8
1 LABORATORIUM KLINIK Untuk Diagnosa Lebih Baik [ ISSN 0854-7165 | No. 1/2003 ] Daftar Isi Anti CCP : Penanda Diagnostik dan Prognostik Baru untuk Rheumatoid Arthritis ........................... 1 Pemeriksaan „‡C-Urea Breath Test untuk Diagnosis Infeksi Helicobacter pylori Aktif ..................... 3 Pemeriksaan Biokimia pada Usia Lanjut ............. 6 ANTI CCP : PENANDA DIAGNOSTIK DAN PROGNOSTIK BARU UNTUK RHEUMATOID ARTHRITIS PENDAHULUAN Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun sistemik kronik dengan prevalensi sekitar 1% di seluruh dunia. RA ditandai dengan adanya inflamasi membran sinovial, yang menyebar secara simetrik mulai dari sendi kecil hingga sendi besar. Gejala awal yang biasa muncul adalah bengkak yang disertai rasa sakit pada sendi jari dengan kekakuan sendi di pagi hari. Seperti halnya penyakit autoimun lainnya, RA lebih sering terjadi pada wanita dibanding laki-laki (30,8 berbanding 12,7 per 100.000). Morbiditas banyak disebabkan karena kurang efektifnya pengobatan tahap awal. Oleh karena itu intervensi terapetik yang lebih cepat dan tepat dapat menyebabkan penyakit lebih terkontrol dan terjadinya kerusakan sendi dapat diminimalkan. Sangat penting untuk membedakan antara RA dan bentuk arthritis lainnya segera setelah gejala pertama muncul. DIAGNOSIS KLINIK RHEUMATOID ARTHRITIS Telah disebutkan di atas bahwa sangat penting untuk menentukan diagnosis RA pada tahap awal penyakit sehingga pengobatan dapat dilakukan lebih awal dan kerusakan jaringan sendi dapat dicegah atau dikurangi. Autoantibodi spesifik dapat digunakan sebagai penanda serologis yang bermanfaat. Kebanyakan penyakit autoimun ditandai dengan respon sel B poliklonal terhadap multipel antigen. Respon imun seperti ini seringkali tidak spesifik untuk satu penyakit. Sangat penting untuk membedakan antara antibodi yang berkaitan dengan RA, apakah antibodi tersebut memang spesifik untuk RA atau terdapat juga pada penyakit lain. Tes serologi yang paling umum pada kasus suspect RA sampai sekarang masih ditentukan dengan RF (Rheumatoid Factors). Antibodi ini (terutama kelas IgM) yang bereaksi dengan gamma globulin dan ditemukan sekitar 60-80% pada pasien RA. RF sensitif tapi tidak terlalu spesifik untuk RA, karena RF terdapat juga pada individu yang sehat dan pasien dengan berbagai infeksi atau penyakit autoimun lainnya (sys- temic lupus erythematosus, sjögrens syndrome, scle- roderma dan yang lainnya). ANTI CCP ANTIBODI Untuk membantu diagnosis RA lebih dini, ditemukan tes ELISA kuantitatif yang sederhana dan spesifik menggunakan single cyclic citrullinated peptide (cfc1- cyc2) sebagai immunosorbent dan di pasaran dikenal sebagai anti CCP mark 1 test (Immunoscan RA). Penelitian Vassenaar dan kawan-kawan menunjukkan bahwa anti CCP antibodi sangat spesifik untuk RA. Grup

Anti CCP - Alat Diagnostik Dan Prognostik Terbaru Untuk Rheumatoid Arthritis

  • Upload
    kloter1

  • View
    35

  • Download
    14

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anti ccpp

Citation preview

Page 1: Anti CCP - Alat Diagnostik Dan Prognostik Terbaru Untuk Rheumatoid Arthritis

1

LABORATORIUM KLINIK

Untuk Diagnosa Lebih Baik

[ ISSN 0854-7165 | No. 1/2003 ] Daftar Isi

Anti CCP : Penanda Diagnostik dan Prognostik Baruuntuk Rheumatoid Arthritis ........................... 1

Pemeriksaan ¹³C-Urea Breath Test untuk DiagnosisInfeksi Helicobacter pylori Aktif ..................... 3

Pemeriksaan Biokimia pada Usia Lanjut ............. 6

ANTI CCP : PENANDA DIAGNOSTIK DANPROGNOSTIK BARU UNTUK RHEUMATOIDARTHRITIS

PENDAHULUAN

Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimunsistemik kronik dengan prevalensi sekitar 1% di seluruhdunia. RA ditandai dengan adanya inflamasi membransinovial, yang menyebar secara simetrik mulai dari sendikecil hingga sendi besar. Gejala awal yang biasa munculadalah bengkak yang disertai rasa sakit pada sendi jaridengan kekakuan sendi di pagi hari. Seperti halnyapenyakit autoimun lainnya, RA lebih sering terjadi padawanita dibanding laki-laki (30,8 berbanding 12,7 per100.000).

