17
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS Pembimbing Akademik : Tri Suwarto, S.kep.Ners DI SUSUN OLEH : NOOR ROSYIDAH (III.11.3069) S1 KEPERAWATAN IIB SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

ASKEP GASTRITIS11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gastritis

Citation preview

Page 1: ASKEP GASTRITIS11

ASUHAN KEPERAWATAN

GASTRITIS

Pembimbing Akademik : Tri Suwarto, S.kep.Ners

DI SUSUN OLEH :

NOOR ROSYIDAH (III.11.3069)

S1 KEPERAWATAN IIB

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

JALAN GANESHA 1 PURWOSARI KUDUS

TAHUN AKADEMIK 2012/2013

Page 2: ASKEP GASTRITIS11

GASTRITIS

A. Pengertian

Gastritis adalah (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang tidak teratur dan

terkontrol (Suzanne C. Smeltzer, 2001)

Gastritis (peradangan pada lambung) merupakan gangguan yang sering terjadi dengan

karakteristik adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual dan

muntah (Barbara C. Long, 1996)

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,

kronik, atau lokal (Silvia A. Price, 2005)

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer,  2000)

Gastritis Kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang

menahun. ( Hirlan, Theo Soehardjono )

B. Etiologi

1) Infeksi bakteri.

Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup

di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Penularan tersebut

terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang

terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak –

kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi

dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang

kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah

satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-

kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak.

2) Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.

Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen

dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara

mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika

pemakaian obat – obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya

masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus

menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis

3) Penggunaan alkohol secara berlebihan.

Page 3: ASKEP GASTRITIS11

Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan

membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada

kondisi normal.

4) Stress fisik.

Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi

berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.

5) Radiasi and kemoterapi.

Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat

mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat

berkembang menjadi gastritis. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi,

kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan

mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding

lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.

6) Penyakit bile reflux.

Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam

tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati

serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah

otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu

mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar,

maka empedu masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan perdarahan dan

gastritis.

C. Tanda dan Gejala

1. Mual

2. Sebagian penderita bisa muntah darah

3. Nyeri epigastrium

4. Nausea

5. Muntah dan cegukan

6. Sakit kepala

- Gastritis akut

Nyeri epigastrium, mual, kembung muntah

Dpt ditemukan hematemesis dan melena.

- Gastritis kronis

Page 4: ASKEP GASTRITIS11

Kebanyakan tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian mengeluh nyeri ulu hati,

anoreksia, nausea

Patofisiologi dan manifestasi klinik

Membran mukosa lambung mengalami edema dan hiperemik ( kongesti dengan cairan,

cairan, dan darah ) dan mengalami erosi superfisial, bagian ini mensekresisejumlah getah

lambung, yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak mukus. Ulserasi superfisial

dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi.

D. Patofisiologi (proses Penyakit)

Gastritis akut

Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa lambung.

Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

1. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.

Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung

HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.

Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam

lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi

gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus

yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka

akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika

mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada

mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh

darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan

hypovolemik.

Gastritis kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi

iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak

sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental

dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL

meningkat. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung

Page 5: ASKEP GASTRITIS11

juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa

terjadi perdarahan serta formasi ulser.

GASTRITIS

AKUT

IRITASI MUKOSA LAMBUNG

SEKRESI MUKOSA

ASAM LAMBUNG

MUAL MUNTAH

GANGGUAN

NURTRISI CAIRAN

& ELEKTROLIT

MUKOSA

INFLAMASI

EROSI MUKOSA

PERDARAHAN

NYERI

KRONIK

TERJADI ETROPI KELENJAR EPITEL

SEL PRIENTAL&CHIEF HILANG

HCL

DINDING LAMBUNG TIPIS

GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR

E. PATHWAY

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk menegakkan diagnosa gastritis, dilakukan dengan berbagai macam tes,

diantaranya:

1. Tes Darah

Tes darah dilakukan untuk melihat adanya antibodi terhadap serangan

Helicobacter pylori. Hasil test yang positif menunjukkan bahwa seorang pernah

mengalami kontak dengan bakteri H.pylori dalam hidupnya, tetapi keadaan tersebut

bukan berarti seseorang telah terinfeksi H.pylori. Tes darah juga dapat digunakan

untuk mengecek terjadinya anemia yang mungkin saja disebabkan oleh peradangan

karena gastritis (Anonim, 2010).

