81
ASURANSI KESEHATAN

Asuransi kesehatan - copy

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuransi kesehatan - copy

ASURANSI KESEHATAN

Page 2: Asuransi kesehatan - copy

ASURANSIPENGATURAN:1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)2. Diluar KUHD:

A. UU No. 2/1992 (USAHA PERASURANSIAN)B. UU No. 3/1992 (JAMSOSTEK)C. PP No. 26/1981 (TASPEN)D. PP No. 68/1991 (ASABRI)E. PP No. 69/1991 (ASKES) F. UU No. 33/1964 (DPWKP/JASA RAHARJA)G. UU No. 34/1964 (DKLLJ/JASA RAHARJA) H. UU No. 40/2004 (SJSN)

Page 3: Asuransi kesehatan - copy

PENGERTIAN ASURANSI

1. MENURUT PASAL 246 KUHD

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, di mana penanggung dengan menikmati suatu premi mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian karena kehilangan, kerugian, atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan, yang akan dapat diderita olehnya karena suatu kejadian yang tidak pasti.

Page 4: Asuransi kesehatan - copy

2. MENURUT PASAL 1 (1) UU NO. 2/1992Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Page 5: Asuransi kesehatan - copy

LAHIRNYA ASURANSI

1. Perjanjian

(Asuransi Sukarela/Komersial)

2. Peraturan Perundang-undangan (Asuransi Wajib/Sosial)

Page 6: Asuransi kesehatan - copy

PERJANJIAN

MENURUT PASAL 1313 KUHPer.

Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya (atau saling mengikatkan dirinya) terhadap satu orang lain atau lebih.

Page 7: Asuransi kesehatan - copy

SYARAT-SYARAT SAHNYA PERJANJIAN

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya

2. Kecakapan untuk membuat perjanjian

3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab yang halal

Page 8: Asuransi kesehatan - copy

JENIS-JENIS PERJANJIAN

1. Perjanjian Sepihak

2. Perjanjian Dua Pihak (Timbal Balik)

3. Perjanjian Bersyarat

4. Perjanjian Untung-untungan

Page 9: Asuransi kesehatan - copy

AZAS-AZAS PERJANJIAN

1. Konsensualisme

2. Kebebasan Berkontrak

3. Mengikatnya Perjanjian

4. Good Faith (Itikat Baik)

Page 10: Asuransi kesehatan - copy

PREMI Suatu prestasi dari pihak tertanggung kepada

penanggung, yang merupakan:

1. Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita oleh tertanggung (Asuransi Kerugian)

2. Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang terhadap risiko jiwa (Asuransi Jiwa)

Page 11: Asuransi kesehatan - copy

POLIS Merupakan dokumen sebagai alat bukti tidak

hanya bagi para pihak saja, tetapi juga bagi pihak ketiga yang mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan perjanjian yang bersangkutan

Page 12: Asuransi kesehatan - copy

FUNGSI POLIS

1. Sebagai perjanjian asuransi/pertanggungan2. Sebagai bukti jaminan dari penanggung

kepada tertanggung untuk mengganti kerugian/ santunan yang mungkin dialami tertanggung terhadap risiko yang diasuransikan

3. Sebagai bukti pembayaran premi asuransi oleh tertanggung kepada penanggung

Page 13: Asuransi kesehatan - copy

FUNGSI POLIS BAGI TERTANGGUNG

1. Sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggung untuk mengganti kerugian/santunan kepada tertanggung

2. Sebagai bukti (kwitansi) pembayaran premi kepada penanggung

3. Sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung apabila wanprestasi/melakukan perbuatan melanggar hukum

Page 14: Asuransi kesehatan - copy

FUNGSI POLIS BAGI PENANGGUNG

1. Sebagai bukti (tanda terima) premi asuransi dari tertanggung

2. Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung untuk membayar ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung

3. Sebagai bukti otentik untuk menolak tuntutan ganti rugi (klaim) apabila tidak sesuai Polis

Page 15: Asuransi kesehatan - copy

ASURANSI

RISIKO

TERTANGGUNG PENANGGUNG

Risiko adalah ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian

Page 16: Asuransi kesehatan - copy

TUJUAN ASURANSI

Memperalihkan risiko dari tertanggung kepada penanggung

Page 17: Asuransi kesehatan - copy

RISIKO ASURANSI

Adalah kemungkinan kerugian yang akan dialami, yang diakibatkan oleh bahaya yang mungkin akan terjadi, tetapi tidak diketahui lebih dahulu kapan saat akan terjadi.

