Upload
mahala-wida-choiriyah
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
1/17
ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA
PADA ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit salauran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatn yang tinggi
diseluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan
dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat atau didalam rumah sakit/pusat
perawatan. Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut
diparenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15%-20%.
Kejadian PN di ICU lebih sering daripada PN diruangan umun, yaitu dijumpai pada
hamper 25% dari semua infeksi pada 9-27% dari pasien yang diintubasi. Pneumonia
dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan iminitas yang jelas. Namun pada
kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih
penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh
bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Pneumonia
adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan
didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi
yang mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis. (Ngastiyah, 1997)
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Selain gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
2/17
tanda-tanda klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium).
(Wilson, 2006)
B. Etiologi
Beberapa penyebab dari pneumonia yaitu:
1. Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.
2. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus.
3. Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis,
ryptococosis, pneumocytis carini.
4. Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.
5. Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.
Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus
influenza,Virus parainfluenza,Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks,
Micoplasma (pada anak yang relatif besar). Pada bayi dan anak-anak penyebab yang
paling sering adalah:
1. virus sinsisial pernafasan
2. adenovirus
3. virus parainfluenza
4. virus influenza.
C. Patofisiologi
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa
mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius
difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di
saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan
berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
3/17
humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal
yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-
organisme infeksius lainnya.
Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalamipneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau
kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan
perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-
faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan
pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat
virus pada saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas
bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus.
Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahanyang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian
bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal
berkolonisasi di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke
orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis
dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes
simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau
bakteremia/viremia generalisata.
Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang
meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli
yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi
lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan
inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan
interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti
yang terjadi pada bronkiolitis.
Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk
mencegah infeksi dan terdiri dari:
1. Susunan anatomis rongga hidung
2. Jaringan limfoid di naso-oro-faring
3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sek¬ ret
fiat yang dikeluarkan oleh set epitel tersebut.
4. Refleks batuk
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
4/17
5. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.
6. Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional.
7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imuno-humoral terutama dari imu¬noglobulin A (IgA).
Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak
mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Faktor lain yang mem¬pengaruhi
timbulnya pneumonia ialah daya tahan badan yang menurun, misal¬nya akibat
malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, faktor iatrogen seperti trauma pada
paru, anestesia, aspirasi, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna.
D. Tanda Dan Gejala
Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge), Suara napas lemah, Retraksi intercosta,
Penggunaan otot bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo
menunjukkan infiltrasi melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot, Sesak
nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah.
Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah:
1. kulit yang lembab
2. mual dan muntah
3. kekakuan sendi.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi leukositosis dengan hitung jenis
bergeser ke kiri.
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
5/17
2. Bila fasilitas memungkinkan pemeriksaan analisis gas darah menunjukkan
keadaan hipoksemia (karena ventilation perfusion mismatch). Kadar PaCO2 dapat
rendah, normal atau meningkat tergantung kelainannya. Dapat terjadi asidosis
respiratorik, asidosis metabolik, dan gagal nafas.
3. Pemeriksaan kultur darah jarang memberikan hasil yang positif tetapi dapat
membantu pada kasus yang tidak menunjukkan respon terhadap penanganan awal.
4. Pada foto dada terlihat infiltrat alveolar yang dapat ditemukan di seluruh lapangan
paru. Luasnya kelainan pada gambaran radiologis biasanya sebanding dengan derajat
klinis penyakitnya, kecuali pada infeksi mikoplasma yang gambaran radiologisnya lebih
berat daripada keadaan klinisnya. Gambaran lain yang dapat dijumpai :
a. Konsolidasi pada satu lobus atau lebih pada pneumonia lobari
b. Penebalan pleura pada pleuritis
c. Komplikasi pneumonia seperti atelektasis, efusi pleura, pneumomediastinum,
pneumotoraks, abses, pneumatokel
F. Penatalaksanaan Terapi
1. Bila dispnea berat berikan Oksigen
2. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam
24 jam.
3. Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75
mg /kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.
