21
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pruritus berasal dari kata Prurire: gatal; rasa gatal; berbagai macam keadaan yang ditandai oleh rasa gatal (Kamus Kedokteran Dorland.1996). Djuanda A, dkk (1993), mengemukakan pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Berdasarkan dua pendapat di atas, pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dan ditandai oleh rasa gatal, serta menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang hanya ditemukan pada kulit, membran mukosa dan kornea (Sher,1992). Pruritus merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologic. Keadaan tersebut menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit. Rasa gatal yang berat mengganggun penampilan pasien. Pruritus yang tidak disertai ASUHAN KEPERAWATAN PRURITUS Page 1

ASKEP PRURITUS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PRURITUS PADA KEPERAWATAN GERONTIK

Citation preview

BAB I

PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG

Pruritus berasal dari kata Prurire: gatal; rasa gatal; berbagai macam keadaan yang ditandai oleh rasa gatal (Kamus Kedokteran Dorland.1996). Djuanda A, dkk (1993), mengemukakan pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Berdasarkan dua pendapat di atas, pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dan ditandai oleh rasa gatal, serta menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang hanya ditemukan pada kulit, membran mukosa dan kornea (Sher,1992). Pruritus merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologic. Keadaan tersebut menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit. Rasa gatal yang berat mengganggun penampilan pasien. Pruritus yang tidak disertai kelainan kulit disebut pruritus esensial atau pruritus sine materia. Pruritus psikologik, merupakan respon garukan lebih kecil dari derajat gatal subyektif. Sedangkan pruritus perianal terjadi akibat partikel feses yang terjepit dalam lipatan perianal atau melekat pada rambut anus, kerusakan kulit karena garukan, keadaan basah dan penurunan resitensi kulit disebabkan terapi kortikosteroid atau antibiotik. Penyebab lain pruritus perianal adalah: skabies, hemoroid (lesi lokal)infeksi jamur/kandida, infeksi cacing, penyakit DM, anemia, kahamilan.

Garukan menyebabkan inflamasi sel dan pelepasan histamin oleh ujung saraf yang mempercepat rasa pruritus (garuk menyebabkan inflamasi, inflamasi merangsang pelepasan histamin, gatal bertambah dorongan menggaruk meningkat, dan seterusnya "lingkaran setan prritus). Pruritus dapat menjadi petunjuk pertama kelainan sistemik internal seperti DM (karena: hiperglikemi, iritabilitas ujung saraf, dan kelainan metabolik kulit), kelainan darah, kanker (berasal dari sistem limforetikuler, seperti penyakit Hodgkin).B. TUJUAN

1) Untuk memahami definisi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis, diagnosis, penatalaksanaan dan Asuhan keperawatan pada PRURITUS.2) Meningkatkan kemampuan dalam penulisan asuhan keperawan.3) Memenuhi salah satu tugas perkuliahan GERONTIK. UPTD AKPER ANGING MAMMIRI.

BAB IIKONSEP MEDIS

A. DEFENISI

Pruritus adalah gatal atau kegatalan. (Ahmad Ramali, 2005). Pruritus adalah gatal-gatal. (Sue Hincliff, 1999). Pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dan ditandai oleh rasa gatal, serta menimbulkan rangsangan untuk menggaruk.

