21
MAKALAH ASESMEN ALTERNATIF RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA IPA SMP PADA MATERI LARUTAN ASAM, BASA DAN GARAM TUGAS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Akhir Semester Pada Mata Kuliah Assesmen Alternatif Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Hj. Nuryani Rustaman M.Pd Disusun Oleh : Aristo Hardinata NIM : 1302429

Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

MAKALAH ASESMEN ALTERNATIF

RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA IPA SMP

PADA MATERI LARUTAN ASAM, BASA DAN GARAM

TUGAS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Akhir Semester Pada Mata Kuliah Assesmen Alternatif

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Hj. Nuryani Rustaman M.Pd

Disusun Oleh :

Aristo Hardinata

NIM : 1302429

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

Page 2: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

BAB I

PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan berbagai

komponen seperti siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, dsb. Salah satu komponen

tersebut adalah penilaian. Penilaian merupakan salah satu aspek penting dalam

kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan proses penentuan informasi yang

diperlukan, pengumpulan, serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan

pertimbangan sebelum mengambil suatu keputusan (Firman, 2013). Penilaian

digunakan agar dapat menandai adanya perubahan tingkah laku sebagai output

atau hasil dari proses belajar yang dialami oleh siswa. Sesuai dengan tuntutan

kurikulum saat ini, kurikulum 2013, dan berdasarkan standar penilaian

pendidikannya, penilaian diarahkan pada penilaian berbasis kelas, dimana

penilaian bersifat holistik (secara meyeluruh atau utuh) pada kemampuan yang

akan diukur. Bloom merumuskan kemampuan yang akan diukur dalam

pembelajaran (hasil belajar) meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau

prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual seperti

mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis, mensintesis, dan

mengevaluasi. Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai-nilai

yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Domain psikomotorik

mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) atau

keterampilan manipulatif, seperti keterampilan menyusun alat-alat percobaan dan

melakukan percobaan. Penilaian pada masing-masing domain memerlukan alat-

alat penilaian atau instrumen yang disesuaikan dengan karakteristik materi Imu

Pengetahuan Alam (IPA) yang akan dinilai. Salah satu materi pelajaran IPA yang

dipelajari pada kelas VII semester I adalah larutan asam, basa, dan garam. Larutan

asam, basa dan garam merupakan golongan zat kimia yang sangat penting.

Larutan asam, basa, dan garam terdapat dalam banyak bahan yang digunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran pada materi larutan asam, basa dan

garam dilakukan melalui pembelajaran di kelas dan di laboratorium. Penilaian

1

Page 3: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

hasil belajar pada materi larutan asam, basa dan garam ini meliputi penilaian pada

domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Domain kognitif diukur

menggunakan tes tertulis (tes obyektif). Domain afektif diukur menggunakan

angket skala sikap. Domain psikomotor menggunakan lembaran observasi.

2

Page 4: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penilaian dalam pembelajaran

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi

dalam rangka pembuatan keputusan. Misalnya keputusan yang dibuat guru

mengenai indikator pencapaian dalam suatu materi kimia pada matapelajaran IPA.

Indikator yang dibuat harus menggambarkan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang dapat diukur atau dinilai yang akan dikuasai oleh siswa setelah

pembelajaran IPA selesai.

Penilaian berbasis kelas merupakan kegiatan guru terkait dengan

pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik yang mencerminkan

pencapaian kompetensi selama proses pembelajaran tertentu. Penilaian dilakukan

secara holistik (menyeluruh) terkait aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),

dan keterampilan (psikomotor) untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama

pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai

dilaksanakan (penilaian hasil belajar). Ada pun karakteristik penilaian berbasis

kelas yaitu sebagai berikut:

1. Belajar Tuntas

Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat

mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan

yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang

belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama,

dibandingkan peserta didik pada umumnya.