G. Konsep Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
a. Data demografi
b. Riwayat Masuk, Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas,
cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah
menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).
c. Riwayat Penyakit Dahulu, Predileksi penyakit saluran pernafasan lain sepertiISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
6/17
penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat
memperberat klinis penderita
d. Pengkajian
1) Sistem Integumen : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
2) Sistem Pulmonal : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan
diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii
pada lapang paru,
3) nSistem Cardiovaskuler : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi,
kualitas darah menurun
4) Sistem Neurosensori : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
5) Sistem Musculoskeletal : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan
6) Sistem genitourinaria : produksi urine menurun/normal,
7) Sistem digestif : konsistensi feses normal/diare
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan Pertukaran Gas berhubungan dengan Gangguan pengiriman oksigen.
b. Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan
Ketidakadekuatan pertahanan utama.
c. Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.
3. Intervensi
Dx 1: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen.
KH:
a. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam
rentang normal dan tak ada gejala distres pernapasan.
b. Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi.
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
7/17
Intervensi:
1) Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas.
R : Manifestasi distres pernapasan tergantung pada/indikasi derajat keterlibatan parudan status kesehatan umum.
2) Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk
efektif.
R : Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret
untuk memperbaiki ventilasi.
3) Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas
senggang.
R : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/konsumsi oksigen untuk
memudahkan perbaikan infeksi.
4) Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi banyaknya jumlah sputum merah
muda/berdarah, pucat, sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah.
R : Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada pneumonia dan
membutuhkan intervensi medik segera.
Dx 2: Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan
Ketidakadekuatan pertahanan utama.
KH:
a. Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi.
b. Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.
Intervensi:
1) Pantau tanda vital dengan ketat, khusunya selama awal terapi.
R : Selama periode waktu ini, potensial komplikasi fatal (\hipotensi/syok) dapat terjadi.
2) Anjurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekret (mis., meningkatkan
pengeluaran daripada menelannya) dan melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau
sekret.
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
8/17
R : Meskipun pasien dapat menemukan pengeluaran dan upaya membatasi atau
menghindarinya, penting bahwa sputum harus dikeluarkan dengan cara aman.
3) Tunjukkan/dorong tehnik mencuci tangan yang baik.
R : Efektif berarti menurunkan penyebaran /tambahan infeksi.
4) Batasi pengunjung sesuai indikasi.
R : Menurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi lain.
Dx 3: Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.
KH:
a. Tidak mengalami aspirasi
b. Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-
paru.
Intervensi :
1) Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada.
R : Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena
ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan/atau cairan paru.
2) Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas
adventisius, mis., krekels, megi.
R : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas
bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronki,
dan mengi terdengar pada inspirasi dan/atau ekspirasi pada respons terhadap
pengumpulan cairan, sekret kental, dan spasme jalan napas/obstruksi.
3) Bantu pasien napas sering. Tunjukkan/bantu pasien mempelajari melakukan
batuk, mis., menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.
R : Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru/jalan napas lebih kecil.
Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk
mempertahankan jalan napas paten. Penekanan menurunkan ketidaknyamanan dada
dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat.
4) Penghisapan sesuai indikasi.
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
9/17
R : Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang
tak mampu melakukan karena batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh
bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Insiden
pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi
oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun dengan
meningkatnya umur. Faktor resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi
kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat
tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis
pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari
1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat,kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih tinggi. Maka kita sebagai
perawat yang profesional dalam melakukan proses keperawatan harus memperhatikan
hal-hal tersebut. Agar implementasi yang kita berikan sesuai dengan diagnosa
keperawatan dan tepat pada sasaran.
B. Saran
Diharapkan sebagai mahasiswa keperawatan mampu untuk menerapkan asuhan
keperawatan yang terbaik untuk pasiennya.
Laporan Pendahuluan
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA
I. Pengertian.
Bronkopneumonia menurut Ngastiyah, 1997 dan Lab/UPF Imu !esehatan "nak #$U% %r. $oetomo, 199&
merupakan saah satu pembagian dari pneumonia menurut dasar anatomis. Pneumonia adaah radang
paru'paru yang dapat disebabkan oeh berma(am'ma(am, seperti bakteri, )irus, *amur, dan benda'benda
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
10/17
asing +Ngastiyah, 1997. -enurut Lab/UPF Imu !esehatan "nak #$U% %r. $oetomo, 199& pneumonia
adaah radang pada parenkim paru.
