43
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh keperibadiaan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai oleh syndrom depresif sebagian atau penuh. Gangguan alam perasaan bisa mempengaruhi kesehatan jiwa karena tak mampu menghadapi stressor dengan intensitas berat dan dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan penelitian Dinas Kesehatan Kota Kediri, saat ini terdapat 3.400 lebih warga Kota Kediri yang menderita gangguan jiwa. Mulai gangguan ringan hingga berat. Sebagian besar penderita akibat depresi, karena tekanan masalah ekonomi dan lingkungan. Angka te5ebut terbilang tinggi, dan diperkirakan tiap tahun akan meningkat. Gangguan alam perasaan khususnya depresi merupakan salah satu jenis gangguan jiwa yang popular dikalangan masyarakat. Hal ini bisa disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang proses gangguan alam perasaan: depresi sehingga semakin banyak korban yang berjatuhan. Angka kejadian akibat gangguan alam perasaan: depresi diperkirakan akan semakin meningkat. Hal tersebut bisa dikurangi dengan cara meningkatkan pemahaman tenaga medis, khususnya perawat yang nantinya diharapkan bisa langsung terjun ke masyarakat untuk memberikan tindakan preventif dengan cara memberikan health education pada masyarakat. Gangguan Alam Perasaan 1

Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi

seluruh keperibadiaan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai

oleh syndrom depresif sebagian atau penuh. Gangguan alam perasaan bisa mempengaruhi

kesehatan jiwa karena tak mampu menghadapi stressor dengan intensitas berat dan dalam

jangka waktu yang lama.

Berdasarkan penelitian Dinas Kesehatan Kota Kediri, saat ini terdapat 3.400 lebih

warga Kota Kediri yang menderita gangguan jiwa. Mulai gangguan ringan hingga berat.

Sebagian besar penderita akibat depresi, karena tekanan masalah ekonomi dan

lingkungan. Angka te5ebut terbilang tinggi, dan diperkirakan tiap tahun akan meningkat.

Gangguan alam perasaan khususnya depresi merupakan salah satu jenis gangguan

jiwa yang popular dikalangan masyarakat. Hal ini bisa disebabkan karena minimnya

pengetahuan masyarakat tentang proses gangguan alam perasaan: depresi sehingga

semakin banyak korban yang berjatuhan.

Angka kejadian akibat gangguan alam perasaan: depresi diperkirakan akan semakin

meningkat. Hal tersebut bisa dikurangi dengan cara meningkatkan pemahaman tenaga

medis, khususnya perawat yang nantinya diharapkan bisa langsung terjun ke masyarakat

untuk memberikan tindakan preventif dengan cara memberikan health education pada

masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah konsep mengenai gangguan alam perasaan?

2. Bagaimana askep pada pasien gangguan alam perasaan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

1. Menjelaskan konsep gangguan alam perasaan

2. Mendiskusikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan alam

perasaan

1.3.2 Tujuan khusus

1. Menjelaskan konsep dasar depresi

2. Menjelaskan konsep dasar mania

3. Menjelaskan asuhan keperawatan gangguan alam perasaan

Gangguan Alam Perasaan 1

Page 2: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

1.4 Manfaat

Mahasiswa dapat memahami materi tentang gangguan alam perasaan, khususnya

depresi dan mania sehingga nantinya mahasiswa mengerti dan dapat mengaplikasikan

dalam tindakan keperawatan.

Gangguan Alam Perasaan 2

Page 3: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Menurut Sheila L. Videbeck. 2008 menyatakan bahwa : perubahan pervasive emosi

individu, yang ditandai dengan depresi atau mania.

Menurut Stuart Laraia dalam Psikiatric Nursing. 1998 menyatakan bahwa:

keadaan emosional yang memanjang yang mempengaruhi seluruh kepribadian individu

dan fungsi kehidupannya. Hal ini berhubungan dengan emosi dan memiliki pengertian

yang sama dengan keadaaan perasaan atau emosi. Ada 4 fungsi adaptasi dari emosi, yaitu

sebagai bentuk dari komunikasi sosial, merangsang fungsi fisiologis, kesadaran secara

subjektif dan mekanisme pertahanan psikodinamis.

Menurut Jhon W. Santrock dalam Psikologi the Scince of Mind and Behaviour:

kelainan psikologis yang ditandai meluasnya irama emosional seseorang, mulai dari

rentang depresi sampai gembira yang berlebihan (euforia), gerak yang berlebihan

(agitation). Depresi dapat terjadi secara tunggal dalam bentuk mayor depresi atau dalam

bentuk gangguan tipe bipolar.

