23
MAKALAH AGAMA ISLAM “AQIDAH ISLAM” Disusun Oleh : Anggia Diani Amaliah (260110140082) Tiffany Sabilla R. (260110140087) Mila Tri Cahyani (260110140088) Annisa Ridla S. (260110140125) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

Agama Aqidah Kelompok 7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

agama

Citation preview

Page 1: Agama Aqidah Kelompok 7

MAKALAH AGAMA ISLAM

“AQIDAH ISLAM”

Disusun Oleh :

Anggia Diani Amaliah (260110140082)

Tiffany Sabilla R. (260110140087)

Mila Tri Cahyani (260110140088)

Annisa Ridla S. (260110140125)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2014

Page 2: Agama Aqidah Kelompok 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “AQIDAH ISLAM”.

Makalah ini berisikan tentang informasi  Pengertian AQIDAH ISLAM atau yang lebih khususnya membahas pengertian aqidah islam,sumber aqidah Islam,penyimpangan aqidah dan cara penanggulangnnya,aqidah islamiyah, tujuan aqidah dan ruang lingkup aqidah . Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang  AQIDAH ISLAM.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita.

Jatinangor,  4  November  2014

Penyusun

Page 3: Agama Aqidah Kelompok 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Nilai suatu ilmu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar

nilai manfaatnya, semakin penting ilmu tersebut untuk dipelajari. Ilmu yang

paling utama adalah ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang

Pencipta. Sehingga orang yang tidak kenal Allah SWT adalah orang yang bodoh,

karena tidak ada orang yang lebih bodoh dari pada orang yang tidak mengenal

penciptanya.

Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan selengkap-

lengkapnya bentuk dibanding dengan makhluk/ciptaan yang lain. Kemudian Allah

bimbing mereka dengan mengutus para Rasul-Nya (menurut hadits yang

disampaikan Abu Dzar bahwa jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang, namun

jumlah yang sebenarnya hanya Allah saja yang mengetahuinya), semuanya

menyerukan kepada tauhid (diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam At Tarikhul

Kabir 5/447 dan Ahmad dalam Al Musnad 5/178-179). Sementara dari jalan

sahabat Abu Umamah disebutkan bahwa jumlah para Rasul 313 (diriwayatkan

oleh Ibnu Hibban dalam Al Maurid 2085 dan Ath-Thabrani dalam Al Mu’jamul

Kabir 8/139) agar mereka berjalan sesuai dengan kehendak Sang Pencipta melalui

wahyu yang dibawa oleh Sang Rasul. Orang yang menerima disebut mukmin,

orang yang menolaknya disebut kafir serta orang yang ragu-ragu disebut munafik

yang merupakan bagian dari kekafiran.

Begitu pentingnya aqidah ini, sehingga Nabi Muhammad Saw, penutup

para Nabi dan Rasul membimbing umatnya selama 13 tahun ketika berada di

Makkah dengan menekankan masalah aqidah ini, karena aqidah adalah landasan

semua tindakan, bahkan merupakan landasan bangunan Islam. Oleh karena itu,

maka para dai dan para pelurus agama dalam setiap masa selalu memulai dakwah

mereka dengan tauhid dan pelurusan aqidah sebelum mereka mengajak kepada

perintah-perintah agama yang lain. Bahkan para Nabi dan Rasul sebelum

Rasulullah juga menyerukan hal yang sama dalam dakwah-dakwah mereka

kepada umatnya.

Page 4: Agama Aqidah Kelompok 7

Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. ‘Aqd berarti juga

janji, ikatan (kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Aqidah

secara definisi adalah suatu keyakinan yang mengikat hati manusia dari segala

keraguan. Aqidah dalam istilah umum yaitu keimanan yang mantap dan hukum

yang tegas, yang tidak dicampur keragu- raguan terhadap orang yang

mengimaninya. Ini adalah aqidah secara umum, tanpa memandang aqidah tersebut

benar atau salah. Aqidah secara terminology adalah sesuatu yang mengharuskan

hati membenarkannya, membuat jiwa tenang, dan menjadi kepercayaan yang

bersih dari kebimbangan dan keraguan. Aqidah menurut syara’ berarti iman

kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan kepada

Hari Akhir, serta kepada qadar dan qadha, baik takdir yang baik maupun yang

buruk.

