23
askep ISPA PADA ANAK - buccank Asuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA A. Definisi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya mikroorgamisme (bakteri, virus, riketsia) ke dalam saluran pernafasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari. B. Tanda dan Gejala - Pilek biasa - Keluar sekret cair dan jernih dari hidung - Kadang bersin-bersin - Sakit tenggorokan - Batuk - Sakit kepala - Sekret menjadi kental - Demam - Nausea - Muntah - Anoreksia C. Etiologi Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus

Askep Ispa Pada Anak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Ispa Pada Anak

askep ISPA PADA ANAK - buccank

Asuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA

A.      Definisi

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran

pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik

atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang

parenkim paru.

ISPA adalah masuknya mikroorgamisme (bakteri, virus, riketsia) ke

dalam saluran pernafasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat

berlangsung sampai 14 hari.

B.      Tanda dan Gejala

-          Pilek biasa

-          Keluar sekret cair dan jernih dari hidung

-          Kadang bersin-bersin

-          Sakit tenggorokan

-          Batuk

-          Sakit kepala

-          Sekret menjadi kental

-          Demam

-          Nausea

-          Muntah

-          Anoreksia

C.      Etiologi

Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri

penyebabnya antara lain dari genus streptokokus, stafilokokus,

pnemokokus, hemofilus, bordetella, dan korinebacterium. Virus

penyebabnya antara lain golongan mikovirus, adenovirus, koronavirus,

pikornavirus, mikoplasma, herpesvirus.

Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA

diantaranya bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza

Page 2: Askep Ispa Pada Anak

yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan

bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.

Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia

dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna.

Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan risiko

serangan ISPA.

Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap

kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi

kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.

D.      Penyebaran Penyakit

Pada ISPA, dikenal 3 cara penyebaran infeksi, yaitu:

1.       Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena batuk-

batuk

2.       Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk dan

bersin

3.       Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda yang

telah dicemari oleh jasad renik.

E.       Tingkat Penyakit ISPA

1.       Ringan

Batuk tanpa pernafasan cepat atau kurang dari 40 kali/menit, hidung

tersumbat atau berair, tenggorokan merah, telinga berair.

2.       Sedang

Batuk dan napas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga

keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulen dengan

pembesaran kelenjar limfe leher yang nyeri tekan (adentis servikal).

3.       Berat

Batuk dengan nafas cepat dan stridor, membran keabuan di faring,

kejang, apnea, dehidrasi berat atau tidur terus, tidak ada sianosis.

4.       Sangat Berat

Batuk dengan nafas cepat, stridor dan sianosis serta tidak dapat minum.

F.       Faktor Risiko

Page 3: Askep Ispa Pada Anak

Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ISPA:

1.       Usia

Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau

terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang

usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.

2.       Status Imunisasi

Annak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih

baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.

3.       Lingkungan

Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota

besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada

anak.

G.     Pencegahan

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit

ISPA pada anak antara lain:

1.       Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranya

dengan cara memberikan makanan kepada anak yang mengandung

cukup gizi.

2.       Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan tubuh

terhadap penyakit baik.

3.       Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih.

4.       Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara adalah

memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan

anggota keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit ISPA.

H.     Asuhan Keperawatan

1.       Pengkajian

Riwayat kesehatan:

-       Keluhan utama (demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan)

-       Riwayat penyakit sekarang (kondisi klien saat diperiksa)

-       Riwayat penyakit dahulu (apakah klien pernah mengalami penyakit

seperti yang dialaminya sekarang)

Page 4: Askep Ispa Pada Anak

-       Riwayat penyakit keluarga (adakah anggota keluarga yang pernah

mengalami sakit seperti penyakit klien)

-       Riwayat sosial (lingkungan tempat tinggal klien)

Pemeriksaan fisik difokuskan pada pengkajian sistem pernafasan

a.       Inspeksi

-       Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan

-       Tonsil tampak kemerahan dan edema

-       Tampak batuk tidak produktif

-       Tidak ada jaringan parut pada leher

-       Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan

cuping hidung.