II. Etiologi.
1. Bakteri Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada anak'anak serotipe 1&, 1, ,
dan 9, $treptokokus dimana pada anak'anak dan bersi0at progresi0, $ta0iokokus, . In0uen2a, !ebsiea,
-. 3uberkuosis, -ikopasma pneumonia.
4. 5irus 5irus adeno, 5irus parain0uen2a, 5irus in0uen2a, 5irus respiratori sinsisia.
6. amur !andida, istopasma, !oksidioides.
&. Proto2oa Pneumokistis karinii.
8. Bahan kimia
a. "spirasi makanan/susu/isi ambung
b. !era(unan hidrokarbon +minyak tanah, bensin, dan sebagainya.
III. Gambaran Klinik
-endadak panas tinggi, nyeri kepaa/dada +anak besar, batuk, sesak, takipnea, napas (uping hidung,
sianosis, kaku kuduk, distensi perut.
I5. Penatalaksanaan.
Pada penyakit yang ringan, mungkin )irus tidak peru antibioti(. Pada penderita yang raat inap +penyakit
berat harus segera diberi antibioti(. Pemiihan *enis antibioti( didasarkan atas umur, keadaan umum
penderita dan dugaan kuman penyebab.
1. Umur 6 buan'8 tahun, bia toksis mungkin disebabkan oeh $treptokokus pneumonia, emo0ius in0uen2a
atau $ta0iokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka se(ara praktis
dipakai
!ombinasi
Penisiin prokain 8:.:::'1::.::: !I/kg/4&*am I-, 1'4 kai sehari, dan !oram0eniko 8:'1:: mg/kg/4& *am
I5/ora, & kai sehari.
"tau kombinasi
"mpisiin 8:'1:: mg/kg/4& *am I-/I5, & kai sehari dan !oksasiin 8: mg/kg/4& *am I-/I5, & kai sehari.
"tau kombinasi
;ritromisin 8: mg/kg/4& *am, ora, & kai sehari dan !oram0eniko +dosis sda.
4. Umur < buan, biasanya disebabkan oeh $treptokokus pneumonia, $ta0iokokus atau ;ntero
ba(teria(eae.
!ombinasi
Penisiin prokain 8:.:::'1::.::: !I/kg/4&*am I-, 1'4 kai sehari, dan =entamisin 8'7 mg/kg/4& *am, 4'6
kai sehari.
"tau kombinasi
!oksasiin 8: mg/kg/4& *am I-/I5, & kai sehari dan =entamisin 8'7 mg/kg/4& *am, 4'6 kai sehari.
!ombinasi ini *uga diberikan pada anak'anak ebih 6 buan dengan manutrisi berat atau
penderita immunocompromized.
6. "nak'anak > 8 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oeh
$treptokokus pneumonia
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
11/17
' Penisiin prokain I- atau
' Fenoksimetipenisiin 48.:::'8:.::: !I/kg/4& *am ora, & kai sehari atau
' ;ritromisin +dosis sda atau
' !otrimoksa2o /6: mg/kg/4& *am, ora 4 kai sehari.
-ikopasma pneumonia ;ritromisin +dosis sda.
&. Bia kuman penyebab dapat diisoasi atau ter*adi e0ek samping obat +misanya aergi atau hasi
pengobatan tidak memuaskan, peru diakukan ree)auasi apakah peru dipiih antibioti( ain.
8. Lamanya pemberian antibioti( bergantung pada
' kema*uan kinis penderita
' *enis kuman penyebab
Indikasi raat inap
1. "da kesukaran napas, toksis.
4. $ianosis
6. Umur kurang dari buan&. "danya penyuit seperti empiema
8. %iduga in0eksi $ta0iokokus
. Peraatan di rumah kurang baik.