Aqidah tersebut dalam tubuh manusia ibarat kepalanya. Maka apabila

suatu umat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitasi adalah aqidahnya

terlebih dahulu. Di sinilah pentingnya aqidah ini, apalagi ini menyangkut

kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akhirat. Aqidah merupakan kunci kita

menuju surga. Aqidah juga menjadi dasar dari seluruh hukum-hukum agama yang

berada di atasnya. Aqidah Islam adalah tauhid, yaitu mengesakan Tuhan yang

diungkapkan dalam syahadat pertama. Sebagai dasar, tauhid memiliki implikasi

terhadap seluruh aspek kehidupan keagamaan seorang Muslim, baik ideologi,

politik, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya.

Aqidah sebagai dasar utama ajaran Islam bersumber pada Al Quran dan

sunnah Rasul. Aqidah Islam mengikat seorang Muslim sehingga ia terikat dengan

segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu, menjadi seorang

Muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam

ajaran Islam, seluruh hidupnya didasarkan kepada ajaran Islam. Hal ini seperti

yang tersebut dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 208,

Yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam

keseluruhannya dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya

setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)

Page 5: Agama Aqidah Kelompok 7

1.2 Rumusan Masalah

Adapun batasan masalah yang kami bahas adalah :

1. Apa itu aqidah?

2. Apa saja sumber sumber aqidah?

3. Bagiamana Ruang lingkup pembahasan aqidah?

4. Apa itu aqidah islamiyah?

5. Apa saja penyimpangan yang ada dalam aqidah?

6. Bagaimana cara penanggulangannya?

1.3 Tujuan

Dengan di buatnya makalah ini berharap mempunyai banyak manfaat dan

mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh, yaitu untuk

mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata. Karena Dia adalah pencipta

yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan

hanya kepadaNya juga membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang

timbul dari kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari

akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi

yang dapat di indera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah

dan khurafat. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak

goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin

dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakim

yang membuat tasyri'. Oleh karena itu hatinya menerima takdir-Nya, dadanya

lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain. Meluruskan tujuan

dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan

bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar akidah ini adalah

mengimani para Rasul, dengan mengikuti jalan mereka.

Page 6: Agama Aqidah Kelompok 7

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

a) Aqidah Secara Etimologi

Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan.

Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah

merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran

terhadap sesuatu.

b) Aqidah Secara Syara’

Yaitu beriman kepada Allah, para MalaikatNya, kitab-

kitabNya, para Rasulnya, dan kepada hari Akhir serta kepada qadar

baik yang baik maupun yang buruk (rukun iman). Dalilnya adalah

- QS. Al Kahfi: 110

- QS Az Zumar: 65

- QS. Az Zumar: 2-3

- QS. An Nahl: 36

- QS. Al A’raf: 59,65,73, 85

c) Aqidah secara terminologi

Menurut Abu Bakar Jabir al Jazairy, Aqidah adalah sejumlah

kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh

manusia berdasarakan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu

dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan

keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang

bertentangan dengan kebenaran itu.

2.2 Sumber-sumber Aqidah yang Benar

Aqidah adalah tauqifiyah. Artinya, tidak bisa ditetapkan kecuali

dengan dalil syar’i, tidak ada medan ijtihad dan berpendapat di dalamnya.

Karena itulah sumber-sumbernya terbatas kepada apa yang ada di dalam

al-Quran dan as-Sunnah. Sebab tidak seorangpun yang lebih mengetahui

tentang Allah, tentang apa-apa yang wajib bagiNya dan apa yang harus

Page 7: Agama Aqidah Kelompok 7

disucikan dariNya melainkan Allah sendiri. Dan tidak ada seorangpun

sesudah Allah yang mengetahui tentang Allah selain Rasulullah shalallahu

’alaihi wa sallam. Oleh karena itu manhaj as-Salafush Shalih dan para

pengikutnya dalam mengambil aqidah terbatas pada al-Quran dan as-

Sunnah (Kitab Tauhid 1, Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al Fauzan).

2.3 Istilah-Istilah Lain Tentang Aqidah

Iman, yaitu: sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan

dengan lisan dan diamalkan dengan anggota tubuh.

Tauhid, artinya: mengesakan Allah (Tauhidullah).

