7
PERSALINAN NORMAL 1. Definisi Persalinan normal adalah pervaginam tanpa bantuan apapun tidak kurang dari 18 jam, tanpa adanya gangguan jalannya persalinan. Tanda- tanda persalinan normal: 1. Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifatnya sebagai berikut : - Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan. - Teratur - Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya. - Kalau di bawa berjalan bertambah kuat. - Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix. 2. Keluarnya lendir berdarah dari jalan lahir (show). - Dengan pendataran dan pebukaan, lendir dari canalis cervikalis keluar disertai dngan sedikit darah. - Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput ajnin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa kapilair terputus. 3. Keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir Hal ini terjadi kalau ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban itu biasanya pecah, kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban itu pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun selaput robek sebelum persalinan, kita boleh mengharapkan bahwa persalinan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar. Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan nmembran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua

ASKEP PERSALINAN NORMAL2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep persalinan

Citation preview

Page 1: ASKEP PERSALINAN NORMAL2

PERSALINAN NORMAL

1. Definisi

Persalinan normal adalah pervaginam tanpa bantuan apapun tidak

kurang dari 18 jam, tanpa adanya gangguan jalannya persalinan.

Tanda- tanda persalinan normal:

1. Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifatnya sebagai

berikut :

- Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.

- Teratur

- Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat

intensitasnya.

- Kalau di bawa berjalan bertambah kuat.

- Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.

2. Keluarnya lendir berdarah dari jalan lahir (show).- Dengan pendataran dan pebukaan, lendir dari canalis cervikalis

keluar disertai dngan sedikit darah.

- Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput

ajnin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa

kapilair terputus.

3. Keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir

Hal ini terjadi kalau ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban

itu biasanya pecah, kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan

dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali.

Tetapi kadang-kadang ketuban itu pecah pada pembukaan kecil,

malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan.

Walaupun selaput robek sebelum persalinan, kita boleh mengharapkan

bahwa persalinan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan

berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya

kekuatan nmembran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua

Page 2: ASKEP PERSALINAN NORMAL2

faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan adanya

infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiro, 2002)

Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat

tanda persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda

persalina, waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontrasi rahim disebut

kejadian ketuban pecah dini (periode laten ). (Ida Bagus Manuaba EGC,

1998)

Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric

terkaitan dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi

khorioamnionitis sampai sepsis yang meningkatkan morbiditas dan

mortalitas perinataL, dan menyebabkan infeksi ibu. (Buku Acuan Nasional

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2001)

Ketuban pecah dini atau sponkaneous/early/premature rupture of the

membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum partus yaitu bila

pembukaan pada premi dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.

(Rustam Mochtar, 1998)

2. Etiologi

Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat

dijabarkan sebagai berikut:

- Serviks inkompeten.

- Ketegangan rahim berlebihan: kehamilan ganda, hidramnion.

- Kelainan letak janin dalam rahim: letak sungsang, letak lintang.

- Kemungkinan kesempitan panggul: bagian terendah belum masuk PAP.

- Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput

ketuban dalam bentuk proleolitik sel sehingga memudahkan ketuban

pecah.

Page 3: ASKEP PERSALINAN NORMAL2

4. Patofisiologi

a. Terjadi penbukaan premature serviks.

b. Membrane terkait dengan pembukaan terjadi: selaput ketuban tidak

kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.

c. Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan

mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.

d. Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang

mengeluarkan enzim: enzim proteolitik dan enzim kolagenase.

5. Manifestasi klinis

a. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau

kecoklatan sedikit-sedikit atau skaligus banyak.

b. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.

c. Janin mudah diraba.

d. Pada pemeriksaan dalam, selaput dalam sudah tidak ada air ketuban,

sudah kering.

e. Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada

dan air ketuban sudah kering.

6. Komplikasi ketuban pecah dini

a. Infeksi intrapartum (korioamnionitis)

b. Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm

c. Prolaps tali pusat

d. Oligohidamnion

Page 4: ASKEP PERSALINAN NORMAL2

7. Pemeriksaan diagnostic

1. Ultrasonografi

ultrasonografi dapat mengidentifikasikan kehamilan ganda, anomaly janin,

atau melokalisai kantong amnion pada amniosintesis.

2. Amniosintesis

cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan

paru janin.

3. Pemantauan janin

membantu dalam mengevaluasi janin.

4. Protein C-reaktif

peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peningkatan

korioamnionitis.

5. Histopatologi

cairan ditampung dalam tabung reaksi kemudian dibakar sampai tertinggal

endapan tersebut dilihat dibawah mikroskop dan bila air ketuban

mengalami kelainan maka akan terlihat seperti daun pakis.

6. Kertas lakmus

bila merah menunjukkan cairan mengandung urine yang bersifat asam,

bila biru menunjukkan cairan mengandung air ketuban yang bersifat basa.

8. Penatalaksanaan

a. Penanganan umum:

Konfirmasi usia kehamilan,kalau ada dengan USG

Lakikan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar

(jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan urin. Dengan

pemeriksaan tes lakmus,bila kertas lakmus biru menunjukkan air

ketuban (basa), dan bila kertas lakmus merah menunjukkan cairan

urine (asam)

Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 32

minggu), jangan melakukan menit pemeriksaan dalam secara digital

Tentukan ada tidaknya infeksi

Page 5: ASKEP PERSALINAN NORMAL2

Tentukan tanda-tanda inpartus

b. Penanganan khusus:

Konfirmasi diagnosis:

Bau cairan ketuban yang khas

Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang

keluar dan nilai 1 jam kemudian

Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah

cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior

(Prawirohardjo, 2002)

c. Penanganan konservatif:

Rawat di rumah sakit

Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau erittromisin bila tidak

tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari

Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban

masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi

Jika usia kehamilan 32 -37 minggu, belum inpartu, tidak ada

infeksi,tes busa negative; beri deksametason, observasi tanda-tanda

infeksi dan kkesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu

Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah inpartu,tidak ada infeksi,

berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24

jam

Jika usia kehamilan 32 -37minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan

lakukan induksi

Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra

uterin). Klien dianjurkan pada posisi trendelenburg untuk menghindari

prolap tali pusat.

Page 6: ASKEP PERSALINAN NORMAL2

d. Penanganan aktif:

Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio

sesarea. Dapat pula diberikan misoprotal 50 μg intravaginal tiap 6 jam

maksimal 4 kali

Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan

persalinan diakhiri:

a. Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks kemudian

induksi, jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea

b. Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam

(prawirohardjo, 2002)

Page 7: ASKEP PERSALINAN NORMAL2

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M. 1996. Rencana Asuhan perawatan maternal bayi. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandun gan dan

keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC

Mochtar, R, 1998. sinopsis obstetric, jilid I. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, S. 2002. buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan

neonatal, Jakarta: Bina Pustaka FKUI

Prawirohardjo, S, 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan

neonatal. Jakarta: Bina Pustaka FKUI

Taber, M.D, 1994, Kedaruratan obstetric dan ginekologi. Jakarta: EGC