Page 18: Asuransi kesehatan - copy

PENGGOLONGAN RISIKO

1. RISIKO MURNI (PURE RISK)

Adalah risiko yang menimbulkan kerugian

2. RISIKO SPEKULATIF (SPECULATIVE RISK)

Adalah risiko yang bersifat spekulatif, bisa menimbulkan keuntungan/kerugian.

Page 19: Asuransi kesehatan - copy

CARA MENGATASI RISIKO

1. Menghindari (Avoidance)

2. Mencegah (Prevention)

3. Memperalihkan (Transfer)

4. Menerima (Assumption or Retention)

Page 20: Asuransi kesehatan - copy

JENIS ASURANSI

1. Asuransi Kerugian

2. Asuransi Jiwa

Page 21: Asuransi kesehatan - copy

PERBEDAAN ASURANSI KERUGIAN DENGAN JIWA

1. MENGENAI PARA PIHAK a. Asuransi Kerugian

Ada 2 pihak yaitu pihak penanggung dan tertanggung b. Asuransi Jiwa

Selain pihak penanggung, pihak tertanggung dapat memecah diri menjadi:

1) Penutup Asuransi2) Badan Tertanggung3) Penikmat

2. MENGENAI YANG DIPERTANGGUNGKAN a. Asuransi Kerugian

Yang dipertanggungkan adalah benda/barang b. Asuransi Jiwa

Yang dipertanggungkan adalah jiwa/manusia

Page 22: Asuransi kesehatan - copy

3. MENGENAI PRESTASI PENANGGUNGa. Asuransi Kerugian Prestasi penanggung adalah mengganti kerugian yang benar-benar diderita oleh tertanggung.b. Asuransi Jiwa Prestasi penanggung adalah membayar sejumlah uang tertentu yang besarnya telah ditetapkan pada saat penutupan asuransi.

4. MENGENAI KEPENTINGANa. Asuransi Kerugian

Kepentingannya adalah bersifat materiil berupa hak subyektif.b. Asuransi Jiwa

Kepentingannya adalah bersifat immateriil.

Page 23: Asuransi kesehatan - copy

5. MENGENAI EVENEMENa. Asuransi Kerugian

Evenemen adalah terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian tertanggung.b. Asuransi Jiwa

Evenemen adalah meninggalnya badan tertanggung atau lampaunya waktu tanpa meninggalnya badan

tertanggung.6. AZAS INDEMNITAS

a. Asuransi Kerugian Berlaku azas indemnitasb. Asuransi Jiwa

Tidak berlaku azas indemnitas.

Page 24: Asuransi kesehatan - copy

PENGGOLONGAN ASURANSI1. Berdasarkan Obyek

A. Asuransi Jiwa/ManusiaB. Asuransi Benda/Barang

2. Secara YuridisA. Asuransi KerugianB. Asuransi Jiwa

3. Berdasarkan Kehendak Para PihakA. Asuransi SukarelaB. Asuransi Wajib

4. Berdasarkan TujuanA. Asuransi KomersialB. Asuransi Sosial

Page 25: Asuransi kesehatan - copy

UNSUR-UNSUR ASURANSI1. Adanya tertanggung dan penanggung2. Adanya peralihan risiko dari tertanggung

kepada penanggung3. Adanya premi yang harus dibayar tertanggung

kepada penanggung4. Adanya peristiwa tidak tentu yang

dipertanggungkan5. Adanya pemberian ganti rugi/santunan dari

penanggung kepada tertanggung didasarkan pada peristiwa yang tidak tentu

6. Kepentingan

Page 26: Asuransi kesehatan - copy

KEPENTINGAN

Menurut Pasal 250 KUHD Menghendaki bahwa dalam setiap perjanjian asuransi diharuskan adanya suatu kepentingan (Insurable Interest).

