan yang dapat mereka jawab.

c. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan kepadasub-sub

kelompok untuk memilih satu ata beberapa jawaban yang menurut mereka

membantu dalam meninjau kembali apa yang telah mereka pelajari.

126. Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kesulitan pada

Materi Pelajaran

1. Uraian Singkat

Page 160: 140 plus metode active learning

Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV – jawaban diberikan terlebih

dahulu, dan tantangannya adalah mengajukan pertanyaanyang cocok atau benar.

Format ini bisa dengan mudah digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran.

2. Prosedur

d. Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah satu dari

beberapa kategori umum ini:

- Konsep atau gagasan

- Fakta

- Keterampilan

- Nama

b. Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebagai contoh, anggur berwarna ini

biasanya dihidangkan dalai temperature ruangan” bias dicocokan dengan

pertanyaan “Minuman rouge itu apa sih? Kita tidak perlu memiliki jumlah

pertanyaan dan jawaban yang sama dalai tiap kategori,namun kita harus menyusun

petanyaan dan jawaban dengan derajat kesulitan yang terus meningkat.

3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar dan tebal.

Umumkan kategorinya dan nilai poinnya untuk tiap kategori. Berikut adalah apana

permaina sampel.

Bulan Warna Angka

10 poin 10 poin 10 poin

20 poin 20 poin 20 poin

30 poin 30 poin 30 poin

4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan sediakan kartu

penjawab untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok dengan beragam

tingkat keterampilan atau pengetahuan.

5. Pentahkan im untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.

- Kapten tim mewakili tim. Ia merupakan salah satunya yang bisa mengacungkan

kartu penjawab dan memberikan jawabanya. Kapten tim harus merundingan

dengan tim sebelum memberikan jawaban.

- Pencatat nilai bertanggung jawab menambahkan dan mengurangi nilai untuk tim

mereka.

Page 161: 140 plus metode active learning

Catatan: Sebagai moderator permainan, anda bertanggung jawab mencermati

pertanyaan mana saja yang telah diajukan. Ketia tiap pertanyaan diajukan, beri tanda

silang pada papan permainan. Berikan tanda centang pada pertanyaan yangsulit

dijawab oleh siswa. Anda bisa kembli kepada pertanyaan ini bila permainan selesai.

Tinjaulah beberapa aturan permainan berikut ini.

- Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatan kesempatan

untuk menjawab.

- Semua jawaban harus diberikan dalai bentuk pertanyaan.

- Jika jawaban yang diberikan benar, nilai angka untuk kategorinya akan diberikan.

Jika jawabannya tidak benar, nilai angka pada skor tim dikurangi, dan tim lain

berkesemapatan untuk menjawab.

- Tim yang memberikan jawaban terakhir yang benar akan menguasai papan

permainan.

6. Variasi

a. Sebagai alternative dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap anggota tim

untuk mengambil giliran memainkan permainan tinjauan ulang. Dia tidak boleh

berkonsultasi dengan anggota tim sebelum menjawab.

b. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan.

127. Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan

Bingo

1. Uraian Singkat

Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah

siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan format

permainan Bingo.

2. Prosedur

e. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda yang bisa

dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam mata pelajaran anda. Berikut

adalah beberapa contoh istilahnya.

- Angka penyebut yang paling sedikit

Page 162: 140 plus metode active learning

- Hieroglifik

- Inflasi

- Otokrasi

- Database

- Hokum humurabi

- Byte

- Garis lintang

- Impresionisme

- Alegori

- Fotosintesa

- Bilangan urutan

- Skozofrenia

- Klausa pengadaian

Anda juga dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah. Berikut adalah

beberapa contohnya:

- Freud

- Caesar

- Blake

- Roosevelt

- Marco Polo

- Joan of Arc

- Dewey

- Pasteur

- Van Gogh

- Curie

- Chaucer

- Rusself

- Alley

f. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan denga huruh B-I-

N-G-O…… kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip betul dengan kartu

Page 163: 140 plus metode active learning

Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x 5 (celah

tengah “Kosong.”)

g. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa memiliki

angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar, maka dia dapat mengisi

celah tersebut.

h. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertical,

horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh meneriakkan “Bingo”. Permainan

dapat diteruskan hingga ke 25 celah tersebut terisi.