Morbiditas banyak disebabkan karena kurang efektifnyapengobatan tahap awal. Oleh karena itu intervensiterapetik yang lebih cepat dan tepat dapat menyebabkanpenyakit lebih terkontrol dan terjadinya kerusakan sendidapat diminimalkan. Sangat penting untuk membedakanantara RA dan bentuk arthritis lainnya segera setelahgejala pertama muncul.

DIAGNOSIS KLINIK RHEUMATOID ARTHRITIS

Telah disebutkan di atas bahwa sangat penting untukmenentukan diagnosis RA pada tahap awal penyakitsehingga pengobatan dapat dilakukan lebih awal dankerusakan jaringan sendi dapat dicegah atau dikurangi.

Autoantibodi spesifik dapat digunakan sebagai penandaserologis yang bermanfaat. Kebanyakan penyakitautoimun ditandai dengan respon sel B poliklonalterhadap multipel antigen. Respon imun seperti iniseringkali tidak spesifik untuk satu penyakit. Sangatpenting untuk membedakan antara antibodi yangberkaitan dengan RA, apakah antibodi tersebut memangspesifik untuk RA atau terdapat juga pada penyakit lain.

Tes serologi yang paling umum pada kasus suspectRA sampai sekarang masih ditentukan dengan RF(Rheumatoid Factors). Antibodi ini (terutama kelasIgM) yang bereaksi dengan gamma globulin danditemukan sekitar 60-80% pada pasien RA. RF sensitiftapi tidak terlalu spesifik untuk RA, karena RF terdapatjuga pada individu yang sehat dan pasien denganberbagai infeksi atau penyakit autoimun lainnya (sys-temic lupus erythematosus, sjögren�s syndrome, scle-roderma dan yang lainnya).

ANTI CCP ANTIBODI

Untuk membantu diagnosis RA lebih dini, ditemukan tesELISA kuantitatif yang sederhana dan spesifikmenggunakan single cyclic citrullinated peptide (cfc1-cyc2) sebagai immunosorbent dan di pasaran dikenalsebagai anti CCP mark 1 test (Immunoscan RA).Penelitian Vassenaar dan kawan-kawan menunjukkanbahwa anti CCP antibodi sangat spesifik untuk RA. Grup

Page 2: Anti CCP - Alat Diagnostik Dan Prognostik Terbaru Untuk Rheumatoid Arthritis

2

peneliti lain melaporkan spesifisitas anti CCP bervariasiantara 96-99%. Jadi anti CCP lebih spesifik dibandingkanRF.

Generasi pertama anti CCP mempunyai sensitivitas 60-80%, lebih rendah dibanding RF (70-75%), tetapispesifisitas yang tinggi menyebabkan anti CCPmerupakan suatu tes yang prospek dan bermanfaat.Visser dan kawan-kawan mempublikasikan studiprospektif untuk menghasilkan kriteria RA yang cukupsensitif dan spesifik untuk mendiagnosis pasien padatahap awal arthritis. Pada studi ini digunakan anti CCPmark 1 test dan arthritis outcome difollow up selama 2tahun dan digunakan untuk menguji predictive powerdari berbagai kriteria yang diuji pada visit pertama(tahap awal penyakit). Dari data dengan menggunakanteknik regresi logistik, dibedakan 3 bentuk arthritisoutcome yaitu : self-limiting arthritis, persistent non-erosive arthritis dan persistent erosive arthritis. Daristudi ini terlihat bahwa anti CCP mark 1 test secaraindependen dan signifikan berkontribusi pada perfor-mance model prediksi untuk persistent erosive arthri-tis. Kemampuan diskriminatif dari model prediksi tanpaanti CCP secara signifikan lebih rendah daripada modelyang menggunakan anti CCP. Jadi, anti CCP mempunyainilai tambah untuk diagnosis dan pengobatan pada pasienarthritis.

GENERASI KEDUA ANTI CCP

Sangat jelas bahwa suatu tes akan lebih berguna jikamempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.Karena itu dikembangkan anti CCP generasi kedua(Immnunoscan RA mark2). Pada anti CCP generasi keduadigunakan citrullinated peptide baru dengan sensitivitasyang lebih baik tanpa kehilangan spesifisitasnya.