Adalah hak subyektif yang mungkin akan lenyap atau berkurang karena adanya peristiwa yang tidak pasti

Page 27: Asuransi kesehatan - copy

SYARAT-SYARAT KEPENTINGAN

1. Dapat dinilai dengan uang

2. Diancam bahaya

3. Tidak dilarang undang-undang

Page 28: Asuransi kesehatan - copy

ASAS-ASAS ASURANSI1. Kepentingan.

2. Itikat Baik (Good Faith).

3. Indemnitas.

4. Subrogasi.

5. Reasuransi.

NX

Page 29: Asuransi kesehatan - copy

1. KEPENTINGAN

Menurut Pasal 250 KUHD:Menghendaki bahwa dalam setiap perjanjian asuransi diharuskan adanya suatu kepentingan (Insurable Interest ).

Kepentingan adalah hak subyektif yang mungkin akan lenyap atau berkurang karena adanya peristiwa yang tidak pasti

Page 30: Asuransi kesehatan - copy

2. GOOD FAITH

Itikat baik pada dasarnya merupakan suatu asas pada setiap perjanjian pada umumnya, sehingga para pihak yang membuat perjanjian harus dengan kesadarannya sendiri melaksanakan itikat baik.

Page 31: Asuransi kesehatan - copy

GOOD FAITH MENURUT PASAL 251 KUHD Semua pemberitaan yang salah atau tidak benar atau

semua penyembunyian keadaan-keadaan yang diketahui oleh si-tertanggung, betapapun juga jujurnya itu terjadi pada pihaknya, yang bersifat sedemikian rupa sehingga perjanjian tidak akan diadakan atau tidak akan diadakan berdasarkan syarat-syarat yang sama, bilamana penanggung mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari benda itu, menyebabkan pertanggungan itu batal.

Page 32: Asuransi kesehatan - copy

YANG WAJIB DIBERITAHUKAN OLEH TERTANGGUNG

1. Segala fakta yang diketahui oleh tertanggung, atau dianggap wajib diketahuinya dalam usahanya sehari-hari;

2. Segala keadaan dan keterangan-keterangan yang dapat mempengaruhi pertimbangan penanggung dalam menetapkan premi atau menentukan apakah ia mau menutup pertanggungan itu atau tidak; dan

3. Hal-hal yang menurut dugaannya akan terjadi atau keyakinannya atas sesuatu hal yang mungkin mempengaruhi penanggung dalam melakukan penutupan

Page 33: Asuransi kesehatan - copy

3. INDEMNITAS

Perjanjian asuransi secara umum dapat dikatakan mempunyai tujuan utama adalah untuk memberi ganti rugi (santunan), sehingga perjanjian asuransi dapat diartikan sebagai perjanjian ganti rugi (santunan) atau perjanjian Indemnitas.

Page 34: Asuransi kesehatan - copy

TUJUAN INDEMNITAS

Adalah tertanggung dilarang dengan adanya asuransi ingin memperkaya diri.

Indemnitas hanya berlaku bagi Asuransi Kerugian, tidak berlaku bagi Asuransi Jiwa

Page 35: Asuransi kesehatan - copy

4. SUBROGASI

Pasal 284 KUHDPenanggung yang membayar kerugian dari suatu benda yang dipertanggungkan mendapat semua hak-hak yang ada pada si-tertanggung terhadap orang-orang ketiga mengenai kerugian itu; dan tertanggung bertanggung-jawab untuk setiap perbuatan yang mungkin dapat merugikan hak dari penanggung terhadap orang-orang ketiga itu.