3. Variasi

c. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan

Bingo.

d. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24 istilah utama

(plus sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan, jika siswa

yakinbahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan pertanyaan tersebut,

dia bisa menuliskan nomor pertanyaanya di sampingnya.

128. Pengajaran Terarah

1. Uraian Singkat

Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak

pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka dan kemudian

memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori.metode pengajaran terarah merupakan

selingan yang mengasyikan di sela-sela cara pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan

guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelu

memaparkan apa yang guru ajarkan. Metode ini sangat berguna dalam mengajarkan

konsep-konsep abstrak.

2. Prosedur

a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran siswa

dan pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki

beberapa kemungkinan jawaban, semisal “Bagaimana kamu menjelaskan seberapa

cerdanya seseorang?”

Page 164: 140 plus metode active learning

b. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam pasangan atau kelompok

untuk membahas jawaban mereka.

c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan catatlah pendapat

mereka. Jika memungkinkan, seleksi jawaban mereka menjadi beberapa kategori

terpisah yang terkait dengan kategori atau konsep yang berbeda semisal

“kemampuan membuat mesin” pada kategori kecerdasan kinestetika-tubuh.

d. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan siswa

untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini. Catatlah

gagasan yang memberi informasi tambahan bagi poin pembelajaran.

3. Variasi

a. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah. Sebagai

gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka untuk

mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum guru

membandingkannya dengan konsep yang ada di pikiran anda.

c. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak guru.

Cermati bagaimana siswa dan guru secara bersama-sama bisa memilah-milah

gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.

129. Metode Ceramah

1. Pengertian

Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga disebut

metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan sebagai metode

mengajar.

Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah adalah

cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.

Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk

menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.

Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang tepat

karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.

Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut; guru

Page 165: 140 plus metode active learning

mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus diberikannya, contoh-

contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah guru diikuti

dengan teliti oleh siswa.

2. Kebaikan Metode Ceramah

f. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama

untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperlukan lebih murah.

g. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat direncanakan

dengan baik.

h. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi dapat

digunakan sehemat mungkin.

i. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus menyesuaikan

dengan kecepatan belajar siswa.

j. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak

menghambat jalanya pelajaran.

3. Kelemahan Metode Ceramah

f. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi kesempatan

untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.

g. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan saja.

h. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak mampu

menguasai bahan yang diajarkan.

i. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.

j. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa menjadi “belajar menghafal” dan tidak

mengacu pada timbulnya pengertian.

4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah

Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru, siswa juga

berperan dalam metode ceramah yaitu;

e. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.

f. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.

g. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.

h. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.

5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah

Page 166: 140 plus metode active learning

Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah garu. Karena pelaksanaan

metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi

seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung

sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan

oleh guru.

d. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.

e. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.

f. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.

6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah

Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling lama

digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan

belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan

mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa

efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman

dan pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali

apa yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.

a. Membangkitkan Minat

- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan, kisah

fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa terhadap

apa yang akan anda ajaran.

- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian dalam

ceramah pengajaran.

- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka baru

sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) atau mereka termotivasi

untuk mendengarkan ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.

b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan

- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam ceramah

menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul verbal atau bantuan

mengingat.

Page 167: 140 plus metode active learning

- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam

perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara materi

dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.

- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan

peragan yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang guru

katakan.

c. Melibatkan Siswa Perceramahan

- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan tantanglah

siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan

selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.

- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan

kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.

d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan

- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan oleh

siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.

- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian

pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.

130. Pengajaran Autentik

Pengajran autentik yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa

untuk mempelajari konteks bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan

pemecahan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata. Siswa sering kali

mengalami kesulitan dalam menerapkan keterampilan yang telah mereka dapatkan di

sekolah ke dalam kehidupan nyata sehari-hari karena keterampilan-keterampilan itu lebih

diajarkan dalam konteks (situasi yang ada hubungannya dengan) sekolah ketimbang

konteks kehidupan nyata.

