27
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan. Berbagai macam krisis yang terjadi sebenarnya bukan krisis ekonomi sebagai pangkal masalahnya, melainkan mendasar pada kesehatan mental bangsa ini sendiri.Minimnya perhatian terhadap kesehatan mental bangsa termanifestasi dalam begitu banyak masalah yang disebut krisis multidimensional. Pernyataan ini dinyatakan dengan jelas oleh dr. Danardi Sosrosumihardjo, Sp.K.J., dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dalam konferensi pers Konvensi Nasional Kesehatan Jiwa ke-2, yang bertema “Kesehatan Jiwa Masyarakat, Kesehatan Jiwa Bangsa,” pada hari Kamis (9/ 10) di Jakarta. Pernyataan ini bukanlah tanpa dasar.Krisis ekonomi yang terus berkepanjangan ternyata meninggalkan kisah-kisah menyedihkan dengan meningkatnya jumlah penderita ganngguan jiwa, terutama jenis ansietas (gangguan kecemasan).Gejala gangguan kesehatan mental yang mencakup mulai dari gangguan kecemasan, depresi, panik hingga gangguan jiwa yang berat seperti Schizoprenia hingga pada tindakan bunuh diri, semakin mewabah di tengah masyarakat.Dari sekian jumlah 1

askep Kecemasan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: askep Kecemasan.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah

penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan. Berbagai macam krisis yang

terjadi sebenarnya bukan krisis ekonomi sebagai pangkal masalahnya, melainkan

mendasar pada kesehatan mental bangsa ini sendiri.Minimnya perhatian terhadap

kesehatan mental bangsa termanifestasi dalam begitu banyak masalah yang disebut krisis

multidimensional. Pernyataan ini dinyatakan dengan jelas oleh dr. Danardi

Sosrosumihardjo, Sp.K.J., dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia

(PDSKJI) dalam konferensi pers Konvensi Nasional Kesehatan Jiwa ke-2, yang bertema

“Kesehatan Jiwa Masyarakat, Kesehatan Jiwa Bangsa,” pada hari Kamis (9/ 10) di

Jakarta.

Pernyataan ini bukanlah tanpa dasar.Krisis ekonomi yang terus berkepanjangan

ternyata meninggalkan kisah-kisah menyedihkan dengan meningkatnya jumlah penderita

ganngguan jiwa, terutama jenis ansietas (gangguan kecemasan).Gejala gangguan

kesehatan mental yang mencakup mulai dari gangguan kecemasan, depresi, panik hingga

gangguan jiwa yang berat seperti Schizoprenia hingga pada tindakan bunuh diri, semakin

mewabah di tengah masyarakat.Dari sekian jumlah penderita yang ada baru 8% yang

mendapatkan pengobatan yang memadai.Sedangkan selebihnya tidak tertangani.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi ansietas?

2. Apa saja gejala umum ansietas?

3. Apa faktor presdiposisi dan faktor presipitasi pada klien dengan ansietas?

4. Apa saja penggolongan ansietas?

5. Apa saja macam - macam gangguan pada ansietas?

6. Bagaimana gambaran klinis pada klien dengan ansietas?

7. Apa asuhan keperawatan pada klien dengan ansietas?

1

Page 2: askep Kecemasan.docx

C. TUJUAN

Tujuan Umum :

Untuk menambah pengetahuan dan penanganan mengenai klien dengan gangguan

kecemasan

Tujuan Khusus :

Diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui definisi ansietas

2. Mengetahui gejala umum ansietas

3. Mengetahui faktor presdiposisi dan faktor presipitasi pada klien dengan ansietas

4. Mengetahui penggolongan ansietas

5. Mengetahui macam - macam gangguan pada ansietas

6. Mengetahui gambaran klinis pada klien dengan ansietas

7. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan ansietas

D. Manfaat

1. Memberikan informasi kepada pembaca seputar kecemasan pada pasien dengan

gangguan jiwa

2. Menambah pengetahuan bagaimana menghadapi pasien dengan gangguan kecemasan

3. Dapat dijadikan referansi untuk pembuatan makalah selanjutnya

2

Page 3: askep Kecemasan.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI ANSIETAS

Ansietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan

akan bahaya atau frustasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman,

keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya (J.J

GROEN).

Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul

karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian

besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).

Gejala kecemasan baik sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan

komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder).Secara

klinis gejala kecemasan dibagi dalam beberapa kelompok yaitu : gangguan cemas

(anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder / GAD),

gangguan panik (panic disorder), gangguan fobia (Phobic disorder), dan gangguan

obsesif-komplusif (obsessive-complusive disorder).