Page 36: Asuransi kesehatan - copy

SYARAT SUBROGASI

1. Tertanggung mempunyai hak terhadap penanggung dan terhadap pihak ketiga; dan

2. Adanya hak tersebut karena timbul kerugian sebagai akibat perbuatan pihak ketiga.

Page 37: Asuransi kesehatan - copy

TUJUAN SUBROGASI

1. Untuk mencegah tertanggung memperoleh ganti kerugian melebihi hak yang sesunggughnya; dan

2. Untuk mencegah pihak ketiga membebaskan diri dari kewajibannya membayar ganti kerugian.

Page 38: Asuransi kesehatan - copy

SUBROGASI BERLAKU BAGI ASURANSI KERUGIAN

Karena:1. Untuk mencegah tertanggung mendapat

ganti rugi dari penanggung dan dari pihak ketiga mengenai kerugian yang sama; dan

2. Untuk mengatur pembarengan (samenloop) dari kewajiban-kewajiban mengganti kerugian pada suatu kerugian yang sama.

Page 39: Asuransi kesehatan - copy

5. REASURANSI

Pasal 271 KUHD.

Penanggung selalu dapat menyuruh mempertanggungkan lagi apa yang ditanggung olehnya.

Pasal 279 (3) KUHD.

Bilamana ia mempertanggungkan lagi untuk dirinya, maka penanggung-penanggung baru bertindak dalam urutan yang sama di tempatnya.

Page 40: Asuransi kesehatan - copy

Reasuransi adalah perjanjian timbal balik antara penanggung pertama dengan penanggung reasuransi, di mana penanggung reasuransi itu, dengan menerima uang premi yang telah ditetapkan lebih dulu jumlahnya, bersedia untuk mengganti rugi kepada penanggung pertama (tertanggung kedua), bilamana dia menurut hukum harus memberi ganti kerugian kepada tertanggung pertama, sebagai akibat dari perjanjian pertanggungan yang dibuat oleh penanggung pertama dengan pihak tertanggung pertama

Page 41: Asuransi kesehatan - copy

MANFAAT REASURANSI1. Reasuransi memungkinkan penanggung pertama

menerima pelimpahan risiko yang besar dengan aman tanpa ancaman dan ketidak seimbangan solvensi;

2. Reasuransi memungkinkan penanggung pertama untuk tetap menjaga suatu stabilitas usaha tanpa rasa khawatir terhadap adanya tuntutan klaim yang bersamaan, klaim besar yang tidak diantisipasikan, yang dapat membahayakan perusahaan; dan

3. Reasuransi modern, yang gerak operasionalnya melampaui wilayah negara dapat membagi dampak ekonomi yang disebabkan oleh terjadinya peristiwa besar pada beberapa negara atau bencana alam

Page 42: Asuransi kesehatan - copy

ASURANSI KESEHATAN Adalah suatu sistem pembiayaan kesehatan

yang berjalan berdasarkan konsep risiko. Dalam sistem asuransi kesehatan, risiko

sakit secara bersama-sama di tanggung oleh peserta dengan membayar premi yang dikelola penanggung (adanya prinsip gotong-royong).

Page 43: Asuransi kesehatan - copy

PRINSIP ASURANSI KESEHATAN

1. Asuransi Kesehatan merupakan sistem pembiayaan kesehatan yang berjalan berdasarkan konsep risiko.

2. Mentransfer risiko dari satu individu ke suatukelompok.

3. Membagi bersama jumlah kerugian dengan proporsi yang adil oleh seluruh

anggota kelompok melalui penanggung.

Page 44: Asuransi kesehatan - copy

UNSUR-UNSUR ASURANSI KESEHATAN

1. Tertanggung (Pasien).

2. Penanggung (Perusahaan Asuransi)

3. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK).