Tugas-tugas sekolah sering lemah dalam konteks (tidak autentik), sehingga tidak

bermakna bagi kebanyakan siswa karena siswa tidak dapat menghubungkan tugas-tugas

ini denga apa yang telah mereka ketahui. Guru dapat membantu siswa untuk belajar

memecahkan masalah dengan memberi tugas-tugas yang memiliki konteks kehidupan

Page 168: 140 plus metode active learning

nyata dan kaya dengan kandungan akademik serta keterampilan yang terdapat dalam

konteks kehidupan nyata. Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, siswa harus

mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi kemungkinan pemecahannya, memilih suatu

pemecahan, melaksanakan pemecahana atas masalah mereka. Dengan begitu, siswa akan

belajar menerapkan keterampilan akademik seperti pengumpulan informasi, menghitung,

menulis dan berbicara di dalam konteks kehidupan nyata.

131. Kerja Kelompok

Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar. Ialah suatu cara mengajar,

dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah,

atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang

ditentukan pula oleh guru.

Robert L. Cilstrap dan William R Marti, memberikan pengertian kerja kelompok

sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk

kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok untuk mengajar mempunyai tujuan agar

siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama.

Adapun pengelompokkan itu biasanya didasarkan pada:

1. Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya.

Agar penggunaannya dapat lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikan

kelomok-kelompok kecil. Karena bila seluruh siswa sekaligus menggunakan alat-alat

itu tidak mungkin. Dengan pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan alat-alat

yang terbatas itu sebaik mungkin, tanpa saling menunggu gilirannya.

2. Kemampuan belajar siswa

Di dalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak sama. Siswa yang pandai di dalam

bahasa Inggris, belum tentu sama pandainya dalam pelajaran sejarah. Dengan adanya

perbedaan kemampuan belajar itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut

kemampuan belajar masing-masing, agar setiap siswa dapat belajar sesuai

kemampunnya.

3. Minat Khusus

Page 169: 140 plus metode active learning

Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan: hal mana yang satu

pasti bereda dengan yang lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada anak yang

minat khususnya sama, sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok, agar mereka

dapat dibina dan mengembangkan bersama minat khusus tersebut.

4. Memperbesar partisipasi siswa.

Di sekolah pada tiap kelas biasanya jumlah siswa terlalu besar, dan kita tahu bahwa

jumlah jam pelajaran adalah sangat terbatas, sehingga dalam jam pelajaran yang

sedang berlangsung sukar sekali untuk guru akan mengikutsertakan setiap murid dalam

kegiatan itu. Bila itu terjadi siswa yang ditunjuk guru akan aktif, yang tidak disuruh

akan tetap pasif saja. Karena itulah bila berkelompok, dan diberikan tugas yang sama

pada masing-masing kelompok, maka banyak kemungkinan setiap siswa ikut serta

melaksanakan dan memecahkannya.

5. Pembagian tugas atau pekerjaan.

Di dalam kelas bila guru menghadapi suatu masalah yang meliputi berbagai persoalan,

maka perlu tugas membahas masing-masing persoalan pada kelompok, sesuai dengan

jumlah persoalan yang akan dibahas. Dengan demikian masing-masing kelompok

harus membahas tugas yang diberikan. Itu.

6. Kerja sama yang efektif.

Dalam kelompok siswa harus bisa bekerja sama, mampu menyesuaikan diri,

menyeimbangkan pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan bersama, sehingga

mencapai suatu tujuan bersama pula.

Apakah keuntungan penggunaan teknik kerja kelompok itu? Keuntungannya ialah:

i. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif

mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.

ii. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif

mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.

iii. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan

keterampilan berdiskusi.

iv. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai

individu serta kebutuhannya belajar.

Page 170: 140 plus metode active learning

v. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka

lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.

vi. Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan

rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang

lain, hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai

tujuan bersama.

Tetapi ini tidak ditunjang oleh penelitian yang khusus.

vii. Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang

mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.

viii. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang

berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.

ix. Keberhasilan strategi kelompok ini tergantung kepada kemampuan

siswa memimpin kekompok atau untuk bekerja sendiri.

Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan ialah:

a. Keja kelompok berjangka pendek.

Bentuk ini dapat disebutu pula “rapat kilat” karena hanya mengambil waktu ± 15

menit, yang mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan khusus yang terdapat

pada sesuatu masalah. Umpamanya: Ketika instruktur menjelaskan sesuatu

pelajaran terdapat suatu masalah yang perlu didiskusikan. Guru dapat menunjuk

beberapa siswa, atau membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk membahas

masalah itu dalam waktu yang singkat.

b. Kerja Kelompok berjangka panjang.