Untuk mengidentifikasi peptida baru ini, seluruh peptidayang mengandung citruline disintesis dan discreendengan sera pasien. Peptida-peptida ini diproduksi padaresin beads sedemikian rupa sehingga tiap beadmengandung satu sekuen spesifik. Peptida yangberikatan dengan autoantibodi dari pasien RA diseleksiuntuk penelitian lebih lanjut. Antibodi hanya dapatberikatan dengan peptida pada permukaan bead.Kebanyakan peptida (> 99%) menempati bagian dalambead dan digunakan untuk rangkaian peptida berikutnya.Peptida yang terpilih lalu disaring lebih lanjut pada pasienRA dengan populasi besar dan campuran peptida opti-mal dengan sensitivitas maksimum dipilih untukimmunoscan RA mark 2 test.

Berbagai studi yang melibatkan berbagai kelompokpasien melaporkan bahwa Immunoscan RA mark 2 testmempunyai sensitivitas 75-82% dibandingkan dengan

IgM RF (lihat tabel 1). Baik pada CCP 1 dan CCP 2, sekitar35-40% pasien dengan RF negatif ternyata positif untukanti CCP, karena itu jika hanya RF yang dipakai, pasien-pasien tersebut dapat missed.

KESIMPULAN

Anti CCP antibodi mempunyai nilai prognostik karenabiasanya muncul pada pasien dengan penyakit erosif.Walaupun hanya beberapa studi yang menelitikemampuan prognostik dari antibodi ini, tapi penelitian-penelitian tersebut mendukung bahwa pasien RA yanganti CCP-nya positif secara signifikan akan berkembangmenjadi kerusakan sendi yang lebih parah dibandingkandengan pasien yang anti CCP-nya negatif.

Anti CCP antibodi biasanya muncul pada tahap awal daripenyakit. Pada penelitian terhadap pasien mulai dariarthritis awal dan juga kelompok pasien dengan sinovitisawal, anti CCP antibodi muncul sekitar 40-70% darikelompok pasien tersebut. Pada beberapa kasus, antiboditerdeteksi sampai 10 tahun sebelum gejala RA pertamamuncul. Hal ini menandakan bahwa citrullinasi dari an-tigen sinovial dan produksi antibodi terhadap antigencitrullinated diinisiasi sangat awal pada perkembanganRA. Lebih jauh, anti CCP dapat digunakan untukmembedakan RA dari penyakit rematik lainnya sepertiSLE, Sjögren�s syndrome atau polymyositis/ dermato-myositis.

Evy Liswati

Tabel 1. Perbandingan sensitivitas dan spesifisitas Anti-CCPmark 2 test dan IgM-RF test pada kelompok pasienyang bermacam-macam

a including : Systemic Lupus Erythematosus, Scleroderma, primary Sjögren’ssyndrome, vasculitis

b including : Crohn’s disease, Colitis ulcerosac including : Epstein-Barr, Parvovirus B19d including : Treponema pallidum (Syphilis), Chlamydia trachomatis, Legionella,

Borrelia, Yersinia, Salmonella, Streptococcus pyogenes, Myco-bacterium tuberculosis

e including : Mycoplasma, Toxoplasma, Plasmodium falciparum, Leishma-nia, Schistosoma, Trypanosoma cruzi

Page 3: Anti CCP - Alat Diagnostik Dan Prognostik Terbaru Untuk Rheumatoid Arthritis

3

Keterangan : Pemeriksaan Anti CCP belum tersediauntuk keperluan rutin

Rujukan :1. Salden M. Anti CCP: a new diagnostic and prognostic

marker for rheumatoid arthritis. Clinical Laboratory In-ternational October 2002 ; 11-12.

2. Anti-Cp ELISA (IgG). Euroimmun, MedizinischeLabordiagnostika GmbH July 2002.

PEMERIKSAAN 13C-UREA BREATH TEST UNTUKDIAGNOSIS INFEKSI HELICOBACTER PYLORIAKTIF

PENDAHULUAN

Dewasa ini sudah tidak disangsikan lagi bahwaHelicobacter pylori (H. pylori) adalah kuman yangpatogen bagi manusia. Kuman ini menyebabkan prosesradang kronik pada lambung, gastritis kronik danmemegang peran penting dalam patogenesis danperkembangan penyakit tukak peptik, adenokarsinomalambung dan mucosa-associated lymphoid tissue (MALT)limfoma lambung.

Helicobacter adalah nama genus kuman yang berbentukspiral atau batang bengkok berflagella yang mengalamiadaptasi untuk dapat hidup dalam mukus (lendir)lambung yang menutupi selaput lendir (mukosa) lambungyang bersuasana asam kuat. Kuman ini dapat bertahanhidup dalam suasana asam kuat dengan caramemproduksi enzim urease. Enzim urease akanmenghidrolisis urea yang ada dalam cairan lambungmenjadi amoniak dan karbondioksida yang bersifat basa.Tubuh kuman Helicobacter selalu diliputi oleh awanamoniak ini, dan karenanya dapat bertahan terhadapasam lambung, selain itu amoniak inilah yang ternyatamerusak struktur lapisan mukus lambung.