B. ETIOLOGIPruritus dapat juga menjadi petunjuk pertama yang mengindikasikan kelainan sistemik internal seperti diabetes melitus, kelainan darah atau kanker. Rasa gatal dapat juga menyertai penyakit ginjal, hepar dan tyroid. Beberapa preperat oral yang sering dipakai seperti aspirin , terapi antibiotic, hormone (esterogen, testosterone atau kontrasepsi oral) dan apoid (morfin atau kokain) dapat menimbulkan pruritus pula (Sher, 1992).Sabun dan zat kimia tertentu, penanganan radioterapi, biang keringat (miliaria) dan kontak dengan pakaian dari bahan wol juga dapat berkaitan dengan pruritus. Pruritus dapat terjadi pada orang yang berusia lanjut sebagai akibat dari kulit yang kering. Rasa gatal dapat pula disebabkan oeh factor psikologik seperti stress yang berlebihan dalam keluarga atau lingkunagn kerja. Seseorang dengan pruritus dapat memperlihatkan ruam tetapi bisa pula tidak. Gangguan sistemik yang disertai dengan pruritus yang menyeluruh RenalPenyakit ginjal kronik Endokrin Hipotiroidisme, Diabetes Melitus Hematopoletik Anemia, gangguan psikiatri, stress emosional Gangguan mieloprolifetatif Penyakit Hodgkin, Limfoma, Leukemia Malignansi visceralKarsinoma mamae, Karsinoma lambung, Karsinoma paru Kelainan neurologic

Multiple skerosis, Abses otak, Tumor otak InfestasiSkabies Lain-lain SerosisC. PATOFISIOLOGI Pruritus merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologic yang menimbulkan gangguan dermatologic yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (peniciate) yang hanya ditemukan dalam kuit, membrane mukosa dan kornea (Sher, 1992).

Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamine oleh ujung saraf yang memperberat gejala pruritus yang selanjutnya menghasilkan lingkaran setan rasa gatal dan menggaruk. Meskipun pruritus biasanya disebabkan oleh penyakit kulit yang primer dengan terjadinya ruam atau lesi sebagai akibatnya, namun keadaan ini bisa timbul tanpa manifestasi kulit apapun. Keadaan ini disebut sebagai esensial yang umumnya memiliki awitan yang cepat, bias berat dan menganggu aktivitas hidup sehari-hari yang normal.

D. KLASIFIKASI

Pruritis Perianal. Pruritus di daerah anus dan genital dapat terjadi akibat partikel kecil feces yang terjepit dalam lipatan perianal atau yang melekat pada rambut anus, atau akibat kerusakan kulit perianal karena garukan, keadaan basah dan penurunan sesistensi kulit yang disebabkan oleh terapi kortikosteroid atau antibiotic. Keadaan lain yang dapat menyebabkan gatal-gatal di daerah sekitar anus (Pruritis Perianal) adalah iritan local seperti scabies serta tuma, lesi local seperti hemoroid, infeksi jamur atau kandida, dan infestasi cacing kerawit. Keadaan seperti DM, Anemia, Hipertiroidisme, dan kehamilan dapat pula menyebabkan pruritus perianal.

E. MANIFESTASI KLINIK Pruritus secara khas akan menyebabkan pasien menngaruk yang biasanya dilakukan semakin intensif pada malam hari. Pruritus tidak sering dilaporkan pada saat terjaga karena perhatian pasien teralih pada aktifitas sehari-hari. Pada malam hari dimana ha-hal yang bisa mengalihkan perhatian hanya sedikit, keadaan priritus yang ringan sekalipun tidak mudah diabaikan. Efek sekunder mencakup ekskorisi, kemerahan bagian kulit yang menonjol (bidur), infeksi dan perubahan pigmentasi. Rasa gatal yang hebat akan menganggu penampilan pasien.

F. PENATALAKSANAAN

Anamnesis riwayat sakit dan pemeriksaan jasmani yang sempurna biasanya akan menghasilkan bukti-bukti yang menunjukan penyebab yang ada dibalik pruritus (alergi, baru saja minum obat yang baru, pergantian kosmetik). Setelah penyebabnya berhasil teridentifikasi yang dihilangkan, terapi keadaan tersebut harus meredakan pruritus. Tanda-tanda infeksi dan bukti lingkungan seperti udara yang panas, kering, atau seprei/selimut yang menyebabkan iritasi, harus dikenal.