b.      Palpasi

-       Adanya demam

-       Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan

pada nodus limfe servikalis

-       Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid

c.       Perkusi

-       Suara paru normal (resonance)

d.      Auskultasi

-       Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru

2.       Diagnosa Keperawatan

1)    Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi

Tujuan  : suhu tubuh normal berkisar antara 36 – 37,5 °C

Intervensi:

a.       Observasi tanda-tanda vital

b.      Anjurkan klien/keluarga untuk kompres pada kepala/aksila

c.       Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan dapat

menyerap keringat seperti pakaian dari bahan katun.

d.      Atur sirkulasi udara

e.      Anjurkan klien untuk minum banyak ± 2000 – 2500 ml/hari

f.        Anjurkan klien istirahat di tempat tidur selama fase febris penyakit.

g.       Kolaborasi dengan dokter:

Page 5: Askep Ispa Pada Anak

-       Dalam pemberian terapi, obat antimikrobial

-       Antipiretika

Rasionalisasi:

a.       Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan

perawatan selanjutnya

b.      Dengan memberikan kompres, maka akan terjadi proses

konduksi/perpindahan panas dengan bahan perantara.

c.       Proses hilanganya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan

tidak akan menyerap keringat.

d.      Penyediaan udara bersih

e.      Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat

f.        Tirah baring untuk mengurangi metabolisme dan panas

g.       Untuk mengontrol infeksi pernafasan dan menurunkan panas

2)    Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d

anoreksia

Tujuan:

-       Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah pada BB normal.

-       Klien dapat menoleransi diet yang dianjurkan

-       Tidak menunjukkan tanda malnutrisi

Intervensi:

a.       Kaji kebiasaan diet, input-output dan timbang BB setiap hari.

b.      Berikan makan porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat.

c.       Tingkatkan tirah baring

d.      Kolaborasi: konsultasi ke ahli gizi untuk memberikan diet sesuai

kebutuhan klien.

Rasionalisasi:

a.       Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan BB dan

evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.

b.      Untuk menjamin nutrisi adekuat/meningkatkan kalori total

c.       Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi rileks, bersih, dan

menyenangkan.

Page 6: Askep Ispa Pada Anak

d.      Untuk mengurangi kebutuhan metabolik

e.      Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau

kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal.

3)    Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil

Tujuan: nyeri berkurang/terkontrol

Intervensi:

a.       Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10 ), faktor

yang memperburuk atau meredakan nyeri, lokasi, lama, dan

karakteristiknya.

b.      Anjurkan klien untuk menghindari alergen/iritan terhadap debu, bahan

kimia, asap rokkok, dan mengistirahatkan/meminimalkan bicara bila suara

serak.

c.       Anjurkan untuk melakukan kumur air hangat

d.      Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi (steroid oral, IV, dan inhalasi, &

analgesik)

Rasionalisasi:

a.       Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan

suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan

untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.

b.      Mengurangi bertambahberatnya penyakit

c.       Peningkatan sirkulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri

tenggorokan.

d.      Kortikosteroid digunakan untuk mencegah reaksi alergi/menghambat

pengeluaran histamin dalam inflamasi pernafasan. Analgesik untuk

mengurangi nyeri.

4)    Risiko tinggi penularan infeksi b.d tidak kuatnya pertahanan

sekunder (adanya infeksi penekanan imun)

Tujuan: tidak terjadi penularan, tidak terjadi komplikasi

Intervensi:

a.       Batasi pengunjung sesuai indikasi

b.      Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktivitas

Page 7: Askep Ispa Pada Anak

c.       Tutup mulut dan hidung jika hendak bersin

d.      Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak dibawah usia 2 tahun,

lansia, dan penderita penyakit kronis. Konsumsi vitamin C, A dan mineral

seng atau anti oksidan jika kondisi tubuh menurun/asupan makanan

berkurang.

e.      Kolaborasi pemberian obat sesuai hasil kultur

Rasionalisasi:

a.       Menurunkan potensi terpajan pada penyakit infeksius

b.      Menurunkan konsumsi/kebutuhan keseimbangan O₂ dan memperbaiki

pertahanan klien terhadap infeksi, meningkatkan penyembuhan.

c.       Mencegah penyebaran patogen melalui cairan

d.      Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan

tahanan terhadap infeksi.

e.      Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan

kultur dan sensitifitas atau diberikan secara profilaktik karena risiko

tinggi.