B. KARAKTERISTIK ANSIETAS

a. Merupakan emosi

b. Bisa ditularkan

c. Terjadi akibat adanya ancaman pada harga diri, identitas diri

d. Perlu adanya keseimbangan antara keberanian dan kecemasan

C. FAKTOR PRESDIPOSISI DAN FAKTOR PRESIPITASI

a. Faktor Presdiposisi

a) Biologi

Model biologis menjelaskan bahwa ekpresi emosi melibatkan struktur

anatomi di dalam otak (Fortinash, 2008). Aspek biologis yang menjelaskan

gangguan ansietas adalah adanya pengaruh neurotransmiter. Tiga neurotransmiter

3

Page 4: askep Kecemasan.docx

utama yang berhubungan dengan ansietas adalah norepineprin, serotonin dan

gamma-aminobutyric acid (GABA)

b) Psikologis

Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan bahwa aspek psikologis memandang

ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu

id dan superego. Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003), maturitas individu, tipe

kepribadian dan pendidikan juga mempengaruhi tingkat ansietas seseorang.

Ketegangan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan ansietas diantaranya

adalah peristiwa traumatik individu baik krisis perkembangan maupun situasional

seperti peristiwa bencana, konflik emosional individu yang tidak terselesaikan

dengan baik, konsep diri terganggu.

c) Sosial Budaya

Riwayat gangguan ansietas dalam keluarga akan mempengaruhi respon

individu dalam berespon terhadap konflik dan cara mengatasi ansietas. Tarwoto

dan Wartonah (2003) memaparkan jika sosial budaya, potensi stres serta

lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya ansietas.

b. Faktor Presipitasi

a) Biologi

Gangguan fisik adalah suatu keadaan yang terganggu secara fisik oleh

penyakit maupun secara fungsional berupa penurunan aktivitas sehari-hari. Stuart

& Laraia (2005) mengatakan bahwa kesehatan umum individu memiliki efek nyata

sebagai presipitasi terjadinya ansietas. Apabila kesehatan individu terganggu, maka

kemampuan individu untuk mengatasi ancaman berupa penyakit (gangguan fisik)

akan menurun.

b) Psikologi

Ancaman terhadap integritas fisik dapat mengakibatkan ketidakmampuan

psikologis atau penurunan aktivitas sehari-hari seseorang. Ancaman eksternal yang

terkait dengan kondisi psikologis dan dapat mencetuskan terjadinya ansietas

diantaranya adalah peristiwa kematian, perceraian, dilema etik, pindah kerja,

4

Page 5: askep Kecemasan.docx

perubahan dalam status kerja. Sedangkan yang termasuk ancaman internal yaitu

gangguan hubungan interpersonal dirumah, ditempat kerja atau ketika menerima

peran baru (istri, suami, murid dan sebagainya).

c) Sosial Budaya

Status ekonomi dan pekerjaan akan mempengaruhi timbulnya stres dan lebih

lanjut dapat mencetuskan terjadinya ansietas (Tarwoto & Wartonah, 2003). Orang

dengan status ekonomi yang kuat akan jauh lebih sukar mengalami stres dibanding

mereka yang status ekonominya lemah. Hal ini secara tidak langsung dapat

mempengaruhi seseorang mengalami ansietas, demikian pula fungsi integrasi

sosialnya menjadi terganggu yang pada akhirnya mencetuskan terjadinya ansietas.

D. TINGKAT ANSIETAS

a. Ansietas ringan

Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan

perhatian khusus.

b. Ansietas sedang

Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang

benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi

c. Ansietas berat

Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang berbeda da nada

ancaman; ia memperhatikan respon takut dan distres

d. Panic

Serangan panic adalah suatu episode ansietas yang cepat intens, dan meningkat,

berlangsung 15-30 menit, ketika individu mengalami ketakutan emosional yang besar

juga ketidaknyamanan fisiologis. Ciri-ciri panic:

Hilang control

Tidak dapat melakukan sesuatu tanpa perintah atau arahan

Disorganisasi kepribadian

Meningkatkan aktivitas motoric

Menurunnya kemampuan menghubung-hubungkan

Distrosi persepsi

5

Page 6: askep Kecemasan.docx

Hilangnya pikiran rasional

Hilangnya komunikasi dan fungsi efektif

Bila berlangsung berkepanjangan menyebabkan exhaustion- kematian

E. TANDA DAN GEJALA

a. Respons fisik :

