Upload
ariss-dinata-lubis
View
38
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH ASESMEN ALTERNATIF
RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA IPA SMP
PADA MATERI LARUTAN ASAM, BASA DAN GARAM
TUGAS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Akhir Semester Pada Mata Kuliah Assesmen Alternatif
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Hj. Nuryani Rustaman M.Pd
Disusun Oleh :
Aristo Hardinata
NIM : 1302429
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan berbagai
komponen seperti siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, dsb. Salah satu komponen
tersebut adalah penilaian. Penilaian merupakan salah satu aspek penting dalam
kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan proses penentuan informasi yang
diperlukan, pengumpulan, serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan
pertimbangan sebelum mengambil suatu keputusan (Firman, 2013). Penilaian
digunakan agar dapat menandai adanya perubahan tingkah laku sebagai output
atau hasil dari proses belajar yang dialami oleh siswa. Sesuai dengan tuntutan
kurikulum saat ini, kurikulum 2013, dan berdasarkan standar penilaian
pendidikannya, penilaian diarahkan pada penilaian berbasis kelas, dimana
penilaian bersifat holistik (secara meyeluruh atau utuh) pada kemampuan yang
akan diukur. Bloom merumuskan kemampuan yang akan diukur dalam
pembelajaran (hasil belajar) meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau
prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual seperti
mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi. Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai-nilai
yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Domain psikomotorik
mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) atau
keterampilan manipulatif, seperti keterampilan menyusun alat-alat percobaan dan
melakukan percobaan. Penilaian pada masing-masing domain memerlukan alat-
alat penilaian atau instrumen yang disesuaikan dengan karakteristik materi Imu
Pengetahuan Alam (IPA) yang akan dinilai. Salah satu materi pelajaran IPA yang
dipelajari pada kelas VII semester I adalah larutan asam, basa, dan garam. Larutan
asam, basa dan garam merupakan golongan zat kimia yang sangat penting.
Larutan asam, basa, dan garam terdapat dalam banyak bahan yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran pada materi larutan asam, basa dan
garam dilakukan melalui pembelajaran di kelas dan di laboratorium. Penilaian
1
hasil belajar pada materi larutan asam, basa dan garam ini meliputi penilaian pada
domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Domain kognitif diukur
menggunakan tes tertulis (tes obyektif). Domain afektif diukur menggunakan
angket skala sikap. Domain psikomotor menggunakan lembaran observasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penilaian dalam pembelajaran
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
dalam rangka pembuatan keputusan. Misalnya keputusan yang dibuat guru
mengenai indikator pencapaian dalam suatu materi kimia pada matapelajaran IPA.
Indikator yang dibuat harus menggambarkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dapat diukur atau dinilai yang akan dikuasai oleh siswa setelah
pembelajaran IPA selesai.
Penilaian berbasis kelas merupakan kegiatan guru terkait dengan
pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik yang mencerminkan
pencapaian kompetensi selama proses pembelajaran tertentu. Penilaian dilakukan
secara holistik (menyeluruh) terkait aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
dan keterampilan (psikomotor) untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama
pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai
dilaksanakan (penilaian hasil belajar). Ada pun karakteristik penilaian berbasis
kelas yaitu sebagai berikut:
1. Belajar Tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat
mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan
yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang
belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama,
dibandingkan peserta didik pada umumnya.
2. Autentik
Penilaian dikatakan autentik apabila peserta didik diminta untuk menampilkan
tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan
keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna. Proses penilaian dan
pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan atau terpadu,
sehingga penilaian berjalan bersama-sama dengan proses pembelajaran.
Sebagai contoh, ketika peserta didik belajar membaca puisi, guru mengamati
3
dan memberi penilaian, misalnya cara pengucapan, intonasi, tekanan kata, dan
penghayatan. Apabila peserta didik belum menguasai unsur tertentu, guru
membuat catatan untuk perbaikan selanjutnya.
3. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama
pembelajaran berlangsung dan setelah usai, melalui berbagai jenis ulangan
(ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan
kenaikan kelas).Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh
mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil.
4. Menggunakan Teknik yang Bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis/lisan, unjuk kerja, proyek
produk, portofolio, pengamatan, dan penilaian diri, disesuaikan dengan
kompetensi yang ingin dinilai.
5. Berdasarkan Acuan Kriteria
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan dengan mempertimbangkan
karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan
guru), dan karakteristik peserta didik.
Fungsi dari penilaian berbasis kelas sebagai berikut :
a. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi.
b. Membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang
langkah pemilihan program, pengembangan kepribadian dan penjurusan.
c. Menemukan kesulitan belajar dan prestasi yang bisa dikembangkan serta
sebagai alat diagnosis perlu tidak siswa mengikuti remedial atau program
pengayaan.