Pembicaraan di sini memakan waktu yang panjang, misalnya memakan waktu 2 hari,

satu minggu atau mungkin tiga bulan, tergantung pada luas dan banyaknya tugas

yang harus diselesaikan siswa. Apabila siswa telah menyelesaikan tugasnya di

dalam suatu kelompok, ia boleh memilih membantu kelompok lain sesuai dengan

minat mereka.

Kerja kelompok berjangka panjang dapat dilaksanakan dengan tujuan:

Page 171: 140 plus metode active learning

b.1. Membahas masalah yang benar-benar ada di dalam masyarakat, umpamanya:

masalah koperasi, lingkungan sehat, pembuangan sampah dan lain

sebagainya. Masalah itu dibahas agar siswa mengetahui, memahami dan

dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memecahkan masalah-

masalah yang ada di dalam masyarakat tersebut.

b.2. Memotivasi siswa ke arah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

masyarakat. Misalnya: penerangan tentang makanan sehat, penggunaan

metode mengajar yang lebih efisien, menggalakkan KB dan sebagainya. Jadi

dengan kerja kelompok di sini siswa dapat menerapkan teori yang dipelajari

di sekolah ke dalam praktek hidup sehari-hari, di samping dapat

menyumbangkan pemikirannya/ide-ide serta tenagannya bagi masyarakat

sekitarnya.

b.3. Dengan melaksanakan kerja kelompok kerja kelompok memberi pengalaman

kepada siswa untuk mengenal kepemimpinan/leadership, seperti membuat

rencana sebelum melakukan sesuatu pekerjaan, membagi pekerjaan,

memecahkan masalah/menyelesaikan tugas dengan bekerja bersama.

b.4. Dengan bekerja sama itu siswa dapat mengumpulkan bahan-bahan informasi

atau data lebih banyak tentang berbagai jenis aspek suatu masalah di dalam

waktu relatif singkat.

c. Kerja Kelompok Campuran

Di sini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan

kemampuan belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberi kesempatan

untuk bekerja sessuai dengan kemampuan masing-masing sehingga kelompok yang

pintar dapat selesai terlebih dahulu tidak usah menunggu kelompok yang lain.

Kelompok siswa yang agak lamban, diizinkan menyelesaikan tugasnya dalam

waktu yang sesuai dengan kemampuannya.agar kerja kelompok campuran itu

mencapai sasaran, guru perlu memperhatikan hal-hal ialah harus menyediakan

tugas atau kegiatan belajar yang sesuai dengan kemampuan belajar setiap

kelompok, kemudian setiap tugas harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap

kelompok dapat mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain atau guru. Akhirnya

guru harus memberi petunjuk yang jelas, sehingga siswa tahu apa yang harus

Page 172: 140 plus metode active learning

dilakukan, dan apa yang diharapkan dari mereka masing-masing.

Supaya kerja kelompok dapat lebih berhasil, maka harus melalui langkah-langkah

sebagai berikut:

x. Menjelaskan tugas kepada siswa.

xi. Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok itu.

xii. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.

xiii. Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat

laporan tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut.

xiv. Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung, bila perlu

memberi saran/pertanyaan.

xv. Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kerja

kelompok.

132. Metode Ceramah

1. Pengertian

Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga disebut

metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan sebagai metode

mengajar.

Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah adalah

cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.

Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk

menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.

Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang tepat

karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.

Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut; guru

mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus diberikannya, contoh-

contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah guru diikuti

dengan teliti oleh siswa.

2. Kebaikan Metode Ceramah

Page 173: 140 plus metode active learning

k. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama

untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperlukan lebih murah.

l. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat direncanakan

dengan baik.

m. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi dapat

digunakan sehemat mungkin.

n. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus menyesuaikan

dengan kecepatan belajar siswa.

o. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak

menghambat jalanya pelajaran.

3. Kelemahan Metode Ceramah

k. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi kesempatan

untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.

l. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan saja.

m. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak mampu

menguasai bahan yang diajarkan.

n. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.

o. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa menjadi “belajar menghafal” dan tidak

mengacu pada timbulnya pengertian.