Page 45: Asuransi kesehatan - copy

MACAM-MACAM ASURANSI KESEHATAN

1. Asuransi Kesehatan Sosial

(Social Health Insurance)

2. Asuransi Kesehatan Komersial

(Private Voluntary Health Insurance)

Page 46: Asuransi kesehatan - copy

1. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI KESEHATAN SOSIAL

1. Kepesertaan bersifat wajib.

2. Premi/iuran berdasar prosentasi pendapatan/ gaji.

3. Premi/iuran ditanggung bersama oleh tempat bekerja/perusahaan dan tenaga kerja.

4. Peserta/tenaga kerja dan keluarganya memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan.

5. Peserta/tenaga kerja memperoleh kompensasi selama sakit.

6. Peranan Pemerintah besar.

Page 47: Asuransi kesehatan - copy

2. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI KESEHATAN KOMERSIAL

1. Kepesertaan bersifat sukarela.

2. Premi/iuran berdasar angka absolut, sesuai dengan perjanjian/kontrak.

3. Peserta/tenaga kerja dan keluarganya memperoleh santunan biaya pelayanan kesehatan sesuai perjanjian/kontrak (tidak komprehensif).

4. Peranan Pemerintah relatif kecil.

Page 48: Asuransi kesehatan - copy

PENYIMPANGAN ASURANSI SOSIAL TERHADAP ASURANSI KOMERSIAL

1. Kepesertaan dalam asuransi sukarela diubah menjadi bersifat wajib2. Asuransi sukarela bersumber perjanjian, asuransi sosial bersumber

peraturan perundang-undangan3. Penutupan perjanjian asuransi komersial bersifat individual,

asuransi sosial bersifat kolektif4. Asuransi komersial masalah risiko dan evenement merupakan hak

tertanggung untuk memilihnya, asuransi sosial masalah risiko dan evenement ditentukan peraturan perundang-undangan

5. Asuransi komersial diadakan perimbangan antara premi dengan gantirugi/santunan berdasarkan keadilan individu, asuransi sosial berdasarkan sistem progresif

6. Ditutupnya asuransi komersial berdasarkan seleksi risiko yang dihadapi, asuransi sosial risiko berdasarkan peraturan perundang-undangan

Page 49: Asuransi kesehatan - copy

PROGRAM ASURANSI KESEHATAN

A. Asuransi Kesehatan Ganti Rugi Tradisional

1. Penanggung memberikan penggantian (reimbursement) secara tunai terhadap biaya yang dikeluarkan oleh peserta untuk perawatannya;

2. PPK (health care providers) hanya memberikan pelayanan kuratif;

3. Biaya kepada PPK dilakukan langsung dari peserta setelah PPK memberikan pelayanan;

4. Peserta bebas memilih PPK

Page 50: Asuransi kesehatan - copy

B. Asuransi Kesehatan Terkendali

1. Memberikan jasa pelayanan kesehatan (services benefits), dan bukan kemanfaatan tunai (non-cash benefits);

2. Pelayanan kesehatan komprehensif berupa kuratif, promotif, preventif dan rehabilitatif ;

3. Imbalan kepada PPK berupa iuran per-Kapita yang dibayarkan didepan; dan

4. Peserta memilih PPK yang telah dikontrak oleh Penanggung (member health providers).

Dengan demikian peserta memperoleh pelayanan kesehatan yang komprehensif. Tetapi terbatas pilihannya atas PPK dalam memperoleh pelayanan

Page 51: Asuransi kesehatan - copy

PENENTUAN BESARNYA SANTUNAN KESEHATAN

1. Penanggung akan memberikan santunan uang kepada tertanggung sebagai santunan kesehatan untuk setiap kali tertanggung diserang penyakit tanpa mengindahkan besar kecilnya biaya pengobatan/perawatan yang digunakan oleh tertanggung.

2. Penanggung menyediakan dana yang akan digunakan oleh tertanggung untuk berkali-kali tertanggung diserang penyakit, namun jumlah total yang boleh digunakan maksimal sebesar dana yang tersedia.

Page 52: Asuransi kesehatan - copy

PENGENDALIAN BIAYADeduktibelTertanggung diwajibkan membayar sebagian biaya pelayanan kesehatan terlebih dahulu sebelum perusahaan asuransi mulai membayar pelayanan kesehatan.

Co-InsuranceTertanggung diwajibkan membayar sekian prosentase dari seluruh biaya medis yang harus dibayar.