4
d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang
telah dilakukan ataupun yang sedang berlangsung.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat proses
belajar. Bloom merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang
meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1. Domain kognitif
Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip
yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual seperti
mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi. Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh
Bloom dkk dikategorisasikan lebih terinci secara hierarkis ke dalam enam
jenjang kemampuan, yakni sebagai berikut:
a. Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut peserta didik
untuk mempu mengingat berbagai informasi yang telah diterima
sebelumnya.
b. Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman
dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,
informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini
peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang
telah didengan dengan kata-kata sendiri.
c. Tingkat penerapan (application) merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam
situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat analisis (analysis) merupakan kemampuan mengidentifikasi,
memisahkan, dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu
fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa, atau kesimpulan, dan memeriksa
setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi.
5
e. Tingkat sintesis (synthesis) merupakan kemampuan seseorang dalam
mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang
ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
f. Tingkat evaluasi (evaluation) merupakan level tertinggi yang megharapkan
peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu
gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
2. Domain Afektif
Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai-nilai yang
ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Tujuan-tujuan instruksional yang
termasuk domain afektif diklasifikasikan oleh David Kratwohl dkk. ke dalam
lima jenjang hierarkis sebagai berikut:
a. Tingkat receiving atau attending merupakan keinginan peserta didik untuk
memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus. Tugas pendidik
mengarahkan perhatian peseta didik pada fenomena yang menjadi objek
pembelajaran afektif.
b. Tingkat responding merupakan partidipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai
bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik saja memperhatikan
fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi.
c. Tingkat valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang
menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangnya mulai
dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan
keterampilan, sampai pada tingkat komitmen.
d. Tingkat organization merupakan kemampuan siswa yang dapat mengaitkan
satu nilai dengan nilai yang lainnya, konflik antar nilai diselesaikan, dan
meningkatkan keterampilan, sampai tingkat komitmen.
e. Tingkat characterization merupakan tingkat tertinggi pada domain afektif.
Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan
perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup.
6
3. Domain Psikomotor
Domain psikomotorik mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik
(motorik) atau keterampilan manipulatif, seperti keterampilan menyusun alat-
alat percobaan dan melakukan percobaan. Harrow (Sudjana, 2011)
mengklasifikasikan keterampilan domain psikomotor ke dalam enam tahapan
sebagai berikut:
a. Gerakan refleks merupakan respon motorik atau gerak tanpa sadar yang
muncul ketika bayi lahir.
b. Gerakan dasar merupakan gerakannyang mengarah pada keterampilan
komplek yang khusus.
c. Kemampuan perseptua merupakan kombinasi kemampuan kognitif dan
motorik atau gerak.
d. Gerakan fisik merupakan kemampuan untuk mengembangkan gerakan
terampil.
e. Gerakan terampil merupakan kemampuan untuk memerlukan belajar, seperti
kemampuan dalam menggunakan alat-alat praktikum.
f. Komunikasi non diskursif merupakan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan gerakan.
C. Alat penilaian hasil belajar
Untuk mengukur hasil belajar siswa dibutuhkan suatu alat penilaian atau
disebut juga dengan instrumen penilaian. Instrumen penilaian digunakan untuk
mengumpulkan informasi-informasi penting yang dibutuhkan dalam penilaian
(Firman, 2013).
1. Alat penilaian kognitif
Salah satu alat penilaian untuk mengukur domain afektif yaitu tes. Tes
merupakan alat penilaian yang perlu dijawab dengan menggunakan
pengetahuan dan penalaran (proses berpikir). Tes yang digunakan adalah tes
obyektif. Tes Obyektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari
butir-butir soal (items) yang dapat dijawab dengan memilih salah satu (atau
7
lebih) diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada
masing-masing items atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya
berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah
disediakan untuk masing-masing butir item. Bentuk tes obyektif yang
digunakan meliputi pilihan ganda. Tes obyektif pilihan ganda adalah salah satu
bentuk bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang
sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu
dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada tiap-tiap butir
soal. Pada pembuatan instrumen penilaian, dibuatkan terlebih dahulu kisi-kisi
tes yang memperlihatkan hubungan antara kompetensi-kompetensi dasar yang
dinilai ketercapaiannya, indikator-indikator pencapaian kompetensi dasar,
materi pokok, serta jenis dan jumlah soal yang akan dibuat.
2. Alat penilaian Afektif
Salah satu alat penilaian untuk mengukur domain afektif yaitu menggunakan
angket dengan skala sikap. Untuk pengukuran harus memenuhi dua kriteria,
yaitu dapat diamati dan dapat diukur. Bila salah satunya tidak ada, maka
konstruksi tersebut tidak dapat digunakan dalam penelitian ilmiah.
Konstruksi skala sikap dimulai dengan menentukan dan mendefinisikan
objek sikap yang akan diukur itu (sikap apa). Sikap yang akan diamati disini
adalah sikap ilmiah. Setelah itu disusun butir-butir pernyataan tentang objek
sikap itu. Kemudian ditentukan format jawaban yang akan digunakan dan
cara penskoran.