2.2 Kategori Gangguan Mood

Gangguan mood dibagi menjadi dua kategori utama (Sheila, 2008) :

a. Gangguan unipolar, yang mencakup depresi mayor dan gangguan distimia, yang

selama gangguan tersebut individu memperlihatkan kesedihan, agitasi, dn kemarahan

karena satu perubahan mood yang ekstrem akibat depresi.

b. Gangguan bipolar (sebelumnya dikenal sebagai gangguan manik-depresif), ketika

siklus mood individu antara mania dan depresi yang ekstrem, yakni antara depresi dan

keadaan normal, atau mania dan keadaan normal.

2.3 Etiologi

Gangguan mood diyakini menggambarkan disfungsi sistem limbik, hipotalamus, dan

ganglia basalis, yang membentuk kesatuan pada emosi manusia. Sebelum intrumen riset

noninvasif yang menakjubkan ditemukan, yang saat ini tersedia untuk mengobservasi area

fisiologi tubuh yang paling kecil, teori tentang gangguan mood difokuskan pada pengalaman

hidup dan bagaimana individu memilih untuk meresponnya. Apakah individu belajar dan

tumbuh dari pengalaman hidup yang negatif dan positif, atau apakah pengalaman tersebut

mendorong terjadinya depresi atau mania? Beberapa teori ini memiliki fokus “menyalahkan

korban”,

Gangguan Alam Perasaan 3

Page 4: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

sedangkan riset saat ini berfokus pada keyakinan bahwa gangguan mood merupakan

ketidak seimbangan kimiawi yang bersifat biologis (hormonal, neurologis, atau genetik).

Fakta bahwa tubuh manusia merupakan suatu alat luar biasa yang mampu mengatur dan

memulihkan diri sendiri, yang dapat diperkuat oleh keinginan individu untuk berubah adalah

alasan mengapa kombinasi psikoterapi dan obat-obatan psikotropik lebih efektif untuk

membantu individu yang mengalami gangguan mood.

2.4 Faktor Predisposisi

a.    Faktor Genetik

Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan diteruskan

melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar

monozigote.

b.    Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri

Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan

pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan objek/orang, ambivalen

antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan menyalahkan diri

sendiri dan dimunculkan dengan perilaku mania (sebagai suatu mekanisme

kompensasi)

c.     Teori Kehilangan

Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan orangtua

yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.

d.    Teori Kepribadian

Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang

mengalami mania.

e.    Teori Kognitif

Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang dipengaruhi

oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.

f.     Model Belajar Ketidakberdayaan

Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu menjadi

aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu timbul keyakinan

akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya

mengembangkan respons yang adaptif.

g.    Model Perilaku

Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant positif

selama berinteraksi dengan lingkungan.

h.    Model Biologis

Gangguan Alam Perasaan 4

Page 5: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan

kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi

kortisol. 

2.5 Faktor Presipitasi

Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor

biologis, psikologis dan sosial budaya.

a.    Faktor Biologis

Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan atau berbagai

penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, dan ketidakseimbangan metabolisme.

b.    Faktor Psikologis

Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang dan

kehilangan harga diri.

c.     Faktor Sosial Budaya

Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.

Rentang Emosi

Emotional

Responsive

Reaksi

kehilangan yang

wajar

Supresi Reaksi

kehilangan yang

memanjang

Mania atau

Depresi

Keterangan:

Rentang emosi seseorang yang normal bergerak secara dinamis tidak merupakan suatu titik

yang statis yang tetap. Dinamisasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

organobiologis, psikoedukatif, sosiokultural. Pada klien yang mengalami gangguan perasaan,

reaksinya cenderung menetap dan memanjang. Tetapi hal tersebut, juga sangat tergantung

pada tipe gangguan alam perasaannya. Apakah termasuk tipe manik atau depresif,atau

kombinasi dari keduanya. Rentang respon emosi bergerak dari emosional responsive sampai

mania/depresi dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Responsif: Klien lebih terbuka, menyadari perasaannya, dapat berpartisipasi dengan dunia

internal (memahami harapan dirinya) dan dunia eksternal( memahami harapan orang lain)

2. Reaksi kehilangan yang wajar: Klien merasa bersedih, kegiatan sehari-hari klien berhenti

(misalnya bekerja, sekolah), pikiran dan perasaan klien lebih berfokus pada diri sendiri

tetapi semua hal tersebut berlangsung hanya sementara

3. Supresi : Merupakan tahap dimana koping individu termasuk maladaptive, klien

menyangkal perasaannya sendiri, klien berusaha menekan perhatiannya terhadap

lingkungan. Apabila fase ini berlangsung terus menerus atau memanjang, maka hakl

tersebut dapat mengganggu individu.

Gangguan Alam Perasaan 5

Page 6: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

4. Depresi: Gangguan alam perasaan ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan,

murung, tidak bersemangat, perasaan tidak berharga, merasa kosong, putus harapan, selalu

merasa dirinya gagal, sampai ada ide bunuh diri.

Mania: Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam

perasan yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan

terangsang.

2.6 Macam Gangguan Alam Perasaan

2.6.1 Depresi

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen

psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen

somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi

sedikit menurun.

Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik,

faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor

neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.

Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi,

pembedah¬an, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti

kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.

Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek

dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan

faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan

tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti

oleh orang lain.

2.6.1.1 Tanda dan Gejala Depresi

1. Kemurungan, kesedihan, kelesuhan, kehilangan gairah hidup dan merasa

tidak berdaya, perasaan bersalah atau berdosa dan tidak berguna serta putus

asa

2. Sulit klonsentrasi dan daya ingat menurun

3. Nafsu makan dan berat badan menurun

4. Sulit tidur atau tidur berlebihan disertai mimpi-mimpi tidak menyenangkan

5. Agitasi

6. Retardasi (perlambatan gerakan) motorik

7. Hilang perasaan senang, meninggalkan hobi

8. Kreatifitas dan produktifitas menurun

9. Gangguan seksual/libido menurun

Gangguan Alam Perasaan 6

Page 7: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

10. Pikiran-pikiran tentang kematian dan bunuh diri

2.6.1.2 Ciri-Ciri Klien Yang Rentan Menderita Depresi

a. Mereka sukar untuk merasa bahagia, mudah cemas, gelisah, khawatir, iri, dan

tegang

b. Mereka yang kurang percaya diri, rendah diri, mudah mengalah, dan lebih

senagn berdamai untuk menghindari konflik/konfrontasi, merasa gagal dalam

usaha dan sering mengeluh

c. Pengendalian dorongan dan impuls terlalu kuat, lebih suka menarik diri, sulit

mengambil keputusan, enggan bicara/pendiam, pemalu, menghindari

keterlibatan dengan orang lain

d. Suka mencela, mengkritik, menyalahkan orang lain, atau menggunakan

mekanisme pertahanan penyangkalan.

2.6.2 Mania

Mania adalah gangguan afek yang ditandai dengan kegembiraan yang luar biasa

dan disertai dengan hiperaktivites, agitasi serta jalan pikiran dan bicara yang cepat dan

kadang-kadang sebagai pikiran yang meloncat loncat (flight of ideas).

Pasien membutuhkan cinta kasih dan perlindungan. Untuk mendapatkan ini pasien

berusaha menguasai orang lain agar memenuhi dan memberi kepuasan kepadanya.

Karena kebutuhan ini tidak nampak orang tidak melihatnya, bahkan menolak karena

sikapnya yang mengganggu orang lain. Penolakan ini menimbulkan kecemasannya

bertambah yang mengakibatkan gejala manianya lebih menonjol.

2.6.2.1 Tanda dan Gejala Mania

Pada dasarnya pasien mania sama dengan pasien depresif yang merasa tidak

berharga dan tidak berguna. Karena tidak dapat menerima perasaan ini, mereka

menyangkalnya dan mengakibatkan timbulnya kecemasan. Pasien memperlihatkan

sikap banyak bicara, banyak pikiran dan cepat berpindah topiknya tetapi tidak dapat

memusatkan pada satu topik. Meskipun mereka menunjukkan kegembiraan yang

berlebihan, sebenarnya pasien penuh dengan kebencian dan rasa permusuhan

terutama terhadap lingkungannya. Ia melontarkan perasaannya secara kasar dalam

cetusan cetusan yang pendek dan cepat beralih ke topik yang lain.

Pada pasien depresif tampak menonjol perasaan bersalah dan kebutuhan akan

hukuman atas tingkah laku yang buruk, sedangkan pada pasien dengan mania rasa

permusuhannya timbul, ia bertindak seolah olah mempunyai kekuasaan yang penuh

dan tidak pernah membiarkan rasa bersalah menguasai dirinya. Dari luar pasien

tampak memiliki kepercayaan diri yang penuh dan membesarkan diri untuk

Gangguan Alam Perasaan 7

Page 8: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

Negative perception to problem

Stressor

Potential self destruction

Helplessness depretion

Accumulation of stressor

Maladaptive coping

menutupi perasaan tidak berharga, yang pada dasarnya bersifat depresif. Perilaku

yang berhubungan dengan mania dan depresi bervariasi. Gambaran utama dari

mania adalah perbedaan intensitas psikologikal yang tinggi. Pada keadaan depresi

kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi.

Afektif

Sedih, cemas apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, perasaan ditolak,

perasaan bersalah, meras tidak berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa

rendah diri, merasa tak berharga.

Kognitif

Ambivalence, bingung, ragu-ragu, tidak mampu konsentrasi, hilang

perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa

tidak menentu, pesimis.

Fisik

Sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi,

lemah, lesu, nyeri kepal, pusing, insomnia, nyeri dada, over acting,

perubahan berat badan, gangguan selera makan, gangguan menstruasi,

impoten, tidak berespon terhadap seksual.

Tingkah

laku

Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktivitas, kemunduran

psikomotor, menarik diri, isolasi social, irritable, berkesan menyedihkan,

kurang spontan, gangguan kebersihan.