Page 53: Asuransi kesehatan - copy

KEBIJAKAN ASURANSI KESEHATAN

Kebijakan menyangkut sistem pelayanan kesehatan yang “benar’ dan “terbaik” masih merupakan perdebatan politik ekonomi internasional, yaitu (1) apakah pembiayaan kesehatan seharusnya menjadi tanggung jawab negara sehingga disediakan secara sosialistis “cuma-cuma” melalui asuransi sosial, atau sebaiknya (2) diserahkan melalui mekanisme pasar dan pasien membeli pelayanan kesehatan melalui asuransi swasta

Page 54: Asuransi kesehatan - copy

Kebijakan (1) berakar dari aliran demokrasi sosial klasik, yang melahirkan konsepsi negara kesejahteraan (welfare state). Kebijakan (2) berakar dari konsep fundamentalisme pasar (market fundamentalism) yang dianut aliran neoliberalisme

Page 55: Asuransi kesehatan - copy

PENDUKUNG ASURANSI SOSIAL1. Dengan mewajibkan anggota masyarakat untuk

mengikuti asuransi, maka asuransi sosial memungkinkan pengucuran uang bagi pemeliharaan kesehatan

2. Asuransi sosial memastikan adanya sumber pendapatan yang stabil bagi sektor kesehatan

3. Asuransi sosial (terutama sistem “asuransi kesehatan nasional”) tidak mengurangi dana yang tersedia bagi Departemen Kesehatan

4. Asuransi sosial meningkatkan kesehatan para pekerja yang amat vital bagi pertumbuhan negara

5. Apabila memiliki fasilitas-fasilitas sendiri, maka asuransi sosial menggunakan dana dengan lebih efisien daripada sektor swasta

Page 56: Asuransi kesehatan - copy

PENDUKUNG ASURANSI SWASTA

Asuransi berlangsung dalam mekanisme pasar kompetitif, maka semua perusahaan akan berupaya meningkatkan efisiensi dengan menekan biaya serendah mungkin. Pada gilirannya, perusahaan dapat memperoleh keuntungan wajar, dan peserta/tertanggung membayar premi rendah

Page 57: Asuransi kesehatan - copy

PERAN NEGARA1. Government Negara merupakan instansi terpenting yang mengatur segala

sesuatu dalam kehidupan bersama2. Governance

Negara hanya berperan sebagai agen regulator dan agen administratif

3. Negara KesejahteraanMemberikan kekuasaan atau peran yang lebih besar kepada negara, berarti pula menghambat pertumbuhan masyarakat madani. Sebaliknya apabila pilihan jatuh pada masyarakat madani, berarti peran negara harus semakin diminimalisir

4. Sistem CampuranMencampurkan elemen-elemen konsep ekonomi pasar bebas dan negara kesejahteraan

Page 58: Asuransi kesehatan - copy

PELAYANAN KESEHATAN Menurut Pasal 28 H (1) UUD’1945

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Menurut Pasal 34 (3) UUD’1945

Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Page 59: Asuransi kesehatan - copy

BENTUK PELAYANAN KESEHATAN

Menurut Pasal 1 UU No. 36/2009 (Kesehatan)(12) Pelayanan Kesehatan Promotif.

Adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan

kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.(13) Pelayanan Kesehatan Preventif.

Adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.

(14) Pelayanan kesehatan Kuratif.Adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan

penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.

Page 60: Asuransi kesehatan - copy

(15) Pelayanan Kesehatan Rehabilitatif.Adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam

masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan

masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

(16) Pelayanan Kesehatan Tradisional.Adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara

dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun-temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Page 61: Asuransi kesehatan - copy

Menurut Pasal 171 UU No. 36/2009(1) Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5 % (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji.(2) Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10 % (sepuluh persen) dari anggaran pendapatn dan belanja daerah di luar gaji.(3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran endapatn dan belanja daerah.

Menurut Pasal 173 UU No. 36/2009(1) Alokasi pembiayaan kesehatan yang bersumber dari swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 ayat (3) dimobilisasi melalui sistem jaminan sosial nasional dan/atau asuransi kesehatan komersial.