Secara umum, tindakan membasuh kulit yang gatal dengan sabun dan air panas harus dihindari kendati mandi air hangat dengan sabun lembut yang diikuti dengan pengolesan preparat emolien pada kulit basah dapat mengendalikan keadaan serosis (kulit yang kering). Penggunaan kompres dingin, es batu, atau bedak dingin yang mengandung mentol yang menimbukan vasokontriksi dapat pula menolong. Jika pruritus terus berlanjut, penyelidikan lebih lanjut terhadap masalah sisitemik perlu dianjurkan.

Minyak mandi yang mengandung surfaktan dan membuat minyak bercampur dengan air rendaman mungkin memadai untuk membersihkan kulit. Namun demikian, pasien yang berusia lanjut atau pasien dengan gangguan keseimbangan tubuh harus menghindari penambahan minyak karena hal ini akan meningkatkan bahaya tergelincir dalam bak mandi rendam (bathtub).

Preparat kortikosteroid topical mungkin bermanfaat sebagai obat anti infamasi untuk mengurangi rasa gatal. Antihistamin oral bahkan lebih efektif lagi karena dapat mengatasi efek pelepasan histamine dari sel-sel mast yang rusak. Antihistamin seperti difenhidramin (Benadryl) yang diresepkan dengan takaran sedative pada saat akan tidur malam merupakan obat yang efektif untuk menghasikan tidur yang nyenyak dan menyenangkan. Obat antihistamine konsedasi seperti terfenadin (Seldane) harus dipakai untuk meredakan pruritus pada siang harinya.

Anti depresan trisiklik seperti doksepin (Sinegnan) dapat diresepkan untuk mengobati pruritus yang asalnya neuropsikogen.

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Biodata

Cantumkan biodata klien secara lengkap yang mencakup umur, jenis kelamin, suku bangsa.

Keluhan utama

Biasanya klien datang ke tempat pelayanan kesehatan dengan keluhan gatal pada kulitnya, intensitas gatal lebih sering terasa pada malam hari. Riwayat penyakit sekarangFactor pencetus timbulnya pruritus dapat disebabkan oleh adanya kelainan sistemik internal seperti diabetes melitus, kelainan darah atau kanker, penggunaan preperat oral seperti aspirin , terapi antibiotic, hormone. Adanya alergi, baru saja minum obat yang baru, pergantian kosmetik dapat menjadi factor pencetus adanya pruritus. Tanda-tanda infeksi dan bukti lingkungan seperti udara yang panas, kering, atau seprei/selimut yang menyebabkan iritasi, harus dikenal.Pruritus dapat terjadi pada orang yang berusia lanjut sebagai akibat dari kulit yang kering. Riwayat penyakit dahulu

Pruritus merupakan penyakit yang hilang/ timbul, sehingga pada riwayat penyakit dahulu sebagian besar klien pernah menderita penyakit yang sama dengan kondisi yang dirasa sekarang. Riwayat penyakit keluarga

Diduga factor genetic tidak mempengaruhi timbulnya pruritus. Kecuali dalam keluarga ada kelainan sistemik internal yang bersifat herediter mungkin juga mengalami pruritus.

Riwayat psikososial

Rasa gatal dapat pula disebabkan oeh factor psikologik seperti stress yang berlebihan dalam keluarga atau lingkunagn kerja. Pruritus menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit. Rasa gatal yang hebat akan menganggu penampilan pasien.

Kebiasaan sehari-hari

Penggunaan sabun dan zat kimia tertentu, biang keringat (miliaria) dan kontak dengan pakaian dari bahan wol juga dapat berkaitan dengan pruritus.

B. DIAGNOSA dan INTERVENSI

1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi

Hasil yang diharapkan : Menunjukkan tingkat kesembuhan Intervensi :

Kaji kulit setiap hari. Catat warna, turgor, sirkulasi, dan sensasi. Gambarkan lesi dan amati perubahan .

R : menentukan garis dasar dimana perubahan pada status dapat dibandingkan dan melakukan intervensi yang tepat.

Dorong untuk menggunakan pakaian yang tidak sempit atau ketat. R : menurunkan tekanan pada jaringan yang terkena, yang dapat memperbaiki sirkulasi atau penyembuhan.