2.7 Proses terjadinya masalah

Keterangan:

Klien yang mengalami depresi biasanya diawali dari persepsinya yang

negative terhadap stressor. Klien menganggap masalah sebagai sesuatu yang 100%

buruk. Tidak ada hikmah dan kebaikan dibalik semua masalah yang diterimanya.

Kondisi ini diperburuk dengan tidak adanya dukungan yang adekuat seperti dari

Gangguan Alam Perasaan 8

Page 9: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

keluarga, sahabat, ibu, tetangga, terutama keyakinannya kepada sang Maha Kuasa.

Muncullah fase akumulasi stressor dimana stressor yang lain turut memperburuk

keadaan klien. Klien akan merasa tidak berdaya dan akhirnya ada niat untuk

mencederai diri dan mengakhiri hidup. Hal ini menjadi pemicu munculnya harga diri

rendah yang akan menjadi internal stressor.

Gangguan Alam Perasaan 9

Page 10: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

BAB 3

Asuhan Keperawatan

3.1 Depresi

3.1.1 Pengkajian

1. Data demografi

a. Perawat mengkaji identitas klien dan melakukan perkenalan dan kontrak dengan

klien tentang nama perawat, nama klien, panggilan perawatn, panggilan klien,

tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.

b. Usia dan nomor rekam medik

c. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat

2. Alasan masuk

Tanyakan pada klien atau keluarga:

a. Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang ke rumah sakit?

b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ini?

c. Bagaimana hasilnya?

3. Tinjau kembali riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data signifikan

tentang:

a. Kerentanan genetika-biologik (misal, riwayat keluarga)

b. Peristiwa hidup yang menimbulkan stress dan kehilangan yang baru dialami

c. Hasil dari alat pengkajian yang terstandardisasi untuk depresi (misal, Beck

Depression Inventory, Hamilton Rating Scale of Depression, Geriatric Depression

Scale, dan Self-Rating Depression Scale)

d. Episode-episode gangguan mood atau perilaku bunuh diri di masa lalu

e. Riwayat pengobatan

f. Penyalahgunaan obat dan alkohol

g. Riwayat pendidikan dan pekerjaan

4. Catat ciri-ciri respon fisiologik, kognitif, emosional dan perilaku dari individu dengan

gangguan mood

5. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan lelalitas perilaku bunuh diri klien

a. Tujuan klien (misal, agar terlepas dari stress solusi masalah yang sulit)

b. Rencana bunuh diri, termasuk apakah klien memiliki rencana tersebut

c. Keadaan jiwa klien (misal, adanya gangguan pikiran, tingkat kegelisahan,

keparahan gangguan mood)

d. Sistem pendukung yang ada

Gangguan Alam Perasaan 10

Page 11: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

e. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain (baik psikiatrik

maupun medik), kehilangan yang baru dialami, dan riwayat penyalahgunaan zat.

6. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar klien atau keluarga

tentang gejala, medikasi, dan rekomendasi pengobatan, gangguan mood, tanda-tanda

kekambuhan serta tindakan perawatan sendiri.

Gangguan Alam Perasaan 11

Page 12: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

3.1.2 Analisis Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS: klien merasa tidak

berguna, merasa kosong

DO: kehilangan minat

melakukan aktivitas

Merasa tidak berguna

Sedih yang berlebihan

Gangguan konsep diri: harga diri

rendah

Gangguan konsep diri:

harga diri rendah

DS: klien merasa minder

kepada kedua adiknya, sedih

yang berlebihan

DO: klien menghindar dan

mengurung diri

Sedih yang berlebihan

minder

Mengurung diri, menghindar

Isolasi sosial: menarik diri

Isolasi sosial: menarik diri

DS: klien malas mandi dan

mandi jika perlu saja

DO: kuku panjang dan

hitam, kulit banyak daki dan

kering, rambut berantakan,

gigi kuning

Isolasi sosial: menarik diri

Defisit perawatan diri: mandi

dan berhias

Defisit perawatan diri:

mandi dan berhias

DS: ibu merasa frustasi

DO: keluarga tidak peduli

pada klien, keluarga

membawa klien ke rumah

sakit jiwa, dan dirawat untuk

ketiga kalinya

Murung

Berdiam diri (tak peduli orang

lain: keluarga)

Keluarga frsutasi

Ketidakefektifan koping

keluarga:

ketidakmampuan keluarga

merawat pasien di rumah

DS: tidak mau makan

DO: berat badan turun

Tidak mau makan

Berat badan turun

Resiko perilaku kekerasan

terhadap diri sendiri

Resiko perilaku kekerasan

terhadap diri sendiri

Gangguan Alam Perasaan 12

Page 13: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

3.1.3 WOC

3.1.4 Rencana dan Intervensi Keperawatan

N

O

Diagnosis

Keperawatan

PerencanaanIntervensi

Tujuan Kriteria Hasil

1 Risiko

perilaku

mencederai

diri b.d

perilaku

kekerasan

TUM:

Klien tidak mencederai

diri sendiri

TUK:

1. Klien dapat

membina

hubungan saling

percaya

1.1 Klien mau membalas

salam

1.2 KLien mau menjabat

tangan

1.3 Klien mau menyebutkan

nama

1.4 Klien mau tersenyum

1.5 Klien mau kontak mata

1.6 Klien mau mengetahui

nama perawat

1.1.1 Beri salam atau anggil

nama

1.1.2 Sebutkan nama perawat

sambil jabat tangan

1.1.3 Jelaskan maksud

hubungan interaksi

1.1.4 Jelaskan tentang kontrak

yang akan dibuat

1.1.5 Beri rasa aman dan

sikap empati

Gangguan Alam Perasaan 13

Isolasi sosial : menarik diriDefisit Perawatan diri :

mandi dan berhias

Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

Ketidakefektifan koping keluarga : ketidakmampuan keluarga merawat klien di

rumah

Resiko perilaku kekerasan terhadap diri-sendiri

Gangguan alam perasaan: depresi

Page 14: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

1.1.6 Lakukan kontak singkat

tapi sering

2. Klien dapat

mengidentifikasi

penyebab

perilaku

kekerasan

2.1 Klien mengungkapkan

perasaannya

2.2 Klien dapat

mengungkapkan

perasaan jengkel

ataupun kesal

2.1.1 Beri kesempatan untuk

mengungkapkan

perasaannya

2.1.2 Bantu klien

mengungkapkan

penyebab perasaan

jengkel atau kesal

3. Klien dapat

mengidentifikasi

tanda dan gejala

perilaku

kekerasan

3.1 Klien dapat

mengungkapkan

perasaan saat marah

atau jengkel

3.2 Klien dapat

menyimpulkan tanda

dan gejala jengkel atau

kesal yang dialaminya

3.1.1 Anjurkan klien

mengungkapkan apa

yang dialami dan

dirasakannya saat

jengkel atau marah

3.1.2 Observasi tanda dan

gejala perilaku

kekerasan pada klien

3.2.1 Simpulkan bersama

klien yanda dan gejala

jengkel atau kesal yang

dialami klien

4. Klien dapat

mengidentifikasi

perilaku

kekerasan yang

biasa dilakukan

4.1 Klien dapat

mengungkapkan

perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan

4.2 Klien dapatbermain

peran sesuai perilaku

kekerasan yang biasa

dilakukan

4.3 Klien dapat

menngetahui cara yang

biasa dilakukan untuk

menyelesaikan masalah

4.1.1 Anjurkan klien untuk

mengungkapkan

perilaku kekeraan yang

biasa dilakukan klien

4.2.1 Bantu klien bermain

peran sesuai perilaku

kekerasan yang biasa

dilakukan

4.3.1 Bicarakan dengan klien

apakah dengan cara

klien lakukan

masalahnya selesai

Gangguan Alam Perasaan 14

Page 15: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

5. Klien dapat

mengidentifikasi

akibat perilaku

kekerasan

5.1 Klien dapat menjelaskan

akibat dari cara yang

digunakan klien: akibat

pada klien sendiri,

akibat pada orang lain,

dan akibat pada

lingkungan

5.1.1 Bicarakan akibat atau

kerugian dari cara yang

dilakukan klien

5.1.2 bersama klien

menyimpulkan akibat

dari cara yang dilakukan

klien

5.1.3 Tanyakan pada klien

apakah dia ingin

mempelajari cara baru

yang sehat

6. Klien dapat

mendemonstrasi

kan cara fisik

untuk mencegah

perilaku

kekerasan

6.1 klien dapat

menyebutkan contoh

pencegahan perilaku

kekerasan secara fisik:

tarik napas dalam, pukul

kasur, dan bantal

6.2 klien dapat

mendemonstrasikan

cara fisik untuk

mencegah perilaku

kekerasan

6.3 Klien mempunyai

jadwak untuk melatih

cara pencegahan fisik

yang telah dipelajari

sebelumnya

6.4 Klien mengevaluasi

kemampuannya dalam

melakukan cara fisik

sesuai jadwal yang

disusun

6.1.1 diskusikan kegiatan

fisik yang biasa

dilakukan klien

6.1.2 beri pujian atas kegiatan

fisik yang biasa

dilakukan klien

6.1.3 diskusikan dua cara fisik

yang paling mudah

untuk mencegah

perilaku kekerasan

6.2.1 Diskusikan cara

melakukan tarik napas

dalam dengan klien

6.2.2 Beri contoh klien cara

menarik napas dalam

6.2.3 Minta klien untuk

mengikuti contoh yang

diberikan sebanyak 5

kali

6.2.4 Beri pujian positif atas

kemampuan klien

mendemonstrasikan cara

menarik napas dalam

6.2.5 Tanyakan perasaan

Gangguan Alam Perasaan 15

Page 16: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

klien setelah selesai

6.3.1 diskusikan dengan klien

mengenai frekuensi

latihan yang akan

dilakukan sendiri oleh

klien

6.3.2 susun jadwal kegiatan

untuk melatih cara yang

dipelajari

6.4.1 klien mengevaluasi

peaksanaan latihan

6.4.2 validasi kemampuan

klien dalam

melaksanakan latihan

6.4.3 beikan pujian atas

keberhasilan klien

6.4.4 Tanyakan pada klien

apakah kegiatan cara

pencegahan perilaku

kekerasan dapat

mengurangi perasaan

marah

7. Klien dapat

mendemonstrasikan

cara social untuk

mencegah perilaku

kekerasan

7.1 Klien dapat

menyebutkan cara

bicara yang baik dalam

mencegah perilaku

kekerasan

Meminta dengan

baik

Menolak dengan

baik

Mengungkapkan

perasaan baik

7.2 Klien dapat

mendemonstrasikan

7.1.1. diskusikan cara bicara

yang baik dengan klien

7.1.2. Beri contoh cara bicara

yang baik :

Meminta dengan

baik

Menolak dengan baik

Mengungkapkan

perasaan dengan baik

7.2.1. Minta klien mengikuti

contoh cara bicara baik

Meminta dengan baik

: “Saya minta uang

Gangguan Alam Perasaan 16

Page 17: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

cara verbal yang baik

7.3 Klien mumpunyai

jadwal untuk melatih

cara bicara yang baik

7.4 Klien melakukan

evaluasi terhadap

kemampuan cara bicara

yang sesuai dengan

jadwal yang telah

disusun

untuk beli makanan”

Menolak dengan baik

: “ Maaf, saya tidak

dapat melakukannya

karena ada kegiatan

lain.

Mengungkapkan

perasaan dengan

baik : “Saya kesal

karena permintaan

saya tidak

dikabulkan” disertai

nada suara yang

rendah.

7.2.2. Minta klien mengulang

sendiri

7.2.3. Beri pujian atas

keberhasilan klien

7.3.1. Diskusikan dengan

klien tentang waktu dan

kondisi cara bicara yang

dapat dilatih di ruangan,

misalnya : meminta

obat, baju, dll, menolak

ajakan merokok, tidur

tidak pada waktunya;

menceritakan kekesalan

pada perawat

7.3.2. Susun jadwaj kegiatan

untuk melatih cara yang

telah dipelajari.

7.4.1. Klien mengevaluasi

pelaksanaa latihan cara

bicara yang baik dengan

mengisi dengan

Gangguan Alam Perasaan 17

Page 18: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

kegiatan jadwal

kegiatan ( self-

evaluation )

7.4.2. Validasi kemampuan

klien dalam

melaksanakan latihan

7.4.3 Berikan pujian atas

keberhasilan klien

7.4.4 Tanyakan kepada klien :

“ Bagaimana perasaan

Budi setelah latihan

bicara yang baik?

Apakah keinginan

marah berkurang?”

8. Klien dapat

mendemonstrasi

kan cara spiritual

untuk mencegah

perilaku

kekerasan

8.1 Klien dapat

menyebutkan kegiatan

yang biasa dilakukan

8.2 Klien dapat

mendemonstrasikan

cara ibadah yang dipilih

8.3 Klien mempunyai

jadwal untuk melatih

kegiatan ibadah

8.4 Klien melakukan

evaluasi terhadap

kemampuan melakukan

kegiatan ibadah

8.1.1. Diskusikan dengan

klien kegiatan ibadah

yang pernah dilakukan

8.2.1. Bantu klien menilai

kegiatan ibadah yang

dapat dilakukan di ruang

rawat

8.2.2. Bantu klien memilih

kegiatan ibadah yang

akan dilakukan

8.2.3. Minta klien

mendemonstrasikan

kegiatan ibadah yang

dipilih

8.2.4. Beri pujian atas

keberhasilan klien

8.3.1 Diskusikan dengan klien

tentang waktu

pelaksanaan kegiatan

Gangguan Alam Perasaan 18

Page 19: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

ibadah

8.3.2. Susun jadwal kegiatan

untuk melatih kegiatan

ibadah

8.4.1. Klien mengevaluasi

pelaksanaan kegiatan

ibadah dengan mengisi

jadwal kegiatan harian

(self-evaluation)

8.4.2. Validasi kemampuan

klien dalam

melaksanakan latihan

8.4.3. Berikan pujian atas

keberhasilan klien

8.4.4 Tanyakan kepada klien :

“Bagaimana perasaan

Budi setelah teratur

melakukan ibadah?