2. Breath Test

Test ini menggunakan tinja sebagai sampel dan ditunjukkan untuk mengetahui

apakah ada infeksi Helicobacter pylori dalam tubuh seseorang.

berulang

berulang

Page 6: ASKEP GASTRITIS11

3. Stool Test

Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya Helicobacter pylori dalam sampel

tinja seseorang. Hasil test yang positif menunjukkan orang tersebut terinfeksi

Helicobacter pylori. Biasanya juga menguji adanya darah dalam tinja yang

menandakan adanya perdarahan dalam lambung karena gastritis.

4.      Rontgen

Test yang ini dimaksudkan untuk melihat adanya kelainan pada lambung yang

dapat dilihat dengan sinar X. Biasanya akan diminta menelen cairan barium

terlebihdahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan

akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.

5.      Endoskopi

Test ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya kelainan pada lambung yang

mungkin tidak dapat dilihat dengan dinar X. Tes ini dilakukan dengan cara

memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk

kedalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih

dahulu di anestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa

nyaman menjalani tes. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat

mencurigakan, maka akan diambil sedikit sampel dari jaringan tersebut. Sampel

tersebut kemudian di bawa ke laboratorium untuk di periksa. Tes ini memakan waktu

kurang lebih 20-30 menit. Pasien biasanya tidak langsung di suruh pulang ketika tes

ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi hilang, kurang lebih satu

atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Biasanya hanya terjadi rasa tidak

nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop (Anonim,2010).

G. PENATALAKSANAAN

MEDIS

Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari

alkohol dan makanan sembarangan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu

makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Obat-obat anti muntah dapat

membantu menghilangkan mual dan muntah. Bila gejala menetap, cairan perlu

diberikan secara parenteral. Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor

H2), Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung

yang lain) untuk mengatur sekresi asam lambung

Page 7: ASKEP GASTRITIS11

Gastritis kronik pengobatannya bervariasi tergantung pada penyebab kelainan

yang dicurigai. Alkohol dan obat-obatan yang dikenal mengiritasi mukosa lambung

dihindari, dan pertama-tama mengatasi dan menghindari penyebab pada gastritis

kemudian diberikan pengobatan empiris berupa antasid, dan obat-obatan prokinetik.

Gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istrahat,

mengurangi stress dan memulai farmakoterapi. H.pylori dapat diatasi dengan

antibiotik (seperti tetrasilin atau amoxicillin) dan garam bismuth (pepto-bismol).

KEPERAWATAN

a. Pengkajian

Nyeri

Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri

hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi.

o Rasa ketidaknyamanan/distres samar-samar setelah makan banyak dan

hilang dengan makan (gastritis akut).

o Nyeri epigastrum kiri sampai tengah atau menyebar ke punggung

terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulus gaster).

o Nyeri epigastrum kiri sampai atau menyebar ke punggung terjadi

kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang

dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).

o Tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).

Tanda : meringis, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,

perhatian menyempit

Nutrisi / Cairan

Gejala : Mual, muntah, nafsu makan berkurang, dehidrasi

Tanda : Porsi makan tidak dihabiskan, BB menurun, dan keadaan umum

lemah, perubahan turgor kulit, membrane mukosa kering

Eliminasi

Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan

gastro interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal: luka

peptik / gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola

defekasi / karakteristik feses.

Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi

Page 8: ASKEP GASTRITIS11

Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah

perdarahan.

Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang

merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea).

Konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).

Haluaran urine : menurun, pekat

Istrahat / Tidur

Gejala : Kurang tidur, sering terbangun pada malam hari

Tanda : Gelisah, mata tampak merah dan sayup, serta muka pucat

Kecemasan

Gejala : Kurang tidur

Tanda : Gelisah, sering bertanya tentang penyakitnya

Klasifikasi Data

1) Data subyektif

- Klien mengatakan mual dan muntah

- Klien mengatakan kurang nafsu makan

- Klien mengatakan nyeri ulu hati

- Klien mengatakan sering terjaga pada malam hari

- Klien mengatakan semalam kurang  tidur

2) Data obyektif

- Ekspresi wajah meringis

- Nyeri tekan pada daerah epigastrium

- Keadaan umum lemah

- Porsi makan tidak dihabiskan

- Berat badan menurun

- Muka tampak pucat

- Mata tampak merah dan sayup

- Klien tampak gelisah

b. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung, ditandai dengan :

nyeri pada ulu hati, ekspresi wajah meringis, nyeri tekan pada daerah

epigastrium, keadaan umum lemah

Page 9: ASKEP GASTRITIS11

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

makanan yang tidak adekuat, ditandai dengan : kurang nafsu makan, mual

muntah, keadaan umum lemah, porsi makan tidak dihabiskan, BB menurun

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada bagian lambung,

ditandai dengan : mengeluh kurang tidur, tidak bisa tidur, tampak gelisah,

keadaan umum lemah, muka pucat, mata tampak merah dan sayup

c. Intervensi

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri

berhubungan

dengan iritasi

pada mukosa

lambung

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24

jam nyeri

klien dapat

berkurang

- kaji nyeri

P: saat makan

Q: tajam

R: epigastrium

kiri

S: skala nyeri 8

- teknik distraksi

relaksasi

- kolaborasi

dengan dokter

untuk

pemberian obat

- mengetahui

perkembangan

nyeri

- mengalihkan

perasaan nyeri

- mengurangi nyeri

2. Perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan intake

makanan yang

tidak adekuat

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24

jam nutrisi

dalam

kebutuhan

tubuh makin

stabil

- pemberian diet

bertekstur

halus dengan

teratur

- pemberian

nutrisi berupa

cairan

parenteral

- kolaborasi

dengan ahli

gizi tentang

pemberian diet

- memudahkan kerja

lambung dan

mengurangi mual

- pemenuhan

kebutuhan nutrisi

tubuh

- pemberian diet

yang bernutrisi

sesuai kebutuhan

tubuh

3. Gangguan pola

tidur

Setelah

dilakukan

- teknik distraksi - mengalihkan rasa

Page 10: ASKEP GASTRITIS11

berhubungan

dengan rasa

nyeri pada

bagian lambung

tindakan

keperawatan

selama 3x24

jam pola

tidur klien

dapat

membaik

dan relaksasi

- kolaborasi

dengan dokter

tentang

pemberian obat

gelisah

- menenangkan klien

dengan pemberian

obat penenang agar

klien dapat

beristirahat

LEMBAR PENGESAHAN

Page 11: ASKEP GASTRITIS11

ASKEP ini telah diketahui dan disahkan oleh Tri Suwarto, S.kep.Ners selaku Dosen

Pembimbing Akademik pada :

Hari/Tanggal :

Jam :

Tempat :

Kudus, November 2012

Disahkan oleh,

Pembimbing Akademik

( Tri Suwarto, S.Kep.Ners )

Mahasiswa

( Noor Rosyidah )

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: ASKEP GASTRITIS11

http://katumbu.blogspot.com/2012/06/askep-gastritis.html

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2012/02/etiologi-dan-penanganan-gastritis.html

http://bernardosimatupang.wordpress.com/2011/10/08/patofisiologi-gastritis/

http://runtah.com/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-gastritis/