4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah

Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru, siswa juga

berperan dalam metode ceramah yaitu;

i. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.

j. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.

k. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.

l. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.

5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah

Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah garu. Karena pelaksanaan

metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi

seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung

sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan

Page 174: 140 plus metode active learning

oleh guru.

g. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.

h. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.

i. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.

6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah

Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling lama

digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan

belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan

mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa

efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman

dan pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali

apa yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.

a. Membangkitkan Minat

- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan, kisah

fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa terhadap

apa yang akan anda ajaran.

- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian dalam

ceramah pengajaran.

- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka baru

sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) atau mereka termotivasi

untuk mendengarkan ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.

b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan

- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam ceramah

menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul verbal atau bantuan

mengingat.

- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam

perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara materi

dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.

- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan

peragan yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang guru

katakan.

Page 175: 140 plus metode active learning

c. Melibatkan Siswa Perceramahan

- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan tantanglah

siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan

selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.

- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan

kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.

d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan

- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan oleh

siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.

- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian

pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.

133. Sumbang Saran (Brain-Storming)

Brain Storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh

guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru,

kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin

masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai cara

untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat

singkat.

Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk menguras habis apa yang dipikirkan para

siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarakan guru ke kelas tersebut.

Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah yang

mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak boleh

mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/salah, juga tidak perlu komentar atau

evaluasi.

Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar

atau bertanya, atau mengemukakan masalah batu, mereka belajar dan melatih merumuskan

pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu

dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani

mengemukakan pendapatnya.

Page 176: 140 plus metode active learning

Teknik brain storming digunakan karena memiliki banyak keunggulan sepeti:

xvi. Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat.

xvii. Melatih siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan

masalah yang diberikan oleh guru.

xviii. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.

xix. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai

atau dari guru.

xx. Terjadi persaingan yang sehat.

xxi. Anak merasa bebas dan gembira.

xxii. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.

Dan yang perlu diatasi ialah:

xxiii. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir

dengan baik.

xxiv. Anak yang kurang selalu ketinggalan.

xxv. Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai

saja.

xxvi. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan

kesimpulan.

xxvii. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul/salah.

xxviii. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.

134. Model Jigsaw

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari

Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui

metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari atau enam

siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam

bentuk teks; dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan

akademik tersebut. Pada anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab

untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk

saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu desebut

“kelompok pakar” (expert group). Selanjutnya, para pakar siswa yang berada dalam

Page 177: 140 plus metode active learning

kelompok pakar kembali ke kelompoknya semula (home teams) untuk mengajar anggota

lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan

pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara individual

mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode Jigsaw versi Slavin. Individu atau

tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.

135. Model Learning Together

Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima orang per tim

dan heterogen kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu keompok untuk

menyelesaikan sebuah produk kelompok, berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain

dengan jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain sebelum bertanya kepada

guru, dan si guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja

kelompok.

136. Model Numbered Head Together

Model ini kembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan para siswa

dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau

memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti

pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai

berikut:

1. Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa menjadi beberapa

kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka nomor

sehingga tiap siswa daslam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda.

2. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan suatu

pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik

hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik adalah “Di mana

letak kerajaan Tarumanegara?”, sedangkan contoh pertanyaan yang bersifat umum

adalah “Mengapa Diponegoro memberontak kepada pemerintah Belanda?”.

3. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir bersama untuk

menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.

Page 178: 140 plus metode active learning

4. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu nomor dan para

siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

137. Pemberian Balikan

Dengan mengutip beberapa pandangan, Panjaitan (1993: 23) mengemukakan

tentang pengertian pemberian balikan sebagai berikut:

a. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang hasil

kerjanya dalam mengerjakan tes atau latihan (‘Cardelle dan Corno, 1985: 162-

173).

b. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada peserta didik sampai sejauh

mana ia telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Dawdan

Gage, 1967: 181-188).

c. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa seberapa jauh ia talah

memahami isi pembelajaran sesuai dengan tes dan latihan yang diberikan guru

kepadanya (Kulik dan Kulik, 1988: 79-97).

d. Pemberian balikan adalah suatu komunikasi antara guru dan siswa dalam hal

memudahkan siswa memperbaiki kekurangannya dalam proses pembelajaran

(Measn, dkk, 1978: 373-387).

e. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang

pemahamannya dalam mengerjakan tes atau latihan setelah menyelesaikan suatu

topik atau satu sub pokok bahasan yang diberikan guru setelah selang waktu

tertentu (Rochim dan Thomson, 1985: 368-372).

f. Pemberian balikan adalah salah satu cara untuk memudahkan siswa belajar, yaitu

memberi informsi kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam mengerjakan tes atau

latihan (Anderson dan Faust, 1973: 271-295).

g. Pemberian balikan adalah merupakan interaksi antara guru dan siswa yang

digunakan sebagai korekasi terhadap jawaban siswa dalam mengerjakan tes atau

latihan agar siswa tahu apakah jawabannya dalam mengerjakan tes atau latihan

menjawab soal-soal itu benar atau salah (Hill, 1980).

Page 179: 140 plus metode active learning

h. Benne, dkk, (1975) menyatakan bahwa dengan pemberian balikan siswa akan

mengetahui kesalahan/kekurangan dan penilain serta komentar yang diberikan oleh

guru tentang tampilannya dalam mengerjakan tes atau latihan dengan maksud agar

memudahkan siswa dalam memperbaikinya.

i. Pemberian balikan adalah informasi yang diberikan kepada siswa setalah ia

memberikan respon atas tes atau latihan yang diberikan guru setelah melakukan

proses pembelajaran sesuai denga program yang dirancang oleh guru (Skodmore,

dkk. 1979: 89).

Berdasarkan makna pengertian pemberian balikan dalam pembelajaran, secara

teoritis seperti yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pemberian balikan adalah informsi atau pemberitahuan guru kepada siswa baik

secara lisan atau tertulis terhadap salah benarnya jawaban siswa dari hasil dalam

mengerjakan tes atau latihan setelah selesai mengikuti program pembelajaran yang

dirumuskan oleh guru dengan tujuan agar siswa terangsang atau termotivasi untuk

berusaha merespon mencari pembetulan.

2. Langkah Pemberian Balikan

Menurut Panjaitan (1993: 24) ada dua cara pemberian balikan, sebagia berikut:

a. Pemberian Balikan Secara Simbol

Pemberian balikan secara simbol adalah pemberian informasi guru kepada

siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban hasil kerja siswa dalam

mengerjakan tes atau latihan, dengan memberikan tanda benar (B) pada jawaban

yang benar, dan memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang salah tanpa

memberikan keterangan apapun.

Tanda-tanda tersebut sebagai simbol apakah pekerjaan siswa benar atau

salah.

b. Pemberian Balikan Secara Ekspositorik

Pemberian balikan secara ekspositorik, adalah pemberian informasi guru

kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban hasil kerja

siswa dalam mengerjakan tes atau latihan, yaitu dengan memberikan tanda benar

Page 180: 140 plus metode active learning

(B) pada jawaban yang benar, dan memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang

salah dan sekaligus memberi penjelasan singkat/terperinci atas kesalahannya dan

petunjuk perbaikan serta buku sumber acuannya agar siswa dapat memperbaiki

kekurangannya dan kesalahannya yang telah diperbuatnya.

Catatan yang diberikan oleh guru (pada umumnya untuk jawaban yang

salah) dapat diberikan dengan jelas atau petunjuk lain yang dapat membantu siswa

memperbaiki pekerjaannya yang salah.

Pembelajaran dengan cara memberikan balikan baik secara simbol maupun

secara ekspositorik dari guru kepada siswa agar memudahkan siswa untuk

memperbaiki kesalahan yang telah diperbuatnya dan diprediksi dapat berpengaruh

positif terhadap peningkatan perolehan hasil belajar.

3. Kebijaksanaan Pemberian Balikan

Pemberian balikan dalam bentuk informasi atau pemberitahuan dari guru

kepada siswa tentang kekurangan-kekurangannya atau tentang kesalahan-kesalahannya

terhadap hasil kerjanya dalam menjawab tes atau latihan setelah selesai mengikuti

eksperimen dalam pembelajaran, yang pengaruhnya dapat menimbulkan reaksi

minimal tiga kemungkinan pada diri siswa.