Selama ini infeksi H. pylori kurang diperhatikan karenarelatif sulit untuk membuat diagnosis dan tidak semuapenderita infeksi memiliki keluhan atau gejala, kalaupunada biasanya akan hilang dengan pengobatannonspesifik, walaupun gejala tersebut sering datangkembali.

Kita tahu bahwa sebagian besar tukak peptik yangdisebabkan oleh H. pylori dapat diterapi denganantibiotik dan terapi lainnya. Namun pada saat ini di

mana resistensi terhadap penggunaan antibiotik semakinmeningkat, maka merupakan hal yang sangat pentinguntuk melakukan terapi hanya pada penderita yang benar-benar terinfeksi H. pylori aktif.

Untuk itu diagnosis yang akurat merupakan suatulangkah utama yang harus dilakukan sebelumdilakukannya terapi terhadap infeksi kuman H. pylori.

PEMERIKSAAN UREA BREATH TEST

Diagnosis infeksi H. pylori dapat dilakukan dengan 2macam cara, yaitu :1. Secara Invasif (menggunakan jaringan biopsi

endoskopik) : tes CLO (Campylobacter LikeOrganism), histopatologi dan kultur.

2. Secara Non Invasif : UBT (Urea Breath Test) danpemeriksaan serologik.

Diantara semua pemeriksaan tersebut di atas,pemeriksaan UBT merupakan pemeriksaan yang palingmemberikan kenyamanan pada pasien.

Kelebihan dari pemeriksaan UBT dibandingkan denganpemeriksaan lainnya adalah :1. Non invasif, sehingga dapat menghindari risiko

kesalahan pada saat pengambilan sampel sepertiyang umumnya terjadi pada pemeriksaan yangmenggunakan cara invasif (dengan pengambilanjaringan biopsi mukosa lambung)

2. Pemeriksaan ini lebih nyaman untuk pasien karenatidak dilakukan prosedur pengambilan darah danpengambilan jaringan biopsi.

3. Pemeriksaan cukup mudah dan sederhana serta hasildapat diperoleh dalam waktu kurang dari 30 menit.

4. Dapat mendeteksi infeksi H. pylori aktif.5. Dapat digunakan untuk penilaian keberhasilan suatu

pengobatan eradikasi pada minimum 4 minggusetelah terapi eradikasi.

Penggunaan karbon berlabel Urea Breath Test ini pertamakali diperkenalkan oleh Graham D.Y. pada tahun 1987.Prinsip pemeriksaan Urea Breath Test adalah penderitadiberi urea yang mengandung C (karbon) radioaktif yangberlabel. Bila dalam lambung terdapat urease yangdihasilkan oleh kuman H. pylori, maka urease tersebutakan menghidrolisis C radioaktif-urea menjadi CO2 danamoniak, seperti persamaan dibawah ini :

(NH2)213-14CO + H2O + 2 H+ >

13-14CO2 + 2 NH4+

Hp urease

Page 4: Anti CCP - Alat Diagnostik Dan Prognostik Terbaru Untuk Rheumatoid Arthritis

4

Gas CO2 yang telah dilabel tersebut selanjutnya melaluialiran darah akan ke paru-paru dan akhirnya dikeluarkanpada saat ekspirasi (bernafas).

Carbon-Urea berlabel untuk pemeriksaan UBT dapatmenggunakan 13C atau 14C. Kekurangan dari 14C adalahkarena merupakan suatu radioisotop di mana sebagaisuatu bahan radioaktif maka terdapat peraturan-peraturan yang sangat ketat yang berhubungan denganperizinan, keamanan dan penyimpanannya. 14C memilikiwaktu paruh 5,7 tahun dan hanya 70% saja yang akandisekresikan, sedangkan sisanya sebanyak 30% akantergabung dalam jaringan carbon pool pasien. Namunwalaupun 14C ini merupakan suatu radioaktif ternyatakemungkinan radiasi yang diberikan masih kurang dari17 kBq. Dengan kenyataan tersebut di atas makapemeriksaan ini tidak direkomendasikan untukdigunakan oleh pasien anak-anak dan wanita hamil sertadianjurkan agar pengulangan pemeriksaan dapatdihindari bila menggunakan pemeriksaan ini. Sementaraitu 13C adalah suatu isotop stabil, alami, non radioaktif.Karena bersifat non radioaktif maka UBT ini dapatdigunakan untuk pasien anak-anak dan juga dapatdigunakan untuk penilaian kembali status H. pylori.