Pengobatan simptomatis
1. ?at asam dan uap.
4. ;kspetoran bia peru
Fisioterapi
1. Postura drainase.
4. Fisioterapi dengan menepuk'nepuk.
5. Asuhan Keperawatan.
A. Pengkajian keperawatan.
1. Identitas.
Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia beruang atau tidak dapat
mengatasi penyakit ini dengan sempurna. $eain itu daya tahan tubuh yang menurun akibat !;P, penyakit
menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.
4. #iayat !eperaatan.
a. !euhan utama.
"nak sangat geisah, dispnea, pernapasan (epat dan dangka, diserai pernapasan (uping hidupng, serta
sianosis sekitar hidung dan muut. !adang disertai muntah dan diare.atau diare, tin*a berdarah dengan
atau tanpa endir, anoreksia dan muntah.
b. #iayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahuui oeh in0eksi sauran pernapasan bagian atas seama beberapa hari.
$uhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 69'&:o@ dan kadang disertai ke*ang karena demam yang
tinggi.
(. #iayat penyakit dahuu.
Pernah menderita penyakit in0eksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
d. #iayat kesehatan keuarga.
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
12/17
"nggota keuarga ain yang menderita penyakit in0eksi sauran pernapasan dapat menuarkan kepada
anggota keuarga yang ainnya.
e. #iayat kesehatan ingkungan.
-enurut Aison dan 3hompson, 199: pneumonia sering ter*adi pada musim hu*an dan aa musim semi.
$eain itu pemeiharaan ksehatan dan kebersihan ingkungan yang kurang *uga bisa menyebabkan anak
menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun ingkungan dengan anggota
keuarga perokok.
0. Imunisasi.
"nak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit in0eksi sauran
pernapasan atas atau baah karena system pertahanan tubuh yang tidak (ukup kuat untuk meaan
in0eksi sekunder.
g. #iayat pertumbuhan dan perkembangan.
h. Nutrisi.
#iayat gi2i buruk atau meteorismus +manutrisi energi protein -;P.6. Pemeriksaan persistem.
a. $istem kardio)askuer.
3akikardi, iritabiity.
b. $istem pernapasan.
$esak napas, retraksi dada, meaporkan anak suit bernapas, pernapasan (uping hdidung, ronki,
hee2ing, takipnea, batuk produkti0 atau non produkti0, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak
teratur/ireguer, kemungkinan 0ri(tion rub, perkusi redup pada daerah ter*adinya konsoidasi, ada
sputum/sekret. Crang tua (emas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan piek.
(. $istem pen(ernaan.
"nak maas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, emah. Pada orang tua yang dengan tipe
keuarga anak pertama, mungkin beum memahami tentang tu*uan dan (ara pemberian makanan/(airan
personde.
d. $istem eiminasi.
"nak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin beum memahami aasan anak
menderita diare sampai ter*adi dehidrasi +ringan sampai berat.
e. $istem sara0.
%emam, ke*ang, sakit kepaa yang ditandai dengan menangis terus pada anak'anak atau maas minum,
ubun'ubun (ekung.
0. $istem okomotor/muskuoskeeta.
3onus otot menurun, emah se(ara umum,
g. $istem endokrin.
3idak ada keainan.
h. $istem integumen.
3urgor kuit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pu(at, akra hangat, kuit kering, .
i. $istem penginderaan.
3idak ada keainan.
&. Pemeriksaan diagnostik dan hasi.
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
13/17
$e(ara aboratorik ditemukan ekositosis, biasanya 18.::: ' &:.::: / m3 dengan pergeseran ke kiri. L;%
meninggi. Pengambian sekret se(ara bron(oskopi dan 0ungsi paru'paru untuk preparat angsungD biakan
dan test resistensi dapat menentukan/men(ari etiooginya. 3etapi (ara ini tidak rutin diakukan karena
sukar. Pada punksi misanya dapat ter*adi saah tusuk dan memasukkan kuman dari uar. Foto roentgen
+(hest E ray diakukan untuk meihat • !ompikasi seperti empiema, ateektasis, perikarditis, peuritis, dan C-".