Page 8: Askep Ispa Pada Anak

ASKEP ISPA PADA ANAKPosted on October 21, 2012 by yulifitri34

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN ISPABAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangInfeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di negara berkembang masih merupakan masalah kesehatan yang menonjol, terutama pada anak. Penyakit ini pada anak merupakan penyebab kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) yang tinggi. Angka kematian ISPA di negara maju berkisar antara 10 -15 %, sedangkan di negara berkembang lebih besar lagi.Di Indonesia angka kematian ISPA diperkirakan mencapai 20 %.Hingga saat ini salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) .ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang pentingkarena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiaptahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan di puskesmas adalah oleh penyakit ISPA(Anonim,2009)B. Tujuan PenulisanTujuan umumUntuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak dengan diare.Tujuan khusus1. Untuk mengetahui Pengkajian pada anak dengan diare2. Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada anak dengan diare3. Untuk mengetahui Intervensi keperawatan pada anak dengan diare4. Untuk mengetahui Implementasi keperawatan pada anak dengan diare5. Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada anak dengan diare

BAB IITINJAUAN TEORITISA. Konsep Dasar Penyakit1. PengertianISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta

Page 9: Askep Ispa Pada Anak

organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paruSebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik (Rasmaliah, 2004)2. EtiologiEtiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus streptokokus, stafilokokus, pnemokokus, hemofilus, bordetella, dan korinebacterium. Virus penyebabnya antara lain golongan mikovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikoplasma, herpesvirus.Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan risiko serangan ISPA.Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.

3. PatofisiologiPerjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :• Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa• Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.• Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia, makrofag alveoli, dan antibodi.Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara), sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau lebih).4. PenatalaksanaanPenemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA) .Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan

Page 10: Askep Ispa Pada Anak

penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.Pencegahan dapat dilakukan dengan :• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.• Immunisasi.• Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.• Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.Prinsip perawatan ISPA antara lain :• Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari• Meningkatkan makanan bergizi• Bila demam beri kompres dan banyak minum• Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih• Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.• Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetekPengobatan antara lain :• Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang adekuat,pemberian multivitamin dll.• Antibiotik : Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol, Amoksisillin, Ampisillin, Penisillin Prokain,Pnemonia berat : Benzil penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin. Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.5. Pemeriksaan DiagnostikDiagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Pemeriksaan yang dilakukan adalah biakan virus, serologis, diagnostik virus secara langsung.Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri dilakukan dengan pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan pleura.

B. Asuhan Keperawatan Ispa1. PengkajianA. Identitas PasienNama : GilangUmur : 4 bulanJenis kelamin : laki-lakiAlamat : Jalan Merpati 1Tanggal Masuk : 23 oktober 2010Diagnosa medis : ISPANama Ayah : T.indraUmur :35 tahunPekerjaan : wiraswastaPendidikan : SMASuku bangsa : sundaAlamat : Jalan Merpati 1Nama Ibu : Bu fitriUmur : 31 tahunPekerjaan : wiraswasta

Page 11: Askep Ispa Pada Anak

Pendidikan : SMASuku bangsa : sundaAlamat : Jalan Merpati 12. Keluhan Utama:Klien mengeluh demam3. Riwayat penyakit sekarangDua hari sebelumnya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan sakit tenggorokan.4. Riwayat penyakit dahuluKlien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit sekarang5. Riwayat penyakit keluargaMenurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien tersebut.6. Riwayat sosialKlien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya7. Pemeriksaan Fisik Difokuskan Pada Pengkajian Sistem Pernafasan Inspeksi• Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan• Tonsil tampak kemerahan dan edema• Tampak batuk tidak produktif• Tidak ada jaringan parut pada leher• Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan cuping hidung. Palpasi• Adanya demam• Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada nodus limfe servikalis• Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid Perkusi• Suara paru normal (resonance) Auskultasi• Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.8. Diagnosa KeperawatanPeningkatan suhu tubuh bd proses infeksiTujuan :• Suhu tubuh normal berkisar antara 36 – 37, 5 ‘ CKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b. d anoreksTujuan:• Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal.• Klien dapat mentoleransi diet yang dianjurkan.• Tidak menunujukan tanda malnutrisi.Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.Tujuan :• Nyeri berkurang / terkontrolResiko tinggi penularan infeksi b.d tidak kuatnya pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun)Tujuan:• Tidak terjadi penularan• Tidak terjadi komplikasi9. Intervensia. NIC :