Apakah keinginan

marah berkurang

9. Klien dapat

mendemonstrasi

kan kepatuhan

minum obat

untuk mencegah

perilaku

kekerasan

9.1 Klien dapat

menyebutkan jenis,

dosis, dan waktu minum

obat serta manfaat dari

obat itu (prinsip 5

benar: benar orang,

obat, dosis, waktu dan

cara pemberian)

9.2 Klien

mendemonstrasikan

kepatuhan minum obat

sesuai jadwal yang

ditetapkan

9.3 Klien mengevaluasi

kemampuannya dalam

9.1.1 Diskusikan dengan klien

tentang jenis obat yang

diminumnya (nama,

warna, besarnya); waktu

minum obat (jika 3x :

pukul 07.00, 13.00,

19.00); cara minum

obat.

9.1.2 Diskusikan dengan klien

tentang manfaat minum

obat secara teratur :

Beda perasaan

sebelum minum obat

dan sesudah minum

Gangguan Alam Perasaan 19

Page 20: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

mematuhi minum obat obat

Jelaskan bahwa dosis

hanya boleh diubah

oleh dokter

Jelaskan mengenai

akibat minum obat

yang tidak teratur,

misalnya, penyakit

kambuh

9.2.1 Diskusikan tentang

proses minum obat :

Klien meminat obat

kepada perawat ( jika

di rumah sakit),

kepada keluarga (jika

di rumah)

Klien memeriksa obat

susuai dosis

Klien meminum obat

pada waktu yang tepat.

9.2.2. Susun jadwal minum

obat bersama klien

9.3.1 Klien mengevaluasi

pelaksanaan minum

obat dengan mengisi

jadwal kegiatan harian

(self-evaluation)

9.3.2 Validasi pelaksanaan

minum obat klien

9.3.3 Beri pujian atas

keberhasilan klien

9.3.4 Tanyakan kepada klien :

“Bagaiman perasaan

Budi setelah minum

obat secara teratur?

Gangguan Alam Perasaan 20

Page 21: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

Apakah keinginan untuk

marah berkurang?”

10. Klien dapat

mengikuti TAK :

stimulasi

persepsi

pencegahan

perilaku

kekerasan

10.1Klien mengikuti TAK :

stimulasi persepsi

pencegahan perilaku

kekerasan

10.2Klien mempunyai

jadwal TAK : stimulasi

persepsi pencegahan

perilaku kekerasan

10.3Klien melakukan

evaluasi terhadap

pelaksanaan TAK

10.1.1 Anjurkan klien untuk

mengikuti TAK :

stimulasi persepsi

pencegahan perilaku

kekerasan

10.1.2 Klien mengikuti TAK :

stimulasi persepsi

pencegahan perilaku

kekerasan (kegiatan

tersendiri)

10.1.3 Diskusikan dengan

klien tentang kegiatan

selama TAK

10.1.4 Fasilitasi klien untuk

mempraktikan hasil

kegiatan TAK da beri

pujian atas

keberhasilannya

10.2.1 Diskusikan dengan

klien tentang jadwal

TAK

10.2.2 Masukkan jadwak

TAK ke dalam jadwal

kegiatan harian (self-

evaluation).

10.3.2 Validasi kemampuan

klien dalam mengikuti

TAK

10.3.3 Beri pujian atas

kemampuan mengikuti

TAK

10.3.4 Tanyakan pada klien:

“Bagaimana perasaan

Gangguan Alam Perasaan 21

Page 22: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

Ibu setelah mengikuti

TAK?”

11. Klien

mendapatkan

dukungan

keluarga dalam

melakukan cara

pencegahan

perilaku

kekerasan

11.1 Keluarga dapat

mendemonstrasikan

cara merawat klien

11.1.1 Identifikasi

kemampuan keluarga

dalam merawat klien

sesuai dengan yang

telah dilakukan keluarga

terhadap klien selama

ini

11.1.2 Jelaskan keuntungan

peran serta keluarga

dalam merawat klien

11.1.3 Jelaskan cara- cara

merawat klien :

Terkait dengan cara

mengontrol perilaku

marah secara

konstruktif

Sikap dan cara bicara

Membantu klien

mengenal penyebab

marah dan

pelaksanaan cara

pencegahan perilaku

kekerasan

11.1.4 Bantu keluarga

mendemonstrasikan cara

merawat klien

11.1.5 Bantu keluarga

mengngkapkan

perasaannya setelah

melakukan demonstrasi

Gangguan Alam Perasaan 22

Page 23: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

11.1.6 Anjurkan keluarga

mempraktikannya pada

klien selama di rumah

sakit dan

melanjutkannya setelah

pulang ke rumah.

3.2 Mania

3.2.1 Pengkajian

a. Data subyektif :

Banyak bicara, kadang waham besar, pembicaraan mudah beralih topik (flight of

ideas), menghasut, tak punya rasa malu / bersalah.

b. Data obyektif:

Ekspresi wajah tegang, riang berlebihan, kurang memperhatikan makan dan

minum, kurang istirahat / tidur, tidak bertanggungjawab, mudah tersinggung /

terangsang, tidak tahan kritik, aktivitas motorik meningkat, berdandan aneh dan

berlebihan, menantang bahaya, kacau, kebersihan diri kurang.