Kemungkinan yang timbul dalam pemberian balikan dapat menjadikan siswa

apatis, patah semangat, atau patah hati, dan menjadi pendorong semangat belajar. Hal

demikian tergantung kebijaksaan atau kepandaian akal budi sang guru dalam

memberikan balikan. Cara pemberi balikan dapat bersifat positif dan dapat negative.

(Jarolimek dan Foster, 1978; Panjaitan, 1993: 27).

Pemberian balikan yang bersifat positif dikandung maksud informasi atau

pemberitahuan terhadap kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan yang

diperbuat oleh siswa, baik yang lisan maupun yang tertulis pada lembar jawaban siswa

hsil pengerjaan tes atau latihan seharusnya balikan yang bersifat membangun, harus

merupakan balikan yang bersifat konstruktif yaitu informasi atau pemberitahuan yang

disampaikan guru kepada siswa harus mampu memberikan dorongan atau motivasi

berhasil yang dapat membangkitkan semangat dan kerja keras dalam diri siswa untuk

lebih giat berusaha belajar memperbaiki kekurangan-kekurangannya dan kesalahan-

Page 181: 140 plus metode active learning

kesalahannya yang telah diperbuatnya. Karenanya informasi atau pemberitahuan itu

harus dilaksanakan dengan seksama, bersifat pujian, jelas, cermat, dan spesifik, mudah

dipahami siswa, sehingga siswa tergerak jiwanya untuk berusaha memperbaikinya.

Adapun sebaliknya pemberian balikan yang bersifat negative adalah balikan yang

bersifat destruktif atau balikan yang bersifat merusak yaitu informasi atau

pemberitahuan guru kepada siswa terhadap kesalahan-kesalahan yang telah

diperbuatnya yang disampaikan dengan nada kecaman, cemoohan, penghinaan, lebih-

lebih diikuti dengan rasa emosional guru dengan marah-marah. Tindakan yang

demikian dapat menimbulkan:

- Rasa apatis pada diri siswa, siswa menjadi masa bodoh terhadap pelajaran yang

diberikan oleh guru.

- Rasa patah hati, patah semangat pada diri siswa, sehingga siwa menjadi tidak mau

belajar lagi terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Guru yang bijaksana

adalah guru yang selalu menggunakan akal budinya untuk memberikan balikan

yang bersifat konstruktif, dan selalu menghindari pemberian balikan yang bersifat

destruktif atau balikan yang bersifat merusak terhadap hasil pekerjaan siswa dalam

mengerjakan tes atau latihan. Pemberian balikan harus mampu mendorong siswa

untuk lebih bersemangat lagi dalam meningkatkan belajarnya.

138. Model Team Assisted Individualization

Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari penghargaan

kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok dengan tingkatan yang

dimiliki oleh siswa.

Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen. Setiap

siswa mengerjakan unit-unit program ilmu penetahuan sosial sesuai dengan kemampuan

masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B

mengerjakan unit 5. Para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari

membaca lembar pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah

menguasai keterampilan dan mengikuti tes.

Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban dan

Page 182: 140 plus metode active learning

memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau melampaui

skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa

temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan

kelompok ada di dalam metode pembelajaran ini.

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan oleh

semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada tim yang

memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampaui.

139. Pengajaran Berbasis Tugas/Proyek

Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based Learning)

membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar

siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik

termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas

bermana lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri

dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for Eduction, 2001).

Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi

realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka dapat

menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit komponen-komponen

suatu tugas kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud menjadi suatu

kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan untuk

menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti proyek, simulasi, penyelidikan

masyarakat, menulis untuk disajikan kepada forum pendengar yang sesungguhnya, dan

tugas-tugas autentik lainnya. Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan untuk

menggambarkan pembelajaran yang terjadi di dalam kehidupan nyata, tugas-tugas

outentik/asli yang sebenarnya.

Tidak memandang apakah suatu tugas harus dikerjaklan sebagai pekerjaan kelas

atau sebagai pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan membantu siswa dalam

perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang efektif.

5. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang

Salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat mereka

Page 183: 140 plus metode active learning

menggunakan pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa tetap

terlibat. Pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan minat dan

melalukan tindakan yang tidak relevan, khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.

Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah

mandiri yang dapat mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan yang jelas.

Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang mereka harus kerjakan, mengapa

mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang dibutuhkanuntuk menyelsaikan

pekerjaan itu. Siswa-siswa itu tetap berada dalam tugas selama pekerjaan kelas dan

menyelesaikan pekerjaan rumah apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut secar

bermakna.

Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh perhatian

pada tujuan pekerjaan kelas atau strategi-strategi belajar yang telibat. Sebaliknya, guru

menekankan pada arahan-arahan procedural. Sebagai contoh guru dpat menghabiskan

waktu banyak menjelaskan kepad siswa di mana menulis nama di kertas atau

bagaimana menyusun jawaban-jawabannya. Sementar petunjuk-petunjuk tentang “apa

yang dilakukan” adalah penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang “mengapa”

sesuatu harus dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum

memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan cirri penting itu secara

seksama dan kemudian menyediakan waktu cukupuntuk menjelaskan cirri penting itu

kepada siswa.

6. Menganekaragamkan Tugas-tugas

Sama dengan kehidupan pada umumnya, keanekaragaman menambah daya

tarik tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa kemungkinan besar ttap

terlibata dan mengerjakan pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih bervariasi dan

menarik daripada rutindan monoton. Guru yang efektif mengubah panjang dan cara

tugas yang diberikan di samping hakikat tugas beljar dan strategi-strategi kognitif yang

telibat. Membaca di dalam hati, laporan proyek-proyek khusus, dan bahan-bahan

multimedia menawarkn berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan mandiri.

Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan tidak aka alasan bagi guru untuk membuat

jenis tugas yang sama dari hari ke hari.

7. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan

Page 184: 140 plus metode active learning

Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang diberikan

kepada siswa merupakan suatu bahan baku penting untuk keterlibatan berkelanjutan

yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan

untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang

menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak akan tertantang ketika tugas-tugas

yang diberikan guru terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-tugas seperti sebagai

pekerjaan yang tidak menantang. Pada umumnya tugas yang baik perlu memiliki

tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa memandangnya sebagai sesuatu

yang menantang, namun cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan menemukan

pemecahannya dan mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah sendiri.

8. Memonitor Kemajuan Siswa

Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor tugas-tugas

pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi pengecekan

untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas mereka dan proses-proses kognitif

yang telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan

mengembalikan tugas dengan umpan balik. Pad saat beberfapa siswa diberikan

pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan siswa lain.a dianjurkan agar guru

menyediakan waktu 5 atau 10 menit untuk berkeliling di antara siswa yang bekerja

untuk memastikan apakah mereka memahami tugas tersebut sebelum menangani

siswa-siswa lain. Apabila siswa bekerja dalam kelompok-kelompok, maka guru

hendaknya berada dalam kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan

berkeliling di antara siswa yang bekerja secara mandiri. Meskipun mengoreksi tugas

menghabiskan waktu, hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang dibuat siswa dan

mengembalikan kepda mereka dengan umpan balik.

140. Metode Penampilan

Metode penampilan adalah berbentuk pelaksaan praktik oleh siswa di bawah bimbingan dari dekat

oleh pengajar. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar penjelasan atau penampilan yang diterima atau diamati

siswa.

Metode ini dipergunakan pengajar harus:

1. Memberikan penjelasan yang cukup kepada siswa selama siswa berpraktik

2. Melakukan tindakan pengamatan sebelum kegaitan praktik di mulai untuk keselamatan siswa yang

Page 185: 140 plus metode active learning

digunakan.

Metode penampilan ini tepat digunakan manakala:

1. Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan

2. Kegiatan pembelajaran bersifat formal, latihan kerja atau magang

3. Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajarinya ke dalam situasi sesungguhnya

4. Kondisi praktik sama dengan kondisi kerja

5. Dapat disediakan bombing kepada siswa secara dekat selama praktik

6. Kegiatan ini menjadi remedial bagi siswa

Keterbatasan penggunaan metode penampilan adalah:

1. Membutuhkan waktu panjang, karena siswa harus mendapatkan kesempatan berpraktik sampai baik.

2. Membutuhkan fasilias dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh dan dipelihara secara terus

menerus.

3. Membutuhkan pengajar yang lebih banyak, karena setiap pengajar hanya dapat membantu sejumlah

siswa.