Upload
kamila-auliya
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Nama : Maulana Aqil MubarakNIM : 04121001121Kelas : PDU REG 2012
DOKTER LAYANAN PRIMER
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan dokter layanan primer?
2. Apa yang dimaksud dengan dokter layanan primer setara dengan spesialis?
3. Bagaimana tata cara dan syarat seorang dokter untuk membuka praktek secara mandiri?
4. Bagaimana analisis SWOT pada Dokter Bagus yang akan membuka izin Praktek?
PEMBAHASAN
1. Menurut UU no 20 tahun 2013 pasal 8 ayat 3, dokter layanan primer adalah jenjang baru
pendidikan yang dilaksanakan setelah program profesi dokter dan program interrnship,
serta setara dengan jenjang pendidikan profesi spesialis. Berikut adalah pengertian
tentang dokter layanan primer berdasarkan poin-poin dari Muktamar AIPKI VII Manado
yang dibahas oleh dr. Pandu Riono, MPH, PhD (Dosen FKM UI) selaku Ketua Kolegium
Dokter Primer Indonesia (KDPI) mengenai pengertian, urgensi, dan tupoksi Dokter
Layanan Primer, serta penjelasan tentang kolegium.
a. Dokter Layanan Primer diharapkan dapat menjadi dokter yang berperan holistik,
bukan hanya dokter yang berorientasi curative, namun juga berorientasi pada
kedokteran keluarga, kedokteran okupasi, kedokteran komunitas, kemampuan
manajerial, kepemimpinan. Selain itu, Dokter Layanan Primer diharapkan dapat
menjadi ahli dalam prediktor based on research time, epidemiologi, memiliki
keahlian khusus sesuai dengan penyakit yang mewabah/dominan di daerah
kerjanya.
b. Dokter umum yang telah lulus ujian kompetensi (sejak Agustus 2013 disebut exit
exam), bahkan yang telah mengikuti Interenship dianggap belum memenuhi
kompetensi yang diharapkan pada sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
c. Dokter Layanan Primer diharapkan bisa berperan sebagai gate keeper yang akan
menangani 80% kasusnya sendiri hingga tuntas, sedangkan 20% kasus akan
diserahkan ke pelayanan kesehatan jenjang berikutnya. Hal ini harus dilakukan
mengingat akan terjadi pemborosan biaya apabila setiap kasus yang ditangani
harus dirujuk.
d. Dokter Praktek Umum, fresh graduated Fakultas Kedokteran, dianggap sebagai
stem cell yang bisa menjadi apa saja, Peneliti, Klinisi, Dokter Layanan Primer
bahkan berkarir di bidang politik.
e. Dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Kedokteran, Dokter
Layanan Primer dimasukan dalam tingkat 8 dimana tingkat 9 merupakan standar
tertinggi. Kualifikasi Sumber Daya Tingkat 8 yang dimaksud mendeskripsikan
bahwa Dokter Layanan Primer dihasilkan melalui Program Pendidikan Dokter
Spesialis. Pada Diskusi Publik UU No 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan
Kedokteran di FKUI, Program Pendidikan Dokter Layanan Primer disebut sebagai
Generalis, bukan spesialis. Pendidikan Generalis, setara dengan pendidikan
spesialis. Penyebutan generalis karena ranah kompetensi Dokter Layanan Primer
tidak tercakup pada sistem organ atau keahlian tertentu saja.
f. Saat bekerja, dibutuhkan pengetahuan bahwa DLP bekerja dalam sistem yang
memiliki clinical pathway. Strata pendidikan baru, salah satunya, diperlukan untuk
mendidik dokter layanan primer yang mengetahui cara kerja sistem Jaminan
Kesehatan Nasional. Proses pendidikan Generalis, Dokter Layanan Primer, akan
dibiayai oleh negara. Selain itu, berdasar pasal 31 Ayat 1 Huruf B UU No 20
Tahun 2013 bahwa setiap mahasiswa program pendidikan dokter layanan primer,
spesialis, dan subspesialis berhak menerima insentif di Rumah Sakit Pendidikan
dan Wahana Pendidikan.
g. Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Layanan Primer hanya dapat dilakukan di
fakultas kedokteran yang berakreditasi A yang bisa menyelenggarakan. Hal ini
sesuai dengan pasal 8 ayat 1 UU No 20 tahun 2013 bahwa Program dokter layanan
primer, dokter spesialis-subspesialis,dan dokter gigi spesialis-subspesialis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf b hanya dapat diselenggarakan
oleh Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi yang memiliki akreditasi
kategori tertinggi untuk program studi kedokteran dan program studi kedokteran
gigi.
2. Dokter layanan primer setara dengan dokter spesial karena sesuai yang telah dibahas di
atas, perbedaan DLP dengan dokter umum adalah DLP memiliki kompetensi yang lebih
dibandingkan dokter umum karena nantinya DLP akan dibekali pendidikan berupa 80%
kompetensi sebagai dokter keluarga dan 20% kesehatan masyarakat. Kompetensi yang
akan dimiliki oleh DLP adalah konsep kedokteran keluarga (konsep dan wawasan,
prinsip dan pelayanan dokter keluarga, pengaruh keluarga, komunitas dan lingkungan,
tugas dan fungsi dokter keluarga dalam pelayanan primer), manajemen klinik dokter
keluarga (manajemen SDM, fasilitas, informasi, dan dana), keterampilan klinik (klinis
non bedah, mengatasi keadaan klinis umum, masalah klinis khusus, menggunakan sarana
penunjang dan medis teknis bedah) dan keluasan penerapan ilmu dan wawasannya
(masalah kesehatan kelompok usia dan masalah kesehatan kelompok khusus). Sedangkan
dokter umum hanya memiliki konsep dan wawasan kedokteran keluarga, prinsip dan
pelayanan dokter keluarga, keterampilan klinis non-bedah, mengatasi masalah klinis
khusus, dan medis teknis bedah.
3. Alur/tata cara mendapatkan izin praktek mandiri bagi mahasiswa kedokteran yang telah
lulus, berdasarkan UU no 29 tahun 2004, BAB IV, adalah:
a. Pasal 29 ayat 1: Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik
kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat
tanda registrasi dokter gigi.
b. Pasal 29 ayat 2: Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter
gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia.
c. Untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi
dokter gigi harus memenuhi persyaratan :
1. memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau dokter gigi
2. spesialis;
3. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter
atau dokter gigi;
4. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
5. memiliki sertifikat kompetensi; dan
6. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
d. Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi berlaku
selama 5 (lima) tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun sekali
dengan tetap memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf c dan huruf d.
4. Analisis SWOT pada Dokter Bagus
External
Opportunities Threats
Internal
Strenght Dokter Bagus telah lulus
dari pendidikan dokter
dan telah selesai
menjalani masa
internship
Dokter Bagus belum
mendapatkan informasi
yang baik dan mendalam
mengenai praktik
kedokteran sebagai bagian
dari profesinya, Dokter
Bagus hanya mendengar
informasi dari temannya.
Weakness Dokter Bagus belum
membuka praktik
mandiri sebagai dokter
umum.
Dokter Bagus kurang
paham tata cara/alur
membuka praktik mandiri,
dan Dokter Bagus juga
kurang memahami
perbedaan praktik dokter
umum dan dokter layanan
primer