2. Autentik

Penilaian dikatakan autentik apabila peserta didik diminta untuk menampilkan

tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan

keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna. Proses penilaian dan

pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan atau terpadu,

sehingga penilaian berjalan bersama-sama dengan proses pembelajaran.

Sebagai contoh, ketika peserta didik belajar membaca puisi, guru mengamati

3

Page 5: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

dan memberi penilaian, misalnya cara pengucapan, intonasi, tekanan kata, dan

penghayatan. Apabila peserta didik belum menguasai unsur tertentu, guru

membuat catatan untuk perbaikan selanjutnya.

3. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama

pembelajaran berlangsung dan setelah usai, melalui berbagai jenis ulangan

(ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan

kenaikan kelas).Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh

mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses,

kemajuan, dan perbaikan hasil.

4. Menggunakan Teknik yang Bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis/lisan, unjuk kerja, proyek

produk, portofolio, pengamatan, dan penilaian diri, disesuaikan dengan

kompetensi yang ingin dinilai.

5. Berdasarkan Acuan Kriteria

Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi

dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan dengan mempertimbangkan

karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan

guru), dan karakteristik peserta didik.

Fungsi dari penilaian berbasis kelas sebagai berikut :

a. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu

kompetensi.

b. Membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang

langkah pemilihan program, pengembangan kepribadian dan penjurusan.

c. Menemukan kesulitan belajar dan prestasi yang bisa dikembangkan serta

sebagai alat diagnosis perlu tidak siswa mengikuti remedial atau program

pengayaan.

4

Page 6: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang

telah dilakukan ataupun yang sedang berlangsung.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat proses

belajar. Bloom merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang

meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1. Domain kognitif

Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip

yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual seperti

mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis, mensintesis, dan

mengevaluasi. Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh

Bloom dkk dikategorisasikan lebih terinci secara hierarkis ke dalam enam

jenjang kemampuan, yakni sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut peserta didik

untuk mempu mengingat berbagai informasi yang telah diterima

sebelumnya.

b. Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman

dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,

informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini

peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang

telah didengan dengan kata-kata sendiri.

c. Tingkat penerapan (application) merupakan kemampuan untuk

menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam

situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam

kehidupan sehari-hari.

d. Tingkat analisis (analysis) merupakan kemampuan mengidentifikasi,

memisahkan, dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu

fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa, atau kesimpulan, dan memeriksa

setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi.

5

Page 7: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

e. Tingkat sintesis (synthesis) merupakan kemampuan seseorang dalam

mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang

ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

f. Tingkat evaluasi (evaluation) merupakan level tertinggi yang megharapkan

peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu

gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.

2. Domain Afektif

Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai-nilai yang

ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Tujuan-tujuan instruksional yang

termasuk domain afektif diklasifikasikan oleh David Kratwohl dkk. ke dalam

lima jenjang hierarkis sebagai berikut:

a. Tingkat receiving atau attending merupakan keinginan peserta didik untuk

memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus. Tugas pendidik

mengarahkan perhatian peseta didik pada fenomena yang menjadi objek

pembelajaran afektif.

b. Tingkat responding merupakan partidipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai

bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik saja memperhatikan

fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi.

c. Tingkat valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang

menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangnya mulai

dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan

keterampilan, sampai pada tingkat komitmen.

d. Tingkat organization merupakan kemampuan siswa yang dapat mengaitkan

satu nilai dengan nilai yang lainnya, konflik antar nilai diselesaikan, dan

meningkatkan keterampilan, sampai tingkat komitmen.

e. Tingkat characterization merupakan tingkat tertinggi pada domain afektif.

Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan

perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup.