3. Alat penilaian psikomotor
Salah satu alat penilaian untuk mengukur domain psikomotor adalah
lembaran observasi. Lembaran observasi yang dibuat dilengkapi dengan
rubrik lembaran observasi dan kriteria penskorannya. Rubrik secara umum
ialah patokan penskoran yang digunakan dalam asesmen subjektif. Suatu
rubrik mengharuskan adanya suatu aturan tentang penetapan kriteria pada
sistem asesmen yang harus diikuti pada evaluasi. Kriteria penskoran ialah
8
skema penilaian deskriptif, yang digunakan sebagai patokan dalam
menganalisis produk maupun proses usaha dan keberhasilan peserta didik.
D. Penilaian Hasil Belajar Pada Materi Asam-Basa
Materi larutan asam, basa, dan garam merupakan materi pembelajaran
kimia yang dipelajari pada kelas VII semester I di SMP (Sekolah Menengah
Pertama). Larutan asam, basa dan garam merupakan larutan kimia yang sangat
penting untuk dipelajari. Larutan asam, basa dan garam terdapat dalam banyak
bahan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran pada materi
larutan asam, basa dan garam dilakukan melalui pembelajaran di kelas dan di
laboratorium.
Dalam Kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD) dan indikator pencapaian kompetensi dari materi larutan asam, basa dan
garam.
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, dan tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
KD 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas cipataan Tuhan tentang aspek
fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
9
lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
KD 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif;
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
KD 3.5. Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisika dan kimia pada zat
yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. (misalnya larutan asam,
basa, dan garam).
KD 4.11. Melakukan penyelidikan untuk menentukan sifat larutan yang ada di
lingkungan sekitar menggunakan indikator buatan maupun alami.
Indikator
Aspek kognitif
3.5.1. Mengidentifikasi sifat–sifat larutan asam dan basa.
3.5.2. Menjelaskan konsep kekuatan keasaman (pH).
3.5.3. Memperkirakan pH suatu larutan asam dan basa berdasarkan hasil
pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator.
Aspek afektif
2.1.1. Menunjukan perilaku ilmiah (sikap ingin tahu, sikap ingin menemukan
sesuatu yang baru, berpikir kritis, bekerja sama, tidak mudah putus asa,
bertanggungjawab, jujur, berpikiran bebas dan terbuka, mawas diri,
kedisiplinan diri) dalam melakukan praktikum.
Aspek psikomotor
4.11.1 Mengidentifikasi larutan asam, basa, dan netral berdasarkan hasil
percobaan.
4.11.2 Menggunakan alat sederhana untuk menentukan skala keasaman kebasaan.
4.11.3 Mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan ke dalam asam, basa, dan
garam.
4.11.4 Membuat indikator alami
10
4.11.5 Mengidentifikasi perubahan warna pada indikator alami dalam larutan
asam, basa, dan garam.
Penilaian hasil belajar pada materi asam dan basa meliputi penilaian pada
domain kognitif yang diukur menggunakan tes (tes obyektif) (lampiran 1).
Domain afektif diukur menggunakan angket skala sikap ilmiah (lampiran 2).
Domain psikomotorik menggunakan lembaran observasi melalui pembelajaran di
laboratorium (lampiran 3).
11
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penilaian merupakan salah satu faktor penting dalam suatu pembelajaran.
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi dalam
rangka pembuatan keputusan.
2. Penilaian berbasis kelas merupakan kegiatan guru terkait dengan
pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik yang
mencerminkan pencapaian kompetensi selama proses pembelajaran tertentu.
3. Karakteristik penilaian berbasis kelas yaitu belajar tuntas, autentik,
berkesinambungan, menggunakan teknik yang bervariasi dan menggunakan
acuan kriteria.
4. Penilaian hasil belajar terdiri atas tiga domain yaitu domain kognitif, domain
afektif dan domain psikomotor.
5. Berdasarkan domain kemapuan siswa, Alat penelitian juga dapat dibedakan
menjadi alat penilaian kognitif (tes), alat penilaian afektif (angket skala
sikap), dan alat penilaian psikomotor (lembaran observasi).
6. Penilaian hasil belajar pada materi asam dan basa meliputi penilaian pada
domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Domain kognitif
diukur menggunakan tes tertulis melalui pembelajaran di kelas. Domain
afektif diukur menggunakan angket skala sikap. Domain psikomotorik
menggunakan lembaran observasi melalui pembelajaran di laboratorium.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Firman, H. (2013). Evaluasi pembelajaran kimia. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Jalius, Ellizar. (2009). Pengembangan program pembelajaran. Padang: UNP
Press.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan menteri pendidikan
dan kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudijono, A. (2007). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, N. (2011). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan; pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
14