Page 62: Asuransi kesehatan - copy

PEMBIAYAN KESEHATAN Sistem Pembiayaan yang Adil:

Adalah bahwa beban biaya kesehatan dari biaya perorangan tidak memberatkan penduduk.

Aspek Pembiayaan yang adil pada umumnya diartikan sebagai pembiayaan kesehatan yang adil dan merata atau merata berkeadilan, adalah bahwa beban biaya kesehatan dari kantong perorangan tidak memberatkan penduduk.

Pembiayaan kesehatan yang adil dan merataAdalah pembiayaan di mana seseorang mampu mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya dan membayar pelayanan tersebut sesuai dengan kemampuannya membayar.

Page 63: Asuransi kesehatan - copy

HUKUM PEMBIAYAAN KESEHATAN “The law of medical money “

Hukum yang mengatakan, berapapun jumlah uang yang disediakan untuk pelayanan kesehatan akan habis, mengingat kebutuhan (needs) dari para konsumen dan keinginan dari para “Health provider” untuk menyelenggarakan tingkat pelayanan kesehatan itu akan selalu disesuaikan dengan uang yang tersedia.

Page 64: Asuransi kesehatan - copy

SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

Sistem Pelayanan Kesehatan Nasional. Sistem Asuransi Kesehatan Sosial/Nasional. Sistem Jaminan Sosial.

Page 65: Asuransi kesehatan - copy

SISTEM JAMINAN SOSIAL

Menurut Pasal 34 (2) UUD’1945.

Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

Page 66: Asuransi kesehatan - copy

PROGRAM JAMINAN SOSIAL Program Jangka Pendek.

Adalah program jaminan sosial jangka pendek yang langsung dapat dinikmati pesertanya (mis: program jaminan kesehatan).Program jangka pendek memerlukan tersedianya dana setiap saat, karena kejadian sakit bisa terjadi setiap saat.

Program Jangka Panjang.Adalah program jaminan sosial jangka panjang yang baru bisa dinikmati (mis: program jaminan pensiun/hari tua).Program jangka panjang terbuka peluang akumulasi dana yang sangat besar, karena dana tersebut tidak setiap saat digunakan.

Page 67: Asuransi kesehatan - copy

MASALAH PROGRAM JAMINAN SOSIAL

Dari mana dana untuk membiayai program jaminan sosial tersebut ?

Janis program apa saja yang dapat dinikmati oleh masyarakat ?

Bagaimana dan siapa penyelenggara program jaminan sosial ?

Page 68: Asuransi kesehatan - copy

CIRI PROGRAM JAMINAN SOSIAL

1. Tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi sebuah negara.

2. Ada peran peserta untuk ikut membiayai program jaminan sosial, melalui mekanisme asuransi, baik sosial/komersial.

3. Kepesertaan bersifat wajib, sehingga hukum the law of large numbers cepat terpenuhi.

4. Peran negara besar, baik dalam regulasi, kebijakan maupun penyelenggaraan program jaminan sosial.

Page 69: Asuransi kesehatan - copy

5. Bersifat not for profit, seluruh nilai tambah hasil investasi harus dikembalikan untuk peningkatan jaminan program jaminan sosial.

6. Penyelenggara program jaminan sosial harus dapat diselenggarakan dengan penuh kehati-hatian, transparan, akuntabel, mengingat terkait kebutuhan masyarakat yang jumlahnya besar dan sifat jaminan sosial yang harus berkelanjutan (sustainable).

Page 70: Asuransi kesehatan - copy

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL(UU NO. 40/2004)

Pasal 1 (1) UU No. 40/2004 Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial

untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak

Pasal 1 (2) UU No. 40/2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara

penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial

Page 71: Asuransi kesehatan - copy

KARAKTERISTIK PROGRAM JAMINAN SOSIAL

1. Program Jaminan Sosial biasanya ditentukan oleh pihak pemerintah2. Program Jaminan Sosial memberikan kepada perorangan berupa

pembayaran tunai atau dalam bentuk pelayanan, sebagai ganti rugi akibat suatu risiko

3. Ditinjau dari jangka waktua. Long Term Risk

Program-program yang termasuk mengelola suatu risiko jangka waktu panjangb. Short Term Risk