1. Kardiovaskular

palpitasi, jantung bedebar, tekanan darah meninggi, denyut nadi cepat

2. Pernafasan

Napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan

pada tenggorokan, terengah engah

3. Neuromuskular       

Refleks meningkat, insomnia, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,

kaki goyah, gerakan yang janggal

4. Gastrointestinal   

Anoreksia, diare/konstipasi, mual, rasa tidak nyaman pada abdomen

5. Traktur urinarius 

Sering berkemih dan tidak dapat menahan kencing

6. Kulit                       

Wajah kemerahan, berkeringat, gatal, rasa panas pd kulit

b. Respons Kognitif :

Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus

pada apa yang menjadi perhatiannya

c. Respons Perilaku :

Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman

d. Respons Emosi :

Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,

ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran

meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed,

khawatir, prihatin.

e. Gejala fisik:

6

Page 7: askep Kecemasan.docx

Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan

otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan

lain-lain. Keluhan yang dikemukakan pasien dengan anxietas kronik seperti: rasa

sesak nafas; rasa sakit dada; kadang-kadang merasa harus menarik nafas dalam; ada

sesuatu yang menekan dada; jantung berdebar; mual; vertigo; tremor; kaki dan tangan

merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak

terus menerus; kaki merasa lemah, sehingga berjalan dirasakan beret; kadang- kadang

ada gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk penyakit tertentu.

Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan gangguan

anxietas kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa gejala 1

keluhan saja.Tetapi pengalaman penderitaan dan gejata ini oleh pasien yang

bersangkutan biasanya dirasakan cukup gawat.

7

Page 8: askep Kecemasan.docx

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

a. Factor predisposisi

Psikoanalisa ( elemen id dan super ego). Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan

bahwa aspek psikologis memandang ansietas adalah konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Dorongan insting

dan hati nurani. Ansietas meningkatkan ego akan adanya bahaya yang perlu

diatasi. Ketegangan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan  ansietas

diantaranya adalah peristiwa traumatik individu baik krisis perkembangan

maupun situasional seperti peristiwa bencana, konflik emosional individu

yang tidak terselesaikan dengan baik, konsep diri terganggu.

Interpersonal. Terjadi karena ketakutan penolakan dalam hubungan

interpersonal. Dihubungkan dengan trauma masa pertumbuhan ( kehilangan,

perpisahan). Harga diri rendah mudah mengalami ansietas.

Perilaku. Diakibatkan oelh frustasi yang mengganggu pencapaian tujuan.

Kondisi keluarga. Ansietas dapat timbul dalam keluarga adanya overlaps

gangguan ansietas dan depresi.

Keadaan biologis. Disebabkan oleh penyakit fisik atau keabnormalan. Aspek

biologis yang menjelaskan gangguan ansietas adalah adanya pengaruh

neurotransmiter. Tiga neurotransmiter utama yang berhubungan dengan

ansietas adalah norepineprin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid

(GABA).

b. Factor presipitasi

Ancaman integritas fisik. Ketidakmampuan fisiologis dan menurunnya

kemampuan melaksanakan ADL.

Ancaman terhadap system “diri”. Mengancam identitas, harga diri, integritas

social.

c. Mekanisme koping

8

Page 9: askep Kecemasan.docx

d. Prilaku

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut NANDA

a. Ansietas

b. Koping individu tidak efektif

c. Takut

C. STRATEGI PELAKSANAAN (SP)TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

ANSIETAS

a. Pertemuan 1

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :

1) Klien mengatakan takut jika pasien berada dirumah.

2) Klien mengatakan dulu klien pernah dijahati oleh tetanganya.

3) Klien mengatakan sulit tidur

4) Klien mengatakan tidak nafsu makan.

Data Objektif

Klien terlihat seperti orang bingung

2. Diagnosa Keperawatan

Ansietas

3. Tujuan Tindak Keperawatan

1) Tujuan Umum : mengatasi gangguan ansietas klien.