6

Page 8: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

3. Domain Psikomotor

Domain psikomotorik mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik

(motorik) atau keterampilan manipulatif, seperti keterampilan menyusun alat-

alat percobaan dan melakukan percobaan. Harrow (Sudjana, 2011)

mengklasifikasikan keterampilan domain psikomotor ke dalam enam tahapan

sebagai berikut:

a. Gerakan refleks merupakan respon motorik atau gerak tanpa sadar yang

muncul ketika bayi lahir.

b. Gerakan dasar merupakan gerakannyang mengarah pada keterampilan

komplek yang khusus.

c. Kemampuan perseptua merupakan kombinasi kemampuan kognitif dan

motorik atau gerak.

d. Gerakan fisik merupakan kemampuan untuk mengembangkan gerakan

terampil.

e. Gerakan terampil merupakan kemampuan untuk memerlukan belajar, seperti

kemampuan dalam menggunakan alat-alat praktikum.

f. Komunikasi non diskursif merupakan kemampuan berkomunikasi dengan

menggunakan gerakan.

C. Alat penilaian hasil belajar

Untuk mengukur hasil belajar siswa dibutuhkan suatu alat penilaian atau

disebut juga dengan instrumen penilaian. Instrumen penilaian digunakan untuk

mengumpulkan informasi-informasi penting yang dibutuhkan dalam penilaian

(Firman, 2013).

1. Alat penilaian kognitif

Salah satu alat penilaian untuk mengukur domain afektif yaitu tes. Tes

merupakan alat penilaian yang perlu dijawab dengan menggunakan

pengetahuan dan penalaran (proses berpikir). Tes yang digunakan adalah tes

obyektif. Tes Obyektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari

butir-butir soal (items) yang dapat dijawab dengan memilih salah satu (atau

7

Page 9: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

lebih) diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada

masing-masing items atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya

berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah

disediakan untuk masing-masing butir item. Bentuk tes obyektif yang

digunakan meliputi pilihan ganda. Tes obyektif pilihan ganda adalah salah satu

bentuk bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang

sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu

dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada tiap-tiap butir

soal. Pada pembuatan instrumen penilaian, dibuatkan terlebih dahulu kisi-kisi

tes yang memperlihatkan hubungan antara kompetensi-kompetensi dasar yang

dinilai ketercapaiannya, indikator-indikator pencapaian kompetensi dasar,

materi pokok, serta jenis dan jumlah soal yang akan dibuat.

2. Alat penilaian Afektif

Salah satu alat penilaian untuk mengukur domain afektif yaitu menggunakan

angket dengan skala sikap. Untuk pengukuran harus memenuhi dua kriteria,

yaitu dapat diamati dan dapat diukur. Bila salah satunya tidak ada, maka

konstruksi tersebut tidak dapat digunakan dalam penelitian ilmiah.

Konstruksi skala sikap dimulai dengan menentukan dan mendefinisikan

objek sikap yang akan diukur itu (sikap apa). Sikap yang akan diamati disini

adalah sikap ilmiah. Setelah itu disusun butir-butir pernyataan tentang objek

sikap itu. Kemudian ditentukan format jawaban yang akan digunakan dan

cara penskoran.

3. Alat penilaian psikomotor

Salah satu alat penilaian untuk mengukur domain psikomotor adalah

lembaran observasi. Lembaran observasi yang dibuat dilengkapi dengan

rubrik lembaran observasi dan kriteria penskorannya. Rubrik secara umum

ialah patokan penskoran yang digunakan dalam asesmen subjektif. Suatu

rubrik mengharuskan adanya suatu aturan tentang penetapan kriteria pada

sistem asesmen yang harus diikuti pada evaluasi. Kriteria penskoran ialah

8

Page 10: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

skema penilaian deskriptif, yang digunakan sebagai patokan dalam

menganalisis produk maupun proses usaha dan keberhasilan peserta didik.

D. Penilaian Hasil Belajar Pada Materi Asam-Basa

Materi larutan asam, basa, dan garam merupakan materi pembelajaran

kimia yang dipelajari pada kelas VII semester I di SMP (Sekolah Menengah

Pertama). Larutan asam, basa dan garam merupakan larutan kimia yang sangat

penting untuk dipelajari. Larutan asam, basa dan garam terdapat dalam banyak

bahan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran pada materi

larutan asam, basa dan garam dilakukan melalui pembelajaran di kelas dan di

laboratorium.