Program-program jaminan yang dapat dikategorikan mengelola risiko jangka waktu pendek

Page 72: Asuransi kesehatan - copy

4. Ditinjau dari pendekatan pelaksanaan program jaminan sosial, terdiri dari:

a. Pelayanan Umum

Untuk memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat umum dengan biaya yang relatif rendah (Puskesmas)

b. Bantuan Sosial

Biasanya bersifat sesaat dan jangka pendek serta tidak ada iuran atau kontribusi dari peserta (Bencana Alam)

Page 73: Asuransi kesehatan - copy

ASURANSI SOSIAL

Pasal 1 (3) UU No. 40/2004

Asuransi Sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya

Page 74: Asuransi kesehatan - copy

Asuransi Sosial adalah asuransi yang pada dasarnya memberikan perlindungan kepada masyarakat luas, terhadap semua kemungkinan kerugian yang diderita di luar kemampuan orang-orang pribadi, sehingga asuransi sosial menyangkut kepentingan masyarakat, yang ditanggung oleh penanggung berupa risiko kolektif dari masyarakat atau sebagian anggota masyarakat tertentu.

Page 75: Asuransi kesehatan - copy

PROGRAM JAMINAN SOSIAL

Pasal 18 UU No. 40/2004

a. Jaminan Kesehatan

b. Jaminan Kecelakaan Kerja

c. Jaminan Hari Tua

d. Jaminan Pensiun

e. Jaminan Kematian

Page 76: Asuransi kesehatan - copy

POLA HUBUNGAN ASURANSI KESEHATAN

1. Pola Hubungan Bipartit

Premi

Peserta Penyelenggara Askes Ganti Rugi/Pelayanan

2. Pola Hubungan Tripartit

Premi

Peserta Penyelenggara AskesPelayanan Biaya Pelayanan

Provider (PPK)

Page 77: Asuransi kesehatan - copy

ASURANSI KESEHATAN Risiko sakit perorangan Kelompok The Law of Large Number The Law of Average Ketidak-pastian Pasti

Prinsip:1. Membayar premi Benefit/santunan

Kecil dalam jumlah besar

2. Melindungi tertanggung dari risiko ekonomi apabila sakit

Page 78: Asuransi kesehatan - copy

FRAUD(Kecurangan Pelayanan Kesehatan)

Menurut “Black’s Law Dictionary” Fraud adalah kesengajaan melakukan kesalahan terhadap kebenaran untuk tujuan mendapatkan sesuatu yang bernilai atas kerugian orang lain atau kesalahan representasi suatu fakta, baik dengan kata maupun tindakan; kesalahan alegasi (mendakwa orang melakukan tindakan kriminal), menutupi sesuatu yang harus terbuka, menerima tindakan atau sesuatu yang salah dan merencanakan melakukan sesuatu yang salah kepada orang lain sehingga dia bertindak di atas hukum yang salah

Page 79: Asuransi kesehatan - copy

KECURANGAN PELAYANAN KESEHATAN

Adalah kesengajaan melakukan kesalahan atau memberikan keterangan yang salah (misrepresentasi) oleh seseorang atau entitas yang mengetahui hal itu dan dapat menghasilkan sejumlah manfaat yang tidak legal kepada individu, entitas atau pihak lain.

Page 80: Asuransi kesehatan - copy

ELEMEN-ELEMEN TERJADINYA FRAUD

Fakta pernyataan materiil harus dibuat; Pernyataan adalah salah dan orang yang membuat

mengetahui hal tersebut salah; Orang yang membuat pernyataan harus merencanakan

untuk menerima tindakan tersebut salah atau membuat orang lain salah karena pernyataan tersebut;

Orang yang dituju pernyataan salah tersebut diharapkan bertindak atas dasar pernyataan tersebut;

Pernyataan salah dibuat seseorang dengan harapan mendapat sesuatu yang bernilai atau membuat sesuatu yang merugikan kepihak yang dituju oleh pernyataan tersebut.

Page 81: Asuransi kesehatan - copy