Kekurangan dari UBT ini adalah ketika 13C-ureadimasukkan secara oral kepada pasien, tidak menutupkemungkinan dapat terjadi intervensi dari aktivitasurease yang tidak berhubungan dengan H. pylori sepertibakteri flora dalam mulut dan usus. Untuk menghilangkanmasalah hasil yang positif palsu karena adanya bakteriselain H. pylori yang memproduksi urease tersebut,maka dilakukan beberapa modifikasi pada pemeriksaanini yaitu dengan mencuci mulut, menggunakan tablet13C-urea yang pelepasannya cepat serta dilakukannyapenundaan pengosongan lambung.

Hasil positif palsu yang terdeteksi pada 10 menit pertamasetelah dimasukkannya 13C-urea kemungkinandisebabkan oleh aktivitas urease di mulut. Dilaporkanbahwa beberapa strain dari Eubacterium aerofaciens,Eubacterium lentum dan Peptostreptococcus productusmenghasilkan urease.

PEMERIKSAAN 13C-UBT MENGGUNAKAN UBiT®-IR300

UBiT®-IR300 adalah suatu alat infraredspectrophotometer yang digunakan untuk pemeriksaanUrea Breath Test dengan menentukan kadar 13CO2 dalamnafas pasien dan hasil diperoleh dalam waktu kurangdari 6 menit.

Prosedur penggunaan UBiT®-IR300 adalah sebagai berikut :1. Langkah 1, dimulai dengan pengumpulan udara

pernafasan normal (baseline).

Setelah bernafas normal sejenak, tahan nafasselama 10 detik, kemudian tanpa didahuluimenghirup udara secara dalam, hembuskan nafaske dalam �kantong permulaan� dan tutupkantongnya.Alasan untuk tidak menghirup udara dalam adalahuntuk memastikan bahwa konsentrasikarbondioksida dalam kantong nafas lebih dari 2%.

2. Langkah 2, pasien meminum reagen 13C-urea.Larutkan reagen 13C-urea ke dalam 100 cc air, danminumlah larutan tersebut. Setelah diminum, segeracuci rongga mulut dengan berkumur.Pencucian rongga mulut tersebut berfungsi untukmencegah pengaruh dari urease dalam rongga mulutyang dapat memberikan hasil positif palsu.

3. Langkah 3, bila memungkinkan pasien berbaring kesisi kiri untuk membantu reagen menyebar keseluruh lambung.Pasien berbaring ke sisi kiri, dan tunggu selama 5menit. Berdasarkan bentuk dan tempat-tempatdimana H. pylori ditemukan, berbaring ke sisi kirimerupakan hal yang paling tepat.Setelah 20 menit sesudah pemberian 13C-urea,bernafaslah kembali secara normal ke dalam�kantong setelah 20 menit� dan tutup kantong.Kemudian pasang kantong pada penghubung yangada pada alat UBiT®-IR300 dan pastikan tidak terjadikekeliruan letak kantong antara �kantongpermulaan� dengan �kantong setelah 20 menit�.Hasil diagnosis akan tercetak dalam waktu 5,5menit.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan padapemeriksaan ini yaitu :1. Hasil negatif tidak menghilangkan kemungkinan

adanya infeksi H. pylori. Hasil negatif palsu dapatterjadi pada pemeriksaan ini. Jika secara klinisdiperkirakan adanya infeksi H. pylori disarankanuntuk dilakukan pengulangan pemeriksaan dengansampel baru atau dilakukan konfirmasi denganmetode lain.

2. Antibiotik/antimikrobial, proton pump inhibitor dansediaan bismuth diketahui dapat menekan H. py-lori sehingga pemakaian sediaan-sediaan tersebutselama 2 minggu sebelum dilakukannya pemeriksaanini akan menyebabkan hasil negatif palsu, olehkarena itu pasien tidak diperbolehkan untukmenggunakan sediaan tersebut di atas minimal 2minggu sebelum dilakukan pemeriksaan.

3. Hasil positif palsu dapat terjadi akibat aktivitas ure-ase dari organisme lambung lainnya sepertiHelicobacter heilmannii.

4. Jika waktu pengumpulan sampel ke dua lebih awaldari waktu yang ditentukan maka akan menyebabkanterjadinya negatif palsu untuk pasien-pasien positifmarginal.

5. Hasil positif palsu dapat terjadi pada pasien denganachlorhydria.

Page 5: Anti CCP - Alat Diagnostik Dan Prognostik Terbaru Untuk Rheumatoid Arthritis

5

6. Pengulangan pemeriksaan UBT sebaiknya tidakdilakukan sebelum 4 minggu setelah terapi eradikasiH. pylori karena jika pemeriksaan untuk melihatpost terapi tersebut dilakukan lebih awal akanmemberikan hasil negatif palsu.