2) Tujuan Khusus :

Pasien mampu membina hubungan saling percaya

Pasien mampu mengenal ansietas

Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi

Pasienmampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk

mengatasi ansietas

4. Tindakan Keperawatan

9

Page 10: askep Kecemasan.docx

1) Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien

merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan

dalam membina hubungan saling percaya adalah

Mengucapkan salam terapeutik

Berjabat tangan

Menjelaskan tujuan interaksi

Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan) setiap kali bertemu

pasien

2) Membantu pasien mengenal ansietas :

Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya

Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas

Bantu pasien mengenal penyebab ansietas

Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas

3) Mengajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri : pengalihan situasi

5. Strategi Komunikasi

1) Fase Orientasi

i. Salam Terapeutik

“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Bu! Saya perawat yang bertugas pada pagi

ini, nama saya nia.  Saya adalah mahasiswa dari POLTEKKES

SEMARANG.Nama Ibu siapa?”

“Ibu senangnya dipanggil apa?”

ii. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini?semalam tidurnya nyenyak?”

iii. Kontrak :

Topik

“Bagaimana jika sekarang  kita berbincang-bincang tentang kecemasan

dan latihan cara mengontrol cemasdengan latihan relaksasi”

Waktu

“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?

Bagaimana kalau 15 menit saja”

10

Page 11: askep Kecemasan.docx

Tempat

“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah,

Bagaimana jika diruangan ini saja kita berbincang-bincang”

Tujuan

“Agar ibu dapat mengetahuikecemasan yang ibu rasakan serta cara

mengatasinya”

2) Fase Kerja

“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini”

“Coba Ibu ceritakan pada saya”

Ouw jadi ibu merasa takut jika tetangga ibu melakukan tindakan

kejahatan kepada ibu. Jika boleh saya tahu, bagaimana cara Ibu

mengatasinya”

“Saya mengerti bagaimana perasaan Ibu. Setiap orang akan memiliki

perasaan yang sama jika diposisi Ibu. Tapi saya sangat kagum sama Ibu

Karena Ibu mampu menahan semua cobaan ini. Ibu adalah orang yang

luar biasa.Yang perlu Ibu ketahui adalah Ibu saat ini berada pada tingkat

kecemasan yang sedang.Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat ibu

merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan membantu

menurunkan tingkat kecemasan Ibu. Bagaimana kalau sekarang kita coba

mengatasi kecemasan ibu dengan latihan relaksasi dengan cara tarik

nafas dalam, ini merupakan salah satu cara  untuk mengurangi

kecemasan yang ibu rasakan”

“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu

perhatikan saya, lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan.

Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-

tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam

hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan udara melalui mulut dengan

meniup udara perlahan-lahan. Sekarang coba ibu praktikkan”

“Bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa melakukan

latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks atau santai.

Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan ibu, ibu bisa melakukan

11

Page 12: askep Kecemasan.docx

dengan metode pengalihan yaitu dengan ibu melepas kecemasan dengan

tertawa, berolahraga, menulis kecemasan ibu disebuah kertas,bersantai

seperti jalan-jalan atau ibu juga bisa mengatasinya dengan

mendengarkan musik.

3) Fase Terminasi

i. Evaluasi

Subyektif

Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang

ibu rasakan dan latihan relaksasi?

Obyektif

Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.

ii. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?”

“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa

cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini”

iii. Kontrak yang akan datang

Topik

“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit

kecemasan yang ibu rasakan, bagamana jika kita latihan kembali

besok bu? Jangan lupa ibu mencoba teknik yang lain untuk

mengurangi kecemasan ibu ya”

Waktu

“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini

besok, dengan jamyang sama seperti hari ini.Berapa lama ibu

punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya besok?

Bagaimana kalau 20 menit saja”

Tempat

“Dimana ibuakanlatihan dengan saya besok? Ya sudah,

bagaimana kalau besok kita melakukannya disini saja”

b. Pertemuan ke-2

1. Kondisi Klien

12

Page 13: askep Kecemasan.docx

Data Subjektif :

Klien mengatakan takut jika pasien berada dirumah.

Klien mengatakan dulu klien pernah dijahati oleh tetanganya.

Klien mengatakan sulit tidur

Klien mengatakan tidak nafsu makan.