2) citra tubuh berhubungan dengan adanya kerusakan integritas kulit

Hasil yang diharapkan : Membuat gambaran diri lebih nyata Intervensi :

Buat hubungan terapeutik perawat/pasien

R : dalam hubungan membantu, pasien dapat mulai untuk mempercayai dan mencoba pemikiran dan perilaku baru.

Biarkan pasien menggambarkan dirinya sendiri

R : memberikan kesempatan mendiskusikan persepsi pasien tentang diri/gambaran diri. Catat penolakan pasien diri/dan/atau ketidaknyamanan dalam hubungan social

R : menunjukkan perasaan isolasi dan takut penolakan/penilaian oleh orang

lain. 3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

Hasil yang diharapkan : Mengungkapkan pemahamannya tentang kondisi/proses dan perawatan diri penyakit tersebut

Intervansi : Tinjau ulang proses penyakit dan apa yang menjadi harapan di masa depan R : memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi Diskusikan aturan obat-obatan, interaksi, dan efek samping

R : meningkatkan kerja sama dengan/peningkatan kemungkinan untuk sukses dengan aturan terapeutik Tekankan perlunya melanjutkan perawatan kesehatan dan evaluasi

R : memberi kesempatan untuk mengubah aturan untuk memenuhi kebutuhan Perubahan individual.BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Pruritus (gatal-gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang hanya ditemukan dalam kulit, membrane mukosa dan kornea (Sher, 1992). Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamin oleh ujung saraf yang memperberat gejala pruritus yang selanjutnya menghasilkan lingkaran setan rasa gatal dan menggaruk. Meskipun pruritus biasanya disebabkan oleh penyakit kulit yang primer dengan terjadinya ruam atau lesi sebagai akibatnya, namun keadaan ini bisa timbul tanpa manifestasi kulit apapun . keadaan ini disebut sebagai pruritus esensial yang umumnya memiliki awitan yang cepat, bisa berat dan mengganggu aktivitas hidup sehari-hari yang normal.Pruritus dapat juga menjadi petunjuk pertama yang mengindikasikan kelainan sistemik internal seperti diabetes melitus, kelainan darah atau kanker. Rasa gatal dapat juga menyertai penyakit ginjal, hepar dan tyroid. Beberapa preperat oral yang sering dipakai seperti aspirin , terapi antibiotic, hormone (esterogen, testosterone atau kontrasepsi oral) dan apoid (morfin atau kokain) dapat menimbulkan pruritus pula (Sher, 1992).

Pruritus secara khas akan menyebabkan pasien menggaruk yang biasanya dilakukan semakin intensif pada malam hari. Pruritus tidak begitu sering dilaporkan pada saat terjaga karena perhatian pasien teralihkan pada aktivitas sehari-hari . pada malam hari di mana hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian hanya sedikit, keadaan pruritus yang paling ringan sekalipun tidak mudah diabaikan. Efek sekunder mencakup ekskoriasi, kemerahan, bagian-bagian kulit yang menonjol (dubur), infeksi dan perubahan pigmentasi. Rasa gatal yang hebat akan mengganggu penampilan pasien SARAN

1. Berikan penjelasan yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya dan untuk mencegah terjangkitnya penyakit Morbus Hansen dan mempercepat penyembuhan.2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.DAFTAR PUSTAKA

Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan, Edisi 17. Jakarta : EGC

Johnson, Marion, dkk. 2000. IOWA Intervention Project Nursing Outcomes Classifcation (NOC), Second edition. USA : Mosby.

McCloskey, Joanne C. dkk. 1996. IOWA Intervention Project Nursing Intervention Classifcation (NIC), Second edition. USA : Mosby.

Ramali, Ahmad. 2005. Kamus Kedokteran: Arti dan Keterangan Istilah., cetakan 26. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8

ASUHAN KEPERAWATAN PRURITUSPage 1