Ushuluddin, artinya: pokok-pokok agama

Fiqh Akbar, artinya: fiqh besar. Istilah ini muncul berdasarkan

pemahaman bahwa tafaqquh fiddin yang diperintahkan Allah dalam

surat At-Taubah ayat 122, bukan hanya masalah fiqih, tentu dan

lebih utama masalah aqidah. Dikatakah fiqh akbar, adalah untuk

membedakannya dengan fiqh dalam masalah hukum.

2.4 Beberapa Kaidah Aqidah

Apa yang saya dapat dengan indera saya, saya yakini adanya,

kecuali bila akal saya mengatakan ”tidak” berdasarkan

pengalaman masa lalu.

Keyakinan, di samping diperoleh dengan menyaksikan langsung,

juga bisa melalui berita yang diyakini kejujuran si-pembawa

berita. Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu, hanya

karena anda tidak bisa menjangkaunya dengan indera mata.

Seseorang hanya bisa mengkhayalkan sesuatu yang sudah pernah

dijangkau oleh inderanya.

Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dalam ruang dan

waktu. Iman adalah fitrah setiap manusia.

Kepuasan materiil di dunia sangat terbatas

Keyakinan pada hari akhir adalah konsekuensi logis dari

keyakinan tentang adanya Allah.

Page 8: Agama Aqidah Kelompok 7

2.5 Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah

Menurut Hasan al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:

1. Ilahiyat

Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti

wujud Allah dan sifat-sifat Allah, dan lain-lain.

2. Nubuwat

Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan

Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Allah, mu'jizat, dan lain

sebagainya.

3. Ruhaniyat

Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam

metafisik seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.

4. Sam'iyyat

Yaitu pembahahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I

(dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab

kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lainnya.

2.6 Aqidah Islamiyah

Aqidah Islamiyah adalah iman kepada Allah, para malaikat-Nya,

kitab-kitab-Nya,para rasul-Nya, hari akhir, kepada qadla dan qadar

baik-buruk keduanya dari Allah.Sedangkan makna iman itu sendiri

adalah pembenaran yang bersifat pasti (tashdiiquljazm), yang sesuai

dengan kenyataan, yang muncul dari adanya dalil/bukti. Bersifat pasti

artinya seratus persen kebenaran/keyakinannya tanpa ada keraguan

sedikitpun. Sesuaidengan fakta artinya hal yang diimani tersebut

memang benar adanya dan sesuai denganfakta, bukan diada-adakan

(mis. keberadaan Allah, kebenaran Quran, wujud malaikatdll). Muncul

Page 9: Agama Aqidah Kelompok 7

dari suatu dalil artinya keimanan tersebut memiliki hujjah/dalil

tertentu,tanpa dalil sebenarnya tidak akan ada pembenaran yang bersifat

pasti .Suatu dalil untuk masalah iman, ada kalanya bersifat aqli dan atau

naqli, tergantungperkara yang diimani. Jika perkara itu masih dalam

jangkauan panca indra/aqal, makadalil keimanannya bersifat aqli, tetapi

jika tidak (yaitu di luar jangkauan panca indra),maka ia didasarkan pada

dalil naqli. Hanya saja perlu diingat bahwa penentuan sumber suatu

dalil naqli juga ditetapkan dengan jalan aqli. Artinya, penentuan sumber

dalil naqlitersebut dilakukan melalui penyelidikan untuk menentukan

mana yang boleh dan manayang tidak boleh dijadikan sebagai sumber

dalil naqli. Oleh karena itu, semua daliltentang aqidah pada dasarnya

disandarkan pada metode aqliyah. Dalam hal ini, Imam Syafi’i

berkata:“Ketahuilah bahwa kewajiban pertama bagi seorang mukallaf

adalahberfikir dan mencari dalil untuk ma’rifat kepada Allah Ta’ala.

Arti berfikir adalahmelakukan penalaran dan perenungan kalbu dalam

kondisi orang yang berfikir tersebutdituntut untuk ma’rifat kepada

Allah. Dengan cara seperti itu, ia bisa sampai kepadama’rifat terhadap

hal-hal yang ghaib dari pengamatannya dengan indra dan ini merupakan

suatu keharusan.

Tujuan Aqidah Dalam Islam

Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang

teguh, yaitu :

1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah semata.

Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya, maka

tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkanhanya kepadaNya.