• Luas daerah paru yang terkena.
• ;)auasi pengobatan
Pada bron(hopnemonia ber(ak'ber(ak in0itrat ditemukan pada saah satu atau beberapa obur.
Pada pemeriksaan "B=s ditemukan PaC4 < : mmg.
-asaah pemenuhan kebutuhan dasar +pohon masaah
". Diagnosa keperawatan.
1. !etidake0ekti0an bersihan *aan napas b.d. produk mukus berebihan dan kenta, batuk tidak e0ekti0.
4. =angguan pertukaran gas b. d. peerubahan membrane a)eoar.
6. #isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat.
&. ipertermi b.d proses in0amasi paru
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
14/17
B. Perencanaan Keperawatan
%iagnosa !eperaatan
Peren(anaan !eperaatan
3u*uan dan kriteria
hasi Inter)ensi
!etidake0ekti0an bersihan *aannapas b.d. produk mukus berebihan
dan kenta, batuk tidak e0ekti0.
aan napas pasien
akan paten dengan
kriteria hasi *aannapas bersih, batuk
hiang, E ray bersih,
## 18 68 G/menit.
1. "uskutasi bunyi napas
4. !a*i karakteristik se(ret
6. Beri posisi untuk pernapasan
yang optima yaitu 68'&8 :
&. Lakukan nebui2er, dan
0isioterapi napas
8. Beri agen antiin0eksi sesuaiorder
. Berikan (airan per ora atau i)
ine sesuai usia anak.
Menetukan ade
luasnya obstruksi
Infeksi ditandai
kekuningan
Meningkatkan pn
Nebulizer memb
mengencerkan s
merontokan secr Menghambat per
Cairan adekuat
secret sehingga
=angguan pertukaran gas b. d.peerubahan membrane a)eoar.
Pertukaran gas norma
bagi pasien dengan
(riteria PaC4 H:'1::
mmg, p darah7,68'7,&8 dan bunyi
napas bersih.
1. !a*i tingkat kesadaran
4. Cbser)asi arna kuit dan
(apiary re0i
6. -onitor "B=s
&. "tur oksigen sesuai order
8. !urangi akti)itas anak
Tanda ini menunj
Menentukan ad
penting untuk per
Deteksi jumlah
infeksi
Meningkatkanmengurangi kerja
Mengurangi kebu
Perubahan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh b.d intake
inadekuat.
$tauts nutrisi daam
batas norma dengan
(riteria BB bertambah1 kg/minggu, tidak
pu(at, anoreksia
hiang, bibir embab
"uskutasi bunyi usus
!a*i kebutuhan harian anak
Ukur ingkat engan,
ketebaan trisep
3imbang berat badan setiap
hari.
Berikan diet pada anak sesuai
kebutuhannya
Mendokumentasi
dibutuhkan untuk
Membantu menet
al ini menentuk
protein.
Nutrisi mening peningkatan bera
Memenuhi kebut
ipertermi b.d proses in0amasi paru $uhu tubuh daam
batas norma dengan
(riteria hasi suhu 674
:@, kuit hangat dan
embab, membrane
mukosa embab.
1. Ukur suhu tubuh setiap & *am
4. -onitor *umah AB@
6. "tur agen antipiretik sesuai
order.
&. 3ingkatkan sirkuasi ruangan
dengan kipas angina.
Indikasi jika ada
"eukositosis indi
atau proses infek
Megnurangi dem
hipotalamus
Memfasilitasi
kon!eksi
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
15/17
8. Berikan kompres air biasa
Memfasilitasi
konduksi
DAFTAR PUSTAKA
Biddulph, Jonn, dkk. 1999. Kesehatan Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
16/17
MAKALAH PNEUMONIA PADA ANAK
8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)
17/17
DISUSUN OLEH:
1.DIAN RAHAYU (13066)
2. ELIS RESTIANINGSIH (13020)
3. RATNA YULIANA (13039)
4. SITI FATIMAH (1304)
AKADEMI KEPERAWATAN INSAN HUSADA SURAKARTA 201