3.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan mania.

2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan mania.

3. Gangguan komunikasi: verbal berhubungan dengan mania.

4. Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur berhubungan dengan mania.

5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan mania.

6. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

Intervensi Keperawatan

3.2.3 Intervensi

a. Tujuan umum :

Sesuai masalah (problem).

b. Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan :

Gangguan Alam Perasaan 23

Page 24: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat

kesepakatan / janji dengan jelas tentang topik, tempat, waktu.

Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.

Bicara dengan tegas, jelas, singkat dan bersahabat.

2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya.

Tindakan :

Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.

Beri kesempatan klien mengutarakan keinginan dan pikirannya dengan

teknik focusing.

Bicarakan hal-hal yang nyata dengan klien.

3. Klien dapat menggunakan koping adaptif.

Tindakan :

Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan

kesal, marah, dan tak menyenangkan.

Bicarakan kerugian cara yang telah digunakan.

Jelaskan tentang batas tingkah laku yang wajar.

Bantu klien menemukan cara lain yang lebih posistif.

Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat

dan dapat diterima.

Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih

Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan

masalah.

4. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

Tindakan :

Tempatkan klien di ruang yang tenang, tidak banyak rangsangan, tidak

banyak peralatan.

Jauhkan dan simpan alat alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk

mencederai dirinya,orang lain dan lingkungan, ditempat yang aman dan

terkunci.

Temani klien jika nampak tanda-tanda marah / agresif.

Lakukan pengekangan fisik jika klien tidak dapat mengontrol

perilakunya.

5. Klien dapat melakukan kegiatan terarah.

Tindakan :

Gangguan Alam Perasaan 24

Page 25: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan motorik yang terarah, misal:

menyapu, joging dll.

Beri kegiatan individual sederhana yang dapat dilaksanakan dengan baik

oleh klien.

Berikan kegiatan yang tidak memerlukan kompetisi.

Bantu klien dalam melaksanakan kegiatan.

Beri reinforcement positif atas keberhasilan pasien.

6. Klien terpenuhi kebutuhan nutrisinya.

Tindakan :

Diskusikan tentang manfaat makan dan minum bagi kesehatan.

Ajak klien makan makanan yang telah disediakan, temani selama makan.

Ingatkan klien untuk minum ½ jam sekali sebanyak 100 cc.

Sediakan makanan TKTP, mudah dicerna.

7. Klien terpenuhi kebutuhan tidur dan istirahatnya.

Tindakan :

Diskusikan pentingnya istirahat bagi kesehatan.

Anjurkan klien untuk tidur pada jam-jam istirahat.

Sediakan lingkungan yang mendukung: tenang, lampu redup dll.

8. Klien terpenuhi kebersihan dirinya.

Tindakan :

Diskusikan manfaat kebersihan diri bagi kesehatan.

Bimbing dalam kebersihan diri (mandi, keramas, gosok gigi).

Bimbing pasien berhias.

Beri pujian bila klien berhias secara wajar.

9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.

Tindakan :

Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping

minum obat).

Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat,

dosis, cara, waktu).

Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.

Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

10. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Tindakan :

Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.

Gangguan Alam Perasaan 25

Page 26: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

3.2.4 Evaluasi

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya.

3. Klien dapat menggunakan koping adaptif.

4. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan terarah

6. Klien terpenuhi kebutuhan nutrisinya.

7. Klien terpenuhi kebutuhan tidur dan istirahatnya.

8. Klien terpenuhi kebersihan dirinya.

9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.

10. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

BAB 4

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Gangguan alam perasaan adalah kelainan psikologis yang ditandai meluasnya irama

emosional seseorang, mulai dari rentang depresi sampai gembira yang berlebihan (euphoria)

dan gerak yang berlebihan (agitation). Depresi dapat terjadi secara tunggal dalam bentuk

mayor depresi atau dalam bentuk lain seperti mania sebagai gangguan tipe bipolar. Depresi

terdapat klasifikasi dan tingkatan nya. Tanda dan gejala yang timbul pada depresi bisa

bermacam-macam karena tiap individu itu unik.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya depresi. Bisa karena faktor prepitasi

maupun faktor prediposisi. Asuhan keperawatan yang dibeikan pada pasien berbeda-beda. Hal

ini dikarenakan pasien dengan gangguan alam perasaan menunjukkan pribadi yang unik.

5.2 Saran

Gangguan Alam Perasaan 26

Page 27: Askep Gangguan Alam Perasaan.docx

Kesehatan jiwa dapat didapatkan dengan jalan ada kesinkronan antara pasien, keluarga

dan tenaga medis dalam upaya proses penyembuhan. Jika salah satu dari komponen tersebut,

maka akan menghambat proses penyembuhan.

Gangguan Alam Perasaan 27