2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari

kosongnya hati dariakidah. Karena orang yang hatinya kosong

dari akidah ini, adakalanya kosong hatinyadari setiap akidah

serta menyembah materi yang dapat di indera saja dan

adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.

3. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak

goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan

Page 10: Agama Aqidah Kelompok 7

orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai

Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena

itu hatinya menerima takdir-Nya, dadanya lapang untuk

menyerah lalu tidak mencaripengganti yang lain.

4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam

beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain.

Karena diantara dasar akidah ini adalah mengimani para Rasul,

dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan

perbuatan.

5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak

menghilangkan kesempatanberamal baik, kecuali digunakannya

dengan mengharap pahala. Serta tidak melihattempat dosa kecuali

menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena diantara

dasarakidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan

terhadap seluruh perbuatan."Dan masing-masing orang

memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan yangdikerjakannya.

Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan." (QS.

AlAn'am : 132).Nabi Muhammad SAW juga menghimbau untuk

tujuan ini dalam sabdanya :"Orang mukmin yang kuat itu lebih

baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang

lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan.

Bersemangatlah terhadap sesuatu yang berguna bagimu serta

mohonlah pertolongan dari Allah danjanganlah lemah. Jika

engkau ditimpa sesuatu, maka jaganlah engkau katakan :

seandainya aku kerjakan begini dan begitu. Akan tetapi

katakanlah : itu takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki dia

lakukan. Sesungguhnya mengada-ada itu membuka perbuatan

setan." ( HR. Muslim)

6. Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang

mahal maupun yang murah untuk menegakkan agamanya serta

memperkuat tiang penyanggahnya tanpa peduli apa yang akan

terjadi untuk menempuh jalan itu."Sesungguhnya orang-orang

Page 11: Agama Aqidah Kelompok 7

yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepadaAllah

dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka

berjihad dengan hartadan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka

itulah orang –rang yang benar." (QS. Al Hujurat : 15)

7. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki

individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih

pahala dan kemuliaan. "Barangsiapa yang mengerjakan amal

baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka

sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepadanya kehidupan

yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada

mereka dengan pahala yang paling baik dari apa yang telah

mereka kerjakan." (QS. An Nahl 97) Inilah sebagian dari tujuan

akidah Islam, Kami mengharap agar Allah merealisasikannya

kepada Kami dan seluruh umat Islam.

2.7 Penyimpangan Aqidah dan Cara-Cara Penanggulangannnya

Sebab-Sebab Penyimpangan dari Aqidah Shahihah, yaitu:

a) Kebodohan terhadap aqidah shahihah , karena tidak mau

mempelajari dan mengajarkannya, atau karena kurangnya perhatian

terhadapnya. Sehingga tumbuh generasi yang tidak mengenal

aqidah shahihah dan juga tidak mengetahui lawan atau

kebalikannya. Akibatnya, mereka menyakini yang haq sebagai

sesuatu yang batil dan yang batil dianggap sebagai yang haq.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin Khatab radliyallahu

’anhu : ” Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi

satu manakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa

mengenal kejahiliyahan”.

b) Ta’ashshub (fanatik) kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak dan

nenek moyangnya, sekalipun hal itu batil, dan mencampakkan apa

yang menyalahinya, sekalipun hal itu benar. Sebagaimana firman

Allah dalam surat Al Baqarah ayat 170, yang artinya: ”Dan apabila

dikatakan kepada mereka, ’ikutilah apa yang telah diturunkan Allah

Page 12: Agama Aqidah Kelompok 7

’, mereka menjawab, ’(tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa

yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.’

(Apakah mereka akan mengikuti juga ), walaupun nenek moyang

mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat

petunjuk?”

c) Taqlid Buta

Dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa

megetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki seberapa jauh

kebenarannya.

d) Ghuluw (berlebihan)

Dalam mencintai para wali dan orang-orang shalih, serta

mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya, sehingga

menyakini pada diri mereka sesuatu yang tidak mampu dilakukan

kecuali oleh Allah, baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun

meolak kemudharatan. Juga menjadikan para wali itu perantara

antara Allah dan makhlukNya, sehingga sampai pada tingkat

penyembahan para wali tersebut dan bukan menyembah Allah.

e) Ghaflah (lalai)

Terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat raya

ini (ayat-ayat kauniyah) dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam

kitabNya (ayat-ayat Qura’niyah). Di samping itu, juga terbuai

dengan hasil teknologi dan kebudayaan, sampai-sampai mengira

bahwa itu semua adalah hasil kreasi manusia semata, sehingga

mereka mengagung- agungkan manusia dan menisbatkan seluruh

kemajuan ini kepada jerih payah dan penemuan manusia semata.