Page 12: Askep Ispa Pada Anak

• Observasi tanda – tanda vital• Anjurkan pada klien/keluarga umtuk melakukan kompres dingin ( air biasa) padakepala /axial• Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan yang dapat menyerapkeringat seperti terbuat dari katun.• Atur sirkulasi udara.• Anjurkan klien untuk minum banyak ± 2000 – 2500 ml/hr.• Anjurkan klien istirahat ditempat tidur selama fase febris penyakit• Kolaborasi dengan dokter : Dalm pemberian therapy, obat antimicrobial antipiretikRasionalisasi• Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatanselanjutnya.• Dengan menberikan kompres maka aakan terjadi proses konduksi / perpindahanpanas dengan bahan perantara .• Proses hilangnya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akanmenyerap keringat.• Penyedian udara bersih.• Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.• Tirah baring untuk mengurangi metabolism dan panas• Untuk mengontrol infeksi pernapasan• Menurunkan panasb. NIC :• Kaji kebiasaan diet, input-output dan timbang BB setiap hari• Berikan makan pporsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat• Beriakan oral sering, buang secret berikan wadah husus untuk sekali pakai dan tisu• dan ciptakan lingkungan beersih dan menyenamgkan.• Tingkatkan tirai baring.• Konsul ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien

Rasionali• Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori menyusun tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.• Untuk menjamin nutrisi adekuat/ meningkatkan kalori total• Nafsu makan dapt dirangsang pada situasi rilek, bersih dan menyenangkan.• Untuk mengurangi kebutuhahan metabolic• Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal.c. NIC :• Teliti keluhan nyeri ,catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10), factor memperburuk atau meredakan lokasimya, lamanya, dan karakteristiknya.• Anjurkan klien untuk menghindari allergen / iritan terhadap debu, bahan kimia, asap,rokok.Dan mengistirahatkan/meminimalkan berbicara bila suara serak.• Anjurkan untuk melakukan kumur air garam hangatRasional• Identifikasi karakteristik nyeri & factor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok & untuk mengevaluasi ke efektifan dari terapi yang diberikan.• Mengurangi bertambah beratnya penyakit

Page 13: Askep Ispa Pada Anak

• Peningkatan sirkulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri tenggorokan.• Kortikosteroid digunakan untuk mencegah reaksi alergi / menghambat pengeluaranhistamine dalam inflamadi pernapasan.• Analgesic untuk mengurangi rasa nyerid. NIC :• Batasi pengunjung sesuai indikasi• Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktifitas• Tutup mulut dan hidung jika hendak bersin, jika ditutup dengan tisu buang segeraketempat sampah• Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak usia dibawah 2 tahun, lansia dan penderita penyakit kronis. Dan konsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi tubuh menurun / asupan makanan berkurang• Kolaborasi Pemberian obat sesuai hasil kultur

Rasional• Menurunkan potensial terpalan pada penyakit infeksius.• Menurunkan konsumsi /kebutuhan keseimbangan O2 dan memperbaiki pertahanan• Klien terhadap infeksi, meningkatkan penyembuhan.• Mencegah penyebaran pathogen melalui cairan• Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap infeksi• Dapat diberikan untuk organiasme khusus yang teridentifikasi dengan kultur dan sensitifitas /atau di berikan secara profilatik karena resiko tinggi10. Implementasi Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi• Mengukur tanda tanda vital• Mengompres kepala atau aksila dingan mengunakan air dingin• Memerikan penjelasan kepada klien tentang manfaat mengunakan pakaian berbahan tipis• Memberikan obat penurun panas sesuai dengan dosis dan tepat waktu Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia• Membantu jenis dan makanan yang dimakan klien• Membuat catatan makanan harian• Monitor lingkungan selama klien makan.• Monitor intake nutrisi Nyeri akut b.d inflamasi pada membrane mukosa faring dan tonsil• Tingkatkan istirahat• Berikan informasi tentang nyeri kepada keluarga anak ,seperti penyebab nyeri berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidak nyamanan dari prosedur• Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali. Resiko tinggi penularan infeksi b.d tidak kuatnya pertahanan sekunder• Membatasi pengunjung• Mempertahankan teknik isolasi• Memperbanyak istirahat

11. EvaluasiEvaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :• Suhu tubuh pasien dalam rentang normal antara 36 -37,5 C• Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal.

Page 14: Askep Ispa Pada Anak

• Nyeri hilang atau terkontrol• Tidak terjadi komplikasi pada klien

BAB IIIPENUTUPKesimpulanSeperti yang diuraikan diatas bahwa ISPA mempunyai variasi klinis yang bermacam-macam, maka timbul persoalan pada pengenalan (diagnostik) dan pengelolaannya. Sampai saat ini belum ada obat yang khusus antivirus. Idealnya pengobatan bagi ISPA bakterial adalah pengobatan secara rasional. Pengobatan yang rasional adalah apabila pasien mendapatkan antimikroba yang tepat sesuai dengan kuma penyebab. Untuk dapat melakukan hal ini , kuman penyebab ISPA dideteksi terlebih dahulu dengan mengambil material pemeriksaan yang tepat, kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologik , baru setelah itu diberikan antimikroba yang sesuai.

NFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK

PengertianInfeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 450).

Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991; 1418).

EtiologiInfeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi. Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991; 1419).

Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus.

Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu ibu.

Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas.

Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).

Page 15: Askep Ispa Pada Anak

PatofisiologiInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau kuman golongan A streptococus, stapilococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumokokus yang menyerang dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing, laring) dan memiliki manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia, vomiting, diare, abdominal pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan suara nafas wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan.

Tanda dan GejalaPenyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451).

tanda dan gejala yang muncul ialah:1. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,5OC-40,5OC.

2. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.

3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.

4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut mengalami sakit.

5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi virus.

6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymphadenitis mesenteric.

7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.

8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.

9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).

Pemeriksaan DiagnostikPengkajian terutama pada jalan nafas:Fokus utama pada pengkajian pernafasan ini adalah pola, kedalaman, usaha serta irama dari pernafasan.

Page 16: Askep Ispa Pada Anak

1. Pola, cepat (tachynea) atau normal.

2. Kedalaman, nafas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat kita amati melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen.

3. Usaha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan adanya bersin.

4. Irama pernafasan, bervariasi tergantung pada pola dan kedalaman pernafasan.

5. Observasi lainya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing. Bisa juga didapati adanya cyanosis, nyeri pada rongga dada dan peningkatan produksi dari sputum

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang lazim dilakukan adalah :

- pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai dengan jenis kuman,

- pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia, dan

- pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan

Diagnosa BandingPenyakit infeksi saluran pernafasan ini mempunyai beberapa diagnosis banding yaitu difteri, mononukleosis infeksiosa dan agranulositosis yang semua penyakit diatas memiliki manifestasi klinis nyeri tenggorokan dan terbentuknya membrana. Mereka masing-masing dibedakan melalui biakan kultur melalui swab, hitungan darah dan test Paul-bunnell. Pada infeksi yang disebabkan oleh streptokokus manifestasi lain yang muncul adalah nyeri abdomen akut yang sering disertai dengan muntah.

Terapi dan PenatalaksanaanTujuan utama dilakukan terapi adalah menghilangkan adanya obstruksi dan adanya kongesti hidung pergunakanlah selang dalam melakukan penghisaapan lendir baik melalui hidung maupun melalui mulut. Terapi pilihan adalah dekongestan dengan pseudoefedrin hidroklorida tetes pada lobang hidung, serta obat yang lain seperti analgesik serta antipiretik. Antibiotik tidak dianjurkan kecuali ada komplikasi purulenta pada sekret.

Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup, dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan lebih mudah keluar (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 452).