Umumnya standar protokol pemeriksaan 13C-UBTmengharuskan pasien untuk puasa selama minimal 4 jamsebelum dilakukannya pemeriksaan. Secara teori,penundaan pengosongan lambung dapat memaksimalkanwaktu tinggal 13C-urea dalam lambung sehinggamemaksimalkan pula kontak antara 13C-urea denganorganisme.

Berdasarkan penelitian Fook Hong dan kawan-kawanditunjukkan bahwa pemeriksaan 13C-UBT dengan pasientanpa puasa terlebih dahulu memberikan akurasi yangtinggi untuk diagnosis infeksi H. pylori pada populasiorang Cina. Namun dibutuhkan studi lanjutan padajumlah pasien yang lebih besar untuk menentukan nilaicut off yang terbaik untuk pasien yang tidak puasa ini.

Dari studi yang dilakukan oleh Schuichi Ohara dan kawan-kawan pada populasi orang Jepang untuk menentukannilai cut off dari pemeriksaan H. pylori ini menggunakanmetode 13C-UBT di mana pengumpulan sampel nafasnyadilakukan pada 20 menit setelah pemberian 13C-urea,didapatkan bahwa pada nilai cut off 2,5 o/oo ternyatamemberikan hasil yang sangat baik (sensitivitas 98,2%, spesifisitas 97,9 % dan akurasi 98,1 %).

Berdasarkan Konsensus The Maastricht 2-2000 yangdibuat oleh European Helicobacter Study Group, UBTmerupakan salah satu parameter yang ditetapkan padastrategi tatalaksana diagnosis infeksi H. pylori selainpemeriksaan Stool Antigen Test. Selain itu UBT jugadirekomendasikan sebagai parameter penandakeberhasilan terapi eradikasi organisme tersebut.

Dengan demikian pemeriksaan 13C-UBT selain dapatdigunakan sebagai diagnosis infeksi H. Pylori aktif jugadapat digunakan untuk melihat keberhasilan terapiinfeksi H. pylori.

Dr. H. Murdani Abdullah, SpPDWiwik Rositawati

Rujukan :1. Meretek, Breath Tek-UBT and Breath Tek-UBiT, Directly

Detect an Active Helicobacter pylori Infection, 2002.2. Ohara S. Studies of 13C-Urea Breath Test for the diagno-

sis of Helicobacter Pylori infection in Japan. J Gastro-enterology 1998 : 33 : 6-13

3. Chua TS. Validation of 13C-Urea Breath Test for the diag-nosis of Helicobacter Pylori infection in Singapore popu-lation. Singapore Med J 2002, vol. 43 (8) : 411.

4. Urita. Endoscopic 13C-Urea Breath Test. Digestive Endo-scopy 2000, 12, 29-32.

5. Hong F. (13C)-Urea Breath Test without prior fasting andwithout test meal is accurate for the detection ofHelicobacter pylori infection in Chinese. Journal ofGastroenterology and Hepatology 2002, 17, 834-838.

6. European Helicobacter Study Group, The Maastricht 2-2000 Consensus Report, Current Concepts in the man-agement of Helicobacter pylori infection, 2000.

7. Otsuka Pharmaceutical Co., Petunjuk untuk melakukanuji pernafasan, UBiT-IR300, 2001.

PEMERIKSAAN BIOKIMIA PADA USIA LANJUT

PENDAHULUAN

Pada tahun 2050 diperkirakan lebih dari 20% populasidunia akan berusia di atas 65 tahun. Pada saat seseorangmenjadi tua, terjadi penurunan fungsi tubuh, sebagaicontoh : kapasitas pernafasan maksimal, cardiac output,up take O2 maksimal dan Glomerular Filtration Rate(GFR).

Banyak organ menunjukkan penurunan fungsi sedikitdemi sedikit bahkan saat tidak ada penyakit, tetapiselama ada cadangan fungsional, tidak akan adakonsekuensi klinik. Masalah yang dihadapi oleh ahlibiokimia klinik adalah bagaimana membedakan antaraperubahan biokimia dan fisiologis yang merupakan akibatdari penuaan, dan faktor-faktor yang menyatakanadanya penyakit. Hanya karena hasil pemeriksaanbiokimia pasien usia lanjut berbeda dari hasil padapasien usia muda bukan berarti bersifat patologis.Sebagai contoh adalah kreatinin serum. Fungsi ginjalmemburuk seiring dengan usia tetapi nilai kreatinin 140mmol/l pada wanita berusia 80 tahun jangan dijadikansebagai penanda bahaya. Hasil kreatinin ini menyatakanlaju filtrasi glomerulus yang baik mengingat usia pasientersebut.