Pada umumnya rumah tangga sekarang ini kosong dari pengarahan

yang benar menurut Islam.

f) Enggannya media pendidikan dan media informasi

melaksanakan tugasnya.

Kurikulum pendidikan kebanyakan tidak memberikan perhatian

yang cukup terhadap pendidikan agama Islam, bahkan ada yang

tidak peduli sama sekali. Sedangkan media informasi, baik cetak

Page 13: Agama Aqidah Kelompok 7

maupun elektronik berubah menjadi sarana penghancur dan

perusak, atau paling tidak hanya memfokuskan pada hal-hal yang

bersifat meteri dan hiburan semata. Tidak memperhatikan hal-hal

yang dapat meluruskan moral dan menanamkan aqidah serta

menangkis aliran-aliran sesat.

Cara-cara penanggulangan penyimpangan aqidah adalah sebagai

berikut:

a) Kembali pada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shalallahu ’alaihi

wa sallam untuk mengambil aqidah shahihah. Sebagaimana para

Salafush Shalih mengambil aqidah mereka dari keduanya. Tidak

akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang telah

memperbaiki umat terdahulunya. Juga dengan mengkaji aqidah

golongan yang sesat dan mengenal syubuhat-syubuhat mereka untuk

kita bantah dan kita waspadai, karena siapa yang tidak mngenal

keburukan, ia dikhawatirkan terperosok ke dalamnya.

b) Memberi perhatian pada pengajaran aqidah shahihah, aqidah salaf,

di berbagai jenjang pendidikan. Memberi jam pelajaran yang cukup

serta mengadakan evaluasi yang ketat dalam menyajikan materi ini.

c) Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai materi

pelajaran. Sedangkan kitab-kitab kelompok penyeleweng harus

dijauhkan.

d) Menyebar para da’i yang meluruskan aqidah umat Islam dengan

mengajarkan aqidah salaf serta menjawab dan menolak seluruh

aqidah batil

Page 14: Agama Aqidah Kelompok 7

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. Aqidah Secara

Syara’ yaitu beriman kepada Allah, para MalaikatNya, kitab-kitabNya, para

Rasulnya, dan kepada hari Akhir serta kepada qadar baik yang baik maupun yang

buruk (rukun iman). Aqidah mengaitkan dengan keimanan, ketauhidan,

ushuluddin, dan fiqh akbar.

Sebab-sebab terjadinya penyimpangan Aqidah bisa terjadi karena

kebodohan terhadap aqidah shahihah, Ta’ashshub (fanatik), Taqlid Buta,

Ghuluw (berlebihan), Ghaflah (lalai), dan enggannya media pendidikan

dan media informasi melaksanakan tugasnya. Sedangkan cara

penanggulangan dari penyimpangan aqidah tersebut adalah kembali pada

Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, Memberi perhatian pada pengajaran

aqidah shahihah, aqidah salaf, di berbagai jenjang pendidikan, harus

ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai materi pelajaran,

menyebar para da’i yang meluruskan aqidah umat Islam dengan

mengajarkan aqidah salaf serta menjawab dan menolak seluruh aqidah

batil.

Aqidah dalam Islam mempunyai tujuan untuk menenangkan jiwa

dan pikiran, meluruskan suatu tujuan dan tindakan, serta untuk

mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah semata.

Page 15: Agama Aqidah Kelompok 7

DAFTAR PUSTAKA

http://isma-ismi.com/akidah-islam.html

www.rumaysho.com

http://kuliahaika.weebly.com/akidah/pengertian-urgensi-ruang-lingkup-dan-sumber-akidah

http://muslimdaily.net/ilmu/akidah/pengertian-akidah-islamiyyah.html

http://www.alquran-sunnah.com/63-tauhid-1/658-3-penyimpangan-aqidah-dan-cara-cara-penanggulangannya