Data Objektif

Klien terlihat seperti orang bingung

2. Diagnosa Keperawatan

Ansietas

3. Tujuan Tindakan Keperawatan

1) Tujuan Umum

Mengatasi gangguan ansietas klien

2) Tujuan Khusus

Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik distraksi untuk

mengatasi ansietas

Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik distraksi

Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik distraksi untuk

mengatasiansietas

4. Tindakan Keperawatan

1) Ajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan

mengurangi ansietas :

Melakukan hal yang disukai

Menonton TV

Mendengarkan music yang disukai

Membaca koran, buku atau majalah

2) Motivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas muncul

5. Strategi Komunikasi

1) Fase Orientasi

i. Salam Terapeutik

“ Assalamu’alaikum, Selamat pagi ibu ! Saya perawat yang bertugas

pada pagi ini, saya yusuf, Ibu bisa memanggil saya Teguh.  Saya adalah

13

Page 14: askep Kecemasan.docx

mahasiswa dari POLTEKKES JAKARTA III.Nama ibu siapa?Ibu

senangnya dipanggil apa?”

ii. Evaluasi/Validasi

“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah melatih cara

mengalihkan situasi untuk menghilangkan kecemasan ibu?”

iii. Kontrak :

Topik

“Baiklah ibusesuai janji kita kemarin, hari ini saya datang kembali

untuk mendiskusikan tentang latihan distraksi dengan tehnik

pengalihan.”

Waktu

” Berapa lama kita akan berlatih ibu? “Bagaimana jika 10 menit?”

Tempat

“Dimana kita akan berdiskusi? “Bagaimana jika di halaman

samping?”

Tujuan

“Tujuan dari latihan hari ini adalah agar ibu dapat meningkatkan

kontrol kecemasan pada diri ibu dan ibu dapat mempraktekkannya

dalam kehidupan sehari-hari ibu.”

2) Fase Kerja

“Ibu, kemarin waktu kita diskusi ibu mengatakan bahwa saat cemas rasanya

seluruh badan ibu tegang, baik pikiran maupun fisik.Nah, latihan distraksi ini

bermanfaat untuk mengalihkan rasa cemas ibu sehingga membuat pikiran dan

fisik ibu relak atau santai.Dalam teknik ini ibu harus melakukan hal-hal yang

dapat membuat ibu relak misalnya dengan menonton acara televisi kesukaan

ibu, membaca buku atau majalah yang ibu suka, atau dengan mendengar

music yang ibu sukai. Nah, sekarang ibu sudah tau kan hal-hal apa saja yang

dapat ibu lakukan untuk mengurangi rasa cemas ibu. Nanti apabila ibu

merasa cemas lagi, ibu bisa melakukan salah satu teknik distraksi atau

pengalihan yang saya beritahu tadi.

3) Fase Terminasi

14

Page 15: askep Kecemasan.docx

i. Evaluasi

Subjektif

“Bagaimana apa ada yang ingin ibu tanyakan dari penjelasan saya

tadi?”

Objektif

“Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari. Wah bagus

sekali,nanti jika ibu merasa cemas, ibu dapat melakukan teknik

ditraksi yang tadi saya jelaskan ya.”

ii. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Kapan ibu akan mulai mencoba melakukan cara ini? Baiklah setiap ibu

merasa cemas, ibu bisa langsung mempraktikkan cara ini.”

iii. Kontrak yang akan datang

Topik

“Nah, ibu, masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi

kecemasan ibu yaitu dengan teknik hipnotis diri sendiri atau hipnotis

dengan 5 jari.”

Waktu

“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ketiga ini besok

dengan jamyang sama seperti hari ini?”

Tempat

“Mau latihan dimana kita bu? Bagaimana jika disini lagi ? Apa

masih ada yang mau ditanyakan bu? Baiklah kalau tidak ada saya

pamit dulu. Selamat siang.”

c. Pertemuan ke-3

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :

Klien mengatakan takut jika pasien berada dirumah.

Klien mengatakan dulu klien pernah dijahati oleh tetanganya.

Klien mengatakan sulit tidur

Klien mengatakan tidak nafsu makan.

15

Page 16: askep Kecemasan.docx

Data Objektif

Klien terlihat seperti orang bingung

Klien tampak seperti orang bingung

Klien sulit berkonsentrasi

2. Diagnosa Keperawatan

Ansietas

3. Tujuan Tindakan Keperawatan

1) Tujuan Umum :

Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi hipnotis 5 jari

2) Tujuan Khusus :

Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi hipnotis 5

jari untuk mengatasi ansietas

4. Tindakan Keperawatan

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2) Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari

3) Membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari dan

memasukkan dalam jadwal

4) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

5. Strategi Komunikasi

1) Fase Orientasi

i. Salam Terapeutik

“Selamat pagi ibu”

ii. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah ibu masih gelisah dan

tidak bisa tidur?Apakah yang kemaren saya ajarkan sudah di

praktekkan dalam jadwal harian ibu? Nah kalau sudah coba di

praktikkan kembali ya. Bagus bu”

iii. Kontrak :

Topik, Waktu, dan Tempat

“Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang

tentang perasaan yang ibu rasakan? Dan saya akan mengajarkan

16

Page 17: askep Kecemasan.docx

ibu teknik relaksasi hipnotis 5 jari untuk menghilangkan rasa

gelisah ibu.Kita akan berbincang-bincang selama 30 menit. Kita

akan lakukan disini saja ya bu.”