Interpretasi pengukuran biokimia pada usia lanjutmemerlukan range referensi berdasarkan usia yangsudah ditetapkan oleh laboratorium untuk sejumlahpemeriksaan yang dilakukan.

PENYAKIT PADA USIA LANJUT

Beberapa penyakit lebih umum dialami pada usia lanjutdaripada usia muda. Penyakit yang umum dapat terjadidengan cara yang berbeda dibandingkan pada usia muda.Pasien usia lanjut mungkin memiliki lebih dari satupenyakit atau membutuhkan beberapa pengobatan yangmenutupi gambaran penyakit normal. Beberapapemeriksaan biokimia pada pasien usia lanjut dapat

Page 6: Anti CCP - Alat Diagnostik Dan Prognostik Terbaru Untuk Rheumatoid Arthritis

6

dilihat pada Tabel 1.Penyakit metabolik yang biasa muncul pada usia lanjutadalah penyakit tiroid, diabetes mellitus, penyakit ginjal,penyakit pituitary, fungsi gonad yang terganggu,penyakit tulang.

Penyakit TiroidGangguan fungsi tiroid umum terjadi pada usia lanjut.Diagnosis dapat terabaikan karena banyak manifestasiklinik penyakit tiroid disalahartikan sebagai prosespenuaan yang normal (Gambar 1). Gambaran yang tidakbiasa merupakan hal yang umum, seperti pasien usialanjut dengan hipertiroidisme lebih mungkinmenunjukkan efek yang berkaitan dengan jantung akibatpeningkatan hormon tiroid dibandingkan dengan pasienyang lebih muda.

Interpretasi hasil TSH, T4 dan T3 tidak akan langsungdapat diartikan pada populasi usia lanjut karena pasien-pasien ini biasanya memiliki lebih dari satu prosespenyakit yang aktif. Seorang pasien dengan penyakitnon tiroid berat dapat menunjukkan pola sick euthy-roid. Fungsi tiroid seorang pasien hanya dapat ditelitisecara memuaskan apabila tidak disertai penyakit nontiroid. Pasien usia lanjut mungkin juga menggunakan

Efek

Meningkatkan TBG

Menurunkan TBGMenghambat ikatan TBGMenekan TSH

Menghambat sekresi T4

Menghambat konversi T4-T3

Mengurangi absorpsi T4 oral

Obat

Estrogen

Androgen, glukokortikoidFenitoin, salisilatL-DOPA, glukokortikoid

LithiumAmiodarone, PropanololKolestiramin, kolestipol

Tabel 2. Beberapa obat yang umum diketahui mempengaruhikerja tiroid

obat yang mempengaruhi fungsi tiroid (Tabel 2).Hipotermia sering dialami oleh pasien usia lanjut. Perluditentukan apakah ada kelainan endokrin yangmendasarinya seperti penyakit tiroid, atau bahkanhipofungsi adrenal atau pituitary.

Diabetes melitusDiabetes melitus umum pada usia tua. Faktor genetikdan obesitas berperan pada resistensi insulin yangmendasari perkembangan NIDDM.

Toleransi glukosa menurun seiring usia bahkan padakeadaan tanpa diabetes melitus, dan ambang batasginjal untuk glukosa meningkat. Observasi ini dapatmenyebabkan diagnosis diabetes melitus menjadi sulitpada pasien usia lanjut.

Penyakit GinjalFungsi ginjal memburuk sedikit demi sedikit sepanjanghidup seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan batasatas rentang referensi yang dihubungkan dengan usiauntuk urea dan kreatinin. Kretinin klirens menurunwalaupun jumlah kreatinin yang dihasilkan menurunsebagai konsekuensi penurunan massa otot. Derajatinsufisiensi jantung dapat menyebabkan penurunan ini.Kemampuan ginjal untuk memekatkan urin dan untukmengekresikan urin yang diencerkan akan menurunseiring dengan pertambahan usia.

Penyakit PituitaryDengan peningkatan usia, ukuran kelenjar pituitarymenurun, dan kejadian mikroadenoma dan focal necro-sis meningkat. Sekresi gonadotropin dan AVP meningkat,sementara sekresi hormon pertumbuhan menurun.

Fungsi GonadSekresi hormon dari ovarium dan testis menurun seiringdengan bertambahnya usia. Menopause pada wanitadapat menyebabkan gejala yang berbahaya pada jangkapendek, dan penyakit tulang yang serius pada jangka

Gambar 1. Manifestasi penyakit tiroid klinis dapatdisalahartikan sebagai normal ageing

Pemeriksaan Kondisi yang berhubungan

Kalium Hipokalemia

Urea dan kreatinin Penyakit ginjalKalsium, fosfat dan alkali Penyakit tulangfosfatase

Protein total, albumin Status nutrisiGlukosa Diabetes melitusPemeriksaan fungsi tiroid Hipotiroidisme

Pemeriksaan hematologi dan Kelainan darah dandarah samar faeces pendarahan

Tabel 1. Pengukuran biokimia pada pasien usia lanjut

Page 7: Anti CCP - Alat Diagnostik Dan Prognostik Terbaru Untuk Rheumatoid Arthritis

7

panjang. Manfaat Hormone Replacement Therapy (HRT)pada post menopause telah diakui dalam hal gejala-gejala menopause, mempertahankan struktur tulang,dan mencegah penyakit jantung koroner.