Dalam Kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar

(KD) dan indikator pencapaian kompetensi dari materi larutan asam, basa dan

garam.

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, dan tanggung

jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar

KD 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas cipataan Tuhan tentang aspek

fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam

9

Page 11: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang

dianutnya.

KD 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;

teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif;

dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi

sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

KD 3.5. Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisika dan kimia pada zat

yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. (misalnya larutan asam,

basa, dan garam).

KD 4.11. Melakukan penyelidikan untuk menentukan sifat larutan yang ada di

lingkungan sekitar menggunakan indikator buatan maupun alami.

Indikator

Aspek kognitif

3.5.1. Mengidentifikasi sifat–sifat larutan asam dan basa.

3.5.2. Menjelaskan konsep kekuatan keasaman (pH).

3.5.3. Memperkirakan pH suatu larutan asam dan basa berdasarkan hasil

pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator.

Aspek afektif

2.1.1. Menunjukan perilaku ilmiah (sikap ingin tahu, sikap ingin menemukan

sesuatu yang baru, berpikir kritis, bekerja sama, tidak mudah putus asa,

bertanggungjawab, jujur, berpikiran bebas dan terbuka, mawas diri,

kedisiplinan diri) dalam melakukan praktikum.

Aspek psikomotor

4.11.1 Mengidentifikasi larutan asam, basa, dan netral berdasarkan hasil

percobaan.

4.11.2 Menggunakan alat sederhana untuk menentukan skala keasaman kebasaan.

4.11.3 Mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan ke dalam asam, basa, dan

garam.

4.11.4 Membuat indikator alami

10

Page 12: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

4.11.5 Mengidentifikasi perubahan warna pada indikator alami dalam larutan

asam, basa, dan garam.

Penilaian hasil belajar pada materi asam dan basa meliputi penilaian pada

domain kognitif yang diukur menggunakan tes (tes obyektif) (lampiran 1).

Domain afektif diukur menggunakan angket skala sikap ilmiah (lampiran 2).

Domain psikomotorik menggunakan lembaran observasi melalui pembelajaran di

laboratorium (lampiran 3).

11

Page 13: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penilaian merupakan salah satu faktor penting dalam suatu pembelajaran.

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi dalam

rangka pembuatan keputusan.

2. Penilaian berbasis kelas merupakan kegiatan guru terkait dengan

pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik yang

mencerminkan pencapaian kompetensi selama proses pembelajaran tertentu.

3. Karakteristik penilaian berbasis kelas yaitu belajar tuntas, autentik,

berkesinambungan, menggunakan teknik yang bervariasi dan menggunakan

acuan kriteria.

4. Penilaian hasil belajar terdiri atas tiga domain yaitu domain kognitif, domain

afektif dan domain psikomotor.

5. Berdasarkan domain kemapuan siswa, Alat penelitian juga dapat dibedakan

menjadi alat penilaian kognitif (tes), alat penilaian afektif (angket skala

sikap), dan alat penilaian psikomotor (lembaran observasi).

6. Penilaian hasil belajar pada materi asam dan basa meliputi penilaian pada

domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Domain kognitif

diukur menggunakan tes tertulis melalui pembelajaran di kelas. Domain

afektif diukur menggunakan angket skala sikap. Domain psikomotorik

menggunakan lembaran observasi melalui pembelajaran di laboratorium.

12

Page 14: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

13

Page 15: Aristo Hardinata_Rancangan Asesmen

DAFTAR PUSTAKA

Firman, H. (2013). Evaluasi pembelajaran kimia. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Jalius, Ellizar. (2009). Pengembangan program pembelajaran. Padang: UNP

Press.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan menteri pendidikan

dan kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudijono, A. (2007). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sudjana, N. (2011). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan; pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

14