Tujuan

“Tujuan perbincangan kita hari ini adalah agar ibu mengetahui

cara untuk menghilangkan rasa gelisah ibu dengan teknik

relaksasi hipnotis 5 jari dan ibu dapat mempraktekkan ketika rasa

gelisah ibu datang kembali.”

2) Fase Kerja

“Tadi ibu katakan, ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba ibu ceritakan

lebih lanjut tentang perasaan ibu, kenapa ibu tidak bisa tidur, apa yang ibu

pikirkan? Oh, jadi ibu merasa takut jika dijahati oleh tetangga ibu, ouw. Dulu

ibu pernah dihipnotis oleh tetangga ibu dan tetangga ibu mengambil barang

berharga ibu. Dan ibu takut jika kejadian itu terulang lagi. Nah ibu, sekarang

saya akan mengajarkan ibu teknik  relaksasi degan cara hipnotis 5 jari. Kita

mulai ya bu. Ibu pejamkan mata ibu, nah sekarang sentuh jari telunjuk ibu

dengan jempol ibu, sekarang bayangkan pada saat ibu sedang bahagia.

Sekarang sentuh jari tengah ibu, bayangkan saat ibu bersama orang yang ibu

sayangi/ cintai, sekarang sentuh jari manis ibu, bayangkan ketika ibu di puji

oleh seseorang, dan sekarang sentuh jari kelingking ibu, bayangkan tempat

yang paling indah yang pernah di kunjungi. Ibu, coba ulangi lagi cara teknik

hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi. Wah bagus sekali, mari kita

masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa

langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang

telah kita buat.”

3) Fase Terminasi

i. Evaluasi

Subyektif

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang bincang tentang

masalah yang ibu rasakan dan latihan mempaktekkan teknik

relaksasi hipnotis 5 jari?”

17

Page 18: askep Kecemasan.docx

Obyektif

“Nah, coba ibupraktikkan kembali apa yang telah saya ajarkan

tadi.Bagus, ternyata ibu masih ingat apa yang telah saya ajarkan.”

ii. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada ibu, ibu dapat

mempraktekkan kembali dan jangan lupa untuk memasukannya dalam

jadwal kegiatan harian yaitu sekitar 2 kali dalam sehari ya bu.”

iii. Kontrak yang akan datang

Topik, Waktu, Tempat

“Ibu sudah tidak terasa sudah 30 menit kita berbincang-

bincang.Latihan relaksasi ini adalah cara ke-3 yang bisa

digunakan untuk mengatasi kecemasan atau ketegangan ibu, masih

ada cara ke-4 yaitu dengan melakukan pendekatan spiritual,

bagaimana kalau kita latihan cara yang ke 4 ini besok pagi, jam

berapa bu? Seperti biasa jam 10 pagi ya dikamar ibu? Masih ada

yang mau ditanyakan atau tidak bu? Baiklah kalau tidak ada saya

pamit dulu.Terimakasih atas waktunya.”

18

Page 19: askep Kecemasan.docx

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis sebagi berikut :

1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai beberapa informasi seputar

gangguan kecemasan

2. Bagi tenaga kesehatan dapat dijadikan referensi informasi untuk membantu

menangani kecemasan pada pasien denngan gangguan jiwa

3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagia tambahan informasi guna penelitian

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fortinash, KM., & Holoday-Warret, PA. 2008. Psychiatric Mental Health Nursing. 4th ed.

St. Louis : Mosby

Harold, I. Kaplan & Benjamin, J. Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Jakarta :

Binarupa Aksara.

http://campuskimia17.blogspot.com/2013/06/sp-ansietas.html

http://lentrageotirasyara.blogspot.com/2014/04/askep-jiwa-kecemasan_8933.html

http://www.slideshare.net/anangsatrianto/asuhan-keperawatan-pada-klien-dg-ansietas

Stuart, Gail W & Laraia, MT. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.

Tarwoto & Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika

Tomb, David A . 2003. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC

19

Page 20: askep Kecemasan.docx

Videbeck, Sheila L . 2008. Buku Ajar Keperawtan Jiwa. Jakarta : EGC

20