Penyakit TulangPenyakit tulang lebih umum pada pasien usia lanjutdaripada usia muda. Osteoporosis merupakan penyakittulang yang paling umum muncul pada usia lanjut. Risikopatah tulang panggul meningkat secara dramatis denganmeningkatnya usia disebabkan oleh penurunan massatulang per unit volume. Kehilangan tulang dipercepatsaat produksi estrogen menurun setelah menopause,tetapi pria dan wanita kelamin menunjukkan kehilangantulang sedikit demi sedikit sepanjang hidup.Pemeriksaan biokimia yang umum untuk metabolismekalsium adalah normal pada pasien, bahkan juga padapasien dengan osteoporosis primer yang berat, dan hanyasedikit membantu dalam diagnosis dan pengobatan,kecuali untuk memastikan bahwa tidak ada keadaankomplikasi lain.

Defisiensi vitamin D merupakan penyebab osteomala-cia pada usia lanjut. Status vitamin D dapat ditentukandengan mengukur metabolit utama dalam sirkulasi, yaitu25-hydroxycholecalciferol. Pada osteomalacia yang beratkarena defisiensi vitamin D, kalsium serum akanmenurun, dan akan terjadi peningkatan sekresi PTH.Alkali fosfatase akan meningkat.

Penyakit Paget ditandai dengan peningkatan aktivitasosteoklas yang menyebabkan peningkatan resorpsitulang. Rasa sakit tulang dapat menjadi parah. Alkalifosfatase serum sangat tinggi, dan ekskresihidroksiprolin urin meningkat. Myeloma juga seringdialami pada usia lanjut.

NUTRISI PADA PASIEN USIA LANJUT

Defisiensi nutrisi lebih umum pada usia lanjut, terutamayang lalai atau gagal mengkonsumsi makanan dengangizi seimbang. Bukti terbaru menyatakan bahwa hal inimerupakan faktor dalam penurunan respon imun yangditemukan pada semua pasien malnutrisi, yangmengakibatkan mereka lebih rentan terhadap infeksi.

PENUTUP

Ahli biokimia klinik harus berhati-hati terhadap apakahperubahan pada parameter biokimia merupakanperistiwa normal pada usia lanjut atau menunjukkanadanya penyakit.

Pada saat ditemukan adanya masalah biokimia padapasien usia lanjut, sangat penting untuk diingat adanyakemungkinan yang sangat besar untuk terjadinya lebihdari satu keadaan patologis

Penyakit-penyakit yang diderita golongan usia lanjutkebanyakan bersifat endogenik, multiple, kronik,bersifat/bergejala atipik, tanpa menyebabkan imunitasmalahan lebih rentan terhadap penyakit/komplikasi yanglain. Oleh sebab itu diagnosis harus ditegakkan dengansangat cermat dan hati-hati.

Faliawati Moeliandari - Marita Kaniawati

Rujukan :1. Gaw A, Cowan RA, O�Reilly DSJ, Stewart MJ, Shepherd

J. An Illustrated Colour Text Clinical Biochemistry, 2nd

ed. Livingstone, Edinburgh, 1999, p.150-151.2. Silbernagl S, Lang F. Color Atlas of Pathophysiology.

Thieme Flexibook, Stuttgart, 2000, p.18.

Page 8: Anti CCP - Alat Diagnostik Dan Prognostik Terbaru Untuk Rheumatoid Arthritis

8

Redaksi KehormatanProf. DR. Dr. Marsetio DonosepoetroDrs. Andi WijayaProf. DR. Dr. FX. Budhianto SuhadiDR. Dr. Irwan Setiabudi

Ketua Dewan Redaksi/Penanggung JawabDra. Marita Kaniawati

Anggota Dewan RedaksiDra. Dewi MuliatyDra. Ampi RetnowardaniDra. Lies GantiniFaliawati Moeliandari S.Si

Alamat RedaksiLaboratorium Klinik ProdiaJl.Wastukencana 38, Bandung 40116Telepon: (022) 4202011, 4219392, 4219394Fax : (022) 4236461e-mail: [email protected]: www.prodia.co.id

April 2003-3468

Certificate Number: 403247Certified to QMS